Top Banner
TINJAUAN TEORITIS A. Landasan Teoritis Penyakit 1. Definisi Tuberkulosis tulang adalah suatu proses peradangan kronik dan destruktif yang disebabkan basil tuberkulosa yang menyebar secara hematogen dari focus jauh, dan hampir selalu berasal dari paru-paru. Penyebaran basil ini dapat terjadi pada waktu infeksi primer atau pasca primer. Tuberculosis dapat menyebar dari daerah tersebut ke daerah diskus intervertebralis. Pada dewasa, penyakit pada piringan merupakan sekunder terhadap infeksi yang berasal dari badan vertebra. Sedangkan pada anak – anak, karena diskus masih mendapatkan vaskularisasi, maka masih dapat menjadi tempat primer. Tuberkulosis tulang belakang merupakan kejadian yang paling umum dari tuberculosis tulang & itu terjadi sekitar 50% dari semua kasus tuberkuosis tulang hampir 88% tentang kasus infeksi atau peradangan tulang belakang yang kronis adalah tuberculous asal (kemp et.al 1973). Area predileksi yang utama adalah Tulang belakang, Pinggul, Lutut, Kaki, Siku, Tangan, dan Bahu. Rahang 1
44

LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

Apr 11, 2016

Download

Documents

DiRsyaYudiaSari

LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

TINJAUAN TEORITIS

A. Landasan Teoritis Penyakit

1. Definisi

Tuberkulosis tulang adalah suatu proses peradangan kronik dan destruktif

yang disebabkan basil tuberkulosa yang menyebar secara hematogen dari focus jauh,

dan hampir selalu berasal dari paru-paru. Penyebaran basil ini dapat terjadi pada

waktu infeksi primer atau pasca primer.

Tuberculosis dapat menyebar dari daerah tersebut ke daerah diskus

intervertebralis. Pada dewasa, penyakit pada piringan merupakan sekunder terhadap

infeksi yang berasal dari badan vertebra. Sedangkan pada anak – anak, karena diskus

masih mendapatkan vaskularisasi, maka masih dapat menjadi tempat primer.

Tuberkulosis tulang belakang merupakan kejadian yang paling umum dari

tuberculosis tulang & itu terjadi sekitar 50% dari semua kasus tuberkuosis tulang

hampir 88% tentang kasus infeksi atau peradangan tulang belakang yang kronis

adalah tuberculous asal (kemp et.al 1973). Area predileksi yang utama adalah Tulang

belakang, Pinggul, Lutut, Kaki, Siku, Tangan, dan Bahu. Rahang bawah (mandibula)

dan sendi temperomandibular adalah daerah yang paling sedikit kejadiannya.

Anatomi Fisiologi Organ

1. Muskuler/Otot

1.1 Otot

Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi.Terdapat

lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otottersebut

dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagiankecil ada

yang melekat di bawah permukaan kulit

1

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

Fungsi sistem muskuler/otot:

-Pergerakan

Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak

dalam bagian organ internal tubuh.

-Penopang tubuh dan mempertahankan postur.

 Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat

duduk terhadap gaya gravitasi.

-Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk

mepertahankan suhu tubuh normal.

Ciri-ciri sistem muskuler/otot:

-Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan

menegang, yang dapat atau tidak melibatkan

pemendekan otot.

-Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons

dengan kuat jika distimulasi olehimpuls saraf.

-Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki

kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot saat rileks.

-Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau

meregang

 

Kerja Otot

- Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan)

- Supinasi(menengadah) >< Pronasi (tertelungkup)

- Defresor(menurunkan) >< Lepator (menaikkan)

- Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan)

- Dilatator(melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan)

- Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh)

2

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

1.2 Tendon

 Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yangterbuat dari fibrous

protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan

otot. Gambar.2 Tendon

1.3 Ligamen

Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan jaringan elastis

penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang dengan tulang

yang diikat oleh sendi.

 Beberapa tipe ligamen :

-Ligamen Tipis Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligament

kolateral yang ada di siku dan lutut. Ligamen ini memungkinkan terjadinya

pergerakan

 

-Ligamen jaringan elastik kuning. Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan

yang membungkus dan memperkuat sendi, seperti pada tulang bahu dengan tulang

lengan atas. Gambar.3 Ligamen

2. Skeletal

2.1 Tulang/ Rangka

Skeletal disebut juga sistem rangka, yang

tersusun atas tulang-tulang. Tubuhkita

memiliki 206 tulang yang membentuk rangka.

Bagian terpenting adalah tulang belakang.

Fungsi Sistem Skeletal :

1.Memproteksi organ-organ internal dari

trauma mekanis

2.Membentuk kerangka yang yang berfungsi

untuk menyangga tubuh dan otot-otot yang.

3

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

3.Melekat pada tulang

4.Berisi dan melindungi sum-sum tulang merah yang merupakan salah satu jaringan

pembentuk darah.

5.Merupakan tempat penyimpanan bagimineral seperti calcium daridalam

darahmisalnya

6.Hemopoesis

Struktur Tulang

Tulang terdiri dari sel hidup yang tersebar diantara material tidak

hidup(matriks).

Matriks tersusun atas osteoblas (sel pembentuk tulang).

Osteoblas membuat dan mensekresi protein kolagen dan garam mineral.

Jika pembentukan tulang baru dibutuhkan, osteoblas baru akan dibentuk.

Jika tulang telah dibentuk, osteoblas akan berubah menjadi osteosit (sel

tulangdewasa).

Sel tulang yang telah mati akan dirusak oleh osteoklas (sel perusakan tulang).

Klasifikasi Tulang berdasarkan penyusunnya

1. Tulang Kompak 

a. Padat, halus dan homogeny

b.Pada bagian tengah terdapat medullary cavity yang mengandung ’yellow bone

marrow”

c. Tersusun atas unit : Osteon Haversian System

d. Pada pusat osteon mengandung saluran (Haversian Kanal) tempat pembuluh darah

dan saraf yang dikelilingi oleh lapisan konsentrik (lamellae).

e. Tulang kompak dan spongiosa dikelilingi oleh membran tipis yang disebut

periosteur, membran ini mengandung:

Bagian luar percabangan pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang

Osteoblas

4

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

2. Tulang Spongiosa

a.Tersusun atas ”honeycomb” network yang disebut trabekula

b.Struktur tersebut menyebabkan tulang dapat menahan tekanan 

c.Rongga antara trebakula terisi ”red bone marrow” yang mengandung

pembuluh darah yang memberi nutrisi pada tulang.

d. Contoh, tulang pelvis, rusuk,tulang belakang, tengkorak dan pada ujungtulang

lengan dan paha.

Klasifikasi Tulang berdasarkan Bentuknya

1.Tulang panjang, contoh: humerus, femur, radius, ulna

2.Tulang pendek, contoh: tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki

3.Tulang pipih, contoh: tulang tengkorak kepala, tulang rusuk dan sternum

4.Tulang tidak beraturan: contoh: vertebra, tulang muka, pelvis

2.2 Sendi

Persendian adalah hubungan antar dua tulang sedemikian rupa, sehinggadimaksudkan

untuk memudahkan terjadinya gerakan.

1. Synarthrosis (suture)Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat digerakkan,

strukturnya terdiri atas fibrosa. Contoh: Hubungan antara tulang di tengkorak

2. Amphiarthrosis Hubungan antara dua tulang yang sedikit dapat digerakkan,

strukturnya adalah kartilago. Contoh: Tulang belakang

3. DiarthrosisHubungan antara dua tulang yang memungkinkan pergerakan, yang

terdiri daristruktur sinovial. Contoh: sendi peluru (tangan dengan bahu), sendi

engsel(siku), sendi putar (kepala dan leher), dan sendi pelana (jempol/ibu jari)

2. Etiologi

5

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

Tuberkulosis tulang belakang merupakan infeksi sekunder dari tuberkulosis di

tempat lain di tubuh, 90-95% disebabkan oleh mikobakterium tuberkulosis tipik (2/3

dari tipe human dan 1/3 dari tipe bovin) dan 5-10% oleh mikobakterium tuberkulosa

atipik. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap

asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam

(BTA). Kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan

hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman

ini dapat dorman, tertidur lama selama beberapa tahun.

Faktor resiko

Endemic tuberculosis

Kondisi sosio-ekonomi yang kurang

Infeksi HIV

Tempat tinggal yang padat

Malnutrisi

Alkoholisme

Penggunaan obat – obatan kortikosteroid

Diabetes mellitus

Gelandangan

3. Manifestasi Klinis

Pada Arthritis Tuberkulosa berlangsung lambat, kronik dan biasanya hanya

mengenai 1 sendi, keluhan biasanya ringan dan makin lama makin berat disertai

perasaan lelah pada sore dan malam hari, subfebris, penurunan berat badan. Keluhan

yang lebih berat seperti panas tinggi, malaise, keringat malam, anoreksia biasanya

bersamaan dengan tuberculosis milier.

6

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

Pada sendi, mula-mula jarang timbul gambaran yang khas seperti pada

arthritis yang lainnya. Tanda awal berupa bengkak, nyeri dan keterbatasan lingkup

gerak sendi. Kulit diatas daerah yang terkena teraba panas, kadang-kadang malah

dingin, berwarna merah kebiruan. Bisa terjadi sendi berada dalam kedudukan fleksi

berkelanjutan dan mungkin disertai tenosinovitis.

Bila pinggul yang terkena, maka terjadi kelemahan tungkai dengan sedikit

rasa tidak enak. Dalam keadan yang lanjut dan berat, pasien sukar menggerakkan dan

mengangkat tungkai pada sendi pinggul yang terkena, disertai rasa sakit yang sangat

mengganggu disekitar paha dan daerah pinggul tersebut.

Tuberkulosis vertebra (penyakit pott) biasanya terjadi didaerah thoracolumbal.

Penyakit pott merupakan 50% dari seluruh kasus tuberculosis tulang dan sendi. Pada

mulanya seluruh kasus Tuberculosis tulang dan sendi. Pada mulanya proses tejadi di

bagian depan discus intervertebra, menyebabkan penyempitan ruang discus, memberi

keluhan nyeri punggung yang menahun, kemudian disertai munculnya kifosis runcing

akibat remuknya korpus vertebra yang terkena yang disebut gibbus. Gangguan

neurologis terjadi karena terkenanya spinal cord atau adanya meningitis.

4. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik

Pemeriksaan Laboratorium

Peningkatan LED dan mungkin disertai dengan leukositosis

uji mantoux positif

pada pemeriksaan biakan kuman mungkin ditemukan mikrobakterium

biopsi jaringan granulasi atau kelenjar limfe regional

pemeriksaan histopatologis dapat ditemukan tuberkel

Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan radilogik pada penyakit tuberculosis dapat dilakukan foto toraks

PA, lateral, fluoroskopi) masih mempunyai nilai diagnostik yang tinggi, ini dilakukan

7

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

pada pasien yang dicurugai adanya infeksi TB paru. Untuk menegakkan diagnosis

pada penyakit TB tulang dapat dilakukan foto polos tulang dan CT-Scan tulang.

Pemeriksaan Penunjang Untuk Tbc Tulang Belakang

Pemeriksaan CT scan

CT scan menggambarkan luasnya infeksi secara lebih akurat dan mendeteksi

lesi lebih dini dibandingkan foto polos. Lesi terlihat osteolitik iregular, bermula pada

korpus dan kemudian menyebar sehingga vertebra kolaps dan terjadi herniasi diskus

ke dalam vertebra yang hancur.

CT scan dapat memberi gambaran tulang secara lebih detail dari lesi

irreguler, skelerosis, kolaps diskus dan gangguan sirkumferensi tulang.

Mendeteksi lebih awal serta lebih efektif umtuk menegaskan bentuk

dan

kalsifikasi dari abses jaringan lunak. Terlihat destruksi litik pada

vertebra dengan abses soft-tissue

Pemeriksaan MRI

Kelebihan MRI adalah kemampuannya dalam proyeksi multiplanar dan dalam

spesifitas terutama jaringan lunak yang dapat ditampilkan lebih baik sehingga dapat

mendeteksi lesi lebih awal dan lebih menyeluruh.

MRI menggambarkan perluasan infeksi paling baik dan dapat memperlihatkan

penyebaran granuloma tuberkulosis di bawah ligamentum longitudinal anterior dan

posterior. MRI dapat membedakan jaringan patologis yang mengakibatkan penekanan

pada struktur neurologis. Hal ini penting karena intervensi bedah dibutuhkan pada

defisit neurologis yang disebabkan penekanan oleh deformitas tulang berupa kifosis

atau oleh konstriksi akibat fibrosis di sekeliling kanalis neuralis.

8

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

klasifikasi tuberkulosis vertebra torakal berdasarkan ekstensi lesi yang terlihat

pada MRI untuk perencanaan strategi pembedahan.

Mengevaluasi infeksi diskus intervertebrata dan osteomielitis tulang

belakang.

Menunjukkan adanya penekanan saraf.

Dilaporkan 25 % dari pasien mereka memperlihatkan gambaran proses infeksi

pada CT-Scan dan MRI yang lebih luas dibandingkan dengan yang terlihat dengan

foto polos. CT-Scan efektif mendeteksi kalsifikasi pada abses jaringan lunak . Selain

itu CT-Scan dapat digunakan untuk memandu prosedur biopsi.

Bakteriologis

Kultur kuman tuberkulosis merupakan baku emas dalam diagnosis. Tantangan

yang dihadapi saat ini adalah bagaimana mengonfirmasi diagnosis klinis dan

radiologis secara mikrobakteriologis. Pemeriksaan mikroskopis dengan pulasan

Ziehl-Nielsen membutuhkan 104 basil per mililiter spesimen, sedangkan kultur

membutuhkan 103 basil per mililiter spesimen.

Histopatologis

Infeksi tuberkulosis pada jaringan akan menginduksi reaksi radang

granulomatosis dan nekrosis yang cukup karakteristik sehingga dapat membantu

penegakan diagnosis. Ditemukannya tuberkel yang dibentuk oleh sel epiteloid, giant

cell dan limfosit disertai nekrosis perkejuan di sentral memberikan nilai diagnostik

paling tinggi dibandingkan temuan histopatologis lainnnya. Gambaran histopatologis

berupa tuberkel saja harus dihubungkan dengan penemuan klinis dan radiologis.

5. Penatalaksanaan

9

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

Tujuan dari pengobatan tuberculosis adalah untuk menyembuhkan penderita,

mencegah kematian, mencegah kekambuhan dan menurunkan tingkat penularan.

Jenis dan Dosis OAT

Isoniasid ( H )

Dikenal dengan INH, bersifat bacterisida, dapat membunuh 90% populasi kuman

dalam beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini sangat efektif terhadap kuman

dalam keadaan metabolic aktif, yaitu kuman yang sedang berkembang. Dosis harian

yang dianjurkan 5 mg/kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali

seminggu dengan dosis 10 mg/ kg BB.

Rifampisin

Bersifat bakterisida, dapat membunuh kuman semi-dormant yang tidak dapat

dibunuh oleh isoniasid. Dosis 10 mg/kg BB diberikan sama untuk pengobatan harian

maupun intermiten 3 kali seminggu.

Pirazinamid

Bersifat bakterisida, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan

suasana asam. Dosis harian yang dianjurkan 25 mg/kg BB, sedangkan untuk

pengobatan intermiten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 35 mg/kg BB.

Streptomisin

10

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

Bersifat bakterisida, dosis yang dianjurkan 15 mg/kg BB sedangkan untuk

pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis yang sama. Penderita yang

berumur sampai 60 tahun dosisnya 0,75 gr/hari, sedangkan untuk berumur 60 tahun

atau lebih diberikan 0,50 gr/hari.

Etambutol

Bersifat sebagai bakteriostatik. Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kg BB

sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis 30 mg/kg

BB.

Prinsip pengobatan

Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi

langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap semua OAT. Sedangkan

ditahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka

waktu yang lebih lama. Tahap lanjut ini penting untuk membunuh kuman persistent

sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.

Penatalaksanaan Medis

Pada prinsipnya pengobatan tuberkulosis tulang belakang harus dilakukan

sesegera mungkin untuk menghentikan progresivitas penyakit serta mencegah

paraplegia.

Pengobatan terdiri atas :

1. Terapi konservatif berupa:

Tirah baring (bed rest)

Memberi korset yang mencegah gerakan vertebra /membatasi gerak

vertebra

Memperbaiki keadaan umum penderita

11

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

Pengobatan antituberkulosa

Kriteria penghentian pengobatan yaitu apabila keadaan umum penderita

bertambah baik, laju endap darah menurun dan menetap, gejala-gejala klinis berupa

nyeri dan spasme berkurang serta gambaran radiologik ditemukan adanya union pada

vertebra.

2. Terapi operatif

Indikasi operasi yaitu:

Adanya abses yang besar sehingga diperlukan drainase abses secara terbuka

dan sekaligus debrideman serta bone graft.

Pada pemeriksaan radiologis baik dengan foto polos, mielografi ataupun

pemeriksaan CT dan MRI ditemukan adanya penekanan langsung pada

medulla spinalis.

Bila dengan terapi konservatif tidak terjadi perbaikan paraplegia atau malah

semakin berat. Biasanya tiga minggu sebelum tindakan operasi dilakukan,

setiap spondilitis tuberkulosa diberikan obat tuberkulostatik.

Walaupun pengobatan kemoterapi merupakan pengobatan utama bagi penderita

tuberkulosis tulang belakang, namun tindakan operatif masih memegang peranan

penting dalam beberapa hal, yaitu bila terdapat cold abses (abses dingin), lesi

tuberkulosa, paraplegia dan kifosis :

Abses Dingin (Cold Abses)

Cold abses yang kecil tidak memerlukan tindakan operatif oleh karena dapat

terjadi resorbsi spontan dengan pemberian tuberkulostatik. Pada abses yang besar

dilakukan drainase bedah. Ada tiga cara menghilangkan lesi tuberkulosa, yaitu:

12

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

a. Debrideman fokal

b. Kosto-transveresektomi

c. Debrideman fokal radikal yang disertai bone graft di bagian depan.

Paraplegia

Penanganan yang dapat dilakukan pada paraplegia, yaitu:

a. Pengobatan dengan kemoterapi semata-mata

b. Laminektomi

c. Kosto-transveresektomi

d. Operasi radikal

e. Osteotomi pada tulang baji secara tertutup dari belakang

Operasi kifosis

Operasi kifosis dilakukan bila terjadi deformitas yang hebat,. Kifosis

mempunyai tendensi untuk bertambah berat terutama pada anak-anak. Tindakan

operatif dapat berupa fusi posterior atau melalui operasi radikal.

Operasi PSSW

Operasi PSSW adalah operasi fraktur tulang belakang dan pengobatan tbc

tulang belakang yang disebut total treatment (1989). Metode ini mengobati tbc tulang

belakang berdasarkan masalah dan bukan hanya sebagai infeksi tbc yang dapat

dilakukan oleh semua dokter. Tujuannya, penyembuhan TBC tulang belakang dengan

tulang belakang yang stabil, tidak ada rasa nyeri, tanpa deformitas yang menyolok

dan dengan kembalinya fungsi tulang belakang, penderita dapat kembali ke dalam

masyarakat, kembali pada pekerjaan dan keluarganya.

6. Komplikasi

13

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

Komplikasi yang paling serius adalah Pott’s paraplegia yang apabila muncul

pada stadium awal disebabkan tekanan ekstradural oleh pus maupun sequester, atau

invasi jaringan granulasi pada medula spinalis dan bila muncul pada stadium lanjut

disebabkan oleh terbentuknya fibrosis dari jaringan granulasi atau perlekatan tulang

(ankilosing) di atas kanalis spinalis.

Mielografi dan MRI sangatlah bermanfaat untuk membedakan penyebab

paraplegi ini. Paraplegi yang disebabkan oleh tekanan ekstradural oleh pus ataupun

sequester membutuhkan tindakan operatif dengan cara dekompresi medulla spinalis

dan saraf.

Komplikasi lain yang mungkin terjadi adalah ruptur dari abses paravertebra

torakal ke dalam pleura sehingga menyebabkan empiema tuberkulosis, sedangkan

pada vertebra lumbal maka nanah akan turun ke otot iliopsoas membentuk psoas

abses yang merupakan cold abscess

7. WOC

14

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

B. Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan :

1. Pengkajian

1) Identitas klien dan penanggung jawab

a) Identitas klien

Identitas klien terdiri dari : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,

pekerjaan, alamat, diagnosa medis, tanggal masuk rumah sakit, tanggal

pengkajian.

b) Penanggung jawab

Identitas penanggung jawab terdiri dari : nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.

2) Riwayat Kesehatan Klien.

a) Alasan Masuk Perawatan

Menggambarkan tentang hal-hal yang menjadikan pasien dibawa ke Rumah

Sakit dan dirawat.

b) Keluhan Utama

Keluhan utama ini diambil dari data subjektif atau objektif yang paling

menonjol yang dialami oleh klien.

c) Riwayat Kesehatan Sekarang

Riwayat kesehatan sekarang adalah pengembangan dari keluhan utama dan

data yang menyertai menggunakan pendekatan PQRST (Priharjo, 1996 : 10)

d) Riwayat Kesehatan Masa Lalu

15

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

Pada kesehatan masa lalu ini dikaji tentang faktor resiko penyebab masalah

kesehatan sekarang serta jenis penyakit dan kesehatan masa lalu.

e) Riwayat Kesehatan Keluarga

Pada riwayat kesehatan keluarga ini dikaji tentang penyakit yang menular atau

penyakit menurun yang ada dalam keluarga.

3) Pemeriksaan fisik

a. Dada

Paru

I Amati kesimetrisan dada ka.ki, amati adanya retraksi interkosta, amati

gerakkan paru. Amati klavikula dan scapula simetris atau tidak

P rasakkan apakah sama paru ki.ka. 

Pe (bunyi paru normal : sonor seluruh lapang paru, batas paru hepar dan

jantung: redup). Jika ada edema paru dan efusi plura suara meredup.

A Gunakan diafragma stetoskop untuk dewasa dan bell pada anak dan

dengarkan bunyi nafas: vesikuler/wheezing/creckels

Jantung

I Amati denyut apek jantung pada area midsternu lebih kurang 2 cm disamping

bawah xifoideus.

P Merasakan adanya pulsasi

Pe Bunyi redup menunjukkan organ jantung ada pada daerah perkusi.

A Dengarkkan suara jantung dengan meletakkan stetoskop pada interkostalis

ke-5 sambil menekan arteri carotis

16

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

b.      PERUT/ABDOMEN

I = Amati bentuk perut secara umum, warna kulit, adanya retraksi, penonjolan,

adanya ketidak simetrisan, adanya asites. Akan tampak adanya

pembengkakan (swelling) rongga perut dimana dinding perut tampak

mengencang (distensi).

P =  Didaerah perut kanan bawah bila ditekan akan terasa nyeri dan bila tekanan

dilepas juga akan terasa nyeri

c.        GENETALIA

I = Amati penis mengenai kulit, ukuran dan kelainan lain.Pada penis yang

tidak di sirkumsisi buka prepusium dan amati kepala penis adanya lesi.

Amati skrotum apakah ada hernia inguinal, amati bentuk dan ukuran.

P = Tekan dengan lembut batang penis untuk mengetahui adanya nyeri

Tekan saluran sperma dengan jari dan ibu jari

d.      REKTUM DAN ANAL

-         Inspeksi jaringan perineal dan jaringan sekitarnya kaji adanya lesi dan

ulkus

-         Palpasi : ulaskan zat pelumas dan masukkan jari-jari ke rectal dan rasakan

adanya nodul dan atau pelebaran vena pada rectum.

4) PENGKAJIAN 11 FUNGSIONAL GORDON

Persepsi dan penanganan kesehatan

- Gambaran kesehatan secara umum saat ini

- Alasan kunjungan dan harapan

- Gambaran terhadap sakit, penyebabnya dan penanganan yang dilakukan

- Penggunaan obat resep dan warung

- Gambaran kesehatan keluarga

17

Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

gambaran komposisi makanan

- gambaran komposisi makanan

- tipe dan intake cairan

- kondisi nafsu makan, kesulitan dan keluhan yang mempengaruhi nafsu

makan

- penggunaan obat diet

- makanan kesukaan, pantangan dan alergi

- penggunaan suplemen makanan

- gambaran berat badan, perubahan berat badan 6-9 bulan

- perubahan pada kulit (lesi, kering, bengkak dan gatal)

- proses penyembuhan luka ( normal-lambat)

eliminasi

- berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin

- apakah ada masalah dalam proses miksi, penggunaan alat bantu untuk

miksi

- gambaran pola defekasi, karakteristik

- penggunaan alt bantu

- bau badan, keringat berlebihan, lesi dan pruritus

aktivitas dan latihan

- gambaran tingkat aktivitas, kegiatan sehari-hari dan olahraga

- aktivitas saat senggang atau waktu luang

- melakukan aktivitas sendiri atau dibantu orang lain

tidur dan istirahat

- berapa lama tidur di malam hari,

- jam berapa tidur-bangun

- apakah terasa efektif

- apakah ada kebiasan sebelum tidur

- apakah ada mengalami kesulitan dalam tidur

kognitif – persepsi

18

Page 19: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

- kemampuan menulis dan membaca

- kemampuan berbahasa

- kesulitan dalam mendengar

- penggunaan alat bantu mendengar/melihat

- apakah ada keluhan pusing

- apakah ada merasa nyeri (skala dan karakteristik)

persepsi diri-konsep diri

- bagaimana gambaran diri klien

- apakah ada kejadian yang mengubah gambaran diri klien

- apa yang membebani pikiran

- apakah sering merasa marah, cemas depresi, takut

peran – hubungan

- gambaran pengaturan kehidupan (sendiri dan bersama)

- apakah mempunyai orang terdekat? Bagaimana kualitas hubungan?

- Perbedaan peran dalam keluarga, apakah ada saling keterikatan

- Apakah mempunyai kegiatan sosial

Seksalitas dan reproduksi

- Apakah kehidupan seksualnya aktif

- Apakah mempunyai alat bantu

- Apakah mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan

seks

Koping dan toleransi stres

- Apakah selalu mendapatkan apa yang diinginkan

- Apakah ada tujuan,cita-cita, rencana dimasa yang akan dating

Nilai- Kepercayaan

- Mengkaji agama yang dianut klien

- Mengkaji apakah agama merupakan hal penting dalam kehidupan klien.

-

19

Page 20: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

2. Perumusan Diagnosa (NANDA), Penentuan Kriteria Hasil (NOC) & Perumusan

Intervensi Keperawatan (NIC)

NO: DIAGNOSA (NANDA) NOC NIC

1. Nyeri Kronik

Definisi :

Ketidakseimbangan

ekspresi sensori dan

motorik yang timbul dari

kerusakan jaringan secara

actual dan potensial atau

menggambarkan suatu

kerusakan. Yang terjadi

secara perlahan dari

ringan sampai berat tanpa

antisipasi dan prediksi

sebelumnya

Batasan Karakteristik :

- Laporan verbal dan

nonverbal

- Posisi pasien untuk

menghindari nyeri

- Tingkah laku berhati-

hati

- Gangguan tidur (mata

sayu, tampak lelah,

a. Tingkat kenyamanan

Klien diharapkan melaporkan :

Nyeri berkurang

Kecemasan berkurang

Stres berkurang

Ketakutan berkurang

b. Kontrol nyeri

Klien diharapkan :

Menggunakan analgesik

Memantau gejala nyeri dari

waktu ke waktu

Menjelaskan faktor – faktor

penyebab nyeri

Mengunakan langkah-

langkah pencegahan

Menggunakan bantuan non

analgesik seperti yang di

rekomendasikan

Melaporkan perubahan

dalam perubahan gejala

nyeri

c. Level Nyeri

Setelah dilakukannya

a. Manajemen nyeri

Intervensi :

Lakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi

karakteristik, durasi, frekuensi,

kualitas, dan factor presipitasi

Observasi reaksi non verbal dari

ketidaknyamanan

Kaji kebiasaan yang mempengaruhi

respion nyeri

Pilih dan lakukan penanganan nyeri

Ajarkan pasien untuk memonitor nyeri

Kolaborasikan dengan dokter jika ada

keluhan dan tindakan nyeri tidak

berhasil

Ajarkan pasien teknik relaksasi

b. Mangemen lingkungan :

kenyamanan

Intervensi :

Tentukan tujuan pasien dan keluarga

untuk mengatur lingkungan yang

nyaman dan optimum

Ciptakan ketenangan dan lingkungan

yang mendukung

20

Page 21: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

pergerakan yang

sulit/kacau, meringis)

- Fokus pada diri

sendiri

- Respon otonomi

(Diaphoresis,

perubahan tekanan

darah, perubahan

nafas, nadi dan

dilatasi pupil)

- Tingkah laku

ekspresif (gelisah

merintih, menangis,

waspada, iritabel,

nafas panjang,

berkeluh kesah)

intervensi keperawatan,

kriteria hasil yang diharapkan

yaitu :

Nyeri yang dirasakan oleh

klien berkurang.

Lamanya waktu nyeri yang

dirasakan oleh klien

berkurang

Pola Istirahat klien cukup

adekuat

Ekpresi wajah saat nyeri

normal

d. Nyeri : efek-efek yang

mengganggu

Setelah dilakukan intervensi

keperawatan, kriteria hasil

yang diharapkan yaitu :

Klien diharapkan mampu :

konsentrasi terganggu

gangguan rutinitas

tidur terganggu

mobilitas fisik terganggu

produktivitas kerja

menurun

Sesuaikan temperatur ruangan

Hindari sumber yang tidak

menguntungkan

Posisikan klien pada posisi yang

nyaman

Sediakan pendidikan yang sesuai dan

dapat digunakan dalam menagemen

sakit dan luka pada pasien dan keluarga.

c. Pemberian Analgesik

Periksa order pengobatan, dosis,

kualitas sebelum memberikannya

kepada pasien

Evaluasi kemampuan pasien untuk

berpartisipasi dalam memilih

analgesic rute dan pemberiannya

Evaluasi keefektifan analgesic

Dokumentasikan respon klien

terhadap pemberian analgesic dan

efek yang ditimbulkan

d. Exercise promotion

Defenisi :

Memfasilitasi aktivitas fisik yang

teratur untuk mempertahankan atau

meningkatkan kemampuan dan

kesehatan pada level yang lebih

tinggi

Aktivitas :

21

Page 22: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

Menilai keyakinan kesehatan

individu tentang latihan fisik.

Memeriksa terlebih dahulu

pengalaman-pengalaman latihan

sebelumnya

Menentukan motivasi pasien untuk

memulai atau melanjutkan program

latihan

Monitor respon pasien terhadap

program latihan

Memberikan respon positif dari

usaha pasien.

e. Tekhnik Relaksasi

Menutupi tingkat energi klien yang

menurun, ketidakmampuan klien

untuk berkonsentrasi, atau gejala –

gejala lainnya yang datang

bersamaan yang mungkin

menganggu kemampuan kognitif

klien untuk fokus pada tekhnik

relaksasi.

Mengajak klien untuk relaks dan

melupakan sensasi nyeri yang

dirasakannya.

Mengevaluasi secara teratur

laporan tingkat kenyamanan yang

telah dicapai oleh klien dan secara

periodik memantau tanda – tanda

vital klien.

22

Page 23: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

f. Pengurangan rasa cemas

Intervensi keperawatan yang dilakukan

yaitu :

menggunakan lingkungan yang

tenang untuk melakukan pendekatan

kepada klien

menyediakan informasi yang faktual

mengenai dagnosis, pengobatan, dan

prognosis penyakit.

tetap dengan klien untuk

mempromosikan keamanan dan

mengurangi rasa takut

membantu klien untuk manajemen

nyeri

g. Pengaturan posisi

Intervensi keperawatan yang dilakukan

yaitu :

dorong pasien untuk terlibat dalam

perubahan posisi

monitor status oksigen sebelum dan

sesudah operasi

tempatkan pada posisi terapeutik

yang ditunjuk

menyesuaikan posisi tidur ke dalam

rencana perawatan

mendorong aktif atau pasif tentang

rentang gerakan dan latihan yang

sesuai

hindari menempatkan pasien dalam

23

Page 24: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

posisi yang meningkatkan rasa sakit

minimalkan gaya gesek dan geser

ketika posisi posisi untuk

menghindari keterangan pada luka

2. Gangguan Mobilitas Fisik

Definisi :

Keterbatasan dari

kemandirian, penggunaan

perpindahan fisik dari

tubuh, baik satu ataupun

kedua ekstremitas

Batasan Karakteristik :

- Kesulitan

membolak-balik

posisi

- Perubahan cara

berjalan

- Keterbatasan

kemampuan untuk

melakukan

keterampilan

motorik kasar

- Tremor akibat

pergerakan

- Pergerakan lambat

a. Ketahanan

Klien diharapkan

mempunyai :

Ketahanan untuk

mempertahankan

aktivitas

kinerja rutin biasa

aktivitas

konsentrasi

daya tahan otot

pola makan

libido

energi di kembalikan

setelah istirahat

b. Mobilitas

klien diharapkan mampu

untuk mempertahankan :

Keseimbangan

Koordinasi

Kiprah

gerakan tulang

kinerja posisi tubuh

berjalan

melompat

a. Penahan fisik

Intervensi :

Membatasi aktivitas fisik untuk

mengurangi gangguan.

Menyediakan staf yang cukup untuk

membantu klien dengan perangkat

aplikasi yang aman.

Gunakan hal yang sesuai ketika

pasien dalam situasi darurat

Monitor respon pasien untuk

prosedur.

Hindari mengikat hambatan di luar

jangkauan pasien.

Memberikan tingkat yang tepat dari

pengawasan / memantau pasien dan

untuk memungkinkan tindakan

terapi, sesuai kebutuhan.

b. Terapi Aktivitas

Intervensi :

Tentukan komitmen pasien untuk

peningkatan frekuensi –kegiatan

Membantu untuk memilih kegiatan

sesuai dengan fisik, kemampuan

psikologis, dan sosial

24

Page 25: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

crawling

Bergerak dengan

mudah

c. Fungsi rangka

klien diharapakan

memiliki kemampuan

tulang untuk :

integritas tulang

kepadatan tulang

penyelarasan rangka

Membantu untuk mengidentifikasi

dan memperoleh sumber daya yang

diperlukan untuk kegiatan yang

diinginkan

Membantu pasien untuk

mengidentifikasi preferensi untuk

kegiatan

Membantu pasien untuk

mengidentifikasi kegiatan yang

berarti

Membantu pasien dan keluarga

untuk mengidentifikasi tingkat defisit

kegiatan

c. Manajemen Energi

Aktivitas :

Tentukan keterbatasan fisik klien

Tentukan penyebab dan persepsi

klien tentang penyebab kelelahan

Tentukan apa dan bagaimana

aktivitas yang diperlukan

Pantau intake nutrisi yang mencukupi

untuk sumber energy yang adekuat

Batasi stimulasi lingkungan

Lakukan latihan ROM aktif/pasif

Evaluasi peningkatan program dalam

tingkat aktivitas.

3. Resiko infeksi b.d luka

insisi

Definisi: peningkatan

Setelah dilakukan intervensi

keperawatan, kriteria hasil

yang diharapkan yaitu :

Pengetahuan :

a. Kontrol Infeksi

- Mengajarkan klien bagaimana

tekhnik mencuci tangan yang baik.

- Membersihkan jahitan kulit luka

25

Page 26: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

resiko di invasi oleh

organisme patogen

Batasan Karakteristik :

penyakit kronik

imunitas yang tidak

adekuat

pertahanan primer

yang tidak adekuat

(luka, trauma

jringan)

pertahanan sekunder

yang tidak adekuat (

penurunan HB,

leukopenia)

peningkatan paparan

patogen

imunosupresi

prosedur invasif

ketidakcukupan

pengetahuan tentang

menghindari

paparan patogen

malnutisi

trauma

kerusakan jaringan

Manajemen Infeksi

Klien diharapkan mampu :

- Mengetahui bentuk

penyebaran infeksi.

- Mengetahui tanda dan

gejala infeksi.

- Melakukan aktivitas

untuk resistensi

terhadap infeksi.

- Mengobati infeksi

yang dideritanya.

- Mengetahui efek

samping pengobatan.

- Mengetahui efek

terapi pengobatan.

- Mengetahui risiko

resistensi pengobatan.

- Mengetahui strategi –

strategi untuk

mengatur stress.

Kontrol Risiko :

Proses Infeksi

Klien diharapkan mampu :

- Mengetahui risiko diri

terhadap infeksi.

- Mengetahui

konsekuensi –

konsekuensi yang

terjadi pada diri

berhubungan dengan

infeksi.

operasi klien dengan agen anti

bakteri.

- Melakukan tekhnik perawatan pada

jahitan luka operasi klien dengan

baik.

- Memastikan intake cairan klien

sesuai dengan yang diharapkan.

- Memberikan pengajaran terkait

terapi antibiotik kepada klien.

b. Perlindungan Infeksi

- Memonitor tanda – tanda dan gejala

– gejala sistemik dan lokal infeksi

pada jahitan luka operasi klien.

- Memonitor kerentanan jahitan luka

operasi klien terhadap infeksi.

- Memonitor perkembangan hasil sel

darah putih.

- Memberikan perawatan kulit yang

sesuai untuk area jahitan luka

operasi klien yang ber-edema.

- Memonitor kondisi jahitan

insisi/luka operasi klien.

c. Perawatan area insisi :

menjelaskan prosedur keperawatan

kepada klien

menginspeksi area insisi ;

kemerahandan dehisiensi

mencatat ciri-ciri drainase

memonitor proses penyembuhan

26

Page 27: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

- Mengetahui perilaku –

perilaku yang

berhubungan dengan

risiko infeksi.

- Mengidentifikasi

risiko infeksi pada

setiap situasi.

- Mengidentifikasi

tanda – tanda dan

gejala – gejala yang

mengindikasikan

risiko potensial

terhadap infeksi.

- Mengidentifikasi

strategi – strategi

untuk melindungi diri

dari hal – hal lainnya

yang menyebabkan

infeksi.

- Memelihara keadaan

lingkungan agar tetap

bersih.

- Mengembangkan

strategi – strategi

kontrol infeksi yang

efektif.

- Memonitor perubahan

– perubahan dalam

status kesehatan.

- Melakukan tindakan –

tindakan tanggap

pada area insisi

membersihkan area sekitar insisi

dengan larutan pembersih yang

sesuai

memonitor tanda-tanda dan gejala-

gejala infeksi

d.Manajemen lingkungan :

menciptakan suatu lingkungan yang

aman bagi klien

mengidentifikasi kebutuhan-

kebutuhan yang aman bagi klien

berdasarkan pada tingkat fisik dan

fungsi kognitif serta riwayat

kesehatan masa lalu

menyediakan suatu lingkungan yang

bersih serta tempat tidur dan

lingkungan yang nyaman

menempatkan posisi tubuh pada

tempat tidur dalam suatu pencapaian

yang mudah

membatasi jumlah pengunjung

e. Manajemen Nutrisi

Intervensi yang dilakukan :

Mendorong intake kalori yang

sesuai untuk jenis tubuh dan gaya

hidup

Mendorong intake protein, zat besi

dan vitamin C sesuai kebutuhan

klien

27

Page 28: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

untuk mengurangi

risiko.

Penyembuhan Luka :

Tujuan utama

Kondisi klien diharapkan :

- Pembentukan kulit

bekas luka operasi

klien kembali normal.

- Luka yang bernanah

menghilang.

- Edema disekitar luka

menghilang.

a.Tanda-tanda Vital

Klien diharapkan mampu

untuk menyeimbangkan:

Temperatur tubuh

Denyut jantung

Irama jantung

Denyut nadi

Tingkat pernapasan

Ritme pernapasan

Tekanan darah sistolik

Tekanan darah diastolic

Tekanan nadi

Kedalaman inspirasi

Memberikan klien intake makanan

dengan kandungan tinggi protein,

tinggi kalori, serta minuman yang

siap dikonsumsi

Mengajarkan klien bagaimana

menjaga catatan harian makanan

klien

f. Medikasi obat obatan

mengikuti cara pemberian obat

dengan 5 benar

mencatat riwayat penggunakan obat

dan allergi pada pasien

mencatat tanggal kadaluarsa obat

menyediakan peralatan yang

dibutuhkan pada saat pemberian

obat-obatan

mencampurkan cairan dengan

merata jika menambahkan obat

dalam container cairan IV

g.Perawatan luka

mencukur bulu-bulu disekitar area

yang terluka, seperlunya

memantau karakteristik luka,

termasuk drainase, warna, ukuran,

dan bau.

bersihkan luka dengan salin normal

atau pembersih non toksin

berikan perawatan ulserasi kulit jika

diperlukan

28

Page 29: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

sediakan perawatan daerah insisi,

jika diperlukan

lakukan dressing sesuaidengan tipe

luka

DAFTAR PUSTAKA

29

Page 30: LAPORAN PENDAHULUAN SPODILITIS

Smelzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. Vol. 1.

Jakarta : EGC.

Smelzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. Vol. 3.

Jakarta : EGC.

Engram, Barbara.2001. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC

Bulechek, Glonom M, Docherman, Joanne Mectoskey. 2008. Nursing Intervention

Classification Fifth Edition. USA

Morhead Sue, dkk. 2004. Nursing Outcome Classification. Fourth Edition Mosby

Elsevier : USA

Willey, Blackwell. 2009. NANDA International Nursing Diagnoses Definition and

Classification. British : A John Willey and John. Ltd.

30


Related Documents