LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA TAHUN ANGGARAN 2017 PENINGKATAN KUALITAS PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH DESAIN PRODUK DENGAN PENDEKATAN PENILAIAN PRODUK Oleh Edin Suhaedin Purnama Giri, M.Pd. Dr. I Ketut Sunarya, M.Sn. Novia Suhartatik Arif Langgeng Firmansyah Dibiayai DIPA Universitas Negeri Yogyakarta Nomor: 11/BA-Penelitian/UN.34.12/DT/X/2017 FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017
55
Embed
LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA TAHUN ANGGARAN 2017staffnew.uny.ac.id/upload/132243651/penelitian/laporan-penelitian... · Pendidikan Kriya jurusan Pendidikan Seni Rupa, penilaian hasil
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA TAHUN ANGGARAN 2017
PENINGKATAN KUALITAS PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA
MATAKULIAH DESAIN PRODUK DENGAN PENDEKATAN PENILAIAN PRODUK
Oleh
Edin Suhaedin Purnama Giri, M.Pd. Dr. I Ketut Sunarya, M.Sn.
Novia Suhartatik Arif Langgeng Firmansyah
Dibiayai DIPA Universitas Negeri Yogyakarta Nomor: 11/BA-Penelitian/UN.34.12/DT/X/2017
FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan berbagai
nikmat pada kami, baik berupa rahmat, barokah, dan kesehatan, sehingga penelitian
ini dapat diselenggarakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini juga kami mengucapkan terima kasih kepada Rektor
UNY, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Ketua DPP Penelitian FBS yang telah
memberikan dana serta kesempatan, sehingga terlaksananya penelitian ini. Selain itu
pada kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Kajur Pendidikan
Seni Rupa serta Kaprodi Pendidikan Kriya yang memberikan ijin penggunaan kelas
Desain Produk di lingkungan fakultas dan jurusan. Pada kesempatan ini pula kami
mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Tri Hartiti Retnowati, M.Pd., yang telah
memberikan masukan guna perbaikan penelitian ini.
Atas kebaikan yang telah diberikan tidak mungkin peneliti balas dengan materi,
namun hanya doa semoga dapat pahala berlimpah dari Allah SWT. Amin.
Yogyakarta, 2 Nopember 2017
Peneliti
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kemampuan Menulis konsep desain produk kriya ………………………………………………………………
19
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kemampuan Mengembangkan gagasan/ Ide desain ……………………………………………………
19
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kemampuan Membuat gambar kerja produk kriya ………………………………………………………………
20
Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kemampuan Membuat prototipe produk …………………………………………………………………….
20
Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kemampuan Laporan pengkajian desain produk…………………………………………………………….
20
Tabel 6. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kemampuan Presentasi ……………… 20 Tabel 7. Kisi-kisi Instrumen: menulis konsep desain produk kriya ………….. 21 Tabel 8. Analytic Rubric : Penyususnan Analisis Situasi ……………………... 21 Tabel 9. Analytic Rubric : Penyususnan Brief design …………………………. 22 Tabel 10. Analytic Rubric : Penyususnan Kajian-kajian ………………………... 23 Tabel 11. Skor Tugas Penulisan Analisis Situasi ………………………………. 26 Tabel 12. Skor Tugas Penulisan Brief Design ………………………………….. 26 Tabel 13. Skor Tugas Penulisan Kajian Pustaka ………………………………. 27 Tabel 14. Rekapitulasi Skor Tugas Penulisan Konsep ………………………… 27 Tabel 15. Kisi-kisi Instrumen: Mengembangkan gagasan …………………….. 33 Tabel 16. Rubric Penilaian Sket alternatif dan sket terpilih ……………………. 35 Tabel 17. Skor Kemampuan Membuat Sket …………………………………….. 37 Tabel 18. Kisi-kisi Instrumen: Gambar Kerja ……………………………………. 42 Tabel 19. Rubric Penilaian : Gambar tampak, Gambar konstruksi, Gambar
detail, dan Gambar perspektif …………………………………………
43 Tabel 20. Skor Kemampuan Membuat Gambar Kerja …………………………. 44
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………… KATAN PENGANTAR …………………………………………………………. DAFTAR TABEL ………………………………………………………………..
I ii iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… Iv RINGKASAN…………………………………………………………………….. V BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………
1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah………………………………………………………..... 2 C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………… 2 D. Manfaat………………………………………………………………………. 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………………………..
5
A. Landasan Teori……………………………..………………………………. 5
1. Penilaian Produk ………………………………………………………. 5 2. Matakuliah Desain Produk …………………………………………… 8 3. Karakteristik Mahasiswa ……………………………………………… 9 B. Hipotesis Tindakan…………………………………...……………………. 9 C Signifikansi Hasil Penelitian ……………………………………………… 10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………….
11
A. Jenis Penelitain…………………………………………………….............. 11 B. Setting Penelitian…………………………………………………………… 11 C. Prosedur Penelitian..……………………………………… ………………. 11 D. Tenik Analisis Data ………………………………………………………… 13 E. Siklus Penelitian ……………………….................................................... 13 F. Indikator Keberhasilan Penelitian ………………………………………… 14 BAB IV HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN …………………………
15
A. Lokasi dan Situasi Awal …………………………………………………… 15 B. Karakteristik Matakuliah……………………………………………………. 16 C Desain Tindakan …………………………………………………………… 18 D Pelaksanaan Tindakan …………………………………………………… 21 BAB V SIMPULAN …………………………………………………………….. 47 DAFTAR PUSTAKA …….……………………………………………………… 49
PENINGKATAN KUALITAS PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH DESAIN PRODUK DENGAN PENDEKATAN PENILAIAN PRODUK
Edin Suhaedin Purnama Giri I Ketut Sunarya, Novia Suhartatik
Arif Langgeng Firmansyah
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model penilaian produk dengan pendekatan analisis terhadap peningkatan kualitas penilaian dan peningkatan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Desain Produk.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan prosedur penelitian; perencanaan tindakan, Implementasi tindakan; observasi dan evaluasi, serta analisis dan repleksi. Data dianalisis dengan cara dklasifikasikan dan dikategorisasikan secara sistematik dan menurut karakteristiknya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, kemampuan mahasiswa dalam membuat konsep desaian produk kriya secara keseluruhan cukup. Masalah yang dikaji mahasiswa sudah terfokus pada kebutuhan mayarakat, namun masih banyak mahasiswa yang belum mampu untuk mengkaitkan permasalahan atau kebutuhan tersebut dengan SDM, SDA, dan teknologi. Masalah sudah disusun dari umum ke khusus, namun tidak logis, tidak runtut, dan tidak jelas. Penyampaian permasalahan dengan menggunakan bahasa yang komunikatif, menggunakan kata dan kalimat baku. Sementara itu brief design sudah menggambarkan jenis produk, tempat dan waktu penggunaan, tetapi belum menjelaskan alasan pentingnya produk yang dibuat, serta tidak jelasnya sasaran pengguna produk. Kelemahan dalam pengkajian terutama tidak terdapatnya sumber teori yang dicantumkan. Kedua, kemampuan mahasiswa dalam membuat sket/mengembangkan gagasan secara keseluruhan cukup baik, tapi masih banyak yang lemah dalam memprediksi nilai ekonomis. Dalam pembuatan sket masih banyak mahasiswa yang lebih berorientasi pada nilai estetis. Ketiga, kemampuan mahasiswa dalam membuat gambar kerja tampaknya masih perlu ditingkatkan terutama dalam pembuatan gambar perspektif. Kata kunci: Penilaian, desain produk, Kriya.
MPROVING QUALITY ASSESSMENT OF STUDENT LEARNING RESULT IN MATAKULIAH DESIGN PRODUCTS WITH PRODUCT ASSESSMENT APPROACH
Edin Suhaedin Purnama Giri
I Ketut Sunarya, Novia Suhartatik
Arif Langgeng Firmansyah Abstract
This study aims to determine how much influence the model of product assessment with
an analysis approach to improving the quality of assessment and improvement of student learning outcomes in the course of Product Design. The research method used is classroom action research with research procedure; action planning, Implementation of action; observation and evaluation, as well as analysis and replication. Data are analyzed by way of classified and categorized systematically and according to their characteristics.
The results showed that: First, the ability of students in making the concept of product craft desaian overall enough. The problem that the students studied has been focused on the needs of the society, but there are still many students who have not been able to link the problems or needs with human resources, natural resources, and technology. The problem has been compiled from general to specific, but not logical, unambiguous, and unclear. Submission of problems by using communicative language, using standard words and sentences. While the brief design has described the type of product, place and time of use, but has not explained the importance of the product made, as well as not clear the target user of the product. Weakness in the assessment especially the absence of the source of theories listed. Second, the ability of students in making sketches/develop ideas as a whole quite well, but there are still many weak in predicting economic value. In making sket there are still many students who are more oriented towards aesthetic value. Third, the ability of students in drawing work still seems to need improvement especially in making perspective picture.
Keywords: Assessment, product design, Kriya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penilaian hasil belajar merupakan fungsi terpadu dari setiap penyelenggaraan program
pendidikan di perguruan tinggi. Penilaian hasil belajar selalu berusaha mengungkap
kemempuan peserta didik yang sebenarnya setelah melakukan proses pembelajaran.
Berdasarkan teori tes klasik, kemampuan seseorang yang diperoleh dari hasil penilaian
memiliki kesalahan. Kesalahan tersebut dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu keasalahan
yang sifatnya acak dan kesalahan yang sifatnya spesifik.
Kesalahan acak disebabkan kondisi subjek yang melakukan pengukuran dan objek yang
diukur selalu bervariasi. Kesalahan acak bisa juga disebabkan oleh kesalahan dalam pemilihan
materi yang diujikan secara acak maupun terjadi karena pengukuran yang hanya dilakukan
satu kali. Kesalahan spesifik terjadi apabila hasil penilaian lebih tinggi atau lebih rendah dari
kemampuan sebenarnya. Dalam hal ini, tinggi dan rendah dapat dilihat pada kasus murah dan
mahalnya nilai yang diberikan oleh dosen.
Apabila mahal dan murahnya dosen dalam melakukan penilaian tidak berlaku secara
keseluruhan, maka penilaian yang dilakukan dosen dinyatakan bias. Kesalahan spesifik dapat
juga terjadi karena kesalahan alat ukurnya, misalnya soal cenderung mudah atau sulit.
Kesalahan spesifik ini sulit untuk ditaksir besarnya, karena belum ada model untuk melakukan
estimasi. Oleh karena itu para ahli selalu berusaha mencari cara pengukuran/penilaian yang
tepat untuk mengungkap kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
Kenyataan di lapangan kesalahan-kesalahan tersebut, sering terjadi. Di program studi
Pendidikan Kriya jurusan Pendidikan Seni Rupa, penilaian hasil belajar mahasiswa khususnya
pada matakuliah praktek standarnya sangat bervariasi antara dosen satu dengan yang lainnya.
Penilaian sering dilakukan secara subjektif, tidak memberikan informasi yang jelas terhadap
kemampuan mahasiswa yang sebenarnya. Dengan demikian, standar dalam penilaian hasil
belajar mahasiswa banyak variasinya / tidak seragam dan akan merugikan mahasiswa. Selain
itu, fungsi diagnostik dalam penilaian karya seni rupa belum tampak, sehingga hasil penilaian
tidak memberikan dampak terhadap peningkatan kualitas berkarya mahasiswa.
Untuk mengatasi permasalahan di atas maka sistem penilaian hasil belajar mahasiswa
pada matakuliah praktek perlu ditingkatkan. Dalam rangka meningkatkan kualitas penilaian
hasil belajar tersebut, peneliti akan memberikan perlakuan (action) pada matakuliah Desain
Produk dengan menerapkan penilaian hasil belajar mahasiswa yang menggunakan model
penilaian produk. Dalam penilaian produk terdapat dua pendekatan, yakni analitik dan
holistik/ holistik (gestalt). Untuk kepentingan diagnostik maka penilaian produk dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan analisis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan permasalahannya
sebagai berikut: Hasil penilaian yang dilakukan oleh dosen pengampu mata kuliah praktek,
khususnya mata kuliah Desain Produk di program studi Pendidikan Kriya mestinya akan
membantu mahasiswa untuk mendapatkan informasi kemampuan yang sebenarnya, sekaligus
mendapatkan gambaran tentang kelemahan dan kelebihan karya yang dibuatnya, sehingga
mahasiswa mampu memperbaiki kelemahan tersebut. Di lapangan menunjukkan penilaian
yang dilakukan masih bersifat subjektif, sehingga mahasiswa tidak dapat mengetahui
kemampuan yang sebenarnya. Bagaimanakah penggunaan model penilaian produk dengan
pendekatan analisis pada matakuliah Desain Produk dapat meningkatkan kualitas penilaian
hasil belajar mahasiswa, sehingga dapat meningkatkan pula prestasi belajar mahasiswa pada
matakuliah tersebut?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model penilaian
produk dengan pendekatan analisis terhadap peningkatan kualitas penilaian hasil belajar
mahasiswa pada mata kuliah Desain produk. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan
mendeskripsikan besarnya pengaruh sistem penilaian yang diterapkan terhadap peningkatan
hasil belajar Desain Produk mahasiswa. Dengan adanya action research ini diharapkan dapat
menemukan model penilaian produk yang tepat untuk pembelajaran mata kuliah desain produk
di program studi Pendidikan Kriya.
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, manfaat yang dapat diharapkan adalah:
1. Bagi mahasiswa akan membantu dalam mendiagnosis kelebihan dan kekurangan yang ada
pada karyanya, sehingga mahasiswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam berkarya
desain produk. Selain itu penilaian semacam ini akan memposisikan kemampuan
mahasiswa pada posisi yang tepat, sehingga mahasiswa tidak merasa dirugikan.
2. Bagi dosen/peneliti, (a) penelitian ini akan menemukan model penilaian yang tepat untuk
pembelajaran Desain Produk. (b) Dosen memberikan penilaian dengan argumentasi yang
dapat dipertanggungjawabkan.
3. Sedangkan bagi lembaga, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk mengambil kebijakan dalam peningkatan pembelajaran, khususnya
peningkatan penilaian karya desain produk di program studi Pendidikan Kriya.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
2. Penilaian Produk
Penilaian produk/hasil karya (product assesment), yakni penilaian terhadap
keterampilan dalam membuat sesuatu produk dan kualitas produk/hasil karya seni rupa atau
kriya dengan tidak mengabaikan proses berkarya. Dengan kata lain Penilaian produk tidak
hanya diperoleh dari hasil akhir saja namun juga proses pembuatannya. Dalam penilaian ini
karya seni rupa dan kriya dipandang sebagai produk/benda.
Dalam penilaian produk dapat dilakukan dua cara yaitu penilaian produk holistik dan
penilaian produk analitik (Haryati, 2014: 57). Penilaian produk dengan cara holistik, penilaian
yang berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada appraisal. Penilaian
produk dengan cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk.
Dengan pendekatan holistik karya seni rupa dipandang sebagai suatu karya yang utuh
dan tak dapat dipisah-pisahkan. Pendekatan metode holistik ini sebenarnya dipengaruhi atau
bersumber dari ilmu jiwa global (Gestalt). metode ini menganjurkan untuk menilai karya seni
dari perwujudannya yang utuh (Sudarmaji, 1979). Pengertian gestalt dalam psikologi adalah
organisasi atau konfigurasi; sama juga dengan pengertian ganzheit atau struktur (Eysenck at
al., 1972). Secara rinci dijelskan dijelaskan dalam kamus psikologi, bahwa gestalt adalah
keseluruhan bentuk, pola, struktur atau konvigurasi terpadu yang memiliki sifat khusus yang
tidak dapat diperoleh dari penjumlahan bagian-bagiannya yang terpisah. Biasanya digunakan
dalam kaitannya dengan fenomena perseptual (Driver, 1986; Dali 1982).
Gestalt juga merupakan suatu aliran dalam psikologi. Psikologi gestalt merupakan
aliran psikologi yang terutama memberi perhatian pada proses-proses persepsi, dimana pokok
pikiran utamanya ialah bahwa suatu keseluruhan adalah lebih besar dari pada penjumlahan
bagiannya (Dali, 1982). Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya,
dan gestalt itu timbul lebih dahulu dari bagian-bagiannya. Dikaitkan dengan karya seni
rupa, kualitas karya secara keseluruhan tidak akan sama dengan kualitas unsur-unsur yang
membentuk karya tersebut.
Agar dapat mengungkap kualitas karya yang diamatinya, dalam proses pengamatan
secara holistik, kerja intuitif lebih menonjol dibandingkan dengan kerja secara
rasional, Bekerja intuitif yang dimaksud di sini adalah penilaian yang tidak didasarkan pada
proses penalaran, namun didasarkan pada bisikan hati atau rasa semata.
Dengan adanya penilaian yang tidak didasarkan pada proses penalaran tersebut,
maka emosional atau rasa akan menonjol dalam penilaian. Pada akhirnya subjektivitas dalam
pendekatan ini akan muncul. "Keputusan dalam penilaian karya seni selalu subjektif. Dengan
kata lain tidak mungkin mengukur kualitas artistik sangat objektif, seperti mengukur
panjangnya suatu benda dengan meteran" (Duane and Preble, 1967: 125).
Dengan adanya subjektivitas dalam evaluasi karya seni, maka keputusan dalam
evaluasi dapat dikatakan sangat relatif. Menurut Lowenveld dan Brittain (1982), keputusan
tentang kualitas karya seni itu sangat relatif. Hal ini tidak hanya karena visual seseorang
yang sangat sensitif, namun juga pengalaman dan kapasitas seseorang tentang karya seni
yang berbeda. Sedangkan menurut Heyl bahwa kritik relatif tampak tidak absolut, karena
dipengaruhi oleh perubahan dan perbedaan kondisi budaya, variasi intelegensi, dan
pengalaman kritikus atau evaluator. (Beardsley dan Schueller 1970).
Untuk mengurangi Subjektivitas penilai, perlu adanya usaha untuk meningkatkan
pengalaman estetis subjek penialai/evaluator dengan banyak melakukan penilaian dan berkarya
seni. Dengan kata lain agar penggunaan metode holistik ini relatif objektif, seorang evaluator
harus tahu, paham, dan melakukan dalam pembuatan karya sebagai objek penilaian..
Berbeda dengan cara holistic, cara analisis berperanan dalam menyampaikan
argumentasi hasil penilaian terhadap suatu karya seni rupa pada peserta didik sebagi
penciptanya. Dalam mempertanggungjawabkan verbalnya keluar, makapenilai seni rupa
melakukan analisis dan menyampaikan sebagian demi sebagian. Tanpa ini, jalan pikiran dan
argumentasi pendapatnya tidak mungkin ditangkap orang lain (Sudarmaji, 1979: 18).
Berdasarkan pendapat Sudarmaji di atas, tampak bahwa pendekatan analisis dilakukan
secara verbal. Muharam (1993) mengatakan bahwa perilaku analisis umumnya ditentukan oleh
penilaian secara verbal. Dalam hal ini Eisner (1972) menolak tentang anggapan bahwa
komentar atau pernyataan kritis tentang seni adalah tidak tepat dalam rangka
mengapresiasinya, sebab dapat mengurangi nilai pengalaman visual itu sendiri. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa Eisner mendukung adanya komentar atau pernyataan kritis
secara verbal. Permasalahannya bukan pada bisa tidaknya seni diverbalkan, namun tentang
kualitas dan kebermanfaatan komentar itu sendiri. Dalam konteks pendidikan komentar ini
sangat jelas dibutuhkan dan sangat bermanfaat bagi pencipta seni rupa untuk perbaikan karya-
karya yang akan diciptakannya.
Berdasarkan uraian di atas, metode analisis berguna untuk mengkomunikasikan
hasil evaluasi karya seni rupa. Selain itu, metode ini dapat digunakan dalam memahami karya
seni rupa. Agar pengamat dapat memahami, kemudian menerima lambang-lambang ekspresi
senimannya, seharusnya pengamat dapat menganalisis dan mengevaluasi secara objektif serta
mengajukan argumentasi tentang nilai yang terkandung dalam hasil seni (Bastomi, 1990).
Dengan demikian, evaluasi terhadap karya seni rupa bukan di dasarkan senang atau tidak
senang semata, namun dicari penyebabnya dengan sebuah analisis. Menurut Duane dan Prebel
(1967), ketika melihat karya seni, yang terpenting adalah menemukan penyebab timbulnya rasa
senang dan tidak senang.
Pentingnya analsis dalam evaluasi juga dikemukakan oleh Sudarso, bahwa pada saat
melakukan penilaian diperlukan suatu analisis yang mendalam berdasarkan suatu prinsip
(1988). Prinsip yang dimaksud di sini adalah prinsip seni, seperti yang dikemukakan oleh
Duane dan Prebel (1967), bahwa untuk mengukur kualitas artistik dapat dilakukan dengan
menerapkan prinsip seni. Dengan penerapan prinsip seni tersebut diharapkan evaluasi karya
seni rupa dapat
mendekati objektif. Evaluator seni dengan sadar mencoba tidak sekedar suka tidak suka
terhadap suatu karya seni, namun mendukung keputusannya dengan referensi prinsip seni
sebagai pernyataan sesungguhnya. Oleh karena itu, evaluasi ini merupakan kritik objektif yang
sering digunakan pada pembelajaran seni (Hungerland dalam Beardsley dan Schueller, 1970:
254).
Dengan pendekatan analisis, karya seni rupa dievaluasi dengan merinci unsurnya,
hubungan antarunsur, dan organisasi unsur. Dalam pendekatan tersebut, karya seni rupa dilihat
sebagai suatu komposisi bentuk yang dapat dipahami melalui peranan elemen-elemen
bentuk/form (garis, bentuk/shape, gelap terang, warna, dan volume) secara integral (Cleaver,
1966). Dengan demikian, kemampuan dalam menganalisis adalah kemampuam untuk
menguraikan atau memisahkan/merinci unsur demi unsur.
Berdsarkan uraian tersebut, analisis pada dasarnya mencakup tiga pengertian analisis.
Bloom (1981), Silverius (1991), Azwar (1987) berpendapat, bahwa "analisis terdiri atas:
Analysis of elements, analysis of relationship, analysis of organizational principles." Dalam
hal ini, Muharam (1993) mengatakan, bahwa analisis adalah pembahasan karya seni rupa
melalui unsur-unsur yang membangunnya, hubungan unsur dengan unsur lainnya, hubungan
unsur dengan keseluruhannya.
Pada aspek komposisi, evaluasi kualitas karya seni rupa didasarkan pada standar
komposisi yang dapat diterima secara relatif objektif. Suatu komposisi juga harus mengandung
kaidah organisasi, misalnya kesatuan dan keseimbangan (Lansing, 1976). Dengan analisis,
evaluasi lebih objektif yang dapat menafsirkan atau membahas karya untuk pengamatnya
(Heyl dalam Beardsley dan Schueller, 1970).
Dengan pendekatan analisis karya seni dipandang sebagai objek evaluasi yang dapat
dirinci menjadi bagian terkecil. Karena dipandang sebagai objek, kualitas hasil evaluasi
didasarkan pada kualitas objek yang dievaluasi, bukan pada subjek yang mengevaluasi. Oleh
karena dasar evaluasinya objek, maka pendekatan ini menjadi objektif.
Dalam proses evaluasi karya seni rupa, kedua pendekatan tersebut sering digunakan
secara bersamaan. Evaluasi sangat tergantung pada keputusan atau kecondogan seseorang yang
didasarkan pada objek secara keseluruhan (gestalt/ holistik), kemudian dengan pendiriannya
yang tetap, memilih komponen secara random untuk dianalisis, hal ini dilakukan agar hasil
keputusannya dapat diterima (Hungerland dalam Beardsley dan Schueller, 1970).
3. Matakuliah Desain Produk
Matakuliah desain produk merupakan mata kuliah praktek dan wajib tempuh bagi
mahasiswa program studi Pendidikan Kriya dengan jumlah sks 4 dan kode matakuliah
SSK6431. Matakuliah desain produk kriya diberikan agar mahasiswa dapat memahami kosep
dasar desain produk, menulis konsep desain produk, memvisualisasikan konsep/membuat
desain produk dari membuat sket sampai prototype, dan mengvaluasi karya desain produk
kriya. Materi perkuliahan meliputi teori desain, desain produk kriya, pola berpikir desain,
struktur proses desain, pengembangan gagasan dalam pemecahan masalah, visualisasi, teknik
presentasi, dan evaluasi. Perkuliahan dilakukan dengan cara tatap muka secara klasikal dan
individual, bimbingan, diskusi, dan presentasi desain. Sedangkan evaluasi dilakukan dengan
jenis diagnostik, dengan model penilaian produk. Perkuliahan ini dilakukan dengan sistem
kontrak
Adapun kompetensi mata kuliah dapat dijabarkan sebagai berikut:.
1) Memahami terminologi, cakupan, dan pola berpikir desain produk kriya
2) Menulis konsep desain produk kriya berdsarkan struktur prosesnya
3) Mengembangkan gagasan/ide desain sesuai dengan konsep.
4) Membuat gambar kerja produk kriya yang terdiri atas gambar tampak, gambar detail,
gambar konstruksi, dan gambar perspektif berdasarkan sket terpilih.
5) Membuat prototipe produk kriya sesuai dengan gambar kerja.
6) Mengevaluasi produk
Untuk mengetahui ketercapaian kompetensi tersebut dirumuskan indikator pencapaian
sebagai berikut:
1) Mendeskripsikan desain dan desain produk kriya
2) Menguraikan cakupan desain produk kriya,
3) Menganalisis pola berpikir desain.
4) Menulis konsep desain produk kriya sesuai dengan struktur proses desain atau metode
penciptaan desain.
5) Mengembangkan gagasan/ide desain menjadi beberapa sket /bentuk miniatur sebagai
alternatif pemecahan masalah/pemenuhan kebutuhan masysrakan akan produk kriya.
6) Membuat gambar kerja produk kriya dalam bentuk gambar tampak, gambar detail, dan atau
gambar konstruksi, serta gambar perspektif berdasarkan sket terpilih.
7) Prototipe produk kriya dibuat sesuai dengan gambar kerja dan skala 1:1
8) Mengevaluasi karya desain produk kriya.
4. Karakteristik Mahasiswa
Mahasiswa adalah peserta didik yang dapat dikatagorikan pada usia dewasa. Oleh
karena iti, mahasiswa pada dasarnya sudah ada pada tahap operasi formal, yakni memiliki
logika dan rasio serta dapat menggunakan abtraksi. Dalam hal ini Irwantoro, N dan Suryana,
Y. (2016) peserta didik mampu berpikir logis, memecahkan masalah yang bersifat hipotesis,
mampu membuat praduga, berintrospeksi diri, sehingga memiliki kesadaran untuk
berkembang dengan baik.
Jika dilihat dari sisi kreativitas, mahasiswa memiliki karakter dan kecenderungan
sebagai berikut: memiliki dorongsn yang tinggi, memiliki keterlibatan yang tinggi, memiliki
rasa ingin tahu yang besar, memiliki ketekunan yang tinggi, cenderung tidak puas terhadap
kemapanan, penuh percaya diri, memiliki kemamdiriang yang tinggi, bebas dalam mengambil
keputusan, menerima diri sendiri, senang humor, memiliki intuisi yang tinggi, cenderung
tertarik pada hal-hal yang kompleks, toleran terhadap ambiguitas, dan bersifat sensitif (Piers
dalam Irwantoro, N dan Suryana, Y., 2016)
B. Hipotesis Tindakan
Dengan penggunaan penilaian produk dengan cara analisis dapat meningkatkan kualitas
penilaian hasil belajar mahasiswa mata kuliah Desain Produk. Selain itu, akan memiliki
nuturan effect terhadap meningkatnya pemahaman dan kualitas karya seni dan kriya
mahasiswa, khususnya karya desain produk kriya.
C. Signifikansi Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan penilaian hasil belajar mahasiswa
khususnya dalam matakuliah praktek/berkarya desain produk. Dengan demikian, penilaian
hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan penilian produk dengan pendekatan analisis
dapat dimanfaatkan oleh pihak dosen pengampu matakuliah praktek di program studi
Pendidikan Kriya, khususnya mata kuliah desain.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan partisipan (Participanory action
research). Gagasan sentral penelitian ini adalah bahwa orang yang akan melakukan tindakan
harus juga terlibat dalam proses penelitian dari awal. Mereka tidak hanya menyadari perlunya
melaksanan program tindakan tertentu, tetapi secara jiwa raga akan terlibat dalam programm
tindakan tersebut (Suwarsih Madya, 1994). Penelitian ini dilakukan secara langsung oleh
peneliti dan sekaligus sebagai dosen pengampu mata kuliah Desain Produk.
B. Setting Penelitian
Setting penelitian ini adalah Program Studi Pendidikan Kriya Jurusan Pendidikan Seni
Rupa, Fakultas bahasa dan Seni, Univesitas Negeri Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian
tindakan pada semester genap tahun akademik 2016/2017 mata kuliah Desain Produk.
C. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan Tindakan
a. Merencanakan pembelajaran desain produk
b. Menentukan kompetensi dan indikator pencapaian untuk beberapa tatap muka.
c. Mengebangkan scenario pembelajaran desain produk pada kompetensi yang telah
ditetapkan
d. Mengembangkan teknik dan format penilaian produk secara analitik
e. Mengembangkan format observasi pembelajaran.
2. Implementasi Tindakan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah kurang baiknya dan sangat subjektifnya
penilaian yang digunakan dosen untuk mata kuliah praktek/berkarya produk kriya. Untuk
meningkatkan kualitas penilaian dan prestasi belajar mahasiswa dalam bidang desain produk,
strategi yang ditawarkan adalah dengan upaya penerapan penilaian produk dengan pendekatan
analisis pada matakuliah Desain Produk dengan bobot 4 SKS.
Secara garis besar implementasi tindakan yang dilakukan dalam rangka peningkatan
penilaian hasil belajar mahasiswa adalah:
a. Tugas dikembangkan untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam membuat karya
desain produk, kemudian dianalisis guna mengetahui kualitas tugas/soal. Kualitas
tugas/soal divalidasi dengan menggunakan metode judgemental.
b. Tugas diberikan pada mahasiswa secara bertahap sesuai dengan urutan kompetensi.
c. Hasil pengukuran dengan model penilaian produk dianalisis dengan acuan norma.
3. Observasi dan Evaluasi
Observasi dan Evaluasi dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Mengamati proses tindakan yang dilakukan untuk dievaluasi kelebihan dan
kekurangannya.
b. Mengamati dan mencatat adanya kendala-kendala yang timbul dalam pelaksanaan
tindakan.
4. Analisis dan Repleksi
Dalam kegiatan ini peneliti dilakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:
a. Melakukan analisis hasil tindakan baik kualitas tindakan, respon mahasiswa, pengaruh
tindakan terhadap kualitas hasil belajar.
b. Mengidentifikasi kelemaham dan kelebihan tindakan yang telah dilakukan.
c. Menjawab penyebab situasi dan kondisi yang terjadi selama pelaksanaa tindakan
berlangsung.
d. Merancang kegiatan untuk menyelesaikan permasalahan dengan mengacu pada data
tentang kelemahan dan kelebihan pada tindakan yang telah diterapkan.
e. Mengantisipasi adanya kendala yang muncul dengan penyempurnaan perencanaan dan
pelaksanaannya.
f. Menindaklanjuti tindakan yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas hasil
belajar mahasiswa. Semua rencana kegiatan pembelajaran itu dirancang secara matang
melalui diskusi dengan kelompok sejawat.
5. Tahap Diagnostik Ulang
Pada tahap ini dilakukan langkah mengevaluasi pelaksanaan tindakan dan perbaikan
yang telah dilakukan, kmudian merumuskan hipotesis tindakan. Hasil dari diagnosis ulang ini
kemudian dikaji dan didiskusikan untuk menemukan permasalahan-permasalahan yang
spesifik yang belum terpecahkan, menganalisis sumber penyebabnya, serta titik lemah
tindakan yang telah dilakukan. Hasil pengkajian ini digunakan sebagai masukan untuk
menentukan hipotesis tindakan selanjutnya.
D. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif. Analisis data dilakukan
menurut karakteristik masing-masing data yang terkumpul. Dari data yang terkumpul
dklasifikasikan dan dikategorisasikan secara sistematik dan menurut karakteristiknya. Temuan
ini akan digunakan untuk melaksanan tindakan selanjutnya.
E. Siklus Penelitian
1. Siklus Pertama
Dalam tahapan ini tindakan dimulai dengan menerapkan tugas yang dikembangkan
untuk mengukur unjuk kerja mahasiswa setiap pokok bahasan. Tugas yang diberikan
sebelumnya dianalisis untuk mengetahui kualitas tugas. Untuk mengetahui kualitas tugas
digunakan metode judgmental. Hasil pengukuran assesmen unjuk kerja yang berupa tugas
dianalisis dengan acuan norma dan kriteria.
2. Siklus Kedua
Pada akhir siklus pertama telah disusun rencana upaya perbaikan berdasarkan
kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus pertama. Pada siklus kedua ini dilakuakan
kembali perencanaan tes penilaian hasil belajar. Dari hasil tindakan ini dilakukan pemantauan
dan untuk dipenilaian secara kualitatif. Tahap selanjutnya adalah melakukan refleksi dan
perencanaan upaya perbaikan selanjutnya.
3. Siklus Ketiga
Pada akhir siklus kedua telah disusun rencana upaya perbaikan berdasarkan kelemahan-
kelemahan yang terjadi pada siklus kedua. Pada siklus ketiga ini dilakukan kembali penerapan
tes hasil belajar untuk tugas ketiga. Hasil tindakan ini dilakukan pemantauan dan untuk
dipenilaian secara kualitatif. Tahap selanjutnya adalah melakukan refleksi dan perencanaan
upaya perbaikan selanjutnya.
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pelaksanaan/implementasi penelitian ini adalah terjadinya
peningkatan prestasi belajar mahasiswa khususnya matakuliah Desain Produk dan kepuasan
mahasiswa dari sistem penilaian yang diterapkan dengan menggunakan angket dan wawancara
kepada mahasiswa tentang penerapan sistem penilaian yang digunakan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Lokasi dan Situasi Awal
Perkuliahan Desain Produk dilaksanakan pada setiap hari Seni jam 07.30 sampai
dengan jam 13.21 di Jurusan Pendidikan Seni Rupa dengan jumlah peserta/mahasiswa 12
orang. Pelaksanaan kuliah lebih banyak menggunakan pendekatan konstruktivistik, yakni
mahasiswa lebih aktif dalam mengkaji dan mempelajari desain produk.
Model pembelajaran dilaksanakan hampir sama dengan tahun sebelumnya, namun pada
tahun ini dilakukan perubahan, yakni dengan melakukan action pada model penilaiannya.
Model penilaian sebelumnya lebih banyak berorientasi pada produk/hasil dan dengan
menggunakan model atau pendekatan gestalt/holistik, sehingga informasi yang diterima pada
hasil penilaian tersebut lebih banyak menunjukkan nilai akhir secara utuh, tanpa adanya
analisis, misal nialai A, B, C, atau D. Dengan pendekatan tersebut dirasa banyak
kelemahannya, terutama pada masalah subjektivitas dan fungsi penilaian sebagai diagnostik
tidak tampak. Hasil penilaian ini tidak menggambarkan tentang kelemahan atau kemampuan
mahasiswa dalam berkarya dsain produk secara rinci, pada bagian mana kemampuan
mahasiswa dianggap lemah atau sebaliknya, sehingga mahasiswa tidak mampu mendeteksi
kelemahannya dalam upaya perbaikan kemampuan berkarya desain produk tersebut. Hasil
penilaian akan lebih bermanfaat jika dilakukan secara anilitik dalam bentuk verbal/kalimat,
sehingga mahasiswa memehami betul kelemahannya.
Salah satu model penilaian analisis untuk karya desain produk yang perlu dicobakan
adalah penilaian produk dengan cara analitik. Dengan penilaian tersebut unjuk kerja
mahasiswa dalam berkaya desain produk dapat di analisis pada tahapan mana mahasiswa
mengalami kesulitan. Dengan demikian, perbaikan kemampuan secara indivivual akan mudah
dilaksanakan.
B. Karakteristik Mata Kuliah
Mata kuliah Desain Produk berisi kumpulan bahan kajian yang memberikan wawasan
pengetahuan dan keterampilan membuat suatu desain produk kriya. Oleh karena itu mata
kuliah Desain Produk memiliki fungsi mengembangkan pengetahuan, keterampilan,
kreativitas, dan sikap dalam berkarya kriya secara terkonsep. Dengan demikian, pembelajaran
desain produk kriya berorientasi pada pembuatan karya kriya yang ditunjang oleh
pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam membuat desain. Dengan fungsi tersebut,
diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan dalam memahami desain, proses desain, terampil
dan kreatif dalam menciptakan bentuk desain produk kriya baru, memiliki sikap menghargai
proses dan karya desain produk kriya.
Desain Produk kriya berisikan materi pemahaman desain secara umum, pola berpikir
dalam desain, ruang lingkup desain produk, struktur proses desain produk, penulisan konsep
desain, pengembangan gagasan, pembuatan gambar kerja, dan pembuatan prototipe.
Pembelajaran Desain Produk kriya didekati dengan: (1) Action education, yakni
pemahaman teoritis dan paraktis tentang desain produk kriya, (2) empat pilar pendidikan, yaitu
learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together, (3) pemahaman
proses pembuatan desain produk kriya yang dimulai dari mengenal kebutuhan akan sebuah
produk, merumuskan gagasan, sampai dengan pengalaman membuat prototipe produk kriya,
(4) pemecahan masalah yang mencakup masalah ergonomi dan ekonomis, dan (5) pemahaman
relevansi, yaitu memahami hubungnan mata kuliah desain produk kriya dengan mata kuliah
lain yang relevan, misalnya mata kuliah Kria Tekstil, Keramik, Kayu, Kulit, dan Logam.
Kompetensi yang hendak ditanamkan pada mahasiswa meliputi: 1) memahami desain
produk kriya, 2) menulis konsep desain produk kriya, 3) mengmbangkan gagasan/ide desain,
4) membuat gambar kerja produk kriya, dan 5) membuat prototipe produk kriya
Keberhasilan penanaman kompetensi-kompetensi di atas, dapat dilihat dengan adanya
beberapa indikator pencapaian, yaitu: 1) desain produk kriya dijelaskan berdasarkan
terminologi, cakupan, dan pola berpikir desain, 2) konsep desain produk kriya ditulis sesuai
dengan struktur proses desain, 3) gagasan/ide desain dikembangkan menjadi beberapa sket
/bentuk miniatur sebagai alternatif pemecahan masalah/pemenuhan kebutuhan masysrakan
akan produk kriya, 4) gambar kerja produk kriya dibuat dalam bentuk gambar tampak, gambar
detail, gambar konstruksi, dan gambar perspektif berdasarkan sket terpilih, dan 5) prototipe
produk kriya dibuat sesuai dengan gambar kerja.
Berdasarkan kompetensi dan indikator pencapaian di atas, maka mata kuliah desain
produk dapat dideskripsikan “Matakuliah desain produk memberikan mahasiswa untuk
memahami desain produk, menulis konsep desain produk, membuat desain produk dari
membuat sket sampai prototipe. Materi perkuliahan meliputi teori desain, desain produk kriya,
pola berpikir desain, struktur proses desain, pemecahan masalah, visualisasi, dan penilaian,
baik desain produk kriya kayu, logam, kulit, keramik, maupun tekstil. Perkuliahan dilakukan
dengan cara tatap muka secara klasikal, bimbingan, diskusi, dan presentasi desain. Sedangkan
penilaian dilakukan dengan jenis diagnostik, formatif dan sumatif baik baik menggunakan
fortofolio test maupun dengan performance based evaluation. Perkuliahan ini dilakukan
dengan sistim kontrak”.
Adapun pokok bahasan yang akan disampaikan meliputi: 1) Desain dan Desain Produk
(Terminologi Desain, Pola Berpikir dalam Desain, Ruang lingkup Desain Produk), 2) Struktur
Proses Desain ( Analisis Kebutuhan, Brief Design, Kajian Fungsi, Studi Ergonomi, Studi
Estetika, Studi Ekonomis, Studi Teknik/konstruksi), 3) Solusi/Pengembangan gagasan (
Alternatif Sket/alternatif solusi, Sket terbaik/best solution), 4) Gambar Kerja (Gambar tampak,
Gambar detail, Gambar konstruksi, Gambar Perspektif), 5) Prototip, 6) Visualisasi Produk
Kerajiinan, dan 7) Penilaian Desain Produk Kerajiinan.
Mata kuliah ini dilaksanakan dengan melalui teori, pengkajian, praktek. Sedangkan
penilaian yang dikembangkan berbentuk penilaian produk, Fortofolio dan Performance based
evaluation berdasarkan tugas-tugas berikut. Menulis konsep desain produk kriya,
mengembangkan gagasan/ide desain, membuat gambar kerja produk kriya, membuat prototipe
produk kriya, laporan pengkajian desain produk kriya, dan presentasi.
Kriteria penilaian karya, baik karya desain maupun prototipe atau produk kriya lebih
ditekankan pada: orizinalitas ide, bentuk, dan kreativitas, konsisten dengan konsep, sensitif
dengan material, estetis, ergonomis, ekonomis, dan komunikatif. Sedangkan untuk konsep
kriterianya mencakup fokus masalah, cakupan, logika atau kerangka berpikir, dan bahasa atau
tata tulis.
C. Desain Tindakan
1. Desain Tugas
Mengacu pada uraian tentang silabus dan assesmen unjuk kerja tersebut, tugas-tugas
dalam mata kuliah Desain Produk dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a. Menulis konsep desain produk kriya
b. Mengembangkan gagasan/ide desain.
c. Membuat gambar kerja produk kriya
d. Membuat prototipe produk kriya
e. Laporan pengkajian desain produk kriya
f. Presentasi
2. Desain Instrumen
a. Tujuan Penialaian
Penialain ini bertujuan untuk menilai dan mengpenilaian kemampuan unjuk kerja
mahasiswa dalam membuat dan mempresentasikan konsep desain produk kriya dalam bentuk
uraian secara kualitatif. Kemampuan mahasiswa yang dinilai mencakup kemampuan, membuat
konsep, mengembangkan gagasan, membuat gambar kerja, membuat prototipe, dan
mempresentasikan konsep desain produk kriya.
b. Domain dan Strategi Penilaian
Berdasarkan tugas-tugas di atas, instrumen untuk menilai kemampuan membuat
karya desain produk kriya dapat dirancang sebagai berikut:
1) Domain yang diniai:
a) Domain kognitif: penulisan konsep penciptaan, laporan pengkajian desain produk
kriya, presentasi.
b) Domain afektif, kognitif, dan psikomotor: mengmbangkan gagasan/ide desain.
c) Domain psikomotor: mengmbangkan gagasan/ide desain membuat gambar kerja
produk kriya, membuat prototipe produk kriya
2) Pelaksana penilaian: dosen pengampu
3) Strategi penilaian: penilaian dilakukan dengan memberikan penjelasan secara kualitatif
c. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kemampuan Menulis konsep desain produk
kriya
Cakupan Indikator
1. Analisis Situasi
2. Brief Design
3. Pengkajian
1. Fokus permasalahan
2. Logika / konstruksi berpikir
3. Bahasa dan tata tulis
4. Kelengkapan isi/cakupan brief design dan pengkajian.
Tabel 2 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kemampuan Mengembangkan gagasan/ Ide
desain.
Cakupan Indikator
1. Sket alternative
2. Sket terpilih
1. Orizinalitas
2. Konsisten dengan konsep
3. Sensitif dengan material
4. Estetis
5. Ergonomis
6. Ekonomis
7. Komunikatif
Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kemampuan Membuat gambar kerja produk
kriya
Cakupan Indikator
1. Gambar tampak
2. Gambar konstruksi
3. Gambar detail
4. Gambar perspektif
1. Estetis
2. Komunikatif (baik bentuk maupun ukuran)
Tabel 4 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kemampuan Membuat prototipe produk
kriya
Cakupan Indikator
1. Persiapan bahan dan alat
2. Proses pembuatan prototipe
3. Finishing
1. Orizinalitas
2. Konsisten dengan konsep
3. Sensitif dengan material
4. Estetis
5. Ergonomis
6. Ekonomis
7. Komunikatif
Tabel 5 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kemampuan Laporan pengkajian desain
produk kriya
Cakupan Indikator
1. Pendahuluan
2. Pembahasan
3. Penutup
1. Fokus kajian
2. Logika / konstruksi berpikir
3. Bahasa dan tata tulis
Tabel 6 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kemampuan Presentasi
Cakupan Indikator
1. Presentasi konsep
2. Presentasi karya/prototipe
1. Logika/konstruksi berpikir
2. Komunikatif
3. Penguasaan materi
4. Ketepatan jawaban dengan
pertanyaan
5. Tampilan karya
D. Pelaksanaan Tindakan
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
1) Desain Tugas
Tugas pertama yang harus dikerjakan oleh mahasiswa adalah “menulis konsep
desain produk kriya”. Tugas ini mencakup kemampuan atau sub tugas 1)
Menyusun Analisis Situasi, 2) Brief Design, dan 3) Pengkajian.
2) Desain Instrumen
Tabel 7. Kisi-kisi Instrumen: menulis konsep desain produk kriya