Top Banner
1 LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN FISIOLOGIS DAN PRODUKTIFITAS KAMBING PERAH PERANAKAN ETAWAH Ir. Farizal, MP NIP. 196112251987101001 Prof. DR. Ir. Lili Warly, M.Agr NIP. 196008281985031002 DR. Ir. Ellyza Nurdin, MS NIP. 196108031986032003 Ir. Mardalena, MP NIP. 196301191989032002 Ex Proyek DIPA Universitas Jambi Tahun Anggaran 2010 Sesuai dengan Surat Perjanjian Penelitian Hibah Bersaing Nomor /SP2H/PP/DP2M/III/2011 Tanggal 1 Maret 2011 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI November 2011 PERTANIAN
40

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

Oct 19, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

1

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II

EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN FISIOLOGIS DAN

PRODUKTIFITAS KAMBING PERAH PERANAKAN ETAWAH

Ir. Farizal, MP NIP. 196112251987101001 Prof. DR. Ir. Lili Warly, M.Agr NIP. 196008281985031002

DR. Ir. Ellyza Nurdin, MS NIP. 196108031986032003 Ir. Mardalena, MP NIP. 196301191989032002

Ex Proyek DIPA Universitas Jambi Tahun Anggaran 2010 Sesuai dengan Surat

Perjanjian Penelitian Hibah Bersaing Nomor /SP2H/PP/DP2M/III/2011 Tanggal 1 Maret 2011

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI

November 2011

PERTANIAN

Page 2: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

2

HALAMAN PENGESAHAN

1. a. Judul penelitian : Evalusi Pakan Suplemen Sebagai Sumber Antioksidan dan Pengaruhnya Terhadap Penampilan Fisiologis dan

Produktifitas Kambing Perah Peranakan Etawah

2. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap/Gelar : Ir. Farizal, MP b. Jenis Kelamin : laki-laki c. NIP : 196112251987101001 d. Golongan/Pangkat : IV a/ Lektor Kepala e. Fakultas/Jurusan : Peternakan/Produksi ternak f. Pusat Penelitian : Universitas Jambi g. Alamat : Kampus Pinang Masak Jl. Jambi – Muaro

Bulian Km 15 Mendalo Darat, Jambi. 63613 h. Telepon/Fax : 0741-582907/0741-582907 i. Alamat Rumah : Desa Mendalo Darat Rt 02 No.44 Ma.Jambi j. Telepon//e-mail : 0741-582432/ [email protected]

3. Lokasi Penelitian : BPT Ciawi Bogor 4. Jangka Waktu Penelitian : 8 bulan 5. Biaya Penelitian : 35.000.000 (tiga puluh lima juta rupiah)

Jambi, November 2011

Mengetahui Dekan Fakultas Peternakan Ketua Peneliti, Universitas Jambi, Ir. Afzalani, MP Ir.Farizal, MP NIP. 19640516 198902 1001 NIP. 196112251987101001 Menyetujui: Ketua Lembaga Penelitian Universitas Jambi, Prof. Dr. Ir. H. R.A. Muthalib, MS NIP. 19591031 198503 1005

Page 3: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

3

RINGKASAN

Evaluasi Pakan Suplemen Sebagai Sumber Antioksidan dan Pengaruhnya Terhadap Penampilan Fisiologis dan

Produktifitas Kambing Perah Peranakan Etawah¹ (Farizal²,Lili Warly³,Ellyza Nurdin³ dan Mardalena²)

Level radikal bebas dapat lebih tinggi dari antioksidan endogenus dalam tubuh sehingga

menyebabkan kondisi tubuh yang kurang nyaman pada kambing perah. Untuk mengantisipasi

keadaan ini maka diberikan pakan yang mengandung sumber antioksidan. Salah satu limbah

industri yang potensial sebagai sumber antioksidan adalah kulit nenas (Ananas comosus L.

Merr). Penelitian dilakukan untuk mengetahu level pakan suplemen yang mengandung serbuk

kulit nenas antioksidan dan mineral antioksidan (25 ppm Zn and 10 ppm Cu) terhadap

kandungan fitokimia serbuk kulit nenas, kolesterol darah, serta antioksidan, kolesterol dan

kualitas susu kambing perah peranakan etawah (PE). Penelitian ini menggunakan rancangan acak

kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan berdasarkan produksi susu. Perlakuan

terdiri dari R0 (control), R1 (R0 + 3,75% serbuk kulit nenas), R2 (R0 + 3.75% serbuk kulit

nenas + mineral antioksidan), R3 (R0 + 5 % serbuk kulit nenas + mineral antioksidan). Data

yang dikumpulkan dianalisis menggunakan Anova dengan program SAS one-way. Hasil

menunjukan bahwa pakan suplemen mengandung fitokimia berupa plavonoid, steroid,

polyfenol, saponin, sesqiuterpen, mopnoterpen dan quinon. Pakan suplemen yang mengandung

antioksidan menurunkan (P<0.05) kandungan kolesterol, HDL dan trigliserida darah, kolesterol

susu (3.519 – 4.209 mg%) dan meningkatkan (P<0.05) laktosa susu lactose (5,275 – 5,594 %).

namun tidak memberikan (P>0.05) terhadap protein (3,427 – 3,725 %), lemak (6,292 - 6,7250

%),dan antioksidan susu (35,580 - 37,733 mg/100 ml). Kesimpulan dari penelitian ini adalah

pemberian serbuk kulit nenas sebanyak 5 % yang dicampur dengan mineral antioksidan Zn dan

Cu memberikan respon fisiologis dan kualitas susu yang terbaik.

Kata kunci : pakan suplemen, antioksidan, kambing perah

¹. Penelitian dibiayai melalui dana Hibah Bersaing Tahun Anggaran 2011 No Kontrak

017/SP2H/PP/DP2M/III/2010 Tanggal 1 Maret 2010.

². Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Jambi

³. Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang

i

Page 4: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

4

SUMMARY

Feed Supplement Evaluation as Source of Antioxidant and Its Effect on

Physiological Performance and Productivity of Peranakan

Etawah Dairy Goat¹

(Farizal, Lili Warly, Ellyza Nurdin and Mardalena )

Free radical levels can be higher than the level of endogenous antioxidants in the body so

that uncomfortable conditions in the body of dairy goats. To anticipate this situation will be

given feed containing sources of antioxidants. One of the industrial waste that has potential as a

source of antioxidants was the skin of pineapple (Ananas comosus L. Merr). This research was

designer to know the level of feed supplement containing pineapple skin dust and mineral

antioxidants (25 ppm Zn and 10 ppm Cu) on fitochemical of pineapple skin dust, blood

cholesterol, antioxidan, cholesterol and quality of milk of dairy goats. This research used a

randomized block design with 4 treatment and 4 replicates based on milk production.. The

treatments was R0 (control), R1 (R0 + 3,75% pineapple skin dust), R2 (R0 + 3.75% pineapple

skin dust + antioxidant mineral), R3 (R0 + 5 % pineapple skin dust + antioxidant mineral). The

data collected were analyzed using one-way Anova of SAS program. The result showed that

feed supplement containing pineapple skin dust and mineral antioxidants contain flavonoid,

polyphenols, sesqiuterpen, mopnoterpen, steroids, quinones and saponins. Feed supplements

contain the antioxidant did decreased (p>0.05) on cholesterol, LDL, trigliceride of blood, milk

cholesterol and did increased (P>0.05) on milk lactose (5,275 – 5,594 %), but no affect (P<0.05)

on milk protein (3,427 – 3,725 %), milk fat (6,292 - 6,7250 %) and milk antioxidant (35,580 -

37,733 mg/100 ml) This research concluded that feed supplements containing 5 % pineapple

skin dust and antioxidants mineral produced the best response to production of dairy goats.

Key words: pineapple skin dust, antioxidants, dairy goats.

Page 5: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

5

ii PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-

Nya, laporan Hibah Bersaing Tahun II dapat diselesaikan dengan judul ―Evalusi Pakan

Suplemen Sebagai Sumber Antioksidan dan Pengaruhnya Terhadap Penampilan Fisiologis dan

Produktifitas Kambing Perah Peranakan Etawah‖

Ucapan terima kasih disampaikan kepada DP2M Dirjen DIKTI yang telah mendanai

kegiatan penelitian ini. Kepada Rektor Universitas, Ketua Lembaga Penelitian UNJA, Dekan

Fakultas Peternakan UNJA juga disampaikan ucapan terima kasih atas kesempatan dan izin yang

diberikan untuk melakukan kegiatan penelitian ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Pimpinan Balai Penelitian Ternak

(BPT) Ciawi Bogor beserta staf. Ucapan yang sama disampaikan Ibu Ir. Supriyati, MSc. selaku

Kepala Laboratorium Fisiologi Ternak serta tenaga teknisi Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor

atas bantuan, fasilitas, sarana dan prasarana serta tenaga untuk kelancaran kegiatan penelitian ini.

Ucapan yang sama juga disampaikan kepada tenaga teknisi Laboratorium Biokimia PAU,

Laboratorium Ternak Perah Fapet dan Laboratorium Biofarmaka FKH IPB Bogor.

Kiranya hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai informasi untuk pengembangan

peternakan umumnya.

Jambi, November 2011

Tim Peneliti

Page 6: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

6

iii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN

A. LAPORAN HASIL PENELITIAN

RINGKASAN DAN SUMMARY…………………………………………………. i

PRAKATA……………..………………………………………………………………. iii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… iv

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………….. v

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………….. vi

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………….. vii

I. PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 1

II. STUDI PUSTAKA ………………………………………………………. 3

III. TUJUAN dan MANFAAT PENELITIAN …………………………… 13

IV. METODE PENELITIAN ………………………………………………. 14

Materi Penelitian………………………………………………………… 15

Rancangan Percobaan ……………………………………………… 16

Peubah yang Diamati ……………………………………………….. 16

Analsis Statistik ……………………………………………………….. 17

Protokol Percobaan …………………………………………………… 17

V. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………… 18

VI. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………. 24

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 25

LAMPIRAN …………………………………………………………………….. 28

Page 7: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

7

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rekomendasi Kebutuhan Zat Gizi Kambing Perah ……………… 5

2. Variasi Komposisi Susu Beberapa Spesies Ternak dan Manusia… 12

3. Komposisi Bahan Penyusun Ransum (gram)……………………... 17

4. Komponen Fitokimia Kulit Nenas ………………………………. 18

5. Kandungan Nutrien Pakan Perlakuan Pada Kambing PE Laktasi ke 2 19

6. Kolesterol Darah Kambing PE dengan Pemberian Pakan Suplemen 20

7. Pengaruh Pakan Suplemen yang Mengandung Pakan Suplemen Terhadap

Kualitas Susu ………………………………………………………… 22

Page 8: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

8

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kambing PE Betina …………………………………………. 4

v

Page 9: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

9

BAB I. PENDAHULUAN

Saat ini selain sapi perah, sedang digalakkan pengembangan ternak perah lainnya yang

memiliki potensi dan prospek yang sangat baik sebagai penghasil susu diantaranya kambing PE

(Peranakan Etawah). Keunggulan kambing PE telah banyak dipublikasikan, diantaranya dapat

beradaptasi di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk tipe dwi guna, memiliki sifat

reproduksi yang baik dan susu kambing bernilai gizi tinggi serta berkhasiat untuk

menyembuhkan berbagai penyakit diantaranya asma dan TBC (Moeljanto dan Wiryanta, 2002).

Namun realita yang ada menunjukan bahwa perkembangbiakan kambing PE masih mengalami

kendala dalam hal jumlah produksi susu yang masih terbilang rendah (Afandi, 2007) dan tingkat

mortalitas anak yang cukup tinggi dari lahir sampai disapih yaitu 16,6 – 55,0 % (Devendra and

Burns, 1994).

Dalam tubuh ternak terjadi keseimbangan secara alami antara pembentukan radikal bebas

dengan antioksidan endogen selama proses metabolisme. Level radikal bebas bisa lebih tinggi

dari senyawa kandungan antioksidan endogen sehingga sering terjadi kondisi tidak nyaman pada

ternak. Kondisi ini akan berpengaruh negatif terhadap produktifitas kambing perah Peranakan

Etawah yaitu terhadap produksi dan kualitas susu. Untuk mengantisipasi terjadinya stres maka

diberikan pakan yang mengandung sumber antioksidan.

Antioksidan terdapat dalam bahan makanan atau sebagai suplemen seperti vitamin E,

vitamin C, ß-karoten, flavonoid yang mampu meningkatkan proteksi kesehatan terhadap

pengaruh radikal bebas dengan upaya mencegah kerusakan akibat proses oksidasi. Hal tersebut

mendorong semakin banyak dilakukan eksplorasi bahan dari alam sebagai sumber antioksidan.

Menurut Howard et al. (2002) sumber antioksidan terdapat pada berbagai sayuran, buah-buahan

dan rempah-rempahan. Potensinya terdapat pada komponen fenolnya. Kulit nenas diketahui

mengandung antioksidan berupa vitamin C, polifenol, plavonoid dan kuersetin. Menurut

Panovskai et al. (2005) senyawa flavonoid dan polifenol mempunyai aktifitas sebagai

antioksidan (Huda-Faujan et al. 2009), yang bersama-sama dengan vitamin C dan karotenoid

melindungi jaringan tubuh akibat stres oksidatif (Scalbert & Williamson, 2000).

Susu kambing merupakan salah satu bahan pangan yang kaya kandungan senyawa nutrisi

dan memiliki aktivitas biologi spesifik yang bersifat fungsional. Kelebihan susu kambing adalah

Page 10: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

10

mudah dicerna, mengandung asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA), asam lemak tak jenuh

jamak (PUFA) dan trigliserida rantai sedang yang lebih tinggi dari susu sapi, sehingga diketahui

memiliki manfaat terhadap kesehatan manusia khususnya mencegah penyakit kardiovaskuler dan

melancarkan saluran pencernaan (Haenlein, 2006).

Antioksidan sering ditambahkan ke dalam susu segar untuk meningkatkan kandungan

antioksidannya serta untuk mencegah atau memperlambat penurunan mutunya. Antioksidan

yang ditambahkan tersebut umumnya antioksidan sintetis yang dapat menghasilkan racun

sehingga akan mengganggu kesehatan konsumen.

Limbah industri dengan bahan baku dari nenas berupa kulit nenas berpotensi sebagai

bahan pakan ternak. Hal ini dapat dilihat dari produksi buah nenas di Indonesia yang meningkat

dari 1.273 ton tahun 2008 menjadi 1.558 ton pada tahun 2009 (Badan Pusat Statistik, 2010).

Buah nenas adalah buah yang banyak digunakan pada beberapa industri olahan pangan seperti

selai, sirup, sari buah, nektar serta buah dalam botol atau kaleng. Pengolahan tersebut

menghasilkan produk samping dalam jumlah besar. Produk samping tersebut terdiri dari bagian

bagian kujlit, bagian mata dan bagian hati. Pada proses pengalengan buah nenas bagian kulit dan

bonggol dibuang. Kulit yang diperoleh dari proses pengalengan sekitar 50 % dari bobot buah

nenas (Tahir et al., 2008). Diperkirangan dalam satu tahun dari setiap 1 hektar lahan yang

ditanami buah nenas akan dihasilkan sekitar 10 ton kulit nenas (Bo Gohl, 1981). Dari proses

pengalengan buah nenas menghasilkan kulit dan sisa irisan sebesar 60 – 80 % dari total bobot

nenas (Senik dan Idrus, 1978).

Potensi kulit nenas sebagai sumber antioksidan dalam pakan ternak, informasinya belum

ada. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang penggunaan serbuk kulit nenas sebagai pakan

suplemen yang mengandung antioksidan sehingga diharapkan dapat meningkatkan kandungan

antioksidan, menurunkan kolesterol dan meningkatkan kualitas susu kambing perah peranakan

etawah (PE).

Page 11: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

11

BAB II. STUDI PUSTAKA

2.1. Potensi Kambing PE

Salah satu jenis kambing perah yang sekarang ini mulai mendapat perhatian serius adalah

kambing peranakan etawah (PE) (Gambar 1.). Pemeliharaan kambing ini memberikan pengaruh

besar terhadap sistem pertanian pedesaan karena telah bedaptasi baik di sebagian besar wilayah

Indonesia. Kambing PE adalah hasil persilangan kambing etawah (jamnapari) dan kambing

kacang dengan proporsi genotipe yang tidak jelas. Jenis kambing ini memiliki ciri bentuk muka

cembung, telinga panjang menggantung, postur tubuh tinggi, panjang dan agak ramping

(Balitnak, 2004).

Kambing PE sudah banyak berkembang di Indonesia terutama di P. Jawa yang

pemeliharaannya ditujukan untuk peningkatan produksi susu. Hal ini disebabkan karena susu

kambing mempunyai khasiat untuk kesehatan, kecantikan dan meningkatkan gizi masyarakat

pedesaan melalui konsumsi susu dan daging kambing hasil produksi petani sendiri. Air susu

kambing PE memiliki sederet khasiat yang dapat mengatasi beberapa penyakit seperti gangguan

pencernaan, gangguan ginjal, migrain, hepatitis A, asma, darah tinggi, TBC, penyakit kulit,

perawatan kulit dan masih banyak lagi berbagai khasiat yang dikandung air susu kambing PE.

Dengan demikian secara nasional pengembangan ternak kambing dwiguna di Indonesia akan

membantu programpembangunan dibidang kesehatan disamping sebagai sumber pendapatan

baru sub sektor peternakan (Adiati et al., 2001).

Sodiq dan Abidin (2002) mendapatkan bahwa produksi susu kambing PE 0,45 – 2,2 liter/

ekor/ hari dengan panjang laktasi 92 – 156 hari. Tingkat produksi ini masih bisa ditingkatkan

dengan manajemen yang baik yaitu pemberian pakan tambahan dan pemilihan bibit yang

berkualitas. Moeljanto dan Wiryanto, 2002 menyatakan bahwa komposisi susu kambing

mendekati komposisi kimia air susu ibu (ASI) sehingga susu kambing dapat diberikan kepada

bayi yang baru lahir atau berumur kurang dari satu tahun sebagai pengganti air susu ibu. Susu

kambing juga dapat dikonsumsi tanpa dimasak terlebih duhulu dengan menjamin kebersihan

ambing, kandang dan alat pemerahan.

Page 12: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

12

Gambar 1. Kambing PE Betina

2.2. Pakan Kambing PE

Pakan untuk ternak perah menjadi faktor utama yang dapat mempengaruhi produksi dan

kualitas susu, bahkan dapat mempengaruhi kesehatan sapi baik fisik maupun reproduksi. Itulah

sebabnya pakan pada ternak perah harus sesuai dengan kebutuhan. Rekomendasi kebutuhan

nutrisi kambing perah (NRC, 1981) dapat dilihat pada Tabel 1

Kebutuhan zat gizi ternak perah sangat erat hubungannya dengan bobot hidup dan tingkat

produksi. Bahkan pada setiap bulan dalam masa laktasi selera makan ternak dapat berubah. Oleh

karena itu perlu pengaturan pemberian pakan pada awal dan akhir laktasi. Pada awal laktasi

biasanya akan terjadi neraca negatif karena zat makanan lebih banyak dikeluarkan ke dalam air

susu, feses serta urine dan jumlahnya melebihi jumlah yang diperoleh dari makanan. Dengan

demikian kekurangan zat makanan akan diambil dari tubuh sehingga ternak akan kehilangan

bobot badan. Hal ini tidak dapat dicegah meskipun dengan meningkatkan jumlah pemberian

pakan karena saat berproduksi dan setelah beranak, pakan diperlukan untuk pemulihan kondisi

tubuh ternak dan pertumbuhan anak. Sebaliknya pada akhir laktasi, diperlukan penambahan

jumlah pakan untuk mengantisipasi kehilangan bobot badan (Sutardi, 1981).

Pakan ternak perah secara umum terbagi atas dua kategori yaitu hijauan dan konsentrat.

Hijauan yang diberikan biasanya bersifat bulky, tinggi serat dan rendah kandungan energinya

seperti rumput pastura, silase, daun-daunan dan hijauan lainnya. Sedangkan konsentrat dapat

Page 13: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

13

tersusun dari jagung, gandum dan bahan lainnya yang merupakan sumber protein atau energi

tetapi rendah serat kasar ( Sudono et al., 2003). Rumput raja adalah satu diantara sekian banyak

jenis hijauan pakan yang biasa digunakan sebagai pakan kambing PE. Hijauan ini memiliki

kandungan gizi baik dan mudah ditanam sehingga menjadi pilihan dalam penyediaan hijauan

(Balitnak, 2004). Sedangkan Setiawan dan Tanius (2002) menyatakan bahwa secara umum

jenis pakan yang diberikan pada kambing PE terdiri dari tiga jenis yaitu pakan kasar, pakan

penguat dan pakan suplemen.

Tabel 1. Rekomendasi Kebutuhan Zat Gizi Kambing Perah

Status

Kebutuhan

Bahan Kering (kg) Protein Kasar (kg) TDN (kg)

BB 30 kg, Produksi susu

1 liter, kadar lemak 4 %

0,54 – 1,22

0,123 – 0,134

0,704 – 0,798

Sumber : NRC (1981)

Pakan suplemen dapat berfungsi sebagai pakan pemicu pertambahan bobot badan (PBB)

ternak rumunansia, juga meningkatkan populasi bakteri dalam rumen. Hal tersebut akan

merangsang ternak untuk meningkatkan jumlah konsumsi pakan sehingga akan meningkatkan

produksi (Kartadisastra, 1997). Menurut Hatmono dan Hastoro (1997) manfaat pemberian pakan

sulemen dari aspek fisiologis adalah ternak terhindar dari defisiensi vitamin dan mineral,

produksi dapat dipertahankan baik kualitas maupun kuantitas.

Menurut Rukmana, (2005) pemberian konsentrat ditambah pakan suplemen pada

kambing yaitu 2 kali sehari dengan pemberian selama 10 hari dalam 1 blok (1,5 kg). Pemberian

pakan konsentrat dan suplemen yang dilakukan 2 jam sebelum pemberian pakan hijauan akan

mampu meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik sehingga sangat berpengaruh

terhadap peningkatan produksi dan produktifitas ternak. Ditambahkan bahwa pakan konsentrat

dan suplemen merupakan sumber protein ( non- protein nitrogen), energi, dan mineral, dan

meningkatkan konsumsi zat-zat makanan dari pakan yang berserat tinggi.

Pemberian konsentrat dan suplemen akan dapat mempertahankan kontinuitas kualitas

pakan yang diperlukan oleh ternak. Hasil penelitian Balitnak (1997) yang dilaporkan Rukmana

(2005) menunjukkan bahwa kambing Peranakan Etawah (PE) yang diberi pakan tambahan

konsentrat dan UMB mencapai masa pubertas 20 hari lebih cepat dibandingkan dengan yang

Page 14: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

14

tidak mendapatkan pakan tambahan. Jika diberikan dengan frekuensi yang lebih tinggi akan

meningkatkan konsumsi pakan dan produksi susu. Ditambahkan dengan hasil penelitian Adiati

dkk. (2001) bahwa pemberian wheat pollard, dedak padi, bungkil kedele, molases, mineral top

mix, garam dapur dan kapur dalam pakan ternak kambing PE mampu dihasilkan produksi susu

rata-rata 2,8 – 3,0 kg/ekor/hari selama 3 bulan laktasi.

2.2.1. Kulit Nenas

Buah nenas (Ananas comosus L. Merr) merupakan salah satu jenis buah yang terdapat di

Indonesia, mempunyai penyebaran yang merata. Selain dikonsumsi sebagai buah segar, nenas

juga banyak digunakan sebagai bahan baku industri rumah tangga. Dari berbagai macam

pengolahan seperti selai, manisan, sirup, dodol dan lain-lain maka akan didapatkan kulit yang

cukup banyak sebagai hasil sampingan.

. Berdasarkan kandungan nutriennya, kulit buah nenas mengandung karbohidrat dan gula

yang cukup tinggi. Menurut Wijana, et al., (1991) kulit nenas mengandung 81,72 % air; 20,87 %

serat kasar; 17,53 % karbohidrat; 4,41 % protein. Mengingat kandungan karbohidrat yang cukup

tinggi tersebut maka kulit nenas memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan makanan

ternak.

Menurut Ginting et al (2005) kandungan bahan kering ampas nenas hasil pengolahan

buah nenas menjadi sari nenas relatif rendah yaitu 16,22 %. Proporsi terbesar limbah nenas

adalah karbohidrat yaitu berupa selulosa, hemiselulosa, hexosa, pentose dan pectin. Kandungan

serat kasar relatif tinggi dan merupakan faktor pembatas dan sulit dicerna.

Komposisi limbah nenas mencapai 40%, dimana didalamnya terdapat kandungan sisik

sebesar 5%. Sari nenas sebanyak 60% diolah hingga diperoleh konsentrat nenas (hasil akhir)

sebesar 10 – 12% dari sari buah (Sianipar et al., 2006). Besarnya persentase limbah kulit berkisar

antara 21,73 - 24,48 %, limbah mata berkisar antara 11,09 - 13,26 %, daging buah berkisar antara

45,24 - 48,00 %, dan limbah hati berkisar antara 16,43 - 17,48 % (Tahir et al., 2008).

Penelitian Ogwang dan Karua (1996) menunjukan bahwa pemberian kulit nenas dalam

bentuk tepung ad libitum pada kambing menghasilkan pertambahan bobot badan yang baik (60,0

g/h) dengan tingkat konsumsi yang tinggi. Penambahan suplemen protein sebanyak 80,0 g atau

160,0 g meningkatkan pertambahan bobot badan menjadi 81,0 g/h dan 84,0 g/h. Hasil penelitian

Page 15: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

15

ini mengindikasikan bahwa konsumsi energi dari kulit nenas masih mampu mendukung

pertambahan bobot badan yang lebih tinggi selama suplai protein mencukupi. Dengan kata lain,

kulit nenas merupakan bahan pakan sumber energi yang \potensial bagi ternak kambing.

Menurut Kurniawan, (2008) nenas memiliki kandungan air 90% dan kaya akan Kalium,

Kalsium, lodium, Sulfur, dan Khlor. Selain itu juga kaya Asam, Biotin, Vitamin B12, Buah

nanas juga mengandung vitamin (A dan C), Kalsium, Fosfor, Magnesium, Besi, Natrium,

Kalium, Dekstrosa, Sukrosa (gula tebu), dan Enzim Bromelain. Bromelain berkhasiat antiradang,

membantu melunakkan makanan di lambung, mengganggu pertumbuhan sel kanker,

menghambat agregasi platelet, dan mempunyai aktivitas fibrinolitik. Kandungan seratnya dapat

mempermudah buang air besar pada penderita sembelit (konstipasi). Mengkonsumsi sari buah

nanas akan meningkatkan protein dalam tubuh. Nanas juga dapat digunakan untuk mengurangi

dehidrasi. Nenas kaya dengan antioksidan dan fitokimia yang berkhasiat mengatasi penuaan

dini, wasir, kanker, serangan jantung, dan penghalau stres. Buah nanas mengandung vitamin C

dan vitamin A (Retinol) masing-masing sebesar 24,0 miligram dan 39 miligram dalam setiap 100

gram bahan. Kedua vitamin sudah lama dikenal memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang

mampu menghentikan reaksi berantai pembentukan radikal bebas dalam tubuh yang diyakini

sebagai dalang atau provokator berbagai penyakit. Hasil penelitian ilmiah menunjukkan

kandungan senyawa fenolik antara lain Myricetin, Quercitin, Tyramine, dan Ferulic Acid pada

buah nanas mampu meredam reaksi berantai radikal bebas dalam tubuh, yang pada akhirnya

dapat menekan terjadinya penyakit kanker. Berbagai antioksidan alami ini diyakini amat ampuh

menghentikan radikal bebas sehingga tak berkeliaran mencari asam lemak tak jenuh dalam sel.

Komposisi kimiawi limbah nenas menunjukkan potensi sebagai sumber energi,

sedangkan kandungan protein kasar sangat rendah. Pemanfaatan limbah nenas yang dikeringkan

sebagai pakan dasar akan dibatasi oleh konsumsi yang rendah jika pemberiannya dilakukan

secara tunggal. Rendahnya tingkat konsumsi ini diduga disebabkan oleh kandungan N yang

rendah, kandungan NDF atau kadar air bahan yang terlalu rendah atau kombinasi ketiganya.

Penggunaan limbah nenas sebagai pakan dasar menggantikan hijauan dapat dilakukan jika

digunakan dalam bentuk pakan komplit (Ginting, 2004). Ginting et al. (2005)

merekomendasikan bahwa tingkat substitusi optimal hijauan oleh ampas nenas adalah 25%,

namun dapat direkomendasikan tingkat substitusi sebesar 50 atau 75% apabila ketersediaan

Page 16: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

16

hijauan terbatas. Namun bila diekspresikan terhadap bobot hidup, konsumsi ransum pada semua

tingkat substitusi ampas nenas berkisar antara 3,5–3,8% bobot hidup.

2.2.2. Mineral - Antioksidan

Bioproses rumen dan pasca rumen harus didukung oleh kecukupan mineral makro dan

mikro. Mineral ini berperan dalam optimalisasi bioproses rumen dan metabolisme zat-zat

makanan. Pemberian mineral dalam bentuk organik dapat meningkatkan ketersediaannya

sehingga lebih dapat diserap dalam tubuh ternak (Muhtarudin, 2003). Mineral dalam bentuk

chilates dapat lebih diserap dalam proses pencernaan. Agensia chelating dapat berupa

karbohidrat, lipid, asam amino, fosfat dan vitamin. Dalam proses pencernaan chelates dalam

ransum memfasilitasi menembus dinding sel usus. Secara teoritis, chelates meningkatkan

penyerapan mineral (Muhtarudin dan Liman, 2006).

Antioksidan alami yang terdapat dalam bahan pangan dapat dikategorikan menjadi dua

golongan yaitu pertama golongan zat gizi yang terdiri dari vitamin (A, B, C, E), mineral (Zn, Cu,

Se) dan protein, kedua golongan zat non gizi yang terdiri dari senyawa fenol, flavonoid dan lain-

lain ( Bellville-Nabet, 1996).

1. Mineral Zn

Seng (Zn) adalah salah satu trace elemen yang secara biologis mempunyai fungsi

struktural, regulasi dan katalitik (Cousins, 1999).

Menurut King (2000) Zn dapat disimpan dalam bentuk metalloenzim (MT). dan

merupakan pemakan radikal bebas yang baik. MT merupakan protein intraseluler yang memiliki

ikatan kuat dengan Zn dan Cu. Sedangkan Se mereduksi senyawa peroksida, sehingga

menurunkan radikal bebas dalam tubuh (Linder, 1992).

Kebutuhan Zn ternak domba berkisar antara 17 – 32 ppm dalam BK ransum. Pada ternak

kadar Zn darah yang normal berkisar antara 0.8 – 1.2 µ g ml¯¹ namun variasi kadar Zn antar

individu sangat besar. Sedangkan kadar Zn pada darah domba berkisar antara 0.53 – 0.89 g ml¯¹

atau rata-rata 0.70 g ml¯¹. Konsentrasi Zn plasma atau serum darah domba menjadi indikator

penduga defisiensi Zn pada ternak.

Page 17: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

17

Zn berfungsi sebagai imunostimulator yaitu mampu meningkatkan sistem kekebalan.

Upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada sapi dianjurkan penggunaan Zn lebih tinggi

dibanding kebutuhan untuk pertumbuhan dan reproduksi (Liberman dan Bruning, 1990). Bires et

al. (1992) melaporkan bahwa aktifitas fisiologis meningkat dengan pemebrian Zn dimana terjadi

peningkatan jumlah monosit sebesar 14 % dan granulosit sebesar 86 %. Kelebihan atau

ketidakseimbangan mineral seperti Zn dapat menyebabkan rusaknya komponen sistem kekebalan

tubuh (Linder, 1992).

Pemberian suplementasi mineral dalam konsentrat diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan energi dan protein bagi ternak, yang pada gilirannyasetelah pasca rumen mampu

menyediakan nutrien bagi kelenjar ambing untuk produksi susu. (Sukarini, 2000). Suplementasi

mineral mikro Zn, Cu dan Mo dapat meningkatkan kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan

organik, meningkatkan nilai pH serta menurunkan kadar amonia (Supriyati, 1999).

Pada waktu melahirkan terjadi penurunan progesteron plasma dan peningkatan sekresi

prolaktin yang mengakibatkan meningkatnya enzim laktose sintetase untuk memulai terjadinya

sintesis laktosa. Laktosa bersumber dari hasil metabolisme terutama asam propionat dalam

rumen. Penambahan konsentrat termasuk ZnSO4 dapat menurunkan pH rumen dan

mengakibatkan peningkatan produksi lemak atsiri (VFA) secara keseluruhan dimana proporsi

asam propionat dan asam butirat meningkat nyata. Asam propionat merupakan sumber utama

pembentukan glukosa susu. Meningkatnya laktosa susu akan meningkatkan produksi susu karena

laktosa berperan mengatur aliran air atau tekanan osmose dalam kelenjar ambing.(Larson, 1985).

Pada kambing perah, Zn harus disuplai secara kontinyu sebab hanya sedikit yang dapat

disimpan dalam tubuh dalam bentuk tersedia atau siap pakai. Defisiensi Zn dapat menyebabkan

parakeratosis, pengeluaran saliva berlebihan, libido rendah, konsumsi menurun dan kehilangan

Page 18: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

18

bobot badan pada kambing. Kebutuhan minimum Zn per hari untuk kambing belum ditetapkan,

namun dosis 10 ppm merupakan batas paling minimum (NRC, 1981). Toksisitas akibat Zn

jarang terjadi, pada sapi perah kadar toksik sekitar 500 – 1500 ppm. Pada domba efek toksik

sekitar 100 mg/ hari (Howell, 1983).

2. Mineral Cu

Mineral Cuprum (Cu) diabsorpsi kurang baik oleh ruminansia. Umumnya hanya 1 – 3 %

Cu yang diabsorpsi oleh ternak ruminansia (McDowell, 1992). Absorpsi Cu berlangsung dalam

dua mekanisme yaitu bentuk jenuh dengan traspor aktif dan bentuk tidak jenuh dengan difusi

sederhana. Absorpsi Cu diatur oleh metalotionein yang sekali gus tempat berlangsungnya

interaksi antara Cu dan Zn di dalam usus halus (McDowell, 1992).

Sekitar 60 % Cu terikat dalam enzim superoksida dismutase sehingga merupakan ukuran

yang bagus bagi status Cu pada manusia, sapi, tikus dan mencit. Konsentrasi Cu hati dapat

digunakan sebagai indikator status Cu ternak yang cenderung defisien bila sangat rendah dan

keracunan bila sangat tinggi (Davis dan Mertz, 1987)

Hays dan Swenson (1984) menyatakan bahwa kebutuhan akan Cu dipengaruhi oleh level

mineral lainnya dalam ransum. Cu menjadi meningkat kebutuhannya pada rumiansia dengan

adanya level molibdenum yang tinggi. Rekomendasi umum bagi ternak ruminansia tidak dapat

dsibuat secara rasional tanpa mengacu pada konsentrasi Cu, Mo dan S padang rumput

(McDowell, 1992). Kendati demikian, untuk domba, NRC (1981) merekomendasikan angka

kebutuhan Cu 7 – 11 mg/kg.

Suplementasi Cu berbentuk Cu lisinat berpengaruh menurunkan pertumbuhan, sebaliknya

Zn, Cu proteinat mampu menghasilkan pertumbuhan terbaik pada domba. Oleh karena itu

suplemetasi Cu sebaiknya dalam bentuk Cu proteinat (Sutardi, 2001) NRC (1981)

merekomendasikan kebutuhan Zn dan Cu masing-masing 50 ppm dan 10 ppm.

2.2.3. Produkstifitas Kambing PE

Produktifitas ternak perah atau kemampuan untuk menghasilkan produk berupa susu

baik kualitas maupun kuantitas dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya genetik (spesies,

Page 19: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

19

bangsa, individu), masa laktasi, kesehatan ternak dan faktor lingkungan (makanan, iklim, teknik

pemerahan) (Walstra et al., 1999).

Susu adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar susu dari spesies mamalia selama masa

laktasi yaitu saat dimana kelenjar susu mensekresikan air susu. Kelenjar susu adalah suatu

kompleks organ yang tersusun atas membran basal, kapiler darah, lumen, sel mioepitel dan sel

sekretoris. Sel-sel tergabung dalam lobula alveoli, yang merespon dan bekerja harmonis selama

laktasi (Delaval, 2008).

Pembentukan susu dan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme keseluruhan dari sel sekresi,

didapat dari makanan yang dikonsumsi ternak dan diekstrak ke dalam darah (Walstra et al,

1999). Substrat utam yang diekstraksi dari darah oleh kelenjar susu ternak yang sedang laktasi

adalah glukosa, asam amino, asam lemak dan mineral. Pada ruminansia, asetat dan β-

hydroxybutyrate (BHBA) juga merupakan komponen substrat utama (Larson, 1985).

Jika pertumbuhan dan perkembangan kelenjar susu telah tercapai secara maksimum,

tingkat produksi susu selama laktasi ditentukan oleh penyediaan substrat sebagai pembemtuk

komponen air susu dan aktifitas sel epitel ambing. Upaya peningkatan produksi susu yang

dilakukan pada periode laktasi lebih ditekankan pada proses modulasi aliran substrat ke kelenjar

susu dan pemeliharaan jumlah sel melalui perlambatan involusi sel-sel epitel ambing. Peranan

hormon dalam modulasi aliran substrat ke kelenjar auau dan pengaruhnya pada produksi susu

telah banyak dilakukan. Hormon yang terlibat antara lain kortisol, insulin, glukagon, tiroksin,

prolaktin dan somatotropin susu (Manalu, et al., 2002).

Faktor pembatas dalam sintesis susu adalah ketersediaan substrat (terutama glukosa)

dalam sitosol sel epitel kelenjar susu (Manalu, et al., 2002).. ketersediaan glukosa dan asam

amino di dalam sitosol sel epitel kelenjar susu bergantung pada pergerakan zat-zat makanan

tersebut dari ektraseluler ke dalam sitosol. Glukosa merupakan metabolit utama sebagai prekusor

dari laktosa susu dan pada sapi perah diperlukan 85 % dari karbon laktosa berasal dari glukosa.

Kendala dalam peningkatan produksi susu antara lain akibat rendahnya fluks glukosa ke dalam

kelenjar ambing. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti et al. (2000) bahwa produksi susu yang

rendah pada kambing PE disebabkan oleh rendahnya fluks glukosa ke dalam kelenjar susu.

Page 20: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

20

Tabel 2. Variasi Komposisi Susu Beberapa Spesies Ternak dan Manusia

Spesies ternak Lemak Protein Laktosa Total Solid

Manusia¹

Sapi¹

Kambing¹

Domba²

Kuda²

Kerbau²

3,8

3,8

4,1

5,3

1,6

10,4

1,2

3,3

3,4

5,5

2,7

5,9

7,0

4,8

4,7

4,6

6,1

4,3

12,4

12,8

13,0

16,3

11,0

21,5

¹ Eddleman (2007)

² Bremel (2008)

Kambing memiliki komposisi susu yang cukup baik dibandingkan dengan komposisi

susu sapi bahkan setara dengan susu manusia. Hasil analisis komposisi susu dari beberapa

spesies ternak dan manusia memeprlihatkan bahwa ada perbedaan komposisi diantara spesies

(Tabel 2) dan setiap spesies memiliki keunggulan tersendiri dalam setiap komponen susu.

Perbedaan komposisi susu juga terlihat diantara individu ternak kambing PE. Menurut

Bremel (2008), variasi dalam komposisi susu dapat terjadi diantara individu dari satu spesies

ternak karena komposisi susu juga dipengaruhi oleh umur, bobot badan, pakan, lingkungan dan

kesehatan individu ternak.

Page 21: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

21

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

a. Tahap uji fitokimia serbuk kulit nenas. Tujuannya untuk melihat kandungan antioksidan

non gizi berupa senyawa kimia, steroid, tannin, flavonoid, fenolic, saponin dan

terpenoid

b. Analisis kandungan kolesterol darah kambing PE setelah diberi pakan suplemen yang

mengandung antioksidan

c. Analisis kualitas susu . Tujuannya untuk melihat kandungan kualitas susu kambing PE

berupa protein, lemak dan laktosa susu setelah diberi pakan suplemen yang mengandung

antioksidan

2. Manfaat Penelitian

a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi

perkembangan ilmu nutrisi antioksidan, khususnya pada ternak kambing perah.

b. Dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif teknologi pakan dalam meningkatkan

produktifitas ternak ruminansia khususnya ternak perah dalam menunjang

pembangunan peternakan.

Page 22: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

22

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Balai Penelitian Ternak (BPT) Ciawi Bogor dan IPB Bogor, mulai

bulan Januari sampai Juni 2011.

3.1. Pengadaan Tepung Kulit Nenas, Analisis Gizi dan Fitokimia

3.1.1. Bahan dan Peralatan Penelitian

Bahan dan alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah kulit nenas yang berasal dari

home industry Tangkit Kabupaten Muaro Jambi, alat pengering (oven) dan alat penggiling.

3.1.2. Metode Pembuatan Tepung Kulit Nenas

Penelitian pada tahap ini diawali dari pembuatan serbuk kulirt nenas. Pembuatan serbuk

kulit nenas dimulai dari pengumpulan kulit nenas yang terdiri dari kulit luar dan irisan nenas

yang bersisik, pengeringan sampai penggilingan kulit nenas yang sudah kering. Serbuk kulit

nenas tersebut dimanfaatkan untuk analisis kandungan nutrisi, fitokimia dan campuran pakan

perlakukan pada kambing PE laktasi yang diteliti. Kulit nenas yang dikumpulkan, dioven pada

suhu 40 – 50 ºC selama 2 – 3 hari. Setelah kering dilakukan penggilingan. Hasil penggilingan

dimasukkan ke dalam kantung hitam, kemudian dimasukkan dalam karung dan disimpan dalam

suhu kamar sebelum dibawa ke kandang penelitian BPT Ciawi Bogor. Sampel serbuk kulit nenas

untuk analsis komposisi gizi dan fitokimia diambil dari setiap hasil penggilingan.

3.1.3. Pengumpulan Data

Sampel untuk analsis kandungan gizi dan fitokimia serbuk kulit nenas diambil 300 gram

secara acak dari setiap pengeringan. Kandungan gizi sebuk kulit nenas dianalisis di laboratorium

Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB, sedangkan kandungan fitokimianya

dianalisis Laboratorium Pasca Panen Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen

Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian-Bogor.

Kandungan fitokimia secara kualitatif dianalisa di Laboratorium Fakultas Farmasi Unpad-

Bandung, kandungan fitokian secara kuantitatif di laboratorium Bio Farmaka FKH IPB-Bogor

Page 23: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

23

3.4. Respons Fisiologis Kambing Perah PE yang Mendapat Pakan Suplemen yang

Mengandung Antioksidan

3.4.1. Bahan dan Peralatan Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan plasma darah kambing perah PE. Alat yang digunakan

adalah tabung reaksi, alat suntik, tabung reaksi untuk menampung plasma. Setelah darah diambil

dari vena jugularis, kemudian sentrifuge untuk pengambilan plasma darah di lab BPT Ciawi

Bogor. Pengambilan plasma darah dilakukan untuk mendapatkan data kadar komponen kimia

darah yang menggambarkan kondisi fisiologis ternak. Komponen dalam darah diukur sebelum

dan sesudah diberi perlakuan. Penentuan komponen darah didasarkan pada asumsi bahwa

apabila terjadi penurunan atau perubahan komponen darah maka diduga ada gangguan kondisi

fisiologis ternak. Pengambilan darah mengikuti teknik yang direkomendasikan Suprayogi

(2004).

3.4.2. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan untuk mengetahui komponen darah yang didasarkan pada asumsi

bahwa apabila terjadi penurunan atau perubahan komponen darah maka diduga ada gangguan

kondisi fisiologis ternak.

Pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4

perlakukan dan 4 ulangan berdasarkan produksi susu.

R0 = (kontrol) = Rumput (70 %) + konsentrat (30 %)

R1 = R0 + 0,04 % antioksidan dalam pakan suplemen

R2 = R0 + 0,06 % antioksidan dalam pakan suplemen

R3 = R0 + 0,08 % antioksidan dalam pakan suplemen

Komponen darah yang dievaluasi terdiri dari :

a. Kolesterol darah

b. HDL

c. LDL

d. Trigliserida

Page 24: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

24

3.3. Kualitas Susu Kambing Perah PE dengan Pemberian Pakan Suplemen yang

Mengandung Antioksidan

3.3.1. Bahan dan Peralatan Penelitian

Penelitian dimulai dengan persiapan induk yang sedang laktasi II (beranak ke 2 ), serbuk

kulit nenas, rumput gajah, konsentrat komersil. Kandang yang digunakan adalah kandang

individu sebanyak 16 unit yang dilengkapi tempat pakan dan pipa air minum. Masa adaptasi

ransum perlakuan dilakukan selama 15 hari, Kegiatan ini dilaksanakan di kandang kambing PE

Balai Penelitian Ternak (BPT) Ciawi, Bogor.

3.3.2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan 16 ekor kambing perah Peranakan Etawah (PE) laktasi II

dengan produksi susu rata-rata 0,467 liter per ekor. Pakan utama yang diberikan adalah berupa

campuran rumput gajah dan konsentrat dengan perbandingan 3,5 : 0,5. Serbuk kulit nenas

sebagai sumber antioksidan yang berfungsi sebagai pakan suplemen dicampurkan kedalam

pakan konsentrat.

Rumput gajah dipotong sekitar 5 cm sebelum diberikan kepada ternak. Kulit nenas yang

digunakan adalah bagian kulit luar yang masih mengandung sedikit daging buah. Kulit nenas

diperoleh dari lokasi home industry desa Tangkit Kabupaten Muaro Jambi dengan tingkat

kematangan nenas sedang. Kulit nenas yang diberikan terlebih dulu dikeringkan dalan oven

pengering dengan temperatur sekitar 40-50 °C. Setelah kering dilakukan penggilingan sebelum

dicampurkan kedalam konsentrat.

Ternak dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan pakan, masing-masing 4 ekor dengan

menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) berdasarkan produksi susu.

R0 = (kontrol) = Rumput (70 %) + konsentrat (30 %)

R1 = R0 + 0,04 % antioksidan dalam pakan suplemen

R2 = R0 + 0,06 % antioksidan dalam pakan suplemen

R3 = R0 + 0,08 % antioksidan dalam pakan suplemen

Page 25: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

25

Tabel.3 . Komposisi Bahan Penyusun Ransum (gram)

Bahan Makanan

Ransum Perlakuan

R0 R1 R2 R3

Rumput gajah

Konsentrat :

Pollard

Onggok

B. Kedele

Molases

Mineral

Probiotik

3500

175

190

100

25

5

5

3500

175

190

100

25

5

5

3500

175

190

100

25

5

5

3500

175

190

100

25

5

5

Pakan Suplemen:

▪ Kulit nenas

▪ Mineral Zn

▪ Mineral Cu

0

0

0

150

-

-

150

25 ppm

10 ppm

200

25 ppm

10 ppm

-

Selama penelitian berlangsung dilakukan pemerahan susu untuk mendapatkan data

produksi susu. Pemerahan dilakukan satu kali sehari yaitu pagi hari jam 06.00 – 08.00 dengan

teknik pemerahan menggunakan metode seluruh tangan (whole hand). Pemerahan mulai

dilakukan 4 hari setelah partus..

Sebelum susu dianalisa, terlebih dahulu disimpan dalam lemari pendingin. Peubah yang

diamati terdiri dari :

1. Kadar Protein susu (%) diukur dengan menggunakan alat Lactoscope Cn – 23 yang telah

distandarisasi dengan metode Kjeldhal

2. Lemak susu (%) diukur menggunakan alat Lactoscope Cn – 23 yang telah distandarisasi

dengan metode Gerber

3. Laktosa susu dianalisis menggunakan metoda kalorimeter menurut Apriyantono (1989)

4. Antioksidan susu (Brand - Williams, et al. 1995)

5. Kolesterol susu

Analisis Data

Data kolesterol darah, antioksidan, kolesterol dan kualitas susu dianalisis dengan Anova

satu arah dengan menggunakan program SAS (SAS Institute Inc. North Caroline, 1988)

Page 26: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

26

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kandungan Gizi Pakan Perlakuan dan Fitokimia Serbuk Kulit Nenas

Lebih dari 4000 senyawa fenol (flavonoid, dan polifenol monophenols) ditemukan dalam

tumbuhan. Senyawa fenolik, seperti querecetin, rutin, narigin, catechine, asam caffeic, asam

galat dan asam klorogenat adalah senyawa dalam tanaman yang sangat penting. Jenis senyawa

fenolik merupakan faktor penting karena konsumsi ada dalam plasma dalam konsentrasi yang

tidak melebihi 10μM (Vinson et al., 2005). Hasil uji fitokimia pakan suplemen seperti tertera

pada Tabel 4.

Tabel 4. Komponen fitokimia pakan suplemen

No. Golongan Metabolit Sekunder Hasil

1. Alkaloid -

2. Flavonoid +

3. Polifenol +

4. Tanin -

5. Monoterpen dan Sesqiuterpen +

6. Triterpenoid -

7. Steroid +

8. Kuinon +

9. Saponin + Keterangan : (+) mengandung senyawa uji, (-) tidak terdeteksi

Dari Tabel 4 terlihat senyawa utama penyusun pakan suplemen adalah flavonoid,

polifenol, mopnoterpen dan sesqiuterpen, steroid, kuinon dan saponin. Flavonoid adalah

sekelompok senyawa polifenol tanaman yang tersebar luas dalam berbagai bahan makanan dan

dalam berbagai konsentrasi. Berbagai sayuran dan buah-buahan yang dapat dimakan

mengandung sejumlah flavonoid. Konsentrasi yang lebih tinggi berada pada daun dan kulit

kupasannya dibanding dengan jaringan yang lebih dalam (Winarsi, 2007).

Senyawa yang banyak berperan sebagai antioksidan adalah tanin dan flavonoid sedangkan

saponin berperan banyak sebagai anti agregasi platelet (Sastrohamijoyo, 1996). Antioksidan

adalah zat penting, yang memiliki kemampuan untuk melindungi tubuh dari kerusakan yang

disebabkan oleh radikal bebas yang diinduksi stres oksidatif. Berbagai antioksidan scavenging

radikal bebas ditemukan dalam sejumlah sumber makanan (Safaa et al., 2010). Aktifitas

antioksidan flavonoid tidak hanya melalui strukturnya, tetapi juga keberadaannya dalam

Page 27: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

27

membran. Efek proteksi flavonoid penting untuk diaplikasikan pada penyakit-penyakit yang

diakibatkan oleh radikal bebas (Saija et al., 1995).

Flavonoid adalah sekelompok besar senyawa polifenol tanaman yang tersebar luas dalam

berbagai bahan makanan dan dalam berbagai konsentrasi. Beberapa polifenol asal tanaman

mempunyai kemampuan sebagai antioksidan yaitu melindungi sel dari kerusakan oksidatif

(Young et al., 2003) dengan cara menetralkan oksidan reaktif (Ahmed & Beigh, 2009). Berbagai

sayuran dan buah-buahan yang dapat dimakan mengandung sejumlah flavonoid. Konsentrasi

yang lebih tinggi berada pada daun dan kulit kupasannya dibanding dengan jaringan lebih dalam

(Winarsi, 2007). Flavonoid mempunyai kemampuan sebagai antioksidan (Beecher, 2003; Zang

& Hamauzu, 2003).

Tabel 5. Kandungan nutrien pakan perlakuan pada kambing PE laktasi ke 2.

Zat Makanan

Ransum Perlakuan

R0 R1 R2 R3

Bahan Kering (%)

Protein Kasar (%)

Lemak (%)

Serat Kasar (%)

Zn/(ppm)

Cu/(ppm)

Abu

Ca

P

BETN

ADF

NDF

Selulosa

Hemiselulosa

Lignin

87,93

10,58

2,94

21,96

10,38

1,35

10,46

0,61

0,5

41,99

29,64

61,89

19,82

-

6,63

88,12

11.40

3,23

23,73

11,87

1,56

11,17

0,69

0,53

55,42

31,89

68,08

21,77

3,93

7,22

88,12

11.40

3,23

23,73

36,87

11,56

11,17

0,69

0,53

55,42

31,89

68,08

21,77

3,93

7,22

88,18

11.67

3,33

24,31

37,36

11,63

11,41

0,72

0,54

59,89

32,64

70,14

22,41

5,24

7,42

Selain flavonoid, pakan suplemen juga mengandung antioksidan lain yaitu vitamin C dan

beta karoten. Sebagai antioksidan, vitamin C bekerja sebagai donor elektron dengan cara

memindahkan satu elektron ke senyawa logam Cu (Levine, et al., 1995; Padayatty et al., 2003)

yang dapat mencegah kerusakan sel dari oksidasi lemak (Evans, 2000). Berdasarkan kandungan

antioksidan, dapat dinyatakan pakan suplemen dalam ransum kambing PE sebagai sumber

antioksidan. .

Page 28: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

28

2. Kandungan Kolesterol Darah Kambing PE

Hasil pengukuran kadar kolesterol total darah kambing PE menunjukkan bahwa perlakuan

berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap kolesterol total HDL, LDL dan trigiserida.

Perlakuan R2 dan R3 lebih tinggi dari R0 dan R1.Terdapat kecendrungan yang sinergis antara

tinggi atau turunnya kadar kolesterol total dengan kadar LDL dan trigliserida tetapi sebaliknya

kadar HDL rendah. Hal ini disebabkan karena sebanyak 65 % kolesterol (Muchtadi et al, 1993)

Hasil fitokimia menunjukan bahwa pakan suplemen mengandung bahan aktif baik

senyawa fenol maupun non fenol yang berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mencegah

peningkatan kadar kolesterol total dan LDL. Menurut Naidu & Thippeswamy (2002) senyawa

fenol dan non fenol selain berperan sebagai antioksidan juga berperan dalam mencegah

terjadinya oksidasi LDL. Ditambahkan Winarsi (2007) fenol mempunyai efek kardioprotektif

yaitu antioksidan yang sangat kuat. Senyawa fenol mampu mencegah oksidasi LDL 20 kali lebih

kuat dibanding vitamin E.

Tabel 6. Kolesterol darah kambing PE dengan pemberian pakan suplemen

Parameter Minggu Perlakuan Rata-rata

R0 R1 R2 R3

Kolesterol Total

0 4

8

138,72±7,35 140,84±1,87 141,78±4,39

134,79±2,76 133,31±0,56

132,55±0,96

139,44±6,88 136,76±2,60

136,74±0,31

124,27±5,56 120,54±1,57 121,18±9,13

134.81±7,53 133,11±8,93 132,01±7,67

Rata-rata 138,4±5,64 a 133,46±1,45a 137,65±3,98a 121,99±3,67b

HDL

0 4

8

43,66±1,96 43,10±2,79 42,89±2,49

39,19±0,27 41,75±3,15 41,06±1,98

39,26±0,96 44,39±4,21 44,21±4,18

36,69±0,89 38,01±0,44 39,14±2,71

40,92±1,31 43,08±1,32 44,82±2,84

Rata-rata 43,22±2,75 a 40,67±2,09a 42,62±3,23a 37,95±1,19b

LDL 0 4

8

60,78±1,31 61,01±1,35 60,26±7,18

86,93±7,16 80,16±6,19 80,33±7,65

91,67±1,86 86.79±4,35 82,40±2,59

89,67±5,75 81,85±2,25 78,76±1,83

81,26±1,41 83,21±4,09 80,18±1,61

Rata-rata 60,68±4,97a 82,47±6,45b 86,95±3,79 b 83,43±4,32 b

Trigliserida 0 4

8

131,71±2,81 132,48±10,05 133,99±10,06

129,92±9,01 127,22±8,96 128,42±10,29

123,96±1,84 128,91±2,43 126,93±3,81

109,52±2,74 119,75±12,11 120,14±13,01

123,77±10,06 127,09±5,36 120,14±5,69

Rata-rata 132,73±8,66a 128,52±9,29b 126,60±2,56b 116,47±11,98c Keterangan : superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata (P<0.05)

Page 29: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

29

Hasil analsis keragaman pada penelitian ini memperlihatkan bahwa perlakuan

memberikan pengaruh yang nyata (P< 0,05) terhadap semua peubah. Penurunan kolesterol

total, LDL dan trigliserida yang lebih rendah dan peningkatan HDL terjadi pada perlakuan R3

masing-masing menjadi sebesar 121,18±9,13 mg/dL, 78,76±1,83 mg/dL, 120,14±13,01 dLdan

pada HDL (39,14±2,71 mg/dL) karena peran dari plavonoid yang dikandung pakan suplemen

dalam meredam radikal bebas dapat mencegah oksidasi dan menurunkan kolesterol. Kinsella et

al. (1993) melaporkan bahwa plavonoid yang terdapat dalam tanaman pangan dapat berfungsi

sebagai antioksidan. Hal ini berkaitan dengan kemampuannya untuk menangkal radikal bebas

dan radikal peroksi sehingga efektif dalam menghambat oksidasi terutama senyawa lipid dan

pada akhirnya dapat menurunkan kolesterol.

Dalam pakan suplemen dilakukan suplementasi mineral antioksidan berupa Zn dan Cu.

Menurut King (2000) Zn dapat disimpan dalam bentuk metallotioninyang merupakan pemakan

radikal bebas. Metallotionin merupakan protein intraseluler yang memiliki ikatan kuat. Engle

dan Spears (2000) melaporkan bahwa pemberian 10 - 20 mg Cu / kg DM dengan tingginya

konsentrat dalam pakan yang mengandung 4,9 mg Cu / kg DM dapat menurun kolesterol

serum dan lemak sapi Angus. Solaiman et al. (2006) menambahkan bahwa suplementasi Cu

100 mg/hari merobah profil lipid serum, penurunan lemak karkas anak kambing yang diberi

pakan tinggi konsentrat. Penurunan lemak pada karkas memiliki manfaat kesehatan bagi

manusia. Engel et al (2001) memberi alasan bahwa Cu merangsang sintesis kolesterol pada hati.

Metabolisme kolesterol dipengaruhi juga oleh genetik dan jenis kelamin. Kolesterol plasma juga

dipengaruhi oleh interaksi yang kompleks dari metabolisme dalam tubuh seperti penyerapan oleh

usus, sintesis serta metabolisme pada pada hati, pembuluh darah dan perifer.

1. Kualitas Susu Kambing PE

Pada Tabel 7 terlihat bahwa kandungan antioksidan susu tidak dipengaruhi (P>0.05) oleh

perlakuan pakan suplemen, tetapi perlakuan memberian pengaruh yang nyata (P<0.05) terhadap

kadar kolesterol susu Kisaran antioksidan susu pada penelitian ini adalah 30.968 – 33.893

mg/100 ml, kisaran kolesterol 3.519 – 4.178 mg%. Terlihat bahwa antioksidan susu tertinggi dan

kandungan kolesterol susu terendah pada perlakuan R3 yaitu pemberian pakan suplemen yang

mengandung antioksidan sebesar 0,08 %. Disimpulkan bahwa disamping kandungan zat aktif

Page 30: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

30

yang terdapat dalam pakan suplemen berupa flavonoid dan polifenol, juga mineral antioksidan

yang ada dalam pakan suplemen memilki peranan dalam menurunkan secara nyata kolesterol

susu dibanding perlakuan lain. Hasil penelitian Engle et al (2001) suplementasi 10 – 40 Cu

mg/kg BK menghasilkan kadar lemak dan protein yang tidak berbeda dengan kontrol.

Tabel 7. Pengaruh pakan suplemen yang mengandung antioksidan terhadap antioksidan

(mg/100 ml), kolesterol (mg %), protein (%), lemak (%) and laktosa (%) susu.

Perlakuan

Peubah SE

R0 R1 R2 R3

Antioksidan 30.968 31.263 33.670 33.893 1.89

Kolesterol 4.209a 4.178

a 3.664

b 3.519

b 0.30

Protein 3.427a 3.433

a 3.772

a 3.783 0.24

Lemak 6.292 6.422 6.457 6.725 0.31

Laktosa 4.584a 4.796

a 5.229 5.616

b 0.41

Keterangan : Nilai dengan superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda sangat nyata

(P<0,01).

Kualitas susu sangat menentukan nilai jual susu terutama kadar lemak. Dilihat dari hasil

penelitian, pada perlakuan R3 lebih tinggi dibanding penelitian yang dilakukan Eddleman (2007)

dan Mateljan (2008) terhadap kadar protein susu (4.23% vs 3,40% dan 3.56%) dan laktosa susu

(5.616% vs 4.70% dan 4.45%) dan kadar lemak susu (6.725 vs 4.10% dan 4.14%). Faktor yang

menjadi penyebab perebedaan ini adalah faktor genetik dan pakan. Menurut Haenlein (2002),

pengaruh genetik terhadap komposisi gizi susu memiliki nilai heritability 50 %. Dengan kata

lain 50 % tinggi rendahnya komposisi gizi susu ditentukan oleh faktor makanan dan tatalaksana.

Apabila makanan dan tatalaksana yang diberikan pada kambing perah baik maka komposisi zat

gizi susu akan lebih baik. Bruhn (2006) menambahkan bahwa jenis pakan mempengaruhi

komposisi gizi susu yang dihasilkan ternak serta kualitas pakan akan mempengaruhi

metabolisme dalam tubuh ternak sehingga akan mempengaruhi ketersediaan energi dan zat gizi

untuk sintesis komponen susu.

Hasil analisis menunjukan bahwa pemberian pakan suplemen yang mengandung

antioksidan nyata mempengaruhi (P<0,05) protein dan laktosa susu tetapi tidak nyata (P>0.05)

mempengaruhi kadar lemak susu. Kadar protein dan kadar laktosa susu tertinggi terdapat pada

perlakuan R3 yaitu pemberian pakan suplemen yang mengandung antioksidan 0,08 % yang

Page 31: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

31

disuplementasi mineral antioksidan Cu dan Zn didaptkan kisaran kandungan protein susu 3.427

– 4.253 % dan kandungan kadar laktosa susu 4.584 – 5.616 %. Pada Tabel 2 terlihat kadar

lemak susu cenderung paling tinggi pada perlakuan R3. Hal ini menunjukan bahwa zat aktif yang

terdapat pada pakan suplemen berupa plavonoid dan polifenol dapat melindungi asam lemak dari

oksidasi (Zielinska et al., 2001), karena senyawa ini mempunyai kemampuan menurunkan

pembentukan radikal bebas dan menangkap radikal bebas yang dapat menyebabkan

terdegradasinya asam lemak. Dengan terlindunginya asam lemak dari oksidasi (Pazos et al.,

2005; Juntachote et al., 2007) menyebabkan tingginya kadar lemak pada perlakuan R3.

Page 32: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

32

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian pakan suplemen yang

mengandung antioksidan pada kambing perah PE dapat menurunkan (P<0.05) kandungan

kolesterol, HDL dan trigliserida plasma darah, kolesterol susu (3.519 – 4.209 mg%) dan

meningkatkan (P<0.05) laktosa susu (5,275 – 5,594 %). namun tidak memberikan (P>0.05)

terhadap protein (3,427 – 3,725 %), lemak (6,292 - 6,7250 %),dan antioksidan susu (35,580 -

37,733 mg/100 ml). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian pakan suplemen yang

mengandung antioksidan sebanyak 0,08 % memberikan respon fisiologis dan kualitas susu yang

terbaik.

Saran

Untuk lebih meningkatkan kandungan antioksidan dalam pakan suplemen disarankan

pemberiannya ditambahkan tanaman herbal yang mengandung antioksidan yang tinggi.

Page 33: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

33

DAFTAR PUSTAKA

.

Adiati,U., I.K. Sutama, D. Yulistiani, I.G.M. Budiarsono. 2001. Pemberian Kosentrat dengan

level protein yang berbeda pada induk kambing PE selama bunting tua dan laktasi.

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Bogor.

Afandi, I. 2007. Susu Kambing Etawah. Jakarta, FF. Farm

Ahmed S. & S.H. Beigh. 2009. Ascorbic acid, carotenoid, total phenolic and antioxidant activity

of various genotypes of Brassica Oleracea encephala. J. Med. Biol. Sci. 3:1-8.

Astuti, D.A., D. Sastradipradja, T. Sutardi. 2000. Nutrient balance and glukose metabolism of

female growing, late pregnant and lactating Etawah cross breed goats. Asian-Aust J.

Anim Sci. 13: 1068 – 1075.

Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Indonesia, Jakarta, BPS

Balai Penelitian Ternak. 2004. Kambing Peranakan Etawah, Kambing Perah Indonesia, Bogor :

Puslitbang Deptan.

Beecher, G. R. 2003. Overview of dietary flavonoids: Nomenclature, occurrence and intake. J.

Nutr. 133: 3248S-3254S.

Belleville-Nabet, F. 1996. Zat Gizi Antioksidan Penangkal Senyawa Radikal Pangan dalam

Sistem Biologis dalam Prosiding Seminar Senyawa Radikal dan Sistem Pangan: reaksi

Biomolekuler, Dampak Terhadap Kesehatan dan Penangkalan. CFNS-IPB dan Kedutaan

Besar Perancis-Jakarta.

Bo Gohl. 1981. Tropical Feeds. International Foundation for Science Stocholm Sweden. Food

and Agriculture Organization of The United Nation, Rome. 95 – 96 pp. 288-289.

Bremel, R.D. 2008. Biology of Lactation. London. W.H. Freeman and Co.

http://www.classes.ansci.uiuc.edu/ansc438/Milkcompsynth

Bruhn, J.C. 2006. Dairy Goat Milk Composition. Colorado: Agriculture Research Service,

Departement of Agricultural. http://www.goatworld.com.

Chevalier, F., J. M. Chobert, C. Genot, and T. Haertle. 2001. Scavenging of free radicals

antimicrobial, and cytotoxic activities of the Maillard reaction products of β-

lactoglobulin glycated with several sugars. J. Agric. Food Chem. 49:5031–5038.

Cousin, R.J. 1996. Zinc. Di dalam Ziegler EE, Filer LJ Editor. Present Knowledge in Nutrition,

Washington DC: ILSI Press.

Page 34: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

34

DeLaval. 2008. Milking Technology di dalam DeLaval Editor. The Lactating Dairy Cow. USA.

DeLaval Publishing.

Devendra C, Burns, M. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Harya Purta IDK,

penerjemah, Bandung ITB. Tejemahan dari Goat Production in the Tropics.

Eddleman, H. 2007. Composition of Human, Cow and Goat Milks. St Palmyra Indiana: Indiana

Biolab. http://www.disknet.com/indiana_biolab/b120a.htm

Elias, R. J., D. J. McClements, and E. A. Decker. 2005. Antioxidant activity of cysteine,

tryptophan, and methionine residues in continuousphase β-lactoglobulin in oil-in-water

emulsions. J. Agric. Food Chem. 53:10248–10253

Engle, T. E., V. Fellner, and J. W. Spears. 2001. Copper status, serum cholesterol, and milk fatty

acid profile in Holstein cows fed varying concentrations of copper. J. Dairy Sci.

84:2308–2313.

Evans, W.J. 2000. Vitamin E, vitamin C and exercise. Am. J. Clin. Nutr. 72: 647S-652S

Ginting, S.P. 2004. Tantangan dan peluang pemanfaatan pakan lokal untuk pengembangan

peternakan kambing di Indonesia. Loka Penelitian Kambing Potong. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Peternakan.

-----------------, R. Krisnan dan A. Tarigan. 2005. The Substitution of Forages with Pineapple

Wastes in Complete Feed for Goats. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan

Veteriner.

Haenlein GFW. 2002. Composition of Goat Milk and Factors Affecting It. Di dalam Haenlein

GFW Editor. Feeding Goats for Improved Milk and Meat Production. USA.

Departement of Animal and food Science University of Delaware .

Haenlein GFW. 2004. Goat Milk in Human Nutrition. Didalam Haenlein GFW Editor. Feeding

Goats for Improved Milk and Meat Production. USA. Departement of Animal and food

Science University of Delaware.

Haenlein GFW. 2008. Factor Influencing Production Improvement. Didalam Haenlein GFW

Editor. Feeding Goats for Improved Milk and Meat Production. USA. Departement of

Animal and food Science University of Delaware.

Hatmono,H., I. Hastoro. 1997. Urea Molases Blok. Pakan Suplemen Ternak Ruminansia. , PT.

Trubus Agriwdya, Ungaran.

Hernandez-Ledesma, B., A. Da´ valos, B. Bartolome´, and L. Amigo. 2005. Preparation of

antioxidant enzymatic hydrolysates from α-lactalbumin and β-lactoglobulin.

Identification of active peptides by HPLC-MS/MS. J. Agric. Food Chem. 53:588–593.

Page 35: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

35

Howard, L.R., N. Pandjaitan, T. Morelock dan M.I. Gil. 2002. Antioxidant capacity and phenolic

content of spinach as affected by genetics and growing season. J. Agric. Food Chem.

50: 5891 - 5896.

Huda-Faujan, N., A. Noriham, A. S. Norrakiah & A. S. Babji. 2007. Antioxidative activities of

plants methanolic extracts of Malaysian herbs. ASEAN Food J. 14: 61-68.

Juntachote, T., E. Berghofer, S. Siebenhandl & F. Bauer. 2007. Antioxidative effects of added

dried holy basil and its ethanolic extracts on susceptibility grounds pork to lipid

oxidation. Food Chem. 100:129-135.

Kartadisastra, H.R. 1997. Tatalaksana dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia. Kanisius,

Jogjakarta.

King, J.C. 2000. Determinants of maternal zinc status during pregnancy. American Jurnal of

Clinical Nutrition. 71:1334 – 1343.

Kinsella, J.E., E. Frankel, B. German dan J. Kanner. 1993. Possible mechanism for the protective

role of antioxidant in wine and fruits juice. J. Agric. Food Tecnol. 4: 85-89.

Kurniawan, F. 2008. Sari buah nenas kaya manfaat. Sinar Tani Edisi 13 – 19 Agustus 2008.

Larson, BL. 1985. Biosynthesis and Cellular Secretion of Milk. Di dalam : Larson BL. Editor.

Lactation. Iowa: Iowa State Press.

Levine, M, K.R. Dhariwal, R.W. Welch, Y. Wang dan J.B. Park. 1995. Determination of

Optimal Vitamin C Requirements in Human. Dalam The American Journal of Clinical

Nutrition. 62 (Suppl): 1347 S-1356S.

Linder, M.C. 1992. Nutrisi dan Metabolisme Vitamin Dalam Biokimia Nutrisi dan

Metabolisme, hlm : 119-344 (M.C. LINDER, diterjemahkan oleh A. Parakkasi & A.Y.

Amwila). Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Liu,H. C., W. L. Chen, and S. J. T. Mao. 2007. Antioxidant Nature of Bovine Milk β

Lactoglobulin. J. Dairy Sci. 90:547–555

Manalu, W., D.A. Astuti, B. Kiranadi. 2002. Setelah pertumbuhan kelenjar Susu dan Perbaikan

Nutrisi, apakah ada Harapan Pada Regenerasi Sel Epitel dan Peningkatan Transport Zat-

zat makanan Pada membran Sel Epitel Klenjar Susu untuk meningkatkan Sintesis Susu ?.

Makanah Seminar, Fakultas kedokteran hewan, Institut Pertanian, Bogor. Hal; 5 – 28.

Mateljan G. 2008. Milk Goat. USA: The GM Foundation. http://www.dairygoat.com

Page 36: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

36

Moeljanto, R.D. dan B.T.W. Wiryanta. 2002. Khasiat Dan Manfaat Susu Kambing, Susu Terbaik

Dari Hewan Ruminansia. Agro Media Pustaka. Tanggerang.

Muchtadi D. N.S. Palupi dan M. Astawan. 1993. Metabolisme Gizi: Sumber, Fungsi dan

Kebutuhan bagi Manusia. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Muhtarudin dan Liman. 2006. Penentuan tingkat penggunaan mineral organik untuk

memperbaiki bioproses rumen pada kambing secara in-vitro. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian

Indonesia. Vol. 8 No2. Hal 132 - 140

Muhtarudin. 2003. Pembuatan dan penggunaan Zn-Proteinat dalaam ransum untuk

meningkatkan nilai hayati dedak gandum dan optimalisasi bioproses dalam pencernaan

ternak kambing. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. Vol. III (5): 385—393.

Naidu K.A. dan N.B. Thippeswamy. 2002. Inhibition of human low density lipoprotein oxidation

by active principles from spice. Mol Cell Biochem. 229: 19 – 23.

National Research Council. 1981. Nutrient Requirement of Goat. National Academy Science.

Washington, D.C.

Oguang, B.H., dan S.K. Karua. 1996. The effect of supplement of crop residues and agro-

industrial byproducts on the growth performances of Swazi goats. In: S.H.B. Lebbie and

E. Kagiuni (Eds.) Small Ruminant Research and Developmentr in Africa. Proc. 3th

Biennial Conference of the African Small Ruminant Research Network. ILRI, Nairobi.

Kenya.

Padayatty, S. J., A. katz, Y. Wang, P. Eck, O. Kwon, J-H. Lee, S. Chen, C. Corpe, A. Dutta, S.

K. Dutta & M. Levine. 2003. Vitamin C as an antioxidant: Evaluation of its role in

disease prevention. J. Am. Coll. Nutr. 22: 18-35.

Panovskai, T. K., S. Kulevanova & M. Stefova. 2005. In vitro antioxidant activity of some

Taucrium species Lamiaceae. Acta Pharm. 55:207-214.

Pazos M., J. M. Gallardo, J.L. Torres & I. Medina. 2005. Activity of grafe polyphenols as

inhibitor of the oxidation of fish lipids and frozen fish muscle. Food Chem. 92:547-557.

Rukmana, H.R. 2005. Silase dan Permen Ternak Ruminansia. Penerbit Kanisius, Jogjakarta.

Safaa Y. Qusti, Ahmed N. Abo-khatwa and Mona A. Bin Lahwa. 2010. Screening of antioxidant

Activity and Phenolic Content of Selected Food Items Cited in the Holly Quran.

Department of Biochemistry- King Abdulaziz University- Jeddah, SA.

Saija, A., M. Scalese, M. Lanza, D. Marzullo, F. Bonina dan F. Castelli, 1995. Falavonoids as

Antioxidant Agents: Importance of Their Interaction with Biomembranes dalam Free

Radical Biology and Medicine. 19 (4): 481-486.

Page 37: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

37

SAS. 1988. SAS/STAT User’s Guide (Release 6.03 Ed.) SAS Institute Incorporation Cary. North

Carolina.

Scalbert A. & G. Williamson. 2000. Dietary intake and bioavaibility of polyphenols. J. Nutr.

130: 2073S-2085S.

Senik, G. and A.Z. Idrus. 1978. Chemical treatmen of pineapple baran for improving digestibility

and utilization. In: Devendra, C and R.I. Hutagalung (Eds). Feedstuff for Livestock in

South East Asia. Malay. Soc. Anim. Prod. Pp 200-207.

Setiawan, T. Dan A.Tanius. 2002. Beternak Kambing Perah Peranakan Ettawa Penebar

Swadaya, Jakarta.

Sianipar, J., R. Krisnan, K. Simanjutak dan L.P. Batubara. 2006. Evalusi Tiga Jenis Limbah

Pertania Sebagai Pakan Kambing Potong. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan

Veteriner 2006

Sodiq, A. dan Z. Abidin. 2002. Kambing Peranakan Etawah Penghasil Susu Berkhasiat Obat.

Agro Media Pustaka, Tanggerang.

Solaiman, S.G., C. E. Shoemaker, W. R. Jones and C. R. Kerth

.

2006. The effects of high

levels of supplemental copper on the serum lipid profile, carcass traits, and carcass

composition of goat kids. J. Anim. Sci. 84:171-177

Sudono A., R.F. Rosdiana, B.S. Setiawan. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif. Jakarta:

Agromedia, Jakarta.

Sukarini, I.D.M. 2000. Peningkatan kinerja laktasi sapi Bali beranak pertama melalui perbaikan

mutu pakan. Disertasi. Program Pasca Sarjana IPB, Bogor.

Supriyati, D, Yulistiani, Wina dan B. Haryanto. 1999. Suplementasi mineral mikro dalam upaya

peningkatan produktifitas domba. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. Hal : 11 – 30.

Sutardi, T. 1981. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya. Bogor. Departemen Ilmu Makanan

Ternak, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Tahir, I., S. Sumarsih, dan S. D. Astuti. 2008. Kajian Penggunaan Limbah Buah Nenas Lokal

(Ananas comosus, L) Sebagai Bahan Baku Pembuatan Nata. Seminar Nasional Kimia

XVIII, Jurusan Kimia FMIPA UGM, Yogyakarta

Vinson, J. A., Zubik, L., Bose, P., Samman, N. and Proch, J.,2005. Dried fruits: excellent in vitro

and in vivo antioxidants. Journal of the American College of Nutrition, 24(1): 44-50.

Walstra P. 1999. Dairy Technology, New York: Marcel Dekker Inc.

Page 38: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

38

Wijana, S., Kumalaningsih, A. Setyowati, U. Efendi dan N. Hidayat. 1991. Optimalisasi

Penambahan Tepung Kulit Nanas dan Proses Fermentasi pada Pakan Ternak terhadap

Peningkatan Kualitas Nutrisi. ARMP (Deptan). Universitas Brawijaya. Malang.

Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Potensi dan aplikasinya dalam

kesehatan. Penerbit Kanisius.

Young, K. H., O-H. Kim & M-K Sung. 2003. Effects of phenol-depleted and phenol-rich diets

on blood markers of oxidative stress and urinary exretion of quercetin and kaempferol

in healthy volunteers. J. Am Coll. Nutr. 22:217-223.

Zhang, D & Y. Hamauzu. 2003. Phenolic compounds, ascorbic acid, carotenoids and antioxidant

properties of green, red and yellow bell peppers. J. Food Agric. Environ. 1:22-27.

Zielinska, M., A. Kostrzewa, E. Ignatowicz & J. Budzianowski. 2001. The flavonoid, quercetin

and isorhamneti, 3-0-acylglucosides diminish neutrophil oxidative metabolism and

lipid peroxidation. Acta Biochim. Pol. 48:183-189.

Page 39: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

39

Gambar 1. Penimbangan mineral antioksidan Gambar 2. Ternak kambing PE perlakuan

Gambar 3. Pengadukan pakan suplemen Gambar 4. Pemberian konsentrat pada kambing

Gambar 5. Kambing sedang mengkonsumsi konsentrat yang mengandung pakan suplemen

Page 40: LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II HIBAH BERSAING 2.pdf · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN II EVALUASI PAKAN SUPLEMEN SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

40

Gambar 6. Pengambilan darah kambing Gambar 7. Pemerehan susu kambing

Gambar 8. Pengurutan ambing sebelum diperah Gambar 9. Pengambilan sampel susu untuk analisa