Top Banner
i LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA IMPLEMENTASI ALAT PERMAINAN EDUKATIF BALOK MAGNETIK MENGGUNAKAN 3D PRINTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA 4-6 TAHUN DI SENTRA BALOK Oleh: Nila Kusumaningtyas, S.T., M.Pd NIDN. 0609097002 Ismatul Khasanah, S.Pd.I., M.Pd NIDN. 0610107804 Yuris Setyoadi, SPd.,M.T NIDN. 0625108202 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PGRI SEMARANG 2018
53

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

Nov 20, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

i

LAPORAN

PENELITIAN DOSEN PEMULA

IMPLEMENTASI ALAT PERMAINAN EDUKATIF BALOK MAGNETIK

MENGGUNAKAN 3D PRINTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK

ANAK USIA 4-6 TAHUN DI SENTRA BALOK

Oleh:

Nila Kusumaningtyas, S.T., M.Pd NIDN. 0609097002

Ismatul Khasanah, S.Pd.I., M.Pd NIDN. 0610107804

Yuris Setyoadi, SPd.,M.T NIDN. 0625108202

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

2018

Page 2: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

ii

Page 3: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

iii

ABSTRACT

This research was carried out on the basis of improving children's creativity through

constructive educational tools such as magnetic beams that need to be taught since

early childhood. This is important so that children can design buildings according to the

imagination developed by children. Through magnetic beams the child will find a

problem solving when faced with a beam containing a neomydium magnet, because the

magnet has the properties of attraction and repulsion. So that children will try to find

from various sides to design buildings that are in accordance with their imagination.

The magnetic beam educational game tools are designed using 3D printer technology.

Focus of the research was on the application of 3D printer technology, the use of

neomydium magnets, the implementation and results of the implementation of the

evaluation of magnetic beam educational game tools. The research method used is

"qualitative naturalistic". The qualitative approach that the author uses with

consideration wants to explore the overall relationships that exist in social situations.

The results of this study are the application of 3d printer technology and use of

neomydium magnets in the design of constructive educational game types of magnetic

beams as learning media for children aged 4-6 years at the Taman Belia Candi

Semarang early childhood education institutions, the implementation of children aged

4-6 year with parents so as to produce an implementation evaluation of magnetic beam

educational game tools. The implementation of constructive play was applied to

children can increase the power of creativity developed according to imagination of

children 4-6 years. This magnetic beam educational game tool is applied at the beam

center class, with the first step researchers discuss the themes and concepts that will be

built on that day, then researchers introduce magnetic beams that will be played on

children and parents. Evaluation was carried out when children and parents work

together to play using constructive educational tools such as magnetic beams.

Keywords: educational, constructive, magnetic beam playground tools

Page 4: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

iv

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan atas dasar untuk meningkatkan daya kreativitas anak melalui

alat permainan edukatif konstruktif jenis balok magnetik yang perlu diajarkan sejak

anak usia dini. Hal ini penting agar anak dapat merancang bangunan sesuai imajinasi

yang dikembangkan anak. Melalui balok magnetik anak akan menemukan pemecahan

masalah ketika dihadapkan pada balok yang mengandung magnet neomydium,

dikarenakan magnet tersebut mempunyai sifat tarik-menarik dan tolak menolak.

Sehingga anak akan berusaha mencari dari berbagai sisi untuk merancang bangunan

yang sesuai dengan imajinasinya. Adapun alat permainan edukatif balok magnetik ini

dirancang menggunakan teknologi 3d printer. Fokus penelitian yang dilakukan adalah

pada penerapan teknologi 3d printer, penggunaan magnet neomydium, implementasi

dan hasil evaluasi implementasi alat permainan edukatif balok magnetik. Metode

penelitian yang digunakan adalah “kualtitatif jenis naturalistik”. Pendekatan kualitatif

yang penulis gunakan dengan pertimbangan ingin mendalami secara keseluruhan

hubungan-hubungan yang ada dalam situasi sosial. Hasil penelitian ini adalah penerapan

teknologi 3d printer dan penggunaan magnet neomydium pada rancang bangun alat

permainan edukatif konstruktif jenis balok magnetik sebagai media pembelajaran untuk

anak usia 4-6 tahun di Pusat Unggulan PAUD Taman Belia Candi Semarang,

implementasi yang dilakukan pada anak usia 4-6 tahun bersama orangtua sehingga

menghasilkan evaluasi implementasi alat permainan edukatif balok magnetik.

Implementasi bermain konstruktif yang diterapkan pada anak dapat meningkatkan daya

kreativitas yang dikembangkan sesuai imajinasi anak 4-6 tahun. Alat permainan edukatif

balok magnetik ini diterapkan di sentra balok, dengan langkah pertama peneliti

berdiskusi tentang tema dan konsep-konsep yang akan dibangun pada hari itu, lalu

peneliti memperkenalkan balok magnetik yang akan dimainkan pada anak dan orangtua.

Evaluasi yang dilakukan ketika anak dan orangtua saling bekerjasama bermain

menggunakan alat permainan edukatif konstruktif jenis balok magnetik.

Kata kunci : alat permainan edukatif, konstruksif, balok magnetik.

Page 5: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

v

KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan

rahmat dan karuniaNya pada penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan

laporan penelitian yang berjudul: Implementasi Alat Permainan Edukatif Balok

Magnetik Menggunakan 3D Printer sebagai Media Pembelajaran untuk Anak Usia 4-6

tahun di Sentra Balok

Penelitian dilakukan dalam rangka memenuhi Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu:

(1). Penerapan 3d printer jenis permainan balok magnetic pada anak usia 4-6 tahun (2).

penggunaan magnet neodymium pada alat permainan edukatif konstruktif jenis balok

magnetik sebagai media pembelajaran yang ramah anak untuk anak usia 4-6 tahun dan

(3). implementasi alat permainan edukatif konstruktif jenis balok magnetik sebagai

media pembelajaran untuk anakusia 4-6 tahun di sentra balok.

Masyarakat Universitas PGRI Semarang

3. Drs. Agus Suharno, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas PGRI

Semarang.

4. Wiwiek Citra Pratiwi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah PAUD Taman Belia Candi

Kota Semarang

5. Semua guru PAUD dan orangtua siswa yang ada di PAUD Taman Belia Candi.

Demikian peneliti berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat

dalam memberikan kontribusi pada pengenalan permainan 3D Printer sebagai alat

permainan edukatif bagi anak.

Semarang, 24 Oktober 2018

Peneliti

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan

bantuan dari berbagai pihak. Penulis berterimakasih kepada semua pihak yang secara

langsung dan tidak langsung memberikan kontribusi dalam penyelesaian penelitian.

Secara khusus, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. Muhdi, SH., M.Hum selaku Rektor Universitas PGRI Semarang.

2. Dr. Rasiman,. M.Pd selaku Plt. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Kepada

Page 6: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... ii

ABSTRACK.................................................................................................................... iii

ABSTRAK ...................................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................................v

DAFTAR ISI ................................................................................................................... vi

BAB 1.................................................................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................................1

B. Fokus Penelitian .....................................................................................................2

C. Fokus Masalah .......................................................................................................2

D. Tujuan Penelitian ...................................................................................................3

E. Manfaat Penelitian .................................................................................................3

BAB 2.................................................................................................................................4

A. Bermain dan Alat Permainan Konstruktif ................................................................. 4

B. Alat Permainan Edukatif Balok Konstruksi ............................................................. 4

C. Pencetakan 3D (3D Printing) ...................................................................................... 6

D. Magnet Neodymium Pada Alat Permainan Edukatif Konstruktif Jenis Balok

Magnetik ....................................................................................................................... 8

BAB 3...............................................................................................................................10

A. Metode dan Alasan Penggunaan Metode ................................................................. 10

B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................... 11

C. Instrumen Penelitian ................................................................................................... 11

D. Sampel Sumber Data .................................................................................................. 11

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 12

F. Teknik Analisis Data .................................................................................................. 15

G. Rencana Pengujian Keabsahan Data ........................................................................ 16

H. Organisasi Penelitian .................................................................................................. 17

BAB 4...............................................................................................................................19

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ....................................................................... 19

B. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................................................... 20

C. Instrumen Penelitian ................................................................................................... 25

BAB 5...............................................................................................................................28

A. Simpulan ...................................................................................................................... 28

Page 7: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

vii

B. Saran ............................................................................................................................ 28

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................29

LAMPIRAN

Page 8: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan pewaris dan investasi yang tak ternilai bagi orang tua dan

bangsa. Anak yang sehat dan cerdas pasti akan membuat orang tua bangga.

Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini,

yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase ”Golden Age”.

Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh

kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi

kelainan.Selain itu, penanganan kelainan yang sesuai pada masa golden age dapat

meminimalisir kelainan pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga kelainan yang

bersifat permanen dapat dicegah. Dengan adanya keinginan orang tua yang

menginginkan anaknya cerdas pasti akan diberikan yang terbaik untuk mereka begitu

juga dengan pemberian alat permainan. (Santrock, 2011).

Pemilihan permainan yang benar dan tepat bisa meningkatkan potensi kecerdasan

anak serta bisa menstimulus perkembangannnya.Saat ini banyak sekali permainan yang

sifatnya hanya sebagai permainan dan belum menstimulus perkembangan dan potensi

kecerdasan pada anak maka perlu pemilihan yang tepat dari orang tua dan lingkungan

sekolah untuk memberikan permainan yang bisa menunjang stimulus pada anak

sehingga bisa membentuk kecerdasan dan perkembangan anak. Pada anak usia

prasekolah memiliki kreatif secara alamiah, tetapi tanpa disadari selama ini orang tua

hanya membatasi daya kreatif dan potensi kecerdasan anak. Karena banyak orang yang

menginginkan anaknya pintar dikelas sehingga kebebasan anak untuk bermain dan

berimajinasi terampas.Padahal potensi kecerdasan anak dapat dikembangkan melalui

bermain dengan alat permainan yang mendukung.Seperti alat permainan

konstruktif.Pada permainan ini, anak diberi kebebasan untuk mengembangkan daya

imajinasinya.Jenis permainan konstrutif yang populer adalah membuat

sesuatu.Misalnya, dari lempung (plydough), balok, dan benda alam lainnya. Anak tidak

Page 9: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

2

akan bosan menggabungkan dan menyusun bentuk-bentuk kombinasi yang baru dengan

alat permainan konstruktif. Dengan menggunakan alat permainan konstruktif, anak akan

terangsang mewujudkan imajinasinya kedalam sebuah karya nyata. Dengan demikian

potensi kecerdasan yang dimiliki anak akan terstimulasi dengan baik dan optimal.

B. FokusPenelitian

Pada penelitian ini, fokus penelitian yang dilakukan adalah penerapan teknologi

3d printer, penggunaan magnet neodymiumpada alat permainan edukatif konstruktif

jenis balok magnetik, implementasi dan hasil evaluasi implementasi alat permainan

edukatif konstruktif jenis balok magnetik sebagai media pembelajaran untuk anak usia

4-6 tahun

C. Fokus Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka Fokus masalah dalam penelitianini adalah

“Bagaimana Implementasi Alat Permainan Edukatif Konstruktif Jenis Balok Magnetik

Menggunakan 3d Printer sebagai media pembelajaran bagi Anak Usia Usia 4-6 Tahun

di Sentra Balok?”

Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan fokus masalah di atas adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana penerapan teknologi 3d printer pada rancang bangun alat permainan

edukatif konstruktif jenis balok magnetik sebagai media pembelajaran untuk anak

usia 4-6 tahun?

2. Bagaimana penggunaan magnet neodymium pada alat permainan edukatif

konstruktif jenis balok magnetik sebagai media pembelajaran yang ramah anak

untuk anak usia 4-6 tahun?

3. Bagaimana implementasi alat permainan edukatif konstruktif jenis balok magnetik

sebagai media pembelajaran untuk anakusia 4-6 tahun di sentra balok?

4. Bagaimana hasil evaluasi implementasi alat permainan edukatif konstruktif jenis

balok magnetik sebagai media pembelajaran untuk anak usia 4-6 tahun di sentra

balok?

Page 10: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

3

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penerapan teknologi 3d printer pada rancang bangun alat permainan edukatif

konstruktif jenis balok magnetik sebagai media pembelajaran untuk anakusia

4-6 tahun

2. Penggunaan magnet neodymium pada alat permainan edukatif konstruktif jenis

balok magnetik sebagai media pembelajaran yang ramah anak untuk anak usia

4-6 tahun

3. Implementasi alat permainan edukatif konstruktif jenis balok magnetik sebagai

media pembelajaran untuk anakusia 4-6 tahun di sentra balok

4. Mengetahui hasil evaluasi implementasi alat permainan edukatif konstruktif

jenis balok magnetik sebagai media pembelajaran untuk anak usia 4-6 tahun di

sentra balok

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagi Peneliti, peneliti mendapatkan informasi tentang Implementasi Alat

Permainan Edukatif Konstruktif Jenis Balok Magnetik Menggunakan 3d Printer

sebagai media pembelajaran bagi Anak Usia Usia 4-6 Tahun di sentra balok

2. Bagi Lembaga PAUD, memberikan gagasan baru alat permainan edukatif

konstruktif ramah anak sebagai alternatif media pembelajaran untuk anak usia 4-

6 tahun di sentra balok.

3. Bagi Pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada

pihak-pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.

Page 11: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

4

BAB II

LANDASAN PUSTAKA

A. Bermain dan Alat Permainan Konstruktif

Bermain adalah awal timbulnya kreatifitas bagi setiap orang terutama bagi anak.

Bermain menjadi penting karena dalam kegiatan bermain terdapat unsur yang

menyenangkan sehingga anak akan dapat mengungkapkan gagasan-gagasannya secara

bebas dalam hubungan dengan lingkungannya. Kegiatan tersebut dapat dijadikan

sebagai salah satu dasar dalam mengembangkan kreatifitas anak. Kreatifitas dapat

dipacu melalui lingkungan sejak usia dini. Kreatifitas bisa tampil dini dalam kehidupan

anak dan terlihat pada saat anak bermain. Demikian juga, pernyataan senada yang

dilontarkan oleh Mulyadi (2007) kreatifitas anak usia prasekolah, tidak bisa dilepaskan

dari faktor bermain. Kehidupan bermain adalah kehidupan anak-anak. Bermain

memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan dorongan-dorongan

kreatifnya, juga kesempatan untuk merasakan obyek-obyek dan tantangan untuk

menemukan sesuatu dengan cara-cara baru.

Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan waktunya dengan

bermain, bermain bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) bukan hanya sekedar

membuang-buang waktu saja tetapi bermain bagi anak adalah hal yang menyenangkan

dan dapat memperkaya hidup. Namun kesempatan bermain sedikit demi sedikit akan

berkurang jika anak sudah mulai masuk sekolah, anak-anak akan lebih disibukkan

dengan pelajaran serta pekerjaan rumah (PR) atau hal-hal yang lebih bersifat akademis,

tetapi bagaimanapun juga dimana ada anak di situ ada permainan, dunia anak tidak

dapat dipisahkan dari kegiatan bermain. Hanya saja pada akhir masa kanak-kanak, baik

anak laki-laki maupun anak perempuan sangat sadar akan kesesuaian jenis permainan

bersama dengan kelompok jenis kelaminnya. Manfaat bermain bagi anak bukan hanya

hiburan relaksasi, melainkan juga memungkinkan anak belajar, baik emosional maupun

intelektual. Dari segi intelektual, bermain dapat membuat anak menyerap informasi baru

dan kemudian memanipulasinya sehingga cocok dengan apa-apa yang telah

Page 12: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

5

diketahuinya. Melalui bermain seorang anak dapat mempraktekkan dan meningkatkan

pemikirannya serta mengembangkan kreatifitasnya (Freeman & Munandar, 1996).

Salah satu bentuk permainan yang meningkatkan kreatifitas adalah permainan

konstruktif, dimana anak diberi kebebasan untuk mengembangkan daya imajinasinya.

Jenis permainan konstrutif yang populer adalah membuat sesuatu dan menggambar.

Membuat sesuatu misalnya dari lempung, pasir, balok, lilin, cat, kertas dan lain

sebagainya. Dengan bermain konstruktif anak tidak akan bosan-bosannya

menggabungkan dan menyusun bentuk-bentuk kombinasi yang baru dengan alat

permainannya.

Permainan konstruktif tidak akan membuat anak merasa bosan karena dalam

permainan ini yang dipentingkan adalah hasilnya dan kesenangan. Anak-anak akan

sangat sibuk dengan membuat hal yang baru seperti dengan menggunakan balok-balok,

lego dan lain-lain. Permainanjuga tidak akan membuat anak menjadi malas, karena

dalam permainan ini anak terus menggunakan daya imajinasinya untuk menghidupkan

permainan ini dengan membuat hal-hal yang baru dan unik.

Konstruktif yang dimaksud adalah kegiatan bermain yang memiliki unsur

pembelajaran yang dapat membangun dan mengembangkan seluruh aspek

perkembangan anak. Pembelajaran konstruktif adalah suatu proses membangun

pengetahuan di dalam kerangka berpikir kognitif berdasarkan pada pengalaman. Anak

mencari dan membangun pengetahuannya sendiri. Guru sebagai fasilitator bertugas

mendorong dan mendampingi anak untuk mengkonstruksi sebuah makna. Jadi, Alat

Permainan Konstruktif adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau

peralatan untuk bermain yang mengandung nilai konstruktif (membangun pengetahuan

anak) yang secara otomatis memiliki unsur edukatif (pendidikan), dan dapat

mengembangkan seluruh kemampuan anak. Alat permainan konstruktif edukatif dapat

berupa apa saja yang ada disekeliling, misalnya sapu, piring, gelas, sendok, tutup botol,

dan lain-lain. Tetapi prinsip dasar dalam pemanfaatan Alat permainan adalah alat-alat

tersebut dibuat sendiri dari bahan-bahan yang sudah tidak terpakai lagi atau bahan-

bahan yang mudah diperoleh disekitar kita, atau lebih dikenal sebagai Alat permainan

edukatif tradisional yang cenderung memiliki banyak manfaat, selain sederhana dalam

Page 13: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

6

desain, serba guna, aman, tahan lama dan merangsang atau menstimulasi otak anak,

permainan edukatif dengan menggunakan alat tradisional ini lebih murah dan tidak

menjadikan anak anti sosial, karena pada umumnyapermainan dengan alat-alat ini

melibatkan dua anak atau lebih (kelompok dalam kegiatan) (Freman dan Munandar,

1996)

B. Alat Permainan Edukatif Balok Konstruksi

Konsep bermain balok pertama kali dikembangkan oleh Caroline Pratt, pada 1890

an. Berawal dari keprihatinannya tentang pendidikan tradisional yang bersifat rutinitas

membaca, menulis, berhitung. Melalui keahliannya mengolah kayu, Caroline

bereksperimen untuk menciptakan pendekatan belajar melalui balok.Caroline

menekankan bahwa balok tidak ada gunanya bagi anak jika tidak disertai informasi dari

pengalamannya bermain dan tidak ada peran aktif dari orang dewasa.

Anak usia dini yang belum punya pengalaman dengan main balok, akan memulai

bermain dengan kegiatan sensorimotor. Anak akan memegang dan membawa balok,

meneliti ciri-ciri balok, membuat suara, menggerakkan, memindahkan, melakukan

percobaan dan memanipulasi balok, mengisi, mengosongkan, sampai mereka menegerti

bagaimana menggunakan dan cara meletakkan.

Saat anak memulai paham pembangunan terstruktur anak mulai mempunyai sudut

pandang nyata dan mereka dapat menceritakan dalam hasil karya pembangunan

terstruktur mereka.Selanjutnya mereka dapat menggunakan bangunan balok yang telah

selesai dibangun sebagai alat main peran. Jika anak dapat terlibat di tahap mainan yang

lebih tinggi ini, mereka akan lebih tertarik pada kegiatan yang berkaitan dengan huruf,

angka, atau kegiatan keaksaraan (kegiatan baca tuls).

C. Pencetakan 3D (3D Printing)

Pencetakan 3D (3D Printing) atau manufaktur aditif (aditive manufacturing),

adalah proses pembuatan benda padat tiga dimensi dari model digital. Pencetakan 3D ini

dibangun dengan proses aditif, di mana lapisan demi lapisan secara berurutan diletakkan

dalam bentuk yang berbeda. Pencetakan 3D juga dapat dihasilkan dengan teknik yang

Page 14: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

7

berbeda seperti pada teknik mesin tradisional yang umumnya bergantung pada

pengurangan bahan (proses subtraktif), misalnya dengan metode pemotongan atau

pengeboran. Bahan khas yang digunakan untuk pencetakan 3D (aditive manufacturing)

adalah plastik, resin, keramik dan logam.

Sebuah pencetakan 3D, juga merupakan sebuah robot industri tipe terbatas yang

mampu melakukan proses aditif di bawah kendali komputer. Walaupun teknologi

pencetakan 3D telah hadir sejak tahun 1980-an, namun baru sekitar awal 2010-an mulai

tersedia berupa produk komersial secara masal. Perangkat pencetakan 3D yang

berfungsi, kali pertama diciptakan pada tahun 1984 oleh Chuck Hull 3D Systems Corp.

Sejak awal abad ke-21, jumlahnya mengalami pertumbuhan yang pesat, sementara

harganya senantiasa menurun secara substansial.

Teknologi pencetakan 3D, lazim digunakan untuk membuat contoh rancang

bangun (prototyping) dan manufaktur terdistribusi, yang dimanfaatkan untuk aplikasi di

lingkungan industri arsitektur, konstruksi, desain industri, otomotif, angkasa luar,

militer, enjinering, teknik sipil, industri gigi dan medis, biotek (pengganti jaringan

manusia), fashion, alas kaki, perhiasan, kacamata, pendidikan, informasi geografis,

makanan, dan banyak bidang lainnya.

Pencetakan 3D yang awalnya digunakan terutama produksi prototipe dan model,

kemudian untuk produksi produk jadi yang diperlukan dalam jumlah kecil atau

bervariasi. Sebagai contoh, pencetakan 3D telah digunakan oleh produsen pesawat

Boeing pada bagian laser sintering di jet tempur F-18 Hornet 86.

Ada beberapa keuntungan mendasar yang didapat bila dibandingkan dengan

proses manufaktur lainnya dan menyebabkan meningkatnya penggunaan teknologi ini

dalam produksi komponen secara massal. Dibandingkan dengan proses injection

molding misalnya, pencetakan 3D memiliki keuntungan dalam hal waktu membuat

cetakan dan perubahan cetakan yang tidak lagi diperlukan. Dibandingkan dengan semua

proses substraktif seperti memotong, membubut, dan pengeboran, cetak 3D memiliki

keuntungan dengan tiadanya kerugian material yang terbuang. (www.gudanglinux.com).

Alat printer 3 dimensi ditunjukkan pada Gambar 1.1.

Page 15: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

8

Gambar 1.1 Printer 3 Dimensi (www.gudanglinux.com).

D. Magnet Neodymium Pada Alat Permainan Edukatif Konstruktif Jenis Balok

Magnetik

Desain Alat Permainan Edukatif (APE) yang berkualitas mengandung

kompleksitas nilai, keterampilan teknik, muatan filosofi maupun metodologi.

Pertimbangan perencanaan desain Alat Peraga Edukatif (APE) meliputi aspek estetika

dan fungsional dirancang dengan konsep sesuai dengan tujuan peningkatan

produktivitas, kreativitas, estetika, bentuk, dan proporsi. Perancangan desain selalu

melewati proses desain untuk menghasilkan kualitas desain yang baik dalam

perancangan. Kegiatan-kegiatan dalam perancangan dinamakan fase. Setiap fase terdiri

dari beberapa kegiatan (disebut langkah-langkah dalam fase). Flowchart Proses Rancang

bangun alat permainan edukatif jenis balok magnetik ditunjukan pada Gambar 3.1.

Page 16: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

9

Gambar 3.1 Flowchart Proses Rancang Bangun APE Jenis Balok Magnetik.

Identifikasi kebutuhan dilakukan dengan cara survei ke objek penelitian

Spesifikasi teknis prototipeAlat Peraga Edukatif (APE) antara lain:

Kinerja

Dimensi

Ergonomik

Harga

Keamanan (ramah anak)

Kondisi operasi

Dokumen teknis yang dperlukan proses manufaktur produk prototipe Alat

Permainan Edukatif (APE):

Gambar produk

Gambar susunan komponen (assembly)

Gambar detail

Harga material

Dokumen untuk

pembuatan produk

Perencanaan produk

Perencanaan konsep dan produk

Penyusunan spesifikasi teknis produk

Identifikasi kebutuhan

Selesai

Mulai

Page 17: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

10

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Alasan Penggunaan Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode “kualitatif jenis

naturalistik”. Pendekatan kualitatif penulis gunakan dengan pertimbangan sebagaimana

ungkapan Jamaris ingin mendalami secara keseluruhan hubungan-hubungan yang ada

dalam situasi sosial selanjutnya dapat menemukan hal-hal yang baru. Semiawan

mengungkap, penelitian kualitatif menunjuk pada makna, kedalaman konsep, definisi,

cirri, metafora, lambang dan deskripsi sesuatu.

Implementasi alat permainan edukatif konstruktif jenis balok magnetik

menggunakan 3d printer sebagai media pembelajaran bagi anak usia usia 4-6 tahun di

sentra balok yang menjadi fokus penelitian ini merupakan peristiwa naturalistik. Untuk

keperluan penelitian ini diperlukan adaptasi prosedur penelitian deskriptif kualitatif

secara naturalistik.

Rencana penelitian dilakukan melalui 3 tahap, dan setiap tahap terdiri dari

kegiatan tertentu, kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan, menurut Nasution

(1996:33) adalah

1) Tahap Orientasi

Pada tahap ini ditentukan subjek awal, dilakukan pra-survey ke lokasi penelitian

kemudian dilakukan pendalaman melalui sumber-sumber bacaan baik konsep

teoritis maupun studi pendahuluan yang relevan dengan implementasi APE

Balok dan memilih lokasi penelitian.

2) Tahap Eksplorasi

Tahap eksplorasi ini dilakukan penelitian lapangan terhadap sumber data tentang

implementasi alat permainan edukatif konstruktif jenis balok magnetik

menggunakan 3d printer sebagai media pembelajaran bagi anak usia usia 4-6

tahun. Beberapa hal yang dianggap penting bagi seorang peneliti sebelum

kegiatan berlangsung, antara lain memahami latar, tata cara dan tata krama

menghadapi subjek penelitian.

Page 18: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

11

3) Tahap Member Check

Pada tahap ini membuat laporan tertulis yang ditujukan kepada responden guna

menilai kesesuaian dengan hasil wawancara, penelitian dokumendan observasi,

kemudian meminta penjelasan kepada unsur-unsur terkait bila dipandang perlu.

Hal ini dimaksudkan agar seluruh data yang diperoleh dapat dijamin kebenaran

tanpa keraguan validitasnya. Setelah pengecekan ulang berakhir agar dapat

ditaksir dengan cermat dan bermakna, dilanjutkan dengan membuat laporan

hasil penelitian.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Pusat Unggulan PAUD Taman Belia Candi Semarang.

Waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Januari 2018sampai Maret

2018.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri (ketua

dan anggota tim peneliti), yaitu Nila Kusumaningtyas, S.T. M.Pd. (ketua), Ismatul

Khasanah, S.Pd.I., M.Pd, (anggota), Yuris Setyoadi, S.Pd., M.T.(anggota).

Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus

penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,

menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas

temuannya.

D. Sampel Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Sampel sumber

data dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling. Data kualitatif adalah data

yang berbentuk kata-kata bukan angka-angka (Miles & Huberman, 1996, dalam

Sugiyono). Data diperoleh melalui studi kepustakaan, wawancara mendalam dengan

informan, dan observasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang

sesuai dengan fokus penelitian, yaitu tentang Rancang bangun alat permainan edukatif

Page 19: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

12

konstruktif jenis balok magnetik menggunakan 3d printer sebagai media pembelajaran

bagi anak usia usia 4-6 tahun. Data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu data

primer dan sekunder.

Data primer diperoleh dalam bentuk verbal, kata-kata atau ucapan lisan atau

perilaku dari subjek (informan) yang berkaitan dengan alat permainan edukatif

konstruktif jenis balok magnetik menggunakan 3d printer sebagai media pembelajaran

bagi anak usia usia 4-6 tahundi sentra balok yang diperoleh dengan situasi alami yang

terjadi di lingkungan PAUD Taman Belia Candi. Data sekunder bersumber dari

dokumen-dokumen tertulis, hasil karya sketsa anak dan foto-foto yang digunakan

sebagai pelengkap dari data primer.

Informan-informan yang dapat dijadikan responden dalam penelitian adalah : 1)

Kepala Sekolah, 2) Pendidik di sentra balok, 3) Anak didik usia 4 – 6 tahun, 4) Orang

Tua anak didik usia 4 – 6 tahun. Berdasarkan hasil informan inilah data terkumpul,

kemudian orang pertama diminta untuk menentukan orang lain yang dapat memberikan

informasi. Berdasarkan informan kunci tersebut selanjutnya dikembangkan untuk

mencari informan lainnya dengan teknik bola salju (snowball sampling). Teknik ini

digunakan untuk mencari informasi secara terus menerus dari informan satu ke informan

lainnya, sehingga data yang diperoleh semakin banyak, akurat dan lengkap.

Pengumpulan data dan informasi ini baru selesai apabila data yang diperoleh dianggap

telah cukup.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan untuk menghimpun data dan informasi

tentangalat permainan edukatif konstruktif jenis balok magnetik menggunakan 3d

printer sebagai media pembelajaran bagi anak usia usia 4-6 tahun. Prosedur

pelaksanaannya disesuaikan dengan sumber data dan lokasi dimana responden

melaksanakan tugasnya. Secara khusus dapat dinyatakan bahwa rencana penelitian

menggunakan teknik pengumpulan data berupa :

1. Observasi

Page 20: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

13

Observasi sebagai metode ilmiah dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan

secara sistematik terhadap fenomena atau kejadian-kejadian yang diselidiki. Observasi

terutama ditujukan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan apa yang

dikerjakan (cultural behaviour) dan apa yang diperbuat dan dipergunakan (cultural

artifacts) oleh partisipan (Lincoln dan Guba dalam Sugiyono 2010). Saat melakukan

observasi, peneliti dapat menempatkan diri sebagai partisipan atau non partisipan, dapat

menempuh jalan terus terang (overt) atau sembunyi-sembunyi (convert). Observasi

peneliti selalu mengarahkan pada fokus penelitian ini adalahalat permainan edukatif

konstruktif jenis balok magnetik menggunakan 3d printer sebagai media pembelajaran

bagi anak usia usia 4-6 tahun. Semua hasil observasi dibuatkan catatan lapangan

sesegara mungkin setelah pengamatan. Catatan tersebut dituangkan dalam yang telah

disiapkan oleh peneliti sesuai dengan kode yang dibuatnya.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan secara tatap muka (bertemu langsung dengan

yang diwawancarai). Adapun tujuan wawancara adalah untuk memperoleh (1)

rekonstruksi yang terjadi sekarang tentang orang, kejadian, aktivitas, organisasi,

perasaan, motivasi, pengakuan, kerisauan, dan sebagainya; (2) rekonstruksi keadaan

tersebut berdasarkan pengalaman masa lalu; (3) proyeksi keadaan tersebut diharapkan

terjadi pada masa yang akan datang; dan verifikasi, pengecekan dan pengembangan

informasi yang telah didapat sebelumnya. (Lincoln & Guba, 1995, dalam Sugiyono).

Tahap wawancara meliputi: (1) menentukan siapa yang diwawancarai; (2)

mempersiapkan wawancara; (3) pendahuluan; (4) melakukan wawancara dan menjaga

agar produktif, dan (5) menghentikan wawancara. Ada tiga rangkaian wawancara: (1)

wawancara yang mengungkap konteks pengalaman partisipan (responden), (2)

wawancara yang memberikan kesempatan partisipan untuk merekonstruksi

pengalamannya, dan (3) wawancara yang mendorong partisipan untuk merefleksi makna

dari pengalaman yang dimiliki (Ekosusilo, 2001).

Informan-informan yang dapat dijadikan responden dalam penelitian ini adalah :

1) Kepala Sekolah, 2) Pendidik sentra balok, 3) Anak didik usia 5 – 6 tahun, 4) Orang

Tua anak didik usia 5 – 6 tahun.

Page 21: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

14

Selain wawancara di atas, juga menggunakan wawancara mendalam (in-depth

interview) yaitu pertemuan langsung secara berulang-ulang antara peneliti dengan

informan yang diarahkan pada pemahaman pandangan informan dalam hal

kehidupannya, pengalamannya, atau situasi-situasi yang dialaminya yang diungkapkan

melalui kata-kata subjek dijadikan informan kunci dalam penelitian ini (Bogdan, 1990).

Wawancara yang direncanakan dalam penelitian ini menggunakan teknik

sampling bola salju (snowball sampling technique) sebagaimana disarankan oleh

Bogdan dan Biklen dan Miles dan Huberman ( Sugiyono, 2010 : 301-302). Secara

singkat teknik bola salju sebagai berikut : peneliti datang kepada seseorang yang

menurut pengetahuannya dapat dipakai sebagai key informan, tetapi setelah berbicara

secara cukup, informan tersebut menunjukkan subjek lain yang dipandang mengetahui

lebih banyak masalahnya, sehingga peneliti menunjuknya sebagai informan baru,

demikian seterusnya sehingga data yang diperoleh semakin banyak, lengkap dan

mendalam. Proses ini ibarat orang menggelindingkan bola salju yang makin lama makin

membesar. Setelah wawancara dirasa cukup, wawancara dihentikan dan ditranskripkan

untuk dideskripsikan sebagai laporan hasil penelitian.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non-insani,

yang berupa dokumen wawancara, dokumen rencana pembelajaran, dokumen penilaian

hasil pembelajaran, dokumen hasil susunan balok anak, dan rekaman wawancara

maupun rekaman video pelaksanaan pembelajaran. Lincoln dan Guba dalam Sugiyono

2010 mengartikan “rekaman” sebagai setiap tulisan atau pernyataan yang dipersiapkan

oleh atau untuk individu atau organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu

peristiwa. Sedangkan “dokumen” digunakan untuk mengacu setiap tulisan atau selain

rekaman yang tidak dipersiapkan secara khusus untuk tujuan tertentu.

4. Triangulasi

Pada teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan

data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber

data yang telah ada. Peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas

Page 22: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

15

data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan

berbagai sumber data.

No. Fokus Penelitian Teknis Pengumpulan Data Sumber Data

1.

Observasi

Proses Implementasi alat

permainan edukatifkonstruktif

jenis balok magnetik sebagai

media pembelajaran untuk

anak usia 4-6 tahun di sentra

balok

Pelaksanaan Kegiatan implementasi

alat permainan edukatif konstruktif

jenis balok magnetik sebagai media

pembelajaran untuk anak usia 4-6

tahun di sentra balok

Kegiatan di sentra balok untuk

implementasi alat permainan edukatif

konstruktif jenis balok magnetik

sebagai media pembelajaran untuk

anak usia 4-6 tahun

Wawancara Foto dan video kegiatan

a. Pendidik di Sentra balok Pendidik di Sentra Balok

b. Anak Didik Anak Didik

c. Orang tua anak didik Orang tua anak didik

2.

Hasil evaluasi implementasi

alat permainan edukatif

konstruktif jenis balok

magnetik sebagai media

pembelajaran untuk anak usia

4-6 tahun di sentra balok

a. Observasi a. Kegiatan Anak di Sentra balok.

b. Wawancara b. Orang Tua dan anak

c. Studi dokumentasi c. Hasil karya dan foto kegiatan

anak

F. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan pendekatan penelitian yang dipilih, maka analisis yang digunakan

adalah analisis yang dimulai dari tahap observasi / pengamatan awal terhadap kondisi

tentang objek penelitian secara umum melalui temuan dan fakta-fakta yang

dideskripsikan dengan bentuk sajian data, yang selanjutnya dianalisis (interpretasi)

secara kualitatif. Dengan pendekatan ini maka analisis data yang dilakukan analisis

deskriptif kualitatif.

Selanjutnya dilakukan pengembangan awal, yaitu perancangan untuk

mengkajikreatifitaspendidik di PAUD Taman Belia Candi Semarang tentang

implementasi alat permainan edukatif konstruktif jenis balok magnetik menggunakan 3d

printer sebagai media pembelajaran bagi anak usia usia 4-6 tahundi sentra balok, yang

meliputi persiapan mengajar,pelaksanaan dan evaluasi. Kajian awal ini penting

dilakukan dan dilanjutkan dengan wawancara kemudian memberikan solusi untuk

implementasi alat permainan edukatif konstruktif jenis balok magnetik.

Page 23: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

16

G. Rencana Pengujian Keabsahan Data

Cara yang digunakan dalam menguji keabsahan data atau memeriksa kebenaran

data adalah dengan uji derajat kepercayaan(credibility), uji keteralihan

(transferability),uji kebergantungan (dependability), dan uji kepastian (konfirmability).

1. Uji derajat kepercayaan (credibility)

Derajat kepercayaan digunakan untuk memenuhi kriteria bahwa data dan

informasi yang dikumpulkan peneliti harus mengandung nilai kebenaran bagi

pembaca yang kritis maupun subjek yang diteliti. Untuk memperoleh data yang sahih

dalam penelitian ini memakai beberapa teknik pencapaian kredibilitas data, yaitu :

a. Observasi

Observasi secara terus menerus yang dilakukan selama 3 bulan dimaksudkan

untuk mengamati dan memahami fenomena dan peristiwa yang terjadi pada

latar penelitian secara lebih mendalam, sehingga ditemukan hal-hal yang

relevan untuk keperluan penelitian.

b. Triangulasi Data

Kegiatan yang dilakukan untuk menjamin keterpercayaan data yang diperoleh

dalam penelitian dengan jalan (1) triangulasi sumber, yaitu untuk mengecek

kebenaran data dengan membandingkan data yang diperoleh dari satu informan

dengan informan lainnya. (2) triangulasi metode yaitu dengan cara mengecek

kebenaran data yang diperoleh dari informan dengan menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda, dan (3) diskusi dengan teman sejawat yang

berpengalaman dalam penelitian kualitatif seperti dosen pembimbing dan saran

serta masukan dari rekan-rekan.

c. Member chek

Tujuan mengadakan member check adalah agar informasi yang telah diperoleh

dan yang akan digunakan dalam penulisan laporan dapat sesuai dengan apa

yang dimaksud informan dan key informan.

d. Diskusi teman sejawat

Page 24: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

17

Dilakukan dengan cara mendiskusikan data yang diperoleh saat penelitian

dengan pihak-pihak yang memiliki pengetahuan yang relevan dengan tema

penelitian dan memahami metode penelitian kualitatif.

2. Uji keteralihan (transferability)

Nilai transfer berkenaan dengan pertanyaan, hingga hasil penelitian ini dapat

diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Supaya orang lain dapat

memahami hasil penelitian kualitatif ini sehingga ada kemungkinan untuk

menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat laporannya

harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, an dapat dipercaya.

Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini, sehingga

dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian

tersebut ke tempat lain.

3. Uji kebergantungan (Dependability)

Uji Dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan

proses penelitian. Dilakukan oleh auditor atau pembimbing untuk mengaudit

keseluruhan aktifitas peneliti dalam melakukan penelitian.

4. Uji kepastian (Konfirmabilitas)

Tercapainya konfirmabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan meminta

pembimbing untuk memeriksa proses penelitian, taraf kebenaran data serta

tafsirannya.

H. Organisasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh 3 orang dosen dan dibantu oleh 3 tenaga lapangan.

Tugas masing-masing peneliti dan petugas lapangan adalah sebagai berikut :

1. Ketua TIM :

Ketua TIM Peneliti adalah penanggung jawab dan koordinator pelaksanaan

penelitian serta bertugas memantau kerja tim

2. Anggota 1 :

Bertugas untuk mengumpulkan data dan berkoordinasi dengan anggota 2

3. Anggota 2 :

Page 25: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

18

Bertugas sebagai bendahara dan tenaga administrasi

Selain ketiga peneliti di atas, penelitian ini dibantu oleh 3 orang tenaga lapangan

yang bertugas sebagai pengumpul data, administrator dokumen, mengambil

gambar dan video serta berkoordinasi dengan peneliti 1 dan 2.

Page 26: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

19

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Lokasi penelitian berada di Pusat Unggulan PAUD Taman Belia Candi Semarang.

Peneliti memilih lokasi tersebut dengan alasan Pusat Unggulan PAUD Taman Belia

Candi Semarang merupakan juara PAUD Inovatif tahun 2007 sehingga menjadi salah

satu PAUD Unggulan Provinsi Jawa Tengah. Hal lain yang mendorong peneliti

melakukan penelitian di sekolah tersebut adalah Pusat Unggulan PAUD Taman Belia

Candi menggunakan model sentra (terdapat sentra persiapan, sentra balok, sentra alam,

sentra balok, sentra peran, sentra imtaq, sentra memasak dan sentra gerak

neurokinestetik). Model sentra tersebut sejalan dengan penelitian yang peneliti lakukan.

Salah satu sentra yaitu sentra balok yang dapat mengarahkan anak untuk menyusun

balok magnetik. Guru PAUD Taman Belia Candi sudah dilatih Kurikulum 2013 sesuai

dengan kurikulum terbaru sesuai dengan perkembangan kurikulum yang berlaku. Hal

tersebut menjadikan guru juga sebagai pembelajar aktif bagi perkembangan belajar

anak.

Peserta didik Pusat Unggulan PAUD Taman Belia Candi dikelompokkan

berdasarkan usia. Peserta didik berjumlah 67 anak yang terbagi menjadi 4 kelompok

dengan pembagian sebagai berikut:

1. Usia 1-3 tahun berjumlah 9 orang.

2. Usia 3-4 tahun berjumlah 14 orang

3. Usia 4-5 tahun berjumlah 16 orang

4. Usia 5-6 tahun berjumlah 18 orang

Pengenalan Balok Magnetik di Pusat Unggulan PAUD Taman Belia Candi

Semarang berlangsung dengan dengan baik karena didukung oleh, kelengkapan sarana

dan prasarana yang mendukung, antara lain:

1) Lingkungan Kreatif yang menyenangkan, yang memiliki karakteristik sebagai

berikut:

Page 27: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

20

(a) Memberikan waktu yang cukup untuk memberikan kesempatan kepada anak

untuk melakukan eksplorasi secara bebas.

(b)Guru bekerja sama dengan penuh kasih sayang sehingga membuat anak

nyaman untuk mengembangakan ilmu di Pusat Unggulan PAUD Taman

Belia Candi. Lingkungan diatur sedemikian rupa sehingga anak-anak dapat

bebas memilih kegiatan main.

2) Sentra balok, terdiri dari beberapa keping balok berbagai jenis dan bentuk, leggo,

dan miniature menara yang dapat dibongkar pasang.Disini anak belajar banyak hal

dengan cara menyusun/menggunakan balok, mengembangkan kemampuan logika

matematika/berhitung permulaan, kemampuan berpikir dan memecahkan masalah.

Balok magnetik menjadi alat main yang baru bagi anak-anak, sehingga mereka tak

henti hentinya mencoba memainkan sesuai imajinasinya.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan fokus masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini salah satunya adalah penerapan teknologi 3d printer pada rancang bangun

alat permainan edukatif konstruktif jenis balok magnetik sebagai media pembelajaran

untuk anak usia 4-6 tahun. Penerapan tersebut merupakan suatu media yang cocok

digunakan untuk anak usia 4-6 tahun, sehingga dapat mengembangkan kompetensi

kognitif, emosi dan sosialnya. Kompetensi tersebut mampu berkembang dengan pesat

dengan cara bermain konstrukstif, alat permainan edukatif konstruktif ini menggunakan

teknologi 3d printer sehingga bahan yang digunakan ramah lingkungan, lebih ringan

dari balok kayu biasa dan desain secara lengkap dan aman untuk anak.

Desain Alat Permainan Edukatif (APE) yang berkualitas mengandung

kompleksitas nilai, keterampilan teknik, muatan filosofi maupun metodologi.

Pertimbangan perencanaan desain Alat Peraga Edukatif (APE) meliputi aspek estetika

dan fungsional dirancang dengan konsep sesuai dengan tujuan peningkatan

produktivitas, kreativitas, estetika, bentuk, dan proporsi. Perancangan desain selalu

melewati proses desain untuk menghasilkan kualitas desain yang baik dalam

perancangan. Kegiatan-kegiatan dalam perancangan dinamakan fase. Setiap fase terdiri

Page 28: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

21

dari beberapa kegiatan (disebut langkah-langkah dalam fase). Flowchart Proses Rancang

bangun alat permainan edukatif jenis balok magnetik ditunjukan pada Gambar 3.1.

Gambar 4.1 Flowchart Proses RancangBangun APE Jenis Balok Magnetik.

Identifikasi kebutuhan dilakukan dengan cara survei ke objek penelitian dengan

spesifikasi teknis prototipe Alat Peraga Edukatif (APE) yaitu kinerja, dimensi,

ergonomik, harga , keamanan (ramah anak), dan kondisi operasi. Adapun dokumen

teknis yang dperlukan proses manufaktur produk prototipe Alat Permainan Edukatif

(APE) adalah gambar produk, gambar susunan komponen (assembly), gambar detail,

dan harga material. Dari beberapa alur proses perancangan didapat bentuk model

dandimensi, data material yang dipakai untuk rancang bangun alat permainan edukatif

jenis balok kotak magnetic ditunjukkan pada Gambar 4.1.

Dokumen untuk

pembuatan produk

Perencanaan produk

Perencanaan konsep dan produk

Penyusunan spesifikasi teknis produk

Identifikasi kebutuhan

Selesai

Mulai

Page 29: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

22

Gambar 4.2. Desain alat permainan edukatif jenis balok magnetik.

Detail desain alat permainan edukatif jenis Balok Magnetik dapat dilihat pada

Gambar 4.3

Gambar 4.3 Bodi balok magnetik.

Penggunaan magnet neodymium pada alat permainan edukatif konstruktif jenis

balok magnetic sebagai media pembelajaran yang ramah anak untuk anak usia 4-6

tahun. Bahan magnet neodymium merupakan magnet yang tidak terbentuk secara alami

melainkan melalui proses percampuran antara neodymium, besi dan boron yang di

proses secara manufaktur. Proses manufaktur rancang bangun alat permainan edukatif

jenis balok kotak magnetic menggunakan 3DPrinter yang sebelumnya sudah didesain

dengan software CAD, pada proses cetak 3 dimensi dari file CAD dilakukan save as ke

dalam bentuk file “stl” .

Balok kayu

Lubang tempat magnet

Page 30: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

23

Gambar 4.4 File “stl” bodi balok kotak magnetic.

Langkah selanjutnya proses pencetakan 3 dimensi menggunakan 3D printer dengan

menggunakan material filament Lay Wood dan magnet neodymium.

Gambar 4.5 Filament Lay Wood

Gambar 4.6 Magnet Neodymium.

Page 31: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

24

Gambar 4.7 Proses pencetakan 3 dimensi produk

Hasil dari proses manufaktur tiap komponen menggunakan pencetakan 3 dimensi,

komponen hasil cetakan 3dimensi alat permainan edukatif jenis balok kotak magnetic

yang sudah terakit ditunjukkan pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Hasil cetak 3 dimensi alat permainan edukatif jenis balok kotak magnetic.

Implementasi alat permainan edukatif konstruktif jenis balok magnetik sebagai

media pembelajaran untuk anakusia 4-6 tahun di sentra balok. Berdasarkan

pengamatan/observasi saat anak-anak bermain balok magnetik terlihat sangat antusias.

Beberapa anak asyik mengamati balok yang bisa menempel dengan balok lain lalu

Page 32: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

25

bertanya, mengapa balok ini bisa menempel? Peneliti menjawab karena di dalam balok

ada magnetnya. Anak mencoba menyusun balok, namun beberapa kali gagal karena

magnet tolak menolak. Lalu anak menyusun kembali tanpa putus asa.

Hal ini sesuai dengan landasan teoritik mengenai permainan balok, bahwa anak

akan memegang dan membawa balok, meneliti ciri-ciri balok, membuat suara,

menggerakkan, memindahkan, melakukan percobaan dan memanipulasi balok, sampai

mereka mengerti bagaimana menggunakan dan cara meletakkan.

Saat guru bertanya, apakah anak senang dengan permainan balok magnetik, anak

menjawab senang tapi agak sulit. Hal ini disebabkan anak belum terbiasa dengan

permainan balok magnetik. Anak tidak putus asa dan ingin mencoba lagi saat balok

magnetik tolak menolak.

Permainan baru yang diberikan untuk anak usia dini perlu diulang-ulang sehingga

anak akan semakin terampil memainkannya. Saat anak sudah berhasil menyusun balok

magnetik, anak senang, bangga dan puas dapat membentuk sesuatu sesuai keinginannya.

C. PEMBAHASAN

Bermain Balok sama halnya dengan permainan puzzle, karena sama-sama dalam

permainan konstruktif. Dinamakan demikian, karena anak secara aktif membangun

sesuatu menggunakan bahan/material yang sudah tersedia dengan pengetahuan yang

dimilikinya. Anak menyusun serta merangkai balok-balok menjadi sebuah bangunan

menara, gedung, rumah, jalan, dan sebagainya. Selain itu, permainan semacam ini

menyimpan segudang manfaat.

Belajar mengenai konsep. Dalam bermain susun balok, akan ditemukan beragam konsep,

seperti warna, bentuk, ukuran, dan keseimbangan. Orangtua bisa mengenalkan konsep-konsep

tersebut saat anak bermain susun balok. Belajar mengembangkan imajinasi. Untuk membangun

sesuatu tentunya diperlukan kemampuan anak dalam berimajinasi. Imajinasi yang dituangkan

dalam karya mengasah kreativitas anak dalam mencipta beragam bentuk. Melatih kesabaran.

Dalam menyusun balok satu demi satu agar terbentuk bangunan seperti dalam imajinasinya,

tentu anak memerlukan kesabaran. Berarti ia melatih dirinya sendiri untuk melakukan proses

dari awal sampai akhir demi mencapai sesuatu. Ia berlatih untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Secara sosial anak belajar berbagi. Ketika bermain susun balok bersama teman, anak terlatih

Page 33: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

26

untuk berbagi. Misalnya, jika si teman kekurangan balok tertentu, anak diminta untuk mau

membagi balok yang dibutuhkan. Perlahan tapi pasti, anak juga belajar untuk tidak saling

berebut saat bermain. Mengembangkan rasa percaya diri anak. Ketika anak bermain susun balok

dan bisa membuat bangunan, tentu anak akan merasa puas dan gembira. Pencapaian ini akan

menumbuhkan rasa percaya diri akan kemampuannya.

Hasil evaluasi implementasi alat permainan edukatif konstruktif jenis balok

magnetik sebagai media pembelajaran untuk anak usia 4-6 tahun di sentra balok.

Implementasi media pembelajaran konstruktif alat permainan edukatif konstruktif jenis

balok magnetik menghasilkan beberapa pendapat yang dapat dijadikan sebagai bahan

evaluasi. Pendapat tersebut diungkapkan oleh orangtua-orangtua anak usia 4-6 tahun.

Dalam menentukan evaluasi tersebut, orangtua dan anak bermain bersama menggunakan

alat permainan edukatif konstruktif balok magnetik. Orangtua dan anak saling berkerja

sama dan membantu untuk menghasilkan suatu bangunan sesuai dengan apa yang

diinginkan anak. Beberapa kesulitan dalam permainan konstruktif ini orangtua

mengarahkan anak agar mampu memecahkan masalah ketika bermain alat permainan

edukatif konstruktif balok magnetik. Biasanya anak menjumpai magnet yang tarik

menarik dan tolak menolak, hal inilah merupakan tantangan bagi anak dan saatnya anak

untuk mendorong anak memecahkan masalah yang dijumpai.

Menurut beberapa orangtua setelah bermain bersama anak menggunakan alat

permainan edukatif konstruktif balok magnetik, mempunyai pendapat sebagai berikut:

“Alat permainan edukatif balok magnetik belum pernah ditemui di pasaran. Alat

permainan edukatif tersebut dapat mengasah motorik halus, meningkatkan daya

kreatifitas anak, membantu anak untuk memecahkan masalah ketika anak menemukan

hambatan dari sisi tarik-menari dan tolak menolak magnet, mengasah cara berfikir

untuk merangkai sebuah bangunan sehingga anak mampu menyusun bangunan dari

berbagai sisi”.

Ketertarikan anak ketika bermain balok magnetik semakin meningkat. Hal ini

dibuktikan dengan rentang waktu yang biasanya cukup untuk digunakan bermain balok

kayu biasa, apabila diganti dengan balok magnetik waktu yang digunakan menjadi

kurang. Kenyataan tersebut dikarenakan rasa penasaran anak terhadap magnet yang

Page 34: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

27

terdapat dalam balok mampu memunculkan kreativitas baru dan anak mampu

menemukan kapan balok akan tarik-menarik dan tolak menolak. Sehingga kegiatan

tersebut mengantarkan anak menjadi lebih berfikir analisis atau biasa disebut Higher

Order Tingking Skill (HOTs). Dengan demikian imajinasi anak dan kreativitas anak

menggunakan balok magnetik semakin terasah dan meningkat.

Page 35: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

28

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Alat permainan edukatif konstruktif jenis balok magnetik sebagai media

pembelajaran untuk anak usia 4-6 tahun pada lembaga PAUD di Semarang belum

semuanya maksimal sesuai harapan, dikarenakan alat permainan edukatif balok masih

banyak menggunakan balok kayu biasa yang bahannya lebih berat dari balok magnetik.

Balok kayu yang ada belum aman digunakan anak, sehingga perlu adanya

pendampingan untuk anak usia dini ketika bermain balok.

B. SARAN

Saran yang dapat diberikan adalah diharapkan balok magnetik dapat diperbanyak

lagi sehingga anak menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam bermain konstruktif. Dengan

bertambahnya Alat permainan edukatif konstruktif jenis balok magnetic anak akan

semakin mampu meningkatkan daya kreativitas dan imajinasinya.

Page 36: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

29

DAFTAR PUSTAKA

H. Darmawan Harsokoesoemo. 2004. “Pengantar Perancangan Teknik (Perancangan

Produk)”. Bandung: ITB.

Freman, John dan Utami Munandar. 1996. Cerdas dan Cemerlang. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama.

http://gudanglinux.com/glossary/3dprinting/,diakses tanggal 27 Oktober 2017.

https://en.wikipedia.org/wiki/Neodymium_magnet, diakses tanggal 27 Oktober 2017.

http://en.wikipedia.org/wiki/Fused_deposition_modeling, diakses tanggal 27 Oktober

2017.

Mulyadi, Seto. 2007. Bermain dan Kreativitas. Jakarta: Papas Sinar Sianti.

Santrock, John W. 2011. Life Spand Development: Perkembangan Masa Hidup Jilid 1.

New York: Mc.Draw Hills.

Page 37: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

30

LAMPIRAN

BODATA PENELITI

A. Identitas Diri

1 NamaLengkap (dengan gelar) Nila Kusumaningtyas, S.T, M.Pd

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 JabatanFungsional Tenaga Pengajar

4 NPP/Identitas lainnya 137001397

5 NIDN 0609097002

6 TempatdanTanggalLahir Semarang, 9 September 1970

7 E-mail [email protected]

8 NomorTelepon/ HP 08122824268

9 Alamat Kantor Jl. SidodadiTimur No. 24 Semarang

10 NomorTelepon/Faks 024 8316377

11 Lulusan yang TelahDihasilkan

12 Mata Kuliah yang Diampu

1. Komunikasi Pengasuhan Anak Usia Dini

2. Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini

3. Pengembangan Kurikulum

B. B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2

Nama Perguruan Tinggi Unika Soegijapranata Semarang Universitas Negeri Semarang

Bidang Ilmu Teknik Arsitektur Manajemen Pendidikan

TahunMasuk-Lulus 1989 – 1995 2009 – 2011

Judul Skripsi / Thesis /

Disertasi

Pusat SPA dengan Model

Neoklasik di Puncak Bogor Jawa

Barat.

Kerjasama Tim dalam Pengelolaan

PAUD di Lembaga PAUD Anak

Cerdas Kabupaten Semarang

Nama Pembimbing

Promotor

Ir. Albertus Prof. DYP. Sugiharto, M.Pd.Kons

Prof. Dr. Maman Rachman, M.Sc.

C. Pengalaman Penelitian Dalam 2 Tahun Terakhir

No Judul Tahun

1. Pengembangan Komik Asertif sebagai Prevensi Dini Kekerasan Seksual pada Anak

Usia Dini

2015

Page 38: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

31

2. Pmbelajaran Mengenal Bidang Geometri Melalui Kreatifitas Seni Sketsa Pada Anak

Usia 5-6 Tahun Di PAUD Unggulan Taman Belia Candi Semarang

2016

3. Pelaksanaan Pendidikan Keluarga Sebagai Prevensi Kekerasan Seksual Pada Anak

Usia Dini

2017

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 2 Tahun Terakhir

No Judul Tahun

1. Parenting Bagi Orang Tua Anak Usia Dini Se Kecamatan Candisari Semarang 2013

2 IbM PAUD Gempita di Kota Semarang 2016

3. IbM Pendidikan Keluarga 2016

E. PengalamanPenulisan Artikel Ilmiah 2 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Artikel Ilmiah

ISBN

1 2015 Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum

2013 PAUD

978-602-72603-0-6

2 2017

Rancang Bangun Alat Permainan Edukatif

Jenis Gelinding Kelereng Untuk

Pendidikan Anak Usia Dini Kelompok

Usia 4-6 Tahun

ISSN: 1411-027X, E-ISSN: 2406-

9620, VOLUME 19, NOMOR 1,

JANUARI 2017 DOI:

10.14710/rotasi.19.1.29-35

F. Pengalaman Merumuskan kebijakan publik/Rekayasa Sosial Lainnya

dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul /Tema/Jenis Rekayasa Sosial

Lainnya yangTelah diterapkan

Tahun Tempat

Penerapan

Respon

Masyarakat

1. Pengembangan Model PAUD 2015 Provinsi

Jawa Tengan

-

2. Pedoman Kebijakan Prasarana PAUD 2015 Seluruh

Indonesia

3. Pedoman Penyelenggaraan PAUD HI 2015 Seluruh

Indonesia

4. NSPK PAUD Bidang Program dan Evaluasi 2015 Seluruh

Indonesia

Page 39: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

32

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai

ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata

ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, 24 Oktober 2018

Pengusul,

Nila Kusumaningtyas, S.T, M.Pd

NIDN. 0609097002

Page 40: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

33

No A. Identitas Diri Anggota

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Yuris Setyoadi, S.Pd., MT

2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

3 Jabatan Struktural Kepala Laboratorium CNC

4 NIP/NIK/Identitas lainnya 138201417

5 NIDN 0625108202

6 Tempat dan Tanggal Lahir Semarang, 25 Oktober 1982

7 Alamat Rumah Jl. Sambiroto Baru 69

Semarang

8 Nomor Telepon/Faks/HP 08562696996

9 Alamat Kantor Jl. Lontar 1, Sidodadi

Semarang

10 Nomor Telepon/Faks 024-8452230

11 Alamat e-mail [email protected]

12 Lulusan yang telah dihasilkan -

13 Mata kuliah yang diampu

CAD-CAM

Metode Elemen Hingga

Perancangan Produk

B.Riwayat Pendidikan

No S1 S2 S3

1 Nama Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang Universitas

Diponegoro -

2 Bidang Ilmu Pendidikan Teknik Mesin Teknik Mesin -

3 Tahun Masuk - Lulus 2005-2008 2009-2012 -

4 Judul Skripsi/Thesis/Desertasi

Pengaruh Nilai Teori

Terhadap Nilai Praktik Mata

Diklat Pemindah Daya Siswa

Kelas XI Program Keahlian

Teknik Mekanik Otomotif

Rancang Bangun

Prototipe Artificial

Hip Joint Untuk

Dimensi Orang

Indonesia

-

5 Nama Pembimbing

1. Drs. M. Burhan, M.Pd 1.Dr. Jamari, ST.,

MT

2. Drs. Suratno 2.Dr. Ir. Toni

Prahasto., MASc

Page 41: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

34

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (Jt Rp)

1 2015

Rancang Bangun Printer 3

Dimensi Tipe Fuse Deposition

Modeling (FDM)

LPPM Universitas

PGRI Semarang 15

2 2016

Rancang Bangun Casis dan

Bodi Kendaraan Konsep

Urban Untuk Kompetisi Shelll

Eco Marathon

LPPM Universitas

PGRI Semarang 11,25

3 2017

Penggunaan Alat Permainan

Konstruktif Pada Lembaga

Paud Di Kota Semarang

LPPM Universitas

PGRI Semarang 10

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (Jt Rp)

1 2014

Perawatan Dan Operasional

Traktor Roda Dua Bagi

Kelompok Tani Di Kab.

Purbalingga

LPPM Universitas

PGRI Semarang 6,25

2 2015

(Ibm) Usaha Pelayanan Jasa

Alsintan Didesa Ngemplak

Kecamatan Kalikotes Kab.

Klaten

LPPM Universitas

PGRI Semarang 6,25

3 2016 (Ibm) Mgmp Guru Teknik

Mesin

LPPM Universitas

PGRI Semarang 7,5

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahu

n Nama Jurnal

1 INTEGRASI SOFTWARE CAD-CAM DALAM SISTEM

OPERASI MESIN BUBUT CNC

Volume 2 Edisi

Desember 2015 ISSN

2460-4801, E-ISSN:

2447-6645

Jurnal

Informatika

UPGRIS

Page 42: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

35

2

RANCANG BANGUN ALAT PERMAINAN EDUKATIF

JENIS GELINDING KELERENG UNTUK PENDIDIKAN

ANAK USIA DINI KELOMPOK USIA 4-6 TAHUN

ISSN: 1411-027X, E-

ISSN: 2406-9620,

Vol. 19, NOMOR 1,

JANUARI 2017 DOI:

10.14710/rotasi.19.1.

29-35

Jurnal

Teknik

Mesin

ROTASI

UNDIP

3

DESAIN DAN SIMULASI FRAME DAN BODI

KENDARAAN KONSEP URBAN

Menggunakan Software CAD

Vol. 19, No. 3, Juli

2017: 156−164,

(ISSN: 1411-027X)

E-ISSN: 2406-9620,

DOI:

https://doi.org/10.147

10/rotasi.19.3.156-

164

Jurnal

Teknik

Mesin

ROTASI

UNDIP

F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/Seminar

Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan

Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1 Proseding Seminar Nasional

Sains dan Teknologi FT. ke 2

Analisa Kontak Pada

Sambungan Tulang Pinggul

Buatan Menggunakan Metode

Elemen Hingga

2011 UNWAHAS

SEMARANG

2 Proseding Seminar Nasional

TEKNOIN UII Yogyakarta

Proses Desain dan Manufaktur

Arificial Hip Joint

2011 UII

YOGYAKARTA

3 Proseding Seminar Nasional

Hasil Penelitian

Desain Dan Manufaktur

Printer 3 Dimensi Tipe Fused

Deposition Modeling (FDM)

2015 UPGRIS

SEMARANG

4

Proseding Science and

Engineering National Seminar

3 (SENS 3)

Rancang Bangun Alat

Permainan Edukatif Jenis

Balok Kotak Magnetic Untuk

Pendidikan Anak Usia Dini

2017 UPGRIS

SEMARANG

Page 43: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

36

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam Laporan penelitian.

Semarang, 24 Oktober 2018

Pengusul

Yuris Setyoadi, S.Pd., MT

NIDN. 0625108202

Page 44: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

37

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ismatul Khasanah, S.Pd.I.M.Pd

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Jabatan Fungsional Lektor

4 NIP/NIK/Identitas Lainya/NPP 107801282

5 NIDN 0610107804

6 Tempat dan Tanggal Lahir Gayau Sakti, 10 Oktober 1978

7 e-mail [email protected]

8 Nomor Telepon /HP 0813 1505 2383

9 Alamat Kantor Jl.Sidodadi Timur No.24 Semarang

10 Nomor Telepon/Faks 024-8316377

11 Nomor Telepon/Faks 024-8448217

12 Lulusan yang telah dihasilkan 200 Alumni

13 Mata Kuliah yang diampu 1. Konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini

2. Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi STAIN MAULANA

HASANUDIN BANTEN (IAIN

SMHB)

UNIVERSITAS NEGERI

JAKARTA

-

Bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam Pendidikan Anak Usia Dini

Tahun Masuk-Lulus 19 Oktober 2002 1 April 2009

Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Pengaruh Kualitas Hubungan

Walikelas dengan Siswa

Terhadap Motivasi Belajar

(Survey di Pondok Pesantren

Daar el Qolam Gintung Jayanti

Tangerang, 2002)

Perkembangan Logika

Matematika Anak Usia 4-5

Tahun : studi Kualitatif pada

kelompok A TK Ikal I kayu

Putih Jak-Tim

Nama Pembimbing/Promotor 1. Drs.Suhaeri

2. Drs. Wawan

Wahyudin, M.Pd.I

3. Prof. Dr. R. Santosa

Murwani

4. Prof. Dr. Martini Jamaris,

M.Sc.Ed

Page 45: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

38

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (bukan skripsi, tesis, maupun

disertasi)

No Thn Judul Penelitian Pendanaan

Sumber* Jml(Juta Rp)

1 2010 Permainan Tradisional Sebagai Media Stimulasi

Aspek Perkembangan Anak Usia Dini

IKIP PGRI

Semarang

Rp. 2.000.000

2 2010 Identifikasi Model Sekolah Ramah Anak (SRA)

Jenjang Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Se-

Kecamatan Semarang Selatan

IKIP PGRI

Semarang

Rp.8.000.000

3 2012 Pembentukan Karakter Anak Melalui Permainan

Tradisional

IKIP PGRI

Semarang

Rp.6.000.000

4 2013 Model KKN POSDAYA di kota Semarang DIKTI Rp.71.000.000

5 2014 Model Pendidikan Karakter Pada Siswa Paud Di Kota

Semarang

APBI

Universitas

PGRI Semarang

Rp. 8.500.000

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 tahun terakhir

No Thn Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan

Sumber* Jml(Juta Rp)

1 April 2011 IbM Pos PAUD Kelurahan Tambak Rejo,

Kec.Gayamsari, Semarang

IKIP PGRI

Semarang

Rp.5.000.000

2 Maret

2012

Pentingnya Bintek dalam pengembangan

karakteristik tenaga pengajar di Pos paud

sebagai perwujudan mutu pendidik professional

IKIP PGRI

Semarang

Rp. 2.700.000

3 April 2012 IbM Kelompok PKK Kelurahan Tambak Aji

Ngaliyan, Semarang

IKIP PGRI

Semarang

Rp.5.000.000

4 Juli 2012 Pelatihan Pembelajaran kontekstual bagi tutor

Pos Paud di kelurahan Rowosari,

Kec.Tembalang kota Semarang

IKIP PGRI

Semarang

Rp.5.960.000

5 Oktober

2012

Pelatihan pembuatan APE berbasis kearifan

local pada kader pos paud, orang tua dan

pengurus PKK di lingkungan Desa Banyu Urip

Margorejo PATI

IKIP PGRI

Semarang

Rp.4.810.000

6 Maret IbM Kader Pos PAUD Kel Tambak Rejo IKIP PGRI Rp.4.250.000

Page 46: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

39

2013 Semarang

7 Mei 2013 IbM Pembinaan Kompetensi Profesional dan

Pedagogik bagi tutor Paud di kelurahan

Pendrikan Kidul Kec.Semarang tengah Kota

Semarang

IKIP PGRI

Semarang

Rp.5.000.000

8 Oktober

2014

IbM Pembelajaran Ramah Anak di Grobogan Universitas PGRI

Semarang

Rp.5.000.000

9 2016 IbM Pendidikan Keluarga Universitas PGRI

Semarang

Rp. 4.000.000

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila dikemudian hari dijumpai

ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam Laporan Penelitian Pemula.

Semarang, 24 Oktober 2018

Pengusul,

Ismatul Khasanah, S.Pd.I.M.Pd

NIDN. 0610107804

Page 47: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

40

Page 48: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

41

Page 49: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

42

Page 50: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

43

LAMPIRAN FOTO PENELITIAN

Pijakan sebelum main balok magnetik

Anak main balok magnetik

Page 51: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

44

Peneliti mengamati saat anak bermain balok magnetik

Page 52: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

45

Anak mencoba membangun balok magnetik

Anak bangga memperlihatkan hasil karyanya

Page 53: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULAeprints.upgris.ac.id/519/1/Nila Kusumaningtyas, S.T., M...menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Pada masa usia prasekolah anak akan mulai menghabiskan

46

PROSES MENYUSUN BALOK