Top Banner
LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA KELEMBAGAAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJIAN KOMPREHENSIF MAHASISWA MELALUI COMPUTER BASED TEST PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA Diajukan oleh: Iwan Permana Suwarna, M.Pd (Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan) Anggota : Dzakiyy Ilmi ( NIM 1112016300080) PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN (PUSLITPEN) LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
177

LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

Oct 15, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

LAPORAN PENELITIAN

PENGEMBANGAN TATA KELOLA KELEMBAGAAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJIAN KOMPREHENSIF MAHASISWA

MELALUI COMPUTER BASED TEST PADA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN FISIKA

Diajukan oleh:

Iwan Permana Suwarna, M.Pd

(Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan)

Anggota :

Dzakiyy Ilmi ( NIM 1112016300080)

PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN (PUSLITPEN)

LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2016

Page 2: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan penelitian yang berjudul “Pengembangan Instrumen Ujian

Komprehensif Mahasiswa Melalui Computer Based Test Pada Program Studi

Pendidikan Fisika”, merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang

dilakukan oleh “Iwan Permana Suwarna, M.Pd”, dan telah memenuhi ketentuan

dan kriteria penulisan laporan akhir penelitian sebagaimana yang ditetapkan oleh

Pusat Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN), LP2M UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, Oktober 2016

Peneliti,

Iwan Permana Suwarna, M.Pd

NIP. 197805042009011013

Mengetahui,

Kepala Pusat, Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN)

LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

WAHDI SAYUTI, MA.

NIP. 19760422 200701 1 012

Ketua Lembaga, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

M. ARSKAL SALIM, GP., MA., PhD

NIP. 19700901 199603 1 003

Page 3: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

iii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Iwan Permana Suwarna, M.Pd

Jabatan : Lektor

Unit Kerja : Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Alamat : Jl. Semanggi 2 No.46 Rt.04/Rw.03 Cempaka Putih

Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

dengan ini menyatakan bahwa:

1. Judul penelitian “Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa

Melalui Computer Based Test Pada Program Studi Pendidikan Fisika”

merupakan karya orisinal saya.

2. Jika di kemudian hari ditemukan fakta bahwa judul, hasil atau bagian dari

laporan penelitian saya merupakan karya orang lain dan/atau plagiasi, maka saya

akan bertanggung jawab untuk mengembalikan 100% dana hibah penelitian yang

telah saya terima, dan siap mendapatkan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku

serta bersedia untuk tidak mengajukan proposal penelitian kepada Puslitpen

LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama 2 tahun berturut-turut.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, Oktober 2016

Yang Menyatakan,

Iwan Permana Suwarna, M.Pd

NIP. 197805042009011013

Page 4: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

iv

PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJIAN KOMPREHENSIF MAHASISWA

MELALUI COMPUTER BASED TEST PADA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN FISIKA

Iwan Permana Suwarna

Program Studi Pendidikan Fisika, FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan instrumen komprehensif berbasis komputer / computer based test (CBT) yang mampu mengukur semua aspek kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor) mahasiswa Program Studi Pendidikan

Fisika. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (development research), dengan mengikuti prosedur pengembangan yang

dikemukakan Van de Akker (2006) yaitu: preliminary research, prototyping stage, summative evaluation, systematic reflection and documentation. Penelitian ini diharapkan menghasilkan sebuah instrumen ujian komprehensif yang berkualitas

dan terstandar (memiliki validitas, reliabilitas, efektivitas, dan keparaktisan yang tinggi), mampu memberikan informasi yang berguna bagi program studi terkait

kemampuan: berpikir tingkat tinggi, keterampilan proses sains, dan sikap ilmiah mahasiswa. Data tes dapat dijadikan program studi sebagai bahan evaluasi terhadap proses perkuliahan, kurikulum, dll. Instrumen ini dapat dijadikan inovasi program

studi dalam menerapkan IT untuk memperbaiki kinerja pendidikan yang tertib, cepat, efektif, dan efisien menuju kearah pencapaian world class university.

Kata kunci : computer based test (CBT), komprehensif, berpikir tingkat tinggi

(higher order thinking), keterampilan proses sains, sikap ilmiah,

penelitian pengembangan.

Page 5: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

v

Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur Peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena Rahmat,

Karunia dan Hidayah-Nya lah Peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian

dengan judul: Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa

Melalui Computer Based Test Pada Program Studi Pendidikan Fisika. Laporan

Penelitian ini merupakan karya ilmiah yang dikerjakan sebagai laporan penelitian

dasar pada Pusat Penelitian dan Penerbitan (Puslitpen) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Penelitian ini dibiayai oleh DIPA/BLU UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

melalui sebuah usulan kompetitif.

Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan laporan penelitian

ini tidak terlepas dari bantuan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan

terimakasih kepada:

1. M. Arskal Salim, GP., MA., PhD, Ketua Lembaga, Penelitian dan Pengabdian

kepada Masyarakat (LP2M) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sudah

memberikan kepercayaannya kepada peneliti untuk terus melakukan beberapa

penelitian.

2. Wahdi Sayuti, MA, Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN)

LP2M UIN Syarif Hidayatullah yang telah memberikan dorongan untuk terus

melakukan penelitian yang berkualitas.

3. Dwi Nanto, Ph.D, Ketua Program Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memfasilitasi peneliti dalam menelaah dokumen

ujian komprehensif, sekaligus sebagai penelaah soal.

4. Dr. Zulfiani, M.Pd, Kontributor naskah komprehensif bidang pendidikan yang

telah memberikan naskah-naskahnya untuk di telaah peneliti, sekaligus sebagai

penelaah soal.

5. Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd, Hasian Pohan, M.Si, Erina Hertanti, M.Si, Tonih

Feronika, M.Pd Para Penelaah / Judgement yang telah menelaah naskah ujian

Page 6: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

vi

komprehensif pada Program Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

6. Para mahasiswa yang telah membantu dalam mengumpulkan data dan ikut

terlibat dalam pengolahan data penelitian: Ahmad Rizky M, Dzakky Ilmy, Deny

Rismanto, Feby Muhamad, dan Tammy Permana

7. Para mahasiswa kontributor pada Program Studi pendidikan fisika UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

8. Semua pihak yang telah membatu dalam penyusunan laporan penelitian ini.

Peneliti menyadari laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan penyusun laporan ini sangat peneliti nantikan. Semoga segala bentuk

bantuan, dorongan, saran dan bimbingan yang diberikan mendapatkan balasan yang

sepadan di sisi Allah SWT. Aamiin. Peneliti berharap semoga laporan Penelitian ini

juga bermanfat bagi semua pihak. Aamiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, 28 Oktober 2016

Peneliti,

Iwan Permana Suwarna

Page 7: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

vii

DAFTAR ISI

Pernyataan Bebas Plagiasi................................................................................. iii

Abstrak ............................................................................................................. iv

Kata Pengantar .................................................................................................. v

Daftar Isi ........................................................................................................... vii

Daftar Tabel ...................................................................................................... vii

Daftar Gambar .................................................................................................. xi

Daftar Lampiran ................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Permasalahan Penelitian ............................................................................... 5

C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

D. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN LITERATUR REVIEW ................................. 9

A. Tes ............................................................................................................... 9

B. Mengukur Hasil Belajar ............................................................................... 19

1. Tes Kognitif................................................................................................... 21

2. Tes Afektif..................................................................................................... 26

3. Tes Psikomotorik........................................................................................... 31

C. Tes Berbasis Komputer / Computer Based Test (CBT) .............................. 33

E. Hipotesis ....................................................................................................... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 37

A. Metode Penelitian ......................................................................................... 37

B. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................... 37

C. Prosedur Pengembangan............................................................................... 37

D. Populasi dan Sampel .................................................................................... 42

Page 8: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

viii

E. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 43

F. Teknik Analisis Data.................................................................................... 49

BAB IV ............................................................................................................ 57

A. Hasil Penelitian Pengembangan ................................................................... 57

1. Hasil Preliminary research .......................................................................... 57

2. Hasil Protoyping Stage ................................................................................ 60

B. Pembahasan Hasil Penelitian........................................................................ 87

1. Hasil Preliminary Research ......................................................................... 87

2. Hasil Protoyping Stage ................................................................................ 91

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI............................................ 101

Kesimpulan........................................................................................................ 101

B. Implikasi ....................................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 105

LAMPIRAN ..................................................................................................... 109

Page 9: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Contoh Indikator Sikap ............................................................... 27

Tabel 3. 1 Kata Kerja Operasional Keterampilan Berpikir Orde Lebih Tinggi

.................................................................................................... 22

Tabel 3. 2 Jenis dan Indikator Keterampilan Proses Sains........................... 32

Tabel 3. 3 Penggunaan Instrumen dalam Penelitian ..................................... 44

Tabel 3. 4 Pedoman Wawancara Tahap Preliminary research ..................... 44

Tabel 3. 5 Pedoman Wawancara terhadap Pengelola Ujian Komprehensif / user

Tahap Summative Evaluation ...................................................... 45

Tabel 3. 6 Pedoman Wawancara terhadap pengguna/user (mahasiswa) Tahap

Summative Evaluation ................................................................. 46

Tabel 3. 7 Daftar Aspek Telaah Instrumen ................................................... 47

Tabel 3. 8 Kisi-kisi Angket........................................................................... 48

Tabel 3. 9 Nilai minimum CVR untuk α = 0,05 .......................................... 51

Tabel 3. 10 Kriteria Tingkat Kesukaran (TK)................................................ 52

Tabel 3. 11 Kriteria Daya Pembeda (DP) ...................................................... 52

Tabel 3. 12 Koefisien Reliabilitas Soal .......................................................... 53

Tabel 3. 13 Kualitas pernyataan (Suyanto, 2009) .......................................... 54

Tabel 3. 14 Kriteria Kepraktisan .................................................................... 55

Tabel 3. 15 Kriteria Efektivitas Instrumen Berdasarkan Hasil Belajar Kognitif

.................................................................................................... 56

Tabel 4. 1 Pelaksanaan ujian komprehensif Paper Based Test (PBT) pada tahun

2013-2016 pada Program Studi pendidikan fisika....................... 57

Tabel 4. 2 Aspek kemampuan yang diukur pada saat ujian komprehensif ... 59

Tabel 4. 3 Materi Ujian Komprehensif ......................................................... 60

Tabel 4. 4 Kompetensi yang diukur dalam Ujian Komprehensif ................. 61

Tabel 4. 5 Tabel Kata kerja operasional yang digunakan pada instrumen Konten

fisika Ujian Komprehensif berbasis CBT 2016 .......................... 63

Tabel 4. 6 Tabel Kata Kerja Operasional yang digunakan pada instrumen Konten

pendidikan Ujian Komprehensif berbasis CBT 2016 ................. 64

Tabel 4. 7 Tabel Hasil Penelaahan ahli terhadap naskah soal komprehensif konten

fisika pada ujian komprehensif berbasis CBT ............................ 67

Page 10: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

x

Tabel 4. 8 Tabel Hasil Penelaahan ahli terhadap naskah soal komprehensif konten

pendidikan pada ujian komprehensif berbasis CBT ................... 68

Tabel 4. 9 Validasi Ahli terhadap isi Instrumen Komprehensif Konten pendidikan

.................................................................................................... 68

Tabel 4. 10 Validasi Ahli terhadap isi Instrumen Komprehensif Konten fisika 69

Tabel 4. 11 Rekapitulasi hasil pengujian instrumen ......................................... 71

Page 11: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan antara kegiatan mengevaluasi, menilai, mengukur, dan tes

(http://www.bppjambi.info/newspopup.asp?id=637) ................ 10

Gambar 2.2 Tes berdasarkan bentuknya ....................................................... 11

Gambar 2.3 Primaida taksonomi Bloom yang di revisi ................................ 21

Gambar 2.4 Model tes berbasis komputer (CBT) Pead, D. (2012) .............. 34

Gambar 2.5 Mekanisme CBT secara offline, semi offline, dan online Pead, D.

(2012) ....................................................................................... 34

Gambar 2. 6 Bagan Alur Kerangka Berpikir Penelitian................................. 36

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian Pengembangan instrumen ujian

komprehensif mahasiswa melalui CBT pada Program Studi

Pendidikan Fisika ...................................................................... 38

Gambar 3. 2 Konsep / Desain Tes komprehensif berbasis CBT pada Program

Studi Pendidikan Fisika ............................................................ 40

Gambar 3. 3 Alur Desain Instrumen Komprehensif berbasis CBT pada Program

Studi Pendidikan Fisika ............................................................ 41

Gambar 4. 1 Grafik sebaran aspek kognitif C1-C6 pada ujian komprehensif pada

ujian komprehensif konten pendidikan tahun 2014 sampai 2016

.................................................................................................. 59

Gambar 4. 2 Grafik sebaran aspek kognitif C1-C6 pada ujian komprehensif pada

ujian komprehensif konten pendidikan tahun 2013 sampai 2015

.................................................................................................. 60

Gambar 4. 3 Grafik sebaran aspek kognitif C1-C6 pada naskah soal konten fisika

ujian komprehensif berbasis CBT tahun 2016 ......................... 62

Gambar 4. 4 Grafik sebaran aspek kognitif C1-C6 pada naskah soal konten

pendidikan ujian komprehensif berbasis CBT tahun 2016 ...... 62

Gambar 4. 5 Diagram Persentase keterampilan berpikir orde lebih tinggi dan

keterampilan berpikir dasar (HOTS dan LOTS) pada konten fisika

Ujian Komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan

Fisika 2016 ............................................................................... 64

Gambar 4. 6 Diagram Persentase keterampilan berpikir orde lebih tinggi dan

keterampilan berpikir dasar (HOTS dan LOTS) pada konten

Page 12: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

xii

pendidikan Ujian Komprehensif berbasis CBT pada Program Studi

Pendidikan Fisika 2016 ............................................................ 65

Gambar 4. 7 Diagram Persentase Keterampilan Proses Sains yang dikembangkan

pada Ujian Komprehensif berbasis CBT pada Program Studi

Pendidikan Fisika 2016 ............................................................ 65

Gambar 4. 8 Diagram Batang komposisi Persentase Komponen Sikap ilmiah yang

dikembangkan pada Ujian Komprehensif berbasis CBT pada

Program Studi Pendidikan Fisika 2016 .................................... 66

Gambar 4. 9 Diagram Tingkat Kesukaran Soal Ujian Komprehensif Berbasis CBT

pada Konten fisika ..................................................................... 70

Gambar 4. 10 Diagram Tingkat Kesukaran Soal Ujian Komprehensif Berbasis CBT

pada Konten pendidikan ............................................................ 70

Gambar 4. 11 Diagram Hasil Analisis Butir Soal Komprehensif Berbasis CBT Pada

Konten fisika ............................................................................. 71

Gambar 4. 12 Diagram Hasil Analisis Butir Soal Komprehensif Berbasis CBT Pada

Konten pendidikan..................................................................... 71

Gambar 4. 13 Respon pengelola Program Studi terhadap pelaksanaan ujian

komprehensif melalui CBT ...................................................... 73

Gambar 4. 14 Kejujuran dalam mengerjakan tes ............................................. 73

Gambar 4. 15 Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan soal dan lembar

jawaban ..................................................................................... 74

Gambar 4. 16 Waktu yang diperlukan untuk mengoreksi................................. 74

Gambar 4. 17 Ketelitian dalam pemeriksaan jawaban ..................................... 75

Gambar 4. 18 Kemandirian dalam menjawab................................................... 75

Gambar 4. 19 Keobjektifan dalam memeriksa .................................................. 75

Gambar 4. 20 Perkiraan dana yang dikeluarkan ............................................... 76

Gambar 4. 21 Keramahan sistem terhadap lingkungan..................................... 76

Gambar 4. 22 Kejelasan gambar....................................................................... 77

Gambar 4. 23 Kejelasan Bahasa ....................................................................... 77

Gambar 4. 24 Tingkat Kepraktisan Instrumen .................................................. 78

Gambar 4. 25 Kebermanfaatan informasi hasil dengan cepat.......................... 79

Gambar 4. 26 Kemampuan instrumen untuk menuntut berpikir ...................... 79

Page 13: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

xiii

Gambar 4. 27 Kemampuan Soal Dalam Menuntut Peserta Tes untuk Menanalisis

(higher order thinking)............................................................. 80

Gambar 4. 28 Pengaturan tempat duduk peserta tes ........................................ 81

Gambar 4. 29 Proses registrasi peserta dalam program.................................... 81

Gambar 4. 30 Peserta sedang mengerjakan soal ujian komprehensif konten fisika

dan pendidikan berbasis CBT................................................... 82

Gambar 4. 31 Tampilan soal ujian komprehensif berbasis CBT .................... 83

Gambar 4. 32 Tampilan gambar yang di perbesar pada soal setelah di klik .... 83

Gambar 4. 33 Sistem penanyangan soal disajikan dengan settingan random soal

dan option.................................................................................. 84

Gambar 4. 34 Sistem setingan soal pada program............................................ 84

Gambar 4. 35 Tampilan pemantauan skor dan progres pengerjaan tes para peserta

tes.............................................................................................. 85

Gambar 4. 36 tampilan tingkat kesukaran sebuah soal dengan melihat persentase

jawaban peserta tes ................................................................... 86

Gambar 4. 37 Tampilan pada layar peserta yang telah menyelesaikan ujian ... 86

Gambar 4. 38 Proses penyimpanan hasil ujian ................................................. 87

Page 14: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan

salah satu universitas besar di Indonesia yang berada di bawah naungan

Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI). Kemenag RI mendorong

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menjadi

universitas berkelas dunia (world class university) pada tahun 2014. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta telah mempersiapkan hal tersebut sejak tahun 2012. Rencana

Strategis (renstra) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012-2026 dengan visinya:

“UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi universitas kelas dunia dengan

keunggulan integrasi keilmuan, keIslaman, dan keIndonesiaan” telah

menunjukkannya.

Ada beberapa komponen untuk menuju universitas berkelas dunia. Ada lima

komponen yang harus dilakukan, salah satunya adalah: melakukan inovasi kinerja

pendidikan dan pengajaran (Kemenag, 2014). Renstra UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta (2012-2026) mengarahkan kinerja pendidikan dan proses perkuliahan ke

arah proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan inovatif untuk menghasilkan

pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu dapat meningkatkan mutu dan

kompetensi lulusan. Sejauh ini UIN belum memiliki lembaga khusus yang bisa

menjamin kualitas dan kompetensi lulusannya. Kualitas dan kompetensi lulusan

dapat terukur oleh instrumen yang berkualitas. Cara mengukur kompetensi lulusan

menjadi sangat penting untuk diperhatikan (Hazelkorn, E, 2013). Apakah

kompetensi yang sudah diukur melalui instrumen yang ada pada masing-masing

program studi sudah dapat mendeskrifisikan kompetensi mahasiswa yang

sebenarnya atau yang diharapkan Program Studi itu sendiri? Apakah kompetensi

tersebut sudah holistik mengukur semua kompetensi yang dimiliki ?

Informasi kompetensi lulusan program studi (programe outcome) dapat

dijadikan landasan institusi untuk melakukan pengembangan dan evaluasi.

Kompetensi lulusan Program Studi dapat diketahui sebelum mereka lulus, melalui

tes atau ujian komprehensif. Pada kenyataanya, program studi belum bisa

mengukur kompetensi mahasiswanya secara holistik. Studi kasus pada Program

1

Page 15: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

2

Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), telah

melakukan pengukuran kompetensi mahasiswa melalui ujian komprehensif sejak

2007 – sekarang atau selama 9 tahun, hanya mengukur aspek kognitif pada

tingkatan terendah saja (lower order thinking). Teori pendidikan mengemukakan

bahwa kompetensi seseorang ada tiga domain/ranah yaitu: kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Ranah kognitif menurut taksonomi kognitif Bloom itu ada enam

yaitu: C1-C6 (Ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, syntesis, evaluasi / mencipta

pada taksonomi yang direvisi Anderson). Instrumen ujian komprehensif yang biasa

digunakan belum diketahui tingkat validitas, dan reliabilitasnya. Secara teori

instrumen yang seperti itu tidak dapat dijadikan sebagai alat ukur. Selain itu, konsep

pengukuran belum mengarah kepada kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh

mahasiswa di perguruan tinggi.

Informasi yang diberikan instrumen ujian komprehensif Program Studi

Pendidikan Fisika tidak lengkap. Informasi yang diberikan belum bisa memberikan

gambaran bagaimana pola berpikir mahasiswa pada tingkat perguruan tinggi.

Belum bisa menujukkan kompetensi utuh yang dimiliki mahasiswa (kognitif,

afektif, dan psikomotorik). Informasi pengukuran kemampuan kognitif baru

dilakuan setengahnya (C1-C3), untuk kemampuan kognitif C4- C6 (higher order

thinking) belum diukur. Presiden Obama mengemukakan bahwa kemampuan

berpikir orde lebih tinggi merupakan kompetensi yang sangat penting bagi lulusan

perguruan tinggi, karena dibutuhkan dalam kehidupan, baik dilingkungan

pekerjaan, maupun masyarakat terutama pada abad ke 21 (Darling-Hammond, L.,

Adamson, F, 2013). Kompetensi yang diperlukan untuk abad 21 terdiri atas

kemampuan: berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi dan berkolaborasi. Kompetensi

tersebut adalah keterampilan berpikir orde lebih tinggi (Kemdikbud, 2016).

Kemampuan berpikir tingkat rendah umumnya dimiliki oleh siswa tingkat sekolah

dasar sampai menengah. Hasil studi Programme for Internasional Students

Assessment (PISA) yang diikuti oleh Indonesia sejak tahun 2000 sampai 2015

menunjukkan hasil yang memprihatinkan. Kurang dari 1% siswa Indonesia yang

masuk dalam kategori mahir (mampu mengkritisi dan mengomunikasikan ide

berdasarkan fakta-fakta ilmiah dan pengetahuan yang dimiliki). Kemampuan mahir

Page 16: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

3

ini sangat dibutuhkan dalam kompetensi abad 21, siswa kita sedikit yang

menguasainya (Kemdikbud, 2016). Bagaimana dengan kemampuan mahair pada

mahasiswa perguruan tinggi? Sudahkah mereka memiliknya?

Banyak kendala teknis yang terjadi saat pelaksanaan maupun setelah

pelaksanaan ujian komprehensif. Salah satu kendala pada saat ujian, diantaranya:

rendahnya tingkat keujuran / sportivitas peserta ujian / mahasiswa, mahasiswa

sering melakukan kerjasama terutama jika soal yang diujikan hanya satu tipe saja.

Alokasi waktu untuk mengerjakan ujian sulit dikontrol baik memulai atau

mengakhirinya. Pada saat di mulai waktu yang digunakan peserta banyak terbuang

untuk pendistribusian soal dan lembar jawaban. Pada saat mengerjakan soal,

melingkari atau menghapus jawaban yang dianggap belum benar oleh peserta akan

menghabiskan waktu. Kendala setelah ujian, diantaranya: lamanya waktu

pengoreksian ujian yang bergantung pada jumlah peserta, semakin banyak peserta

maka semakin lama juga hasil ujian itu diketahui; tingkat konsentrasi korektor tidak

selalu dalam kondisi prima sehingga aka berpengaruh pada tingkat ketelitian dalam

mengoreksi akibatnya tidak memberikan nilai yang faktual; subyektivitas dan

emosi korektor akan memperharuhi hasil koreksian, bisa lebih tinggi atau lebih

rendah. Validitas instrumen dan informasi lainnya mengenai kemampuan peserta

ujian tidak cepat di ketahui. Dokumentasi hasil ujian kadang-kadang tidak

tersimpan dengan baik.

Universitas berkelas dunia telah memiliki instrumen yang berkualitas tinggi

untuk mengukur kualitas kompetensi para mahasiswanya. Penggunaan instrumen

yang berkualitas tinggi menurut Stanford Center for Opportunity Policy in

Education dapat menunjukkan visi universitas, sistem penilaian universitas mampu

memberikan informasi untuk memperkuat proses perkuliahan (Darling-Hammond,

L., Adamson, F, 2013). Untuk menghasilkan instrumen yang berkualitas tinggi

harus dirancang, dan dipersiapkan secara serius. Menurut Arikunto (2004),

instrumen yang berkualitas tinggi memiliki persyaratan: validitas, reliabilitas,

obyektifitas, praktikabilitas, dan ekonomis yang tinggi. Pemanfaat teknologi

informasi dan komunikasi (TIK) dapat memfasilitasi persyaratan tersebut.

Page 17: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

4

Sayangnya, pemanfaatan TIK di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya di

bidang akademik belum banyak di optimal dan dimanfaatkan.

Salah satu ciri universitas berkelas dunia adalah proses akademik selalu

melibatkan TIK untuk mendapatkan kinerja akademik yang efektif dan efisien.

Salah satu usaha yang bisa dilakukan UIN ke arah itu adalah dengan membuat e-

assessmen / digital instrument untuk mengukur kompetensi mahasiswa dengan

bantuan komputer atau computer based test (CBT). Inovasi dibidang akademik ini

dapat membantu meningkatkan efektivitas kinerja para pengelola dan civitas

akademika. Usaha seperti ini telah dilakukan oleh universitas-universitas terbaik

dunia seperti Harvard, dan Stanford University yang memiliki rangking 1 dan 2

dunia Academic Ranking World Universities (ShanghaiRanking, 2015).

Tes berbasis komputer memberikan banyak manfaat bagi para

penggunanya. Beberapa manfaat diantaranya: lebih ekonomis karena papper less,

tidak menggunakan kertas dalam mengerjakan ujian sehingga lebih ramah

lingkungan. Membantu menjaga lingkungan dan mendukung program go green.

Menghemat biaya produksi soal dan pasca ujian yaitu tahap pengoreksian dan

dokumentasi / tidak diperlukan biaya tambahan untuk biaya korektor, karena sistem

dapat mengoreksi sendiri. Hal ini tentunya bisa mengurangi mata anggaran di sektor

ini, dan dialihkan ke sektor lain yang masih kurang. Dosen / korektor / pengelola

Program Studi bisa menginterpretasikan hasil ujian dengan cepat, menganalisis soal

dan jawaban mahasiswa. Fairness mengizinkan peserta mengerjakan dan

mengakhiri tes dengan waktu yang sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan,

menghilangkan pekerjaan logistik pendistribusian soal kepada peserta yang bisa

menyita waktu. Hasil tes dapat tersimpan dengan aman (Lin, 2006). Peserta dapat

langsung mengetahui hasil tes dengan segera setelah tes berakhir sehingga peserta

dapat melakukan perencanaan tindak lanjut. Program Studi dapat memantau

kualitas akademik para mahasiswanya.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, peneliti mengajukan

penelitian pengembangan untuk memecahkan permasalahan di lingkungan

Program Studi fisika dengan membuat inovasi pemecahan dari permasalahan

tersebut. Adapun judul penelitiannya: Pengembangan Instrumen Ujian

Page 18: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

5

Komprehensif Mahasiswa melalui Computer Based Test (CBT) pada Program

Studi Pendidikan Fisika.

B. Permasalahan Penelitian

Identifikasi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Instrumen ujian komprehensif yang digunakan Program Studi pendidikan fisika

belum bisa mengukur kompetensi mahasiswa secara holistik (kognitif, afektif,

dan psikomotor). Hanya mengukur kemampuan kognitif saja. Kompetensi

afektif dan psikomotoriknya belum diperhatikan.

2. Instrumen komprehensif yang ada hanya mengukur kemampuan berpikir

tingkat rendah (lower order thinking), sama dengan kompetensi yang dimiliki

siswa sekolah dasar dan menengah. Peserta ujian adalah mahasiswa perguruan

tinggi.

3. Instrumen komprehensif yang digunakan tidak diketahui kualitasnya (validitas,

dan reliabilitas) sehingga informasi yang diberikan akan meragukan. Tidak bisa

memberikan iformasi yang bermanfaat bagi prodi.

4. Banyaknya kendala teknis pada saat pra, pelaksanaan, dan pasca ujian

komprehensif yang mempeharuhi hasil akhir kompetensi mahasiswa, akibat

dari kurangnya pengendalian terhadap berbagai faktor teknis yang mengurangi

prinsip-prinsip tes: adil, jujur, dan objektif.

5. Pelaksanaan ujian komprehensif secara manual banyak menghabiskan waktu,

biaya, dan tenaga. Boros kertas pada saat pelaksanaan, waktu yang lama untuk

mengoreksi dengan hasil yang belum tentu objektif.

6. Tidak tertibnya penyimpanan dokumen berkas ujian komprehensif, hilang atau

tidak jelas tempatnya, dari tahun ke tahun.

C. Rumusan Masalah

Berikut ini adalah rumusan masalah dari penelitian pengembangan ini,

diantaranya:

1. Instrumen ujian komprehensif berbasis CBT yang seperti apakah yang dapat

mengukur kompetensi mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta secara utuh?

Page 19: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

6

2. Bagaimanakah tahapan-tahapan dalam menghasilkan instrumen ujian

komprehensif mahasiswa berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ?

3. Bagaimanakah tingkat kelayakan dari instrumen ujian komprehensif mahasiswa

berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta ?

4. Bagaimanakah efektivitas instrumen ujian komprehensif mahasiswa berbasis

CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ?

5. Bagaimanakah tingkat kepraktisan instrumen ujian komprehensif mahasiswa

berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta ?

6. Bagaimanakah tingkat penerimaan instrumen ujian komprehensif mahasiswa

hasil pengembangan melalui CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menemukan formulasi instrumen ujian komprehensif berbasis CBT yang

mampu mengukur kompetensi mahasiswa secara utuh pada Program Studi

Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Mengetahui tahapan-tahapan dalam pengembangan instrumen ujian

komprehensif mahasiswa berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Mendapatkan informasi mengenai tingkat kelayakan dari instrumen ujian

komprehensif mahasiswa berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Mendapatkan informasi mengenai efektivitas instrumen ujian komprehensif

mahasiswa berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 20: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

7

5. Mendapatkan informasi mengenai tingkat kepraktisan instrumen ujian

komprehensif mahasiswa berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Mendapatkan informasi mengenai tingkat penerimaan instrumen ujian

komprehensif mahasiswa hasil pengembangan melalui CBT pada Program

Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis,

diantaranya sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis:

a. Bagi Program Studi, menemukan formulasi instrumen ujian komprehensif

berbasis CBT yang mampu mengukur kompetensi mahasiswa secara utuh pada

Program Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Diperolehnya sebuah instrumen yang berkualitas dan bermutu yang memiliki

validitas, reliabilitas, obyektivitas, praktibilitas, dan nilai ekonomis yang tinggi.

b. Bagi peneliti lain, Mengetahui tahapan-tahapan dalam pengembangan

instrumen ujian komprehensif mahasiswa berbasis CBT pada Program Studi

Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Diperolehnya tahapan /

syntak pengembangan tes / soal yang bermutu dan terstandar tinggi.

c. Mendapatkan informasi mengenai tingkat kelayakan dari instrumen ujian

komprehensif mahasiswa berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Diperolehnya tingkat kelayakan instrumen

yang tinggi meliputi: validitas, dan reliabilitasnya. Informasi ini bermanfaat

untuk mengetahui tingkat kesahihan atau ketepatan dari instrumen yang

dikembangkan dan keberfungsiannya.

d. Mendapatkan informasi mengenai efektivitas instrumen ujian komprehensif

mahasiswa berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

e. Mendapatkan informasi mengenai tingkat kepraktisan instrumen ujian

komprehensif mahasiswa berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika

Page 21: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Informasi ini bermanfaat untuk kemudahan

proses pengadministrasian, kemudahan dalam melakukan pemeriksaan

f. Mendapatkan informasi mengenai tingkat penerimaan instrumen ujian

komprehensif mahasiswa hasil pengembangan melalui CBT pada Program

Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Manfaat praktis:

a. Bagi Program Studi, data hasil ujian komprehensif dapat diperoleh dengan

segera, sehingga informasi tentang peta kemampuan mahasiswa dapat diperoleh

dengan cepat. Program Studi dapat memetakan kemampuan yang telah dan

belum dimiliki oleh mahasiswa. Usaha untuk melakukan diagnosis dan proses

perbaikan fasilitas dan sarana prasarana perkuliahan dapat dilakukan secara

cepat.

b. Bagi dosen, hasil ujian komprehensif mahasiswa dapat dijadikan bahan

diagnosa dalam meninjau kembali kegiatan perkuliahan yang sudah dilakukan.

membantu dosen dalam merancang strategi perkuliahan menjadi lebih baik,

memperbaiki silabus perkuliahan dan konten materi yang akan disampaikan

dalam perkuliahan.

c. Bagi mahasiswa, hasil ujian komprehensif dapat diketahui dengan segera,

sehingga mahasiswa dapat mengambil keputusan dengan segera untuk mulai

belajar kembali atau tidak. Hasil ujian komprehensif dapat memberikan

informasi kemampuan fisika dan kependidikan dengan cepat/segera. Umpan

balik (feed back) mahasiswa setelah melakukan ujian dapat mengetahui

kelemahan-kelemahannya, sehingga mereka dapat mengetahui materi mana

belum dikuasainya dengan melakukan introspeksi secara langsung. Bagi

mahasiswa yang sudah lulus dan memperoleh skor di atas batas kelulusan

mahasiswa akan merasakan adanya penguatan dan merasakan pengetahuan

yang sudah dimiliki sudah benar, dengan demikian pengetahuan yang sudah

dimiliki akan selalu diingatan.

Page 22: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

9

BAB II KAJIAN TEORI DAN LITERATUR REVIEW

A. Tes

Tes secara harfiah berasal dari bahasa Perancis Kuno”testum” artinya piring

untuk menyisihkan logam-logam mulia. Berikut ini adalah definisi tes dari beberapa

pakar. Menurut Nurkencana (1993) tes adalah suatu cara untuk mengadakan

penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok

anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak

tersebut yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-

anak lain atau standar yang telah ditetapkan. Menurut Cangelosi (1995) tes adalah

pengukuran terencana yang dipakai guru untuk mencoba menciptakan kesempatan

bagi para siswanya untuk memperlihatkan prestasi mereka dalam kaitannya dengan

tujuan yang telah ditentukan. Menurut Lutan (2000) tes adalah sebuah instrument

yang dipakai untuk memperoleh informasi tentang seseorang atau obyek. Tes

menurut Arikunto (2004) merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk

mengetahui atau mengukur sesuatu dengan menggunakan cara atau aturan yang

telah ditentukan. Menurut Riduwan (2006) tes sebagai instrumen pengumpulan data

adalah serangkaian pertanyaan / latihan yang digunakan untuk mengukur

ketrampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

individu / kelompok. Dari definisi-definisi pakar di atas dapat peneliti simpulkan

sebagai berikut: Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada

seseorang pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi

syarat-syarat tertentu yang jelas, yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki seseorang atau

kelompok.

Tes merupakan bagian integral dari pengukuran (pengukuran merupakan

proses pengumpulan data atau informasi yang dilakukan secara objektif yang

menghasilkan data kuantitatif). Fungsi dari tes adalah sebagai alat ukur. Tingkat

kemampuan / pengetahuan / sikap seseorang dapat diukur dengan sebuah tes. Tes

digunakan sebagai indikator penilaian dalam mengukur berbagai aspek.

9

Page 23: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

10

Gambar 2. 1 Hubungan antara kegiatan mengevaluasi, menilai, mengukur, dan

tes (http://www.bppjambi.info/newspopup.asp?id=637)

Berdasarkan fungsinya dan tujuannya bagi lembaga pendidikan, tes dibagi

menjadi beberapa, diantaranya adalah:

1. Tes kecepatan (speed test); Tes jenis ini bertujuan untuk mengevaluasi

kecepatan berpikir atau keterampilan, baik yang bersifat spontanitas maupun

hafalan dan pemahaman dalam materi yang telah dipelajari. Waktu yang

disediakan relatif singkat, sebab yang diutamakan adalah waktu minimal dan

dapat mengerjakan tes itu sebanyak banyaknya dengan baik dan benar, cepat

dan tepat. Termasuk kategori tes ini adalah tes intelegensi dan tes keterampilan

bongkar pasang suatu alat.

2. Tes kemampuan (power test); Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes

dalam mengungkapkan kemampuannya dengan tidak dibatasi secara ketat oleh

waktu yang disediakan. Tes ini menuntut peserta tes mencurahkan segala

kemampuannya baik analisis, sintesis dan evaluasi.

3. Tes hasil belajar (achievement test); Tes ini dimaksudkan untuk mengevaluasi

hal yang telah diperoleh dalam suatu kegiatan, dapat berupa tes harian

(formatif) maupun tes akhir semester (sumatif)

4. Tes kemajuan belajar (gains/ achievement test); Tes ini disebut juga dengan tes

perolehan, adalah tes untuk mengetahui kondisi awal sebelum (pre-test) dan

kondisi akhir testi setelah pembelajaran (post-test).

Page 24: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

11

5. Tes diagnosis (diagnosis test); Tes ini dilaksanakan untuk mendiagnosis atau

mengidentifikasi kesukaran kesukaran dalam belajar, mendeteksi faktor-faktor

yang menyebabkan terjadinya kesukaran belajar, dan menetapkan cara

mengatasi kesukaran atau kesulitan belajar.

6. Tes formatif; Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan

belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu program pembelajaran

tertentu.

7. Tes sumatif; Tes ini ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa dalam

sekumpulan materi pokok (pokok bahasan ) yang telah dipelajari.

Berdasarkan bentuk pelaksanaanya tes terbagi menjadi tiga, yaitu: tes

tertulis (paper and pencil test), tes lisan (oral test), tes perbuatan (performance test).

Tes berdasarkan bentuknya diklasifikasikan menjadi:

Gambar 2. 2 Tes berdasarkan bentuknya

Tes Tertulis digunakan untuk mengukur pemahaman / pengetahuan tentang

fakta, pengertian, keterampilan menerapkan prinsip-prinsip dasar, memecahkan

masalah-masalah nyata dan keterampilan menjelaskan ide-ide secara terurai dengan

bebas. Tes tertulis bisa berbentuk: uraian, obyektif, atau karya tulis. Pada penelitian

ini tes tertulis yang digunakan adalah tes objektif berupa: benar-salah, pilihan

ganda, dan menjodohkan.

Page 25: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

12

1. Benar Salah (True Fals)

Bentuk tes benar salah (B-S) merupakan tes objektif yang butir-butir

soalnya mengharuskan peserta tes mempertimbangkan suatu pernyataan, apakah

pernyataan yang disajikan benar atau salah. Peserta tes di minta menentukan

pilihannya sesuai petunjuk pengerjaan soal. Peserta tes tinggal menyilang atau

melingkari huruf B jika pernyataannya benar dan huruf S jika salah. Fungsi tes

pilihan ganda ini adalah untuk mengukur kemampuan membedakan antara fakta

dan pendapat. Dalam membuat soal pilihan ganda materi dan pernyataan hendaknya

bersifat homogen. Tes benar salah dikenal juga dengan istilah tes jawaban pendek

(short answer test), tes “ya/tidak” (yes-no test). Suatu model tes baru (new type test)

dengan cara menuliskan jawaban berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu

(Y/N) atau (Y/T) pada tempat yang disediakan.

Tes benar salah memiliki beberapa macam variasinya berdasarkan pola

pengerjaannya, yaitu:

a. Tes Benar-Salah dalam bentuk pernyataan. Peserta tes diminta hanya memilih /

mempertimbangkan apakah pernyataan yang disajikan benar atau salah.

b. Tes Benar-Salah dalam bentuk pernyataan yang menuntut alasan. Peserta tes

diminta mempertimbangkan pernyataan dan alasan.

c. Tes Benar-Salah dengan membetulkan. Peserta tes diminta membetulkan

pernyataan soal jika pernyataan tersebut disalahkan.

d. Tes Benar-Salah Berganda. Bentuk tes ini menyajikan satu persoalan yang

menghasilkan beberapa anak penyataan / persoalan. Anak pertanyaan

dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang mempunyai kemungkinan benar

atau salah.

Penyusunan soal Bentuk Benar-Salah harus memperhatikan kaidah

penulisan soal berikut ini:

a. Tulislah huruf B-S sebelum item pernyataan soal, dengan maksud untuk

memudahkan pengerjaan dan penilaian (scoring).

b. Usahakan jumlah jawaban Benar dan Salah seimbang. Pola jawaban hendaknya

tidak teratur atau di randome / diacak.

c. Tulislah dengan kalimat atau pernyataan berita.

Page 26: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

13

d. Hindarkan pernyataan yang mengandung negatif ganda.

e. Gunakan bahasa Indonesia baku sesuai EYD, tidak menggunakan bahasa yang

berlaku setempat/tabu.

f. Hindarkan pernyataan yang terlau panjang dan kompleks. Setiap soal hanya

mengandung satu gagasan. Setiap soal hendaknya berdiri sendiri, tidak

bergantung pada soal yang lain.

g. Hindarikan penulisan item pernyataan yang belum jelas kepastian jawabannya

dan terlalu umum. soal harus mutlak benar dan mutlak salah. Contoh: Kekayaan

lebih pentng dari pada kepandaian

h. Hindari Hindarikan penulisan item pernyataan yang menggunakan kata-kata

yang kecederung memberi saran atau tidak pasti seperti: yang dikehendaki oleh

item yang bersangkutan, misalnya semuanya, tidak terlalu, tidak pernah,

barangkali, kadang-kadang, pada umumnya, kebanyakan dan sebagainya.

i. Item pernyataan / soal hendaknya menguji pemahaman, tidak hanya mengukur

daya ingat saja.

Bentuk soal benar-salah memiliki beberapa kelebihannya, diantaranya

adalah: dapat mewakili materi pokok pelajaran yang lebih luas, mudah dalam

penyusunan dan pelaksanaannya, mudah dalam melakukan penskoran, dapat dinilai

secara cepat dan objektif, dapat mengukur kemampuan hasil belajar siswa berupa

fakta atau pemahaman. Kelemahan tes bentuk ini adalah: memungkinkan peserta

tes untuk menebak jawaban, umumnya mempunyai tingkat validitas dan reabilitas

yang rendah, dalam penyusunan tes memerlukan ketelitian, sering terjadi

kekaburan, terbatas mengukur kemampuan berpikir orde lebih rendah (low order

thinking).

2. Menjodohkan (Matching Test)

Bentuk soal menjodohkan sering juga di sebut matching test item adalah

bentuk soal yang memasangkan kalimat / pernyataan dengan jawaban dari kalimat

/ pernyataan tersebut (memiliki hubungan satu sama lain). Soal tes bentuk

menjodohkan sebenarnya hampir sama dengan bentuk pilihan-ganda.

Perbedaannya dengan bentuk pilihan-ganda adalah pilihan ganda terdiri dari stem

dan option, kemudian peserta didik tinggal memilih salah satu option yang paling

Page 27: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

14

tepat, sedangkan bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan

jawaban. Bentuk item tes menjodohkan terdiri dari dua kolom yang paralel / sejajar.

Kolom pertama berisi pertanyaan / penyataan di sebut daftar stimulus. Pertanyaan

menjodohkan ini umumnya terbatas pada pengukuran pengetahuan berpikir order

rendah, seperti: terminologi, batasan atau definisi, fakta, dan asosiasi konsep yang

memiliki kaitan sederhana. Kolom kedua berisi disebut frasa / daftar respon /

jawaban / premis / kata tunggal yang berfungsi sebagai preposisi / stimuli bagi

peserta tes untuk mencari jawaban yang cocok di kolom ke dua / respons. Tes

biasanya terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban.

Item tes menjodohkan cocok untuk mengidentifikasi hubungan antar

sesuatu. Item tes jika di susun secara cermat, mampu mengukur pengetahuan

batasan dan terminologi yang sangat penting di pahami para peserta tes. Item tes

menjodohkan pada prinsipnya dapat mengevaluasi pengetahuan tentang fakta yang

memiliki makna spesifik. Beberapa aturan dapat di pertimbangkan utamanya ketika

seorang penyusun tes mengonstruksi item tes jenis menjodohkan, yaitu:

a. Perlu adanya petunjuk menjawab yang jelas, singkat dan mudah dipahami.

Petunjuk disusun dengan kalimat yang singkat dan jelas.

b. Setiap kolom sebaiknya di beri nama / label untuk memperjelas petunjuk.

c. Item-item dalam tes menjodohkan sebaiknya homogen dan berkaitan.

d. Jumlah premis dan respon jumlahnya sebaiknya tidak sama, jumlah respon lebih

1 atau 2 jawaban. Hal ini bertujuan untuk menghindari peserta tes yang menerka

jawaban.

e. Jumlah item tes menjodohkan sebaiknya antara 4 sampai 8 buah item. Jika

terlalu sedikit, kurang memberikan informasi yang bermakna bagi para peserta

tes. Demikian sebaliknya jika lebih besar dari 8 item memungkinkan untuk

terjadi tumpang tindih jawaban.

f. Label item menggunakan huruf besar atau angka pada daftar jawaban.

g. Kata-kata yang digunakan dalam daftar jawaban sebaiknya di buat lebih pendek

di bandingkan daftar stimulus atau premis.

h. Kolom dan daftar respons sebaiknya di tempatkan pada sisi sebelah kanan.

Page 28: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

15

i. Semua item tes menjodohkan, sebaiknya di tempatkan pada satu halaman / tidak

terpisah untuk menghindari peserta tes membaca sambil membolak-balik

halaman.

Beberapa kelebihan dari bentuk soal menjodohkan, diantaranya adalah:

Lebih cepat dalam pengerjaannya, karena membutuhkan waktu singkat untuk

membaca soal; Teknis pembuatan soal lebih mudah sehingga tanpa memakan

waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses berpikir peserta tes;

Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan.

Selain kelebihan ada juga beberapa kelemahannya, diantaranya adalah: Hanya

mengukur kemampuan berpikir orde rendah; Penulis soal akan memiliki

kecenderungan untuk tidak cermat, karena dianggap mudah; Sulit menemukan

pasangan yang homogen.

1. Pilihan Ganda (Multiple Choice)

Tes pilihan ganda atau multiple choise adalah bentuk tes objektif berupa

butir soal atau tugas yang jawabannya dipilih dari alternatif jawaban yang

diberikan. Alternatif jawaban kebanyakan berkisar antara empat dan lima. Soal tes

pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks

(ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi). Tes pilihan ganda

merupakan jenis tes obyektif yang paling banyak digunakan. Soal pilihan ganda

terdiri atas suatu pertanyaan (stem) atau keterangan /pernataan yang belum lengkap,

untuk melengkapinya harus dipilih satu dari kemungkinan jawaban alternative

(option). Kemungkinan jawaban terdiri atas satu jawaban yang benar (kunci

jawaban) dan beberapa pengecoh (distractor). Jumlah alternatif jawaban

sebenarnya tidak ada aturan baku. Sebaiknya alternatif jawaban lebih dari empat.

Gronlund (1981) mengemukakan: “alternatif jawaban empat kurang baik

dibandingkan dengan yang lainnya. Makin banyak alternatif jawaban, makin kecil

kemungkinan peserta tes menerka”. Semakin banyak maka akan semakin bagus.

Tes pilihan ganda memiliki beberapa variasi bentuknya, diantaranya :

a. Jenis Distracters, yaitu bentuk tes pilihan ganda dimana setiap pertanyaan atau

pernyataan mempunyai jawaban yang benar. Peserta tes bertugas memilih satu

jawaban yang benar.

Page 29: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

16

b. Jenis analisis hubungan antara hal, yaitu bentuk tes pilihan ganda yang dapat

melihat kemampuan peserta tes dalam menganalisis hubungan antara

pernyataan dan alasan (sebab- akibat).

c. Jenis variasi negatif, yaitu bentuk tes pilihan ganda dimana setiap pertanyaan

dan pernyataan mempunyai beberapa pilihan jawaban yang benar, tetapi

disediakan satu kemungkinan jawaban yang salah. Peserta tes bertugas memilih

jawaban yang salah tersebut.

d. Jenis variasi berganda, yaitu bentuk tes pilihan ganda yang meminta untuk

memilih beberapa kemungkinan jawaban yang benar, tetapi ada satu jawaban

yang paling benar. Peserta tes bertugas memilih jawaban yang paling benar.

e. Jenis variasi yang tidak lengkap, yaitu bentuk tes pilihan ganda dimana

pertanyaan atau pernyataan yang memiliki beberaapa kemungkinan jawaban

yang belum lengkap. Peserta tes bertugas mencari satu jawaban yang paling

benar dan melengkapinya.

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam mengkontruksi sebuah

instrumen tes berbentuk pilihan ganda, harus memperhatikan aspek materi, bahasa,

maupun kontruksi diantaranya adalah:

a. Membuat stem / kalimat pernyataan berupa kalimat inti yang mengandung

permasalahan.

b. Menggunakan kalimat positif sebagai stem / pernyataan. Bahasa yang

digunakan harus komunikatif, dan mudah dimengerti. Setiap soal harus

menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Tidak

menggunaan bahasa yang berlaku setempat.

c. Menghindari penggunakan kalimat negatif, kecuali jika terpaksa dan ada

kesesuaian dengan tujuan tes / indikator soal yang diharapkan. Soal tidak

mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. Soal tidak memiliki dua

kata atau lebih yang mengandung arti negatif. Penggunaan kata negatif ganda

dapat mempersulit peserta tes dalam memahami maksud soal.

d. Menghindari pernyataan atau kata-kata yang mengandung petunjuk terhadap

jawaban yang benar.

Page 30: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

17

e. Membuat option atau alternatif jawaban yang setara. Sangat di sarankan untuk

membuat option dengan jumlah kata yang sama. Option harus homogen dan

logis ditinjau dari segi materi. Semua option harus berasal dari materi yang

sama yang terkandung dalam soal, penulisannya harus setara, dan semua option

harus berfungsi.

f. Panjang option harus relatif sama. Ada kecenderungan peserta tes untuk

memilih option yang paling panjang karena dinilai lebih lengkap dan lebih

benar. Menghilangkan option yang mengandung data-data yang tidak relevan

atau berhubungan.

g. Menempatkan jawaban secara tersebar, tidak terkonsentrasi pada salah satu

option jawaban saja (tidak A, B, C, D atau E saja). Dianjurkan membuat

distribusi jawaban dalam bentuk kolom.

h. Soal harus sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi. Soal harus menanyakan

perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai tuntutan indikator soal.

i. Setiap soal hanya mempunyai satu jawaban benar atau yang paling benar. Satu

soal hanya mempunyai satu kunci jawaban. Jika terdapat beberapa option yang

benar, maka kunci jawabannya adalah option yang paling benar.

j. Option tidak mengandung pernyataan, "Semua jawaban di atas salah", atau

"Semua jawaban di atas benar". Pernyataan seperti ini akan merujuk kepada

materi dari jawaban sebelumnya.

k. Option berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai

angka tersebut, dan option berbentuk angka yang menunjukkan waktu harus

disusun secara kronologis. Pengurutan angka dilakukan dari angka paling kecil

ke nilai angka paling besar atau sebaliknya. Pengurutan waktu berdasarkan

kronologis waktunya. Pengurutan tersebut dimaksudkan untuk memudahkan

peserta tes melihat dan memahami option.

l. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus

jelas dan berfungsi. Artinya, apa saja yang menyertai suatu soal yang

ditanyakan harus jelas, terbaca, dapat dimengerti oleh peserta tes. Apabila soal

tersebut tetap bisa dijawab tanpa melihat gambar, grafik, tabel atau sejenisnya

Page 31: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

18

yang terdapat pada soal, berarti gambar, grafik, atau tabel tersebut tidak

berfungsi.

m. Butir materi soal tidak saling bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan peserta tes yang tidak

dapat menjawab benar soal pertama tidak akan menjawab benar soal berikutnya.

Beberapa kelebihan dari tes bentuk pilihan ganda adalah: Lebih

merepresentasikan kemampuan peserta tes dalam hal cakupan materi yang telah

diajarkan; Memungkinkan peserta tes lebih bertindak obyektif; Bagi pengelola tes

lebih mudah dan cepat dalam mengoreksi; Memungkinkan orang lain untuk

ditugasi/dimintai bantuan mengoreksi tes; Analisis butir soal pada tes akan lebih

obyektif dan lebih mudah; Cocok digunakan untuk menguji peserta tes yang

jumlahnya cukup banyak. Disamping kelebihan, ada juga beberapa kelemahan dari

tes bentuk pilihan ganda ini, diantaranya adalah: Soal yang tidak jelas

memungkinkan ada lebih dari satu jawaban yang benar, hal ini akan sangat

membingungkan siswa; Memungkinkan siswa dapat menjawab dengan cepat

karena adanya petunjuk jawaban yang benar pada butir soal; pada tingkat tertentu

keberhasilan jawaban dapat diperoleh melalui tebakan; Sulitnya membuat

pengecoh (distractor) yang betul-betul akan berfungsi yang mempunyai peluang

besar untuk dipilih oleh peserta tes; Membutuhkan waktu yang lama untuk menulis

soal-soalnya; Peserta tes cenderung mengembangkan cara belajar yang terpisah-

pisah pada tiap soal.

B. Menyusun Tes / Instrumen

Ada beberapa kriteria untuk mendapatkan sebuah instrumen / tes yang baik.

Kriteria utuk memperoleh tes yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini:

valid atau memiliki validitas yang cukup tinggi; reliable, atau memiliki reliabelitas

yang baik; dan praktis atau memiliki kepraktisan. Namun syarat minimum yang

harus dimiliki oleh sebuah tes yang baik adalah valid dan reliable.

Selain yang dikeumukakan di atas ada ciri lainnya dari suatu instrumen

dikatakan baik, yaitu: obyektif; dalam pelaksanaan tes tidak ada unsur subyektivitas

terutama dalam sistem penskoran. Ekonomis; pelaksanaan tes tidak memerlukan

biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.

Page 32: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

19

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam menyusun sebuah

instrumen / tes. Ada delapan langkah yang perlu ditempuh dalam mengembangkan

tes hasil belajar, yaitu: menyusun spesifikasi tes; menulis soal tes; menelaah soal

tes; melakukan ujicoba tes; menganalisis butir soal; memperbaiki tes; merakit tes;

melaksanakan tes; menafsirkan hasil tes (Mardapi, 2007). Sax (1980) menyatakan

ada sembilan langkah dalam mengembangkan tes atau instrumen, langkah-langkah

tersebut adalah sebagai berikut: Menyusun kisi-kisi (tabel spesifikasi) tes, yang

memuat: materi pokok yang akan diteskan, aspek perilaku atau tingkatan kognitif

yang akan diukur, dan penentuan jumlah butir tes untuk setiap aspeknya; Menulis

butir-butir soal dengan mendasarkan pada aspek-aspek yang telah tercantum pada

tabel spesifikasi (kisi-kisi) tersebut; Melakukan telaah soal tes (analisis tes secara

logis); Melakukan uji coba soal; Analisis soal secara empiris; Memperbaiki atau

merevisi tes; Merakit tes, dengan menyiapkan komponen-komponen pendukung

untuk penyelenggaraan tes, yang meliputi: (a) buku tes; (b) lembar jawaban tes; (c)

kunci jawaban tes; dan (d) pedoman penilaian atau pedoman pemberian skor;

Melaksanakan tes; dan Menafsirkan hasil tes.

Peneliti menyimpulkan bahwa dalam menyusun sebuah instrumen / tes

harus mengikuti beberapa tahapan berikut ini diantaranya adalah sebagai berikut:

Menentukan tujuan mengadakan tes; Menentukan batasan bahan yang akan di

teskan; Mengumpulkan tujuan pembelajaran pada setiap bahan yang akan di teskan;

Menyusun indikator soal berdasarkan tujuan pembelajaran yang terkumpul atau

dengan kata lain membuat tabel spesifikasi tes /kisi-kisi tes; Menulis butir soal

berdasarkan indikator soal yang disusun; Menelaah soal tes yang telah di buat;

Melakukan ujicoba terhadap instrumen / tes yang sudah di buat dan dirakit;

Melakukan analisis terhadap butir soal hasil ujicoba; Melakukan perbaikan

terhadap butir soal tes berdasarkan informasi analisis butir soal; Merakit soal tes

yang valid; Melaksanakan tes; Menafsirkan hasil tes.

B. Mengukur Hasil Belajar

Para ahli pendidikan mendefinisikan hasil belajar sebagai berikut: 1) Hasil

belajar adalah Proses belajar yang dialami oleh murid menghasilkan perubahan

Page 33: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

20

dalam bidang pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Adanya

perubahan itu nampak dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh murid terhadap

pertanyaan atau tugas-tugas yang telah diberikan oleh guru (Winkel, 1992); 2) hasil

belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah

diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh

siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi

pelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2006); 3) hasil belajar adalah apa yang diperoleh

siswa setelah dilakukan aktifitas belajar (Djamarah dan Zain, 2006); 4) Hasil belajar

adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di

amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut

dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik

sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu (Hamalik, 2008); 5) Hasil belajar

merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator

kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang

harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai

wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung (Mulyasa,

2008); 6) Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2009). 7) Hasil

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajar (Sudjana, 2010). Berdasarkan definisi hasil belajar yang

dikemukakan oleh para ahli, peneliti dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan / proses pembelajaran

/ pemberian pengalaman belajar yang dapat berupa sikap, keterampilan atau

pengetahuan.

Untuk mengetahui hasil belajar seseorang diperlukan sebuah instrumen

yang disebut dengan tes. Tes di perguruan tinggi berfungsi untuk menilai atau

mengukur keberhasilan proses, out put, dan out come seseorang selama melakukan

proses pembelajaran. Pengukuran terhadap hasil belajar seseorang harus dilakukan

secara menyeluruh, baik aspek kognitif/ cognitive domain, sikap atau aspek afektif

/ affective domain, dan keterampilan atau aspek psikomotor / psychomotor domain

(Johanson, 2009). Ketiga aspek tersebut tidak dapat dilepaskan dari proses evaluasi

Page 34: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

21

hasil belajar. Dalam konteks evaluasi hasil belajar, termasuk didalamnya ujian

komprehensif mahasiswa, ketiga domain atau ranah itulah yang harus dijadikan

sasaran kegiatan evaluasi.

1. Tes Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan

hingga evaluasi menurut taksonomi Bloom yang belum direvisi. Ranah kognitif

secara hierarkis memiliki enam tingkatan, yaitu: tingkat pengetahuan (knowlegde);

tingkat pemahaman (comprehension); tingkat penerapan (aplication); tingkat

analisis (analysis); tingkat sintesis (syntesis); evaluation (tingkat evaluasi).

Gambar 2.3 Primaida taksonomi Bloom yang di revisi

Piramida di atas dapat diinterpretasikan secara logika adalah sebagai

berikut: Sebelum memahami sebuah konsep maka harus mengingatnya terlebih

dahulu; Sebelum menerapkan maka harus memahaminya terlebih dahulu; -

Sebelum menganalisa maka harus menerapkannya dulu; Sebelum mengevaluasi

maka harus menganalisa dulu; Sebelum berkreasi atau menciptakan sesuatu, maka

harus mengingat, memahami,mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluas i.

Proses pembelajaran dapat dimulai dari tahap mana saja tergantung kreasi

tiap orang. Pada pebelajaran yang terintegrasi pentahapan ini menjadi sangat cocok

a. Kemampuan Berpikir pada Orde Lebih Tinggi (higher order thinking)

Untuk tingkat perguruan tinggi kemampuan kognitif yang cocok adalah

kemampuan berpikir orde lebih tinggi (higher order thinking). kemampuan berpikir

Page 35: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

22

orde lebih tinggi (HOTS) adalah kemampuan berpikir yang tidak sekedar

mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan

pengolahan (recite). Kemampuan yang diujikan pada higher order thinking skills

menurut Kemdikbud (2016) antara lain: 1) transfer satu konsep ke konsep lainnya;

2) memproses dan menerapkan informasi; 3) mencari kaitan dari berbagai informasi

yang berbeda-beda; 4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah; 5)

menelaah ide dan informasi secara kritis.

Berpikir orde lebih tinggi terjadi ketika seseorang mengambil informasi

baru dan informasi yang tersimpan dalam memori dan saling terhubungkan atau

menata kembali dan memperluas informasi ini untuk mencapai tujuan atau

menemukan jawaban yang mungkin dalam situasi membingungkan. Menurut

Krathworl (2002) dalam A revion of Bloom’s Taxonomy: an overview – theory Into

Practice menyatakan bahwa indikator untuk mengukur kemampuan berpikir orde

lebih tinggi (higher order thinking), meliputi: menganalisis, mengevaluasi,

mencipta.

Tabel 3. 1 Kata Kerja Operasional Keterampilan Berpikir Orde Lebih Tinggi

Menurut Krathworl (2002)

Kategori Penjelasan

Menganalisis

Kemampuan memisahkan konsep kedalam beberapa

komponen dan menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas konsep tersebut secara utuh.

Contoh:

Menganalisis penyebab meningkatnya Harga pokok penjualan dalam laporan keuangan dengan memisahkan

komponen- komponennya.

Kata kerja operasional yang digunakan: Menganalisa, mendiskriminasikan, membuat skema /

diagram, membedakan, membandingkan, mengkontraskan, memisahkan, membagi, menghubungkan, menunjukan

hubungan antara variabel, memilih, memecah menjadi beberapa bagian, menyisihkan, dan mempertentangkan.

Mengevaluasi/ menilai

Kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma,

kriteria atau patokan tertentu

Contoh: Membandingkan hasil ujian peserta tes dengan kunci

jawaban.

Page 36: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

23

Kategori Penjelasan

Kata kerja operasional yang digunakan: Mengkaji ulang, membandingkan, menyimpulkan,

mengkritik, mengkontraskan, mempertentangkan menjustifikasi, mempertahankan, mengevaluasi,

membuktikan, memperhitungkan, menghasilkan, menyesuaikan, mengkoreksi, melengkapi, menemukan.

Mencipta

Kemampuan memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu

bentuk baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang orisinil.

Contoh:

Membuat kurikulum dengan mengintegrasikan pendapat dan materi dari beberapa sumber.

Kata kerja operasional yang digunakan:

Merakit, merancang, menemukan, menciptakan, memperoleh, mengembangkan, memformulasikan,

membangun, membentuk, melengkapi, membuat, menyempurnakan, melakukan inovasi, mendisain,

menghasilkan karya.

Soal berpikir orde lebih tinggi “tidak” selalu soal yang lebih sukar. Ada

kalanya soal-soal mengingat (recall) menjadi lebih sukar. Misal soal yang

menanyakan tentang tanggal lahir seorang tokoh, tempat berlangsungnya suatu

kejadian, perhitungan matematis yang mengandalkan ingatan rumus, nama latin

suatu organisme, ataupun detail kronologis tempat dan lokasi; akan menjadi soal

yang sangat sulit jika peserta tes sama sekali lupa dengan informasi tersebut.

Sebaliknya soal-soal yang bersifat konseptual, dapat dinalar yang merupakan soal

berpikir orde lebih tinggi tidak bergantung kepada ingatan dan hafalan. Contoh

berikut memberikan ilustrasi mengenai soal berpikir orde lebih tinggi “bukanlah”

soal yang pasti lebih sukar (Kemdikbud, 2016).

Ilustrasi soal berpikir orde rendah yang lebih sukar dibandingkan soal

berpikir orde lebih tinggi:

Page 37: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

24

Eubacteria yang dapat menghasilkan zat racun pada makanan kemasan dalam

kaleng adalah....

A. Pseudomonals sp.

B. Thiobacillus ferrooksidans

C. Clostridium botulinum

D. Escherichia coli

E. Acetobacter xylinum

Kemdikbud, 2016

Gambar yang diajikan di atas menunjukkan: soal pertama merupakan

pertanyaan yang mengukur kemampuan mengingat (recalling). Pertanyaan in

termasuk kategori berpikir orde rendah, namun soal ini menjadi sulit jika peserta

tes lupa mengenai informasi spesifik tersebut. Soal kedua merupakan pertanyaan

yang mengukur kemampuan bernalar (reasoning). Pertanyaan kedua termasuk

kategori kemampuan berpikir ode lebih tinggi, tetapi lebih mudah di jawab jika

memiliki konsep yang diharapkan penanya.

Pertanyaan berpikir orde lebih tinggi biasanya di tandai oleh adanya

konstektualitas dan keberfungsian stimulus. Seringkali penulis soal fokus mencari

stimulus yang menarik dan kontekstual, namun sulit mencari kaitan antara stimulus

dengan indikator kemampuan yang akan diukur. Jika sebuah soal dapat dijawab

Page 38: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

25

tanpa melihat stimulus, ini menunjukkan soal belum berpikir orde lebih tinggi.

Berikut ini kriteria stimulus yang baik digunakan dalam penyusunan soal/instrumen

menurut Kemdikbud (2016):

1) Substantif dan menarik untuk dibaca

2) Menarik perhatian bagi peserta ujian

3) Ditulis dan dirancang dengan baik

4) Cukup menantang (optimal), tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit

5) Secara faktual benar

6) Mengantar pada pertanyaan

7) Cerita utuh dan serba-cakup (self-contained)

Dalam menyusun soal/instrumen berpikir orde lebih tinggi, penulis soal

harus memiliki persepsi bahwa higher bukalah highest. Soal berpikir orde lebih

tinggi bukan hanya soal yang tidak sekedar: mengingat, menyatakan kembali,

merujuk atau menyajikan tanpa proses mengolah. Soal HOT bukanlah selalu soal

dengan level berpikir tertinggi seperti: mengevaluasi, berkreasi dan

mengomunikasikan. Beberapa kompetensi yang menjadi ciri soal berpikir orde

lebih tinggi adalah kompetensi untuk memproses informasi, memilah informasi,

mengaitkan informasi, ataupun menelaah berbagai informasi. Sehingga untuk

menghasilkan soal HOT akan lebih mudah jika digunakan stimulus soal yang berisi

beberapa informasi yang relevan.

Berikut ini ada beberapa tips dalam menyusun soal / instrumen berpikir orde

lebih tinggi yaitu:

1) Menggunakan konteks yang ada di dunia nyata, bukan hayalan atau mengada-

ada. Konteks yang bisa disajikan berupa: masalah/problem, aturan, hasil

eksperimen, fakta / fenomena dalam kehidupan sehari-hari dan lain-lain.

2) Instrumen soal dapat dikaitkan dengan analisis visual dengan menyajikan

sebuah gambar, wacana argumentasi, laporan observasi, iklan, grafik atau

bagan, dll.

3) Instrumen soal dapat menanyakan alasan dari jawaban yang diberikan oleh si

penanya. Cara yang dimunculkan dapat: (a) menyimpulkan argumentasi secara

Page 39: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

26

cepat, (b) memberikan alasan yang mendukung argumen yang disajikan, (c)

memberikan alasan tidak mendukung argumen yang disajikan

Soal berpikir orde lebih tinggi dapat disusun menjadi soal obyektif maupun

non obyektif. Salah kalau ada anggapan / persepsi kemampuan berpikir orde lebih

tinggi tidak dapat diukur melalui soal obyektif khususnya pilihan ganda. Soal

pilihan ganda format obyektif dapat mengukur level berpikir lebih tinggi seperti

yang dilakukan Programme For International Students Assessment (PISA) yang

berformat pilihan ganda namun dapat mengukur keterampilan berpikir orde lebih

tinggi. Soal obyektif format: mencocokkan, benar-salah, ya-tidak juga sangat

memungkinkan untuk dijadikan instrumen untuk mengukur keterampilan berpikir

orde lebih tinggi. Perlu diperhatikan, soal non obyektif memang lebih fleksible

untuk mengukur kemampuan berpikir orde lebih tinggi, hal ini jika ditunjang

dengan rubrik peskoran yang baik tentunya. Proses pembuatan rubrik penskoran

tidak mudah. Rubrik yang baik harus mudah dimengerti dan dipahami, terstandar,

memiliki beragam penskoran (mampu memayungi berbagai kemungkinan jawaban

peserta tes), memiliki gradasi tingkatan benar/salah dengan jelas sehingga dapat

menghasilkan skor yang konsisten.

2. Tes Afektif

Pengukuran ranah afektif jarang sekali dilakukan di perguruan tinggi. Ada

banyak kendala yang menyebabkan hal tersebut tidak terjadi, diantaranya: cara

pengukuran afektif merepotkan bagi dosen terutama di perguruan tinggi, tidak

semudah pengukuran ranah kognitif, ada kesulitan dalam membuat instrumen yang

betul-betul bisa mengukur sikap yang diharapkan. Kompetensi sikap yang diukur

adalah sikap / ekspresi nilai-nilai / pandangan hidup yang dimiliki seseorang yang

diwujudkan atau akan diwujudkan dalam bentuk perilaku.

Pengukuran afektif tidak dapat dilakukan setiap saat. Pengubahan sikap

seseorang memerlukan waktu yang cukup lama, harus mempertimbangkan minat,

penghargaan, dan nilai-nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan:

Menerima (Receiving); Menjawab (Respoding);.Menilai (Valuing); Organisasi

(organization); Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks

Page 40: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

27

nilai (characterization by a value complex). Tujuan dilakukannya tes afektif adalah:

mendapatkan umpan balik (feedback) bagi dosen maupun seseorang untuk

memperbaiki proses belajar mengajar; mengetahui perubahan tingkah laku

seseorang yang dicapai sebagai bahan perbaikannya.

Tabel 2. 1 Contoh Indikator Sikap

Sikap dan

Pengertian Indikator

Sikap spiritual Menghargai dan menghayati ajaran

agama yang dianut

- Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.

- Menjalankan ibadah tepat waktu. - Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi

sesuai agama yang dianut. - Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang

Maha Esa;

- Mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri

- Mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.

- Berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah

berikhtiar atau melakukan usaha. - Menjaga lingkungan hidup di sekitar rumah tempat

tinggal, sekolah dan masyarakat - Memelihara hubungan baik dengan sesama umat

ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

- Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa Indonesia.

- Menghormati orang lain menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.

Sikap sosial - Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan

- Tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber)

- Mengungkapkan perasaan apa adanya - Menyerahkan kepada yang berwenang barang yang

ditemukan

- Membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya

- Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki

Jujur

adalah perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,

dan pekerjaan.

Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku

tertib dan patuh pada berbagai ketentuan

dan peraturan.

- Datang tepat waktu - Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/ sekolah - Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan

waktu yang ditentukan - Mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan

benar

Tanggungjawab - Melaksanakan tugas individu dengan baik

Page 41: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

28

Sikap dan

Pengertian Indikator

adalah sikap dan

perilaku seseorang untuk melaksanakan

tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia

lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,

lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan

Yang Maha Esa

- Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan

- Tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat

- Mengembalikan barang yang dipinjam - Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang

dilakukan

- Menepati janji - Tidak menyalahkan orang lain utk kesalahan

tindakan kita sendiri

- Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta

Toleransi

adalah sikap dan tindakan yang

menghargai keberagaman latar belakang, pandangan,

dan keyakinan

- Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat - Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan

pendapatnya - Dapat menerima kekurangan orang lain - Dapat mememaafkan kesalahan orang lain

- Mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki keberagaman latar belakang,

pandangan, dan keyakinan

- Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain

- Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat

memahami orang lain lebih baik

- Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru

Gotong royong

adalah bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk

mencapai tujuan bersama dengan saling

berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas.

- Terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan

kelas atau sekolah - Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan

- Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan

- Aktif dalam kerja kelompok

- Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok

- Tidak mendahulukan kepentingan pribadi

- Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan orang lain

- Mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama

Page 42: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

29

Sikap dan

Pengertian Indikator

Santun atau sopan

adalah sikap baik dalam pergaulan baik

dalam berbahasa maupun bertingkah laku. Norma

kesantunan bersifat relatif, artinya yang

dianggap baik/santun pada tempat dan waktu tertentu bisa

berbeda pada tempat dan waktu yang lain.

- Menghormati orang yang lebih tua.

- Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur. - Tidak meludah di sembarang tempat.

- Tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak tepat

- Mengucapkan terima kasih setelah menerima

bantuan orang lain - Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)

- Meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang milik orang lain

- Memperlakukan orang lain sebagaimana diri

sendiri ingin diperlakukan

Percaya diri

adalah kondisi mental atau psikologis

seseorang yang memberi keyakinan kuat untuk berbuat

atau bertindak

- Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-

ragu. - Mampu membuat keputusan dengan cepat - Tidak mudah putus asa

- Tidak canggung dalam bertindak - Berani presentasi di depan kelas

- Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan

BPSDM Kemdikbud (2013)

Informasi terkait sikap dan perbuatan dapat diperoleh dengan cara nontes.

Cara mengetahui sikap seseorang dapat dilakukan melalui: observasi, wawancara,

angket, sosiometri, catatan anekdote, dan sebagainya. Pedoman observasi

dilengkapi dengan rubrik petunjuk penskoran. Rubrik memuat uraian penilaian

skala atau daftar cek. Pada tahap akhir harus di sediakan petunjuk penskoran yang

berfungsi untuk memberikan pedoman dalam memberikan skor / nilai akhir.

Sikap yang cocok dalam untuk bidang sains adalah sikap ilmiah. Sikap

ilmiah merupakan sikap yang diperlihatkan para ilmuwan saat melakukan kegiatan

ilmiah. Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki seorang ilmuwan atau

akademisi untuk memecahkan suatu perosalan / masalah secara sistematis melalui

langkah-langkah ilmiah. Berikut ini adalah sikap ilmiah yang dikembangkan dalam

penelitian ini:

a. Jujur dan Obyektif; Seorang sainstis harus jujur dan mau menerima kenyataan

dari hasil penelitiannya, tidak mengada-ada dan tidak merekayasa / rubah data

Page 43: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

30

hasil penelitiannya. Objektif, sesuai dengan fakta yang ada. Hasil penelitian

tidak boleh dipengaruhi perasaan pribadi. Semua yang dikemukakan harus

berdasarkan fakta yang diperoleh. Seorang peneliti / ilmuwan harus jujur dalam

mengambil dan mengolah data. Tidak boleh terjadi pemalsuan (manipulasi)

dalam pengambilan data, meskipun hasilnya tidak sesuai dengan keinginannya.

b. Teliti dan kritis; bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Meragukan dan memeriksa

bagian dari bukti yang tidak cocok dengan pola temuan lain. Selalu melakukan

tindakan yang teliti dalam melakukan penelitian, hal ini akan mengurangi

kesalahan-kesalahan sehingga menghasilkan data yang baik dan kesimpulan

yang dipercaya.

c. Menghargai karya orang lain; mau menerima dan menghargai hasil pemikiran

atau hasil karya yang dihasilkan oleh orang lain sebagai pengakuan atas kinerja

atau hasil kerja keras mereka.

d. Sikap terbuka; Terbuka menerima pendapat yang benar; artinya bahwa kita

tidak boleh mengklaim diri kita yang paling benar atau paling hebat. Kalau ada

pendapat lain yang lebih benar/tepat, kita harus menerimanya. Seorang peneliti

harus dapat berterus terang, berpikir positif, dan bersedia mendengar dan

menerima pendapat orang lain. Kritikan, saran, dan masukan dapat membuat

hasil penelitian menjadi lebih baik.

e. Disiplin; sikap atau tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan atau peraturan / komitmen terhadap keputusan atau janji.

f. Kerja keras / tekun ; tidak mudah putus asa, ulet, gigih dalam melakukan

penelitian terhadap suatu masalah. Seorang saintis harus mau melakukan

penelitian yang berulang untuk mendapatkan data yang akurat, sehingga

diperoleh kesimpulan akurat. Seorang peneliti tidak cepat berputus asa jika

mengalami kegagalan dalam suatu penelitian, seorang peneliti harus segera

mencari penyebab kegagalan itu.

g. Kreatif; memiliki ide yang berbeda sudut pandangnya guna mendapatkan

sesuatu yang baru. Berani mencoba untuk mencari jawaban atas berbagai

pertanyaan yang ada di pikiran kita dengan cara yang berbeda.

Page 44: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

31

h. Rasa ingin tahu / sikap ingin menemukan; sikap awal / dasar yang harus dimiliki

untuk melakukan penelitian dalam rangka mendapatka sesuatu yang baru. Rasa

ingin tahu tentang sesuatu tidak akan pernah terwujud tanpa keberanian untuk

mencoba.

i. Peduli lingkungan; tidak merusak lingkungan yang ada di sekitar, mampu

melestarikan lingkungan dengan berbagai cara seperti hemat energi. Kelestarian

alam juga menjadi tanggung jawabnya juga.

j. Tanggung jawab dan kemandirian; Seorang peneliti harus bertanggung jawab

terhadap hasil penelitiannya, baik secara ilmiah maupun moral. Tidak

mengandalakan orang lain.

k. Kesadaran terhadap Tuhan YME; Seorang peneliti harus senantiasa bersyukur

dan menyadari bahwa semua hasil penelitian / kesimpulan yang diperoleh

merupakan atas kehendak-Nya.

3. Tes Psikomotorik

Pengukuran aspek psikomotorik merupakan pengukuran yang dilakukan

terhadap hasil belajar berupa keterampilan. Aspek ini merupakan keterampilan

yang membutuhkan koordinasi jasmani. Aspek Psikomotorik dibedakan menjadi

dua, yaitu: keterampilan (skills) dan kemampuan (abilities). Kriteria untuk

mengukur keterampilan seseorang sekurang-kurangnya 30 menit. Kurang dari

waktu tersebut diperkirakan para penilai belum dapat menangkap gambaran tentang

pola keterampilan yang mencerminkan kemampuan seseorang. Mengukur ranah

psikomotor dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah sebagai

berikut: tes paper and pencil; tes identifikasi; tes simulasi; tes unjuk kerja.

Keterampilan yang cocok untuk bidang studi sains termasuk fisika adalah

ketermapilan proses sains. Para ilmuwan melaksanakan suatu proses dengan

langkah-langkah tertentu. Aktivitas atau cara kerja ilmuwan diaplikasikan dalam

kegiatan belajar mengajar yang dikenal dengan Keterampilan Proses Sains (KPS)

(Poedjiadi: 1999). Rustaman (2000) berpendapat bahwa KPS adalah suatu

keterampilan yang melibatkan keterampilan intelektual, manual, dan sosial yang

digunakan untuk membangun dan menyempurnakan pemahaman yang sudah

Page 45: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

32

terbentuk. Rustaman mengidentifikasi jenis-jenis keterampilan yang termasuk KPS

terlihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 2 Jenis dan Indikator Keterampilan Proses Sains

Jenis KPS Indikator

Mengamati - Menggunakan berbagai indra. - Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan

dan memadai.

Mengklasifikasi

(mengelompokkan)

- Mencatat setiap pengamatan secara terpisah. - Mencari perbedaan dan persamaan. - Mengontaraskan ciri–ciri.

- Membandingkan. - Mencari dasar pengelompokkan.

Menafsirkan (interfretasi)

- Menghubungkan hasil–hasil pengamatan.

- Menemukan pola atau keteraturan dalam suatu seri pengamatan.

- Menyimpulkan.

Meramalkan (prediksi)

- Menggunakan pola atau keteraturan hasil pengamatan.

- Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada

keadaan yang belum terjadi.

Mangajukan

pertanyaan

- Bertanya apa, bagaimana, dan mengapa. - Bertanya untuk meminta penjelasan.

- Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.

Mengajukan hipotesis

- Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian.

- Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih

banyak atau melakukan cara pemecahan masalah.

Merencanakan percobaan/penelitian

- Menentukan alat, bahan, atau sumber yang akan digunakan.

- Menentukan variabel atau faktor penentu. - Menentukan apa yang akan diatur, diamati, dicatat. - Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa

langkah kerja.

Menggunakan

alat/bahan/sumber

- Memakai alat dan atau bahan dan atau sumber. - Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat dan

atau bahan dan atau sumber. - Mengetahui bagaimana menggunakan alat dan atau

bahan dan atau sumber.

Menerapkan konsep

- Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam

situasi baru. - Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk

menjelasakan apa yang sedang terjadi.

Page 46: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

33

Jenis KPS Indikator

Melakukan komunikasi

- Memerikan atau menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau

tabel atau diagram atau mengubahnya dalam bentuk salah satunya.

- Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas.

- Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian.

- Membaca grafik atau tabel atau diagram. - Mendiskusikan hasil kegiatan suatu maslah atau

suatu peristiwa.

Melaksanakan percobaan

- Mencakup seluruh keterampilan proses.

Sumber: Nuryani (2000)

C. Tes Berbasis Komputer / Computer Based Test (CBT)

Tes berbasis komputer merupakan tes yang penyelenggaraanya

menggunakan bantuan komputer. Karakteristik tes ini sama dengan tes

konvensional. Perbedaannya hanya terletak pada teknik penyampaian (delivery)

soal yang tidak lagi meggunakan kertas (paperless) untuk naskah soal maupun

lembar jawaban. Koreksi dan penskoran dilakukan oleh komputer secara langsung.

Peserta bisa mengerjakan dan melihat butir soal dari nomor pertama sampai dengan

terakhir (Suprananto, 2008). Ada empat bentuk model tes berbasis komputer dan

internet yang dikembangkan ITC, yaitu:

Page 47: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

34

Gambar 2. 4 Model tes berbasis komputer (CBT) Pead, D. (2012)

CBT dapat dilaksankan di laboratorium komputer yang telah terkoneksi

dengan jaringan intranet atau internet. Ada banyak keuntungan melakukan CBT,

diantaranya: mengijinkan melakukan tes di saat yang tepat bagi peserta,

mengurangi waktu untuk pekerjaan penilaian tes dan membuat laporan tertulis,

menghilangkan pekerjaan logistik seperti mendistribusikan, menyimpan dan tes

menggunakan kertas, peserta tes dapat langsung mengetahui hasil tes. Sedangkan

kerugiaannya yaitu, adanya ketergantungan dengan peralatan seperti komputer,

membutuhkan lab komputer yang memadai (hardware dan software) (Crisp, 2011).

Mekanisme pelaksanaan CBT dapat dilakukan dengan beragam cara,

diantaranya: secara offline, semi offline, dan online Pead, D. (2012).

Gambar 2.5 Mekanisme CBT secara offline, semi offline, dan online Pead, D.

(2012)

Page 48: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

35

C. Hasil Penelitian Relevan

1. Ramos, J. L. S., Dolipas, B. B., & Villamor, B. B. (2013). Higher order thinking

skills and academic performance in physics of college students: A regression

analysis. International Journal of Innovative Interdisciplinary Research, 1(4),

48-60. Artikel jurnal tersebut menyatakan bahwa kemampuan berpikir orde

lebih tinggi mahasiswa pada matakuliah fisika berhubungan dengan

kemampuan fisika mahasiswanya. Untuk mengukur kemampuan mahasiswa

dapat digunakan tes kemampuan berpikir orde lebih tinggi.

2. Hong Lin and Francis Dwyer, The Fingertip Effects of Computer-based

Assessment in Education. Volume 50, Number 6 TechTrends 2006. Artikel

jurnal tersebut menyatakan bahwa: computer based assessment memberikan

pengaruh pada dunia pendidikan. Pengaruh yang diberikan berupa efektivitas,

dan efisiensi kinerja pendidikan. Low coast karena paper less, menghasilkan

validitas instrumen yang tinggi.

3. Istiyono, E., & Si, M. (2013). Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika

memiliki tahapan-tahapan dalam pengembangannya, tidak sama dengan proses

pengembangan instrumen kognitif biasa.

D. Kerangka Berpikir

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan universitas yang memiliki visi

menuju world class university. Untuk mempersiapkan menuju kearah itu di

perlukan beberapa komponen yang menjadi bagian atau ciri dari sebuah world class

university, diantaranya adalah: memiliki kinerja pendidikan dan proses perkuliahan

ke arah proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan inovatif untuk menghasilkan

pendidikan yang bermutu. Hal ini akan menghasilkan kualitas lulusan yang bermutu

tinggi dan baik. Namun sayangnya UIN belum memiliki lembaga khusus yang bisa

manjamin kualitas lulusan dengan standar mutu yang baik. Kualitas kompetensi

lulusan dapat terukur melalui sebuah instrumen yang mengukur kompetensi lulusan

dengan kualitas baik. Instrumen yang juga bisa mengukur kemampuan atau

keterampilan yang harus dimiliki lulusan dalam menghadapi abad ke 21. Salah satu

Page 49: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

36

cara teknik pengukuran kompetensi yang dapat dilakukan dengan cepat dan tepat

serta menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien yang memiliki daya dukung

terhadap proses perkuliahan dan kinerja pendidikan adalah melalui ujian

komprehensif berbasis komputer atau computer based test (CBT). Alur kerangka

berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 6 Bagan Alur Kerangka Berpikir Penelitian

E. Hipotesis

Hipotesis dalam peneltian pengembangan ini adalah “Apakah instrumen

ujian komprehensif berbasis CBT dapat mengukur kompetensi mahasiswa pada

Program Studi Pendidikan Fisika dengan efektif, praktis, dan dapat diterima oleh

mahasiswa dan pengelola Program Studi?”

Page 50: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

pengembangan (development studies / development research) dengan pendekatan

siklikal. Metode pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode yang dikembangkan oleh Van de Akker. Penggunaan metode penelitian

seperti ini bertujuan untuk menghasilkan prinsip disain yang dapat digunakan untuk

memecahkan permasalahan di bidang pendidikan (Akker, 2006). Tahapan /

prosedur pengembangan yang digunakan mengikuti tahapan dari Van de Akker.

Adapun tahapannya adalah: preliminary reaseach, prototyping stage, summative

evaluation, dan systematic reflection and documentation.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian di lakukan di Program Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Jakarta. Penelitian dilakukan selama empat bulan, mulai Juli

sampai Oktober 2016.

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan instrumen ujian komprehensif melalui CBT pada

Program Studi Pendidikan Fisika ini tahapan / prosedur pengembangan yang

digunakan mengikuti tahapan berikut:

37

Page 51: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

38

Gambar 3. 1 Bagan Prosedur Penelitian Pengembangan instrumen ujian

komprehensif mahasiswa melalui CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika

1. Penelitian Pendahuluan (Preliminary research)

Tahap pertama kegiatan penelitian ini yaitu melakukan studi pendahuluan.

Studi pendahuluan dilakukan melalui survey di lapangan dan studi literatur/

pustaka. Tahapan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran / informasi yang

lengkap mengenai instrumen ujian komprehensif yang telah dilakukan /

diimplementasikan pada tahun-tahun sebelumnya. Studi pendahuluan dilakukan

dengan cara menalaah naskah instrumen ujian komprehensif di Program Studi

Page 52: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

39

Pendidikan Fisika yang digunakan tahun 2015, 2014, dan 2013. Langkah kegiatan

tahap pendahuluan ini meliputi:

a. Studi Lapangan

Tujuan studi lapangan dalam penelitian ini ini adalah mendapatkan

informasi tentang: jenis kemampuan yang di diukur instrumen komprehensif tahun-

tahun sebelumnya (kognitif, afektif, psikomotorik) beserta aspeknya; bentuk tes;

konten / isi / materi yang diujikan; proses pelaksanaan ujian komprehensif; proses

pemeriksaan/pengoreksian; dokumentasi naskah dan hasil.

Tabel 3. 1 Format Penelaahan Naskah Ujian Komprehensif

Instrumen komprehensif yang di telaah : Pendidikan / Konten fisika (*

Tahun Pelaksanaan Komprehensif : 2015 / 2014 / 2013

No.

Soal

Jenis kemampuan yang diukur Bentuk

Tes

Materi

Tes

Proses

pelaksanaan

Proses

pemeriksaan Kognitif Afektif Psikomotorik

b. Studi Pustaka

Tujuan dari studi pustaka dalam penelitian ini adalah mendapatkan

informasi tentang: bentuk tes yang dapat digunakan untuk ujian komprehensif;

aspek kemampuan yang diukur (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dengan melihat

kurikulum Program Studi; proses penyusunan tes komprehensif yang ideal; konten

dan aspek kemampuan yang pantas diukur untuk tingkat perguruan tinggi (mengacu

pada higher order thinking, keterampilan proses sains, sikap ilmiah); teknis

pelaksananaan tes yang efektif, efisien, dan tepat guna; Teknis dalam melakukan

analisis tes untuk menghasilkan tes yang valid; Pendokumentasian tes.

2. Tahap Prototipe (Prototyping Stage)

Tahap kedua kegiatan penelitian ini yaitu membuat rancangan desain

instrumen (prototype product). Rancangan desain instrumen ujian komprehensif

berbasis CBT ini didasarkan pada kajian pendahuluan yang diperoleh pada ditahap

pertama.

Page 53: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

40

Gambar 3. 2 Konsep / Desain Tes komprehensif berbasis CBT pada Program

Studi Pendidikan Fisika

Tes komprehensif berbasis komputer (CBT) pada Program Studi pendidikan

fisika yang akan dikembangkan, akan mengukur tiga kompetensi yaitu: kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Kemampuan kognitif yang diukur mengarah kepada

kemampuan berpikir orde lebih tinggi (higher order thinking): Menganalisis,

Mengevaluasi/menilai, Mencipta. Kemampuan psikomotorik yang diukur adalah

keterampilan proses sains: mengamati, mengklasifikasi (mengelompokkan),

menafsirkan (interfretasi), meramalkan (prediksi), mangajukan pertanyaan,

mengajukan hipotesis, merencanakan percobaan/penelitian, menggunakan

alat/bahan/sumber, menerapkan konsep, melakukan komunikasi, melaksanakan

percobaan. Apektif, sikap yang diukur adalah sikap ilmiah: jujur, disiplin, kerja

keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, peduli lingkungan, tanggung jawab,

demokratis.

Terdapat lima tahapan yang harus diiukti dalam menghasilkan instrumen

komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika diantaranya,

yaitu: tahap pertama, menentukan materi esensial; tahap kedua, menentukan bentuk

pelaksanaan tes; tahap ketiga, penulisan butir soal; tahap kempat, melakukan uji

coba; dan tahap kelima, perakitan soal dalam bentuk CBT.

Page 54: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

41

Berikut ini tahapan-tahapan dalam menghasilkan instrumen komprehensif

berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika.

Gambar 3. 3 Alur Desain Instrumen Komprehensif berbasis CBT pada Program

Studi Pendidikan Fisika

Page 55: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

42

Uji coba butir soal pada tahap empat bertujuan untuk mengetahui kelayakan

produk yang dihasilkan, terdiri dari: uji ahli (expert judgement); uji coba kepada

pengguna / mahasiswa dan pengelola prodi; uji-lapangan (field testing) skala besar.

Expert review bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai instrumen yang

dikembangkan dari perspektif ahli. Uji coba pengguna dan lapangan bertujuan

untuk mendapatkan informasi dari perspektif pengguna.

3. Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)

Tahap ketiga kegiatan penelitian ini yaitu kegiatan riview atau evaluasi

secara menyeluruh terhadap instrumen komprehensif berbasis CBT yang

dihasilkan. Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari instrumen

komprhensif berbasis CBT yang dihasilkan. Instrumen komprehensif berbasis CBT

konten pendidikan telah di ujikan kepada 83 orang mahasiswa, sedangkan konten

fisika diujicobakan kepada 63 orang mahasiswa.

Tahap ini dilakukan dengan cara memberikan angket terhadap sejumlah

mahasiswa yang telah mengikuti ujian komprehensif berbasis CBT dan pengelola

Program Studi. Pengelola program studi juga dimintai pendapatnya mengenai

pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT ini. Data yang diperoleh digunakan

untuk mengukur keefektivitasan, kepraktisan, dan penerimaan instrumen.

4. Refleksi Sistematik dan Dokumentasi (Systematic Reflection and

Documentation)

Tahap keempat kegiatan penelitian ini yaitu refleksi sistematik dan

dokumentasi, yaitu tahap penyusunan deskripsi proses pengembangan instrumen

komprehensif mahasiswa berbasis CBT mulai dari rancangan hingga jadi,

divisualisasikan dalam bentuk model (sebagai outline) sehingga dapat dipahami

secara utuh: bagaimana penggunaanya, argumentasi pentingnya instrumen yang

dikembangkan, kekhasan instrumen yang dikembangkan.

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi

Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semester sembilan ke atas.

Page 56: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

43

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester sembilan ke atas yang

belum lulus ujian komprehensif fisika dan pendidikan. Subyek penelitian terdiri

dari mahasiswa angkatan 2010, 2011 dan angkatan 2012.

Subyek dalam penelitian di pilih secara purposive. Berdasarkan pendapat

Nomogram Harry King, untuk tingkat kesalahan 0,05 atau 5 % maka besar sampel

diperoleh 70 % dari populasi. Subyek penelitian mahasiswa angkatan 2012 yang

belum lulus ujian komprehensif adalah 50 orang, minimal sampel dari angkatan

2012 adalah 56 orang. Mahasiswa angkatan 2011 yang belum lulus ujian

komprehensif sebanyak 9 orang, minimal sampel dari angkatan 2011 adalah 6

orang. Sedangkan Mahasiswa angkatan 2010 yang belum lulus ujian komprehensif

hanya 2 orang, minimal sampel dari angkatan 2010 adalah 1 orang. Jumlah sampel

penelitian ini adalah 63 orang ujian komprehensif konten fisika dan 83 orang konten

pendidikan.

Berikut ini subyek penelitian pada masing-masing tahapan penelitian ini:

a. Pada tahap preliminary research yang menjadi subyek penelitian adalah:

manajemen program studi / staf / pengelola ujian komprehensif, dan dosen

pembuat naskah soal konten fisika, dan konten pendidikan.

b. Pada tahap prototyping stage yang menjadi subyek penelitian adalah: ahli

pemrograman, ahli pembelajaran, dan ahli konten fisika, mahasiswa yang

pernah beberapa kali meningkuti ujian komprehensif (mahasiswa angkatan

2010, dan 2011)

c. Pada tahap summative evaluation yang menjadi subyek penelitian adalah: staf

dan pengelola program studi, mahasiswa angkatan 2010, 2011 yang belum lulus

kompre dan mahasiswa angkatan 2012.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen non tes.

Instrumen yang digunakan bertujuan untuk mengetahui validitas, efektivitas, dan

kepraktisan instrumen yang dikembangkan. Instrumen non tes yang digunakan

diantaranya: pedoman wawancara, angket penilaian ahli, dan angket komentar

siswa. Berikut ini instrumen yang digunakan dalam penelitian pada tiap tahapan:

Page 57: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

44

Tabel 3. 3 Penggunaan Instrumen dalam Penelitian

Tahapan

Penelitian Instrumen Penelitian

Preliminary research

- Wawancara / interview untuk pengelola prodi - Instrumen Angket / Kuesioner untuk staf dan dosen

- Instrumen skala bertingkat / rating scale untuk mahasiswa

- Instrumen dokumentasi.

Prototyping Stage - Instrumen skala bertingkat / rating scale untuk: ahli pemrograman, ahli pembelajaran, ahli konten fisika dan mahasiswa yang pernah beberapa kali meningkuti ujian

komprehensif (mahasiswa angkatan 2010, dan 2011)

Summative Evaluation

- Angket / Kuesioner untuk: Mahasiswa peserta ujian komprehensif, staf dan pengelola Program Studi.

1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara dibuat untuk memperoleh informasi dari sumber primer.

Pedoman wawancara dibuat secara terstruktur untuk mendapatkan informasi yang

terarah dari sumber sesuai dengan kebutuhan penelitian. Wawancara dilakukan

pada tahap awal (preliminary research) dan akhir (summative evaluation).

Wawancara tahap awal bertujuan untuk mengetahui bentuk dan teknis pelaksanaan

kegiatan ujian komprehensif sedangkan wawancara tahap akhir bertujuan untuk

mengetahui tingkat kepraktisan dari instrumen yang dikembangkan.

Tabel 3. 4 Pedoman Wawancara Tahap Preliminary research

a. Untuk Pembuat Soal

No Pertanyaan

1. Bagaimanakah cara anda membuat soal komprehensif pada tahun lalu atau

yang pernah anda buat?

2. Apakah soal komprehensif yang penah anda buat dirancang dengan memikirkan kompetensi tertentu yang jelas /sudah di tetapkan Program Studi ?

3. Kompetensi apa saja yang pernah anda buat dalam pembuatan soal

komprehensif?

4. Bagaimana bentuk soal ujian komprehensif yang pernah anda buat? (pilihan ganda atau uraian)

5. Berapa macam bentuk tes yang digunakan dalam ujian komprehensif?

b. Untuk Pengelola Program Studi

Page 58: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

45

No Pertanyaan

1. Berapa lamakah waktu yang diperlukan untuk proses penggandaan naskah

dan lembar ujian komprehensif?

2. Berapa biaya yang harus di keluarkan untuk sekali melakukan ujian komprehensif ? (penggandaan soal dan lembar jawaban atau pengeluaran

lainnya)

3. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk pembagian soal dan lembar jawaban kepada peserta ujian ? ( < 5 menit; 5 – 10 menit; 10 menit < )

4. Berdasarkan hasil pengamatan yang pernah anda alami, bagaimana tingkat

kejujuran para peserta ujian ketika proses pelaksanaan ujian komprehensif? ( kurang jujur, cukup jujur, sangat jujur)

5. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan soal dan lembar jawaban peserta ujian dihitung dari waktu ujian selesai? ( < 5 menit; 5 –

10 menit; 10 menit < )

6. Berapa lamakah waktu yang diperlukan untuk memeriksa hasil ujian komprehensif mahasiswa?

7. Bagaimanakah tingkat ketelitian dan kelelahan anda selama mengoreksi

lembar jawaban ujian komprehensif?

Berikut ini adalah pedoman wawancara pada tahap summative evaluation

Tabel 3. 5 Pedoman Wawancara terhadap Pengelola Ujian Komprehensif / user

Tahap Summative Evaluation

No Pertanyaan

1. Apakah pembagian soal dan lembar jawaban pada ujian komprehensif

berbasis CBT memerlukan waktu yang cukup lama?

2. Apakah menurut anda peserta tes berprilaku jujur / tidak mencontek ketika pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT ?

3. Apakah sistem random soal bermanfaat bagi peserta ujian untuk

meningkatkan kemandirian dalam menjawab pertanyaan secara individual?

4. Apakah waktu yang diperlukan untuk memeriksa/mengoreksi hasil ujian komprehensif berbasis CBT cukup lama?

5. Apakah menurut anda Panitia Ujian memerlukan waktu yang cukup lama

untuk mengumpulkan soal dan lembar jawaban dari peserta ujian setelah waktu ujian selesai?

6. Apakah panitia mengeluarkan anggaran untuk pencetakan naskah soal dan lembar jawaban?

7. Apakah hasil pemeriksaan / koreksi jawaban ujian komprehensif berbasis

CBT pada Program Studi pendidikan Fisika cukup teliti?

8. Apakah hasil pemeriksaan / koreksi jawaban ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi pendidikan Fisika cukup objektif?

9. Apakah pemeriksaan jawaban menyulitkan pemeriksa dalam

mengoreksinya?

Page 59: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

46

No Pertanyaan

10. Apakah dengan menampilkan nilai akhir ujian komprehensif di akhir tes

bermanfaat bagi peserta tes?

11. Apakah penggunaan CBT pada ujian komprehensif ini cukup ramah lingkungan?

12. Apakah terdapat kesulitan dalam menginterpretasikan hasil tes dalam CBT

ini?

Tabel 3. 6 Pedoman Wawancara terhadap pengguna/user (mahasiswa) Tahap

Summative Evaluation

No Pertanyaan

1. Apakah pembagian soal dan lembar jawaban pada ujian komprehensif

berbasis CBT memerlukan waktu yang cukup lama?

2. Apakah anda Jujur / tidak mencontek ketika anda mengerjakan ujian komprehensif berbasis CBT ?

3. Apakah menurut anda Panitia Ujian memerlukan waktu yang cukup lama

untuk mengumpulkan soal dan lembar jawaban dari peserta ujian setelah waktu ujian selesai?

4. Apakah waktu yang diperlukan untuk memeriksa/mengoreksi hasil ujian

komprehensif berbasis CBT cukup lama?

5. Apakah hasil pemeriksaan / koreksi jawaban ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi pendidikan Fisika cukup teliti?

6. Apakah sistem random soal bermanfaat bagi peserta ujian untuk meningkatkan kemandirian dalam menjawab pertanyaan masing-masing?

7. Apakah hasil pemeriksaan / koreksi jawaban ujian komprehensif berbasis

CBT pada Program Studi pendidikan Fisika cukup objektif?

8. Apakah penayangan nilai akhir ujian komprehensif di akhir tes bermanfaat bagi anda?

9. Apakah panitia mengeluarkan anggaran untuk pencetakan naskah soal dan

lembar jawaban?

10. Apakah penggunaan CBT pada ujian komprehensif ini cukup ramah lingkungan?

11. Apakah soal-soal yang disajikan menuntut anda untuk berpikir (bukan

mengingat)?

12. Apakah gambar soal cukup jelas / berwarna?

13. Apakah bahasa yang digunakan cukup jelas dan mudah di mengerti?

14. Apakah soal yang diberikan cukup menguji kemampuan analisis anda?

15. Menurut anda apa kelebihan dari pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT

16. Menurut anda apa kelemahan dari pelaksanaan ujian komprehensif berbasis

CBT

Page 60: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

47

2. Daftar Ceklis

Daftar ceklis digunakan untuk mendapatkan data / informasi yang akan

digunakan untuk kualitas instrumen yang dikembangkan dan sekaligus di jadikan

sebagai landasan dalam melakuka perbaikan instrumen. Daftar ceklis digunakan

untuk perhitungan validitas isi. Daftar ceklis yang digunakan adalah sebagai

berikut:

Tabel 3. 7 Daftar Aspek Telaah Instrumen

No. Aspek Telaah

A MATERI

1. Kesesuaian materi soal dengan indikator

2. Kesesuaian materi soal dengan kompetensi

3. Homogenitas materi jawaban / option

4. Kelogisan jawaban / option

5. Ketunggalan kunci jawaban

6. Mendorong Keingintahuan

7. Keakuratan Materi

8. Keberfungsian gambar / ilustrasi / tabel

9. Kedalaman materi.

10. Menggunakan contoh kasus yang

terdapat dalam kehidupan sehari-hari.

B Kontruksi

1. Pokok soal dirumuskan secara jelas dan tegas

2. Pokok soal tidak memberikan petunjuk kearah jawaban benar

3. Menggunakan kalimat positif sebagai stem

4. Pokok soal tidak mengandung pernyataan double negative / negatif

ganda.

5. Kontruksi jawaban homogen dan logis

6. Rumusan pilihan jawaban relatif sama.

7. Pilihan jawaban berupa angka di urutkan

8. Kalimat inti/stem mengandung permasalahan

9. Kalimat inti/ permasalahan tidak memberikan arahan / petunjuk pada jawaban benar

10. Soal tidak menimbulkan miskonsepsi

11. Jawaban tersebar tidak terkonsentrasi pada salah satu jawaban.

12. Grafik, gambar, tabel, diagram, dan sejenisnya berfungsi dengan baik.

Page 61: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

48

No. Aspek Telaah

C Bahasa

1. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia

2. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/daerah lain.

3. Menggunakan bahasa komunikatif

4. Option tidak mengulang

3. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui respon pengelola dan peserta ujian

komprehensif tentang penggunaan sistem ujian komprehensif melalui CBT. Angket

menggunakan skala yang mengukur pendapat atau persepsi seseorang tentang

fenomena sosial. Skala jawaban dijadikan dijadikan indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item pernyataan. Kisi-

kisi angket disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3. 8 Kisi-kisi Angket

No . Indikator Jumlah Pernyataan

Positif Negatif

1. Kecepatan dalam pembagian soal dan lembar jawaban

1

2. Kejujuran dalam mengerjakan tes 1

3. Pengeluaran biaya penyelenggaraan 1

4. Pengumpulan lembar jawaban 1

5. Proses pengoreksian lembar jawaban (waktu

yang diperlukan) 1

6. Kemandirian dalam mengerjakan soal 1

7. Ketelitian hasil pemeriksaan jawaban 1

8. Keobjektifan pemeriksaan jawaban 1

9. Tingkat kesulitan dalam meriksa lembar

jawaban 1

10. Kebermanfaatan pemberian informasi hasil ujian dengan cepat

1

11. Keramahan terhadap lingkungan penggunaan lembar jawaban dan soal

1

12. Kemudahan menginterfretasikan hasil tes 1

Page 62: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

49

Beberapa nomor seperti nomor: 5, 7, 9, 12 dari angket tersebut tidak

didiberikan kepada peserta tes/ujian. Angket keseluruhan diberikan kepada

pengelola / penyelenggara kegiatan komprehensif.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik

(kuantitatif), dan analisis deskriptif kualitataif. Kedua teknik tersebut digunakan

secara bersamaan untuk memahami data secara sempurna. Data dalam penelitian

pengembangan ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data tersebut diperoleh

melalui kegiatan dokumentasi, wawancara, dan angket/kuesioner dan ujicoba

produk (instrumen) baik terbatas maupun lapangan. Data penelitian digunakan

untuk memperoleh informasi tentang validitas, efektivitas, praktikabilitas, dan

penerimaan.

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu standar ukuran yang menunjukkan ketepatan dan

kesahihan suatu instrumen. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap isi

(content validity) dan konstruk (construct validity). Instrumen dengan validitas isi

yang baik adalah instrumen yang dapat mengukur tujuan yang setara dengan konten

materi yang diajarkan (van Blerkom, 2008). Uji validitas ini bertujuan untuk

mengetahui ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya atau dengan kata lain menunjukkan suatu ukuran tingkat kesahihan suatu

tes (Arikunto, 1999). Alat ukur yang valid mampu menghasilkan data yang tepat

juga memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Cermat artinya

pengukuran dapat memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil-

kecilnya di antara subjek yang di teliti. Validitas yang diukur dalam penelitian ini

meliputi: validitas konstruk, dan validitas isi.

a. Uji Validitas Konstruk

Validitas konstruk (contruct validity) merupakan suatu ukuran dari valid atau

tidaknya suatu alat ukur berdasarkan cocok atau tidaknya dengan konstruksi teoritik

dimana tes itu di buat. Sebuah tes di katakan memiliki validitas konstruksi baik

apabila soal-soalnya mengukur setiap aspek berpikir yang di uaraikan dalam

Page 63: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

50

standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator yang terdapat dalam

kurikulum. Validitas Konstruk dapat menggunakan rumus korelasi pearson product

moment, sebagai berikut:

Keterangan:

n = jumlah responden

X = skor variable (jawaban responden)

Y = skor total dari variable untuk responden ke-n

Kriteria yang digunakan untuk uji keabsahan butir jika rhitung lebih besar dari rtabel,

maka butir instrumen dianggap Valid, sedang jika rhitung lebih kecil atau sama

dengan rtabel maka butir instrumen dianggap tidak valid dan selanjutnya di drop atau

tidak digunakan.

b. Uji Validitas Isi

Validitas isi (content validity) dalam penelitian ini ditentukan oleh penilaian

keakuratan atau ketepatan atau kesesuaian dari para judgement / ahli dalam menilai

kesesuaian antara stem dengan indikator tes. Stem soal di dalam instrumen harus

menunjukkan indikator yang representatif dari domain yang hendak ukur. Validitas

isi dilakukan untuk memastikan apakah isi tes / instrumen sudah sesuai dan relevan

dengan tujuan dari penelitian itu sendiri atau tidak. Validasi isi dapat dilihat dari

kisi-kisi tes. Untuk mengetahui validitas instrumen, hasil judgement ahli diolah

dengan menggunakan content validity ratio (CVR). Untuk mengukur validitas isi

digunakan pendekatan yang dikembangkan oleh Lawshe (1975), validitas isi

(content validity ratio/CVR) dihitung dengan menggunakan Nilai CVR dan

Koefisien Kappa yang ditentukan dengan cara:

𝐶𝑉𝑅 =𝑛𝑒 −

𝑁2

𝑁2

Keterangan:

CVR = rasio validitas isi,

Page 64: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

51

ne = Jumlan ahli atau judgement pemberi nilai (penting/relevan/esensial),

N = Jumlah ahli atau judgement.

Nilai CVR akan berkisar antara +1 sampai -1. nilai positif (+) menunjukkan

bahwa setidaknya setengah panelis menilai item sebagai penting/esensial. Semakin

lebih besar CVR dari 0, maka semakin “penting” dan semakin tinggi validitas

isinya. Nilai CVR sebesar 0.500 menunjukkan item yang digunakan sudah

memenuhi validitas isi yang baik. Berikut ini nilai minimum CVR untuk α = 0,05.

Tabel 3. 9 Nilai minimum CVR untuk α = 0,05

Jumlah Responden Nilai Minimal

5 0,99

6 0,99

7 0,99

8 0,75

9 0,78

10 0,62

Setelah butir yang valid teridentifikasi selanjutnya mencari nilai indeks validitas

konten (CVI). Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR

Kategori hasil perhitungan CVI

Rentang nilai Kategori

0,00 – 0,33 Tidak sesuai

0,34 – 0,67 Sesuai

0,68 – 1,00 Sangat sesuai

2. Analisis Butir soal

Analisis instrumen meliputi tingkat kesukaran, daya pembeda dan

reliabilitas. Perhitungan terhadap daya beda instrumen, tingkat kesukaran dan

relibialitas instrumen penelitian. Uji tingkat kesukaran, uji ini dilakukan untuk

mengetahui apakah butir soal tergolong sukar, sedang, atau mudah, dengan

menggunakan rumus (Karno To dalam Suwarna, 2005 ):

%100xN

nBTK

TK adalah indeks tingkat kesukaran satu butir soal tertentu; nB adalah

jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut; N adalah jumlah siswa

Page 65: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

52

yang mengikuti tes;. Kriteria tingkat kesukaran (TK) yang digunakan terlihat pada

tabel berikut:

Tabel 3. 10 Kriteria Tingkat Kesukaran (TK)

Indeks TK (%) Keterangan

0 – 15 Sangat sukar

16 – 30 Sukar

31 – 70 Sedang

71 – 85 Mudah

86 – 100 Sangat mudah

Uji daya pembeda (DP), dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tiap butir

soal mampu membedakan antara siswa yang memahami konsep dengan siswa yang

tidak memahami konsep. Rumus yang digunakan adalah:

%100xN

BBDP

A

BA

DP adalah indeks daya beda satu butir soal tertentu; BA adalah jumlah siswa

yang menjawab benar pada kelompok atas; BB adalah jumlah siswa yang menjawab

benar pada kelompok bawah; NA adalah jumlah siswa pada kelompok atas. Kriteria

daya pembeda dapat terlihat pada tabel berikut:.

Tabel 3. 11 Kriteria Daya Pembeda (DP)

Indeks DP (%) Keterangan

< 9 sangat buruk

10 – 19 Buruk

20 – 29 Agak baik

30 – 49 Baik

50 < Sangat baik

Uji reliabilitas instrumen, uji reliabilitas bertujuan untuk menguji tingkat

keajegan dari instrumen yang digunakan (sejauh mana instrumen tersebut dapat

menghasilkan skor yang ajeg/konsisten). Pada penelitian ini untuk mencari

reliabilitas tes digunakan splithalf method (metode belah dua). Pada saat

pensekoran, skor tes dibagi menjadi dua. Setiap siswa akan memperoleh dua macam

skor. Skor yang diperoleh dari soalsoal yang bernomor ganjil dan skor yang

diperoleh dari soalsoal yang bernomor genap berupa koefisien rxy atau koefisien

Page 66: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

53

ganjilgenap, yang dihitung dengan menggunakan rumus Pearson’s Product

Moment:

2222 )()(

))((

yyNxxN

yxxyNrxy

rxy adalah koefisien korelasi ganjilgenap; N adalah banyaknya responden yang

mengikuti tes; x adalah skor tes soal bernomor ganjil; y adalah skor tes soal

bernomor genap.

Untuk mengetahui reliabilitas instrumen dipergunakan rumus Spearman

Brown:

xy

xy

ttr

rr

1

2

rt t adalah koefisien reliabilitas instrumen; rxy adalah koefisien korelasi ganjil

genap. Kriteria koefisien korelasi yang digunakan adalah kriteria dari Gilford dalam

Rusefendi (2001). Kriteria tersebut tampak pada tabel berikut:

Tabel 3. 12 Koefisien Reliabilitas Soal

Koefisien Reliabilitas Keterangan

0,00 – 0,20 Kecil

0,20 – 0,40 Rendah

0,40 – 0,70 Sedang

0,70 – 0,90 Tinggi

0,90 – 1,00 Sangat tinggi

3. Pengolahan Angket

Data kualitataif hasil wawancara dan angket disajikan dalam bentuk tabel,

diagram atau grafik. Penyajian hasil di analisis secara faktual sebagai dasar revisi

terhadap instrumen ujian komprehensif melalui CBT. Data yang dimiliki juga

digunakan untuk menentukan keefektifan, dan efisiensi terhadap produk yang

dihasilkan.

Data angket penelitian selanjutnya dihitung persentase jawaban responden dari

setiap pertanyaan yang ada dalam instrumen penelitian. Persentase jawaban tiap

butir pertanyaan dihitung dengan cara sebagai berikut:

Page 67: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

54

Sugiyono, 2012

Cara pengolahan angket berupa skala Likert dengan empat alternatif

jawaban adalah sebagai berikut: Jawaban di beri skor dengan rentang 1 sampai 4.

Jawaban sangat setuju diberi skor 4, jawaban setuju 3, jawaban tidak setuju 2, dan

jawaban sangat tidak setuju 1. Persentase jawaban dari setiap butir pertanyaan

dihitung dengan cara:

Kesimpulan dari pertanyaan tersebut dapat ditentukan berdasarkan garis

kesimpulan berikut:

Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini dapat dilihat dalam Tabel

berikut:

Tabel 3. 13 Kualitas pernyataan (Suyanto, 2009)

Skor Penilaian Rerata Skor Klasifikasi

4 3,26 – 4,00 Sangat Baik

3 2,51 – 3,25 Baik

2 1,76 – 2,50 Kurang Baik

1 1,01 – 1,75 Tidak Baik

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik masing-masing

variabel serta dapat melakukan representasi obyektif masalah penelitian.

4. Uji Praktikabilitas (Practicability)

Uji praktikabilitas adalah uji kepraktisan suatu instrumen. Suatu instrumen

/ tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes tersebut mudah

dalam pengadministrasiannya. Arikunto (2010) mengartikan kepraktisan alat

evaluasi merupakan kemudahan-kemudahan instrumen dalam mempersiapkan,

menggunakan, dan menginterpretasi / memperoleh kemudahan dalam menyimpan.

Kepraktisan dapat diartikan pula sebagai kemudahan dalam penyelenggaraan,

% =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑥 100%

% =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑎𝑙𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑥 4 𝑥 100%

Page 68: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

55

membuat instrumen, dan pemeriksaan atau penentuan keputusan yang objektif,

sehingga keputusan tidak menjadi bias dan meragukan. Kepraktisan ada

hubungannya dengan efisien dana, tidak memerlukan dana yang besar atau mahal.

Kepraktisan dalam penelitian pengembangan, Akker (1999) menyatakan:

“Practically refers to the extent that user (or other expert) consider the intervention

as appealing and usable in ‘normal’ conditions” Artinya, kepraktisan mengacu

pada tingkat pertimbangan disukai atau tidaknya instrumen menurut pengguna

(digunakan komentar / angket pakar) berdasarkan kondisi normal.

Peneliti menentukan prasyarat dalam uji kepraktisan ini gabungan prasyarat

Arikunto (2010) dan Akker dan Gustafson, dkk dan interfretasi peneliti sendiri

sebagai berikut:

a. Proses pembagian soal dan lembar jawaban

b. Tingkat kejujuran dalam mengerjakan tes

c. Proses pengumpulan soal dan lembar jawaban.

d. Proses pemeriksaan (waktu yang diperlukan untuk memeriksa) hasil ujian

e. Proses pemeriksaan (keobjektifan hasil pemeriksaan / koreksi ujian)

f. Proses pemeriksaan (ketelitian pemeriksaan / koreksi jawaban)

g. Proses penginformasian hasil ujian

h. Biaya pengeluaran pelaksanaan ujian (pencetakan naskah soal dan lembar

jawaban).

i. Tingkat keramahan terhadap lingkungan

Kriteria pemberian nilai keparaktikan menurut Puwranto (2009):

Tabel 3. 14 Kriteria Kepraktisan

Nilai kepraktisan (%) Keterangan

86 – 100 Sangat Praktis

76 – 85 Praktis

60 – 75 Cukup Praktis

55 – 59 Kurang Praktis

54 Kurang Praktis Sekali

5. Uji Efektivitas (Efek Potensial):

Uji efektivitas instrumen adalah uji mengetahui tingkat/derajat dari

penerapan teori, atau model dalam suatu situasi tertentu (Reigeluth, 1999).

Penelitian pengembangan Akker (1999) mengatakan: “Effectiveness refer to the

Page 69: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

56

extent that the experiences and outcomes with the intervention are consistent with

the intended aims” Artinya, keefektifan mengacu pada tingkat konsistensi hasil

intervensi terhadap tujuan yang dimaksud.

Peneliti berpendapat bahwa efektivitas instrumen penelitian ini dilihat dari:

a. Respon peserta tes dalam pelaksananaan tes.

b. Respon peserta tes dapat mengerjakan tes dengan baik/memahami cara

menjawab dengan baik dan mudah.

c. Respon peserta tes menyatakan dapat mengukur penguasaan materi.

d. Respon peserta tes terhadap pelaksanaan tes yang baik/positif

Tabel 3. 15 Kriteria Efektivitas Instrumen Berdasarkan Hasil Belajar Kognitif

Persentase Jumlah siswa

tuntas Kriteria Skor

≥ 80 % ≥ 16 Sangat efektif 5

70% - 79% 14 – 15 Efektif 4

60% - 69% 12 – 13 Cukup efektif 3

50% - 59% 10 – 9 Kurang efektif 2

< 50% < 10 Tidak efektif 1

Keefektifan instrumen bisa juga dilihat dari: keragaman jawaban siswa,

yang bisa mencerminkan keragaman pola pikir mereka; melalui observasi, siswa

mencoba memahami soal dengan idenya sendiri terlebih dahulu kemudian

memperluas ide-ide dan mengembangkan pemahamannya; komentar bebas

(Learning log) siswa terhadap pembelajaran dan instrumen yang digunakan; Hasil

wawancara dengan guru senior yang mengatakan bahwa instrumen penilaian efektif

digunakan.

Page 70: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Pengembangan

Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah instrumen ujian

komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Instrumen ujian

komprehensif berbasis CBT ini dikembangkan melalui metode penelitian

pengembangan dari Akker. Berikut ini akan disajikan hasil kajian dari tahapan-

tahapan penelitian: penelitian pendahuluan (preliminary research); tahap prototipe

(prototyping stage) sampai menghasilkan desain instrumennya. Desain istrumen

dilakukan dengan tahapan: menentukan materi esensial, menentukan bentuk

pelaksanaan tes, penulisan butir soal, ujicoba butir soal dan perakitan soal dalam

bentuk CBT. Tahap penelitian selanjutnya adalah evaluasi sumatif (summative

evaluation); refleksi sistematik dan dokumentasi (systematic reflection and

documentation).

1. Hasil Preliminary research

Tahapan ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu: melakukan studi literatur dan

studi lapangan. Studi lapangan dilakukan melalui wawancara kepada pengelola

Program Studi, dosen pembuat soal ujian komprehensif dan staf administrasi.

Berikut ini adalah hasilnya:

Hasil studi lapangan melalui wawancara terhadap pengelola dan staf di

Program Studi Pendidikan Fisika FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4. 1 Pelaksanaan ujian komprehensif Paper Based Test (PBT) pada tahun

2013-2016 pada Program Studi pendidikan fisika

No. Pertanyaan Jawaban rata-rata

responden

1. Lamakah waktu yang diperlukan untuk

penggandaan naskah dan lembar ujian 1 hari 15 jam

2. Biaya yang di keluarkan untuk ujian komprehensif

Rp 252.150

3. Waktu yang diperlukan untuk pembagian soal / lembar jawaban

7,5 menit

4. Tingkat kejujuran para peserta ujian cukup jujur

57

Page 71: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

58

No. Pertanyaan Jawaban rata-rata

responden

5. Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan soal dan lembar jawaban

11 menit lebih

6. Waktu yang diperlukan untuk memeriksa hasil ujian komprehensif

1 hari 15 jam

7. Tingkat ketelitian dan kelelahan anda selama mengoreksi lembar jawaban

cukup teliti bergantung jumlah

jumlah peserta

Hasil studi lapangan melalui wawancara terhadap pembuat soal ujian

komprehensi pada program Studi Pendidikan Fisika FITK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

No Pertanyaan Jawaban responden

1. Bagaimanakah cara anda membuat soal komprehensif pada tahun lalu atau yang pernah anda buat?

- Soal menyesuaikan dengan indikator yang ingin di capai.

- Menemukan soal bagus, di ambil

2. Apakah soal komprehensif yang penah

anda buat dirancang dengan memikirkan kompetensi tertentu yang jelas /sudah di tetapkan Program Studi

?

- Ya kompetensi dan bobot

soal di tetapkan oleh Program Studi.

- Tidak ada kompetensi

khusus yang di tekankan Program Studi

3. Kompetensi apa saja yang pernah anda

buat dalam pembuatan soal komprehensif?

- Menguasai konsep dan

prinsip dasar statistika serta mampu

menerapkannya sebagai alat analisis dalam melakukan penelitian-

penelitan kependidikan khususnya dan penelitian

secara umum. - Masih low order thniking.

4. Bagaimana bentuk soal ujian komprehensif yang pernah anda buat?

(pilihan ganda atau uraian)

PG dan uraian

5. Berapa macam bentuk tes yang digunakan dalam ujian komprehensif?

Tes tertulis, PG dan uraian

Page 72: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

59

Hasil dari studi literatur terhadap penelaahan soal-soal komprehensif tahun

2013, 2014, dan 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 2 Aspek kemampuan yang diukur pada saat ujian komprehensif

Materi

komprehensif

Tahun penyelenggaraan komprehensif

dan persentase Teknik

Pelaksanaan % 2013 2014 2015 2016

Konten pendidikan

C1 - 32,5 64 47,5

Manual PBT

C2 - 57,5 34 32,5

C3 - 5 0 2,5

C4 - 2,5 0 15

C5 - 0 0 2,5

C6 - 2,5 2 0

Konten

Fisika

C1 25 18 48 -

Manual

PBT

C2 7,5 40 10 -

C3 37,5 26 20 -

C4 32,5 14 18 -

C5 20 2 4 -

C6 2,5 0 48 -

Gambar 4. 1 Grafik sebaran aspek kognitif C1-C6 pada ujian komprehensif pada

ujian komprehensif konten pendidikan tahun 2014 sampai 2016

Page 73: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

60

Gambar 4. 2 Grafik sebaran aspek kognitif C1-C6 pada ujian komprehensif pada

ujian komprehensif konten pendidikan tahun 2013 sampai 2015

2. Hasil Protoyping Stage

a. Penentuan Materi Esensial

Tahap pertama dalam desain instrumen ujian komprehensif berbasis CBT

adalah menentukan materi esensial. Tahap ini diawali dengan penentuan fungsi atau

tujuan dari tes. Ujian komprehensif termasuk kedalam bagian tes sumatif yang

memiliki fungsi atau tujuan untuk mengetahui kemampuan akhir mahasiswa pada

akhir program, tes berfungsi untuk menentukan lulus atau tidaknya mahasiswa dari

program tersebut. Selanjutnya menentukan batasan materi tes. Batasan materi tes

diperoleh dengan mengoleksi semua tujuan dari mata kuliah yang dijadikan bahan

tes.

Tabel 4. 3 Materi Ujian Komprehensif

Konten Bahan Ujian Nama Matakuliah

Fisika

Fisika Dasar

Alat ukur

IPBA

Mekanika

Gelombang

Optik

Elektronika

Termodinamika

Page 74: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

61

Konten Bahan Ujian Nama Matakuliah

Listrik magnet

Fisika inti

Pendidikan

Strategi Pembelajaran

Media Pembelajaran

Perencanaan Pembelajaran

Statistik Pendidikan

Metode Penelitian

Profesi Keguruan

Setelah bahan yang akan dijadikan tes ujian komprehensif diperoleh,

selanjutnya adalah menentukan kompetensi yang akan diukur dan sekaligus

menyusun indikator soal berdasarkan karakteristik dari masing-masing matakuliah

tersebut dan mengelompokkannya kedalam masing-masing ranah: kognitif, afektif

atau psikomotorik.

Tabel 4. 4 Kompetensi yang diukur dalam Ujian Komprehensif

Kompetensi yang

diukur Indikator yang diukur

Kognitif

Higher order thinking skill pada:

Konten fisika:

Membaca alat ukur, Membandingkan Memprediksi, Menentukan Menganalisis, Mengkritik atau memberikan

komentar, Mengurutkan Menjelaskan sesuatu, Menyimpulkan

Higher order thinking skill pada:

Konten pendidikan:

Membaca, Membedakan, Menentukan

Mengurutkan, Menganalisis, Memilih Merancang, Mengkategorikan, Mengoreksi

Memperjelas, Merumuskan, Menyarankan Mengkritik, Memproyeksikan, Menilai Menyarankan, Menyimpulkan

Afektif

Sikap ilmiah:

Jujur dan obyektif, Teliti dan kritis, Menghargai karya orang lain, Sikap terbuka,

disiplin, kerja keras, tekun, kreatif, rasa ingin tahu dan sikap ingin menemukan, peduli

lingkungan, tanggung jawab dan kemandirian, kesadaran terhadap Tuhan YME.

Psikomotorik Kemampuan keterampilan proses sains

khususnya pada matakuliah alat ukur:

Page 75: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

62

Kompetensi yang

diukur Indikator yang diukur

Mengamati, mengklasifikasi, menafsirkan,

mengajukan hipotesis, menarapkan konsep, mengkomunikasikan.

Sebaran aspek kognitif C1- C6 pada ujian komprehensif berbasis CBT di

Program Studi pendidikan fisika tahun 2016.

Gambar 4. 3 Grafik sebaran aspek kognitif C1-C6 pada naskah soal konten fisika

ujian komprehensif berbasis CBT tahun 2016

Gambar 4. 4 Grafik sebaran aspek kognitif C1-C6 pada naskah soal konten

pendidikan ujian komprehensif berbasis CBT tahun 2016

Page 76: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

63

b. Hasil Penentuan Bentuk Pelaksanaan Tes

Tahap ke-dua dalam desain instrumen ujian komprehensif berbasis CBT

adalah menentukan bentuk pelaksanaan tes. Berdasarkan pertimbangan kompetensi

yang diukur, obyektivitas, kemudahan dan kecepatan dalam menganalisis hasil

ujian, kepraktisan, nilai ekonomis, maka bentuk pelaksanaan tes dilakukan dengan

menggunakan bantuan komputer. Pelaksanaan tes komprehensif yang digunakan

adalah computer based test (CBT). Bentuk tes yang digunakan adalah tes tertulis

secara obyektif: pilihan ganda, isian singkat, dan benar salah. untuk mengukur

kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa. Bentuk nontes digunakan untuk

mengukur sikap siswa, non-tes yang digunakan adalah skala Likert.

3. Hasil Penulisan butir soal

Tahap ke-tiga dalam desain instrumen ujian komprehensif berbasis CBT

adalah penulisan butir soal. Penulisan butir soal dilakukan setelah membuat tabel

spesifikasi tes. Kata kerja operasional dan keterampilan berpikir yang

dikembangkan dalam penyusunan instrumen komprehensif konten fisika adalah

sebagai berikut:

Tabel 4. 5 Tabel Kata kerja operasional yang digunakan pada instrumen Konten

fisika Ujian Komprehensif berbasis CBT 2016

No. Kata kerja operasional %

Penggunaan

1. Membaca alat ukur 3%

2. Membandingkan 3%

3. Memprediksi 25%

4. Menentukan 8%

5. Menganalisis 18%

6. Mengkritik atau memberikan komentar 5%

7. Mengurutkan 5%

8. Menjelaskan sesuatu 15%

9. Menyimpulkan 20%

Page 77: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

64

Gambar 4. 5 Diagram Persentase keterampilan berpikir orde lebih tinggi dan

keterampilan berpikir dasar (HOTS dan LOTS) pada konten fisika Ujian

Komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika 2016

Kata kerja operasional dan keterampilan berpikir yang dikembangkan

dalam penyusunan instrumen komprehensif konten pendidikan adalah sebagai

berikut:

Tabel 4. 6 Tabel Kata Kerja Operasional yang digunakan pada instrumen

Konten pendidikan Ujian Komprehensif berbasis CBT 2016

No. Kata Kerja Operasional %

Penggunaan

1. Membaca 3%

2. Membedakan 10%

3. Memilih 20%

4. Memperjelas 3%

5. Memproyeksikan 3%

6. Menentukan 3%

7. Menganalisis 3%

8. Mengkategorikan 8%

9. Mengkritik 10%

10. Mengoreksi 5%

11. Mengurutkan 8%

12. Menilai 8%

13. Menyarankan 8%

14. Menyimpulkan 5%

15. Merancang 5%

16. Merumuskan 3%

Perbandingan antara kemampuan berpikir pada orde lebih tinggi dengan

kemampuan berpikir pada orde lebih rendah (kemampuan dasar) pada naskah ujian

komprehensif berbasis CBT tahun 2016 ini dapat dilihat pada pada gambar berikut:

Page 78: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

65

Gambar 4. 6 Diagram Persentase keterampilan berpikir orde lebih tinggi dan

keterampilan berpikir dasar (HOTS dan LOTS) pada konten pendidikan Ujian

Komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika 2016

Kemampuan psikomotorik yang dikembangkan dalam naskah ujian

komprehensif berbasis CBT tahun 2016 ini mengacu kepada keterampilan proses

sains. Perbandingan antar komponen keterampilan proses sains dapat dilihat pada

pada gambar berikut:

Gambar 4. 7 Diagram Persentase Keterampilan Proses Sains yang

dikembangkan pada Ujian Komprehensif berbasis CBT pada Program Studi

Pendidikan Fisika 2016

Kompetensi sikap (afektif) yang dikembangkan dalam naskah ujian

komprehensif berbasis CBT tahun 2016 ini mengacu kepada sikap ilmiah.

Perbandingan antar komponen sikap ilmiah dapat dilihat pada pada gambar berikut:

Mengajukan hipotesis; 20%

Merencanakan percobaan/penelitian; 20%

Menggunakan alat/bahan;

40%

Melakukan komunikasi ;

20%

Page 79: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

66

Gambar 4. 8 Diagram Batang komposisi Persentase Komponen Sikap ilmiah

yang dikembangkan pada Ujian Komprehensif berbasis CBT pada Program

Studi Pendidikan Fisika 2016

Komponen-komponen penilaian aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

di tuangkan dalam bentuk tabel spesifikasi tes. Pembuatan tabel spesifikasi ini

bertujuan sebagai panduan pembuat naskah soal tes dalam menulis soal agar tidak

menyimpang dari bahan (materi) yang dicakup dalam tes. Setelah spesifikasi tes di

buat, selanjutnya akan dibuat kartu soal dengan format sebagai berikut:

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

TAHUN 2016

9,1% 9,1% 9,1% 9,1% 9,1% 9,1% 9,1% 9,1% 9,1% 9,1% 9,1%

Kejujur d

an keob

yektifan

Ketelitian d

an kekritisan

Men

ghargai orang lain

Sikap terbuka

Kedisiplinan

Kerja keras dan dan ketek

unan

Kreativitas

Rasa ingin tahu

Keped

ulian lingku

ngan

Tanggung jaw

ab dan kemand

irian

Kesadaran terhadap Tuhan YME

Page 80: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

67

KARTU SOAL Mata Uji : ....................................................................................... Penulis Soal : ....................................................................................... Penelaah Soal : .......................................................................................

INDIKATOR SOAL:

No.

Soal

1

PEMBAHASAN: Jawab:

Catatan penulis/penelaah:

Keterangan: Soal dituliskan di sebelah kanan kolom no soal Beri tanda bintang (*) diakhir kunci jawaban

Kartu soal ini berfungsi untuk menerjemahkan kisi-kis soal menjadi

rumusan soal yang akan dijadikan sebagai soal dalam ujian komprehensif. Langkah

selanjutnya adalah menelaah kartu soal. Penelaahan dilakukan oleh para ahli,

diantaranya ahli materi dan ahli pendidikan/penulisan soal. Hasil penelaahan para

ahli terhadap naskah soal konten fisika disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4. 7 Tabel Hasil Penelaahan ahli terhadap naskah soal komprehensif

konten fisika pada ujian komprehensif berbasis CBT

No. Ahli materi Nomor

Revisi Komentar

1. Ahli I

4

Gambar di tambahkan Saklar daalam

keadaan terbuka, di soal ditanya jika saklar dalam keadaan tertutup.

5 Mengurangi kata yang tidak efektif

9 Kesalahan ketik. Penulisan kata bahyu

20 Kesalahan ketik. Kurang menambah

huruf a

2. Ahli II

9 Penulisan kata bayu dibuat lebih baku

24 Keterangan pada gambar terlihat kurang

Page 81: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

68

No. Ahli materi Nomor

Revisi Komentar

3. Ahli III

21 Mengganti kata tertentu dengan seperti pada tabel

23 Gambar di perjelas

27 Soal terlalu panjang

4. Ahli IV

23 Memperbaiki susunan kalimat

25 Menambahkan keterangan s terhadap t

pada stem

Hasil penelaahan para ahli terhadap naskah soal konten pendidikan

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4. 8 Tabel Hasil Penelaahan ahli terhadap naskah soal komprehensif

konten pendidikan pada ujian komprehensif berbasis CBT

No. Ahli Pendidikan Nomor

Revisi Komentar

1. Ahli I

5 Masih belum jelas makna gambar

10 Diperjelas segi apanya

15 Kesalahan tulis pada gambar

2. Ahli II

2 Perlu menambahkan konteks

3 Menambah fakta prosedural pada stem

4 Kesalahan ketik. Ditambahkan konteks

/ konsep tual yang diharapkan

3. Ahli III 12 Mengganti option d

33 Menggunakan grafik histogram

4. Ahli IV 13

Option D menggiring pada jawaban benar

17 Gambar kurang penunjuk arah

Soal yang kurang baik menurut penelaah di perbaiki sebagai bahan

perakitan instrumen lengkap ujian komprehensif masih bersifat manual / paper

based test, sebelum instrumen diujicobakan.

Hasil expert riview terhadap isi naskah ujian komprehensif konten

pendidikan disajikan dalam bentuk validasi konstruk (CVR) seperti terlihat pada

tabel berikut:

Tabel 4. 9 Validasi Ahli terhadap isi Instrumen Komprehensif Konten

pendidikan

Nomor Soal

CVR Nomor

Soal CVR

Nomor Soal

CVR Nomor

Soal CVR

1 1 11 1 21 1 31 1

2 0,5 12 0,5 22 1 32 1

Page 82: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

69

Nomor Soal

CVR Nomor

Soal CVR

Nomor Soal

CVR Nomor

Soal CVR

3 0,5 13 0,5 23 1 33 0,5

4 0,5 14 1 24 1 34 1

5 0,5 15 0,5 25 1 35 1

6 1 16 1 26 1 36 1

7 1 17 0,5 27 1 37 1

8 1 18 1 28 1 38 1

9 1 19 1 29 1 39 1

10 0,5 20 1 30 1 40 1

Nilai CVI = 0,88 jumlah ahli yang menelaah ada 4 orang.

Hasil expert riview terhadap isi naskah ujian komprehensif konten fisika

disajikan dalam bentuk validasi konstruk (CVR) seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 10 Validasi Ahli terhadap isi Instrumen Komprehensif Konten fisika

Nomor Soal

CVR Nomor

Soal CVR

Nomor Soal

CVR Nomor

Soal CVR

1 1 11 1 21 0,5 31 1

2 1 12 1 22 1 32 1

3 1 13 1 23 0 33 1

4 0,5 14 1 24 0,5 34 1

5 0,5 15 1 25 0,5 35 1

6 1 16 1 26 1 36 1

7 1 17 1 27 0,5 37 1

8 1 18 1 28 1 38 1

9 0 19 1 29 1 39 1

10 1 20 0,5 30 1 40 1

Nilai CVI = 0,86 jumlah ahli yang menelaah ada 4 orang.

4. Hasil Tahap Uji Coba Butir Soal

Tahap ke-empat dalam desain instrumen ujian komprehensif berbasis CBT

adalah tahap uji coba butir soal. Setelah instrumen ujian komprehensif manual

selesai dirakit, instrumen tersebut diujicobakan untuk dianalisis. Hal ini

dimaksudkan: untuk mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal

yang bermutu sebelum digunakan, selain itu membantu memperbaiki kualitas soal

melalui revisi atau membuang soal yang kurang baik / tidak efektif.

Hasil uji coba lapangan butir soal komprehensif berbasis CBT pada konten

fisika dan pendidikan untuk tingkat kesukaran soal disajikan pada gambar berikut:

Page 83: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

70

Gambar 4. 9 Diagram Tingkat Kesukaran Soal Ujian Komprehensif Berbasis

CBT pada Konten fisika

Tingkat kesukaran pada soal ujian komprehensif konten pendidikan

disajikan pada gambar berikut:

Gambar 4. 10 Diagram Tingkat Kesukaran Soal Ujian Komprehensif Berbasis

CBT pada Konten pendidikan

Hasil analisis butir soal komprehensif berbasis CBT pada konten fisika dan

pendidikan tersaji pada gambar berikut:

Sukar15%

Sedang70%

Mudah15%

Sukar22%

Sedang53%

Mudah25%

Page 84: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

71

Gambar 4. 11 Diagram Hasil Analisis Butir Soal Komprehensif Berbasis CBT

Pada Konten fisika

Gambar 4. 12 Diagram Hasil Analisis Butir Soal Komprehensif Berbasis CBT

Pada Konten pendidikan

Tabel 4. 11 Rekapitulasi hasil pengujian instrumen

Aspek Pegujian Konten fisika Konten

pendidikan

Keterangan

Validitas 0,86 0,88 Sangat sesuai

Reliabilitas 0,77 0,72 Tinggi

Tingkat kesukaran 0,52 0,53 Sedang

Gunakan70%

Ganti20%

Revisi10%

Gunakan60%

Ganti20%

Revisi20%

Page 85: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

72

5. Perakitan soal dalam bentuk CBT

Tahap ke-lima dalam desain instrumen ujian komprehensif berbasis CBT

adalah perakitan butir soal. Proses perakitan soal dalam penelitian ini mengacu pada

tujuan tes dan kisi-kisi atau tabel spesifikasi. Paket soal dirakit dengan melihat kartu

soal / naskah soal yang telah di analasis dan diuji validitasnya. Langkah-langkah

yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Mengelompokkan soal bersasarkan kompetensi yang sama.

2) Mengelompokan soal berdasarkan materi.

3) Memilih satu kompetensi dari kompetensi yang sama pada materi yang sama.

4) Memberi nomor urut soal berdasarkan kisi-kisi.

5) Mengecek kesesuaian naskah soal dengan kaidah penulisan.

6) Membuat petunjuk umum dan khusus untuk mengerjakan soal.

4. Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)

Hasil pemberian angket proses pelaksanaan ujian komprehensif melalui

CBT kepada pengelola dan penulis soal di Program Studi Pendidikan Fisika

diperoleh hasil sebagai berikut:

Keterangan :

1. Kecepatan dalam pembagian soal dan lembar jawaban 2. Tingkat kejujuran peserta tes

100% 100%

83% 83%

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

y = 0,007x + 0,9268

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Page 86: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

73

3. Penghematan biaya penyelenggaraan tes 4. Kecepatan dalam pengumpulan lembar jawaban 5. Kecepatan dalam pengoreksian lembar jawaban 6. Kemandirian peserta tes dalam menjawab 7. Ketelitian hasil pemeriksaan jawaban 8. Keobjektifan pemeriksaan jawaban 9. Tingkat kemudahan dalam mengoreksi lembar jawaban 10. Kebermanfaatan penyampaian hasil ujian dengan cepat 11. Keramahan terhadap lingkungan 12. Kemudahan interfretasi hasil tes

Gambar 4. 13 Respon pengelola Program Studi terhadap pelaksanaan ujian

komprehensif melalui CBT

Tingkat kepraktisan instrumen ujian komprehensif melalui CBT di Program

Studi Pendidikan Fisika menurut pengelola adalah 96,7% atau ada pada kategori

sangat tinggi.

Hasil pemberian angket proses pelaksanaan ujian komprehensif melalui

CBT kepada peserta ujian / mahasiswa di Program Studi Pendidikan Fisika

diperoleh hasil sebagai berikut:

Gambar 4. 14 Kejujuran dalam mengerjakan tes

32,1%

67,9%

Apakah anda Jujur / tidak mencontek ketika anda mengerjakan ujian komprehensif berbasis CBT ?

Tidak

Page 87: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

74

Gambar 4. 15 Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan soal dan lembar

jawaban

Gambar 4. 16 Waktu yang diperlukan untuk mengoreksi

81,1%

18,9%

Apakah menurut anda Panitia Ujian memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan soal dan lembar

jawaban dari peserta ujian setelah waktu ujian selesai?

Tidak

Ya

86,8%

13,2%

Apakah waktu yang diperlukan untuk memeriksa/mengoreksi hasil ujian komprehensif

berbasis CBT cukup lama? Tidak

22,6%

77,4%

Apakah hasil pemeriksaan / koreksi jawaban ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi

pendidikan Fisika cukup teliti?

Tidak Ya

Page 88: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

75

Gambar 4. 17 Ketelitian dalam pemeriksaan jawaban

Gambar 4. 18 Kemandirian dalam menjawab

Gambar 4. 19 Keobjektifan dalam memeriksa

15,1%

84,9%

Apakah sistem random soal bermanfaat bagi peserta ujian untuk meningkatkan kemandirian dalam menjawab pertanyaan masing-

masing?

Tidak Ya

11,3%

88,7%

Apakah hasil pemeriksaan / koreksi jawaban ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi pendidikan Fisika cukup

objektif?

Tidak Ya

Page 89: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

76

Gambar 4. 20 Perkiraan dana yang dikeluarkan

Gambar 4. 21 Keramahan sistem terhadap lingkungan

66,0%

34,0%

Apakah panitia mengeluarkan anggaran untuk pencetakan naskah soal dan lembar jawaban?

Tidak Ya

18,9%

81,1%

Apakah penggunaan CBT pada ujian komprehensif ini cukup ramah lingkungan?

Tidak Ya

34,0%66,0%

Apakah gambar soal cukup jelas / berwarna?

Tidak Ya

Page 90: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

77

Gambar 4. 22 Kejelasan gambar

Gambar 4. 23 Kejelasan Bahasa

Tingkat kepraktisan instrumen ujian komprehensif melalui CBT di Program

Studi Pendidikan Fisika menurut pengelola adalah 77,5% atau ada pada kategori

tinggi. Tingkat kepraktisan secara keseluruhan menurut pengelola dan peserta ujian

adalah sebagai berikut :

35,8%

64,2%

Apakah bahasa yang digunakan cukup jelas dan mudah di mengerti?

Tidak Ya

Page 91: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

78

Aspek :

1. Kecepatan dalam pembagian soal dan lembar jawaban 2. Kejujuran dalam mengerjakan tes

3. Pengeluaran biaya penyelenggaraan 4. Pengumpulan lembar jawaban

5. Proses pengoreksian lembar jawaban (waktu yang diperlukan) 6. Kemandirian dalam mengerjakan soal 7. Ketelitian hasil pemeriksaan jawaban

8. Keobjektifan pemeriksaan jawaban 9. Kebermanfaatan pemberian informasi hasil ujian dengan cepat

10. Keramahan terhadap lingkungan penggunaan lembar jawaban dan soal Gambar 4. 24 Tingkat Kepraktisan Instrumen

Efektivitas instrumen ujian komprehensif ini sebesar 94,63 % ada pada

kategori sangat efektif, respon peserta tes dapat terlihat dari :

a. Penerimaan peserta tes terhadap kebermanfaatan sistem dalam memberikan

infromasi tentang kelulusan ujian dengan cepat.

24%

16%

25%

18%

7% 8%11%

6% 6%9%

76%

84%

75%

82%

93% 92%89%

94% 94%91%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Respon (-) Respon (+)

Linear (Respon (-)) Linear (Respon (+))

Page 92: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

79

Gambar 4. 25 Kebermanfaatan informasi hasil dengan cepat

b. Penerimaan peserta tes yang menyatakan bahwa instrumen tes dapat mengukur

penguasaan materi.

Gambar 4. 26 Kemampuan instrumen untuk menuntut berpikir

11,3%

88,7%

Tidak

Ya

0,0%

100,0%

Apakah soal-soal yang disajikan menuntut anda untuk berpikir (bukan mengingat)?

Tidak Ya

3,8%

96,2%

Apakah soal yang diberikan cukup menguji kemampuan analisis anda?

Tidak

Page 93: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

80

Gambar 4. 27 Kemampuan Soal Dalam Menuntut Peserta Tes untuk

Menanalisis (higher order thinking)

Peserta tes menyatakan bahwa pelaksanaan tes berlangsung dengan tertib

dan lancar. Berdasarkan ketuntasan nilai hasil belajar, tes ini berada pada kategori

cukup efektif.

Instrumen ujian komprehensif melalui CBT dapat diterima dengan baik oleh

para pengelola dan peserta tes. Lima orang penyelenggara dari lima yang

diwawancarai menerima dengan baik sistem ini. 77, 5 % peserta menerima sistem

ini dengan baik.

5. Refleksi Sistematik dan Dokumentasi (Systematic Reflection and

Documentation)

Pelaksanaan tes komprehensif berbasis CBT pada Program Studi

Pendidikan Fisika di dahului dengan pemberian arahan/informasi kepada peserta

tes oleh penyelenggara mengenai tatacara dalam menjawab, mengerjakan soal,

trouble shooting ketika terjadi permasalahan dalam proses pengerjaan tes.

Selanjutnya adalah pengaturan tempat duduk peserta tes. Peserta tes adalah peserta

yang telah mendaftar dua minggu sebelum pelaksanaan tes dimulai. Tampilan

penempatan tempat duduk pseserta tes seperti yang terlihat pada gambar berikut :

Page 94: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

81

Gambar 4. 28 Pengaturan tempat duduk peserta tes

Sebelum mengerjakan soal, peserta tes terlebih dahulu harus menuliskan

room name / nama ruang ujian virtual yang diinformasikan oleh penyelenggara.

Selanjutnya melakukan proses registrasi dengan memasukkan NIM dan Nama

lengkap.

Gambar 4. 29 Proses registrasi peserta dalam program

Setelah proses registrasi, peserta menunggu kemunculan soal di layar

sebelum waktu tes dinyatakan dimulai. Penyelenggara memastikan semua peserta

telah siap mengerjakan, maka penyelenggara akan mengklik tombol pengiriman

soal ujian komprehensif berbasis CBT kepada para peserta secara serempak.

Page 95: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

82

Gambar 4. 30 Peserta sedang mengerjakan soal ujian komprehensif konten

fisika dan pendidikan berbasis CBT

Tampilan soal melalui CBT dapat terlihat seperti pada gambar berikut :

Page 96: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

83

Gambar 4. 31 Tampilan soal ujian komprehensif berbasis CBT

Untuk melihat gambar secara detail dan penuh / besar, gambar yang muncul

pada soal dapat di perbesar dengan cara di klik. Sehingga akan tampil seperti

berikut:

Gambar 4. 32 Tampilan gambar yang di perbesar pada soal setelah di klik

Selama melakukan tes peserta mengerjakan soal secara serius dengan penuh

kemandirian, tidak terlihat adanya kerjasama antara peserta tes. Masing-masing

fokus mengerjakan tesnya.

Page 97: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

84

Gambar 4. 33 Sistem penanyangan soal disajikan dengan settingan random soal dan option

Settingan yang digunakan dalam ujian komprehensif ini adalah : randomize

question order, randomize answer order, hide question feedback, dan show final

score. Sistem penayangan soal secara random ini dimaksudkan agar tidak terjadi

kerjasama, masing-masing peserta tes dapat fokus mengerjakan soal yang

dihadapinya masing-masing.

Gambar 4. 34 Sistem setingan soal pada program

Jika ada peserta yang ikut membantu temannya dan beriskusi, maka

sesungguhnya teman yang membantu akan kehilangan banyak waktu dalam

Page 98: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

85

mengerjakan soal. Waktu menengerjakan soal dihitung mundur, sehingga peserta

harus sangat efektif memanfaatkan waktu yang masih tersisa.

Selama proses pelaksanaan tes, penyelenggara tes dapat memantau jawaban yang

telah dikerjakan oleh para peserta tes dengan melihat monitor jawaban yang

dimiliki oleh akun penyelenggara ujian. Tampilannya dapat terlihat sebagai berikut:

Gambar 4. 35 Tampilan pemantauan skor dan progres pengerjaan tes para

peserta tes

Penyelenggara dapat melihat secara langsung tingkat kesukaran pada tiap

soal dan mendapatkan informasi mengenai jawaban yang dipilih oleh para peserta

tes. Contohnya jika kita mengkilik nomor 1 pada layar monitor penyelenggara maka

akan muncul soal nomor 1 seperti berikut tampilannya:

Page 99: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

86

Gambar 4. 36 tampilan tingkat kesukaran sebuah soal dengan melihat

persentase jawaban peserta tes

Setelah waktu pengerjaan soal selesai maka peserta dilarang untuk terus

mengerjakan soal. Penyelenggara ujian komprehensif dapat mematikan sistem tes

sehingga tidak lagi menerima jawaban yang masuk dengan mengklik finish. Semua

peserta tes tidak akan bisa mengirimkan lagi jawaban tes. Dan pada layar monitor

peserta tes akan muncul tampilan informasi kemampuan peserta tes dalam

mengerjakan soal tersebut.

Gambar 4. 37 Tampilan pada layar peserta yang telah menyelesaikan ujian

Setelah semua peserta tes menyelesaikan ujian secara mandiri atau di paksa

oleh sistem untuk selesai. Penyelenggara tes dapat memperoleh hasil ujian para

peserta tes. Tersedia beberapa cara memperoleh informasi tes diantarnaya: melalui

email, mendownload secara langsung, atau di simpan secara cloud pada google

drive dengan setingan kiriman file berupa informasi nilai keselueuhan siswa dalam

Page 100: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

87

satu kelas, atau nilai individu peserta dalam bentuk pdf, atau jawaban siswa pada

masing-masing pertanyaan dalam bentuk pdf.

Gambar 4. 38 Proses penyimpanan hasil ujian

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hasil Preliminary Research

Hasil wawancara terhadap pengelola dan staf di Program Studi Pendidikan

Fisika FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukkan bahwa secara teknis

pelaksanaan ujian komprehensif tidak efektif dan efisien. Jawaban rata-rata dari dua

responden bahwa untuk mempersiapkan pelaksanaan ujian komprehensif minimal

di butuhkan waktu 39 jam atau satu hari 15 jam. Naskah soal ujian harus selesai dua

hari sebelum pelaksanaan ujian untuk dilakukan proses penggandaan soal.

Persoalan akan terjadi ketika penulis nahkah soal belum selesai membuat naskah

soal yang akan digunakan. Peristiwa ini kerap terjadi dalam pelaksanaanya, penulis

baru menyelesaikan naskah soal pada hari H (pelaksanaan ujian). Hal ini

menyebabkan adanya pengunduran waktu kompre yang diundur beberapa jam

menunggu proses penggandaan naskah soal selesai. Dampak ditimbulkan adalah

adanya keresahan pada para peserta ujian, dan mulai mempertanyakan apakah ujian

Page 101: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

88

akan di mulai atau tidak dan dampak psikologis lainnya. Pengunduran waktu hanya

akan memperpanjang kegelisahan dan ketegangan peserta ujian, dan gejala-gejala

lainnya seperti: perasaan resah/gelisah, memicu kekurang percayaan diri,

menimbulkan kelemasan, memunculkan ke khawatiran berlebihan, tidak bisa

konsentrasi, memunculkan kebingungan/linglung yang mendorong untuk

melakukan kegiatan mencari bocoran soal, mencari kunci jawaban, menyontek,

menyalahkan soalnya sulit, dan menyalahkan gurunya (Wibowo, 2012).

Rata-rata biaya yang dikeluarkan dalam sekali kegiatan ujian komprehensif

adalah sekitar Rp 252.150,- hanya untuk proses penggandaan naskah soal dan

lembar jawaban. Pada ujian komprehensif konten fisika di perlukan kertas curat -

coret untuk menghitung pengeluaran pengadaan kertas ini belum termasuk dalam

biaya tersebut (Rp 25.000). Biaya penyusunan / pembuatan bahan / naskah ujian Rp

250.000,-, biaya pengawas ujian Rp 290.000,-, pemeriksaan hasil ujian Rp 10.000,-

, total biaya seklai kegiatan ujian komrehensif untuk jumlah peserta ujian sebanyak

60 orang adalah Rp 1.417.150,-. Kegiatan komprehensif biasanya dilakukan

sebanyak 3 kali dalam setahun. Biaya pengeluaran untuk 3 kali peyelenggaraan

ujian komprehensif adalah Rp 4.251.450,-. Jika kegiatan seperti ini dilakukan juga

oleh Program Studi lain di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memiliki jumlah

Program Studi S1 – S3 sebanyak 74 prodi, maka jumlah biaya yang harus

dikeluarkan sekitar Rp 314.607.300,- untuk satu tahun akademik. Dana yang cukup

lumayan besar.

Waktu yang dibutuhkan pada tahap persiapan pelaksanaan ujian melali

sistem PBT (paper based test) adalah 7,5 menit. Waktu yang diperlukan untuk

pembagian soal / lembar jawaban pada saat pelaksanaan ujian komprehensif akan

sangat bergantung pada jumlah peserta tes. Jumlah peserta ujian sedikit maka

proses distribusi nya akan cepat, jika peserta ujian banyak maka distribusinya juga

akan lebih lama. Jika proses distribusi soal dan lembar jawaban tidak termasuk

dalam waktu ujian maka tidak akan menjadi masalah. Jika sebaliknya proses

distribusi soal termasuk kedalam waktu ujian, maka akan menyita waktu proses

pengerjaan ujiannya itu sendiri. Beberapa pengalaman menunjukan kedua keadaan

tersebut bisa terjadi. Pemilihan hari dan tempat pelaksanaan tes yang akan

Page 102: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

89

menentukan kondisi tersebut terjadi atau tidaknya. Pelaksanaan tes di hari

perkuliahan dan penggunaan ruang kelas sebagai tempat pelaksanaan ujian akan

mebatasi waktu pelaksanaan ujian komprehensif, akan bergantung pada waktu

kosong yang dimiliki oleh ruang tersebut. Panitia pelaksana ujian tidak bebas

menggunakan ruangan, karena adanya kegiatan perkuliahan di ruang tersebut pada

jam berikutnya. Pemilihan waktu di luar jam perkuliahan sangat direkomendasikan,

sehingga tidak akan mengurangi alokasi waktu yang semestinya.

Tingkat kejujuran para peserta ujian komprehensif pada pelaksanaan ujian

komprehensif 2013 – 2016 di Program Studi pendidikan fisika, menurut pengelola

cukup jujur. Status cukup jujur pada angket berada pada kategori tengah, diantara

sangat jujur dan tidak jujur. Kejujuran merupakan kunci dari suatu kepercayaan,

dapat menciptakan image yang baik bagi si pelakunya, sekaligus membentuk

karakter yang baik dan bertanggung jawab. Orang lain akan lebih menghargai dan

menyegani orang yang memiliki sikap kejujuran yang tinggi. Penting sekali sebuah

tes atau ujian untuk menumbuhkan nilai kejujuran ini.

Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan soal dan lembar

jawaban adalah 11 menit atau 660 detik. Bergantung pada jumlah peserta ujian,

semakin banyak maka semakin lama lagi. Waktu ini akan bertambah lama lagi jika

pengawas ujian bersikap lemah dalam menghadapi peserta ujian yang enggan

mengumpulkan lembar jawaban dengan alasan dan masih mau mengerjakannya,

sehingga lembar jawaban tidak cepat diambil. Hal ini tentunya tidak adil bagi

peserta tes lainnya. Ketidakadilan juga terjadi ketika pengawas akan mendahulukan

mengumpulkan lembar ujian peserta ujian yang duduknya berdekatan dengan

pengawas / panitia ujian terlebih dahulu, sedangkan mereka yang duduknya lebih

jauh maka akan lebih lama lagi, hal ini tentunya tidak adil.

Waktu yang diperlukan untuk memeriksa hasil ujian komprehensif rata-rata

adalah lebih dari satu hari, 15 jam atau sekitar 140.400 detik. Peserta ujian baru

dapat mengetahui informasi mengenai lulus atau tidaknya. Informasi ini akan

menjadi bertambah lama jika proses pengoreksian tidak sesuai dengan rencana,

menjadi berhari-hari. Informasi kelulusan yang disampaikan ke Program Studi

tidak dengan cepat di infromasikan karena pertimbangan lain/tertentu maka akan

Page 103: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

90

menjadi berhari-hari. Peserta ujian tidak bisa dengan cepat mengetahui kemampuan

dan kekurangannya, tidak bisa memprediksi apakah di mengulang atau tidak ujian

selanjutnya. Jika ada kepastian lulus atau tidaknya, peserta yang tidak lulus akan

mempelajari dan coba mengingat-ingat materi / konsep / soal dianggap tidak bisa

pada saat ujian untuk di pelajari kembali. Bagi peserta ujian yang sudah lulus akan

meningkatkan kepercayaan diri dalam kemampuan yang sudah dimilikinya.

Tingkat ketelitian dan kelelahan pengoreksi dalam memriksa lembar

jawaban komprehensif cukup teliti. Ketelitian pengoreksi sangat berpengaruh

terhadap hasil ujian. Pengoreksi yang kurang teliti atau telodor dapat mengorbankan

peserta tes yang sebenarnya memiliki kompetensi yang baik dan sebenarnya layak

untuk lulus, namun menjadi tidak lulus dan harus mengulang pada ujian berikutnya.

Ujian komprehensif biasanya dilaksanakan empat bulan sekali, atau hanya tiga kali

dalam setahun. Hal ini tentunya sangat merugikannya, waktu yang seharusnya bisa

dimanfaatkan untuk kegiatan lainnya tapi sebagian di gunakan untuk persiapan

ujian kembali. Ketelitian pengoreksi tentunya akan bergantung juga pada jumlah

peserta ujian itu sendiri. Jumlah peserta ujian yang terlalu banyak tentunya akan

menurukan tingkat ketelitian pengoreksi.

Selain informasi mengenai pelaksanaan ujian komprehensif, proses

perencanaan pembuatan tes juga di telusuri. Hasi penelusuran menunjukkan bahwa

soal ujian komprehensif yang sudah dilakukan sebagian ada yang mengikuti

indikator yang dibuat tapi itu tidak dilaksanakan secara ketat. Ketika penulis soal

menemukan soal yang baik, maka penulis akan memasukkannya. Program Studi

belum meliliki blue print kompetensi khusus yang harus diukur dalam ujian

komprehensif yang dilakukan, sehingga arah pengukuran menjadi bias dan tidak

jelas kebermanfaatannya. Sebagian soal yang dibuat masih bersifat lower order

thinking. Bentuk ujian yang dilakukan adalah PBT (paper based test) dalam bentuk

pilihan ganda, tidak ada soal uraian dengan jumlah soal antara 40 sampai 50 soal.

Ujian komprehensif secara lisan belum pernah di lakukan di Program Studi

Pendidikan Fisika. Melalui ujian lisan peserta ujian dapat mengetahuinya secara

langsung, namun membutuhkan waktu yang lama proses pengujiannya. Unsur

Page 104: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

91

subyektivitas sangat tinggi dan sangat memungkinkan terjadinya ketidakadilan.

Selain itu peserta ujian dapat gugup dan memberikan jawaban asal.

Materi ujian komprehensif pada Program Studi Pendidikan Fisika terbagi

menjadi dua, yaitu: konten pendidikan dan konten fisika. Hasil analisis terhadap

pertanyaan-pertanyaan yang ada pada soal konten pendidikan ujian komprehensif

tahun 2014 sampai 2016, aspek pengukuran banyak mengarah kepada kemampuan

kognitif: mengingat (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3). Aspek analisis, sintesis,

evaluasi dan mencipta (C4 - C6) sangat rendah dan cenderung tidak ada. Hal ini

menunjukkan bahwa pengukuran materi ujian komprehensif masih mengarah pada

kemampuan lower order thinking (LOTS). Lower order thinking merupakan

keterampilan dasar yang terbatas pada hal-hal rutin dan bersifat mekanis seperti:

misalnya menghafal dan mengulang-ulang informasi yang diberikan sebelumnya.

Keterampilan ini kurang bermanfaat / tidak relevan lagi dengan tuntutan

perkembangan zaman. Keterampilan/kemampuan yang diharapkan adalah

keterampilan di abad 21, yang meliputi: creativity and innovation, critical thinking

and problem solving, communication, collaboration. Keterampilan tersebut

terdapat pada aspek analisis (C4), evaluasi (C5), dan mencipta (C6) pada taksonomi

kognitif Bloom yang direvisi atau lebih dikenal dengan keterampilan higher order

thinking (HOTS).

Hasil analisis terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada pada soal konten

fisika ujian komprehensif tahun 2013 sampai 2015, aspek pengukuran banyak

mengarah kepada kemampuan kognitif: mengingat (C1), pemahaman (C2), aplikasi

(C3). Aspek analisis, sintesis, evaluasi dan mencipta (C4 - C6) sangat rendah dan

cenderung tidak ada kecuali pada naskah soal 2015 namun jumlahnya belum

banyak.

2. Hasil Protoyping Stage

Tahap pertama protoyping stage adalah menentukan materi esensial. Materi

esensial merupakan materi pokok yang dianggap penting / melandasi konsep-

konsep lain yang dipelajari dalam fisika sebagai dasar aplikasi dalam kehidupan

sehari-hari. Materi esensial pada program studi pendidikan fisika tersebar pada

Page 105: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

92

delapan matakuliah, dan konten pendidikan tersebar pada enam matakuliah.

Penilaian hasil belajar yang dilakukan sebaiknya dilakukan secara menyeluruh

meliputi berbagai aspek kompetensi yaitu: ranah pengetahuan / kognitif,

keterampilan / psikomotor, sikap / afektif (Permendikbud nomor 23, 2016).

Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh Program Studi Pendidikan Fisika

melalui ujian komprehensif sudah menilai hasil belajar mahasiswa secara

menyeluruh. Naskah soal ujian komprehensif berbasis CBT yang dikembangkan

layak digunakan untuk mengukur pencapaian standar kompetensi mahasiswa

tingkat akhir pada seluruh aspek.

Pengukuran ranah kognitif pada ujian komprehensif berbasis CBT yang

dikembangkan di prodi pendidikan fisika dilakukan untuk mengukur kemampuan

berpikir mahasiswa pada tingkatan lebih tinggi / higher order thinking skill (HOTS)

pada konten fisika dan pendidikan. Arah pengukuran pada HOTS di tujukan untuk

mengetahui pencapaian kompetensi berpikir, dan kesiapan calon lulusan sebelum

menghadapi lapangan pekerjaan. Kemampuan HOTS dapat dijadikan sebagai

modal sosial (social capital) dan modal intelektual (intelectual capital) di zaman

modern (abad ke-21). Salah satu kompetensi yang diperlukan di abad 21 adalah:

kemampuan berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi dan berkolaborasi. Kompetensi-

kompetensi tersebut dapat ditemukan pada keterampilan berpikir orde lebih tinggi

(Kemdikbud, 2016). Sehingga sangat penting dan tepat untuk melakukan

pengukuran HOTS dalam instrumen yang dikembangkan ini.

Sebaran aspek kognitif C1-C6 pada ujian komprehensif berbasis CBT di

Program Studi pendidikan fisika tahun 2016 memiliki trendline positif, berbeda 180

derajat dengan ujian komprehensif manual atau PBT pada tahun 2013-2015.

Sebaran aspek C1-C6 pada ujian komprehensif manual / PBT lebih didominasi pada

C1, C2, dan C3 atau lower order thinking skill / keterampilan berpikir orde rendah

80%, sedangkan pada ujian komprehensif berbasis CBT lebih banyak kepada aspek

C4, C5, dan C6 atau higher order thinking / kemampuan berpikir pada orde lebih

tinggi (70%). Berubahnya arah kebijakan aspek kemampuan berpikir yang di ukur

dalam ujian komprehensif ini, ditengarai oleh adanya kesadaran Program Studi

dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang membutuhkan

Page 106: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

93

sumber daya manusia para calon pendidik yang kompetitif, memiliki daya saing

yang tinggi secara nasional maupun global. Presiden Obama mengemukakan bahwa

kemampuan berpikir orde lebih tinggi merupakan kompetensi yang sangat penting

bagi lulusan perguruan tinggi, karena dibutuhkan dalam kehidupan, baik

dilingkungan pekerjaan, maupun masyarakat terutama pada abad ke 21 (Adamson,

F, 2013). Kualitas dan kompetensi lulusan dapat terukur oleh instrumen yang

berkualitas. Cara mengukur kompetensi lulusan menjadi sangat penting untuk

diperhatikan (Hazelkorn, E, 2013). Dengan dimilikinya kemampuan berpikir pada

orde lebih tinggi dapat dipastikan para lulusan telah siap menghadapi dunia kerja

dan persaingan global.

Kata kerja operasional yang paling banyak digunakan dalam naskah soal

komprehensif konten fisika adalah kemampuan memprediksi, menyimpulkan dan

analisis. 73% kata kerja operasional yang digunakan dalam pengembangan

instrumen ujian komprehensif adalah untuk mengukur keterampilan berpikir pada

orde lebih tinggi (HOTS), dan sisanya 27% untuk mengukur keterampilan berpikir

dasar. Sedangkan pada naskah soal konten pendidikan kata kerja operasional yang

paling banyak digunakan adalah: memilih (20%), membedakan (10%), dan

mengkritik (10%). 78% kata kerja operasional yang digunakan dalam

pengembangan instrumen ujian komprehensif adalah untuk mengukur keterampilan

berpikir pada orde lebih tinggi atau HOTS, dan sisanya 27% untuk mengukur

keterampilan berpikir dasar. Higher order thinking melatih keterampilan dalam

belajar (learning skills), literacy skills, dan life skills. Pada abad 21 akan terjadi

kemajuan dibidang informasi, informasi akan tersedia di mana saja dan kapan saja;

semua serba cepat dan penggunaan mesin / komputasi menjadi cirinya; serba

otomatis dalam semua aspek pekerjaan dan serba praktis. Keterampilan berpikir

tingkat tinggi merupakan modal utama dalam mempersiapkan diri di abad 21.

Pengukuran ranah psikomotorik pada naskah soal ujian komprehensif

melalui CBT di Program Studi Pendidikan Fisika ini mengacu pada keterampilan

proses sains. Keterampilan proses sains (KPS) dijadikan sebagai acuan pengukuran

ranah psikomotorik dikarenakan keterampilan ini sangat relevan dengan

keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang fisikawan atau saintis. Seorang

Page 107: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

94

saintis senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan: mengamati, mengklasifikasi,

menafsirkan, membuat hipotesis, menarapkan konsep, mengkomunikasikan, dan

melakukan percobaan. Mahasiswa yang memiliki keterampilan proses sains yang

baik akan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi akan sesuatu hal, memiliki

pengetahuan yang bermakna, memahami hubungan-hubungan antara fakta dengan

obyek yang dianalisis. Kompetensi keterampilan proses sains yang dikembangkan

naskah soal ujian komprehensif melalui CBT diantaranya : melakukan komunikasi,

mengajukan hipotesis, merencanakan percobaan, dan menggunakan alat/bahan.

Kompetensi menggunakan alat/bahan paling banyak di kembangkan yaitu 40%,

dibandingkan kompetensi lainnya.

Hampir semua kegiatan eksperimen / perobaan fisika menggunakan alat

ukur, kehidupan sehari-hari seperti tukang jahit, tukang kayu/mebel,bengkel motor

atau mobil, tukang las maupun dalam bidang industri. Hal ini menunjukkan betapa

pentingnya penguasaan penggunaan alat. Penguasaan penggunaan alat ukur manual

atau digital, pengukuran besaran pokok maupun turunan sangat mutlak dimiliki

oleh seorang mahasiswa fisika. Banyak sekali kegiatan pengukuran dalam fisika

maupun kehidupan sehari-hari seperti: mengukur panjang dengan menggunakan

meteran, penggaris, jangka sorong dan mikro meter skrup; pengukuran massa

dengan menggunakan neraca pasar/pedagang, neraca analog dan digital, timbangan

berat, neraca pegas, dan neraca ohaus dengan berbagai jenis skalanya; pengukuran

kuat arus listrik, tegangan, dan hambatan; pengukuran intensitas cahaya dengan

menggunakan lux meter; mengukur waktu, mengukur suhu dan lain-lain.

Kompetensi selain membaca alat ukur yang tidak kalah pentingnya adalah ketelitian

(presisi) dan ketepatan (akurasi). Peserta tes harus bisa menunjukkan ketelitian dan

ketepatan dalam membaca sebuah hasil pengukuran dengan berbagai jenis alat

ukur. Kemampuan melakukan komunikasi dikembangkan (20%) dengan tujuan

untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam dalam membaca grafik,

menjelaskan atau melaporkan hasil percobaan, memberikan gambaran / informasi

dari sebuah hasil pengamatan berupa tabel atau grafik. Kemampuan ini sangat

penting untuk di miliki agar seseorang dalam berbicara harus berdasarkan sumber

yang jelas yang memiliki bukti otentik. Kemampuan mengajukan hipotesis

Page 108: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

95

deikembangkan sebanyak 20%. Kemampuan mengajukan hipotesis dikembangkan

dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam membuat praduga

/ memprediksi sesuatu yang belum terjadi berdasarkan asumsi atau data ilmiah yang

dimiliki. Memiliki kemampuan dalam membuat penjelasan terhadap perkiraan

suatu kejadian, dengan memiliki kesadaran perlunya pengujian kebenarannya.

Kemampuan merencanakan percobaan dikembangkan sebanyak 20% dengan

tujuan agar mengetahui kemampuan mahasiswa dalam memilih / menentukan alat

/ bahan / sumber yang tepat berdasarkan kegiatan penyelidikan yang diperlukan.

Mampu menentukan variabel atau mengontrol variabel tertentu yang akan diatur,

mengetahui apa yang harus diamati, dan dicatat. Kemampuan ini sangat penting,

mahasiswa mampu memahami status dan perannya dalam lingkungan kehidupan

sehari-hari maupun lingkungan pekerjaan, mengetahui apa yang harus dilaksanakan

berupa langkah kerja.

Pengukuran ranah afektif mengacu pada sikap ilmiah (scientific attitude).

Arah pengukuran pada sikap ilmiah ini, didasarkan pada pentingnya model attitude

yang harus dimiliki oleh seorang ilmuwan. Model attitude yang paling tepat bagi

mahasiswa Program Studi pendidikan fisika adalah sikap ilmiah. Sikap para calon

lulusan perlu di ukur sikap / tingkat ke ilmiahannya. Sikap ilmiah yang baik

bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dan lapangan pekerjaan. Sikap ilmiah

berperan dalam menghasilkan penemuan yang berguna, dapat mengembangkan

ilmu pengetahuan, dapat memecahkan masalah berdasarkan penalaran akal sehat,

dan dapat mengungkap rahasia alam yang belum tergali. Sikap ilmiah sangat di

perlukan di abad ke-21 ini. Sikap ilmiah yang dikembangkan dalam naskah soal

ujian komprehensif melalui CBT diantaranya : kejujuran, ketelitian dan kekritisan,

menghargai orang lain, kedisiplinan, kerja keras dan ketekunan, kreativitas, rasa

ingin tahu, kepedulian lingkungan, tanggung jawab dan kemandirian, kesadaran

terhadap Tuhan YME. Sikap-sikap tersebut dikembangkan dengan porsi yang sama

(91,%) dengan asusmsi bahwa semua sikap tersebut memiliki tingkat prioritas yang

sama.

Realita yang ada menunjukkan masih banyak para lulusan perguruan tinggi

belum menjadi manusia yang sesuai dengan harapan dari tujuan pendidikan.

Page 109: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

96

Munculnya koruptor yang cerdik yang merugikan bangsa. Permasalahan inilah

yang harus segera dibasmi dengan menumbuhkan sikap (afektif) dan nilai-nilai

karakter bangsa yang akan berdampak pada kemajuan bangsa di masa depan.

Mahasiswa yang memiliki sikap (afektif) yang baik akan menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Pemilihan bentuk pelaksanaan tes melalui computer based tes (CBT) di

sebabkan oleh beberapa alasan, diantaranya: rendahnya tingkat keujuran /

sportivitas peserta ujian / mahasiswa, mahasiswa sering melakukan kerjasama

terutama jika soal yang diujikan hanya satu tipe saja. Hal ini terlihat dari hasil

pengukuran sikap mahasiswa tentang kejujuran dalam mengerjakan ujian selama di

perguruan tinggi, dari 10 responden yang di survey tidak ada yang menjawab tidak

pernah mencontek selama mereka belajar di perguruan tinggi, tetapi tidak ada juga

yang terang-terangan mengaku mencontek / melakukan perbuatan tidak jujur;

Alokasi waktu untuk mengerjakan ujian sulit dikontrol baik memulai atau

mengakhirinya. Hal ini sesuai dengan pengalaman para penyelenggara ujian, yang

menyatakan perlu lima menit untuk mendistribusikan naskah soal berikut lembar

jawaban dan membutuhkan waktu lebih dari 10 menit untuk mengumpulkannya

kembali. Pada saat di mulai, waktu yang digunakan banyak terbuang untuk

pendistribusian soal dan lembar jawaban. Pada saat mengerjakan soal, melingkari

atau menghapus jawaban yang salah akan menghabiskan waktu. Kendala setelah

ujian adalah lamanya waktu pengoreksian, bergantung pada jumlah peserta,

semakin banyak peserta maka semakin lama juga hasil ujian itu diketahui, perlu

waktu sekitar 6 jam sampai 3 hari untuk mengoreksi; tingkat konsentrasi korektor

tidak selalu dalam kondisi prima sehingga aka berpengaruh pada tingkat ketelitian

dalam mengoreksi akibatnya tidak memberikan nilai yang faktual; subyektivitas

dan emosi korektor akan memperharuhi hasil koreksian, bisa lebih tinggi atau lebih

rendah.

Tes berbasis komputer memberikan banyak manfaat bagi para

penggunanya. Beberapa manfaat diantaranya: lebih ekonomis karena papper less,

Page 110: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

97

tidak menggunakan kertas dalam mengerjakan ujian sehingga lebih ramah

lingkungan. Membantu menjaga lingkungan dan mendukung program go green.

Menghemat biaya produksi soal dan pasca ujian yaitu tahap pengoreksian dan

dokumentasi / tidak diperlukan biaya tambahan untuk biaya korektor, karena sistem

dapat mengoreksi sendiri. Hal ini tentunya bisa mengurangi mata anggaran di sektor

ini, dan dialihkan ke sektor lain yang masih kurang. Dosen / korektor / pengelola

Program Studi bisa menginterpretasikan hasil ujian dengan cepat, menganalisis soal

dan jawaban mahasiswa. Fairness mengizinkan peserta mengerjakan dan

mengakhiri tes dengan waktu yang sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan,

menghilangkan pekerjaan logistik pendistribusian soal kepada peserta yang bisa

menyita waktu. Hasil tes dapat tersimpan dengan aman (Lin, 2006). Peserta dapat

langsung mengetahui hasil tes dengan segera setelah tes berakhir sehingga peserta

dapat melakukan perencanaan tindak lanjut. Dengan demikian Program Studi dapat

memantau kualitas akademik para mahasiswanya.

Naskah soal ujian komprehensif terlebih dahulu dibuat dalam bentuk kartu

soal yang mengacu kepada tabel spesifikasi yang dibuat. Naskah soal masih bersifat

manual belum CBT, Soal dibuat mengikuti format penulisan kartu soal. Setelah

kartu soal terbentuk, langkah selanjutnya adalah menelaah kartu tersebut.

Penelaahan dilakukan oleh para ahli, diantaranya ahli materi dan ahli pendidikan /

penulisan soal yang masing-masing berjumlah empat orang (total delapan orang

penelaah soal). Soal yang kurang baik menurut penelaah di perbaiki sebagai bahan

perakitan instrumen lengkap. ujian komprehensif masih bersifat manual/ paper

based test, sebelum instrumen diujicobakan.

Tahap uji coba butir soal dilakukan setelah instrumen ujian komprehensif

manual selesai dirakit, instrumen tersebut diujicobakan untuk dianalisis. Tahap ini

bertujuan: untuk mengkaji dan menelaah butir soal agar diperoleh soal yang

bermutu, memperbaiki kualitas soal yang kurang baik dari segi kontruk atau bahasa

melalui revisi atau membuang soal yang kurang baik / tidak efektif, mengetahui

keberfungsian soal sesuai tujuan pengukuran yang diharapkan atau tidak,

mengetahui tingkat kesukaran soal (difficulty index), mengetahui kualitas dari

option atau pengecoh berfungsi atau tidak. Instrumen tes yang baik yaitu instrumen

Page 111: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

98

yang memiliki validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembedanya

dengan kualitas baik. Validitas yang baik yaitu yang mampu mengukur apa yang

hendak diukur. Validitas berkaitan dengan ketepatan instrumen terhadap konsep

yang dinilai, sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai (Sudjana,

1992). Nilai validitas soal yang baik (tinggi) mulai dari 0,6 – 1,0. Reliabilitas yang

baik adalah instrumen yang dapat menghasilkan skor yang ajeg/konsisten, nilai

reliabilitas yang tinggi adalah 0,7 – 1,0. Tingkat kesukaran yang baik adalah tidak

terlalu mudah dan tidak terlalu susah, tingkat kesukaran yang baik terletak antara

nilai 0,31 – 0,70. Daya pembedanya yang baik adalah soal yang mampu

membedakan antara siswa yang memahami konsep dengan siswa yang tidak

memahami konsep. Daya beda yang baik adalah yang memiliki nilai daya beda

(DP) 0,30 atau 30% ke atas.

Instrumen yang diujicoba menghasilkan validitas 0,87 (sangat sesuai) dapat

mengukur sesuai tujuan yang diharapkan. Reliabilitas 0,75 (Tinggi) instrumen

dapat menghasilkan skor yang ajeg/konsisten. Tingkat kesukaran 0,50 (sedang)

memungkinkan soal dapat di jawab oleh siswa yang berkategori rendah maupun

sedang. Tingkat kelayakan 0,87 atau sangat sesuai, dengan nilai CVI = 0,86 untuk

konten fisika dan 0,88 untuk konten fisika. Instrumen yang dihasilkan sangat layak

untuk digunakan dan dijadikan instrumen standar untuk mengukur kompetensi

mahasiswa.

Nilai efektivitasnya sebesar 94,63 % (kategori sangat efektif). Tingkat

kepraktisan instrumen sebesar 87,1% ( sangat praktis). Tingkat kepraktisan menurut

pengelola adalah 0,97 atau 96,7% (sangat tinggi), sedangkan menurut peserta

sebesar 0,78 atau 77,5% (tinggi). Instrumen yang dihasilkan dapat diterima dengan

baik oleh para pengelola dan peserta tes. Penyelenggara ujian yang diwawancarai

menerima dengan baik 95% sistem ini dan 77, 5 % peserta menerima sistem ini

dengan baik. Instrumen yang dihasikan dapat mempermudah kinerja pengelolaan

pendidikan secara efektif, dan efisien yang mendukung kearah pencapaian world

class university. Instrumen dapat mempermudah program studi dalam mengelola

ujian komprehensif secara tertib, cepat, efektif, dan efisien.

Page 112: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

99

3. Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)

Hasil pemberian angket kepada penyelenggara ujian menunjukkan nilai

kepraktisan yang sangat tinggi. Hal ini menunjukkan kesadaran para pengelola

dalam merasakan nilai keparaktisan yang dimiliki sistem CBT dalam mengelola

dan mengolah hasil ujian. Sistem yang dikembangkan mampu mengurangi waktu

untuk pekerjaan penilaian tes dan membuat laporan tertulis, menghilangkan

pekerjaan logistik seperti mendistribusikan, menyimpan dan tes menggunakan

kertas, peserta tes dapat langsung mengetahui hasi tes.

4. Refleksi Sistematik dan Dokumentasi (Systematic Reflection and

Documentation)

Sistem ujian komprehensif berbasis CBT baru pertama kali digunakan di

Program Studi Pendidikan Fisika, walaupun demikian para mahasiswa mampu

menerima dan merasakkan beberapa keuntungan dari sistem penyelenggaran ujian

melalui CBT ini. Ujian komperehensif telah mampu meningkatkan kemandirian

dan kejujuran mahasiswa dalam mengerjakan ujian. Yang merupakan karakter

penting yang harus tertanam pada generasi muda sebagai bekal kehidupan di abad

ke 21.

Walaupun soal dan lembar jawaban di tampilkan di layar monitor, siswa

yang ada di sebelahnya tidak mau bertanya atau menanyakan jawabannya. Karena

sistem penayangan soal disajikan secara random. Sistem inilah yang dapat

mendiring siswa untuk mandiri dalam mengerjakan soal yang sangat berbeda

dengan pengerjaan soal secara papper tes soal akan cenderung sama persis

urutannya dan optionnya juga sama. Pada sistem CBT selain urutan soal urutan

option juga akan diacak.

Dosen atau penyelenggara tes dapat mengetahui kualitas soal yang

dibuatnya sudah baik atau buruk seperti tingkat kesukaran dan distribusi kualitas

option pengecohnya berfungsi atau tidak secara langsung dan cepat. Informasi ini

menjadi masukan dan pengalaman empiris bagi pembuat soal tanpa menguji

analisis butir soal terlebih dahulu yang memerlukan waktu analisis yang sangat

lama.

Page 113: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

100

Diperolehnya informasi hasil peserta tes dengan cepat, hal ini sangat

menguntungkan pengelola, pengoreksi, maupun peserta. Peserta dapat mengetahui

lulus tidaknya proses ujian secara langsung. Mahasiswa dapat membuat

perencanaan dari informasi tersebut untuk langkah selanjutnya. Pengelola dapat

memperoleh hasil dengan cepat untuk diumumkan secara resmi tidak perlu

menunggu berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu pada kenyataannya.

Program Studi dapat memperoleh informasi mengenai kometensi yang dimiliki oleh

para mahasiswanya, kelemahan dan kekurangannya. Menjadi bahan masukan bagi

para dosen-dosen dalam meningkatkan kompetensi yang lemah dalam perkuliahan.

Page 114: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

101

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

Penelitian pengembangan ini telah menghasilkan sebuah instrumen yang

dapat mengukur kompetensi mahasiswa tahap akhir Program Studi Pendidikan

Fisika secara utuh. Melalui ujian komprehensif berbasis CBT (computer based tes)

kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik mahasiswa dapat diukur dengan

efektif, praktis, dan dapat diterima semua pihak. Instrumen yang dikembangkan

juga dapat mengukur kemampuan berpikir pada orde yang lebih tinggi,

keterampilan proses sains, dan sikap ilmiah mahasiswa. Data yang dihasilkan dapat

memberikan informasi yang akurat tentang kompetensi mahasiswa secara utuh.

Instrumen ujian komprehensif melalui CBT dihasilkan melalui lima tahapan

yaitu : menentukan materi esensial (menentukan fungsi dan tujuan tes, menentukan

batasan materi tes pada konten fisika dan konten pendidikan, menyusun kompetensi

kognitif, afektif dan psikomotorik yang ingin dicapai pada tes dengan melihat

kompetensi pada tiap mata kuliah), menentukan bentuk pelaksanaan tes (

mempertimbangkan teknis pelaksanaan tes yang efektif, efisien dan berdaya guna),

penulisan butir soal (membuat tabel spesifikasi tes, melakukan penulisan butir soal,

penelaahan butir soal, perbaikan dan perakitan soal), ujicoba butir soal (ujicoba dan

analisis butir soal), perakitan soal dalam bentuk CBT.

Instrumen yang dihasilkan memiliki tingkat kelayakan 0,87 atau sangat

sesuai, dengan nilai CVI = 0,86 untuk konten fisika dan 0,88 untuk konten fisika.

Instrumen memiliki sebesar validitas 0,87 (sangat sesuai), reliabilitas 0,75 (Tinggi),

dan tingkat kesukaran 0,50 (sedang). Instrumen yang dihasilkan sangat layak untuk

digunakan. Instrumen yang dihasilkan dapat dijadikan instrumen standar untuk

mengukur kompetensi mahasiswa.

Instrumen ujian komprehensif berbasis CBT memiliki nilai efektivitas

sebesar 94,63 % (kategori sangat efektif). Instrumen yang dihasikan dapat

mempermudah kinerja pengelolaan pendidikan secara efektif, dan efisien yang

mendukung kearah pencapaian world class university. Instrumen dapat

mempermudah program studi dalam mengelola ujian komprehensif secara tertib,

cepat, efektif, dan efisien.

101

Page 115: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

102

Tingkat kepraktisan instrumen sebesar 87,1% ( sangat praktis). Tingkat

kepraktisan menurut pengelola adalah 0,97 atau 96,7% (sangat tinggi), sedangkan

menurut peserta sebesar 0,78 atau 77,5% (tinggi). Instrumen yang dihasilkan dapat

diterima dengan baik oleh para pengelola dan peserta tes. Penyelenggara ujian yang

diwawancarai menerima dengan baik 95% sistem ini dan 77, 5 % peserta menerima

sistem ini dengan baik.

B. Implikasi

Implikasi dari penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan

Fisika telah berhasil melakukan efesiensi dana pengeluaran sebanyak 60%.

Pelaksanaan ujian komprehensif melalui CBT dapat mengurangi dana anggaran

pengeluaran penyelenggaraan ujian secara manual / paper based test di Program

Studi Pendidikan Fisika dari Rp 1.417.150, - / kegiatan menjadi 565.000,- /

kegiatan, bisa melakukan penghematan sebanyak Rp 8521.150,- atau 60% dari

anggaran pengeluaran yang biasa dilakukan.

2. Pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan

Fisika telah berhasil mengurangi waktu proses pendidstribusian naskah soal

ujian dan lembar jawaban kepada peserta ujian dari 450 detik menjadi 30 detik.

Pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan

Fisika memiliki efektivitas sebesar 93,33% dalam pendistribusian naskah soal

dan lembar jawaban.

3. Pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan

Fisika telah berhasil mengurangi waktu proses pengumpulan lembar jawaban

dan naskah soal setelah waktu ujian selesai, dari 660 detik menjadi 30 detik.

Pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan

Fisika memiliki efektivitas sebesar 95,45 % dalam pengumpulan naskah soal

dan lembar jawaban.

4. Pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan

Fisika telah berhasil meningkatkan kejujuran peserta ujian komprehensif dari

kategori cukup jujur menjadi jujur.

Page 116: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

103

5. Pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan

Fisika telah berhasil mengurangi waktu proses pengoreksian lembar jawaban,

dari 140.400 detik menjadi 30 detik. Pelaksanaan ujian komprehensif berbasis

CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika memiliki efektivitas sebesar 99,98

% dalam pengoreksian lembar jawaban dengan tingkat objektivitas dan

keakuratan tinggi.

6. Pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan

Fisika membutuhkan koneksi internet yang baik/kuat dan stabil, sehingga

kendala teknis tidak menjadi permasalah pokok yang substansial dari

pelaksanaan tes.

C. Rekomendasi

Rekomendari penelitian pengembangan ini adalah :

1. Bagi pimpinan, dan pengelola kampus: Pelaksanaan ujian komprehensif

berbasis CBT telah terbukti efektif, efisien, dan memenuhi kriteria instrumen

tes yang baik, maka sarana pendukung pelaksanaan kegiataan ini perlu di

tingkatkan, seperti : fasilitas internet yang cukup kuat dan stabil, membuat

ruangan khusus ujian CBT yang bisa digunakan secara bergiliran dengan

jumlah dan daya tampung yang baik. Alternatif lainnya memanfaatkan ruang

labolatorium komputer dengan catatan adanya perbaikan komputer yang tidak

layak pakai untuk bisa digunakan kembali.

2. Bagi pengelola keuangan dan anggaran: pelaksanaan tes melalui CBT telah

terbukti efesien dalam pengeluaran anggaran. Sehingga anggaran yang di hemat

dapat dialihkan kebermanfaatannya untuk peningkatan fasilitas perkuliahan dan

akses internet yang kuat dan stabil bagi para dosen dan mahasiswa untuk belajar

atau mendukung perkuliahan dilingkungan kampus

3. Bagi pengelola Program Studi : Pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT

telah terbukti efektif telah berhasil mengurangi waktu proses pendidstribusian

naskah, pengumpulan lembar jawaban dan naskah soal, proses pengoreksian

lembar jawaban dengan memiliki efektivitas sebesar 99,98 % dengan tingkat

Page 117: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

104

objektivitas dan keakuratan tinggi. Sangat direkomendasikan untuk

menggunakan sistem ini dalam setiap pelaksanaan ujian komprehensif.

4. Bagi dosen dan Program Studi : Informasi hasil ujian yang diperoleh dapat

dijadikan tolak ukur keberhasila Program Studi dan perkuliahan masing-masing

dosen dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan. Menjadi bahan

perbaikan dalam melakukan proses perkuliahan dan revisi silabus perkuliahan.

Page 118: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

105

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. (2004). Evaluasi Program Pendidikan Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (2013). Pedoman Penilaian Hasil

Belajar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta.

Baharuddin, S. A. (1982). The Superiority of Indigenous Scholars?: Some Facts and Fallacies with Special Reference to Malay Anthropologists and Sociologists in Fieldwork.

Cangelosi J. S. (1995). Merancang Tes Untuk Menilai Prestasi Siswa. Terjemahan Lilian D. Tedjasudhana Bandung: ITB.

Crisp Geoffrey (2011) Teacher’s Handbook on e-Assessment: A handbook to support teachers in using e-assessment to improve and evidence student learning and outcomes. Transforming Assessment |

www.transformingassessment.com

Darling-Hammond L. Adamson F. (2013). Developing assessments of deeper

learning: The costs and benefits of using tests that help students learn. Stanford CA: Stanford University Stanford Center for Opportunity Policy in Education

Daniel J. Mueller (1992). Mengukur Sikap Sosial Pegangan Untuk Peneliti dan Praktisi. Bumi Aksara. Jakarta.

Dimyati M. (2006). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Gronlund N. E. & Linn R. (1981). Measurement and evaluation.

Gustafson, N Nieveen and Tj.Plomp (Eds). Design Approaches and Tools in

Education and Training (hlm. 1-14). Dodrecht: Kluwer Academic Publisher.

Hadi Sutrisno. (1986). Statistika. Jilid III. Yogyakarta: Andi Offset.

Hazelkorn E. (2013) "World-Class Universities or World Class Systems?: Rankings and Higher Education Policy Choices" in Hazelkorn E. Wells P. and M.

Marope (eds) "Rankings and Accountability in Higher Education: Uses and Misuses UNESCO Paris Forthcoming.

Hamalik O. (2008). Belajar dan Teori Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Istiyono, E., & Si, M. (2013). Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Di SMA Langkah Pengembangan Dan Karakteristiknya.

Johanson Terry and Dean Broughton. (2009). Teaching and Learning. Exploring Comprehension in Physics. Research Exchange

Jens D. Holbech Poul V. Thomsen. (2000). Higher Order Thinking In Physics Education (Hot-Physics). Centre for Studies in Science Education University of Aarhus Aarhus C Denmark.

105

Page 119: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

106

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Materi Pelatihan Guru

Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2016. Sekolah Menengah Atas Materi Teknik Penulisan Soal Berpikir Orde Lebih Tinggi/Higher Order Thinking(Hot). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Karno To. (1996). Mengenal Analisis Tes (Pengantar ke Program Komputer Anates). Bandung: IKIP Bandung.

Kemenag (2014). Dua UIN Menuju World Class University. Tersedia: http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=172283

Krathwohl D. R. (2002). A revision of Bloom's taxonomy: An overview. Theory into

practice 41(4) 212-218.

Kominski Carol. (2012). Designing Multiple Choice Tests to Measure Higher

Order Thinking. Test Item Writing. Paper 10. http://digitalcommons.hsc.unt.edu/test_items/10

Lin H. & Dwyer F. (2006). The fingertip effects of computer-based assessment in

education. TechTrends 50(6) 27-31.

Lawshe C. H. (1975). A quantitative approach to content validity1. Personnel

psychology 28(4) 563-575.

Mardapi Djemari. (2007). Teknik penyusunan instrumen tes dan nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Tersedia:

http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/langkah-langkah-pengembangan-tes.html diakses tanggal: 04/02/2016

Mundilarto (2010). Penilaian Hasil Belajar. Yogyakarta: UNY

Meltzer E.David. (2002). “The relationship between mathemathics preparation and conceptual learning gains in physics: A possible:hidden variable in

diagnostic pretest score”. Ammerican Association of Physics Teachers: American Journal Physics. 70 ( (2) 1259–1268.

Mulyasa E. (2008). Implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan: kemandirian guru dan kepala sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurkancana Wayan. (1993). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Pead D. (2012). World Class Tests: Summative Assessment of Problem-solving Using Technology. Educational Designer 2(5).

Poedjiadi Anna. (1999). Pengantar Filsafat Ilmu bagi Pendidik . Bandung: Yayasan Cendrawasih.

Permendikbud. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 23

Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta

Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Belajar.

Rusli Lutan. (2000). Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Page 120: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

107

Riduwan. (2006). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan Dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Ramos J. L. S. Dolipas B. B. & Villamor B. B. (2013). Higher order thinking skills and academic performance in physics of college students: A regression

analysis. International Journal of Innovative Interdisciplinary Research 1(4) 48-60.

Rustaman Nuryani. (2000). Keterampilan Proses IPA Apa dan Bagaimana? Makalah pada PPSIKIP Bandung: Tidak diterbitkan.

Ruseffendi, H.E.T.(2001). Dasar–Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non

Eksakta Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press.

Reigeluth, C. M., & Frick, T. W. (1999). Formative research: A methodology for

creating and improving design theories. In In CM Reigeluth (Ed.), Instructional-design theories.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2016). Rencana Strategis (2012-2026) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tersedia: http://www.uinjkt.ac.id/id/renstra-uin/#_Toc354991857

ShanghaiRanking Consultancy. 2015. World Top 500 Universities (ARWU). http://www.shanghairanking.com/de/

Suprananto. (2008). Tes Berbasis Komputer (Computer Based Test CBT).

Tersedia: http://www.suprananto.org/index.php/welcome/artikel/10/Tes-Berbasis-Komputer-Computer-Based-Test

Suyanto, A. H. (2009). Step by step web design theory and practices.Yogyakarta: Andi.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Suprijono A. (2009). Cooperative learning: teori & aplikasi PAIKEM. Pustaka

Pelajar.

Sudjana N. (2010). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Sudjana. (1992). Metode Statistika. Edisi kelima. Bandung : Tarsito

Suyanto.& Salamah Ummi. (2009). Riset Kebidanan Metodologi & Aplikasi. Yogjakarta: Mitra Cendikia Press.

Suryabrata Sumadi. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Shultz D. K. S. & Whitney D. J. (2004). Measurement Theory in Action: Case

Studies and Exercises. Thousand Oaks: Sage Publications Inc.

Page 121: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

108

Suwarna, I. P. (2005). Model pembelajaran hipermedia listrik dinamis untuk

meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan proses sains siswa SLTP (Doctoral dissertation).

Van den Akker, J., Branch, R. M., Gustafson, K., Nieveen, N., & Plomp, T. (Eds.).

(2012). Design approaches and tools in education and training. Springer Science & Business Media.

Van den Akker J. dkk. (2006). Educational Design Research. London and New York: Routledge.

Van den Akker, J.,. 1999. Principles and Methods of Development Research. In J.

van den Akker,R Branch,K

Van Blerkom M. (2008). Measurement and statistics for teachers. Routledge.

Winkel W.S (1992). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Wibowo, Mungin Eddy. (2012). Kondisi Psikologis Siswa Dalam Menghadapi Ujian Nasional (Cara Mengatasinya).Abkin.org, 4-5. Tersedia:

http://abkin.org/index.php?option=com_content&view=article&id=80:kondisi-psikologis-siswa-dalam-menghadapi-ujian-nasional-cara-

mengatasinya&catid=41:artikel&Itemid=66

Zain A. & Djamarah S. B. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 122: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

109

LAMPIRAN

PENELITIAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJIAN KOMPREHENSIF

BERBASIS CBT PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Page 123: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

110

HASIL PENELAAHAN NASKAH UJIAN KOMPREHENSIF

Instrumen komprehensif yang di telaah : Pendidikan / Materi Fisika (*

Tahun Pelaksanaan Komprehensif : 2015 / 2014 / 2013

No.

Soal

Jenis kemampuan yang diukur Bentuk

Tes

Materi

Tes

Proses

pelaksanaan

Proses

pemeriksaan Kognitif Afektif Psikomotorik

1. x x PG PBT Manual

2. x x PG PBT Manual

3. x x PG PBT Manual

4. x x PG PBT Manual

5. x x PG PBT Manual

6. x x PG PBT Manual

7. x x PG PBT Manual

8. x x PG PBT Manual

9. x x PG PBT Manual

10. x x PG PBT Manual

11. x x PG PBT Manual

12. x x PG PBT Manual

13. x x PG PBT Manual

14. x x PG PBT Manual

15. x x PG PBT Manual

16. x x PG PBT Manual

17. x x PG PBT Manual

18. x x PG PBT Manual

19. x x PG PBT Manual

20. x x PG PBT Manual

21. x x PG PBT Manual

22. x x PG PBT Manual

23. x x PG PBT Manual

24. x x PG PBT Manual

25. x x PG PBT Manual

26. x x PG PBT Manual

27. x x PG PBT Manual

28. x x PG PBT Manual

29. x x PG PBT Manual

30. x x PG PBT Manual

31. x x PG PBT Manual

32. x x PG PBT Manual

33. x x PG PBT Manual

34. x x PG PBT Manual

35. x x PG PBT Manual

36. x x PG PBT Manual

37. x x PG PBT Manual

38. x x PG PBT Manual

39. x x PG PBT Manual

40. x x PG PBT Manual

41. x x PG PBT Manual

42. x x PG PBT Manual

43. x x PG PBT Manual

44. x x PG PBT Manual

45. x x PG PBT Manual

46. x x PG PBT Manual

47. x x PG PBT Manual

48. x x PG PBT Manual

49. x x PG PBT Manual

50. x x PG PBT Manual

Page 124: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

111

HASIL PENELAAHAN NASKAH UJIAN KOMPREHENSIF

Instrumen komprehensif yang di telaah : Pendidikan / Materi Fisika (*

Tahun Pelaksanaan Komprehensif : 2015 / 2014 / 2013

No. Soal

Jenis kemampuan yang diukur Bentuk Tes

Materi Tes

Proses pelaksanaan

Proses pemeriksaan Kognitif Afektif Psikomotorik

1. x x PG PBT Manual

2. x x PG PBT Manual

3. x x PG PBT Manual

4. x x PG PBT Manual

5. x x PG PBT Manual

6. x x PG PBT Manual

7. x x PG PBT Manual

8. x x PG PBT Manual

9. x x PG PBT Manual

10. x x PG PBT Manual

11. x x PG PBT Manual

12. x x PG PBT Manual

13. x x PG PBT Manual

14. x x PG PBT Manual

15. x x PG PBT Manual

16. x x PG PBT Manual

17. x x PG PBT Manual

18. x x PG PBT Manual

19. x x PG PBT Manual

20. x x PG PBT Manual

21. x x PG PBT Manual

22. x x PG PBT Manual

23. x x PG PBT Manual

24. x x PG PBT Manual

25. x x PG PBT Manual

26. x x PG PBT Manual

27. x x PG PBT Manual

28. x x PG PBT Manual

29. x x PG PBT Manual

30. x x PG PBT Manual

31. x x PG PBT Manual

32. x x PG PBT Manual

33. x x PG PBT Manual

34. x x PG PBT Manual

35. x x PG PBT Manual

36. x x PG PBT Manual

37. x x PG PBT Manual

38. x x PG PBT Manual

39. x x PG PBT Manual

40. x x PG PBT Manual

41. x x PG PBT Manual

42. x x PG PBT Manual

43. x x PG PBT Manual

44. x x PG PBT Manual

45. x x PG PBT Manual

46. x x PG PBT Manual

47. x x PG PBT Manual

48. x x PG PBT Manual

49. x x PG PBT Manual

50. x x PG PBT Manual

Page 125: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

112

Dokumentasi Preliminary Research

PERENCANAAN PEMBUATAN SOAL

Pertanyaan Responden 1 Responden 2

Bagaimanakah cara anda membuat soal

komprehensif pada tahun lalu atau yang pernah anda buat?

Soal menyesuaikan

dengan indikator yang ingin di capai

Menemukan soal

bagus, di ambil

Apakah soal komprehensif yang penah

anda buat dirancang dengan memikirkan kompetensi tertentu yang

jelas /sudah di tetapkan Program Studi ?

Ya kompetensi dan bobot soal di tetapkan oleh

Program Studi

Tidak ada kompetensi khusus yang di

tekankan Program

Studi

Kompetensi apa saja yang pernah anda

buat dalam pembuatan soal komprehensif?

Menguasai konsep dan

prinsip dasar statistika serta mampu

menerapkannya sebagai alat analisis dalam

melakukan penelitian-

penelitan kependidikan khususnya dan oenelitian

secara umum

Masih low order thniking

Bagaimana bentuk soal ujian komprehensif yang pernah anda buat?

(pilihan ganda atau uraian)

PG dan uraian PG

Berapa macam bentuk tes yang

digunakan dalam ujian komprehensif?

Tes tertulis PG dan

uraian Hanya PG

Dokumentasi Preliminary Research

PELAKSANAAN UJIAN KOMPREHENSIF

Pertanyaan Responden 1 Responden 2

Lamakah waktu yang diperlukan untuk penggandaan naskah dan lembar ujian

3 hari 6 jam

Biaya yang di keluarkan untuk ujian

komprehensif 300.000 204.300

Waktu yang diperlukan untuk pembagian

soal / lembar jawaban 5 menit 5 – 10 meter

Tingkat kejujuran para peserta ujian Cukup jujur Cukup jujur

Waktu yang diperlukan untuk

mengumpulkan soal dan lembar jawaban 10 menit lebih 10 menit lebih

Waktu yang diperlukan untuk memeriksa

hasil ujian komprehensif 3 hari 6 jam

Tingkat ketelitian dan kelelahan anda selama mengoreksi lembar jawaban

Cukup teliti kalau di

bawah 100

Cukup teliti tapi memakan waktu

lama

Page 126: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

113

Dokumentasi Summative Evaluation

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN DOSEN PEMBUAT SOAL

Peneliti : Iwan Permana Suwarna, M.Pd

Nama Dosen : ...................................................................

Jenis naskah ujian komprehensif dengan bantuan CBT yang pernah dibuat : Konten Pendidikan / Konten fisika *(

*( coret yang tidak perlu

Angket dengan Pengelola

1. Bagaimanakah cara anda membuat soal komprehensif dengan bantuan CBT pada tahun lalu atau yang pernah anda buat?

.................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................

................................................................................................................................................. Apakah soal komprehensif dengan bantuan CBT yang penah anda buat dirancang dengan

memikirkan kompetensi tertentu yang jelas /sudah di tetapkan Program Studi ? ..................................................................................................................................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................. Kompetensi apa saja yang pernah anda buat dalam pembuatan soal komprehensif dengan

bantuan CBT? ..................................................................................................................................................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................

2. Bagaimana bentuk soal ujian komprehensif dengan bantuan CBT yang pernah anda buat? (pilihan ganda atau uraian) .................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................

................................................................................................................................................. Berapa macam bentuk tes yang digunakan dalam ujian komprehensif dengan bantuan CBT? .................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................

Mengetahui,

Dosen Pembuat Soal

................................................. NIP. ...........................................

Page 127: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

114

Dokumentasi Summative Evaluation

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN MANAJEMEN PROGRAM STUDI / STAF

Peneliti : Iwan Permana Suwarna, M.Pd

Nama Staf / pengelola ujian komprehensif dengan bantuan CBT : ...................................................................

Wawancara dengan pengelola ujian komprehensif dengan bantuan CBT 1. Berapa lamakah waktu yang diperlukan untuk proses penggandaan naskah dan lembar ujian

komprehensif dengan bantuan CBT? ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ Berapa biaya yang harus di keluarkan untuk sekali melakukan ujian komprehensif dengan bantuan CBT ? (penggandaan soal dan lembar jawaban atau pengeluaran lainnya) ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ Berapa lama waktu yang diperlukan untuk pembagian soal dan lembar jawaban kepada peserta ujian ? ( < 5 menit; 5 – 10 menit; 10 menit < ) ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ Berdasarkan hasil pengamatan yang pernah anda alami, bagaimana tingkat kejujuran para peserta ujian ketika proses pelaksanaan ujian komprehensif dengan bantuan CBT? ( kurang jujur, cukup jujur, sangat jujur) ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan soal dan lembar jawaban peserta ujian dihitung dari waktu ujian selesai? ( < 5 menit; 5 – 10 menit; 10 menit < ) ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ Berapa lamakah waktu yang diperlukan untuk memeriksa hasil ujian komprehensif dengan bantuan CBT mahasiswa? ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ Bagaimanakah tingkat ketelitian dan kelelahan anda selama mengoreksi lembar jawaban ujian komprehensif dengan bantuan CBT? ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Mengetahui, Pengelola ujian komprehensif dengan bantuan CBT ................................................. NIP. ...........................................

Page 128: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

115

ANALISIS SOAL KOMPREHENSIF PENDIDIKAN TAHUN 2015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN

1. Faktor internal yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa adalah .... C1 Menyebutkan

2. Faktor eksternal yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa adalah .... C1 Menyebutkan

3. Berikut adalah komponen pembelajaran yang utama, kecuali .... C2 Membedakan

4. Kelemahan teori belajar kognitivisme, antara lain .... C2 Menjelaskan

5. Teori belajar konstruktivisme yang dikemukakan oleh Piaget

dikenal dengan .... C1 Menyebutkan

6. Pada hierarkhi belajar Gagne, tingkat tertinggi adalah .... C1 Menyebutkan

7. Pendekatan psikologi yang digunakan Jerome S. Bruner dalam

mengembangkan teori belajarnya adalah .... C1 Menyebutkan

8. Berikut adalah gaya belajar yang dimiliki siswa, kecuali .... C2 Membedakan

STRATEGI PEMBELAJARAN & PPF

9. Ciri yang paling utama ketika seseorang disebut telah belajar

adalah .... C1 Menyebutkan

10. Di bawah ini adalah komponen-komponen utama pembelajaran,

kecuali .... C2 Membedakan

11. Keterampilan dasar mengajar pertama yang harus dimiliki guru

adalah .... C1 Menyebutkan

12. Titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran,

yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang

sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,

menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran

dengan cakupan teoretis tertentu adalah pengertian dari ….

C1 Menyebutkan

13. Sebagian besar tugas guru dalam pembelajaran kontekstual adalah

menyediakan konteks karena .... C2 Menjelaskan

14. Berikut adalah prinsip-prinsip dalam pembelajaran

konstruktivisme, kecuali …. C2 Membedakan

15. Tahapan siklus belajar dalam pembelajaran konstruktivisme terdiri

dari .... C1 Menyebutkan

16. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang selalu .... C2 Menjelaskan

17. Sintax harus selalu ada dalam .... C1 Menyebutkan

18. Keterampilan dasar mengajar pertama yang harus dikuasai oleh

seorang guru adalah .... C1 Menyebutkan

MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA

19. Kata media merupakan jamak dari kata .... C1 Menyebutkan

20. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai

.... C2 Menjelaskan

21. Media memiliki kemampuan fiksatif, yaitu kemampuan .... C2 Menjelaskan

22. Model media yang mengelompokkan media berdasarkan ciri-ciri

fisiknya adalah .... C1 Menyebutkan

23. Suatu penyajian secara visual yang menggunakan titik-titik, garis-

garis, gambar-gambar, tulisan-tulisan, atau simbol visual yang lain

dengan maksud untuk mengikhtisarkan, menggambarkan, dan

merangkum suatu ide, data atau kejadian merupakan pengertian

dari ....

C1 Menyebutkan

24. Kelemahan utama grafik di bawah ini adalah .... C6 Mengkritik

25. Berikut adalah format penyajian pembelajaran multimedia, kecuali

.... C2 Membedakan

EVALUAS I PEMBELAJARAN FISIKA

26. Pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu

yang dimiliki oleh orang, hal, atau objek tertentu menurut suatu

aturan atau formulasi yang jelas disebut ….

C1 Menyebutkan

27. Anderson dan Krathwohl (2001) mengklasifikasikan dimensi

pengetahuan menjadi …. C1 Menyebutkan

28. Pertanyaan berdasarkan keterampilan proses sains (KPS) adalah

pertanyaan yang bersifat …. C1 Menyebutkan

Page 129: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

116

PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN

29. Berdasarkan penilaian pembelajaran kurikulum 2013, penilaian

unjuk kerja dapat dibedakan menjadi dua, yaitu .... C1 Menyebutkan

30. Berikut adalah tujuh kriteria yang dapat dijadikan sebagai penilaian

unjuk kerja, yaitu .... C1 Menyebutkan

31. Kerja proyek dapat dipandang sebagai bentuk open-ended

contextual activity-based learning karena .... C2 Menjelaskan

32. Penilaian produk dilakukan berdasarkan kesan keseluruhan dari

produk dan biasanya dilakukan pada tahap appraisal disebut

penilaian produk secara ....

C1 Menyebutkan

33. Jika kita menghitung validitas item dengan menggunakan

persamaan korelasi product moment, maka item dikatakan valid

apabila …

C2 Menjelaskan

34. Konsep reliabilitas secara umum adalah …. C2 Menjelaskan

35. Soal yang termasuk kriteria mudah memiliki indeks kesukaran

antara .... C1 Menyebutkan

METODOLOGI PENELITIAN

36. Yang menjadi dasar dilakukan suatu penelitian adalah adanya .... C1 Menyebutkan

37. “Suatu pernyataan dikatakan benar, jika pernyataan itu

menunjukkan fakta atau realita yang sebenarnya (apa adanya).” Ini

merupakan teori kebenaran ....

C1 Menyebutkan

38. Masalah dalam penelitian dapat diartikan sebagai .... C1 Menyebutkan

39. Judul sebuah penelitian sebaiknya tidak boleh lebih dari .... C1 Menyebutkan

40. Penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru

yang sebelumnya belum pernah diketahui adalah .... C1 Menyebutkan

41. “Terdapat hubungan antara kemampuan siswa pada mata pelajaran

matematika dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika.”

Hal ini merupakan contoh hipotesis ....

C2 Mencontohkan

42. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian

yang bersifat masih praduga karena .... C2 Menjelaskan

43. Ciri khas pada penelitian quasi eksperimen adalah …. C1 Menyebutkan

44. Desain penelitian di bawah ini merupakan desain penelitian …. C1 Menyebutkan

45. Populasi yang jumlah anggotanya tidak dapat diketahui dengan pasti

secara teoritis adalah …. C1 Menyebutkan

46. Teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/

kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel disebut ….

C1 Menyebutkan

47. Nilai hasil belajar siswa termasuk contoh .... C2 Mencontohkan

48. Berikut adalah teknik analisis statistik deskriptif, kecuali .... C2 Membedakan

49. Asumsi yang selalu harus dipenuhi dalam statistik parametris

adalah .... C1 Menyebutkan

50. Statistik nonparametris biasanya digunakan untuk menganalisis

data .... C1 Menyebutkan

Persentase C1 = 32 = 64 % C2 = 17 = 34 %

C6 = 1 = 2 %

Page 130: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

117

ANALISIS SOAL KOMPREHENSIF PENDIDIKAN TAHUN 2014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN

1. Manakah pernyataan yang tepat pengertian belajar menurut

behaviorisme dan konstruktivisme? C2 Membedakan

2. Manakah kegiatan belajar yang menerapkan konstruktivisme dalam

pembelajaran? C2 Membedakan

3. Pembelajaran kooperatif dengan menerapkan bantuan (scaffolding)

kepada siswa merupakan implikasi dari teori ...... C3

Menerapkan

konsep

4. Penggunaan Peta Konsep dalam pembelajaran merupakan implikasi

dari teori....dengan tokoh.... C3

Menerapkan

konsep

5. Kompetensi pada Kurikulum KTSP dideskripsikan dalam dua istilah

Standard Kompetensi dan Kompetensi Dasar, pada Kurikulum 2013

kompetensi siswa dideskripsikan sebagai....

C2 Menjelaskan

6. Pada Kurikulum 2013, Kompetensi inti (KI) dirumuskan menjadi 4

kelompok C1 Menyebutkan

7. Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus pembelajaran yakni C1 Menyebutkan

8. Kompetensi spiritual dan afektif pada Kurikukum 2013 dirancang

dalam modus pembelajaran.... C1 Menyebutkan

9. Proses Pembelajaran yang mengacu pada Pendekatan Ilmiah pada

Kurikulum 2013 meliputi: C1 Menyebutkan

10. Kegiatan melakukan eksperimen, membaca sumber lain, melakukan

kegiatan, dan melakukan wawancara merupakan kegiatan belajar yang

sesuai dengan langkah pembelajaran Pendekatan Saintifik yakni...

C4 Analisis

11. Manakah pengertian yang tepat menunjukkan Standar Kompetensi

Lulusan C2 Membedakan

12. Berbeda dengan Kurikulum 2006, penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran pada Kurikulum 2013 disusun oleh... C2 Membedakan

13. Manakah pernyataan yang tepat perbedaan kompetensi dasar dan

indikator sebagai komponen dari Silabus? C2 Membedakan

14. Sesuai dengan SK Permendikbud 2013-66 tentang Standard

Penilaian pada Kurikulum 2013 menekankan pada jenis penilaian

berikut, ...

C1 Menyebutkan

15. Manakah perbedaan yang tepat evaluasi dan asesmen? C2 Membedakan

16. Proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan

pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui

berbagai teknik yang dapat membuktikan secara tepat bahwa tujuan

pembelajaran telah tercapai disebut....

C1 Menyebutkan

17. Manakah contoh penilaian otentik yang tepat dalam pembelajaran? C2 Membedakan

18. Manakah jenis instrumen penilaian yang digunakan untuk mengukur

penalaran, keterampilan, produk , kemampuan menulis, dan afektif? C2 Membedakan

19. Penilaian proyek perlu mempertimbangkan faktior-faktor berikut ini

kecuali... C2 Membedakan

20. Manakah pernyataan yang benar kelebihan tes uraian dibandingkan

tes objektif ialah... C2 Membedakan

21. Model Pembelajaran yang tidak direkomendasikan dalam

Kurikulum 2013 adalah .... C2 Membedakan

22. “Bagaimanakah cara memisahkan campuran?” merupakan jenis

pertanyaan ..... C2 Membedakan

23. Hakikat IPA meliputi ... C2 Menjelaskan

24. Menginformasikan hasil pengamatan, hasil prediksi atau hasil

percobaan kepada orang lain dalam bentuk grafik, tabel termasuk KPS jenis..... C2 Membedakan

25. Manakah pernyataan yang bukan menunjukkan pentingnya praktikum dalam Pembelajaran IPA? C2 Membedakan

Page 131: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

118

PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN

26. Salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan

pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi

(informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang

tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari

melalui internet.

C2 Membedakan

27. Jenis praktikum ini memberi kesempatan siswa untuk melakukan

kegiatan yang meliputi pengendalian variabel, pengamatan,

merancang eksperimen, adalah....

C2 Membedakan

28. Prinsip media pembelajaran sains yakni.... C1 Menyebutkan

29. Tiruan bagian tubuh atau objek tertentu dalam tiga dimensi disebut.... C1 Menyebutkan

30. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media yang tepat pada

waktu merencanakan pembelajaran, kecuali.... C2 Membedakan

31. Jenis media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap

disebut. ... C1 Menyebutkan

32. Manakah alasan yang tidak tepat terhadap pengembangan media

berbasis teknologi informasi (IT)? C2

Membedakan/

memilih

33. Manakah yang bukan prinsip dalam penelitian? C2 Membedakan

34. Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua/lebih dari dua kelompok ada perbedaan aspek atau variasi yang diteliti ialah ... C1 Menyebutkan

35. Manakah pernyataan yang tidak benar terkait hipotesis? C6 Menilai

36. Penentuan sampel jika karakteristik populasi sama (homogen) yakni… C2 Menyimpulkan

37. Instrumen yang berisi kegiatan baik yang dilakukan siswa atau guru dalam pembelajaran …. C2 Mengkategorikan

38. Istilah yang bermakna Ketetapan/kehandalan dalam mengukur yang hendak diukur ialah.... C1 Menyebutkan

39. Validitas terhadap instrumen penelitian yang dilakukan dalam bentuk

uji coba di lapangan disebut .... C1 Menyebutkan

40. Jenis peneltian yang bertujuan untuk mengumpulkan data/informasi

tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel kecil dan

informasi Ike

C1 Menyebutkan

C1 = 13 = 32,5 %

C2 = 23 = 57,5 % C3 = 2 = 5 %

C4 = 1 = 2,5 % C6 = 1 = 2,5 %

Page 132: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

119

ANALISIS SOAL KOMPREHENSIF FISIKA TAHUN 2013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

PERTANYAAN KATEGORI Keterangan

1. Atom karbon yang bergabung dengan dengan dua atom oksigen

membentuk karbondioksida. Karbondioksida termasuk ... C1 Menyebutkan

2. Berapa besar gaya yang diperlukan untuk menghentikan sebuah mobil

yang memiliki massa 2000 kg bergerak dengan kelajuan 72 km/jam dan

menempuh jarak 40 m?

C2 Menghitung

3. Sejumlah bensin digunakan untuk menaikkan kecepatan mobil dari 0 ˗ 25

km/jam. Berapakah usaha mobil jika bensin itu digunakan untuk

menaikkan kecepatan mobil dari 25 km/jam sampai 50 km/jam?

C3 Menentukan

4. Perhatikan rangkaian lisfik di bawah ini! Jika tegangan sumber arus

bolak-balik 220 V, maka besar kuat arus yang mengalir pada rangkaian

tersebut adalah ...

C4 Menganalisis

5. Bagian mata manusia yang berperan seperti diafragma pada kamera, yaitu

untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk adalah ... C1 Menyebutkan

6. Gelombang radio, cahaya tampak, dan sinar-X adalah contoh-contoh

bentuk gelombang elektomagnetik. Karaketeristik apakah yang akan

selalu berbeda dari ketiga jenis gelombang elektomagnetik tersebut?

C3 Mengklasifika

sikan

7. Sebuah mobil A bergerak dengan kecepatan tetap sebesar 60 km/jam

menempuh jarak 60 km, apabila ada mobil B bergerak dengan waktu yang

sama dengan mobil A, berapa selisih jarak yang ditempuh mobil B

terhadap jarak tempuh mobil A, mobil B bergerak dangan kecepatan tetap

sebesar 50 km/jam?

C5 Menyimpulka

n

8. Sebuah benda mempunyai rapat masa 2 gram/cm3. Apabila benda

tersebut dipanaskan sehingga volumenya bertambah setengahnya dari

volume semula, rapat masa benda tersebut setelah dipanaskan adalah ....

C5 Memprediksi

9. Sebuah gelas diisi penuh oleh air dan tiba-tiba dimasukan sebongkah es

balok kecil lalu tenggelam, apabila air yang tumpah dari gelas akibat

dimasukannya es sebesar 10 cm3, berapa massa es tersebut apabila rapat

massa es sebesar 4 gram/cm3?

C4 Menganalisis

10. Dua buah muatan listrik sejenis yang mula-mula berjarak x cm saling

menolak dengan gaya sebesar 1 newton. Agar gaya tolak-menolak muatan

tersebut menjadi 25 newton, berapa jarak kedua muatan tersebut

diperlukan?

C4 Menganalisis

11. Daya yang dihasilkan oleh arus yang melewati resistor berbanding lurus

dengan kuadrat arusnya dan berbanding lurus dengan nilai hambatan

resistomya. Apabila daya yang terukur menjadi 4 kali semula berapa nilai

arus yang mengaliri resistor tersebut terhadap arus mula-mula?

C5 Memprediksi

12. Diketahui volume sebuah bola V dengan jari-jari R. Bola tersebut

kemudian memuai akibat dipanaskan radiusnya menjadi 2R, volume bola

setelah memuai adalah ....

C5 Memprediksi

13. Yang bukan merupakan bentuk pertukaran panas yang ada dalam

kehidupan sehari-hari adalah ... C1 Menyebutkan

14. Sebuah mobil A dari yang asalnya diam bergerak mencapai kecepotan 60

km/jam selama l jam, mobil B bergerak dengan percepatan 80

km/jam/jam selama waktu yang sama dengan mobil A. Selisih jarak

tempuh mobil B terhadap mobil A adalah....

C6 Memprediksi

15. Di antara benda di bawah ini, manakah benda yang mempunyai massa

jenis terkecil ? C1 Memilih

16. Gaya-gaya berikut mungkin bekerja pada sebuah balok yang bergerak

sepanjang bidang miring, kecuali.... C1

Mengidentifik

asi

17. Sebuah benda bergerak dengan 119nergy 119nergy119 200 joule melalui

sebuah lintasan sejauh 50 meter, apabila lintasan tersebut kasar dan

119nergy 119nergy119 benda bergerak sebanding dengan 119nergy panas

yang dihasilkan akibat gesekan benda dengan lintasan. Gaya gesek benda

terhadap lintasan adalah ….

C3 Menentukan

18. Sebuah rangkaian elekronik dengan hambatan seri dan paralel terpasang

seperti pada gambar di bawah ini. Jika R1 = R2 = 1 Ω, R3 = R4 = 4 Ω.

Besar kuat arus yang mengalir adalah

C3 Menentukan

Page 133: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

120

PERTANYAAN KATEGORI Keterangan

19. Sebuah balok A diluncurkan pada sebuah bidang miring yang licin,

kemudian menumbuk sebuah balok B yang awalnya diam. Setelah

terjadinya tumbukan balok A ke balok B, balok A diam dan Balok B

bergerak. Apabila ketinggian bidang miring tersebut 0,8 meter, kecepatan

balok B bergerak, sehingga energi potensial balok A diubah 100 %

menjadi energi kinetik balok B adalah .... (Gunakan percepatan gravitasi

10 m/s2)

C5 Memprediksi

20. Pernyataan-pernyataan di bawah ini merupakan pernyataan yang benar,

kecuali C1 Memilih

21. Dari beberapa rangkaian elektronika yang terlihat pada gambar-gambar di

bawah ini, rangkaian yang mempunyai nilai hambatan terendah adalah .... C4 Menganalisis

22. Dalam sebuah percobaan, terdapat sebuah wadah plastik kosong dengan

massa 100 g dan volumenya 200 cm3. Jika wadah plastik tersebut dituangi

minyak sampai penuh. Setelah ditimbang massa wadah dan minyak

menjadi 400 g. Massa jenis minyak tersebut adalah ....

C5 Memprediksi

23. Di sebuah bengkel, terparkir mobil yang akan diperbaiki dengan massa

2000 kg. Pegawai bengkel ingin mengangkat mobil tersebut ke atas

dengan dongkrak hidrolik. Apabila luas pipa pengangkat mobil A1

sebesar 1 m2 dan luas alat pompa petugas A2 sebesar 0.01 m2. Gaya yang

diperlukan petugas bengkel untuk mengangkat mobil adalah ....

C3 Menentukan

24. Energi yang dihasilkan 1 gram uranium melalui proses reaksi pembelahan

inti atau reaksi fisi adalah 1 MWd (Mega Watt day), apabila seluruh atom

uranium U˗235 berfisi. Jika energi tersebut dimanfaatkan untuk

penerangan rumah dan masing˗masing rumah memiliki lima lampu

berdaya masing-masing 10 watt. Jumlah rumah yang dapat teraliri listrik

dalam sehari adalah....

C5 Memprediksi

25. Manakah diantara peryataan berikut yang menunjukkan kombinasi satuan

unit watt? C1 Menunjukan

26. Satu centimeter kubik (cm3) air memiliki massa sekitar ... C1 Mengingat

27. Gambar di bawah ini merupakan bacaan alat ukur pada pengukuran

diameter sebuah kelereng. Penulisan yang tepat untuk hasil penguluran

tersebut adalah ....

C4 Mengukur

28. Berapakah kalor yang diperlukan untuk memanaskan 100 gram es yang

suhunya -10oC sehingga menjadi uap yang suhunya 100oC? (ces = 0,6

kal/g.C; Lair = 80 kal/g.C; cair = 1 kal/g.C ; Luap = 540 kal/g.C)

C3 Menghitung

29. Sebuah gelas ukur berisi air sebamyak 50 ml yang kemudian dimasukkan

sebuah batu ke dalamnya sehingga volume air bertambah seperti

ditunjukkan gambar di bawah ini. Volume batu adalah ...

C4 Menganalisis

30. Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 liter alkohol (calkohol =

C3 Menghitung

31. Sebuah mobil bergerak 360 km ke arah timur, kemudian belok 108 km ke

utara. Mobil tersebut bergerak dengan kecepatan konstan sebesar 20 m/s.

Waktu yang ditempuh mobil tersebut adalah ....

C3 Menentukan

32. Sebuah benda yang massanya 10 kg bergerak melingkar beraturan dengan

kecepatan 4 m/s. Jika jari-jari lingkaran 0,5 meter, maka pernyataan yang

benar adalah …

C4 Menganalisis

33. Seorang astronot memiliki massa 85 kg. Jika percepatan gravitasi bulan

1,6 m/s2, berat astronot tersebut adalah .... C3 Menghitung

34. Perhatikan grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t) dari sebuah benda yang

bergerak lurus. Besar perlambatan yang dialami benda adalah ... C2 Memahami

35. Dona dan Doni melakukan tarik tambang. Andi menarik ke kiri dengan

gaya 250 N dan Doni menarik ke kanan dengan gaya 300 N. Jika

keduanya bergeser sejauh 5 m, usaha yang dilakukannya dan ke arah mana

perpindahannya adalah ....

C3 Menghitung

36. Balok A dan balok B bermassa sama mA = mB = 3 kg. Balok A

dihubungkan dengan balok B menggunakan tali yang melewati katrol

seperti ditunjukkan pada gambar. Jika lantai di bawah balok A licin dan

katrol tidak bermassa dan tidak memiliki gesekan dengan tali. Percepatan

gerak kedua balok dan tegangan tali T adalah ....

C3 Menghitung

37. Peralatan berikut yang prinsip kerjanya berdasarkan tuas adalah .... C1 Memilih

Page 134: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

121

PERTANYAAN KATEGORI Keterangan

38. Sebuah bejana berhubungan berbentuk pipa U diisi air dan minyak. Jika

tinggi pennukaan air dari bidang batas 5 cm, air 1000 kg/m3, dan minyak

800 kg/m3. Selisih tinggi permukaan air dan minyak ...

C3 Menghitung

39. Sebuah bandul bergerak bolak balik denganamplitude konstan. Bandul

mempunyai nilai percepatan maksimum ketika .... C1

Mengidentifik

asi

40. Sebuah garpu tala berfrekuensi 500 Hz digetarkan di permukaan tabung

resonansi. Pada saat kolom udara mencapai ketinggian 15 cm terjadi

resonansi pertama. Cepat rambat bunyi saat itu adalah ….

C3 Menghitung

41. Andi mempunyai tinggi badan 180 cm. Panjang minimum cermin yang

diperlukan agar ia dapat melihat bayangan seluruh badannya adalah ... C4 Menganalisis

42. Seorang siswa mcngamati sebuatr serangga menggunakan lup yang

berfokus 10 cm. Jika penglihatan siswa tersebut normal, tentukan

perbesaran yang dihasilkan saat pengamatan dilakukan dengan mata

berakomodasi maksimum?

C3 Menentukan

43. Dua partikel masing-masing bermuatan qA= 1 µC dan qB= 4 µC

diletakkan terpisah sejauh 4 cm, (k = 9 x 109 N.m2.c-2). Besar kuat medan

listrik di tengah-tengah qA dan qB adalah ...

C3 Menghitung

44. Saat t = 0 s. Sebuah sepeda motor yang sedang bergerak maju dengan

kecepatan tetap 20 m/s, ingin menyusul mobil yang terletak 50 m di

depannya, yang juga sedang bergerak dengan kecepatan tetap. Bila motor

tepat sejajar dengan mobil saat t= 25s, kecepatan mobil adalah ....

C5 Memprediksi

45. Hubungan antara tegangan V, arus yang mengalir I, dan resistansi suatu

hambatan R. Jika terdapat dua hambatan R1 dan R2 yang tidak diketahui

nilainya, masing-masing diberi arus dan diukur tegangannya. Pada

hambatan. R1 diberi arus 0.05 A dan terukur tegangannya 5 V, dan pada

hambatan R2 diberi arus 0.02 A dan terukur tegangannya 2 V.

Perbandingan R1/ R2 adalah ....

C4 Membanding

kan

46. Bila tinggi badan kita dinyatakan dengan h, kita akan lebih sulit berjalan

dalam air yang memiliki kedalaman 0,75h ketimbang 0,5h, saat baru

masuk ke dalam air, disebabkan karena kedalaman air yang lebih besar

membuat ....

C4 Menafsirkan

47. Perhatikan tali yang menahan benda bervolume V yang tercelup dalam air

sehingga tidak terapung seperti gambar di samping. Jika Tegangan tali

gravitasi di tempat itu adalah g. Hubungan yang tepat antara parameter˗

parameter fisis tersebut adalah ....

C2 Menjelaskan

48. Suatu gelombang pertama merambat di udara dengan frekuensi 20 kHz

dan panjang gelombang 15 m, sedangkan gelombang kedua memiliki

frekuensi 10 kHz dan panjang gelombangnya 10 m. Perbandingan cepat

rambat gelombang pertama dan kedua adalah

C4 Membanding

kan

49. Terdapat dua buah muatan positif gr dan q2 yang jarak pisahnya adalah

R. Apabita jarak pisah kedua muatan dijadikan 2R, besar gaya Coulomb

antara kedua muatan dari nilai semula akan berkurang sebesar ....

C4 Menganalisis

50. Hambatan sebuah kawat yang memiliki resistivitas , panjang I, dan luas

penampang A. jika sebuah kawat memiliki hambatan 10 Ω. Kawat lain

dengan bahan yang sama memiliki paniang dua kali dan diameter

setengah kali kawat pertama. Hambatan kawat kedua ini adalah ...

C4 Membanding

kan

Page 135: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

122

ANALISIS SOAL KOMPREHENSIF FISIKA TAHUN 2014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN

1. Berdasarkan gambar di atas, I3 adalah …. C4 Menganalisis

2. Bila beda potensial antara titik A dan B 20Volt, maka arus pada I

sama dengan …. C3 Menghitung

3. Perhatikan gambar berikut! Agar kedua penghisap seimbang, maka

besar F2 adalah . . . . C2 Mengamati

4. Plank sedang bermain ayunan. Energi potensial terbesar dan energi

kinetik terbesar secara berurutan terjadi pada saat Plank berada di t itik

. . . dan . . .

C2 Mengamati

5. Perhatikan gambar berikut! Berapakah usaha yang dilakukan, jika

balok bergeser sejauh 2 m . . . C2 Mengamati

6. Untuk mengukur tebal sebuah balok kayu digunakan jangka sorong

seperti gambar disamping. Tebal balok kayu adalah . . . C2 Mengamati

7. Vektor F1= 14 N dan F2= 10N diletakkan pada diagram Cartisius

seperti pada gambar. Resultan dinyatakan dengan

vektor satuan adalah

C2 Mengamati

8. Informasi dari gerak sebuah mobil mulai dari bergerak sampai

berhenti disajikan dengan grafik (v-t) seperti gambar. Jarak tempuh

mobil dari t = 2 sekon hingga t = 5 sekon adalah ........

C3 Menghitung

9. Grafik (F - x) menunjukkan hubungan antara gaya dan pertambahan

panjang pegas. Besar energi potensial pegas berdasarkan grafik di

atas adalah ....

C2 Mengamati

10. Perhatikan peristiwa kebocoran tangki air pada lubang P dari

ketinggian tertentu pada gambar di atas (g = 10.m.s -2) Air yang keluar

dari lubang P akan jatuh ke tanah setelah waktu t = .....

C2 Mengamati

11. Gelombang berjalan merambat pada tali ujung tetap dilukiskan

seperti pada diagram di bawah ini! Jika jarak AB = 6 m ditempuh

dalam selang waktu 0,25 (s), maka simpangan titik P memenuhi

persamaan ......

C2 Mengamati

12. 12. Peluruhan massa zat radioaktif X memenuhi grafik massa (M)

terhadap waktu (t). Berdasarkan grafik jumlah zat yang tersisa setelah

peluruhan terjadi selama 12 menit adalah........

C2 Mengamati

13. Perhatikan beberapa faktor-faktor berikut: frekuensi cahaya 2.fungsi

kerja 3.intensitas cahaya

Faktor yang tidak mempengaruhi energi kinetik foto elektron adalah

........

C3 Mengklasifikasi

14. Dua kawat sejajar lurus panjang sejajar berjarak antara 10 cm dialiri

arus masing-masing 400 mA dan 500 mA. Bila arus pada kedua kawat

searah dan µ0 = 4 x 10-7 Wb/(Am), gaya interaksi kedua kawat

persatuan panjang kawat adalah ....

C3 Menghitung

15. Pada batang homogen yang panjangnya L dan beratnya 200 newton,

digantungkan beban 400 newton (lihat gambar). Besar gaya yang

dilakukan penyangga pada batang adalah ....

C2 Menghitung

16. Pernyataan di bawah ini tentang gelombang elektromagnetik:

Merambat melalui ruang hampa

Dipengaruhi oleh medan gravitasi bumi

Tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet

Bermuatan listrik

Pernyataan yang benar adalah ...

C1 Memilih

17. Di antara pernyataan tentang kecepatan gerak harmonik berikut ini,

yang benar adalah........ C2 Menjelaskan

18. Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda

setinggi h yang ditempatkan di antara titik f dan titik 2f (f = jarak

focus cermin) bersifat ........

C4 Membandingkan

19. Pada gambar di atas kawat lurus vertikal yang dialiri arus listrik yang

diapit oleh dua magnet batang berbeda kutub. Kawat akan mengalami

gaya magnet ke arah ...

C2 Mengamati

20. Di bawah ini merupakan sifat-sifat sinar katode : C1 Memilih

Page 136: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

123

PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN

Merupakan partikel yang bermuatan negatif

Dapat dibelokkan oleh medan magnet dan medan listrik

Dapat menghasilkan sinar-X jika menumbuk permukaan logam

Dapat memendarkan bermacam-macam zat

Pernyataan yang benar adalah ...

21. Sebuah benda melakukan gerak rotasi dengan frekuensi 4 Hz, maka

besar kecepatan sudutnya dengan satuan rpm adalah ..... C2 Menghitung

22. Benda bermassa 5 kg diberi kecepatan awal 20 m/s dari ujung bawah

bidang miring seperti pada gambar. Jika koefisien gesek antara benda

dengan bidang 0,2 dan sin α = 3/5, maka benda akan berhenti setelah

menempuh jarak... (gunakan g = 10 m/s 2)

C5 Memprediksi

23. Seseorang menderita cacat mata miopi dan memiliki titik terjauh 200

cm, maka ia harus menggunakan kacamata dengan kuat lensa... C3 Menghitung

24. Seorang siswa sedang mengamati bakteri dengan menggunakan

mikroskop yang memiliki jarak fokus lensa objektif 3 cm. Bakteri

tersebut diletakkan 4 cm di depan lensa objektif. Jika perbesaran yang

dihasilkan oleh mikroskop tersebut 60 kali, maka jarak fokus lensa

okuler ketika mata berakomodasi maksimum adalah..

C4 Mengukur

25. Sebuah filmen panas dengan tegangan operasi 220 Volt digunakan

untuk memanaskan 100 gram air selama 2 menit. Jika selama

pemanasan terjadi perubahan suhu air sebesar 10 °C dan Kalor Jenis

air 1 J/kg °C, maka hambatan filamen tersebut adalah...

C3 Menghitung

26. Seseorang mencampur air panas dan air dingin ke dalam mangkuk.

Massa air dingin dua kalinya air panas, tetapi suhu air panas tiga

kalinya suhu air dingin. Jika suhu air dingin 20 °C , maka besarnya

suhu campuran air adalah....

C4 Membandingkan

27. Perhatikan gambar dibawah ini! Jika tegangan 1 mempunyai nilai ε

dan besarnya tegangan 2 adalah dua kali nilai tegangan 1. Hambatan

dalam 1bernilai ½ kali hambatan 1. Hambatan dalam dinyatakan

dalam r dan hambatan rangkaian dinyatakan R. Arus listrik yang

mengalir dapat dirumuskan dalam persamaan…

C4 Menganalisis

28. Perhatikan gambar di bawah ini, besarnya arus yang mengallir pada

rangkaian… C3 Menghitung

29. Perhatikan gambar dibawah ini. Jika x merupakan sebuah hambatan

dan arus yang mengalir pada rangkaian 2 A, maka nilai X adalah... C2 Mengamati

30. Perhatikan gambar berikut ini! Suatu gas ideal mengalami proses

siklus seperti pada grafik P˗V di atas. Kerja yang dihasilkan pada

proses siklus ini adalah ........ (dalam kilojoule)

C2 Mengamati

31. Perhatikan grafik P-V berikut ini! Bila gas ideal melakukan proses

ABC, maka usaha total yang dilakukan gas adalah .... C2 Mengamati

32. Perhatikan gambar berikut! Pada grafik P-V mesin Carnot di

samping, W = 6000 J. Banyaknya kalor yang dilepas mesin tiap siklus

adalah....

C2 Mengamati

33. Sebuah celah ganda disinari dengan cahaya yang panjang

gelombangnya 640 nm. Sebuah layar diletakkan 1,5 m dari celah. Jika

jarak kedua celah 0,24 mm maka jarak dua pita terang yang

berdekatan adalah ........

C3 Menghitung

34. Seorang pilot terbang mengarahkan pesawatnya menuju menara

bandara dan mendengar bunyi sirene menara dengan frekuensi 2000

Hz. Jika sirene memancarkan bunyi dengan frekuensi 1700 Hz, dan

cepat rambat bunyi di udara 340 m/s. Kecepatan pesawat udara itu

adalah ....

C3 Menghitung

35. Sebuah kereta api bergerak dengan kecepatan 36 km/jam. Ketika

melewati sebuah terowongan, kereta ini mengeluarkan bunyi dengan

frekuensi 4950 Hz. Jika kecepatan bunyi di udara 340 m/s. Frekuensi

bunyi yang didengar oleh orang yang berada di terowongan adalah....

C3 Menghitung

36. Sebuah generator listrik memiliki 10 lilitan dengan luas 1000 cm2

diletakkan dalam suatu medan magnet sebesar 1,5 Wb/m2 yang

berputar. Jika waktu yang diperlukan untuk berputar dari satu kutub

C2 Memahami

Page 137: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

124

PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN

ke kutub magnet lain adalah 1/120 menit. Besarnya gaya gerak listrik

maksimum pada ujung˗ujung kumparan adalah ....

37. Pernyataan di bawah yang menunjukkan kelemahan dari teori atom

Rutherford adalah .... C1 Menunjukkan

38. Diketahui atom Carbon terdiri dari nomor atom A = 12 dan nomor

massa Z = 6. Gambar model atom Carbon menurut teori atom Niels

Bohr adalah ...

C1 Mengingat

39. Dari pernyataan-pernyataan berikut ini, pernyataan yang benar adalah

... C1 Memilih

40. Sebuah roket milik LAPAN panjangnya 100 m. Ketika roket

diujicobakan ternyata dapat bergerak dengan kecepatan 0,8c (c=

kecepatan cahaya dalam vakum). Menurut para pengamat yang

melihat di bumi, panjang roket tersebut telah berubah panjangnya

menjadi ....

C2 Mengamati

41. Sebuah roket bermassa mo dalam keadaan diam, ketika roket bergerak

dengan kecepatan 0,6 c. Energi kinetik yang dimiliki roket tersebut

adalah ....

C3 Menghitung

42. Inti atom dapat mengalami perubahan melalui cara .... C1 Menyebutkan

43. Di bawah ini beberapa manfaat radioisotop:

Mempelajari proses fotosintesis

Membunuh virus

Mengetahui cara kerja kelenjar gondok

Mempelajari proses-proses di dalam sel hidup

Yang merupakan manfaat radioisotop di bidang biologi adalah....

C3 Menggunakan

44. Radio isotop yang digunakan untuk membunuh sel kanker adalah .... C1 Menyebutkan

45. Perhatikan gambar berikut ini! Sinar- sinar radioaktif yang benar

berdasarkan nomor˗nomornya adalah.... C1 Menunjukkan

46. Perhatikan pernyataan berikut :

Radioisotop yang digunakan sebagai perunut dalam penelitian

efisiensi pemupukan tanaman adalah fosfor-23 (23P).

Radioisotop yang digunakan untuk terapi kelainan tiroid adalah

larutan iodium-131 (Na131l)

Radioisotop yang digunakan untuk terapi polisitemia vera dan

leukemia adalah fosfor-32 (Na2H32PO4)

Radioisotop yang digunakan untuk penentuan efisiensi proses

industri adalah seng-56 (56Zn) dan fosfor-23

Pernyataan yang benar adalah….

C4 Memilih

47. Di bawah ini beberapa manfaat radioisotop:

Mempelajari proses fotosintesis

Membunuh virus

Mengetahui cara kerja kelenjar gondok

Mempelajari proses-proses di dalam sel hidup

Yang merupakan manfaat radioisotop di bidang biologi adalah....

C3 Menggunakan

48. Perhatikan gambar di bawah ini! Resultan dari penjumlahan vektor

gambar diatas ditunjukkan oleh huruf… C1 Menunjukkan

49. Dua buah vektor A dan B membentuk sudut 120 ° satu sama lain. Jika

vektor A = 10 satuan dan vektor B = 5 satuan, maka besar resultan

kedua vektor tersebut adalah..

C4 Menganalisis

50. Jika vektor dan vektor , maka

hasil penjumlahan kedua vektor tersebut adalah… C2 Menghitung

ANALISIS SOAL KOMPREHENSIF FISIKA TAHUN 2015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN

1. Termodinamika berasal dari bahasa yunani yaitu berasal dari kata ….. C1 mengingat

2. Pendekatan termodinamika klasik adalah … C1 menyebutkan

3. Salah satu contoh dari sifat intensif yaitu….. C1 memilih

4. Pengertian fungsi keadaan adalah .... C1 mengidentifikasi

ˆˆ ˆ2 3 4A i j k ˆˆ ˆ3 4B i j k

Page 138: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

125

PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN

5. Sebuah alat pengukur tekanan vakum yang terhubung kesebuah ruang

terbaca 5,8 psi pada lokasi di mana tekanan atmosfer sebesar 14,5psi.

Berapakah tekanan absolute dalam ruang…

C3 menentukan

6. 𝜕2𝑧

𝜕𝑥 𝜕𝑦 dari persamaan 𝑧 = 3𝑥2 − 2𝑥𝑦 − 2𝑥 + 3𝑦 + 1 adalah… C3 menerapkan

7. Keadaan dimana penambahan panas akan menaikkan temperatur dan

juga volume, keadaan ini disebut keadaan …. C1 menyebutkan

8. Definisi titik kritis adalah … C2 menjelaskan

9. Diketahui suatu bejana berisikan air, pada tekanan 2 KPa air memiliki

massa sebesar 3 kg dan uap sebesar 2kg. Berapakah kualitas uap

tersebut ….

C3 menghitung

10. Apabila sebuah benda bergerak dalam bidang datar yang kasar, maka selama gerakannya

C4 menganalisis

11. Dua buah benda A dan B bermassa masing-masing m, jatuh bebas dari ketinggian h meter dan 2h meter. Jika A menyentuh tanah dengan

kecepatan v m/s, maka benda B akan menyentuh tanah dengan energi kinetik sebesar:

C4 membandingkan

12. Pada keadaan normal (T=0o C dan P = 1 atm), 4 gram gas oksigen O2 (berat molekul M = 32) memiliki volume sebesar (R=8314 J/mol oK;

1 atm = 105 N/m2):

C3 menghitung

13. Sebuah mesin Carnot yang menggunakan reservoir suhu tinggi 800 K mempunyai efesiensi 20%. Untuk menaikkan efesiensi menjadi 36%,

maka suhu reservoir kalor suhu tinggi dinaikkan menjadi :

C5 memprediksi

14. Sebuah peluru yang ditembakkan dengan kecepatan Vo dan sudut

elevasi α. Pada titik tertinggi, maka… C3 menghitung

15. Bola ditendang dengan sudut elevasi α dan kecepatan awalnya V0, bila

percepatan gravitasi bumi = g, maka lamanya bola di udara adalah… C3 menghitung

16. Grafik yang menunjukkan hubungan antara percepatan sentripetal (asp) terhadap kecepatan linier (v) pada gerak melingkar beraturan …

C2 mengamati

17. Sebuah bola yang mempunyai momentum P menumbuk dinding dan memantul. Tumbukan bersifat lenting sempurna dan arahnya tegak

lurus. Besar perubahan momentum bola adalah …

C4 menyimpulkan

18. Jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol,

maka …Pernyataan yang benar adalah … C1

mengidentifikasika

n

19. Tiga buah vektor setitik tangkap terlihat seperti gambar di samping. Besar masing-masing vektor adalah : Besar resultan ketiga vektor

tersebut adalah …

C4 menganalisis

20. Hadi tiap pagi selalu joging mengelilingi tanah lapang yang berukuran

100 m × 400 m sebanyak 12 kali dalam waktu 1 jam. Kecepatan rata-rata serta kelajuan ratarata dari gerak Hadi adalah …

C3 menghitung

21. Buah kelapa dan buah mangga jatuh bersamaan dari ketinggian h1 dan h2. Bila h1 : h2 = 2 : 1, maka perbandingan waktu jatuh antara buah

kelapa dengan buah mangga adalah …

C4 membandingkan

22. Efek Compton merupakan fenomena yang membuktikan bahwa

cahaya bersifat partikel. Pada fenomena tersebut elektron dan foton melakukan sifat partikel, yaitu melakukan ....

C4 menafsirkan

23. Berdasarkan persamaan gelombang Schrodinger maka sebuah

elektron dalam suatu atom menjadi mungkin divisualisasikan berupa ....

C4 menafsirkan

24. Andai kita ingin menentukan posisi elektron sampai dengan 5x10-12 m. Perkiraan ketidakpastian kecepatan elektron dalam posisi ini

adalah ....

C5 memprediksi

25. Fungsi gelombang fermion merupakan fungsi gelombang …. C1 menyebutkan

26. Pernyataan yang benar tentang pita energi pada isolator adalah… C1 menunjukan

27. Peristiwa dimana elektron meninggalkan suatu bahan dan bergerak

menuju ruang sekelilingnya disebut… C1 menyebutkan

28. Kode warna untuk resistor 1 MΩ ± 10% adalah… C1 menunjukan

29. Manakah diantara alat-alat berikut ini yang merevolusi industri komputer?

C1 memilih

30. Dalam operasi normal juction pn gate – source pada JFET mendapat

bias... C1 menyebutkan

31. Pada sebuah kapasitor tertulis 22 F/25 V, artinya banyaknya muatan

yang tersimpan adalah... C1 menyebutkan

32. Nilai Lek pada rangkaian berikut adalah… C2 mengamati

Page 139: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

126

PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN

33. Persamaan yang benar untuk rangkaian berikut adalah… C1 memilih

34. Suatu elemen dikatakan menyerap energi jika... C2 menjelaskan

35. Dalam sebuah semikonduktor intrinsik jumlah elektron-elektron

bebas… C1 menyebutkan

36. Jika Anda menginginkan untuk menghasilkan sebuah semikonduktor tipe p, yang mana di bawah ini yang akan Anda gunakan?

C1 memilih

37. Tegangan maksimum pada JFET, dimana arus tiba-tiba menjadi tak terhingga disebut…

C1 menyebutkan

38. Pernyataan berikut yang benar untuk modulasi amplitudo adalah… C1 memilih

39. Jika amplitudo modulasi amplitudo pembawa, hal ini dikenal sebagai…

C1 mendevinisikan

40. Sensor yang prinsip kerjanya mengubah energi dari foton menjadi

elektron adalah… C1 menyebutkan

41. Unsur sistem komunikasi radio yang berfungsi memilih, memperkuat,

dan mendeteksi sinyal pemancar adalah… C1 menyebutkan

42. Sebuah gambar pada pesawat televisi adalah suatu susunan dari banyak daerah kecil yang merupakan rincian elemen gambar yang

disebut…

C1 menyebutkan

43. Pipa organa terbuka A dan pipa organa tertutup B mempunyai panjang

sama. Perbandingan frekuensi nada atas pertama antara pipa organa A dengan pipa organa B adalah ….

C4 membandingkan

44. Bila di dalam pipa organa terbuka terjadi gelombang stasioner, maka pada pipa organa tersebut selalu terbentuk ….

C1 menyebutkan

45. Suatu pipa organa terbuka menghasilkan nada dasar f0 = 60 Hz. Jika

panjang pipa 0,2m. Nada dasar dua dari pipa organa tertutup adalah

.....

C3 menghitung

46. Cepat rambat gelombang sepanjang dawai (senar): pernyataan di atas

yang benar adalah ….. C1 memilih

47. Seutas tali panjangnya 8m memiliki massa 1,04 gram. Tali digetarkan sehingga membentuk persamaan y = 0,03 sin (x+30t), x dan y dalam

satuan meter dan t dalam detik. Berapakah tegangan talinya …N

C3 menghitung

48. Apabila dua gelombang bertemu, dan saling menguatkan, maka akan

terjadi ….. C4 menafsirkan

49. Seberkas cahaya lewat celah sempit dan menghasilkan interferensi

minimum orde ke dua. Apabila lebar celah 2,4 ×10–4 cm dan jarak celah ke layar sama dengan jarak garis gelap ke terang pusat maka

panjang gelombang cahaya tersebut adalah …

C3 menghitung

50. Polarisasi dapat terjadi melalui teknik-teknik berikut ini, kecuali ..... C2 mengklasifikasikan

Page 140: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

127

ANALISIS SOAL KOMPREHENSIF PENDIDIKAN TAHUN 2016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN

1. Pernyataam yang tepat di bawah ini adalah ... C1 Memilih

2. Proses pembelajaran di suatu sekolah dalam setiap pembelajaran

fisika selalu berbasis eksperimen dengan tujuan guru ingin

memberikan pengetahuan, keterampilan, dan afektif melalui

kegiatan penyajian fenomena dan melakukan percobaan sehingga

yang diperoleh siswa menjadi sebuah kemampuan dan kebiasaan

bahwa pembelajaran fisika itu erat dengan kehidupan sehari-hari.

Proses perolehan pengetahuan di atas berdasarkan teori

Kognitivisme didefinisikan sebagai …

C2 Menjelaskan

3. Keseluruhan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan,

bahkan sistem masyarakat yang mencakup struktur personalia,

dan prosedur kerja bagaiamana cara menyusun suatu kurikulum,

melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya adalah

tinjauan …

C1 Menyebutkan

4. Hubungan kurikulum dengan pengajaran yang terjadi saling

berkesinambungan dan tidak terputus serta membentuk pola yang

jelas merupakan karakteristik kurikulum yang bersifat ...

C1 Menyebutkan

5. Alwi adalah seorang sarjana pendidikan Fisika yang memiliki

kemampuan berbahasa asing yang baik, kemampuan kognitif

dengan IPK 3,8, memiliki pengalaman berorganisasi sebagai

ketua dalam 4 jenis organisasi dan memiliki keterampilan lain

dapat membuat media pembelajaran yang berbasis digital,

sehingga ia ditawari banyak pekerjaan oleh banyak sekolah.

Kemampuan yang dimiliki Alwi berdasarkan kompetensi lulusan

kurikulum 2013 menunjukkan ...

C2 Menjelaskan

6. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

Kalimat di atas merupakan pernyataan ...

C1 Mengidentifikasi

7. Penulisan tujuan pembelajaran yang kurang tepat di bawah ini

adalah ... C5 Mengoreksi

8. Seorang guru mengajar dengan menggunakan pembelajaran

eksperimen yang berbasis fenomena. Menurut Arends (1997)

salah satu batasan atribut model pembelajaran tidak dimiliki

batasan strategi dan metode pembelajaran secara spesifik, yaitu

...

C1 Mengidentifikasi

9. Pola umum pembelajaran siswa yang tersusun secara sistematis

berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, psikologi, didaktik, dan

komunikasi dengan mengintegrasikan struktur (urutan langkah

pembelajaran) pembelajaran, metode pembelajaran, media

pembelajaran/alat peraga, pengelolaan kelas, evaluasi, dan waktu

yang diperlukan agar siswa dapat mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran secara efektif dan efisien disebut sebagai ...

C1 Menyebutkan

10. Rangkaian tindakan yang terpola atau terorganisir berdasarkan

prinsip-prinsip tertentu (filosofis, psikologis, didaktis dan

ekologis) yang terarah secara sistematis pada tujuan-tujuan yang

hendak dicapai yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan

melatari metode pembelajaran tertentu ...

C1 Menyebutkan

11. Irna adalah seorang guru yang mengajarkan pembelajaran

dengan penilaian yang bersifat autentik, oleh sebab itu Irna harus

melakukan penilaian yang memenuhi kriteria ...

C1 Mengidentifikasi

12. Perangkat penilaian harus disiapkan jika menggunakan penilaian

autentik untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja adalah

C2 Mengklasifikasikan

Page 141: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

128

PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN

13. Proses pembelajaran membutuhkan seorang guru yang memiliki

kemampuan dalam menghubungkan mata pelajaran fisika dengan

mata pelajaran lainnya. Hal ini artinya kriteria kompetensi materi

yang harus dipenuhi adalah ...

C1 Menyebutkan

14. Kaidah penulisan soal yang sesuai dengan kompetensi adalah … C2 Menjelaskan

15. Kaidah penulisan soal yang bersifat uraian adalah ... C2 Menjelaskan

16. Kaidah penulisan soal yang bersifat pilihan ganda adalah ... C4 Menafsirkan

17. Pembelajaran yang disajikan guru dalam prosesnya pembelajaran

peserta didik memiliki pemahaman yang bisa berbeda dengan

guru tergantung pengalaman, menstimulus siswa dan

pembentukan keterampilan berpikir kritis merupakan pendekatan

pembelajaran yang bersifat adalah ...

C1 Menyebutkan

18. Pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru pada akhirnya

memerlukan evaluasi. Hal ini berarti tujuan akhir evaluasi adalah

...

C2 Menjelaskan

19. Berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta

untuk mendemonstrasikan pemahaman dan mengaplikasikan

pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam

berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan

...

C1 Menyebutkan

20. Seorang mahasiswa mendapat nilai 76 pada ujian Fisika

kuantum, dengan rata-rata dan simpangan baku dari kelompok

masing-masing 70 dan 11. Sedangkan untuk mata kuliah

Mekanika ia mendapat nilai 82, data rata-rata dan simpangan

baku kelompoknya masing-masing 77 dan 12. Pernyataan yang

tepat berdasarkan cerita di atas adalah ...

C4 Menganalisis

21. Menurut Nasution (2007) filsafat pendidikan mempunyai

manfaat, kecuali ... C2 Mengklasifikasikan

22. Arni akan melakukan pengolahan data hasil penelitian berupa

peningkatan hasil belajar yang dikelompokkan berdasarkan jenis

kelamin. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan data yang

bersifat ...

C1 Menyebutkan

23. Seorang penelitian menuliskan kegunaan penelitiannya adalah

untuk memberikan sumbangan pemikiran atau informasi bagi

perkembangan pembelajaran fisika tentang factor-faktor yang

mempengaruhi kinerja guru termasuk kedalam kegunaan yang

bersifat ...

C1 Menyebutkan

24. Pasangan rumusan masalah dan hipotesis penelitian yang tepat

adalah ... C1 Memilih

25. Hasil perhitungan kriteria ketuntasan minimal KD : Menganalisis

gejala gelombang bunyi dan cahaya dan aplikasinya dalam

kehidupan sehari-hari memiliki kompleksitas yang bernilai 3 daya

dukung bernilai 3 dan intake bernilai 2, hal ini artinya ...

C4 Menafsirkan

26. Mira adalah seorang guru Fisika berjenis kelamin perempuan,

sudah menikah, memiliki 2 orang anak, tinggal di kota Bekasi

dan memiliki suami seorang pengusaha. Menurut Dunkin

pengalaman yang dimiliki Mira termasuk ke dalam …

C2 Mengklasifikasikan

27. Ayu melakukan penelitian dengan memilih teknik pengambilan

sampel menggunakan cluster sampling, artinya … C4 Menafsirkan

28. Penyusunan silabus haruslah memenuhi sifat fleksibel yang

dalam hal ini berarti … C4 Menafsirkan

29. Pembelajaran bertujuan untuk menjelaskan mekanisme dari

proses perkembangan individu, mulai dari masa bayi, anak-anak

sampai menjadi individu dewasa yang mampu bernalar dan

berpikir menggunakan hipotesa yang tidak seluruhnya

dipengaruhi oleh sifat-sifat keturunan tetapi sangat dipengaruhi

oleh proses interaksi antara organisme dan lingkungan dengan

kecerdasan adalah proses adaptasi terhadap lingkungan dan

membentuk struktur kognitif yang diperlukan dalam mengadakan

penyesuaian dengan lingkungannya. Merupakan prinsip dari

teori ...

C1 Menyebutkan

Page 142: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

129

PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN

30. Siska sedang membuat RPP dia berencana akan menggunakan

media yang membutuhkan istilah-istilah seperti fade in, fade out,

off mic, cross fade, IN-UP-DOWN-OUT,IN-UP-DOWN-

UNDER. Artinya Siska akan membuat media yang bersifat ...

C1 Menyebutkan

31. Penggunaan internet dalam pembelajaran membantu guru dan

siswa, namun juga memiliki kelemahan, yaitu ... C2 Menjelaskan

32. Seorang mahasiswa akan melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Penggunaan LKS berbasis android terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah di SMA X Kelas X pada

Materi Teori Kinetik Gas”. Dia membagi data siswa berdasarkan

IQ menjadi 3 bagian, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Untuk

membuktikan hipotesis berdasarkan judul di atas dapat

menggunakan ...

C1 Menyebutkan

33. Seorang guru sebelum masuk ke pembelajaran inti memberikan

orientasi kepada muridnya, diantaranya berupa … C2 Merincikan

34. Yuke menggunakan pendekatan pembelajaran yang membangun

kegiatan interaktif antara konsep fisika dengan siswa sehingga

mengundang siswa untuk menjawab permasalahan melalui

berbagai strategi, dan mengembangkan kegiatan kreatif dan pola

pikir matematis siswa melalui pemecahan masalah secara

simultan, artinya Yuke menggunakan pendekatan yang bersifat

C1 Menyebutkan

35. Perhatikan gambar berikut ini

Proses kognitif pada gambar di atas adalah ... C2 Menjelaskan

36. Proses pembelajaran fisika yang diterapkan kepada siswa melalui

kegiatan pemahaman konsep kemudian pengaplikasian dalam

kehidupan sehari-hari, hal ini seperti mengunyah makanan

kemudian menelannya artinya mengubah lingkungan agar sesuai

dengan diri sendiri adalah proses yang disebut …

C1 Menyebutkan

37. Wida menonton berita dan mengetahui bahwa ada bencana banjir

di Kabupaten Garut akibat sungai Cimanuk meluap. Di sekolah,

Wida diminta oleh gurunya untuk menjelaskan alasan sungai

Cimanuk meluap dan jawabannya adalah karena penebangan

hutan dan pembangunan rumah di lahan penghijauan. Menurut

tahap perkembangan kasus di atas masuk ke dalam...

C2 Mengklasifikasikan

38. Proses kebiasaan yang diajarkan oleh guru kepada siswanya

adalah ... C3 Menerapkan

39. Seorang anak yang segera masuk ke kelas ketika lonceng sudah

berbunyi adalah ... C4 Menafsirkan

40. Perilaku berikut yang bukan merupakan perilaku sebagai hasil

belajar adalah ... C2 Mengklasifikasikan

Page 143: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

130

EXPERT RIVIEWER

AHLI BIDANG PENDIDIKAN AHLI BIDANG FISIKA

Dr. Sujiyo Miranto Hasian Pohan, M.Si

Dr. Zulfiani Erina Hertanti, M.Si

Tonih Feronika, M.Pd Dwinanto, Ph.D

Nengsih Juanengsih, M.Pd Diah Mulhayatiah, S.Si, M.Pd

HASIL VALIDASI

Tabel 4. 1 Validasi Ahli terhadap isi Instrumen Komprehensif Materi Pendidikan

Nomor Soal

CVR Nomor

Soal CVR

Nomor Soal

CVR Nomor

Soal CVR

1 1 11 1 21 1 31 1

2 0,5 12 0,5 22 1 32 1

3 0,5 13 0,5 23 1 33 0,5

4 0,5 14 1 24 1 34 1

5 0,5 15 0,5 25 1 35 1

6 1 16 1 26 1 36 1

7 1 17 0,5 27 1 37 1

8 1 18 1 28 1 38 1

9 1 19 1 29 1 39 1

10 0,5 20 1 30 1 40 1

Nilai CVI = 0,88 jumlah ahli yang menelaah ada 4 orang.

Tabel 4. 2 Validasi Ahli terhadap isi Instrumen Komprehensif Materi Fisika

Nomor Soal

CVR Nomor

Soal CVR

Nomor Soal

CVR Nomor

Soal CVR

1 1 11 1 21 0,5 31 1

2 1 12 1 22 1 32 1

3 1 13 1 23 0 33 1

4 0,5 14 1 24 0,5 34 1

5 0,5 15 1 25 0,5 35 1

6 1 16 1 26 1 36 1

7 1 17 1 27 0,5 37 1

8 1 18 1 28 1 38 1

9 0 19 1 29 1 39 1

10 1 20 0,5 30 1 40 1

Nilai CVI = 0,86 jumlah ahli yang menelaah ada 4 orang.

Page 144: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

111

TABEL SPESIFIKASI TES UJIAN KOMPREHENSIF BERBASIS CBT

Program Studi : Pendidikan Fisika Jumlah soal : 40

Mata uji : Konten fisika Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Alokasi waktu : 120 menit Penyusun : Iwan Permana Suwarna, M.Pd

No. Kompetensi Indikator kompetensi Materi

Perkuliahan Indikator soal

Jumlah

soal

Jenis

soal

1. Memiliki pemahaman dalam menjelaskan fenomena fisika

dan menerapkan pemodelan matematik/ bahasa simbolik

dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Mampu Menerapkan konsep listrik dalam

kehidupan sehari-hari dan mampu

mengemukakan alasan

Listrik dan magnet : hemat

energi, Daya listrik

Disajikan cerita kontekstual dalam kehidupan sehari-hari mengenai konsep hidup hemat

listrik di rumah tangga, dengan menampilkan 4 gambar alat elektronik yang sama dan harga

yang sama tapi spesifikasi tegangan dan arus listriknya berbeda. Siswa dapat: 1. Menentukan alat elektronik yang tepat

untuk menerapkan konsep penghematan energi (daya) dengan tepat.

2. Memberikan alasan kenapa memilih alat elektronik yang dipilihnya tersebut.

2 PG

Page 145: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

111

ANALISIS SOAL FISIKA

(RELIABILITAS : 0.77 ( KATEGORI TINGGI )

No.

Soal Tingkat Kesukaran

Daya

Beda Kriteria Soal

Cronbach's Alpha

if Item Deleted Reliabilitas

1 0.51 Sedang 0.35 Gunakan 0.718482 Reliabel

2 0.59 Sedang 0.23 Gunakan 0.710674 Reliabel

3 0.63 Sedang 0.35 Gunakan 0.712122 Reliabel

4 0.44 Sedang -0.13 Ganti 0.738984 Reliabel

5 0.60 Sedang 0.39 Gunakan 0.720998 Reliabel

6 0.43 Sedang 0.42 Gunakan 0.709133 Reliabel

7 0.40 Sedang 0.26 Gunakan 0.71979 Reliabel

8 0.56 Sedang 0.42 Gunakan 0.710102 Reliabel

9 0.70 Sedang 0.29 Gunakan 0.709011 Reliabel

10 0.44 Sedang 0.55 Gunakan 0.705561 Reliabel

11 0.75 Sedang 0.19 Gunakan 0.717715 Reliabel

12 0.54 Sedang 0.16 Gunakan 0.724041 Reliabel

13 0.83 Mudah 0.23 Gunakan 0.715772 Reliabel

14 0.08 Sangat Sukar 0.03 Ganti 0.722326 Reliabel

15 0.67 Sedang 0.29 Gunakan 0.714774 Reliabel

16 0.02 Sangat Sukar 0.03 Ganti 0.723413 Reliabel

17 0.92 Sangat Mudah 0.16 Gunakan 0.714804 Reliabel

18 0.86 Mudah 0.16 Gunakan 0.71695 Reliabel

19 0.65 Sedang 0.42 Gunakan 0.705811 Reliabel

20 0.70 Sedang 0.23 Gunakan 0.712209 Reliabel

21 0.10 Sangat Sukar -0.06 Ganti 0.731117 Reliabel

22 0.21 Sukar 0.10 Revisi 0.724749 Reliabel

23 0.46 Sedang -0.10 Ganti 0.736714 Reliabel

24 0.62 Sedang 0.06 Revisi 0.724165 Reliabel

25 0.54 Sedang 0.16 Gunakan 0.721067 Reliabel

26 0.35 Sedang 0.19 Gunakan 0.729054 Reliabel

27 0.56 Sedang 0.71 Gunakan 0.695782 Reliabel

28 0.68 Sedang 0.06 Revisi 0.730061 Reliabel

29 0.62 Sedang 0.13 Gunakan 0.728866 Reliabel

30 0.05 Sangat Sukar -0.03 Ganti 0.730842 Reliabel

31 0.14 Sukar 0.03 Ganti 0.729086 Reliabel

32 0.49 Sedang 0.35 Gunakan 0.714608 Reliabel

33 0.76 Mudah 0.42 Gunakan 0.701249 Reliabel

34 0.59 Sedang 0.03 Ganti 0.734077 Reliabel

35 0.54 Sedang 0.16 Gunakan 0.722933 Reliabel

36 0.89 Mudah 0.10 Revisi 0.717257 Reliabel

37 0.79 Mudah 0.29 Gunakan 0.713305 Reliabel

38 0.49 Sedang 0.61 Gunakan 0.698112 Reliabel

39 0.44 Sedang 0.42 Gunakan 0.719821 Reliabel

40 0.40 Sedang 0.35 Gunakan 0.715183 Reliabel

Page 146: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

112

ANALISIS SOAL PENDIDIKAN

(RELIABILITAS : 0.72 ( KATEGORI TINGGI )

No.Soal Tingkat kesukaran Daya

beda Kriteria soal

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Reliabilitas

1 0.51 Sedang 0.24 Gunakan 0.550865861 Reliabel

2 0.81 Mudah 0.12 Gunakan 0.546296395 Reliabel

3 0.20 Sukar 0.02 Ganti 0.562497881 Reliabel

4 0.25 Sedang 0.32 Gunakan 0.531386641 Reliabel

5 0.11 Sukar 0.12 Gunakan 0.545148258 Reliabel

6 0.54 Sedang 0.07 Revisi 0.553070491 Reliabel

7 0.81 Mudah 0.12 Gunakan 0.55710256 Reliabel

8 0.55 Sedang 0.02 Ganti 0.575152428 Reliabel

9 0.76 Mudah 0.34 Gunakan 0.527234792 Reliabel

10 0.23 Sukar 0.20 Gunakan 0.557608155 Reliabel

11 0.18 Sukar 0.05 Ganti 0.560327474 Reliabel

12 0.48 Sedang 0.41 Gunakan 0.530067323 Reliabel

13 0.40 Sedang 0.15 Gunakan 0.537998672 Reliabel

14 0.24 Sukar 0.10 Revisi 0.560363538 Reliabel

15 0.95 Sangat Mudah 0.00 Ganti 0.560885288 Reliabel

16 0.53 Sedang 0.22 Gunakan 0.547958654 Reliabel

17 0.88 Mudah 0.24 Gunakan 0.534322034 Reliabel

18 0.72 Sedang 0.24 Gunakan 0.542734663 Reliabel

19 0.76 Mudah 0.10 Revisi 0.55373701 Reliabel

20 0.02 Sangat Sukar 0.05 Ganti 0.555746609 Reliabel

21 0.87 Mudah 0.22 Gunakan 0.547851452 Reliabel

22 0.17 Sukar 0.10 Revisi 0.565043516 Reliabel

23 0.86 Mudah 0.20 Gunakan 0.546427315 Reliabel

24 0.76 Mudah 0.10 Revisi 0.570340363 Reliabel

25 0.60 Sedang 0.02 Ganti 0.570031427 Reliabel

26 0.54 Sedang 0.15 Gunakan 0.555954809 Reliabel

27 0.47 Sedang 0.22 Gunakan 0.548387002 Reliabel

28 0.73 Sedang 0.29 Gunakan 0.537696681 Reliabel

29 0.37 Sedang 0.17 Gunakan 0.551580446 Reliabel

30 0.24 Sukar 0.24 Gunakan 0.537704825 Reliabel

31 0.69 Sedang 0.12 Gunakan 0.553546587 Reliabel

32 0.73 Sedang 0.10 Revisi 0.551860986 Reliabel

33 0.55 Sedang 0.37 Gunakan 0.549365186 Reliabel

34 0.66 Sedang 0.24 Gunakan 0.533178671 Reliabel

35 0.17 Sukar 0.10 Revisi 0.570413353 Reliabel

36 0.90 Sangat Mudah 0.00 Ganti 0.564391327 Reliabel

37 0.42 Sedang 0.27 Gunakan 0.55779663 Reliabel

38 0.46 Sedang 0.10 Revisi 0.570140924 Reliabel

39 0.52 Sedang -0.02 Ganti 0.567848817 Reliabel

40 0.42 Sedang 0.20 Gunakan 0.542381848 Reliabel

Page 147: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

113

FOTO KEGIATAN UJIAN KOMPREHENSIF BERBASIS CBT

Page 148: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

114

Page 149: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

115

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

2016

KARTU SOAL Mata Uji : PENDIDIKAN

Penulis Soal : Iwan Permana Suwarna, M.Pd Instansi Penulis : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Penelaah Soal : Dr.Zulfiani, M.Pd,Dr.Sujiyo Miranto, M.Pd Instansi Penelaah : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

INDIKATOR SOAL:

Disajikan gambar permasalahan suasana pembelajaran fisika di dalam kelas, peserta tes diminta menemukan solusi dari

permasalahan tersebut.

No.

Soal Perhatikan gambar di samping : (Klik untuk memperbesar) !

Solusi yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan yang terlihat pada gambar adalah .....

A. Guru harus menyajikan materi dengan tampilan yang menarik diawal pelajaran. * B. Guru harus menyajikan pembelajaran kooperatif tipe jig SAW untuk mengatasi ermasalahan seperti

ini. C. Diawal pelajaran guru harus memberikan tindakan tegas terhadap para pelakunya. Sehingga tidak

terulang lagi pada pertemuan berikutnya. D. Guru memberikan latihan soal yang cukup banyak sehingga peserta didik memiliki aktivitas untuk di

kerjakan, peserta didik tidak akan sempat ber santai -santai.

1

Menganalisis

PEMBAHASAN: Jawab : A

Catatan penulis/penelaah:

Keterangan: Tanda bintang (*) diakhir kunci jawaban

Page 150: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

116

KARTU SOAL

Mata Uji : PENDIDIKAN Penulis Soal : Iwan Permana Suwarna, M.Pd Instansi Penulis : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Penelaah Soal : Dr.Zulfiani, M.Pd,Dr.Sujiyo Miranto, M.Pd Instansi Penelaah : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

INDIKATOR SOAL:

Disajikan suatu permasalahan dalam proses pembelajaran fisika yang menuntut penggunaan pembelajaran inkuiri, peserta

tes dapat merancang langkah-langkah yang digunakan dalam melaksanakan pembelajaran tersebut

No.

Soal

Guru fisika kelas XI IPA di suatu sekolah mengalami permasalahan dalam meningkatkan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran fisika. Peserta didik kurang aktif, kurang termotivasi dan responsif dalam belajar. Setelah berkonsultasi dengan guru fisika yang lebih senior akhirnya guru ini memutuskan untuk menggunakan pembelajaran inkuiri. Rancangan langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran

tersebut adalah ..... A. Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik, (2) menyajikan informasi, (3) mengorganisasikan

peserta didik ke dalam keompok-kelompok belajar, (4) membimbing kelompok bekerja dan belajar, (5)

evaluasi, (6) memberikan penghargaan. B. (1). Orientasi, menjelaskan topik/tujuan. (2) Merumuskan masalah secara mandiri. (3) Mengajukan

hipotesis, (4) Mengumpulkan data/aktivitas yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis. (5) Menguji hipotesis, proses menentukan jawaban. (6) Merumuskan kesimpulan, mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. * C. mengembangkan pemikiran peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna. (2)

Melaksanakan kegiatan inquiri (3) mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan memunculkan beragam pertanyaan. (4) Menciptakan masyarakat belajar. (5) Menyajikan model. (6)

Mengarahkan peserta didik untuk melakukan refleksi. D. Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik, (2) Menyajikan informasi, (3) Mengorganisasikan

peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar, (4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar, (5)

Evaluasi, (6) Memberikan penghargaan.

2

Merancang

PEMBAHASAN: Jawab : B

Catatan penulis/penelaah:

Keterangan: Soal dituliskan di sebelah kanan kolom no soal Beri tanda bintang (*) diakhir kunci jawaban

Page 151: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

117

Page 152: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

111

Page 153: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

UJIAN KOMPRE FISIKA ONLINE 1 Score:

1. Pada liburan akhir semester genap, Reza dan Ahmad pergi ke Ancol. Merekamenaiki permainan roller coaster yang memiliki lintasan seperti pada gambar disamping (kilk untuk memperbesar).

Menurut pendapat anda pernyataan yang benar mengenai gravitasi yang akandialami Reza dan Ahmad saat bermain roller coaster adalah ....

A Pada Posisi 1, roller coaster memiliki percepatan gravitasi yangarahnya ke bawah dan memiliki gravitasi lebih besar dibanding posisi2, 3, dan 4.

B Pada Posisi 2, roller coaster memiliki percepatan gravitasi yangarahnya ke kanan dan memiliki gravitasi setengahnya dari posisi 1.

C Pada Posisi 4, roller coaster memiliki percepatan gravitasi yangarahnya ke bawah dan memiliki gravitasi yang besarnya sama sepertipada posisi 1, 2, dan 3.

D Pada Posisi 3, roller coaster tidak memiliki percepatan gravitasi, yang ada adalah gaya tekan roda kelintasan yang arahnya ke atas.

2. Albiruni berencana melakukan penelitian di labolatorium. Dia akanmencampurkan dua buah cairan ke dalam sebuah bejana berhubungan. Cairan yangakan dimasukan adalah minyak zaitun dan air zam-zam.

Berikut ini adalah gambar-gambar kemungkinan yang dapat terjadi ketika cairantersebut dicampurkan. (kilk gambar di samping untuk memperbesar).

Gambar yang akan terjadi adalah ....A Bejana 1

B Bejana 2

C Bejana 3

D Bejana 4

3. Anda adalah seorang guru fisika yang kreatif, anda berencana menciptakan alatperaga fisika seperti yang terlihat pada gambar. Alat tersebut terdiri dari empat pipayang berukuran sama (kilk gambar untuk memperbesar)!

Jika alat di letakkan mendatar di atas tanah dan pipa utama ditekan dengan gayasebesar F, kemungkinan yang akan terjadi pada tekanan di masing-masing pipaadalah ....

Page 1 of 12

Page 154: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

A Pipa 2 memiliki tekanan yang sama dengan F / pipa utama.

B Pipa 4 memiliki tekanan yang sama dengan pipa 1, 2, dan 3.

C Pipa 1 memiliki tekanan paling kecil dibanding tekanan pada pipa 2, 3,dan 4 karena gaya gravitasi yang dialami lubang pipa 1 lebih kecil.

D Pipa 3 memiliki tekanan paling besar dibanding tekanan pada pipa 1,2, dan 4 karena gaya gravitasi yang dialami lubang pipa 3 lebih besar.

4. Sebuah keluarga muslim memiliki dua orang anak, mereka merancang kamarnyamasing-masing dengan sistem penerangan seperti terlihat pada gambar disamping(klik gambar untuk memperbesar):

Jika nyala lampu kedua rangkaian diamati. Grafik yang mengambarkan intensitasnyala lampu yang paling tepat dari kedua rangkaian tersebut, terdapat pada grafik....

A Gambar 1

B Gambar 2

C Gambar 3

D Gambar 4

5. Abdullah diminta orang tuanya membeli dispenser listrik, Abdullah di bekaliuang Rp 900.000,-. Orang tuanya menginformasikan bahwa jatah pengeluaran untukmembayar listrik dispenser adalah Rp 20.000. Setelah berkeliling toko elektronikAbdullah menemukan beberapa spesifikasikasi dispenser seperti terlihat padagambar disamping (kilk untuk memperbesar)!

Abdullah akan memilih dispenser nomor ......(tarif dasar listrik PLN Rp. 1.500,-/kWh).

A Gambar 1

B Gambar 2

C Gambar 3

D Gambar 4

6. Perhatikan lima gambar rangkaian hambatan disamping (klik untukmemperbesar)!

Rangkaian yang memiliki karakteristik sama adalah rangkaian ....

* (Dapat memilih lebih dari dua jawaban)

Page 2 of 12

Page 155: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

A Rangkaian 1

B Rangkaian 2

C Rangkaian 3

D Rangkaian 4

E Rangkaian 5

7. Perhatikan gambar disamping (klik untuk memperbesar)!

Jika lampu 3 pada rangkaian tersebut dipasang di ruang keluarga, lampu 1 di kamarkakak, lampu 2 di kamar adik dan hambatan pada tiap lampu sama.

Pernyataan yang benar mengenai rangkaian listrik di atas adalah ....A Lampu yang paling terang adalah lampu 3 karena memiliki arus yang

paling besar

B Lampu 3 terangnya sama dengan lampu 2, karena rangkaian paralelmemiliki tegangan yang sama.

C Ketiga lampu memiliki terang yang sama karena disusun secaraparalel, yang memiliki karakteristik tegangan yang sama.

D Lampu yang paling terang adalah lampu 1 dibanding lampu 2 karena disusun secara seri, sehinggamenghasilkan tegangan lebih besar

8. Perhatikan gambar disamping (klik untuk memperbesar)!

Seorang astronot ketika berada di Bumi, ia dapat menginjak tanah dengansempurna. Namun ketika ia berada di luar angkasa dia tidak dapat menginjak tanahdengan sempurna tapi melayang. Hal ini terjadi karena ....

A Astronot tidak memiliki gravitasi bumi, yang ada adalah gravitasi dariplanet lain yang sangat besar.

B Di luar angkasa astronot tidak memiliki gravitasi sehingga dapatmelayang-layang berbeda dengan di bumi memiliki gravitasi penuh.

C Di bumi astronot memiliki gravitasi penuh, sedangkan di luar angkasa gravitasi buminya rendahatau kecil sehingga dapat melayang.

D Astronot melayang di luar angkasa karena pengaruh alat yang digedongnya yang mendorong untukbergerak melayang, sedangkan ketika di BUmi tidak diaktifkan alat tersebut.

9. Baru-baru ini pemerintah menggalakan energi baru dan terbarukan. Salahsatunya adalah energi tenaga bayu.

Perhatikan grafik di samping (klik untuk memperbesar)!Grafik tersebut adalah hasil penelitian para ilmuwan Indonesia di beberapa daerah.

Di daerah mana pemerintah akan membangun pembangkit listrik tenaga angin.

Page 3 of 12

Page 156: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

A Gambar A

B Gambar B

C Gambar C

D Gambar D

10. Seorang mahasiwa tingkat akhir melakukan percobaan dengan menggunakantiga buah bejana: bejana 1, 2, dan 3.Ketiga bejana tersebut dapat dipasang secara bergantian pada neracanya (klikgambar untuk memperbesar).Jika masing-masing bejana diisi dengan volume air yang sama, dan dipasangsecara bergantian pada neraca, maka besar sudut simpangan pada jarum neraca(α) akan ditunjukkan seperti pada diagram ....

A A

B B

C C

D D

11. Warna pada api menunjukkan tingkatan suhu yang dimilikinya. Warna birupada langit yang kita lihat siang hari disebabkan ......

A Sudut pemantulan yang terjadi pada siang hari menyebabkan langitberwarna biru, cahaya warna biru ini banyak dipantulkan oleh mata.

B hamburan dari cahaya matahari yang memiliki suhu sangat tinggi(seperti pada kompor gas), warna biru terdapat pada lapisantroposfer yang sangat panas.

C Panjang gelombang sinar biru lebih pendek sehingga mengalami pemantulan kembali ke atasatmosfir, hal ini menyebabkan warna biru lebih banyak terserap mata

D cahaya matahari pada awalnya tidak berinteraksi dengan media apapun, saat memasuki atmosfermulai berinteraksi dengan molekul gas yang berwarna biru, warna inilah jadi yang terlihat.

12. Perhatikan tabel bahan dan cara kerja proses penyepuhan emas di samping ini!(klik untuk memperbesar)Untuk mempercepat proses penyepuhan, variabel yang harus di rubah dalampercobaan tersebut adalah .....

A Menambah tegangan dengan membuat rangkaian baterai secara seri.

B Menambah tegangan dengan membuat rangkaian baterai secaraparalel.

C Mengurangi arus listrik dengan membuat rangkaian baterai secaraseri.

D Menambah arus listrik dengan membuat rangkaian baterai secaraparalel.

13. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah motor listrik. Motorlistrik berfungsi untuk .....

A Merubah energi mekanik menjadi energi gerak.

B Merubah energi magnetik menjadi energi listrik.

Page 4 of 12

Page 157: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

C Merubah energi listrik menjadi energi mekanik.

D Merubah energi mekanik menjadi energi listrik.

14. Ahmad adalah seorang karyawan minimarket. Ia berencana membuka usahauntuk mendapatkan tambahan pendapatan. Ia mengatur strategi dengan cara: siangbekerja di minimarket dan malam dia mengerjakan usaha setrika pakaian. Diamenggunakan motif ekonomi untuk meraih kesuksesannya tersebut (mendapatkanpenghasilan yang banyak dengan modal sedikit).

Perhatikan tabel disamping (klik untuk memperbesar)!Tabel tersebut berisi perangkat elektronik, harga dan spesifikasinya yang dapatdigunakan Ahmad untuk melakukan kegiatan usahanya.

Jika Intensitas cahaya lampu A, B, dan C sama terangnya, dan alat tersebut digunakanselama 3 jam tiap hariny(harga 1 kWh adalah Rp 1.400,-).

Kombinasi alat-alat listrik yang harus dibeli Ahmad agar hemat biaya pengeluaran dibulan pertama adalah .....

A Lampu C, dan setrika C, karena dayanya besar tapi harga pembelianpertamanya murah sehingga dibulan pertama pengeluarannya akanlebih kecil dibanding yang lain.

B Lampu A, dan setrika A, karena dayanya kecil walaupun hargapembelian pertamanya mahal sehingga dibulan pertamapengeluarannya akan lebih kecil dibanding yang lain.

C Lampu A, dan setrika C, karena dayanya kecil walaupun harga pembelian pertamanya mahalsehingga dibulan pertama pengeluarannya akan lebih kecil dibanding yang lain.

D Lampu A, dan setrika A, karena dayanya kecil walaupun harga pembelian pertamanya mahalsehingga dibulan pertama pengeluarannya akan lebih kecil dibanding yang lain.

15. SMA Harapan 3 Medan menggelar perlombaan memanah antar kota/kabupatendi Taman Cadika, Medan Johor, Minggu (13/3/2016). (http:/meda.tribunnews.com)

Dengan kecepatan awal dan sudut elevasi berapakah pemanah tersebut harusmengarahkan anak panahnya agar mengenai target dengan tepat ? (klik gambaruntuk memperjelas tabel dan gambar)

A A

B B

C C

D D

Page 5 of 12

Page 158: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

16. Membuka baut adalah aktivitas yang biasa kita lihat dalam kehidupansehari-hari terutama di bengkel. Ada beraga cara dalam membuka baut, salahsatunya dengan mengguakan kunci T, seperti berikut (klik gambar untukmemperjelas):

Jika bagian batang diperpanjang 3 kali semula dan massanya dibuat 2 kali lebihberat.

Apa yang akan dirasakan jika kunci ini digunakan untuk membuka baut?A Kemampuan memutar baut menjadi lebih cepat, karena jumlah

putaran tidak berpengaruh terhadap momen gayanya.

B Kemampuan memutar baut akan semakin cepat dan mudah karenamomen gayanya besar.

C Kemampuan memutar baut akan semakin lambat dan sulit karena momen gayanya semakin besar.

D Kemampuan memutar baut akan sama seperti semula, karena momen gayanya sama besar.

17. Presiden Republik Indonesia meluncurkan program listrik nasional berkapasitas35.000 Mega Watt (MW). Untuk mendukung program tersebut pemerintah akanmembangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin/Bayu.

Para ahli menelaah data berikut ini (kilk gambar untuk memperbesar)!

Kota yang anda rekomendasikan untuk membangun pembangkit listrik denganteknologi kincir angin itu adalah ….

A Margahayu dan Kalianget

B Pasir Panjang dan Iswahyudi

C Blang Bintang dan Waingapu

D Rendole/Pati dan Kupang/Penfui

18. Seorang ilmuwan dari Jawa Barat berencana akan membuat sebuah lampuLED yang bisa merubah 100% energi listrik menjadi cahaya.Pendapat anda mengenai rencana ilmuwan tersebut adalah ....

A setuju, karena akan sangat efisien dan itu merupakan ide yang sangat brilian.

B tidak setuju, karena akan sangat menyulitkan teknisi yang akan merealisasikan ide tersebut kecualiada teknologi yang lebih maju lagi.

C tidak setuju, karena tidak mungkin dapat merubah energi listrik menjadi energi cahaya seluruhnya,tapi akan melibatkan energi lainnya.

D setuju, hal ini membuktikan adanya kemajuan teknologi dijaman moderen yang sangat maju dantidak bertentangan dengan hukum fisika.

19. Untuk mengetahui kecepatan bunyi, seorang ilmuwan muslim melakukanpercobaan dengan membawa detektor bunyi seperti gambar di samping (klik untukmemperbesar).Jika frekuensi sumber bunyi pada kedua percobaan tersebut adalah sama, makawaktu yang diperlukan gelombang bunyi ke detektor adalah .....

Page 6 of 12

Page 159: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

A lebih lama dari 0,60 karena banyak hambatan yang dialamigelombang bunyi di dalam air.

B lebih lama dari 0,60 karena hambatan partikel di udara lebih banyakdibanding di dalam air.

C lebih cepat dari 0,60 karena partikel air lebih rapat dari pada udara sehingga lebih cepat sampai.

D lebih cepat dari 0,60 karena partikel air lebih renggang dari pada partikel di udara sehingga lebihcepat sampai.

20. Pada suatu latihan militer bersama, dipancarkan gelombang dari radar dansonar sebuah kapal induk ke dua objek sasaran berupa pesawat tempur dan kapalselam yang berjarak sama. Perhatikan gambar berikut!Jika frekuensi sumber gelombang sama, objek yang paling cepat terdeteksi olehkapal induk adalah ....

A Pesawat tempur, karena gerakan pesawat tempur lebih cepatdaripada laju kapal selam.

B Pesawat tempur, karena pesawat tempur berada di udara sedangkankapal selam ada di air.

C Kapal selam, karena kecepatan gelombang bunyi di air lebih besar dari kecepatan bunyi di udar

D Kapal selam, karena ukuran kapal selam lebih besar sehingga lebih mudah memantulkangelombang.

21. Perhatikan gambar berikut!Suhu udara paling rendah terdapat di daerah .....

A Sebelah kiri

B Sebelah kanan

C Bagian bawah

D Bagian atas

22. Pada musim liburan tahun ini, Ahmad dan Usman berencana untuk melakukanwisata ke kota tertentu. Mereka telah mempersiapkan perlengkaan memasaknyasecara lengkap. Berikut ini profil beberapa kota yang menjadi tujuan wisata mereka:Jika Ahmad dan Usman jadi pergi berwisata. Di kota manakah mereka akanmerasakan memasak air lebih cepat dibanding kota-kota lainnya?

A Kota Bandung, karena memiliki suhu yang rendah dan tekanan udarayang paling tinggi akibat ketinggiannya dari permukaan laut

B Kota Bandung, karena memiliki suhu dan tekanan udara yang palingrendah akibat ketinggiannya dari permukaan laut.

C Jakarta dan Surabaya karena memiliki tekanan udara yang paling tinggi, dan memiliki kelembabanyang paling tinggi.

D Semarang dan Surabaya karena memiliki tekanan udara yang paling rendah, dan memiliki suhupaling tinggi.

23. Berikut ini adalah data prakiraan cuaca BMKG !Sebagai ahli cuaca anda akan menentukan kota yang berpeluang terjadinya hujanpaling besar adalah di kota .....

Page 7 of 12

Page 160: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

A A

B B

C C

D D

24. Perhatikan gambar berikut:Gambar tersebut menunjukan angin ....

A Angin darat

B Angin laut

C Angin puting beliung

D Angin malam

25. Gerak lurus berubah beraturan dinyatakan oleh grafik …A I

B II

C III

D IV

E V

26. Gambar berikut menunjukkan empat cara berjalan di tangga untuk mencapailantai berikutnya!Jika jumlah undakan pada ke empat keadaan di atas adalah sama. Cara manakahyang akan anda lakukan untuk mencapai tangga berikutnya supaya tidak capai?

A Cara 1 karena memiliki usaha paling kecil dan memerlukan waktuyang sedikit

B Cara 2 karena memiliki usaha yang tidak tetlalu kecil dan tidak terlalubesar

C Cara 3 karena memiliki usaha yang tidak tetlalu kecil dan tidak terlalubesar

D Cara 4 karena usahanya sama untuk semua cara

27. Pada bulan Robi’ul Awwal dua tahun lalu telah terjadi peristiwa terjatuhnyaseorang pekerja bangunan (nomor 1) dari atap sebuah hotel di daerah JakartaSelatan. Jika kejadian tersebut bisa di ulang, dan pada saat itu anda baru tiba di atapgedung bersama beberapa orang penerjun payung yang akan latihan di atap gedung(nomor 2). Tiba- tiba anda mendengar teriakan orang meminta pertolongan, andabeserta para penerjun tiba di tepi gedung 4 detik kemudian.Sebagai seorang fisikawan teoritik muda yang sangat cerdas tindakan apa yang akananda lakukan untuk menyelamatkan korban yang terjatuh 4 detik yang lalu adalah....

Page 8 of 12

Page 161: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

A Meminta penerjun payung yang berat badannya 4 kali lebih berat darikorban untuk terjun menyelamatkan korban, karena beban yang lebihberat secara otomatis dapat jatuh lebih cepat menyusul danmenangkap korban lalu mengembangkan perasutnya bersamasampai ke tanah dengan selamat. Kecepatan awal tidak berpengaruhdalam peristiwa ini.

B Meminta penerjun payung yang berat badannya 1/4 kali lebih ringan dari korban untuk terjunmenyelamatkan korban, karena beban yang lebih ringan dapat jatuh lebih cepat menyusul danmenangkap korban lalu mengembangkan perasutnya bersama sampai ke tanah dengan selamat.Kecepatan awal tidak berpengaruh dalam peristiwa ini.

C Meminta penerjun siapa saja tanpa melihat berat badannya asalkan sudah siap untuk diberikecepatan awal minimal sebesar 80 m/s, karena secara otomatis dapat menyusul orang yang jatuhtersebut dan menangkapnya lalu mengembangkan perasutnya bersama sampai ke tanah denganselamat.

D Meminta penerjun payung yang berat badannya 4 kali lebih berat dari korban dan diberi kecepatanawal sebesar 40 m/s untuk terjun menyelamatkan korban, karena beban yang lebih berat dankecepatan awal yang cukup secara otomatis dapat lebih cepat menyusul dan menangkap korbanlalu mengembangkan perasutnya bersama sampai ke tanah dengan selamat. Kecepatan awal danmassa berpengaruh dalam peristiwa ini.

28. Sebuah balok kayu dimasukan pada empat buah wadah berisikan fluida yangberbeda. Berdasarkan gambar dibawah ini urutkanlah fluida yang memiliki masajenis dari yang terbesar hingga terkecil!

A 1,2,3,4

B 3, 1, 2,4

C 4,2,1,3

D 4, 3, 2, 1

29. Di sebuah dapur terdapat tiga buah benda yaitu : air, minyak, dan es.Karakteristik ketiga bahan tersebut adalah seperti berikut:Jika anda ingin membuat dekorasi minuman di meja makan dengan mencampurkanketiga bahan tersebut, komposisi susunan ketiga bahan tersebut yang akan terjadiadalah ....

A Minyak, es, dan air kalau dilihat dari bawah

B Es paling atas, minyak dan air paling bawah kalau dilihat dari atas.

C Minyak paling atas, es, dan air paling bawah, kalau dilihat dari atas

D Minyak akan mengelilingi es, dan air paling bawah kalau dilihat darisamping

30. Sebuah perlombaan memasak mengharuskan para peserta lomba untukmembuat makanan yang terbuat dari : madu, air, tepung, dan minyak. Keempatbahan tersebut beratnya 500 gram yang disimpan dalam sebuah wadah yangberukuran 3 kg. Menurut anda cara yang paling cepat mencampurkan tiga buahbahan tersebut adalah .....

A Menungkan air, madu, tepung dan minyak secara bersamaan kedalam wadah baru.

Page 9 of 12

Page 162: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

B Menuangkan madu lebih awal kemudian minyak dan terakhir air secara berurutan pada wadahyang baru

C Mencampurkan air ke dalam tepung kemudian memasukkan madu ke wadah yang berisi minyak

D Menuangkan minyak, air dan madu secara bersamaan kedalam wadah yang berisi madu.

31. Pada tanggal 10 Feb 2016 terjadi peristiwa kecelakaan pesawat udara, dimanapesawat Tucano milik TNI AU jatuh di kota Malang, Jawa Timur. Pesawat terbagimenjadi 3 bagian pecahan tersebar pada posisi 1, 2, dan 3 dengan perbandinganmassa serpihan 2, 3, 5. Berikut ini adalah peta jatuhnya serpihan puing-puingpesawat tersebut! (sctv.com)Google map

Jika berat pesawat 3.270 kg. Titik koordinat jatuhnya pesawat Tucano sebelumhancur menjadi puing-puing adalah di titik .....

A A

B B

C C

D D

32. Berikut ini terdapat 2 buah benda yang terbuat dari bahan yang berbeda.Perhatikan gambar berikut!Jika kedua benda dijatuhkan bersama-sama dan tenggelam. Bagaimanakahketinggian air pada kedua tabung?

A Permukaan air pada tabung 1 akan lebih tinggi dari permukaan airpada tabung 2, karena dipengaruhi oleh bentuk benda 2.

B Permukaan air pada tabung 2 akan lebih tinggi dari permukaan airpada tabung 1, karena massa benda 2 lebih berat dari massa benda 1.

C Permukaan air pada tabung 2 akan sama dengan permukaan air padatabung 1, karena volume benda 1 sama dengan volume benda 2.

D Permukaan air pada tabung 2 lebih rendah dari permukaan air tabung 1, karena bentuk benda 1beraturan dan benda 2 tidak beraturan.

33. Perhatikan gambar berikut !Gambar di atas menunjukkan fenomena yang terjadi pada bulan Januari di pantaiGuanabara Bay, Rio de Janeiro, Brasil (http://lampung.tribunnews.com/). Mengapapada saat ikan mati kondisinya terapung?

A Pada saat hidup ikan memiliki massa lebih berat dari pada saat matisehingga saat hidup ikan bisa tenggelam dan setelah mati ikanterapung.

B Pada saat hidup ikan memakan/meminum air sehingga ikantenggelam saat hidup, setelah mati massa ikan menjadi lebih ringansehingga ikan terapung.

Page 10 of 12

Page 163: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

C Pada saat hidup ikan makan/minum air sehingga ikan akan tenggelam, setelah mati ikan tidakmelakukan aktivitas tersebut sehingga menjadi lebih ringan dan ikan terapung.

D Ikan mati akan terapung karena volume tubuh ikan mati membesar dibanding saat hidup, akibatnyamass jenis ikan mati lebih kecil dari air sehingga ikan terapung.

34. Sebuah aksi pengejaran perampok dilakukan petugas kepolisian RepublikIndonesia. Dengan kecepatan 10 km/jam polisi mengejar para perampok denganmenggunakan kendaraan roda empat. Para perampok kabur menggunakankendaraan roda dua dengan kecepatan 40 km/j.Untuk menghentikan kawanan perampok, polisi memberikan tembakan peringatan.Para perampok tidak berhenti juga, akhirnya polisi melakukan tembakan tapi tidakmengenai target. Untuk melumpuhkan perampok tersebut, akhirnya polisimengganti senjatanya. Spesifikasi pistol seperti apakah yang dapat melumpuhkanpara perampok ....

A Memiliki momentum 1,5 kali pistol semula

B Memiliki momentum 3,0 kali pistol semula

C Memiliki impuls 2,0 kali pistol semula

D Memiliki impuls 4,0 kali pistol semula

35. Seorang montir mobil bermaksud mengganti sebuah onderdil mobil tua yangrusak yaitu bagian gearnya. Untuk menemukan komponen yang tepat dan pas,montir menggunakan sebuah alat ukur dan menunjukkan hasil seperti terlihat padagambar di bawah ini.Alat ukur dan hasil pembacaan montir tersebut adalah ....

A Mikrometer skrup, 9,30 ± 0,005 cm

B Mikrometer skrup, 9,80 ± 0,005 cm

C Mikrometer skrup, 9,30 ± 0,005 mm

D Jangka sorong, 9,53 ± 0,005 mm

36. Perhatikan gambar berikut:Keempat ruangan pada gambar adalah identik, luas dan ukurannya sama. Ruangandiisi para peserta dengan jumlah dan kondisi kesehatan yang sama. Keempatruangan tersebut diberi suhu ruangan berbeda. Ruangan yang akan membuatpeserta lebih cepat buang air kecil adalah ....

A Ruangan I

B Ruangan II

C Ruangan III

D Ruangan IV

37. Sebuah ruang tertutup berisi gas oksigen yang dikompresi, volumenya berubahmenjadi ¼ kali semula. Jika gas ini mengalami proses isotermis, maka tekanannyamenjadi ...

A 8 kali semula

B 4 kali semula

Page 11 of 12

Page 164: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

C ¼ kali semula

D tetap

38. Berikut ini adalah dua buah percobaan optik yang dilakukan di dua tempatberbeda. Perhatikan gambar !Jika percobaan di lakukan di bumi maka akan terbentuk bayangan. Jika perobaanyang sama dilakukan di luar angkasa, maka peristiwa yang akan terjadi adalah ....

A Terbentuk bayangan yang sama seperti di bumi walaupun tidak adaudara.

B Terbentuk bayangan namun tidak akan sejelas di bumi karena tidakada udara terganggu aether.

C Bayangan yang akan terbentuk hanya berupa titik karena di luar angkasa tidak ada udara.

D Tidak akan terbentuk bayangan karena di luar angkasa adalah hampa udara atau tidak ada udarasebagai medium perantaranya.

39. Perhatikan ilustrasi gambar kucing bercermin di bawah ini !Cermin tersebut pecah terkena lemparan batu menjadi 9 bagian, jika pecahankacanya disusun kembali menjadi seperti semula. Jumlah bayangan yang akandihasilkan cermin yang baru adalah ....

A 1 buah, karena cermin di satukan kembali.

B Tidak terbentuk bayangan sama sekali, karena retakan / celah antarkaca yang menyebabkan hilangnya bayangan asli cermin.

C 9 buah, karena setiap pecahan akan menghasilkan 1 bayangan barudengan kondisi bayangan terpisah-pisah oleh retakan.

D 9 buah karena bergantung pada jumlah pecahannya

40. Seorang astronom muda bermaksud untuk mengamati sebuah benda langityang jarakanya 92.000.000 km. Supaya benda langit tersebut tampak jelas dilihatastronom, teropong dengan spesifikasi apakah yang harus digunakan ?

A Teropong yang memiliki fokus obyektif 50 mm dan fokus okuler 5 mm

B Teropong yang memiliki fokus obyektif 50 mm dan fokus okuler 10mm

C Teropong yang memiliki fokus obyektif 200 mm dan fokus okuler 1mm

D Teropong yang memiliki fokus obyektif 250 mm dan fokus okuler 5mm

Page 12 of 12

Page 165: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

UJIAN KOMPRE ONLINE 1 Score:

1. Perhatikan gambar berikut :Solusi yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan yang terlihat pada gambaradalah .....

A Guru harus menyajikan materi dengan tampilan yang menarik diawalpelajaran.

B Guru harus menyajikan pembelajaran kooperatif tipe jig SAW untukmengatasi ermasalahan seperti ini.

C Diawal pelajaran guru harus memberikan tindakan tegas terhadappara pelakunya. Sehingga tidak terulang lagi pada pertemuanberikutnya.

D Guru memberikan latihan soal yang cukup banyak sehingga peserta didik memiliki aktivitas untuk dikerjakan, peserta didik tidak akan sempat ber santai-santai.

2. Guru fisika kelas XI IPA di suatu sekolah mengalami permasalahan dalammeningkatkan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran fisika. Pesertadidik kurang aktif, kurang termotivasi dan responsif dalam belajar. Setelahberkonsultasi dengan guru fisika yang lebih senior akhirnya guru ini memutuskanuntuk menggunakan pembelajaran inkuiri. Rancangan langkah-langkah dalammelaksanakan pembelajaran tersebut adalah .....

A (1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik, (2) menyajikan informasi, (3)mengorganisasikan peserta didik ke dalam keompok-kelompok belajar, (4) membimbing kelompokbekerja dan belajar, (5) evaluasi, (6) memberikan penghargaan.

B (1). Orientasi, menjelaskan topik/tujuan. (2) merumuskan masalah secara mandiri. (3) mengajukanhipotesis, (4) mengumpulkan data/aktivitas yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis. (5) mengujihipotesis, proses menentukan jawaban. (6) merumuskan kesimpulan, mendeskripsikan temuanyang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

C (1) mengembangkan pemikiran peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna. (2)melaksanakan kegiatan inquiri (3) mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik denganmemunculkan beragam pertanyaan. (4) menciptakan masyarakat belajar. (5) menyajikan model. (6)mengarahkan peserta didik untuk melakukan refleksi. (7)

D (1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik, (2) Menyajikan informasi, (3)Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar, (4) Membimbing kelompokbekerja dan belajar, (5) Evaluasi, (6) Memberikan penghargaan.

3. Berikut ini adalah permasalahan-permasalahan yang dialami oleh guru-gurukelas IX atau XII :1) Banyaknya materi yang harus di sampaikan kepada para peserta didik.2) Sedikitnya waktu yang dimiliki untuk menyampaikan materi.3) Peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran.4) Sosialisasi antar peserta didik kurang baik dan harmonis.5) Peserta didik di hadapkan kepada kejenuhan yang menyebabkan kurangnyamotivasi dalam belajar.Guru-guru dikelas akhir tersebut berharap dapat mengejar target penyampaianmateri dengan cepat tapi peserta didik juga dapat memahami materi yangdisampaikan secara mendalam. Pembelajaran fisika yang anda rekomendasi untukguru yang mengalami permasalahan seperti itu adalah .....

A kooperatif Jigsaw*

B kooperatif Group investigation (GI)*

Page 1 of 13

Page 166: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

C kooperatif Team Game Tournament (TGT) *

D kooperatif Student Team Achievement Division (STAD)*

4. Berikut ini adalah sebuah ruang kelas di sebuah sekolah baru yang telahdiresmikan oleh pejabat. Perhatikan gambar berikut:Komentar anda mengenai ruang kelas terkait tata ruangnya adalah .....

A Sudah memenuhi standar pengelolaan dan pengaturan sarana danprasarana. Tata ruang kelas sudah lengkap dan cukup ideal, seperti :posisi pintu, jendela dan arah penyinaran matahari dari sampingkelas, lantai cukup bersih.

B Belum memenuhi standar pengelolaan dan pengaturan sarana dan prasarana, dimana pintu kelasseharunya terbuka keluar, dan pengaturan cahaya matahari.

5. Sebuah pengembang berencana akan membangun sebuah gedung sekolah.Berikut ini adalah beberapa desain bangunan sekolah yang dikembangkan oleh paraarsitek.Jika anda diminta perteolongan oleh pimpinan pengembang untuk menentukandesain sekolah. Rekomendasi anda untuk desain yang benar sesuai dengan tatakelola sarana dan prasarana adalah .....Perhatikan gambar berikut!

A Gambar 1

B Gambar 2

C Gambar 3

D Gambar 4

6. Perhatikan gambar berikut ini !Dua cairan pada gelas ukur yang sama jenis dan ukurannya di tuangkan ke gelasyang memiliki bentuk dan ukuran berbeda, yaitu : gelas A dan gelas B.Bagaimanakah volume cairan yang ada di gelas A dan gelas B?Menurut Piaget, pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan benar oleh peserta didikmulai pada tahapan atau usia .....

A Periode sensorimotor

B Periode praoperasional

C Periode operasional konkrit

D Periode operasional formal

7. Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari suatu teori belajar:1) Menekankan pada keunikan sikap individu.2) Individu membangun pemahamannya melalui eksplorasi.3) Menekankan pada stimulus dan respon dalam pembentukan perilaku4) Menekankan pada perubahan atau proses-proses mental dan perilaku tidak kasatmata.Perhatikan tabel berikut :Urutan yang paling tepat untuk mengisi tabel di atas (dari kiri ke akanan) adalah .....

Page 2 of 13

Page 167: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

A 1, 4, 3, 2

B 1, 3, 2, 4

C 3, 4, 1, 2

D 3, 1, 4, 2

8. Pak Dahlan seorang guru fisika di SMA, beliau sangat pandai menjelaskan materikepada muridnya. Beliau memiliki kebiasaan mengulang-ngulang pertanyaan samayang diberikan kepada kepada peserta didiknya. Komentar anda terhadap kebiasaanyang dilakukan oleh pak Dahlan adalah .....

A Baik, karena dapat memberikan penguatan bagi peserta didiknya.

B Sangat buruk, karena tidak akan menciptakan proses pembelajaran aktif.

C Sangat baik, karena dapat mengingatkan peserta didik kembali pada pertanyaan yang diajukan,peserta didik menjadi tidak terlalu tegang dalam belajar.

D Kurang baik, karena dapat mengurangi perhatian peserta didik dalam berpikir maksimal, pesertadidik mengetahui bahwa pertanyaan akan di ulang kembali karena kebiasaannya tersebut, lebihbaik menunggu.

9. Berikut ini adalah kegiatan membuka dan menutup pelajaran :1) Menarik perhatian peserta didik2) Meriviu penguasaan materi3) Menimbulkan motivasi4) Memberi acuan melalui berbagai usaha5) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk melakukan evaluasi.6) Membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari7) Membuat ringkasanYang termasuk kegiatan membuka pelajaran adalah .....

A 1, 3, 4, 6

B 1, 3, 5, 6

C 1, 2, 3, 5, 6

D 1, 2, 4, 5, 6

10. Perhatikan tabel perbandingan kurikulum 2013 dan KTSP berikut ini!Perbedaan yang paling tepat antara kurikulum 2013 dengan KTSP dari tabel di atasadalah .....

A A

B B

C C

D D

Page 3 of 13

Page 168: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

11. Pembelajaran pada kurikulum 2013 dilaksanakan dengan:1) interaktif dan inspiratif.2) kontekstual dan kolaboratif.3) menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasiaktif.4) membuatkan sebuah ruangan kelas untuk peserta didik melakukan kreativitas.5) Menyesuaikan dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik sertapsikologis peserta didik.Jika anda diminta membuat sebuah pembelajaran fisika yang berbasis aktivitas,maka karakteristik pembelajaran yang akan anda rancang adalah ....

A 1 dan 2

B 1, 2, dan 3

C 1, 2, 3, dan 5

D Melaksanakan semua karakter tersebut

12. Berikut ini adalah beberapa prinsip yang mungkin terdapat dalam sebuahrencana pelaksanaan pembelajaran (RPP):1) memuat secara utuh kompetensi dasar sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan,dan keterampilan;2) memperhatikan perbedaan individual peserta didik;3) berpusat pada peserta didik;4) berbasis konteks;5) berorientasi kekinian;6) mengembangkan kemandirian belajar;7) memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran;8) memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan;dan9) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.Seandainya anda diminta untuk menyusun RPP untuk mata pelajaran fisika, makaprinsip - prinsip yang harus ada adalah .....

A 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8.

B 1, 3, 4, 5, 7, 8, 9.

C 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8.

D Semua komponen dari 1-9

13. Perhatikan kutipan dari tujuan pembelajaran yang dibuat oleh seorang gurusenior fisika yang telah mengajar selama 20 tahun berikut ini:A. Tujuan PembelajaranPeserta didik dapat:1. Mendeskripsikan definisi dari beberapa besaran gerak.2. Memahami gerak lurus beraturan (GLB) dalam kehidupan sehari-hari.3. Menganalisis Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dalam kehidupan sehari-hari.4. Menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan GLB, GLBB, dan gerakvertikal.Penilaian anda terhadap tujuan pembelajaran yang dihasilkan guru tersebut adalah.....

A Tujuan pembelajaran yang dihasilkan sudah sangat baik, cukup jelas apa yang diharapkan ataudituntut dari peserta didik.

B Tujuan pembelajaran yang dihasilkan kurang baik, kurang memperhatikan EYD dan belummengakomodasi psikologi peserta didik dalam pembelajaran yang baik.

C Tujuan pembelajaran yang dihasilkan sudah sangat baik, sudah memenuhi semua komponenproses pembelajaran dan persyaratan tujuan pembelajaran yang baik.

Page 4 of 13

Page 169: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

D Tujuan pembelajaran yang dihasilkan sangat buruk, belum memenuhi komponen pembuatantujuan pembelajaran yang baik seperti audience, behavior, condition, dan degree.

14. Perhatikan tabel kata kerja operasional berikut ini :Pada jenjang Pemahaman dan penerapan terdapat kata “menghitung”, berikuti iniadalah perbedaan-perbedaanya.Perbedaanya kata menghitung pada jenjang pemahaman dengan aplikasi adalah .....

A A

B B

C C

D D

E E

15. Seorang guru fisika mengajarkan materi perambatan cahaya melalui penyajianpower point yang berisikan teks pembahasan materi seperti berikut :Pendapat anda mengenai media yang digunakan oleh guru tersebut adalah .....

A Pembelajaran masih bersifat abstrak walaupun telah menggunakan ITdalam proses pembelajarannya.

B Guru telah menerapkan penggunaan IT dalam proses pembelajaranuntuk memaksimalkan proses pembelajaran

C Pembelajaran masih bersifat abstrak, perlu adanya visualisasi gambar atau animasi untukmemaksimalkan proses pembelajaran.

D Tampilan warna cukup kontras tidak terlalu monoton, guru telah menerapkan penggunaan IT dalamproses pembelajaran untuk memaksimalkan proses pembelajaran.

16. Sebuah multimedia dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik.Motivasi pada sebuah multimedia dapat dilakukan dengan cara .....

A Memberikan pertanyaan-pertanyaan apersepsi di awal pelajaran.

B Menampilkan hurup yang menarik yang tidak biasa di temukan, sehingga dapat memotivasi pesertadidik untuk belajar

C Tampilan warna-warni pada program multimedia dapat menarik perhatian peserta didik.

D Memberikan tantangan, menyediakan beberapa level / tingkatan dari terendah sampai tertinggi.

17. Seorang guru fisika GGD (Guru Garis Depan) di sebuah sekolah daerahtertinggal, terpencil, dan terluar bermaksud akan mengajarkan materi fisika gerakparabaola kepada peserta didiknya.Media pembelajaran yang cocok adalah .....

A Menggunakan hypermedia, dengan hypermedia peserta didik dapatlebih mudah memahami konsep yang abstrak seperti gerak parabola.

B Menggunakan Over Head Proyektor (OHP), karena OHP sangat cocokdigunakan untuk peserta didik di daerah yang masih belum mengenalteknologi yang terlalu canggih.

C Menggunakan media video demontrasi fisika seperti Phet, peserta didik akan mendapatkanvisualisasi dari konsep dengan sangat baik.

Page 5 of 13

Page 170: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

D Menggunakan ketapel, dengan ketapel peserta didik dapat melihat visualisasi konsep gerakparabola.

18. Perhatikan media berikut!Jika anda menggunakan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran di kelas,perbaikan-perbaikan apa saja yang dapat anda lakukan untuk meningkatkankemampuan dari media tersebut adalah .....

A Memperbaiki penampilan alat peraga yang tidak menarik dengan caradi cat warna warni.

B Memperbaiki tampilan dan bahan yang digunakan dalam alat peragasupaya lebih kuat dan lebih menarik.

C Memperbaiki penampilan dan menambah varibel yang dapat diamati menjadi lebih banyak, supayahasilnya dapat diamati secara kualitatif maupun kuantitatif

D Memperbaiki tampilan dan daya tahan alat supaya dapat lebih awet atau tahan lama untukdigunakan dengan menggantinya dari material berbahan baja anti karat.

19. Perhatikan gambar tampilan sebuah software pembelajaran berikut :Tampilan yang menarik pada software multimedia di atas adalah gambar nomor .....

A 1, 2, dan 3

B 1, 2, 3, dan 4

C 1, 2, 3, dan 5

D Semua menarik

20. Berikan gambar kondisi kelas, peserta tes dapat menggunakan media berbasislingkungan untuk menjelaskan konsep fisika tertentu.Berikut ini adalah beberapa materi fisika yang dapat diajarkan di kelas:1) Hukum Snellius2) Termodinamika3) Gerak, Gaya, dan Energi4) Getaran Dan Gelombang5) Rangkaian Listrik Dan MagnetPerhatikan suasana ruangan kelas berikut ini!Jika anda diminta mengajarkan materi fisika di kelas itu dengan bantuan medialingkungan yang ada seperti yang terdapat di meja guru, maka materi-materi yangakan anda pilih adalah ....

A 1 dan 4

B 1, 3, dan 4

C 1, 2, 3, dan 4

D Semua bisa dijelaskan

Page 6 of 13

Page 171: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

21. Perhatikan kontruksi soal dan indikator soal berikut ini:Indikator soal : peserta didik dapat menyebutkan benda yang paling sedikit menyerapkalor.Konstruksi soal:Perpindahan kalor pada besi yang sedang dipanaskan terjadi secara ......a. Konduksib. Konveksic. Radiasid. AliranKomentar / kritikan anda terhadap soa di atas adalah .....

A Soal kurang baik, karena tidak mengikuti indikator soal yang diberikan.

B Soal cukup baik, karena option atau alternatif jawaban yang disajikan sudah homogen.

C Soal sudah cukup baik, karena kontruksi soal terutama penulisan option soal sudah di mulai dariyang terpanjang ke yang terpendek.

D Soal kurang baik, karena tidak mengikuti kaidah penulisan option yang seharusnya dimulai dariyang paling pendek ke yang paling panjang.

22. Jika anda diberik kesempatan untuk mengajar di sekolah luar biasa SLB A.Untuk mengukur kemampuan pemahaman peserta didik terhadap konsep fisikapada sekolah tersebut maka ranah tes yang paling cocok untuk digunakan adalah .....

A Tes afektif, karena alasan keterbatasan fisik peserta didik yang tidakbisa melihat maka tes afektif yang paling sesuai.

B Tes kognitif, karena alasan keterbatasan fisik peserta didik yang tidakbisa melihat maka tes kognitif yang paling sesuai.

C Tes psikomotorik kemampuan mendengar, karena alasan keterbatasan fisik peserta didik yang tidakbisa melihat maka tes psikomotorik lah yang paling sesuai.

23. Seorang guru fisika muda baru bekerja di SLB (Sekolah Luar Biasa) bagian B(tuna rungu), berkonsultasi kepada anda tentang bentuk evaluasi terhadap prosespembelajaran fisika para peserta didiknya. Bentuk evaluasi yang anda sarankanadalah .....

A Evaluasi dalam bentuk tes performance seperti artikulasi.

B Evaluasi dalam bentuk picture compilation (non verbal test).

C Evaluasi dalam bentuk tes mendengarkan karena mereka bukan tunanetra.

D Evaluasi dalam bentuk bernyanyi karena mereka bukan tunadaksa, dan tunanetra.

Page 7 of 13

Page 172: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

24. Perhatikan soal berikut.

Sebuah benda berdiri sejauh 10 cm di depan lensa positif yang memiliki jarak fokus 30cm. Sifat bayangan yang dibentuk lensa tersebut adalah.....A. nyata, terbalik, diperkecilB. nyata, terbalik, diperbesarC. maya, tegak, diperkecilD. maya, tegak, diperbesar

Alasan:A. Benda terletak di luar titik pusat kelengkungan lensa.B. Benda terletak di antara titik fokus lensa dan titik pusat kelengkungan lensa.C. Benda terletak di antara titik pusat optik lensa dan titik fokus lensa.D. Benda terletak di titik fokus lensa.

Menurut anda, tujuan dari soal tersebut adalah.....A Untuk mengukur prestasi belajar peserta didik

B Mengukur keterampilan berpikir kreatif peserta didik

C Untuk mendiagnostik pemahaman konsep peserta didik

D Untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik

25. Sebuah instansi akan melakukan seleksi untuk memperoleh karyawan/pegawaiyang berkualitas berdasarkan syarat-syarat yang ditentukan oleh instansi tersebut.Proses seleksi yang digunakan mengacu pada ....

A Penilaian acuan norma (PAN / Norm Referenced Evalution), untuk mendapatkan karyawan yangberkualitas.

B Penilaian acuan patokan (PAP / Criterion Referenced Evaluation), untuk mendapatkan karyawanberdasarkan jumlah pendaftar yang ada.

C Penilaian acuan norma (PAN / Norm Referenced Evalution), untuk mendapatkan karyawan yangberkualitas tidak ada penurunan dari karyawan yang sudah ada.

D Penilaian acuan patokan (PAP / Criterion Referenced Evaluation), untuk mendapatkan karyawanyang berkualitas tidak ada penurunan dari karyawan yang sudah ada.

26. Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) disebut juga Computer Based Test(CBT) adalah sistem pelaksanaan ujian nasional dengan menggunakan komputersebagai media ujiannya. Penyelenggaraan UNBK pertama kali dilaksanakan padatahun 2014 secara online dan terbatas di SMP Indonesia Singapura dan SMPIndonesia Kuala Lumpur (SIKL). Selanjutnya secara bertahap pada tahun 2015dilaksanakan rintisan UNBK dengan mengikutsertakan sebanyak 556 sekolah yangterdiri dari 42 SMP/MTs, 135 SMA/MA, dan 379 SMK di 29 Provinsi dan Luar Negeri.Berikut ini beberapa prinsip dalam pelaksanaan ujian:1. Objektif2. Antisifatif3. Edukatif4. Ekonomis5. Transparan6. Jelas dan tegas

Prinsip-prinsip yang sesuai dengan pelaksanaan UNBK adalah ...A 1, 3, 4, dan 5

B 1, 4, 5, dan 6

C 1, 2, 3, 4 dan 6

Page 8 of 13

Page 173: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

D 1, 2, 3, 4, 5 dan 6

27. Hasil uji coba dua buah instrumen yang akan digunakan untuk skripsi adalahsebagai berikut:Instrumen yang akan ada pilih dalam penelitian anda adalah ....

A Instrumen A karena semakin tinggi nilai validitasnya maka semakinbisa mengukur apa yang diinginkan.

B Instrumen B karena semakin mendekati 0 nilai validitasnya maka semakin bisa mengukur apa yangdiinginkan.

C Instrumen B karena semakin mendekati 0 nilai validitasnya maka semakin dapat dipercaya untukdigunakan sebagai alat pengumpul data.

D Instrumen A karena semakin tinggi nilai validitasnya menunjukkan semakin dapat dipercayainstrumennya sebagai alat pengumpul data.

28. Perhatikan bentuk penulisan butir soal pilihan ganda berikut ini:

Penulisan soal pilihan ganda yang memenuhi kaidah penulisan soal yang paling tepatadalah .....

A Penulisan 2, 5, dan 6

B Penulisan 1, 3, dan 5

C Penulisan 1, 2, dan 3

D Penulisan 1, 3, 4, 5, dan 6

29. Di bawah ini adalah beberapa komponen dalam membuat proposal penelitian :1. Tinjauan Pustaka2. Metode Penelitian3. Latar Belakang4. TujuanDi bawah ini adalah beberapa komponen dalam membuat proposalpenelitian :1. Tinjauan Pustaka2. Metode Penelitian3. Latar Belakang4. Tujuan Penelitian5. Rumusan Masalah.

Urutan pembuatan proposal yang benar adalah ....A 3 – 4 – 5 – 1 – 2

B 3 – 5 – 4 – 1 – 2

C 3 - 5 – 4 – 2 – 1

D 4 – 5 – 3 – 2 – 1

E 3 – 4 – 5 – 2 – 1

Page 9 of 13

Page 174: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

30. Perhatikan latar belakang sebuah penelitian berikut ini !

Seorang calon guru fisika berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007 dituntutmemiliki empat kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian,kompetensi, soisal, dan kompetensi profesional. Salah satu dari kompetensi tersebutyaitu kompetensi profesional. Seorang guru dituntut memiliki penguasaan dalam halmateri, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yangdiampu dalam hal ini fisika. Penguasaan akan kompetensi ini menjadi sangatlah mutlakdi miliki oleh para calon guru fisika. Termasuk para calon tenaga pengajar yangdihasilkan program studi pendidikan fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bagaimanajika seorang calon guru tidak memiliki kompetensi ini, apa yang akan terjadi?

Sumber : Iwan Permana Suwarna, M.PdPenelitian 2013

Metode penelitian yang tepat dari penelitian yang berlatar belakang seperti ituadalah .....

A Metode survey

B Metode evaluasi

C Metode teori dasar

D Metode studi kasus

E Metode komparatif

F Metode eksperimen

G Metode korelasional

H Metode kuasi eksperimen

31. Perhatikan tabel judul dan metode penelitian berikut!Judul penelitian yang tidak sesuai dengan metode penelitian yang digunakannyaadalah ....

A Judul penelitian D tidak sesuai dengan metode penelitiannya,seharusnya judul penelitian seperti itu masuk ke kategori penelitiandeskriptif.

B Judul penelitian A tidak sesuai dengan metode penelitiannya,seharusnya judul penelitian seperti itu masuk ke kategori penelitiankuantitatif.

C Judul penelitian A tidak sesuai dengan metode penelitiannya, seharusnya judul penelitian seperti itumasuk ke kategori penelitian tindakan kelas.

D Judul penelitian B dan C tidak sesuai dengan metode penelitiannya, seharusnya judul penelitianseperti itu masuk ke kategori penelitian kualitatif.

32. Perhatikan tabel berikut!

Diagram batang yang paling tepat untuk mengisi grafik tersebut secara berurutan (DIYOGYAKARTA – JAWA BARAT) adalah ....

A E – D – C – B – A

B A – B – C – D – E

C B – C – A – D – E

D A – C – B – D – E

Page 10 of 13

Page 175: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

33. Berdasarkan tabel angka partisifasi sekolah di Indonesia. Provinsi yang memilikiangka partisifasi sekolah tertinggi adalah ....

A Aceh

B DKI Jakarta

C Jawa Timur

D Jawa Barat

E DI Yogyakarta

34. Hasil uji hipotesis suatu penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut:nilai thitung sebesar 4,21 dan nilai ttabel sebesar 2,00.Kesimpulan dari penelitian seperti ini adalah .....

A Ho di tolak karena nilai thitung > ttabel.

B Ha di tolak karena nilai thitung > ttabel.

C Ho di terima karena nilai thitung > ttabel.

D Ha di terima karena nilai ttabel > thitung.

35. Berikut ini adalah keismpulan dari sebuah penelitian pendidikan :Penggunaan model pembelajaran berpikir induktif berpengaruh secara signifikanterhadap hasil belajar peserta didik SMP pada taraf kepercayaan 0,95.Maksud taraf kepercayaan 0,95 dari kesimpulan di atas adalah .....

A Menunjukkan seberapa percaya seorang peneliti terhadap hasil penelitian yang dilakukannyasendiri. Penelitian di atas menunjukan peneliti percaya 95% dari keseluruhan kepercayaan yangdimilikinya.

B Menunjukkan keputusan peneliti 95% untuk mendukung hipotesis nol, Penggunaan modelpembelajaran berpikir induktif berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar peserta didikSMP.

C Model pembelajaran berpikir induktif ini akan menunjukkan pengaruh yang sama sebanyak 95 kalidari 100 kali percobaan penelitian yang sama, dan 5 kali menunjukkan hasil di luar itu.

D Menunjukkan bahwa pembaca harus mempercayai pengaruh penggunaan model pembelajaranberpikir induktif sebanyak 95%, jika lebih dari itu peneliti tidak bertanggung jawab.

36. Perhatikan judul penelitian berikut ini:“Pengaruh Pendekatan Inquiry Approach terhadap Hasil Belajar Peserta didik “Penilaian anda terhadap judul penelitian di atas adalah ....

A Judul sudah cukup baik singkat dan padat kurang dari 17 kata.

B Judul sudah cukup baik sudah menunjukan variabel yang akan diukur.

C Judul kurang sempurna karena belum menunjukkan tempat penelitian di laksanakan

D Judul masih kurang sempurna karena belum jelas, tingkatan dan konsep yang diukur, serta tidakefektif dalam penulisan kata pendekatan dan approach.

Page 11 of 13

Page 176: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

37. Berikut ini adalah kutipan latar belakan sebuah penelitian.

Seorang calon guru fisika berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007 dituntutmemiliki empat kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogi, kepribadian, soisal, danprofesional. Salah satu kompetensi tersebut kompetensi profesional, menuntut seorangguru memiliki penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yangmendukung mata pelajaran yang diampu. Penguasaan ini sangatlah mutlak di milikicalon guru fisika termasuk calon tenga pengajar yang dihasilkan program studipendidikan fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Materi Fisika di tingkat sekolah menengah atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA) memilikitingkat kesukaran yang beragam : mudah, sedang, dan sukar. Keberagaman tingkatkesukaran tersebut akan di respon beragam oleh para peserta didik. Materi dengantingkat kesukaran yang sama pun, belum tentu akan dipahami sama pula oleh seluruhpeserta didik. Keberagaman tingkat kesukaran terhadap materi seperti inimemungkinkan terjadinya kesalahan penafsiran terhadap materi/konsep. Kesalahandalam menafsirkan konsep inilah yang akan menimbulkan materi yang dipelajari menjadibias atau disebut miskonsepsi.

Sumber : Iwan Permana Suwarna, M.Pd,Penelitian 2013

Rumusan masalah yang cocok untuk kutipan latar belakang di atas adalah ....A Bagaimanakah kompetensi guru fisika di sekolah?

B Kompetensi apa sajakah yang dimiliki oleh oleh calon guru ?

C Apakah peserta didik SMA atau MA mengalami miskonsepsi?

D Peserta didik manakah yang mengalami miskonsepsi pada pelajaran fisika?

38. Perhatikan tabel perhitungan homogenitas berikut ini !Kesimpulan yang tepat untuk mengisi tabel di atas adalah .....

A Ho di tolak, data bersifat homogen karena nilai F hitung lebih kecildari F tabel.

B Ho di terima, data bersifat homogen karena nilai F hitung lebih kecildari F tabel.

C Ho di tolak, data bersifat tidak homogen karena nilai F hitung lebih kecil dari F tabel.

D Ho di terima, data bersifat tidak homogen karena nilai F hitung lebih kecil dari F tabel.

39. Berikuti ini adalah langkah-langah dalam melakukan penelitian:1) merumuskan hipotesis2) melakukan analisis data3) melaksanakan penelitian4) melakukan studi pendahuluan5) menentukan subjek penelitian6) mengidentifikasi dan merumuskan masalah7) menentukan rancangan dan desain penelitian8) merumuskan hasil penelitian dan pembahasan9) menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian10) mengidentifikasi variabel dan definisi operasional variabel11) menyusun laporan penelitian dan melakukan desiminasiUrutan langkah-langkah penelitian yang tepat adalah .....

A 6 – 4 – 1 – 10 – 7 – 9 – 5 – 3 – 2 – 8 – 11

B 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 8 – 9 – 10 – 11

C 4 – 6 – 1 – 10 – 7 – 9 – 5 – 3 – 2 – 8 – 11

Page 12 of 13

Page 177: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …

D 6 – 1 – 4 – 10 – 7 – 9 – 5 – 3 – 2 – 8 – 11

40. Perhatikan judul penelitian berikut ini :Penulisan judul penelitian yang benar adalah .....

A “Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning Aproachpada Materi Listrik Dinamis dikelas IX MA Nurul Falah Ciseeng TahunAjaran 2016/2017. “

B “Pengaruh Contextual Teaching and Learning Aproach pada Materi Listrik Dinamis di kelas IX MANurul Falah Ciseeng Tahun Ajaran 2016/2017. “

C “Pengaruh Contextual Teaching and Learning Aproach pada Materi Listrik Dinamis di kelas XI MANurul Falah Ciseeng Tahun Ajaran 2016/2017“

D “Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning Aproach pada Materi Listrik Dinamis dikelas IX MA Nurul Falah Ciseeng Tahun Ajaran 2016/2017“

Page 13 of 13