Page 1
PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT
WIRAUSAHA MAHASISWA POLITEKNIK LP3I JAKARTA KAMPUS
JAKARTA UTARA
Agung Edi Rustanto, S.Pd
LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara
Jl. Plumpang Raya Kav. 27, Tanjung Priok
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini berjudul “Pengaruh KecerdasanIntrapersonal terhadap Minat Wirausaha Mahasiswa Politeknik LP3IJakarta Kampus Jakarta Utara”. Tujuan penelitian ini adalahmengetahui besarnya pengaruh kecerdasan intrapersonalterhadap minat wirausaha mahasiswa Politeknik LP3IJakarta Kampus Jakarta Utara dan mengetahui indikatorkecerdasan intrapersonal yang dominan berpengaruhterhadap minat wirausaha mahasiswa Politeknik LP3IJakarta Kampus Jakarta Utara.
Metode yang dilakukan dalam penelitin ini yaitumetode penelitian deskriptif kuantitatif. Populasipenelitian ini yaitu seluruh mahasiswa Politeknik LP3IJakarta Kampus Jakarta Utara berjumlah 400 dan tekniksampling yang digunakan yaitu dengan simple randomsampling yang menghasilkan sample sebanyak 80mahasiswa. Instrument yang digunakan dalam penelitianini adalah kuisioner dan analisis data yang digunakanyaitu regresi sederhana.
Page 2
Hasil penelitian ini yaitu terdapat pengaruhpositif dan signifikan kecerdasan intrapersonalterhadap minat wirausaha. Terdapat korelasi positifantara kecerdasan intrapersonal terhadap minatwirausaha yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi( R ) sebesar 0.871 (sangat tinggi). Indikatorkecerdasan intrapersonal yang memiliki pengaruh palingbesar pengaharapan diri sendiri dengan jumlah 274.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum perkembangan jumlah populasi manusia
khususnya di Indonesia semakin meningkat. Jumlah
penduduk di indonesia pada sensus penduduk 2010,
mencapai lebih dari 400 juta jiwa. BPS mengumumkan
jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 lebih banyak dari
237 juta orang namun tidak akan melebihi 238 juta orang
(Wikipedia.org). Jumlah penduduk yang meningkat
tersebut tidak diiringi dengan jumlah lapangan
pekerjaan yang mencukupi sehingga membuat jumlah
pengangguran juga semakin meningkat. Dalam situs
resminya Hata-Rajasa.info (2012), Menteri Koordinator
Page 3
Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan bahwa salah
satu masalah besar yang dihadapi bangsa Indonesia
dewasa ini adalah persoalan pengangguran. Jumlah
penduduk yang tidak seimbang dengan ketersediaan
lapangan pekerjaan telah mengakibatkan sebagian dari
kita tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap. Di
antara kelompok masyarakat yang belum memiliki
penghasilan tetap akibat ketebartasan lapangan kerja
adalah kaum muda. Pemuda Indonesia yang memiliki energi
dan potensi besar untuk memajukan ekonomi Indonesia
justru hanya menghabiskan tenaga dan masa tuanya untuk
mencari pekerjaan atau bekerja ditempat yang tidak bisa
membuatnya berkembang dan bekerja secara produktif.
Pada republika Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Menakertrans) RI, Muhaimin Iskandar,
mengatakan besaran angka pengangguran di Indonesia
membaik tetapi masih tergolong tinggi. Saat ini, jumlah
persentase pengangguran di Indonesia mengalami
penurunan menjadi sebesar 6,14 persen. Muhaimin juga
Page 4
mengatakan, di 2012, angka pengangguran di Indonesia
yaitu 6,50 persen, meski turun ia menyatakan,
persentase pengangguran di atas tetap tergolong tinggi.
Tingkat pengangguran yang tinggi tentu saja membuat
perekonomian Indonesia sulit berkembang dan yang lebih
perlu diperhatikan adalah ketentraman dan kesejahteraan
masing-masing individu yang belum memiliki pekerjaan
atau belum memiliki penghasilan tetap. Untuk membuat
lapangan pekerjaan yang cukup bagi masyarakat Indonesia
memang terbilang sulit dikarenakan jumlah penduduk
Indonesia tergolong tinggi sehingga untuk mendapatkan
pekerjaan diperlukan persaingan yang ketat. Hal
tersebut tentu saja menjadi persoalan berkepanjangan
yang terjadi di Indonesia yang sampai sekarang
permasalahan tersebut belum terselesaikan secara
tuntas.
Permasalahan pengangguran merupakan permasalahan
yang dapat menimbulkan permasalahan-permasalahan lain
yang dapat meluas dan dampaknya sangat memprihatinkan
seperti menyebabkan masyarakat menjadi stress, frustasi
Page 5
sehingga sampai mendapatkan uang dengan cara-cara yang
tidak baik yaitu melakukan mencopet, mencuri atau
merampok. Hal ini terlihat dari jumlah perampokan di
beberapa kota di Indonesia yang cenderung meningkat.
Dalam Detik Bandung (2013) Selama bulan oktober 2012,
jajaran Polrestabes Bandung berhasil menangkap 46
tersangka dari 32 kasus kriminal yang terjadi di
berbagai wilayah di Bandung. Jumlah tersebut cenderung
mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya.
Dalam KOMPAS jumlah kasus pencurian kendaraan bermotor
(curanmor) di Provinsi Bangka Belitung (Babel) selama
Januari-Maret 2013, mencapai 46 kali atau naik 13 kasus
dibanding tahun sebelumnya.
Dalam RRI kasus pencurian di Sampang meningkat,
seperti yang tertera di buku register pengadilan negeri
sampang, selama bulan januari 2013 kasus paling banyak
adalah perkara pencurian. Kemudian dalam REPUBLIKA
kasus pencurian dengan pemberatan (Curat) di wilayah
DIY pada tahun 2013 ini akan mengalami peningkatan,
sebab dalam dua pekan terakhir Kepolisian Daerah
Page 6
(Polda) DIY, melalui operasi progo telah menangkap 60
orang pencuri. Dari beberapa paparan aksi kejahatan di
beberapa kota di Indonesia yang meningkat salah satunya
terjadi karena jumlah pengangguran yang meningkat
sehingga oknum aksi kejahatan itu melakukan pencurian
atau perampokan untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk
mencegah dan mengatasi permasalahan tersebut tidak
hanya dari pihak pemerintah saja yang harus bergerak
tetapi masyarakat Indonesiapun bisa membantunya.
Pada dasarnya upaya pemerintah sudah ada untuk
mengurangi jumlah pengangguran namun semua itu masih
kurang karena masih belum seimbang dengan jumlah
pengguran yang tinggi. Salah satu upaya yang strategis
untuk mengurangi pengagguran yaitu dengan cara menjadi
wirausahawan. Semakin banyak wirausahawan maka jumlah
pengangguran akan berkurang dan kesejahteraannya juga
akan lebih baik. Hal itu disebabkan karena melalui
wirausaha maka orang akan secara mandiri untuk dapat
menghasilkan uang dan berpeluang besar membuka lapangan
pekerjaan untuk orang lain. Di Indonesia jumlah
Page 7
wirausahanya masih tergolong rendah. Deputi Menteri
Perekonomian bidang Industri dan Perdagangan (dalam
Tempo) menyebutkan, syarat dari negara maju salah
satunya adalah memiliki jumlah wirausaha minimal 2
persen dari total populasi. "Saat ini, jumlah wirausaha
Indonesia masih kurang dari 2 persen atau sebanyak 700
ribu orang, masih dibutuhkan sedikitnya 4 juta
wirausaha baru
Untuk menumbuhkan wirausaha di Indonesia
sebenarnya tidak sulit karena banyak bidang yang bisa
ditekuni untuk menjadi peluang usaha. Di Indonesia juga
ada beberapaorang yang pernah menikmati menjadi
pengusaha yang sukses yang sekaligus dapat membuktikan
bahwa jika berhasil maka dengan berwirausaha seseorang
dapat lebih memiliki penghasilan yang banyak. Beberapa
tokoh yang telah merasakan menjadi wirausahawan
Indonesia yang sukses antara lain Chairul Tanjung,
Dahlan Iskan, Puspo Wardoyo, Jokowi dan Mutiara Siti
Fatimah Djokosoetono. Untuk menjadi wirausaha memang
dibutuhkan kerja keras, tekun, kreatif dan inovatif
Page 8
tanpa berfikir seorang individu adalah keturunan
wirausahawan atau bukan. Jokowi dalam media liputan 6
berbagi kiat-kiat untuk menjadi wirausaha yang sukses
yaitu pertama inovatif dan kreatif, kedua mampu melihat
peluang dan menangkap peluang, ketiga motivasi tinggi
dan fokus, keempat konsisten yang akan menimbulkan
kepercayaan dan berani mengambil resiko, dan yang
kelima adalah memiliki kemampuan bekerja sama dan
berkomunikasi.
Untuk menjadi wirausaha adalah berawal dari
minat. Di Indonesia jarang sekali sekolah mulai dari SD
sampai SMA yang membangun siswanya untuk memiliki minat
dan kemampuan berwirausaha secara konsisten. LP3I
Jakarta melihat fenomena tersebut dan kemudian bergerak
untuk membantu mengembangkan wirausawan di Indonesia
dengan beberapa programnya dimana salah satunya adalah
membentuk rumah entrepreneur. Kendala dalam
mengembangkan wirausaha yang dilakukan oleh LP3I
Jakarta adalah minat mahasiswa untuk menjadi wirausaha
yang masih kurang. Setelah dilakukan wawancara dengan
Page 9
beberapa mahasiswa, mereka mengaku bahwa mereka takut
gagal seperti para pengusaha yang menghabiskan uangnya
untuk modal tanpa meraih untung. Hal tersebut terjadi
karena beberapa yang menjadi wirausaha di Indonesia
sebagian besar adalah karena terpaksa oleh keadaan
bukan karena minat dan perencanaan yang matang sehingga
tidak jarang usahanya berujung pada kegagalan dan putus
asa. Dari fenomena diatas dapat diketahui bahwa minat
yang tinggi, persiapan dan mengasah kemampuan
beriwirausaha serta motivasi yang tinggi merupakan
langkah yang perlu dilakukan.
Minat seseorang dapat timbul akibat kebutuhan
yang mendesak, pengaharapan terhadap sesuatu, dan
dorongan dari lingkungan sekitar yang tinggi. Semua
faktor-faktor tersebut sebenarnya dapat dikelola oleh
masing-masing individu, sehingga minat seseorang
terhadap wirausaha bisa ditumbuhkan dengan tingkat yang
proposional dalam kemampuannya mengelola kecerdasan
intrapersonal. Kecerdasan intrapersonal sendiri yaitu
kemampuan seseorang dalam memahami diri sendiri dan
Page 10
bertindak sesuai dengan pemahamannya tersebut. Dengan
demikian penelitian ini diadakan agar bisa diketahui
secara lebih detail pengaruh kecerdasan intrapersonal
dan apa saja pengaruhnya terhadap minat mahasiswa LP3I
Jakarta Kampus Jakarta Utara. Peneltian ini dapat
dikembangkan untuk meningkatkan minat wirausaha
mahasiswa LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara melalui
pelatihan kecerdasan intrapersonal.
B. Perumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada pengaruh kecerdasan intrapersonal
terhadap minat wirausaha mahasiswa Politeknik LP3I
Jakarta Kampus Jakarta Utara?
2. Apa pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap
minat wirausaha mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta
Kampus Jakarta Utara?
3. Kemampuan kecerdasan intrapersonal apa saja yang
berpengaruh terhadap peningkatan minat wirausaha
mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta
Utara?
Page 11
4. Apakah visi dan misi pribadi mahasiswa Politeknik
LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara memiliki peranan
yang penting dalam pengelolaan kecerdasan
intrapersonal?
5. Apa saja kegiatan yang dilakukan agar dapat
meningkatkan minat wirausaha mahasiswa Politeknik
LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ilmiah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui besarnya pengaruh kecerdasan
intrapersonal terhadap minat wirausaha mahasiswa
Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara.
2. Mengetahui indikator kecerdasan intrapersonal yang
dominan berpengaruh terhadap minat wirausaha
mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta
Utara.
D. Kegunaan Penelitian
Page 12
Penelitian ilmiah yang akan dilakukan penulis ini
mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.
1. Manfaat akademis
Penelitian ini berguna dalam memberikan
pengetahuan untuk mendeteksi dan meningkatkan
minat wirausaha.
2. Manfaat dalam implementasi
Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam
meningkatkan minat wirausaha mahasiswa
E. Batasan Masalah
Untuk menghindari melebarnya topik yang akan diteliti,
maka penulis batasan permasalahan yang akan diteliti
yaitu “pengaruh kecerdasan intrapersonal mahasiswa
Politeknik LP3I Jakarta meliputi kemampuan mengenali
identitas diri, kemampuan mengendalikan dan memotivasi
diri, dan kemandirian terhadap minat mahasiswa
Politeknik LP3I dalam berwirausaha”.
Page 13
Landasan Teoritis
A. Kecerdasan Intrapersonal
Menurut Amir Faisal & Zulfanah (2008: 143)
kecerdasan intrapersonal mencakup kemampuan seseorang
untuk berdialog dengan pikirannya sendiri, gerak hati,
suara batinya dan kesadaran dirinya. Menurut Howard
Gardner (2004: 48-216) kecerdasan intrapersonal
merupakan sebuah dimensi dimana seseorang dapat menilai
orang lain secara lebih luas. Pada intinya kecerdasan
intrapersonal membutuhkan elemen-elemen berikut :
pengatuhan yang baik terhadap diri sendiri, siapa
dirinya, apa kekuatannya dan kelemahannya, apa
tujuannya, dan apa cara yang terbaik untuk mencapainya;
bagaimana membangun kesuksesan dirinya; bagaimana
belajar dari berbagai pengalaman yang telah terjadi
apapun hasilnya, memiliki karakter mental yang akurat
tentang dirinya sebagai manusia baik secara individu
maupun bersama orang lain, mampu memonitor, dan mampu
Page 14
membawa perubahan pada karakter mentalnya jika
diperlukan.
Kecerdasan intrapersonal (2010: 86) yaitu
pengetahuan akan diri sendiri dan mampu bertindak
secara adaptif berdasarkan pengenalan diri. Menurut
Femi Olivia (2010: 31) dengan kecerdasan intrapersonal
seseorang bisa sukses di masa depan misalnya dengan
menjadi ahli jiwa, trainer kepribadian, psikolog,
konselor, wirausahawan, perencana program, terapis, dan
ahli agama. Menurut para ahli dalam (Adi W. Gunawan,
2011:115) kecerdasan intrapersonal sudah mulai
terbentuk dan berkembang sebagai gabungan dari unsur
keturunan, lingkungan, dan pengalaman hidup.
B. Ciri-ciri Kecerdasan Intrapersonal
Ciri-ciri orang dengan kecerdasan intrapersonal
menurut Howard Gardner (2004: 49) adalah
1. Memiliki citra diri yang baik
2. Dapat mengenali perasaan pribadi
3. Dapat mengenali tujuan
Page 15
4. Dapat mengenali kekuatan
5. Dapat mengenali kelemahan
6. dapat dalam keadaan yang menyenangkan
7. Dapat menggunakan citra diri untuk membuat
keputusan baik dalam hidupnya.
Menurut Femi Olivia (2010: 86) ciri-ciri
kecerdasan intrapersonal yaitu :
1. Membedakan berbagai macam emosi
2. Mudah mengakses perasaan sendiri
3. Menggunakan pemahamannya untuk memperkaya dan
membimbing hidupnya
4. Mawas diri dan suka meditasi
5. Lebih suka kerja sendiri
6. Mampu menyadari dan mengerti arti emosi sendiri
dan emosi orang lain
7. Mampu mengungkapkan dan menyalurkan perasaan dan
pikiran
8. Mengembangkan konsep diri yang baik dan benar
9. Termotivasi untuk menentukan dan mengejar suatu
tujuan hidup
Page 16
10. Menetapkan dan hidup dengan sistem nilai yang
sesuai dengan etika
11. Mampu bekerja secara mandiri
12. Sangat tertarik dengan pertanyaan arti hidup,
tujuan hidup, dan relevansinya dengan keadaan saat
ini
13. Mampu mengembangkan kemampuan belajar yang
berkelanjutan dan meningkatkan diri
14. Tertarik menerjuni karier sebagai pelatih,
konselor, filsuf, psikolog, atau memilih jalur
spiritual
15. Mampu menyelami dan mengerti kerumitan suatu
pribadi dan kondisi manusia pada umumnya
C. Cara mengembangkan Kecerdasan Intrapersonal
Cara mengembangkan kecerdasan intrapersonal
menurut Thomas R. Hoerr (2007: 119)
1.Melakukan kegiatan meliputi survey (untuk
memudahkan siswa membandingkan diri dengan orang
lain), autobiografi dan jurnal (tidak harus dengan
Page 17
kecerdasan bahasa), grafik pengalaman, portofolio,
serta pencanangan tujuan dan monitoring.
2.Menurut Geil Browning (2010: 294) untuk
meningkatkan kecerdasan intrapersonal menggunakan
pendekatan emergenetics yaitu pendekatan rasional
pada hal-hal yang irasional dalam arti bagaimana
orang berpikir dan bersikap.
D. Minat Wirausaha
Menurut Endang & Resminingsih (2010: 52) minat
adalah kecenderungan dan gairah yang tinggi atau
keinginan yang kuat terhadap sesuatu.
Menurut Li dalam (Yuli dkk, 2012: 91) Minat menjadi
wirausaha didefinisikan sebagai keinginan seseorang
untuk bekerja mandiri (self-employed) atau menjalankan
usahanya sendiri. Dalam kamus besar bahasa indonesia
minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu. Menurut Suhardi (2007: 7) wirausahawan adalah
seseorang yang menciptakan sebuah usaha atau bisnis
Page 18
yang dihadapkan dengan resiko dan ketidakpastian untuk
memperoleh keuntungan dan mengembangkan bisnis dengan
cara mengenali kesempatan dan memanfaatkan sumber daya
yang diperlukan.
Menurut Brad Sugar (dalam Suhardi, 2007: 8)
wirausaha adalah sebuah permainan dimana kita harus
tahu betul aturan main, lalu menjalankan usaha secara
cerdik dan akhirnya menikmati keuntungan. Dalam Essai
sur la nature du commerce di Prancis (Bambang
Widjajanta: 2007: 93) Kewirausahaan atau entrepreneur
merupakan sebutan bagi para pedagang yang membeli
barang di daerah-daerah dengan menerapkan harga
pembelian untuk dijual secara partai besar maupun
secara eceran namun dengan harga yang tidak pasti.
Kewirausahaan berasal dari kata wirausaha dimana kata
wira berarti utama, gagah, luhur, berani, teladan dan
usaha berarti kegiatan untuk mencapai tujuan.
Dalam hubungannya dengan bisnis, wirausaha adalah
pengusaha tetapi tidak semua pengusaha adalah
wirausaha. Wirausaha adalah pionir dalam bisnis,
Page 19
inovator, penanggung resiko yang memiliki visi ke depan
dan keunggulan dalam berprestasi di bidang usaha.
Pengertian wirausaha dalam Lampiran Keputusan Menteri
Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor
961/KEP/M/XI/1995 (Bambang Widjajanta: 2007: 94)yaitu
orang yang memiliki semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan berwirausaha sedangkan kewirausahaan adalah
semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya
mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja,
teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi
dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan
atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Kewirausahaan menurut Eeng ahman & Epi Indriani
(2007: 135) istilahnya berasal dari bahasa Inggris
yaitu entrepreneurship yang berarti kemampuan dalam
berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang
dijadikan dasar atau penggerak dalam menghadapi
tantangan hidup. Seorang wirausaha adalah seorang yang
memiliki kemampuan dalam menggunakan sumber daya
Page 20
ekonomi seperti finansial (keuangan), bahan mentah, dan
tenaga kerja untuk mendirikan, mengelola, dan
mengembangkan suatu produk dan bisnis baru perusahaan
milik sendiri. Seorang wirausaha mampu menciptakan
kerja bagi orang lain dengan berswadaya.
E. Tahap-tahap Wirausaha
1. Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa tahap-tahap
kewirausahaan secara umum yaitu :
a. Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk
melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha
baru yang mungkin apakah membuka usaha baru,
melakukan akuisisi, atau melakukan
‘’franchising’’. Tahap ini juga memilih jenis
usaha yang akan dilakukan apakah di bidang
pertanian, industri, atau jasa.
b. Tahap melaksanakan usaha
Page 21
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola
berbagai aspek yang terkait dengan usahanya,
mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM,
kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang
meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil
keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi
c. Tahap mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang
telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang
dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan
kondisi yang dihadapi
d. Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong
positif atau mengalami perkembangan atau dapat
bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu
pilihan yang mungkin diambil
Menurut Robert (2008: 11) Proses kewirausahaan
memiliki empat tahap yaitu :
1. Tahap identifikasi dan evaluasi peluang
Page 22
2. Tahap pengembangan rencana bisnis
3. Penetapan sumber daya yang dibutuhkan
4. Manajemen perusahaan yang dihasilkan
Pada tahap pertama adalah proses pembuatan
perencanaan disertai pertimbangan prospek dari
wirausaha yang dijalankan, pada tahap kedua yaitu
tindak lanjut perencanaan yang sudah matang dengan
mulai proses untuk menjalankan wirausaha, pada tahap
ketiga sudah mulai bergerak pada sistem manajemen dari
wirausaha yang dijalankan termasuk SDM yang dibutuhkan
kemudian pada tahap terakhir sudah berjalannya
wirausaha yang diserti dengan adanya pendapatan dan
pengeluaran atau untung dan ruginya usaha.
Jati Sutomo (2007: 89) Proses kewirausahaan
berdasarkan pendekatan seumur hidup memiliki tiga tahap
yaitu :
1. Tahap dasar
Pada tingkat awal sebaiknya memahami dasar ekonomi
serta peran dan tahap-tahap perkembangan bisnis
Page 23
dalam sistem ekonomi pasar. Tumbuhnya motivasi
belajar dan perasaan adanya peluang pribadi untuk
berkembang merupakan hasil khusus yang diharapkan
dari tahap pembelajaran ini.
2. Tahap pengembangan pengetahuan dan keterampilan
Pada tahap ini diharapkan dapat mulai mempelajari
bahasa bisnis dan melihat masalah dari sudut
pandang pemilik usaha kecil.
3. Tahap pengembangan rencana bisnis
Pada tahap ini seseorang dapat mengeksplorasi
berbagai ide bisnis dan beragam cara untuk
merencanakan bisnis. Pada tahap ini harus
memperoleh pengetahuan yang lebih luas dan dalam
dari tahap sebelumnya. Tahap ini akan merangsang
untuk mengkreasi suatu ide bisnis yang unik dan
mengembangkannya menjadi suatu rencana ide bisnis
yang unik dan mengembangkannya menjadi suatu
rencana bisnis yang lengkap.
Page 24
Dalam Wikipedia Ciri-ciri seorang wirausaha
adalah:
1. Percaya diri
2. Berorientasikan tugas dan hasil
3. Berani mengambil risiko
4. Kepemimpinan
5. Keorisinilan
6. Berorientasi ke masa depan
7. Jujur dan tekun
Tim Literatur Media Sukses dalam buku ekonomi SMA
(2009: 24) ciri ciri wirausaha adalah :
1. Berani mengambil resiko
2. Kreatif
3. Inovatif
4. Mempu menciptakan peluang
5. Mampu melihat peluang
6. Hemat
7. Menguasai bidang yang digeluti
8. Bekerja secara efisien
Page 25
M Tailor (2000: 167) ciri-ciri wirausaha yaitu :
1. Berani mengambil resiko serta mampu
memperhitungkan dan berusaha menghindarinya
2. Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya
bakti yang lebih baik untuk langganan, pemilik,
pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan
negara
3. Antisipatif terhadap perubahan dan akomodatif
terhadap lingkungan
4. Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar,
meningkatkan produktivitas dan efisiensi
5. Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan mitra
perusahaan melalui investasi baru di berbagai
bidang.
F. Kerangka pemikiran
Kecerdasarn Interpersonal berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat wirausaha mahasiswa
Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara.
Page 26
Metode Penelitian
A. Desain Penelitian dan Responden
1. Pen dekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penedekatan
penelitian kuantitatif karena data yang dianalisis
berupa data angka yang kemudian dideskripsikan.
Metode penelitan yang digunakan yaitu metode
penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini akan
menjelaskan pengaruh kecerdasan intrapersonal
terhadap minat wirausaha mahasiswa politeknik LP3I
Jakarta Kampus Jakarta Utara.
2. Subyek Penelitian
Suharsimi Arikunto (2006: 129) menyebutkan
bahwa subjek penelitian ialah benda, hal atau tempat
data untuk variabel penelitian yang melekat dan
dipermasalahkan. Subyek dalam penelitian ini adalah
mahasiswa LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara yang
ditentukan dengan teknik random sampling. Rumus
Slovin untuk menentukan ukuran sampel minimal (n)
Page 27
jika diketahui ukuran populasi (N) pada taraf
signifikan α adalah : n = N1+Nα² . Pada penelitian
ini ukuran populasinya adalah 400 dan taraf
signifikansi yang digunakan adalah 5% sehingga
didapat jumlah ukuran sampelnya adalah 80.
3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kampus LP3I Jakarta
Kampus Jakarta Utara.
4. Prosedur Penelitian
a. Sebelum penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih
dahulu melakukan beberapa prosedur dalam rangka
terlaksananya penelitian. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan oleh peneliti adalah :
1). Peneliti membuat dan mengajukan proposal
penelitian kepada PPM kampus untuk dikoreksi
Page 28
2). Peneliti memperbaiki proposal yang telah
dikoreksi oleh PPM kampus
3). Peneliti Mengajukan proposal yang telah
diperbaiki kepada UPPM DIREKTORAT untuk
diperbaiki
4). Peneliti memperbaiki proposal dan kemudian
mendapatkan surat tugas untuk melakukan
penelitian
b. Kegiatan penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan sumber data utama adalah data kuantitatif.
Berikut kegiatan yang dilakukan peneliti :
1) Peneliti membuat instrumen penelitian berupa
kuisioner, observasi, dan wawancara
berdasarkan kisi-kisi kuisioner, pedoman
observasi dan pedoman wawancara.
2) Peneliti menguji validitas dan reliabilitas
kuisioner yang akan digunakan untuk meneliti
3) Peneliti menentukan subyek penelitian dengan
menggunakan teknik random sampling
Page 29
4) Peneliti melakukan menyebarkan kuisioner
kepada subyek penelitian yang digunakan
sebagai sumber data utama
5) Peneliti melakukan wawancara dan observasi
kepada subyek penelitian sebagai sumber data
pendukung
6) Peneliti medeskripsikan hasil penelitian
dengan dari data-data yang telah diperoleh.
c. Setelah penelitian
Setelah penelitian selesai dan hasil
penelitiannya sudah diperoleh selanjutnya
peneliti membuat laporan penelitian dan
menyerahkannya ke PPM kampus dan UPPM DIREKTORAT
B. Pengukuran variabel
1. Instrumen penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 160) instrumen
penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh
peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya
lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti
lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih
Page 30
mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan
skala(kuisioner).
Menurut sugiyono (2008: 149) penyusunan instrumen
dimulai dengan membuat definisi operasional dari
variabel penelitian, dan selanjutnya ditentukan
indikator yang akan diukur. Dari indikator ini
kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan
atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan
instrumen, maka perlu digunakan kisi-kisi
instrumen.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti
melakukan penyusunan instrumen mendeskripsikan
pengeruh kecerdasan intrapersonal terhadap minat
wirausaha mahasiswa LP3I Jakarta Kampus Jakarta
Utara adalah sebagai berikut:
a. Menyusun Skala Pengaruh Kecerdasan
Intrapersonal terhadap minat wirausaha
1) Membuat definisi operasional
Page 31
kecerdasan intrapersonal merupakan sebuah dimensi
dimana seseorang dapat menilai orang lain secara
lebih luas. Pada intinya kecerdasan
intrapersonal membutuhkan elemen-elemen berikut :
pengatuhan yang baik terhadap diri sendiri, siapa
dirinya, apa kekuatannya dan kelemahannya, apa
tujuannya, dan apa cara yang terbaik untuk
mencapainya; bagaimana membangun kesuksesan
dirinya; bagaimana belajar dari berbagai
pengalaman yang telah terjadi apapun hasilnya,
memiliki karakter mental yang akurat tentang
dirinya sebagai manusia baik secara individu
maupun bersama orang lain, mampu memonitor, dan
mampu membawa perubahan pada karakter mentalnya
jika diperlukan.
2) Membuat kisi-kisi kuisioner
Page 32
Tabel 1. Kisi-kisi kuisionerNo Indikator Pernyataan Jumlah1 Intrapers
onalKemampuan mengenali identitas diri
1,2,3,4,5,6,7
7
Kemampuan mengendalikan dan memotivasi diri
8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,
10
Kemandirian 18,19,20,21,22,23,24,25
8
2 Minat wirausaha
Percaya diri 26,27,28,29
4
Berorientasikan tugas dan hasil
30,31 2
Berani mengambil resiko
32,33 2
Kepemimpinan 34,35 2Keorisinilan 36,37 2
Berorientasike masa depan
38,39 2
Jujur dan tekun
40,41 2
3) Menyusun item kuisioner
Page 33
Setiap pernyataan dalam skala dilengkapi 4
pilihan jawaban berupa simtom kecerdasan
intrapersonal yang berpengaruh terhadap minat
berwirausaha. Skor untuk skala pengaruh
kecerdasan intrapersonal terhadap minat
wirausaha yaitu 1, 2, 3, 4. Item skala dapat
dilihat pada lampiran.
2. Validitas dan Reliabilitas
a. Uji validitas instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 168)
validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya,
instrumen yang kurang valid berarti memiliki
validitas rendah. Uji validitas instrumen
dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
instrumen penelitian mampu mencerminkan isi
sesuai dengan hal dan sifat yang diukur.
Page 34
Artinya, setiap butir instrumen telah benar-
benar menggambarkan keseluruhan isi atau sifat
bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan
instrumen.
Uji validitas skala ini dibantu dengan
menggunakan program komputer SPSS versi 11.
Saifuddin Azwar (2009: 103) menuturkan bahwa
validitas kuisioner lebih ditentukan oleh
kejelasan tujuan dan lingkup informasi yang
hendak diungkap, sedangkan validitas skala
psikologi lebih ditentukan oleh kejelasan konsep
psikologis yang hendak diukur dan
operasionalisasinya.
Saifuddin Azwar mengemukakan bahwa
menyeleksi item sebagai kriteria pemilihan item
berdasarkan korelasi item total, biasanya
digunakan batasan r ≥
0,30. Semua item yang mencapai koefesien
korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap
memuaskan. Batasan ini merupakan suatu konvensi,
Page 35
sehingga penyusun tes boleh menentukan sendiri
batasan daya diskriminasi item dengan
pertimbangan isi dan tujuan skala yang disusun.
Apabila jumlahitem lolos masih belum mencukupi,
penyusun boleh menurunkan sedikit batas kriteria
misalnya menjadi 0,25, namun menurunkan batas
kriteria r dibawah 0,20 sangat tidak disarankan.
Berdasarkan pendapat diatas, peneliti
menentukan batas korelasi item r ≥ 0,30 demi
tercapainya jumlah item yang seimbang dan
mencukupi bagi keperluan penelitian. Setelah
dilakukan uji coba instrument, pada skala
pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap minat
wirausaha menghadapi Ujian Akhir Semester yang
terdapat 60 item diperoleh hasil bahwa korelasi
item/internal konsistensi item berada pada
rentangan r = 0,214 sampai dengan r = 0, 685 dan
item dianggap gugur bila nilai r dibawah 0,30.
Dari ke 50 item, terdapat 10 item yang gugur
yaitu item 20, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 34dan 42,
Page 36
jadi jumlah item berkurang menjadi 40. Hasil uji
validitas dapat dilihat pada lampiran.
b. Uji Reliabilitas instrumen
Suatu Instrumen disebut reliable atau
handal jika jawaban-jawaban seseorang konsisten
(Suharsimi Arikunto, 2006:178). Reliabilitas
menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat
diandalkan sebagai alat pengumpul dataUntuk uji
reliabilitas instrumen, digunakan rumus Alpha
dari Cronbach (Burhan Nurdiyanto, dkk. 2003:350)
sebagai berikut :
r11=[k
k−1][1−
Ʃσb2
Ʃσt2 ]
Keterangan:
r11= reliabilitas instrumen Σσi 2 = Jumlah
varian butir
k = Banyaknya butir pertanyaan σ2 = Varian
total
Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien
reliabilitas yang angkanya berkisar antara 0
Page 37
sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien
reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin
tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien
yang semakin rendah mendekati angka 0, berarti
semakin rendah reliabilitasnya. Kategori nilai r
yaitu :
a) Antara 0,800 sampai 1,00 = sangat tinggi
b) Antara 0,600 sampai 0,799 = tinggi
c) Antara 0,400 sampai 0,599 = cukup tinggi
d) Antara 0,200 sampai 0,399 = rendah
e) Antara 0,800 sampai 0,199 = sangat rendah
Setelah dilakukan uji coba instrumen pada
skala pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap
minat wirausaha, diperoleh nilai reliabilitas
Alpha Cronbach sebesar 0, 725. Hal ini
menunjukan bahwa instrumen penelitian memiliki
reliabilitas yang tinggi karena berada pada
kisaran 0,600 sampai 1.
3. Teknik Analisis Data
Page 38
a. Jenis teknik analisis data
1) Analisis data statistik deskriptif
Analisis statistik deskriptif dalam
penelitian kuantitatif, dilakukan untuk
menjawab pertanyaan masalah yang mengarah
kepada gambaran variabel yang diteliti,
sehingga karakteristik yang dimiliki oleh
data tersebut dan gambaran empiris
tentang variabel yang diteliti dapat
dipahami. Ukuran yang termasuk dalam
teknik analisis statistik deskriptif
adalah distribusi frekuensi, ukuran
tendensi sentral, dan ukuran dispersi.
2) Analisis data inferensial
Analisis statistik inferensial dalam
penelitian dilakukan guna membuat
kesimpulan yang berlaku umum dimana
analisis inferensial dilakukan dalam
bentuk pengujian hipotetsis. Hasil
pengujian hipotesis inilah yang menjadi
Page 39
dasar pembuatan generalisasi dari sampel
bagi populasi.
b. Uji Persyaratan Analisis
Dalam penelitian ini sebelum dilakukan
analisis dengan regresi, dilakukan uji
persyaratan analisis dahulu.Uji persyaratan
dilakukan untuk pengujian hipotesis dapat
dilanjutkan atau tidak. Beberapa teknik yang
digunakan dalam penelitian ini untuk uji
prasyarat yaitu
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi, variabel
independen, variabel dependen, atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak.Model
regresi yang baik adalah distribusi normal
atau mendekati normal.Data distribusi normal
dapat dilihat dari penyebaran data (titik)
pada sumbu diagonal dari grafik dari
pengambilan keputusan.Jika data menyebar
Page 40
disekitar garis diagonal atau mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi
normalitas.Begitu pula sebaliknya jika data
yang menyebar jauh dari garis diagonal dan
tidak mengikuti arah garis diagonal, maka
model regresi tidak memenuhi normalitas.
2) Uji Multikolinearitas
Bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel independen.Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan terdapat problem
Multikolinearitas.Model regresi yang
baikseharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel independen.
Untuk mendeteksinya dilakukan dengan
cara menganalisis besaran nilai toleransi dan
Variance Inflation Factor (VIF) (Ghozali,
2006) yaitu:
a) Mempunyai nilai VIF < 10
b) Mempunyai angka TOLERANCE > 10%.
Page 41
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas, karena data ini
menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran
(kecil, sedang, dan besar). Cara menganalisis
asumsi Heteroskedastisitas dengan melihat
grafik scatter plot dimana :
a) Jika penyebaran data pada scatter plot teratur
dan membentuk pola tertentu (naik turun,
mengelompok menjadi satu) maka dapat
disimpulkan terjadi problem
Heteroskedastisitas,
b) Jika penyebaran data pada scatter plot tidak
teratur atau menyebar secara acak dan tidak
Page 42
membentuk pola tertentu (naik turun,
mengelompok menjadi satu), serta tersebar
baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol)
pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak
terjadi problem Heteroskedastisitas.
c. Pengujian Kriteria Statistik
Uji signifikansi dalam penelitian ini
bertujuan untuk menguji kebenaran dan
kesalahan dari hasil hipotesis dari sampel.
Uji statistik ini terdiri :
a. Analisis regresi sederhana
Tujuan digunakannya analisis regresi linier
berganda ini adalah untuk mengetahui apakah
variabel bebas secara bersama-sama
mempengaruhi variabel terikat
Y = a + bX
Keterangan :
a = konstanta
b = Koefisien regresi
Page 43
d. Uji Hipotesis
1) Uji statistik t
Tujuan dari uji statistik t ini adalah
untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen.
Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji
adalah apakah suatu parameter (β1) sama dengan
nol, atau H0 : β1 = 0 yang artinya adalah
apakah suatu variabel independen bukan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen. Hipotesis alternatifnya
(Ha), parameter suatu variabel tidak sama
dengan nol, atau H0 : β ≠ 0 yang artinya
adalah variabel tersebut merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen
(Kuncoro (2001),
Pengambilan keputusan dengan tingkat
signifikansi (α) = 0,05 ditentukan sebagai
berikut:
Page 44
a) Jika tingkat signifikansi t hitung > 0,05
atau t hitung < t tabel, maka H0 diterima.
b) Jika tingkat signifikansi t hitung < 0,05
atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak.
Keterangan:
t hitung diperoleh dengan menggunakan α = 0,05
(satu sisi) dengan dk = n-k-1 (82-1-1) = 80
Berdasarkan nilai α = 0,05 dan dk = 80
diperoleh t tabel = 1,664 (Sugiyono, 2004).
2) Uji Statistik F
Tujuan dari uji statistik F ini pada dasarnya
adalah menunjukkan apakah semua variabel bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah
apakah semua parameter dalam model sama dengan
nol atau H0 : β1 = β2 = ……= βk = 0 yang
artinya adalah semua variabel independen bukan
Page 45
merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen.
Hipotesis alternatifnya (Ha), tidak semua
parameter simultan sama dengan nol, atau
H0 : β1 ≠ β2 ≠……≠ βk ≠ 0 yang artinya adalah
semua variabel independen secara simultan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen (Kuncoro, 2001).
Kriteria pengujian :
1) Jika tingkat signifikansi F > 0,05 atau F
hitung < F tabel, maka H0 diterima.
2) Jika tingkat signifikansi F < 0,05 atau F
hitung > F tabel, maka H0 ditolak.
Keterangan: F hitung diperoleh dengan
menggunakan dk1 = 2 (variabel bebas) dengan
dk2 = n-k-1 (82-1-1) = 80
Berdasarkan α = 0,05 dan dk2 = 80 diperoleh F
tabel = 1,664 (Sugiyono, 2004).
c. Koefisien Determinasi
Page 46
Koefisien Determinasi (R2) digunakan
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi ada diantara nol
dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
R2 yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi-variasi dependen (Kuncoro, 2001).
Intrepretasi koefisien korelasi nilai R adalah
sebagai berikut :
Tabel 2. Pedoman interpretasi koefisien korelasi :
IntervalKoefisien
Tingkat hubungan
0,00 – 0,1990,20 – 0,3990,40 – 0,5990,60 – 0,7990,80 - 1,000
Sangat rendahRendahSedangKuat
Sangat Kuat
Page 47
Hasil dan Pembahasan
A. Analisis Deskriptif, Histogram dan frequensi
Kecerdasan Intrapersonal
1.Analisis Deskriptif Kecerdasan Intrapersonal
StatisticsTabel 3. Statistics Kecerdasarn IntrapersonalN Valid 82
Missing 0Mean 3,1117Median 3,1600Std. Deviation ,35754Minimum 1,84Maximum 3,80Sum 255,16Sumber : Hasil Olahan data, 2013
Dari data di atas terlihat bahwa rata-rata data
Kecerdasan Intrapersonal sebesar 3,1117, standar
deviasinya sebesar 0,35754 dengan nilai maksimum
sebesar 3,80 dan nilai minimum sebesar 1,84
2. Histogram Kecerdasan Intrapresonal
Gambar 1. Histogram Kecerdasan Intrapresonal
Page 48
Dari gambar di tas terlihat data Minat Wirausaha
menyebar mendekati normal.
3. Analisis Frequensi Kecerdasan Intrapersonal
Pada analisis frequensi kecerdasan intrapersonal
dapat diketahui besarnya frequensi data dari
kecerdasan intrapersonal seperti yang ditunjukan
pada tabel berikut :
Tabel 4. Frequensi Kecerdasan IntrapersonalFrequenc
y PercentValidPercent
CumulativePercent
Valid 1,84 1 1,2 1,2 1,22,04 1 1,2 1,2 2,42,32 1 1,2 1,2 3,72,36 1 1,2 1,2 4,92,44 1 1,2 1,2 6,12,56 1 1,2 1,2 7,32,60 1 1,2 1,2 8,52,64 1 1,2 1,2 9,82,68 1 1,2 1,2 11,02,72 1 1,2 1,2 12,22,76 2 2,4 2,4 14,6
Page 49
2,84 1 1,2 1,2 15,92,88 3 3,7 3,7 19,52,92 2 2,4 2,4 22,02,96 6 7,3 7,3 29,33,00 5 6,1 6,1 35,43,04 2 2,4 2,4 37,83,08 5 6,1 6,1 43,93,12 4 4,9 4,9 48,83,16 4 4,9 4,9 53,73,20 7 8,5 8,5 62,23,24 4 4,9 4,9 67,13,28 5 6,1 6,1 73,23,32 4 4,9 4,9 78,03,36 3 3,7 3,7 81,73,44 3 3,7 3,7 85,43,48 1 1,2 1,2 86,63,52 3 3,7 3,7 90,23,56 2 2,4 2,4 92,73,60 1 1,2 1,2 93,93,64 1 1,2 1,2 95,13,68 1 1,2 1,2 96,33,72 2 2,4 2,4 98,83,80 1 1,2 1,2 100,0Total 82 100,0 100,0
4. Analisis Deskriptif, Histogram dan frequensi
Minat Wirausaha
Analisis Deskriptif Minat Wirausaha
Statistics
Tabel 5. Statistics Minat WirausahaN Valid 82
Missing 82Mean 3,2226Median 3,2500Std. Deviation ,40422Minimum 1,69Maximum 3,94Sum 264,25
Page 50
Dari data di atas terlihat bahwa rata-rata data
Minat Wirausaha sebesar 3,2226, standar deviasinya
sebesar 0,40422 dengan nilai maksimum sebesar 3,94
dan nilai minimum sebesar 1,69
5. Histogram Minat Wirausaha
Gambar 2. Histogram Kecerdasan Intrapresonal
Dari gambar di tas terlihat data Minat Wirausaha
menyebar mendekati normal.
6. Analisis Frequensi Minat Wirausaha
Pada analisis frequensi Minat Wirausaha dapat
diketahui besarnya frequensi data dari Minat
Page 51
Wirausaha seperti yang ditunjukan pada tabel berikut
:
Tabel 6. Frequensi Minat WirausahaFrequenc
y PercentValidPercent
CumulativePercent
Valid 1,69 1 ,6 1,2 1,2 2,06 1 ,6 1,2 2,4 2,25 1 ,6 1,2 3,7 2,44 1 ,6 1,2 4,9 2,56 2 1,2 2,4 7,3 2,63 2 1,2 2,4 9,8 2,69 1 ,6 1,2 11,0 2,81 3 1,8 3,7 14,6 2,88 1 ,6 1,2 15,9 2,94 3 1,8 3,7 19,5 3,00 3 1,8 3,7 23,2 3,06 4 2,4 4,9 28,0 3,13 7 4,3 8,5 36,6 3,19 7 4,3 8,5 45,1 3,25 5 3,0 6,1 51,2 3,31 2 1,2 2,4 53,7 3,38 12 7,3 14,6 68,3 3,44 8 4,9 9,8 78,0 3,50 4 2,4 4,9 82,9 3,56 2 1,2 2,4 85,4 3,63 3 1,8 3,7 89,0 3,69 2 1,2 2,4 91,5 3,75 2 1,2 2,4 93,9 3,81 1 ,6 1,2 95,1 3,88 2 1,2 2,4 97,6 3,94 2 1,2 2,4 100,0 Total 82 50,0 100,0Missing
System 82 50,0
Total 164 100,0
Page 52
B. Uji Validitas dan Reliabilitas
Berdasarkan hasil uji validitas pada kuisisoner, dari
60 item terdapat 19 item tidak valid dan 41 item valid
sehingga jumlah item yang digunakan dalam penelitian
adalah 41 item. Validitas item-item tersebut terbukti
dari nilai r hitung lebih besar dari nilai r kritis
yaitu sebesar 0.3 untuk item yang valid.
Tabel 7 Uji Reliability Statisticsof Strategi PemasaranCronbach's Alpha N of Items
. 7252 60
Dari data diatas ternyata data bersifat reliable,
karena terlihat bahwa nilai koefisen alpha Cronbach
yang sebesar 0.7252 lebih besar dari 0,6
C. Uji Normalitas Kecerdasan Intrapersonal dan Minat
Wirausaha
Tabel 8. Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-WilkStatisti
c df Sig.Statisti
c df Sig.
Page 53
Kecerdasan Intrapersonal ,097 82 ,053 ,959 82 ,010
Minat Wirausaha ,098 82 ,052 ,980 82 ,234
a Lilliefors Significance Correction
Dari analisis di atas terlihat bahwa sig. Kecerdasan
Intrapersonal Sebesar 0,053 >= 0,05 dan Minat wirausaha
Sebesar 0,052 >= 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel bersifat normal
D. Uji Analisis Regresi
Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal terhadap Minat
Wirausaha
Tabel Model Regresi Pengaruh Variabel KecerdasanIntrapersonal terhadap Minat Wirausaha
Tabel 9. Model Summary(b)
Model R R SquareAdjustedR Square
Std. Errorof theEstimate
1 ,871(a) ,758 ,755 ,20024a Predictors: (Constant), Kecerdasan Intrapersonalb Dependent Variable: Minat Wirausaha
Page 54
Berdasarkan tabel summary di atas, nilai koefisien
korelasi R sebesar 0,871 atau korelasi antara ecerdasan
Intrapersonal terhadap Minat Wirausaha sangat kuat.
Koefisien determinasi (R square) sebesar 0,758 artinya
variabel kecerdasan intrapersonal mempengaruhi minat
wirausaha sebesar 0,785 (75,8%)
Tabel 10. Koefisien Pengaruh Variabel KecerdasanIntrapersonal terhadap Minat Wirausaha
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
CollinearityStatistics
BStd.Error Beta
Tolerance VIF
1 (Constant) ,157 ,195 ,804 ,424
Kecerdasan Intrapersonal
,986 ,062 ,871 15,843 ,000 1,000 1,000
a Dependent Variable: Minat Wirausaha
Berdasarkan tabel koefisien dapat dibentuk persamaan
regresi sebagai berikut :
Y = 0,157 + 0,986X
Berdasarkan model regresi tersebut diperoleh koefisien
regresi variabel kecerdasan intrapersonal sebesar 0,986
yang berarti bahwa setiap terjadi peningkatan
kecerdasan intrapersonal sebesar satu satuan maka akan
Page 55
menyebabkan peningkatan atau kenaikan minat wirausaha
sebesar 0,986. Secara umum menunjukan bahwa perubahan
kecerdasan intrapersonal ke arah positif akan diikuti
dengan peningkatan minat wirausaha.
Tabel 11. ANOVA Pengaruh Variabel KecerdasanIntrapersonal terhadap Minat Wirausaha
ANOVA(b)
Model Sum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
1 Regression 10,064 1 10,064 250,995 ,000(a)
Residual 3,208 80 ,040
Total 13,272 81a Predictors: (Constant), Kecerdasan Intrapersonalb Dependent Variable: Minat Wirausaha
Berdasarkan Tabel ANOVA, diperoleh nilai F sebesar
250,995 jadi telah dipenuhi ujiF.
E. Pembuktian pengaruh kecerdasan intrapersonal
terhadap minat wirausaha
H0 = 0 : Tidak ada hubungan antara kecerdasan
intrapersonal dengan minat wirausaha
H1 > 0 : Terdapat hubungan antara kecerdasan
intrapersonal dengan minat wirausaha
Page 56
Berdasarkan hasil penelitian yang termuat dalam
summary, nilai R sebesar 0,871 yang berarti bahwa
terdapat hubungan antara kecerdasan intrapersonal
dengan minat wirausaha
F. Besarnya pengaruh kecerdasan intrapersonal per-
indikator terhadap minat wirausaha
Untuk lebih jelasnya pengaruh kecerdasan intrapersonal
per-indikator terhadap minat wirausaha dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 12. Jumlah Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal perIndikatorNo Indikator Jumlah acuan
pengaruh1 Pengetahuan tentang diri secara
umum250
2 Pengharapan diri sendiri 274*3 Penilaian terhadap diri sendiri 2694 Perencanaan jangka panjang dan
pendek245
5 Penggunaan skala prioritasdalam melakukan kegiatan
242
6 Sikap asertif 226
Page 57
7 Sumber motivasi 270*8 Mengelola motivasi 2439 Pengelolaan pikiran 24310 Emosi 25411 Kesadaran nilai 26512 Pembuatan keputusan karir 26013 Ketekunan dalam bekerja 270*14 Hubungan sosialisasi 268
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa indikator
kecerdasan intrapersnonal secara umum memiliki pengaruh
yang tidak jauh berbeda terhadap minat wirausaha. Dari
14 indikator ada tiga indikator yang memiliki pengaruh
lebih besar yaitu pertama adalah pengharapan diri
sendiri dengan jumlah 274, kemudian kedua yaitu sumber
motivasi dan ketekunan dalam bekerja dengan jumlah 270.
Kesimpulan
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
kecerdasan intrapersonal terhadap minat wirausaha.
Page 58
2. Terdapat korelasi positif antara kecerdasan
intrapersonal terhadap minat wirausaha yang
ditunjukkan oleh koefisien korelasi ( R ) sebesar
0.871 (sangat tinggi)
3. Indikator kecerdasan intrapersonal yang memiliki
pengaruh paling besar pengaharapan diri sendiri dengan
jumlah 274
Page 59
Daftar Pustaka
Ahman, Eeng., dan Epi Indriani. 2007. Membina kompetensiekonomi. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Browning, Geil. 2010. Menyadap Ilmu Kesuksesan BaruEmergenetics. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Endang dan Resminingsih. 2010. Bahan dasar untuk pelayanankonseling. Jakarta: PT Gramedia WidiasaranaIndonesia.
Faisal, Amir., dan Zulfanah. 2008. Menyiapkan anak jadijuara. Jakarta: PT Elek Media Komputindo.
Gardner, Howard. 2004. Changing Minds (seni mengubah pikirankita dan orang lain). Penerjemah Luki Nugraha. Jakarta:PT Transmedia.
Gunawan, Adi. W. 2011. Born to be a genius (kunci mengangkatharta karun dalam diri anda). Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama.
Hisrich, Robert. D., dkk. 2008. EntrepreneurshipKewirausahaan edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.
Hoerr, Thomas. R. 2007. Multiple Intelligences. Penerjemah AryNilandari. Jakarta: PT Mizan Pustaka.
Istijanto Oei. 2010. Jurus-jurus sakti wirausaha. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Page 60
Jati Sutomo. 2007. Menjadi Entrepreneur Jepolan. Jakarta: Republika Penerbit.
Olivia, Femi. Mendampingi anak belajar. 2010. Jakarta: PTElek Media Komputindo.
Olivia, Femi., dan Lita Ariani. Inner Healing @ School.2010. Jakarta: PT Elek Media Komputindo.
Suhardi dkk. 2007. Kewirausahaan (membangun usaha suksessejak usia muda. Jakarta: Salemba empat Tim LiteraturMedia Sukses. 2009. Ekonomi SMA. Jakarta: PTGramedia Widiasarana Indonesia.
Tailor, M. 2000. Membuka Usaha Kecil. Yogyakarta: Kanisius.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R &F,. Bandung: Alfabeta.
Widjajanta, Bambang, dkk. 2007. Mengasah kemampuanekonomi. Bandung: Citra Praya.
Yuli Budiarti, E. 2013. MINAT Mahasiswa Menjadi Wirausaha.14, 1, hlm. 89-101.