LAPORAN PENGKAJIAN PEMBORAN MESIN
LAPORAN PENGKAJIAN
IillJ . fQJill] IWJ fill]
LAPORAN PENGKAJIAN
PEI-1BORAN HESIN
D i;;P A R TEMEN PEKER.;AAN li":: UM
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PU
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN
I
c
..
LAPORAN PENGKl ~ JIAN
PEHBORAN l1ESIN
d:Lso:sun··.oleh
Drs . Suherman
c-· • · . ; · ~ :.. ns. lttJAAM UMUM i\ ... · ~' r 1)>\H G. P'U.
f' :; d,t'I.J~fAKAAN
Ll oterirne ;i·· : foil/ .9..5 /b; h-t:ll .
N. I, : 9 $I "tlrf
._. ~~: "· : b~f- • 13/ .yg • {J'Z>/-.J t.Off j
Y\AA·1 It -
Haret , 1 992
K{Yf'f-) F'ENGANTAR
Sesuai dengan program pengkajian ta.hun anggaran 1991-1992 maka
te l ah dilakukan pengkajian terhadap pemboran mesin untuk mE·njc:~.di
pedoman dalam Tata Cara Pelaksanaan F'emboran.
pengkajian dimulai bulan Mei 1990 sa~pai dt:~n•]i::<.n
1992 meliputi; survai pendahuluan, penye l idilan
pengujian laboratorium, dan pembuatan bor log.
Dari kegiatan tersebut diatas dapat disampaikan men C:.l t-=.· n <:.< • .i. h .:~s:l.J.
PE'nC:Ici.mhi l an cc;n t.oh ta.ni::<.h,
con toh pas."L ~- !' CC:t'3J.r-lC:J
Rt~n·d ~r- ~ F~~-~t·-~tl·c,.i ._ -- -- I c.. ~ . t:. t I c.: -· r _J ·- _ 1 Test.~ dan contoh coring.
DE·ngan selesainya laporan if) i. !i kepada semua pihak ') ... Eft.n(_:_:_!
Bandung~ Maret 1992
Pgs. Kepala Dalai Penye lid ikan
Tanah u ntuk Jalan
D(iFTAn IS I
Ha 1 c\IT!c"Ot.n
J • 1 f·---! .C:"•. j.·.: s U. d c! E:t r··, l' u. j u. 6:"\ n .. ;: = .. " II .. r: n .. II 1/ :1 ., t: • II • • • "'
1 r: :2 L.a.. t~~. t•.. I·~·: f.:~· J. ~~i. k E.~r·, q t-:-1~':1 ~:;r.:.. 1 E:'t h II 1: " n n :1 II .. " II :0 " u " = •
1.3 Lingkup Pengkajian . ·······r········ ...
I-3A.t3 I I
B1C!B I I I PF::I::;;t=:,LATAN Df.:,l\1 PFf-\U:::NGJ<AF'{.)N •••••••••••••••••
:::;;,.1 l.Jnit BDr- !··,1t:::·!::,in •••..••.........•...••.•
3.2 ·Perlengkapam Pemboran Putar ...••..•.•• 3 11 3 r1'·Ja. ·ta. .f.3C) t- " :J n a a a a a n :1 a I: sr n n n a u 11 a: D 11 r1 a a 11 n t1 11 11
PEN(3P,t·'1B I LP,N CCJNTCJH TANPd·-! ••••••••••••••••••••
4.1 Tata Cara Pengambilan Contoh Tanah Ticiak Tel·-·(.;:langgu. .......................... .
4.2 Tata Cara Pengambilan CDntoh Tanah -r er-g Ct r-~ g t;J 1_1. .. " , Ill: • " n • n • .. a n n II' Ill: a = II • II a n u If u II' n D II
4.3 Tata Cara Pengambilan Contoh Inti ••...• L~. •l Tata Car-e:~ Penguj .ie:u-, SPT ................. .
4.5 Pemeliharaan Contoh ••••••.••.•••.•••...
BAB '..J E'QR L_(JG a a a 11 u a n a n • 11 n a u a a a • a 1::: 11 • ,. a n a a u a a 11 a a a ;:r = a
5.1 Bor Log Lapangan ..••....•.•.•••.••.•.•. !:·. :2 E{O j·- Lc•<;_:J (..·, k r-. :i r·· II a :t N .a ,lJ II II • £' n ... II • 1: n • r. Ill II n a u ••
BAB VI PENGATURAN DAN PERAWATAN PERALATAN
BAB VII KESIMPULAN
1. Tabel Ukuran Bor, Pipalindung dan Mata Beo1~ Inti
2. Tabel Ukuran Auger 3. Casing Bit & Shell Diameters 4. Tabel Berat Karat Total, Ukuran Butiran
Intan dan Kekerasan Matriks.
-·-oOo-.. ·
BAB I
P E N D A H U L U A N
Penyelidikan geoteknik memegang peranan yang penting dalam
perencanaan pondasi jalan atau jembatan, mengingat
geologi di Indonesia sangat bervariasi sehingga sering muncul
masalah yang beraneka ragam dalam perencanaan ~taupun pelaksanaan
eli lapangan.
Salah satu penyebab masalah yang timbul pad a w&.ktu
pelaksanaan dan perencanaan adalah kurang akuratnya data yang
disajikan dari hasil penyelidikan tanah, sehingga perencanaan dan
pe laksanaan kurang ekonomis. ·
Untuk mendapatkan data hasil penyelidikan tanah yang dapat
diandalkan. maka diperlukan petunjuk atau pedoman dalam melakukan
penyelidikan geoteknik untuk perencanaan pondasi jalan atau
jembatan.
Bertitik tolak dari hal di atas, maka telah dilakukan
pengkajian dari salah satu metoda penyelidikan geoteknik, yaitu
pemboran dengan menggunakan alat bor mesln. sehingga dap.s.t.
menunjang dalam penyusunan buku petunjuk pemboran.
1.1 Maksud dan Tujuan.
Maksud dari pengkajian pemboran ini adalah mengkaji tatacara
pemboran untuk jenis tanah/batuan yang berbeda tingkat
kekerasannya .• sehingga dapat diketahui cara pemboran serta
perlengkapan yang cocok digunakan untuk jenis tanah/batuan
tersebut.
l '
2
Dengan didapatnya data susunan lapisan tanah bawah permukaan
yang komplit, maka desain pondasi jalan atau jembatan akan
lebih baik, sehingga pada pelaksanaan maupun sesudahnya
tidak menimbulkan kerusakan jalan yang tidak diharapkan.
Tujuan pengkajian ini merupakan penunjang untuk penyusunan
buku Standar Nasional Indonesia (SNI) di · bidang geoteknik
dalam tatacara pelaksanaan pemboran dengan meng&unakan alat
bor mesin untuk keperluan perencanaan pondasi.
1.2 Latar Belakang Masalah.
Kemantapan pondasi bangunan akan banyak tergantung dari
sifat-sifat tanah yang digunakan sebagai tumpuan pondasi,
sehingga perencanaan yang kurang didasarkan pada hasil
penyelidikan geoteknik akar1 menimbulkan problema yang tidak
diinginkan.
Masalah ini perlu dihindari agar tidak menimbulkan kerugian
besar yang diakibatkan kurang tepatnya cara penyelidikan,
sehingga informasi yang disajikan kurang mencerminkan data
yang akurat untuk suatu perencanaan.
Masalah yang timbul dari kurang tepatnya data yang
diinformasikan adalah seperti keruntuhan badan jalan atau
pondasi, penurunan yang besar, longsoran oprit tinggi dan
terdorongnya pondasi jembatan.
1.3 Lingkup Pengkajian.
Pengkajian dilakukan terhadap tatacara pemboran mesin untuk
penyajian data dalam hal memberikan informasi mengenai tanah
3
dasar untuk perencanaan.
Ruang lingkup pengkajian meliputi kegiatan pemboran tanah di
lapangan, antara lain
1> Macam peralatan.
2> Cara pemboran.
3> Pengambilan contoh tanah.
4> Melakukan SPT.
5> Cara menumbuk casing.
6> Dan lain-lain.
Setiap kegiatan yang tercantum di atas diuraikan secara
terinci mengenai prosedur pelaksanaannya.
BAB II
PEMBORAN MESIN
Dalam p~mboran teknik dengan mesin, pada prinsipnya adalah
melakukan pembuatan lobang pada tanah/batuan dengan tujuan untuk
mendapatkan data mengenai susunan lapisan, jenis tanah,
kekerasan setiap lapisan dan pengambilan contoh tanah.
tingkat
Penyelidikan tanah bawah permukaan harus dapat memberikan
keterangan yang lengkap mengenai kondisi tanah/batuan sehingga
diperoleh desain yang aman dan ekonomis.
Untuk mendapatkan data yang lengkap dan tepat ini banyak
faktor yang dapat rnempengaruhinya, antar;3. lai.n kondisi
tanah/bs.tuan setempa.t, lingkup penyelidika.n. prosedur ya.ng
digunaka.n, keteJ.itian pelaksana, kondisi peralatan dan keahlian
da.ri pelaksana./pembor itu sendiri.
Metode Pemboran Mesin.
Pada bagian ini diutara.kan secara umum mengenai metoda
pemboran beserta peralatan dan penggunaannya.
Adapun beberapa metoda yang biasa diguna.kan meliputi
Pemboran dengan sistem putar, sa.mpai saa.t ini dianggap yang
paling cocok untuk penyelidikan tanah bawah permukaan.
Dengan menggunakan metoda ini maka semui jenis tanah/batuan
dapat dia.mati dengan baik termasuk klasifika.si dan
pengambilan contoh tanah.
Pemboran denga.n cara putar ini dapat digunakan untuk
4
5
pengambilan contoh tanah asli, contoh inti, contoh cutting
dan pemeriksaan lainnya seperti vane shear test, SPT
(Standard Penetration Test).
Untuk setiap jenis tanah atau batuan dapat dipilih macam
mata bor mana yang cocok dengan jenis tanah/batuan yang akan
dibor sesuai dengan tingkat kekerasannya.
Suatu contoh untuk menembus lapisan tanah yang terdiri ~ari
batuan beku diperlukan mata bor intan (diamond bit).
Pada pelaksanaannya pemboran dengan cara putar sering
diperlukan pula air pembilas untuk mengangkat hasil cutting
atau tanah irisan yang terpotong menuju ke permukaan.
Apabila tanah di sekeliling lobang rontok dan
longsor, maka dinding lobang ditunjang dengan ruemasukan pipa
lindung (casing).
Disamping itu pemboran dengan cara putar ini dilakukan tanpa
air pembilas apabila kita memerlukan hasil contoh tanah yang
menerus.
Pemboran tumbuk dengan menggunakan alat mesin, pad a
prinsipnya membuat lobang dengan cara penumbukkan.
Tanah atau batuan yang telah hancur diangkat ke atas
permukaan tanah dengan menggunakan alat bailer atau pampa
pasir. Pemboran semacam ini jarang digunakan dalam
penyelidikan tanah untuk pondasi jembatan, umumnya digunakan
untuk pembuatan sumur bor air. Hal ini disebabkan oleh
faktor kesulitan untuk mendapatkan contoh tanah asli dan
tidak bisa diperoleh contoh inti (core).
6
Pemboran tumbuk terdiri dari 3 macam, yaitu meliputi
a) Bor Tumbuk Kabel (Cable Percussion).
Gerak tumbuk yang dilakukan oleh pahat, sebagai hasil
perobahan gerak putar dari motor penggerak melalui pcros
yang mempunyai titik ~usat eksentris (poros engkol)
menghancurkan dan mengiris batuan yang ~isentuhnya.
b) Bor Tumbuk Stang (Churn Drilling).
Penumbukan dilakukan dengan menggunakan stang tumbuk,
dimana kotoran/hancuran dikeluarkan ke permukaan tanah
dengan cairan pembilas. Tumbukan yang dihasilkan pada
pahat bor adalah hampir sama dengan cara tumbuk kabel
yaitu dari perobahan gerak engkol.
c) Bor Tumbuk Tenaga Angin.
Metoda ini merupakan gabungan antara bor tumbuk dengan
putar. Gerak tumbuk ditimbulkan oleh udara yang
bertekanan tinggi dengan perantaraan alat tumbuk yang
dipasang langsung di atas pahat.
Metoda ini hanya cocok untuk menembus batuan keras dan
kompak.
BAB III
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
Sesuai· dengan namanya pemboran mes1n, maka peralatan yang
dominan adalah seperangkat mesin untuk pemboran tanah/batuan.
' Beberapa peralatan utama yang memegang peranan penting dalam
pemboran adalah :
1> l:i_Q_tor Penggerak.
Motor penggerak ini berfungsi menggerakan seluruh peralatan
yang ada dalam mesin bor untuk pekerjaan mengangkat,
menurunkan, menekan, memutar dalam pelaksanaan pemboran.
l!es in in i d i lengkapi handle·- ha.nd le pengatu r gera.kan, spindle
pemegang batang/stang bor dan sebagainya.
3> Hesin Pomp~_
Mesin pampa dilengkapi selang-selang air serta handle-handle
pengatur gerakan air.
Bermacam-macam mata bor untuk menembus tanah/batuan beserta
stangnya.
Menara kaki tiga (tripod) sebagai pembantu dalam pemasukan dan
pengeluaran batang/stang bor dari dalam tanah.
Beberapa perlengkapan yang terdapat pada mesin bor serta
fungsinya dapat dijelaskan seperti di bawah ini :
7
8
Spindle rod (batang spindle), berfungsi untuk penempatan stang
bor yang dijepit oleh gigi clow sebagai untuk
memasukan dan mengeluarkan stang bor dari lobang. Disamping itu
·spindle juga berfungsi sebagai pemutar stang bor sewaktu
pemboran sedang berlangsung, sehingga dapat menekan dan menarik
secara hidrolik.
Persneling, berfungsi mengatur kecenatan atau tenaga dari motor
pengger-ak ke mesin bor, seperti halnya jika menemui lapisan
yang berbeda tingkat kekerasan tanah/batuan.
Kopling, berfungsi sebagai pengatur hubungan putaran
penggerak dengan mesin bor.
Pompa hidrol ik, berfungsi sebc:,gai pt:-nghasi 1 te,-.aga gerak UJl tuk
menaikan menurunkan mendor-ong maju a tatJ
mundurnya mesin bor sesuai dengan posisi kerja.
Cat head, berfungsi sebagai penggulung kabel/sling atau tambang
untuk pekerjaan mengangkat, penumbuk atau menurunkan peralatan
bor, seperti melakukan pekerjaan SPT a tau menumbuk pipa
pelindung (casing) serta mencabutnya. Pada alat ini dilengkapi
dua buah handle kanvas rem yang dapat mengatur tata kerja.
Pressure gauge, alat ini berfungsi untuk mengetahui tekanan
stang bor sewaktu pekerjaan pemboran dilakukan, diukLW dalam
satuan kg/cm2.
Speed meter, berfungsi untuk mengetahui kecepatan putaran stang
bor diukur dalam putaran per menit (rpm).
Horce dan water swivel, berfungsi untuk
pembilas dari mesin pompa ke dalam lobang bor
selang yang terbuat dari campuran karet dan
mengalirkan air
dengan
kain
melalui
(horce),
9
sedar1gkan
posisinya
water- swivel yang mengatur- jalannya air-. Alat ini
menggantung pada kerekan (der-reck) dan disekr-upkan
pada stang bor-.
-Drill rod dan rod coupling, stang bor- (dr-ill adal.o;h
batang pipa yang dapat menyalur-kan air pembilas, gunanya untuk
menyambung/memperpanjang stang bor- apabila pemboran ber-tambah
dalam. Pipa ini ter-buat dar-i baja, sehingga tidak mudah
bengkok/patah, ukur-an panjang an tar-a 5 - 10 feet, diameter
luar- l 5/8 - 2 3/8 inch, ber-at 25 - 50 pounds.
Core barrel, ialah suatu pipa yang gunanya
menangkap/memegang
bawah stang bor.
inti (core) yang disambungkan pad a
Reaming shell, core lifter dan basket, reaming shell
an tara core barrel dan core bit pipa yang kedua
untuk
mempunyai dr-ad dengan diameternya sama dengan diameter
barrel serta bagian luar mempunyai gigi yang menonjol ke
gunanya untuk mempermudah putaran pahat.
Core lifter pad a double tub~ core barrel, berfungsi
luar,
untuk
menangkap core agar inti yang sudah terpegang tidak mudah lepas
/lolos sewaktu pengangkatan, oleh karena itu core lifter ini
dilengkapi bosket yang mempunyai sifat pegas.
Pipa lindung (casing) dan keJem (clamps) berfungsi
pelindung
bor.
lobang bor terhadap runtuhnya tanah dinding
sebagai
lobang
Pipa lindung ini dipasang pada lobang bor dengan jalan ditumbuk
atau diputar sesuai dengan kedalaman yang diperlukan yang dapat
10
berfungsi menjaga air pembilas tidak tersebar ke dinding lobang
bor, terutama pada lapisan pasir lepas dan mempermudah keluar
masuknya stang bor.
Ukuran panjang 5 - 10 ft, diameter luar 2 - 3 7/8 inch.
11
3.1 Unit Bor Mesin
Macam unit bor yang banyak digunakan adalah bor inti, bor
putar dan bor auger.
a. Bor inti (core drill)
Bol·-· inti biasanya ringan dan mudah diangkut ke
pelaksanaannya lebih lambat dan cocok untuk
batuan dengan persenelingnya menghasilkan putaran antara
300 - 1.500 r.p.m.
Bor putar biasanya berat dan besar sehingga cukup baik
untuk pemboran auger atau pengintian batuan. Pemboran ini
dapat mencapai kedalaman yang lebih dalam dan baik sekali
Pf.::Oil")it::'l.i.di k<::ln ti::\nr::•.h untuk pond;:;_si
jembatan atau pemboran air.
contoh dapat dilakukan dengan mesin ini dengan kecf:?PD te.n
put.i:)!'·an 100 r.p.m. dan baik untuk
augE~r.
c:. Bor- P1ugE·t-
Bor auger saat ini dapat diubah dengan bor putar hingga
kecepatan putarnya antara 25 - 800 r.p.m, dan dapat pula
untuk
Ket.iga unit bor ini mempunyai alat putar atau disebut spindl~
untuk memutarkan batang bor.
B<:~.ik bor putar maupun bor ini selalu dilengkapi dengan
sebuah pompa air/lumpur, kecuali bor auger.
Bor putar biasanya dilengkapi dengan kabel baja (sling) dan
12
cat head, be·g;itu juga bor inti atau bor auger.
Cat head digunakan untuk menarik dan menurunkan peralatan
kedalam lobang bor dengan menggunakan tambang atau seling
baja melalui katrol. Katrol ada dua macam yaitu katrol
tunggal dan katrol ganda untuk tambang dan seling baja.
3 'i Perlengkapan Pemboran Putar
3.2.1 Batang bor (drill rods).
Batang bor yang digunakan dalam pemboran putar,
antara lain
a. Pipa hitam standar (standard black pipe)
b. Pi~a hitam berkekuatan tinggi (extra strong black
pipe) yang dikeluarkan oleh Diamond Core Drill
Manufacturing Association CDCDMA).
c. Batang bor yang diproduksi khusus.
Batang bor DCDMA adalah flush conpled, dimana pada
ujungnya berulir betina dan disambung dengan ujung
yang berulir jantan.
Batang bor yang tersedia di pasaran, biasanya
mempunyai ukuran panjang : 305 em (10 ft) , 152 om
(5 ft), 91,5 em (3 ft), 61 em ( 2 ft ) dan 30,5 om
( 1 ft ) .
3.2.2. Pipa Lindung (Casing)
Pipa lindting yang banyak digunakan saat ini adalah
pipa lindung standar, di~ana pada sambungan pipa ini
bersifat rata, sehingga memudahkan pemasukkan dan
penca.butannya.
13
Kedua ujungnya mempunyai ulir betina, sedangkan ulir
jantan berada pacta penyambungnya.
Penyelidikan tanah untuk pondasi jembatan biasanya
menggunal:.an empat macam pipa lindung yaitu seperti
pada lampiran ............. .
Cara pemasukkan pipa lindung adalah dengan diputar
dan ditumbuk. Cara penumbukan adalah cara yang paling
b~nyak digunakan.
a> Kepala pipa pelindung
Bilamana cara pemasukkan pipa lindung dilakukan
dengan penumbukan, maka pada puncak pipa lindung
dipasang kepala yang terdiri dari sepotong logam
tahan tumbukan.
b> Beban penumbuk
Beban penumbuk berupa logam pejal yang tahan
tumbukan, dengan berat penumbuk 160 kg
dijatuhkan bebas melalui batang peluncur.
yang
Sepatu pipa lindung terdiri dari baja keras yang
tajam dipasang pacta. ujung bawahnya, untul-L
memperlancar pemasukkan dalam menembus tanah.
Bila cara memasukkan pipa lindung dengan diputar
maka pacta ujung bawahnya perlu dipasang mata bar
yakni pipa lindung yang beibentuk mata bor b1asa,
tapi giginya diatur seperti gigi gergaji.
Gigi-gigi ini dibuat dari baja bermutu tinggi
sepert i halnya "tung;sten carbide" a tau sej en isnya.
14
3.3 Mata bor (drill bit)
Hata bar merupakan alat pokok dari pekerjaan pemboran dan
sangat berpengaruh terhadap efektivitas pada pemboran. Mat a
bor dibuat dengan bermacam-macam bentuk dan ukuran
disesuaikan dengan sifat batuan yang akan ditembus.
Fungsi mata bor sebagai pisau untuk menembus batuan adalah:
a. Mengiris batuan.
b. Henghancurkan batuan hasil irisan menjadi bentuk lumpur.
c. Menaikan hasil irisan untuk mengalir ke atas permukaan
tanah.
d. Hembentuk lobang yang sempurna sesuai keperluan. Karen a
batuan yang harus ditembus mempunyai sifat yang
berlainan, maka bentuk mata bor dibuat be~macam-macam
pula seperti:
3.3.1Mata Bor Roda Gigi.
Gigi-gigi ini dapat berputar terhadap porosnya diwaktu
bad an mat a bor berputar dan mengiris serta
menghancurkan batuan yang berada dibawah a tau
disampingnya.
Pergosokan antara gigi dengan batuan akan menimbulkan
panas yang berakibat aus, sehingga sebagai pencegah
lekas ausnya dibutuhkan air pembilas.
a. Mata bor dua gigi.
Mata bor ini mempunyai dua sayap gigi dengan
terletak pada pinggir badan sebelah bawah.
Sisi potong bagian bawah berbentuk runoing yang
terdiri dari bahan tungsten carbide.
15
Bagian tengah mata bor ini berlobang untuk cairan
pembilas lewat dan akan keluar melalui sisi mata
bor.
Mata bor jenis ini baik sekali untuk menembus
formasi batu pasir lepas dan lempung. '
b. Mata bor tiga atau empat gigi.
Mata bor yang mempunyai gigi tiga atau erepat, sam a
seperti halnya dengan mata bor dua gigi, h&nya
berbecta pacta penggunaan tingkat kekerasan batuan
yang dibor.
Adapun jenis mata bor ini adalah:
- Roller Type Rock Bit.
Mata bor ini dilengkapi dengan empat roda gigi
potong yang dibuat dari baja. Dua buah roda gigi
potong pacta pahat ini dipasang miring beberapa
derajat dari garis pores badan pahat, dengan
tujuan untuk memberikan kebebasan pada badan
pahat untuk menembus batuan.
Dua roda gigi lainnya dipasang dengan sudut 80
diukur dari poros mendatar. Gigi ini dibuat
berbentuk kerucut dan bentuk gigi potong yang
berguna untuk memotong formasi batuan yang lunak
atau keras.
- Carbide Button Bit.
Hat a bor ini khusus diperuntukkan menembus
formasi batuan yang keras dan mempunyai sifat
asah (abrasive).
16
Batuan yang memerlukan mata bor ini adalah batu
kapur, dolomit, granit, tufa pasiran keras yang
tak mampu digunakan roda gigi baJa b1asa.
3.3.2 M.ata Bor Intan (Diamond bit).
Mata bor intan dapat digunakan untuk semua jenis
batuan yang sangat keras, terutama pada batuan yang
mengalami sementasi yang baik. Mata bor ini dipasang
pada pemboran sistim coring (pengintian) sehingga
dapat menghasilkan core yang baik.
Macam batuan yang dapat ditembus dengan mata bor ini
adalah batu lempung, breksi, andesit, granit,
diorit dan rnarmer.
1> Ukur~:;.n ba.tu
Ukuran ditentukan dalam batu perkarat, semakin keras
batu semakin semakin halus intan yang diperlukan
(semakin banyak batu. per karat).
Banyaknya in tan yang digunakan pada
tergantung dari ukuran intan bor dan formasi batuan
yang ditentukan dengan berat karat total.
2> Butiran intan
Kekerasan batuan. yang di bar, menentukan besa.r
kecilnya butiran intan. Makin keras batuan yang di
bor, makin kecil butiran intan yang dipakai dan
sebaliknya makin lunak batuan yang di bor, makin besar
butirannya.
Makin halus butiran intan yang digunakan makin kecil
17
saluran air yang dibuat pacta mata bor intan, karena
makin besar tekanan jet yang dibutuhkan, sehingga
"Ha.ter ways
kekanan.
yang ada disamping akan dibuat miring
3> Tekanan pada mata bor intan
Teka.na.n pada mata bor yang diijinkan tergantung
pad a jumlah butiran intan yang mengalami kontak
langsung dengan dasar lobang bor.
Tekanan yang diperbolehkan pada ujung mata bor adalah
3 - 5 kali jumlah butir intan yang 'mengalami kontak
te:rsebu t.
3.3.3 Hata Bor Baja (Stell Bit).
Mata bor baja dapat digunakan untuk batuan yang agak
keras terutama untuk batuan sedimen dimana tingkat
kekerasannya lebih rendah dibandingkan dengan batuan
beku.
Macam batuan yang. cocok digunakan steel bit ini
seperti batu pasir, batu lempung dan breksi.
3. 3. 4 Mat a Bor Sptral.
Mata bor spiral terdiri dari baja dan mempunyai.
kemampuan yang rendah untuk menembus lapisan keras.
Mata bor ini cocok untuk tanah kohesip yang relatip
lembek seperti lempung atau lanau.
------------------------------------·------------------------'--1
~~ l : ~OR M~IN rUTAK.
p,
1
lCETEAANCAN I l. iCep.a la 11wu in ( Swivel he.ad l 10. S&mbunqan percep3tan ( Trana.d.a•ion
2. K e 1 l y ( Spindle l 11. Ru.anq koppling ( Clutch casa )
)". P a s a k ( Chuck body l 12. Penqqer&lc ut~ t PrUac! ~~r )
4. BAUt p.l.S.lllt. ( Chuclt. bolt l l:l. Pocap.& ainylllc ( 011 pump )
s. ,..,.. ..... .,n ( '\ c & l e ) ,,. 14. Landa san ( 8 a • e )
6. Silinder penqanglt.at ( ltoist -dkuon ) 15. K.an<Xae tar to kan.an poeap.a ( Pump pressure gauge
7. Kopala lt.ucing ( Cat head·) 16. Kanoreeter tckanan ( Pr-•ure gauge ) I ...... co
B. Tuas r-em ( Bt"aXC lever ) 17. Tua• koppling C Main clutch lever )
9. Tuas pengangkat ( Hoistinq lever ) 19. IC 1 0 p c Hanua 1 nAl ve l
(Jroor · 2 llollow Stem Auger. 19
? 0-'I ? 0-#
~===:&.:.;;::; ~ .~ ---.;;=.
~ .
'> -·-------0- -.:·
~~'¢~~t'\~ ./
Keter~nga~: 1. Flights with hard facing 2. Stang bar da1am (drill rod) 3. Kepa1a penyambung (adapter cap) 4. Kepala peny~ st.ang bor bagic'JJ1 da1M~
(center drill stem adapter)
5. Center Plug 6. Drag Bit 7, P en (pin)
Ganbar 3, : Ccr!veyor Flight~
J\ • dizuneter luar auger B • oitch C ,. flight length D'"' dia~eter series ' axle
8. Pen Bengkok (drive pin) 9 • B a u t ( bo 1 t)
10. Sekrup pengunci !lock screw) 11. Kepala pemotong (cutter head) 12. Mata bar (carbide) · 13. Dudukan mata bor (cap bolt) 14. Saluran air pembi1as (lock washer)
(a) (b) (c)
Bar Spiral (Spiral ~)
( a) Shl p 1>J.:s:Jer (b) Cl~ Spiral ~er (c) Ooen Soiral Auger
!
Gcr.bar 5 Ha ta Bar In tan
(a)
(a) (b)
(b)
Gaabar 6 Floller Bit
C a) 2 O:::ne Roller Bit (b) 3 ~ P.oller Bit
(c)
C'.a:tbar 7 ~i.ng Bi t.s
(a) cress (b) straight (c) chisel
Galhar 8
20
21
.lfl G~ar 9 s Tabung Penginti Ganda d~ Kata Bor
Gambar 10 Carbid~ Cor1ng bit (~erhatikan lctak "CarbideN)
0 ~ I I a b c d
Gzlxbar 11 Mat.a Bar U1tuk Pipa Lirrllng
a' b carbide Casing Bi t.s
c 'd Dizm:rd Casing Bi t.s
0 0 Tali ll"dnila x&::le 1 b.s j ll
Kl.n::i rantai
Jl:ln:::i pipa
@§)[ 1f ! ~ Jc.aki-3 (dilipat)
OJ. 12 . PERI..1:}:GW'AN m-a:>RAN
C-33
f 7• I J'.l" 1l" • J"-=1
~ :.~;.~.~.f ;,~-~- r ~- . -- (: - - -Jr .~ .· - .. - ---- I .... _-_-_-__ _.~IIL1l.__...) Wf t~
b. ~pen~ (He lhl/6-a- ,.5 kg)
a. Tll)x,mg SPT
~ c . l<epa la oe 1 uncur
E3j ~(i)
d . Ba t.ang pel t..->cur oen :.r.Ouk
@ Ring pelirdur<j dra<
Cb. 13 . PERAL\Tl.~ ?8-u<.IK..S.:V\.'l SPT
~ -~~-~--=:~-~~--
~---~~ ...
N N
BAB IV
PENGAMBILAN CONTOH TANAH.
Penyelidikan Geoteknik untuk perencanaan pondasi jembatan
atau jalan~ penqambilah contoh tanah/batuan sangat diperlukan
untuk keperluan pemeriksaan~ meliputi identifikasi~ klasifikasi,
pengujian lapangan atau pengujian laboratorium.
Pengambilan contoh tanah/batuan dari lapangan harus dapat
mewakili dari kondisi lapangan yang ada, sehingga contoh yang
diambil benar- benar merupakan gambaran dari kondisi keseluruhan.
Contoh tanah yang diambil dari lapangan dapat dibedakan dalam
dua macam, yaitu contoh terganggu dan contoh tidak terganggu.
a. Contoh terganggu (disturbed sample)
Contoh yang diambil tidak dijaga keutut1an struktur aslinya
maupun kadar airnya. Dalam pemboran mesin contoh terganggu
didapat dari hasil potongan (cutting) dan hasil cue ian
(washing).
b. Contoh tidak terganggu (undisturbed sample)
Contoh yang diambil dijaga keutuhan struktur aslinya maupun
kadar airnya. Contoh ini relatif tidak terganggu karen~ dalam
pemboran mesin pengambilan contoh dengan menggunakan tabung
contoh atau tabung split spoon.
4.1. Tat~ Cara Pengambilan Contoh Tanah Tidak Terganggu
Pengambilan contoh tanah tidak terganggu dilakukan terhadap
tanah kohesip, seperti lempung, lanau dan pasir halus
kelempungan bersifat lembek sampa1 agak kenyal dengan
menggunakan tabung berdinding tipis (thin wall tube sample)
yang disebut tabung contoh.
24
25
Ada 3 jenis tabung pengambilan contoh yang banyak digunakan,
adalah :
1. Tabung berdinding tipis ( Shelby thin walled tube )
2. Tabung piston (piston stationary)
3. Tabung penginti putar (Rotary core barrel)
Tata Cara Pengambilan contoh tanah tidak terganggu (Undisturbed
Sample).
Alat yang digunakan adalah tabung berdinding tipis
tube sample). Melihat panjang dan diameter tabung ini ada 2 macam
yaitu :
T<:;bung d i arnetEt~- 76 ITi!TI=' panj angny;c.<. 76 em.
Tabun'J diametet- 68 mm, p<=1nj angnya. 40 c:m.
Cara pengambilan.
1> Sebelum dilakukan pengambilan, bersihkan lobang bor sampai
da.sar-nyE• .. Cara membersihkannya dapat. dilakukan dengan Wash
(penyemprotan dengan air) untuk mengangkat sisa-sisa
tanah yang belum terambil oleh pemboran (tanah hancuran).
Untuk tana.h bisa tanah hancuran yang
pembE·rsi. ha.nn·:r·a dapat pu 1 a d i!Junc:d.-:.c:tn 11 sand pump 11•
Dalam membersihkan ini diusahakan agar tanah dasar yang akan
diambil contohnya~ tidak terusakkan oleh air pembilas atau
s<::md pu.mp.
2> Pasanglah Kepala tabung contoh dengan batang bor, lalu
t.ut-unkan hing!]a mencapai t.anah dasar lobang bor yang akan
diambil contohnya.
Perlu diperhatikan, sebelum tabung dipasang dengan batang
bor-, tabung ini dalamnya harus dibersihkan terlebih dahulu
26
dan dibe:Ti stanvat aga~ licin. Se:\ tu 1·1e:1 1 lagi yaitu ujung
tabung aga~ tetap ~uncing untuk memudahkan masuk kedalam
tanah ataupun membe~ikan gangguan pada tanah sekecil mungkin.
3> Sebelum batang bo~ ditekan, berilah tanda ukuran ~~;epanj ang
tabung pada batang bor ini didekat pe~mukaan tanah.
4> Batang bo~ di tekan dengan mesin bor seca~a hid~olis,sehingga
tabunq dapat masuk sampai maksimum 60 em untuk tabtJ.nq
diameter 76 mm dan 40 em untuk tabung diamete~ 68 mm.
::':·> Getel<:o.h sampai kedalaman yang diinginkan, lalu
l ··. C:• .. ··
be-•. te:1ng bo~ diputar. ca~a memutarnya dapat dengan kunci pipa
atau dengan mesin bo~. Maksud pemutaran irli a.d<=:l<:<.h unt:uk
tanah yang ada dalam tabung dengan tanah dibawah
uj un!;.l tc-1bung.
Kemudian tabung diangkat dengan hati-hati kepermukaan
dan letakkan pada tempat yang bersih dan aman.
tc-1bung in i rl<.::o.n t<:~.bunq da~-·i
tabungnya dan buang kotoran yang ada pada kedua ujungnya,lalu
diko~ek sekitar 1 - 2 em untuk diisi dengan dengan
7> Tempelkan label pada tabung contoh ini~meliputi nomor contoh,
k~dalaman, nomor bo~ dan lokasl.
Tanda ini sebaiknya ditulis dengan spidol atau cat yang tidak
mudah luntur atau hilang.
4.2. Tata Cara Pengambilan Contoh Tanah Terganggu (Distu~bed
Sample).
Pengambilan contoh tanah terganggu dapat dilakukan dengan
menggunakan pe~alatan sepe~ti dibawah ini.
27
1. Dengan Spiral.
Untuk. lap.isan atas yan~.l dc-trj_ lanau,
lempung atau pasir kelempungan, maka pemboran mesin
dapat dimulai dengan pemborah spiral.
Jenis spiral berupa Common Ship Augers diameter 1 7/8
in,closed augers diameter 2 1/2 in atau open spiral
augers, dimana pemboran dilakukan dengan sistem kering.
Dalam hal ini yang lebih baik digunakan j eni::; "Common
Ship Au<;_!er··s'' kat-en.:~ t,:7~han bi:ta clibc:tndinrik<:tn den·~~c: ... n jenis;
1 r.•.innya.
Car·a mel.-:-tkuk;:-;_n
1) Pemboran dengan mata bor spiral menggunakan sistem
sehingga waktu spiral masuk,
tanah akan naik kepermukaan tanah dan sebagian
menempel pada spiral tersebut.
lagi
2) Angkatlah spiral tersebut setelah pemboran mencapai
SE•tiap 40 em yaitu sepanjang mata bor sampe:d.
kedalaman 2 - 3 meter.
3) Kumpulkan gumpalan tanah diatas alas yang
sep£~1'"·ti plastik, rnenur·ut kerJa l ctl"iiannya.
l'la s;.uk k ctn kedalam kantong plastik clan diberi label
mengenai kedalaman, nomor bor dan lokasi.
2. Dengan pembilasan (washing).
Pembilasan disini mempunyai maksud untuk melebarkan
1 ob;:ing bekas bor spiral, yang selanjutnya sebagai
persiapan langkah langkah berikutnya.
Mata bor yang dig0nakan untuk pembilasan adalah "three
28
cone roller bit'' yang berdiamet~r :4 l/2 in atau 4 l/8 in.
Cara pembilasan ini sangat penting dilakukan apabila
coring tidak dapat dilakukan.
Cara melakukan :
1> Untuk tanah yang berupa pasir kerikil dan kerakal
yang bersifat lepas, terlebih dahulu harus memasukan
pipa lindung ( casing )
diperlukan.
sampai kedalaman yang
2> Memasukkan pipa lindung
ataupun diputar.
dapat dengan ditumbuk
3> Semprotkan air pembilas nelalui selang tekan yang
4>
dihubungkan dengan batang bar dan akan keluar dari
lobang mata bor three cone tadi.
Gerakan batang bor naik.turun, agar pad a ujung bar
terjadi alakan air dan tanah hancuran akan naik
melalui sela sela an tara dinding lobang dengan
batang bor bersama sama air pembilas ke permukaan.
5> Tampung tanah hancuran tersebut dan masukkan dalam
kantong plastik dan diberi label.
3. Dengan Tabung Sand pump.
Pengambilan contoh tanah dengan menggunakan tabutJg
belah digunakan untuk tanah berbutir (non kohesip).
Alat ini dilengkapi dengan alat khusus seperti kelep atau
bola besi yang berfungsi membuka dan menutup.
Sewaktu pasir masuk kelep ini akan terdorong dan
membuka, sedangkan sewaktu pasir jatuh kebawah akan terha
lang oleh kelep ini. Panjang tabung sand pump ini 45 em.
29
Cara melakukan :
1> Sambungkan tabung sand pump pada ujung bawah batang
bar.
2> Hasukkan perlahan-lahan kedalam lobang, dan setelah
mencapai pasir yang akan diambil, gerakan naik turun
berulang-ulang agar contoh tanah dapat mengisi tabung
secara penuh.
3> Tariklah batang bor dan keluarkan pasir ini dari
dalam tabung.
4> Masukkan pasir ini kedalam kantong plastik dan diberi
label.
4.3 Tata Cara Pengambilan Contoh .Inti.
Pengambilan contoh inti dapat menggunakan coring a tau
pengintian. Pengintian batuan dilaksanakan dengan tabung
penginti yang disebut core barrel. Yang dibawahnya dipasang
mata bor inti (core bit), dengan pengintian dilakukan dengan
bor putar.
4.3.1. Mata bor inti
Hata bor inti dapat dibuat dari intan, baja atau
tungsten, sedangkan yang banyak digunakan adalah mata
bor tungsten (carbide core bit). Mata bor intan
(diamond bit) digunakan bila pemboran menjumpai batuan
yang sangat keras dan tebal.
4.3.2 Tabung penginti
Tabung penginti yang digunakan dalam pemboran batuan
ada 3 macam, yaitu :
30
a. Tabung penginti tunggal b. Tabung penginti ganda c. Tabung penginti rangkap tiga
Untuk tabung penginti tunggal penggunaannya terbatas,
yakni hanya untuk lapisan batuan yang keras, sedangkan
untuk mendapatkan contoh tanah inti tidak mengalami
kerusakan maka dapat digunakan tabun~ rangkap dua atau
tiga.
1) Pengambilan contoh dengan Tabung Penginti Tunggal
( Single Core Barrel ).
Contoh inti yang didapat termasuk contoh terganggu
akibat tekanan bor pada waktu pemotongan dan
pemasukkan inti kedalam tabung tersebut.Pengambilan
contoh dengan menggunakan tabung pengir1ti tunggal
akan menghasilkan inti ya~g baik hanya untuk batuan
keras dan padat, disamping kecermatan pembor.
Cara ini dapat digunakan untuk berbagai jenis tanah
kecuali lempung sangat lembek dan pasir lepas, dan
akan menghasilkan -contoh tanah yang mempunyai
komponen yang sama dengan aslinya.
2) ~engambilan contoh dengan Tabung Penginti Ganda
(Double Core Barrel).
Pengambilan contoh dengan tabung penginti ganda
lebih luas penggunaannya dan memberikan hasil yang
lebih baik daripada tabung penginti tunggal, karena
dapat digunakan untuk semua jenis tanah. Tabung
penginti ini terdiri dari tabung luar dan tabung
31
dalam, dimana air atau lumpur pembilas lewat
diantara kedua tabung tersebut.
Tabung penginti ganda ini dapat didesain secara
bervariasi sesuai dengan sifat material yang akan
diambilnya.
Untuk batuan tidak keras digunakan tabung jenis
pengambil contoh yang mempunyai lembaran logam
_tipis sebagai pelapis bagian tabung dalam. Pelapis
ini berguna untuk memudahkan pengambilan inti dan
merupakan pelindung contoh inti asli sewaktu
diangkut ke laboratorium.
Untuk batuan keras, pelapis logam ini tidak
diperlukan karena batuan tersebut sudah cukup kuat
tanpa dilindungi pelapis.
Macam batuan yang perlu memakai lapis pelindung
seperti batu gamping lunak dan serpih lunak, harus
dibungkus dalam kemasan yang keda~ air, hal ini
disebabkan bahwa kekuatannya akan berkurang apabila
berubah menjadi kering.
3) Pengambilan contoh dengan Tabung Penginti Rangkap
Tiga.
Cara pengambilan contoh dengan tabung penginti
rangkap tiga lebih teliti dan lebih luas
penggunaannya, ha 1 in i d i karena.kan "Core Recovery"
yang didapat lebih tinggi, serta dapat digunakan
untuk jenis tanah atau batuan.
32
Pengambilan contoh ini terdiri dari tabung lu~r,
tabung dalam dan tabung paling dalam.
Cairan pembilas masuk atau lewat diantara tabung
luar dan tabung dalam, sedangkan contoh inti berada
pacta tabung luar dan tidak ikut berputar pacta waktu
pemboran.
Keutuhan contoh inti lebih terjamin, karena contoh
tidak dapat terganggu oleh semprotan eairan
pembilas pada ujung mata bor.
Coring dapat dilakukan dengan menggunakan "Core
barrel" panjangnya 0,60, 1 "'" 'J a. tau 3,00 meter,
tergantung pada kebutuhan pengambilan eontoh.
4.3.3. Cara melakukan
1> Sambungkan core barrel ini dengan setc:1.ng,
masukkan pada kedalaman eontoh yang akan diambil.
2> Putar core ini melalui batang setang yang
terjepit spindel, sampai mencapai kedalaman yang
diinginkan atau core ini penuh diisi tanah.
3> Pacta waktu penggunaan core barrel ini yang perlu
diperhatikan mengenai pengaturan air pemboran
agar jangan merusakan eontoh.
4> Angkatlah core barrel ini kepermukaan tanah
dan keluarkan tanah dari lobang eore,dan disusun
menurut keda.laman.
5> Masukkan contoh ini kedalam kantong pla.stik dan
d iberi label.
33
6> Bila contoh tanah berupa contoh inti, maka
setelah dibungkus plastik atau kertas semen
segera masukkan kedalam peti contoh dan diberi
parafin cair.
4.4. Tata Cara Pengujian S.P.T(Test Penetratio~ Standard).
Pengujian tanah dilapangan yang dilakukan bersama-sama
pemboran adalah SPT yaitu pengujian standar untuk
mendapatkan kepadatan relatif dari tiap lapisan tanah.
Pengujian ini pada prinsipnya melakukan penumbukan untuk
memasukkan tabung belah (split spoon) kedalam tanah dengan
menjatuhkan secara bebas suatu penumbuk dari ketinggian
tertentu.
Untuk standarisasi, tabung belah (split spoon) berukuran
diameter dalam 35 mm dan diameter luar 50,8 mm, berat
penumbuk 63,50 kg dengan tinggi jatuh 0,76 meter.
Jumlah tumbukkan dicatat untuk setiap pemasukkan split spoon
0,15 rueter yang dilakukan berturut turut sebanyak tiga kali.
4.4.1 Peralatan
a. Batang bor, secuku~nya untuk mencapai kedalaman tanah yang akan di S.P.T.
b. Split spoon atau split barrel (tabung belah)
c. Penumbuk seberat 63,5 kg.
d. Batang peluncur penumbuk panjang minimum 1,05 meter.
e. Kepala batang penumbuk (drive heads) dan ring penumbuk.
f. Tambang manila.
g. Tripod yaitu menara kaki tiga.
4.4.2 Cara melakukan :
1) Sebelum melakukan SPT,
dahulu sampai kedasarnya.
~4
lobang bor dibersihkan
2) Sambungkan split spoon kepada batang bor, dan
periksa tabung split spoon dalam keadaan bersih dan
kosong.
3) Turunkan batang bor tadi kedalam lobang bor
mencapai lapisan tanah yang akan di SPT.
4) Sambung batang bor bagian atas dengan batang
peluncur yang dilengkapi dengan kepala penumbuk dan
cineinnya.
5) Masukkan alat batang peluncur ke lobang alat
penumbuk yang telah memakai tali tambang dan
dikaitkan pada katrol yang tergantung di menara kaki
tiga.
6) Beri tanda pada batang peluneur yaitu sejarak 0,76
meter dari atas kepala penumbuk.
7) Beri tanda pada batang bor yang ada dekat permukaan
tanah 3 x 15 em, dimulai dari muka tanah keatas.
8) Dengan menggunakan mesin bor, tariklah tali
tambang tadi sehingga penumbuk terangkat setinggi
0,76 meter dan jatuhkan seeara bebas.
9) Catatlah banyaknya tumbukan . setiap masuk split
spoon sedalam 15 em. Lakukanlah dengan eara yang
sama untuk 3 x 15 em sehingga menghasilkan nilai
35
10) Nilai SPT a tau harga N adalah banyaknya
tumbukkan hasil perjumlahan.
11) Setelah selesai melakukan tumbukan SPT, maka
angkatlah split spoon perlahan-lahan dengan menarik
batang bor agar contoh didalamnya tidak jatuh.
12) Buka Split Spoon dengan membelih pada alurnya dan
keluarkan contoh tanah dari dalam tabung split
spoon tersebut.
13) Masukkan contoh ini kedalam kantong plastik dan
diberi label mengenai nomor bor, kedalaman, jenis
tanah, nomor SPT dan besarnya nilai SPT.
14) Bila ada dua jenis material yang berbeda didalam
spoon ini, agar disimpan dalam kantong plastik yang
berbeda dan kemudian disatukan dalam kantong lain,
kemudian diberi label.
4.4.3 Interpretasi hasil SPT.
Dengan adanya hasil SPT ini, maka dapat juga
mengklasifikasikan sifat tanah atas nilai N seperti
berikut :
a. Untuk -lapisan pasii, hubungan antara nilai SPT
dengan kepadatan.
Harga N Kepadatan
---------------~--t----------------------
0 5
11 31
- 4 10
- 30 50
> 50
1 I sangat lepas
lepas agak padat pad at sangat padat
36
b. Untuk lapisan lempung, lanau, hubungan antara nilai
SPT dengan kekerasan :
: Harga N : Kekerasan : :------------------------------------------:
< 2 san gat lunak 2 4 lunak 5 - 8 sedang 9 15 agak kenyal
16 30 sangat kenyal
> 30 keras
4.5. Pemeliharaan Contoh :
Contoh tanah atau batuan sebagai hasil penyelidikan
dilapangan dikumpulkan untuk kemudian diangkut ke
laboratorium.
Contoh ini mudah rusak akibat goncangan atad benturan, maka
dari itu perlu mendapat perhatian dalam pemeliharaannya
Sebagaimana diketahui bahwa apabila contoh ini rusak maka
hasil pengujian laboratorium tidak lagi mencerminkan keadaan
aslinya.
Untuk lebih memudahkan penyusunan, maka semua contoh
hasil core, pembilasan ( cutting ), contoh hasil SPT
dimasukkan kedalam peti contoh atau core box.
Contoh tidak asli ini terlebih dahulu telah dibungkus
kantong plastik yang diberi label tiap kedalaman dan jelas
bagian atas dan bawahnya. Hal ini sangat penting terutama
untuk contoh hasil core yang disimpan dalam.peti tidak akan
tertukar antara bagian atas dan bagian bawahnya. Pada peti
contoh perlu dituliskan urutan kedalaman agar tidak menjadi
kacau pada waktu pemeriksaan penyesuaian dengan profil bor.
37
Bila kedalaman tertentu telah diambil contoh asli atau tanah
tidak terganggu, maka pada kedalaman tersebut ruangan pada
peti supaya dikosongkan dan diberi catatan "contoh tabung"
dan dapat diisi dengan kayu bekas sebagai ganjalnya.
Sesudah peti penuh dengan contoh tanah, maka tuangkan
parafin cair, dengan maksud agar sewaktu pengangkutan contoh
dari lapangan tidak terjadi perubahan posisi dalam peti dan
juga untuk mencegah rusaknya contoh tersebut oleh udara.
Peti ini harus diberi nomor yang berisi
Kedalaman, Tanggal pengambilan dan lokasi.
Nomor Bor,
'r t: Roda pemutar 1
untuk kabel
(Winch)
··I . I
-Stang bor
1 (Drill ro'ds)
~Hydraulic feed
cylinder
Core bJrrel
A~-- Inti Core
._ Mata bor ( bit) . :· .....
· Gambai- 15 CARA MELAKUKAN " ROTARY CORE· DRIL~ING "
38
I minimal 12.7 ~m
f-.
Oitekan
atau dipukul~
•.. ,. Casing
Tabun9--
GJmbar 16 PENGAMBILAN CONTOH TANAH ASLI.
Panjang tabung
Tebal dinding
Rasio diameter dalam
Dl- De
De
UKURAN TABIJNG CONTOH
t,amba.-. 17
Diameter lobanq baud minimal 6.77 mm
Tabung contoh
I I
-·-··~ kepala tci.bung
39
·'
)
; ~I ) I
'( I.
l ~ ' I !
1)
i)
i
I \
'I
.')
air dlfi atas ton~oh
( jika
petlu)
tujalt berputar
berputar
P.\ata bcr ( Bit)
Gambar 18 CARA PENGAMBILAN INTI DENGAN
MEMAKAI ALAT " CORE BARREL "
Jalan air pemboran
(drilling water)
· Tabung luar (Outer lube l ( berpular)
Tabung dalam (Inner lube)
( lidak berpular)
Per:-:~gJng inti
(Core catcher)
6:~ (intan)
40
Jal.Jn <tir pemboran
(Drilling water)
Tabung luar ( Outet tube)
( berpular)
Tahvng dalam ( Inner tube)
( tidak betpular)
Tabung doJIJm pemi'iah
(Split inner tube)
yang terd!ri dari dua
bagian y.:mg dapat
~ibukJ ·
~
Lubang untuk air
Bit ( lung5ten a tau borium)
PerpanjangJn tabung dalam
(Inner tube extcn~ion}
Gombar 19 , DOUBLE TUBE CORE BARREL Gombar 2 0 TRIPLE TUBE CORE BARREL
··.• : ... ~
Casing · ·
.·. ·'::.
I I
.. I I I
--L--! _ ..
Jumlah pukulan 6 inch ditentukan pada -r-__:. __ _
15 em)' I I
( 30 em) l jarak ini 12 inch
~
41
Beban penumbuk
seberat 140 pound ( 63 kg)
Lubang bor
Split Spoon
Kabel y~ng ditarik
dan dilepaskan
sampler ----....___
22 inch
(56 em)
u 1-}in--J ~
Gambar 21. " STANDARD PENETRATION TEST "
BAB V
B 0 R L 0 G
Bor log merupakan catatan hasil pemboran yang menggambarkan
susunan lapisan tanah beserta keterangan yang meliputi jenis
tanah, tebal, kedalaman, kedalaman air tanah, pengujian SPT,
sifat tanah, warna dan cara pemboran.
Ada 2 macam bor log yang harus yang harus dibuat oleh petugas
pembor yaitu bor log lapangan dan bor log akhir.
5.1. Bor Log Lapangan
Bor log lapangan harus diusahakan berisi data yang lengkap
hasil kegiatan mengenai pemboran yang telah dilakukan baik
yang berhubungan dengan pelaksanaan maupun yang menyangkut
keadaan lapangan.
Bor log lapangan ini akan memuat keterangan dan catatan yang
meliputi
a. Diskripsi, klasifikasi dan kedalaman masing - masing
· lapisan tanah atau batuan baik batas atas maupun batas
bawah.
b. Kedalaman, macam dan jumlah contoh yang terambil dan
tidak terambil.
c. Kedalaman hasil pengujian setempat.
d. Keterangan-keterangan umum yang perlu dicatat dan ada
hubungan dengan perencanaan pondasi.
e. Catatan lain yang perlu dilaporkan, antara lain
1} Adanya air artesis.
2) Kesulitan yang dihadapi pada waktu pemboran.
42
43
3) Kejadian pemboran misalnya : runtuhnya dinding lobang
bor, ditemukannya kerakal-kerakal, terjepitnya mata
bor, naiknya pasir kedalam pipa lindung,
pipa lindung sewaktu dicabut.
ketinggalan
4) Kehilangan air pembilas pada waktu pemboran.
5) Penggunaan pipa lindung, penyemenan, penggunaan lumpur
sebagai pembilas.
6) Kelainan keadaan contoh tanah.
7) Dan lain-lain yang dianggap perlu.
5.2. Bor Log Akhir.
Bor log akhir dibuat berdasarkan hasil lapangan
laboratorium, sehingga memuat data yang komplit
digunakan perencanaan pondasi.
dan
untuk
Dibawah ini diuraikan macam dan kegiafan mengenai petunjuk
pengisian bor log akhir :
1> Sketsa Situasi
Menggambarkan situasi sekitar titik penyelidikan yang
berisi letak titik pemboran, arah angin, arah kota
terdekat, arah aliran sungai, bila ada penggeseran trase,
gambar letak trase lama dan renoana trase baru.
2> Nomor Titik Bor
Nomor titik bor yang sesuai dengan profil bor baik
didarat ataupun diair.
3> Nama Proyek
Nama pekerjaan yang sedang dilakukan atau nama jembatan
yang diselidiki.
4) P~opinsi
Propinsi mana letak lokasi penyelidikan.
5> Seksi
45
Termasuk dalam seksi mana menurut DPU propinsi daerah
tersebut.
6> Ruas jalan
Nomor ruas jalan dimana jembatan yang diselidiki.
7> Kilometer
Kilometer berapa lokasi penyelidikan itu berada dari kota
yang terdekat.
8> Nomor Jembatan
Nomor dari jembatan pada ruas jalan yang bersangkutan.
9> Tanggal mulai pemboran
10> Tanggal selesai pemboran
Berakhirnya pemboran dan dianggap selesai pada tanggal,
bulan dan tahun.
11> Titik ketinggian
Letak ketinggian (elevasi) dari titik bar yang dilakukan,
diukur dari suatu titik tertentu yang dianggap tetap,
lebih rendah (negatif) atau lebih tinggi (positif) dan
titik tertentu tersebut.
Dalam penyelidikan jembatan titik tertentu biasanya
diambil muka jembatan lama, atau muka jalan lama bila
belum ada jembatan.
12> Jumlah kedalaman
Jumlah kedalaman dari suatu titik bor, dihitung dari muka
tanah setempat (dalam meter).
46
13> Diameter pipa lindung (casing)
Ukuran pipa lindung yang digunakan dalam pemboran
tersebut, dapat dituliskan dalam code DCDMA standard,
atau ukuran langsung dari pipa lindung (dalam em).
14> Berat penumbuk pipa lindung
Berat penumbuk pipa lindung (dalam kg) ~ang dipakai untuk
memasukkan pipa lindung pada lubang bor.
15> Tinggi jatuh tumbukan pipa lindung
Dalam melakukan tumbukan pipa lindung harus diusahakan
dalam tinggi jatus yang konstan (tetap), d~n tinggi jatuh
tersebut diulwr.
16> Diameter penginti
Ukuran diameter penginti yang dipakai untuk melakukan
pengambilan contoh inti (pengintian) batuan (dalam em).
17> Tipe penginti
Tipe penginti yang mana dipakai, apakah ~,ingle ' r' \
\ .::>) '
Double (D) atau Triple (T) : dicoret yang tidak sesuai.
18> Mesin yang digunakan
1 l' ' .1. ·:l .>
Mesin yang digunakan dalam pemboran tersebut, sebutkan
merk/jenis/tipe bor.
Huka air ta.nah
Muka air tanah diamati selama pemboran tersebut, diambil
rata-rata setelah selesainya pemboran.
20> Pem-bor
Nama dari pem-bor yang melakukan pemboran tersebut.
21> Penanggung jawab lapangan Nama dari penanggung jawab
dan pekerjaan yang sedang dilakukan.
47
22> Tanggal
Tuliskan tanggal pemboran untuk setiap kedalaman.
23> Kedalaman
Diisi dalam interval kedalaman tert~ntu dan
dibatasi setiap hari, berapa kedalaman yang dicapai.
Contoh : 10 - 12 1982 11 12 - 1982
24> Cara pemboran
0,00 m 5,45 m
5,4~ m. 7.00 m. dst.
harus
Yaitu metode apa yang dipakai untuk kemajuan pemboran
tersebut, pada kedalaman tertentu apakah washing, SPT,
contoh tanah asli, pengintian dan sebagainya.
25> Pipa lindung
1. Kedalaman digambarkan kedalam pipa lindung yang
dipasang untuk setiap pemboran.
2. Jumlah tumbukan pipa lindung :
dihitung jumlah tumbukan pipa lindung yang diperlukan
untuk memasukkan pipa lindung pada interval tertentu.
26> Muka air tanah
Kedalaman muka air tanah digambarkan dengan tanda.
27> Prosentase inti terambil (core recovary)
Inti yang didapat dibandingkan dengan kemajuan pemboran
dinyatakan dalam persen.
contoh pengintian dari 8.00 m 9.00 m kemajuan
pemboran 1 meter, inti yang didapatkan 80 em, berarti
prosentasi inti yang terambil yaitu : 80/100 x 100% =80%,
dan bagian yang 80% diwarnai atau dihitamkan.
48
28> Pr-osen mm
Jumlah panjang inti ~ 10 em RQD - X 100%
Kemajuan setiap pembor-an
29> N. SPT : Nilai N dar-i percobaan penetr-asi standar-d.
Ni J.a.i SPT yang diclapc-ttkc-•.n di<;Jamb.:\r-kan daJ.r.;..m br:::·nt.uk g~-.::.."f ik
( lihC!.t contoh).
3.1> 1'1.::;.c:am test
Kolom ini menggambar-kan macam-macam test yang dilakukan
dalam bentuk simbol ( untuk SPT : X ~ contoh tanah tidak
i- r=:.•-n- r1C'QL' mill _t.: 1 l,:,c\ _·.t • !!]3:; vane te:>st ;; *)
Cont.oh bat.uan/tanah yang diambil untuk perner- i k sa an
selanjutnya harus diberi label dan nomor-.
Menggambarkan simbol-simbol b<:•. t:u.=.;n I tD.nah
d i bakuk.an.
Yc:•.it:u pr:.:-mt'?r· i. k s<::tan yc:tn() eli. I <=•.kukc:tn contnh
batuan/tanah. Sedapat mungkin sebutkan asal geologis dan
klasifi.kasi unified.
:::;;~:=.> Ket:E•i'"·angan
Ko J. om in i untuk memuat. h.::;..l·-l·lct J. yang si fa tnyc-t k hLt.sus, mi. sc:\ 1
Stang bor harus sendiri karena rongga/sangat J.embek,
lembek, tabung SPT kosong karena kena
sangat lepas dan sebagainya.
'\ ..
SKETSA
..J
C(
Ul ., z C(
....
-E
i l
~ · C(
..J C( l 0 .... :.:
- !--
i~--~
. . 1--
?· ..._ _ _.
3 +---1
4
1---
5
6
7 -+---1
9
10
12 -1---11
13 -1---1!
!--
"14
-. . 15" +-_-_--1
1----
I., ~ , ·., .
18""·+-----l
19 . •.i--__._~
20. 1-- ·
!--
- 1-
f----
1-
f---
!-
!-
I--
1---
1--
f----
1-
f----
1----
1----
1-:-
I-
I-
f.--
-----
. f---. 2
.I-
f
· ~---
~
I--
1·-
> I
\ \
I' EMIJORA N H E S I II
-z:
0 ....
o· II.
a: ...
GRAFIK S . P.T.
20 .!'0 00 0 "" .
0 10 2 ~0 60
II
I! li
I
~~~--~~~ - - ---+--~+-~ 1--
II:
0
• ..J ... 0 a: a.
. ~ · -. ..
I NO TITIK 110111 : Bor I DlAio4£Tr:A Kfiii'K : 4 inchi : N£1tl( /TIPE WESIN BO!t: YBM. YSO-. I P! N E~IICSAAN LA80RATOftU.C
NAMA ll'ltOYfl(: S. Cljulang at AAT PENIMBUK KDliM : 12 5 kg ' tou(A Alii! TAHAH : 3 1 45 m DIKERJAKAN TGL.2 3/~ltllC&A TQI...
. I
~ltO .. INSI: ;Tabar..._,_ :Banjar TIMGI JATUH ~......_,. : 76 Crr. .. ~T&L.. ~ - 7- 91
OLDI :
'Kosasih . 01.-nt :
Kill. :141,46 JUNU.H K[OALAWM ; 20 met.er SI!U:I.\1 UL.: 19- T- ~I JEHIS PEMERIKSAAN:
OIAM£T!R P!NIOP4TI : 2 inchi .. PEt:IIIOR : ITdam Buyung BSc Gr:SER . LA"'GSU~S : UU I CU I CO
TITIIC IIUT K!ilNGiiA.IC : -4 · 00m MJ TI?E PEI'IGINTI . doub le P'ENA NGIOU'IG JA\oVAil LAP'. prs'. Suherpj~Tft I A X I A L UU ~~~
P ENERIKSAA fi LA /JORATO R I U II
O!SKRIPSI TAHAH I B ATUAH ")
z: <l. .. z: C(
a: .... .... w X
DERAT
Ill
vr 1 cc
1.91
1. 79
1.83
1. 83
2.01
w
34.0
35.1
39.7
21.2
BAT AS
CAl It
LL
"39. 50
51.10
41.90
67.00
,.~1( UWAT
PLASTIS SARiN'OAH
200
pI
85
30.16 94
25 .74 87
46.80 9l
· 31
I( ADAR KUI. T TEI<N Gl': '!' c:R TRIAXIAL
L EM PUttO B EILU L Ali~ S<.fi<O l<l"lii.IPJn.,._~ J
BIUTAS
q\1 c I Ct/C2
c "
l<Qicm2 lkt;lll:rrf ... •
22 0.40 0.1 17 0.22"1
34 0 ·. 20 0.0 19 0.300
26
1.10
9
MACAIII TU T : I I PT l ) TANAH II(~ 1en• lor>all, •ama, ....,.,.ten•'• kiOtofokoa. menurut vnlll••
TAIIIAI-1NON K~ ~ : ;.nit lo<>lffl, otli!H"""'• ""-"'Q!'I• kloe ifil<a8i m-rvt unlfl•• I C~AIU ·
• VAHf: TUT
BAB VI
PENGATURAN DAN PERAWATAN PERALATAN
6.1. Cara Mengatur Peralatan di Lapangan.
Peralatan setelah tiba di lapangan perlu dipersiapkan untuk
memulai melakukan pekerjaan dengan langkah kegiatan sebagai
berikut
1> Sebelum mulai bekerja~ ratakan tempat yang akan di bor
secukupnya sesuai dengan gerak kerja pemboran dan cari
kPmiringan lahan untuk membuat alur pembuangan air
p£::-mbi 1 as.
~> Tetapkan titik lobang yang akan di bor dan diberi tanda
3> Hadapkan mesin bad an
mesin sejajar kontur lapangan. Bila lapangan mr::·m puny c:, i
permukaan yang miring, maka f.Jf:?rmu. k ctc•.n
t.in~jg i. pembor- untuk
mengoperasikan mesin bor.
4> Ukurlah kedudukan mesin bor dengan water pas~ agar mesin
ini benar- benar dapat bekerja vertikal.
5> Buatlah saluran pembuangan air pembilas ketempat yang
rendah dan usahakan saluran ini lurus serta cukup
memadai. Bi'la harus menggunakan sirkulasi air pembilas~
maka dapat membuat kolam atau memakai drum untuk
mE·nampung ait·-.
6) Air pembilas yang dialirkan dari lobang bor ke kolam
atau drum tempat penampungan diusahakan agar sewaktu
disedot oleh pompa~· air ini da~am keadaan bersih tidak
mengandung kotoran.
51
7> Pasanglah menara kaki tiga pada posisi yang baik dimana
katrol untuk mengangkat dan menurunkan stang bor
tergantung dengan aman dan bebas.
8> Siapkan alat alat bor lainnya seperti pipa atau stang
bor untuk digunakan yaitu dalam kondisi bersih draadnya,
bersih lobang dalamnya, pipa tidak bengkok~ draad luar
dan draad dalam tidak rusak.
6.2. Cara Menempatkan Alat dan Perlengkapan Bar.
Tata cara menempatkan alat-alat dan perlengkapan di lapangan
dapat dilakukan sebagai berikut
1> Tempatkan alat-alat dan perlengkapannya dimuka mesin bor
dengan arah yang sama dengan badan mesin sejarak + 1,50
meter, sedangkan mulut pipa bor berada dekat dengan
bagian depan mesin bor.
2> Alat alat yang sering digunakan selalu berada didepan
me sin bor, sedangkan alat-alat cadangan berada
d~belakang mesin dan terlindung oleh tenda yan~ dipasang
pada alat penyangga menara.
3> Taruhlah pipa-pipa bor diatas tanah dengan beralas~ agar
mulut pipa dan draadnya tidak kotor oleh tanah.
Bila terjadi mulut pipa kotor, lekaslah dibersihkan
dahul~ dengan sikat baja. Penempatan pipa-pipa ini harus
berjajar dan tidak boleh tertumpuk satu sama lainnya.
4> Usahakan semua alat - alat penempatannya tidak tercampur
yaitu kelompokkan alat-alat yang sejenis dengan
sehingga mudah mencarinya.
rapih
5> Tempatkan alat - alat kecil dan kunci-kunci diatas alas
52
yang baik serta berada dalam kotak khusus.
6.3. Cara Merawat Alat - Alat Setelah Dipakai
Setelah pengeboran selesai, rawatlah alat-alat ini dengan
baik aga~ dapat bertahan lama serta siap untuk digunakan
pada pemboran yang akan datang.
yang menganggu terutama kotoran yang dapat menyebabkan
2> Setelah bersih maka poleskan pada alat - alat ini minyak
anti karat sehingga tidak akan terjadi berkarat didalam
tempat penyimpanan.
3> Apabila terjadi kerusakan alat, maka bila kerusakan itu
;~ ingan, ' ., ·1 h d J ~- 11 ·'·ic:-·i ··1- +- '·r=o;i p!~J~Dc.<.l.•·:.~ .c::\ 1 ·u .u se.Je .. tm c.l ...• ~--ml···ctn, ... e-c:.p ... bila
kerusakan alat itu berat~ jangan dicampurkan dengan alat
yang b~ik, tapi pisahkan untuk perbaikan selanjutnya.
4> Berilah minyak lincir lebih dulu bagi alat - alat yang
bagiannya dapat bergerak atau berputar sebelum masuk
tempat penyimpanan. Bila terjadi alat-alat yang macet,
jangan sekali-kali dimasukkan dalam penyimpan, +·~ni --···--
bereskan dulu agar kemacetan tidak bertambah pada waktu
pE·nyimp2.nan.
5) Dalam penyimpan jangan sekali - kali alat diletakkan
bercampur baur yang akan menyulitkan dalam pengambilan
untuk dipergunakan lagi.
6> Letakkan alat- alat kembali ketempat semula~ agar"mudah
pengontrolan, dan untuk alat yang mudah rusak supaya
disimpan pada tempat terlindung dan aman.
53
7> Untuk alat - alat yang membahayakan kesehatan, agar
disimpan tersendiri~ aman dan nampak terlihat.
B> Untuk alat - alat yang harus· mengalami pelumasan dan
peminyakan setiap saat~ agar ditempatkan pada tempat
yang memungkinkan perkerjaan pelumasan dan
itu dikerjakan dengan mudah.
peminyakan
9> Penerangan~ peranginan ditempat penyimpanan harus tetap
dijaga~ sebab jika tempat itu lembab akan memudahkan
timbulnya karat pada logam.
B A B VII
K E S I M P U L A N
7.1 :KESIMPULAN
Dalam melakukan pemboran mesin ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan, antara lain:
l) Personil.
Bormaster sebagai jurumudi harus mempunyai ketrampilan dan
keahl~an dalam melakukan pemboran. Hal ini disebabkan
karena sewaktu pemboran berlangsung, mesin penggerak dalam
keadaan hidup. se h ing;g:a_ kecepa_tan pembor-a_n harus
disesuaikan dengan jenis tanah atau batuannya.
Bila hal ini terjadi suatu hal yang tidak diinginkan maka
baik peralatan mes1n maupun perlengkapannya akan mengalami
kerusakan yang berart1.
Personil harus tahu dan mengerti mengenai peralatan mes1n
serta mengetahui petunjuk atau cara-cara pemboran.
2) Permmtan.
Mesin bor merupakan barang mati dan apabila dibiarkan
tanpa dirawat, baik perlengkapan maupun peralatan mesin
akan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Stang bor, mata bor, tripod merupakan baja yang dapat
lapuk bila teroksidasi dengan udara, sehingga apabila
telah kena berkarat yang cukup parah, maka baja ini akan
menjadi barang rongsokan.
Mesin bor, spindel dan alat lain yang dapat berputar perlu
diberi pelumas dalam interval waktu tertentu agar tidak
54
55
menjadi macet sewaktu akan digunakan lagi.
Mesin bar juga perlu dipanaskan atau dihidupkan agar
sendi-sendi tetap dapat berfungsi seperti biasanya.
3. Prosedur Pekerjaan.
Tatacara pelaksanaan pemboran meliputi tatacara pembuatan
lobang, pengambilan contoh tanah, melakukan SPT, coring
dan sand pump harus Jiikuti oleh petugas agar d~ta
pemboran yang dihasilkan untuk perencanaan pondasi atau
untuk keperluan lainnya dapat mengimformasikan setepat
mungkin.
4. Penggunaan mata bar.
Penggunaan n1ata bor perlu diperhatikan terhadap JBnls
batuan yang ada. sehingga data yang berupa core tidak
banyak rusuk oleh ketidak tepatan JCnls mata bar dan
kecepatan pemboran.
Sebabnya tingkat pelapukan dari suatu batuanpun sangat
berbeda yang dimulai dari lapuk, agak lapuk dan segar
sehingga penggunaan jenis mata bar-pun dapat berbeda pula.
7.2 SARAN.
1. Untuk dapat lebih jelas mengenai tatacara pelaksanaan
kegiatan pemboran. perlu diuraikan secara terinci menjadi
buku paduan yang memuat tatacara dan jenis peralatan yang
digunakan.
I
Hal ini sangat penting terutama bagi para teknisi yang
pengetahuannya masih kurang dan pelaksanaannya masih dalam
taraf belajar.
56
2. Bagi para teknisi yang akan menjadi juru bor diperlukan
pelatihan yang intensip sehingga mereka dapat bekal
pengetahuan mengenai tatacara p embora~ ~
dan penggunaan ataupun mereka dapat pengalaman baik c!ala.m
mobil i s.asi a 1 at maur-'un d,:t 1 <::<.m penyr?.te 1 <:tn, c•. tau pemasa.noan
sewak tu persiapan.
Demikian laporan hasil pemboran mesin untuk
penyelidikan tana h pondasi.
Bandung~ 16 Maret 1992
i'~IP. J.l00198El1.
DAFTAR PUSTAKA
1. Manual Penvelidikan Geoteknik Untuk Perencanaan Pondasi
Jembatan No.02/MN/B/1983 Departemen Pekerjaan Umum
2. Suwignyo BSc~ Cara Bekerja Mesin Bor Acker
Lembaga Penyelidikan Masalah Tanah dan Jalan tahun 1971
3. Wesley LD~ Mekanika Tanah
Badan Penerbit Pekerjaan Umum Jakarta tahun 1977.
-oOo-
tabe1 Ukuran Bor, Pipa Lindung dan Hata Dor Inti ( Coring Bits ) :
' ' D. L. D.D Wt,Lb Per Penyambung D.O. Drat Per
I T E M UKURAN Inches (mm) Inches (mm) 10 Ft (lcg/m) Inches (mm) Inches ( 25, 4mm)
"' E 1 5/16 ( 3 3. 4) 0 27/32 (21.4) 27. 3 ( 4.06) 0 7/16 (11.1) 3
• " 1 5/8 (41.4) 1 1/8 (28.6) 38.0 ( 5.66) 6 9/16 (H. 3) J
B 1 29/32 (48.5) 1 13/32 (35.8) 46.0 ( 6.85) 0 5/8 (15.9) 5 .
' SATANG N 2 3/B (60.4) 2 (50.8) 50.0 ( 7. H) 1 (25.4) 4 I
BOR • '
EW 1 3/B (35.0) 0 7/8 (22.2) 31.3 ( 4.66) 0 1/2 (12.7) J
AW 1 3/4 _(44.5) 1 7/16 (36.6) 32.8 ( 4.88) 0 5/8 (15.9) 3
BW 2 1/8 (54.0) 1 3/4 (44.5) 0.0 ( 6.40) 0 3/4 (19.1) 3
NW 2 5/8 (66.7) 2 1/4 (57.2) 60.0 ( 8.93) 1 3/8 (35.1) J
EX 1 13/16 ( 46. l) 1 1/2 ( 3 8. 2) 18.0 ( 2.68) 1 1/2 (38.2) B
AX 2 1/4 (57. 2) 2 (50. 8) 30.0 ( 4.46) 1 29/32 (48.5) 8 PIPA
BX 2 7/8 ( 73. 3) 2 15/32 (62.8) 56.8 ( 8. 45 2 3/8 (60.4) 8 LIN DUNG
NX 3 . 1/2 (88.9) 3 l/16 (77.8) 78.0 (11.61) 3 (76.2) 8
"' dinding sejajar
EX 1 l/2 (38.2) 0 7/8 (22.2) Bagian tabel ini juga berlalcu untuk tabung
MATA BOR AX 1 15/16 (49.3) 1 l/8 (28.6) penginti.
INTI. BX 2 3/8 (60. 4) 1 5/8 ( 41. 4> D.L. • diameter 1uar t-t
NX 3 (76.2) 2 1/8 (54.0) D.O. • diameter da1am ,_.
L - 2
Tabel tncuran Auger
Ukuran nominal' Diameter t&.bung Tula.ng kering (ram) luar ( JMI ) (Inn)
(101.6) ( 50.8 ) 08.2) persegi (101.6) ( 50.8 ) (41. 4) hex
(152.4) ( 50.8 ) () 8. 2) square (152.4) ( 50.8 ) (41.4) square
(152.4) ( 66.7 ) (38.2) perseg i (152.4) ( 66.7 ) (41.() hex (152.4) ( 66.7 ) (so. 8) hex
{152.4) ( 73.0 ) ( 38. 2) square {152.4) ( 73.0 ) {41. 4) hex (152.4) ( 73.0 ) {50. 8) hex)
Tabel Xepala Auger
Ul~uran noau.nal Banyaknya Ol.llre ter lu!o.a l.a 0Hr.eter g1g1 clarl Auger (mm) qiqi (mm) • luar ( rrm l
(101. 6) .( (101.6) ( 114. 3) (152.4) 8 (152 . .() (165.1) (203.2) 8 (203.2) (215. 9) (254 .0) u (254.0) (266. 7)
Tabel Ukuran Auger tipe •Hollow Stem•
Ukuran nomina 1 Di411leter da lam Be rat kira-k.ira
Auger ( mm ) ( m:n ) ( Kg/m )
( 177.8 ) 3/4 ( 69.9 ) {23.22)
( 203.2 ) ( 76.2 ) (21. 73)
( 228.6 ) ~ (. 88.9 ) (22.03)
( 254.0 ) ( 101.6 ) (21.43)
( 254.0 ) ( 127.0 ) (41.67)
( 304.8 ) ( 152.4 ) (41.97)
CASING BIT ' SHELL DIAMETERS *)
( INCHES )
L - 3
Diamond-set casing bit and shell sizes vhen used in conjunctinn
vith X series !lush-coupled or !lush-joint casing.
EX AX BX NX -r
1.8H 2.252 2. 877 3. 302 inches O.D. Casing 1. 812 2.250 2.875 3.500
1. 810 2.248, 2.873 3.498
1. 502 1.908 2.377 3. 002 I. D. o! Ca•ing Coupling 1.500 1. 906 2.375 3.000
1. .(9 8 1. 90.C 2.373 2.998
1. 89 5 2.365 2.985 3.635 Set Reami!'g Shell Hole Size 1. 890 2.360 2.980 3.630
1.885 2.355 2.975 3.625
1. 832 2. 297 . 2. 912 3.562 Blank Reaming Shell O.D. 1. 830 2.295 2.910 3.560
1. 828 2.293 2.908 3.558
1. 880 2.350 2.970 3.620 O.D. Set Casing Bits 1.875 2.3-45 2.965 3. 6 15
1. 870 2.3.CO 2.960 3.610
1. 832 2.297 2.912 3.562 O.D. Blank Casing Bits 1. 830 2. 29 5 2.910 3.560
1. 82 8 2.293 2.908 3.558
1.09 1.814 2.252 2.877 I. D. Blank Casing Bits 1.07 1.812 2.250 2. 8 75
1.05 1. 810 2.H8 2.873
1. 410 1. 78 5 2.220 2.845 I. D. Set Casing Bit Core Size 1. .cos 1. 780 2.215 2.840
1.400 1. 775 2.210 2.835
CLEARANCES
Set ~ Slell 0.0. OYer Cas~ 0.0. .078 .110 .105 . 1 3 0 Set Reanin:J Shell 0.0. OYer Set Bit 0.0. .015 .015 .015 .015 casing COJplin:;l I.O. over Set Casing Bit I.D . . 095 .126 .160 . 16 0 Set ~ Shell 0. D. OYer Bl..mlk. ~ .060 .065 .070 .070 Shell O.D. Set easing Bit o.o.ove.r Bl..anX. easing Bit o.o . . 045 . 050 .055 .055 Casing Bit Bl..m-k I.D. OYer Set Dssing Bit I.O .. 032 .032 .035 .035 ~ {Casing Bit Blank o.o.over Casing Bit - . 19 6 .241 . 3 30 . 3 4 2 Bl.llnk I.D.) J.s (Set Casing Bit 0.0. Minus Set Casing Bit- .235 .283 .375 . 3 8 7 I .D.) •
No metriks eGui vAlent& ertllblished
· *) M::pted by techni.cal. Q:mnitte en bi t.s MXl equiffteO t dian::nd core dr i 11 -
J:Mnufact:urera asao::iaticn O::tcbe.r 28, 1960.
SET BIT AND SHELL DIAMETERS
INCHES
Cas1ng Coupl1ng I.D. Hax Mean Hin
Set R~aming Shell O.D.(Hole Size)
Blank Reaming Shell O.D.
Set Bit O.D.
Blank Bit 0.0. (For mechanical Setting only; does not conform toes 17- 32).
Blank Blt J.D.
Set Bit I.D. (core si1.el
EX
l. 50 2 1.500 l. 49 8
1.490 l. 4 85 l. 4 80
l. 432 l. 4)0 l. 4 2 8
l. 475 l. 4 70 1.465
l. 432
l. 4 30 l. 4 2 8
.877
.875
.873
.850
.845
.840
AX
1.908 1.906 1.904
l. 895 1.890 l. 885
l. 8 3 7
l. 835 l. 8 33
1.880 1. 875 l. 870
1.837 1.835 l. 8 3 3
1. 220
l. 218 1.216
1. 190 1. 18,5 1. 180
L - 4
BX
3.377
2. 3 75 2.373
2.365 2.360 2.355
2. 302 2.300 2. 29 8
2.350 2. 34 5 2.340
2.302 2.300 2.298
l. 689 1.687 1.685
1.660 1.655 l. 650
NX
3.002 3.000 2.998
2.985 2. 980 2.975
2. 917 2.915 2. 913
2.970 2.965 2.960
2.917 2.915 2. 913
2. 18<} 2. 187 2. 185
2. 150 2.155 2. 150
CLEARANCES !DIFFERENCE IN ~EAN DIA"''l-:TERl-INCHF.S
Casing Co...Ipl ing I . 0. over Set Reaning She 11 0.0.
Set Reaming Shell O.D. over Set Bit 0.0
Set Reaning She 11 0. D. over Blank Reaming Shell O.D. ( or Blank Bit O.D )
Set Bit O.D. over Blank Bit O.D
Blank Bit I.D. over Set Bit I.D.
Hole-core Kerf, i (Set ~ Shell O.D Hinus Set Bit I. D. )
Set Bit Kerf, i (Set Bit O.D. Minus Set Bit I.D.).
.015
.015
.055
.040
.030
.320
.312
.016
.015
.055
.040
.033
.352
.345
.015
.015
.060
.045
. 032
.352
. 34 5
.020
.015
.065
.050
.032
.412
.405
•) Acbpted by Technical Cotmittee 01 bits and equiprent diam:rd axe drill ma·
nufacturers association Oktober 28 . 1960.
L - 5
Tabe1 Berat Karat Total Tabel Uxuran Butiran Intan
llrurliO Ma t.a lJrurlln ,Berat karat leb.ih
Bar intlln lrurang
EX 25/kant 8.00
l<elornpox Butir per-karat JUII.lNl aalur an
air (water -( 200 qr ) ways
; AX 25/karat 10.00 A 8 - 15 4
BX 2S;karat H.OO ~
NX 25/kant 18.00
B 16 - 30 4 - 3
.. c 30 - 60 3-2
D 60 - 120 2
Tabe1 Xekerasan Matriks
i Sk.a..lA •C"' M. H .
F 0 r m a 8 Rcdcwe11
Batu xapur,batuan bek.u 20 - )0
Batu pas ir d.!ln bat:uan abr as it 30 - 40
sed.!srq lainnya.
Gran it 1apux,qwarzit,chert 40 - 50
1
L - 6
Ukuran saringan ,Uk.uran in tan da1a.m Jwn1ah Batu rata-rata
inch ~r-k.arat
F 0,0360 130
E 0,0394 110
D 0,0413 100 '
c 0,003 91
B 0,0453 77
A 0.0473 65
1 0,0492 58
2 0,0512 50
3 0,0551 40
4 0,0591 )0
5 0,0650 25
6 0,0709 20
7 0,0768 15
8 0,0827 ll
9 0,0906 91,
10 0.0984 7
11 0,1063 ) 2/J
12 0,1142 41,
13 0,1220 ) 2/)
H 0,1299 )
15 0,1378 2 2/3
16 O,H57 2 1/6
17 0,1535 1 5/6
18 0,1614 1 2/3
19 0,1693 1 1/3
20 0,1772 1"&
F - 1
Photo 1: Lokasi pemboran mesin dan sngkapan
batu breksi pada tebing.
Photo 2: Batu breksi dengan fragmen ukuran
10 Cm sampai 100 em berupa andesit
F - 5
Photo 9: Tricon roller bit setelah dipasang pada
pipa bor dan air pembilas dari pompa.
Photd 10: ·Hasil lubang bor setelah operasi pemboran
dengan tricone roller bit.
Photo 11: Pemasangan cassing pada tanah yang
tidak kompak dengan tuffibukan .
F - 6
. Photo 12: Pemasangan casing dengan tUmbuhan dan
sambil diputar dengan kunci rantai.
F - 7
Photo 13: Penyambungan casing
Photo 14: K1em cassing dipasang untuk memakai r.·
cassing tidak turun sendiri.
F - 8
Photo 15: Pemasangan Core Berrel
Photo 16: Air pembilas keluar pada saat pemboran
dengan core barrel.
F - 9
·Photo 17: Stel bits (kiri) dengan hasil core inti
dan diameter bits (kanan) dengan hasil
core inti
Photo 18: Perbandingan panjang core barrel
dengan panjang core inti yang
terambil
F - 10
Photo 19: Core inti dengan panjang sesuai dengan
panjang tabung core barrel
~ -
Photo 20: Core inti yang terputus karena struktur
dari batu breksi sendiri.
F - 11
Photo 21: Pernasangan tabung SPT pada pipa b or
Photo~2: Setelah tabung SPT rnencapai dasar pernboran
diberi tanda garis tiga strip dengan jarak
15 ern.
F - 12
Photo 23: Pemukulan dengan penumbuk SPT seberat
63,5 kg dan jarak jatuh 76 em.
Photo 24: Pipa bor dipegang supaya tidak goyang
F - 14
.. . ' ~ i ~~~~ :J~- ~-~.·: ... ;~ .. :
Photo 28: Tumbuk balik untuk mencabut tabung SPT
karena kesulitan dengan diputar.
Photo 29: Hasil SPT setelah tabung SPT dibuka.
F - 1 5
Photo 30: Pemasangan Sand Pump pada stang bor
Photo 31: Pasir dan kerikil hasil dari alat
sand pump.
F - 16
Photo 32: Pemasangan tabung contoh tanah asli
pada stang bor.
Photo .33: Lempung hasil dari tabung contoh tanah
asli sebelum ditutup lilin pada kedua
ujungnya.
..;j I I I•J9 (
- ~l't:)
fRt.J'~ · c l
P E RP BALI Depart~
6 2' ~.131 .
s
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)