LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI BEDORO 3 SAMBUNGMACAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Oleh : CHRISTINA SUPARTINAH NIM X8806503 PROGRAM PJJ S-1 PGSD JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA DESEMBER, 2009
45
Embed
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS …... · Biaya yang diperlukan: - iii Surakarta, ... B. Penelitian yang Relevan ... kritis analisis dan untuk mencari serta menggunakan sumber
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
4. Lama Penelitian 6 Bulan/dari bulan Juli 2009 sampai
dengan Desember 2009
5. Biaya yang diperlukan:
-
iii
Surakarta, Desember 2009 Mengetahui Peneliti Supervisor Sutarti, S.Pd Christina Supartinah NIP 19600521 197911 2 003 NIM X8806503
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Penerapan Metode Problem
Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Bedoro 3 Sambungmacan
Tahun Pelajaran 2009/2010”
Surakarta, Desember 2009 Mengetahui Supervisor Dosen Pembibing Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd Sutarti, S.Pd NIP 19561009 198012 1 001 NIP 19600521 197911 2 003
v
ABSTRAK
Christina Supartinah 2009. Penelitian Tindakan Kelas Penerapan Metode
Problem Base Learning untuk meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas V SD Negeri Bedoro 3 Kec. Sambungmacan Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dengan menggunakan langkah-langkah menyusun rencana, mengadakan tindakan, melakukan observasi, serta mengerjakan refleksi.Tehnik sampling penelitian ini adalah studi populasi dengan alasan bahwa semua populasi yang ada dijadikan sampel tanpa menyeleksi informan. Sebagai sampel adalah siswa kelas V SD Negeri Bedoro 3 Kec. Sambungmacan Kab. Sragen, Tahun Pelajaran 2009/2010. Yang berjumlah 22 siswa. Tehnik pengumpulan data dengan wawancara, observasi langsung dan hasil nilai tes. Analisis data adalah deskriptif kwalitatif. Hasil Penelitian Tindakan Kelas adalah (1)Pelaksanaan penerapan Metode Problem Base Learning (PBL) untuk meningkatakan kemampuan pemecahan masalah Matematika siswa kelas 5 SD Negeri Bedoro 3, Kec. Sambungmacan, Kab. Sragen Tahun pelajaran 2009/2010. Hal ini didukung dengan hasil nilai rata-rata pre tes pada siklus I sebesar 65 pada siklus II sebesar 72 sedang hasil nilai rata-rata pos tes siklus I sebesar 75 dan siklus II sebesar 78. KKM pada siklus I, 66 % sedang pada siklus II, 100 %. (2)Metode Problem Base Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika khususnya soal cerita.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat,
taufik, dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitikan
Tindakan Kelas (PTK) ini dengan lancar dan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan Usulan Penelitian Tindakan Kelas ini penulis
mendapatkan bantuan serta bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan
Penelitian Tindakan Kelas.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan kemudahan dalam
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas;
3. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program PJJ S-1 PGSD yang
selalu memberikan petunjuk dan arahan serta sabagai Dosen Pembimbing
yang telah berkenan mengorbankan segala tenaga dan waktu guna
memberikan bimbingan dan arahan selama penulis menyusun Usulan PTK.
4. Sutarti, S.Pd selaku Kepala SDN Bedoro 3 Kec. Sambungmacan Kab. Sragen
yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
5. Bapak/Ibu Guru dan Penjaga SDN Bedoro 3 Kec. Sambungmacan Kab.
Sragen yang telah memberikan kemudahan, masukan, bimbingan, dan arahan
selama penulis menyusun Usulan PTK.
6. Segenap sahabat, handai taulan, dan semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan kerjasama kepada penulis demi terselesaikannya Usulan PTK
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan PTK ini masih banyak
kekurangannnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan. Semoga Usulan PTK ini bermanfaat bagi dunia
pendidikan.
Surakarta, Desember 2009
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya ......................................... 2
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ................................................................................. 5
B. Penelitian yang Relevan ............................................................... 8
C. Kerangka Pikir ............................................................................. 8
D. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 9
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 10
B. Subyek penelitian ......................................................................... 10
C. Prosedur penelitian ...................................................................... 11
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................ 17
B. Pembahasan ................................................................................. 17
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 33
B. Saran ............................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 35
viii
DAFTAR TABEL
No Nama Uraian Hal Ket
1 Tabel IV.1 Hasil Nilai Siklus 1 24
2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Past Test siklus I
25
3 Tabel IV.3 Hasil Nilai Siklus 2 30
4 Tabel IV.4 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Past Test siklus II
31
ix
DAFTAR GAMBAR
No Nama Uraian Hal Ket
1 Gambar II. 1 Kerangka Pemikiran 9
2 Gambar III. 2 Siklus I & 2 16
3 Gambar IV. 3 Grafik Siklus I & 2 32
x
LAMPIRAN
No Nama Uraian Hal Ket
1 Lampiran A Perangkat Pembelajaran 36
2 Lampiran B Instrumen Penelitian 54
3 Lampiran C Personalia Penelitian 66
4 Lampiran D Curriculum Vitae Peneliti 67
5 Lampiran E Data Penelitian 68
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar dalam kurikulum
2006 (DEPDIBUD 2006:9.6) adalah “agar siswa dapat menggunakan
Matematika dan pola pikir Matematika dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan secara logis, rasional, kritis,
cermat, jujur dan efektif”. Sehingga pengetahuan pola pikir, sikap dan
keterampilan yang diperoleh dari belajar Matematika diharapkan mampu
membantu siswa dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi. Matematika
dijadikan salah satu bidang studi yang penting, hal ini ditunjukkan dalam
banyaknya jam Matematika di Sekolah Dasar.
Namun kenyataan di lapangan pada saat ini Matematika merupakan:
(1) Salah satu pelajaran yang tidak disenangi sebagian siswa kelas V SD
Negeri Bedoro 3 sehingga Matematika dianggap pelajaran yang sulit dan
rumit. (2) Kemampuan memecahkan masalah sangat rendah sehingga timbul
kejenuhan dan sulit menganalisis soal cerita. (3) Pemilihan metode yang
kurang relevan sehingga minat belajar Matematika rendah. (4) Kurangnya
Pembiasaan motivasi belajar Matematika terhadap anak sehingga
pembelajaran kurang bermakna.
Pembelajaran Matematika akan dapat memberikan pengalaman yang
bermakna bagi siswa kelas V SD Negeri Bedoro 3 dalam proses belajar, bila
siswa memahami berbagai konsep untuk memecahkan masalah melalui
pembelajaran langsung dan terstruktur. Untuk itu menjadi tanggung jawab
guru untuk menerapkan metode problem based learning sebagai metode
pemecahan masalah agar memudahkan siswa dalam belajar Matematika dan
pembelajaran lebih bermakna. Akibatnya prestasi belajar kelas V SD Negeri
Bedoro 3 rendah dari mata pelajaran lainnya.
Bertolak dari kenyataan di atas maka dapat dikatakan salah satu
rendahnya kemampuan pemecahan masalah dalam Matematika adalah
xii
pemilihan metode yang kurang memeberikan pemberdayaan dari
kompentensi siswa dan karakteristik bidang itu sendiri. Kegiatan pembelajaran
lebih berpusat pada guru sehingga pembelajaran belum optimal. Salah satu
bidang garapan pembelajaran Matematika proses menggunakan operasi dasar
perkalian dan pembagian. Ketrampilan ini harus ditingkatkan melalui latihan.
Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memilih strategi yang
efektif dan efisien. Sudjana (2001:8), menjelaskan bahwa pembelajaran
hendaknya diupayakan oleh pendidik secara sistimatis untuk menciptakan
kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar mengajar. Metode
menurut Moelyono (1990:580), adalah cara kerja yang konsisten untuk
memudahkan melaksanakan suatu kegiatan guna untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Metode PBL adalah metode yang mempunyai peluang untuk
membangun kecakapan hidup life skill siswa. Siswa terbiasa mengatur dirinya
sendiri untuk berfikir metakognitif/reflektif pemikiran dan tindakan. Metode
PBL juga memepunyai manfaat untuk siswa akan meningkatkan kecakapan
pemecahan masalah lebih mudah mengingat, meningkatkan pemahaman,
membangun jiwa kepemimpinan serta kerjasama.
Metode pembelajaran yang diharapkan adalah pembelajaran yang
terjadi adanya proses terjadinya kolaboratif perspektif menyusun pengetahuan
dengan membangun penalaran yang telah dimiliki selain itu PBL menekankan
formulasi permasalahan. Karena permasalahan adalah kunci keberhasilan
metode PBL. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mangadakan penelitian
tentang PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMETIKA SISWA KELAS V SD NEGERI BEDORO 3
SAMBUNGMACAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010.
B. Perumusan Masalah dan Pemecahannya
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat diuraikan
rumusan masalah sebagai berikut
xiii
1. Apakah penerapan metode problem based learning dapat untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam Metemetika siswa
kelas V SD Negeri Bedoro 3 Sambungmacan Tahun Pelajaran 2009 /
2010?
2. Bagaimana penggunaan metode PBL yang efisien untuk meningkatkan
pemecahan masalah Matematika siswa kelas V SD Negeri Bedoro 3 ?
Pemecahan masalah.
Berdasarkan teori PBL dan pemecahan masalah yang terjadi dalam
permasalahan kelas V SDN Bedoro 3 Tahun Pelajaran 2009/2010 perlu
diselesaikan melalui tindakan guru (1) Berupa penerapan metode PBL
untuk pemecahan masalah pada mata pelajaran Matematika.
(2)Penggunaan metode PBL yang efisien dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah Matematika kelas V.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk:
1. Membuktikan bahwa penerapan metode Problem Based Learning dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam metemetika
siswa kelas V SD Negeri Bedoro 3 Sambungmacan Tahun Pelajaran
2009 / 2010.
2. Membuktikan penggunaan metode Problem Based Learning secara
efisien dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
Matematika kelas V SD Negeri Bedoro 3.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat:
1. Bagi Siswa
Menolong siswa untuk lebih berminat dalam belajar Matematika dalam
memecahkan masalah sehingga akan tercapai hasil belajar yang
maksimal.
xiv
2. Bagi Guru
Menggunakan metode Problem Based Learning secara benar sebagai
tindakan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
3. Bagi Sekolah
Dapat mengembangkan kegiatan pemecahan masalah sesuai dengan
kondisi sekolah.
xv
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Problem Based Learning http://jurnaljpi.files.wordpress.com/
2007/09/04-sudarman.pdf
Problem Based Learning adalah suatu metode intruksional yang
menantang siswa agar belajar untuk belajar bekerja sama dalam
kelompok untuk mencari solusi (pemecahannya). Masalah dikaitkan
dengan keingintahuan serta kemampuan analisis siswa untuk berpikir
kritis analisis dan untuk mencari serta menggunakan sumber
pembelajaraan yang sesuai. Proses pembelajaran Problem Based
Learning ini menggunakan pendekatan yang sistematis untuk
memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan
dalam kerier dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Problem Based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta
didik untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemcahan
masalah, serta memperoleh pengetahuan konsep yang esensial.
Landasan teori Problem Based Learning adalah kolaboratif yang
berpendapat bahwa siswa akan menyusun pengetahuan dengan cara
membangun penalaran dari semua pengetahuan yang sudah dimiliki.
Problem Based Learning memiliki gagasan pembelajaran dapat dicapai
jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada permasalahan otentik. Menurut
KOLB (1976), pembelajaran akan efektif apabila dimulai dengan
pengalaman yang kongkrit. Pertanyaan, pengalaman, formulasi serta
penyusunan konsep tentang permasalahan yang mereka ciptakan sendiri
merupakan dasar pembelajaran.
Aspek penting dalam Problem Based Learning adalah bahwa
pembelajaran dimulai dengan permasalahan dan permasalahan akan
menentukan arah pembelajaran kelompok. Dengan tumpuan
xvi
permasalahan, siswa didorong untuk mencari informasi untuk
memecahakan permasalahan serta kecenderungan eksplorasi yang telah
dimilikinya kemudian mengembangkan sesuai dengan kemampuannya.
Hal tersebut dapat merupakan pembelajaran seumur hidup, karena
keterampilan dapat di transfer ke sejumlah topik pembelajaran lainnya.
Dengan Problem Based Learning yang memfokuskan pada permasalahan
yang mampu membangkitkan pengalaman pembelajaran maka siswa
dapat mencapai pembelajaran yang diinginkan.
2. Kemampuan memecahkan masalah.
Menurut Irmina umi Purwanti (2002) Kemampuan adalah suatu bentuk
pengertian yang sedang dibicarakan seseorang dapat dikatakan
kemampuan memahami, ia dapat menjelaskan suatu situasi, menafsirkan
grafis, mengubah hukum ke dalam persamaan matematis, mengubah
persaman matematis ke dalam suatu kalimat dan menafsirkan tabel.
Sedang menurut Slameto (1998) Kemampuan adalah kecakapan yang
terdiri dari kecakapan menghadapi, menyesuaikan diri secara cepat dan
efektif, relevan dengan mempelajari dengan cepat.
Chaplin (1989:1) berpendapat bahwa kemampuan (ability) merupakan
daya kekuatan untuk melakukan sesuatu perbuatan. Kemampuan
merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan
atau praktik. Kemampuan menunjukkan suatu kegiatan yang dapat
dilakukan sekarang, sedang aptitude menunjukkan adanya latihan atau
pendidikan sebelum suatu perbuatan dapat dilakukan pada waktu
mendatang. Kapasitas menyangkut suatu kemampuan yang sepenuhnya
bisa dikembangkan dimasa mendatang asal disertai pengkondisian secara
optimal.
Pada dasarnya kompentensi adalah kemampuan yang mencakup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terdapat pada semua orang.
Untuk itu kemampuan dapat dikembangkan melalui beberapa aspek.
Aspek dari dalam diri sendiri dan aspek dari lingkungan serta adanya
pembiasaan latihan secara terus menerus dan berusaha sekuat tenaga dan
xvii
pikiran sehingga kemampuan itu dapat berkembang dengan optimal.
Kemampuan pada seseorang sangatlah berbeda-beda ada yang condong
ke akademik ada yang condong ke keterampilan (skill) maka dengan
adanya perbedaan itu masing-masing individu, tingkat kemampuan akan
berbeda-beda.
3. Prosedur proses Problem Based Learning
Proses Problem Based Learning dapat dijalankan apabila pengajar siap
dengan perangkat yang diperlukan (masalah, pelengkap lainnya) untuk
membentuk kelompok-kelompok kecil. Ada tujuh langkah yang
diterapkan, yaitu:
a. Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas.
b. Merumuskan masalah.
c. Menganalisis masalah.
d. Menata gagasan siswa secara sistematis, menganalisanya lebih
dalam.
e. Menformulasikan tujuan pembelajaran.
f. Mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan
membuat laporan (individu/sub kelompok).
4. Pendekatan Pembelajaran Matematika
Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam proses belajar
Matematika. Pendekatan ini bersifat perkembangan yaitu, suatu
pembelajaran yang menekankan pada pengukuran kesiapan belajar siswa,
penyediaan, pengalaman dasar dan keterampilan. Pendekatan banyak
dipengaruhi oleh teori perkembangan Pieget, maka guru harus
menyesuaikan bahan pembelajaran dengan tahap perkembangan anak.
Teori ini menjelasakan perlunya pengajaran Matematika dimulai dengan
peristiwa konkrit menuju ke abstrak. Pendekatan pemecahan masalah
yaitu, pendeketan yang menekankan pada pembelejaran untuk berpikir
tentang memecahkan masalah dan penyelesaian informasi Matematika
khususnya soal cerita, siswa harus melakukan analisis dan interpretasi
informasi sebagai landasan untuk menentukan pilihan kepuasan.
xviii
B. Penelitian yang relevan
Menurut KOLB (1976), pembelajaran akan efektif apabila dimulai
dengan pengalaman yang kongkrit. Pertanyaan, pengalaman, formulasi serta
penyusunan konsep tentang permasalahan yang mereka ciptakan sendiri
merupakan dasar pembelajaran.
Aspek penting dalam Problem Based Learning adalah bahwa
pembelajaran dimulai dengan permasalahan dan permasalahan akan
menentukan arah pembelajaran kelompok. Dengan tumpuan permasalahan,
siswa didorong untuk mencari informasi untuk memecahakan permasalahan
serta kecenderungan eksplorasi yang telah dimilikinya kemudian
mengembangkan sesuai dengan kemampuannya..
C. Kerangka berfikir
Kemampuan memecahkan masalah Matematika merupakan usaha
kegiatan yang di capai siswa dalam periode tertentu dari belajar mata pelajaran
Matematika. Manusia menggunakan Matematika biasanya berhubungan
dengan kuantitatif dan keruangan yang memudahkan manusia dalam
memecahkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang menakutkan
yang tidak disenangi oleh sebagian besar siswa, sehingga kemampuan
memecahkan masalah Matematika cenderung rendah. Oleh karena dicarikan
suatu upaya meningkatkan cara memecahkan masalah dengan mudah dan
optimal.
Suatu upaya yang dilakukan guru adalah melalui metode Problem
Based Learning. Guru dalam memberikan tugas didiskusikan untuk
dipecahkan bersama dengan memformulasikan pengalaman yang meraka
punyai. Sehingga dapat menemukan apa yang meraka cari dengan maksimal.
Sehingga Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah Matematika.
Supaya penelitian ini tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan,
maka peneliti memepunyai gambaran dalam skema sebagai berikut di bawah
ini.
xix
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiriran di atas maka peneliti
dapat mengajukan hipotesis tindakan bahwa penerapan Problem Based
Learning dapat untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
Matematika siswa kelas V SDN Bedoro 3, Kecamatan Sambungmacan,
Kabupaten Sragen, Tahun Pelajaran 2009/2010.
KONDISI AWAL
TINDAKAN
KONDISI AKHIR
Sebelum Pembelajaran Matematika Guru belum menggunakan Metode PBL · Kemampuan memecahkan masalah
rendah · Motivasi terhadap Matematika kurang
· Pembelajaran kurang menyenangkan
Dalam Pembelajaran Guru menggunakan Metode PBL
Setelah Pembelajaran Matematika dengan menggunkan metode PBL · Siswa Antusias terhadap pembelajaran
Matematika · Murid dapat meningkatkan memecahkan
masalah dengan baik · Pembelajaran dapat menyenangkan
xx
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian.
1. Tempat penelitian.
Penelitian dilakukan di SD Negeri Bedoro 3 Kecamatan Sambungmacan,
Kabupaten Sragen, karena:
a. SD Negeri Bedoro 3 kelas V belum pernah dijadikan tempat penelitian.
b. Pada tahun 2009/2010 dalam pembelajaran guru belum pernah
menggunakan metode PBL dalam pemecahan masalah Matematika.
2. Waktu penelitian.
Waktu pelaksanaan penelitian selama 6 bulan yaitu mulai bulan Juli
sampai bulan Desember 2009.
B. Subyek Penelitian.
Subyek penelitian dan Obyek Penelitian. Subyek penelitian adalah siswa
kelas V jumlah siswa 22, L: 11, P:11 SD Negeri Bedoro 3 Kec.
Sambungmacan, Kab. Sragen. Obyek penelitian adalah penerapan metode
Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah Matematika.
1. Sumber data.
Sumber data diperoleh dari data yang paling penting untuk dikumpulkan
dan dikaji dalam penelitian ini,sebagian besar data kualitatif pengumpulan
nya waktu diperoleh dari berbagai sumber
a. Nara sumber terdiri dari guru dan siswa kelas V.
b. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran.
c. Tes hasil belajar.
2. Tekhnik pengumpulan data.
Sesuai bentuk dan sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian
tindakan kelas ini, maka tehnik penelitian data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
xxi
a. Wawancara.
Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru
terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode PBL.
b. Observasi.
Digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa dan guru selama proses
pembelajaran. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar
observasi.
c. Tes tertulis.
d. Tes tertulis digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa.
Bentuk tes yang digunakan adalah 5 soal pemecahan masalah setiap
siklus.
3. Teknik analisis data.
Dalam penelitian tindakan kelas, teknik analisis data yang digunakan
adalah tehnik deskriptif. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel
dan diagaram.
4. Indikator kinerja
Untuk mengetahui keberhasilan penelitian tindakan kelas peneliti
menetapkan indikator kinerja:
a. Rata-rata nilai hasil belajar pemecahan masalah diatas rata rata KKM
66.
b. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM harus 70 %.
C. Prosedur penelitian.
Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan rencana penelitian akan ditempuh dalam 2 siklus
yaitu siklus satu dan siklus dua. Jika dalam siklus I sudah mendekati
sempurna menurut peneliti, tidak dilaksanakan siklus beikutnya.
a. Siklus I.
1. Perencanaan.
1) Merangsang pembelajaran dengan menggunakan alat peraga.
xxii
2) Menyusun soal-soal cerita (pemecahan masalah) untuk tugas di
kelas.
3) Menyusun soal-soal pemecahan masalah untuk tugas rumah (PR).
4) Menyusun soal-soal untuk evaluasi.
5) Menyiapakan lembar evaluasi siswa.
6) Menyiapkan buku nilai.
2. Pelaksanaan Tindakan.
Pada siklus I dilaksanakan 3X Pertemuan.
1) Pertemuan pertama diisi penyampaian materi opersi perkalian dan
pembagian pada pemecahan masalah. Dalam hal ini materi
pengulangan kelas IV, selanjutnya mengerjakan latihan-latihan
pada buku panduan. Bagi siswa yang belum jelas dijelaskan
sampai detail. Kemudian tindak lanjut adalah pemberian PR
materi yang sesuai dengan yang diajarkan.
2) Pertemuan ke dua dimulai dengan pembahasan tugas-tugas (PR)
secara klasikal dengan menunjuk beberapa siswa secara
bergantian mengerjakan di papan tulis. Guru menjelaskan
beberapa contoh soal cerita dalam pemecahan masalah kepada
siswa sampai pada akhirnya siswa jelas.
3) Pertemuan ke tiga menjelaskan kembali perkalian dan pembagian
dalam soal cerita untuk memecahkan masalah dengan alat peraga
metode Problem Based Learning lengkap berserta langkah-
langkahnya.
3. Observasi atau Pengamatan
Observasi yang dilakukan meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti
pelajaran dalam proses belajar mengajar (lembar observasi).
4. Analisis dan Refleksi Data
1) Analisis data
1.1 Reduksi data
Dari pengamatan data guru dan siswa serta nilai yang didapat
dari pemberian latihan pada siswa yang hasilnya diseleksi dan
xxiii
difokuskan kearah tujuan penelitian. Data yang direduksi di
kelompokkan kedalam data siswa dan data guru.
1.1.1 Data Siswa
Data yang berhubungan dengan siswa dikelompokkan ke
dalam data pendukung. Data tersebut meliputi:
i. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas.
ii. Keaktifan siswa dalam membahas tugas.
iii. Nilai yang diperoleh siswa dalam mengerjakan
tugas.
1.1.2 Data guru
Data tentang guru dikelompokkan pada data pendukung.
Data dalam kegiatan belajar mengajar:
i. Kegiatan memberikan tugas.
ii. Kegiatan membahas tugas.
iii. Kegiatan memotivasi siswa.
1.2 Kesimpulan
Dari sajian data dapat disimpulkan apakah metode Problem
Based Learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah siswa dalam menyelesaikan soal-aosl cerita pada siswa
kelas V SDN Bedoro 3, Kec. Sambungmacan.
2) Refleksi data
Hasil analisa data dikaji dalam keberhasilan dan kegagalannya untuk
mencapai tujuan sementara. Apabila tindakan pada siklus I sudah
mendekati sempurna menurut peneliti, maka tidak dilaksanakan siklus
berikutnya.
b. Siklus II
1. Perencanaan
a) Membuat rencana pembelajaran dengan mempraktikan refleksi
siklus I.
b) Menyusun tugas-tugas di kelas.
c) Menyusun tugas-tugas di rumah (PR).
xxiv
d) Menyusun tugas-tugas evaluasi.
e) Menyusun lembar evaluasi untuk siswa.
f) Menyusun lembar evaluasi guru.
g) Menyusun buku nilai.
2. Pelaksanaan tindakan
Tindakan pada siklus II merupakan penyempurnaan dari siklus I dengan
materi yang berbeda yaitu perkalian dan pembagian pada soal cerita
dalam pemecahan masalah yang berbeda. Dalam pelaksanaan tindakan
sama seperti pada siklus I, yaitu dilaksanakan 3X Pertemuan.
Pertemuan pertama dimulai dengan peragaan perkalian pembagian
dengan soal cerita dalam pemecahan masalah, siswa secara bergantian
mengerjakan soal cerita dilanjutkan pengembangan ke dalam beberapa
soal selanjutnya diberi tugas rumah (PR).
Pertemuan ke dua membahas soal-soal tugas rumah sebagai apersepsi
awal pelajaran , memberikan pejelasan pengertian tentang pembagian
dan perkalian dalam soal cerita untuk memecahkan masalah.
Selanjutnya memberikan evaluasi.
Pertemuan ke tiga membentuk kelompok dan pelaksanan metode PBL
dalam pemecahan masalah beserta langkah-langkahnya dengan
lengkap.
3. Obsevarsi atau pengamatan
Kegiatan yang dilakukan adalah pengamatan tindakan tindakan,
perbaikan -perbaikan dengan tetap memperhatikan analisa dan refleksi
pada siklus I.
4. Analisis dan refleksi data
Dalam siklus II dilakukan sama seperti analisa data dalam siklus I
yaitu meliputi reduksi data, ringkasan data, dan penyimpulan data.
Adapun data yang dianalisa adalah data dari hasil tindakan perbaikan
pada siklus II dengan tetap memperhatikan analisa data siklus I. Seperti
pada siklus satu hasil analisa data dikaji keberhasilannya dan
xxv
kegagalannya untuk mencapai tujuan sementara serta direfleksikan
untuk melakukan tindakan selanjutnya sampai mencapai tujuan akhir.
a. Data dan cara pengambilannya.
1) Sumber data
Sumber data siswa kelas V SD Negeri Bedoro 3dari guru yang
melakukan kegiatan belajar mengajar.
2) Jenis data
a) Data hasil belajar siswa (nilai).
b) Data situasi belajar mengajar.
c) Data keterkaitan perencanaan dengan pelaksanaan tindakan
3) Cara pengambilan data
a) Data hasil belajar diambil melalui evaluasi
b) Data situasi belajar mengajar yang diambil dengan
menggunakan lembar observasi.
c) Data keterkaitan perencanaan dengan pelaksanaan tindakan
diperoleh dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.
b. Instrumen pengambilan data.
1) Rencana pembelajaran.
2) Kisi-kisi tes evaluasi.
3) Tes evaluasi.
4) Instrumen monitoring observasi siswa pada saat kegiatan
belajar mengajar.
Berdasarkan prosedur penelitian tersebut di atas, Penelitian Tindakan Kelas
yang akan dilaksanakan dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini.
xxvi
Gambar III.2 Siklus 1 & 2
xxvii
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian.
Penelitian tindakan kelas yang di laksanakan pada siswa kelas V SD
Negeri Bedoro 3 Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, Tahun
Pelajaran 2009/2010, dilakukan secara kolaboratif artinya antara peneliti,
guru, dan supervisor (kepala Sekolah), partisipasi aktif bekerja sama dalam
penelitian. Proses refleksi kegiatan antara guru dan peneliti melaksanakan
sistim saling mengisi dan memberi masukan demi penyempurnaan kegiatan
berikutnya.
Meskipun kegiatan tersebut bersifat kolaboratif, tetapi peneliti tidak
membebani guru untuk proses penentuan instrument, karena semua
dilaksanakan oleh peneliti. Guru diharapkan mengelola proses pembelajaran
sampai melakukan tindakan berkelanjutan secara pereodik. Selanjutnya untuk
mengetahui keberhasilan penelitian ini adalah, apakah penerapan metode
Problem Based Learning dalam pembelajaran Matematika dapat berfungsi
untuk mengefektifkan kegiatan pembelajaran Matemtika. Hasil pemantauan
menunjukan bahwa metode Problem Based Learning dapat berfungsi
memecahkan masalah Matematika khususnya soal cerita dengan baik.
B. Pembahasan.
1. Perencanaan Penelitian.
Pada pelaksanaan kegiatan penelitian Tindakan kelas pada siswa kelas V
SD Negeri Bedoro 3 Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten sragen,
peneliti sebelumnya megadakan wawancara dengan Kepala Sekolah dan
Guru kelas sebagai teman sejawat untuk menemukan kendala-kendala
yang kurang sesuai dengan proses pembelajaran Matematika.
Upaya untuk memeperoleh berbagai informasi, peneliti juga mengadakan
observasi baik di dalam kelas maupun di luar kelas, sehingga secara
matang dapat menentukan permasalahan dan pemecahanya. Adapun yang
xxviii
di tempuh adalah (1) Melakukan identifikasi masalah, (2) Melakukan
analisis masalah dan perumusan masalah (3) Formulasi solusi dalam
bentuk hipotesis tindakan, dan (4) melakukan kelaikan solusi.
a. Melakukan identifikasi masalah.
Awal pertemuan antara peneliti dengan guru, Kepala Sekolah
mengungkapkan gagasan yang menyangkut keberadaan pembelajaran
Matematika pada kelas V SD Negeri Bedoro 3 Kecamatan
Sambungmacan, Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2009/2010.
Temuan hasil diskusi disimpulkan bahwa kemampuan memecahkan
masalah Matematika kelas V khususnya semester I ada kekurangan
dalam pembelajaran Matematika. Setelah mengadakan observasi,
peneliti langsung mengadakan wawancara dengan Kepala Sekolah,
guru maupun siswa tentang pembelajaran Matematika yang
diharapkan. Dalam mengidentifikasi masalah kelemahan guru yang
masih secara konvensional. Dengan menggunakan metode PBL
diharapkan dapat meningkatkan pebelajaran secara utuh.
b. Melakukan analisis masalah.
Hasil identifikasi masalah menunjukkan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi kemampuan memecahkan masalah Matematika
khususnya kelas V yaitu guru, siswa sendiri, alat peraga, metode dan
lingkungan belajar siswa. Akan tetapi yang lebih dominan adalah
metode yang kurang tepat. Maka tindakan selanjutnya dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apakah yang dilakukukan guru untuk meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah Matematika kelas V.
2. Bagaimanakah langkah-langkah pelaksanaan metode Problem
Based Learning untuk meningkatkan kualitas dan keberhasilan
pembelajaran Matematika. Kaitanya dengan permasalahan
tersebut,pembelajaran Matematika ditekankan mnggunakan
metode PBL.
xxix
c. Formulasi solusi dalam tindakan hipotesis.
Memperhatikan kajian teori yang ada dan relevan dengan
permasalahan yang diobservasi peneliti, maka dalam penelitian
tindakan kelas ini dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut
”Penerapan metode Problem Based Learning dapat meningkatakan
kemampuan pemecahan masalah Matematika kelas lima SD Negeri
Bedoro 3 Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen tahun
palajran 2009/2010.
d. Analisis kelaikan solusi.
Penerapan pembelajaran Matematika setelah melakukan evaluasi
menggunakan metode PBL terhadap siswa kelas V maka peneliti
merencanakan hal-hal yang berkaitan dengan langkah menggunakan
metode PBL. Peneliti juga melakukan cara menggunakan metode PBL
yang dapat menggiring siswa menemukan konsep agar dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Implementasi Tindakan.
a. Deskripsi Data siklus I.
Pelaksanaan siklus I dilakukan sesuai gagasan guru , maka rencana
penelitian berupa prosedur kerja dalam penelitian tindakan yang
dilaksanakan di dalam kelas sebagai berikut:
1) Perencanaan
Sebelum melaksanakan siklus I, terlebih dahulu dilakukan pre tes
dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa
kelas V SD Negeri Bedoro 3 Kecamatan Sambungmacan,
Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2009/2010 telah memahami
materi pelajaran Matematika yang diajarkan oleh guru. Sedang
persiapan awal tindakan siklus I adalah sebagi berikut:
a) Keadaan awal wawancara dengan guru tentang proses
pembelajaran dalam kaitannya dengan metode PBL, sehingga
ditemukan beberapa masalah apa adanya.
xxx
b) Peneliti memepersiapkan rencana tindakan untuk
penyempurnaan melakukan tindakan.
c) Guru melaksanakan metode kegiatan PBL apa adanya di kelas,
peneliti mengadakan pengamatan.
d) Refleksi, mendiskusikan temuan guru melaksanakan
pembelajaran.
e) Rencana siklus I, tindakan I, guru melaksanakan kegiatan
metode PBL dengan berpedoman hasil diskusi yang
diterangkan dalam rencana tindakan I digunakan sebagai
landasan dalam pelaksanaan tindakan kemudian diamati dan
direfleksikan hingga terjadi tindakan berikutnya.
f) Rencana siklus II, tindakan II guru melaksanakan kegiatan
metode PBL dengan berpedoman dari hasil refleksi I dengan
melakukan perubahan untuk mengatasi kelemahan pada
metode PBL sehingga pada siklus II dapat di gunakan sebagai
pijakan untuk pembelajaran Matematika melalui metode PBL.
g) Langkah tindakan selanjutnya adalah peneliti bersama dua
guru teman sejawat berkolaborasi dan berdiskusi menyusun
rencana pembelajaran dengan standar kompentensi Penerapan
KPK dan FPB dalam pemecahan masalah soal cerita .
b. Proses Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Langkah dalam pelaksanaan siklus I memeberi penjelasan materi
pelajaran yang akan dibahas dengan menggunakan metode ceramah,
dikusi, Tanya jawab, tugas, demontrasi dan dominan metode PBL.
Pelaksanaan tindakan siklus I di mulai pada hari kamis tanggal 20
Agustus 2009.
1) Pra pendahuluan (5)
Mengkondisikan siswa dalam mengikuti pembelajaran, berdoa,
absensi, penataan kelas, persiapan alat, media pembelajaran.
2) Kegiatan awal (apersepsi 5 ).
Pre tes secara lesan/mencongak.
xxxi
3) Kegiatan inti (50)
a) Penjelasan perkalian dasar dan pembagian sebagai acuan untuk
pemecahan masalah Matematika.
b) Beberapa siswa mengerjakan perkalian dan pembagian dasar
di depan kelas .
c) Pemberian konsep pemecahan masalah serta
mengklarifikasikan konsep yang belum jelas.
d) Pembentukan kelompok kecil terdiri lima orang, tiap
kelompok mengambil LKS dalam pemecahan masalah.
e) Pemecahan masalah tiap kelompok dalam soal cerita untuk
mencari solusi yang termudah untuk mengerjakan berdasarkan
pengalaman di dalam kelas dan di luar kelas.
f) Guru memantau dan membibing kelompok yang mengalami
kesulitan.
g) Tiap kelompok untuk mempresentasikan hasilnya.
h) Siswa bersama guru membahas hasil pemecahan masalah dan
menarik kesimpulan serta tanya jawab.
i) Siswa mengerjakan evaluasi secara individu.
j) Guru menilai tiga tercepat,kemudian berikutnya sampai habis
waktu yang di tentukan.
4) Kgiatan akhir(10)
a) saran pesan penguatan materi.
b) Pemberian PR.
c) Siswa yang kurang 66 melakukan remidi/perbaikan.
d) Siswa yang lebih 66 melakukan pengayaan.
c. Proses observasi pelaksanaan siklus I
Proses observasi kegiatan belajar mengajar penelitian tindakan kelas I,
dua orang teman sejawat yang berpartisisapi melaksanakan observasi
bersama menggunakan lembar observasi. Obyek yang diobservasi
meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa selama kegiatan
xxxii
berlangsung, dan rencana di dalam kelas sebagai berikut:
1) Proses Pembelajaran
a) Perencanaan tujuan di sebutkan dengan jelas, spesifik, dapat
diukur menujukan tingkah laku siswa, serta berkaitan dengan
pengalaman siswa, sesuai dengan materi.
b) Pengembangan pelajaran menunjukkan kemajuan yang logis
dalam pemberian waktu kepada siswa berpartisipasi dengan
baik serta seluruh waktu terisi kegiatan belajar.
c) Pengetahuan, penguasaan materi pelajaran baik, tingkat
kemudahan penjabaran gagasan sangat memadai.
d) Pengelola kelas dalam belajar dengan waktu yang efektif
sehingga tanpa ada gangguan dalam pelaksanaan kedisiplinan
dapat diawasi secara menyeluruh.
e) Hubungan siswa dengan guru ada komunikasi timbal balik
siswa aktif kreatif.
f) Hubungan antar siswa dalam keterlibatan tugas dari guru baik
saling shering.
g) Hasil belajar siswa baik karena sudah relevan dengan tujuan.
2) Keaktifan dalam diskusi kelompok.
Keaktifan kegiatan diskusi kelompok untuk memecahkan masalah
dalam penelitian tindakan kelas di kelas V SD Negeri Bedoro 3
Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen tahun pelajaran
2009/2010 diikuti 22 siswa terdiri 11 siswa laki-laki, 11 siswa
perempuan. Dibagi menjadi empat kelompok. Hasil pengamatan
baik tapi masih didominir yang pandai yang lain aktif jadi
pengikut. Cara mengungkapkan agak ragu karena kurang ada
keberanian. Masih kurang serius cara berbicara sambil tertawa.
3) Keaktifan dalam kelas.
Aspek dalam kegiatan pengamatan dalam kelas secara
keseluruhan menujukkan semua siswa terpusat pada guru.
xxxiii
Keberanian dalam mejawab pertanyaan dan bertanya kurang
berani, dilihat dari respon yang kurang diberi pertanyaan harus
ditunjuk oleh guru. Dalam mencatat belum ada inisiatif sendiri,
ikut siswa yang pandai, mengerjakan tugas baik, sangat serius.
d. Refleksi.
1. Proses.
Hasil dalam proses pembelajaran mulai dari penyususnan rencana
pembelajaran sampai pelaksanaan evaluai, ada beberapa hal yang
perlu diperbaiki untuk peningkatan selanjutnya.
Guru dalam memeberikan materi pelajaran harus memakai alat
peraga yang konkrit agar dapat cepat memahami. Perhatian guru
diharapkan dapat menyeluruh dengan memeberi umpan balik yang
bervariasi. Pada saat melakukan diskusi guru hendaknya
memberikan dorongan supaya siswa aktif , berani mengemukakan
pendapatnya, secara tertib menanggapi permasalahan yang ada,
guru memancing agar siswa merespon positif.
2. Hasil.
Kegiatan akhir pembelajaran mengerjakan soal pre tes dan pos tes
dengan hasil di bawah ini:
xxxiv
Tabel IV. 1: Hasil Nilai Siklus 1
xxxv
Tabel IV.2: Rekapitulasi Data Nilai Pre tes dan Postes siklus I