Pengaruh Suhu terhadap Perkecambahan Zea maysLaporan ini disusun
guna memenuhi tugas praktikum biologi
Pembimbing :Rahmat Budianto S.Pd
Disusun oleh :1. Amalia Nurul Fauziah XII IPA 1/032. Dery
BiyantoroXII IPA 1/ 093. Esthi Prita Anugrahwati XII IPA 1/114.
Khalaqas HakiimXII IPA 1/20
Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal Kabupaten BantulSMA N 2
Bantul2011
Pengaruh Suhu terhadap Perkecambahan Zea maysA. Rumusan
MasalahBagaimana pengaruh suhu terhadap perkecambahan biji jagung
(Zea mays)?B. TujuanUntuk mengetahui pengaruh suhu terhadap
perkecambahan jagung (Zea mays)C. Dasar Teori
Tampak luar biji jagungIrisan memanjang biji jagung
Suhu memengaruhi beberapa proses fisiologis penting pada
tumbuhan yaitu :1. Membuka dan menutupnya stomata2. Transpirasi (
peningkatan kebutuhan air)3. Penyerapan air dan nutrisi (unsur
hara)4. Fotosintesis5. Respirasi6. Kinerja enzim7. Pembentukan
primordia bunga (pembentukan bunga)Peningkatan suhu sampai titik
optimum akan diikuti oleh peningkatan proses-proses tersebut dan
setelah melewati titik optimum proses tersebut akan terhambat
karena menurunnya aktivitas enzim dan mikroorganisme. Pada suhu
yang rendah umumnya aktivitas organisme tidak aktif atau dorman
sedangkan pada suhu tinggi akan menimbulkan proses pembentukan
protein dan enzim yang bercerai-berai/ rusak (denaturasi). Suhu
yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman dikenal
sebagai suhu kerdinal yaitu meliputi suhu optimum, suhu minimum dan
suhu maksimum. Keadaan dimana suhu dibawah batas maksimum atau di
atas optimum yang tidak baik untuk tanaman disebut suhu ekstrim.
Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat
dibedakan sebagai berikut :1. Batas suhu yang menguntungkan
tanaman.Batas suhu yang membantu pertumbuhan dan perkembangan
tanaman diketahui sebagai suhu optimum sehingga tanaman akan
berjalan baik dari segi morfologi maupun fisiologinya.a. segi
fisiologi1) Fotosintesis2) Respirasi3) Penyerapan air dan nutrisi
(unsur hara)4) Transpirasi (Peningkatan kebutuhan air)5) Pembelahan
sel6) Pemanjangan selPada setiap jenis tanaman, memiliki suhu
optimum yang bervariasi.b. Segi Morfologi1) Pertumbuhan dan
perkembangan vegetatif tanaman2) Pertumbuhan dan perkembangan
generatif tanaman3) Daya perkecambahan dan daya tumbuh benih
tanaman2. Batas suhu yang tidak menguntungkan Batas suhu yang tidak
menguntungkan bagi tanaman dapat dibedakan secara morfologi dan
fisiologi.a. Suhu di atas maksimum, berpengaruh terhadap :1)
Respirasiyaitu terjadinya proses respirasi dan absorbsi air yang
tinggi sehingga terjadi proses-proses perombakan protein dan
terhambatnya kinerja enzim (denaturasi).2) Terganggunya pembentukan
sel generatif yang terjadi karena rusaknya pembelahan sel secara
mitosis sehingga biji akan mandul atau kosong.3) Terjadinya
translokasi yaitu terganggunya proses pengangkutan dan penyebaran
hasil fotosintesis ke bagian-bagian tanaman yang membutuhkan.4)
Tanaman kekurangan unsur hara, karena suhu tinggi dapat mengganggu
perombakan senyawa-senyawa penting bagi tanaman.5) Tanaman menjadi
layu akibat suhu yang tinggi.b. Suhu di bawah minimum, berpengaruh
terhadap :1) Absorbsi unsur hara dan air terganggu karena air akan
membeku pada suhu di bawah minimum. Penyerapan unsur hara juga
terganggu karena bakteri-bakteri pengurai akan mengalami
dormansi/istirahat.2) Respirasi menurun karena kebutuhan air dan
udara dalam tanaman menjadi rendah seiring rendahnya
aktivitas-aktivitas jaringan dalam tumbuhan.3) Perkecambahan benih
akan terganggu dimana embrio akan rusak karena rusaknya membran sel
dalam biji.4) Lambatnya pertumbuhan tanaman karena suhu udara yang
rendah pada media tanam dan kekurangan oksigen.5) Dedikasi yaitu
terjadinya kekeringan fisiologis karena absorbsi air terhambat.
Absorbsi air yang terhambat ini, dikarenakan kurangnya
permeabilitas selaput akar serta naiknya viskositas air bahkan
membeku.
Sumber : wahana pertanianD. Alat dan Bahan1. Gelas air mineral3
buah2. Kapas secukupnya3. Biji jagung15 biji4. Air secukupnya5.
Penggaris6. Label
E. Cara Kerja1. Menyiapkan alat dan bahan2. Merendam biji jagung
selama 90 menit3. Membasahi kapas dengan air secukupnya4. Membagi
kapas menjadi tiga bagian5. Meletakkan kapas dalam tiga gelas air
mineral6. Memasukkan 5 biji jagung ke dalam masing-masing gelas7.
Menempelkan label pembeda pada gelas sesuai dengan suhu tempat
penyimpanan(Misal A untuk suhu minimum (suhu kulkas), B untuk suhu
optimum (suhu ruang terbuka), dan C untuk suhu maksimum(suhu ruang
tertutup))8. Mengamati dan catat kondisi biji selama 5 hari9.
Membandingkan kondisi perkecambahan biji jagung pada masing-masing
gelas10. Membuat kesimpulan berdasarkan pengamatan
F. Tabel Pengamatan
Tabel Pengamatan Pertumbuhan Kecambah pada Suhu Minimum
HariTinggi kecambah dalam centimeterRata-rataKeterangan
12345
1------
Biji membeku dan mengalami Dormansi
2------
3------
4------
5------
Rata-rata------
Tabel Pengamatan Pertumbuhan Kecambah pada Suhu Optimum
HariTinggi kecambah dalam centimeterRata-rataKeterangan
12345
1------Belum berkecambah
2------Belum berkecambah
3------Radikula muncul pada biji jagung
41,750,5---0,45Plumula muncul pada biji 1&2
54,52,51,51,00,52,0Plumula muncul pada biji 3,4,5
Rata-rata1,250,60,30,20,10,49
Tabel Pengamatan Pertumbuhan Kecambah pada Suhu Maksimum
HariTinggi kecambah dalam centimeterRata-rataKeterangan
12345
1------Belum berkecambah
2------Biji jagung 1 muncul radikula
31,00,5---0,3Plumula & radikula muncul
43,02,01,50,5-1,4Biji 5 muncul radikula
58,06,85,03,00,54,66Seluruh biji berkecambah
Rata-rata2,41,861,30,70,11,272
G. Hasil Penelitian dan Pembahasan1. Hasil PenelitianDari hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengaruh beberapa faktor suhu terhadap
perkecambahan jagung menunjukkan hasil sebagai berikut :
a. Suhu MinimumBerdasarkan tabel pengamatan pertumbuhan kecambah
pada suhu minimum, lima biji jagung yang menjadi variabel pada
pengamatan kali ini rata-rata tidak mengalami perkecambahan. Pada
hari pertama, tidak ada biji yang mulai berkecambah. Hari kedua
menunjukkan hal yang sama seperti pada hari pertama. Hari ketiga
belum ada radikula maupun plumula. Hari keempat, tidak ada biji
jagung yang berkecambah. Pada hari terakhir penelitian, kelima biji
jagung tidak menunjukkan adanya perkecambahan.
b. Suhu OptimumBerdasarkan tabel pengamatan pertumbuhan kecambah
pada suhu optimum, lima biji jagung yang menjadi variabel pada
pengamatan kali ini mengalami perkecambahan. Pada hari pertama,
kedua, dan ketiga , biji jagung belum berkecambah. Pada hari
keempat, biji jagung satu dan dua telah berkecambah dengan tinggi
masing-masing kecambah yaitu 1,75 cm dan 0,5 cm. Rata-rata tinggi
kecambah hari keempat yaitu 0,45 cm. Hari kelima, seluruh biji
jagung telah mengalami perkecambahan dengan tinggi masing-masing
biji yaitu biji satu 4,5 cm, biji dua 2,5 cm, biji tiga 1,5 cm,
biji empat 1,0 cm dan biji lima 0,5 cm. Rata-rata tinggi kecambah
hari kelima yaitu 2,0 cm. Dengan hasil ini, biji jagung satu, dua,
tiga, empat dan lima memiliki rata-rata tinggi berturut-turut yaitu
1,25 cm; 0,6 cm; 0,3 cm; 0,2 cm; 0,1 cm. Rata-rata total tinggi
kecambah yaitu 0,49 cm.
c. Suhu MaksimumBerdasarkan tabel pengamatan pertumbuhan
kecambah pada suhu maksimum, lima biji jagung yang menjadi variabel
pada pengamatan kali ini mengalami perkecambahan. Pada hari pertama
dan kedua, biji jagung belum berkecambah. Pada hari ketiga, biji
jagung satu dan dua telah berkecambah dengan tinggi masing-masing
1,0 cm dan 0,5 cm. Rata-rata tinggi kecambah hari ketiga yaitu 0,3
cm. Hari keempat , empat biji jagung telah mengalami perkecambahan
dengan tinggi masing-masing biji yaitu 3,0 cm; 2,0 cm; 1,5 cm; dan
0,5 cm. Rata-rata tinggi kecambah hari keempat 1,4 cm. Hari kelima,
seluruh biji jagung telah mengalami perkecambahan dengan tinggi
masing-masing biji yaitu biji satu 8,0 cm, biji dua 6,8 cm, biji
tiga 5,0 cm, biji empat 3,0cm dan biji lima 0,5 cm. Rata-rata
tinggi kecambah hari kelima yaitu 4,66 cm. Dengan hasil ini, biji
jagung satu, dua, tiga, empat, dan lima memiliki rata-rata tinggi
berturut-turut yaitu 2,4 cm; 1,86 cm; 1,3 cm; 0,7 cm; 0,1 cm.
Rata-rata total tinggi kecambah yaitu 1,272 cm.
2. PembahasanPerkecambahan adalah proses awal pertumbuhan
individu baru pada tanaman yang diawali dengan munculnya tanaman
kecil (plantula) dalam biji.Perlakuan penyimpanan dilakukan dalam
tiga suhu, yaitua. Suhu Minimum/Suhu KulkasSuhu minimum adalah suhu
terendah yang memungkinkan tumbuhan mampu bertahan hidup. Perlakuan
penyimpanan pada suhu minimum dilakukan dalam suhu kulkas.
Berdasarkan grafik pertumbuhan kecambah pada suhu minimum, biji
jagung tidak berkecambah. Radikula dan plumula tidak muncul pada
hari 1-5. Hasil ini sesuai dengan dasar teori bahwa Absorbsi unsur
hara dan air terganggu karena air akan membeku pada suhu di bawah
minimum.. Pada lingkungan yang tidak memungkinkan untuk tumbuh
(dalam hal ini, suhu yang terlalu dingin), tumbuhan akan mengalami
dormansi. Dormansi adalah keadaan biji yang tidak dapat berkecambah
karena keadaan lingkungan yang tidak sesuai.
b. Suhu Optimum/Suhu Ruang TerbukaSuhu optimum adalah suhu yang
paling baik untuk pertumbuhan tanaman secara ideal. Perlakuan
penyimpanan pada suhu optimum dilakukan dalam suhu kamar atau suhu
ruang.
Berdasarkan grafik pertumbuhan kecambah pada suhu optimum, lima
biji jagung yang menjadi variabel pada pengamatan mengalami
perkecambahan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa biji jagung pada
suhu optimum perkecambahan tidak optimal. Padahal menurut dasar
teori, pada suhu optimum, tanaman akan berjalan baik dari segi
morfologi maupun fisiologinya. Pengamatan kali ini, suhu optimum
menggunakan ruang terbuka. Banyak faktor dalam ruang terbuka yang
dapat mempengaruhi perkecambahan biji jagung selain suhu. Hal ini
membuat hasil pengamatan tidak valid.
c. Suhu Maksimum/Suhu Ruang TertutupSuhu maksimum adalah suhu
tertinggi yang memungkinkan tumbuhan mampu bertahan hidup.
Perlakuan penyimpanan pada suhu maksimum dilakukan dalam ruang
tertutup.
Berdasarkan grafik pertumbuhan kecambah pada suhu maksimum, lima
biji jagung yang menjadi variabel pada pengamatan mengalami
perkecambahan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa biji jagung pada
suhu maksimum perkecambahan berjalan optimal. Perlakuan biji jagung
pada suhu maksimum dilakukan dalam suhu ruang tertutup. Keoptimalan
perkecambahan biji jagung terjadi karena faktor-faktor yang yang
terdapat dalam ruang tertutup selain suhu yang dapat mempengaruhi
perkecambahan. Pada suhu maksimum, proses respirasi dan absorbsi
air tinggi sehingga terjadi denaturasi dan tanaman menjadi layu
karena suhu yang tinggi. Namun, hasil perkecambahan biji jagung
dalam ruang tertutup berjalan optimal, keadaan ini dapat terjadi
karena suhu pada beberapa tumbuhan memiliki suhu yang berbeda.
Faktor-faktor yang ada dalam ruang tertutup juga mempengaruhi
proses perkecambahan biji jagung.
Grafik hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
rata-rata tinggi pada proses perkecambahan biji jagung. Pada suhu
kulkas, biji jagung tidak berkecambah. Pada suhu ruang terbuka,
biji jagung berkecambah tetapi tidak optimal. Sedangkan pada suhu
ruang tertutup, perkecambahan biji jagung berjalan optimal.
Perlakuan penyimpanan pada perkecambahan biji jagung dalam
pengamatan ini, berpengaruh pada hasil akhir perkecambahan. Suhu
yang menjadi variabel bebas, terkendala oleh faktor-faktor lain
yang mempengaruhi perkecambahan biji jagung.
PERTANYAAN1. Apa yang dimaksud dengan variabel bebas dan
sebutkan variabel bebas dalam percobaan Pengaruh Suhu terhadap
Perkecambahan Biji Jagung (Zea mays) !Variabel bebas adalah
variabel yang salah satu faktornya dibuat berbeda untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap variabel terikat.Variabel bebas dalam
percobaan Pengaruh Suhu terhadap Perkecambahan Biji Jagung (Zea
mays) yaitu Suhu.2. Apa yang dimaksud dengan variabel terikat dan
sebutkan variabel terikat dalam percobaan Pengaruh Suhu terhadap
Perkecambahan Biji Jagung (Zea mays) !Variabel terikat adalah
faktor yang muncul akibat adanya variabel bebas.Variabel terikat
dalam percobaan Pengaruh Suhu terhadap Perkecambahan Biji Jagung
(Zea mays) yaitu Perkecambahan biji jagung (tinggi kecambah). 3.
Apa yang dimaksud dengan variabel kontrol dan sebutkan variabel
kontrol dalam percobaan Pengaruh Suhu terhadap Perkecambahan Biji
Jagung (Zea mays) !Variabel kontrol adalah Faktor-faktor yang
dibuat sama/ variabel yang sengaja dibuat sama (dikontrol supaya
sama).Variabel kontrol dalam percobaan Pengaruh Suhu terhadap
Perkecambahan Biji Jagung (Zea mays) yaitu a. Jumlah biji jagung
pada setiap gelasb. Media tanam (Kapas)c. Kadar aird. Kelembaban
media tanam
4. Sebutkan ciri-ciri biji yang layak dalam percobaan Pengaruh
Suhu terhadap Perkecambahan Biji Jagung (Zea mays) !Perkecambahan
benih dapat dipengaruhi oleh faktor dalam yang meliputi tingkat
kemasakan biji, ukuran biji , dormansi, dan penghambat
perkecambahan. (Sutopo,1993).a. Biji terendamBiji jagung yang
terendam merupakan biji yang berkualitas dan layak untuk ditanam.b.
Tingkat kemasakan biji Biji yang dipanen sebelum mencapai tingkat
kemasakan belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan
pembentukan embrio belum sempurna.c. Ukuran bijiUkuran biji
berhubungan dengan kandungan protein pada biji. Semakin besar atau
berat ukuran biji maka kandungan protein juga semakin meningkat.
Hal ini akan berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan d. Biji
tidak busukBiji yang busuk dimungkinkan bahwa embrio dalam biji
mati.e. Benih/ Biji tidak rusakKulit biji tidak retak, mengelupas
dan tidak pecah.f. Biji tidak terlalu kerasKekerasan atau kekedapan
kulit biji dapat menyebabkan biji tidak dapat menyerap air
H. KesimpulanDari hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat
ditarik kesimpulan bahwa penyimpanan pada suhu maksimum (ruang
tertutup) merupakan suhu yang baik bagi perkecambahan jagung. Hasil
pengamatan ini, tidak sesuai dengan dasar teori yang menyatakan
bahwa suhu optimum merupakan suhu yang paling baik bagi pertumbuhan
tanaman.
LAMPIRAN
1. Suhu Kulkas (Suhu Minimum)
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke- 3
Hari ke-4Hari ke-5
2. Suhu Ruang Terbuka (Suhu Optimum)
Hari ke-1 Harike- 2 Hari ke- 3
Hari ke-4 Hari ke- 5
3. Suhu Ruang Tertutup (Suhu Maksimum)
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3
Hari ke-4 Hari ke- 5