BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan pada pagi hari. Sarapan pagi mempunyai peranan penting bagi anak. Anak yang terbiasa sarapan pagi akan mempunyai kemampuan yang lebih baik daripada anak yang tidak terbiasa sarapan pagi. Sarapan pagi bagi anak akan memacu pertumbuhan dan memaksimalkan kemampuan di sekolah (Elizabeth, 2003). Di Indonesia, menurut (Khomsan ,2005) alasan banyaknya anak yang tidak bisa sarapan sebelum berangkat ke sekolah adalah karena tidak tersedia pangan untuk disantap, pangan tidak menarik, jenis pangan yang disediakan mononton (membosankan), tidak cukup waktu (waktu terbatas) karena harus berangkat pagi. Kebiasaan makan merupakan tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan pagi yang meliputi sikap, kepercayaan, dan pemilihan terhadap makanan. Sikap seseorang terhadap makanan dapat bersifat positif atau negatif yang bersumber pada nilai-nilai affective yang berasal dari 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan pada pagi hari. Sarapan
pagi mempunyai peranan penting bagi anak. Anak yang terbiasa sarapan pagi
akan mempunyai kemampuan yang lebih baik daripada anak yang tidak terbiasa
sarapan pagi. Sarapan pagi bagi anak akan memacu pertumbuhan dan
memaksimalkan kemampuan di sekolah (Elizabeth, 2003).
Di Indonesia, menurut (Khomsan ,2005) alasan banyaknya anak yang
tidak bisa sarapan sebelum berangkat ke sekolah adalah karena tidak tersedia
pangan untuk disantap, pangan tidak menarik, jenis pangan yang disediakan
mononton (membosankan), tidak cukup waktu (waktu terbatas) karena harus
berangkat pagi.
Kebiasaan makan merupakan tingkah laku manusia atau kelompok
manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan pagi yang meliputi sikap,
kepercayaan, dan pemilihan terhadap makanan. Sikap seseorang terhadap
makanan dapat bersifat positif atau negatif yang bersumber pada nilai-nilai
affective yang berasal dari lingkungan (alam, budaya, sosial, ekonomi) dimana
manusia itu tumbuh (Khumaidi, 1994).
Kebiasaan makan meliputi sikap terhadap makanan yaitu kecenderungan
bertingkah laku terhadap makanan yang didalamnya terkandung unsur suka atau
tidak suka terhadap makanan, kepercayaan terhadap makanan pantangan yang
merupakan kecenderungan terhadap makanan pantangan, diterima atau tidak
untuk dilakukan dan biasanya berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan agama serta
pemilihan terhadap makanan yaitu macam makanan yang biasa dikonsumsi dalam
sehari meliputi susunan menu dan porsi untuk sarapan pagi, frekuensi sarapan
pagi atau tingkat keseringan sarapan pagi berdasarkan sikap dan kepercayaan
terhadap suatu makanan pantangan (Khumaidi,1994).
1
Kebiasaan makan pagi merupakan suatu kegiatan makan atau minum yang
memberikan energi dan zat lain yang dikonsumsi sebelum melakukan aktifitas
pada pagi hari. Khomsan (2004) menyebutkan bahwa makan pagi memberi
kontribusi sekitar 25% dari kebutuhan energi harian yang harus memenuhi
beberapa unsur yaitu zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur, oleh karena itu
apabila melewatkan makan pagi dapat menyebabkan kurangnya cadangan zat gizi
besi dalam tubuh, karena salah satu penyebab rendahnya kadar hemoglobin dalam
darah karena asupan makan yang tidak mencukupi. Hasil RISKESDAS (Riset
Kesehatan Dasar) tahun 2010, menunjukan 40,6% penduduk mengkonsumsi
makanan dibawah 70% dari AKG (Angka Kecukupan Gizi) yang dianjurkan pada
tahun 2004. Keadaan ini banyak dijumpai pada remaja 54,5%, ibu hamil 44,2%
dan anak usia sekolah 41,2%.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan kepada 22 siswa
Sekolah pada bulan Februari 2007 diketahui bahwa sejumlah 8 anak atau sebesar
36,36% tidak sarapan pagi. Namun demikian, tidak sedikit di antara anakanak
sekolah yang belum membiasakan sarapan pagi. Rendahnya dukungan keluarga
terutama ibu dan lingkungan sekolah terhadap pentingnya sarapan pagi adalah
merupakan salah satu faktor yang menjadikan anak tidak termotivasi untuk
sarapan.
Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan bahan makanan
dan konsumsi sehari-hari dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang
dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh (Almatsier, 2001).
Pengetahuan gizi dan kesehatan bisa dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
formal. Tingkat pendidikan formal merupakan faktor yang menentukan mudah
tidaknya seseorang dalam menyerap dan memahami informasi tentang gizi dan
kesehatan (Handayani, 1994).
Selain pengetahuan tentang gizi dan kesehatan, tingkat pendapatan
perkapita juga dapat mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan dalam
susunan makanan (Suhardjo, 1989).
2
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dapat dirumuskan
suatu permasalahan yaitu Pentingnya sarapan pagi pada anak Sekolah
Menengah Pertama.
1.3. Tujuan Penyuluhan
1.3.1. Tujuan Umum
Memberikan penyuluhan dengan mengedukasi anak Sekolah Menengah
Pertama agar dapat mengetahui pentingnya sarapan pagi.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Memunculkan presepsi pentingnya sarapan pagi pada anak Sekolah
Menengah Pertama
b. Memunculkan perilaku disiplin sarapan pagi untuk kesehatan anak
Sekolah Menengah Pertama
c. Memunculkan pengetahuan manfaat dari sarapan pagi yang seimbang
dan bergizi.
d. Memunculkan pengetahuan berbagai macam menu sarapan pagi yang
berpedoman gizi seimbang.
1.4. Manfaat Penyuluhan
1.4.1. Bagi Penyuluh
Sebagai sarana dalam mengaplikasikan ilmu pendidikan dan
konsultasi gizi yang didapat selama belajar di jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Palembang dan menambah pengalaman dalam bidang
penyuluhan.
3
1.4.2. Bagi Murid
Dapat mengetahui pentingnya sarapan pagi.
1.4.3. Bagi Orang Tua Murid
Dapat menambah pengetahuan bagi orang tua yang mempunyai anak
sekolah agar dapat menerapkan sarapan pagi setiap hari.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Penyuluhan Gizi dan Kesehatan
Penyuluhan berdasar dari kata dasar “suluh” atau obor, sekaligus sebagai
terjemahan dari kata “ Voorlichting” yang dapat diartikan sebagai kegiatan
penerangan atau memberikan terang bagi yang dalam kegelapan. Sebagai proses
penerangan, kegiatan penyuluhan tidak saja terbatas pada memberikan
penerangan, tetapi menjelaskan mengenai segala informasi yang ingin
disampaikan kepada kelompok sasaran yang akan menerima manfaat penyuluhan
(beneficiaries), sehingga mereka benar-benar memahami seperti yang dimaksud
oleh penyuluh.
Penyuluhan memiliki arti lebih luas dan menyeluruh. Penyuluhan
merupakan upaya perubahan perilaku manusia yang dilakukan melalui pendekatan
edukatif. Pendekatan edukatif diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang
dilakukan secara sistematik, terencana, dan terarah dengan peran serta aktif
individu maupun kelompok atau masyarakat, untuk memecahkan masalah
masyarakat dengan memperhitungkan faktor sosial-ekonomi-budaya setempat.
Dalam hal penyuluhan di masyarakat sebagai pendekatan edukatif untuk
menghasilkan perilaku, maka terjadi proses komunikasi antar penyuluh dan
masyarakat. Dari proses komunikasi ini ingin diciptakan masyarakat yang
mempunyai sikap mental dan kemampuan untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Sesuai dengan pengertian yang dijelaskan tersebut, maka penyuluhan gizi
adalah suatu pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku individu atau
masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan dan mempertahankan gizi yang
baik (Suhardjo, 2003).
5
2.2 Pengertian Sarapan
Sarapan Pagi Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan
hidup, menunjang pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik. Energi diperoleh
dari karbohidrat, lemak dan protein yang ada di dalam bahan makanan
(Almatsier,2004).
Tubuh membutuhkan asupan makanan agar dapat melakukan aktivitas
dengan baik. Pada pagi hari, tubuh membutuhkan asupan energi yang banyak
karena pada pagi hari seseorang melakukan banyak aktivitas. Oleh karena itu,
setiap orang sangat disarankan untuk sarapan pagi agar dapat melakukan aktivitas
tanpa merasa kelelahan. Sarapan pagi adalah suatu kegiatan yang penting sebelum
melakukan aktivitas fisik pada hari itu. Sarapan sehat seyogyanya mengandung
unsur empat sehat lima sempurna. Ini berarti kita benar-benar telah
mempersiapkan diri untuk menghadapi segala aktivitas dengan amunisi yang
lengkap (Khomsan, 2002).
Manusia membutuhkan sarapan pagi karena dalam sarapan pagi
diharapkan terjadinya ketersediaan energi yang digunakan untuk jam pertama
melakukan aktivitas. Akibat tidak sarapan pagi akan menyebabkan tubuh tidak
mempunyai energi yang cukup untuk melakukan aktivitas terutama pada proses
belajar karena pada malam hari di tubuh tetap berlangsung proses oksidasi guna
menghasilkan tenaga untuk menggerakkan jantung, paru-paru dan otot-otot tubuh
lainnya (Moehji, 2009).
Sarapan atau makan pagi adalah makanan yang disantap pada pagi hari,
waktu sarapan dimulai dari pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul 10.00 pagi.
Sarapan dianjurkan menyantap makanan yang ringan bagi kerja perncernaan,
sehingga dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang memiliki kadar serat
tinggi dengan protein yang cukup namun dengan kadar lemak rendah. Selain itu,
mengonsumsi protein dan kadar serat yang tinggi juga dapat membuat seseorang
tetap merasa kenyang hingga waktu makan siang (Jetvig, 2010).
Sarapan pagi yang baik harus banyak mengandung karbohidrat karena
akan merangsang glukosa dan mikro nutrient dalam otak yang dapat
menghasilkan energi, selain itu dapat berlangsung memacu otak agar membantu
6
memusatkan pikiran untuk belajar dan memudahkan penyerapan pelajaran
(Moehji, 2009).
Sarapan pagi yaitu makanan yang dimakan pada pagi hari sebelum
beraktifitas, yang terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk atau makanan kudapan.
Energi dari sarapan untuk anak-anak dianjurkan berkisar 20-25 % yaitu 200-300
kalori. Dalam menyusun menu sarapan perlu diperhatikan kelengkapan gizi yang
dikandungnya.
Sarapan pagi menjadi sangat penting, karena kadar gula dalam darah akan
menurun sekitar dua jam setelah seseorang bangun tidur. Jika anak tidak sarapan,
dia biasanya akan merasa lemas atau lesu sebelum tangah hari karena gula darah
dalam tubuh sudah menurun (Yusnalaini, 2004)
Sarapan adalah kebutuhan manusia yang seharusnya dilakukan secara
teratur setiap pagi, akan kebutuhan nutrisi dan perkembangan otak bagi seorang
anak dimulai sejak dini. (Waryono, 2010). Manusia membutuhkan sarapan pagi,
karena dalam sarapan pagi diharapkan memenuhi kecukupan energi yang
diperlukan untuk jam pertama dalam melakukan aktivitas. Jika tidak melakukan
sarapan, maka tubuh akan terasa tidak mempunyai energi yang cukup terutama
dalam proses belajar mengajar.
2.3 Manfaat Sarapan Pagi
Manfaat Sarapan Pagi Sarapan pagi sangat bermanfaat bagi setiap orang.
Bagi orang dewasa, sarapan pagi dapat memelihara ketahanan fisik,
mempertahankan daya tahan tubuh saat bekerja dan meningkatkan produktivitas
kerja. Bagi anak sekolah, sarapan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar
dan memudahkan penyerapan pelajaran sehingga prestasi belajar lebih baik
(Khomsan, 2010).
Menurut Khomsan (2010) ada 2 manfaat yang diperoleh kalau seseorang
melakukan sarapan pagi, antara lain :
7
1. Sarapan pagi dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan
untuk meningkatkan kadar gula darah. Dengan kadar gula darah yang
terjamin normal, maka gairah dan konsentrasi kerja bisa lebih baik
sehingga berdampak positif untuk meningkatkan produktifitas.
2. Pada dasarnya sarapan pagi akan memberikan kontribusi penting akan
beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh seperti protein, lemak, vitamin
dan mineral. Ketersediaan zat gizi ini bermanfaat untuk berfungsinya
proses fisiologis dalam tubuh.
Setelah meneteliti untuk manfaat sarapan untuk anak adalah:
Daya konsentrasi saat belajar dan beraktivitas.
Mendapatkan energi yang lebih saat bermain.
Terlihat aktif saat melakukan aktivitas.
Mampu melakukan segala hal dengan baik dan benar.
Terlihat ceria saat berada di sekolah.
Tidak mudah mengantuk dan lemas. (Waryono, 2010)
Anak yang terbiasa mengkonsumsi sarapan pagi akan mempunyai
kemampuan yang lebih baik di sekolahnya. Sarapan pagi sangat penting, karena
semua makanan yang berasal dari makan malam sudah meninggalkan lambung,
artinya lambung sudah tidak berisi makanan lagi sampai pagi hari. Saat tidur, di
dalam tubuh kita tetap berlangsung oksidasi untuk menghasilkan tenaga yang
diperlukan untuk menggerakkan jantung, paru-paru dan alat-alat tubuh lainnya.
Oksidasi ini akan mempengaruhi kadar gula darah, sehingga tubuh mengambil
cadangan hidrat arang dan jika habis maka cadangan lemaklah yang diambil.
Dalam keadaan seperti ini pasti tubuh tidak dapat melakukan pekerjaan dengan
baik. Oleh karena itu dianjurkan membiasakan diri untuk makan pagi, karena akan
membantu memperpanjang masa kerja atau menaikkan produktivitas kerja yang
dapat menciptakan keadaan yang memungkinkan untuk meningkatkan daya
tangkap dalam menerima materi atau pelajaran (Suhardjo, 2003).
8
Menurut Suheryan (2005), sarapan pagi sebelum berangkat sekolah sangat
penting karena berperan dalam menentukan kualitas prestasi seorang anak. Di lain
pihak, akibat terbatasnya waktu akan membuat para orangtua tidak sempat
menyiapkan sarapan pagi untuk anaknya. Dari hasil penelitian di Amerika Serikat
dan Indonesia ternyata dampak sarapan pagi sebelum berangkat sekolah amat
besar. Rata-rata anak yang sarapan pagi mencetak prestasi yang lebih tinggi dari
pada anak-anak yang tidak sarapan pagi.
Menurut Sukmaniah (2008), banyak yang tidak menyadari manfaat
sarapan dan menganggap makan pagi tidak penting. Banyak juga orang yang
mengira, hanya dengan makan siang dan makan malam sudah cukup. Padahal,
dengan tidak sarapan akan membuat sangat lapar di siang hari sehingga cenderung
makan berlebihan. Kalau perut kosong lebih dari 10 jam tiba-tiba dapat makanan
banyak, perut akan teregang tiba-tiba sehingga bisa mengakibatkan mual, sakit
perut, dan keluhan lainnya (Sri, 2008).
Sarapan bermanfaat terhadap fungsi kognitif, daya ingat, nilai akademis,
tingkat kehadiran di sekolah, fungsi psiko-sosial, dan kondisi perasaan. Maka dari
itu, sarapan sangat penting karena tubuh anak memerlukan sumber energi,
terutama di pagi hari untuk melakukan aktivitas (Tjut, 2008).
Kegiatan anak menuntut banyak gerak, anak memerlukan energi untuk
belajar dan berinteraksi dengan lingkungannya, dengan sarapan, anak menjadi
lebih bersemangat dan terlibat aktif dalam belajar. Selain itu, konsentrasi dan daya
ingat meningkat, keadaan emosi cenderung lebih baik. Pada akhirnya membuat
anak lebih percaya diri dan prestasi belajarnya pun cenderung akan meningkat
(Tjut, 2008).
Kebiasaan sarapan juga membantu memenuhi kualitas pola makan yang
baik dan menurunkan asupan makanan berlemak. Kebiasaan sarapan juga berguna
untuk membantu manajemen berat badan dan dapat meningkatkan keeratan
hubungan antar anggota keluarga. Berdasarkan data European Breakfast Cereal
Association, anak-anak yang sering sarapan sereal lebih tercukupi kebutuhan
9
vitamin dan mineralnya dibandingkan dengan anak yang jarang sarapan sereal
(Mifta, 2008).
Salah satu kebiasaan penting yang harus terus dibudayakan adalah
kebiasaan sarapan untuk anak. Sarapan terbukti mampu membuat anak-anak lebih
konsentrasi saat belajar di sekolah. Sarapan yang berkualitas sebagai pasokan
utama untuk memicu konsentrasi otak anak-anak saat menerima pelajaran.
Mereka yang senantiasa memulai aktifitas hariannya dengan sarapan terbukti lebih
sehat karena pasokan nutrisi yang mengandung protein, vitamin dan mineral lebih
banyak dari pada yang sekedar yang mengandung karbohidrat dan lemak saja.
Konsentrasi terhadap pelajaran ataupun pekerjaan lebih baik dibandingkan mereka
yang tidak sarapan atau yang sarapan namun tidak cukup berkualitas (Asmilia,
2008).
Seseorang yang tidak sarapan pagi, pastilah tubuh tidak berada dalam
keadaan yang cocok untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Hal ini dikarenakan
tubuh akan berusaha menaikkan kadar gula darah dengan mengambil cadangan
glikogen, dan jika ini habis, maka cadangan lemaklah yang diambil (Moehji,
2009).
Sarapan pagi termasuk dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang dalam
pesan kedelapan. Makan pagi dengan makanan yang beraneka ragam akan
memenuhi kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesegaran tubuh dan
meningkatkan produktifitas dalam bekerja. Pada anak-anak, makan pagi akan
memudahkan konsentrasi belajar sehingga prestasi belajar bisa lebih ditingkatkan
(Soekirman, 2000).
2.4. Kebiasaan Sarapan Pagi
Kebiasaan makan menurut Khumaidi (1994) adalah tingkah laku manusia
atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan yang
meliputi sikap, kepercayaan, dan pemilihan terhadap makanan. Sikap seseorang
terhadap makanan dapat bersifat positif atau negatif, kepercayaan orang terhadap
makanan berkaitan dengan nilai baik atau buruk, menarik atau tidak menarik.
10
Sedangkan pemilihan makanan berdasarkan sikap dan kepercayaan. Kebiasaan
makan meliputi :
a. Sikap terhadap makanan Adalah kecenderungan bertingkah laku
terhadap makanan yang didalamnya terkandung unsur suka atau
tidak suka terhadap makanan.
b. Kepercayaan terhadap makanan pantangan Kecenderungan
terhadap makanan pantangan, diterima atau tidak untuk dilakukan,
biasanya berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan agama.
c. Pemilihan makanan Macam makanan yang biasa dikonsumsi
dalam sehari meliputi susunan menu dan porsi untuk sarapan pagi,
frekuensi sarapan pagi atau tingkat keseringan sarapan pagi
berdasarkan sikap dan kepercayaan terhadap suatu makanan
pantangan.
Suatu kebiasaan yang teratur dalam keluarga akan membentuk kabiasaan
yang baik bagi anak-anak. Sarapan pagi bagi anak, sebenarnya sudah dirintis sejak
bayi, pembiasaan makan pagi di rumah atau membawa bekal dari rumah adalah
salah satu contoh pembiasaan yang baik. Anak-anak tidak dibiasakan jajan di
warung saat istirahat. Selanjutnya pola makan dalam keluarga juga diperhatikan,
frekuensi makan bersama dalam keluarga, pembiasaan makan yang seimbang
gizinya, tidak membiasakan makan makanan atau minum minuman yang manis,
membiasakan banyak makan buah-buahan atau sayur-sayuran diantara makan
besar. Anak yang tidak sarapan boleh jadi karena terburu-buru akan berangkat
sekolah, sehingga tidak sempat sarapan (Suprayatmi, 2004).
2.5. Kerugian Tidak Sarapan Pagi
Jika sarapan pagi tidak selalu dilakukan, maka tubuh akan berusaha
menaikkan kadar gula darah yang mengambil cadangan lemak. Alhasil tubuh
tidak akan berada dalam keadaan baik untuk melakukan aktifitas. Sehingga anak
akan terganggu konsentrasinya (Moehji, 1989).
11
Permasalahan makan pada anak biasanya adalah sulit makan atau tidak
mau makan. Apabila hal tersebut tidak segera diatasi maka dapat menyebabkan
anak kekurangan gizi sehingga dapat mengganggu pertumbuhan
perkembangannya selain itu, anak – anak sekolah umumnya sering tidak mau
makan pagi (sarapan) karena berbagai alasan. Misalnya tidak terbiasa sarapan
takut terlambat ke sekolah sehingga tergesa – gesa berangkat ke sekolah, atau
malas makan dan lain - lain. Kebiasaan tidak sarapan pada anak – anak akan
menyebabkan lambung kosong dan kadar gula darah berkurang (keadaan
hipoglikemia) sehingga menyebabkan badan lemas mengantuk sulit menerima
pelajaran, serta turunnya gairah belajar dan kemampuan merespon (Iriyanto,
2007)
2.6. Waktu Sarapan Pagi
Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan
zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena
makanan yang dimakan pada pagi hari sebelum berangkat kerja atau sebelum
berangkat sekolah memberikan tenaga untuk badan selama mulai kerja, antara
pukul 08.00 – 11.00 WIB. Jarak waktu makan malam dengan makan pagi cukup
lama, yaitu sekitar 10 – 12 jam (Moehji, 1989).
Jadwal untuk sarapan pagi yang ditetapkan adalah untuk makan pagi pukul
07.00 - 08.00 atau 08.00 - 09.00 atau 09.00 - 10.00, makan siang pukul 12.00 -
13.00 atau 13.00 atau 14.00, makan malam 18.00 - 19.00 atau 19.00 - 20.00 atau
20.00 - 21.00. Waktu makan disesuaikan menurut kebiasaan masing - masing
yang terpenting adalah konsisten setiap hari (Iping, 2006).
2.7.Menu Sarapan Pagi
Sarapan sehat seyogyanya sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang
yang tertuang dalam tumpeng gizi seimbang. Menurut berbagai kajian bahwa
frekuensi makan yang baik adalah tiga sekali sehari. Ini berarti bahwa makan pagi
Tabel 3 Perbedaan Rata – Rata Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Secara Statistik
di SMP Negeri 46 Palembang
Paired Samples Test
Paired Differences T df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
P
a
i
r
1
Nilai Pre Test
Siswa - Nilai
Post Test
-6,667 9,272 1,485 -9,672 -3,661 -4,490 38 .000
Pembahasan :
Dari hasil tabel 1 dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan penyuluhan nilai maximum yang diperoleh adalah 90 dan nilai minimum yang diperoleh adalah 60. Sedangkan setelah penyuluhan nilai maximum mengalami peningkatan yaitu 100 dan tidak ada perubahan nilai minimum yaitu 60.
Dari hasil tabel 2 dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan penyuluhan siswa yang memiliki kategori kurang adalah sebanyak 1 orang, setelah dilaksanakan penyuluhan kategori ini tidak mengalami perubahan masih 1 orang. Dan jika dilihat dari nilai rata–rata terlihat bahwa nilai rata–rata anak SMP Negeri 46 Palembang mengalami penigkatan yaitu dari 80,51 menjadi 87,18.
Dari hasil tabel 3 (Uji T Dependen) maka didapat nilai p = 0,000 lebih kecil dari ∝ = 0,05 artinya ada perbedaan rata–rata nilai sebelum dan sesudah penyuluhan di SMP Negeri 46 Palembang.
Dari ketiga tabel tersebut menunjukkan bahwa penyuluhan yang dilakukan dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan pengetahuan siswa mengenai “Sarapan Itu Penting”.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Sarapan atau makan pagi adalah makanan yang disantap pada pagi hari,
waktu sarapan dimulai dari pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul 10.00
pagi.
2. Sarapan yang baik dan memenuhi kriteria gizi adalah sarapan yang