LAPORAN PENELITIAN KONSEP KEPEMIMPIN.AN DALAM SISTEM BUDAYA JAWA UGM Nomor 7 OLEH: R. PARMONO DILAK.SANAKAN ATAS BIAYA C Dana Penunjana Pendiditan Uninnitas Gadjab Mada Dcnalln Perjanjian Pelakaaoaao Penelitian : No. UGM/401/M/08/04 Tao"al 11 Jaoaari 1983 TAS Fll SA FAT UNIVERSITAS GADJAH MADA DEPAr.TEMEi\1 PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 1 9 8 8
88
Embed
LAPORAN PENELITIAN · haticu1. dan 11 harapan11 LL'I1tuk mengantarkan masyarakat pendu~ kungnya pac1a peningkatan harkat martabat kemanusiaannya sel ar as dengan nilai-nilai dan norma-norma
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PENELITIAN
KONSEP KEPEMIMPIN.AN DALAM SISTEM BUDAYA JAWA
UGM
Nomor 7
OLEH:
R. PARMONO
DILAK.SANAKAN ATAS BIAYA C
Dana Penunjana Pendiditan Uninnitas Gadjab Mada Dcnalln ~urat Perjanjian Pelakaaoaao Penelitian : No. UGM/401/M/08/04 Tao"al 11 Jaoaari 1983
F~KUL TAS Fll SA FAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
DEPAr.TEMEi\1 PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
1 9 8 8
------
... LA PO RAN PENELITIAN
t . .
)-- j.:' I
l c;~ '~ Pa :"
c ·I
KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM Sl&TEM BUDAY.A JAWA
Nomor 7
. ... I
f
OLEH:
R. PARMONO
DILAK.SANAKAN ATAS BIAYA :
Dana Penunjang Pendidikan Univsrsitas Gadjah Mada Den&an Surat Perjanjian Pclaksanaan Pcnelitian : No. tJGM/401/M/08/04 Tanggal 11 Jaauari 1988
FAKUL TAS FILSAFAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
DEPA RTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
1 9 8 8
JUDUL PENELITIA.N
NAlVIA PENELITI
FAKULTAS
JUH.US.AN
BIDANG ILMU
J U D U L
KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM SIS
TBM BUDAYA JAWA
DRS . R. P ARMONO
FILSAFAT
UNIVBRSITAS GADJAH MADA
FIL3AB,A'r TilVIUR
FILSAFAT NILAI
- i -
•
:PR.AKATA
Penelitiru1 ini dilaksanakan dalrun rangka menggali dan
mengu.mpulkan konsep-konsep ~epemimpinan yang ada dalrun sis
tern budaya bangsa Indonesia , khususnya yang terdapat di da
lam masyarakA.t Jawa.
Pada studi pendahuluan , peneli ti bermaksud untuk meng
gali konsep-k9nsep kepemimpinan yang ada di dalam masyara
kat Indonesia ., yang turnbuh subur , dipelihara dan dikembang
kan oleh masyarakat pendukungnya. Misalnya di dalam masya
rakat Batak. (Swnatera Utara) , masyarakat Minangkabau (Suma
tera Barat) masyarakat Bugis (Sulawesi Selatan dan seki -
tarnya). Konsep-konsep kepemimpinan tersebut sangat rele
van dikembangkan dalrun rangka Kepem:j,mpinan Nasional. Namun
karena beberapa pertimbangan teknis . pada kesempatan ini
peneliti mulai meneliti konsep kepemimpinan yang terdapat . di dalam masyarakat Jawa sebagai langkah awal.
Pada kesempatan ini pada tempatnya peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada :
l. Rektor Universitas Gadjah Mada lewat Lembaga Penelitian
Universitas Gadjah Mada atas ijin dBn kesempatan peng -gunc.an Dana Penunjang Pendidikan Universitas Gadjah Ma
da.
2. Pimpinan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada be -~
serta staf . atas ijin dan kesempatan yang telah diberi-
kan untuk menyelesaikan penelitian ini.
3. Kepala Perpustakaan Radya Pustaka Surakarta , Perpustru{a
an Pusat Universitas Gadjah Mada, Perpustakaan Fakultas
Filsafat Universitas Gadjah Mada atas ijin menggunakan fasilitas pustaka.
4. Kepada semua fihak yang tidak dapat disebutkan satu-pe_E satu yang telah membantu diselesaikan penelitian ini.
Kepada Tuhan Yro1g Maha Esa peneli ti mengucap syukur dan ke
- ii -
padaNya jua peneliti mohon pctunjuk dan bimbinganl:\Va.
Semoga langkah awal i~i bermanfaat bagi pengembengan i1mu
pengetahuan khus~snya - bangsa dan negara pada umwnnya. D~
ngen pemi.h. ha r ap - di1ain kesempatan dapat di1anjutkan 1a
gi.
Yogyakarta- ,3.0 .'· ... J.w'li.. 1983
NIP 130354382
- iii -
DAFTAR IS.I
JUDUL i
PHAKA'l'A ii
DAFTAH ISI iv
I NT ISAHI
BAB I
B.AB II
PENGANTAR A. La t a r Be1akang Permas a1ahan ••• •. •.•••• B. Tinj auan Pustaka •••••.•••••••.•••.•• B. Hipotesis ••••....••••.••.••••
Di dalam monguraika.11. ossensi a j a ran kopemimpinan Ja
Wrt. kerapkali c1ijurnpai ura ian yrm.g sifatnya "tmut olog is"
( pengulangan) •
Untuk sementara hal itu , tidak dipcrmasalahkan . karena P.§:
d2 Ctkhirnya dengan interprctasi kritis y2.ng torus mcnerus
dilakukru~ . akhirnya pcneli ti menemul{an essonsi ajarcm ke
pemimpinao J awa . Walaupun tidak sela lu,dijelaskan secara
eksplisit . peneliti dapat menyimpulkan. b ahwa a jarnn (kog
sep) ~kepemimpinan dale.m sistem budaya Jawa i tu solalu me
ncmpatkan ke$elarasan hubungruL ant a r a manusia dengan so -
s c.una mct.nusia" manu, sia dengan alam semesta serta manusia
dengan Penciptal\fya o sesuai dcmgan hipotosis yang diajukan.
BAB III
HA<H L PENELIT I.A.N DAN PEMB.AHA~AN
A. Pengertian Kepemimpinan dan Tugas Pemimpin
"Kepemimpinan 11 merupakan faktor yang menentukan di dalam mencapai keberhasilan kegiatan bersama. ~eorang pe -mimpin yang baik, mempunyai kesempatan yang paling banyak untuk merubah "lahan kritis menjadi emas hijau" dalam bidang po~tantan. <iebaliknya seorang pemimpin yang buruk, da pat merubah tumpukan uang menjadi abu". Di dalam segala bi dang kehidupan, tidak riapat diungkiri bahwa kuali tas se orang pemimpin sangat menentukan berhasil tidaknya suatu usaha bersama. Pemimpin dan kepemimpinannya memainkan per~ nan penting, bahkan dapa t dikatakan sanga t menentukan da -lam usaha pencapaian tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya.
Di dalam kehidupan bermasyarakat, figur pemtmpin me -rupakan unsur penting dalam menjaga, memelihara dan mengem bangkan interaksi sosial. Di kalangan pemuda misalnya, ·dalam kegiatan olah raga atau kesenian, selalu~ muncul seseorang yang menonj ol diantara mereka, sehingga ia berperanan sebagai pemimpin kelompoknya. "Pengangka tannya" untuk menj adi pemimpin tidak s elalu ha -rus dilakukan secara formal, melainkan dapat d~lakukan seQ
cara informal. Ia muncul "di permukaan" dengan segala ke -lebihannya dan kelompoknya mengakui ia sebagai pemimpin. Di lingkungan kampus, sering juga muncul: "tokoh mahasiswa" dengan latar belakang kelebihan intelektual dan kemampuan
nya berorganisas l . Ia"'menjadi idola, panutan bagi ternan temannya. ~ecara sosi ologis, kepemimpinan seseorang senantiasa memiliki landasan masyarakat pendukungnya (sJcial basic). 8ecara terperinci dapa t dij elaskan s ebagai beriku t: - Kepemimpinan erat hubungannya dengan susunan masyarakat
pendu kun gnya ; - Kekuatan kepemimpinan ditentukan oleh suatu lapangan ke-
11
12
hidupan masyarakat yang pada suatu saat mendapat perhatian
khusus. Hal itu lazim disebut dengan cultural focus;
- Cultural focus dapa t berpindah-pindah, misalnya pada lapa
ngan politik, lain waktu pada lapangan hukum, ekonomi, ke
bur'Jayaan dan sebagainya ;
- ~etiap pemimpin yang berdaya guna, harus memperhi tungkan • social basic, apabila menghendaki tidak adanya ketegangan
serta mendapat dukungan lancarnya kegiatan;
- Kepemimpinan dalam masyarakat tradisional yang homogin, m~
nampo.kkan ciri "gemeLnschaflich"nya. Dalam masyarakat yang
nemikian i tu hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin rna
sih sangat pribadi. Hubungan pribadi sangat dihargai;
- Kepemimpinan dalam masyarakat tradisional pada umumnya di
laksanakan secara bersama-sama.
~eorang pemimpin adat misalnya tinak akan ia ber:tindak se!:!_
diri sebelum merundingkan sesuatu masalah dalam satu rapat/
musyawarah. Maka keputusan-keputusan pemimpin tersebut s~
kaligus merupakan pula rasa keadilan masyarakat yang ber -
sangkutan. (Wardoyo dkk, 1985)
c:ecara garis besar dapat dikatakan bahwa ''kepemimpinan"
itu merupakan kemampuan dari seorang (pemimpin) untuk mempe
ngaruhi orang lain, sehingga orang lain berbuat atau bersi -
kap sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut. ~
Dalam kepemimpinan dapat dibedakan antara Kepemimpinan
s eba ga i "kedudukan" dan Kepemimpinan s ebagai "Pr•ses so~ial!_
sasi".
Kepemimpinan sebagai kedudukan, merupakan kompleks dari
hak-hak dan kewajiban-kewajiban, yang dapat dimiliki oleh
s es eo rang a tau sua tu badan.
Kepemimpinan sebagai proses sosialisasi, meliputi segala
tin 4akan yang dilakukan seseorang a tau 9esua tu badan yang
mervebabkan gera k/kegia tan da ri anggeta ma.syarakn t.
13
Kepemimpinan muncul dari basil hubungan kerja sama dari kelompok atau basil dinamika s osi al. Munculnya seorang pemi~ pin merup2kan has i l da ri sua tu proses yang dinamis yang se -laras dengan kebutuhan kelompok yang ~ersangkutan.
Untuk memenuhi makna kepemimpinan dalam kepri bad ian bang sa terlebih dahulu akan diuraikan masalah-masalah pokok ke -pemimpinan sebagai mana diuraikan dalam berikut ini.
1 • Kepemimpinan
~ebelum mempela jari pola kepemimpinan dalam sist~m Bu -
daya I n donesia, terlebih dahulu akan di jelaskan, pengertian "Kepemimpinan" itu sendiri, Bimo Walgito , mengajukan pendapat Andrews yang dikutip oleh
Fiedler sebagai berikut:
- Leadership is the exe~ise of authority and the making of desisions ( Dubi n, 1951 )
- Leadership is the process of influencing group activities
towards goal setting and goal achievement. (qtopill,1950)
- The leader is one who succeds in getting others to follow him (Cowley, 1954)
The Leader is one who creates the most effective change in
group performence. (Cattel 1 1953)
- The ~eader is tha t person identified and accepted as such by his f ollower."'1. ( .'lanford, 1949)
( Bimo Walgito , 1986 )
Da r i contoh tersebut di atas memberikan gambaran ber -variasinya para ahli dalam memberikan pengertian mengenai
pemimpin dan kepemimpinan itu. Namun demikian, dalam mendes
kripsikan ini senant~asa terdapat variasi-variasi
a . Adanya seor ang pemimpin (posisi) b. Kelompok yang dipimpin (obyek)
I
14
c. Tujuan atau sasaran yang akan dicapai (goal) d. Adanya akti vi tas (action) e. Adanya interaksi, f. Adanya kekuatan/otoritas (power)
Pengertian kepemimpinan ini merupakan suatu deskripsi tentang kegia tan seseorang yang dinilai sebagai pemimpin; dan terdapa t as pek-as pek:
a. Posisinya sebagai pusat dari lingkungan, b. Peranannya sebagai pemberi arab, c. ~ebagai penggerak atau stimulator dari aktivitas kelom
poknya,
d. Memberikan bentuk yang diharapkan dalam kegiatan secara terarah dan jelas•
Pengertian kepemimpinan ini lebih di ti tik-bera·tkan P§. da segi fungsi dari pada struktur. Berkaitan dengan hal ters ebu t, pengertian kepemimpinan dapa t diberi kan makna:
a. Kepemimpinan merupakan ciri~ciri aktivitas sese ~
orang yang dapa t mempengaruhi pengikutnya ~ b. Kepemimpinan merupakan sua tu ins trumen un tuk dapa t
melancarkan suatu kegiatan dalam mencapai sesuatu tujuan.
The Liang Gie dBlam, Admini~tras_ i Perkantoran Modern men_jelaskan rangkaian perbuatan "menejemen" (~ebuah isti -lah yang mirip dengan kepemimpinan) di perinci lebih lan ;;.;
jut dalam aktivitas:
- Perencanaan: P~"'~la perbua tan menggambarkan keadaan di muka (yang akan datang) hal~hal
yang menguntungkan, hal-hal yang harus dikerjakan dan cara mengerjakan.
- Pembuatan keputusan: Pola pe-rbuatan melakukan pem_h lihan diantara pelbagai kemungkinan untuk menyelesaikan soal-soal yang ter j adi.
- Pembimbingan: Pola perbuatan mendorong semahgat ker
ja, mengarahkan anggota lebih bergai rah melaksanakan tugas demi tercapai -
nya tujuan yang telah disepakati ber -
sama.
- Pengordinasian: Pola perbuatan menghubung-hubungkan
dan menyelaraskan anggota-anggota berikut tugas dan partisipasinya satu sa
ma lain.
- Pengontrolan: Pola perbuatan memeriksa dan mencocokkan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana dan hasil Yang telah ditentukan.
- Penyempurnaan Pola perbuatan memperbaiki tata~rang
ka dan tata kerja dari usaha ~erjasama
yang bersangkutan. ( The Liang Gie, 1978 )
Berdasarkan uraian tugas ters ebu t dapa t dis impulkan, bahwa seorang pemimpin harus memahami: Sistem kerjasama k~
lompok orang yang bekerjasama dan proses pembagian kerja. Taylor, qeorang t okoh yang sering disebut "Bapak Ilmu Mene
j emen", menyinggung inti dari Pada kepemimpinan yakni meng
gerakkan orang-orang bawahannya untuk bersama-sama beker.ja
menuju tujuan yang diingini oleh semua.
~eorang pemimpin harus menyadari sepenunya bahwa yang dihadapi adalah manus~a-manusia dengan segala tingkah-lakunya , si f a t-sifa tnya yang baik maupun yang kurang baik. ciapakah yang dapat menjadi pemimpin yang baik?, atau sifat
pemimpin yang bagaimana yang dapat menggerakkan orang- orang bekerja sama dengannya?
Terry, menyebutkan beberaPa sifat yang penting, yang harus
dimiliki seorang pemimpin. Prof. Dr. J.Panglaykim, dkk., m~ ngutip pendapat Terry dalam buku: Principles of Management
16
s ebaga i beri ku t:
- Penuh energi, baik rohani maupun jasmani dan dapat giat terus menerus.
- Mempunyai stabilitas dalam emosi dan perasaan, arti
nya: qeorang pemimpin tidak boleh berpras angka, ber
pikiran a pri ori jelek tentang orang-orang bawahan -nya; ia ti~ak boleh lekas naik pitam, sebaiknya : ke
percayaan pada diri sendiri harus cukup ada.
- Mempunyai pengetahuan yang luas ten tang hubungan: rna nusia. Oleh karena pekerjaan yang utama erat ber sang kutan dengan manusia, maka ia harus mengetahui ba
nyak tentang manusia dan hubungan antar manusia.
- Keinginan untuk menjadi peminpin harus menjadi daya
pendcrong yang muncul dari dalam dan tidak didesak -kan dari luar. Ia harus mengungkapkan dan ~elancarkan anthusiasme dalam bekerja.
- Mempunya i kemahi ran dalam mengadakan "communica ti.c-n" (secara lis an maupun tulisan)
- Mempunyai kecakapan mengajar, ka rena seorang pemimpin
tulen harus pula memberi semangat pada orang-orang -
nya , ia harus pula dapat mengembangkan lain orang dan memajukannya.
- Mempunyai kemahiran di bidang s osial supaya terjamin
kepercayaan dan kesetiaan dari pada o£ang-orangnya. Ia ha rus bersifat suka menolong, senang jika orang -orangnya bersifat peramah dan dapa t menghargai p·en -dirian orang lain.
- Mempunyai kecakapan-kecakapan teknis untuk merencan§_
kan, menyusun organisasinya, mendelegasikan, mengambil keputusan, mengawasi dan meneliti dan seterusnya.
( Panglaykim, 1984 )
17
Yang tidak disebut oleh Terry, tetapi pasti terang ju
ga dimaksudkannya adalah kecakapan seorang pemimpin untuk
berfikir, baik secara terang, maupun secara dinamis dan aktif.
2. Tugas Pemimpin
Berkaitan dengan hal tersebut, Gerun gan (1966) yang m~
ngutip pendapat F. Ruch, adanya tiga tugas utama dari pemim pin yai tu:
.l?ertama : qP.orang pemimpin bertugas memberikan s truktur yang
j ela s da ri s i tuas i-s i tuas L yang rumi t yang dihad§_
pi oleh kelompoknya. ( c:truc turing of situation).
Kedua
Ketiga
~ qeorang pemimpin bertugas mengawasi dan menyalur
kan perilaku kelompok yang dipimpinnya.
(Controlling group behavior)
Int juga berarti bahwa s eo rang pemimpin bertugas
"mengendalikan" perilaku anggota kelompok dan ke
lompok itu sendiri, atau pengendalian ini diglina
nakan sistem pengha rgaan dan hukum (rewards and
punishments)
c:eorang pemimpin bertugas sebagai juru bic a ra ke
l ompok yang dipimpinnya (qpokesmean of the group).
qeorang pemimpin harus dapat merasakan dan mene -
r angkan kebutuhan-kebutuhan kelompok yang dipim -
pimnya ke dunia luar, baik mengenai sikap kelom -
pok, tujuan yang diha rapkan ataupun sebab-sebab
timbulnya kekhawatiran dari kelompok .
Di s amping apa yang dikemukakan oleh Gerungan tersebut,
Krech dan Crutchfield (1948) mengemukakan pendapatnya bahwa
ada beberapa fungsi dari pemimpin, yai tu:
1). The leader as exeo"'.ltive: ~eornng p·emimpin sebagai_ ekse
kutip ikut berkiprah dalam mencapai tujuc:m dari kelompok
dan juga bertanggungjawab atas pelaks anaan hal-hal yang
telah digariskan dalam kelompok yang dipimpinnya .
18
2). The leader as planner. 8eorang pemLmpin bertugas: mem
buat perencanaan kegiatan yang dipimpinnya.
3). The leader a~olicy maker. Tugas seorang pemimpin,
adalah menentukan kebijaksanaan kelompok yang dipimpin
nya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah di tentu -
kan.
4). The leader as expert. Disamping seorang pemimpin seba
gai pembuat kebijaksanaan, perencanaan dan juga sebagai
sumber informasi dari anggota kelompok yang dipimpinnya.
Ka renanya diha r apkan seorang pemimpin adalah seseorang
yang ahli ~alam bidang yang dipimpinnya .
5). The leader as external group repre .sentative. Tugas se
orang pemimpin ialah mewakili kelompok ke dunia luar k~
l ompoknya• Pemimpin sebagai cerminan sifa t ataupurt ke ~
pribadian dari kelompok yang dipirnpinnya di hadapan ke~
lompok atau o rang lain.
6). The leader as controller of 1nternal. relationship. qe
orang pemimpin mempunya i tugas untuk mengontrol atau u~
tuk mengawasi apa yang terjadi rlalam kelompoknya, baga.i
mana hubu:bgan anggota satu dengan yang lain a taupun ke
adaan kelompok s ecara umum. Re~"'~rang pemimpin ka renanya
harus peka terhadap situasi di dalam kelompok.
7). The leader as pervevor of rewards and punishments. 8e
orapg pemimpin dalam keadoan yang diperlukan perlu mem
berikan hukuman ataupun hadiah. Berkai tan dengan ha l te.r
sebut sudah barang tEmtu dalam kelompok adanya aturan -
aturan yang perlu difahami oleh anggota kelompoknya de
ngan baik.
8). The leader as arbritrator and mediator. 8eorang pemim
pin bertugas sebagai penengah atau sebagai wasit bila da
l am kelompoknya terdap:l.t perselisiha):'l dinntara para ang
gota, dan seorang pemimpin juga mempunyai tugas untuk me
mul i hkan kembali hubungan yang kurang baik tersebut.
19
9). The leader as exemplar. ~eorang pemimpin hurus mampu menjadi panutan, menjadi teladan, baik dalam ucapan rna£ pun dalam tindakannyn. Hal tersebut menyangkut kewibawa an seorang pemimpin.
10).The leade r as surrog2te for individu al responsibility. qeorang pemimpin juga harus mengambil alih tanggungj a -
wab atas tinrlakan anggotanya. Disadari atau tidak se ornhg pemimpin ikut memikul tanggungjawab, segala tin -
dakan para anggotanya.
11)~The leaoer as simbol of the group• ~eorang pemimpin akan merupakan l ambang dari kelompoknyn.
12).1he leader as ideologist. qeorang pemimpin harus bena r
benar dapat memahami id~ologi kelompoknya, sehingga da
lam memimpin akan sesuai dengan aspirasi, yang ~da dalam kelompoknya. Ae,..rang pemimpin ha rus mempunyai ideologi
a tau pendi rian yang kua t, agar tidak mudah terom -~ang-ambing oleh pengaruh dari luar kelom~oknya.
13).The leader as fathQr figure. Aeorang pemimpin juga se
bagai "bapak" atau "sesepuh" dari para a1.1ggotu kelompok nya , sebagai tempat identifikas i, tempat pencurahan isi hati dalt para anggota yang dipimrinnya .
14).Th& leader as scapegoat. qeorang pemimpin harus bersedia menjadi "kambing hitam". Keadaan ini terutama akan
terj ad i bila kelompok yang dipimpinnya membua t kes alahan, menghadapi persoalan-pers oal an yang sulit dan hal tersebut biasanya dilemparkan kepada pemimpinnya.
( Bimo Walgito , 1966 )
20
B. Kepemimpinan Dal am qistem Budaya Bangsa
1. Munculhya kebudayaan
Kepemimpinan muncul bersama-s ama adanya peradaban ma nusi a , yakni mereka merasakan kebutuhan bersama agar supaya dapat mempertahankan hidupnya (su~ive). <iecara alami hal itu merupakan dorongan utama meraka ber -kumpul dan bekerja sama mengatasi taJ!tangan alam dan tan'tqng ~:n r binatang buas serta menyediakan bahan makan bagi ke -lua rga kelompoknya.
Sejak itu terjadi kerja sama antar manusia dan muncuJ:_
l ah "yang kua t" menjadi pimpinannya. Yang kua t dalam arti yang pal i ng berani menga tasi t antangaD; yang paling terampil melaksanakan tugas. Usaha mempertahankan hidup pada h~ kekatriya merupakan awal terbentuknya kebudayaan . ~ec a ra teri nci Malinoswki di dalam : A ~cientific Theory of Culture and other Essay, menjelaskan terbentuknya kebudayaan:
- Unsur pertama dalnm pembentukan kebudayaan ialah un sur memenuhi kebutn,lhan minimum.
- Kemudi an demi pertahanan kondisi (yang diangga p ~udah lebih baik dan menguntungkan) manusia membuat kondisi buatan lebih lanjut. K~ndisi bua t an ini menurut Malinowski merupakan kebudayaan dalam bentuk sederhana serta essensi, ya -itu karena kebud ayaan berpangkal pada usaha manusi a
mempertahankan kondisi yang menguntun gkan baginya .
- Untuk itu dilakukan dengan pengadaan sua tu kondisi buatan ba ru yang diusahakan kelanjutannya dengan p~ ngadaan kembali (reproduks i ) pemeliha raan (maintai nance) serta pengelolaan (management).
- Pengadaan unsur-unsur ini sekal lgus mengadakan stan dard kehidupan kebudayaan kelompok atau masyarakat
yang bersangkutan.
21
- Untuk mempertahankan eksistensi kelompok dalam ling
kungan alamiah, biologik dan fisik, manusia menerus
kan pemikiran serta pengalaman kepada generasi ber -
ikut, sehingga terbentuk tradisi.
- Penerusan idea-idea serta pengalaman (nilai dan nor
ma) generasi satu ke~generasi berikutnya dijalankan
menurut metoda-metoda serta mekanisme pendidikan ter
1entu, sehingga terbentuk lembaga (institutions) dan
pelembagaan.
- Akhirnya terbentuklah ketertiban serta hukum demi ke
lanjutan eksistensi kelompok.
(Astrid <"'. 0 usanto, 1985)
Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa pokok pangkal
terbentuknya kebudayaan adalah setiap individu mempunyai tg_ gas untuk hidup dan mengadakan pengelolaan lingkungan hidup
se8Uai dengan kepentingan pribadi m8Upun kelompoknyaL Maka kes i_mpulannya ialah asal usul kebudayaan adalah:
qehubungan dengan itu memaksa manusia berkelompok bekerja -
sama atau berorganisasi; terbentuklah konsensus tentang ni
lai dan norma secara turun temurun. Jelaslah bahwa: Kebuda
yaan tidak lepas dari kehidupan berkelompok, yaitu pengorg£
nisasi an antar individu dan membentuk :nenjadi satu kelompok.
8utherland, yang dikutip oleh Ralph Linton dalam: The . Free of Culture, menjelaskan bahwa kebudayaan dapat terben-
tuk apabila:
- qesuatu telah dLterima sebagai norma (dalam bentuk
penggunaan obyek materi atau pikiran).
- Hal yang di terima sudah harus merupakan "milik ber -
sama" kelompok.
- Apa yang disebut kebudayaan tidak saj a meliputi: beg
da, tetapi juga perasaan, fikiran dan tindakan, hal
mana dinilai sebagai norma untuk kelompok yang ber -
22
s a ngkuta n. (Astrid 8.8Usanto, 1985)
2. Refleksi Nilai Dalam Fenometw Kebudayaan
Kebuda yaa n pada hakekatnya merupakan t o talitas hubunE
an hidup be r dasa rka n nila i-nilai dan no rma-norma . Hubungan
an t a r yan g mend asa r ka n a t ns nila i dan norma tersebut meng
an t a rkan manusi o. pada tingkat kesempurna annya sebagai man~
sia.
Mempela jari kebudayaan ditinjau dari dimensi wujudnya
mempunyai pa ling sediki t tiga wujud, ya i tu ~
- Wujudnya sebaga i kompleks cita -cita, ga gasan ideal
kehidupbn, komplek nila i kehidupan.
- Wujudnya seoo gai s a tu kompleks nktivi t as .
- vJujuonya s eba ga i kompleks ka rya yang mengm s ilkan
benda -benda.
(Koen tj a rahingra t, 1985)
~ebagai suatu kompleks gagasan ideal atau komplek ni
l a i, kebudayaa n mempunyai sifat abstrak. Pa:ra ah1i ah tro:PQ
logi dan s osi ologi menyebut wujud yang pertama ini sebaga i
"sis tern budaya " (cultural system).
Gagasan tenta ng nilai yang ada pada alam pikira n manusia
itu memang tidak berupa kepingan-kepingan terlepas satu S£ rna l a in, mel a inka n saling berkaita n berdasarkan: azas-azas
yan g saling ada hubungannya menj ad i suatu sistem yang rela
t i f montap da n kontinu.
sebagai sua tu kompleks aktivita~ manusia yang s a ling
berinteraksi kebudayaan itu bersifat lebih konkrit dan ·da
pat diama ti. Para ahli a.ntropologi dan sosiologi menyebut
kebudayaan da l am wujud kedua ini sebagai: "sis tern s osial".
( c:ocial sys tern).
Aktivitas manusia berinteraksi s a tu sama lain, pada
umumnya mempunyai pol a yang teratur atau berdasarkan atas
n o rma-norma tertentu. Norma-norma itu pada hakekatnya me -
rupakan penjabaran konsep nilai dalam bentuk yang lebih kon
23
krit (operasiona l)~ Norma -norma didas a rkan oleh nilai-nilai ideal yang menjadi pa r adigmanya.
Disampi:r1g i tu aktivi tas manusia berinteraksi den:;an m§_
nusia lainnya dalam kehidupan masyarakat banyak menggunakan benda -benda yang mempunyai fungsi praktis, maupun simbolis,
seperti s i stem peralatan, sistem komunikasi maupun bangunan bangunan ritual. Aktivitas ka rya manusia itu memang menghasilkan banyak sis
tern peralatan yang menunjang keperluan hidup. Kebudayaan d§. l am wujud f i sik itu sifa tnya paling konkrit, sering disebut
kebudayaan fisik (physical cultural) dari benda-benda yang paling se derhana sampai sistem teknologi yang rumit/canggih
seperti kcmpt.ite:r. Detnikian puia benda -benda sebagai ha~il
karya manusia yang bersifat simbnlis, pada hakekatnya merupakan upaya manusia untuk mengekspresik&n nila i seperti ba ngunan Candi, Ma~jid, seni kaligrafi, patung Budna, Area ~i
wa Mahadewa dan sebagainya .
Candi Borobudur sebagai contoh, sec.a r a obyektif merup§_
kan kumpulan bongkahan ba tu yang disusun seca r a teratur ra
pi, dengan pahatan relief indah, memiliki a rti simbolis yang dalam maknanya. Bangunan itu sebagai perwujudan kc rya manusi a merupaka n bangunan budaya. Da r ;_ bangunan budaya i tu ki ta dapa t memmgkap konsep nila i
nilai . JU:f.i an, menerangkan pengertian Kebudayaan-·sebqg~~ · b~£ ikut:
"Kebudayaan adal ah s al ah satu kompleks yang sumber uta manya herasal dari sistem tata nilai yang dihayati ·a t au dianut seseor ang atau ma sya~akat yang selanjutnya mem -bentuk sikap mental atau pola berfikir .........• ".
( Alfian, 1980)
Tidak s al~h l a gi jika kita meliha t bangunan budaya itu kita dapat menangkap konsep nilai. Bangunan budaya merupakan s alah sa tu perwujudan nila L Dari
urai&n di atas ki ta dapat mengetahui betaPa eratnya hubungan antara nilai dan kebudayaan.
24
~ebaga Lmaria dikemukakan oleh Langeveld ·: 't
"HU.bungah ahtara nilai dan kebudayaan merupakan inti -s a ri difinisi kebudayaan. Kebudayaan merupakan per wujudan 8 ktif dan dari nilai dan produknya 11 •
( qidi Gazalba, 1978 )
qemenjak orang lahir, adat kebudayaan menanamkan kep~
danya ide-ide nilai melalui orang tua , kakak, anggota ke -raba t dan sebaga inya. Penannman itu dalam alam perasaan d.!_ sebut pendidikan. Melalui sosialisasi dan. kulturasi orang mewa riskan tata nilni masyarakat. Kebudayaan dikendalikan oleh tata nilai yang hidup di dalam masyarakat. Karena tata nila i telah dimiliki oleh sifat atau telah menjadi tabiat, maka di dalam berbuat tanpa disada ri atau dengan sendirinya, orang Gigerakkan mengarah
kepada ta tn nilai. Maka yang rnembentuk pola H:ebtidayaah ada
lah tata nilai.
.<iesuai dengan hal tersebut di atas, Prof. Harsojo megj jelaskan pengertian kebudayaan sebagai berikut:
"Kebudayaa n adalah kes eluruhan kompleks ~ilai, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, k~ seni an, moral hukum, adat istiauat dan kemampuan lain serta kebiasaan yang didc:Jpat oleh manusia sebagai ang_ gota masyarakat".
( Harsojo, 1977 )
Nilai terwujud dalam kebudayaan dengan pelbagai ben -
tuk. Nilai s i f a tnya dbstrak, manusia dengan budaya, mewu -
judkannya dalc:Jm kebudayaan, secara puitis dapat dikataka~: "Nilai itu iba ra t ma ta air, melalui alur sungai akhirnya menuju muara ". Ada pun muara nilai i tu tidak lain dari pada
t a ta kehidupan masyaraka t yang melembaga dalam kebudayaan. Kebudayaan merupakan perwujudan aktif daripadn tata nilai. Nilai seolah-olah mengisi kenyatnan, sehingga menjadi sifat kenya taan i tu.
Tidak dapat disangkal l agi, bahwa fenomena kebud ayaan
25
merupakan yang khas manusiawi. Kebudayaan menyinggung daya
ci_pta beb~s yang serba kompleks dari manusHt di dalam- hidu£
nya. Manusia pelaku kebudayaan, ia menjalaninya dalam ke
gitan hidup untuk mencapai sesuatu yang bernilai bagi hidu£ nya. Mel alui kegiatan kebudayban, sesuatu yang semula meru
pakah a ~gah~angn n, gagasan-gagasan nilai abstrak memanife~~ tasikan nila i dalam hidupnya, manusia membud ayakan nilai-hi
lG i dalam alam.
Jv.M Bakker 'iJ.' menj elaskan ten tang us aha manusi3 mem:.... _Qudayakan nil9i di dalam l)idupQ.Y£_secara terperinci sebagai beri ku t;
- Eksteriorisasi: Manusio yang inelaksanakan daya budi
untuk menettibkan alam ~enyeba bka n adanya hasil dilua rnya , sebuah produk yang berdiri sendiri sebagai
hal, peristiwa, benda fi~ik.
- Komunikasi: Hal daya budi perorangan ters€dia untuk
dipergunakan orang lain~ Dipergunakan dalam kesatuan antar subyek secara dialog dengan saling menyumb.ang
dan bertukar pikiran, agar hasil itu semakin sempur na dan berfaedah.
Kontinui ta~ ~ Karya kebudayaan berlangsung terus, dan merupakan ti tik tolak untuk perkembangan lebih lan -
jut. Dnlam evolusi kebudayaan subyek-subyek pada gil i rannya berfutig~i sebagai ahli waris dbn pewaris.
Yang di terima dari angka tan dahulu di teruskan kep~tda yang datang. Ti rlak perlu diciptakan berulang kali, meskipun perlu·. · us aha untuk menerimanya secara aktif seba gai nilai. Kebudayaan berj alan secara kumula tif. Unsur yang sekali direnggut dari khasanah alani anomin dan ditambGhkan kepada alam insani persediaan terus..;_menerus.
Kebudayaan berupa ti tipan saCar kepada umat manusia, _dipa kai juga secara sada r dan bebas, bukan sebagai nasib. Pe
26
nertiban alam melingkupi t.ingkat-tingknt bernilai tiga ju-
ga:
Kepribadian manusia~ Yang oleh realisasi wajar,haE
monis dan hirarkhis dari budi dan bakat insani menca pn L kemo.nus iaan s empurna; lengkap, u tuh dan otentik. 0,egalo. fungsinya bekerja seho.rusnya~ Oleh perbuatan secara bijo.ksana, alam insani direalisasi menurut ke cakapan yang terpendam di dalamnya.
- Alam fisik~ Diketahui oleh ilmu, diatur menurut hukum alam, disempurnakan bagi simbiose dengan manusia
oleh teknik, integrasi sebagai nilai.
- Lingkungan sosial: Hubungan antara manusia di tertib kan untuk menca pai s olida ri tas, kerj a samn, saling
menghargai dan cinca kasi}-1. Itu terjadi oleh peneli
tian ilmu-ilmu sosial, dan karya gosi al me~garah pe
nyatuan keluarga bangsa-bang~a.
( J\vM Bakker .c1J., 1984 )
Dari kebudayaan diharapkan kemanusiaan sej ati Ycmg me!!!
buang khaynlan palsu dan meniadaknn fru.stasi, pelaksanaan hak dan wajib ynng mengganti kesewenangan dan egoisme, kesadaran mengganti isolasi dan individualisme kemakmuran mengganti kemiskinan, kebenaran, keinrlahan, keadilan meng -gantL ~ segala-galanya yang semu, kejam, jelek, akhirnya semua kebaikan itu dalam keselarasnn dan kesatuan. Kebudayaan pro ses mengejar nilai-nilai tertinggi ~an bersifat idealistis.
Usaha membina kebucayaan tidak kunjung selesai, ia membum -
bung terus ke atas, ke puncak yang selalu tambah tinggi,tag pa mengabaikan wnjib-wajib asnsi yang memprasyaratkannya.
A~pek moral dari kebudayaan terletak dalam karya budi
ya ng mentranformesikan datn, fnkta, situasi dan kejadian alam yang dihadapinya itu men.iadi niJ-ai bagi manusia. Peni -
27
laian a tau evaluas i i tu tersembunyi dalam keyakina n dan pe
nge tian, tampak dalam efek-efek sebagai rumah, oba t, s astra, pesawat, demokrasi adil makmur dan sebagainya . Martabat kebu 0ayaa n ditentukan: ~leh nilai-nilainya, kare
na t anpa nilai terr' apat kemungkinan belaka a t alL.]2erwu.iuda n
kemungk ~-nan yang menyeleweng ._ Bahwa kebudayaan merupakan k~ majuan terhadap data dan fakta alam mentah diakui baik oleh
sarjana maupun oleh rakya t.
Hak eka t yang tidak dapa t digal i dalnm seumur hidup yang
dengan ti dak berkeputusan dapa t disempurnakan.
Prof. c::.T. Alisyahbana menarik kesLmpular da ri sebuah ura La n panjang lebar sebagai berikut: 11 \o/e thus arrive at t
the very simple definition of culture as realization of /
values, of a system of values as anevaluating pr ocess". ·
( Mereka s ampai dapat kesimpulan yang sederhana untuk: mendLfinisikan secara umum tentamg "Kebudayaan sebag'a i reali -,s_asi nila L-nila L" atau sistim nilai-nilai atau sebagai pro
ses penilaian).
Dengan menegaskan nilai sebaga i sifa t formal intrinsik da -
l am kebudayaan itu, maka ditolak pendeka tan s oal kebudayaan s eba ga i_ " a way of life';, dengan a bs traks i da ri nilai dan penyempu rna an.
Keburlaya?n singkatnya adalah penciptaan, penertiban nan pengolahan nilai-nilai insanL. Terli ngkup di dalamnya
usaha memanusiakan bahan alam rnentah serta hasilnya. Dnlam bahan alam, alarn diri dan alarn l i ngkungannya , baik £isik rna~ pun s osial, nila i -nila i diidentifikasikan dan diperkembang
kan sehingga sempurna. Membudayakan alam memanusiakan hidup,
menyempurnakan hubungan keinsani an merupakan kesatuan ti -dak terpisahkan.
( 28
Itula h inti dan batas kebudayar-m. Di lua r batas itu,
ya t tu merohani kan manusi a, sudah tie da kebudayaan, I tulah
agoma, dtmona kebudayaan menyediakan kesempatan. Dalam
a gama manu.sia menerimn rakhma t yang menga tasinya , dan me,_
nyempurnakannya dalam dimensi ilahi.
Kebud~y::wn adalah dimensi mrmusia sendiri sebagai pencipta
d i dUnL a.
3. Kebuda;zaan ba ngs a
Da lam ura :_a n ini dibo t asi Kebudaya nn Bangsa Indonesia
sebagai mana tercermin dalam un~ang~Undang Dasar 1945 pa ~
sal 3 2 ~
"Pemerintah memajub:m kebu da yaa n Nasional Indonesia".
Yeterttuan ini menunjukkon bahw a masala h "kebuda yaan" me ~
rupaktm sesua tu ya ng penting dalam kehidupan berb,angsa' dan
bernegara • Qua tu bangsa yang tidak tnempunyai kebudayaan s~
r i ng rli sebut sebagai bangsa yang miskin. Bangsa Indonesia,
Kebudayaan Na.c;ihonal i tu terda pa t sebagai puncak-puncak ke
budAyaan daera h di s eluruh Inr~ onesi a s eba ga imana yang di ~
jelCJ~kan r4alam penjelasan Undang•Un .- 'ang Das a r 1945. Kebud§_j
yaan Bangs a adalah kebudaya<m yan g tirnbul s ebagai buah u~a
ha budi r akya t In r" onesia seluruhnya ~
Kebudayaan l ama dnn a;li terna pa t s ebagai puncak- pun -
cak ko-eburlayaan di daerah-daerah di s eluruh Indonesia, ter
h i tung sebagai kebudayaan bangs a' Us aha kebudayaan ha rus
rnenuju ke arah kemajuan adab , buda ya dan persatuan, de~gan
t i da k menolak ba ha n--ba han ba ru dari kebudaya an asing ya ng
dapat mernperkembangkan atau memperkaya kebudayaan b<mgsa
sendirL, serta mempertinggi derajat kema nusiaa n Bangsa In
dones i_ a.
Di dalam Goris-Ga ri s Bes a r Ha luan Negarc; 1988, TAP
MPR No. II/MPR/88 Pola Umum Pembangunan J angka Panjang bi
dang Agama dan Kepercayann terhada p Tuhan Yang Mah8 Esa,
29
makfl kebir'lupan mnnusia dan Jv1asyarakat Indonesia barus benar benar selaras dalam bubungannya dengan Tuban Yang Maba Esa,
r engan sesama dan alam sekitarnya serta memiliki kemantapan
keseimbangan dalam kebidupan l abiriab rl an ba tiniab serta mem punya L jiwa yang dinamis dan semanga t gotong royong yang be£ kembang, seb i ngga sanggup serta marnpu untuk melanjutkan pe£ juangan Bangsa dalam mencapai tujuan nasional dengan memanfaa tkan landasan elwnomi yang s eimbang".
"Bentuk- ben tuk kebu rlnyaan s eba ga i pengej awantaban Pri bad i MQ. nusi a In nonesi a baruq bena r-benar menunjukkan nilai bidup da n maknn kesusilaan yang dijiwai Pancasila. ~edangkan keb~ rlayaan i tu sendiri barus merupakan pengbnyatan nilai-nilai
yang lubur sebingga ti~ak dipisabkan d1ri Manusia Budaya In done~ La s ebaga L pen riukungnya".
~edangkan dalam Arab dan Kebijaksanaan Pembangunan Bira ng Kebudayaan di jelaskan sebagai berikut:
a . NilaL Bu~aya Indonesia yang mencerminkan nilai lu ~
bur bangsa, narus dlbina dan dikembangkan guna mem
perkua t penghayatan dan pengamalan Pancasila, mem -perkuat kepribadian Bangsa, mempertebal rasn harga diri nan kebangsaan na8ional, serta memperkokoh jiwa kesat;uan.
b. Kebu ·'ayaan nasional terus dibina dan diarabkan pada penerapan nilai-nilai kepribadian Bangsa yang ber -l andaskan Pancasila.
c. Dengnn tumbuhnya kebudayaan bangsa yang berkepribadtcm nan berkesadaran nasional, maka sekaligus dapat c1 i_ cegab nilai-nilai sosi.:d burlaya yang bersifat feQ da l clan ke rl aeraban yang sempit serta ditanggulangi pengarub kebudayaan asing yang negatif, sedang rl i lain f i bak ditumbubkan kemampuan masyarakat untuk menjaring nan menyerap nilaL-nilai dari luar yang posit i. f dan yang memang d i perlukan bagi pembaharuan
30
dalam pro~ es pembnngunan.
Penj elasan- penj elasan ters ebu t menunjtikkan kebij aksa..naan pembangunan kebudayaan (di Indonesia). ~ebagai pengejawantahan pribadi manusia (Indone~ia) yang harus benar benar menunjukkan nilai hidup dan makna nilai kesusilaan yang dijiwai Panca ~ila. C::edangkan kebudayaan itu sendiri harus merupakan penghayatan nilai-nilai luhur, sehingga ti dak dipisahkan dari butiaya: bangsa (Innonesia) serta manu sia (Inrlones i. a) sebagai pendukungnya. Untuk itu difinisi -kerj a tentang kebudayaan yang digunakan secara resmi oleh pemerLntah, nalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebuciayaan.
Dikatakan bahwa kebudayaan adalah sistem nilai, dan gaga~an vttRl. Dart segi BangsCJ In c' onesia Kebudayaan Indone sL a adalah s Lstem nilai dan gagasan vital y~ng dihayati oleh Bnngs a Inrlones t a. Nila i. itu sendiri bers angkutan rlengan dua hal yaitu:
pertama : Dengan asas atau ukuran yang dipegang dalarn men t lai segala sesuatu dalam kehidupan seha ri-hari. Dalam hal ini kebudayaan bers t fat normatif atau perspektip.
kedua Dengan benda atau hal yang bernilai itu sendirl. Jadi, segala yang kita anggap pu
nya nila i adalah kebuoayann, baik benda yang berbentuk material maupun yang bersifa t/berbentuk ima terial. Untuk yang berbentuk benda sudah jelas~sedang untuk yang bersifat imeterial dapat disebutkan antara lain adalah ketakwaan, bud !. pekerti, disipl i n, ilmu pengetahuan Pancasila, dan sebagainya yang sifatnya l~ bib kompleks dan abstrak.
NilaL-nilai ter~ebut selalu mengandung gagasan, tertentu yang khusu~ dan yang membedakan bangsa yang satu de-
31
ngan yang lain, sehi.ngga memberikan identi tas ters endi ri k~ kepa"Ja bangsa tersebut. Katn vital sendiri menganr'lung arti panting untuk kehi rlupan dan kelangsungan hidup Bangsa. ~i -
nang s t stem nila i bersumber dari tiga hal. ~umber pertama arlalah pi_kiran, yung menelorkan logika . Kedua adalah kemau
an, yang membuahkan etika , dan yang ketiga adalah perasaan ynng meberikan e!'ltetika. Demikian antara lain Ceramah Ment~ r ;_ Pendioikan dan Kebudayaan pac'la Kursus Reguler angkatan YJ!
Lemhannas, 19 JulL 1982.
C:istem nilai dan gagasan vital atau kebudayaan, member! kan kepri bad ian dan identi tas kepada Bangs a yang bersangku~_
an. C:edangkan untuk menjamin kelangsungan eksistensi kepribadian dan identitas Bangsa dan untuk mengembangkannya da ~
l am mencapai tujuan dan cita-cita nasional itu diperlukan ketahanan nasional• Oleh karena itu dalam hal ini kebUdaya~ an merupakan obyek yang harus dikembahgkan dan dibina serta diamankan~
Dalam hal siste~ nilai yang berhubungan dengan tolak ukur yang beraifat normatif preskriptif, maka kebudayaan akan berfungsi sebagai a~as-asas yang mempunyai tempat sesuai d~ ngan stratifikasinyal ML~alnya: Jika kitti l')ubungkan d~ngan Pancasila, tnaka kebudayaan akan berkrd\,tdukan sebagai asas dasar, sedahgkan jika kita berbicara tentang disiplin nasional, maka kita akan berada dalnm lingkUp asas pelaksana • .. ( ~ topo Yuwono, 1985' )
~. Munculnya kepemimpinan dalam sistem Budaya Bangsa
Berdasarkan uraian di atas munculnya seorang Pemimpin dalam ~istem 'budaya Bangsn pada mulanya tidak dibuat atau d i. persiapkan, akan tetapi lahir menjadi pemimpin oleh bakat baka t yang luar biasa sejak lahir. Ia menjadi pemimpin bukan karena aspek rormal, tetapi justru
32
oleh a~pek material, yakni seberapa jauh komitmennya ter
hadap kelompok untuk bersama-sama ber~erlia atau berada P~ l Lng d ~pan dalam mencukupi kebutuhan terutama kebutuhan
I '
kelompoknya ~
Di samping i tu juga, komi tn.ennya terhadap nilei ke
rnahusi aan yang dianggap baik oleh kelompoknya . Pemimpi n Kharismati k ) Humahfsme~ merUpakan type yang pal i ng tepa t untuk memberi contoh munculnya kepemimpinan,
0alam sistem bu0aya Bangsa. Type semacam itu lebih mementingkan:
- Hubung~ n kemanusiaan. - Orientasi pada tugas I kewajiban. - Hubungan kerja dilandasi nilai dan norma kelompok.
- Has Ll kerj a untuk kepenti ngan umum. I a menjad L pemimpin bukan tujuan, melainkan panggU
an tugas untuk i'memayu hayuning bawana 11 •
' Ia merasakan dirinya sebaga i bagian da ri keselurun an, nan masya raka t mengangkatnya.
- Keha rmonisan, kesela ras a n 0alam tindakannya, men· j auhi konflik dan persaingan.
- Kesej ahteraan bers ama (bonum-comune), partisipasi nan mu.c::yawarah.
~o~ang ?. ~i a gian menjelaskan pernimpin yang mampu m~
n i ngkatkan kesej ahteraan bngi kelompoknya ha rus menunjuk
kan k.emampuan antara lain:
- ~eba gai pemegang kemudi kelompoknya , ke arah pen
ca pa ian nila i -nilai dan tujuan 'ang telah ditet~pkan sebelumnya tanpa mengalami penyimpangan.
Nila i i tu sekaligus sebagai inspirasi, pengarah,
serta semangat kejiwaaan dalam upaya pencapaiannya.
- Berperan ~ebagai integrator. Peran ini panting s~ kalt teru tama bagi budaya masya·raka t yang heterogan,
dimana di dalamnya banyak bagian a_tau komponen-kom ponen,apalagi bagian-bagian i tu melakukan kagiatan
33
sendiri-sendiri yang sifatnya specialistis, sehingga seolah
olah berdiri sendiri-sendiri. Dalam keadaan demi kLan akan timbul kefilend~rungan un tuk ber
fiki r oan berbua t "berkotak-kotak''. Untuk mencegah timbul -
nya hal itu, peranan pemimpinan sebagai tlintegrator" sangat
penting.
- qebagai katalisator, yang mampu meningkatkan laju gerak m2_
syarakat I bangs<mya, sehingga pad a gili rannya nnggota mam
pu "self supporting" dan mcmdiri tinak selalu tergantung pg_ da pimpinan.
- Berperan sebagai "bapakll. Kepemimpinan dalam sistem budaya
bangsa tak ubahnya seperti 11 Keluarga besar", dengan anggap
an bahwa di ~alamnya terdapat perbedaan~perbedann aspira~i,
sumbangan dan pa rtis ipas i. Natnuh seorang peminipin layakhia
sepetti seorang bapak dalam keluarga dapat menerima kenyat£
an i tu, s erta rnembimbingnya bagn imana tiap kelompok i tu da
pat meningkatkan partisipasi dapat tumbuh dan berkembang 118ence of belonging" para anggota. Dengan demikian pimpinan
dalam sistem budaya Bangsa perperan sebagai bapak yang· oleh
angg.,ta-anggotanya dipandang tidak semata-mata selaku atasan,
melainkan selaku pengayom, pelindung dan dapat dija dikan tempa t be rtanya •
- Memainkan peranan sebagai pendidik, nalam arti luas.
Kehi nupan berbudaya merupakan proses pendidikan dalam arti
lua3~ dimana dikembangkan potensi manusia serta diwariskan -
nya nilai-oorma kepada generasi berikutnyn. qang pemimpin
pada hak21tatnya merupakan salah satu "sumber" ~ekaligus
"Person trilai" yang dapat menjelaskan dan memberi contoh bagi anggota-anggotanya.
( qon~ang P. ~iagian, 1983 )
Dimana ~etak kepemimpinan dalam sistam budaya bart&sa untuk d2 pat memlihirkan peranan tersebut di ata~·?
~eba~aL•ana dijelaskan dalam banyak tulisan oleh Koentjar£ ningrat bahwa unsur-unsur kebudayaan itu sifntnya univer -sal, maka kepemimpinan budaya sudah barang tentu terdapat di dnlam unsur-\msur tersebut.
Ada21n unsur-unsur kebudayaan i tu adalah:
- Bahasa. - ~i8tem peralatan hidup dan teknologi - ~istem akonomi/sistem mata pencaharian hidup - Orga.nisasi sosial - .ttis tam pengetahuan - Ke.senian - 8il!;tem religi ( Koentjaraningrat, 1985' )
Karena unsur-unsur kebudayaan itu bersifat univar!al, maka dapa t diperkirakan bahwa 11 Kepemimpinan budaya" terwujuo dalam aktivita~ adat istiadat, pranata-pranata sosial serta benda kebudayaan yang dapat digolongkan ke dalam tu
juh unsur universal tadi. Batcsan antara unsur-un.sur tersebut secara teoritik dapa.t difahami denga~ kritis, namun dalam pengalaman hidup sQ -
hari·hari menampakkan kesulitan ( ketidak jelasan ). ~e -bagai contoh kepemimpinan dalam adat istiadat maupun org~ ~isasi sosial I kemasyatakatan.
~ehubungan depgan itu Ko~ntjnraningrat mengutip pendapc:rt-penr, apat rekannya !eorartg gurt1 besar Antro:pologi di Yall'f University U8.A; L. Pospisil, Di dalam disertasinya: The Kapauku Pawans apd Th§ir Law. ( 1966 ) , teori te~tang 'bata~ antara adat ~an hukum adat dalam 4 macam atribut di bawah illi :
~ Hukum adalah suatu aktivitas di dalam rangka suatu kebunayaan yang mempunyai fungsi pengawasan sosial. Untuk membedakan suatu aktivitas itu dari aktivitas akti vi tas kel;>udayaan, seorang peneli ti ha rus men
cari akan adanya empat ciri dari hukum, atau Atribu te8 of law.
- Attribute yang terutama disebut attribute o! author rity (sampai di sini teori Pospisil tidak berbeda dengan teori TerHaar). Attribut oboriter menetukan
bahwa aktivitas kebudayaan yang disebut hukum itu adalah keputusan-keputusan rnelalui suatu mekanisme yang diberi kuasa dan pengaruh dalam masyarakat. Keputusan-keputusan i tu memberi pemecahan terhadap
ketegangan sosial yang disebabkan karena ada misalnya: (i). 8erangan-serangan terhadap diri individu (ii)~ 8erangan-serangan terhadap hak orahg; ( i ti ). ~erangan-serangah terhadap pihak yang berk!! asa; (iv). Aerangan-serangan terhadap kearnanan umum.
- Attribute yang kedua disebut Attribute of intention of univers al application. Atribut ini menentukan bahwa keputusan-keputus an dari pihak yang berkuasa itu harus dimaksudkan sebagai keputusan-keputusan yang mempunyai jangka waktu panjang dan yang harus dianggap be rlaku juga terhadap peristiwa-peristiwa yang serupa dalam masa yang akan datang.
- Attribute yang ketiga disebut; Attribute otobli{ gation. Attribut ini menentukan bahwa keputusan-k~ putusan dari pemegang kuasa itu harus mengandung perurnusan dari kewajiban pihak ke satu terhadap pihak ke dua, tetapi juga hak dari pihak kedua yang ha rus dipenuhi oleh pihak kesatu. Di dalam hal ·ini pihak kesatu dan pihak kedua h~rus terdiri dari in diviou-individu yang hidup. Kalau keputusan tidak mengandung perumusan dari kewajiban maupun dari hak tadi, maka keputusan tak akan ada akibatnya dan karena itu keputusan tidak akan merupakan keputusan hukum. Kalau pihak kedua itu ndal9h misalnya nenek-
36
moyang sudah meninggal, maka keputusan yang menent~ kan kewajiban pihak kesatu terhadap pihak kedua itu bukan keJ:Utusah htikum' tetapi hanya suatu kep.ttusan yang merumuskan suatu kewaj iban keagamaan.
- Attribut yang keempat disebut Attibute of sanction, dan menentukan bahwa keputusan-keputusan dari pihak berkuasa harus dikuatkan dengan sangsi dalam arti tujuan seluas-luasnya. ~angsi itu dapat berupa sang si jasmaniah berupa hukuman tubuh dan depriviasi d~ ri milik (yang misalnya amat dipentingkan dalam si~ tem-sistem hukum bangsa-bangsa Eropa), tetapi juga berupa sangsi rohani seperti misalnya: menimbulkan rasa takut, rasa malu, rasa benci dan sebagainya.
( ·· toatltj araningra t, 1983 )
Dalam rangka penyiapan kader-kader pemirnpin bangsa di masa mendatang, kita dapat mempelajari teori-teori kepemim_ pinan dari mana:r:un datangnya, namun dalam penerapannya harus selalu dalam kaitan dengan budaya bangsa. Dalam rangka kernajuan bangsa janganlah hendaknya seperti "layang-layang putus talinya". Kepemimpinan bangsa harus berakar pada kebudayaan/kepriba~ dian bangsa sendiri. ~eperti yang telah diuraikan di muka, kepemimpinan dalam sistem budaya bangsa, attribut-attribut tersebut turut menentukan kegiatan bangs a. Berd~sarkan nilai-nilai luhur bangsa, mekanisme kepemimpig an bangsa dengan attribut-attribut tersebut ~edikit, a-cau banya k turu t mempenga ruhi gerak masyaraka t pendukungnya.
Aiapakah yang "bertanggungjawab" dalam kelompok? A.nggota, pemimpin atau kedua~duanya? Pacta hakekatnya tanggungjawab atas kelangsungan hidup ke -lompok dalam rangka mencapai tujuan (kesejahteraan) itu ada pada keseluruhan anggota serta orang, atau lembaga yang di beri mnndat untuk memimpin.
37
Namun secara efektif tugas itu lazim dijalankan: eleh pemimpin. ~emua warga, masing~masing mempunyai hak dan kewajiban. :Q.~ng~-~ ka_ta; la,~.t:l 11kekuasaan"- -i tu be rasa pada seluruhnya. Me~ reka bersama-gama baik seaara pribadi maupun kelompok bertang gungjawab atas terciptanya keadilan, keteraturan, keselarasan, keselamatan dan kesejahteraan~
Di dblam praktek, tidak seluruh anggota dapat menjalankan tugas itu secara runtut, karena aspek kepentinga~ ' ,p,ribadi ~angat menonjol, Di samping itu dalam melaksanakan tugas kepemi mpinan effektivitasnya tidak sebaik ape yang dilakukan oleh orpng/lembaga, yang professional. Keseluruhan anggota mel impahkan: 11manda tnya" berupa harapan-hara pan, tujuan- tu
juan1 norma-nonna atau secara singkat disebut nilai kepada~ mimpin, sehingga kepemimpinan itu dapat dijalankan.
Prof, ~~edjito, dalam beberapa kesempatan menjelaskan bahwa:
- Effektif ~ efisien x nilai. '
Dengan melimpahkan ~ebagian haknya kepada pemimpinnya diharapkan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab itu akan lan-car. Disamping itu di dalam 1Uatu kelompok 1 pembagian fungsi mutlak diperlukanf sehing«a pengaturannya/koordinasinya akan 1~ bih tnUdah dijalankan. Pemimpin (yang menjalankan fungsi) meg j~bat ata~ nama keseluruhan anggo~.
~dapun fung8i utamanya adalah mengarahkan, mengatur; k~ s eluruhan anggdta dari terea }:1! inya./ terci ptanya keseja hta1'aan (hon.um comune), Walaup.1n ia sebagai ''pengatur umat"t tetapi
ia sendiri sebagai pribadi tetap masih merupakan bagian dari keseluruhan, bukan merupakan unsur yang terpisah dari kese -luruhan.
a. f~ngangka tan pemimpin
Pengangka tannya menj adi pemimpin dapa t dilakukan secara i .... Kharismatik
ii .. - YUridi8
iiii - Melalui perebutan kekuasaan/perang
iv. - Humaniter.
Keterangatl :
38
ad. i• Pehgangka tan secara khnrismatik sebeharhya tidak diangka t secara explisit. I a muricul ke permut<a an seba ga.i pemimpih ka rena kel ebihannya (kemam plian sebaga i pemt mpin profis ionalnya , integri t as moralnya maupun loyalitasnya kepad a kelompok). Tidak ada pemilikan, tidak ada sura t pengangka t nn dan tidnk ada upac a ra pelantikan. Tanpa melalui pemilihan formal ia muncul dengan sendirinya sebaga i pemimpin, ks rena j a sanya, baka tnya dan seba gainya; ia diakui oleh anggota- ang gotanya . Kesimpulan kha risma ti k i tu lebih rnenekan -kan kepada "pribadinya ". I a tidak terlalu banyak
"pida t o", i a tidak perlu rnemusingkan banyaknya pengi kut, tetapi i a lebih rnenekankan "berbua t baik"/kua .;..
litas diri dalam pelaksanaannya. Ka r ena i a KOnsis -.. ten mel:1, _sanakan; yakni kepada diri sendiri, waJau i i a sedikit berbua t, namun perbuatannya itu akan ditiru, diikuti oleh anggot anya/kelornpoknya . Pemimpin kharismatik l azimnya bersemboyan: ya.ng baik itu banyak (bukan sebaliknyn : yang banyak itu baik). ~ekaligus i a lebih mementingkan kualita s diri da ri pa da kuanti t as.
ad.iL. ~ Berbeda dengan corak kepemimpinan kha ris~ tik, pengangka t an kepemimpinan seca ra yuridis, lebih bersifat eksplisit atau legal dalam suatu pemilihan. Dasar-dasar pertimbangan rational dikemukakan dalam pengangkatannyn . Di sini i a dituntut untuk menunju~ kan konsepsinyn secara terbuka untuk dikaji oleh c~ l on pengikutnya. Melalui ideanya atau lebih tepat
program-programnya, dapat ia ditentukan pantas/tidak pantas menjadi pernimpin. Corak ini lazim terd~pa t -
39
dalom kepemimpinan modern. Dal am pemilihan formal, jumlah pendukung ·s anga t berpenga ruh. Kotak perhitungan sua r a dan jumlahnya s anga t menentukan. 8egi obyektivitasnya ada l ah dalam me nj al ankan kepe
mimpina n ia mendas 2rknn di ri a tas peraturan,hukum
yan g t elah dis epaka ti bers ama .
ad.iii. Dalam pen gangka t an seseo~a~ g menj ad i pemimpin ini ilumat" men.gG.l ::- h 1-:::~~en r.: ka}_2..h pe r~ ng ~ kalah kuasa~
a tnu kal oh kua t. Actunl dn l am sej a r ah perebuta n kekuas n.an itu ncb "!Ja ilc dengnrt kekua tan sehj a t a a ....
t au perebutan kekuas aa n t anpa kekerasan. I a men -' j alankan kepemimpinan koren.:1 kekuatan dan kekuas§:_
annya . Yang menentang harus "di singkirkan" lazim pemimpin ini disebut dikta t or.
ad. iv. Kepemimpinan humaniter s angat bersifat kemanusia
an. Redikit banyak i a muncul secara kha rismatik . seba gai seorang penunjuk jalan "bagi uma tnya ~~ se-perti Nabi, Wali. Disamping as pek pribad inya yang
luhur, aspek r eligius berperan di dalamnya. Ia
muncul sebagai pemimpin karena sifat-sifat keman£
si aannya dan sudah ba r ang tentu ori en t as i pada di mensi trancendent. I a menyadari benar bahwa manusia seba gai 11makhluk Tuhan 11 itu mempunyai kesempa t
an yang s ama untuk menjadi ba i k .
Penghargaan, a t as hak-hak azas i manusia merupakan
ciri khasnya . Dala m praktek model-model terse bu t secara terpis ah-pisah sulit dijumpai . Laz imnya mQ
del-model tersebu t suda h s aling be rkai t an serta : ~
menj adi: 11 norma" ke pemimpinan.
Cara-cara pengangka t an t e rs ebut, bias anya sudah berkorelasi s a tu de ngan ca r a l ainnya . Crang Japat
s a j a muncul secara kharismatik, punya leade rship, dipilih secara legal (yuridisY dan sedikit pere ....
butan. Entah itu berupa anc aman senj a t a , a t aupun
doktrin-doktrin politik yang dipe rgunaka n.
Y-o ~
b. Tugas pemimpin (haru_s ada dalam sosialitas manusia)
- Ia hElrus menjamin kesejahteraan umum dan pribadi dari semuCl orang. Dengan demikian ia harus bersedia: melayani/mengabdi demi kese j ahteraan umum. Tentu saja ia jUga harus menjamin kepentingan pribadinyEl sendiri, tetapi tidaklah lepas d2ri yang umum. Kepentingan pr,i badinya, termasuk/ dnlc:m r angka kepen tingan umum, di -mana ia juga masih m0 rup~k2~ b2gi an da ri keseluruhan.
- Dengan demikian, kalau i a ttdak melayani kepentihgan umum, maka i3 bersifat amora l/mel awan moral (esgensi sosialitas manusia).
~ Pemimpih itu harus mempertahankan keteratutah~ antara ;Lain berupa : Ia bersama anggota~
Dalam suatu negara yang modern, masing-masing fung&i tersebut dilaksanakan oleh badan sendiri-sendiri. Dengan demikian pemimpin tidak mesti harus seorang diri, tetapi juga dapat berupa dewan atau badan pimpinan, menurut konstitusi yang berlaku.
- Pemimpin mempunya i Hewenang un tuk memu tuskan suatu ... aturan. A.pabila terjadi pelanggaran terhadap aturan/ hukum, ia mempunyai hak untuk menghukum a tau membert
kan sanksi. Dengan demikian ia berwenang memaksa, sejauh i.tu merupakan tujuan kelompok (aspek formasinya) dan tidak melanggar hak kemanusiaan anggota. Wewenang nya itu dimaksudkan untuk menjamin tercapainya kesejahteraan umum.
Hal itu juga untuk menjaga agar tidak terjadi main -hakim sendiri. Terlebih-lebih dalam keadaan darurat seseorang pemimpin mempunyai wewenang atau hak yang
41
- Lebih besar untuk mengamanka n keadaan tersebut~
- Pemimpin sendiri ~u gc:; bera da di bawah hukum, j ·adi
denga n sendirinya ta teta p an ggota group dan wakil
urna t ~ Dal am merumJ..Jl~a n hukum i o hEli'llS jugo mencari
k6h~ensus d enga ~ k e inginan uma t,
Walaupun serin g terj a di. bo. hwa sectang pemimpin di da
lam badan hukum i tu memi l L ci pen gkhusus an tentang dirinya
dalarn kepemimpinu.n ~ 'Ietr-pi .s ec a r a prinsip pimpinart tetap
rrtempunya i kewajibon y .-:mg .sc::ma seperti anggota. Misalnya S£.
orang pimpinCl n nega ra, i a teta p mempunyai pajak, pimpinan
sepak bola ia tetap membaya r iuran. Adapun pelaksanaan te}i
nisnya dar;et diatur.
c. Sikap anggota terha dGP pimpina n
- DCJri pihak ang go t 2 ha rus a da loyali tas, yni tu kesedi§;
an untuk menertma kebijaksan<J.an pimpinan.
- Dari segi lain anggota mempunyai hak/bertugas menga
dakan kontrol terhadap pemimpin (social control)
- Selanjutnya pimpinan harus mengindahkan kebutuhan, ke
inginan dari anggo ta, dengan demikian fungsi dari se
orang pemimpin adalah betul-betul sebagai penjabat
yang m~wakili: anggo ta, sebagai pelayan bagi kesejah
teraan anggota . Ini dinamakan prinsip demokratis, ya
Ltu mengindahka n s~~ra a~ggota. Tentu saja pemimpin
mempunyai jugo. suara h a ti untuk meyakinkan pendapat
dari anggota, denga n demikian juga mempunyai hak un -
tuk berinisiatif.
- Kalau seorang pemimpin tidnk memuaskan anggota, kese
luruhan ia dapnt diganti.
Pemimpin yang baik ialah seorang ynng mempunyai lea -
dership, tidak diktator, juga tidak mengikuti saja pen
·1al'\'l t. Angguta melulu. Jaci ia mempunyai kewibawaan d.[
lam melaksanakan tugasny3.
I
42
d. Kekuasann sifa t khns persekutuan I kel0mp6k
- Dalam persekutuan harus ada pengaturan anggota, supaya tujuan bersama dapa t tercapai. Padahal, penga turan itu menurut prinsip yang efisien (jadi yang dengan k~ harusan moral), ada l ah meniadakan semua ketidak-tentg_ an dari anggotc tentang: tujuan dari groupnya.
Dengan kata l a in: prinsip yan g menyebabkan bahwa pe~
sekutuan itu da pa t ruijalankan kepada tujuan; sebab:
~ Cara/j al an itu berbeda dengan baik.
- Pikiran masing-masing anggot a berbeda dan semua orang/ anggota titlak semua mengerti sifat""sifat yang obyek/per1u bagi persekutuan.
- Kadang-kadang orang malas den tidak mau bertin -dak.
Da ri hal-hal tersebut di atas ada hak mewajibkan anggota, supaya dengan perbua tan-perbua tan bersama dnpa t mencapai tujuan persekutunn . Jani ha rus ada kekuasaan/author! tas untuk mencopai tujuan.
- Kekuasaan ha rus memimpin anggote, menurut pers a tuan
orde untuk mencapai tujuan (fungsi aspek formal pe£ s eku tuan).
- Keku~s aan bukan unsur intrinsik f ormal persekutuan. Tetapi mengalir d0ri essensi persekutuan dan berakar
dalam essensi itu juga. Jadi dari segala anggota. I ndividu yang ekstrim ti dak menerima kekuasaan se -ca r a sungguh-sungguh. Mereka mengatakan bahwa hal itu akibat dari perjanjian yan g bebas dan praktis.
- Anggota harus t aa t pad a yang memegang kekuasaan (pimpinan). Namun demikian ia tidak dapat menyuruh
dengan sewenang-wenang, melainkan kekuasaannya itu
harus menurut tuntunan yang obyektif, dengan kata -lain "ukuran kekuasaan", "kepentingan umum". -
43
Hukum k•drat s eba ga i das a r dari hukum pos i tif I minimum .,
progr a m da ri persekutuan, dan buka n merupakan ba gian yang
terpis a h, j ad i hukum posi tip merupa kan pengkhusus a n dari
hukum kodra t.
;3e r n.t Pu s t a lc c'.. r n j c;,, mcrupnk an s a 1 nh s a tu k nrya Puj cw.1.g
gCt. Kr o.t on Su r ak a rt u. Rc.:.den Ne;c:,be i Rcmg&o..wars i t .J. y m?-e; h i d up
t ciliun 1802-18 7 3. D[:,r i s i1s ila lmy.J. dapCt.t d i kc t <-1.huL b ah vva
dnrah k cpuj o.ngg no.nny CL mon e;c,1ir, d nri ny nh d nn k nk elmya y an g
j u e;n Pu j 211.gga Kra t on SuroJc:::.r t a. y a itu Rm1en Nga be i Yosod.?.:,
pu r o I d cm R2-dcn Nga b e i Yosodi puro II ( RCLdon Tilinen ggung
Sa s trcma g a ra).
Babon c c ri t o. Se r a t Pus t alcnrr~ j c:.. d i t u1is d a 1 arn huruf J o.wa
dan bru1~s a J awa . Ceri t a y ang t e r d c:1.pa t d i d a 1 rulllly a ama t
pan j ang" t e r diri da r i 341 a j a r an . Ka r en a dcmi k i an panj ang
n y a i tu maka Raden Mc:w Tu.meng[;ung Rcmgg awar s i t a d i tugas k c.m
un t uk mene1iti se rt n mcn gumpulkan a j a r an dCU1. s eg a 1 a ma c am
s uri t au1adan y anG t c r d CLpa t da1 am So r CLt Pus t a k a r a j a . Kum
pu1 Cll1. CL j a ran i t u d i keno.1 c).cngcm :oamn So r a t Par amnyoga ~ug
tCLkara j ~ . ( ~ qrruna = ut ~na. a gung, 1uhur; yog CL = sema d i .
t opekur . mc r enung ). P a r arnayoga b c r a rti r em.me;an ut anm a t a u
r enung an 1uhur.
Aj a r an yang t e rmu a t d i d n1 am Se r a t P a r amay og n Pus t akara ~ a
momClllg mcme rlukan r onungcm y c_m g mon da1 am untuk memci.hami
i s i nya .
Se 1 nn jt,.tnya Se r o. t P a r amay og a Pus t a kiitr a j a y ang s emula
ditulis d a 1 am b ahas a J awa d an huruf J nwn, k emu c1i on d itu1is
kemb a li d engan menggunnkc:,n b ahas a J awa hu ruf La tin o1 eh
Rnn asuba y a abdi d nl om J n j a r Nirbaya d e:m t e 1 nh c1ipe riks a
ol eh Ac1 i p a ti Sa s r nd ining r a t. Akhir penu1iscm itu t e rj acl i
44 '
tahun 1841 (tahttn uawa) atau 1909 tahLtn lVlasehi. Hal tcrs!but dapa~ diketahui pada akhir tulisart 1ahg ber~ bunyit
"Rrunpungi~g pcmyerat ing dinten Rebo :Kliwon . tahggal
kaping 10 wulan Sawal , angka 1841 1~~
Wus dak pariksa t amat t I:rlgkang nyer at o.bdi c1a1em Jajaf Nirbaya " Keparak-te ~ hgert, Kapethil wonten ing Kantor Radya Pustaka
(Adipati Sasradining~ r at)
(Ptu1 Ranasubaya )
Kemudian pada 1Hiliun 1981 . Departerrien Pendic1ilcari dan Kebudayaan Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Dae r ah ment.igaskan kepada Moeiyono Sastranaryatmo U:rltUk menga1ih bahasakan dari bahasa J awa ke bahasa Indonesia dan mengalih aksara dari hurui Lat:ln ke huru:f cctak/gedrik• TugGts aiih bahasa c1ah aiih aksara itu c1i1aktikan di Surakarta. berakh~r tahun l982" Hasiinya tcrsusun dalam sebuah huku ber~udu1 usera t Kalem paking Piwtilang PCJ:ramayoga Pustakaraja11 , terdiri ;at as 631 haia.mart~ Haiamari i s/c1 394 merupakan aiih bahasa. seda.ngkan ha1aman 39§ s/d 631 merupakan alih aksara. Buku ini .... iah yang mertipakan saiah satu bahart atau sumber pene1iti~
Adapun ajaran "kepemimpihan" yang terkandung di dalamnya antara lain:
~ Oatur Prakara Kramaning Ra janiti - Hastha Brata Pustakaraja. - Nistha Madya Utamaning Nata. - ~ri Prakara Karemani:rlg Prabu Brahffianataja • - Tri Jantra G~baninG; Bathara. 1
(Ranggawarsita - 1978. hal. 63l; alih bahasa Mo0lyono Sastranaryatma) 4
Dalam,kesempatan ini hanya dibahas 3 ~tiga) aja:ran kepemig! pinan . yaitu: Oatur Prakara Karamaning Rajaniti . Has-tha Brata dan Nistha Madya Utamaning Nata•
45 a. Ca tur Prakara Kraman~. RE.Jj_~
Sebac;'"limana telah disebutkan di muka , ceri ta yc-mg di t~
liskan di dalam,Serat Pustakaraja itu ama t panjang . terdiri
atas 341 ajaran . sedangkan ajaran '1kepemimpinan 11 merupakan
s a l a h Sqttunya yang akan diura i kan di b a wah ini. Da l am ceri
teranya , ajarcu1. kepemimpinan i tu diberikan oioh Prabu Kt;..su
ma wici tra kepad a Prabu CanQ.akusuma dan Pra bu J a yakllsw11a . be,t:
ada di d a lam urutan ke 292 . b e rbentuk puisi ( tembane; J ·awa )
pupuh Pang kur 11 p a d a .
Ada pun pokok isinya ajaran itu seb agai berikut:
Seorang raj$. (pemimpin negara) akan disebut "ratu utama 11
(ra j a bijaksana) . apabila menerapkan sifat 4 macam yang di -·
sebut: n catur prakara kramaning raj ani ti 11 yang berarti empa t
h a l (sifa t) yang menj adi k e priba dian r a ja. Ada pun penge trap
kcu~ empat macam sifat tersebut h a rus senantiasa disesuaikan~
deng;;m si tv.asi dan tempa tnya. Emp'1.t sifat i tu adalah: 1'sama ,
beda - dana . dan dhendha 11 •
1). ''sama 1' a rtinya tidak pilih kasih.
Seorang pemimpin (raja) dalc;un memberilce.n h a k dan kevvaj]:
ban kepada bawahru1. (wadya bala)- hendaknya tidak pilih-pi
lih kepada perorangcu1. atau sebagian saja - mela inkan h a rus
merata semua mendapat bagian sesuai dengan proporsinya.
Ha l itu dilakukan agar semua angg ota mempunyai rasa tanggung
jawab dan ra~a memiliki serta menghindarkan rasa iri h a ti se
sama bp.wahanlanggot~.
Dengan sifat "sama". seorang pemimpiJ?. terhindar dari rasa Pi lih kasih ( emban ciJ?.de emban siladan . Jawa) • Tersebutlah di
dalrun pupuh Pangkur . pada 4:
II Kudu n g angg9 pangkat-pangkat o den~ empaning sama
yon apariJ?.g , aneng pasamuan agung . kang,kawruhan
ing wadya. }laywa kongsi pilih-pilih iku - den sa1na
rata warata . mangkono traping ~ekasih II
Sifat "sama11 seorang pemimpin terhadap yang dipimpin -(raja
terhadap kawula) diibaratkan sikap orang tua terhadap anal{-
cmalmya. Orru1.g tua membagi r a t?- hak dan ke wa jiban kepada a
anak-anaknyq tanpa pilih kasih, sesuai dengan ke~ru~puannya .
Anak-ano,k diberi kesempatan yang sama untuk mengembangkan ke
mrutipuan . anak-anak di bcri tugas yang merata sesua i dengan
us i anya . (B:::mdingkan cl. ene;an keadilan distributif)
2 ) • "beda 1; artinya pilah-pilah a t au tidak me nyamar atakan.
Seorang raja ( pemi mpin) dal am memberi kan tugas t e rha
dap plli"lggawa ( b awahan) h arus d i s esua ikan dengcm kemam
puru1. dan keahlicm:o.ya . Kepada bawahan yang mempunyai vvat ak
keras dan pe r kasa . sebai knya diberi tugas menjadi prajurit
di me<)_an perang . Sedangkan kepada bawahan yang be rperangai
halus . sebai k:o.ya diberi tugas yang membutuhkan ketenangan
dan k ehalusan. misalnya perawat a t au bidang keruhanian ata~
pun bidang kesenianlkerawitan. Hnl t e r sebut dimaksudkan agar
t e rhindar dari adanya salah urus a t au salah tugas . Penempa!
anlpcmberian tugas h endaknya sesu a i dengan kemarnpunn dan k.~
ahliannya (the right man on the right, pl ace). Bila yang be_t:
pe r angai h alus diberi pekerjaan kasar - dan sebalil~ya jus -
tru akan menghB~bat kerj a so rta tidak mencapai has il sep~rti
yang d iharapka..n.
Ters ebut dalam pupuh Pangkur , pa~a 6 :
I I Kang al~bda kang alembat - haywa sinung k arya agal
sayektL apuwa r a salah surup . t~mah wurung dandanan ,
pr~yogane pat ahen pakaryan a lus - ruwit aning karawi!
an, dadi tan mindo gaweni II
Pemberian tugas kasar dan halus tidak holeh dis ru~a-rataka'1. ,
harus dipilah-pilahkan. Diiba r a tkan sepe r-Gi a l a t - maka ha -
rus dibedakan antara "wadung 11 ( al a t pembelah kayu) dan "pa
cul11, ( c angkul). "Wadunt:; 1' adal ah a l a t pemotong dan pembelah
kayu , sedangkan 1'pacul" al a t untuk mencangkul t anah . Walau
pun,11 wadunt:;11 dapat juga untuk mencangkl).l tanah dan se'Jalik~
nya . 11 p acul 11 dapat untuk membelah kayu .· n amun j e las h <:ts ilnya
tidak S3perti yang diharapkan.
Seorang pemimp:in yang baik dan bij aksana dalrun memberi tu -
•
e;as lcepada bawal1.annya harus memahami sifat "beda" , supaya
dapat menc etpai hasil yang menguntungkuno
47
( Bandingkan sifat "beda11 ini dengan 11 kebij aksanaan kepemim
pinan Minanglcabau dalam memberi tuga s ) :
yang but a penghembus lesUJ;J.g
yang lwnpuh penj aga rumall. .
- yang pekak ( tculi) penyuJ_ut merit:un o
yang kuat pembawa beb an -
y ang bine ung untuk disuruh-
yang ce:rdik d:j.bawa mufakato
( Nasroen . 1971 . h al. 169 )
3) o 11 dana 11 artinya mmnberi hadi ah- penghargaan yane sesuai
( revvard) •
Seorang pemimpin h endaknya senantiasa meneliti dan me -
nge tahui a~a yang dikerjakan oleh baw~hannya. Kepada mereka
y ang rajin . t aat menjalankc:m tugasnya. pantas i a rr:endapatkan
pengh a r gaan. Pe~ghargaan itu tidak h a rus bersifat m~terial
(uaug misalnya) . tetapi dapat juga berupa pe rha tian . senyu
man, t epukan tangan a t au pengharga an ruhal).iah l a innya .
Denga1 memberi perhatian atau penghargaan. s eorang b awahan
akan lebih meningkatkan pr~stasi kerja. Seandainya ada pe~
selisihan diantara bawahan. maka dengan memberi penghargaan
dapat dipakai sebagai sarana untuk melerai dan m~mpe rsatukan
Pemimpin h a rus dapa t mendamaikan y~ng b ers elisih . dalam arti
memberi penjelasan mana yang benar. mana y ang s a l ah . KE;pada
yang benar diberikan penghar gaan (dinya t akan bena:rnya ) , se
dangkan kepada yang salah harus diberi pengertian . sehingga
i a menyadari kes al all.annya .
Tersebut da l 'i..ffi pupuh Pangkl;.r . pada 9:
I I Dene 81J1paning dana. ing sabaraJ;Lg prakara kang den
k a'bvruh . kang t a b eri karyanipun. miwah k~g k abene,r
an " wruhing w~jih. pangkaten ganjaraning~ yen ana
padudon karsa . dan a ~inarya anyapih II Pemberi an penghargaanlhadiah ~ dis amping dapat dipakai seba~
gai sarana meningkatkan motivasi dan prestasi kerj a bagi
48 yang bersangkutan juga dapat dipakai sebagai saranu pendlidJ:
kanlpcrcon~QhE.m bagi bawahahlanggo t a lainnya . (kona kanggo
tepa palupi - J awa) . Memporoloh ponghargaan ka r ona prest2.s i
kerja morupakan kepuasan ruhaniah ters endiri bag i se-biap
orang.,Dengan domiki an- pemimpin yang memperhatikan sifat
udana 11 ~ sekaligu.s akan m~nwnhuhkan r asa hormat . loyal - si
leap posi tif (nyengkuyung. J awa ) dari bawah e:m kcpada pimpi
nan.
4). "dhendha 1i artinya menght,lkum dengru1. adil (punishment)
Dal run praktek pekerjaan - tidak semua yang sudah diatur
itu dilaksanakan sosuai dengan aturannya.,Dengan demikian
seo rune pemimpin harus selalu awaslteliti- apakru1. ada pe ~
nyimpanganlpenyelewengan yang dilakukan oleh bawahan dalam
melaksanakan tugas. Jika tornyata terdapat penyimpanganlpe
nyelewengan y E.mg dila~ukan oleh bav;-vahan . so orang pemimpin
harus mengctrapkan sifat 11 dhendha"- artinya denean togas
rnembcrikan hukuman yang setimpal. Sudah ba rang t entu pada
awalnya diberi peringatan dan dit~liti betul kesalahannya.
Bila hal torsebut sudah dilakukan. d2~ ten1.ya ta masih saja
melanc;gar. maka penerapan hukUJ.ilcU'l haru.s dilaksanakan ke pada
siapapun tanpa memandang siapakah orangnya yang melaku._"kan
pelanggaranlpcnyimpangru'l. Apakah i a masih kelua r e;a atau 9-
rc:uJ.g ~ain - apakru1. i a masih ada hubungru1. ~erabat (s ent ana "
J awa ) . siapapun yang bers alah h arus dihukwn (didenda ) se
suai dengan kcs al ahannya berQ.asar peraturru1. yang berlaku. ~
Terscbut dalam pupuh Pan gkur - pada 11; '
II Denc,ta empaning dhendha - yen amatrapken ing hukum
adil - tanpa nganggo sigan-sigun - nadyan sentana ·wa,r
ga . l runun uwis tibaning hukum puniku - pinidana ing
wi sesa ing wuri-vvuri I I
Sifat 11 dhendha" menjaclikan ocornnc pomimpin b e rwatak adil
berani karena benar. Terhadap siapaptul yang melanggar - ha
rus dikenalcan S8.nksilhulcuman. Bila pelanggaran i tu dibiar-
49
kan saja oleh pel}limpin . buk c:m. saj a vvibawa pemimpin dan pc,r
a turan itu turun . tetapi kcse luruhan warga a t au organisasi
akan me rug i. Kcberani an pemi mpin UJ;J.tuk menerapkan s ifa t '1
"dhendha' 1 mcmpunyai d.ampak pos i tif . antara l a i:o.:
menghukwn yang salah ( paring pengadilan . J awa )
- menegakkc;m. k eben a ran dan kc a dilan (j ejcging bcbener
l ru1. adil . J awa )
- mend i d i k ane;go t a l a innya menj auhi pelanggar an , me -
ngurangilmenghilangkan kesempatan untuk me l anggar.
- mcnjaga , ketcraturan d an k e t e rtiban ( mrih tw1mt a l an
permati J mva ) .
- mcnc::;embangkan s ifa t hati-ha ti (ora l e lemeran- J awa).
Empat sifat terse but ( sama. beda, dana dan c1hcndha ) , d i , -
r angkum dalam lm limat 11 c a tur prakara Kramaning r a j c::miti 11•
a rtinya empat h a l ( s ifa t) yang scbaiknya menj ad i k epribad_:h
an r a j a ( pemimpin) dal run mempe rlakukan bawahan. Dong an, me
l al{s anakan secara kons ckuen cmpat mac am s:Lfat terse but . ma
ka masyarakat a t au organi sas i akan b e runtung .
Disamping a j a ran kepemimpinan y ang t ersebut da l am 11 Ca tur Prakara Kram.~.ning Ra j ani ti II sebagai mana yang diurai~
kan s ingkat di a t a s . Prabu Kusumawicitra juga memberikan n _9;
sehat ( ~a j aran) yang harus dimiliki oleh seorang raja (pemi[!!
p in), yang c1is ebut 11 arnb eg wollmg prakar a 11 • ( Wat ak delapan
h a l) , y an g t e rken a l dengcm penyebutan e;Ha 9tha Bra t a 11•
Sebagaiman a dijc l askan dal am pupuh Giris a . pada ke 21:
II J
Prabu Kusumawicitra. angla j engaken ¥vas ita,
man6kona ngandik<;Lnira , ing menglw kawik~m1a. ana
manch k an g do,dya , darsana kot amcng n a t a. saye1di k]J
du n g2.nggowa o fJdiL~ wolunl.L..P._r~ara . I I Adapun &llbeg a t au sifat dE;lapan t e rsebut: ambeg prat~la.
ambeg tirt0 - ambe g dahan~ . ambeg ma rut a . amb cg surya . am
beg c andra . runbeg sudama. runbeg mendung.
•
50
l ) • .§:!ll b G _g_p_ JZ_E:_L!_g)_ a
.Ambeg prat a l 2 a t a u se ring juga d i sebut ambeg k i sma a d a
l ah s ifa tnya bumi a t a u t an a l;l.. B-wni a t a u t anah i tu mcmp~
nyai s ifa t se l a l u rp.omberi ( danC1 , J mva ). BW11i se l a lu member1:_
km1. kepadn manus i a . se l a l u berderma demi kebahagi aru1. manu ,
sia . Sebagai bukti: d a ri bmni s emu a t-wnbuhan mc nghas ilkan .
denc:;cm sukar e l a d i lJe rgunakan. d i sedi akan bagi umat mru1.us i a
b c:Chkan juga makhluk h iclup .
Tidak h e.nya twnbuh-t·wnpuhan y a ng ¢\.isediak811 - t erma suk juga
tubulu1.ya d iinj ak-inj ak , d ic$Xlgkul ., d. i gali d ic ari, b a rcmg t am
b ang soperti emas 1 b 2tubara . b es i dan sebaga i nya. tid a k pe r
n ah bu.mi men ge lu.h - mondendrun .
I a so l a lu membo ri dan monyediakan . memberi da11. menghas ilkan
untuk kepent ingan orang,la in (manu s i a ian makhluk hidup).
Demikian pula h ondaknya, seorang pemi mpin bersedi a b erko r
b an , menye cl i akan d iri ru1.tuk mongabd i kepacla k epentingan ber
dana . k a r em ambebungah j a JC!ffia . wah an aning d :ctn a dri ya.
kang t wnu vTill1. ing a nggcilly a. suka lila den ambila II
2 ) • am 12.£g~i.=!-.Ft a
Tirt a. bera rti a ir r a ir mempunya i sifat tenana- - s egar dm
menye jukkan. Da l am lc~i tan dengan cunbe.g tirt a . a ir di a rii.
kan sebagai sifa t pemaaf, buka n pendendam . memberikan daya
hidup k epada m~usia dan semua makhluk hic;J.up. Air y ang da -
t a r dan t enane;. wal aupun ditimba (diciduk - J awa ),tidak ter
lihat bekasnya . Den g2..n a ir semua twnbuh-twnbuhcuJ.. bina t cmg
dan manus i a J a pat me r asakan kesegaran hidup.
Denge.n s ifa t a ir , s e orcu1.g pemimpin h endaJ.tl ah juga mempunya i
s ifa t membe ri kes egar an hidup ( semangat ) ~ memberi kesempat
an b awahan mengembangkan :potensinya. Demi-k i an pul~ se orang
pemi mpin wal aupun dikeca111, dikri tik dan dikoreksi - s ~harus
nya tidak menimbull-c.an kese.n menolak (tidal{ berbekas). tidak
51
mendendam, tidak sakit hati. ~ekiranya kecamnn, kritikan i tu tidak bena r, mElka balas dendnm yang dimunculkan, teta pi sifat pemaaf yang tulu~.
Tersebut di dalnm pupuh Girisa, padn 5: II .......... , kang kapindo ambeging tirta, angglar
ken sedina-dina, pangapura paramarta, angyomi rnar ang j ::mma I I
3). ambeg dahana.
"Dahana" artinya api, dengan sifat dapnt menghacurkan memusnahkan segenap rintangan dan penghalang.
~eorang pemimpin dengan ambeg dahana, tenang pendiam, bij aksan<J , melindungi, membangkitkan semangat bawahan, padn suatu W8 ktu dibu tuhk8n 8 tau ada bnhaya ia akan tampil menyelesaikan masalah dengan baik~ segala rintangan yang men& hadang akan dapat diatasi, s egal a kesulitan yang ada akan d.Lpecahkan~
Tersebut di dalam pUputl Gi~iS a f pada 6:
II Katri ambeging dahana, amisesa ing kalena, angrlik regeding baNana, si:rna s a gung dura tmaka I I
4). "ambeg maruta 11 :
Maruta berarti angin. Angin itu sifatnyn "luwes", dapat berada (menyusup) dimana saj a , di tempat yang sem
pit maupun yang luas, dalam keadaan bagaimanapun juga, ia ~
selalu dapat mengambil tempat. qeorang pemimpin dengan sifat angin bera rti senantias a d~ pat bergaul menempatkan diri diantara bawahannya (bisa _
manj ing ajur aj er, mane ala pu tre1 mane ala pu tri, J awa). D~ ngan nmbeg maruta, seorang pemimpin dapat menempatkan diri dengan situasi bawahan. Tersebut di dalam pupuh Girisa, pada 8:
II "Kapa t ambeging maruta, tan pegnt titi pariksa, anggung maminta anuksma, ing solah bawaning j anma, bisa mor ing paramaran, agal alit kalimputnn, l£ kune t anpn wangenan, pamrihe tanpa tengeran I I
•
52 5). "am beg surya 11 :
~rya, artinya matahari. Ia bertugas menyinari bumi d~ ngan segala ketaatan dan ketekunan. yang luar biasa.
Ia tir]ak terlalu cepat, dan tidak pula terlalu lambnt. D~ ngan sinarnya, ditembuslah awan dan mendung menjadi air huj an yang membasahi bumi menumbuhkan tanaman dan pepohog an yang dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Dengan ambeg surya seorang pemimpin hendaklah mengetrap -kan sifat-sifat yang baik tadi.
Tugas dilaks anakan dengan tekun, setia tanpa menuntut ser. ta pamrih-pamrih tertentu~ Ia bertugas tidak untuk perse2 rangan atau golongan, tetapi untuk semuanya, tanpa pilih
kasih. Tersebut di dalam pupuh Girisa, pada 9 dan 10: II .......... , kelima ambegihg surya, asareh sabarang
karsc:, rereh ri rib ing pangernh, tan daya-daya an
tuka II II Upama singa pinaya, ketaman panasing surya, tan age
ginaringana, saking pangati-atinya , ngarah-arah ln kunira , ngirih-irih pa trnpira , amrih aywa rekasa, denira ngreh amisesa II
6). "ambeg candrau : "Candra " artinye bulan dengen sifat terang menerangi bumi dari kegelapan di waktu malam hari, menyambu t m£
lam hari pada waktu matahari masuk ke peraduannya. Demikian seorang pemimpin hendaknya da pat mencontoh sifat bulan, dengan tulus dapa t membuat bahagia terhndap sesama, berbudi luhur, r amah t amah, sopan santun, dengan rasa ka
sih sayang dapat menciptakan suasana damai, kerukunan dan kebahagia an uma t manusia. Ia lebih mengutamak ketentraman dari pada persa ingan. Kesej ahteraan bers ama yang lebih d.:h t ekankan. Ters ebut di dalam pupuh Giris a , pada 11:
I I Keping n em ambeging candra, bisa nuraga mot prana, asareh sumeh ing netya , alusing budi jatmika, prana. nga rsepi bawana, karawatan paramnrta, nawurken ra
r as rum sumya r, suma r am bah ing dumadya. /I
53
7) • "ambeg sudama 11 :
~nama artinya bintang; ambeg sudama sering, juga di -sebut deng .:m ambeg kartika, yang mempunyai si.fat tegak,
teguh, tidak mudah goyah atau pantang menyerah. Demik Lan pula seorang pemimpin, hendaklah mempunyai sifat seperti bint<mg; teguh pendiriannyn , tidak mudah goya.hlte_r goyah hal-hal y;:mg keliha tannya menyennngkan, namun jus tru sebaliknya. Memiliki rasa percaya kepada diri sendiri, tidak pernah ingkar janji. Tersebut di dalam pupuh Girisn, papa 12 :
II "Kasapta ambeging sudama, lana susila santosa, pengkuh tan kengguhan driya, nora leres ing ubaya, datan lu~e ran ing karso, pitayan tan samudana, setya tuhu ing wacana, asring amusung sasmita II
8). "ambeg mendung 11 i
Mendung berarti mega a tau a wan yang mempunyai "s if a t-si fat adil. Ia senantiasa tieftihdak memberi ha diah dengan
mengubah dirinya menjadi hujan rnenyirami tanarnan dan pep2 honan. ~ebaliknya mendung dapat juga mengubah dirinya mendi hukuman berupa p8tirlguntur yang siap menghancurkan.se
orang pemimpin yang baik hendaklah bersifat seperti itu, yaitu bersifat adil dalam rne11erapkan hukum (dana wesi asat,
Jawa). Pemimpin harus senantiasa memantau keadaan bawuhan, kepada mereka pemimpin memberi hadiah/penghargaan. ~edangkan
t erhaaap bawahan yang secara jelas melakukan pelanggaran, m2ka pernimpin tidak segan-seg<m melaksanakan hukuman yang .CJetimpal dengan kesolahan yang diperbuat (wesi asat, JaY/a). Ters ebu t dalam pupuh Gi risa, pad a 13 dan 14:
II "astha mbeging mendu.ng tan lyan, nrapken dana wesi asat, angempakken pengadilan, tan anyangga pepilihan, danane yen kebeneran, sayekti asung ganjaran, sarane nurunken u dan, anyirami tetuwuhan //
II Wesi as"'.te yen ana, kang keluputan sakala, dhinendha lan pinidana, ing guntur datanpa sesa, adile langkung mariksa, ala beciking manungsa, gebyaring cleret ikB, kang sangka titi pariksa II
54-
Demikianlah ajnran tentang "ambeg wolung prakara 1' (si
fat delapan) yang menyerupai sifat ... sifat alElm 'yang hendak
nya dimiliki oleh setiap pemimpin. Bilamana ajaran-ajaran
ters ebu t dilnksanakan dengnn kons ekuen, diharapkan dapa t
menggerakkan bawahan dengan baik.
AjarEm delapan sifat tadi disebut Hnstha Bratn sebagaimana
dinyatakan dalam pupuh Girisa, pada 16 : II",., .•..... mahgkana kang Hastha Breta, anggoni den
kasarira, prabu kekalih atur sembah, sedyn nges token
samya I I
Mengenai ajoran kepemimpinan Jawa yang disebut ''Hastha
Bratn" salam ,~ierat Makutaratna tulisan Ki ~iswoharsoyo,
1982, dijelaskan bahwa ajaran itu diberikan oleh Bega.wan
Kesawasidhi kepada Arjuha pada lakon wayang "Wahyu MakutQ.
Ta t a uruta n dan t a t a isti lah ada yan g sedikit be rbeda , n a
mun mempunyai makna yang serupa , yakni wato.k pemimpin
yang baik.
Isti l a h "s amod r a 11 (lautan) mempunya i a rti serupa denga n
mendung ( a wan). Air l autan yan g t e rkena sina r ma t aha r i
menj ad i uap, kumpula n uap menja di awan, aw a n yang banyak
menj a d i mendun g , mendung terkena hawa dingin menjadi hujan.
Dalnm ka i tan ura i a n ini, istilah-is tila h mempunya i makna
serupa .
qenangkan Ka rkono Pa rtokusumo men e r an gka n Astha Br a t a da
lam ~era t Pus t aka raj a karnngan Ro. n ggawa rsi ta i tu melukis-~
kan wa t ak del a pan menggunaka n baha s a Ind onesia da ri n omor
1 s a mpni 8 be rturut-turut: watak bumi , wa t a k n tr, wa t ak
a pi, wa t a k angin , wa t ak ma t a ha ri, wa t ak bulan, wa t a k bin
t ang, watak mendung , sebagaimana pengertiannya telah d i -
urni kan d i mukn.
( Ka rkono Pa rtokusumo , 1985, hal. 23-24 )
Di ba wah i n i a j a r an "Astha brata " (wa t ak_ del a pan dewa ) di
a j a rkan dari qri Rama k e pada Wibisono setela h menj adi ·ra
j a Alengk a mengganti ka n Das amuka . Astha bra -t a ini be r a s al
da r i "Rama ya na Kakawin" yang dite rj emahkan k e dalam bahasa
I ndones ia ol eh Ki J .Parlma puspi t a s e bagai be rtkut:
56
1) Dernikian ini tingkah lnku Rang Hyang Indra, yang baik dan pantas kau arnbil sebagai contoh. Ia rnenyebabkan adanya huj an yang rnernbikin kesenangnn dan kepuasan dl!,.
nia, hendakl ah kau contoh tingkah laku Dewa Indra,s~ galo pernberiannya d;:m Elhuge rabnya yang u tarna yang kau jadikan hujanmu bend aknya itu kau curahkan di atas d£ nia i.ni.
2) Ada pun tingkah laku q,cmg Hynn.g Yarna ialah: menghukurn segala tingkah laku yang jo.hnt. Dia rnernukul peno~ripencuri dan rnernbuhuhnya, hend aknyalah kau o~ntoh itu, hukurnlah rnereka yang berbuat kejahatan nan siapa saja yang rnengganggu sernua rakyat dan berniat bunuh mern -bunuh.
3) Dewa matahari itulah senantiasa mengLsap air, caranya tak dilakukan dengan kasar, tetapi perlahan-lahan.
4) Tingkah laku Dewa BUlan ialnh: menyenangkan semua rat yat, hendaknya kau bertingkah laku rnanis rnenarik bnti, l tulah yang harus kamu perlihatkan, ketawamu harus m~ na rik hati, seakan-akan air hidup.
~) Henctakfuyalah seperti angin, jika engkau melakukan pengintaian, untuk dap.'Jt nengetahui budi dan seluruh rakyat, hendaklah engkau menampakkan tingkah laku yang susila.
6) Ka rnu diperkenankan rnenikmati makanan dan kenikrnatan
hidup, j anganlab kamu makan dan minurn pada waktu yang bukan so. atnyn , kenakanlah segala pakaian dan hiasan.
7) Dewa Barunn itu mementang senjata, sangat berbisa dan nabsya t, i ale h berupa ular penj era t, hendaklah kamu tiru tingkah laku rnenjerat itu.
8) qenantiasa menghanguskan seteru, i tulah tingkah laku Dewa Api, galok terhadap musuh, hendaklah itu karnu lakukan, siapa s a ja yang kamu serang, harus hancur dan lenyap .
( Karkono Partokusumo, 1985, hal. 21-22 · )
r<aduran "Asthabrata" di dalam serat Rama, Yasadipura I dan di dalam Rerat Nitisruti ti nak bnnyak berbeoa dengan asli-
nya tersebut. Hanya saj a di dal am ~erat Rama ada sedikit s a j a tambahan s eba ga i pemanis untuk memenuhi persyara t an t embang Macapa t (guru lagu dan guru wilangan).
57
Demi k i an pula istilBh "Asthabra ta" sering juga ditulis dengan "Hasta Bra t a ", kiranya tidak merupakan perbedaan yang menyolok. Hnnya s a j a ura ian (intepret asi dan penjelas an) s erta t a t a urutan, sebaga imaha seba gian telah disusun dal am skema menunjukkan sedikit perbedaan.
Oleh ka t ena beg itu populer dan t e rkenalnya a jaran Astha -bra t a di kal ang.:m masyaraka t J awa , khususny8 amat digema ri ol eh masya rakat Yogya karta dan ~k'akartn, ajaran tersebut digubah a t au dijelaskan dalam bebe rapa bentuk, seperti l£ kon Haku t a r ama (Hahyu Maku tarama) sebagaimana di tulis dal am buku pedhalangan.
c. "Nis tha Madya Utamaning Nata 11
~elain ajaran kepemimpinan yang tertuang di 0al am "C~
tur Prakara Kramnning Rajaniti" serta "Hastha Bra t a ", terda pa t pule aj a ran t entang sifat .... sifat raj a dalam rangka ke .... pemimpinannya , yan g tertuang dalam aj n r an 11Nistha Madya U t ananing Nata ".
Nistha : sifa t a tau watak yang tidak terouji.
Madya sifat a tau watak yang sedang, tidak buruk t e t a pi juga kurang baik
Utama sifa t a tau watak yang baik, luhur a t au rnulia
Ada pun perinciannya terda pat dalam pupuh Girisn, pada 16 sampai dengan pada 29, seba ga i berikut:
1) Nisthaning Na ta ~ eorang r a j a (pimpinan) akan disebut nistha antara lain jika i a bersifat s e r akah, be rhasra t untuk merniliki se
suatu yang disenangi, walaupun itu milik orang lain. ~ ifa t s e rakah, sifa t ingin memiliki ha rta orang l ain me~ pakan sifa t yang hina yang tidak l ayak menja rl i wa tak se -or ang pemimpin. s eorang pemimpin yang baik, lebih baik mem be r i da ripada meminta .
58
Tersebut dnlam pupuh Girisn, pad o. 16 oan 17:
I I .......... , lire kang dadya nis thCJ, lamun meli kan arta, myang raj e darbeking wadya, kang sinisihan pin!
lala // II t:::anadya upaminira, katuku binaten rega, utawa ingue'!:!,
rupnna, kang ngluwihi aj in ira, yen nora pc:da sumbaga, panuju sukoning driya , haywa sira paripeks a , temah dadya tyasing wadya //
2) Madyaning Nata ~eorang pemimpin disebut "madya", apabila mempunyai sifat se0ang, tengah-tenge.h, tidak terlalu nistha teta.pi jugo ti dak terlalu uta.ma . Misalnya dalam hal "memberi", se -seorahg pemimpin yang baik dalam memberi onngnn terlalu royal, tetapi jugn jangan terlalu kikir.
Tersebut dalam pupuh Girisa, pad 2 21 d~n 22:
II Dene madynning narendra, ton nkumet nora lorna, lire lamun ada wadya, anenuwun sib wilasn, paringana saw~ tara , kira-kira kewala, yen wus keh peparingira,
wenang anulak paminta // II Lawan wajib midanaa, wadya kang luput ing knrya, rna
trapana snpudhendha, roaring wadya ingkang desa, leka~ing akarya ma nya, sabnrnng kang dadya karaa, anganggowa kira-kira, deduga lawan prayoga //
3) Utamaning Nata Adapun seorang pemimpin (raja), nkc:Jn disebut utama ka lau mempunyai sifat-sifat sebagai berikut ~
(a) berbudi: 11 ber'1 dalnm bahasa Jnw.:J. berarti suka 1nemberi kepada orang lain dengan tidak mengharapkan imbalan ap.Q_ pun (tanpa pamrih, Jawa ). ~ifat berbudi hendaknya dim1:_1 liki oleh setiap pemimpin senantiasa rela mengorbanltan apa yang dimiliki untuk kepentingan · orang lain atau
kepentingan bersama. Tersebut dalnm pupuh Girisa, pada 23 : I I , , , , , , lire berbudi mangkana, lila lega\o{a ing driya,
agung nggennya paring dana, anngeganjar saben dina//
59
(b) bawa leksann : melaksnnakan a pa yan g su rl ah dikatakan a t au dijanjikan. ~eorang pemimpin yang utamalbaik adal nh seorcmg yc:mg ti rJ ak pe rnah ingkar j anji, apal ag i jag ji ters ebut be rkaitan denga n hal-hal yang okan menghas i lkon kes e j ahte r aa n li an kebahagi aan bers ama . qeorang pemi mpin 11 Pcmtang mena rik j anji 11 , a pa yang sudah dik£ t 3lm n hendaknya dilaks anakan (s a bd a pandita ratu, da t an kena wola -wali, J awa ). Te rsebut dalam pupuh Girisn, pa rln 24:
II ••••··~··4~ lire kang bawa laks ana , nne tepi pa ngandika , kang wus kawij il s .:1 daya , t an a rs a an go!}_ ca t an, linakonan sanaliko , kang tumiba ing utamall
(c) s nntos a : artinya t eguh pen~irian, tidak mu nah goyah ka rena pengaruh orang lain. Kri ti k yang pedas maupun sanjungan yang manis, ancaman yan g ke ras maupun ha r a pan ynng memabokkan, semuanya itu ditangani dengan ·wa j a r. Pemimpin yang demiki an i tu mempunyni pend irian a t au pri!:!_ sip.
Tersebut dal am pupuh Girisa, pada 25:
II lire kan g a ti santos a , tan ars a ka pasukana, ba r ang atur dora cara , wewaduling wadya bala , yen ana kun tul upama, kaswarakaken dhandhang ika, acanana basa krama II
(d) sue ibya : bera rti pandai atau mumpuni, mempunyai pe rm~
~ alaha n, istilahnya yang t e rkenal: mempunya i penge tah~
an yang profes i onal. Namun demikian i a ti oak o~mgkak. ~ifa t yang demikian i tu yang dDlam bDhas a Jawa dis ebu t sifa t "amigunn in g aguna ". qifat pemimpin yang demikian itulah yang bermanfaa t bag i kehidupan. I a di am t e ta.pi bukan diam besi b.erka rat, t e t a pi diam umbi be risi. Tersebut dal am pupuh Girisa, pau a 2?:
II Lire kang budi sudibya , bis a anora ga bas a , amiguna in g aguna, datan kawistereng naya , menawa ana sujana , naya~i wahyaning krama , waspadeng dadi wadinya , tangga ping cipta sasmi t a II
( e ) pa ramarta : be r a rti s i f a t pemaof, s ::1 ba r dan mempunyni
"tepa s al i r an .
60
~eorang pemimpin deneu n sifat paramartn hen~aknya dalam menghadnpi b.:nvah<m yan g melakukan kesalahan a tau ha rus
mengambil s a tu kepu tus an y2n g tidak menyenangkan (hukum an) henrlaknyo. memi ki rkan kemungk inan- kemungkimm yang l ebih j auh. Hernpe rlakukan b.::twrthc:m sebego:Jimana me~pe rlg_'
kukan deng2n semena - mena , ti dak membua t susah bagi yang bersangku t ::m.
Tersebut pnda pupuh Girisa, pada 27:
II Lira ambeg parama r ta , amartan i scbuwana , lumuh ~
p::mg gawe rus iy2. , r em en aka rysa r as i ka, nga ks am eng
luputin g wadya , s abar makluman wel asan , ing nga~ rip t epo-tepo, ing dumadi s ama-sama II
(f) ana t a 2 berarti mengatur, menatn . ~eorang pemimpin hen~akhya mengatu~ baw.ahan s edemikian rupa ~ehingga s esuai . r'l engan kem~1Jil puan mas ing-mas ing dan mengembangkan kemam
puannya demi kes e j ah t e r aan be rs ama . Masing - masing ba -
waban diberi hak dnn kewajiban. Dengan demikian dapa t rlihinda rkan tind<1k sewenang-wenang, s al ah urus, perbua.:t_
an tidak bertanggungj awab . Ha l ini dapa t menghindarkan kerusuhan, iri ha ti yan g dapa t mengacaukan kepemimpinan
nya .
Tersebut dal am pupuh Girisa, pada 27:
j / .......... , ingkang scwiji ana t~ , pranata pangreh ing praja, lakune yudha nega r a , pangkating negara
k1·ama , tina t a ad ina - dina , haywa rusuh ing karya//
( g ) aniti: be r a rti meneliti. ~eorang pemimpin wajib mene
litt bawahan yang dibebani tugas peke rj aa n, apakah mereka
melaksanakan itu dengan ba i k atau setengah-tengah a t au ti dak s ama sekali. Demikian pula melakukan fun gs i "meneliti" kiranya dapat dicegah kemungkinan tindakan bawahan yan g membah~ya
lmn masya.rakat dan a tau merugikan kehidupan be rs ama .
61
Ters ebut dalam pupuh Girisa, pada 28 : I I ...... ani ti warlya kang kapasrahan rumeksa,myang
kabutuhan karya, titinen ing tyas kewula, saba
rang tur kang prayoga, haywa ngetang sapangarsa,
dadi tembun g nglangi mega, bisa anjaring marutall
(h) Am0~ik~_§..: priksa (Jawa) berarti t ahu a tau mengetahui Amerikso. herarti us ahu untuk mengetahui. Dalam hal ini
seorm:g l:nr;2irn:9j ~. berkewaj ibe1 n untuk mengetahu i keadaan
yang dipimpin, tidak saja pada saat ia melaksanaknn tu gas, tetapi sa a t kehidupan sehari-hari, apakah anak buah mengalami kesusahanlkesuiitan hidup. Apabila meng hadapi keadaan seperti itu pemimpin wajib turut men~P s ahnkan hal-hal yang dapat meringankan bebannya. Terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi bawahan, pemimpin wajib memberikan jalan keluar pemecahannya .
Tersebut dalnm pupuh Girisa, pada 29 sampai 30:
II ....... periksa marang saisining praj a , yen ana
kang sungkawa, pinisuka sawa tara , anglilsadani wong kang lara, anyipt&ni wong kang ina, ang
ganjarken wong kang papa, mulyaken wong kang
nistha II II Eebasane iku ana, lelabuhan kang utama, sung
baksana upapa, kawudan sinung busana, tundhuh
rna rgen g luma ks a nc:J , sung te ken kalunyon i ka,
weh kudung panas ing surya, kawarsan sinung
us aha II
(i) amisesa: berart i menghukum dengan tegas. Seorang P~ mimpin berkewajiban melaksanaka keputusan hukum dengan tegas. Kepada yang benar-benar telah terbukti bersalah dan telah ditetapkan keputusan hukum yang berlaku, maka pemimpin berkewajiban melaksanakan tanpa pandang bulu., yang dihukum adalah kesalahan
nya , bukan orangny2, sehingga dalam mengetrapkan h£ kuman akibat negatif dari kesalahan ini yang menjadi
pertimbangan utama, kepada penjabat yang benar-benar
62
membahayaka.n ketentraman mnsyarakat, maka kepadanya di terapi hukuman tanpa ampun, agar jera dan masyara kat ti~ak terganggu lagi (winisesa ta.npa sesa,Jawn )
Tersebut dal am pupuh Girisa, pada 31: II ..... amises a kalesaning j agad raya , kang dadya
waweri s amya , pinidana ing wises a, sarupaning dura tmaka , ingkang kaloka durj a. na , dursila mya.ng durlaks ana, winisesa t anpa ses a I I
Demikia nlah anta r a l nin sifat-sifat keutamann se orang r a j a (pemimpin) di da l nm melaks annkan kepemimpinannya . De -ngan mengetrapkan sifat-sifat tersebut, tiharapkan masyaraka t akan sej ahtera , bawahan melaksanakan apa yang men -jadi kewajibannya dengan baik, menjauhi ape yang menj adi l a rongan negara , sehingga masya rakat a tau nega r a akan aman dan tehteram.
D. Yonsep Kepemimpinan dalam qerat Wi taradya
Konsep kepemimpinan yang lain yang dikenal di dalam m~ syarakat Jawa tertuang dalam "~erat Witaradya" karangan Ra den Ngabei Ranggawarsita.
~era t Wi t a r adya Jilid II karangan Raden Ngabei Ranggawarsi
t a d La l i.h aks a r a oleh brs. ~dibya Z.H., diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Penelitian Buku
Bacann dan qastr~ Indonesia dan Dae rah, Jakarta, 1979. Karkono Partokusumo mengalih bahasaka n ke dalam baha s a Indo nes i a (1985). Aj a r an kepemimpinan itu di bagi dalam dua hal:
pertama s Nasehat Rri Begawan Aj ipamasa kepada pu teranya
Prabu Citrasoma di sebut Panca Pratama (lim~ hal
terbai k)
kedua amana t Sri Begawan Ajipama s a kepada Patih qukarta . d L r angkum dalam Panca Guna (lima faedah)
1 . Pane a Pra tama
Ajaran ini berC'lsal dari naseha t ~ri Begawan Ajipramasa
kepada pu teranya Prabu Ci trasoma ten tang Kepemimpinan Ne -g2r a , yakni:
a . Mulat (awas, hati-hati)
qeorang pemimpinC'ln (raja) hendaknya memerinci dengan t~
li t L tugas kepad CJ bawahan/punggawa . Yang senang kepada pekerjaan halus jangan diberi pekerjaan kasar, demikian
pula sebaliknya . Wa~padalah terhadap punggawa yang b~ik
da n buruk.
b. Amilala (memelihara, memanjakan)
~eorang pemimpin hendaknya mengha rga i, memberi ha diah I penghargaan misalnya dengan menaikkan pangkat punggawa
yang baik dan tepa t pekerjaannya .
c. Amilata (membujuk, membelai) ~evrang pemimpin hendaknya suka mendekatkan bawahan de-
ngan ka t a-kata yang menyenangkan, membangkitkan kecintQ
an kepada pemimpin dan organisasi (negara) dengan keseti aannya.
d . Milada rma (menghendaki keba jikan) 0.eor ang pemimpin hendaknya gemar menga j a rkan hal-hal yan g menuju kes el ama t an di lingkungan masing-masing menuju kesejahteraan batin.
e. Pa rima rma (belas kas i han) 0eorang pemimpin hend aknya bersifa t pemaaf, belas kasih
an terhada p bawahan, menyayangi bawahan. Dengan demikian maka akan terjagalah negara.
2. Panca Guna
~ elanjutnya kepada Pa tih qukarta , 8ri Begawan berama~ na t mengenai "kewa jiban bawahan/pegawai", terangkum dalam l l.ma hal yang disebut "Panca Guna 1' (lima faedah) ,' yakni :
a . Rumeks a (menj aga ) Aga r setiap bawahan/ pegawaL menj aga nega r a seisinya se~agai milik sendiri, terutnma bila terjadi bahaya di wi l ayahnya, j anganlah menunggu perintah, supaya s egera bertindak hingga t e rj aga keselama t an nega r a .
b. Rumagang (menj aga diri ) dal am hal:
- "Ila t" ( lidah) da ri perka taan kej i; berka talah dengan ~ s opa n, s antun ~ menuju hati, itu menj adikan selamat p~ nga bdiannya .
- "Ula t " (air ma t a ) da r i air multa c emberut, aga r dapa t menyampa ikan dengan tempa t dan s aa t. Hal itu akan men da t angkan kebaha giaan.
- "Ul ah" (ti ngkah l aku) t irl ak senonoh , aga r dapa t mem -bawa diri hingga memperoleh kasih s ayan g r a j a . Ting -
kah l akunya j an gan r agu-ragu.
c. Rumasuk (meresap) Aga r penj agaan kepada nega r a dengan seia seka t a . Hancu_r
nya negara karena satu dan lain menteri tidak seia se -
ka t a , tidak sesuoi pendapat.
d. Bumesep (menyenangkan) Agar Lokti kepada nego I'o, bokti kepada raja, tidak reng gang seujung rambutpun. Dan janganlah hehti mengasuh
(mendidik) pegawai rendahan.
e. BUmasa (merasa) Aga r meras a sebaga i abdi negarq (raja), j anganlah sekali
k~1i s ombong dan ti dak mau kalah.
( Ka rkono Partokusumo , 1985)
Dalam hal memahami ajaran-ajar<J.n kepemimpinan Jawa p_g_
da umumnya , khususnya yang tersimpul jalam ~erat Witaradya
tersebut, memerluk<J.n pemahanian yahg mendalnm, tidak hanya yang tersurat sajn, melaihkan juga a pa yang tersi~at. Dis 8mping itu sistematisasi penuturannya perlu menda patkan
perhatian.
Fontekstual ajaran itu diberikan, termasuk hal perlu
men~apat perhatian bagi kita~ sehingga kita dapat memperoleh prinsip-prinsip ajaran yang sifatnya universal • . qe -perti wejangan .<:lri Begawan Ajipamasa kepada puterany<J. ini,
tidak snja kit<J. pandang seba gai ajaran yang "terbatas", n9_ mun kita mencoba menangkapnya sebagai satu ajaran yang ber skala ~ lebih luas I umum •
.<:lebagaimana telah dijelaskan di muka, bahwa munculnya seorang pemimpin itu selalu dalam kontak/lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial dalam rangka tuj!:!_
an luhur. ~ecara singkat telah di jelaskan pula, bahwa int~ r aksi manusia di dalam kelompok dalam rangka tujuan hldup
yang lebih baik i tu merupakan rincian pokok munculnya kebu
dayaan.
66
Dari urai nn itu dapat ditangkap suatu rnakna, bahwa
rnunculnya seorang pernirnpin rnerupnkan tuntutan yang wajar da ri suntu kelompok (masyarakat, bnngs a/negara) sebagai pem
bawa aspirasi da ri ujung tombak kegia tan bersama . Dengan d~ mikian seor ang pemimpin yang baik ( dal am a rti diterima dan
d ic'lukung ol eh masya r aka t) i a l ah seorang pemimpin yang bertumpu pa ~ a kepentingan dan aspirasi masyaraka t. Hal i tu ti dak berarti i a harus "memalingkan muka ", dengan
t de-ide pembaha ruan, i c: seor<mg inova tor, ia seo rang krea t or yang t a ngga p t e rhadap kema juan dan pengembangan ide
i de ba ru. Na mun hendaknya i a tetap berfungsi seba ga i wakil da r i kelompoknya (representa tive of group), i a ti dak boleh
lepas da ri "tali " masya raka t.
Dengan ka ta lain ia ha rus tetap berkepriba dian. Bagi c al on-c alon pemimpin bangs a In ~o~esia di rnasa mendatang. ~eba ga irnana sifa t-sifa t pemimpin yang berkepriba di a n Indon0si a itu? ~eca ra singka t diurai kan beber a pa prinsip sebag a i be ri ku t :
- Kepemimpinan pada umumnya memerlukan sifat kelebihan dar l yang memimpin t e rha dap yang dipimpin dalam kemampuan operasionalnya , integritas moralnya maupun l oyalitasnya ke pada kelompok. Bebera pa kelebihan itu antara l a in: pe~
nuh inis ia tif, bersika p adil, suka melindungi, penuh daya
t a r i k, penuh keperc ayaan pada diri sendiri.
- Mempunya i_ kemampuan yang tinggi dal am mengad a ptasi nila. i nila i positif da ri kemajuan zaman (modernisasi).
- Mempunya i k emampuan yang baik dalam merefleks i kan warisan
bu naya luhur nenek moyang berupa nila i-nila i dan nermanorma hi dup, baik yang ditulis/ diajarkan oleh pa r a raja, puj angga -puj angga Kera t on, pa r a "sesepuh" ( ahli ke~iwaan)
pa r a pemimpin bangs a mas a k:'Jn1. maupun_ mas a l a in.
- Mempunya i k emampuan dal am "menterjemahkan" nilai-niiai lu
hur bang~ a yang berakar pada pand angan hidup bangsa/ke -
pribadian bangsa da l am r angka tujuan hidup bangsn di
mas a mendatang .
Di bawa h ini dikutip tulisan Ka rtini Kartono di dalam Pimpinan dan Kepemimpinan, 1983 yan g menurut hema t penulis merupakan sajinn yang baik, dalam arti inisiatif dan sist~ ma tik dal am k er angko ke pemimpinan yang bersumber pa da ke -pribadi an bangs a .
1. Rebelas a zas kepemimpinan bangsa
Nilai-nilai dan norma kepemimpinan yang diwa riskan oleh para puj angga di mas a lalu i a mertipakan inventlaris sp_i
ritual• dalam mana diuta makan uhsur: keikhlasan Lerkorban rlan mertga bdi demi kepentingan o rang ban~ak, ~ekaligus mem
berika n ketauladnnan yang baik. Di kalangan ABRI telah dirumu~kan sebelas azas kepemimpinan yan g telah digali dari nilai -nila i kepemimpinan di bumi I~ donesia. Remua azns itu dapat ditera pkan pada tuga s -tugas kepemimpinan pad a s emu a s ektor dan es elon, mulo i dari guru
r'l an lurah di desa, sampa i pej abat-pejabat l okal; regional,
dan pus a t pemerintahan. Yang paling penting dari kesebelas a zas ters ebut ialah tiga azas pertama yang sanga t ditonj ol kan oleh Ki Had jar Dewantara, dan pada akhirnya dijadikan prinsip utama kepemimpinan Panc asila . Kesebelas azas ters~ but i al ah:
- ... Taqwa kepada Tuhan Yang Maha EsB - Ing Nga rso sung tulada, - Ing madya mangun ka rs a ,
Tut wuri handayani,
- Ha s pada purbawisesa,
~ Ambeg pa rama- a rta , - Prasaja - Ratya
- Gemi nastiti
- Blaka, - Legawa ~
68
Berikut ini penj el as an tentang sebelns azas, kepemimpinan yang be rsumber pada kepribadian bangsa yang digaii da n nilai-nilai bumi Indonesi a .
1). Ta qwa kepada Tuhan Yan g Maha Es a
Pemimpin I ndonesi a dituntut a ga r memiliki ke~akinan be r agama dan iman dan t a qwa yang t eguh terhada p Tuhan Yang
Ma ha Es a . Kes ada r an s ed emik ian ini menimbulkan pengertian bahwa s e ti a p ins an Indonesi a i tu mempunya i kedudukan yang
s am0 tingginya di hnda pan Ttihan ~ Kes ada,r an tersebu t men gig
s 3fkah seor ang pemi mpin, bahwa dirinya bukan s eo r ang yan g maha super~ bukan sumbet kewenan gan yan g mutlak dal am me -n entukan permas al ahan clan ke c'ludukan or ang lain, t e rutama
bawaha n da n pengikut-pengikutnya . Kes ada r an bera gama dan
keimanan, akan menj adikan ses eorang tidak meras a lebih tmg gi da r i orang lain, sehingga di a memiliki peras aan kasih -s ayang t e rhada p s es ame dan semanga t pers audara an t~ rhad a p
bawahannya yan g ha rus dibimbing dan dikembangkan.
Ka rena itu keimanan kepa rl a Tuhan akan membawa ses e -o r ang untuk s el alu berbua t a dil, bena r, jujur, saba r, t e -kun da n rend ah ha ti (tidak s ombong). Kepercaya an k epada Tuhan akan membuat kalbu ha ti menja di bersih dan suci l ahir ba tinnya , dan membuat orang jadi he
ni ng, heneng, heling dan waspad a . 11 Heneng 11 dalam bahas a Indonesi anya a rtinya : diam, teduh,t.§. nang. Bal am hal ini pemimpin itu diha r apkan memiliki ba tin
yang telah mengendap,~hingga di a s el a lu imbang tenang, ti
dak pe rnah genta r, tidak mudah menj adi gugup khususnya pa -d a s aa t-saa t gawat. Dal am menghadapi cobaan hidup dan bahaya
yan g mengan~am jiwanya di a ha rus tetap tenang dan tidak meg
j a dL panik. Aeba b apa bila dia menjadi t akut da n panik,maka pa r a pengikutnya menj ad i kacau, dan organisasi menda pa t k.§.
rug ian. "Heneng '' t enang, namun penuh keta bahan menghada pi
segal a tugas pekerj aan, serta t e rus berupaya mencari j al an
kelua r ( dari jalan buntu), dan tidak pernah kehabis an akal menyelesaikan setiap pe rmasalahan yang ha.rus ditangani.
"Hening" itu artinya: bening, bersih, suci, sejati, ce
ri a , jernih, murni. Pemimpin itu ha rus memiliki keheningan
ba tin, ya itu ke tulusan dan keikhlasan. Dia sela.lu bersikap
jujur t e rha oap diri sendiri dan terhadap para pengikutnya,
tanpa memiliki pamrih kecuali mengabdi sebagai seorang pe@
mimpin. Dalam keheningan rasa dan ciptanya dia s elalu tekun
memikirkan kemajuan organisasi dan kesej ahtera an anak buah
nya yang dibina dan dibimbingnya . Hendaknya organisasi itu
ti oak dijarlikan alat untuk menda patkan kedudukan pangkat
rla n kekayaan bagi diri s endi ri; dan bukannya kepentingan g: mimpin (prtbadi) itu yang dijadikan "tujuan organisasi".
Akan tetapi hendaknya organisasi itu dijadikan sarana un -
tuk bersama-sama mencapai satu tujuan yang dapat memberi -
kan kesej ahteraan dan kebahagiaan bagi sesama manusia•
' 1Heling" itu a rtinya : inga t, sadar dah ihsyaf. Yaitu
menyadari akan hakekat alam dehgan hukum-hukumnya, juga s~
lalu ingat pada peri~aku alam dengan yang luhur, bafk dan
jujur. Dengan demikian, akan terhindar segala kesulitan,b~
haya , rr1ara , kesedihan, kemelaratan, kesengsaraan dan pen
der~taan. Ingat pula bahwa keserakahan hati, kemunafikan
da n kejahatan itu selalu akan menyebarkan malapetaka dan
kesedihan, baik pada diri sendiri maupun bagi rakyat banyak.
"Awas" artinya melihat: yaitu dapat melihat gejala
yang ada di dunia, dengan jalan mengua~kan tabir penyelu -
bung. c:-ehingga setiap peris tiwa i tu t ampak j ela~ oan ter -
buka, ~"rang tidak pe rlu meras a r a gu- ra gu, taku, "wa rananing
ngauril'>"(segala tabir yang meliputi kehidupan), akan ter -
s .ngkapkan sega l a rahasi a . Orang tidak menjadi takut, bah
kan justru dapat membuat macam-mac am rencana untuk masa d~
pan. ~emua kesulitan dan hambatan dapat diatasi, sehingga
perencanaan dan pelaksanaan kerja dapa.t diselesaikan menurut jadwal semula .
Awas itu juga mengandung pengertian waspada, dan bijat
sana . Waspada itu tajam penglihatan, bahkan mampu menembus
penglj_hg t an ke de pan. .~edang bij aksana i tu mengandung
pengertian: pandai, cakap, mahir, ahli, berpengalaman, cerdik dan banyak akal, sehingga pribadi yang bersang kutan memiliki kewibawaan untuk memimpin.
2). Ring nga rs a sung tulada. Pemimpin yang ba ik adalah seorang yang be rani "berj al cm di de pan"? be rani menghadapi rintangcm dan bahaya dalam merintis segala macam us aha.
Dengan tikad besar dan keberanian yang membara dia h~ rus sanggup bekerja paling berat, sambil menegakkan disiplin diri sendiri, maupun disiplin para pengikutnya . Dia bukan hanya pandai memberi perintah saj a ,akan tetapi _juga bijaksana , dalam memberikan petunjuk-pe -tunjuk, naseha t-nasehat dan pertimbangan-pertimbangan.
Di depan i a ha rus menjatii "ujung tombak" bagi setiap us aha dan perjuangan . .c:ebagai pemimpin yang harus be_r diri di depan dia harus memiliki sifat teguh, ~angguh dan tangoh.
Tanggung, artinya berani bertanggungjawab, walauv~n mengalami bc:myak kesuli tan, untuk menambah pengalaman. nyn mencapai sasaran yc:mg ingin dicapai.
3). Ring Mndya Mangun Karsa
Pemimpin yn.ng baik adalah pemimpin yang mau terjun di tengah~tengah anak buahnya, meras ~ senasib dan sepe -na~ggungan, s anggup menggugah dan membangkitkan gairah kerja, semanga t tempur/juang dan etik kerja ycmg tin_g gi.
Pemimpin yang demikian itu s elalu memiliki kesentaus~ saan batin. Dia menghaya ti kesulitan anak buahnya ,dan ikut merasakan peristiwa-peristiwa yang gawat bersamasama para pengikutnya. Pada akhirnya dia dapat bersi -fat sabar, dan berlebar dada untuk ~enerima segala ke
lemahan serta kesalahan anak buahnya, tanpa perasaan kecewa dan menggeru tu. .C:eba b kecewa dah geru tu i tu mem buktikan adanya kelemahan hati dan tidak-mampuan diri
71
untuk rnemikul segala uj i an, t ant<mgan hidup dan "pens_l l angs an" ( kepriha tinnn).
4). Tut Wuri Handayani Pada saat-saa t t e rtentu pernimpin juga harus sanggup be rdiri di belakang anak buahnya . Ha l ini bukan berarti bahwa dengan kecut hati pernimpin itu dapat "bers ernbunyi 11
di bel akang pengikutnya dan rnengekor di balik kekuatan anak buahnya ~ Akan tetapi harus di a rtikan seba ga i: rnau mem be rika n ~orong~n dan kebebas an, agar bawahannya mau berpraka rsa~ be rihi~i a tif' dBn rnerniliki kepercaya an diri Uhtuk b e rka~ya dan ti dak seialu bergantung pad a peri~ ta h a ta san s a j a. •
c;ecara ringkas ke tiga karakteristik yai tu: "ing ngarsa sung tulada , ing rnadya rnangun karsa, tut wuri handayani", secara implisi t rnengandung peng ertian sebagai berikut: pemimpin - Pancasila itu dimanapun juga harus fungsional , yaitu:
- Mampu dalam situasi dan kondisi yang baga imanapun juga , di de pan be rfungsi s ebagai "front leader", di belakang sebagai "rear leader", dan di tengah sebagai "secialia leader".
- Lambang pemimpin itu adalah sebatang pohon dengan
daunnya di atas, dia memberikan ke teduhan/pangayoman aka rnya ( duduk di bawah) i a menyajikan tempat duduk, se da ng ba t angnya (duduk ditengah) dia memberiknn s an da ran pacta pun ggung yang lelah.
- Peka t erhadap tantangan dan tuntutan dan perubahanperubahan s os i al dalnm masyn raka t, yang menj adi s e
makin kompleks s eba gai akibat da ri proses rnoderni -sasi dan urbanisasi, dia mampu menj adi thermorstnt human yang baik.
5). Hn spada Purba Hasesa Was pada itu mem punyai keta jarnan penglihatan dan mampu men embus pengliha tan ke depan, mampu mengada kan "forcasting" a tau me ramal bagi mas a menda tan g . ~e dan g purba
72
atau "murbat' itu artinyR mampu menciptakan atau mampu . l
meng end alikan/mengu asai, "wises a" i alah kesungguhan,
kelebihan, k ekuasClan berdas a rkan kewibo..waan atau kewi
bC!WEla n yang disertai kekuasa an. Jadi 11 purba wasesa" i9_
l ah: mampu menciptakan dan mengendalikan semua kelebih
a n/keunggul an dan kekun~ aan.
Oleh sifa t-sifa t unggul i tu pemimpin l alu mampu
mengurusi setiap persoalan yan g berkembang dalams orgQ_
nisasi, juga mampu memegang tampuk pimpinan secara bi
j aksana.
6) • .Ambeg Parama Arta
Ambeg itu artinyas mempunyai sifat-sifat 11 Paramarta 11 •
Maka ambeg paramarta i tu artinya: murah, karim, derma
wa n, rnulia, rrturni, baik hati. Biasanya "parao~..rnarta rt
selalu riisertai dengan: "adil" jadi ambeg adil parama _r
t a i tu berarti: be rs ilmp ad il, rnampu membedakan ya n g
penting dan yang tidak penting, sehingga mendahulukan
hal-hal yang perlu dan penting, dan menomor duakan pe
ristiwa -peristiwa ya.ng remeh dan tidak penting. J c..d i
pemimpin i tu skala priori t 8 s harus cakap menyusun sis
tern hirarkhi, agar selalu dapat memeriks a serta membaca
dan menata segala us aha dan perilaku.
Ambeg pa ra marta. i tu dapat "martani" semua anak
bua h. "Martani" artinya: rnemberi penga jaran, memberikan
j ampi dan obat, memberikan kebahagia.an kesegaran dan
kenyamanan hidup, ringkasnya memberikan "kehidupan rr.
Dia tid ak bersikap munafik dan tidak rnenyimpan rahasia ,
tidak mempunya i agenda-agenda yang bersembunyi terhadap
bawahan.
Orang yang mempunyai ambeg paramarta itu dalam hi
dupnya selalu "atepa-tepa" d<m tepa salira , yaitu se
gala peristiwa. itu dipikirkan dan diperhitungkan, di -
bayan gkan berlangsung pada diri sendiri.
Misalnya: Betapa sengsaranya menjadi orang yang miskin
dan sakit.
73
7). Prasaja
Amb eg prasa j a paQ.a diri pemi~1pin i tu bera ri;i . dia be_r
sifat: s ede rhan~- bert 0l a r an " ,terus t~rang blak-blak
an - "blaka-suta~' tulus ~ lurus . ik~las , ben a r dan mus-
t ak:j_m. Si~::: c.t.pnya persaha j a/tunggal . tidak plinta t -plig
tut , l"t;tgu - be r es. tuh.ts t e rbuka ¢l.an 11 blaka1' (= t orus
terang . berta l a r s;n . hati t e rbuko. - tcu.1pa berputar~pu -
t 8T t anpa bumbu--bumbu dan tru1.pa , bunga-hu.nga ). Hidup -
nya juga tidak berlebih--lebihan . t e t a p soderhana d c.:m
tidak tamak.
8 ). S2.tya
Ambeg s a t ya itu i a l ah bersifa t setia monepati janji
dan selalu momcnuhi sogal a uc a:pannya . Pemi mpin sedemi
kian :j_ni holeJ;J./dapat dipGrc8ya. jujur-lurus-tulus dan
setia - cermat . tepat 11 pu.nktlich"~ dan selalu loyal terhadap kelompo);mya. Dia sonc.ntia s a beru.sahq.. agar hid.upnya berguna . dan se:}_alu d. apat membuat s cnang s e.!:
t a bahagianya orang lain . terut~na bawahan a t au anak
buahnya.
Lagi p1,tla hatinya tulus/tuhu dan borsu.ngguh-sungguh
(temon . tumomen). Sebena rnynlah pemimpin sedemikian
ini s~lalu bersu.ngguh--sungguh melakukan tugas kewaji_B
annya , yaitu,memborikan pengayoman dan tu.ntunan kopada
anak buobnya. lagi pula sru1ga t memperhatikan masalah
k~se lru~atan dan kesejahteraan para pcngi~utnya. Ring
k asnya. dia bersikap loya l kepada a t a s an . bawahan dan
sesruna ternan sej awat yang sedera j at.
9) • Hemat a t au Gemi
Pemimpin yang ba ik itu sifatnya hemat . cenna t dan be_E
h ati-he.ti . tidak boros. Hemat ka rena mampu mel~ksana-
kan a emua peke rj arul dengan efoktif dan efi9ien. hemat
pula dalaw mengelola,sQmbor t enaga m8nusia " material
dan hart a pcrmodalan , dan menyingkiri_ sernua tinglcah
l a ku yang tidak membori manfaat.
74
Cerma t itu da l m11 baha s a J awanyg i a lah 1'no.stiti 11, y a
i tu men e li ti dengaYJ. sanga t h a ti-hnti dalam scga la
karya . Sed c-:w.Jg b erhati- h a ti i tu artinye_ : dal a.m h a ti
pemimpin itu selalu c e r mat d an t uliti. Sola lu mong
gunake:m 11 duga prf!.yoga 1', y a i tu pm1da i menduga-d.uga
a paka h y e;mg paling prayog:::L b o.i k pa da s u a tu s c.at , lQ
lu monghinda ri h al--ha l y 2n g dapat menda t e..ngk8.11 mara
b ahaya dan keseng saraan. Dia sada r dan mc:unpu memba
t as i pengsurlRc"n d cm pengclur.ran; segal 2 .. sesuntu un
tuk keperluan y an g b on a r-bcn a r penting s a j a .
10). Blaka
Pemimpi:o. yang b a ik itu h a rus b~rsifat terbuka komu
nikatif , tida k picik panda.:ngan . bcrsedia memberika n
kesempatan kepada b 2.woJ;u::m dan or'iillg--orang lain untu..lc
mengemukakan usul-usul , penda pat ., kritik y qng kons -
truktif dan koreksi.
Dia tidc.k akan morase. torlalu bodoh - a tau malu h a ti
untuk bolc. j a r da:ri lingkungan d c-,.n bmvahmmy2. scndiri
seka lipun. Se b ab. dari pongalamru1 ore-~ l a in itu me
rupa kan pemerkayam'l pribadiny<J. .
Pemimpin yang b nik nd a l ah orang y ang meny2.dar~
b ah wa tidak ad~ seorang manusiapun y2.ng serba-bisa.
dan mah a supe r , jug2. kebera d a annyc.. di dunia ini ti
.dak ako.n kekal $elama-lrunanya. Oleh k a ronc. i tu - pe_E
ting k 2.tkan diri - 111elnkukan trans endensi diri. La lu
b e rs oQ.i a menuntun " me ngcmbcmgkan dan membinn b awah
nnnyn, agar me rekc, sewaktu-wo.ktu siap menggantikan
d irinya . Dan s aatnya dia a k an ildlla s rela mengoper
k8ll +.ugas-tuga s kews jiban dan t angv.mg j a wa b y ang dl-,
pikulnya kepa da gencrasi penerus yang telah disiapF
kannya. Lagi pula dia ikhlas dan _bero.ni mepertang
gung j awab semu a tindakannya.
11). Legawa
Legawn a rtinya rele.. dan tulus ikhla.s - d an setiap
75
s aat bersedia untulc memb~rikan pene;orbo.nan. Sifa t orang
nya p emurah (mura h h a b.) . lmrim don d er n1awan. DL:::. mudah
me r0s 2. senang dru1. baha gi r:. d ongm1. kosukaon y ang k ecil- k e-
cil " d an tic1cJ{ ma buk olch k e suka an yang b c s a r-be s a r. Ji-·
k a t or j a di kekocevmru1 d21;1 k og ag a lClll - nw.ke. dia d ap a t 11mu
pus11 a t a v. mcnghibur diri - dan pasrah--menyerah deng2111 h a
ti tulus - untuk: kemudian b ru1gki t kemb a LL membangw.1
(mbangun) k a rs :c, untuk torus berka ryn l agi.
Dia da p o.t men e rimc' EiCgal a k ek a l c::t.:hcm d21'1 kQkec ewaan
d engrol h a ti ponuh t 2,vmkal. Jika dia lwhilc:mgc:m " ll1aka ha ....
tinyrL tidak t e r amat k e c ewa (norD., gcge tun). Apnbi:)..a dia
tid alr dis:uka i d cm difi tnnh oranc:> a t au s os c:une.:pyCl . maka
dia mcn e ri1pa s egal a uji coba i tu dcngc-w.1. s abar ~ me r a s a 11 n a l o.ngs a n ~ penuh k opriha tinan. Namun d i t::c. a k sn t e tap t~
rus b orjuang t anp a p e:-u-11rih mo l a l{S<:m alcnn. tugas dan dhar mn--
nys sebsgai 11 satrin" don pemi mpin . !_ tida k
Borsifat s a t ric. i tu b e rbudi lu.hur dCU1 terp1J.j i mrunpu
mengendalikan diri cL:mL:mongut runakru1., k epentingan s endiri,
Sa tria itu b or s ifa t t on ang. pondiam. ,tidak t e r ge s a-gesa9
h a lus pokerti . n runun ampuh " d i c;d o.y a 11, mcmiliki k eporkasg
an dan kokuatan y 2cng 'ticlak di tonj olke..Yl a t al) tersembunyi.
Sika pnya ,sopan SEmtun " manis tegus s npcu'lya~ ramah t e rbu.kn
wa j ahny.:::., do.n susila d a l a.m segen a p tint:;k ah l a kunye. .
Kc"t a-k a t anya serb a h a lus dru1 menyenang k an h a tj_ oran g
l a in. Suka b e r pu a s a dan bcrta r a k bra t a l ahir batin , untul{
menslJ,cik an h a ti dan memurnj_1c&1. tiJ;J.gk ah ly,ku. Jug<-t selalu
mesu diri ngar dia tra.mpil. c akap " mnhir , pc:mda i d.cw.J. f a
h am dal am h a l k anu.ragan / j asmaniah ~ p~nalaran dan p9ra s.§:
an. H~tinya sel a :)..u "prawir¥ (pe rwi:r::t ) 11, y a iJ;u: Ut c_una 1 s em.
purna. meng u c:;.s a i , momeJ1.ami , b e rani o tangk a s ~ perkRs a? g.§:
gah dan penuh k e pahlawanan. Dengan d emikian dia s e l a lu
me l ak s ana kan tugas-tugas k esatria annya d engan s epenuh h a ti
dan s e l a lu men opa ti janji.
BAB IV KESIMPULAN
Dari pembnhas ru1 y ang diur~iken di &t ns dapat disim
pulk;::--.n hnl-hal sobngai bcrikut:
l. Kcpomimpinan muncul dari h cw il hubtUlC811. kerj a SDma ko
lompok atau dinamika masyaraknt. MunoulnyCl. s oorang pc
mimpin mcrupo.knn h as il d o.ri sua tu proses y 2.ng clintunis
y Lmg scla r as cl. ongEm kebutuhan keloi:lpok masya r aka t y e:mg
b e rscmgkut an o
Masalah kepcmimpinan seia lu alctuQJ_ d c.:,lam persekuturm
hidup manusia de.ri waktu ke waktu. sejalcm deng<:m per
adabc:m manusia. 'rida k ada satu ma sya r aknt y ang t anpa
sistem nilo.i- serta tidak ada s a tu masyarakat y cu1g ti
dalc tcrka i t d eneo.n masalah kcpcmimpintm.
2 . Munculnya seoro.ng pemi mpin cl a l am sistem buc"'.. ayQ. bru1.gs a.
p2.da mulcmye. tic1ak dipersiapkc:m soca r a for:.:w.l - tet o.p i
l ahir oleh b akat yang dibawa sejak lahir. Kemudl. c.m tUfn
huh c1c:.m bcrkcmbcmg selarc.,s d engc..n c.inamik2. m<:~syarak2t
nya c1ibentuk don dijiwai olch nila i-nila i Gl;:m norma ·
normt:t y::mg diru1ut don diyakini oleh masy~:;_rnkn.t ponclu
kungny<:~.
Kepomimpinan d a l arn sistcm budo.yn merupak&"1. proses alami
clan proses sosialisasi. Soorc.mg pemimpin pada h akekat
nya merupakan 11 pers on nila i 11 yo...ng mcngnrahkan dan mo -
nyemangnti war::sanya pada satu tujuc:n tertcntu yo.ng di
angg[J.p luhur.
3. Kepemimpinc:1Xl d a l run sistcm buday a Jc:.wa sobagaimr.ma yang
tercermin dalam Sera t Pustakaraj a dijolas kan dal 8f1l Catur Pra.~ura Kramaning Rajaniti - a rtinyo. seorcmg pemim
pin yru1g ,bij ak9 an a senantiasa momiliki kepribadic~/si
f a t s ama- beda . dcma de:m dhcnda - artinya adil 1'tepat
guna mene;hargai bawahru1 scrta toliti dalam setiap lan~
k e;ili 11 •
76
77 I
4. Se:dangkan k~pemimpinan yang tersebut dalwn Hastha Brata PustakarajQ.. adal ah kepemi mpinan yEmg mendas arkD.n pada de l ap~m sif2.t 1.,tt c:.ma yc.ng dilambangke.n dengcm sifat";"'si -f at/vvat ak al cun, yakr:ti: wa t ak bumi ( selal'l.,t mcmberi) . wa~
t o.k air (tenang _memberi kescgar~ hidup) " watak api (s2
mangat drn t ak ~enal putus asa ) - wa t ak angin (da~at mc
ner.rpatkn.-"1 diri) . , wat :::tk mat cJ.hari ( t:Jat d~1. t ekun) - wa t ak bulan ( t cnt e r rui.1) . W<?,t ak bin t ang ( t eguh) . dan -vvatak awan
(me lindungi dcm adil).
Kec1elapan wat ak 1,1t 2.ma i tu soring juga cl.isebt,:tt dengan wg;
t ak dela:pfm dowa. yakni: wai;ak Bat ar a Endra- watok Bat a-r a Surya. wat;;tk Batarn Bayu . wat~k Bata.~.~a Kuwe ra . wa-GSJ.k
Ba t ara Banma. wat ak Bat ar n Yama. wato.k Batara Candra,
dan wo.t ak Bo.targ Bra.ma.
5. Dis amping 2- j a ran kepemimpinan J o.wa yang t ertuong d~1.lam
11 Catur Praka r a Kramaning Ra j ani ti dan Hns tha Bra t <;t- te_r dapat pula a j a ran yang menjelaskan sifat pomimpi h. se
bagaimana tortuang d. G.lam "Niste. rlfo.dya Utamaning Nat a ".
Nista a rtinya watak tide~ terpuji, Madya a rtinya watak tengah-tengah , tidak buruk tetapi
kure.ng baik sert a Ut runa a rtinya watak yang luhur/mulia .
6. Sedangkan a jaran kcpomimpinan yang terdapat dalam So -
r a t Witaradya- dibagi dalam dua hal:
pertama tersebut dalam Pane~ Pratama (lima hal~ter
baik) bagi pemimpin - mulat (hati-hati) ,amil a l a (memoJ_iha ra) . amilata (membangkitkan
k ccintnan), miladarma (menghondaki kcbajik~
paripanaa (belas kas ihan)
k ec1u a t ersebut dal am P rulC G!. Guna (lima f nedah) cyak
ni seorang po$impin ha rus bersikap ba ik to~ hadap b aWahaJ;l. rumeksa (menjaga ) , rurnagane (memelihara ) ~ rumasuk (mere~np). rumesep (m2_ nyenangko.n) , rumas a (morasa ).
7. Dal wn mempel a j ari ajarnn-ajaran kop emimpinan Jawa umum nya, khususnya yang t ersimpul dala~ Sera t Pus~akaraj a
7G dan S e ra~ Wi t a r a dy a t e r se but meme rlukan pemah a.man , y2~g
men d a l run. tidak h any a yang t e r sebut t e rsura t s aj a ~ te
t api jug a yLUlg t or s irat. ;
8 . Da l mn ske1l a Na s i on e1l , a j o.r an kepe1ni mpi nan y ru1.g d i wa ri.§.
k c.n oloh par a puj angg a mas a l a lu ( dal am. si s t em buc1aya
J awa ) merupakan invo9tasi spiri ·tua l y o..ng mengut ~IJnake"n
k e ikhlasan b erkurban - 1ncn g ab¢l. i kepentingan umum . dan
meni tile b e r a t ko..n lce t e l adanan . s cbaga i mana s eb c l a s a zas
lcepomi mpinc:m b c:mgsa yang t e l a h dia j a rkan ( c1iimplcmon
t a s i kan el i k o.l nngan Anglw.t an BG r sonj a t 8. Republik Ind o
n e s i o.. ) i a l a l'i:
"Ta qwa , ko pad a Tt.tb.<:m Y2ng Maha ~s a . Ing ngar sn s"Lmg.
tula d o., ing mady a m~gun k a rs a . tut vm+i hcu1.day~i .
wo..spaQ. o. purbawi s esa , a.mb eg . pal"am2. a rt a . pra s a j a,
s a tya. g emi-nastiti . bla k a 9 l egawa.
/
DAFT AR PUS T .AKA
1. Alfi o.n, Kohqs_gy~_Sl§.l..!~f~2.~~JJ:l..l!l:.Sl<?..llE?.E:.h~· Grrunedia J akart 2. 1 98 5 o
2 . As trid S .Susm1to (DR) - P eng_gp:t<!:r.&..~-9.i3....:h9J.oJLt. d?E.. _ __Pe_Dl:;:
Bina cipta . J akart a. 1 985 .
3. Gi11ete . John M . - ]?rob~ern __ 9f..J2.fto.n...z_i~17-1LE~<?SJ._~L.Qrc!§.U
.AE10 ric a.J?. Book Compm1.y- 197 4 o
~- . Ho tmc.11. M. S i ah aan . ~e r s e ku tusn j\....z.s.m._c::.._g.c:cp_l)uQ._cyjl, O:r.ill)._g
Bc0'. t @i___':t:"l.bu 9 9.n1am Pri smo.. - J cckccrta . 1975.
5 . Karlwno Pc.rt okusurno H. 9 iLj a r E.m _J c~"::.<::': ..... :f.~l.."t~ _ KE)~mirn.:: .I?_inap_Ma~~'}.t ...Slflll.Ji.~..&'E.Cl!. Javru1.o1 oe; i