1 BAB. 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Blitar merupakan salah satu kota yang terkenal dengan sektor pertaniannya. Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar. Propinsi Jawa Timur. Desa Jeblog terletak pada ketinggian + 350 diatas permukaan laut, terletak di sebelah selatan dari Pusat Kecamatan Talun dengan jarak + 5 Km. Luas Desa Jeblog sekitar 243.530 Ha. Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar dihubungkan dengan jalan yang relatif mudah dijangkau, yang sebagaian besar jalan sudah berupa jalan aspal. Untuk menuju Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar dapat dengan menggunakan kendaraan pribadi atau umum. Sebagian besar penduduk di Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar ini bermatapencaharian sebagai petani dan buruh tani, para petani di Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar yang memiliki lahan pertanian sebagian besar mereka memiliki lahan luasnya sekitar 350 m 2 . Penduduk Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar sebagian besar bermatapencaharian di sektor pertanian dikarenakan salah satu penyebabnya karena kondisi lahan dan suhu yang mendukung Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar digunakan untuk pertanian. Pada musim hujan sebagian besar komoditas yang
99
Embed
LAPORAN PENELITIAN SOSDES DESA JEBLOG, KOTA BLITAR
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB. 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Blitar merupakan salah satu kota yang terkenal dengan sektor
pertaniannya. Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar merupakan salah
satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar. Propinsi
Jawa Timur. Desa Jeblog terletak pada ketinggian + 350 diatas permukaan laut,
terletak di sebelah selatan dari Pusat Kecamatan Talun dengan jarak + 5
Km. Luas Desa Jeblog sekitar 243.530 Ha. Desa Jeblog, Kecamatan Talun,
Kabupaten Blitar dihubungkan dengan jalan yang relatif mudah dijangkau, yang
sebagaian besar jalan sudah berupa jalan aspal. Untuk menuju Desa Jeblog,
Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar dapat dengan menggunakan kendaraan
pribadi atau umum.
Sebagian besar penduduk di Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten
Blitar ini bermatapencaharian sebagai petani dan buruh tani, para petani di Desa
Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar yang memiliki lahan pertanian
sebagian besar mereka memiliki lahan luasnya sekitar 350 m2. Penduduk Desa
Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar sebagian besar bermatapencaharian
di sektor pertanian dikarenakan salah satu penyebabnya karena kondisi lahan
dan suhu yang mendukung Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar
digunakan untuk pertanian. Pada musim hujan sebagian besar komoditas yang
2
ditanam adalah padi, sedangkan pada musim kemarau sebagian besar komoditas
yang ditanam adalah jagung dana cabai.
Dilihat dari kondisi di lokasi kuliah lapangan di Desa Jeblog, Kecamatan
Talun, Kabupaten Blitar, terdapat lahan pertanian yang cukup digunakan untuk
mata pencaharian bertani di desa tersebut, hampir sekitar 2.515 Ha merupakan
lahan pertanian. Hal itu dilakukan untuk menunjang serta memenuhi kebutuhan
subsistensi keluarganya. Semakin sempitnya lahan pertanian menyebabkan
mereka harus lebih bekerja keras agar kebutuhan subsistensi mereka masih tetap
bisa terpenuhi. Menurut mereka mata pencaharian sebagai petani maupun buruh
tani saat ini penghasilan yang mereka terima tidak bisa dipastikan, hal ini
dikarenakan sistem pertanian mereka masih banyak yang hanya bergantung pada
alam, apalagi musim sekarang tidak bisa diprediksi. Jadi jika suhu alam bagus
maka penghasilan yang mereka peroleh dapat dikatakan cukup untuk digunakan
membiayai kebutuhan subsistensi mereka.
Jika pada saat musimnya bagus serta musimnya mendukung, maka petani
miskin yang memiliki lahan sekitar 350 m2 dalam satu kali panen dalam jangka
waktu (4 bulan sekali) penghasilan yang mereka peroleh Rp 3 juta, sehingga
penghasilan perbulan sekitar Rp 750.000. Sedangkan jika musimnya buruk
peluang terjadinya gagal panen komoditas yang mereka tanami semakin luas,
sehingga sering penghasilan yang mereka peroleh dibawah hasil yang diperoleh
pada saat musimnya bagus.
3
Sedangkan penduduk Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar
yang bermatapencaharian sebagai buruh tani, jika musimnya bagus penghasilan
yang mereka peroleh dalam sehari sekitar Rp 30.000, akan tetapi penghasilan
tersebut tidak pasti karena tidak setiap hari mereka dapat bekerja sebagai buruh
tani. Mereka hanya bekerja ketika pada saat ada pemilik lahan yang meminta dia
bekerja sebagai buruh tani. Apalagi pada saat musimnya buruk penghasilan yang
mereka peroleh dibawah hasil yang diperoleh pada saat musimnya bagus.
Dengan adanya musim yang tidak bisa diprediksi, maka mengharuskan
para petani dengan lahan sempit dan buruh tani harus bekerja lebih keras. Dan
agar tetap bisa memenuhi kebutuhan subsistensi mereka, berbagai strategi yeng
mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan subsistensi, seperti dengan cara
memanfaatkan relasi atau hubungan sosial berupa meminta bantuan patron,
keluarga, teman, tetangga serta kepada lembaga pemberi modal. Ada juga dari
mereka yang mencari penghasilan tambahan di luar sektor pertanian berupa,
mereka berjualanan kecil-kecilan, bekerja sebagai tukang bangunan, bahkan ada
yang memilih bekerja ke luar kota supaya kebutuhan subsistensi keluarga
mereka tetap bisa terpenuhi. Bahkan ada juga dari mereka yang menggunakan
strategi mengikat sabuk lebih kencang, mereka lebih memilik untuk mengurangi
intensitas konsumsi mereka, normalnya dalam sehari makan 3 kali, akan tetapi
mereka makan 2 kali dalam sehari, dan mengurangi kualitas makanan yang
dikonsumsi.
4
Begitu banyak usaha atau strategi yang petani miskin (petani berlahan
sempit dan buruh tani) lakukan meskipun mereka harus lebih bekerja keras.
Tetapi hal tersebut bukan masalah bagi mereka karena menurut mereka memang
sewajibnya mereka melakukan usaha seperti itu agar kebutuhan subsistensi
keluarga mereka masih tetap bisa terpenuhi. Apapun yang mereka bisa lakukan
untuk mempertahankan kebutuhan subsistensi keluarganya tersebut pasti akan
mereka lakukan meskipun harus bekerja lebih berat.
Dari fenomena yang ada di Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten
Blitar, Propinsi Jawa Timur ini, hal yang menarik yang berhubungan dengan
kehidupan petani miskin (petani berlahan sempit dan buruh tani), seperti
berbagai strategi yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan subsistensi hingga
dampak yang ditimbulkan dari pemilihan strategi tsubsistensi tersebut, sehingga
tim lapangan mengangkat judul permasalahan tentang ”Strategi Petani Miskin
dalam Memenuhi Kebutuhan Subsistensi di Desa Jeblog, Kecamatan Talun,
Kabupaten Blitar, Propinsi Jawa Timur” .
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka rumusan masalah
dalam kuliah lapangan ini adalah:
1. Strategi apa yang dipilih petani miskin dalam memenuhi kebutuhan
subsistensi di Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar ?
2. Bagaimana cara pemilihan strategi subsistensi petani miskin di Desa
Jeblog Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar ?
5
3. Apa alasan petani miskin dalam memilih strategi subsistensi di Desa
Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar?
4. Bagaimana kendala petani miskin dalam memilih strategi subsistensi di
Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar?
5. Bagaimana dampak pemilihan strategi terhadap pemenuhan kebutuhan
subsistensi petani miskin di Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten
Blitar ?
1.3 Tujuan Kuliah Lapangan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, adapun
tujuan dari kuliah lapangan ini adalah:
1. Mengetahui strategi-strategi yang dipilih petani miskin dalam memenuhi
kebutuhan subsistensi di Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.
2. Mengetahui cara pemilihan strategi subsistensi petani miskin di Desa
Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.
3. Mengetahui alasan yang mendasari petani miskin dalam memilih strategi
subsistensi di Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.
4. Mengetahui kendala yang dialami petani miskin dalam memilih strategi
subsistensi di Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.
5. Mengetahui dampak dari pemilihan strategi terhadap pemenuhan
kebutuhan subsistensi petani miskin di Desa Jebog, Kecamatan Talun,
Kabupaten Blitar.
6
1.4 Manfaat Kuliah Lapangan
Sadar akan pentingnya pendidikan kuliah lapangan ini bagi potensi
mahasiswa mata kuliah Sosiologi Pedesaan, program studi Sosiologi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Surabaya. Usaha-usaha ke
arah tersebut antara lain dilakukan dengan melakukan kuliah lapangan serta
pengamatan secara langsung ke lapangan oleh mahasiswa jurusan Sosiologi
mengenai strategi petani miskin dalam memenuhi kebutuhan subsistensi di Desa
Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Propinsi Jawa Timur. Manfaatnya
antara lain :
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Adapun manfaat kuliah lapangan ini bagi mahasiswa adalah:
1. Untuk mendidik mahasiswa agar dapat mengetahui secara langsung
strategi yang dilakukan petani miskin dalam memenuhi kebutuhan
subsistensi hingga dampak dari pengimplimentasian strategi tersebut
terhadap pemenuhan kebutuhan subsistensi di Desa Jeblog, Kecamatan
Talun, Kabupaten Blitar, Propinsi Jawa Timur.
2. Untuk mengembangkan wawasan dan disiplin ilmu baik secara teori
maupun praktek yang berhubungan dengan bidang Sosiologi Pedesaan
agar tidak bersifat abstraksi.
3. Untuk mengetahui dunia kuliah lapangan sesuai ilmu Sosiologi Pedesaan
yang telah diperoleh di dalam bangku perkuliahan.
7
1.4.2 Bagi Subyek Kuliah lapangan
Adapun manfaat kuliah lapangan ini bagi subyek kuliah lapangan adalah:
1. Dengan adanya pendidikan kuliah lapangan ini diharapkan dapat
memberikan informasi yang berguna bagi seluruh penduduk Desa Jeblog,
Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.
2. Agar dapat membangkitkan motivasi para petani miskin di Desa Jeblog,
pada khususnya dan umumnya pada petani miskin di desa lain.
3. Sebagai media untuk meningkatkan kerja sama hubungan yang baik
antara Universitas Airlangga dengan penduduk Desa Jeblog, Kecamatan
Talun, Kabupaten Blitar, Propinsi Jawa Timur.
1.4.3 Bagi Pihak Lain
Adapun manfaat kuliah lapangan ini bagi pihak lain adalah:
1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk pelaksanaan kuliah
lapangan yang sejenis dimasa yang akan datang.
2. Membantu memberikan informasi terhadap fenomena-fenomena yang
sejenis di masa yang akan datang dan siapa saja yang akan membacanya.
1.5 Landasan Teori
Dalam pelaksanaan kuliah lapangan ini, yang menjadi dasar dan acuan
adalah terdapat tiga buah teori sosial yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh
sosiologi terkemuka sebagai berikut:
8
1.5.1 Teori Subsistensi ” Dahulukan Selamat ”- James C. Scott
Subsistensi pada masyarakat pertanian merupakan suatu kebutuhan yang
mendasar dan bersifat untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek. Kebutuhan
subsistensi ini tidak hanya menyangkut kebutuhan pangan atau rumah tangga
saja, namun juga bisa berupa kebutuhan operasional produksi, atau kebutuhan
yang darurat seperti penanganan kesehatan. perilaku subsisten petani hanya
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sendiri, memenuhi
kebutuhan hidup paling minimal, petani tidak berfikir untuk memenuhi
kebutuhan secara komersil mereka hanya berfikir bagaimana untuk
memenuhi kebutuhan subsistennya saat ini, bahkan untuk pemenuhan
kebutuhan hidup selanjutnya, masa depan tidak pernah terpikirkan. Petani
lebih memikirkan untuk menekan sampai sekecil-kecilnya kemungkinan
untuk timbulnya suatu bencana atau resiko dari pada memaksimalkan hasil
rata-rata.
Prinsip ”dahulukan selamat: ekonomi subsistensi” bahwa petani lebih
mengutamakan menanam tanaman kebutuhan subsisten untuk dikonsumsi
sendiri, keselamatan utama keluarganya daripada mereka memperoleh
keuntungan, setiap musim bergulat dengan lapar dengan segala konsekuensi,
mempunyai pandangan yang agak berbeda tentang pengambilan resiko,
keluarga petani yang harus hidup dengan lahan-lahan yang kecil di daerah
yang terlalu padat penduduknya akan bekerja keras dan lama agar tetap bisa
mempertahankan kebutuhan subsistensinya.
9
1.5.2 Teori mekanisme Survival - James C. Scott
Dalam keadaan yang krisis, untuk tetap bisa mempertahankan
subsistensinya, para petani harus memiliki strategi untuk mempertahankan-
nya, strategi tersebut dalam scott (1983) dinamakan dengan mekanisme
survival, terdapat 3 mekanisme survival:
1. Menggunakan relasi atau jaringan sosial
Meminta bantuan dari relasi atau jaringan sosial seperti sanak saudara,
kawan-kawan sedesa, atau memanfaatkan hubungan dengan pelindungnya
(patron)/ memanfaatkan hubungan patronase, dimana ikatan patron dan klien
merupakan salah satu bentuk asuransi dikalangan petani
2. Alternatif subsistensi
Menggunakan alternatif subsisten yaitu swadaya yang mencakup kegiatan
seperti berjualan kecil-kecilan, bekerja sebagai tukang, sebagai buruh lepas,
atau melakukan migrasi untuk mencari pekerjaan. Cara ini dapat melibatkan
seluruh sumber daya yang ada di dalam rumah tangga miskin, terutama istri
sebagai pencari nafkah tambahan bagi suami.
3. Mengikat sabuk lebih kencang
Mengurangi pengeluaran untuk pangan dengan jalan makan hanya sekali
sehari dan beralih ke makanan yang mutunya lebih rendah, seperti beralih
makan jewawut atau umbi-umbian.
10
1.5.3 Teori Rasionalitas – Max Weber
Dari sudut pendekatan identifikasi yang berbeda, yaitu dari sisi “tingkat
rasionalitas masyarakat”, dengan yakin Max Weber menggolongkan tindakan
masyarakat pada 4 tipe tindakan, yaitu:
1. Tindakan Rasional Instrumental
Tindakan yang dilakukan seseorang dengan memperhitungkan kesesuaian
antara cara yang akan digunakan dengan tujuan yang akan dicapai.
2. Tindakan Rasional Berorientasi Nilai
Tindakan ini bersifat rasional dan memperhitungkan manfaatnya, tetapi
tujuan yang akan dicapai tidak terlalu dipentingkan. Tindakan yang dilakukan
hanya merupakan obyek pertimbangan dan perhitungan yang sadar; tujuan-
tujuannya sudah ada dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang
bersifat absolut atau merupakan nilai akhir baginya.
3. Tindakan Tradisional
Tindakan ini merupakan tindakan yang tidak rasional, seseorang melakukan
tindakan ini hanya karena sudah berupa kebiasaan yang berlaku dalam
masyarakat tanpa menyadari alasannya.
4. Tindakan Afektif
Tindakan ini sebagaian besar yang ditandai oleh dominasi perasaan atau
emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar.
11
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Pendekatan
Kuliah lapangan ini menggunakan pendekatan secara kuantitatif, dimana
dalam pendekatan ini tim lapangan bertujuan untuk menjelaskan tentang
gambaran umum dari realitas sosial yang ada di Desa Jeblog, realitas tersebut
mengenai tentang strategi petani miskin di Desa Jeblog dalam memenuhi
kebutuhan subsistensinya. Pendekatan kuantitatif itu sendiri adalah
pendekatan yang dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan data
melalui instrument kuliah lapangan berupa kuesioner, dalam pendekatan ini
menggunkan data-data kasar berupa angka yang selanjutnya akan diolah
menjadi sebuah tabel frekuensi. Dan nantinya untuk mendapatkan hasil data
tersebut akan diukur melalui beberapa indikator.
1.6.2 Tipe Penelitian
Kuliah lapangan yang tim lapangan lakukan ini menggunakan penelitian
deskriptif, dimana dalam kuliah lapangan ini menggambarkan tentang strategi
petani miskin dalam memenuhi kebutuhan subsistensi di Desa Jeblog,
Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, mulai dari strategi yang dipilih petani
miskin untuk memenuhi kebutuhan subsistensi sampai dengan dampak dari
pemilihan strategi tersebut terhadap pemenuhan kebutuhan subsistensi,
dengan didukung data yang bersifat kuantitatif dan dengan didukung data
kualitatif.
12
1.6.3 Operasionalisasi Konsep
Satu teori sosial yang tim lapangan gunakan untuk menganalisis dan
mengidentifikasi fenomena yang ada dengan menggunakan 4 variabel dan
beberapa indikator, yaitu:
1. Strategi subsistensi yang dipilih petani miskin
Variabel ini digunakan untuk menjelaskan tentang strategi atau
mekanisme survival apa saja yang dilakukan oleh petani miskin dalam
memenuhi kebutuhan subsistensinya.
- Indikator yang terdapat dalam variabel ini;
Strategi-strategi yang dipilih petani miskin dalam memenuhi
kebutuhan subsistensi: (menggunakan relasi atau jaringan sosial,
menggunakan alternatif subsistensi, mengikat sabuk lebih kencang).
Intensitas pemilihan strategi (menggunakan relasi atau jaringan sosial,
menggunakan alternatif subsistensi, mengikat sabuk lebih kencang).
2. Cara pemilihan strategi subsistensi
Variabel ini digunakan untuk menjelaskan cara-cara petani miskin
dalam memilih strategi subsistensi dalam memenuhi kebutuhan
subsistensi.
- Indikator yang terdapat dalam variabel:
Cara pemilihan strategi (menggunakan relasi atau jaringan sosial,
menggunakan alternatif subsistensi, mengikat sabuk lebih kencang)
13
yang berorientasi pada tindakan rasional instrumental, tindakan
rasional berorientasi nilai, tindakan afeksi, tindakan tradisional.
3. Alasan petani miskin dalam memilih strategi subsistensi
Variabel ini digunakan untuk menjelaskan alasan yang mendasari
petani miskin dalam memilih strategi subsistensi seperti pertimbangan -
pertimbangan petani miskin dalam menentukan tindakan mereka sebagai
wujud pemenuhan kebutuhan subsistensi.
- Indikator yang terdapat dalam variabel ;
Alasan-alasan petani miskin dalam pemilihan strategi subsistensi
(menggunakan relasi atau jaringan sosial, menggunakan alternatif
subsistensi, mengikat sabuk lebih kencang).
4. Kendala petani miskin dalam pemilihan strategi subsistensi
Variabel ini digunakan untuk menjelaskan kendala yang dihadapi petani
miskin dalam pemilihan strategi subsistensi untuk memenuhi kebutuhan
subsistensi.
- Indikator yang terdapat dalam variabel:
Kendala yang dihadapi petani miskin dalam pemilihan strategi
subsistensi (menggunakan relasi atau jaringan sosial, menggunakan
alternatif subsistensi, mengikat sabuk lebih kencang).
14
5. Dampak pemilihan strategi yang terhadap pemenuhan kebutuhan
subsistensi
Variabel ini digunakan untuk mengetahui tentang dampak dari
implikasi strategi yang dilakukan (menggunakan relasi atau jaringan
sosial, menggunakan alternatif subsistensi, mengikat sabuk lebih kencang)
tehadap pemenuhan kebutuhan subsistensi, karena dari beberapa strategi
yang dilakukan pasti mempunyai dampak dan pengaruh yang berbeda-
beda baik dari segi positif maupun negatif.
- Indikator yang terdapat dalam variabel ini;
Dampak-dampak yang ditimbulkan terhadap pemenuhan kebutuhan
subsistensi setelah penggunaan strategi.
1.6.4 Lokasi dan Waktu
Untuk memahami tugas dari mata kuliah Sosiologi Pedesaan yang
merupakan bagian dari program studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Airlangga, maka diadakan kuliah lapangan Sosiologi
Pedesaan yang akan diselenggarakan pada:
Hari : Kamis - Minggu
Tanggal : 06 - 09 Desember 2012
Lokasi : di Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Propinsi
Jawa Timur.
15
1.6.5 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel merupakan unsur terpenting dalam melakukan
setiap kuliah lapangan, pengambilan sampel haruslah benar-benar dapat
mewakili keseluruhan jumlah petani miskin yang memiliki karakteristik yang
homogen. Sebelum melakukan pengambilan sampel haruslah ditentukan
terlebih dahulu yang menjadi populasinya, dalam kuliah lapangan ini yang
menjadi populasi adalah warga miskin di Desa Jeblog, sedangkan sampelnya
adalah petani miskin di Desa Jeblog. Sehingga teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah purposive sampling yaitu dengan cara memilih sampel
dengan pertimbangan tertentu berdasarkan tujuan kuliah lapangan.
Memang dalam kuliah lapangan ilmiah, ketika sudah ditetapkan
merupakan bentuk kuliah lapangan kuantitatif maka konsistensi jalannya
kuliah lapangan pasti menggunakan teknik kuantitatif. Tapi teknik
pengambilan sampel kuantitatif pada kuliah lapangan ini memiliki kendala
dalam perumusan populasi dan kerangka samplingnya, karena ketidak adanya
arus informasi yang tetap mengenai jumlah sampling petani miskin di Desa
Jeblog. Adapun terdapat data yang masih memungkinkan relevan dengan
representatif data untuk diketahui, namun jumlah responden yang terkumpul
tidak mencukupi untuk bisa mewakili semua sampel petani miskin di Desa
Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar. Oleh karena itu, teknik
pengambilan data kualitatif berupa teknik purposive menjadi salah satu
alternative rujukan yang memungkinkan untuk lebih mampu menjawab
16
research question yang hendak kuliah lapangan ini selesaikan. Namun
dikarenakan kuliah lapangan ini lebih menunjuk pada kuliah lapangan
kuantitatif, penekanan pengambilan data kualitatif hanya untuk menguatkan
data lapangan agar bisa sesuai dan cocok dalam menjawab research question.
1.6.6 Metode Pengumpulan Data
Beberapa metode yang akan dipergunakan di dalam pengumpulan data
pada kegiatan kuliah lapangan ini merupakan perpaduan antara pengumpulan
data dengan kuantitatif dan data dengan kualitatif, meliputi:
1. Metode Kuesioner
Kuesioner menurut Koentjoroningrat (1983) diartikan sebagai daftar
yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau
bidang. Penggunaan kuesioner merupakan hal yang pokok untuk
pengumpulan data kuantitatif. Mengenai bentuk kuesioner yang penulis
gunakan adalah dalam bentuk daftar pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab oleh responden.
2. Metode Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi yang berkaitan
dengan permasalahan yang sedang diteliti. Observasi sebagai pengamatan
dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang sedang diteliti.
Berdasar hal tersebut, maka tim lapangan mengamati secara langsung
fenomena-fenomena yang terdapat di lokasi kuliah lapangan khususnya
17
para petani miskin yang melaksanakan strategi dalam memenuhi
kebutuhan subsistensinya.
3. Metode Wawancara Mendalam ( Indepth Interview )
Metode wawancara mendalam atau indepth interview adalah metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab berdasarkan tujuan
kuliah lapangan tim lapangan yaitu petani sebagai populasi dari objek
penelitan, untuk mendapatkan data dari responden secara lebih detail, yang
mungkin tidak ditemukan dalam kuisioner.
4. Metode Dokumentasi
Metode ini pada dasarnya merupakan metode tambahan dalam
melengkapi pengumpulan data yang berkaitan dengan permasalahan kuliah
lapangan khususnya strategi petani miskin dalam memenuhi kebutuhan
subsistensi yang diperoleh dari lingkungan di Desa Jeblog, Kecamatan
Talun, Kabupaten Blitar dan juga dari perangkat desa yaitu Kepala Desa
Jeblog, beserta para perangkat desanya, Dan segala macam kegiatan yang
akan tim lapangan lakukan seluruhnya didokumentasikan dengan foto dan
juga video.
1..6.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data yang dipergunakan dalam kuliah lapangan ini adalah
analisis data deskriptif. Data-data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif
dalam kuliah lapangan ini tetap digunakan sebagai instrumen pendukung
guna lebih memahami secara mendalam tujuan-tujuan kuliah lapangan.
18
Semua data yang terkumpul akan diproses melalui beberapa tahapan kuliah
lapangan yang kemudian data tersebut akan disajikan ke dalam proses
tabulasi dan kategori yang relevan melalui proses interpretasi serta analisis
kritis, sehingga akan diperoleh gambaran langsung tentang strategi yang
dilakukan oleh petani miskin dalam memenuhi kebutuhan subsistensi di Desa
Jeblog, Kecamatan Talun, Propinsi Jawa Timur,
Dalam melakukan analisis dalam kuliah lapangan ini ada dua tahap yang
dilakukan, yaitu :
Pertama, (analisis data kuantitatif), data yang diperoleh dari wawancara yang
menggunakan kuesioner, akan mendapatkan data yang lebih merupakan
gambaran umum tentang strategi-strategi yang dipilih petani miskin dalam
memenuhi kebutuhan subsistensi. Dalam tahap ini lebih banyak menganalisis
data–data kuantitatif, dalam bentuk interpretasi data dari tabel frekuensi, dan
untuk mengetahui penyebaran data.
Kedua, (analisis data kualitatif), dari gambaran umum tersebut kemudian
dilakukan pemilahan atau klasifikasi, dan diperoleh klasifikasi seperti kasus-
kasus dalam kehidupan keluarga di lokasi kuliah lapangan. Tahap kedua ini
lebih banyak menganalisis data- data kualitatif.
Teknik analisis data dikembangkan dari data-data yang diperoleh selama
kuliah lapangan, baik itu berupa data primer ataupun data sekunder. Dengan
cara menyederhanakan data tersebut, sehingga data tersebut dapat
diinterpretasikan dan dapat dipertanggungjawabkan.
19
BAB.2
GAMBARAN UMUM DESA
Pada bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum lokasi dari kuliah
lapangan yaitu, gambaran umum lokasi dari Desa Jeblog, Kecamatan Talun,
Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang meliputi tentang letak dan kondisi geografis dari
Desa Jeblog, potensi sumber daya manusia yang ada di Desa Jeblog, serta lokasi dan
topik dari kuliah lapangan di Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.
2.1 Letak dan Kondisi Geografi Desa
Lokasi kuliah lapangan Sosiologi Pedesaan 2012 terletak di Desa Jeblog,
Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Propinsi Jawa Timur.
Gambar 2.1.1
Balai Desa Jeblog
20
Desa ini merupakan daerah penghasil cabai di Indonesia. Hasil panen
cabai tersebut tidak hanya diekspor ke Kabupaten Blitar saja namun telah
diekspor ke luar kota seperti Jakarta dan daerah di Jawa Barat. Desa Jeblog,
dihubungkan dengan jalan yang relatif mudah dijangkau. Jarak tempuh ke
ibukota kecamatan setim lapanganr 5 km yang dapat ditempuh dengan
kendaraan pribadi. Sedangkan jarak tempuh ke ibukota kabupaten setim
lapanganr 15 km. Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar merupakan
bagian dari Wilayah Kecamatan Talun yang berada pada ketinggian + 350 m
diatas permukaan laut, terletak sebelah Selatan dari pusat Kecamatan Talun
dengan jarak + 5 km. Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Desa. Pasirharjo
- Sebelah Selatan : Desa. Jabung
- Sebelah Barat : Desa. Tumpang
- Sebelah Timur : Desa. Bendosewu
Sebagian wilayah Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar
merupakan tanah dataran dan sebagian besar merupakan tanah persawahan yang
cocok untuk bercocok tanam seperti padi, jagung, cabe, dll.
2.2 Potensi Sumber Daya Manusia
Penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan, untuk itu
perlu mendapatkan perhatian yang besar, utamanya dalam hal peningkatan
21
kemampuan dan keikutsertaannya dalam menentukan arah dan kebijakan
pembangunan Desa.
Data penduduk Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar
(Pendataan akhir Tahun 2008) adalah sebagai berikut :
o Penduduk Pria : 2.017 Jiwa
o Penduduk Wanita : 2.061 Jiwa
o Kepala Keluarga (KK) : 1.144 Jiwa
o Kepadatan Penduduk : 2,039 per km
Dari data jumlah pembagian penduduk diatas, dapat ditunjukkan pada
tabel yang berhubungan dengan potensi sumber daya manusia tersebut, yaitu
tabel kualitas angkatan kerja dan tenaga kerja yang ada di Desa Jeblog,
Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar sebagai berikut,
Tabel 2.2.1
Jumlah Kualitas Angkatan Kerja Desa Jeblog,
Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar
ANGKATAN KERJA LAKI-LAKI PEREMPUAN
Penduduk usia 18-56 yang buta aksara
dan huruf/angka latin 5 orang 6 orang
Penduduk usia 18-56 yang tidak tamat
SD 10 orang 11 orang
Penduduk usia 18-56 yang tamat SD 758 orang 765 orang
Penduduk usia 18-56 yang tamat SLTP 275 orang 268 orang
Penduduk usia 18-56 yang tamat SLTA 240 orang 265 orang
Penduduk usia 18-56 yang tamat
perguruan tinggi 38 orang 27 orang
JUMLAH 1326 orang 1342 orang
Sumber: Profil Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar
22
Dari data di atas menunjukkan bahwa penduduk usia 18-56 tahun yang
masih buta aksara dan angka ada 5 orang laki-laki dan 6 orang perempuan
dengan prosentase masing-masing 0,4 % dan 0,45 %. Penduduk usia 18-56
tahun yang tidak tamat SD ada sebanyak 10 laki-laki dan 11 perempuan dengan
prosentase masing–masing 0,75 % dan 0,81 %. Penduduk usia 18-56 tahun yang
tamat SD sebanyak 758 laki-laki dan 765 perempuan dengan prosentase masing-
masing 57,7 % dan 57,0 %. Penduduk yang tamat SLTP sebanyak 275 laki-laki
dan 268 perempuan dengan prosentase masing-masing 20,7 % dan 20 %.
Penduduk yang tamat SLTA sebanyak 240 laki-laki dan 265 perempuan dengan
prosentase masing –masing 18,1 % dan 19,7 %. Kemudian penduduk yang tamat
perguruan tinggi ada 38 laki-laki dan 27 perempuan dengan prosentase masing-
masing 2,9 % dan 2,0 %.
Tabel 2.2.2
Jumlah Tenaga Kerja Kerja Desa Jeblog,
Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar
TENAGA KERJA LAKI-LAKI PEREMPUAN
Penduduk usia 18-56 tahun 1119 orang 1131 orang
Penduduk usia 18-56 tahun yang
bekerja 965 orang 963 orang
Penduduk usia 18-56 tahun yang
belum bekerja atau tidak bekerja 154 orang 168 orang
Penduduk usia 0-6 tahun 225 orang 234 orang
Penduduk masih sekolah 7-18 tahun 417 orang 420 orang
Penduduk usia 65 tahun keatas 324 orang 356 orang
JUMLAH 3204 orang 3272 orang
Sumber: Profil Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar
23
Dari data di atas dapat diketahui bahwa penduduk usia 18-56 tahun di
Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar ada sebanyak 1119 laki-laki
dan 1131 perempuan dengan prosentase masing-masing 34,9 % dan 34,6 %. Di
Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar penduduk usia 18-56 tahun
yang bekerja ada sebanyak 965 laki-laki dan 963 perempuan dengan prosentase
masing-masing sebesar 30,1 % dan 29,4 %. Sedangkan penduduk dalam usia 18-
56 tahun yang belum bekerja atau tidak bekerja ada sebanyak 154 laki-laki dan
168 perempuan dengan masing-masing prosentase 4,8 % dan 5,1%. Penduduk
yang berusia 0-6 tahun sebesar 225 laki-laki dan 234 perempuan dengan masing-
masing prosentase 7,0 % dan 7,15 %. Kemudian penduduk yang masih berstatus
sekolah yakni usia 7-18 tahun ada sebanyak 417 laki-laki dan 420 perempuan
dengan prosentase masing-masing sebesar 13,0 % dan 12,8 %. Penduduk Desa
Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar yang berusia 65 tahun ke atas ada
sebesar 324 laki-laki dan 356 perempuan dengan masing-masing prosentasenya
yakni 10,1 % dan 10,9 %.
2.3 Lokasi dan Topik Kuliah Lapangan
Lokasi kuliah lapangan sosiologi pedesaan dilakukan di Desa Jeblog,
yang berada di Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Propinsi Jawa Timur. Topik
kuliah lapangan yang tim lapangan angkat adalah strategi petani miskin dalam
memenuhi kebutuhan subsistensi di Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten
24
Blitar. Dalam kuliah lapangan ini tim lapangan akan memfokuskan tentang
strategi petani miskin dalam memenuhi kebutuhan subsistensinya.
Gambar 2.1.2
Peta Desa Jeblog
Masing-masing dari desa tersebut, diperoleh data yang memudahkan
mencari tempat tinggal responden yang dituju, di Desa Jeblog, Kecamatan
Talun, Kabupaten Blitar itu sendiri terbagi menjadi dua dusun, antara lain :
a. Dusun Sumberasri
b. Dusun Pundensari
25
BAB. 3
DISKRIPSI SAMPEL
Pada bab ini akan diuraikan mengenai diskripsi profil, karakteristik dari
populasi yaitu: warga miskin dan sampel dari kuliah lapangan ini yaitu petani miskin
di Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, yang dapat dilihat dari jenis
kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, umur serta besarnya pendapatan.
3.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada kuliah lapangan yang berjudul tentang
”strategi petani miskin dalam memenuhi kebutuhan subsistensi”, sangat
menentukan untuk mengetahui gambaran umum dari sampel kuliah lapangan ini
yaitu petani miskin di Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar. Berikut
ini, tim lapangan akan menjelaskan tentang karakteristik populasi dan sampel
melalui identitas responden, penjelasannya sebagai berikut:
Tabel 3.1.1
Jenis Kelamin Responden
JENIS KELAMIN FREKUENSI PROSENTASE (%)
Laki-laki 43 86
Perempuan 7 14
JUMLAH 50 100
Sumber : Item Pertanyaan no. 4 Koding no : 3
26
Dari tabel diatas dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki
berjumlah 43 orang dengan prosentase 86%, sedangkan untuk responden
perempuan berjumlah 7 orang dengan prosentase 14%.
Penduduk Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar yang
dijadikan responden lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki, karena
responden yang bekerja sebagai petani/ buruh tani, yang memahami bidang
pertanian adalah responden yang berjenis kelamin laki-laki. Tetapi bukan berarti
responden yang berjenis kelamin perempuan tidak memahami. Semuanya
disesuaikan dengan susunan target responden berdasarkan kesepakatan tim
lapangan.
Tabel 3.1.2
Status Pernikahan Responden
Status Pernikahan Frekuensi Prosentase (%)
Belum Menikah 1 2
Sudah Menikah 45 90
Duda 1 2
Janda 3 6
Jumlah 50 100
Sumber : Item Pertanyaan no. 4 Koding 4
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 50 responden yang sudah
menikah sejumlah 45 orang dengan prosentase sebesar 90%. Untuk status belum
menikah dan duda 1 orang dengan prosentase masing-masing 2%, untuk status
janda 3 orang dengan prosentase 1%.
27
Tabel 3.1.3
Pendidikan Terakhir
Pendidikan Frekuensi Prosentase ( % )
Tidak sekolah 2 4
Tidak tamat SD 11 22
Tamat SD 25 50
Tidak tamat SLTP 1 2
Tamat SLTP 6 12
Tamat SMA 5 10
Jumlah 50 100
Sumber : Item Pertanyaan no. 6 Koding 5
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden petani miskin yang tidak
sekolah berjumlah 2 responden dengan prosentase 4 %, 11 responden dengan
prosentase sebesar 22 % tidak tamat SD. Kemudian 25 responden dengan
prosentase sebesar 50 % tamat SD. 1 responden dengan prosentase sebesar 2 %
tidak tamat SLTP. Untuk tamatan SLTP ada 6 responden dengan prosentase
sebesar 12 %. Menurut tabel di atas tidak ada satupun responden yang tidak
tamat SMA. 5 responden dengan prosentase sebesar 10 % tamatan SMA. Selain
itu sejauh ini sari ke tidak ada responden dari 50 responden tersebut yang
berpendidikan Diploma ataupun Sarjana
Tabel 3.1.4
Tingkat Pendidikan Keluarga Reponden
Tingkatan Frekuensi Prosentase ( % )
Rendah 35 70
Sedang 15 30
Tinggi 0 0
Jumlah 50 100
Sumber : Item Pertanyaan no. 9 Koding 7
28
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden petani miskin yang
tingkat pendidikannya rendah berjumlah 35 responden atau 70 %., Kemudian 15
responden atau 30 % berpendidikan sedang. Menurut tabel di atas tidak ada
satupun responden yang berpendidikan tinggi.
Tabel 3.1.5
Kategori Umur
Kategori Frekuensi Prosentase (%)
Tidak produktif 15 30
Produktif 35 70
Jumlah 50 100
Sumber : Item Pertanyaan no. 10 Koding no. 8
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden petani miskin yang
masih tidak produktif berjumlah 15 responden atau 30 %., Kemudian 35
responden atau 70 % masih produktif.
Tabel 3.1.6
Kategori Pekerjaan Responden
Kategori Frekuensi Prosentase ( % )
Buruh tani 34 68
Petani Pemilik 10 40
Petani Penggarap 4 8
Petani Penyewa 2 4
Jumlah 50 100
Sumber : Item Pertanyaan no. 11 Koding no. 9
Dari tabel di atas dipat dilihat bahwa responden yang bekerja sebagai
buruh tani sejumlah 34 orang dengan prosentase sebesar 68%, yang sebagai
petani pemilik lahan sejumlah 10 responden dengan prosentase 40%, sebagai
petani penggarap sejumlah 4 orang dengan prosentase sebesar 8%, serta yang
29
bekerja sebagai petani penyewa sejumlah 2 responden dengan prosentase sebesar
4%.
Tabel 3.1.7
Kepemilikan Lahan
Kepemilikan Lahan Frekuensi Prosentase ( % )
Tidak 16 32
Ya 34 68
Jumlah 50 100
Sumber Pertanyaan no. 12 Koding no.10
Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 16 responden yang
tidak memiliki lahan dengan prosentase sebesar 32%, sedangkan 34 responden
yang memiliki lahan dengan prosentase sebesar 68%, Responden yang memiliki
lahan yang menjadi kriteria subyek kuliah lapangan tim lapangan adalah petani
yang memiliki luas kurang dari 500 m2.
Tabel 3.1.8
Pendapatan Responden
Kategori Frekuensi Prosentase ( % )
Rendah 9 18
Sedang 34 68
Tinggi 7 14
Jumlah 50 100
Sumber: Item Pertanyaan no. 14 Koding no.14
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pendapatan 9 responden terletak
pada kategori rendah dengan prosentase sebesar 18%, 34 responden memiliki
penghasilan pada kategori sedang dengan prosentase sebesar 68%, sedangkan 7
responden terdapat dalam kategori kelas tinggi dengan prosentase sebesar 14%.
30
BAB. 4
ANALISIS DATA
Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisis data yang digunakan untuk
menjawab 5 rumusan masalah yaitu: strategi apa yang dipilih petani miskin di Desa
Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, bagaimana cara pemilihan strategi
subsistensi petani miskin di Desa Jeblog, apa alasan petani miskin di Desa Jeblog,
dalam memilih strategi, bagaimana kendala petani miskin di Desa Jeblog dalam
memilih strategi, serta bagaimana dampak pemilihan strategi terhadap pemenuhan
kebutuhan subsistensi petani miskin di Desa Jeblog. Untuk menjawab kelima
rumusan masalah tersebut tim lapangan menggunakan 5 variabel diantaranya:
variabel strategi yang dipilih, variabel cara pemilihan strategi, variabel alasan dalam
pemilihan strategi, variabel kendala dalam pemilihan strategi, variabel dampak
pemilihan strategi terhadap pemenuhan kebutuhan subsistensi.
4.1 Strategi yang Dipilih Petani Miskin Di Desa Jeblog, Kecamatan Talun,
Kabupaten Blitar
Variabel strategi yang dipilih oleh petani miskin di Desa Jeblog, Kecamatan
Talun, Kabupaten Blitar digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama
mengenai strategi apa yang dipilih oleh petani miskin di Desa Jeblog,
Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar ketika mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan subsistensi, untuk menjawab rumusan masalah ini akan
31
dijelaskan dalam beberapa indikator, dengan disertakan tabel frekuensi,
potongan indepth, dan video:
Tabel 4.1.1
Kesulitan subsistensi yang dialami responden
Kesulitan Frekuensi Prosentase
Tidak 0 0
Ya 50 100
Jumlah 50 100
Sumber Pertanyaan no.15 Koding no.15
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 50 responden yang telah peneliti
wawancarai, semua reponden tersebut mengatakan bahwa memiliki kesulitan
dalam pemenuhan kebutuhan subsistensi. Jadi seluruh responden kami yang
diantaranya petani miskin dan buruh tani 100% mengalami kesulitan dalam
memnuhi kebutuhan subsistensi.
Berdasarkan dari temuan data baik berupa tabel frekuensi maupun
wawancara indepth interview dari semua responden yang jumlahnya 50
responden yang telah peneliti wawancarai mengatakan bahwa mereka dalam
kehidupan sehari-harinya mereka mengalami kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan subsisten, dalam buku James C. Scott yang berjudul Moral Ekonomi
Petani kebutuhan subsisten yaitu kebutuhan jangka pendek, yaitu kebutuhan
yang tidak hanya menyangkut kebutuhan pangan atau rumah tangga saja, namun
juga bisa berupa kebutuhan operasional produksi, atau kebutuhan yang darurat
seperti penanganan kesehatan, perilaku subsisten petani hanya diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sendiri hal ini sesuai pada tabel
32
frekuensi 4.1.1 Setiap responden yang telah peneliti wawancarai kebanyakan
mereka memiliki kesulitan tidak hanya dalam satu kebutuhan saja, bahkan
mereka mengalami kesulitan lebih dari satu kebutuhan subsistensi, dari
kesulitan-kesulitan kebutuhan yang responden alami, kebanyakan mereka
mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak hal ini karena
mereka dalam pemenuhan kebutuhannya mereka hanya memikirkan untuk
memenuhi kebutuhan untuk hari ini, kebanyakan mereka tidak memikirkan
menabung untuk jaga-jaga ketika suatu saat terjadi kebutuhan yang mendesak
atau darurat,
Tabel 4.1.2
Jenis kesulitan subsisten yang dialami responden
Kesulitan yang dialami Tidak Ya Jumlah
F ( % ) F ( % ) F (%)
Kesulitan memenuhi kebutuhan
asupan gizi dan kalori 20 40 30 60 50 100
Kesulitan memenuhi kebutuhan
sandang 38 76 12 24 50 100
Kesulitan memenuhi kebutuhan
pendidikan 27 54 23 46 50 100
Kesulitan memenuhi kebutuhan
kesehatan 19 36 31 62 50 100
Kesulitan memenuhi kebutuhan
yang mendesak 9 18 41 82 50 100
Sumber Pertanyaan no. 17 koding no. 16-21
Tabel di atas merupakan tabel Jenis Kesulitan yang Dialami Responden.
Dari tabel di atas dapat dilihat dari 50 responden yang telah peneliti wawancarai
30 responden dengan prosentase 60% responden mengalami kesulitan dalam
33
memenuhi kebutuhan konsumsi gizinya. Kemudian 12 responden mengalami
kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan sandangnya dengan prosentase sebesar
24%. Sebanyak 23 responden mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan
pendidikan dengan prosentase sebesar 46%. Sedangkan 31 responden
mengalami kesulitan pemenuhan kebutuhan kesehatan dengan prosentase
sebesar 62%. Dan sebanyak 41 responden mengalami kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan yang mendesak dengan prosentase sebesar 82%.
Selain dari hasil tabel di atas jenis kesulitan subsistensi yang dialami
responden juga di dukung dengan hasil indept interview yang kami lakukan
terhadap buruh tani laki-laki sebagai informannya.
Potongan indepth interview Erika Isnaini M. dengan buruh tani laki-laki
Pewawancara : Eh ngge pak dengan penghasilan bapak yang mboten namtu
ngonten, nopo bapak mengalami kangelan damel maem npo