LAPORAN PENELI,.IAN PEMBAKUAN NORMA TES KRAEPELIN SEBAGAI ALAT PENGUKUR KECEPATAN KERJA. KETELITIAN KERJA, KEAJEGAN KERJA. DAN KETAHANAN KERJA PADA SARJAN A MUDA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN SARJAN'\MUDA ILMU PENGETAHUAN EKSAKTA DAN ALAM Dl KOTAMADYA YOGYAKARTA Oleh : KOENTJORO RPUSTAKAAN UGM K K I r59.98 K oe -·- p1 c .. FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKAB.TA 1984
40
Embed
LAPORAN PENELI, - Gadjah Mada University NORMA TEST.pdf · laporan peneli,.ian pembakuan norma tes kraepelin sebagai alat pengukur kecepatan kerja. ketelitian kerja, keajegan kerja.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PENELI,.IAN
PEMBAKUAN NORMA TES KRAEPELIN SEBAGAI ALAT PENGUKUR KECEPATAN KERJA. KETELITIAN KERJA,
KEAJEGAN KERJA. DAN KETAHANAN KERJA PADA SARJANA MUDA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN SARJAN'\MUDA
ILMU PENGETAHUAN EKSAKTA DAN ALAM
Dl KOTAMADYA YOGYAKARTA
Oleh :
KOENTJORO
RPUSTAKAAN UGM
K K I r59.98 K oe
-·- p1 c ..
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKAB.TA
1984
- ,..
....... ,
LAPORAN PENELITIAN
~MBAKUAN NORMA TES KRAEPELIN SEBAGAI ALAT PENGUKUR
KECEPATAN KERJA, KETELITIAN KERJA, KEAJEGAN KERJA, DAN
KETAHANAN KERJA PADA SARJANA MUDA ILMU ~ETAHUAN SOSIAL . .
DAN SARJANA MUDA ILMU PENGETAHUAN EKSAKTA ~AN ALAM ~ ' ..
DI KOTAMADYA YOGYAKARTA ,.
OLEH: // K 0 E N T J 0 R 0
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Y 0 G Y A K A R T A 1984
P , L 1 - c. ti r 1.11 ~~trV
I
1
..
P R A K A T A
Segala puja dan puji kehadirat Allah yang Maha ...
Pengasih lagi Mah~ . Penyayang. Karena rahmat dan hidayah
Nya 1 ah maka penel i t.i an i ni . tel ah dapat ,di sel esai kan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk membakukan norma
tes Kraepelin sebagai alat pengukur kecepatan . , . ·_, kerja,
.. ketelitian kerja, keajegan kerja dan ketahan~n kerja pada
sarjana muda baik lulusan akademi ataupun • ·universitas
dari jurusan ilmu pengetahuan sosial maupun jurusan ilmu
eksakta dan alam di Kotamadya Yogyakarta. Dengan dibaku-
kannya norma tes Kraepelin ini diharapkan akan banyak
membantu di dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan seleksi dan penempatan kerja dalam berbagai bidang
lapangan pekerjaan.
Penelitian ini tidak mungkin terlaksana tanpa ban-
tuan pihak-pihak tertentu. Pada kesempatan ini peneliti
disertai hati yang tulus, menyampaikan terima kasih yang .
tidak terhingga kepada:
1. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada cq
Biro testing Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
yang telah berkenan menyediakan data.
2. Dra.Nuryati Atamimi Rasimin, yang telah memberi-
kan dorongan dan juga telah membantu menyediakan data.
3. Mbak Uk, Tessy, Wiwi, Didut yang telah memberi-
· kan dorongan, membantu membuatkan program dan membantu
i
lewat . "program Hasta Karya" nya.
4. Rekan-rekan dosen yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu yang telah membantu kelancaran penelitian
ini.
Kiranya penelitian ini dapat berguna kepada berba
gai pihak, untuk itu peneliti mengharapkan dengan sangat
kritik dan saran dalam rangka pengembangan diri penulis
dimasa mendatang.
Yogyakarta, Oktober 1984.
Drs. Koentjoro.
ii
D A F T A R
Prakata
Daftar Isi
Daftar Tabel
Intisari .......... .
BAB I
BAB II
BAB III
PENGANTAR
1. Permasalahan.
2. "Tinjauan Pustaka
CARA PENELITIAN
1.
2.
3.
Cara Pengumpulan Data
Alat dan Pengukuran
Analisis Data
HASIL PENELITIAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
I S I
i
iii
iv
vi
1
1
3
9
9
11
14
17
27
29
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1. Perinc:ian Subyek Penelitian I
10
2. Tabel 2. Komputasi t tes untuk masi_ng-
masing kelompok jurusan 17
3. Tabel 3. Anal isis t tes berdasar jenis
kelamin 18
4. Tabel 4. Anal isis t tes berdasarkan
jurusan IPA - IPS 19
5. Tabel 5. Tes kurve normal berdasarkan
jenis kelamin IPS 20
6. Tabel 6. Tes kurve normal berdasarkan
jurusan IPA - IPS 21
7. Tabel 7. Norma tes Kraepelin untuk
aspek KECEPATAN KERJA jurusan . ~ IPS PUTRI 22
8. Tabel 8. Norma tes Kraepelin aspek
KECEPATAN KERJA IPS PUTRA 22
9. Tabel IX Norma tes Kraepelin aspek
KECEPATAN KERJA IPA 23
10.Tabel X Norma tes Kraepelin aspek
KETELITIAN KERJA IPS PUTRA
PUTRI dan IPA 23
11. Tabel XI Norma tes Kraepelin aspek
KEAJEGAN KERJA berdasr RANGE
Kelompok IPS PUTRA. 24 . _.
~
iv
12.Tabel XII Norma tes Kraepelin aspek
KEAJEGAN KERJA berdasar RANGE
pada IPS PUTRI dan IPA.
13.Tabel XIII Norma tes Kraepelin aspek
14.Tabel XIV
15.Tabel XV
16.Tabel XVI
KEAJEGAN KERJA berdasar AVE
RAGE DEVIATION IPS PUTRA
- PUTRI dan IPA.
Norma tes Kraepelin aspek
KETAHANAN KERJA IPS PUTRA
Norma tes Kraepelin aspek
KETAHANAN Kerja IPS PUTRI
Norma tes Kraeplin aspek
KETAHANAN KERJA IPA
v
24
25
25
26
26 .
-.
I N T I S A R I
Tes Kraepelin adalah salah satu alat pengukuran
psikologis,yang sangat besar peranannya tertutama didalam
seleksi penempatan tenaga kerja. Sarjana Muda dari
akademi khususnya memang dicetak untuk bekerja, dalam
rangka seleksi penempatan pekerja tes kraepelin sering
sekali digunakan. Namun demikian norma tes Kraepelin
untuk golongan atau kelompok sarjana muda ini belum ada.
Oleh karen a kebutuhan
memandang perlu adanya
penelitian ini dilakukan.
yang kian mendesak penulis
norma, untuk itulah maka
Dari data sebanyak 563 sarjana muda yang pernah
mengikuti kegiatan tes di biro testing Fakultas Psikologi
UGM yang terkumpul sejak tahun 1982 - 1984, diambil 311
sarjana muda sebagai sampel pehelitian. 112 sarjana muda
berasal dari IPA dan 199 berasal dari IPS. Dari sejumlah
itu pada kelompok sarjana muda IPA kesemuanya adalah
Putra. Dari 199 sarjana muda 120 adalah putra dan 79
putri. Dari analisis uji t berdasarkan atas jenis
kelaminnya ternyata pada aspek Kecepatan Kerja, Keajegan
Kerja yang menggunakan Range dan Ketahanan kerja dijumpai
adanya perbedaan yang bermakna. Analisis uji t
berdasarkan latar belakang pendidikan ternyata hanya pada
aspek Kecepatan kerja saja yang t~rnyata mempunyai
perbedaan yang bermakna.
vi
Uji kurve normal menunjukkan hasil yang bermakna
pada aspek Ketelitian Kerja. Hal ini terjadi bila kita
menguji berdasarkan atas jenis kelamin. Namun bila kita
menguji berdasarkan jurusan ternyata aspek ketelitian
kerja dan Keajegan Kerja yang menggunakan Range ternyata
juga menunjukkan hasil yang bermakna. Sehingga bagi yang
bermakna pembuatan norma didasarkan atas persentil,
sedang bila tidak bermakna menggunakan Mean dan Standard
Deviation. 5 Kategori yang dipilih dalam pembakuan norma
adalah Baik Sekali, Baik, Sedang, Kurang, Kurang Sekali.
vii
BAB I
P E N G A N T A R
1. Permasalahan
Pembangunan yang semakin giat dilaksanakan di Indo-
nesia seperti sekarang ini, menuntut adanya efisiensi
kerja diseluruh bagian.
Efisiensi kerja yang dimaksud adalah efisiensi
yang berupa penempatan tenaga manusia sebagai tenaga
kerja yang tepat yang sesuai dengan bakat dan
' kemampuannya. Dengan adanya penempatan yang tepat •hal ini
berarti pula penghematan beaya, tenaga dan waktu telah
dapat dilakukan.
Kesesuaian antara t~naga dan pekerjaan dapat
dicapai bila dapat dilakukan pengukuran yang obyektif
terhadap kemampuan-kemampuan yang ada pada seseorang
tenaga kerja.
Pengukuran kemampuan tersebut dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain yang sering digunakan
adalah dengan menggunakan tes yang oleh orang awam sering
disebut sebagai psikotest.
Di dalam kegiatan-kegiatan seleksi, konseling,
penempatan, pendidikan, klinis penggunaan tes sudah
merupakan kegiatan yang sangat me luas dalam rangka
menanggulangi masalah-masalah psikologi, terutama di
1
negara~negara yang sudah maju. Kegiatan ini pada akhir~
akhir ini nampaknya sudah merupakan salah satu kebutuhan
bagi masyarakat, hal ini nampak dari meningkatnya
permintaan jasa psikologi yang oleh ~asyarakat awam
dikenal sebagai psikotes.
Namun demikian para sarjana Psikologi merasakan
adanya satu permasalahan yang cukup besar dan harus
mereka hadapi. Persoalannya adalah disebabkan karena
kurangnya alat-alat tes yang bisa digunakan sesuai dengan
situasi dan kondisi di Indonesia. Banyak sudah para
sarjana Psikologi Indonesia membuat alat untuk memenuhi
kebutuhan di atas, bahkan banyak pula yang berusaha
mengadakan adaptasi alat tes yang berasal dari luar , Indo-
nesia untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi
nesia.
Indo-
Pada intinya perkembangan tes Psikologi di Indonesia
akan sangat tergantung kepada kemampuan kita di dalam
mengatasi sebab-sebab terjadinya kekurangan-kekurangan di
dalam masalah alat tes psikologi ini.
Salah satu langkah yang paling tidak harus kita lakukan
adalah kita harus mengisi kekurangan persediaan tes
psikologi ini, sehingga permintaan y ang bermacam-macam
dari masyarakat kepada kita, dapat kita layani dengan
sebaik-baiknya.
Untuk mengatasi masalah tersebut di atas, maka
langkah standardisasi terhadap alat tes yang berasal dari
negara di luar Indo nes ia adalah merupakan langkah yang
2
bermanfaat. Pembakuan norma tes Kraepelin pada para
sarjana muda baik dari jurusan sosial ataupun jurusan
eksakta adalah merupakan salah satu langkah untuk menuju
ke arah itu.
Mengingat belum adanya norma tes untuk gotongan
sarjana muda ini, sementara mereka yang dari akademi,
para lulusannya diharapkan bisa langsung bekerja sebagai
tenaga ahli tingkat menengah. Maka suatu pembakuan norma
tes sebagai alat pengukur kecepata n kerja, ketelitian
kerja, keajegan kerja dan ketaha nan kerja adalah
merupakan suatu langkah yang positif dan diharapkan.
2. Tinjauan Pustaka.
Di depan telah disebutkan bahwa pengukuran
kemampuan da pat dilakukan dengan menggunakan tes. Untuk
mendapatkan gambaran yang jelas apa itu tes, maka
beberapa definisi yang diberikan oleh para ahli, akan
diketengahkan dengan maksud untuk memberikan gambaran
yang lebih jelas •
• a. Lee J. Cronbach
II A test is a systematic procedure for comparing the
behavior of two or more persons" <4>.
b. Florence R. Goodenough
II Tes diberikan kepada seorang individu atau sekelompok
individu dengan maksud untuk menentukan kecakapan atau
membandingka n kecakapan mereka satu sama lain 11• <7>. :
3
Anne Anastasi menyatakan
c. Anne Anastasi 11 A psychological test is essentially an objective and
standardized measure of a sample of behavior 11 .1)
d. Sukarti (15> dari penelitiannya menyarankan agar
suatu tes dapat memenuhi fungsinya, ma ka t~s itu h a rus
mempunyai beberapa syarat yang penting, yaitu valid,
reliabel dan terstandardisasikan.
Usaha pengembangan tes sebagai alat pengukur di
Indonesia ini dapat dilakukan melalui dua cara (15) yaitu
1. Membuat atau menciptakan tes psikologis yang
memenuhi syarat. Apabila ini diberlakukan maka akan
memerlukan waktu yang cukup lama.
2. Menggunakan tes yang telah ada dan distandFrdtsa-
sikan di negara lain dengan pengertian bahwa tes itu
harus disesuaikan dengan kondisi dan distandardisasikah
di Indonesia.
Penelitian ini dimaksudkan sebagai 5alah satu
upaya seperti yang dimaksudkan dalam nomor dua di atas,
yaitu membuat standardisasi, cara penilaian serta mencari
norma tes kraepelin untuk mereka yang berijazah sarjana
mud a.
Hal i ni sesuai apa yang di katakan Anne Anastas-i
(1) yang menyatakan bahwa: II Standardization implies
uniformity of procedure in a administering and scoring
the test ".
Seorang psikiater Jerman, Emile Kr'aepelin, sete~ ah
berkali-kali mengadakan penelitian akhirnya ia dapat j
menciptakan alat tes yang mampu mengungkap 4 macam aspek
4
kemampu~n yang ada pada diri seseorang, yaitu: aspek
kecepatan kerja, ketelitian kerja, keajegan kerja dan
ketahanan kerja. Tes ini kemudian dikenal sebagai tes
Kraepel in ( 1). Pada dasarnya tes ini dibuat berdasarkan j
hasil tes obyektif yang kemudian diinterpretasikan berda-
sarkan aspek-aspek bakat yang terkandung di dalamnya (9)
Sedangkan hasil tes Kraepelin ini sangat dipengaruhi oleh
faktor "sensory-perception" dan "motor-response" (6).
Dari berbagai penelitian diketemukan bahwa jenis
pendidikan yang berbeda ternyata didapatkan hasil yang
berbeda pula pada kesemua aspeknya (10,11,12> Sehingga
untuk mengadakan pembakuan norma tes Kraepelin ini, khu-
susnya untuk tingkat pendidikan sarjana muda dirasakan
sangat perlu sebab selama ini memang belum pernah ada.
Spearman berpendapat bahwa aspek-aspek yang diungkap
di dalam tes Kraepelin ini dianggapa sebagai pernya taan
dari energi mentalnya, yang mengukur optimum yang telah
dicapai individu untuk dirinya dalam keadaan fungsi men-
tal yang normal <14>. Dalam pelaksanaan tesnya,tes Kraepelin yang terdiri
dari angka-angka satua yang bergerak dari 1 sampai 9,
harus dijumlahkan untuk tiap dua angka yang terdekat,
dengan menuliskan jumlah yang sebenarnya. Dari penjumlah-
an dua angka yang terdekat ini akan diperoleh angka-angka
baru yang kemudian dievaluasi sebagai hasil tes.
Thurstone mengatakan bahwa aitem-aitem di dalam tes
Kraepelin ini mengandung "factors prfmary mental abil-
i ties number", di mana di dal amnya ter·dapat kec:akapan
5
untuk rnenghitung "simple arithmatic" dengan cepat dan
teliti (6). Berdasarkan atas tinjauan mental ini maka
Guilford (8) sependapat dengan Thurstone dan mengatakan
bahwa aitem-aitem dai dalam tes Kraepelin ini bila ditin
jau dari fungsi mental dalam mengerjakan tes ini, maka
akan tergolong di dalam faktor-faktor "convergent-think
ing" dan jika dipandang dari isi aitemnya maka akan
tergolong faktor-faktor simbolik atau "numerical-facili
ty", yaitu suatu k~cakapan di dalam menggunakan angka
angka dengan cepat dan teliti (6).
Di Indonesia tes Kraepelin ini telah lama digunakan,
terutama dalam rangka seleksi dan penempatan kerja pada
perusahaan dan ABRI. Bentuk dan ukuran tes yang diguqakan
di Indonesia telah banyak mengalami perubahan dari bentuk
aslinya, dengan salah satu pertimbangan praktis dalam
penggunaannya namun demikian prinsip-prinsip dasar tes
ini masih senantiasa tetap dipertahankan sesuai dengan
keadaan aslinya.
Validitas tes Kraepelin ini telah pula diteliti oleh
Arief Wangsa pada tahun 1965, dengan menggunakan subyek
karyawan di beberapa perusahaan di Yogyakarta dengan
hasil yang cukup tinggi dan meyakinkan untuk validitas ke
empat aspek yang diungkap oleh tes ini <2>. Darochim
Effendi melalui penelitiannya pada para karya wan di Per
usahaan Kertas Negara Blabak Magelang, mendukung peneli
tian Arief Wangsa dimana dalam kesimpulan p e nelitiannya
dikatakan bahwa ada korelasi yang positif dan meyakinkan
6
antara hasil tes kraepelin dengan prestasi kerja karyawan
di Perusahaan Kertas Negara Blabak Magelang (5).
Tentang reliabilitasnya tes Kraepelin ini ternyata
mempunyai taraf reliabilitas yang cukup tinggi pula. Hal
ini dibuktikan oleh penelitian Tukul Santosa pada tahun
1967 yang dikenakan pada para karyawan PN Blabak Magelang
(17) demikian pula penelitian tentang standardisasi
norma tes Kraepelin ini pernah beberapa kali dilakukan,
yaitu oleh Marcham Darokah (13) yang menyusun norma
tes Kraepelin khusus untuk para siswa sekolah menengah
atas di Yogyakarta pada tahun 1967; Sukarti dan kawan
kawan (15) membuat standardisai norma tes Kraepelin menu
rut kelompok umur yang dimulai dari umur 15 tahun dan
dilakukan di Yogyakarta pada tahun 1975; Nuryati Atamimi
telah tiga kali membuat standardisasi norma tes Kraepelin
ini dengan sample yang berbeda dari jurusan dan tingkat
pendidikannya. Misalnya Norma tes Kraepelin khusus untuk
para siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan STM dan SMEA
yang dilakukan pada tahun 1980- 1981, norma tes Kraepe
lin untuk para sarjana lulusan jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosi&l dan jurusan Ilmu Pengetahuan Eksakta dan Alam yang
dibuat pada tahun 1981 -1982 dan pembuatan norma tes
Kraeplin yang terakhir ia buat adalah norma tes Kraepelin
untuk para lulusan SMA jurusan Ilmu Pengetahuan Alam
dengan jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial di Yogyakarta yang
ia buat pada tahun 1982 -1983 (10,11,12>.
Mengingat dari jumlah penelitian dan judul
penelitian di atas belum ada yang meneliti norma tes
7
Kraepelin untuk para sarjana muda dari jurusan manapun,
sedang kebutuhan akan tenaga kerja yang berpendidikan
sarjana muda kian hari kian meningkat dan norma
pengukuran terhadap tes Kraepelinpun belum ada maka
penelitian ini diselenggarakan.
8
BAB II
CARA PENELITIAN
1. Cara Pengumpulan Data
Subyek di dalam penelitian ini adalah para sarjana
muda dari berbagai akademi, perguruan tinggi ataupun
universitas dari jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial maupun
dari jurusan Ilmu Pengetahuan Eksakta dan Alam, yang
mengikuti seleksi dan penempatan kerja dari beberapa
perusahaan di Seluruh Indonesia pada Biro Testing
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Dari data yang masuk sejumlah 563, kemudian diambil 311
sebagai sampel penelitian dan dipilih berdasarkan random.
Adapun data yang masuk tersebut mulai dikumpulkan sejak
awal tahun 1982 sampai dengan bulan Agustus 1984. Pangkal
tolak subyek penelitian adalah para sarjana muda baru
<para sarjana muda yang baru saja lulus> dan belum
mempunyai pengalaman kerja, sehingga dapat diharapkan
pengalaman praktis yang diperkirakan dapat mengotori
hasil penelitian ini dapat dikendalikan untuk tidak turut
mempengaruhi hasil tes. Mengingat bahwa jumlah sampel
penelitian yang berasal dari jenis kelamin perempuan
untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Eksakta dan Alam hanya
berjumlah 3 orang, maka dengan terpaksa sampel tersebut
kemudian di drop sehingga norma tes KraeP.elin untuk Sar-
9
-.
jana muda jurusan Ilmu Pengetahuan Eksakta dan Alam tidak
dihitung perbedaan jenis kelamin laki-laki dan
perempuannya. Adapun mengenai subyek penelitian dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1
Perincian Subyek Penelitian
IKelompok ilmu Lulusan dari Jenis Kelamin IJumlah ---------------:
I Pengetahuan Pria I Wanital -------------- ----------------- -------1-------l-------