Laporan PraktikumOpeasi Teknik Kimia IDosen PembimbingMaria
Paratenta, ST. MT
Perpindahan Panas Secara Konduksi
DISUSUN OLEH:NAMA:Agustina(1307035841)Gustia Mery
Indriasy(1307035803)Ricky Putra Siregar(1307035722)KELOMPOK : VIII
(DELAPAN)
Tgl Praktikum 27-09-2014Tgl Penyerahan 26-10-2014
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS
RIAUPEKANBARU2014ABSTRAK
Perpindahan kalor adalah perpindahan energi yang disebabkan oleh
perbedaan temperatur. Kalor berpindah dari suatu titik yang bersuhu
tinggi menuju titik lain yang bersuhu lebih rendah. Perpindahan
kalor terbagi atas tiga mekanisme perpindahan, yaitu konveksi,
konduksi, dan radiasi.Perpindahan kalor secara konduksi termasuk
peristiwa perpindahan panas denganperantara yang bersifat
konduktor.Perpindahan kalor konduksi merupakan perpindahan kalor
yang terjadi jika dalam suatu bahan yang bersifat kontinu terdapat
gradient suhu, dimana kalor akan mengalir tanpa disertai oleh suatu
gerakan zat. Prinsip dasarnya adalah jika ada dua benda dengan suhu
yang berbeda dan kalor menyentuh langsung bidang permukaan zat,
maka kalorakan mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke
benda yang bersuhu lebih rendah.Setiap benda mempunyai
konduktivitas termal (kemampuan mengalirkan panas) tertentuyang
akan mempengaruhi panas yang dihantarkan dari sisi yang panas ke
sisi yang lebihdingin. Semakin tinggi nilai konduktivitas termal
suatu benda, maka semakin cepatbenda tersebut mengalirkan panas
yang diterima dari satu sisi ke sisi yang lain.Percobaan ini
bertujuan untuk menentukan laju aliran kalor melintasi benda padat
satu dimensi pada keadaan steady dan menentukan overall heat
transfer coefficient aliran kalor melintasi kombinasi bahan dalam
susunan seri. Laju aliran kalor yang diperoleh untuk bahan brass
adalah Watt dan Overall Heat Transfer Coefficient yang diperoleh
W/m2 oC. Pada bahan stainless stell laju aliran kalor yang
diperoleh Watt, Overall Heat Transfer Coefficient W/m2 oC. Pada
bahan aluminium laju aliran kalor yang diperoleh Watt dan Overall
Heat Transfer Coefficient yang diperoleh W/m2 oC. Sedangkan untuk
alat HT12 diperoleh nilai laju aliran kalor adalah Watt dan Overall
Heat Transfer Coefficient adalah ... W/m2 oC. Kata kunci :
gradient, konduksi, konduktivitas termal, konduktor, konveksi,
overall heat transfer coefficient, radiasi, steady.
Kalor merupakan salah satu bentuk energi. Kalor adalah energi
yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang
suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan.Kalor bisa
diibaratkan seperti air yang secara spontan mengalir dari tempat
yang tinggi ke tempat yang rendah tanpa peduli berapa banyak air
yang sudah berada di bawah.Panas juga mengalir secara spontan dari
benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur rendah
tidak peduli seberapa besar ukuran kedua benda itu (ukuran benda
menentukan banyaknya kandungan kalor) (Kern, 1965).Suatu zat
menerima atau melepaskan kalor, maka ada dua kemungkinan yang
terjadi.Dua kemungkinan tersebut adalah kalor sensibel (sensible
heat) dan kalor laten (latent heat). Kalor sensibel (sensible heat)
adalah kalor yang dihasilkan pada peristiwa perubahan temperatur
dari zat yang menerima atau melepaskan kalor. Apabila suatu zat
menerima kalor sensibel maka akan mengalami peningkatan temperatur
dan jika zat tersebut melepaskan kalor sensibel maka akan mengalami
penurunan temperatur. Yang kedua adalah terjadi perubahan fase zat.
Kalor jenis ini disebut dengan kalor laten (latent heat). Jika
suatu zat menerima atau melepaskan kalor, pada awalnya akan terjadi
perubahan temperatur, namun demikian hal tersebut suatu saat akan
mencapai keadaan jenuh dan menyebabkan perubahan fase. Kalor yang
demikian itu disebut sebagai kalor laten. Pada suatu zat terdapat
dua macam kalor laten, yaitu kalor laten peleburan atau kalor laten
penguapan (pengembunan). Kalor laten suatu zat biasanya lebih besar
dari kalor sensibelnya, hal ini karena diperlukan energi yang besar
untuk merubah fase suatu zat (MC Cabe, 1985).Suhu adalah ukuran
rata - rata energi kinetik partikel dalam suatu benda. Kalor yang
diberikan dalam sebuah benda dapat digunakan untuk 2 cara, yaitu
untuk merubah wujud benda dan untuk menaikkan suhu benda itu. Besar
kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk
menaikkan suhu tergantung pada :1. kalor jenis benda2. perbedaan
suhu kedua benda3. massa benda(Rudiwarman, 2011).Bila dua buah
benda atau zat yang suhunya berbeda berada dalam kontak termal,maka
kalor akan mengalir (berpindah) dari benda yang suhunya lebih
tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah.Dalam proses perpindahan
energi tersebut tentu ada kecepatan perpindahan panas yang
terjadiatau yang lebih dikenal dengan laju perpindahan
panas.Perpindahan energi kalor ini akan terus berlangsung hingga
kedua benda tersebut mencapai kesetimbangan terperatur (Rudiwarman,
2011). Pengaliran kalor itu dapat berlangsung dengan 3 ragam
mekanisme, yaitu konduksi,konveksi, dan radiasi.Konduksi adalah
perpindahan kalor di mana zat perantaranya tidak ikut berpindah.
Konveksi adalah perpindahan kalor di mana zat perantaranya ikut
berpindah akibat adanya perbedaan massa jenis atau kerapatan.
Radiasi adalah perpindahan kalor secara pancaran yang berupa
gelombang elektromagnetik. Namun akan lebih banyak dibahas tentang
perpindahan kalor secara konduksi (Tim Penyusun, 2014).Perpindahan
kalor secara konduksi adalah proses perpindahan kalor dimana kalor
mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah yang
bertemperatur rendah dalam suatu medium (padat, cair atau gas) atau
antara medium-medium yang berlainan yang bersinggungan secara
langsung sehingga terjadi pertukaran energi dan momentum. Konduksi
tidak disertai dengan perpindahan partikel-partikel dalam zat itu.
Contoh perpindahan kalor secara konduksi adalah perpindahan kalor
pada logam cerek pemasak air atau batang logam pada dinding tungku
(Tim Penyusun. 2014).Gambar 1.1. Perpindahan Panas Konduksi pada
Dinding.
wall
Tpanas
Tdingin
Sumber :Tim Penyusun,2014.Salah satu peristiwa sehari hari yang
menyangkut tentang perpindahan kalor secara konduksi adalah saat
menyeduh teh.Beberapa saat setelah ujung sendoktercelup teh panas,
ujung yang sedang dipegang akan terasa panas juga walaupun tidak
ikut tercelup teh. Proses pindahnya panas dari teh ke sendok itu
adalah perpindahan secara konduksi. Hal ini disebabkan bahwa dalam
setiap benda (sendok) terdapat bagian bagian yang lebih kecil,
yaitu pertikel. Ketika ujung sendok dikenai panas, maka partikel
partikel di ujung sendok tersebut akan bergetar di sekitar
tempatnya dan membentur partikel partikel lain di sekitarnya.
Partikel yang terbentur akan ikut bergetar juga di sekitar
tempatnya dan membentur lagi partikel di sekitarnya. Begitu
seterusnya sampai getaran ini merambat ke ujung yang lain (panas
dan temperatur benda adalah akibat dari sikap brutal
molekul/partikelnya) (Tim Penyusun,2014).
1.2.1 Konduktivitas Thermal(Daya Hantar Panas)Tetapan
kesebandingan (k) adalah sifat fisik bahan atau material yang
disebut konduktivitas termal.Pada umumnya konduktivitas termal itu
sangat tergantung pada suhu.Konduktivitas termal menunjukkan
seberapa cepat bahan itu dapat menghantarkan panas konduksi. Pada
umumnya nilai (k) dianggap tetap, namun sebenarnya nilai k
dipengaruhi oleh suhu (T) (Anonim 1, 2014).Tabel 1.1 Konduktivitas
Termal Berbagai Bahan pada 0 oC.Konduktivitas Termal Bahan
(K)
W/m.CBtu/h . ft . F
Perak ( murni )410237
Tembaga ( murni )385223
Aluminium ( murni )202117
Nikel ( murni )9354
Besi ( murni )7342
Baja karbon, 1% C4325
Timbal (murni)3520,3
Baja karbon-nikel16,39,4
Kuarsa ( sejajar sumbu )41,624
Magnesit4,152,4
Marmar2,08-2,941,2-1,7
Batu pasir1,831,06
Kaca, jendela0,780,45
Kayu maple atau ek0,170,096
Serbuk gergaji0,0590,034
Wol kaca0,0380,022
Air-raksa8,214,74
Air0,5560,327
Amonia0,5400,312
Minyak lumas, SAE 500,1470,085
Freon 12, 22FCCI0,0730,042
Hidrogen0,1750,101
Helium0,1410,081
Udara0,0240,0139
Uap air ( jenuh )0,02060,0119
Karbon dioksida0,01460,00844
Sumber:Rudiwarman, 2011.Konduktivitastermal merupakan
suatubesaran intensifbahanyang menunjukkan
kemampuanuntukmenghantarkan panas (Anonim 2, 2014).Konduktivitas
termal adalah suatu fenomenatransportdimanaperbedaan temperatur
menyebabkan transfer energi termal dari satudaerah benda panas ke
daerah yang sama pada temperatur yang lebihrendah.Konduktivitas
termal dari material adalah laju perpindahan panas dengan konduksi
per satuan panjang per derajat Celcius.Hal ini dinyatakan dalam
satuan W/mC.Berdasarkan daya hantar kalor, benda dibedakan menjadi
dua, yaitu:a. Konduktor bahan yang mudah dalam menghantarkan kalor
(mempunyai konduktivitas yang baik)Contoh :aluminium, besi, baja,
tembagab. Isolatorbahan yang lebih sulit dalam menghantarkan kalor
(mempunyai konduktivitas yang jelek)Contoh :plastik, kayu, kain,
kertas, kaca(Anonim 1, 2014).1.2.2Perpindahan Kalor Konduksi di
dalam Zat PadatAliran kalor konduksi terjadi jika dalam suatu bahan
kontinu terdapat gradient suhu, maka kalor akan mengalir tanpa
disertai oleh suatu gerakan zat. Pada logam-logam padat, konduksi
termal merupakan akibat dari gerakan elektron yang tidak terikat.
Konduktivitas termal berhubungan erat sekali dengan konduktivitas
listrik. Pada zat padat yang bukan penghantar listrik, konduksi
termal merupakan akibat dari transfer momentum oleh masing-masing
molekul di samping gradient suhu. Contoh perpindahan kalor secara
konduksi antara lain: perpindahan kalor pada logam cerek pemasak
air atau batang logam pada dinding tungku (Anonim 4, 2014)Hubungan
dasar yang menguasai aliran kalor melalui konduksi adalah
kesebandingan antara laju aliran kalor melintasi permukaan
isothermal dan gradient suhu yang terdapat pada permukaan itu.
Hubungan umum ini disebut Hukum Fourier yang berlaku pada setiap
lokasi di dalam suatu benda, pada setiap waktu. Hukum tersebut
dapat dituliskan sebagai:(1)dimana A = luas permukaan isothermal
yang tegak lurus terhadap arah aliran kalor(m)n = jarak, diukur
tegak lurus terhadap permukaan itu(m / det)q = laju aliran kalor
melintas permukaan itu pada arah normal terhadap permukaan(kj /
det,W)T = suhu( C, F )k = konstanta proporsionalitas (tetapan
kesebandingan)(W/m.C)(Tim Penyusun,2014).Konduksi pada kondisi
distribusi suhu konstan disebut konduksi keadaan stedi
(steady-state conduction). Pada keadaan stedi, T hanya merupakan
fungsi posisi saja dan laju aliran kalor pada setiap titik pada
dinding itu konstan. Untuk aliran stedi satu-dimensi, persamaan (1)
dapat dituliskan : (2)Konstanta proporsionalitas k di atas adalah
suatu sifat fisika bahan yang disebut konduktivitas termal (Tim
Penyusun,2014).
1.2.3 Aliran Kalor Melintasi Lempeng (Tim Penyusun, Suatu
lempeng rata seperti terlihat pada Gambar 1.1, diandaikan bahwa (k)
tidak tergantung pada suhu dan luas dinding sangat besar
dibandingkan dengan tebalnya, sehingga kehilangan kalor dari
tepi-tepinya dapat diabaikan. Permukaan-permukaan luar dinding
tegak lurus terhadap bidang gambar, dan kedua permukaan itu
isothermal.Arah aliran kalor tegak lurus terhadap dinding. Karena
keadaan stedi, tidak ada penumpukan ataupun pengurasan kalor di
dalam lempeng itu, dan q konstan di sepanjang lintas aliran kalor.
Jika x adalah jarak dari sisi yang panas, maka persamaan 2 dapat
dituliskan :(3)
Gambar 1.2 Pemanasan Suatu Lempeng pada Keadaan Stedi.
T1
T2
x1 x2Sumber :Tim Penyusun,2014.Oleh karena hanya x dan T yang
merupakan variabel dalam Pers. (3), integrasi langsung akan
menghasilkan :(4)Dimana = beda suhu melintas lempeng = tebal
lempeng(Tim Penyusun,2014).Bila konduktivitas termal k berubah
secara linier dengan suhu, maka k diganti dengan nilai rata-rata .
Nilai dapat dihitung dengan mencari rata-rata aritmetik dari k pada
kedua suhu permukaan, T1 dan T2, atau dengan menghitung rata-rata
aritmetik suhu dan menggunakan nilai k pada suhu itu.Persamaan (4)
dapat dituliskan dalam bentuk :(5)dimana R adalah tahanan termal
zat padat antara titik 1 dan titik 2 (Tim Penyusun,2014).
Gambar 1.3Dinding Rata dalam Susunan Serikakbkc
TI
TO
xaxbxcSumber :Tim Penyusun,2014Karena dalam aliran kalor stedi
semua kalor yang melalui tahanan pertama harus seluruhnya melalui
tahanan kedua pula, dan lalu tahanan ketiga, maka qa, qb dan qc
tentulah sama, dan ketiganya dapat ditandai dengan
q.(6)Selanjutnya,(7)atau(8)dimana(9)U adalah overall heat transfer
coefficient2014).Koefisien perpindahan panas menyeluruh (overall
heat transfer coefficient, U)
merupakanaliranpanasmenyeluruhsebagaihasilgabunganproseskonduksidankonveksi.KoefisienperpindahanpanasmenyeluruhdinyatakandenganW/m2oC.
Koefisien perpindahan panas menyeluruh menyatakan mudah atau
tidaknya panas berpindah dari fluida panas ke fluida dingin. Besar
kalor yang mengalir per satuan waktu pada proses konduksi ini
tergantung pada :c. Berbanding lurus dengan luas penampang batangd.
Berbanding lurus dengan selisih suhu kedua ujung batang, dane.
Berbanding terbalik dengan panjang batang(Anonim 2, 2014).
BAB IIMETODOLOGI PERCOBAAN
2.1. AlatAlat alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
HT10X Heat Transfer Service Unit HT11 Linier Heat Conduction
Accessory HT12 Radial Heat Conduction Accesory Chart recorder with
voltage input ( 1V = 100oC) Lempeng aluminium, stainless stell dan
brass
2.2. Prosedur Percobaana. Set-up peralatan Tempatkan HT11 Linier
Heat Conductin Accessory berdekatan dengan HT10X Heat Transfer
Service Unit Pada HT11, selipkan Brass Section atau Stainless Steel
Section atau aluminium antara heated section dan cooled section
Hubungkan 8 termokopel ke HT11dan set VOLTAGE CONTROL potensiometer
keminimum dan switch selector ke MANUAL Hubungkan power heat dari
HT11 ke socket markedO/P3 Service Unit Pastikan bahwa suplai air
pendingin berhubungan kemasukan Pressure Regulating Valve pada
HT11
b. Prosedur Percobaan Alirkan air pendingin atau atur Flow
Control valve pada 1,5 liter/menit dan set heater voltage pada 2
volt (pembacaan pada voltage control potentiometer dan top panel
meter diset ke posisi V) Tunggu sampai HT11 stabil (monitor
temperaturnya dengan lower selector swith/meter) Jika temperaturnya
stabil,catat T1,T2,T3,T6,T7,T8 (0C) dan I (Ampere) dengan
menggunakan bahan brass, stainless stell, dan aluminium Ulangi
percobaan diatas pada voltase 4, 6, dan 8 volt.
BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. HasilPada percobaan ini, dilakukan percobaan dengan tiga
bahan yang berbeda pada HT11, yaitu brass, stainless steel, dan
aluminium beserta satu alat HT12.Tabel 3.1 Pada Lempeng
AluminiumNo.V (Volt)I (Ampere)R(ohm)Q (Watt)K(W/mC)U(W/mC)
110,00004250000,00004-0,001030,072
220,0000922222,20,000050,001080,0917
330,00013230760,000040,00134-0,00888
440,00017223529,40,000040,00179-0,08
Tabel 3.2 Perhitungan Pada Lempengan Brass.No.V (Volt)I
(Ampere)R(ohm)Q (Watt)K(W/mC)U(W/mC)
110,00004250000,000040,00093-0,4
220,0000922222,20,000030,00118-0,5
330,00013230760,000040,004-0,4
440,00017223529,40,000080,0027-0,4
Tabel 3.3 Perhitungan Pada Lempengan Stainless Steel.No.V
(Volt)I (Ampere)R(ohm)Q (Watt)K(W/mC)U(W/mC)
110,00008125000,000080,0026-0,16
220,0000922222,20,000050,0011-0,1
330,00013230760,000040,0009-0,08
440,00017223529,40,000100,010-0,088
Tabel 3.4 Perhitungan PadaHT12 Radial Heat Conduction
AccessoryNo.V (Volt)I (Ampere)R(ohm)Q (Watt)K(W/mC)U(W/mC)
110,00004250000,000010,00059-0.0815
220,0000922222,20,000110,0056-0,088
330,00013230760,000160,0073-0,0084
440,00017223529,40,000250,039-0,084
3.2. PembahasanPercobaan Perpindahan Panas Secara Konduksi ini
bertujuan untuk menentukan laju aliran kalor dan menentukan overall
heat transfer coefficient aliran kalor pada setiap bahan yang
digunakan.Nilai voltage yang digunakan pada setiap bahan adalah
sama. Voltage yang digunakan adalah 1 v, 2 v, 3 v, dan 4 v. Namun,
hasil kuat arus yang didapat memiliki variasi yang berbeda walaupun
ada beberapa yang memiliki kuat arus yang sama. Setelah percobaan
ini dilakukan, hasil nilai konduktivitas thermal, koefisien
perpindahan panas keseluruhan, dan laju aliran kalor memiliki nilai
yang cukup kecil bahkan menyentuh nilai minus.Nilai konduktivitas
thermal, koefisien perpindahan panas keseluruhan, dan laju aliran
kalor yang didapat dari bahan brass adalah 0,00220W/moC, -0,36
W/m2oC, dan 0,0000475 Watt. Nilai konduktivitas thermal, koefisien
perpindahan panas keseluruhan, dan laju aliran kalor yang didapat
dari bahan stainless steel adalah 0,00135W/moC, -0,107W/m2 oC, dan
0,0002925Watt. Nilai konduktivitas thermal, koefisien perpindahan
panas keseluruhan, dan laju aliran kalor yang didapat dari bahan
aluminium adalah 0,000795W/moC, 0,019 W/m2 oC, dan 0,0000425Watt.
Nilai untuk alat HT12 pada masing masing besaran, adalah
0,00668W/moC, 0,07W/m2 oC, dan 0,0013025Watt.Nilai voltage dan kuat
arus yang berbeda beda, akan berpengaruh pada hasil nilai hambatan.
Nilai hambatan yang besar, bila dihubungkan dengan laju aliran
kalor, maka akan menghasilkan laju aliran kalor yang kecil. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin besar nilai hambatan yang didapat,
maka akan semakin kecil nilai laju aliran kalor. Besar nilai kalor
juga mempengaruhi nilai konduktivitas thermal. Bila nilai laju
aliran kalor dihubungakn dengan jarak benda yang konstan, luas
penampang yang konstan, dan perubahan suhu yang konstan, makan akan
menghasilkan nilai konduktivitas thermal yang besar juga. Sama
halnya dengan koefisien perpindahan panas keseluruhan yang
berbanding lurus dengan laju aliran kalor.Berdasarkan literature,
semakin tinggi nilai konduktivitas thermal suatu benda, maka
semakin cepat benda tersebut mengalirkan panas yang diterima dari
satu sisi ke sisi yang lain. Bahan brass menghasilkan nilai
konduktivitas thermalyang tertinggi pada percobaan ini yaitu
0,00220 W/moC dan nilai konduktivitas thermal yang terkecil
diperoleh dari bahah stanless steel, yaitu0,000795W/moC. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa bahan brass merupakan bahan yang tercepat
dalam mengalirkan panas yang diterima dibandingkan bahan yang
lain.Terdapat beberapa hasil minus pada beberapa besaran untuk
setiap bahan.Nilai temperatur yang didapat juga tidak konstan atau
tidak stabil.Hal ini disebabkan karena alat-alat yang digunakan
pada percobaan ini mengalami sedikit masalah, sehingga berpengaruh
pada keakuratan dalam pengukuran temperatur dan kuat arus.Selain
itu, faktor umur alat yang sudah cukup lama juga menjadi salah satu
penyebab kurang akuratnya hasil pengukuran.
Grafik 3.1:
BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KesimpulanBerdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:1. Laju aliran kalorrata rata yang diperoleh
dengan bahan brass yaitu 0,0000475watt. Pada bahan stainless steel
laju aliran kalor rata rata yang diperoleh 0,0002925watt. Pada
bahan aluminium laju aliran kalor rata rata yang diperoleh
0,0000425watt. Sedangkan pada alat HT12 laju aliran kalor rata rata
yang diperoleh adalah 0,001325 watt. 2. Overall heat transfer
coefficientrata rata yang diperoleh dengan bahan brass yaitu -0,36
W/m2oC. Pada bahan stainless steelOverall heat transfer
coefficientrata rata yang diperoleh-0,107W/m2 oC. Pada bahan
aluminiumOverall heat transfer coefficientrata rata yang diperoleh
-0,019 W/m2 oC. Sedangkan Overall heat transfer coefficientrata
rata pada alat HT12 diperoleh 0,07W/m2 oC.3. Konduktivitas termal
rata rata untuk bahan brass adalah 0,0022W/moC. Untuk bahan
aluminium diperoleh rerata 0,00135W/moC. Untuk bahan stanless steel
0,000795W/moC. Sedangkan pada alat HT12 adalah 0,00668W/moC.4.
Bahan brass merupakan bahan yang paling baik dalam mengalirkan
kalor dibandingkan dengan aluminium dan stainless steel.
4.2 Saran Sebaiknya alat yang digunakan pada percobaan tersebut
harus benar-benar efisien, agar hasil yang diperoleh lebih akurat
dan sesuai terhadap literature yang ada.
LAPORAN SEMENTARA
Judul Percobaan : Perpindahan Panas Secara KonduksiKelompok :
VIIINama Kelompok : AgustinaGustia Mery IndriasyRicky Putra
SiregarTabel 1.Hasil percobaan pada HT11 lempeng
brassVIT1T2T3T4T5T6T7T8Fw
10,0433,532,933,2--33,333,432,51,5
20,0934,534,134,2--34,334,433,91,5
30,1336,435,237,7--32,531,835,41,5
40,1737,434,936,0--36,835,535,41,5
Tabel 2.Hasil percobaan pada HT11lempeng
aluminiumVIT1T2T3T4T5T6T7T8Fw
10,0432,931,730,1--30,430,231,81,5
20,0933,031,830,4--30,330,131,81,5
30,1333,131,931,3--30,330,132,21,5
40,1733,232,032,7--30,330,132,21,5
Tabel 3.Hasil percobaan pada HT11 lempeng stainless
steelVIT1T2T3T4T5T6T7T8Fw
10,0833,532,434,6--30,730,232,51,5
20,0933,832,636,0--31,230,632,81,5
30,133432,838,3--31,831,233,11,5
40,1734,132,940,4--32,331,733,21,5
Tabel 4.Hasil percobaan pada HT12VIT1T2T3T4T5T6Fw
10,0430,831,130,430,729,930,51,5
20,0933,032,731,231,330,130,51,5
30,1334,733,832,031,930,630,91,5
40,1737,536,834,033,631,831,61,5
Pekanbaru, 03 Oktober 2014Asisten
LAMPIRAN I (PERHITUNGAN)Xhot = 0,0375 mXint = 0,030 mXcold =
0,0375 mD = 0,025 mA. Perhitungan untuk aluminium1. Pengolahan data
untuk bahan aluminium pada voltase 1 V, dengan kuat arus (I) =
0.00004 A Heat Flow
=0.00004 watt Cross sectional area
= 0.0005m2 Temperature difference in heated sectionThot= T1 T3=
32,9oC 30,1oC= 2,8oC Conductivity in heated section
=0,001 W/moC
Temperature difference in cooled sectionTcold= T6 T8= 30,4 oC
31,8oC= -1,4oC Conductivity in cooled section
= -0,0021W/moC Temperature at hotface of specimen
= 29,3oC Temperature at coldface of specimen
= 30,5oC Temperature difference across specimenTint= Thotface
Tcoldface= 29,3oC 30,5oC= -1,2oC Conductivity in intermediate
section
= -0,002W/moC
=-0,00103 W/moC Overall Heat Transfer Coefficient
= 0,072W/m2 oC2. Pengolahan data untuk bahanAluminium pada
voltase 2 V dengan kuat arus (I) = 0,00009 A Heat Flow
=0,00005 watt Cross sectional area
= 0,0005 m2 Temperature difference in heated sectionThot= T1 T3=
33,0oC 30,4oC = 2,6oC
Conductivity in heated section
= 0,0014W/moC Temperature difference in cooled sectionTcold= T6
T8= 30,3oC 31,8oC= -1,5oC Conductivity in cooled section
= -0,0025W/moC Temperature at hotface of specimen
= 29,7oC
Temperature at coldface of specimen
= 30,4oC Temperature difference across specimenTint= - = 29,7oC
30,4oC= 0,7oC
Conductivity in intermediate section
= 0,0042 W/moC = 0,00108 W/moC Overall Heat Transfer
Coefficient
= 0,0917 W/m2 oC3. Pengolahan data untuk bahanAluminium pada
voltase 3V dengan kuat arus (I) = 0,00013 A Heat Flow
=0,00004 watt Cross sectional area
= 0,0005 m2
Temperature difference in heated sectionThot= T1 T3= 33,1oC
31,3oC = 1,8 oC Conductivity in heated section
= 0,0016W/moC Temperature difference in cooled sectionTcold= T6
T8=30,3oC 32,2oC= -1,9 oC Conductivity in cooled section
= -0,00157 W/moC Temperature at hotface of specimen
=31oC Temperature at coldface of specimen
= 30,4 oC Temperature difference across specimenTint= Thotface
Tcoldface= 31oC 30,4oC= 0,6oC Conductivity in intermediate
section
=0,004W/moC = 0,00134W/moC Overall Heat Transfer Coefficient
= -0,0888 W/m2 oC4. Pengolahan data untuk bahanAluminium pada
voltase 4 V dengan kuat arus (I) = 0,00017 A Heat Flow
=0,00004 watt
Cross sectional area
= 0,0005m2 Temperature difference in heated sectionThot= T1 T3=
33,2oC 32,7oC = 0,5 oC Conductivity in heated section
= 0,006W/moC Temperature difference in cooled sectionTcold= T6
T8=30,3 oC 32,2 oC= -1,9oC Conductivity in cooled section
= -0,00157 W/moC Temperature at hotface of specimen
=33,05oC
Temperature at coldface of specimen
= 30,55oC Temperature difference across specimenTint= Thotface
Tcoldface= 33,05oC 30,55oC= -2,5oC Conductivity in intermediate
section
=0,00096 W/moC = 0,00179 W/moC Overall Heat Transfer
Coefficient
= -0,08W/m2 oC
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku :Holman, J.P. Perpindahan Panas, edisi keenam. 2001.
Erlangga : Jakarta.Kern, DQ. 1965. Process Heat Transfer. New York
: Mc.Graw-Hill.MC. Cabe, W.L, Smith, JC, Harriot, P. 1985. Unit
Operation of Chemical Enginering 4th ed. New York :
Mc.Graw-Hill.Tim Penyusun. 2014. Penuntun Praktikum Operasi Teknik
Kimia I. Pekanbaru : Universitas Riau.Sumber internet : Anonim 1.
2014. Thermal Conductivity Measurement.
http://en.wikipedia.org/wiki/Thermal_conductivity_measurement.
(diakses pada 5 Oktober 2014)Anonim 2. 2014. Heat Conduction.
http://en.wikipedia.org/wiki/Heat_conduction.(diakses pada 5
Oktober 2014).Anonim 3. 2014. Koefisien Pindah Panas.
http://id.wikipedia.org/ wiki/Koefisien_pindah_panas. (diakses pada
5 Oktober 2014).Anonim 4. 2014. Konduksi.
http://perpindahankalor.blogspot.com/2012/12/konduksi_8.html.
(diakses pada 5 Oktober 2014). Rudiwarman. 2011. Perpindahan Panas.
http://www.bersahabat. blogspot.
com//2011/06/perpindahan-panas.html. (diakses pada 5 Oktober
2014)