LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA POLA KEPEMIMPINAN ORANG - TUA DAN DISIPLIN ANAK DI SEKOLAH (Penelitian terhadap Siswa-siswa SMU Kotamadia Padang) (Ketua Tim Peneliti) Penelitian ini dibiayai oleh: Dana Rutin Univenitas Negeri Padang Tahun Anggaran 2000 Swat Pejanjian Keja No. 1498/K 12/KU/Rutin/2000 Tanggal 1 Mei 2000 JA(;A DAN PEEGuNAKANLAH KOLEK~~ DEN64p! 6AlK II - -.- - - UNIVERSITAS NEGERI PADANG
78
Embed
LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA POLA KEPEMIMPINAN ORANG ...repository.unp.ac.id/858/1/ERLAMSYAH_385_01.pdf · angket berskala tentang pola kepemimpinan orang tua dan angket ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA POLA KEPEMIMPINAN ORANG - TUA DAN DISIPLIN ANAK DI SEKOLAH
(Penelitian terhadap Siswa-siswa SMU Kotamadia Padang)
(Ketua Tim Peneliti)
Penelitian ini dibiayai oleh:
Dana Rutin Univenitas Negeri Padang Tahun Anggaran 2000
Swat Pejanjian Keja No. 1498/K 12/KU/Rutin/2000 Tanggal 1 Mei 2000
JA(;A DAN PEEGuNAKANLAH K O L E K ~ ~ D E N 6 4 p ! 6A lK
II
- -.- - -
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
LAPORAN P E N E L I T I A N
HUBUNGAN ANTARA POLA KEPEMIMPINAN ORANG TUA DAN D I S I P L I N ANAK D I SEKOLAH
(Penelitian terhadap Siswa-siswa SMU Kotamadia Padang)
Personalia Peneliti:
Ketua Penelitian: Drs. Erlamsyah, M.Pd
A n g g o t a : D r s . Gito Setyohutorno
A B S T R A K
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara
pola kepemimpinan orang tua dan disiplin anak di sekolah,
khususnya disiplin terhadap peraturan sekolah, disiplin bela-
jar, dan disiplin kelompok/organisasi. Penelitian ini dilaksa-
nakan terhadap siswa-siswa SMU Kotamadia Padang.
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah
angket berskala tentang pola kepemimpinan orang tua dan angket
berskala tentang disiplin anak dengan cara mengadministrasikan
kepada responden. Data yang diperoleh diolah dengan teknik
korelasi Product Moment dan t-tes. Korelasi Product Moment
digunakan untuk melihat hubungan pola kepemimpinan orang tua
dan disiplin anak dan t-tes digunakan untuk melihat perbedaan
disiplin siswa SMU Negeri dan siswa SMU Swasta.
Temuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Terdapat hubungan antara pola kepemimpinan orang tua dan
disiplin siswa terhadap peraturan, disiplin belajar, dan disiplin kelompok/organisasi baik pada taraf kepercayaan
95% maupun untuk taraf kepercayaan 99%.
Terdapat perbedaan disiplin antara siswa SMU Negeri dan
siswa SMU Swasta terhadap peraturan sekolah baik pada taraf
kepercayaan 95% maupun untuk taraf kepercayaan 99%.
Tidak terdapat perbedaan disiplin antara siswa SMU Negeri
dan siswa SMU Swasta menyangkut disiplin belajar, disiplin
kelompok/organisasi baik pada taraf kepercayaan 95% maupun
untuk taraf kepercayaan 99%.
Rekomendasi terhadap hasil penelitian ini di antaranya
adalah; orang tua dalam mengembangkan disiplin anak, perlu
meningkatkan kualitas hubungan dan pelayanan kepada anak
dengan menciptakan suasana keterbukaan, saling pengertian,
penghargaan di dalam keluarga, pendidik (orang tua, guru dan
orang dewasa lain) perlu menampilkan diri sebagai model yang
patut dicontoh dalam disiplin anak. Di sisi lain, orang tua
perlu mengusahakan agar anak memiliki kesan positif terhadap
disiplin, memberikan kesempatan kepada anak mendisiplin diri,
siswa perlu melakukan instrospeksi diri tentang disiplin diri
dan berusaha menemukan manfaat disiplin dalam kehidupan,
pendidik perlu memberikan penguatan-penguatan terhadap anak
yang menunjukkan perilaku disiplin, mengembangkan berbagai
kegiatan sekolah yang menumbuhkan kesadaran anak terhadap
disiplin, guru dan konselor dalam mendisiplin anak, perlu
menghindarkan cara-cara yang yang kasar, keras, menyalahkan,
mengkritik, merendahkan, membebani anak dengan tugas yang
tidak sesuai dengan kemampuan mereka. Pendidik di sekolah
lebih diharapkan menanamkan disiplin kepada anak melalui cara
persuasif, menciptakan suatu kondisi penuh penghargaan, penga-
kuan, melalui pemberian penguatan terhadap tingkah laku disi-
plin yang ditunjukkan anak. Rekomendasi lain yaitu sekolah
perlu mengembangkan latihan disiplin melalui kegiatan bermain
peran, diskusi antar siswa membahas berbagai disiplin sekolah,
melibatkan siswa dalam merencanakan dan memutuskan suatu
disiplin yang akan diberlakukan di sekolah.
UCAPAN TERIMA KASIH
Selesainya penelitian ini adalah berkat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesem- patan ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Kumaidi, MA, selaku Ketua Lembaga Peneli-
tian Universitas Negeri Padang yang telah memberikan kesem-
patan kepada peneliti melaksanakan penelitian dengan dana
OPF di SMU Kotamadia Padang.
2. Bapak Dr. H. Nurtain, selaku Dekan Fakultas ilmu Pendidikan UNP Padang yang telah memberi dan memintakan izin peneli-
tian ini.
3. Bapak Dr. Marjohan, M.Pd, selaku Ketua Jurusan BK FIP UNP
Padang yang telah memberi dan memintakan izin penelitian
ini.
4. Semua pihak yang telah ikut memberikan bantuan, dan parti-
sipasi dalam melaksanakan penelitian ini.
Atas segala bantuan, dan partisipasi yang telah diberi-
kan, peneliti menyampaikan terima kasih, dan semoga mendapat-
kan imbalan yang setimpal dari Allah Yang Maha Kuasa. Amin.
Padang, Nopember 2000
Peneliti,
iii
PENGANTAR
Kegiatan penelitian merupakan bagian dari darma perguruan tinggi, di samping pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan penelitian ini hams dilaksanakan oleh Universitas Negeri Padang yang dikerjakan oleh staf akademikanya ataupun tenaga fungsional lainnya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, melalui peningkatan mutu staf akademik, baik sebagai dosen maupun peneliti.
Kegiatan penelitian mendukung pengembangan ilmu serta terapannya. Dalam ha1 ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendorong dosen untuk melakukan penelitian sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan mengajarnya, baik yang secara langsung dibiayai oleh dana Universitas Negeri Padang maupun dana dari sumber lain yang relevan atau'bekerja sarna dengan instansi terkait. Oleh karena itu, peningkatan mutu tenaga akademik peneliti dan h a i l penelitiannya dilakukan sesuai dengan tingkatan serta kewenangan akademik peneliti.
Kami menyambut gembira usaha yang dilakukan peneliti untuk menjawab berbagai permasalahan pendidikan, baik yang bersifat interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi praktek kependidikan, penguasaan materi bidang studi, ataupun proses pengajaran dalam kelas yang salah satunya muncul dalarn kajian ini. Hasil penelitian seperti ini jelas menambah wawasan dan pemahaman kita tentang proses pendidikan. Walaupun hasil penelitian ini mungkin masih.menunjukkan beberapa kelemahan, nanlun kami yakin hasilnya dapat dipalcai sebagai bagian dari upaya peningkatan rnutu pendidikan pada umumnya. Kami mengharapkan di masa yang &an datang semakin banyak penelitian yang hasilnya dapat langsung diterapkan dalam peningkatan dan pengembangan teori dan praktek kependidikan.
Hasil penelitian ini telah ditelaah oleh tim pereviu usul dan laporan penelitian Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang, yang dilakukan secara "blind reviewing'. Kemudian untuk tujuan diseminasi, hasil penelitian ini telah diseminarkan yang melibatkan dosenltenaga peneliti Universitas Negeri Padang sesuai dengan fakultas peneliti. Mudah- mudahan penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pada umumnya, dan peningkatan mutu staf akadelnik Universitas Negeri Padang.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu terlaksananya penelitian ini, temtama kepada pimpinan lembaga terkait yang menjadi objek penelitian, responden yang menjadi sampel penelitian, tim pereviu Lembaga Penelitian dan dosen senior pada setiap fakultas di lingkungan Universitas Negeri Padang yang menjadi pembahas utama dalam seminar penelitian. Secara khusus kami menyampaikan terima kasih kepada Rektor Universitas Negeri Padang yang telah berkenan memberi bantuan pendanaan bagi penelitian ini. Kami yakin tanpa dedikasi dan kerjasama yang terjalin selama ini, penelitian ini tidak akan dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan dan semoga kerjasama yang baik ini akan menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Terima kasih.
/\$dang, .,:,T;.5 % . L A . : . . . - L.~* ' y
Desember 2000 ,, r , etua Lembaga Penelitian
:, :::/ A n I \ 1-CT -;._?: Universitas Negeri Padang,
PENGANTAR ............................................ DAFTAR IS1 ........................................... DAFTAR TABEL .........................................
BAB I . PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . A . Latar Belakang Masalah ................... B . Pembatasan dan Perumusan Masalah . . . . . . . . . C . Tujuan Penelitian ........................ D . Anggapan Dasar ........................... E . Perumusan Hipotesis ...................... F . Kegunaan Hasil Penelitian ................ G . Penjelasan Istilah .......................
BAB I1 . TINJAUAN KEPUSTAKAAN ........................ A . Konsep Disiplin ......................... B . Tujuan Disiplin di Sekolah ............... C . Jenis-Jenis Disiplin di Sekolah ..........
. . . . . . . . . . . . . . D . Ciri-ciri Perilaku Disiplin E . Pola ~epemimpinan Orang Tua dan Disiplin
Anak .....................................
i
iii
iv
v
vi
BAB I11 .
F . Kerangka Konseptual ......................
METODOLOGI PENELITIAN ....................... A . Rancangan Penelitian ..................... B . Populasi dan Sampel ...................... C . Jenis dan Sumber Data .................... D . Instrumen dan Teknik Pengumpul Data ...... E . Teknik Analisis Data ..................... F . Prosedur Penelitian ...................... G . Keterbatasan-keterbatasan ................
BAB IV . ANALISIS. PENAFSIRAN DAN PEMBAHASAN DATA .... A . Analisis dan Penafsiran Data ............. B . Pembahasan Data ..........................
BAB V . KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................. A . Kesimpulan ............................... B . Rekomendasi ..............................
DAFTAR KEPUSTAKAAN ................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 . Sebaran Sampel P e n e l i t i a n .................. 24
Tabel 2 . Angkat P e n e l i t i a n yang Dapat Diolah ........ 31
v i i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Disiplin merupakan aspek yang penting dalam kehidupan
individu. Disiplin diperlukan individu dalam bekerja,
belajar, dan berinteraksi dengan lingkungan. Individu yang
dapat mendisiplin diri akan lebih tentram, teratur, sukses
dan lebih memperoleh ketenangan hidup. Sebaliknya, individu
yang tidak disiplin akan cenderung mengalami kegagalan,
konflik, dan bahkan kesulitan dalam menjalani kehidupannya.
Oleh karena itu, disiplin harus ditanamkan semenjak usia
dini kehidupan anak agar mereka berkembang menjadi indivi-
du-individu yang memiliki disiplin diri yang tinggi dalam
menj alani kehidupan.
Orang tua memiliki peranan penting dalam proses pena-
naman dan pengembangan disiplin diri anak mereka melalui
SMU Swasta 1. SMU P e r t i w i 2. SMU Adabiah 3. SMU PGRI 1
Jumlah
47 47 49
49 48 48
288
K e l a s
K l s 1
15 16 16
16 15 15
93
K l s 2
17 16 16
16 17 17
99
K l s 3
16 16 18
17 16 16
99
Langkah selanjutnya adalah mencari korelasi untuk
melihat hubungan dan mencari perbedaan antara:
a. Mencari hubungan antara:
1) kepemimpinan orang tua dan disiplin anak terhadap
peraturan sekolah, disiplin anak dalam belajar,
dan disiplin anak dalam organisasi/kelompok
Data yang digunakan untuk mencari korelasi di
atas dapat dilihat pada lampiran 1, 2 dan 3 dengan
menggunakan rwnus korelasi Product Moment. Hasil
korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada tabel
lampiran 7. Pengolahan data menggunakan jasa komputer
dengan program lotus.
b. Mencari perbedaan antara:
1) Disiplin terhadap peraturan sekolah antara siswa
SMU Negeri dan siswa SMU Swasta
2) Disiplin dalam belajar antara siswa SMU Negeri dan
siswa SMU Swasta
3) Disiplin dalam berkelompok/organisasi antara siswa
SMU Negeri dan siswa SMU Swasta
Data yang digunakan untuk mencari perbedaaan
aspek-aspek di atas, dapat dilihat pada lampiran 4,
5, dan 6. Rumus kang digunakan untuk melihat perbe-
daaan adalah t-tes seperti terlihat pada bab 111.
Hasil yang diperoleh dapat dibaca pada tabel 7 beri-
kut. Pengolahan data menggunakan jasa komputer
program lotus.
33
Berdasarkan pada tabel lampiran 2 (Hasil koefisien
korelasi), dan tabel lampiran 6 (Hasil perhitungan t-
tes) dilakukan pembuktian hipotesis yang telah diaju-
kan pada bab I. Berikut ini akan dibuktikan hipotesis
satu persatu.
Pembuktian hipotesis 1
Terdapat hubungan antara pola kepemimpinan orang tua dan disiplin anak terhadap peraturan sekolah pada taraf kepercayaan 95% dan 99%
Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diperoleh
korelasi (r) antara pola kepemimpinan' orang tua dan
disiplin anak terhadap peraturan sekolah sebesar 0,321.
Sedangkan harga kolerasi (r) standar untuk sampel (N)
280 adalah sebesar 0,113 untuk tarap kepercayaan 95% dan
0,148 untuk tarap kepercayaan 99%. Keadaan ini berarti
bahwa hasil korelasi (r) yang diperoleh antara pola
kepemimpinan orang tua dan disiplin siswa jauh berada di
atas harga korelasi standar baik untuk taraf kepercayaan
95% maupun untuk taraf kepercayaan 99%. Keadaan ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang berarti antara
pola kepemimpinan orang tua dan disiplin anak terhadap
peraturan sekolah baik pada tarap kepercayaan 95% maupun
pada taraf keprercayaan 99%. Dengan demikian hipotesis
yang berbunyi: "Terdapat hubungan antara pola kepemimpi-
nan orang tua dan disiplin anak *erhadap peraturan I
sekolah pada taraf kepercayaan 95% dan 99%" adalah
terbukti dan hipotesis diterima.
Pembuktian hipotesis 2
Terdapat hubungan antara pola kepemimpinan orang tua dan disiplin anak dalam belajar pada taraf keper- cayaan 95% dan 99%
Hasil perhitungan secara statistik, diperoleh
korelasi (r) antara pola kepemimpinan orang tua dan
disiplin anak dalam belajar sebesar 0,271 untuk N 288.
Harga kolerasi (r) standar untuk sampel (N) 280 adalah
sebesar 0,133 untuk taraf kepercayaan 95% dan 0,148
untuk tarap kepercayaan 99%. Hasil korelasi (r) yang
diperoleh antara pola kepemimpinan orang tua dan
disiplin siswa dalam, belajar lebih besar dari harga
korelasi standar baik untuk taraf kepercayaan 95% maupun
untuk taraf kepercayaan 99%. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa terdapat hubungan yang berarti antara
pola kepemimpinan orang tua dan disiplin anak dalam
belajar baik pada taraf kepercayaan 95% maupun pada
taraf keprercayaan 99%. Oleh karena terdapat bukti yang
kuat untuk menerima hipotesis yang berbunyi: "Terdapat
hubungan antara pola kepemimpinan orang tua dan disiplin
anak dalam belajar baik untuk taraf kepercayaan 95% dan
99%". Dengan demikian hipotesis diterima.
- Pembuktian hipotesis 3
Terdapat hubungan antara pola kepemimpinan orang tua dan disiplin siswa dalam kelompok/organisasi pada taraf kepercayaan 95% dan 99%
Hasil perhitungan secara statistik, diperoleh
korelasi (r) antara pola kepemimpinan orang tua dan
disiplin anak berkelompok/berorganisasi sebesar 0,272.
Harga kolerasi (r) standar untuk sampel (N) 280 adalah
sebesar 0,133 untuk taraf kepercayaan 95% dan 0,148
untuk taraf kepercayaan 99%. Keadaan ini juga berarti
bahwa hasil korelasi (r) yang diperoleh antara pola
kepemimpinan orang tua dan disiplin siswa dalam kelom-
pok/organisasi berada di atas harga korelasi standar.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan
yang berarti antara pola kepemimpinan orang tua dan
disiplin anak dalam kelompok/organisasi baik pada taraf
kepercayaan 95% maupun pada taraf kepercayaan 99%. Oleh
karena itu memiliki bukti yang kuat untuk menerima
hipotesis yang berbunyi: "Terdapat hubungan antara pola
kepemimpinan orang tua dan disiplin anak terhadap per-
aturan sekolah pada taraf kepercayaan 95% dan 99%".
Pembuktian h i p o t e s i s 4
Terdapat perbedaan d i s i p l i n terhadap pera turan seko- l a h a n t a r a siswa SMUN dan siswa SMU Swasta Kota Ma- d i a Padang pada t a r a f kepercayaan 95% dan 99%
H a s i l perhitungan s e c a r a s t a t i s t i k , d ipe ro leh mean
d i s i p l i n d i r i siswa SMUN eebesar 53,57 dan siswa SMU
swasta sebesar 52,03 dengan SDbM sebesar 0,593. Se ta lah
harga t e r s e b u t d ih i tung dengan rumus t , d ipe ro leh harga
t -h i tung sebesar 2,901. Harga t e r s e b u t s e t e l a h dikonsul-
t a s i k a n dengan harga t - t a b e l ( t t e o r i t i s ) t e r n y a t a l e b i h
besar d a r i harga t t a b e l 1,960 untuk t a r a f kepercayaan
95% dan 2,576 untuk t a r a f kepercayaan 99%. Dengan demi-
k ian dapat dikatakan bahwa t e r d a p a t perbedaan d i s i p l i n
d i r i terhadap pera turan sekolah a n t a r a s i s w a SMUN dan
siswa SMU swasta pada t a r a f kepercayaan 95% dan untuk
t a r a f kepercayaan 99%. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa h i p o t e s i s yang berbunyi: t e rdapa t perbedaaan
d i s i p l i n terhadap pera turan sekolah a n t a r a s i s w a SMUN
dan siswa SMU swasta , adalah t e r b u k t i dan d i t e r ima .
Pembuktian h i p o t e q i s 5
Terdapat perbedaan d i s i p l i n dalam b e l a j a r a n t a r a s i s w a SMUN dan siswa SMU swasta pada t a r a f keperca- yaan 95% dan 99%
Has i l perhitungan s e c a r a s t a t i s t i k , d ipe ro leh mean
d i s i p l i n b e l a j a r s i s w a SMUN sebesar 51,08 dan siswa SMU
swasta sebesar 50,49 dengan SDbM sebesar 0,639. S e t a l a h
harga t e r s e b u t d i h i t u n g dengan rumus t , d ipe ro leh harga
t -h i tung sebesa r 0,923. Harga t e r s e b u t s e t e l a h dikonsul-
t a s i k a n dengan harga t - t a b e l ( t t e o r i t i s ) t e r n y a t a l e b i h
rendah d a r i harga t t a b e l 1,960 untuk t a r a f kepercayaan
95% dan 2,576 untuk t a r a f kepercayaan 99%. Dengan demi-
k i an dapat dikatakan bahwa t i d a k t e r d a p a t perbedaan
d i s i p l i n dalam b e l a j a r a n t a r a s iswa SMUN dan s iswa SMU
swasta pada t a r a f kepercayaan 95% dan untuk t a r a f keper-
cayaan 99%. Dengan demikian, h i p o t e s i s yang berbunyi:
t e r d a p a t perbedaaan d i s i p l i n dalam b e l a j a r a n t a r a s i s w a
SMUN dan siswa SMU swasta , t i d a k t e r b u k t i , sehingga
h i p o t e s i s d i t o l a k .
Pembuktian h i p o t e s i s 6
Terdapat perbedaan d i s i p l i n dalam kelompok/organi- s a s i a n t a r a siswa SMUN dan s i s w a SMU swasta pada pada t a r a f kepercayaan 95% dan 99%
H a s i l perhi tungan s t a t i s t i k , d ipe ro leh r a t a - r a t a
(mean) d i s i p l i n kelompok/berorganisasi s i s w a SMU neger i
sebesar 45,98 dan s iswa SMU swasta sebesar 45,'?'4 dengan
SDbM sebesar 0,657. Harga yang d ipe ro leh d i h i t u n g dengan
rumus t , d ipe ro leh harga t h i t u n g sebesa r 0,365. Harga t
h i t u n g sebesar 0 ,365 t e r s e b u t s e t e l a h d ikonsu l t a s ikan
dengan harga t t a b e l (t t e o r i t i s ) , t e r n y a t a l e b i h k e c i l
d a r i harga t t a b e l , y a i t u (1 ,960 untuk t a r a f kepercayaan
95% dan 2,576 untuk taraf kepercayaan 99%). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaaan
disiplin dalam berkelompok/organisasi antara siswa SMU
negeri dan siswa SMU swasta. Dengan dem,ikian hipotesis
yang berbunyi: Terdapat perbedaan disiplin dalam berke-
lomnpok/organisasi antara siswa SMU Negeri dan siswa SMU
Swasta pada tahap kepercayaan 95% dan 99%, tidak memili-
ki alasan untuk diterima atau dengan kata lain hipotesis
ditolak.
Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis, ditemukan terdapat hubungan
yang berarti antara pola kepemimpinan orang tua dan
disiplin siswa terhadap peraturan sekolah, disiplin dalam
belajar dan disiplin berkelompok atau berorganisasi baik
pada taraf kepercayaan 95%, maupun pada taraf kepercayaan
99%. Hasil ini mengindikasikan bahwa pola kepemimpinan
orang tua memberikan pengaruh penting dalam pembentukan
disiplin anak. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
melalui disiplin siswa dapat diprediksi pola kepemimpinan
orang tua terhadap anak-anaknya.
Kondisi tersebut merupakan tanda positif dari peran
orang tua terhadap anak. Oleh karena itu, peran orang tua
perlu dipertahankan dan lebih dikembangkan melalui pem-
berian contoh dalam menampilkan diri, bertingkah laku, dan
dalam melakukan hubungan sosial dengan lingkungan yang
lebih luas, terutama tetangga dan lingkungan lainnya.
Merskipun kepemimpinan orang dalam mendisiplin anak mem-
berikan pengaruh terhadap disiplin anak, antara orang tua
dan anak mungkin saja terjadi perbedaan pendapat dalam ha1
disiplin. Perbedaaan pendapat antara orangtua dan anak
antara lain menyangkut penampilan, pemilihan teman, dan jam
pulang di rumah pada malam hari (Scheffer, Monks, dalam
Monsk, Knoers, dan Haditono, 1984).
Oleh karena itu, orang tua perlu hati-hati dalam
menghadapi perbedaan pendapat dengan anak. Dalarn menghadapi
perbedaan pendapat dengan anak, orang tua perlu mengembang-
kan kepemimpinan yang terbuka. Kepemimpinan orang tua
terbuka akan mendorong anak (remaja) meminta saran kepada
orang tua mengenai peraturan, masa depan dan pekerjaan.
Remaja akan menerima orang tua dan sebaya mereka sebagai
penasihat dan pembimbing mereka (Monks, dalam Monks, Kno-
ers, dan Haditono, 1994). Orang tua yang menerapkan pola
kepemimpinan yang baik dalam mendisiplin anak akan men-
dorong perkembangan disiplin diri anak. Sebaliknya kepemim-
pinan orang tua kasar, menekan, memaksa atau mengabaikan
akan kurang mendorong perilaku disiplin anak. Oleh karena
itu, orang tua perlu secara hati-hati dalam memimpin anak
karena akan mewarnai perilaku, khususnya perilaku disiplin
anak. Orang tua dalam keluarga yang sehat akan menampilkan
diri menjadi contoh bagi anak-anaknya dengan mematuhi
peraturan (Narrramura, 1985). Dalam mengajarkan anak untuk
menghormati peraturan dan melaksanakan disiplin, orang tua
perlu menjelaskan pada anak apa yang seharusnya mereka
lakukan dan mengapa mereka harus dihukum untuk kesalahannya
(Narramura, 1985). Semakin baik kepemimpinan orang tua
dalam mendiplin anak, akan makin baik disiplin diri anak,
sebaliknya, semakin buruk; kasar, keras, kepemimpinan orang
tua dalam mendisiplin anak, akan cenderung buruk pula
disiplin diri anak. Dalam mendisiplin anak orang tua perlu
menanamkan dengan kasih sayang, karena kasih sayang merupa-
kan kebutuhan emosional yang penting (Narramura, 1985).
Melalui hasil temuan penelitian di atas, juga dapat
diambil suatu kesimpulan bahwa melalui disiplin diri siswa
dapat diperoleh gambaran pola kepemimpinan orang tua dalam
melayani, mendidik dan mensikap mereka. Siswa memiliki
disiplin yang tinggi, seperti mematuhi peraturan sekolah,
rajin belajar, menyerahkan tugas sesuai waktunya, dan
mematuhi uturan kelompok, berarti mereka dipimpin dengan
baik di dalam kelaurga; mendapatkan perlakukan dan layanan
persuasif, penuh poerhatian, kasih sayang dari orang
tuanya. Sedangkan bila mereka memiliki disiplin diri yang
rendah; seperti sering melanggar aturan sekolah, malas
belajar, melalaikan tugas, dan mengabaikan peraturan orga-
nisasi sekolah, berarti'mereka kurang mendapatkan perlaku-
kan dan pelayanan yang menunjang pembentukan disiplin diri
mereka di dalam keluarga, terutama dari orang tua mereka.
Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan terdapatnya
hubungan pola kepemimpinan orang tua dan disdiplin diri
siswa adalah: orang tua menampilkan diri sebagai model bagi
anak, terjalinnya hubungan yang harmonis antara orang tua
dan anak. Oleh karena itu, orang tua perlu hati-hati dalam
menerapkan kepemimpinan terhadap anak, karena kepemimpinan
yang ditampilkan, akan dijadikan model dalam pengembangan
disiplin anak.
Dalam mendisiplin anak orang tua perlu melaksanakan
disiplin afirmatif terhadap anak. Disiplin afirmatif meru-
pakan suatu cara dalam menghadapi anak dengan lebih dipi-
kirkan, terencana, sesuai dengan usia untuk menghadapi
perilaku menyimpang (Shapiro, 1997). Disiplin yang diterap-
kan orang tua hendaknya tidak membuat anak menjadi terte-
kan, rendah diri, tetapi hendaknya disiplin yang diterapkan
mengembangkan kesadaran diri anak, menumbuhkan kebahagiaan
dan kedamaian. Orang tua perlu menerapkan kualitas kepemim-
pinan untuk mempertahankan kebahagiaan, kedamaian dan harga
diri anak di dalam keluarga. Kualitas kepemimpinan yang
perlu ditunjukan orang tua untuk mempertahankan kebahagiaan
dan harga diri dalam keluarga harus: (a) mempunyai visi,
arah, tujuan, (b) mengkomunikasikan kepemimpinan dengan
efektif, (c) mengusahakan agar keluarga terfokus pada
tujuan, (d) mempertimbangkan kebutuhan orang lain, (el
mendukung kemajuan, dan ( f ) harus mengharapkan keberhasilan
dan meraihnya (Shapiro, 1997).
Ditemukan juga dalam penelitian ini bahwa terdapat
perbedaan disiplin siswa SMU Negeri dan siswa SMU swasta
pada taraf kepercayaan 95%, maupun pada pada taraf keper-
cayaan 99% pada aspek disiplin terhadap peraturan sekolah,
sedangkan dalam disiplin dalam belajar, dan disiplin kelom-
pok/organisasi tidak terdapat perbedaan. Keadaan ini mem-
berikan indikasi bahwa disiplin siswa SMU Negeri siswa SMU
Swasta sangat berbeda terhadap peraturan sekolah. Sedangkan
dalam disiplin belajar dan berkelompok/organisasi tidak
terdapat perbedaaan antara siswa SMU Negeri dan siswa SMU
swasta. Keadaan ini berarti antara siswa SMU Negeri dan
siswa SMU swasta tidak jauh berbeda, ha1 ini bukan berarti
jelek, namun suatu pertanda bahwa antara siswa SMU Negeri
dan siswa SMU Swasta sudah mulai tampak kesejajaran, me-
nyangkut disiplin dalam belajar dan disiplin dalam berke-
lompok atau berorganisasi. Beberapa ha1 yang mungkin menun-
jang persamaan disiplin siswa tersebut di antaranya adalah
karena: (a) mereka sama-sama menunjukkan kesadaran dalam
belajar, (b) perlakuan yang mereka terima dari keluarga
maupun dari lingkungan lainnya relatif sama, (c) kesempatan
untuk menampilkan tingkah laku disiplin terutama siswa yang
menjadi objek penelitian ini relatif sama, terutama dalam
belajar dan dalam kelompok atau organisasi.
Namun setelah diteiiti secara lebih rinci berdasarkan
skor rata-rata disiplin diri yang diperoleh siswa SMU
Negeri dan siswa SMU Swasta tampak berbeda. Siswa SMU
Negeri lebih tinggi skor rata-rata disiplin diri dalam
belajar dan disiplin kelompok/organisasi dari pada siswa
SMU Swasta. Lebih tingginya skor ratma-rata disiplin diri
tentang peraturan sekolah, disiplin belajar dan disiplin
kelompok siswa SMU Negeri dan siswa SMU swasta dapat dise-
babkan oleh beberapa ha1 antara lain: siswa SMU Negeri
lebih banyak mendapatkan pembinaan dari siswa SMU swasta,
dan siswa SMU Negeri banyak kesempatan berinterkasi dan
lebih banyak kesempatan mendapatkan pembinaaan berorganisa-
si dari guru-guru di sekolah. Analisis lebih lanjut ditemu-
kan juga melalui penelitian ini, bahwa disiplin diri siswa,
baik siswa SMU Negeri maupun siswa SMU swasta masih rendah,
ha1 ini terlihat dari skor disiplin diri yang mereka pero-
leh, yaitu masih rendah dari skor disiplin diri yang di-
harapkan, baik tentang disiplin terhadap peraturan sekolah,
disiplin belajar dan disiplin kelompok/organisasi.
Belum optimalnya disiplin diri siswa dapat disebabkan
oleh beberapa keadaan, antara lain: berbagai keadaan diri
siswa sendiri, seperti kesadaran siswa tentang disiplin
rendah, kurang mendapatkan kesempatan mendisiplin diri,
kurang mendari pentingnya disiplin untuk menjalani kehi-
dupan. Sasse (1977:32) mengatakan bahwa kegagalan dan
pengalaman yang tidak membahagiakan dapat membawa efek
negatif pada konsep diri seseorang, termasuk terhadap
disiplin diri. Lebih parah lagi, dapat menimbulkan ketidak-
puasaan, perasan kecewa dan ketidakbahagiaan hidup. Pada
sisi lain, Bee, dkk (1984:212) melihat bahwa interaksi
antara orang tua dan anak penting dalam mengembangkan
konsep diri anak. Oleh karena itu, disiplin diri siswa
yang sudah positif perlu dipertahankan dan dikembangkan
lebih baik lagi, agar memberikan sumbangan yang lebih
positif pula dalam menjalanlkan aktivitas sekolah, dalam
belajar, berorganisasi di sekolah dan di lingkungan. Se-
dangkan disiplin diri siswa yang masih rendah perlu dicari
faktor penyebabnya agar tidak memberikan pengaruh negatif
terhadap proses belajar, keberhasilan belajar dan dalam
melakukan aktivitas organisasi di sekolah dan kehidupan
mereka masa yang akan datang. Di samping itu perlu pula
diusahakan berbagai upaya untuk memperbaiki serta mengem-
bangkan kesadaran disiplin mereka kembali, baik oleh siswa
yang bersangkutan maupun oleh lingkungan sosial yang berar-
ti bagi mereka.
Diantara faktor yang mungkin sebagai penyebab
rendahnya kesadaran disiplin siswa terhadap peraturan
sekolah adalah kesadaran siswa sendiri yang kurang terhadap
peraturan sekolah, kurangnya pemahaman siswa terhadap
tujuan peraturan sekolah, kurangnya penjelasan tentang
peraturan sekolah, dan kurang terbiasanya siswa melaksana-
kan aturan di dalam keluarganya. Sedangkan faktor yang
mungkin berasal dari lingkungan sosial adalah penanaman
disiplin yang kurang tepat, pembiasaan disiplin yang kurang
di dalam keluarga dan di sekolah. Oleh karena itu agar
tumbuh kesadaran siswa terhadap disiplin berkaitan dengan
disiplin sekolah perlu dilakukan berbagai hal, di antaranya
adalah: (a) sisiwa perlu memahami secara lebih baik tujuan
dibentuknya suatu disiplin sekolah, (b) melibatkan siswa
dalam menyusun suatu disiplin sekolah, ( c ) menjelaskan
kepada siswa tentang peraturan sekolah dan tujuan suatu
disiplin di terapkan di sekolah, (dl menjelaskan kepada
siswa konsekuensi dari tidak mematuhi peraturan sekolah.
Belum optimalnya kesadaran disiplin siswa dalam bela-
jar mungkin pula disebabkan oleh beberapa keadaan, di
antaranya adalah: (a) siswa kurang menyadari tujuan
disiplin dalam belajar, (b) suasana belajar yang kurang me-
narik, (c) siswa merasakan belajar sebagai beban, dan (d)
diduga siswa lebih banyak mengalami kesulitan dalam belajar
dari pada sukses atau berhasil. Oleh karena itu, agar
tumbuh kesadaran siswa yang tinggi terhadap disiplin dalam
belajar perlu dilakukan berbagai ha1 kepada siswa, di
antaranya adalah: (a) memberikan rasa sukses pada anak
dalam belajar, (b) mempertimbangkan pemberian tugas kepada
siswa sesuai dengan kemampuan, bakat, minat dan nilai-nilai
(Erlamsyah, 19941, ( c ) melayani anak belajar dalam suasana
yang akrab, penuh penghargaan, (d) guru menggunakan metoda
belajar yang menarik dan bervariasi, dan (el memberikan
informasi secara persuasif kepada siswa tentang penting
disiplin untuk mencapai keberhasilan belajar.
Lebih lanjut, ditemukan belum optimalnya disiplin
siswa dalam kelompok/organisasi juga disebabkan oleh
beberapa faktor, di antaranya adalah: (a) siswa belum menya-
dari manfaat kelompok atau organisasi dalam kehidupan, (b)
kegiatan kelompok/organisasi tidak sesuai dengan minat dan
hobi siswa yang ada di sekolah, ( c ) siswa tidak terbiasa
berkelompok atau berorganisasi, dan (d) siswa tidak menda-
patkan kesempatan berperan dalam kegiatan organisasi. Oleh
karena itu, agar tumbuh kesadaran disiplin siswa berkelom-
pok/berorganisasi, perlu dilakukan berbagai upaya, di
antaranya adalah: (a) menjelaskan kepada siswa pentingnya
kegiatan berkelompok atau berorganisasi untuk mengembangkan
diri, (b) memberikan kesempatan kepada siswa di sekolah
untuk membentuk organiasi sekolah yang mereka butuhkan, ( c )
sekolah memberikan sokongan dan menyediakan berbagai ban-
tuan untuk menunjang kegiatan organisasi siswa, dan (dl
memberikan model kepada siswa orang-orang yang sukses dalam
berorganisasi, dan (el memberikan penghargaan kepada siswa-
siswa yang sukses dalam berorganisasi, dan lain-lain.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi hasil peneli-
tian.
A. Kesimpulan
I Kesimpulan hasil penelitian ini adalah sebagai beri-
kut:
1. Terdapat hubungan antara pola kepemimpinan orang tua dan
disiplin siswa terhadap peraturan sekolah, disiplin
dalam belajar, dan disiplin dalam berorganisasi, baik
pada taraf kepercayaan 95% maupun untuk taraf keper-
cayaan 99%.
2. Terdapat perbedaan disiplin terhadap peraturan sekolah
I antara siswa SMU Negeri dan siswa SMU Swasta, baik pada
f taraf kepercayaan 95% maupun untuk taraf kepercayaan
9 3. Tidak terdapat perbedaan disiplin dalam belajar dan
disiplin berkelompok/organisasi antara siswa SMU Negeri
dan siswa SMU Swasta baik pada taraf kepercayaan 95%
maupun untuk taraf kepercayaan 99%.
Rekomendasi
1. Orang tua perlu meningkatkan kualitas hubungan dan
pelayanan kepada anak dengan memperhatikan sifat-sifat
dan kepribadian anak, menciptakan suasana keterbukaan,
saling pengertian, penghargaan di dalam keluarga, agar
kepemimpinan orang tua dalam melayani anak memberikan
sumbangan positif terhadap pengembangan disiplin diri
anak, baik terhadap peraturan sekolah, disiplin belajar,
dan disiplin kelompok/organisasi.
2. Pendidik (orang tua, guru dan orang dewasa lain) perlu
menampilkan diri sebagai model yang patut dicontoh oleh
anak (siswa). Ayah perlu menampilkan diri sebagai tokoh
identifikasi yang patut diteladani oleh anak laki-
lakinya, dan ibu perlu menampilkan diri sebagai teladan
bagi anak perempuannya. Di sisi lain, orang tua perlu
mengusahakan agar anak memiliki kesan positif terhadap
disiplin.
3. Pendidik (orang tua dan guru di sekolah) perlu memberi-
kan tugas-tugas atau tanggung kepada anak untuk melatih
mendisiplin diri mereka baik yang berkaitan dengan
aturan sekolah, dalam belajar, dan dalam memimpin kelom-
pok atau organisasi sekolah.
4. Pendidik (orang tua dan guru) perlu memberikan
penguatan-penguatan terhadap terhadap anak yang menun-
jukkan perilaku disiplin.
5. Pendidik di sekolah (guru dan konselor sekolah) perlu
mengembangkan berbagai kegiatan secara intensif di
sekolah untuk menumbuhkan kesadaran anak terhadap
disiplin, misalnya mengintensifkan kegiatan konseling
perorangan, konseling kelompok dan bimbingan kelompok
untuk anak-anak yang mengalami masalah disiplin. Di si
lain, konselor sekolah perlu memberikan berbagai infor-
masi kepada orang tua tentang cara-cara mendisiplin anak
yang sudah berusia remaja.
6. Para guru dan konselor di sekolah dalam mendisiplin
anak, perlu menghindarkan cara-cara yang yang kasar,
keras dan menyalahkan anak, mengkritik, merendahkan,
membebani anak dengan tugas yang tidak sesuai dengan
kemampuan anak. Namun pendidik di sekolah lebih diharap-
kan menanamkan disiplin kepada anak melalui cara yang
pesuasif, menciptakan suatu kondisi yang penuh penghar-
gaan, pengakuan, melalui pemberian penguatan terhadap
tingkah laku disiplin yang ditunjukan anak.
7. Sekolah perlu mengembangkan kegiatan bermain peran
tentang disiplin, diskusi untuk membahas disiplin seko-
lah untuk untuk mengembangkan kesadaran terhadap peratu-
ran sekolah, dalam belajar, dan disiplin kelompok/or-
ganisasi
8. Sekolah perlu melibat.kan siswa dalam merencanakan dan
memutuskan suatu disiplin yang akan diberlakukan di
sekolah agar mereka bertanggung jawab untuk melaksanakan
Baumrind, D. (1977). Current Patterns of Parental Authority. Developmental Psychology Monographs, 4.
Bernard, W. Harold. (1970). Mental Health in The Classroom. New York: McGrow-Hill Book Company.
Ccpersmith, S. (1967). The Antecedents of Self-Esteem. San Fransisco: Freeman and Company.
Depdikdud. (1993/1994). W D 1945, P4, GBHN, dan Tap-Tap MPR 1993 (Bahan Penataran dan Bahan Referensi Penataran). Jakarta: Dirjen Dikti.
Depdikdud UT. (1984/1985). Program Akta Mengajar V-B Komponen Bidang Stud1 Bimbingan dan Konseling (Buku 11: Modul Kesehatan Mental dl Berbagai Lingkungan). Jakarta: Universitas Terbuka.
Erlamsyah. (1994). Hubungan Antara Persepsi Mengenai Sikap Orang Tua dan Konsep Diri Pada Siswa SMA Negeri Kotamadya Padang. Padang: IKIP Padang