Top Banner
BAB I PENDAHULUAN D. Latar Belakang Praktek Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai seorang petani. Begitu banyaknya pulau dan daratan membuat bidang pertanian berkembang dengan sangat pesat. Dukungan iklim dan cuaca yang baik juga menjadi faktor pendorong kemajuan sektor ini. Untuk meningkatkan hasil pertanian, menggunakan alat dan mesin pertanian merupakan solusi terbaik. Teknologi tidak dapat dipisahkan di dalam kehidupan manusia. Kehadiran teknologi dapat mempermudah seluruh bidang kehidupan manusia. Begitu juga halnya dengan bidang bercocok tanam ini. Sudah sejak dahulu sektor pertanian sebagai penopang perekonomian negara. Sampai saat ini pun sektor pertanian masih tetap menyumbang devisa yang cukup besar bagi perekonomian negara. Bahkan pada saat Indonesia dilanda krisis ekonomi yang menghancurkan perekonomian negara, sektor pertanian melalui agribisnis dan agroindustri justru dapat terus berkembang menjadi penyelamat perekonomian negara. Namun, dengan sumber daya yang melimpah, proses perkembangan dan modernisasi sektor pertanian Indonesia berjalan sangat lambat. Salah satu indikatornya yaitu produktivitas pertanian yang cenderung menurun dan petani sebagai ujung tombaknya sebagian besar berada di bawah garis kemiskinan. Penyebabnya antara lain penerapan teknologi disektor pertanian yang masih rendah. Teknologi dalam pertanian adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan pekerjaan dan menghasilkan output yang lebih baik. Pembangunan pertanian tanpa teknologi ialah hal yang mustahil. Keduanya berjalan secara beriringan saling mengikat. Dalam pembangunan pertanian tentu akan sangat berbeda dalam segi kepraktisan maupun hasil tani apabila petani tersebut mengadopsi teknologi dibandingkan memakai cara tradisional. Teknik pertanian meliputi usaha tani (teknik penanaman, pemupukan, pengairan perlindungan tanaman secara terpadu ) dan pasca panen
37

laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

Feb 20, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

BAB I

PENDAHULUAN

D. Latar Belakang Praktek

Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai seorang petani. Begitu banyaknya pulau dan daratan membuat bidang pertanian berkembang dengan sangat pesat. Dukungan iklim dan cuaca yang baik juga menjadi faktor pendorong kemajuan sektor ini. Untuk meningkatkan hasil pertanian, menggunakan alat dan mesin pertanian merupakan solusi terbaik.

Teknologi tidak dapat dipisahkan di dalam kehidupan manusia. Kehadiran teknologi dapat mempermudah seluruh bidang kehidupan manusia. Begitu juga halnya dengan bidang bercocok tanam ini. Sudah sejak dahulu sektor pertanian sebagai penopang perekonomian negara. Sampai saat ini pun sektor pertanian masih tetap menyumbang devisa yang cukup besar bagi perekonomian negara. Bahkan pada saat Indonesia dilanda krisis ekonomi yang menghancurkan perekonomian negara, sektor pertanian melalui agribisnis dan agroindustri justru dapat terus berkembang menjadi penyelamat perekonomian negara. Namun, dengan sumber daya yang melimpah, proses perkembangan dan modernisasi sektor pertanian Indonesia berjalan sangat lambat.

Salah satu indikatornya yaitu produktivitas pertanian yang cenderung menurun dan petani sebagai ujung tombaknya sebagian besar berada di bawah garis kemiskinan. Penyebabnya antara lain penerapan teknologi disektor pertanian yang masih rendah.

Teknologi dalam pertanian adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan pekerjaan dan menghasilkan output yang lebih baik. Pembangunan pertanian tanpa teknologi ialah hal yang mustahil. Keduanya berjalan secara beriringan saling mengikat. Dalam pembangunan pertanian tentu akan sangat berbeda dalam segi kepraktisan maupun hasil tani apabila petani tersebut mengadopsi teknologi dibandingkan memakai cara tradisional.

Teknik pertanian meliputi usaha tani (teknik penanaman, pemupukan, pengairan perlindungan tanaman secara terpadu ) dan pasca panen (pengolahan hasil pengenalan alat perontol yang dapat menekan kehilangan hasil, penyimpanan hasil pertanian yang dapat meningkatkan kualitas produk pertanian ) dan teknologi yang digunakan dalam pertanian, seperti mesin – mesin.

Berdasarkan pernyataan diatas maka kita sebagai mahasiswa pertanian, harus mempelajari tentang teknologi pertanian ini karena negara kita Indonesia merupakan negara agraris yang sudah sejak dahulu menjadi sektor pertanian sebagai penopang perekonomian negara.

Pengolahan tanah merupakan kegiatan mengelolah tanah menjadi lahan yang baru atau lahan yang siap untuk ditanami, guna memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari manusia. Setiap pengolahan tanah memerlukan perlakuan yang khusus agar tumbuhan atau tanaman yang ditanam bisa menghasilkan hasil tanaman yang memuaskan atau yang sesuai dengan keinginan. Untuk mengelolah tanah atau lahan yang sesuai dengan keinginan maka perlu perlakuan yang khusus pula yaitu diantaranya menggunakan

Page 2: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

peralatan yang mendukung atas penanaman yang akan kita lakukan, berbeda tanaman yang akan ditanam maka perlakuan pengolahan tanah atau lahan pun sedikit berbeda.

Dengan memandang pentingnya hal-hal yang diatas maka perlunya mengetahui atau mencari data dalam pengolahan tanah atau lahan yang baik agar tercapainya hasil panen yang sesuai dengan keinginan petani, maka dari itulah salah satu yang bisa mendukung dalam mendapatkan data yang diperlukan dalam pengolahan tanah atau lahan yaitu melalui kegiatan praktek lapangan yang berkaitan dengan ALSINTAN..

H. Bajak singkal (mold board plow)

Singkal adalah bagian bajak yang terletak langsung di belakang mata bajak (share). Bagian ini menerima potongan tanah dari mata bajak dan membaliknya. Singkal merupakan bagian bajak yang terpenting, sebab oleh singkal itulah lapisan tanah terpecah, dihancurkan dan dilembutkan. Jenis tanah yang berlainan membutuhkan singkal dengan bentuk yang berbeda utuk mencapai tingkat kehancuran yang sama. Denang dasar ini, singkal dibagi dalam beberapa kelas yaitu bajak untuk lahan dengan tunggu tanaman, serba guna, tanah hitam, pemecaha dan kecepatan tinggi. Singkal serba guna merupakan kombinasi tipe-tipe untuk lahan berumput dan sisa-sisa tunggul jerami serta dapat digunakan dengan mudah untuk lahan berrumput atas lahan dengan sisa-sisa jerami. Singkal ini mempunyai lengkung yang lebih rendah daripada singkal untuk lahan dengan tunggul jerami shingga disebut bajak serba guna.

Tipe singkal untuk lahan bertunggul jerami lebih lebar dan melengkung lebih mendadak pada sisi atasnya. Hal ini mengakibatkan tanah potongan alur terlempar lebih cepat, dan dihancurkan lebih baik daripada tipe-tipe singkal lainnya. Telapak bajak pemecah dirangcang untuk bekerja di lahan berumput dan di lahan yang dibiarkan tidak ditanami untuk beberapa tahun lamanya. Bajak berkecepatan tinggi mempunyai singkal yang lengkung bagian atasnya sedikit lebih rendah dari pada yang dimili singkal serba guna. Singkal ini dirancang untuk melempar lapisan tanah cukup jauh untuk dapat menutupi lapisan tanah dari alur sebelumnya. Singkal berusuk (slat moldboard) digunakan untuk tempat yang tanahnya lengket dan tidak mau lepas dari singkal

Bajak singkal ditujukan untuk pemecahan segala jeni tanah dan cocok sekali untuk pembalikan tanah serta penutupan sisa sisa tanaman.

Bagian bagian bajak singkal:

1. Telapak bajak singkal (moldboard plow bottom)

Bagian bajak yang memecah tanah disebut telapak bajak singkal, bagian ini digunakan untuk memotong, mengangkat dan membalik tanah. Bagian-bagian yang membentuk mata bajak singkal adalah mata

Page 3: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

bajak, sisi tanah dan singkal. Ketiga bagian ini terpasang pada sepotong logam yang tak beraturan bentuknya yang disebut badan bajak (frog). Rangka bajak dapat juga dipasang pada badan tersebut.

2. Singkal (moldboard)

Singkal adalah bagian bajak yang terletak langsung di belakang mata bajak (share). Bagian ini menerima potongan tanah dari mata bajak dan membaliknya. Singkal merupakan bagian bajak yang terpenting, sebab oleh singkal itulah lapisan tanah terpecah, dihancurkan dan dilembutkan. Jenis tanah yang berlainan membutuhkan singkal dengan bentuk yang berbeda utuk mencapai tingkat kehancuran yang sama. Denang dasar ini, singkal dibagi dalam beberapa kelas yaitu bajak untuk lahan dengan tunggu tanaman, serba guna, tanah hitam, pemecaha dan kecepatan tinggi. Singkal serba guna merupakan kombinasi tipe-tipe untuk lahan berumput dan sisa-sisa tunggul jerami serta dapat digunakan dengan mudah untuk lahan berrumput atas lahan dengan sisa-sisa jerami. Singkal ini mempunyai lengkung yang lebih rendah daripada singkal untuk lahan dengan tunggul jerami shingga disebut bajak serba guna.

Tipe singkal untuk lahan bertunggul jerami lebih lebar dan melengkung lebih mendadak pada sisi atasnya. Hal ini mengakibatkan tanah potongan alur terlempar lebih cepat, dan dihancurkan lebih baik daripada tipe-tipe singkal lainnya. Telapak bajak pemecah dirangcang untuk bekerja di lahan berumput dan di lahan yang dibiarkan tidak ditanami untuk beberapa tahun lamanya. Bajak berkecepatan tinggi mempunyai singkal yang lengkung bagian atasnya sedikit lebih rendah dari pada yang dimili singkal serba guna. Singkal ini dirancang untuk melempar lapisan tanah cukup jauh untuk dapat menutupi lapisan tanah dari alur sebelumnya. Singkal berusuk (slat moldboard) digunakan untuk tempat yang tanahnya lengket dan tidak mau lepas dari singkal.

3. Mata bajak (share)

Mata bajak singkal ialah sisi yang melaksanakan pemotongan. Bagian-bagian utama mata bajak singkal adalah, ujung, sayap, sisi pemotong dan sisi samping. Jenis-jenis mata bajak yang dikenal adalah : yang umum dengan sisi samping, yang terdiri dari dua bagian dan yang lurus. Yang terdiri dari dua bagian dan yang lurus dirancang sedemikian rupa, hingga bila mata bajak itu telah tumpul, lebih ekonomis untuk mengganti mata bajak itu dengan yang baru daraipada mencoba untuk menajamkan kembali. Mata bajak besi tuang yang diperkeras dapat ditajamkan kembali dengan menggerinda.

4. Sisi tanah (landside)

Sisi samping adalah bagian bajak yang meluncur sepanjang permukaan dinding alur. Sisi samping ini membantu meniadakan tekanan samping sisi yang dilakukan oleh potongan alur terhadap singkal. Juga membantu menstabilkan bajak pada waktu digunakan. Tepi singkal (shin) adalah bagian tepi pemotong pada sigkal yang terletak tepat diatas sis samoing.

5. Ukuran bajak.

Ukuran bajak singkal adalah ;ebarnya yang dinyatakan dalam inci. Ukuran ditentukan dengan mengukur jarak dari sayap sampai sisi samping dengan alat pengukur tegak lurus pada sisi samping.

Page 4: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

Ukuran0ukuran bajak traktor 10,12,14,16 dan 18 ibci (25,4 35,6 40,6 dan 45,7 cm) Bajak-bajak singkal khusus sebesar 18 dan 29 inch (45,7 dan 50,8 cm).

Tipe-tipe bajak singkal traktor

1. Bajak singkal gandengan (trailing moldboard plows)

Bajak traktor tipe gandengan atau tipe tarikan adalah suatu unit lengkap, didukung oleh dua atau tiga buah roda bila dipasang pada batang tarik traktor; bajak tipe ini ditarik di belakang traktor.

2. Bajak singkal gandengan biasa (regular trailing plows).

Bajak singkal gandengan dibangun dalam ukuran-ukuran yang berkisar dari satu sampai lima telapak singkal. Telapak singkal itu berukuran dari 12 sampai 18 inci ( 30,5 sampai 45,7 cm) namun ukuran yang paling biasa adalah 14 inci (35,6 cm). Bajak singkal bertelapak 2,3,4,5 dan 6 dapat diperoleh dengan pengangkatan hidraulik. Bajak singkal gandengan dua arah (two-way trailing plows), Bajak gandeng ini dinamakan dua arah sebab mempunyai baik telapak kanan maupun kiri dan oleh sebab itu akan melempar potongan alur ke kanan maupun kekiri operator bila bajak dibalik pada waktu traktor berputar ke alur berikutnya. Bajak dua arah digunakan untuk membajak lahan-lahan yang diairi serta dimana diinginkan membuka tanah tanpa meninggalkan alur mati, seperti lereng-lereng perbukitan, lahan sengkedan serta lahan yang tak beraturan bentuknya.

3. Bajak singkal setengah terpasang (semimounted moldboard plow).

Bajak singkal setengah terpasang ini memiliki ujung bagian depan yang langsung dihubungkan dengan traktor dan didukung olehnya. Ujung belakang bajak didukung olah sebuah roda alur dan roda tanah. Pengangkatan dan penurunan bagian belakang bajak di atas roda alur dapat dicapai atau dengan sambungan mekanik atau dengan silder hihraulic terkendali jarak jauh. Ujung depan bajak dinaikan dan diturunkan oleh sistem sambungan hidraulik traktor. Biasanya tipe bajak ini digandengkan pada traktor oleh suatu mekanisme kopling cepat.

Bajak singkal terpasang terpadu (integral-mounted moldboard plows). Bajak terpasang terpadu benar-benar merupakan kelengkapan traktor, sebab bergantung pada traktor untuk pengangkatan dayanya dan bergantung pada daya mesin traktor untuk pengoperasian umumnya. Berat bajak keseluruhannya didukung oleh traktor pada waktu diangkat. Kedalaman pembajakan dalam beberapa hal dikendalikan secara hidraulik, pada contoh yang lain dengan tuas dan roda pengaman. Jumlah telapak singkal berkisar dari satu sampai lima, bergantung pada ukuran traktor. Traktor terkecil 8 sampai 10 daya kuda batang –tarik dapat dilengkapi dengan satu telapak singkal dengan ukuran 12 inchi (30,5 cm). Traktor ukuran sedang membawa 2 singkal sedang traktor ukuran besar dapat membawa sampai lima telapak singkal.

http://2.bp.blogspot.com/_n96bJRxBzQQ/TP0Pa3hDlAI/AAAAAAAAAAw/oZ1OJdM-iiA/s320/Moldboardplow-LG.jpg

4. Bajak singkal terpasang dua arah (two-way-mounted moldboard plows).

Page 5: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

Bajak terpasang dua arah melakukan tugas yang sama dengan bajak gandengan dua arah. Ada pengaturan yang berbeda untuk mengubah telapak singkal pembuat alur dari sisi kakanan ke sisi kiri. Ini dicapai dengan memutar seluruh unit 900 untuk beberapa mata bajak, dan 1800 untuk bajak yang lain.

5. Pemecah tengah terpasang terpadu (integral-mounted middlebreakers).

Di daerah yang berlaianan pemecah tengah dikenal dengan nama-nama yang berbeda-beda.Ada yang menamakan pemecah tengah (middle buster) atau pembuat guludan (bedder). Telapak singkal benar-benarmerupakan bajak sisi kanan dan sisi kiri yang disatukan.

http://4.bp.blogspot.com/_n96bJRxBzQQ/TP0QtVZD4TI/AAAAAAAAAA4/idpcGWTt6rY/s320/plow_pg4.jpg).

1. Garu piringan (disk harrow)

Pada prinsipnya peralatan pengolahan tanah ini hampir menyerupai bajak piringan, khususnya bajak piringan vertikal. Perbedaannya hanya terletak pada ukuran, kecekungan dan jumlah piringannya.

Garu piringan mempunyai ukuran dan kecekungan piringan yang lebih kecil dibandingkan dengan bajak, hal ini disebabkan pengolahan tanah kedua dilakukan lebih dangkal dan tidak diperlukan pembalikan tanah yang efektif seperti pengolahan tanah pertama. Selanjutnya karena draft penggaruan lebih kecil dari draft pembajakan, maka dengan besar daya penarikan yang sama, lebar kerja garu akan lebih besar dibandingkan dengan lebar kerja bajak, dengan demikian jumlah piringan garu piringan dengan sendirinya akan lebih banyak dibandingkan dengan bajak piringan.

Seperti bajak piringan, bagian-bagian utama dari garu piringan terdiri atas: piringan; poros piringan; penggarak piringan; kerangka. Kadang kala dilengkapi pula dengan roda dukung, apabila sistem penggandengan dengan daya penariknya menggunakan sistem hela (trailing). Garu piringan biasanya tidak dilengkapi dengan roda alur penstabil.

Beberapa piringan dari garu piringan dirangkai menjadi satu rangkaian dengan menggunakan satu poros, rangkaian-rangkaian ini biasa disebut sebagai rangkaian piringan (disk gang). Konstruksi garu piringan umumnya terdiri atas dua rangkaian piringan atau empat rangkaian piringan. Ditinjau dari proses penghancuran tanah, langkah penggaruan dapat dibedakan atas ; penggaruan satu aksi (single action) dan penggaruan dua aksi (double action).

Didasarkan atas uraian di atas, garu piringan dibedakan atas garu piringan dua rangkaian satu aksi (single action two gang disk harrow); garu piringan dua rangkaian dua aksi (double action two gang disk harrow); garu piringan empat rangkaian dua aksi atau biasanya disebut tandem (tandem disk harrow). Untuk jelasnya konstruksi dari bermacam-macam garu piringan dapat dilihat pada gambar.

2. Garu bergigi paku (spikes tooth harrow)

Garu bergigi paku atau biasa disebut sebagai garu sisir, adalah jenis garu yang sudah umum digunakan petani di Indonesia. Garu sisir yang ditarik hewan, umumnya giginya terbuat dari kayu dan biasa

Page 6: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

digunakan untuk pengolahan tanah sawah dalam keadaan basah, sebagai pekerjaan lanjutan setelah tanah diolah dengan bajak singkal.

Garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor gigi-giginya terbuat dari bahan logam, dipasang pada batang penempatan (tooth bar) dengan di klem atau di las. Konstruksi garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor biasanya terdiri dari satu batang penempatan. Pemasangan gigi pada batang penempatan disusun berselang-seling antara batang penempatan yang satu dengan lainnya. Bentuk gigi paku sangat bervariasi ada yang lurus runcing dan ada yang pipih, ada pula yang berbentuk blimbingan (diamond shape). Kadangkala batang penempatan posisinya dapat diatur atau diputar sehingga memungkinkan untuk merubah sudut gigi pakunya, guna mengatur masuknya gigi di dalam tanah. Batang-batang penempatan selanjutnya dipasangkan pada kerangka penguat dari garu tersebut.

Dengan demikian bagian-bagian utama garu bergigi paku atau garu sisir adalah terdiri atas ; gigi paku, batang penempatan dan kerangka penguat. Garu bergigi paku terutama digunakan untuk meratakan dan menghaluskan tanah sesudah pembajakan, lebih cocok digunakan untuk tanah yang mudah hancur. Alat ini cukup efektif untuk memberantas tanaman pengganggu khususnya yang masih kecil-kecil, atau baru tumbuh.

3. Garu bergigi per (spring tooth harrow)

Garu bergigi per ini secara keseluruhan konstruksinya hampir menyerupai garu bergigi paku, hanya gigi-giginya terbuat dari per atau pegas. Juga digunakan untuk meratakan dan menghaluskan tanah sesudah pembajakan. Alat ini juga lebih sesuai digunakan untuk tanah yang mudah dihancurkan. Cocok untuk memberantas gulma yang mempunyai perakaran yang cukup kuat dan dalam. Hal ini dikarenakan garu bergigi per mempunyai penetrasi kedalaman yang lebih besar dibandingkan dengan garu bergigi paku. Dari sifatnya yang lentur dan bentuknya yang lengkung akan dapat mengangkat atau mencabut akar-akar tanaman sehingga terlempar keluar ke permukaan tanah.

4. Garu-garu khusus (special harrow)

Jenis garu-garu khusus, biasanya digunakan untuk mengerjakan pengolahan tanah dengan tujuan yang lebih khusus. Sebagai misal, pengolahan tanah dengan tujuan khusus untuk memusnahkan tanaman pengganggu, menghancurkan seresah, atau untuk menggemburkan tanah secara intensif, atau mungkin bertujuan untuk membuat bedengan (seed bed) yang lebih layak.

Penggunaan garu-garu khusus biasanya dilakukan setelah pengolahan tanah pertama dan pengolahan tanah kedua. Macam-macam garu khusus antara lain adalah : pencacah gulma atau seresah (weeder mulcher); garu potong putar (rotary cross harrow); penggemburan tanah (soil surgeon).

5. Alat penyiang mekanis (cultivator)

Alat penyiang mekanis sebetulnya bukan termasuk alat penggolah tanah dalam artian untuk persiapan tanam, tetapi lebih mengarah ke alat pemeliharaan tanaman karena pada umumnya peralatan ini digunakan setelah kegiatan penanaman dilakukan. Namun karena arah pemeliharaan tanaman dengan peralatan ini adalah dengan perlakuan pengolahan tanah, dan dalam arti yang luas penyiangan dapat

Page 7: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

dilakukan sebelum dan sesudah tanam. Maka tidak ada salahnya alat penyiang mekanis ini dibicarakan secara singkat pada pembicaraan alat dan mesin pengolah tanah.

Penggunaan alat penyiang mekanis ini juga tidak banyak berbeda dengan peralatan pengolah tanah lainnya. Penyiangan dengan peralatan mekanis bertujuan ; memberantas tanaman pengganggu; memperbaiki aerasi tanah mempertahankan kadar lengas tanah; memacu kerja mikroorganisme lebih aktif; mengembangkan penyediaan unsur hara dalam tanah; menggemburkan tanah agar penetrasi akar tanaman pokok lebih mudah.

Ada bermacam-macam alat penyiang mekanis yang digerakkan di lapangan pertanian mulai yang kecil yang digunakan dengan tenaga manusia sampai dengan yang besar yang digerakkan dengan traktor besar dengan kapasitas kerja sampai (30 – 35) ha/hari. Alat penyiang mekanis yang berukuran besar biasanya terdiri atas tiga bagian, dua bagian dipasang di samping, masing-masing sisi satu bagian dan satu bagian lagi dipasang di belakang traktor. Bagian-bagian utama alat penyiang mekanis terdiri atas:

a. Mata pendangir (shovel/sweeper), merupakan bagian yang aktif untuk penyiangan. Yang berbentuk sekop (shovel) lebih berfungsi untuk menggemburkan tanah, sedang yang berbentuk kaki bebek/penyapu (sweeper) lebih berfungsi untuk mematikan gulma.

b. Tangkai pendangir (shank), berfungsi sebagai tempat pemasangan mata pendangir.

c. Batang penempatan, berfungsi sebagai tempat pemasangan tangkai pendangir, jumlahnya tergantung dari jenis dan ukuran dari peralatan penyiang mekanisnya.

d. Kerangka

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

C. Kesimpulan

1. Pengolahan tanah dapat dipandang sebagai suatu usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki oleh manusia sehingga menjadi lebih subur.

2. Pengolahan tanah sangat penting dalam kegiatan pertanian agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

3. Traktor roda dua merupakan alat/mesin pengolahan tanah yang cukup efektif dalam pengolahan tanah karena dapat digandengkan denagn berbagai bagian implement traktor.

4. Bajak singkal, glebek dan garu merupakan alat/implement pendukung traktor roda dua dalam proses pengolahan tanah.

D. Saran-Saran.

Page 8: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

1. Kepada seluruh mahasiswa diharapakan agar selalu giat dan aktif setipakegiatan praktikum yang dilakukan sehingga bukan hanya lulus mata kuliah ini saja akan tetapi mendapatkan ilmu dan manfaat yang besar.

2. Pada praktikum kali ini kami berharap semoga pada praktikum selanjutnya alat yang digunakan dapat lebih menunjang serta mencukupi sehingga kegiatan praktikum dapat berjalan lancar.

3. Kepada teman-teman kelompok agar pada saat praktikum berlangsung agar semua mahasiswa ikut berpartisispasi pada saat pemasangan dan pembukaan implemen pada traktor.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 1970 “ laporan survey mesin dan alat pada pertanian padi di indonesia”, Fakultas Mekanisasi Dan Teknologi Hasil Pertanian-IPB., Bogor.

Dahono dkk, 1997, Pengolahan Tanah Dengan Traktor Tangan, Bagian Proyek Pendidikan Kejuruan Teknik IV, Jakarta

Mulyoto H dkk, 1996, Mesin-Mesin Pertanian, Bumi Aksara, Jakarta

Soedijanto, 1971. “ Laporan tentang kegiatan Dinas Alat-alat dan Mesin-mesin Pertanian “, Direktorat Teknik Pertanian, Jakarta,.

Soeprodjo, P., 1974. “Cara-Cara Menentukan Ukuran Utama Traktor Untuk Pengolahan Tanah”. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Wijanto, M.S., 1996, Memilih; Menggunakan; Dan Merawat Traktor Tangan.

Depdiknas, 2002. Pengetahuan Alat dan Bahan dalam kegiatan pertanian. Rineka Cipta dan Bina Adiaksara. Malang.

Faridah, Anni dkk. 2008. Teknik Pembentukan bedengan lahan. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki dampak yang luar biasa terhadap kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk berfikir akan selalu mengembangkan sesuatu hal agar menjadikan kehidupannya menjadi lebih baik. Oleh karena itu, proses perubahan akan terus berjalan. Pertanian merupakan sektor yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia sejak masa prasejarah hingga saat ini. Begitu juga dengan Indonesia, pertanian tidak bisa dilepaskan karena Indonesia sampai saat ini masih

Page 9: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

merupakan negara agraris. Meskipun saat ini Indonesia sedang bergerak menuju negara perindustrian, sektor pertanian masih memegang perekonomian Indonesia. Akan tetapi keadaan pertanian Indonesia saat ini bisa dikatakan kurang baik (Departemen Pertanian Sumsel, 1993).

Pada awalnya, penerapan pertanian konvensional mampu meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia dan pangan secara nyata tetapi semakin lama efisiensi produksi semakin menurun karena pengaruh umpan balik berbagai dampak yang merugikan. Sifat produk pertanian yang mudah rusak dan kondisi lingkungan Indonesia dengan temperatur dan kelembaban yang tidak teratur akibat pemanasan global akan mempercepat proses kerusakan komoditas pertanian. Perlakuan yang buruk terhadap komoditas ketika didistribusikan juga memperburuk kualitas komoditas pertanian. Akibat hasil pertanian Indonesia yang buruk, produk impor lebih banyak beredar di masyarakat dibandingkan produk lokal. Hal ini menunjukkan masyarakat lebih mempercayai kualitas produk pertanian impor daripada produk pertanian dalam negeri. Hal ini mengakibatkan kerugian besar bagi petani, karena hasil pertaniannya tidak dikonsumsi oleh masyarakat sehingga berakibat pada siklus pertanian selanjutnya. Karena jika tidak ada yang mengonsumsi hasil pertanian petani maka tidak ada umpan balik untuk siklus pertanian berikutnya karena kurangnya modal. Jadi, peningkatan teknologi

8. pertanian sangat dibutuhkan untuk meningkatkan nilai mutu produk pertanian lokal ( Reksohadiprojo, 1986 ). Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian. (Daywin,dkk, 1976). Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi hanya teknologi yang didasarkan pada energi mekanis. Jenis teknologi tersebut digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian. ( Yunus, 2004 ). Mekanisasi pertanian bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani. Pengembangan teknologi pertanian diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat kita umumnya dan petani khususnya. (Hardjosentono,dkk, 2000). Sesuai dengan definisi dari mekanisasi pertanian (agriculture mechanization), maka penggunaan alat mekanisasi pertanian adalah untuk meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian dan dalam setiap tahapan dari proses produksi tersebut selalu memerlukan alat mesin pertanian (Sukirno, 1999). Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu yang membuat perubahan tersebut bisa dimengerti, logis, dan dapat diterima.

9. Diharapkan perubahan suatu sistem akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum, tujuan mekanisasi pertanian adalah : a) mengurangi kejerihan kerja dan meningkatkan efisiensi tenaga manusia b) mengurangi kerusakan produksi pertanian

Page 10: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

c) menurunkan ongkos produksi d) menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi e) meningkatkan taraf hidup petani f) memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsisten (tipe pertanian kebutuhan keluarga) menjadi tipe pertanian komersil (comercial farming). Tujuan tersebut di atas dapat dicapai apabila penggunaan dan pemilihan alat mesin pertanian tepat dan benar, tetapi apabila pemilihan dan penggunaannya tidak tepat hal sebaliknya yang akan terjadi (Rizaldi, 2006). B. Maksud dan Tujuan Secara umum, tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1) Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi berbagai macam alat dan mesin pertanian. 2) Agar mahasiswa mampu mengoperasikan alat maupun mesin pertanian dengan terampil, aman dan benar di lapangan. 3) Agar mahasiswa mampu mengukur kapasitas kerja lapang 4) Agar mahasiswa mengetahui kemampuan kerja dari suatu mesin pertanian

10. II. TINJAUAN PUSTAKA A.

Identifikasi Alat dan Mesin Pertanian Alat dan mesin pertanian adalah berbagai alat dan mesin yang digunakan dalam usaha pertanian.

Alat dan mesin (alsin) pertanian dikelompokkan menjadi dua : alsin budidaya tanaman dan alsin pengolahan hasil pertanian. Alsin budidaya pertanian adalah alsin yang digunakan untuk produksi tanaman dan ternak. Contoh alsin untuk produksi tanaman adalah alsin pengolah tanah, mesin tanam, sprayer, mesin pemanen, dan sebagainya. Contoh alsin budidaya ternak adalah alsin penyiapan pakan, aerator, pemerah susu, dan sebagainya. Alsin pengolahan hasil pertanian adalah alsin yang digunakan untuk menangani atau mengolah hasil tanaman atau hasil ternak. Contoh alsin penanganan dan pengolahan hasil tanaman dan ternak adalah Rice Milling Unit, pengering, thresher, mesin sortasi, mesin pengolah biji sawit, dan sebagainya. (Djoyowasito, 2002). 1.

Alat dan Mesin Pengelola Tanah Secara umum, tujuan mengelola tanah adalah menghilangkan tanaman pengganggu, memperbaiki struktur tanah, meratakan tanah, dan menurunkan erosi. Alat yang digunakan untuk mengelola tanah diantaranya ; traktor, bajak, dan garu. A. Traktor Traktor merupakan sumber tenaga yang penting dalam pertanian modern. Traktor pertanian dapat digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu traktor roda empat (traktor besar) dan traktor roda 2 (Hand Traktor). a. Traktor Roda 4 (Traktor Besar) Traktor roda empat adalah mesin berdaya gerak sendiri berupa motor diesel beroda empat (ban karet atau ditambah roda sangkar yang terbuat dari baja) mempunyai tiga titik gandeng yang berfungsi untuk menarik, menggerakan mengangkat, mendorong alat dan mesin pertanian dan juga sebagai sumber daya gerak.

11. Traktor roda empat mempunyai kisaran daya motor penggerak yang besar. Traktor yang biasa digunakan di taman/kebun mempunyai daya sekitar 11 kW (15 hp). Traktor ini di pasaran biasa disebut traktor mini atau traktor kebun. Traktor raksasa yang biasa digunakan di perkebunan yang luas mempunyai daya sampai 150 kW (200 hp). Namun begitu, biasanya traktor roda empat yang biasa digunakan mempunyai daya antara 30 – 60 kW (40 - 80 hp). Traktor roda empat merupakan mesin yang berfungsi untuk penghela atau pcnarik peralatan. Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang duduk di atas tempat duduk sambil mengemudikannya. Peralatan pengolah tanah dipasangkan atau disambungkan dengan traktor melalui perangkat yang disebut three hitch point atau penyambungan

Page 11: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

titik tiga, yang terdiri sepasang garpu kiri dan kanan, sedangkan satu tuas lainnya berada di bagian atas sistem penyambungan titik tiga, disebut top link (tuas penyambung bagian atas). Perawatan traktor roda empat perlu dilakukan secara rutin dan perawatnya perlu mengenali bagian bagian traktor dan fungsinya masing-masing. b. Traktor Roda 2 (Hand Traktor) Traktor roda 2 merupakan alat pengolah tanah utama saat ini. Hal ini mengingat ternak kerja sudah sangat berkurang. Traktor roda 2 ini digunakan untuk mengolah tanah pada tahap pertama sehingga siap untuk ditanami. Traktor roda dua dilihat dari penghubungan dengan perlengkapannya terdiri dari dua tipe yaitu tipe hitch dan tipe rotary. Pada tipe rotary apabila unit rotarynya dilepas maka dapat dipasangi hitch untuk menarik peralatan. Peralatan yang dapat dipasang pada hitch adalah bajak singkal, bajak parabola, garu, gelebek, dan ridger (Sukirno, 1999).

12. B. Bajak Bajak adalah alat yang digunakan dalam pertanian awal untuk budidaya di tanah untuk persiapan penanaman bibit atau tanaman. Ia telah menjadi instrumen dasar bagi sebagian besar dari rekaman sejarah, dan merupakan salah satu kemajuan besar di sektor pertanian. Beberapa macam bajak yang sering digunakan diantaranya bajak singkal, bajak piringan, dan bajak chisel. a. Bajak Singkal (Molboard Plow) Bajak singkal termasuk bajak yang paling tua. Di Indonesia bajak singkal inilah yang paling sering digunakan oleh petani untuk melakukan pengolahan tanah, dengan tenaga ternak hela sapi atau kerbau sebagai sumber daya penariknya. Secara umum bajak singkal dibedakan atas 2 jenis, yaitu bajak singkal satu arah (one-way moldboard plow) dan bajak singkal dua arah (two-way moldboard plow). Bajak singkal satu arah adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah hanya pada satu arah saja. Sedangkan bajak singkal 2 arah pada waktu mengolah tanah arah pelemparan atau pembalikan tanah dapat diatur 2 arah, yaitu ke kanan dan ke kiri. Bagian-bagian utama dari bajak singkal yang aktif mengolah tanah adalah pisau bajak (share), singkal (moldboard) dan penstabil bajak (landside). Untuk meyempurnakan hasil kerjanya, selain bagian-bagian utama di atas, bajak singkal juga dilengkapi dengan perlengkapan tambahan, yaitu roda alur penstabil (furrow wheel), roda dukung (land wheel), kolter, jointer dan kerangka (Pratomo, dkk. 1983). Furrow wheel berfungsi untuk menjaga kestabilan pembajakan. Land wheel berfungsi untuk mengatur kedalaman sehingga kedalamannya konstan. Kolter berfungsi untuk memotong seresah dan memotong tanah ke arah vertikal sehingga pembalikan tanah menjadi lebih Penggunaan bajak singkal ini

13. memiliki beberapa kelebihan, antara lain : pembalikan tanah lebih seragam pada tiap petak tanah yang diolah, lebih praktis untuk pengolahan tanah sistem kontur, tidak menimbulkan alur mati (dead furrow) atau alur punggung (back furrow) sehingga pembajakan lebih rata. Bajak singkal dapat dipergunakan untuk mengait dan mencacah gulma, serta pembajakan di bawah vegetasi hijau yang tinggi. Bajak ini bekerja dengan ditarik oleh penggandeng misalnya traktor (Winarno, 1994). b. Bajak Piringan (Disk Plow) Bajak piringan fungsinya sama dengan bajak singkal, yaitu untuk pengolahan tanah pertama tetapi singkalnya diganti dengan piringan. Piringan bulat seperti parabola dan berfungsi untuk memotong dan membalik tanah. c. Bajak Pahat (Chisel Plow) Alat ini berbentuk tajak yang disusun pada suatu rangka. Digunakan untuk memecah tanah yang keras sampai kedalaman sekitar 18 inci. Diperlengkapi dengan 2 buah roda yang berguna untuk transportasi dan mengatur kedalaman pemecah tanah. Jarak antara tajak dapat beragam dari 1 sampai 2 inci. Alat ini, tidak membalik tanah seperti bajak yang lain, tapi hanya memecah tanah dan sering digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai C. Garu

Page 12: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

(Harrow) Alat dan mesin pertanian yang digunakan untuk melakukan pengolahan tanah kedua adalah alat pengolahan tanah jenis garu (harrow). Penggunaan garu sebagai pengolah tanah kedua, selain bertujuan untuk lebih meghancurkan dan meratakan permukaan tanah hingga lebih baik untuk pertumbuhan benih maupun tanaman, juga bertujuan untuk mengawetkan lengas tanah dan meningkatkan

14. kandungan unsur hara pada tanah dengan jalan lebih menghancurkan sisa-sisa tanaman dan mencampurnya dengan tanah. Macam-macam garu yang digunakan untuk pengolahan tanah kedua adalah garu piringan (disk harrow); garu bergigi paku (spikes tooth harrow); garu bergigi per (springs tooth harrow); dan garu-garu untuk pekerjaan khusus (special harrow) (Pratomo, dkk. 1983). a. Garu piringan (disk harrow) Pada prinsipnya peralatan pengolahan tanah ini hampir menyerupai bajak piringan, khususnya bajak piringan vertikal. Perbedaannya hanya terletak pada ukuran, kecekungan dan jumlah piringannya. Garu piringan mempunyai ukuran dan kecekungan piringan yang lebih kecil dibandingkan dengan bajak, hal ini disebabkan pengolahan tanah kedua dilakukan lebih dangkal dan tidak diperlukan pembalikan tanah yang efektif seperti pengolahan tanah pertama. Selanjutnya karena draft penggaruan lebih kecil dari draft pembajakan, maka dengan besar daya penarikan yang sama, lebar kerja garu akan lebih besar dibandingkan dengan lebar kerja bajak, dengan demikian jumlah piringan garu piringan dengan sendirinya akan lebih banyak dibandingkan dengan bajak piringan. Seperti bajak piringan, bagian-bagian utama dari garu piringan terdiri atas: piringan, poros piringan, penggarak piringan, kerangka. Kadang kala dilengkapi pula dengan roda dukung, apabila sistem penggandengan dengan daya penariknya menggunakan sistem hela (trailing). Garu piringan biasanya tidak dilengkapi dengan roda alur penstabil. Beberapa piringan dari garu piringan dirangkai menjadi satu rangkaian dengan menggunakan satu poros, rangkaianrangkaian ini biasa disebut sebagai rangkaian piringan (diskgang). Konstruksi garu piringan umumnya terdiri atas dua rangkaian piringan atau empat rangkaian piringan. Ditinjau dari proses

15. penghancuran tanah, langkah penggaruan dapat dibedakan atas ; penggaruan satu aksi (single action) dan penggaruan dua aksi (double action). Didasarkan atas uraian di atas, garu piringan dibedakan atas garu piringan dua rangkaian satu aksi (single action two gang disk harrow); garu piringan dua rangkaian dua aksi (double action two gang disk harrow); garu piringan empat rangkaian dua aksi atau biasanya disebut tandem (tandem disk harrow). b. Garu bergigi paku (spikes tooth harrow) Garu bergigi paku atau biasa disebut sebagai garu sisir, adalah jenis garu yang sudah umum digunakan petani di Indonesia. Garu sisir yang ditarik hewan, umumnya giginya terbuat dari kayu dan biasa digunakan untuk pengolahan tanah sawah dalam keadaan basah, sebagai pekerjaan lanjutan setelah tanah diolah dengan bajak singkal. Garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor gigi-giginya terbuat dari bahan logam, dipasang pada batang penempatan (tooth bar) dengan di klem atau di las. Konstruksi garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor biasanya terdiri dari satu batang penempatan. Pemasangan gigi pada batang penempatan disusun berselang-seling antara batang penempatan yang satu dengan lainnya. Bentuk gigi paku sangat bervariasi ada yang lurus runcing dan ada yang pipih, ada pula yang berbentuk blimbingan (diamond shape). Garu bergigi paku terutama digunakan untuk meratakan dan menghaluskan tanah sesudah pembajakan, lebih cocok digunakan untuk tanah yang mudah hancur. Alat

Page 13: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

ini cukup efektif untuk memberantas tanaman pengganggu khususnya yang masih kecil-kecil, atau baru tumbuh.

16. c. Garu bergigi per (spring tooth harrow) Garu bergigi per ini secara keseluruhan konstruksinya hampir menyerupai garu bergigi paku, hanya gigi-giginya terbuat dari per atau pegas. Juga digunakan untuk meratakan dan menghaluskan tanah sesudah pembajakan. Alat ini juga lebih sesuai digunakan untuk tanah yang mudah dihancurkan. Cocok untuk memberantas gulma yang mempunyai perakaran yang cukup kuat dan dalam. Hal ini dikarenakan garu bergigi per mempunyai penetrasi kedalaman yang lebih besar dibandingkan dengan garu bergigi paku. Dari sifatnya yang lentur dan bentuknya yang lengkung akan dapat mengangkat atau mencabut akar-akar tanaman sehingga terlempar keluar ke permukaan tanah. d. Garu-garu khusus (special harrow) Jenis garu-garu khusus, biasanya digunakan untuk mengerjakan pengolahan tanah dengan tujuan yang lebih khusus. Sebagai misal, pengolahan tanah dengan tujuan khusus untuk memusnahkan tanaman pengganggu, menghancurkan seresah, atau untuk menggemburkan tanah secara intensif, atau mungkin bertujuan untuk membuat bedengan (seed bed) yang lebih layak. Penggunaan garu-garu khusus biasanya dilakukan setelah pengolahan tanah pertama dan pengolahan tanah kedua. Macammacam garu khusus antara lain adalah : pencacah gulma atau seresah (weeder mulcher); garu potong putar (rotary cross harrow); penggemburan tanah (soil surgeon). 2. Alat dan Mesin Pemeliharaan Tanaman Setelah tanaman ditanam, maka tanaman tersebut butuh pemeliharaan. Salah satu alat pemeliharaan tanaman adalah alat penyemprot (sprayer). Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan atau suspensi menjadi butiran cairan (droplets) atau spray. Sprayer

17. merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama dan penyakit tumbuhan. Sprayer juga didefinisikan sebagai alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan (Tarmana, 1976). Alat penyemprot memiliki banyak jenis, jika kita lihat dari sumber tenaganya, alat ini dibagi atas : a. Alat penyemprot tenaga tangan - Atomizer (Hand Sprayer) - Alat penyemprot jenis udara bertekanan (Compressed Air Sprayer) - Alat penyemprot jenis gendong (Knapsack Sprayer) b. Alat penyemprot bertenaga motor (Power Sprayer) - Alat penyemprot hidrolik (Hidrolic Sprayer) - Alat penyemprot blower (Blower Sprayer), biasanya digunakan pada areal perkebunan yang luas, dengan mesin ini hembusan udara bertekanan tinggi menyemprotkan bahan kimia dari mesin ke pohon , dimana cairan kimia dirubah menjadi partikel halus oleh aliran udara yang kuat. Fungsi utama sprayer adalah untuk memecahkan cairan yang disemprotkan menjadi tetesan kecil (droplet) dan mendistribusikan secara merata pada objek yang dilindungi. Kegunaan khusus sprayer sebagai berikut: - Menyemprotkan insektisida untuk mencegah dan memberantas hama. - Menyemprotkan fungisida untuk mencegah dan memberantas penyakit. - Menyemprotkan herbisida untuk mencegah dan memberantas gulma. - Menyemprotkan pupuk cairan. - Menyemprotkan cairan hormon pada tanaman untuk tujuan tertentu.

18. B. Kapasitas Kerja Lapang Dalam pengolahan tanah, kecepatan penggarapan suatu lapang dengan sebuah mesin merupakan salah satu dasar pertimbangan menghitung biaya pengerjaan dan efisiensi

Page 14: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

dalam pengolahan lahan. Dalam hal ini ada beberapa istilah yang digunakan yaitu : a. Kapasitas lapang teoritis Kapasitas lapang teoritis sebuah alat ialah kecepatan penggarapan lahan yang akan diperoleh seandainya mesin tersebut melakukan kerjanya memanfaatkan 100 % waktunya, pada kecepatan maju teoritisnya dan selalu memenuhi 100 % lebar kerja teoritisnya. Waktu per hektar teoritis ialah waktu yang dibutuhkan pada kapasitas lapang teoritis tersebut. Waktu kerja efektif ialah waktu sepanjang mana mesin secara aktual melakukan fungsi/kerjanya. Waktu kerja efektif per hektar akan lebih besar dibanding waktu kerja teoritik per hektar jika lebar kerja terpakai lebih kecil dari lebar kerja teoritisnya. b. Kapasitas lapang efektif Kapasitas lapang efektif ialah rerata kecepatan penggarapan yang aktual menggunakan suatu mesin, didasarkan pada waktu lapang total sebagaimana didefinisikan pada Bagian 2. Kapasitas lapang efektif biasanya dinyatakan dalam hektar per jam. Kapasitas lapang efektif suatu alat merupakan fungsi dari lebar kerja teoritis mesin, prosentase lebar teoritis yang secara aktual terpakai, kecepatan jalan dan besarnya kehilangan waktu lapang selama pengerjaan. Dengan alat-alat semacam garu, penyiang lapang,pemotong rumput dan pemanen padu, secara praktis tidak mungkin untuk memanfaatkan lebar teoritisnya tanpa adanya tumpang tindih Kecepatan maju terbesar yang diijinkan berkaitan dengan faktorfaktor semacam sifat pengerjaan, kondisi lapang, dan besarnya daya tersedia. Untuk alat pemanen, faktor pembatasnya boleh jadi ialah

19. kecepatan maksimum dapat ditanganinya bahan secara efektif dengan mesin tersebut. c. Waktu Hilang Waktu hilang merupakan variabel yang paling sulit dinilai dalam hubungannya dengan kapasitas lapang.Waktu lapang bisa hilang akibat penyetelan / pembetulan atau pelumasan alat, kerusakan, penggumpalan, belok di ujung, dsb. Dalam kaitannya dengan kapasitas lapang efektif dan efisiensi lapang, waktu hilang tidak mencakup waktu pemasangan atau perawatan harian alat, ataupun waktu hilang akibat kerusakan yang berat. Waktu hilang hanya mencakup waktu untuk perbaikan kecil di lapang dan waktu untuk pelumasan yang dibutuhkan di luar perawatan harian, di samping hal-hal lain seperti diuraikan di depan. Waktu lapang total dianggap sama dengan jumlah waktu kerja efektif ditambah waktu hilang. Waktu yang dipakai untuk perjalanan dari dan ke lapang biasanya tercakup dalam menggambarkan biaya overall dari suatu pengerjaan, namun tak diperhitungkan ketika menentukan kapasitas lapang efektif atau efisiensi lapang. d. Efisiensi lapang Efisiensi lapang ialah perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan kapasitas lapang teoritis, dinyatakan dalam persen. Efisiensi lapang melibatkan pengaruh waktu hilang di lapang dan ketakmampuan untuk memanfaatkan lebar teoritis mesin. C. Membajak Membajak tanah adalah sebuah proses kegiatan dalam pengolahan tanah yang dilakukan di masa tanam. Kegiatan ini merupakan proses yang tidak bisa ditinggalkan dalam rangka menyuburkan kembali tanah yang sebelumnya sudah dipakai. Sebagaimana kita ketahui, unsur hara dalam tanah itu sangat terbatas, sehingga perlu upaya penggemburan setelah masa panen. Kegiatan

20. membajak ini paling sering dilakukan di lahan basah (sawah) dibandingkan dengan lahan kering (ladang, pekarangan). Membajak tanah berarti melakukan pembalikan tanah dengan alat seperti cangkul, garu, waluku dan traktor. Pembalikan tanah biasanya sampai kedalaman 30-50 cm, tergantung jenis tanah yang dimiliki oleh petani. Setelah dilakukan pembalikan maka tanah harus diratakan sampai halus agar bisa jadi media tanam yang baik. Proses membajak tanah akan kelihatan berhasil jika pertumbuhan tanaman kelihatan baik. Media tanam harus dipastikan mengandung unsur hara yang

Page 15: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

dibutuhkan oleh tanaman. Fase membajak tanah merupakan tahap yang paling banyak menghabiskan tenaga para petani, beaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit. hampir 40% beaya produksi dihabiskan pada fase pengolahan tanah ini. Pada tanaman padi, para petani sering kali harus segera menjual hasil panennya atau bahkan terjerat utang dikarenakan petani membutuhkan uang tunai untuk membayar pekerja dalam pengolahan tanah. Melakukan kegiatan membajak sawah sebenarnya memiliki makna yang cukup dalam, dimana petani harus mengerti bahwa untuk menghasilkan produksi yang baik, diperlukan media tanam yang bagus. Benih yang unggul akan menjadi percuma jika lingkungannya tidak mendukung. Pola pertanian sawah di Indonesia, khususnya jawa, dimana pada sawah yang beririgasi hampir tiap tahun panen 3 kali cukup menguras bahan-bahan organik yang terkandung dalam tanah. hal ini berdampak pada semakin menurunnya kesuburan tanah dengan ditandai tekstur tanah yang semakin keras dan tandus. Bahkan di musim kemarau akan terlihat sekali tanah tersebut mengalami retak-retak yang cukup besar. Kondisi ini diperparah dengan pemakaian pupuk dan pestisida kimia yang berlebihan.

21. III. METODE PRAKTIKUM A. Tempat dan Waktu Praktikum Praktikum mekanisasi pertanian ini dilaksanakan di UPT Kebun Kaliurang Universitas Mercu Buana Yogyakarta pada tanggal 25 Oktober 2013, 01 November 2013, dan 08 November 2013. B. Alat dan Bahan Praktikum a. Alat - Traktor Roda 4 (Traktor Besar) - Traktor Roda 2 (Hand Traktor) - Bajak Singkal - Bajak Piringan - Garu Piringan - Knapsack Sprayer - Roll Meter - Stopwatch - Patok-Patok - Alat Tulis b. Bahan - Kertas - Lahan Percobaan C. Cara Kerja: a. Mengidentifikasi Alat dan Mesin 1. Dosen memberikan penjelasan nama-nama alat dan bagian-bagiannya kepada mahasiswa. 2. Mencatat informasi yang ada pada alat dan mesin pertanian yang ada di gudang UPT Kebun UMBY (traktor roda 4, traktor roda 2, bajak

22. singkal, bajak piringan, garu piringan, dan knapsack sprayer) pada kertas yang telah disediakan. 3. Menggambar alat-alat tersebut beserta bagian-bagiannya pada kertas yang telah disediakan. b. Membajak dengan Hand Traktor 1. Memeriksa kondisi Hand Traktor sebelum digunakan untuk membajak. Jika traktor dalam keadaan baik, bawa ke lahan percobaan. 2. Memasang bajak singkal pada kaitan di Hand Traktor 3. Menghidupkan diesel Hand Traktor dengan cara diengkol 4. Memegang stang kemudi dengan sedikit menekannya sampai batas pinggang agar diperoleh keseimbangan, pasangkanlah tuas perseneling pada kecepatan yang diinginkan, dengan satu tangan masih memegang stang kemudi tangan yang lainnya memasangkan kopling utama sehingga traktor bergerak 5. Mengikuti gerak traktor dengan melangkah, membelokkan arah dapat dilakukan dengan menekan kopling pada stang kemudi. Bila belok kekanan maka tekanlah tuas kopling yang kanan dan begitu juga sebaliknya 6. Membajak lahan dimulai dari tepi sampai berhenti ditengah-tengah lahan. c. Menghitung Kapasitas Kerja Lapang dan Efisiensi Kerja 1. Membagi anggota kelompok untuk bertugas sebagai penghitung waktu total, penghitung waktu belok, penghitung waktu macet, pengukur lebar kerja, penghitung jarak 5 kali putaran roda, dan pencatat data pengujian. 2. Mengukur panjang dan lebar lahan yang akan dibajak 3. Menghidupkan traktor dan menempatkannya pada salah satu sisi pojok bidang olah sebagai tempat awal mulainya traktor bekerja

23. 4. Operator traktor mulai melakukan pembajakan sampai selesai dititik tengah lahan. 5. Penghitung waktu total mengaktifkan stopwacth saat traktor membajak dan menghentikannya sampai traktor selesai membajak. 6. Penghitung waktu belok mencatat waktu saat traktor berada dibelokan dan bajak tidak menyentuh tanah. 7. Penghitung waktu macet mencatat waktu saat traktor berhenti karena

Page 16: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

mengalami masalah saat sedang membajak. 8. Pengukur lebar kerja mengukur jarak lebar kerja dari traktor sebanyak 3 kali. 9. Penghitung jarak menghitung jarak 5 putaran roda traktor sebanyak 5 kali. 10. Semua data yang diperoleh dicatat oleh pencatat data dan direkap 11. Melakukan perhitungan dan analisis terhadap data yang diperoleh

24. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Dari praktikum mekanisasi pertanian yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Pengamatan Spesifikasi Traktor Besar Nama : Traktor Besar Merk : Juff Bilt Model/Tipe :- Negara Pembuat/Tahun : Amerika/- Motor Penggerak Nama : Mesin Diesel Merk :- Model/Tipe : D8/8 HP/RPM :- Jumlah Silinder :1 Volume Silinder (cc) :- Perbandingan Kompresi :-:- Urutan Penyalaan :- Sistem Pendinginan : Radiator Sistem Pelumasan : Oli Sistem Transmisi : Roda Gigi - Kopling :- - PTO :- - Persneling :- Ukuran Traktor Panjang/Lebar/Tinggi (cm) : 300 cm/116 cm/140 cm Berat (kg) :- Jarak Poros Roda (mm) : 1160 mm

25. Jarak Antar Roda (mm) : - Depan : 1200 mm - Belakang : 750 mm Renggang dengan Tanah (mm) : 230-300 mm Ukuran Roda (mm) : - Depan : 450 mm - Belakang : 950 mm Kapasitas Tangki (l) : 5 Liter Bahan Bakar : Solar Pelumas : - Mesin : Oli - Transmisi : Oli - Saringan Udara : Oli Gambar 1. Traktor Besar dan Bagian-bagiannya Keterangan : 1. Roda Besar (Utama) 2. Roda Depan 3. Stir Traktor 4. Bajak 5. Tangki Bahan Bakar

26. 6. Dudukan Rem 7. Gigi 8. Sambungan Depan 9. Mesin Traktor 10. Kursi Operator 11. Filter 2. Pengamatan Spesifikasi Hand Traktor Nama : Hand Traktor Merk : Quick Model/Tipe : G-3000/Stering Clution Negara Pembuat/Tahun : Indonesia/- Motor Penggerak Nama : Diesel Merk : Kubota Model/Tipe : RD 85 DI/Direct Injection HP/RPM : 8,5-10,5/1000 Volume Silinder (cc) :- Perbandingan Kompresi :-:- Sistem Pendinginan :- Sistem Pelumasan : Oli Sistem Transmisi : Gear Chain - Kopling : Ada - Persneling : Ada Ukuran Traktor Panjang/Lebar/Tinggi (cm) : 275 cm/113 cm/95 cm Berat (kg) :- Jarak Antar Roda (mm) : Renggang dengan Tanah (mm) : 230-300 mm

27. Ukuran Roda (mm) : Kapasitas Tangki (l) : 5 Liter Bahan Bakar : Solar Pelumas : - Mesin : Oli - Transmisi : Oli - Saringan Udara : Kering Gambar 2. Hand Traktor dan Bagian-bagiannya Keterangan : 1. Pegangan (Handling) 2. Roda 3. Knalpot 4. Motor Penggerak Roda (Puly) 5. Standard 6. Tangki Bahan Bakar 7. Tutup Tangki 8. Tutup Pendingin 9. Pen Belt 10. Tuas Standar 11. Pengait Bajak

28. 12. Tuas Persneling 13. Pengatur Gas 14. Kopling 15. Puly Mesin 16. Spenroll 3. Pengamatan Spesifikasi Bajak Singkal (Molboard Plow) Nama : Bajak Singkal (Molboard Plow) Merk : Quick Model/Tipe : Hand Traktor 6900 Negara Pembuat/Tahun : Indonesia Cara Penggandengan : Menempel pada traktor (Mounted) Ukuran Panjang/Lebar/Tinggi (cm) : 66 cm/40 cm/65 cm Renggang Bawah (mm) :- Renggang Samping (mm) :- Berat (kg) :- Perlengkapan Bajak Singkal Bajak (Coulter) : Ada Jointer : Tidak Roda Alur (Furrow Wheel) : Tidak Roda Dukung (Land Wheel) : Tidak

29. Gambar 3. Bajak Singkal dan Bagian-bagiannya Keterangan : 1. Pembongkar tanah (Bajak) 2. Pembalik tanah (Singkal) 3. Pengunci 4. Pengatur kedalaman 5. Pengait dengan traktor 6. Landside 7. Kerangka 4. Pengamatan Spesifikasi Bajak Piringan (Disk Plow) Nama : Bajak Piringan (Disk Plow) Merk : Quick Model/Tipe :- Negara Pembuat/Tahun : Indonesia Cara Penggandengan : Menempel pada traktor (Mounted) Ukuran Panjang/Lebar/Tinggi (cm) : 110 cm/40 cm/57 cm Renggang Bawah (mm) :-

Page 17: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

30. Renggang Samping (mm) :- Berat (kg) :- Perlengkapan Bajak Singkal Bajak (Coulter) : Tidak Jointer : Tidak Roda Alur (Furrow Wheel) : Ada Roda Dukung (Land Wheel) : Tidak Gambar 4. Bajak Piringan dan Bagian-bagiannya Keterangan : 1. Roda Alur 2. Roda Piringan 3. Pengait dengan traktor 4. Kerangka 5. Pengamatan Spesifikasi Garu Piringan (Disk Harrow) Nama : Garu Piringan (Disk Harrow) Merk : Quick Model/Tipe :-

31. Negara Pembuat/Tahun : Indonesia Jumlah Rangkaian (gang) : 2 rangkaian Jumlah Piringan/Rangkaian :8 Jenis Piringan : Piringan Berlubang Diameter Piringan (cm) : 40 cm Lebar Kerja Garu :- Cara Penggandengan : Menempel pada traktor (Mounted) Ukuran Panjang/Lebar/Tinggi (cm) : 120 cm/55 cm/55 cm Berat :- Perlengkapan Garu Roda Alur (Furrow Wheel) : Ada Roda Dukung (Land Wheel) : Ada Gambar 5. Garu Piringan dan Bagian-bagiannya Keterangan : 1. Garu piringan 2. Setelan utama 3. Setelan garu piringan

32. 4. Lubang sambung 5. Lubang gandeng 6. Piringan berlubang 7. Kerangka 6. Pengamatan Spesifikasi Knapsack Hand Sprayer Nama : Knapsack Hand Sprayer Merk : SWAN Model/Tipe/Nomor Seri : -/SWA 14/152877 Negara Pembuat/Tahun : Indonesia Jenis Nosel/Pengabut : Double Nosel Volume Tangki Obat (l) 3 Tekanan Kerja (kg/cm ) : 14 Liter : 10 kg/cm3 Ukuran Panjang/Lebar/Tinggi (cm) : - /64 cm/62 cm Berat : 10 kg Gambar 6. Knapsack Hand Sprayer dan Bagian-bagiannya

33. Keterangan : 1. Pompa 2. Lubang memasukkan larutan 3. Tali pegangan di punggung 4. Manometer 5. Tangki 6. Kran penghubung selang dengan tangki 7. Penyangga tubuh 8. Nosel 9. Pipa Nosel 10. Corong 11. Kran penghubung selang dengan pipa nosel 12. Selang 13. Penghubung selang ke kran tangki 14. Pegangan (Grip) 7. Perhitungan Kapasitas Kerja Lapang a. Waktu hilang karena lebar kerja (overlapping) - Lebar bajak/lebar kerja teoritis (W1) = 52 cm = 0,52 m - Lebar kerja efektif di lapangan (W2) = 0,3 m Tabel 1. Lebar Kerja Ulangan Jarak lebar kerja (m) 1 0,6 2 0,7 3 0,9 Jumlah Rata-rata - Lebar kerja (m) 0,6 0,1 0,2 0,9 0,3 Persen waktu hilang karena overlapping (L1) L1 = x 100 %

34. L1 = – x 100 % L1 = 42,3 % b. Waktu hilang karena slip - Diameter roda belakang traktor (D) = 76 cm = 0,76 m - Jumlah putaran roda belakang (N) = 5 - Jarak lurus (L) = 7,4 m Tabel 2. Jarak Lurus Ulangan 1 2 3 4 5 Jumlah Rata-rata - Jarak Lurus (m) 7,3 6,2 8,7 7,35 7,53 37,08 7,4 Persen waktu hilang karena slip (L2) L2 = x 100 % L1 = x 100 % L1 = 38 % c. Waktu hilang untuk membelok - Waktu total (T) = 10 menit 18 detik = 618 detik - Waktu belok (T1) = 15 detik - Persen waktu hilang karena membelok (L3) L3 = L1 = x 100 % x 100 % L1 = 2,4 %

35. d. Waktu hilang karena macet - Waktu total (T) = 10 menit 18 detik = 618 detik - Waktu macet (T2) = 51 detik - Persen waktu hilang karena macet (L4) L4 = L1 = x 100 % x 100 % L1 = 8,25 % e. Efisiensi kerja - L1 = 42,3 % = 0,423 - L2 = 38 % - L3 = 2,4 % = 0,024 - L4 = 8,25 % = 0,0825 = 0,38 Efisiensi kerja = (1 – L1) (1 – L2) (1 – L3 – L4) x 100% Efisiensi kerja = (1 – 0,423) (1 – 0,38) (1 – 0,024 – 0,0825) x 100% Efisiensi kerja = (0,577) (0,62) (0,8935) x 100% Efisiensi kerja = 31,96 % B. Pembahasan Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan informasi bahwa setiap alat dan mesin pertanian mempunyai bagian dan kegunaannya masingmasing di dalam kaitannya untuk dapat menjalankan usaha pemeliharaan, perbaikan dan penggunaannya di lapangan. Dalam praktikum mengidentifikasi alat dan mesin pertanian, mahasiswa mengidentifikasi traktor roda empat, hand traktor, bajak singkal, bajak piringan, garu

Page 18: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

piringan, dan knapsack hand sprayer. Agar penggunaan alat dan mesin tersebut nantinya dapat digunakan secara efektif dan efisien, maka diperlukan pengetahuan mengenai watak laku teknis dari alat dan mesin, mulai dari bagian beserta fungsi hingga operasionalnya.

36. Dalam kaitannya dibidang pertanian, traktor merupakan sumber daya dalam bidang pertanian. Traktor yang diidentifikasi pada praktikum ini yaitu traktor roda empat dan hand traktor. Pada dasarnya masing-masing traktor mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Namun pada dasarnya traktor mempunyai komponen sama yang tidak dimiliki oleh kendaraan jenis lain. Antara lain pengunci differensial (differential lock), final drive, tempat pengambilan daya (Power Take Off), sistem pengangkatan hidrolis, batang penarik (draw bar), double throtle, dan double pedal. Untuk traktor roda empat, cocok digunakan di lahan yang sangat luas, sedangkan hand traktor digunakan dilahan yang tidak terlalu luas. Alat pengolah tanah, baik primer maupun sekunder yang diidentifikasi yaitu, bajak singkal, bajak piringan dan garu piringan. Bajak singkal menggunakan tipe penggandengan maunted dan jenis daya penarikan berupa hand traktor. Bajak singkal ditujukan untuk pemecahan banyak tipe tanah dan cocok sekali untuk pembalikan tanah serta penutupan sisa-sisa tanaman. Untuk bagian-bagian bajak singkal, biasanya bajak ini dilengkapi jointer yang berfungsi untuk menutup serasah lebih sempurna dalam pembajakan. Pada bajak piringan, piringan pada bajak merupakan komponen pemotong, pengangkat dan pembalik tanah pada bajak piringan. Beberapa keunggulan bajak piringan terhadap singkal antara lain dapat bekerja ditanah lengket dan liat, di tanah kering dan keras di mana singkal tidak bisa masuk kedalam tanah, di tanah kasar dan di dalamnya banyak batu-batu dan akar, menghasilkan pembajakan yang lebih dalam dari bajak singkal. Garu piringan mempunyai ukuran dan kecekungan piringan yang relative lebih kecil dibandingkan dengan bajak piringan, hal ini disebabkan pada pengolahan tanah kedua dilakukan lebih dangkal dan tidak diperlukan pembalikan tanah yang efektif seperti pengolahan tanah pertama. Pada garu piringan ini menggunakan 5 piringan dalam setiap rangkaian dengan menggunakan satu poros. Jenis piringan adalah piringan standard yaitu tepinya rata. Sudut piringan pada garu yaitu 90° hingga 130°, sudut ini mempengaruhi lebar potongan tanah dan kecenderungan menggelinding.

37. Untuk alat pemeliharaan tanaman yang diidentifikasi yaitu knapsack hand sprayer. Prinsip kerja alat ini adalah memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Dengan bentuk dan ukuran yang halus ini maka pemakaian pestisida akan efektif dan merata ke seluruh permukaan daun atau tajuk tanaman. Untuk memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan (hydolic atomization), yakni cairan di dalam tangki dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir melalui selang karet menuju ke alat pengabut (nozel). Cairan dengan tekanan tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus. Pada praktikum pengukuran kapasitas kerja lapang, digunakan traktor tangan merk Quick tipe G-3000. Praktikum ini memiliki tujuan untuk (performance) alat mesin pengolah tanah secara mekanis ditinjau dari aspek teknik kerekayasaan, teknik operasional dan aspek ekonominya. Pada praktikum ini traktor tidak dikendalikan oleh praktikan, melainkan oleh operator yang sudah ahli. Mahasiswa hanya bertugas mengumpulkan data pengukuran lebar kerja, waktu total, waktu macet, waktu belok, jarak lurus per 5 putaran roda, dan luas lahan. Pengolahan tanah dengan traktor mini pada praktikum ini menggunakan

Page 19: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

pola tepi. Pola operasi lapang ini cocok untuk mengerjakan tanah yang bentuk lahannya empat persegi panjang pada praktikum. Pola ini umumnya digunakan untuk pengerjaan tanah menggunakan bajak singkal karena mempunyai satu arah pembalikan tanah, umumnya kearah kanan. Pembajakan dimulai dari arah tepi sebelah kanan, bajak diangkat pada ujung lintasan dan kembali diturunkan, selama bajak diangkat itu merupakan pengumpulan data waktu tidak efektif. Arah gerakan traktor berlawanan arah jarum jam. Pada saat pembajakan, adakalanya roda mengalami slip. Setelah semua data terkumpul dilakukan perhitungan. Setelah dilakukan perhitungan didapatkan informasi bahwa persen waktu yang hilang karena lebar kerja (overlapping) sebesar 42,3%, karena slip

38. sebesar 38%, untuk membelok sebesar 2,4%, karena macet/kerusakan sebesar 8,25% sehingga efisiensi kerja yang diperoleh sebesar 31,96%. Semakin besar nilai efisiensi kerja maka penggunaan traktor semakin baik pula, begitupun sebaliknya. Kecilnya efisiensi kerja pada praktikum kali ini sebagian besar disebabkan oleh overlapping, yaitu adanya tumpang tindih pembajakan atau dengan kata lain hasil bajakan sebagian terbajak lagi serta disebabkan oleh banyaknya waktu slip. Dengan bertambah komplek dan bertambah mahalnya mesin, makin pentinglah untuk mendapatkan keluaran maksimum dari mesin tersebut. Meminimumkan waktu hilang di lapang merupakan salah satu cara guna memperbaiki kapasitas lapang. Pengkajian waktu sering menunjukkan daerah perbaikan potensial dalam pengelolaan mesin. Jumlah waktu belok yang berlebihan dapat menunjukkan kebutuhan untuk memperbaiki kondisi atau lebar head-land aatu mengganti pola belok. Waktu berhenti yang berlebihan dapat berarti dibutuhkannya sistem perawatan preventif yang lebih baik Pada praktikum latihan membajak, traktor yang di gunakan untuk membajak yaitu hand traktor atau traktor tangan merk Quick tipe G-3000. Awal mula yaitu menghidupkan motor pengerak. traktor yang menggunakan motor diesel dihidupkan dengan engkol. Mula – mula engkol dipasang pada poros engkol (crank Shaft). Setelah gas dibesarkan sedikit. Engkol diputar beberapa kali sampai putarannya cukup untuk menghidupakan motor. Sewaktu pemutaran, jangan lupa menarik alat penghilang kompresi (dekompresi level). Traktor roda dua baru dapat maju setelah motor dihidupkan. Setelah itu periksalah apakah gigi / porsneling sudahj netral dan kopling, jika tidak mungkin saja dapat menimbulkan kecelakaan. Disamping itu pada traktor terdapat alat yang dapat mengatur kecepatan rendah atau tinggi. Alat ini digunakan untuk menambah atau mengurangi kecepatan lajunya traktor dan juga untuk putaran garu/ cangkul putar. Traktor dapat dihentikan cukup dengan menarik tongkat kopling kebelakang, yaitu ke posisi “OFF”. Kalau dalam posisi “OFF” traktor belum

39. berhenti , berarti penyetelan kopling tidak baik atau piringannya sudah aus. Setelah traktor berhenti, segera netralkan gigi kembali dan turunkan gas. Membelokkan traktor sewaktu bekerja dilakukan dengan menggunakan steering clutch/ kopling pembelok kiri dan kanan. Sewaktu membelok jangan lupa menurunkan gas dan mengangkat sedikit bagian belakang traktor agar pembelokannya lebih mudah dilaksanakan. Hal ini perlu dilakukan terutama kalau bekerja ditanah yang lembek dan basah. Jika tidak ada kemungkinan traktor terbenam. Tekanlah kopling pembelok kiri bila hendak membelok kekiri dan tekanlah kopling kekanan kalau hendak membelok kekanan. Traktor harus dapat jalan lurus ke muka selama operasi. Kalau traktor jaln berbelok – belok. Maka akan menyulitkan pekerjaan selanjutnya dan memungkinkan traktor terbenam terutama jika tanahnya basah atau lembek. Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk membuat traktor dapat berjalan lurus kedepan yaitu : 1. Operator harus

Page 20: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

memandang lurus kedepan. 2. Peganglah pegangan traktor dengan tangan lentur dan tidak kaku. 3. Jika traktor membelok ke kiri atau kekanan, tekanlah segera kopling pembelok kanan atau kiri.

40. V. KESIMPULAN Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Setiap alat dan mesin pertanian memiliki bagian dan fungsinya masingmasing. 2. Traktor merupakan sumber daya dalam bidang pertanian 3. Persen waktu yang hilang karena lebar kerja (overlapping) sebesar 42,3% 4. Persen waktu yang hilang karena slip sebesar 38% 5. Persen waktu yang hilang untuk membelok sebesar 2,4% 6. Persen waktu yang hilang karena macet/kerusakan sebesar 8,25% 7. Efisiensi kerja sebesar 31,96% 8. Penggunaan alat dan mesin akan berjalan baik apabila memenuhi syarat teknis dan operasionalnya. 9. Dalam membajak perlu mengetahui prinsip kerja dari hand traktor itu sendiri dan harus mempunyai keahlian dalam menjalankan alat tersebut.

41. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pertanian Sumatera Selatan. 1993. Panduan Usaha Tani PIR Perkebunan TEH. Dinas Perkebunan. Sumatera Selatan. Hardjoanidjojo S, 1976.Pengantar Keteknikan Pertanian, IPB, Bogor.

Hardjosentono. 1996. Mesin-mesin Pertanian. Cetakan Kedua. Bumi Aksara.Jakarta.

Haryadi. 1982. Mekanisme Pertanian. Genap Jaya Baru. Jakarta.

Haryono, M. 1996. Mesin-mesin Pertanian. Bumi Aksara : Jakarta.

Herodian S. 2003. Jasa Produksi Dan Pelayanan Alat Mesin Pertanian (JP2AMP). IPB.

Irwanto, Kohar A. 1980. Alat dan Mesin Budidaya Pertanian. FakultasMekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian. ITB. Bandung.

Pramudya B. 1996. Strategi Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian untuk Usahatani Tanaman Pangan. IPB. Pratomo, M., dkk. 1983. Alat dan Mesin Pertanian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Soedarno. 1996. Alat Pengolahan Pertanian. Redijaya : Semarang.

Sukirno,1999.Hand Traktor. Gramedia : Surabaya Surman, R.L, 1989, Mengerjakan Tanah dan Alat-Alat Pertanian, Bumi Aksara : Jakarta Tarmana D. 1976. Alat dan Mesin Pertanian untuk Proteksi Tanaman Pangan. Redijaya : Surabaya. Wijanto, M.S,1996. Memilih Merawat, Menggunakan, dan Traktor Tangan, Penebar Swadaya, Jakarta Winarno. 1994. Alat dan Mesin Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

42. LAMPIRAN

1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111

1.    BAJAK SINGKAL

•    Mata bajak atau pisau bajak adalah bagian bajak singkal yang berfungsi untuk memotong tanah dan mengarahkan lempengan tanah hasil pemotongan ke bagian

Page 21: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

daun singkal.•    Daun singkal adalah bagian yang menerima lempengan tanah dan membalik serta memecahkan lempengan tanah tersebut.•    Pelurus samping, berfungsi menahan tekanan samping dari lempengan tanah pada bajak singkal dan menjaga kestabilan jalannya bajak singkal sewaktu proses pembajakan.•    Rangka bajak singkal berfungsi menyatukan bagian-bagian bajak dan penyambung  ke sumber penggerak.•    Penggandeng adalah bagian dari bajak singkal yang menggandengkan bajak dengan traktor pertanian.•    Pengatur kedalaman pengolahan tanah. Pengatur kedalaman berbentuk ulir pengatur atau roda pengatur, untuk mengontrol kedalaman hasil pembajakan tanah. •    Poros silang, berbentuk batang kendali merupakan bagian dari bajak singkal yang berfungsi mengatur daun singkal sehingga dapat mengatur lebar hasil pembajakan dan mengatur arah lemparan tanah pada arah yang berlawanan.

2.    BAJAK PIRING     Piringan dari bajak ini diikat pada batang penarik melalui bantalan (bearing), sehingga pada saat beroperasi ditarik oleh traktor maka piringannya dapat berputar. Dengan berputaraya piringan, maka diharapkan dapat mengurangi gesekan dan tahanan tanah (draft) yang terjadi. Piringan bajak dapat berada disamping rangka atau berada di bawah rangka.Setiap piringan dari bajak piringan biasanya dilengkapi dengan pengeruk (scraper) yang berguna selain untuk membersihkan tanah yang lengket pada piringan, juga membantu dalam pembalikan potongan tanah. Untuk menahan tekanan samping yang terjadi saat bajak memotong tanah, bajak piring dilengkapi dengan roda alur belakang (rear furrow wheel).

3.    BAJAK ROTARY     Garu rotari ada dua macam, yaitu : garu rotari cangkul (rotary hoe harrow) dan garu rotari silang (rotary cross harrow). Garu rotari cangkul merupakan susunan roda yang dikelilingi oleh gigi-gigi berbentuk pisau yang dipasangkan pada as dengan jarak tertentu dan berputar vertikal. Putaran roda garu ini disebabkan oleh tarikan traktor. Bentuk dari garu ini dapat dilihat pada .

4.    GARU PIRING     piringan (disk), as (gang/arbor bolt), rangka (frame), bantalan (bearing), bumper, kotak pemberat, dan pembersih tanah (scaper).Piringan dap at bersisi rata atau bergerigl Piringan yang bergerigi biasanya digunakan pada lahan yang mempunyai banyak sisa-sisa tanaman. Ukuran umum berkisar antara 45 sampai 60 cm, sedangkan untuk tugas berat (heavy duty) antara 65 sampai 70 cm. Piringan dipasang pada suatu as yang berbentuk persegi dengan

Page 22: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

jarak antara 15 sampai 22 cm, atau 25 sampai 30 untuk tugas berat dan masing-maing dipisahkan oleh gelondong (spool).

5.    GARU GIGI     Garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor gigi-giginya terbuat dari bahan logam, dipasang pada batang penempatan (tooth bar) dengan di klem atau di las. Konstruksi garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor biasanya terdiri dari satu batang penempatan. Pemasangan gigi pada batang penempatan disusun berselang-seling antara batang penempatan yang satu dengan lainnya. Bentuk gigi paku sangat bervariasi ada yang lurus runcing dan ada yang pipih, ada pula yang berbentuk blimbingan (diamond shape). Kadangkala batang penempatan posisinya dapat diatur atau diputar sehingga memungkinkan untuk merubah sudut gigi pakunya, guna mengatur masuknya gigi di dalam tanah. Batang-batang penempatan selanjutnya dipasangkan pada kerangka penguat dari garu tersebut.

111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111

. Bajak singkal (mold board plow)

Bajak singkal termasuk bajak yang paling tua. Di Indonesia bajak singkal inilah yang paling sering digunakan oleh petani untuk melakukan pengolahan tanah, dengan tenaga ternak hela sapi atau kerbau sebagai sumber daya penariknya.

Secara umum bajak singkal dibedakan atas 2 jenis, yaitu bajak singkal satu arah (one-way moldboard plow) dan bajak singkal dua arah (two-way moldboard plow). Bajak singkal satu arah adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah hanya pada satu arah saja. Sedangkan bajak singkal 2 arah pada waktu mengolah tanah arah pelemparan atau pembalikan tanah dapat diatur 2 arah, yaitu ke kanan dan ke kiri. Bagian-bagian utama dari bajak singkal yang aktif mengolah tanah adalah pisau bajak (share), singkal (moldboard) dan penstabil bajak (landside).

2. Bajak piringan (disk plow)

a. Keunggulan :

Page 23: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

Cocok pada tanah yang lengket, tidak mengikis dan kering dimana bajak singkal tidak dapat masuk pada tanah berbatu, atau banyak sisa-sisa akar, tanah gambut, serta untuk pembajakan tanah yang berat. Namun penggunaan bajak piringan ini untuk pengolahan tanah ada

b. juga kelemahannya antara lain:

tidak dapat menutup seresah dengan baik bekas pembajakan tidak dapat betul-betul rata; hasil pengolahan tanahnya masih berbongkah-bongkah, tetapi untuk lahan yang erosinya besar hal ini justru dianggap menguntungkan.

3. Bajak rotari atau bajak putar (rotary plow)

Pengolahan tanah dengan bajak akan menghasilkan bongkahan-bongkahan yang besar, sehingga biasanya masih diperlukan tambahan pengerjaan untuk memperoleh keadaan tanah yang lebih halus lagi. Untuk mengatasi lengketnya tanah pada pisau maka dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah pisau dan mempercepat putaran pada rotor dan memperlambat gerakan maju. Makin cepat perputaran rotor akan lebih banyak daya yang digunakan, namun akan diperoleh hasil penggemburan yang lebih halus. Rotari memiliki bagian-bagian yang sangat penting, yaitu : pisau, poros putar, rotor, penutup belakang (rear shield) dan roda dukung (land wheel). Pisau berfungsi untuk mencacah tanah pada waktu pengolahan tanah dengan bajak putar, pisau-pisau potong biasanya dipasang pada poros yang digerakkan horisontal yang bekerja dengan 300 putaran per menit. Rotor berfungsi sebagai tempat pemasangan pisau-pisau dari bajak putar. Rear shield berfungsi untuk membantu penghancuran tanah, adanya penutup belakang ini memungkinkan tanah lebih hancur karena tanah yang terlempar dari pisau terbentur pada penutup. Land wheel berfungsi untuk mengatur kedalaman pengolahan tanah.

Prinsip kerja dari rotary ini adalah : pisau-pisau dipasang pada rotor secara melingkar sehingga beban terhadap mesin merata dan dapat memotong tanah secara bertahap. Sewaktu rotor berputar dan alat bergerak maju maka pisau akan memotong tanah. Luas tanah yang terpotong dalam sekali pemotongan tergantung pada kedalaman dan kecepatan bergerak maju. Gerakan putaran rotor-rotor (pisau-pisau) diakibatkan daya dari rotor yang diteruskan melalui sistem penerusan daya khusus sampai ke rotor tersebut.

4. Bajak pahat (chisel plow)

Dalam pengolahan tanah, bajak pahat berfungsi untuk merobek dan menembus tanah dengan menggunakan alat yang menyerupai pahat atau ujung sekop sempit yang disebut mata pahat atau chisel point. Mata pahat ini terletak pada ujung tangkai atau batang yang disebut bar.

Adapun fungsi dari baja pahat adalah untuk memecahkan tanah yang keras dan kering, dan ini biasanya dilakukan sebelum pembajakan untuk tanah tertentu, digunakan untuk pengerjaan pada tanah bawah, dipergunakan pada tanah yang berjerami dan untuk menutup sisa-sisa perakaran yang berada dalam tanah dan juga berfungsi untuk memperbaiki infiltrasi air pada tanah sehingga dapat mengurangi erosi. Pada dasarnya bajak pahat ini dipakai untuk pembajakan dangkal maupun pembajakan dalam sampai

Page 24: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

kedalaman 45 cm atau lebih tergantung pada keperluan dan jenis mata pahatnya. Jenis dan lebar alat bervariasi tergantung dari keperluan dan sumber daya penariknya.

Beberapa fungsi dari bajak pahat tidak sama dengan fungsi bajak singkal maupun

bajak piringan. Fungsi bajak pahat adalah:

1. digunakan untuk memecahkan yang keras dan kering, ini biasa dilakukan sebelum pembajakan untuk tanah tertentu.

2. dapat digunakan untuk pengerjaan praktis pada tanah bawah

3. dipergunakan pada tanah yang berjerami, dan dipergunakan untuk memotong sisa-sisa perakaran yang berada dalam tanah.

4. dapat digunakan untuk menghancurkan lapisan keras (hardpan) atau plow sole.

5. memperbaiki infiltrasi air pada tanah, sehingga dapat mengurangi erosi.

5. Bajak tanah bawah (sub soil plow)

Bajak tanah bawah ini dapat dikategorikan dalam jenis bajak pahat tetapi dengan konstruksi yang lebih berat. Fungsinya tidak banyak berbeda dengan bajak pahat, namun dipergunakan untuk pengerjaan tanah dengan kedalaman yang lebih dalam, yaitu mencapai kedalaman sekitar (50 – 90) cm. Untuk jenis standart tunggal biasanya dipergunakan untuk mengerjakan tanah dengan kedalaman sampai 90 cm, sedang penarikannya menggunakan traktor dengan daya (60 – 85) HP. Kemudian untuk bajak tanah bawah jenis standart dua atau lebih, biasanya dipergunakan untuk pekerjaan yang lebih dangkal.

Kadangkala pada bajak tanah bawah ini di bagian belakangnya dilengkapi dengan alat lain diantaranya:

1. Perlengkapan mole Alat ini digandengkan di belakang bajak tanah bawah. Alat ini berbentuk oval berdiameter (7,5 – 20) cm. Hasilnya akan meninggalkan bekas seperti terowongan. Terowongan ini dimaksudkan untuk perbaikan drainase, kalau keadaan ideal akan tahan sampai 7 tahun.

Perlengkapan pemupukan :

Penggandengan alat ini pada bajak tanah bawah dimaksudkan untuk sekaligus mengadakan pemupukan dengan kedalaman tertentu. Dalam kenyataannya, cara pemupukan dengan sistem ini mendapatkan hasil yang menggembirakan. Jarak alur biasanya 120 cm, tapi jarak ini dapat divariasikan menurut keadaan dan keperluannya.

Page 25: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

Dengan menggunakan angka kapasitas kerja (Ha/Jam/Hp) dapat ditentukan kapasitas kerja dari suatu traktor yang diketahui tenaga mesinnya. Misalnya terdapat suatu unit traktor tangan dengan tenaga mesinnya 8 HP dan bajaknya adalah bajak rotary. Jika traktor ini mengolah tanah sawah sebanyak 2 kali bajak sampai siap tanam, maka kapasitas kerja (Ha/jam) adalah :

8 Hp x 0,007 Ha/jam Hp = 0,056 Ha/jam

Dalam perhitungannya Bajak yang ditarik traktor atau hewan lebih diunggulkan daripada cangkul dalam skala tertentu :

Bajak (traktor atau hewan) keunggulan :

a. mempercepat pengolahan tanah secara cepat dalam skala menengah atau besar.

b. Membutuhkan tenaga kerja yang sedikit.

c. Dapat mengolah tanah secara tepat dan terukur.

d. Bekerja menjadi lebih ringan.

Bajak (traktor atau hewan) kelemahan :

a. Harga yang dibutuhkan begitu besar, tidak efektif dalam pengolahan tanah skala kecil.

b. Tidak dapat digunakan dalam area sempit, bersudut, dan miring sehingga tetap saja dibutuhkan tenaga manual manusia,

c. Dibutuhkan perawatan, dan jika ada kerusakan perbaikan mesin yang tidak murah.

Cangkul, keunggulan :

a. Dapat dilakukan oleh siapa saja

b. Tidak dibutuhkan biaya besar

c. Cocok untuk pengolahan tanah skala kecil

d. Dapat dilakukan pengolahan tanah acak, dan tidak mengganggu tanah lainnya.

e. Dapat digunakan dalam daerah sempit dan tanah miring.

Cangkul, kelemahan :

a. Tidak dapat digunakan dalam skala besar.

b. Dibutuhkan tenaga lebih dalam pengolahan tanah skala besar.

c. Pengolahan tanah tidak selalu tepat dan teratur.

Page 26: laporan pengenalan alat pengolah tanah pertama

d. Waktu pengerjaan lebih lama.

Maka dari itu penggunaan bajak traktor atau hewan lebih dipilih dibandingkan cangkul terlebih dalam cakupan waktu pengerjaan lebih singkat dan ringan