BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Formasi geologi Kota Balikpapan terdiri dari Meosin Atas dan Alluvial Undak Terumbu Koral. Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa Meosin Atas mencapai luas 20.937 Ha, dan Alluvial Undak Terumbu Koral mencapai luas 31.743 Ha. Jenis batuan yang ada terdiri dari endapan permukaan dan batuan sedimen dan gunung api. Endapan permukaan berupa endapan alluvium, terdiri dari kerikil, pasir, lempung dan lumpur, umumnya tersebar disepanjang pantai timur di sekitar Tanah Grogot, Teluk Adang dan Teluk Balikpapan. Sedangkan jenis batuan sedimen dan gunung api, terdiri dari tiga formasi batuan yaitu Formasi Pulau Balang, Formasi Balikpapan dan Formasi Kampung Baru. Mengingat sebagian besar lahan di Kota Balikpapan berjenis podsolik merah kuning dan pasir kwarsa dan bertekstur kasar serta ikatan batuan yang lemah, disebabkan tanah tersebut dibentuk dari jenis batuan yang berumur relatif muda. Sedangkan sifat tanahnya sangat mudah tererosi dan jenuh akan air. Sedangkan pembentukan jenis- jenis tanah ditentukan oleh beberapa faktor batuan induk, topografi, umur, iklim dan vegetasi/biologi serta pengaruh faktor lainnya, sehingga mengalami proses lebih lanjut secara terus menerus. Dalam rangka pengaplikasian sejumalah teori diatas, dan sebagai aspek dalam terjun kelapangan serta merupakan penerapan suatu disiplin ilmu secara langsung. Maka pihak yang bersangkutan mengadakan praktikum pengenalan geologi. Guna menepatkan sasaran dan tujuan serta sebagai pembuktian secara langsung antara lapangan dengan teori yang telah terurai. Praktek pengenalan lapangan geologi merupakan bagian dari kurikulum dari semester V STT MIGAS Balikpapan tahun 2012/2013. Praktek pengenalan lapangan berlokasi di KM 8 kampus STT-MIGAS Balikpapan dan di Balikpapan regency provinsi Kalimantan timur. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Formasi geologi Kota Balikpapan terdiri dari Meosin Atas dan
Alluvial Undak Terumbu Koral. Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa
Meosin Atas mencapai luas 20.937 Ha, dan Alluvial Undak Terumbu Koral
mencapai luas 31.743 Ha. Jenis batuan yang ada terdiri dari endapan
permukaan dan batuan sedimen dan gunung api. Endapan permukaan berupa
endapan alluvium, terdiri dari kerikil, pasir, lempung dan lumpur, umumnya
tersebar disepanjang pantai timur di sekitar Tanah Grogot, Teluk Adang dan
Teluk Balikpapan. Sedangkan jenis batuan sedimen dan gunung api, terdiri
dari tiga formasi batuan yaitu Formasi Pulau Balang, Formasi Balikpapan
dan Formasi Kampung Baru. Mengingat sebagian besar lahan di Kota
Balikpapan berjenis podsolik merah kuning dan pasir kwarsa dan bertekstur
kasar serta ikatan batuan yang lemah, disebabkan tanah tersebut dibentuk
dari jenis batuan yang berumur relatif muda. Sedangkan sifat tanahnya
sangat mudah tererosi dan jenuh akan air. Sedangkan pembentukan jenis-
jenis tanah ditentukan oleh beberapa faktor batuan induk, topografi, umur,
iklim dan vegetasi/biologi serta pengaruh faktor lainnya, sehingga
mengalami proses lebih lanjut secara terus menerus.
Dalam rangka pengaplikasian sejumalah teori diatas, dan sebagai aspek
dalam terjun kelapangan serta merupakan penerapan suatu disiplin ilmu
secara langsung. Maka pihak yang bersangkutan mengadakan praktikum
pengenalan geologi. Guna menepatkan sasaran dan tujuan serta sebagai
pembuktian secara langsung antara lapangan dengan teori yang telah terurai.
Praktek pengenalan lapangan geologi merupakan bagian dari
kurikulum dari semester V STT MIGAS Balikpapan tahun 2012/2013.
Praktek pengenalan lapangan berlokasi di KM 8 kampus STT-MIGAS
Balikpapan dan di Balikpapan regency provinsi Kalimantan timur.
1
Praktek pengenalan lapangan geologi ini Dalam rangka penerapan
teori yang telah disampaikan oleh dosen, karena sebelum mengenal
lingkungan atau lapangan Geologi kemungkinan teori yang di dapat tidak
mudah dipelajari apabila tidak langsung melakukan peraktek dilapangan.
Hal ini dimaksud untuk membandingkan dan membuktikan apakah teori
tersebut ada persamaan atau perbedaannya dengan ilmu yang didapatkan
secara langsung pada waktu praktek dilapangan.
Praktek tersebut sangat penting dilaksanakan karena bagi
mahasiswa/i dapat mengenal dan melihat bentuk suatu lapisan batauan dan
mengetahui strike dan dip sebuah batuan secara langsung untuk menambah
ilmu pengetahuan di Bidang Geologi yang nantinya diharapkan dapat
diandalkan sebagai tenaga enginer yang siap pakai.
Hasil pemikiran tersebut dapat menjadikan tantangan dimasa yang
akan datang. Khususnya bagi para mahasiswa/i stt-migas sendiri dan
lingkungannya. Tanpa adanya praktek Sangatlah sulit megetahui hal-hal
yang terdapat pada teori-teori tersebut, karena praktek merupakan penerapan
suatu disiplin mengetahui hal-hal yang terdapat pada teori-teori tersebut,
karena praktek merupakan penerapan suatu disiplin ilmu secara langsung,
1.2 Maksud dan Tujuan.
Maksud dari pelaksanaan kegiatan filtrip pengenalan lapangan geologi S1
teknik perminyakan, stt-migas yaitu meliputi :
1. Melatih mahasiswa/i dalam mengenal suatu lapangan geologi.
2. Untuk melatih dalam menganalisa persoalan – persoalan geologi yang
ada di lapangan.
3. Untuk mahasiswa/i terampil dan mahir dalam menggunakan perlatan
geologi di lapangan.
Serta, adapun tujuan dari tinjauan lapangan ini ialah:
1. untuk mengetahui kondisi lapangan geologi kota Balikpapan.
2. untuk mengetahui fungsi dari kompas geologi.
2
3. Untuk mengetahui arah penyebaran, stretigrafi, formasi, geometri unsur
struktur, struktur garis, struktur bidang, kedalaman dan ketebalan batuan
4. Mengetahui jenis – jenis perlapisan
1.3 Kesampaian Daerah
a. Waktu dan Tempat Pada Lokasi pertama :
Hari, tanggal : Minggu, 28 Oktober 2012
Tempat : Kampus 2 STT MIGAS Balikpapan km 8 dan
lokasi pembuatan jalan tol Balikpapan-Samarinda
km 14 Karang Joang
Waktu pelaksanaan : 11.00 – 12.00 WITA
Kelompok : Mas Rahmat Hidayat
Ayu Nurwahyuni
Aliffian Gembong Putra Makmur
Deniy Fatryanto Edisyoh Eko Widodo
Eka Almas Yuslim
Achmad Syamsul Rizal
Anis
Damianus Mario Ricky Fernando
Proses perjalanan : Saya berangkat dari rumah (Graha Indah) pukul
09.35 menuju kampus 2 STT MIGAS km 8.
Sesampai di sana pukul 10.55 saya bertemu
dengan teman-teman kelompok saya dan Ibu
Rohima (dosen pembimbing). Pada pukul 11.00-
12.00 saya dan teman-teman belajar
menggunakan kompas geologi dan di bimbing
langsung oleh Ibu Rohima. Pukul 11.00-12.00
saya dan teman- teman melakukan tinjauan lokasi
yang berada di depan keseketariatan stt migas km
8 yang selanjutnya kami belajar mengukur arah
penyebaran perlapisan batuan (strike and dip)
3
mengunakan kompas geologi yang dibimbing
oleh dosen pembimbing kami. Pukul 12.00
praktikum lapangan selesai. Pukul 12.30 saya tiba
di rumah.
Gambar 1.1. Lokasi Kampus 2 STT-MIGAS Balikpapan Kilometer 8
Gambar 1.2. Kampus 2 STT-MIGAS Balikpapan Kilometer 8
4
b. Waktu dan Tempat pada Lokasi kedua.
Hari, tanggal : Minggu, 4 November 2012
Tempat : Balikpapan Regency
Waktu : 09.00 – 11.00
Kelompok : Vergilius Massora
Mas Rahmad Hidayat
Deniy Fatryanto Edisyoh Eko Widodo
Eka Almas Yuslim
Achmad Syamsul Rizal
Anis
Ayu Nurwahyuni
Damianus Mario Ricky Fernando
Proses Perjalanan : Berangkat dari rumah pukul 08.30. Perjalanan
cukup menguras waktu dikarenakan tempat tinggal
yang cukup jauh dari Lokasi. Sesampai dilokasi
tepat pukul 09.00, sembari menunggu praktikan
yang belum datang praktikum dilaksanakan 30
menit kemudian. Peninjauan lokasi dari praktikum
kedua berjalan lancar, pengamatan, pemotretan,
pengambilan sample, serta mengamati lapisan-
lapisan serta singkapannya berlangsung sekitar 1
jam setengah. Tepat pada pukul 11.00, praktikum
peninjauan lapangan operasi di Regency ditutup.
Dan, kami meninggalkan lokasi secara tertib ke
tujuan / rumah masing – masing.
5
Gambar. 1.3. Lokasi Pengamatan kedua di Balikpapan
Regency
Gambar. 1.4. Object yang akan mendapat perlakuan di
Lokasi kedua Balikpapan Regency
1.4 Metodologi
Adapun metode peninjauan lapangan ialah mengukur peyebaran
lapisan (stike and dip) dari suatu sampel lapisan dan kekar menggunakan
kompas giologi serta mencatat hasil dari pengukurannya.
Serta melakukan pengamatan secara saksama.
6
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
2.1 Kerangka Tektonik
Kalimantan merupakan daerah yang memiliki tektonik yang
kompleks. Adanya interaksi konvergen atau kolisi antara 3 lempeng utama,
yakni lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Asia yang
membentuk daerah timur Kalimantan (Hamilton, 1979).Evolusi tektonik
dari Asia Tenggara dan sebagian Kalimantan yang aktif menjadi bahan
perbincangan antara ahli-ahli ilmu kebumian. Pada jaman Kapur Bawah,
bagian dari continental passive margin di daerah Barat daya Kalimantan,
yang terbentuk sebagai bagian dari lempeng Asia Tenggara yang dikenal
sebagai Paparan Sunda.
7
Gambar 2.1. Fisiografi Pulau Kalimantan (Nuey, 1987).
Pada jaman Tersier, terjadi peristiwa interaksi konvergen yang
menghasilkan beberapa formasi akresi, pada daerah Kalimantan.Selama
jaman Eosen, daerah Sulawesi berada di bagian timur kontinen dataran
Sunda. Pada pertengahan Eosen, terjadi interaksi konvergen ataupun kolisi
antara lempeng utama, yaitu lempeng India dan lempeng Asia yang
mempengaruhi makin terbukanya busur belakang samudra, Laut Sulawesi
dan Selat Malaka.
2.2 Geomorfologi
Cekungan Kutai merupakan salah satu cekungan yang dihasilkan
oleh perkembangan regangan cekungan yang besar pada daerah
Kalimantan.Pada Pra-Tersier, Pulau Kalimantan ini merupakan salah satu
pusat pengendapan, yang kemudian pada awal tersier terpisah menjadi 6
cekungan sebagai berikut :1 Cekungan Barito, yang terletak di Kalimantan
Selatan, 2.Cekungan Kutai, yang terletak di Kalimantan Timur,3. Cekungan
Tarakan, yang terletak di timur laut Kalimantan,4 Cekungan Sabah, yang
terletak di utara Kalimantan,5.Cekungan Sarawak, yang terletak di barat laut
8
Kalimantan,6. Cekungan Melawai dan Ketungau, yang terletak di
Kalimantan Tengah
Gambar 2.2 Elemen tektonik Kalimantan
Kerangka tektonik di Kalimantan Timur dipengaruhi oleh
perkembangan tektonik regional yang melibatkan interaksi antara Lempeng
Samudera Philipina, Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasian yang
terjadi sejak Jaman Kapur sehingga menghasilkan kumpulan cekungan
samudera dan blok mikro kontinen yang dibatasi oleh adanya zona
subduksi, pergerakan menjauh antar lempeng, dan sesar-sesar mayor.
Cekungan Kutai terbentuk karena proses pemekaran pada Kala
Eosen Tengah yang diikuti oleh fase pelenturan dasar cekungan yang
berakhir pada Oligosen Akhir. Peningkatan tekanan karena tumbukan
lempeng mengakibatkan pengangkatan dasar cekungan ke arah Barat Laut
yang menghasilkan siklus regresif utama sedimentasi klastik di Cekungan
Kutai, dan tidak terganggu sejak Oligosen Akhir hingga sekarang.
Pada Kala Miosen Tengah pengangkatan dasar cekungan dimulai
dari bagian barat Cekungan Kutai yang bergerak secara progresif ke arah
Timur sepanjang waktu dan bertindak sebagai pusat pengendapan. Selain itu
9
juga terjadi susut laut yang berlangsung terus menerus sampai Miosen
Akhir. Bahan yang terendapkan berasal dari bagian Selatan, Barat dan Utara
cekungan menyusun Formasi Warukin, Formasi Pulubalang dan Formasi
Balikpapan.
Formasi Pamaluan (Tomp), Batupasir kuarsa dengan sisipan
batulempung, serpih batugamping dan batulanau; berlapis sangat baik. Batu
pasir kuarsa merupakan batuan utama, kelabu kehitam-kecoklatan, berbutir