Top Banner
LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN
91

LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

Mar 15, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

Page 2: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

LAPORAN PENGKAJIAN

IillJ . fQJill] IWJ fill]

LAPORAN PENGKAJIAN

PEI-1BORAN HESIN

D i;;P A R TEMEN PEKER.;AAN li":: UM

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PU

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN

I

c

..

Page 3: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

LAPORAN PENGKl ~ JIAN

PEHBORAN l1ESIN

d:Lso:sun··.oleh

Drs . Suherman

c-· • · . ; · ~ :.. ns. lttJAAM UMUM i\ ... · ~' r 1)>\H G. P'U.

f' :; d,t'I.J~fAKAAN

Ll oterirne ;i·· : foil/ .9..5 /b; h-t:ll .

N. I, : 9 $I "tlrf

._. ~~: "· : b~f- • 13/ .yg • {J'Z>/-.J t.Off j

Y\AA·1 It -

Haret , 1 992

Page 4: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

K{Yf'f-) F'ENGANTAR

Sesuai dengan program pengkajian ta.hun anggaran 1991-1992 maka

te l ah dilakukan pengkajian terhadap pemboran mesin untuk mE·njc:~.di

pedoman dalam Tata Cara Pelaksanaan F'emboran.

pengkajian dimulai bulan Mei 1990 sa~pai dt:~n•]i::<.n

1992 meliputi; survai pendahuluan, penye l idilan

pengujian laboratorium, dan pembuatan bor log.

Dari kegiatan tersebut diatas dapat disampaikan men C:.l t-=.· n <:.< • .i. h .:~s:l.J.

PE'nC:Ici.mhi l an cc;n t.oh ta.ni::<.h,

con toh pas."L ~- !' CC:t'3J.r-lC:J

Rt~n·d ~r- ~ F~~-~t·-~tl·c,.i ._ -- -- I c.. ~ . t:. t I c.: -· r _J ·- _ 1 Test.~ dan contoh coring.

DE·ngan selesainya laporan if) i. !i kepada semua pihak ') ... Eft.n(_:_:_!

Bandung~ Maret 1992

Pgs. Kepala Dalai Penye lid ikan

Tanah u ntuk Jalan

Page 5: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

D(iFTAn IS I

Ha 1 c\IT!c"Ot.n

J • 1 f·---! .C:"•. j.·.: s U. d c! E:t r··, l' u. j u. 6:"\ n .. ;: = .. " II .. r: n .. II 1/ :1 ., t: • II • • • "'

1 r: :2 L.a.. t~~. t•.. I·~·: f.:~· J. ~~i. k E.~r·, q t-:-1~':1 ~:;r.:.. 1 E:'t h II 1: " n n :1 II .. " II :0 " u " = •

1.3 Lingkup Pengkajian . ·······r········ ...

I-3A.t3 I I

B1C!B I I I PF::I::;;t=:,LATAN Df.:,l\1 PFf-\U:::NGJ<AF'{.)N •••••••••••••••••

:::;;,.1 l.Jnit BDr- !··,1t:::·!::,in •••..••.........•...••.•

3.2 ·Perlengkapam Pemboran Putar ...••..•.•• 3 11 3 r1'·Ja. ·ta. .f.3C) t- " :J n a a a a a n :1 a I: sr n n n a u 11 a: D 11 r1 a a 11 n t1 11 11

PEN(3P,t·'1B I LP,N CCJNTCJH TANPd·-! ••••••••••••••••••••

4.1 Tata Cara Pengambilan Contoh Tanah Ticiak Tel·-·(.;:langgu. .......................... .

4.2 Tata Cara Pengambilan CDntoh Tanah -r er-g Ct r-~ g t;J 1_1. .. " , Ill: • " n • n • .. a n n II' Ill: a = II • II a n u If u II' n D II

4.3 Tata Cara Pengambilan Contoh Inti ••...• L~. •l Tata Car-e:~ Penguj .ie:u-, SPT ................. .

4.5 Pemeliharaan Contoh ••••••.••.•••.•••...

BAB '..J E'QR L_(JG a a a 11 u a n a n • 11 n a u a a a • a 1::: 11 • ,. a n a a u a a 11 a a a ;:r = a

5.1 Bor Log Lapangan ..••....•.•.•••.••.•.•. !:·. :2 E{O j·- Lc•<;_:J (..·, k r-. :i r·· II a :t N .a ,lJ II II • £' n ... II • 1: n • r. Ill II n a u ••

BAB VI PENGATURAN DAN PERAWATAN PERALATAN

BAB VII KESIMPULAN

1. Tabel Ukuran Bor, Pipalindung dan Mata Beo1~ Inti

2. Tabel Ukuran Auger 3. Casing Bit & Shell Diameters 4. Tabel Berat Karat Total, Ukuran Butiran

Intan dan Kekerasan Matriks.

-·-oOo-.. ·

Page 6: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

BAB I

P E N D A H U L U A N

Penyelidikan geoteknik memegang peranan yang penting dalam

perencanaan pondasi jalan atau jembatan, mengingat

geologi di Indonesia sangat bervariasi sehingga sering muncul

masalah yang beraneka ragam dalam perencanaan ~taupun pelaksanaan

eli lapangan.

Salah satu penyebab masalah yang timbul pad a w&.ktu

pelaksanaan dan perencanaan adalah kurang akuratnya data yang

disajikan dari hasil penyelidikan tanah, sehingga perencanaan dan

pe laksanaan kurang ekonomis. ·

Untuk mendapatkan data hasil penyelidikan tanah yang dapat

diandalkan. maka diperlukan petunjuk atau pedoman dalam melakukan

penyelidikan geoteknik untuk perencanaan pondasi jalan atau

jembatan.

Bertitik tolak dari hal di atas, maka telah dilakukan

pengkajian dari salah satu metoda penyelidikan geoteknik, yaitu

pemboran dengan menggunakan alat bor mesln. sehingga dap.s.t.

menunjang dalam penyusunan buku petunjuk pemboran.

1.1 Maksud dan Tujuan.

Maksud dari pengkajian pemboran ini adalah mengkaji tatacara

pemboran untuk jenis tanah/batuan yang berbeda tingkat

kekerasannya .• sehingga dapat diketahui cara pemboran serta

perlengkapan yang cocok digunakan untuk jenis tanah/batuan

tersebut.

l '

Page 7: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

2

Dengan didapatnya data susunan lapisan tanah bawah permukaan

yang komplit, maka desain pondasi jalan atau jembatan akan

lebih baik, sehingga pada pelaksanaan maupun sesudahnya

tidak menimbulkan kerusakan jalan yang tidak diharapkan.

Tujuan pengkajian ini merupakan penunjang untuk penyusunan

buku Standar Nasional Indonesia (SNI) di · bidang geoteknik

dalam tatacara pelaksanaan pemboran dengan meng&unakan alat

bor mesin untuk keperluan perencanaan pondasi.

1.2 Latar Belakang Masalah.

Kemantapan pondasi bangunan akan banyak tergantung dari

sifat-sifat tanah yang digunakan sebagai tumpuan pondasi,

sehingga perencanaan yang kurang didasarkan pada hasil

penyelidikan geoteknik akar1 menimbulkan problema yang tidak

diinginkan.

Masalah ini perlu dihindari agar tidak menimbulkan kerugian

besar yang diakibatkan kurang tepatnya cara penyelidikan,

sehingga informasi yang disajikan kurang mencerminkan data

yang akurat untuk suatu perencanaan.

Masalah yang timbul dari kurang tepatnya data yang

diinformasikan adalah seperti keruntuhan badan jalan atau

pondasi, penurunan yang besar, longsoran oprit tinggi dan

terdorongnya pondasi jembatan.

1.3 Lingkup Pengkajian.

Pengkajian dilakukan terhadap tatacara pemboran mesin untuk

penyajian data dalam hal memberikan informasi mengenai tanah

Page 8: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

3

dasar untuk perencanaan.

Ruang lingkup pengkajian meliputi kegiatan pemboran tanah di

lapangan, antara lain

1> Macam peralatan.

2> Cara pemboran.

3> Pengambilan contoh tanah.

4> Melakukan SPT.

5> Cara menumbuk casing.

6> Dan lain-lain.

Setiap kegiatan yang tercantum di atas diuraikan secara

terinci mengenai prosedur pelaksanaannya.

Page 9: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

BAB II

PEMBORAN MESIN

Dalam p~mboran teknik dengan mesin, pada prinsipnya adalah

melakukan pembuatan lobang pada tanah/batuan dengan tujuan untuk

mendapatkan data mengenai susunan lapisan, jenis tanah,

kekerasan setiap lapisan dan pengambilan contoh tanah.

tingkat

Penyelidikan tanah bawah permukaan harus dapat memberikan

keterangan yang lengkap mengenai kondisi tanah/batuan sehingga

diperoleh desain yang aman dan ekonomis.

Untuk mendapatkan data yang lengkap dan tepat ini banyak

faktor yang dapat rnempengaruhinya, antar;3. lai.n kondisi

tanah/bs.tuan setempa.t, lingkup penyelidika.n. prosedur ya.ng

digunaka.n, keteJ.itian pelaksana, kondisi peralatan dan keahlian

da.ri pelaksana./pembor itu sendiri.

Metode Pemboran Mesin.

Pada bagian ini diutara.kan secara umum mengenai metoda

pemboran beserta peralatan dan penggunaannya.

Adapun beberapa metoda yang biasa diguna.kan meliputi

Pemboran dengan sistem putar, sa.mpai saa.t ini dianggap yang

paling cocok untuk penyelidikan tanah bawah permukaan.

Dengan menggunakan metoda ini maka semui jenis tanah/batuan

dapat dia.mati dengan baik termasuk klasifika.si dan

pengambilan contoh tanah.

Pemboran denga.n cara putar ini dapat digunakan untuk

4

Page 10: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

5

pengambilan contoh tanah asli, contoh inti, contoh cutting

dan pemeriksaan lainnya seperti vane shear test, SPT

(Standard Penetration Test).

Untuk setiap jenis tanah atau batuan dapat dipilih macam

mata bor mana yang cocok dengan jenis tanah/batuan yang akan

dibor sesuai dengan tingkat kekerasannya.

Suatu contoh untuk menembus lapisan tanah yang terdiri ~ari

batuan beku diperlukan mata bor intan (diamond bit).

Pada pelaksanaannya pemboran dengan cara putar sering

diperlukan pula air pembilas untuk mengangkat hasil cutting

atau tanah irisan yang terpotong menuju ke permukaan.

Apabila tanah di sekeliling lobang rontok dan

longsor, maka dinding lobang ditunjang dengan ruemasukan pipa

lindung (casing).

Disamping itu pemboran dengan cara putar ini dilakukan tanpa

air pembilas apabila kita memerlukan hasil contoh tanah yang

menerus.

Pemboran tumbuk dengan menggunakan alat mesin, pad a

prinsipnya membuat lobang dengan cara penumbukkan.

Tanah atau batuan yang telah hancur diangkat ke atas

permukaan tanah dengan menggunakan alat bailer atau pampa

pasir. Pemboran semacam ini jarang digunakan dalam

penyelidikan tanah untuk pondasi jembatan, umumnya digunakan

untuk pembuatan sumur bor air. Hal ini disebabkan oleh

faktor kesulitan untuk mendapatkan contoh tanah asli dan

tidak bisa diperoleh contoh inti (core).

Page 11: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

6

Pemboran tumbuk terdiri dari 3 macam, yaitu meliputi

a) Bor Tumbuk Kabel (Cable Percussion).

Gerak tumbuk yang dilakukan oleh pahat, sebagai hasil

perobahan gerak putar dari motor penggerak melalui pcros

yang mempunyai titik ~usat eksentris (poros engkol)

menghancurkan dan mengiris batuan yang ~isentuhnya.

b) Bor Tumbuk Stang (Churn Drilling).

Penumbukan dilakukan dengan menggunakan stang tumbuk,

dimana kotoran/hancuran dikeluarkan ke permukaan tanah

dengan cairan pembilas. Tumbukan yang dihasilkan pada

pahat bor adalah hampir sama dengan cara tumbuk kabel

yaitu dari perobahan gerak engkol.

c) Bor Tumbuk Tenaga Angin.

Metoda ini merupakan gabungan antara bor tumbuk dengan

putar. Gerak tumbuk ditimbulkan oleh udara yang

bertekanan tinggi dengan perantaraan alat tumbuk yang

dipasang langsung di atas pahat.

Metoda ini hanya cocok untuk menembus batuan keras dan

kompak.

Page 12: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

BAB III

PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

Sesuai· dengan namanya pemboran mes1n, maka peralatan yang

dominan adalah seperangkat mesin untuk pemboran tanah/batuan.

' Beberapa peralatan utama yang memegang peranan penting dalam

pemboran adalah :

1> l:i_Q_tor Penggerak.

Motor penggerak ini berfungsi menggerakan seluruh peralatan

yang ada dalam mesin bor untuk pekerjaan mengangkat,

menurunkan, menekan, memutar dalam pelaksanaan pemboran.

l!es in in i d i lengkapi handle·- ha.nd le pengatu r gera.kan, spindle

pemegang batang/stang bor dan sebagainya.

3> Hesin Pomp~_

Mesin pampa dilengkapi selang-selang air serta handle-handle

pengatur gerakan air.

Bermacam-macam mata bor untuk menembus tanah/batuan beserta

stangnya.

Menara kaki tiga (tripod) sebagai pembantu dalam pemasukan dan

pengeluaran batang/stang bor dari dalam tanah.

Beberapa perlengkapan yang terdapat pada mesin bor serta

fungsinya dapat dijelaskan seperti di bawah ini :

7

Page 13: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

8

Spindle rod (batang spindle), berfungsi untuk penempatan stang

bor yang dijepit oleh gigi clow sebagai untuk

memasukan dan mengeluarkan stang bor dari lobang. Disamping itu

·spindle juga berfungsi sebagai pemutar stang bor sewaktu

pemboran sedang berlangsung, sehingga dapat menekan dan menarik

secara hidrolik.

Persneling, berfungsi mengatur kecenatan atau tenaga dari motor

pengger-ak ke mesin bor, seperti halnya jika menemui lapisan

yang berbeda tingkat kekerasan tanah/batuan.

Kopling, berfungsi sebagai pengatur hubungan putaran

penggerak dengan mesin bor.

Pompa hidrol ik, berfungsi sebc:,gai pt:-nghasi 1 te,-.aga gerak UJl tuk

menaikan menurunkan mendor-ong maju a tatJ

mundurnya mesin bor sesuai dengan posisi kerja.

Cat head, berfungsi sebagai penggulung kabel/sling atau tambang

untuk pekerjaan mengangkat, penumbuk atau menurunkan peralatan

bor, seperti melakukan pekerjaan SPT a tau menumbuk pipa

pelindung (casing) serta mencabutnya. Pada alat ini dilengkapi

dua buah handle kanvas rem yang dapat mengatur tata kerja.

Pressure gauge, alat ini berfungsi untuk mengetahui tekanan

stang bor sewaktu pekerjaan pemboran dilakukan, diukLW dalam

satuan kg/cm2.

Speed meter, berfungsi untuk mengetahui kecepatan putaran stang

bor diukur dalam putaran per menit (rpm).

Horce dan water swivel, berfungsi untuk

pembilas dari mesin pompa ke dalam lobang bor

selang yang terbuat dari campuran karet dan

mengalirkan air

dengan

kain

melalui

(horce),

Page 14: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

9

sedar1gkan

posisinya

water- swivel yang mengatur- jalannya air-. Alat ini

menggantung pada kerekan (der-reck) dan disekr-upkan

pada stang bor-.

-Drill rod dan rod coupling, stang bor- (dr-ill adal.o;h

batang pipa yang dapat menyalur-kan air pembilas, gunanya untuk

menyambung/memperpanjang stang bor- apabila pemboran ber-tambah

dalam. Pipa ini ter-buat dar-i baja, sehingga tidak mudah

bengkok/patah, ukur-an panjang an tar-a 5 - 10 feet, diameter

luar- l 5/8 - 2 3/8 inch, ber-at 25 - 50 pounds.

Core barrel, ialah suatu pipa yang gunanya

menangkap/memegang

bawah stang bor.

inti (core) yang disambungkan pad a

Reaming shell, core lifter dan basket, reaming shell

an tara core barrel dan core bit pipa yang kedua

untuk

mempunyai dr-ad dengan diameternya sama dengan diameter

barrel serta bagian luar mempunyai gigi yang menonjol ke

gunanya untuk mempermudah putaran pahat.

Core lifter pad a double tub~ core barrel, berfungsi

luar,

untuk

menangkap core agar inti yang sudah terpegang tidak mudah lepas

/lolos sewaktu pengangkatan, oleh karena itu core lifter ini

dilengkapi bosket yang mempunyai sifat pegas.

Pipa lindung (casing) dan keJem (clamps) berfungsi

pelindung

bor.

lobang bor terhadap runtuhnya tanah dinding

sebagai

lobang

Pipa lindung ini dipasang pada lobang bor dengan jalan ditumbuk

atau diputar sesuai dengan kedalaman yang diperlukan yang dapat

Page 15: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

10

berfungsi menjaga air pembilas tidak tersebar ke dinding lobang

bor, terutama pada lapisan pasir lepas dan mempermudah keluar

masuknya stang bor.

Ukuran panjang 5 - 10 ft, diameter luar 2 - 3 7/8 inch.

Page 16: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

11

3.1 Unit Bor Mesin

Macam unit bor yang banyak digunakan adalah bor inti, bor

putar dan bor auger.

a. Bor inti (core drill)

Bol·-· inti biasanya ringan dan mudah diangkut ke

pelaksanaannya lebih lambat dan cocok untuk

batuan dengan persenelingnya menghasilkan putaran antara

300 - 1.500 r.p.m.

Bor putar biasanya berat dan besar sehingga cukup baik

untuk pemboran auger atau pengintian batuan. Pemboran ini

dapat mencapai kedalaman yang lebih dalam dan baik sekali

Pf.::Oil")it::'l.i.di k<::ln ti::\nr::•.h untuk pond;:;_si

jembatan atau pemboran air.

contoh dapat dilakukan dengan mesin ini dengan kecf:?PD te.n

put.i:)!'·an 100 r.p.m. dan baik untuk

augE~r.

c:. Bor- P1ugE·t-

Bor auger saat ini dapat diubah dengan bor putar hingga

kecepatan putarnya antara 25 - 800 r.p.m, dan dapat pula

untuk

Ket.iga unit bor ini mempunyai alat putar atau disebut spindl~

untuk memutarkan batang bor.

B<:~.ik bor putar maupun bor ini selalu dilengkapi dengan

sebuah pompa air/lumpur, kecuali bor auger.

Bor putar biasanya dilengkapi dengan kabel baja (sling) dan

Page 17: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

12

cat head, be·g;itu juga bor inti atau bor auger.

Cat head digunakan untuk menarik dan menurunkan peralatan

kedalam lobang bor dengan menggunakan tambang atau seling

baja melalui katrol. Katrol ada dua macam yaitu katrol

tunggal dan katrol ganda untuk tambang dan seling baja.

3 'i Perlengkapan Pemboran Putar

3.2.1 Batang bor (drill rods).

Batang bor yang digunakan dalam pemboran putar,

antara lain

a. Pipa hitam standar (standard black pipe)

b. Pi~a hitam berkekuatan tinggi (extra strong black

pipe) yang dikeluarkan oleh Diamond Core Drill

Manufacturing Association CDCDMA).

c. Batang bor yang diproduksi khusus.

Batang bor DCDMA adalah flush conpled, dimana pada

ujungnya berulir betina dan disambung dengan ujung

yang berulir jantan.

Batang bor yang tersedia di pasaran, biasanya

mempunyai ukuran panjang : 305 em (10 ft) , 152 om

(5 ft), 91,5 em (3 ft), 61 em ( 2 ft ) dan 30,5 om

( 1 ft ) .

3.2.2. Pipa Lindung (Casing)

Pipa lindting yang banyak digunakan saat ini adalah

pipa lindung standar, di~ana pada sambungan pipa ini

bersifat rata, sehingga memudahkan pemasukkan dan

penca.butannya.

Page 18: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

13

Kedua ujungnya mempunyai ulir betina, sedangkan ulir

jantan berada pacta penyambungnya.

Penyelidikan tanah untuk pondasi jembatan biasanya

menggunal:.an empat macam pipa lindung yaitu seperti

pada lampiran ............. .

Cara pemasukkan pipa lindung adalah dengan diputar

dan ditumbuk. Cara penumbukan adalah cara yang paling

b~nyak digunakan.

a> Kepala pipa pelindung

Bilamana cara pemasukkan pipa lindung dilakukan

dengan penumbukan, maka pada puncak pipa lindung

dipasang kepala yang terdiri dari sepotong logam

tahan tumbukan.

b> Beban penumbuk

Beban penumbuk berupa logam pejal yang tahan

tumbukan, dengan berat penumbuk 160 kg

dijatuhkan bebas melalui batang peluncur.

yang

Sepatu pipa lindung terdiri dari baja keras yang

tajam dipasang pacta. ujung bawahnya, untul-L

memperlancar pemasukkan dalam menembus tanah.

Bila cara memasukkan pipa lindung dengan diputar

maka pacta ujung bawahnya perlu dipasang mata bar

yakni pipa lindung yang beibentuk mata bor b1asa,

tapi giginya diatur seperti gigi gergaji.

Gigi-gigi ini dibuat dari baja bermutu tinggi

sepert i halnya "tung;sten carbide" a tau sej en isnya.

Page 19: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

14

3.3 Mata bor (drill bit)

Hata bar merupakan alat pokok dari pekerjaan pemboran dan

sangat berpengaruh terhadap efektivitas pada pemboran. Mat a

bor dibuat dengan bermacam-macam bentuk dan ukuran

disesuaikan dengan sifat batuan yang akan ditembus.

Fungsi mata bor sebagai pisau untuk menembus batuan adalah:

a. Mengiris batuan.

b. Henghancurkan batuan hasil irisan menjadi bentuk lumpur.

c. Menaikan hasil irisan untuk mengalir ke atas permukaan

tanah.

d. Hembentuk lobang yang sempurna sesuai keperluan. Karen a

batuan yang harus ditembus mempunyai sifat yang

berlainan, maka bentuk mata bor dibuat be~macam-macam

pula seperti:

3.3.1Mata Bor Roda Gigi.

Gigi-gigi ini dapat berputar terhadap porosnya diwaktu

bad an mat a bor berputar dan mengiris serta

menghancurkan batuan yang berada dibawah a tau

disampingnya.

Pergosokan antara gigi dengan batuan akan menimbulkan

panas yang berakibat aus, sehingga sebagai pencegah

lekas ausnya dibutuhkan air pembilas.

a. Mata bor dua gigi.

Mata bor ini mempunyai dua sayap gigi dengan

terletak pada pinggir badan sebelah bawah.

Sisi potong bagian bawah berbentuk runoing yang

terdiri dari bahan tungsten carbide.

Page 20: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

15

Bagian tengah mata bor ini berlobang untuk cairan

pembilas lewat dan akan keluar melalui sisi mata

bor.

Mata bor jenis ini baik sekali untuk menembus

formasi batu pasir lepas dan lempung. '

b. Mata bor tiga atau empat gigi.

Mata bor yang mempunyai gigi tiga atau erepat, sam a

seperti halnya dengan mata bor dua gigi, h&nya

berbecta pacta penggunaan tingkat kekerasan batuan

yang dibor.

Adapun jenis mata bor ini adalah:

- Roller Type Rock Bit.

Mata bor ini dilengkapi dengan empat roda gigi

potong yang dibuat dari baja. Dua buah roda gigi

potong pacta pahat ini dipasang miring beberapa

derajat dari garis pores badan pahat, dengan

tujuan untuk memberikan kebebasan pada badan

pahat untuk menembus batuan.

Dua roda gigi lainnya dipasang dengan sudut 80

diukur dari poros mendatar. Gigi ini dibuat

berbentuk kerucut dan bentuk gigi potong yang

berguna untuk memotong formasi batuan yang lunak

atau keras.

- Carbide Button Bit.

Hat a bor ini khusus diperuntukkan menembus

formasi batuan yang keras dan mempunyai sifat

asah (abrasive).

Page 21: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

16

Batuan yang memerlukan mata bor ini adalah batu

kapur, dolomit, granit, tufa pasiran keras yang

tak mampu digunakan roda gigi baJa b1asa.

3.3.2 M.ata Bor Intan (Diamond bit).

Mata bor intan dapat digunakan untuk semua jenis

batuan yang sangat keras, terutama pada batuan yang

mengalami sementasi yang baik. Mata bor ini dipasang

pada pemboran sistim coring (pengintian) sehingga

dapat menghasilkan core yang baik.

Macam batuan yang dapat ditembus dengan mata bor ini

adalah batu lempung, breksi, andesit, granit,

diorit dan rnarmer.

1> Ukur~:;.n ba.tu

Ukuran ditentukan dalam batu perkarat, semakin keras

batu semakin semakin halus intan yang diperlukan

(semakin banyak batu. per karat).

Banyaknya in tan yang digunakan pada

tergantung dari ukuran intan bor dan formasi batuan

yang ditentukan dengan berat karat total.

2> Butiran intan

Kekerasan batuan. yang di bar, menentukan besa.r

kecilnya butiran intan. Makin keras batuan yang di

bor, makin kecil butiran intan yang dipakai dan

sebaliknya makin lunak batuan yang di bor, makin besar

butirannya.

Makin halus butiran intan yang digunakan makin kecil

Page 22: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

17

saluran air yang dibuat pacta mata bor intan, karena

makin besar tekanan jet yang dibutuhkan, sehingga

"Ha.ter ways

kekanan.

yang ada disamping akan dibuat miring

3> Tekanan pada mata bor intan

Teka.na.n pada mata bor yang diijinkan tergantung

pad a jumlah butiran intan yang mengalami kontak

langsung dengan dasar lobang bor.

Tekanan yang diperbolehkan pada ujung mata bor adalah

3 - 5 kali jumlah butir intan yang 'mengalami kontak

te:rsebu t.

3.3.3 Hata Bor Baja (Stell Bit).

Mata bor baja dapat digunakan untuk batuan yang agak

keras terutama untuk batuan sedimen dimana tingkat

kekerasannya lebih rendah dibandingkan dengan batuan

beku.

Macam batuan yang. cocok digunakan steel bit ini

seperti batu pasir, batu lempung dan breksi.

3. 3. 4 Mat a Bor Sptral.

Mata bor spiral terdiri dari baja dan mempunyai.

kemampuan yang rendah untuk menembus lapisan keras.

Mata bor ini cocok untuk tanah kohesip yang relatip

lembek seperti lempung atau lanau.

Page 23: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

------------------------------------·------------------------'--1

~~ l : ~OR M~IN rUTAK.

p,

1

lCETEAANCAN I l. iCep.a la 11wu in ( Swivel he.ad l 10. S&mbunqan percep3tan ( Trana.d.a•ion

2. K e 1 l y ( Spindle l 11. Ru.anq koppling ( Clutch casa )

)". P a s a k ( Chuck body l 12. Penqqer&lc ut~ t PrUac! ~~r )

4. BAUt p.l.S.lllt. ( Chuclt. bolt l l:l. Pocap.& ainylllc ( 011 pump )

s. ,..,.. ..... .,n ( '\ c & l e ) ,,. 14. Landa san ( 8 a • e )

6. Silinder penqanglt.at ( ltoist -dkuon ) 15. K.an<Xae tar to kan.an poeap.a ( Pump pressure gauge

7. Kopala lt.ucing ( Cat head·) 16. Kanoreeter tckanan ( Pr-•ure gauge ) I ...... co

B. Tuas r-em ( Bt"aXC lever ) 17. Tua• koppling C Main clutch lever )

9. Tuas pengangkat ( Hoistinq lever ) 19. IC 1 0 p c Hanua 1 nAl ve l

Page 24: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

(Jroor · 2 llollow Stem Auger. 19

? 0-'I ? 0-#

~===:&.:.;;::; ~ .~ ---.;;=.

~ .

'> -·-------0- -.:·

~~'¢~~t'\~ ./

Keter~nga~: 1. Flights with hard facing 2. Stang bar da1am (drill rod) 3. Kepa1a penyambung (adapter cap) 4. Kepala peny~ st.ang bor bagic'JJ1 da1M~

(center drill stem adapter)

5. Center Plug 6. Drag Bit 7, P en (pin)

Ganbar 3, : Ccr!veyor Flight~

J\ • dizuneter luar auger B • oitch C ,. flight length D'"' dia~eter series ' axle

8. Pen Bengkok (drive pin) 9 • B a u t ( bo 1 t)

10. Sekrup pengunci !lock screw) 11. Kepala pemotong (cutter head) 12. Mata bar (carbide) · 13. Dudukan mata bor (cap bolt) 14. Saluran air pembi1as (lock washer)

(a) (b) (c)

Bar Spiral (Spiral ~)

( a) Shl p 1>J.:s:Jer (b) Cl~ Spiral ~er (c) Ooen Soiral Auger

!

Page 25: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

Gcr.bar 5 Ha ta Bar In tan

(a)

(a) (b)

(b)

Gaabar 6 Floller Bit

C a) 2 O:::ne Roller Bit (b) 3 ~ P.oller Bit

(c)

C'.a:tbar 7 ~i.ng Bi t.s

(a) cress (b) straight (c) chisel

Galhar 8

20

Page 26: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

21

.lfl G~ar 9 s Tabung Penginti Ganda d~ Kata Bor

Gambar 10 Carbid~ Cor1ng bit (~erhatikan lctak "CarbideN)

0 ~ I I a b c d

Gzlxbar 11 Mat.a Bar U1tuk Pipa Lirrllng

a' b carbide Casing Bi t.s

c 'd Dizm:rd Casing Bi t.s

Page 27: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

0 0 Tali ll"dnila x&::le 1 b.s j ll

Kl.n::i rantai

Jl:ln:::i pipa

@§)[ 1f ! ~ Jc.aki-3 (dilipat)

OJ. 12 . PERI..1:}:GW'AN m-a:>RAN

C-33

f 7• I J'.l" 1l" • J"-=1

~ :.~;.~.~.f ;,~-~- r ~- . -- (: - - -Jr .~ .· - .. - ---- I .... _-_-_-__ _.~IIL1l.__...) Wf t~

b. ~pen~ (He lhl/6-a- ,.5 kg)

a. Tll)x,mg SPT

~ c . l<epa la oe 1 uncur

E3j ~(i)

d . Ba t.ang pel t..->cur oen :.r.Ouk

@ Ring pelirdur<j dra<

Cb. 13 . PERAL\Tl.~ ?8-u<.IK..S.:V\.'l SPT

~ -~~-~--=:~-~~--

~---~~ ...

N N

Page 28: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

23 '

Sie!Nj tekan

.-,

St.ang tx:>r

w.a ter 9oo'i ve 1

(}). 14

Page 29: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

BAB IV

PENGAMBILAN CONTOH TANAH.

Penyelidikan Geoteknik untuk perencanaan pondasi jembatan

atau jalan~ penqambilah contoh tanah/batuan sangat diperlukan

untuk keperluan pemeriksaan~ meliputi identifikasi~ klasifikasi,

pengujian lapangan atau pengujian laboratorium.

Pengambilan contoh tanah/batuan dari lapangan harus dapat

mewakili dari kondisi lapangan yang ada, sehingga contoh yang

diambil benar- benar merupakan gambaran dari kondisi keseluruhan.

Contoh tanah yang diambil dari lapangan dapat dibedakan dalam

dua macam, yaitu contoh terganggu dan contoh tidak terganggu.

a. Contoh terganggu (disturbed sample)

Contoh yang diambil tidak dijaga keutut1an struktur aslinya

maupun kadar airnya. Dalam pemboran mesin contoh terganggu

didapat dari hasil potongan (cutting) dan hasil cue ian

(washing).

b. Contoh tidak terganggu (undisturbed sample)

Contoh yang diambil dijaga keutuhan struktur aslinya maupun

kadar airnya. Contoh ini relatif tidak terganggu karen~ dalam

pemboran mesin pengambilan contoh dengan menggunakan tabung

contoh atau tabung split spoon.

4.1. Tat~ Cara Pengambilan Contoh Tanah Tidak Terganggu

Pengambilan contoh tanah tidak terganggu dilakukan terhadap

tanah kohesip, seperti lempung, lanau dan pasir halus

kelempungan bersifat lembek sampa1 agak kenyal dengan

menggunakan tabung berdinding tipis (thin wall tube sample)

yang disebut tabung contoh.

24

Page 30: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

25

Ada 3 jenis tabung pengambilan contoh yang banyak digunakan,

adalah :

1. Tabung berdinding tipis ( Shelby thin walled tube )

2. Tabung piston (piston stationary)

3. Tabung penginti putar (Rotary core barrel)

Tata Cara Pengambilan contoh tanah tidak terganggu (Undisturbed

Sample).

Alat yang digunakan adalah tabung berdinding tipis

tube sample). Melihat panjang dan diameter tabung ini ada 2 macam

yaitu :

T<:;bung d i arnetEt~- 76 ITi!TI=' panj angny;c.<. 76 em.

Tabun'J diametet- 68 mm, p<=1nj angnya. 40 c:m.

Cara pengambilan.

1> Sebelum dilakukan pengambilan, bersihkan lobang bor sampai

da.sar-nyE• .. Cara membersihkannya dapat. dilakukan dengan Wash

(penyemprotan dengan air) untuk mengangkat sisa-sisa

tanah yang belum terambil oleh pemboran (tanah hancuran).

Untuk tana.h bisa tanah hancuran yang

pembE·rsi. ha.nn·:r·a dapat pu 1 a d i!Junc:d.-:.c:tn 11 sand pump 11•

Dalam membersihkan ini diusahakan agar tanah dasar yang akan

diambil contohnya~ tidak terusakkan oleh air pembilas atau

s<::md pu.mp.

2> Pasanglah Kepala tabung contoh dengan batang bor, lalu

t.ut-unkan hing!]a mencapai t.anah dasar lobang bor yang akan

diambil contohnya.

Perlu diperhatikan, sebelum tabung dipasang dengan batang

bor-, tabung ini dalamnya harus dibersihkan terlebih dahulu

Page 31: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

26

dan dibe:Ti stanvat aga~ licin. Se:\ tu 1·1e:1 1 lagi yaitu ujung

tabung aga~ tetap ~uncing untuk memudahkan masuk kedalam

tanah ataupun membe~ikan gangguan pada tanah sekecil mungkin.

3> Sebelum batang bo~ ditekan, berilah tanda ukuran ~~;epanj ang

tabung pada batang bor ini didekat pe~mukaan tanah.

4> Batang bo~ di tekan dengan mesin bor seca~a hid~olis,sehingga

tabunq dapat masuk sampai maksimum 60 em untuk tabtJ.nq

diameter 76 mm dan 40 em untuk tabung diamete~ 68 mm.

::':·> Getel<:o.h sampai kedalaman yang diinginkan, lalu

l ··. C:• .. ··

be-•. te:1ng bo~ diputar. ca~a memutarnya dapat dengan kunci pipa

atau dengan mesin bo~. Maksud pemutaran irli a.d<=:l<:<.h unt:uk

tanah yang ada dalam tabung dengan tanah dibawah

uj un!;.l tc-1bung.

Kemudian tabung diangkat dengan hati-hati kepermukaan

dan letakkan pada tempat yang bersih dan aman.

tc-1bung in i rl<.::o.n t<:~.bunq da~-·i

tabungnya dan buang kotoran yang ada pada kedua ujungnya,lalu

diko~ek sekitar 1 - 2 em untuk diisi dengan dengan

7> Tempelkan label pada tabung contoh ini~meliputi nomor contoh,

k~dalaman, nomor bo~ dan lokasl.

Tanda ini sebaiknya ditulis dengan spidol atau cat yang tidak

mudah luntur atau hilang.

4.2. Tata Cara Pengambilan Contoh Tanah Terganggu (Distu~bed

Sample).

Pengambilan contoh tanah terganggu dapat dilakukan dengan

menggunakan pe~alatan sepe~ti dibawah ini.

Page 32: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

27

1. Dengan Spiral.

Untuk. lap.isan atas yan~.l dc-trj_ lanau,

lempung atau pasir kelempungan, maka pemboran mesin

dapat dimulai dengan pemborah spiral.

Jenis spiral berupa Common Ship Augers diameter 1 7/8

in,closed augers diameter 2 1/2 in atau open spiral

augers, dimana pemboran dilakukan dengan sistem kering.

Dalam hal ini yang lebih baik digunakan j eni::; "Common

Ship Au<;_!er··s'' kat-en.:~ t,:7~han bi:ta clibc:tndinrik<:tn den·~~c: ... n jenis;

1 r.•.innya.

Car·a mel.-:-tkuk;:-;_n

1) Pemboran dengan mata bor spiral menggunakan sistem

sehingga waktu spiral masuk,

tanah akan naik kepermukaan tanah dan sebagian

menempel pada spiral tersebut.

lagi

2) Angkatlah spiral tersebut setelah pemboran mencapai

SE•tiap 40 em yaitu sepanjang mata bor sampe:d.

kedalaman 2 - 3 meter.

3) Kumpulkan gumpalan tanah diatas alas yang

sep£~1'"·ti plastik, rnenur·ut kerJa l ctl"iiannya.

l'la s;.uk k ctn kedalam kantong plastik clan diberi label

mengenai kedalaman, nomor bor dan lokasi.

2. Dengan pembilasan (washing).

Pembilasan disini mempunyai maksud untuk melebarkan

1 ob;:ing bekas bor spiral, yang selanjutnya sebagai

persiapan langkah langkah berikutnya.

Mata bor yang dig0nakan untuk pembilasan adalah "three

Page 33: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

28

cone roller bit'' yang berdiamet~r :4 l/2 in atau 4 l/8 in.

Cara pembilasan ini sangat penting dilakukan apabila

coring tidak dapat dilakukan.

Cara melakukan :

1> Untuk tanah yang berupa pasir kerikil dan kerakal

yang bersifat lepas, terlebih dahulu harus memasukan

pipa lindung ( casing )

diperlukan.

sampai kedalaman yang

2> Memasukkan pipa lindung

ataupun diputar.

dapat dengan ditumbuk

3> Semprotkan air pembilas nelalui selang tekan yang

4>

dihubungkan dengan batang bar dan akan keluar dari

lobang mata bor three cone tadi.

Gerakan batang bor naik.turun, agar pad a ujung bar

terjadi alakan air dan tanah hancuran akan naik

melalui sela sela an tara dinding lobang dengan

batang bor bersama sama air pembilas ke permukaan.

5> Tampung tanah hancuran tersebut dan masukkan dalam

kantong plastik dan diberi label.

3. Dengan Tabung Sand pump.

Pengambilan contoh tanah dengan menggunakan tabutJg

belah digunakan untuk tanah berbutir (non kohesip).

Alat ini dilengkapi dengan alat khusus seperti kelep atau

bola besi yang berfungsi membuka dan menutup.

Sewaktu pasir masuk kelep ini akan terdorong dan

membuka, sedangkan sewaktu pasir jatuh kebawah akan terha

lang oleh kelep ini. Panjang tabung sand pump ini 45 em.

Page 34: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

29

Cara melakukan :

1> Sambungkan tabung sand pump pada ujung bawah batang

bar.

2> Hasukkan perlahan-lahan kedalam lobang, dan setelah

mencapai pasir yang akan diambil, gerakan naik turun

berulang-ulang agar contoh tanah dapat mengisi tabung

secara penuh.

3> Tariklah batang bor dan keluarkan pasir ini dari

dalam tabung.

4> Masukkan pasir ini kedalam kantong plastik dan diberi

label.

4.3 Tata Cara Pengambilan Contoh .Inti.

Pengambilan contoh inti dapat menggunakan coring a tau

pengintian. Pengintian batuan dilaksanakan dengan tabung

penginti yang disebut core barrel. Yang dibawahnya dipasang

mata bor inti (core bit), dengan pengintian dilakukan dengan

bor putar.

4.3.1. Mata bor inti

Hata bor inti dapat dibuat dari intan, baja atau

tungsten, sedangkan yang banyak digunakan adalah mata

bor tungsten (carbide core bit). Mata bor intan

(diamond bit) digunakan bila pemboran menjumpai batuan

yang sangat keras dan tebal.

4.3.2 Tabung penginti

Tabung penginti yang digunakan dalam pemboran batuan

ada 3 macam, yaitu :

Page 35: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

30

a. Tabung penginti tunggal b. Tabung penginti ganda c. Tabung penginti rangkap tiga

Untuk tabung penginti tunggal penggunaannya terbatas,

yakni hanya untuk lapisan batuan yang keras, sedangkan

untuk mendapatkan contoh tanah inti tidak mengalami

kerusakan maka dapat digunakan tabun~ rangkap dua atau

tiga.

1) Pengambilan contoh dengan Tabung Penginti Tunggal

( Single Core Barrel ).

Contoh inti yang didapat termasuk contoh terganggu

akibat tekanan bor pada waktu pemotongan dan

pemasukkan inti kedalam tabung tersebut.Pengambilan

contoh dengan menggunakan tabung pengir1ti tunggal

akan menghasilkan inti ya~g baik hanya untuk batuan

keras dan padat, disamping kecermatan pembor.

Cara ini dapat digunakan untuk berbagai jenis tanah

kecuali lempung sangat lembek dan pasir lepas, dan

akan menghasilkan -contoh tanah yang mempunyai

komponen yang sama dengan aslinya.

2) ~engambilan contoh dengan Tabung Penginti Ganda

(Double Core Barrel).

Pengambilan contoh dengan tabung penginti ganda

lebih luas penggunaannya dan memberikan hasil yang

lebih baik daripada tabung penginti tunggal, karena

dapat digunakan untuk semua jenis tanah. Tabung

penginti ini terdiri dari tabung luar dan tabung

Page 36: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

31

dalam, dimana air atau lumpur pembilas lewat

diantara kedua tabung tersebut.

Tabung penginti ganda ini dapat didesain secara

bervariasi sesuai dengan sifat material yang akan

diambilnya.

Untuk batuan tidak keras digunakan tabung jenis

pengambil contoh yang mempunyai lembaran logam

_tipis sebagai pelapis bagian tabung dalam. Pelapis

ini berguna untuk memudahkan pengambilan inti dan

merupakan pelindung contoh inti asli sewaktu

diangkut ke laboratorium.

Untuk batuan keras, pelapis logam ini tidak

diperlukan karena batuan tersebut sudah cukup kuat

tanpa dilindungi pelapis.

Macam batuan yang perlu memakai lapis pelindung

seperti batu gamping lunak dan serpih lunak, harus

dibungkus dalam kemasan yang keda~ air, hal ini

disebabkan bahwa kekuatannya akan berkurang apabila

berubah menjadi kering.

3) Pengambilan contoh dengan Tabung Penginti Rangkap

Tiga.

Cara pengambilan contoh dengan tabung penginti

rangkap tiga lebih teliti dan lebih luas

penggunaannya, ha 1 in i d i karena.kan "Core Recovery"

yang didapat lebih tinggi, serta dapat digunakan

untuk jenis tanah atau batuan.

Page 37: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

32

Pengambilan contoh ini terdiri dari tabung lu~r,

tabung dalam dan tabung paling dalam.

Cairan pembilas masuk atau lewat diantara tabung

luar dan tabung dalam, sedangkan contoh inti berada

pacta tabung luar dan tidak ikut berputar pacta waktu

pemboran.

Keutuhan contoh inti lebih terjamin, karena contoh

tidak dapat terganggu oleh semprotan eairan

pembilas pada ujung mata bor.

Coring dapat dilakukan dengan menggunakan "Core

barrel" panjangnya 0,60, 1 "'" 'J a. tau 3,00 meter,

tergantung pada kebutuhan pengambilan eontoh.

4.3.3. Cara melakukan

1> Sambungkan core barrel ini dengan setc:1.ng,

masukkan pada kedalaman eontoh yang akan diambil.

2> Putar core ini melalui batang setang yang

terjepit spindel, sampai mencapai kedalaman yang

diinginkan atau core ini penuh diisi tanah.

3> Pacta waktu penggunaan core barrel ini yang perlu

diperhatikan mengenai pengaturan air pemboran

agar jangan merusakan eontoh.

4> Angkatlah core barrel ini kepermukaan tanah

dan keluarkan tanah dari lobang eore,dan disusun

menurut keda.laman.

5> Masukkan contoh ini kedalam kantong pla.stik dan

d iberi label.

Page 38: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

33

6> Bila contoh tanah berupa contoh inti, maka

setelah dibungkus plastik atau kertas semen

segera masukkan kedalam peti contoh dan diberi

parafin cair.

4.4. Tata Cara Pengujian S.P.T(Test Penetratio~ Standard).

Pengujian tanah dilapangan yang dilakukan bersama-sama

pemboran adalah SPT yaitu pengujian standar untuk

mendapatkan kepadatan relatif dari tiap lapisan tanah.

Pengujian ini pada prinsipnya melakukan penumbukan untuk

memasukkan tabung belah (split spoon) kedalam tanah dengan

menjatuhkan secara bebas suatu penumbuk dari ketinggian

tertentu.

Untuk standarisasi, tabung belah (split spoon) berukuran

diameter dalam 35 mm dan diameter luar 50,8 mm, berat

penumbuk 63,50 kg dengan tinggi jatuh 0,76 meter.

Jumlah tumbukkan dicatat untuk setiap pemasukkan split spoon

0,15 rueter yang dilakukan berturut turut sebanyak tiga kali.

4.4.1 Peralatan

a. Batang bor, secuku~nya untuk mencapai kedalaman tanah yang akan di S.P.T.

b. Split spoon atau split barrel (tabung belah)

c. Penumbuk seberat 63,5 kg.

d. Batang peluncur penumbuk panjang minimum 1,05 meter.

e. Kepala batang penumbuk (drive heads) dan ring penumbuk.

f. Tambang manila.

g. Tripod yaitu menara kaki tiga.

Page 39: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

4.4.2 Cara melakukan :

1) Sebelum melakukan SPT,

dahulu sampai kedasarnya.

~4

lobang bor dibersihkan

2) Sambungkan split spoon kepada batang bor, dan

periksa tabung split spoon dalam keadaan bersih dan

kosong.

3) Turunkan batang bor tadi kedalam lobang bor

mencapai lapisan tanah yang akan di SPT.

4) Sambung batang bor bagian atas dengan batang

peluncur yang dilengkapi dengan kepala penumbuk dan

cineinnya.

5) Masukkan alat batang peluncur ke lobang alat

penumbuk yang telah memakai tali tambang dan

dikaitkan pada katrol yang tergantung di menara kaki

tiga.

6) Beri tanda pada batang peluneur yaitu sejarak 0,76

meter dari atas kepala penumbuk.

7) Beri tanda pada batang bor yang ada dekat permukaan

tanah 3 x 15 em, dimulai dari muka tanah keatas.

8) Dengan menggunakan mesin bor, tariklah tali

tambang tadi sehingga penumbuk terangkat setinggi

0,76 meter dan jatuhkan seeara bebas.

9) Catatlah banyaknya tumbukan . setiap masuk split

spoon sedalam 15 em. Lakukanlah dengan eara yang

sama untuk 3 x 15 em sehingga menghasilkan nilai

Page 40: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

35

10) Nilai SPT a tau harga N adalah banyaknya

tumbukkan hasil perjumlahan.

11) Setelah selesai melakukan tumbukan SPT, maka

angkatlah split spoon perlahan-lahan dengan menarik

batang bor agar contoh didalamnya tidak jatuh.

12) Buka Split Spoon dengan membelih pada alurnya dan

keluarkan contoh tanah dari dalam tabung split

spoon tersebut.

13) Masukkan contoh ini kedalam kantong plastik dan

diberi label mengenai nomor bor, kedalaman, jenis

tanah, nomor SPT dan besarnya nilai SPT.

14) Bila ada dua jenis material yang berbeda didalam

spoon ini, agar disimpan dalam kantong plastik yang

berbeda dan kemudian disatukan dalam kantong lain,

kemudian diberi label.

4.4.3 Interpretasi hasil SPT.

Dengan adanya hasil SPT ini, maka dapat juga

mengklasifikasikan sifat tanah atas nilai N seperti

berikut :

a. Untuk -lapisan pasii, hubungan antara nilai SPT

dengan kepadatan.

Harga N Kepadatan

---------------~--t----------------------

0 5

11 31

- 4 10

- 30 50

> 50

1 I sangat lepas

lepas agak padat pad at sangat padat

Page 41: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

36

b. Untuk lapisan lempung, lanau, hubungan antara nilai

SPT dengan kekerasan :

: Harga N : Kekerasan : :------------------------------------------:

< 2 san gat lunak 2 4 lunak 5 - 8 sedang 9 15 agak kenyal

16 30 sangat kenyal

> 30 keras

4.5. Pemeliharaan Contoh :

Contoh tanah atau batuan sebagai hasil penyelidikan

dilapangan dikumpulkan untuk kemudian diangkut ke

laboratorium.

Contoh ini mudah rusak akibat goncangan atad benturan, maka

dari itu perlu mendapat perhatian dalam pemeliharaannya

Sebagaimana diketahui bahwa apabila contoh ini rusak maka

hasil pengujian laboratorium tidak lagi mencerminkan keadaan

aslinya.

Untuk lebih memudahkan penyusunan, maka semua contoh

hasil core, pembilasan ( cutting ), contoh hasil SPT

dimasukkan kedalam peti contoh atau core box.

Contoh tidak asli ini terlebih dahulu telah dibungkus

kantong plastik yang diberi label tiap kedalaman dan jelas

bagian atas dan bawahnya. Hal ini sangat penting terutama

untuk contoh hasil core yang disimpan dalam.peti tidak akan

tertukar antara bagian atas dan bagian bawahnya. Pada peti

contoh perlu dituliskan urutan kedalaman agar tidak menjadi

kacau pada waktu pemeriksaan penyesuaian dengan profil bor.

Page 42: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

37

Bila kedalaman tertentu telah diambil contoh asli atau tanah

tidak terganggu, maka pada kedalaman tersebut ruangan pada

peti supaya dikosongkan dan diberi catatan "contoh tabung"

dan dapat diisi dengan kayu bekas sebagai ganjalnya.

Sesudah peti penuh dengan contoh tanah, maka tuangkan

parafin cair, dengan maksud agar sewaktu pengangkutan contoh

dari lapangan tidak terjadi perubahan posisi dalam peti dan

juga untuk mencegah rusaknya contoh tersebut oleh udara.

Peti ini harus diberi nomor yang berisi

Kedalaman, Tanggal pengambilan dan lokasi.

Nomor Bor,

Page 43: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

'r t: Roda pemutar 1

untuk kabel

(Winch)

··I . I

-Stang bor

1 (Drill ro'ds)

~Hydraulic feed

cylinder

Core bJrrel

A~-- Inti Core

._ Mata bor ( bit) . :· .....

· Gambai- 15 CARA MELAKUKAN " ROTARY CORE· DRIL~ING "

38

Page 44: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

I minimal 12.7 ~m

f-.

Oitekan

atau dipukul~

•.. ,. Casing

Tabun9--

GJmbar 16 PENGAMBILAN CONTOH TANAH ASLI.

Panjang tabung

Tebal dinding

Rasio diameter dalam

Dl- De

De

UKURAN TABIJNG CONTOH

t,amba.-. 17

Diameter lobanq baud minimal 6.77 mm

Tabung contoh

I I

-·-··~ kepala tci.bung

39

Page 45: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

·'

)

; ~I ) I

'( I.

l ~ ' I !

1)

i)

i

I \

'I

.')

air dlfi atas ton~oh

( jika

petlu)

tujalt berputar

berputar

P.\ata bcr ( Bit)

Gambar 18 CARA PENGAMBILAN INTI DENGAN

MEMAKAI ALAT " CORE BARREL "

Jalan air pemboran

(drilling water)

· Tabung luar (Outer lube l ( berpular)

Tabung dalam (Inner lube)

( lidak berpular)

Per:-:~gJng inti

(Core catcher)

6:~ (intan)

40

Jal.Jn <tir pemboran

(Drilling water)

Tabung luar ( Outet tube)

( berpular)

Tahvng dalam ( Inner tube)

( tidak betpular)

Tabung doJIJm pemi'iah

(Split inner tube)

yang terd!ri dari dua

bagian y.:mg dapat

~ibukJ ·

~

Lubang untuk air

Bit ( lung5ten a tau borium)

PerpanjangJn tabung dalam

(Inner tube extcn~ion}

Gombar 19 , DOUBLE TUBE CORE BARREL Gombar 2 0 TRIPLE TUBE CORE BARREL

Page 46: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

··.• : ... ~

Casing · ·

.·. ·'::.

I I

.. I I I

--L--! _ ..

Jumlah pukulan 6 inch ditentukan pada -r-__:. __ _

15 em)' I I

( 30 em) l jarak ini 12 inch

~

41

Beban penumbuk

seberat 140 pound ( 63 kg)

Lubang bor

Split Spoon

Kabel y~ng ditarik

dan dilepaskan

sampler ----....___

22 inch

(56 em)

u 1-}in--J ~

Gambar 21. " STANDARD PENETRATION TEST "

Page 47: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

BAB V

B 0 R L 0 G

Bor log merupakan catatan hasil pemboran yang menggambarkan

susunan lapisan tanah beserta keterangan yang meliputi jenis

tanah, tebal, kedalaman, kedalaman air tanah, pengujian SPT,

sifat tanah, warna dan cara pemboran.

Ada 2 macam bor log yang harus yang harus dibuat oleh petugas

pembor yaitu bor log lapangan dan bor log akhir.

5.1. Bor Log Lapangan

Bor log lapangan harus diusahakan berisi data yang lengkap

hasil kegiatan mengenai pemboran yang telah dilakukan baik

yang berhubungan dengan pelaksanaan maupun yang menyangkut

keadaan lapangan.

Bor log lapangan ini akan memuat keterangan dan catatan yang

meliputi

a. Diskripsi, klasifikasi dan kedalaman masing - masing

· lapisan tanah atau batuan baik batas atas maupun batas

bawah.

b. Kedalaman, macam dan jumlah contoh yang terambil dan

tidak terambil.

c. Kedalaman hasil pengujian setempat.

d. Keterangan-keterangan umum yang perlu dicatat dan ada

hubungan dengan perencanaan pondasi.

e. Catatan lain yang perlu dilaporkan, antara lain

1} Adanya air artesis.

2) Kesulitan yang dihadapi pada waktu pemboran.

42

Page 48: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

43

3) Kejadian pemboran misalnya : runtuhnya dinding lobang

bor, ditemukannya kerakal-kerakal, terjepitnya mata

bor, naiknya pasir kedalam pipa lindung,

pipa lindung sewaktu dicabut.

ketinggalan

4) Kehilangan air pembilas pada waktu pemboran.

5) Penggunaan pipa lindung, penyemenan, penggunaan lumpur

sebagai pembilas.

6) Kelainan keadaan contoh tanah.

7) Dan lain-lain yang dianggap perlu.

5.2. Bor Log Akhir.

Bor log akhir dibuat berdasarkan hasil lapangan

laboratorium, sehingga memuat data yang komplit

digunakan perencanaan pondasi.

dan

untuk

Dibawah ini diuraikan macam dan kegiafan mengenai petunjuk

pengisian bor log akhir :

1> Sketsa Situasi

Menggambarkan situasi sekitar titik penyelidikan yang

berisi letak titik pemboran, arah angin, arah kota

terdekat, arah aliran sungai, bila ada penggeseran trase,

gambar letak trase lama dan renoana trase baru.

2> Nomor Titik Bor

Nomor titik bor yang sesuai dengan profil bor baik

didarat ataupun diair.

3> Nama Proyek

Nama pekerjaan yang sedang dilakukan atau nama jembatan

yang diselidiki.

Page 49: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

4) P~opinsi

Propinsi mana letak lokasi penyelidikan.

5> Seksi

45

Termasuk dalam seksi mana menurut DPU propinsi daerah

tersebut.

6> Ruas jalan

Nomor ruas jalan dimana jembatan yang diselidiki.

7> Kilometer

Kilometer berapa lokasi penyelidikan itu berada dari kota

yang terdekat.

8> Nomor Jembatan

Nomor dari jembatan pada ruas jalan yang bersangkutan.

9> Tanggal mulai pemboran

10> Tanggal selesai pemboran

Berakhirnya pemboran dan dianggap selesai pada tanggal,

bulan dan tahun.

11> Titik ketinggian

Letak ketinggian (elevasi) dari titik bar yang dilakukan,

diukur dari suatu titik tertentu yang dianggap tetap,

lebih rendah (negatif) atau lebih tinggi (positif) dan

titik tertentu tersebut.

Dalam penyelidikan jembatan titik tertentu biasanya

diambil muka jembatan lama, atau muka jalan lama bila

belum ada jembatan.

12> Jumlah kedalaman

Jumlah kedalaman dari suatu titik bor, dihitung dari muka

tanah setempat (dalam meter).

Page 50: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

46

13> Diameter pipa lindung (casing)

Ukuran pipa lindung yang digunakan dalam pemboran

tersebut, dapat dituliskan dalam code DCDMA standard,

atau ukuran langsung dari pipa lindung (dalam em).

14> Berat penumbuk pipa lindung

Berat penumbuk pipa lindung (dalam kg) ~ang dipakai untuk

memasukkan pipa lindung pada lubang bor.

15> Tinggi jatuh tumbukan pipa lindung

Dalam melakukan tumbukan pipa lindung harus diusahakan

dalam tinggi jatus yang konstan (tetap), d~n tinggi jatuh

tersebut diulwr.

16> Diameter penginti

Ukuran diameter penginti yang dipakai untuk melakukan

pengambilan contoh inti (pengintian) batuan (dalam em).

17> Tipe penginti

Tipe penginti yang mana dipakai, apakah ~,ingle ' r' \

\ .::>) '

Double (D) atau Triple (T) : dicoret yang tidak sesuai.

18> Mesin yang digunakan

1 l' ' .1. ·:l .>

Mesin yang digunakan dalam pemboran tersebut, sebutkan

merk/jenis/tipe bor.

Huka air ta.nah

Muka air tanah diamati selama pemboran tersebut, diambil

rata-rata setelah selesainya pemboran.

20> Pem-bor

Nama dari pem-bor yang melakukan pemboran tersebut.

21> Penanggung jawab lapangan Nama dari penanggung jawab

dan pekerjaan yang sedang dilakukan.

Page 51: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

47

22> Tanggal

Tuliskan tanggal pemboran untuk setiap kedalaman.

23> Kedalaman

Diisi dalam interval kedalaman tert~ntu dan

dibatasi setiap hari, berapa kedalaman yang dicapai.

Contoh : 10 - 12 1982 11 12 - 1982

24> Cara pemboran

0,00 m 5,45 m

5,4~ m. 7.00 m. dst.

harus

Yaitu metode apa yang dipakai untuk kemajuan pemboran

tersebut, pada kedalaman tertentu apakah washing, SPT,

contoh tanah asli, pengintian dan sebagainya.

25> Pipa lindung

1. Kedalaman digambarkan kedalam pipa lindung yang

dipasang untuk setiap pemboran.

2. Jumlah tumbukan pipa lindung :

dihitung jumlah tumbukan pipa lindung yang diperlukan

untuk memasukkan pipa lindung pada interval tertentu.

26> Muka air tanah

Kedalaman muka air tanah digambarkan dengan tanda.

27> Prosentase inti terambil (core recovary)

Inti yang didapat dibandingkan dengan kemajuan pemboran

dinyatakan dalam persen.

contoh pengintian dari 8.00 m 9.00 m kemajuan

pemboran 1 meter, inti yang didapatkan 80 em, berarti

prosentasi inti yang terambil yaitu : 80/100 x 100% =80%,

dan bagian yang 80% diwarnai atau dihitamkan.

Page 52: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

48

28> Pr-osen mm

Jumlah panjang inti ~ 10 em RQD - X 100%

Kemajuan setiap pembor-an

29> N. SPT : Nilai N dar-i percobaan penetr-asi standar-d.

Ni J.a.i SPT yang diclapc-ttkc-•.n di<;Jamb.:\r-kan daJ.r.;..m br:::·nt.uk g~-.::.."f ik

( lihC!.t contoh).

3.1> 1'1.::;.c:am test

Kolom ini menggambar-kan macam-macam test yang dilakukan

dalam bentuk simbol ( untuk SPT : X ~ contoh tanah tidak

i- r=:.•-n- r1C'QL' mill _t.: 1 l,:,c\ _·.t • !!]3:; vane te:>st ;; *)

Cont.oh bat.uan/tanah yang diambil untuk perner- i k sa an

selanjutnya harus diberi label dan nomor-.

Menggambarkan simbol-simbol b<:•. t:u.=.;n I tD.nah

d i bakuk.an.

Yc:•.it:u pr:.:-mt'?r· i. k s<::tan yc:tn() eli. I <=•.kukc:tn contnh

batuan/tanah. Sedapat mungkin sebutkan asal geologis dan

klasifi.kasi unified.

:::;;~:=.> Ket:E•i'"·angan

Ko J. om in i untuk memuat. h.::;..l·-l·lct J. yang si fa tnyc-t k hLt.sus, mi. sc:\ 1

Stang bor harus sendiri karena rongga/sangat J.embek,

lembek, tabung SPT kosong karena kena

sangat lepas dan sebagainya.

Page 53: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

'\ ..

SKETSA

..J

C(

Ul ., z C(

....

-E

i l

~ · C(

..J C( l 0 .... :.:

- !--­

i~--~

. . 1--­

?· ..._ _ _.

3 +---1

4

1---

5

6

7 -+---1

9

10

12 -1---11

13 -1---1!

!--

"14

-. . 15" +-_-_--1

1----

I., ~ , ·., .

18""·+-----l

19 . •.i--__._~

20. 1-- ·

!--

- 1-­

f----

1-­

f---­

!-­

!-­

I--

1---

1--­

f----

1-­

f----

1----

1----

1-:-­

I-­

I-­

f.--

-----

. f---­. 2

.I-­

· ~---­

~

I--

1·-

> I

\ \

I' EMIJORA N H E S I II

-z:

0 ....

o· II.

a: ...

GRAFIK S . P.T.

20 .!'0 00 0 "" .

0 10 2 ~0 60

II

I! li

I

~~~--~~~ - - ---+--~+-~ 1--

II:

0

• ..J ... 0 a: a.

. ~ · -. ..

I NO TITIK 110111 : Bor I DlAio4£Tr:A Kfiii'K : 4 inchi : N£1tl( /TIPE WESIN BO!t: YBM. YSO-. I P! N E~IICSAAN LA80RATOftU.C

NAMA ll'ltOYfl(: S. Cljulang at AAT PENIMBUK KDliM : 12 5 kg ' tou(A Alii! TAHAH : 3 1 45 m DIKERJAKAN TGL.2 3/~ltllC&A TQI...

. I

~ltO .. INSI: ;Tabar..._,_ :Banjar TIMGI JATUH ~......_,. : 76 Crr. .. ~T&L.. ~ - 7- 91

OLDI :

'Kosasih . 01.-nt :

Kill. :141,46 JUNU.H K[OALAWM ; 20 met.er SI!U:I.\1 UL.: 19- T- ~I JEHIS PEMERIKSAAN:

OIAM£T!R P!NIOP4TI : 2 inchi .. PEt:IIIOR : ITdam Buyung BSc Gr:SER . LA"'GSU~S : UU I CU I CO

TITIIC IIUT K!ilNGiiA.IC : -4 · 00m MJ TI?E PEI'IGINTI . doub le P'ENA NGIOU'IG JA\oVAil LAP'. prs'. Suherpj~Tft I A X I A L UU ~~~

P ENERIKSAA fi LA /JORATO R I U II

O!SKRIPSI TAHAH I B ATUAH ")

z: <l. .. z: C(

a: .... .... w X

DERAT

Ill

vr 1 cc

1.91

1. 79

1.83

1. 83

2.01

w

34.0

35.1

39.7

21.2

BAT AS

CAl It

LL

"39. 50

51.10

41.90

67.00

,.~1( UWAT

PLASTIS SARiN'OAH

200

pI

85

30.16 94

25 .74 87

46.80 9l

· 31

I( ADAR KUI. T TEI<N Gl': '!' c:R TRIAXIAL

L EM PUttO B EILU L Ali~ S<.fi<O l<l"lii.IPJn.,._~ J

BIUTAS

q\1 c I Ct/C2

c "

l<Qicm2 lkt;lll:rrf ... •

22 0.40 0.1 17 0.22"1

34 0 ·. 20 0.0 19 0.300

26

1.10

9

MACAIII TU T : I I PT l ) TANAH II(~ 1en• lor>all, •ama, ....,.,.ten•'• kiOtofokoa. menurut vnlll••

TAIIIAI-1NON K~ ~ : ;.nit lo<>lffl, otli!H"""'• ""-"'Q!'I• kloe ifil<a8i m-rvt unlfl•• I C~AIU ·

• VAHf: TUT

Page 54: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

BAB VI

PENGATURAN DAN PERAWATAN PERALATAN

6.1. Cara Mengatur Peralatan di Lapangan.

Peralatan setelah tiba di lapangan perlu dipersiapkan untuk

memulai melakukan pekerjaan dengan langkah kegiatan sebagai

berikut

1> Sebelum mulai bekerja~ ratakan tempat yang akan di bor

secukupnya sesuai dengan gerak kerja pemboran dan cari

kPmiringan lahan untuk membuat alur pembuangan air

p£::-mbi 1 as.

~> Tetapkan titik lobang yang akan di bor dan diberi tanda

3> Hadapkan mesin bad an

mesin sejajar kontur lapangan. Bila lapangan mr::·m puny c:, i

permukaan yang miring, maka f.Jf:?rmu. k ctc•.n

t.in~jg i. pembor- untuk

mengoperasikan mesin bor.

4> Ukurlah kedudukan mesin bor dengan water pas~ agar mesin

ini benar- benar dapat bekerja vertikal.

5> Buatlah saluran pembuangan air pembilas ketempat yang

rendah dan usahakan saluran ini lurus serta cukup

memadai. Bi'la harus menggunakan sirkulasi air pembilas~

maka dapat membuat kolam atau memakai drum untuk

mE·nampung ait·-.

6) Air pembilas yang dialirkan dari lobang bor ke kolam

atau drum tempat penampungan diusahakan agar sewaktu

disedot oleh pompa~· air ini da~am keadaan bersih tidak

mengandung kotoran.

Page 55: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

51

7> Pasanglah menara kaki tiga pada posisi yang baik dimana

katrol untuk mengangkat dan menurunkan stang bor

tergantung dengan aman dan bebas.

8> Siapkan alat alat bor lainnya seperti pipa atau stang

bor untuk digunakan yaitu dalam kondisi bersih draadnya,

bersih lobang dalamnya, pipa tidak bengkok~ draad luar

dan draad dalam tidak rusak.

6.2. Cara Menempatkan Alat dan Perlengkapan Bar.

Tata cara menempatkan alat-alat dan perlengkapan di lapangan

dapat dilakukan sebagai berikut

1> Tempatkan alat-alat dan perlengkapannya dimuka mesin bor

dengan arah yang sama dengan badan mesin sejarak + 1,50

meter, sedangkan mulut pipa bor berada dekat dengan

bagian depan mesin bor.

2> Alat alat yang sering digunakan selalu berada didepan

me sin bor, sedangkan alat-alat cadangan berada

d~belakang mesin dan terlindung oleh tenda yan~ dipasang

pada alat penyangga menara.

3> Taruhlah pipa-pipa bor diatas tanah dengan beralas~ agar

mulut pipa dan draadnya tidak kotor oleh tanah.

Bila terjadi mulut pipa kotor, lekaslah dibersihkan

dahul~ dengan sikat baja. Penempatan pipa-pipa ini harus

berjajar dan tidak boleh tertumpuk satu sama lainnya.

4> Usahakan semua alat - alat penempatannya tidak tercampur

yaitu kelompokkan alat-alat yang sejenis dengan

sehingga mudah mencarinya.

rapih

5> Tempatkan alat - alat kecil dan kunci-kunci diatas alas

Page 56: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

52

yang baik serta berada dalam kotak khusus.

6.3. Cara Merawat Alat - Alat Setelah Dipakai

Setelah pengeboran selesai, rawatlah alat-alat ini dengan

baik aga~ dapat bertahan lama serta siap untuk digunakan

pada pemboran yang akan datang.

yang menganggu terutama kotoran yang dapat menyebabkan

2> Setelah bersih maka poleskan pada alat - alat ini minyak

anti karat sehingga tidak akan terjadi berkarat didalam

tempat penyimpanan.

3> Apabila terjadi kerusakan alat, maka bila kerusakan itu

;~ ingan, ' ., ·1 h d J ~- 11 ·'·ic:-·i ··1- +- '·r=o;i p!~J~Dc.<.l.•·:.~ .c::\ 1 ·u .u se.Je .. tm c.l ...• ~--ml···ctn, ... e-c:.p ... bila

kerusakan alat itu berat~ jangan dicampurkan dengan alat

yang b~ik, tapi pisahkan untuk perbaikan selanjutnya.

4> Berilah minyak lincir lebih dulu bagi alat - alat yang

bagiannya dapat bergerak atau berputar sebelum masuk

tempat penyimpanan. Bila terjadi alat-alat yang macet,

jangan sekali-kali dimasukkan dalam penyimpan, +·~ni --···--

bereskan dulu agar kemacetan tidak bertambah pada waktu

pE·nyimp2.nan.

5) Dalam penyimpan jangan sekali - kali alat diletakkan

bercampur baur yang akan menyulitkan dalam pengambilan

untuk dipergunakan lagi.

6> Letakkan alat- alat kembali ketempat semula~ agar"mudah

pengontrolan, dan untuk alat yang mudah rusak supaya

disimpan pada tempat terlindung dan aman.

Page 57: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

53

7> Untuk alat - alat yang membahayakan kesehatan, agar

disimpan tersendiri~ aman dan nampak terlihat.

B> Untuk alat - alat yang harus· mengalami pelumasan dan

peminyakan setiap saat~ agar ditempatkan pada tempat

yang memungkinkan perkerjaan pelumasan dan

itu dikerjakan dengan mudah.

peminyakan

9> Penerangan~ peranginan ditempat penyimpanan harus tetap

dijaga~ sebab jika tempat itu lembab akan memudahkan

timbulnya karat pada logam.

Page 58: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

B A B VII

K E S I M P U L A N

7.1 :KESIMPULAN

Dalam melakukan pemboran mesin ada beberapa faktor yang perlu

diperhatikan, antara lain:

l) Personil.

Bormaster sebagai jurumudi harus mempunyai ketrampilan dan

keahl~an dalam melakukan pemboran. Hal ini disebabkan

karena sewaktu pemboran berlangsung, mesin penggerak dalam

keadaan hidup. se h ing;g:a_ kecepa_tan pembor-a_n harus

disesuaikan dengan jenis tanah atau batuannya.

Bila hal ini terjadi suatu hal yang tidak diinginkan maka

baik peralatan mes1n maupun perlengkapannya akan mengalami

kerusakan yang berart1.

Personil harus tahu dan mengerti mengenai peralatan mes1n

serta mengetahui petunjuk atau cara-cara pemboran.

2) Permmtan.

Mesin bor merupakan barang mati dan apabila dibiarkan

tanpa dirawat, baik perlengkapan maupun peralatan mesin

akan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Stang bor, mata bor, tripod merupakan baja yang dapat

lapuk bila teroksidasi dengan udara, sehingga apabila

telah kena berkarat yang cukup parah, maka baja ini akan

menjadi barang rongsokan.

Mesin bor, spindel dan alat lain yang dapat berputar perlu

diberi pelumas dalam interval waktu tertentu agar tidak

54

Page 59: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

55

menjadi macet sewaktu akan digunakan lagi.

Mesin bar juga perlu dipanaskan atau dihidupkan agar

sendi-sendi tetap dapat berfungsi seperti biasanya.

3. Prosedur Pekerjaan.

Tatacara pelaksanaan pemboran meliputi tatacara pembuatan

lobang, pengambilan contoh tanah, melakukan SPT, coring

dan sand pump harus Jiikuti oleh petugas agar d~ta

pemboran yang dihasilkan untuk perencanaan pondasi atau

untuk keperluan lainnya dapat mengimformasikan setepat

mungkin.

4. Penggunaan mata bar.

Penggunaan n1ata bor perlu diperhatikan terhadap JBnls

batuan yang ada. sehingga data yang berupa core tidak

banyak rusuk oleh ketidak tepatan JCnls mata bar dan

kecepatan pemboran.

Sebabnya tingkat pelapukan dari suatu batuanpun sangat

berbeda yang dimulai dari lapuk, agak lapuk dan segar

sehingga penggunaan jenis mata bar-pun dapat berbeda pula.

7.2 SARAN.

1. Untuk dapat lebih jelas mengenai tatacara pelaksanaan

kegiatan pemboran. perlu diuraikan secara terinci menjadi

buku paduan yang memuat tatacara dan jenis peralatan yang

digunakan.

I

Hal ini sangat penting terutama bagi para teknisi yang

pengetahuannya masih kurang dan pelaksanaannya masih dalam

taraf belajar.

Page 60: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

56

2. Bagi para teknisi yang akan menjadi juru bor diperlukan

pelatihan yang intensip sehingga mereka dapat bekal

pengetahuan mengenai tatacara p embora~ ~

dan penggunaan ataupun mereka dapat pengalaman baik c!ala.m

mobil i s.asi a 1 at maur-'un d,:t 1 <::<.m penyr?.te 1 <:tn, c•. tau pemasa.noan

sewak tu persiapan.

Demikian laporan hasil pemboran mesin untuk

penyelidikan tana h pondasi.

Bandung~ 16 Maret 1992

i'~IP. J.l00198El1.

Page 61: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

DAFTAR PUSTAKA

1. Manual Penvelidikan Geoteknik Untuk Perencanaan Pondasi

Jembatan No.02/MN/B/1983 Departemen Pekerjaan Umum

2. Suwignyo BSc~ Cara Bekerja Mesin Bor Acker

Lembaga Penyelidikan Masalah Tanah dan Jalan tahun 1971

3. Wesley LD~ Mekanika Tanah

Badan Penerbit Pekerjaan Umum Jakarta tahun 1977.

-oOo-

Page 62: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN
Page 63: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

tabe1 Ukuran Bor, Pipa Lindung dan Hata Dor Inti ( Coring Bits ) :

' ' D. L. D.D Wt,Lb Per Penyambung D.O. Drat Per

I T E M UKURAN Inches (mm) Inches (mm) 10 Ft (lcg/m) Inches (mm) Inches ( 25, 4mm)

"' E 1 5/16 ( 3 3. 4) 0 27/32 (21.4) 27. 3 ( 4.06) 0 7/16 (11.1) 3

• " 1 5/8 (41.4) 1 1/8 (28.6) 38.0 ( 5.66) 6 9/16 (H. 3) J

B 1 29/32 (48.5) 1 13/32 (35.8) 46.0 ( 6.85) 0 5/8 (15.9) 5 .

' SATANG N 2 3/B (60.4) 2 (50.8) 50.0 ( 7. H) 1 (25.4) 4 I

BOR • '

EW 1 3/B (35.0) 0 7/8 (22.2) 31.3 ( 4.66) 0 1/2 (12.7) J

AW 1 3/4 _(44.5) 1 7/16 (36.6) 32.8 ( 4.88) 0 5/8 (15.9) 3

BW 2 1/8 (54.0) 1 3/4 (44.5) 0.0 ( 6.40) 0 3/4 (19.1) 3

NW 2 5/8 (66.7) 2 1/4 (57.2) 60.0 ( 8.93) 1 3/8 (35.1) J

EX 1 13/16 ( 46. l) 1 1/2 ( 3 8. 2) 18.0 ( 2.68) 1 1/2 (38.2) B

AX 2 1/4 (57. 2) 2 (50. 8) 30.0 ( 4.46) 1 29/32 (48.5) 8 PIPA

BX 2 7/8 ( 73. 3) 2 15/32 (62.8) 56.8 ( 8. 45 2 3/8 (60.4) 8 LIN DUNG

NX 3 . 1/2 (88.9) 3 l/16 (77.8) 78.0 (11.61) 3 (76.2) 8

"' dinding sejajar

EX 1 l/2 (38.2) 0 7/8 (22.2) Bagian tabel ini juga berlalcu untuk tabung

MATA BOR AX 1 15/16 (49.3) 1 l/8 (28.6) penginti.

INTI. BX 2 3/8 (60. 4) 1 5/8 ( 41. 4> D.L. • diameter 1uar t-t

NX 3 (76.2) 2 1/8 (54.0) D.O. • diameter da1am ,_.

Page 64: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

L - 2

Tabel tncuran Auger

Ukuran nominal' Diameter t&.bung Tula.ng kering (ram) luar ( JMI ) (Inn)

(101.6) ( 50.8 ) 08.2) persegi (101.6) ( 50.8 ) (41. 4) hex

(152.4) ( 50.8 ) () 8. 2) square (152.4) ( 50.8 ) (41.4) square

(152.4) ( 66.7 ) (38.2) perseg i (152.4) ( 66.7 ) (41.() hex (152.4) ( 66.7 ) (so. 8) hex

{152.4) ( 73.0 ) ( 38. 2) square {152.4) ( 73.0 ) {41. 4) hex (152.4) ( 73.0 ) {50. 8) hex)

Tabel Xepala Auger

Ul~uran noau.nal Banyaknya Ol.llre ter lu!o.a l.a 0Hr.eter g1g1 clarl Auger (mm) qiqi (mm) • luar ( rrm l

(101. 6) .( (101.6) ( 114. 3) (152.4) 8 (152 . .() (165.1) (203.2) 8 (203.2) (215. 9) (254 .0) u (254.0) (266. 7)

Tabel Ukuran Auger tipe •Hollow Stem•

Ukuran nomina 1 Di411leter da lam Be rat kira-k.ira

Auger ( mm ) ( m:n ) ( Kg/m )

( 177.8 ) 3/4 ( 69.9 ) {23.22)

( 203.2 ) ( 76.2 ) (21. 73)

( 228.6 ) ~ (. 88.9 ) (22.03)

( 254.0 ) ( 101.6 ) (21.43)

( 254.0 ) ( 127.0 ) (41.67)

( 304.8 ) ( 152.4 ) (41.97)

Page 65: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

CASING BIT ' SHELL DIAMETERS *)

( INCHES )

L - 3

Diamond-set casing bit and shell sizes vhen used in conjunctinn

vith X series !lush-coupled or !lush-joint casing.

EX AX BX NX -r

1.8H 2.252 2. 877 3. 302 inches O.D. Casing 1. 812 2.250 2.875 3.500

1. 810 2.248, 2.873 3.498

1. 502 1.908 2.377 3. 002 I. D. o! Ca•ing Coupling 1.500 1. 906 2.375 3.000

1. .(9 8 1. 90.C 2.373 2.998

1. 89 5 2.365 2.985 3.635 Set Reami!'g Shell Hole Size 1. 890 2.360 2.980 3.630

1.885 2.355 2.975 3.625

1. 832 2. 297 . 2. 912 3.562 Blank Reaming Shell O.D. 1. 830 2.295 2.910 3.560

1. 828 2.293 2.908 3.558

1. 880 2.350 2.970 3.620 O.D. Set Casing Bits 1.875 2.3-45 2.965 3. 6 15

1. 870 2.3.CO 2.960 3.610

1. 832 2.297 2.912 3.562 O.D. Blank Casing Bits 1. 830 2. 29 5 2.910 3.560

1. 82 8 2.293 2.908 3.558

1.09 1.814 2.252 2.877 I. D. Blank Casing Bits 1.07 1.812 2.250 2. 8 75

1.05 1. 810 2.H8 2.873

1. 410 1. 78 5 2.220 2.845 I. D. Set Casing Bit Core Size 1. .cos 1. 780 2.215 2.840

1.400 1. 775 2.210 2.835

CLEARANCES

Set ~ Slell 0.0. OYer Cas~ 0.0. .078 .110 .105 . 1 3 0 Set Reanin:J Shell 0.0. OYer Set Bit 0.0. .015 .015 .015 .015 casing COJplin:;l I.O. over Set Casing Bit I.D . . 095 .126 .160 . 16 0 Set ~ Shell 0. D. OYer Bl..mlk. ~ .060 .065 .070 .070 Shell O.D. Set easing Bit o.o.ove.r Bl..anX. easing Bit o.o . . 045 . 050 .055 .055 Casing Bit Bl..m-k I.D. OYer Set Dssing Bit I.O .. 032 .032 .035 .035 ~ {Casing Bit Blank o.o.over Casing Bit - . 19 6 .241 . 3 30 . 3 4 2 Bl.llnk I.D.) J.s (Set Casing Bit 0.0. Minus Set Casing Bit- .235 .283 .375 . 3 8 7 I .D.) •

No metriks eGui vAlent& ertllblished

· *) M::pted by techni.cal. Q:mnitte en bi t.s MXl equiffteO t dian::nd core dr i 11 -

J:Mnufact:urera asao::iaticn O::tcbe.r 28, 1960.

Page 66: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

SET BIT AND SHELL DIAMETERS

INCHES

Cas1ng Coupl1ng I.D. Hax Mean Hin

Set R~aming Shell O.D.(Hole Size)

Blank Reaming Shell O.D.

Set Bit O.D.

Blank Bit 0.0. (For mechanical Setting only; does not conform toes 17- 32).

Blank Blt J.D.

Set Bit I.D. (core si1.el

EX

l. 50 2 1.500 l. 49 8

1.490 l. 4 85 l. 4 80

l. 432 l. 4)0 l. 4 2 8

l. 475 l. 4 70 1.465

l. 432

l. 4 30 l. 4 2 8

.877

.875

.873

.850

.845

.840

AX

1.908 1.906 1.904

l. 895 1.890 l. 885

l. 8 3 7

l. 835 l. 8 33

1.880 1. 875 l. 870

1.837 1.835 l. 8 3 3

1. 220

l. 218 1.216

1. 190 1. 18,5 1. 180

L - 4

BX

3.377

2. 3 75 2.373

2.365 2.360 2.355

2. 302 2.300 2. 29 8

2.350 2. 34 5 2.340

2.302 2.300 2.298

l. 689 1.687 1.685

1.660 1.655 l. 650

NX

3.002 3.000 2.998

2.985 2. 980 2.975

2. 917 2.915 2. 913

2.970 2.965 2.960

2.917 2.915 2. 913

2. 18<} 2. 187 2. 185

2. 150 2.155 2. 150

CLEARANCES !DIFFERENCE IN ~EAN DIA"''l-:TERl-INCHF.S

Casing Co...Ipl ing I . 0. over Set Reaning She 11 0.0.

Set Reaming Shell O.D. over Set Bit 0.0

Set Reaning She 11 0. D. over Blank Reaming Shell O.D. ( or Blank Bit O.D )

Set Bit O.D. over Blank Bit O.D

Blank Bit I.D. over Set Bit I.D.

Hole-core Kerf, i (Set ~ Shell O.D Hinus Set Bit I. D. )

Set Bit Kerf, i (Set Bit O.D. Minus Set Bit I.D.).

.015

.015

.055

.040

.030

.320

.312

.016

.015

.055

.040

.033

.352

.345

.015

.015

.060

.045

. 032

.352

. 34 5

.020

.015

.065

.050

.032

.412

.405

•) Acbpted by Technical Cotmittee 01 bits and equiprent diam:rd axe drill ma·

nufacturers association Oktober 28 . 1960.

Page 67: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

L - 5

Tabe1 Berat Karat Total Tabel Uxuran Butiran Intan

llrurliO Ma t.a lJrurlln ,Berat karat leb.ih

Bar intlln lrurang

EX 25/kant 8.00

l<elornpox Butir per-karat JUII.lNl aalur an

air (water -( 200 qr ) ways

; AX 25/karat 10.00 A 8 - 15 4

BX 2S;karat H.OO ~

NX 25/kant 18.00

B 16 - 30 4 - 3

.. c 30 - 60 3-2

D 60 - 120 2

Tabe1 Xekerasan Matriks

i Sk.a..lA •C"' M. H .

F 0 r m a 8 Rcdcwe11

Batu xapur,batuan bek.u 20 - )0

Batu pas ir d.!ln bat:uan abr as it 30 - 40

sed.!srq lainnya.

Gran it 1apux,qwarzit,chert 40 - 50

1

Page 68: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

L - 6

Ukuran saringan ,Uk.uran in tan da1a.m Jwn1ah Batu rata-rata

inch ~r-k.arat

F 0,0360 130

E 0,0394 110

D 0,0413 100 '

c 0,003 91

B 0,0453 77

A 0.0473 65

1 0,0492 58

2 0,0512 50

3 0,0551 40

4 0,0591 )0

5 0,0650 25

6 0,0709 20

7 0,0768 15

8 0,0827 ll

9 0,0906 91,

10 0.0984 7

11 0,1063 ) 2/J

12 0,1142 41,

13 0,1220 ) 2/)

H 0,1299 )

15 0,1378 2 2/3

16 O,H57 2 1/6

17 0,1535 1 5/6

18 0,1614 1 2/3

19 0,1693 1 1/3

20 0,1772 1"&

Page 69: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN
Page 70: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

F - 1

Photo 1: Lokasi pemboran mesin dan sngkapan

batu breksi pada tebing.

Photo 2: Batu breksi dengan fragmen ukuran

10 Cm sampai 100 em berupa andesit

Page 71: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

F - 2

Photo 3: Mesin bor diatas batu breksi

Photo 4: Mesin bor dengan instrurnen-instrumerinya

Page 72: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

F - 3

Photo 5: Mesin bor merk YBM YSO 1 dan penggeraknya

Phoro 6: Pompa isap tekan merk Koken.

Page 73: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

F - 4

Photo 7: Tricone roller bit

Photo 9: Permulaan pemboran dengan tricon roller bit

Page 74: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

F - 5

Photo 9: Tricon roller bit setelah dipasang pada

pipa bor dan air pembilas dari pompa.

Photd 10: ·Hasil lubang bor setelah operasi pemboran

dengan tricone roller bit.

Page 75: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

Photo 11: Pemasangan cassing pada tanah yang

tidak kompak dengan tuffibukan .

F - 6

. Photo 12: Pemasangan casing dengan tUmbuhan dan

sambil diputar dengan kunci rantai.

Page 76: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

F - 7

Photo 13: Penyambungan casing

Photo 14: K1em cassing dipasang untuk memakai r.·

cassing tidak turun sendiri.

Page 77: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

F - 8

Photo 15: Pemasangan Core Berrel

Photo 16: Air pembilas keluar pada saat pemboran

dengan core barrel.

Page 78: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

F - 9

·Photo 17: Stel bits (kiri) dengan hasil core inti

dan diameter bits (kanan) dengan hasil

core inti

Photo 18: Perbandingan panjang core barrel

dengan panjang core inti yang

terambil

Page 79: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

F - 10

Photo 19: Core inti dengan panjang sesuai dengan

panjang tabung core barrel

~ -

Photo 20: Core inti yang terputus karena struktur

dari batu breksi sendiri.

Page 80: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

F - 11

Photo 21: Pernasangan tabung SPT pada pipa b or

Photo~2: Setelah tabung SPT rnencapai dasar pernboran

diberi tanda garis tiga strip dengan jarak

15 ern.

Page 81: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

F - 12

Photo 23: Pemukulan dengan penumbuk SPT seberat

63,5 kg dan jarak jatuh 76 em.

Photo 24: Pipa bor dipegang supaya tidak goyang

Page 82: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

F - 13

Photo 26: Core hasil SPT

\

Photo 27: Core hasil SPT

Page 83: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

F - 14

.. . ' ~ i ~~~~ :J~- ~-~.·: ... ;~ .. :

Photo 28: Tumbuk balik untuk mencabut tabung SPT

karena kesulitan dengan diputar.

Photo 29: Hasil SPT setelah tabung SPT dibuka.

Page 84: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

F - 1 5

Photo 30: Pemasangan Sand Pump pada stang bor

Photo 31: Pasir dan kerikil hasil dari alat

sand pump.

Page 85: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

F - 16

Photo 32: Pemasangan tabung contoh tanah asli

pada stang bor.

Photo .33: Lempung hasil dari tabung contoh tanah ­

asli sebelum ditutup lilin pada kedua

ujungnya.

Page 86: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

F - 17

Photo 34: Pengeboran diatas lumpur

Photo 35: Tanah lembek didaerah rawa.

Page 87: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

I

I F 18

Page 88: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN
Page 89: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

I TGL. PINJAf.A 1-'ARUS KP1BAL I ' 1'GL. KHAEft.LI

' ' '

~' ~

.

..,..,.;.,·;·•-•···~ ·· ... ,

Page 90: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN
Page 91: LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN

..;j I I I•J9 (

- ~l't:)

fRt.J'~ · c l

P E RP BALI Depart~

6 2' ~.131 .

s

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)