BAB I PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai batuan dan kondisi pembentukannya. Ada tiga cabang petrologi, berkaitan dengan tiga tipe batuan: beku, metamorf, dan sedimen. Kata petrologi itu sendiri berasal dari kata Bahasa Yunani petra, yang berarti "batu". Petrologi batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan beku (batuan seperti granit atau basalt yang telah mengkristal dari batu lebur atau magma). Batuan beku mencakup batuan volkanik dan plutonik. Batuan piroklastik adalah batuan yang terbentuk dari letusan gunung api (berasal dari pendinginan dan pembekuan magma) namun seringkali bersifat klastik. Petrologi batuan sedimen berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan sedimen (batuan seperti batu pasir atau batu gamping yang mengandung partikel-partikel sedimen terikat dengan matrik atau material lebih halus). Petrologi batuan metamorf berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan metamorf (batuan seperti batu sabak atau batu marmer yang bermula dari batuan sedimen atau beku tetapi telah melalui 1 PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK
Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai
batuan dan kondisi pembentukannya. Ada tiga cabang petrologi, berkaitan dengan
tiga tipe batuan: beku, metamorf, dan sedimen. Kata petrologi itu sendiri berasal
dari kata Bahasa Yunani petra, yang berarti "batu".
Petrologi batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan
beku (batuan seperti granit atau basalt yang telah mengkristal dari batu
lebur atau magma). Batuan beku mencakup batuan volkanik dan plutonik.
Batuan piroklastik adalah batuan yang terbentuk dari letusan gunung api
(berasal dari pendinginan dan pembekuan magma) namun seringkali
bersifat klastik.
Petrologi batuan sedimen berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan
sedimen (batuan seperti batu pasir atau batu gamping yang mengandung
partikel-partikel sedimen terikat dengan matrik atau material lebih halus).
Petrologi batuan metamorf berfokus pada komposisi dan tekstur dari
batuan metamorf (batuan seperti batu sabak atau batu marmer yang
bermula dari batuan sedimen atau beku tetapi telah melalui perubahan
kimia, mineralogi atau tekstur dikarenakan kondisi ekstrim dari tekanan,
suhu, atau keduanya).
Petrologi memanfaatkan bidang klasik mineralogi, petrografi mikroskopis, dan
analisa kimia untuk menggambarkan komposisi dan tekstur batuan. Ahli petrologi
modern juga menyertakan prinsip geokimia dan geofisika dalam penelitan
kecenderungan dan siklus geokimia dan penggunaan data termodinamika dan
eksperimen untuk lebih mengerti asal batuan. Petrologi eksperimental
menggunakan perlengkapan tekanan tinggi, suhu tinggi untuk menyelidiki
geokimia dan hubungan fasa dari material alami dan sintetis pada tekanan dan
suhu yang ditinggikan. Percobaan tersebut khususnya berguna utuk menyelidiki
batuan pada kerak bagian atas dan mantel bagian atas yang jarang bertahan dalam
perjalanan kepermukaan pada kondisi asli.
1
PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK
1. Pengertian Batuan Piroklastik
Batuan piroklastik atau pyroclastics (berasal dari bahasa Yunani πῦρ, yang
berarti api; dan κλαστός, yang berarti rusak) adalah bebatuan clastic semata-mata
atau terutama terdiri dari material vulkanik. Mana materi vulkanik telah diangkut
dan ulang melalui tindakan mekanis, seperti oleh angin atau air, batu-batuan ini
disebut volcaniclastic. Umumnya terkait dengan aktivitas gunung berapi ledakan -
seperti Plinian atau letusan Krakatau gaya, atau letusan phreatomagmatic -
piroklastik deposito yang umumnya terbentuk dari udara abu, dan bom lapilli atau
blok yang dikeluarkan dari gunung berapi itu sendiri, dicampur dengan negara
hancur batu.
Batuan piroklastik dapat terdiri dari berbagai macam ukuran clast; dari
agglomerates terbesar, dengan sangat halus dan tuffs abu. Pyroclasts dengan
ukuran yang berbeda diklasifikasikan sebagai bom vulkanik, lapilli dan abu
vulkanik. Abu dianggap piroklastik karena debu halus terbuat dari batu vulkanik.
Salah satu bentuk yang paling spektakuler adalah deposito piroklastik ignimbrites,
deposito dibentuk oleh suhu tinggi gas dan abu campuran dari aliran piroklastik
acara.
Tiga jenis transportasi dapat dibedakan: aliran piroklastik, aliran
piroklastik, dan piroklastik jatuh. Selama letusan Plinian, batu apung dan abu
yang terbentuk ketika magma silicic terpecah dalam saluran vulkanik, karena
dekompresi dan pertumbuhan gelembung. Pyroclasts kemudian entrained dalam
letusan apung membanggakan yang dapat naik beberapa kilometer ke udara dan
menyebabkan bahaya penerbangan. Partikel jatuh dari awan letusan bentuk
lapisan di tanah (ini jatuh atau tephra piroklastik). Piroklastik kerapatan arus, yang
disebut sebagai 'aliran' atau 'gelombang', tergantung pada konsentrasi partikel dan
tingkat turbulensi, kadang-kadang disebut bercahaya longsoran. Deposit batu
apung yang kaya aliran piroklastik dapat disebut ignimbrites.
Sebuah letusan piroklastik mensyaratkan meludah atau "fountaining" lava, di
mana lava akan dilemparkan ke udara bersama abu, bahan piroklastik, dan
vulkanik produk sampingan lainnya. Hawaii letusan seperti di Kilauea dapat
mengeluarkan gumpalan magma ditangguhkan menjadi gas; ini disebut 'api air
2
PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK
mancur'. Pembekuan magma, jika cukup panas mungkin menyatu atas arahan
untuk membentuk aliran lahar. Terdiri dari endapan piroklastik yang tidak
pyroclasts disemen bersama-sama. Batuan piroklastik (tuff) adalah deposito
piroklastik yang telah lithified.
Batuan piroklastik adalah batuan yang terbentuk dari letusan gunung api
(berasal dari pendinginan dan pembekuan magma) namun seringkali bersifat
klastik. Menurut william (1982) batuan piroklastik adalah batuan volkanik yang
bertekstur klastik yang dihasilkan oleh serangkaian proses yang berkaitan dengan
letusan gunung api, dengan material asal yang berbeda, dimana material penyusun
tersebut terendapkan dan terkonsolidasi sebelum mengalami transportasi
(“rewarking”) oleh air atau es.
Pada kenyataannya, batuan hasil letusan gunung api dapat berupa suatu hasil
lelehan yang merupakan lava yang telah dibahas dan diklasifakasikan ke dalam
batuan beku, serta dapat pula berupa produk ledakan atau eksplosif yang bersifat
fragmental dari semua bentuk cair, gas atau padat yang dikeluarkan dengan jalan
erupsi.
Berdasarkan proses keterbentukan yang dialaminya, batuan piroklastik
dibedakan menjadi enam tipe, antara lain :
1. Tipe I
Batuan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat volkanik jatuh ke darat yang
kering dengan medium udara saja, kemudian mengalami litifikasi membentuk
batuan fragmental. Jadi batuan piroklastik ini belum mengalami pengangkutan.
2. Tipe II
Bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat volkanik ke tempat
pengendapannya di daratan yang kering dengan media gas yang dihasilkan dari
magma sendiri yang merupakan aliran abu yang merupakan onggokan aliran
litifikasi dan membentuk batuan fragmental.
3. Tipe III
3
PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK
Bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat erupsi yang jatuh ada suatu
tubuh perairan (baik darat maupun laut) yang tenang arusnya sangat kecil.
Onggokan tersebut belum tercampur dengan material lain dan tidak juga
mengalami “re-warking”.
4. Tipe IV
Bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat eruosi yang jatuh pada suatu
tubuh perairan (baik darat maupun laut) yang arusnya aktiv (begerak). Sebelum
mengalami litifikasi mengalami ‘re-warking’ dan dapat bercampur dengan batuan
lain yang dihasilkan akan mempunyai struktur sedimen biasa.
5. Tipe V
Bahan piroklastik yang telah jatuh sebelum mengalami pelapukan kemudian
diangkut dan diendapkan di tempat lain (bisa laut, bisa cekungan di daratan)
dengan media air. Hasilnya batuan sedimen dengan asal-usulnya adalah bahan-
bahan piroklastik, dengan struktur sedimen biasa.
6. Tipe VI
Bahan piroklastik yang telah jatuh sudah mengalami proses-proses litifikasi,
kemudian diendapkan kembali ketempat yang lain. Batuan yang dihasilkan adalah
batuan sedimen dengan propenan piroklastik (Epiklastik).
2. Faktor-Faktor yang Diperhatikan Dalam Deskripsi Batuan
Piroklastik
a. Warna Batuan
Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya.mineral
penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya
sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk
batuan yang mempunyai tekstur gelasan.
4
PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK
b. Tekstur Batuan
Pengertian tekstur batuan piroklastik mengacu pada kenampakan butir-butir
mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi Glassy dan Fragmental.
Pengamatan tekstur meliputi :
1. Glassy
Glassy adalah tekstur pada batuan piroklastik yang nampak pada batuan tersebut
ialah glass.
2. Fragmental
Faragmental ialah tekstur pada batuan piroklastik yang nampak pada batuan
tersebut ialah fragmen-fragmen hasil letusan gunung api.
c. Struktur Batuan
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan
yang berbeda.pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada
pengamatan dalam skala besar atau singkapan dilapangan.pada batuan beku
struktur yang sering ditemukan adalah:
a. Masif : bila batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-lubang
gas
b. Vesikular : dicirikandengan adanya lubang-lubang gas,sturktur ini
dibagi lagi menjadi 3 yaitu:
Skoriaan : bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
Pumisan : bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
Aliran : bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun
lubang gas.
c. Amigdaloidal : bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral
sekunder.
d. Berlapis : bila dalam batuan tersebut terdapat lapisan-lapisan
endapan dari fragmen-fragmen letusan gunung api.
d. Derajat Kristalisasi
Derajat kristalisasi mineral dalam batuan beku, terdiri atas 3 yaitu :
5
PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK
Holokristalin
Tekstur batuan beku yang kenampakan batuannya terdiri dari
keseluruhan mineral yang membentuk kristal, hal ini menunjukkan bahwa
proses kristalisasi berlangsung begitu lama sehingga memungkinkan
terbentuknya mineral - mineral dengan bentuk kristal yang relatif
sempurna.
Hipokristalin
Tekstur batuan yang yang kenampakannya terdiri dari sebagaian
mineral membentuk kristal dan sebagiannya membentuk gelas, hal ini
menunjukkan proses kristalisasi berlangsung relatif lama namun masih
memingkinkan terbentuknya mineral dengan bentuk kristal yang kurang.
Holohyalin
Tekstur batuan yang kenampakannya terdiri dari mineral yang
keseluruhannya berbentuk gelas, hal ini menunjukkan bahwa proses
kristalisasi magma berlangsung relatif singkat sehingga tidak
memungkinkan pembentukan mineral - mineral dengan bentuk yang
sempurna.
e. Ukuran Batuan
Ukuran batuan yang dihasilkan dari letusan gunung api terbagi menjadi 4, antara
lain :
1. Bomb ( d > 64 mm)
Bomb adalah gumpalan-gumpalan lava yang mempunyai ukuran lebih besar
dari 64 mm.
2. Block (d > 64 mm)
Block adalah batuan piroklastik yang dihasilkan oleh erupsi eksplosif dari
fragmen batuan yang sudah memadat lebih dulu dengan ukuran lebih besar dari 64
mm.
6
PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK
3. Lapili (d = 2 – 64 mm)
Lapili berasal dari bahasa latin lapillus, yaitu nama untuk hasil erupsi ekplosif
gunung api yang berukuran 2 mm – 64 mm.
4. Debu / ash (d < 2 mm)
Debu adalah batuan piroklastik yanh berukuran 2 mm – 1/256 mm yang
dihasilkan oleh pelelmparan dari magma akibat erupsi ekplosif.
f. Bentuk Batuan Piroklastik
Bentuk batuan dalam batuan piroklastik sama halnya dengan teksturnya, antara
lain :
1. Glassy
Glassy adalah bentuk tekstur pada batuan piroklastik yang nampak pada batuan
tersebut ialah glass.
2. Fragmental
Faragmental ialah bentuk tekstur pada batuan piroklastik yang nampak pada
batuan tersebut ialah fragmen-fragmen hasil letusan gunung api.
7
PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK
HASIL PRAKTIKUM
1. Batuan no. 3P
Deskripsi :
Warna : Kecoklatan
Sifat batuan : Basa
Struktur : Vesikuler
Derajat kristalisasi : Holohyalin
Tekstur : Glass
Ukuran : Bomb
Bentuk : Masa dasar Glass
Nama Batuan : Scoria
Petrogenesa : Terbentuk dari batuan piroklastik lava yang dikeluarkan
dari gunung berapi.
1 2
2. Batuan no. 16B
Deskripsi :
Warna : Hitam
Struktur : Massive
Derajat kristalisasi : Hipokristalin
Tekstur : Fragmental
Ukuran : Lapili (2 – 64 mm)
Bentuk : Fragmental
8
PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK
Komposisi(mineralogy)
Nama mineral 1 : Plagioklas
Warna : Putih
Kilap : Vitreous
Kekerasan : 6 – 6,5
Pecahan : uneven
Balahan : tidak jelas terlihat
Bentuk Kristal : monoclin
Jumlah dalam % : 30 %
Nama mineral 2 : Hornblende
Warna : hitam
Kilap : vitreous
Kekerasan : 5-6
Pecahan : unneven
Balahan : 2,1
Bentuk Kristal :ortorombic
Jumlah dlam % : 20 %
Nama Batuan : Lapili Stone
Petrogenesa : Terbentuk didalam permukaan bumi, tetapi mineral ada
yang belum membentuk kristal.
9
PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK
3. Batuan no. 11X
Deskripsi :
Warna : Coklat kemerahan
Sifat batuan : Asam
Struktur : Massive
Derajat kristalisasi : Holohyalin
Tekstur : Glassy
Ukuran : Bomb
Bentuk : Glassy
Nama Batuan : Pumice
Petrogenesa : terbentuk dari magma siliceous smapai intermediet dan
terbentu di luar pemukaan
4. Batuan no. 7Y
Deskripsi :
Warna : Putih terang
Struktur : Berlapis
Derajat kristalisasi : Holohyalin
Tekstur : Fragmental
Ukuran : ash (abu) d<2 mm
Bentuk :Fragmental
Nama Batuan : Tuff
Petrogenesa : Terbentuk diluar permukaan bumi merupakan hasil letusan gunung api yang kemudian diendapkan.
10
PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK
5. Batuan no. 1
Deskripsi :
Warna : Hitam Mengkilat
Struktur : Massive
Derajat kristalisasi : Holohyalin
Tekstur : Glassy
Ukuran : Bomb
Bentuk : Glassy
Jumlah dalam % : 100 % Gelas
Nama Batuan : Obsidian
Petrogenesa : Terbentuk secara Rapidly sehingga tidak sempat membentuk kristal dan terbentuk di permukaan.
11
PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK
BAB II
Pembahasan Hasil Praktikum
Pada praktikum petrologi acara batuan beku kali ini, pengamatan yang
dilakukan adalah pengamatan secara megaskopis dengan tujuan untuk
menganalisis kemudian melakukan pemerian nama batuan. Peraga batuan yang
diamati ada lima macam, antara lain:
1. Scoria
Batuan scoria, yang memiliki kenampakan
warna yaitu kecokelatan, sifat batuan dari
scoria yaitu basa, struktur batuannya vesikuler,
dan derajat kristalisasinya holohyalin dimana
komposisi mineral penyusunnya mayoritas
adalah glass, tekstur pada scoria ialah glassy
dengan
ukuran batuannya ialah bomb (d>64 mm). Sadangkan bentuk dari scoria ialah
masa dasar glass. Petrogenesa dari batu scoria ini ialah Terbentuk dari batuan
piroklastik lava yang dikeluarkan dari gunung berapi.
Scoria adalah jenis batuan tekstur dan bukan batu yang diklasifikasikan
oleh mineralogi atau kimia. Terbentuk dari lava yang kaya volatiles atau gas tetapi
kurang kental dari lava membentuk batu apung. Ketika batuan cair meningkat
dalam pipa vulkanik, gas mulai terbentuk dan mengumpulkan dan gas-gas yang
membentuk gelembung besar dalam lava. Batu dipadatkan yang dihasilkan adalah
Scoria. Meskipun ruang terbuka di dapat Scoria batu besar umumnya lebih berat
daripada air yang tidak seperti kebanyakan batu apung bisa mengapung di atas air.
Beberapa bentuk dari Scoria lavas yang mengalir keluar dari gunung
berapi dan beberapa Scoria dapat piroklastik. Terbentuk dari batuan piroklastik
lava yang dikeluarkan dari gunung berapi. Scoria yang juga dikenal sebagai abu,
merupakan komponen utama cinder cone. Sebuah kerucut cinder adalah kecil
12
PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK
tetapi tipe gunung berapi yang sangat umum. Cinder cone juga telah disebut
Scoria cones. Cinder cone jarang tumbuh sangat besar, tetapi kadang-kadang
bentuk yang sangat simetris bukit-bukit berbentuk kerucut. Scoria tidak memiliki
banyak kegunaan. Bahkan nama ini berasal dari sebuah istilah untuk sampah.
Namun dapat digunakan sebagai batu hias yang menarik dengan warna
kemerahan. Sebagian besar patung-patung Pulau Paskah disebut Moai telah Scoria
batu dalam desain mereka.
Bagaimana terbentuk
Karena peningkatan tekanan magma pertemuan lebih rendah, gas terlarut
dapat exsolve dan membentuk vesikula. Beberapa vesikula terjebak ketika magma
menggigil dan membeku. Biasanya vesikula kecil, bulat dan tidak menimpa satu
sama lain, bukannya mereka membuka satu sama lain dengan sedikit distorsi.
Kerucut vulkanik Scoria dapat ditinggalkan setelah letusan, biasanya membentuk
gunung dengan kawah di puncak. Contoh adalah Gunung Wellington, Auckland
di Selandia Baru, yang seperti Three Kings di selatan kota yang sama telah
banyak digali. Quincan, bentuk unik Scoria, yang digali di Gunung Quincan di
Far North Queensland, Australia. Pertambangan dari Puna Pau on Rapa Nui /
Pulau Paskah adalah sumber Scoria berwarna merah yang digunakan orang untuk
rapanui mengukir yang pukao (atau topknots) untuk patung-patung Moai khas
mereka, dan untuk mengukir beberapa Moai dari. Reticulite ( "benang-renda
Scoria") berbeda dari Scoria untuk menjadi kurang padat. Ini dibentuk dari lapisan
tipis buih terjadi pada beberapa aliran lava basaltik karena pecahnya vesikel
dinding. Benang kaca yang tipis adalah perpotongan vessicles meledak. Ini adalah
batu yang paling ringan di Bumi, dengan bobot kurang dari 0,3. Kerangka kerja
yang halus-renda benang Scoria begitu terbuka bahwa rata-rata porositas 98-99%.
13
PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK
2. Lapili Stone
Lapili stone yang memiliki
kenampakan warna yaitu hitam, struktur
batuannya massive, dan derajat
kristalisasinya hipokristalin dimana
komposisi mineral penyusunnya mayoritas
adalah glass dan kristal, tekstur pada lapili
stone ialah fragmental dengan
ukuran batuannya ialah lapili (d= 2 - 64 mm). Sedangkan bentuk dari lapili stone
ialah fragmental. Petrogenesa dari lapili stone ini ialah terbentuk didalam
permukaan, tetapi mineral ada yang belum membentuk kristal yang utuh. Lapili
stone memilki komposisi mineral dalam batuannya, mineralnya ialah plagioklas
dan hornblende (amphibol). Masing-masin jumlah dalam % dalam batuannya
ialah plagioklase 30% dan amphibol 20%.
a. Mineral plagioklase
Mineral pagioklase kilapnya vitreous, warna yang tampak yaitu putih,
kekerasan yang dimiliki oleh mineral hornblande yaitu 6 – 6,5, pecahannya
concoidal to uneven, belahannya ialah 2,1 - basal, system kristalnya yaitu
monoclinic atau ortorombik, prosentase mineral hornblende pada lapili stone saat
pengamatan yaitu mencapai 30%.dari prosentase plagioklase seperti itu dapat di
asumsikan bahwa lapili stone tersebut tergolong lapili stone – plagioklase. mineral
plagioklase pada lapilin stone kristalnya masih kurang begitu sempuna, karena hal
ini dipengaruhi oleh proses pembentukan dari kristal tersebut yang tidak
sempurna.
b. Mineral Hornblande
Mineral Hornblande kilapnya vitreous – dull, warna yang tampak yaitu
hitam,kekerasan yang dimiliki oleh mineral hornblande yaitu 5 – 6,pecahannya
uneven,belahannya hampir tidak dapat terlihat,system kristalnya yaitu monoclinic
14
PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK
atau ortorombik,prosentase mineral hornblende pada andesit saat pengamatan
yaitu mencapai 40%.dari prosentase hornblende seperti itu dapat di asumsikan
bahwa andesit tersebut tergolong andesit – hornblende. . Sangat gelap coklat
hornblendes hitam yang mengandung titanium yang biasa disebut basaltik
hornblende, dari kenyataan bahwa mereka biasanya merupakan konstituen dari
basalt dan batu yang terkait.Common Hornblende adalah konstituen dari banyak
batuan beku dan batuan metamorf seperti granit, syenite, diorite, gabbro, basal,
andesit, gneiss, dan schist.Ini adalah mineral utama dari amphibolites.
3. Pumice
Batuan pumice yang memiliki kenampakan
warna yaitu coklat kemerahan, struktur batuannya
massive, sifat batuannya ialah asam, derajat
kristalisasinya holohyalin dimana komposisi mineral
penyusunnya mayoritas adalah glass, tekstur pada
batuan pumice ialah glassy dengan ukuran batuannya
ialah Bomb (d > 64 mm). Sedangkan bentuk dari pumice ialah glassy. Petrogenesa
dari batuan pumice ialah terbentuk dari batuan asam yang terbetuk dari letusan
gunung api.
Batu apung adalah tekstur batu dan bukan batu yang diklasifikasikan oleh
mineralogi atau kimia. Hal ini pada dasarnya busa yang dipadatkan bentuk dari
lava kaya volatiles atau gas. Bila batuan cair adalah effervesing ke titik
membentuk buih dan kemudian solidifes, batu apung adalah hasilnya. Batu apung
memiliki banyak ruang terbuka atau vesicules dalam bentuk bulat gelembung,
linier rongga tabung atau tidak teratur. Ada begitu banyak porositas dalam batu
apung yang ada lebih sering kosong daripada batu sebenarnya dan bahkan
beberapa batu apung dapat benar-benar mengapung di atas air.
Beberapa gunung berapi yang terkait laut telah menghasilkan apa yang
dikenal sebagai rakit apung. Mengambang sebenarnya pulau-pulau mini terbuat