Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM Oleh: AMBAR WURI W FARADINA ASTARINI HARDHANI PUTRI H PRITA FAUZIANA U RAKHMI HABIBAH YULIA NUR AZIZAH ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
20

Laporan Pengenalan Alat Dan Metode Aseptis ITP 09-10

Jun 19, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Pengenalan Alat Dan Metode Aseptis ITP 09-10

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI UMUM

Oleh:

AMBAR WURI W

FARADINA ASTARINI

HARDHANI PUTRI H

PRITA FAUZIANA U

RAKHMI HABIBAH

YULIA NUR AZIZAH

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: Laporan Pengenalan Alat Dan Metode Aseptis ITP 09-10

Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret

2009/2010

I. PENGENALAN ALAT DAN METODE ASEPTIS

A. Tujuan

Tujuan dari acara I Pengenalan alat dan metode aseptis adalah untuk

mengetahui alat-alat yang biasa digunakan dalam praktikum mikrobiologi dan

mengetahui kegunaan metode aseptis dalam praktikum mikrobiologi.

B. Tinjauan Pustaka

Menurut orang, mikrobiologi ialah ilmu yang lebih ditentukan oleh

teknik-teknik yang digunakannya daripada oleh subyek yang ditelaahnya. Ada

beberapa prosedur yang harus dilaksanakan oleh mikrobiologiwan dalam

menelaah mikroorganisme. Sterilisasi adalah proses menghancurkan semua

bentuk kehidupan. Suatu benda yang steril,dipandang dari sudut mikrobiologi

artinya bebas dari mikrobiologi hidup. Suatu benda atau substansi hanya dapat

steril atau tidak steril,tidak mungkin akan pernah ada setengah steril atau

hampir steril. Alat sterilisasi yang mempergunakan uap dengan tekanan yang

diatur dinamakan autoclave. Alat ini pada hakekatnya merupakan ruang uap

berdinding rangkap yang diisikan dengan uap jenuh bebas udara dan

dipertahankan pada suhu dan tekanan yang ditentukan selama periode waktu

yang dikehendaki. Pembakaran bahan yang mengandung mikroorganisme

berarti juga membasmi mikroorganismenya. Pemusnahan mikroorganisme

dengan pembakaran dilakukan secara rutin terhadap jarum pindah, yang

dipijarkan di atas pembakar bunsen. Suhu di bawah suhu optimum untuk

pertumbuhan dapat menekan laju metabolisme,dan bila suhu itu cukup rendah

maka metabolisme dan pertumbuhan akan terhenti. Suhu rendah sangat

bermanfaat untuk mengawetkan biakan karena mikroorganisme mempunyai

kemampuan yang unik untuk bertahan hidup pada keadaan yang sangat dingin.

Filter udara, dikembangkannya filter berefisiensu tinggi untuk menyaring udara

berisikan pertikel (high efficiency particulate air filter) telah memungkinkan

dialirkannya udara bersih ke dalam ruang tertutup. Tipe filtrasi udara semacam

ini bersama dengan sistem aliran udara laminar (laminar air flow) kini banyak

Page 3: Laporan Pengenalan Alat Dan Metode Aseptis ITP 09-10

Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret

2009/2010

digunakan untuk menyediakan udara yang bebas dari debu dan bakteri. Filter

udara digunakan di dalam ruang transfer mikrobiologi untuk mencegah

timbulnya kontaminasi pada area-area isolasi untuk mencegah penyebaran

infeksi. Pelindung muka terbuat dari kain kasa yang dilengkapi dengan pita

perekat atau tali pengikat untuk menutup mulut dan hidung. Berguna sebagai

filter untuk menyaring mikroorganisme pada waktu bernafas. Mencuci tangan

dengan sabun merupakan cara fisik lain untuk menghilangkan mikroorganisme

dari permukaan (Hadioetomo1, 1986).

Teknik aseptis digunakan pada saat :

a. Teknik aseptis seharusnya digunakan saat kita bekerja dengan

mikroorganisme hidup dan dengan segala media pertumbuhannya.

b. Teknik aseptis sebaiknya digunakan ketika kita tidak ingin larutan dari

suatu botol tidak berubah sifat akibat aktivitas mikroorganisme, seperti

saat membuat buffer meskipun buffer dengan konsentrasi garam tinggi

atau mengandung deterjen.

c. Teknik aseptis disarankan pada saat kita bekerja menggunakan agen atau

senyawa yang berbahaya seperti bahan kimia beracun atau bahan

radioaktif. Tentu saja perlindungan diri sendiri dari bahaya senyawa ini

lebih penting (Anonim1,2010)

Yang dimaksud dengan sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu

proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam

suatu benda. Ada tiga cara utama umum yang dipakai dalam sterilisasi yaitu

penggunaan panas,bahan kimia,dan penyaringan. Bila panas digunakan

bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau

sterilisasi basah,bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering

atau sterilisasi kering. Di pihak lain sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan

menggunakan gas atau radiasi. Sterilisasi basah biasa menggunakan autoclave,

dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 1210 C selama 15

menit. Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja

yang dapat ditembus uap air. Bahan – bahan yang dapat disterilkan dengan cara

ini antara lain medium biakan yang umum, air suling, peralatan

Page 4: Laporan Pengenalan Alat Dan Metode Aseptis ITP 09-10

Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret

2009/2010

laboratorium,biakan yang akan dibuang,medium tercemar, dan bahan-bahan

dari karet. Dibandingkan dengan panas lembab, panas kering kurang efisien

dan membutuhkan suhu lebih tinggi serta waktu yang lebih lama untuk

sterilisasi. Hal ini disebabkan karena tanpa kelembaban tidak ada panas laten.

Sterilisasi panas kering dapat diterapkan pada apa aja yang tidak menjadi

rusak,menyala,hangus atau menguap pada suhu tinggi. Bahan yang biasa

disterilkan dengan cara ini antara lain pecah belah seperti pipet,tabung

reaksi,cawan petri,botol sampel, dan bahan –bahan yang tidak tembus uap

seperti gliserin,miyak,vaselin,dan bahan-bahan berupa bubuk. Bahan-bahan

yang disterilkan harus dilindungi dengan cara membungkus,menyumbat,atau

menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi setelah

dikeluarkan dari oven. Pada oven udara panas biasanya terdapat suatu

termostat yang mengaktivasi elemen pemanas yang menjaga konstannya suhu.

Bahan yang menjadi rusak bila disterilkan pada suhu tinggi dapat disterilkan

secara kimiawi dengan menggunakan gas atau radiasi. Beberapa bahan kimia

yang dapat digunakan untuk sterilisasi gas ialah etilena oksida,asam

perasetat,formaldehida,dan glutaraldehida alkalin. Sterilisasi lain yang juga

dilakukan adalah penyaringan. Dengan cara ini larutan atau suspensi

dibebaskan dari semua organisme hidup dengan cara menggunakan saringan

dengan ukuran pori yang kecil (Hadioetomo2,1985).

Penentuan karakter dan hal hal mengenai spesies mikroorganisme

diperlukan berdasarkan ilmu murni. Karena bakteri dan dan mikroorganisme

lain seperti fungi ada dimana – mana,semua material mempunyai kontak

dengan mikroorganisme di bawah pembelajaran mengenai sterilisasi. Sterilisasi

yangs sering digunakan adalah pemanasan,pengeringan, atau pelembaban,

tetapi ada juga metode lain sperti filtrasi dengan cairan melalui filtrasi yang

menahan perkembangan mikroorganisme. Peralatan dari kaca seperti botol,

cawan petri,tabung reaksi, dan juga pipet harus bener-benar dibersihkan. Botol

dan tabung reaksi ditutup dengan kapas yang tidak menyerap,sehingga

mencegah amsuknya bakteri stelah sterilisasi,dan kapas dimasukkan juga pada

mulut pipet. Cawan petri dan pipet dapat ditaruh pada suatu tempat dengan

Page 5: Laporan Pengenalan Alat Dan Metode Aseptis ITP 09-10

Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret

2009/2010

ditutup atau dibungkus dengan kertas untuk menjaga kesterilan. Bebepa cara

lain untuk sterilisasi adalah dengan pemanasan menggunakan Bunsen. Ini

berguna untuk membakar jarum kawat platinum atau nichrome yang

digunakan untuk memindahkan bakteri dan juga mulut tabung sebelum dan

sesudah pemindahan bakteri. Metode sterilisasi yang paling efisien yaitu

dengan penguapan pada suhu diatas 100 derajat C, dimana dapat dilakukan

pada bawah tekanan. Pada sterilisasi pengeringan,bahan yang akan disterilkan

tidak boleh terlalu rapat dalam autoclave. Suhu dinaikkan hingga 120 derajat

dan diperiksa beberapa kali tergantung pada materi yang disterilkan. Cukup 15

menit untuk materi yang yang kecil seperti tabung reaksi, namun bisa juga

sampai 20 menit jika diperlukan. Untuk materi yang lebih besar seperti botol,

tentu membutuhkan waktu yang lebih panjang misal untuk 500 ml volume

materi butuh 30 sampai 40 menit (Burrows,1835).

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara

mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan

suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron)

sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk

sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.

Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.

Pemanasan terdiri atas :

a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung,

contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.

b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas

kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung

reaksi dll.

c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang

mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi

dehidrasi.

d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf

Sedangkan penyinaran dengan UV juga dapat digunakan untuk proses

sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada

Page 6: Laporan Pengenalan Alat Dan Metode Aseptis ITP 09-10

Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret

2009/2010

permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV. Sterilisaisi

secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol

(Anonim2,2010) .

Mikroskop adalah alat laboratorium mikrobiologi yang paling

karakteristik,menyediakan perbesaran untuk melihat organisme dan strukturnya

walaupun sulit dilihat dengan mata telanjang. Ada beberapa tipe mikroskop

yang tersedia dan banyak teknik yang telah dikembangkan Tiap tipe dan tiap

metode dalam persiapan bahan untuk penelitian mempunyai beberapa manfaat

spesifik untuk demostrasi dari morfologi bahan. Ada dua tipe

mikroskop,cahaya dan elektron tergantung pada prinsip sumber yang

digunakan. Mikroskop yang pencahayaannya berasal dari sistem optik(cahaya)

termasuk didalamnya bright field,dark-field,ultraviolet,fluorescene,dan fase

kontras. Mikroskop elektron,seperti halnya namanya menggunakan cahaya

elektron pada gelombang cahaya untuk membuat perbesaran gambar. Virus

dapat mudah diisolasi dan dikembangkan pada usia muda dan ditumbuhkan

dalam kultur media cair atau pada agar. Prinsip yang diperlukan adalah kondisi

optimal untuk tumbuh. Yang paling baik dan sumber yang biasanya digunakan

adalah habitat yang sesuai. Contohnya, c oliphage atau bakteia lain dan baik

diisolasi dari kotoran. Ini akan diselesaikan sentrifugasi atau filtrasi dari

sumber material dan disterilkan dengan kloroform. Sedikit bahan (0,1ml)

ditempatkan pada media yaitu teknik double-agar-layer. Teknik ini terdiri dari

menuang 1,5-2,0 persen nutrien agar pada plate untuk menumbuhakan

organisme.Setelah agak mengeras, 1 – 2 ml dari agar yang masih halus

diinokulasidengan sedikit bahan dari suspensi organisme dan sumber

material,lalu disebarkan pada permukaan agar yang keras. Teknik membran

filter untuk penelitian dalam air terdiri dari langkah – langkah berikut ini :

1. Cawan filter yang steril ditempatkan pada unit filtrasi

2. Air dialirkan pada cawan filter,bakteri akan tertahan pada permukaan

membran.

Page 7: Laporan Pengenalan Alat Dan Metode Aseptis ITP 09-10

Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret

2009/2010

3. Cawan filter dipindah dan ditempatkan pada unit penyerapan yang

sebelumnya dijenuhkan. Cawan petri disiapkan untuk menampung

penyerapan dan cawan filter digunakan untuk inkubasi.

4. Selama inkubasi,koloni akan berkembang dan tumbuh (Pelczar,1993).

Jika kita kehilangan obyek ketika menambah perbesaran,kemungkinan

bayangan tidak berkenaan dengan titik fokusnya atau adanya kesalahan dalam

penggunaan untuk penelitian. Jika obyek tidak tepat pada fokus, ulangi kembali

untuk memfokuskan selama kita terus mengganti obyek. Jika tidak tepat ,

cobalah untuk memindahkan sedikit obyek, atau mengganti ke perbesaran

yang lebih kecil. Jika penampakan yang tampak tidak baik, cukup bersihkan

perbesaran unitnya. Jika penampakan yang diinginkan tidak terfokus,dan

dengan membersihkan tidak membuat penamapakan jauh lebih baik,maka coba

cari intesitas sumber chaya yang lebih baik (Keeton, 1970).

Agar plate adalah media pembiakan yang berisi media tumbuh ( biasanya

agar dan nutrien). Komponen pertumbuhan terkadang ditambhakan pada media

ini seperti antibiotik. Mikroorganisme yang ditempatkan pada plate akan

tumbuh berkoloni. Plate juga dapat digunakan untuk memperkirakan

konsentrasi dari organisme dalam kultur cair atau cocok untuk melemahkan

kultur dengan colony counter (Anonim3,2010).

Kestabilan krim akan rusak bila terganggu sistem pencampurannya

terutama disebabkan perubahan suhu, dan perubahan komposisi disebabkan

oleh penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe

krim jika zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain. Pengenceran

krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencer yang cocok dan harus

dilakukan dengan teknik aseptis (Gunani,2009).

ME-24 yang digunakan sebagai perangkat pasifasi (membuat menjadi

pasif) logam dalam rangka menghambat laju korosinya menggunakan empat

buah pemanas beserta alat kendali temperaturnya. Penggantian kendali

temperatur harus dilakukan karena terjadi kerusakan. Perbaikan alat kendali

atau penggantian menggunakan kendali temperatur yang sama tidak mungkin

dilakukan karena tidak tersedianya lagi suku cadang di pasaran baik level

Page 8: Laporan Pengenalan Alat Dan Metode Aseptis ITP 09-10

Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret

2009/2010

komponen maupun level modul dari kendali tersebut. Oleh karena itu

penggantian dengan jenis sistem kendali yang serupa dan setingkat

kemampuannya harus dilakukan. Makalah ini berisi pertimbangan teknis,

langkah-langkah disain, dan hasil uji atas penggantian kendali tersebut

sehingga autoclave ME-24 dapat berfungsi kembali (Suntoro, 2008).

C. Alat, Bahan, dan Cara Kerja

I. Alat dan Bahan

a. Pengenalan Alat

1. Inkubator 8. Hemacytometer 15. Vortex

2. Autoclave 9. Cawan Petri 16. Pipet Ukur

3. Spektrofotometer 10. Jarum Oase 17. Hand Tally

4. Oven 11. Jarum Enten 18. Gelas obyek

5. Colony Counter 12. Erlenmeyer

6. Laminar Air Flow 13. Tabung reaksi

7. Mikroskop Binokuler 14. Bunsen

b. Teknis Aseptis

1. Cawan Petri

2. Jarum enten atau jarum oase

3. Tabung reaksi

4. Bunsen

5. Alkohol 70%

c. Pembuatan Tutup

1. Tabung reaksi

2. Erlemmeyer

3. Kertas payung

4. Kapas

Page 9: Laporan Pengenalan Alat Dan Metode Aseptis ITP 09-10

Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret

2009/2010

II. Cara Kerja

a. Pengenalan Alat

Alat alat praktikum mikrobiologi dipersiapkan dan diamati dengan

seksama . Alat-alat tersebut digambar dan dicatat fungsinya

b. Teknis Aseptis

1. Sanitasi Dasar

Meja dan sekitarnya disemprot dengan alkohol 70% . Tangan

disemprot dengan alkohol,dan diusapkan ke seluruh tangan. Alat dan

bahan yang diperlukan disiapkan. Alat dan bahan disemprot dengan

alkohol.

2. Penuangan Media

Erlemeyer yang berisi media didekatkan bunsen,dan penutup

dibuka dengan jari kelingking . Erlemeyer disterilkan dengan cara

perlahan diputar didekat bunsen. Cawan petri diambil, pastikan jari

tidak menyentuh mulut cawan petri. Cawan petri didekatkan dengan

bunsen dan diputar. Cawan petri dibuka dengan menghadap ke

bunsen, jangan buka terlalu lebar. Media dipindahkan dari erlenmeyer

ke cawan petri, pastikan kedua alat tetap dekat dengan bunsen. Cawan

petri ditutup, dan disterilkan kembali .

3. Pemindahan Isolat

Bunsen dinyalakan, Tabung reaksi didekatkan dengan bunsen,

penutup dibuka dengan jari kelingking. Tabung reaksi disterilkan

dengan didekatkan pada bunsen dan diputar. Jarum dibakar pada

bunsen sampai berwarna merah. Jarum dikibas-kibaskan hingga

dingin Isolat diambil dengan jarum dan dipindah ke cawan petri yang

telah steril, kedua alat harus tetap di dekat bunsen. Tabung reaksi

ditutup dan letakkan pada meja. Cawan petri kembali disterilkan

Jarum oase kembali dibakar hingga merah.

c. Membuat penutup

Kertas payung dan kapas disediakan. Kapas diletakkan pada

kertas payung,digulung dan dipadatkan Setelah dipadatkan dapat

Page 10: Laporan Pengenalan Alat Dan Metode Aseptis ITP 09-10

Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret

2009/2010

digunakan sebagai penutup mulut tabung reaksi maupun erlenmeyer

Erlenmeyer dan tabung reaksi dibungkus dengan kertas payung dan

direkatkan dengan karet.

D. Pembahasan

1. Pengenalan Alat

a. Inkubator

Alat yang berfungsi untuk inkubasi biakan setelah dilakukan inokulasi

di dalam cawan petri maupun tabung reaksi. Alat ini dilengkapi dengan

pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator

produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC..

b. Autoclave

Merupakan alat berupa ketel atau panci tekan yang dipenuhi dengan

uap sederhana. Sterilisasi ini merupakan sterilisasi basah. Untuk bahan

tahan panas digunakan suhu 1210 C tekanan 15 psi. Sedangkan untuk

bahan tidak tahan panas cukup dengan 1100 C selama 10 menit atau

1050 C 15 menit.

c. Spektrofotometer

Berfungsi untuk mengukur absorbansi atau mengukur kekeruhan

dengan mengunakan panjang gelombang tertentu.

d. Oven

Alat sterilisasi dengan penetrasi panas,baiknya alat dibungkus dulu

dengan kertas payung. Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C.

Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca

misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.

e. Colony counter

Alat untuk mempermudah penghitungan jumlah koloni. Selain itu alat

tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk

pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada

cawan Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset.

Page 11: Laporan Pengenalan Alat Dan Metode Aseptis ITP 09-10

Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret

2009/2010

f. Lamininar Air Flow

Suatu alat yang membuat lingkungan steril, sehingga digunakan saat

pemindahan isolat, mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran

udara sehingga menjadi steril dan aplikasi sinar UV beberapa jam

sebelum digunakan. Terdapat dua lampu, yaitu lampu TL untuk

penerangan dan lampu UV untuk mensterilkan udara.

g. Mikroslop Binokuler

Alat untuk mengamati mikroba yang berukuran kecil. Pada umumnya

mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil

dari 0,1 mm.

h. Hemacytometer

Untuk menghitung bakteri secara langsung

i. Cawan Petri

Alat ini berfungsi untuk membiakkan isolat. Medium dapat dituang ke

cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan

petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang

biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml,

sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media

sebanyak 10 ml.

j. Jarum Oase

Alat ini berfungsi untuk memindahkan isolat berupa bakteri atau

khamir.

k. Jarum Enten

Alat ini berfungsi untuk memindahkan isolat berupa jamur.

l. Erlenmeyer

Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu

Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan

bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba

dalam kultur cair, dll. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume

cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml,

300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.

Page 12: Laporan Pengenalan Alat Dan Metode Aseptis ITP 09-10

Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret

2009/2010

m. Tabung Reaksi

Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji

biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi

media padat maupun cair.

n. Bunsen

Merupakan alat untuk membuat keadaan steril. Untuk sterilisasi jarum

ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya

adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan

bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau metanol.

o. Vortex

Alat ini berfungsi untuk mencampurkan bahan atau media agar

menjadi homogen.

p. Pipet Ukur

Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume

yang diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur.

Cara penggunaanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan

bantuan filler sampai dengan volume yang diingini. Volume yang

dipindahkan dikeluarkan menikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa

skala harus tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara

menyamakan tekanan filler dengan udara sekitar.

q. Hand Tally

Merupakan alat bantu menghitung bakteri.

r. Gelas Obyek

Merupaka alat yang berfungsi untuk penempatan isolat yang akan

diamati dengan mikroskop.

Media untuk membiakan isolat ada dua macam yaitu media

universal terdiri dari NA dan PCA, lalu media selektif yang terdiri dari

EMB,SS, dan agar. Langkah pertama dalam membuat media agar yaitu

formula agar ditentukan. Agar dipanaskan dan diaduk. Lalu disterilkan dan

didinginkan hingga siap dipakai. Media yang lain adalah media cair

Page 13: Laporan Pengenalan Alat Dan Metode Aseptis ITP 09-10

Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret

2009/2010

contohnya air pepton, nutrient broth, lactose. Air dimasukkan dalam wadah,

disterilkan dan siap dipakai

2. Metode Aseptis

Suatu alat dikatakan steril jika terbebas dari mikroorganisme.

Teknik aseptis atau steril adalah suatu sistem cara bekerja (praktek) yang

menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk

mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan.

Teknik aseptis diperlukan untuk menghindari kontaminasi baik untuk

bahan maupun dari seseorang yang melakukan percobaan. Percobaan

pertama yang dilakukan adalah sanitasi dasar. Pertama meja disemprot

dengan alkohol 70 % beberapa kali hingga merata, tangan juga disemprot

beberapa kali dengan alkohol. Alat – alat yang diperlukan diletakkan pada

meja dan disemprot dengan alkohol. Jika akan mulai bekerja, tangan harus

selalu steril dengan disemprot alkohol dan diusapkankan beberapa kali.

Percobaan kedua yaitu penuangan media ke cawan petri. Langkah

pertama harus dilakukan sanitasi dasar seperti percobaan pertama. Bunsen

dinyalakan, cawan petri dalam keadaan terbalik diambil. Pastikan jari tidak

menyentuh mulut cawan petri. Didekatkan dengan bunsen,dan diputar

perlahan. Cawan dibuka dengan menghadap ke bunsen. Media dipindah

dari erlenmeyer ke cawan petri, harus dipastikan kedua alat tersebut tetap

dekat dengan bunsen. Cawan petri kembali ditutup dan disterilkan kembali

dengan memutar perlahan di dekat bunsen.

Percobaan ketiga yaitu pemindahan isolat dari tabung reaksi ke

cawan petri. Tabung reaksi dipegang dengan menggunakan tangan kiri,

didekatkan dengan bunsen. Tutup tabung reaksi diambil dengan

menggunakan jari kelingking tangan kanan. Mulut tabung reaksi

disterilkan dengan cara memutarnya di dekat bunsen. Jarum oase atau

enten diambil dan dibakar pada bunsen sampai berwarna merah.

Dikibaskan – kibaskan hingga dingin. Isolat diambil dengan jarum,

dipastikan jarum tidak menyentuh dinding tabung reaksi. Isolat diambil

cukup satu ulasan saja, lalu dipindah ke cawan petri (yang sebelumnya

Page 14: Laporan Pengenalan Alat Dan Metode Aseptis ITP 09-10

Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret

2009/2010

sudah disterilkan). Pemindahan harus tetap dekat dengan bunsen. Cawan

petri ditutup dan kembali disterilkan. Jarum dibakar kembali hingga

berwarna merah. Tabung disterilkan kembali dan ditutup.

Untuk menjaga kesterilan alat dan penunjang kenyamanan dalam

teknik aseptis perlu dibuat penutup untuk alat – alat seperti tabung reaksi

dan erlemeyer. Cara membuat penutup dengan menggunakan kertas

payung dan kapas. Kapas digulung dan dibungkus dengan kertas payung.

Setelah dipadatkan dapat digunakan untuk penutup.

Aturan umum teknik aseptis:

a. Meja kerja sebaiknya jauh dari sesuatu yang dapat menciptakan aliran

udara, misalnya tidak ada jendela yang terbuka, tidak dekat dengan

pintu yang selalu dibuka-tutup dan jauh dari lalu-lintas orang.

Penggunaan kabinet biosafety dapat menjaga dan mengatur aliran udara

tetapi ini bukan merupakan suatu jaminan mutlak dari resiko

terkontaminasi.

b. Pastikan meja kerja bersih dari kotoran dan benda-benda yang tidak

akan digunakan. Kultur tua atau pipet bekas seharusnya tidak berada di

meja kerja. Kotoran seringkali sulit dibersihkan pada sudut-sudut ruang.

c. Usap meja kerja dengan antiseptik atau senyawa pembersih lain

sebelum digunakan. Di sebagian besar laboratorium umumnya

menggunakan etanol 70% untuk membersihkannya. Sediakan etanol

pada posisi selalu dekat dengan meja. Jika telah selesai bekerja,

sebaiknya meja kerja dikosongkan dari peralatan dan bersihkan lagi.

d. Semua peralatan (pipet, cawan dll.) yang digunakan harus steril.

Sebaiknya semua peralatan yang telah disterilisasi diberi label. Jika

menemukan alat yang sepertinya telah disterilisai tapi masih ragu

terhadap sterilitasnya maka sebaiknya jangan digunakan. Bungkus

peralatan baik alat steril sekali pakai atau bukan (pipet, syringe

dll.)diperiksa terlebih dahulu apakah terdapat kebocoran atau tersobek.

e. Atur peralatan di meja kerja sedemikian rupa sehingga meminimalisir

pergerakan tangan. Alat-alat yang biasanya digunakan dengan tangan

Page 15: Laporan Pengenalan Alat Dan Metode Aseptis ITP 09-10

Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret

2009/2010

kanan (jarum inokulum, filler, pipet dll.) letakkan disebelah kanan

begitu juga sebaliknya (rak tabung, cawan petri, erlenmeyer dll.)

terkecuali untuk tangan kidal. Di bagian tengah meja kerja disediakan

ruang lapang untuk bekerja.

f. Membakar mulut atau bagian tepi dari suatu alat dapat membunuh

mikroorganisme yang menempel.

g. Telah siap dengan segala peralatan dan bahan yang dibutuhkan. Semua

bahan dan alat untuk prosedur tertentu telah dipersiapkan di meja kerja.

Jangan sampai meninggalkan meja kerja untuk mengambil sesuatu yang

terlupa atau tertinggal. Perhitungkan semua yang diperlukan beserta

cadangannya.

h. Pakai sarung tangan lateks dan ganti secara berkala. Sarung tangan

membantu melindungi dari tumpahan biakan atau bahan kimia

berbahaya. Tidak menggunakan sarung tangan dirasa tidak bermasalah

jika materi dan bakteri yang diteliti dipastikan tidak berbahaya.

i. Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja. Cuci tangan dengan

desinfektan atau sabun bila tidak ada desinfektan. Cuci tangan dapat

membilas mikroorganisme yang ada di tangan.

E. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

a. Ada bermacam-macam alat dalam praktikum mikrobiologi.

b. Alat –alat tersebut antara lain Inkubator, Hemacytometer, Vortex,

Autoclave, Cawan Petri, Pipet Ukur, Spektrofotometer, Jarum Oase,

Hand Tally ,Oven, Jarum Enten, Gelas obyek, Colony Counter,

Erlenmeyer, Laminar Air Flow, Tabung reaksi, Mikroskop Binokuler,

Bunsen

c. Tiap alat memiliki fungsi spesifik.

d. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau

benda dari semua bentuk kehidupan

Page 16: Laporan Pengenalan Alat Dan Metode Aseptis ITP 09-10

Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret

2009/2010

e. Penggunaan tehnik aseptik meminimalisir material yang digunakan

terhadap agen pengontaminasi.

2. Saran

Untuk melakukan teknik aseptis perlu memperhatikan hal-hal

berikut :

a. Minimalisasi gerak : pergerakan tangan dapat menciptakan aliran

udara . semakin cepat pergerakannya semakin cepat aliran udara

yang ditimbulkan. Pergerakan lengan sebaiknya dilakukan seperlu

mungin dan bergerak secara lembut.

b. Minimalisasi jarak: jarak antar peralatan diatur seefektif dan

seefisien mungkn. Antar peralatan jangan diletakkan terlalu jauh.

c. Minimalisasi keterpaparan : semakin sering menggerakkan sesuatu

(misal: cawan berisi media) melewati udara maka semakin besar

partikel udara untuk masuk. Semakin lama tutup erlenmeyer terbuka

juga semakin besar terkontaminasi.

Page 17: Laporan Pengenalan Alat Dan Metode Aseptis ITP 09-10

Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret

2009/2010

DAFTAR PUSTAKA

Anomin1.2010. Bekerja Tanpa Kontaminasi (Dasar Tehnik Aspetis). ekmon-

saurus.blogspot.com/2009/05/bekerja-tanpa-kontaminasi-dasar-tehnik.

Diakses tanggal 23 Maret 2010 pukul 19.21 WIB

Anomin2.2010. Sterilisasi. ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.

Diakses tanggal 23 Maret 2010 pukul 19.30 WIB

Anomin3.2010.Agar Plate. en.wikipedia.org/w/Agar_plate. Diakses tanggal 24

Maret pukul 19.00 WIB.

Burrows,William. 1835. Textbook of Microbiology. WB Saunders Company.

Toronto

Gunani, Sri Budi. 2009. Uji Daya Antiinflamasi Krim Tipe A/M Ekstrak Etanolik

Jahe 10% yang Diberikan Topikal Terhadap Udem Kaki Tikus yang

Diinduksi Karagenin. etd.eprints.ums.ac.id/5909/1/K100050139.pdf.

Diakses tanggal 24 Maret 2010 pukul 19.30 WIB.

Hadioetomo1, Ratna Siri. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi.UI Press.Jakarta

Hadioetomo2, Ratna Siri. 1985.Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia.

Jakarta

Keeton,William T. 1970. Biology in the Laboratory. Norton. New York

Pelczar Jr, Michael J.1993.Microbiology.McGraw-Hill Education.New York

Suntoro, Achmad. 2008. Penggantian Kendalai Temperatur Auclave ME-24.

www.scribt.com. Diakses tanggal 24 Maret 2010 pukul 20.00 WIB.

Page 18: Laporan Pengenalan Alat Dan Metode Aseptis ITP 09-10

Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret

2009/2010

Lampiran

Gambar 1.1 Inkubator

Gambar 1.2 Autoclave

Gambar 1.3 Spektrofotometer

Gambar 1.4 Oven

Gambar 1.5 Colony Counter

Gambar 1.6 Laminar Air Flow

Page 19: Laporan Pengenalan Alat Dan Metode Aseptis ITP 09-10

Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret

2009/2010

Gambar 1.7 Mikroskop Binokuler

Gambar 1.8 Hemacytometer

Gambar 1.9 Cawan Petri

Gambar 1.10 Jarum Oase dan Jarum

Enten

Gambar 1.11 Erlenmeyer

Gambar 1.12 Tabung Reaksi

Gambar 1.13 Bunsen

Gambar 1.13 Vortex

Page 20: Laporan Pengenalan Alat Dan Metode Aseptis ITP 09-10

Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret

2009/2010

Gambar 1.15 Pipet Ukur

Gambar 1.16 Hand Tally

Gambar 1.17 Gelas Obyek