laporan pendahuluan penuaanLAPORAN PENDAHULUANPROSES MENUA
A.DEFINISIProses penuaan adalah suatu periode menarik diri yang
tak terhondarkan dengan karakteristik menurunnya interaksi lansia
dengan orang lain disekitarnya. Individu diberi kesempatan untuk
mempersiapkan dirinya menghadapi ketidakmampuannya bahkan kematian
(Cox.1984).Proses menua adalah sebuah proses yang mengubah orang
dewasa sehat menjadi rapuh disertai menurunnya cadangan hampir
semua system fisiologis dan disertai pula meningkatnya kerentanan
terhadap penyakit dan kematian. Proses menua biasanya atau
normalnya merupakan suatu proses yang ringan, ditandai dengan
turunnya fungsi secara bertahap tetapitidak ada penyakit sama
sekali sehingga kesehatan tetap terjaga baik. Sebaliknya proses
menua patologis ditandai dengan kemunduran fungsi organ sejalan
dengan umur, tetapi bukan akibat umur tua, melainkan akibat dari
penyakit yang muncul pada umur tua. Banyak hal di masa lalu yang di
duga merupakan akibat proses menua ternyata berhubungan dengan
proses penyakit yang factor factor resikonya senenarnya dapat di
modifikasi seperti diet, merokok, alcohol dan pandangan
lingkungan.Proses menua merupakan proses yang terus-menerus
(berlanjut) secara alamiah. Di mulai sejak lahir dan umumnya di
alami pada semu makhluk hidup. Menua bukanlah suatu penyakt tetapi
merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang
harus di akui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi
kaum lanjut usia. Namun yang penting untuk diketahui bahwa
aktivitas fisik dapat menghambat atau memperlambat kemunduran
fungsi alat tubuh yang disebabkan bertambahnya umur.
B.TEORI TEORI PROSES MENUA1.Teori BiologisA.Teori genetic dan
mutasi (somatic Mutatie Theory)Menurut teori ini menua telah
terprogram secara genetic untuk spesies-spesies. Menua terjadi
sebagai akibat dari perubahan biokimia yang deprogram oleh molekul
atau DNA dan setuap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai
contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin (terjadi
penurunan kemampuan fungsional sel)B.Pemakaian dan RusakKelebihan
usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai)C.Teori
Akumulasi dan Produk SisaPengumpulan dari pigmen atau lemak dalam
tubuh, sebagai contoh adanya pigmen Lipofuchine di sel otot jantung
dan sel susunan saraf pusat pada orang lansia yang mengakibatkan
gangguan fungsi sel itu sendiri.D.Peningkatan jumlah kolagen dalam
jaringanE.Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan
kekurangan giziF.Reaksi dan kekebalan sendiri (Auto Imune Theory)Di
dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai
contoh : tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa berevolusi
dan semenjak itu terjadilah kelainan auto imun (menurut Goldteris
dan Brocklehurst, 1989)G.Teori Imunologi Slow Virus (Imunologi Slow
Virus Teori)System imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia
dan masuknyavirus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ
tubuh.H.Teori stressMenua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang
biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan
stress menyebabkan sel-sel tubuh leah terpakai.I.Teori Radikal
BebasRadikal bebas dapat terbentuk dari alam bebas tidak stabilnya
radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen
bahan-bahan organic seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini
menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.J.Teori Rantai
SilangSel-sel yang tua atau using, reaksi kimianya menyebabkan
ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini
menyebabkan kurangnya elastic, kekacauan dan hilangnya
fungsi.K.Teori ProgramKemampuan organism untuk menetapkan jumlah
sel yang membelah setelah sel-sel tersebut mati.2.Teori Kejiwaan
SosialA.Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)Ketentuan akan
meningkatkan pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung. Teori
ini menyatakan pada usia lanjut usia yang sukses adalah mereka yang
aktif dan ikut banyak dalam kegiatan social.Ukuran optimum (pola
hidup) dianjurkan pada cara hidup dari usia lanjut.Mempertahankan
hubungan antara system social dan individu agar tetap stabil dari
usia pertengahan ke lanjut usia.B.Kepribadian Berlanjut (Contunuity
Theory)Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada
lanjut usia. Teory ini merupakan gabungan dari diatas. Pada theory
ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang
lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang
dimilikinya.C.Teory Pembebasan ( Disengagement Theory)Teory ini
menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia seseorang secara
berangsur- angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya
atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini
engakibatkan interaksi social lanjut usia menurun, baik secara
kualitas maupun kwalitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (
Tripel Loss ) yaitu :1). Kehilangan peran ( Loss of Rule)2).
Hambatan kontak social ( Restraction of contacs and Relation
Ships)3). Berkurangnya komitmen (Reduced Commitment to social More
and Values)
C.PERMASALAHAN YANG TERJADI PADA LANSIABerbagai permasalahan
yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lansia antara lain :
(Setia Budhi, T.1999 : 40-42)1.Permasalahan Umum.a)Makin besar
jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan .b)Makin
melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia
lanjut kurang kurang di perhatiakan ,dihargai, dan
dihormati.c)Lahirnya kelompok masyarakat industryd)Masih rendahnya
kualiatas dan kwantitas tenaga professional pelayanan
lansia.e)Belum membudayanya dan melembaganya kegiatan pembinaan
kesejahteraan lansia.
2.Permasalahan Lansiaa.Berlangsungnya proses menua yang
berakibat timbulnya masalah baik fisik ,mental,maupun
sosial.b.Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.c.Rendahnya
produktivitas kerja lansia.d.Banyaknya lansia yang miskin
,terlantar dan cacat.e.Berubahnya nilai social masyarakat yang
mengarah pada tantangan masyarakat individualistik.f.Adanya dampak
negative dan proses pembngunan yang dapat mengganggu kesehatan
fisik lansiaD . FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENUAAN1 .
Heredites atau keturunan genetic2 . Nutrisi atau makanan3 .Status
kesehatan4 . Pengalaman hidup5 . Lingkungan6 . StreesF . Perubahan
yang terjadi pada lansia1.Prubahan fisikMeliputi perubahan dari
tingkat sel sampi ke semua system organ tubuh diantaranya meliputi
system
pernafasan.Pendengaran,penglihatan,kardiovaskuler,muskuluskeletal,gastrointestinal,genetal
urinaria,endokren dan integume.2.Perubahan mentalFaktor yang
mempengaruhi perubahan mentala.Pertama-tama perubahan
fisik,khususnya organ perasabb.Kesehatan umamc.Tingkat
pendidikand.Keturunane.Lingkunganf.Gangguan saraf panca
indra,timbul kebutaan,dan ketuliang.Gangguan konsep diri akibat
kehilangan jbatanh.Rangkaiajn dari kehilangan yaitu kehilangan
hubungan dengan teman atau familyi.Hilangnya ketegapan dan kekuatan
fisik,perubahan terhadap gambaran diri,perubahan konsep
diri.3.Perubahan spiritualAgama atau kepercayaan makinterintegrasi
dalam kehidupanyan.(maslow,1970)Lansia makin matur dalam ehidupan
keagamaannya,hal ini terlihat dalam berfikir dan dalam bertindak
sehari hari.(Murray dan Zenter 1970)Perubahan spiritual pada usia
70 tahun menurut Folwer 1978 Universalisna, perubahan yang dicapai
pada tingkat ini adalah perfikir dan bertindak denga cara
memberikan contoh cara mencintai dan keadilan.G. Batasan-batasan
Lansia1. menurut organisasi kesehatan dunia (WHO)a. usia
pertengahan (middle age) : usia 45-59 tahunb. Lanjut usia (elderly)
: usia 60-74 tahunc. Lanjut usia tua ( old ) : usia 75-90 tahund.
Usia sangat tua ( very old ) : usia . 90 tahun2. menurut Prof.Dr
Ny.Sumiati Ahmad Muhammad (Alm) Guru Besar UGM pada Fakultasa. Usia
0-1 tahun : masa bayib. Usia 1-6 tahun : masa pra sekolahc. Usia
6-0 tahun : masa sekolahd. Usia 10-20 tahun : masa pubertase. Usia
40-65 tahun : masa setengah umur ( prasenium )f. Usia . 65 tahun :
masa lanjut usia ( senium )3. Menurut Dra.Ny. Josh Mas Dani (
psikolg UI )Mengatakan lansia merupakan kelanjutan dari usia
dewasa, kedewasaan dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu :1.Fase
Hiventus : usia 25-40 tahun2.Fase Verilitas : usia 40-55
tahun3.Fase Pra Esenium : usia 55-65 tahun4.Fase Senium : usia >
65 tahun sampai tutup usia4.Menurut Prof.Dr. Koesoemanto Setyo
Negoro pengelompokkan kansia sebagai berikut :1.Usia dewasa muda (
elderly adulthood ) 18 tahun atau 20-25 tahun2.Usia dewasa penuh (
middle years ) atau maturitas 25-60 tahun atau 65 tahun3.Lanjut
usia ( geriatric age ) > 65 tahun atau 70 tahun4.Lanjut usia (
young old ) 70-75 tahun5.Lanjut usia ( old ) 75-80 tahun6.Lanjut
usia ( very old ) > 80 tahunDari pembagian umur diatas dapat
disimpulkan bahwa yang disebut lansia adalah orangyang telah
berumur 65 tahun ke atas.5.Menurut UU No.4 tahun 1965oPasal 1 :
Seseorang dapat dinyatakan sebagai seseoarang jompo atau lansia
bila orang tersebut mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau
tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya
sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain.oMenurut UU No.13
tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia yang berbunyi, BAB 1 Pasal
1 ayat 2 : Lansia adalah seseorang yang mencapai usia lebih dari 60
tahun.oBarren dan Jenner (1977) mengusulkan untuk membedakan antara
usia biologi, psikologis dan usia social.a.Usia biologis : yang
menunjuk pada jangka waktu seseorang sejaklahirnya berada dalam
keadaan hidup tidak mati.b.Usia psikologis : yang menunjuk pada
kemampuan seseorng untuk mengadakan penyesuaian pada situasi yang
dihadapinya.c.Usia social : yang menunjuk pada peran yang
diharapkan atau diberikan masyarakat kepada seseorang sehubungan
dengan usianya.H. Penyakit yang lebih dijumpai pada lansia1.
Menurut Stieglitz (1945), dikemukakan adanya empat penyakit yang
sangat erat hubungannya dengan proses menua yaitu :a.Gangguan
sirkulasi darah : seperti hipertensi, kelainan pembuluh darah,
gangguan pembuluh darah di otak ( koroner ) dan ginjal.b.Gangguan
metabolisme hormonal : seperti DM, klimaks sterium dan
ketidakseimbangan tiroidc.Gangguan pada persendian : seperti osteo
arthritis, gout arthritis maupun penyakit kolagen
lainnya.d.Berbagai macam neoplasma2.Menurut The National of Peoples
Welfare Cuoncil dari Inggris mengemukakan bahwa penyakit atau
gangguan umum pada lansia ada 12 macam yaitu :a. Depresi mentalb.
Gangguan pendengaranc. Bronkitis kronisd. Gangguan pada tungkai
atau sikap berjalane. Gangguan pada coxa atau sendi panggulf.
Anemiag. Dimensiah. Gangguan penglihatani. Ansietas atau
kecemasanj. Dekompensasi cordisk. DM, osteo malaisia dan
hipotiroidismel.Gangguan defekasi
PROSES PENUAAN / MENUA PADA LANSIA
PendahuluanBerdasarkan pengetahuan yang berkembang dalam
pembahasan tentang teori proses menjadi tua (menua) yang hingga
saat ini dianut oleh gerontologis, maka penting juga bagi perawat
dalam tingatan kompetensinya untuk mengembangkan konsep dan teori
keperawatan serta sekaligus praktik keperawatan yang didasarkan
atas teori proses menjadi tua (menua) tersebut. Postulat yang
selama ini diyakini oleh para ilmuwan perlu diimplikasikan dalam
tataran nyata praktek keperawatan, sehingga praktek keperawatan
benar-benar mampu memberi manfaat bagi kehidupan
masyarakat.Perkembangan ilmu keperawatan perlu diikuti pula dengan
pengembangan praktik keperawatan, yang pada akhirnya mampu
memberikan kontribusi terhadap masalah-masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat.Secara umum, implikasi/praktek keperawatan
yang dapat dikembangkan dengan proses menua dapat didasarkan pada
teori menua menurut/secara biologis, Psikologis, dan sosial.Berikut
akan diuraikan tentang bentuk-bentuk implikasi asuhan keperawatan
yang diberikan kepada individu yang mengalami proses penuaan,
dengan didasarkan pada teori yang mendasari proses menua itu
sendiri. Impliaski keperawatan yang diberikan didasarkan atas
asumsi bahwa tindakan keperawatan yang diberikan lebih ditekankan
pada upaya untuk memodifikasi faktor-faktor yang secara teoritis
dianggap dapat mempercepat proses penuaan. Istilah lain yang
digunakan untuk menunjukkan teori menua adalah Senescence, yang
diartikan sebagai perubahan perilaku sesuai usia akibat penurunan
kekuatan dan kemampuan adaptasi (Comfort, 1970)
A. Teori Biologis dan Implikasi KeperawatanTeori biologis dalam
proses menua mengacu pada asumsi bahwa proses menua merupakan
perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi tubuh selama masa
hidup (Zairt, 1980). Teori ini lebih menekankan pada perubahan
kondisi tingkat struktural sel /organ tubuh, termasuk didalamnya
adalah pengarub agen patologis.Fokus dari teori ini adalah mencari
determinan-determinan yang menghambat proses penurunan fungsi
organisme. Yang dalam konteks sistemik, dapat mempengaruhi/ memberi
dampak terhadap organ/sistem tubuh lainnya dan berkembang sesuai
dengan peningkatan usia kronologis (Hayflick, 1977).Termasuk teori
menua dalam lingkup proses menua biologia adalah Teori Keterbatasan
Hayflick(Hayflick Limit Theory), Teori Kesalahan(Error Theory),
Teori Pakai dan Usang(Wear & Tear Theory), Teori Radikal
Bebas(Free Radical Theory), Teori Imunitas(Immunity Theory)dan
Teori Ikatan Silang(Cross Linkage Theory).
a.Teori KesalahanSejalan dengan perkembangan umur sel tubuh,
maka terjadi beberapa perubahan alami pada sel pada DNA dan RNA,
yang merupakan substansi pembangun/pembentuk sel baru. Peningkatan
usia mempengaruhi perubahan sel dimana sel-sel Nukleus menjadi
lebih besar tetapi tidak diikuti dengan peningkatan jumlah
substansi DNA.Konsep yang diajukan oleh Orgel (1963) menyampaikan
bahwa kemungkinan terjadinya proses menua adalah akibat kesalahan
pada saat transkirpsi sel pada saat sintesa protein, yang berdampak
pada penurunan kemampuan kualitas (daya hidup) sel atau bahkan
sel-sel baru relatif sedikit terbentuk. Kesalahan yang terjadi pada
proses transkripsi ini dimungkinkan oleh karena reproduksi dari
enzim dan rantai peptida (protein) tidak dapat melakukan
penggandaan substansi secara tepat. Kondisi ini akhirnya
mengakibatkan proses transkripsi sel berikutnya juga mengalami
perubahan dalam beberapa generasi yang akhirnya dapat merubah
komposisi yang berbeda dari sel awal (Sonneborn, 1979).
b.Teori Keterbatasan HayflickDiperkenalkan oleh Hayflick dan
Moorehead (1961) dimana menyatakan bahwa sel-sel mengalami
perubahan kemampuan reproduksi sesuai dengan bertambahnya
usia.(Lueckenote : 1996) Selain diatas, dikenal juga istilah Jam
Biologis Manusia yang diperkirakan antara 110 120 tahun (Stanley,
Pye, MacGregor dalam Lueckenote : 1996) Jam Biologis Manusia
diasumsikan sebagai waktu dimana sel-sel tubuh manusia masih dapat
berfungsi secara prodeuktif untuk menunjang fungsi kehidupan. Teori
Hayflick menekankan bahwa perubahan kondisi fisik pada manusia
dipengruhi oleh adanya kemampuan reproduksi dan fungsional sel
organ yang menurun sejalan dengan bertambahnya usia tubuh setelah
usia tertentu
c.Teori Pakai dan UsangDalam teori ini, dinyatakan bahwa sel-sel
tetap ada sepanjang hidup manakala sel-sel tersebut digunakan
secara terus-menerus. Teori ini dikenalkan oleh Weisman (1891).
Hayflick menyatakan bahwa kematian merupakan akibat dari tidak
digunakannya sel-sel karena dianggap tidak diperlukan lagi dan
tidak dapat meremajakan lagi sel-sel tersebut secara mandiri.Teori
ini memandang bahwa proses menua merupakn proses pra program yaitu
proses yang terjadi akibat akumulasi stress dan injuri dari trauma.
Menua dianggap sebagai Proses fisiologis yang ditentukan oleh
sejumlah penggunaan dan keusangan dari organ seseorang yang
terpapar dengan lingkungan (Matesson, Mc.Connell, 1988)
d.Teori ImunitasDalam teori ini, ketuaan dianggap disebabkan
oleh adanya penurunan fungsi sistem immun. Perubahan itu lebih
tampak secara nyata pada Limposit T, disamping perubahan juga
terjadi pada Limposit-B. Perubahan yang terjadi meliputi penurunan
sisitem imun humoral, yang dapat menjadi faktor predisposisi pada
orang tua untuk : (a) menurunkan resistansi melawan pertumbuhan
tumor dan perkembangan kanker (b) menurunkan kemampuan untuk
mengadakan inisiasi proses dan secara agresif memobilisasi
pertahanan tubuh terhadap patogen (c) meningkatkan produksi
autoantigen, yang berdampak pada semakin meningkatnya resiko
terjadinya penyakit yang berhubungan dengan autoimmun.
e.Teori Radikal BebasTeori radikal bebas mengasumsikan bahwa
proses menua terjadi akibat kekurangefektifan fungsi kerja tubuh
dan hal itu dipengaruhi oleh adanya berbagai radikal bebas dalam
tubuh. D. Harman menyatakan bahwa secara normal radikal bebas ada
pada setiap individu dan dapat digunakan untuk memperdiksi umur
kronologis individu. Yang disebut radikal bebas disini adalah
molekul yang memilki tingkat afinitas yang tinggi, merupakan
molekul, fragmen molekul atau atom dengan elektron yang bebas tidak
berpasangan. Radikal bebas merupakan zat yang terbentuk dalam tubuh
manusia sebagai salah satu hasil kerja metabolisme tubuh. Walaupun
secara normal ia terbentuk dari proses metabolisme tubuh, tetapi ia
dapat terbentuk akibat : (1) Proses oksigenisasi lingkungan seperti
pengaruh polutan, ozon dan pestisida. (2) Reaksi akibat paparan
dengan radiasi (3) sebagai reaksi berantai dengan molekul bebas
lainnya.Radikal bebas yang reaktif mampu merusak sel, termasuk
mitokondria, yang akhirnya mampu menyebabkan cepatnya kematian
(apoptosis) sel, menghambat proses reproduksi sel. Hal lain yang
mengganggu fungsi sel tubuh akibat radikal bebas adalah bahwa
radikal bebas yang ada dalam tubuh dapat menyebabkan mutasi pada
transkripis DNA RNA pada genetik walaupun ia tidak mengandung DNA.
Dalam sistem syaraf dan jaringan otot, dimana radikal bebas
memiliki tingkat afinitas yang relatif tinggi dibanding lainnya,
terdapat/ditemukan substansi yang disebut juga dengan Lipofusin,
yang dapat digunakan juga untuk mengukur usia kronologis
seseorang.Lipofusin yang merupakan pigmen yang diperkaya dengan
lemak dan protein ditemukan terakumulasi dalam jaringan orang-orang
tua. Kesehatan kulit berangsur-angsur menurun akibat suplai oksigen
dan nutrisi yang makin sedikit yang akhirnya dapat mengakibatkan
kematian jaringan kulit itu sendiri.Vitamin C dan E merupakan dua
substansi yang dipercaya dapat menghambat kerja radikal bebas
(sebagai antioksidan) yang memungkinkan menyebabkan kerusakan
jaringan kulit. Rockestein dan Sussman (1979) menyatakan bahwa
Butilat Hidroksitoluent dapat memiliki efek antioksidan ketika
diberikan kepada tikus.
f.Teori Ikatan SilangDikenalkan oleh J. Bjorksten pada tahun
1942, menekankan pada postulat bahwa proses menua terjadi sebagai
akibat adanya ikatan-ikatan dalam kimiawi tubuh. Teori ini
menyebutkan bahwa secara normal, struktur molekular dari sel
berikatan secara bersama-sama membentuk reaksi kimia. Termasuk
didalamnya adalah kolagen yang merupakan rantai molekul yang
relatif panjang yang dihasilkan oleh fibroblast. Dengan
terbentuknya jaringan baru, maka jaringan tersebut akan
bersinggungan dengan jaringan yang lama dan membentuk ikatan silang
kimiawi. Hasil akhir dapi proses ikatan silang ini adalah
peningkatan densitas kolagen dan penurunan kapasitas untuk
transport nutrient serta untuk membuang produk-produk sisa
metabolisme dari sel.Zat ikatan silang ditemukan pada lemak tidak
jenuh, ions polyvalen seperti Alumunium, Seng, dan Magnesium.
Dari konsep diatas, maka implikasi keperawatan yang dapat
ditetapkan antara lain :a.Dalam hubungan dengan orang yang tua,
perlu bagi perawat untuk memperhatikan teori proses
menuab.Aktivitas (kegiatan) sehari-hari merupakan salah satu bagian
dari perilaku kehidupan normal yang tidak perlu dibatasi secara
berlebihan, tetapi lebih cenderung untuk memodifikasi perilaku
sebagai akibat perubahan fisik dari manula itu sendiri. Perilaku
hidup sehari-hari diperlukan untuk menjaga kondisi fisik tetap
dalam batas normal dan mengoptimalkan kemampuan diri.c.Pola hidup
sehat yang dilakukan dapat mempengaruhi perubahan-perubahan dasar
biologis dari proses menua itu sendiri. Konsumsi makanan yang
sehat,cukup gizi dan menghindari faktor-faktor resiko pencetus
stress fisik dan pembentuk radikal bebas merupakan salah satu upaya
untuk mengurangi proses menua secara biologis.d.Melakukan kehidupan
dengan melakukan kerja seimbang dan pemenuhan kebutuhan seimbang
mampu memberikan montribusi yang positif dalam peningkatkan
performens individu itu sendirie.Menghindari leingkungan dengan
tingkat resiko radiasi atau polutan yang tinggi merupakan langkah
yang bida ditempuh untuk menghindari cepatnya proses menua secara
biologis.f.Perlu bagi perawat untuk memperhatikan upaya-upaya
pemenuhan kebutuhan pasien akan sarana dan prasarana yang menunjang
pencapaian kebutuhan hidup serta meningkatkan kualitas hidup
melalui pengadaan alat-alat aktifitas yang memadai, mengurangi
resiko stress fisik berlebih serta terhindar dari polusi.
B. Teori Psikologis Dan Implikasi Keperawatana. Teori Tugas
PerkembanganHavigurst (1972) menyatakan bahwa tugas perkembangan
pada masa tua antara lain adalah :Menyesuaikan diri dengan
penurunan kekuatan fisik dan kesehatanMenyesuaikan diri dengan masa
pensiun dan berkurangnya penghasilanMenyesuaikan diri dengan
kematian pasangan hidupMembentuk hubungan dengan orang-orang yang
sebayaMembentuk pengaturan kehidupan fisik yang
memuaskanMenyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes
Selain tugas perkembangan diatas, terdapat pula tugas
perkembangan yang spesifik yang dapat muncul sebagai akibat
tuntutan :Kematangan fisikHarapan dan kebudayaan
masyarakatNilai-nilai pribadi individu dan aspirasi
b.Teori Delapan Tingkat KehidupanSecara Psikologis, proses menua
diperkirakan terjadi akibat adanya kondisi dimana kondisi
psikologis mencapai pada tahap-tahap kehidupan tertentu. Ericson
(1950) yang telah mengidentifikasi tahap perubahan psikologis
(depalan tingkat kehidupan) menyatakan bahwa pada usia tua, tugas
perkembangan yang harus dijalani adalah untuk mencapai
keeseimbangan hidup atau timbulnya perasaan putus asa.Peck (1968)
menguraikan lebih lanjut tentang teori perkembangan erikson dengan
mengidentifikasi tugas penyelarasan integritas diri dapat dipilah
dalam tiga tingkat yaitu : pada perbedaan ego terhadap peran
pekerjaan preokupasi, perubahan tubuh terhadap pola preokupasi, dan
perubahan ego terhadap ego preokupasi.Pada tahap perbedaan ego
terhadap peran pekerjaan preokupasi, tugas perkembangan yang harus
dijalani oleh lansia adalah menerima identitas diri sebagai orang
tua dan mendapatkan dukungan yang adekuat dari lingkungan untuk
mengnhadapi adanya peran baru sebagai orang tua (preokupasi).
Adanya pensiun dan atau pelepasan pekerjaan merupakan hal yang
dapat dirasakan sebagai sesuatu yang menyakitkan dan dapat
menyebabkan perasaan penurunan harga diri dari orang tua
tersebut.Perubahan fiisik dan pola fikir pada usia lanjut juga
dapat menjadi salah satu gangguan yang berarti bagi kehidupan
lanjut usia. Kondisi fisik/pola fikir yang menurun kadang tidak
disadari oleh lanjut usia dan hal ini dapat mengkibatkan konflik
terhadap peran baru dari lanjut usia yang harus dijalaninya.Tugas
perkembangan terakhir yang harus diterima oleh lanjut usia adalah
bahwa mereka harus mampu menerima kematian yang bakal terjadi pada
dirinya dalam kesejaheraan. Pemanfaatan sisa keefektifan tubuh
untuk aktivitas sehari-hari dapat menjadi salah satu upaya untuk
meningkatkan moral individu dalam menerima perubahan ego menuju
keselarasan diri.
c. Teori JungCarl Jung merupakan psikolog swiss yang
mengembangkan teori bahwa perkembangan personal individu dilalui
melalui tahapan-tahapan : masa kanak-kanak, masa remaja dan remaja
akhir, usia pertengahan, dan usia tua. Kepribadian personal
ditentukan oleh adanya ego yang dimiliki, ketidaksadaran personal
dan ketidaksadaran kolektif. Teori ini mengungkapkan bahwa sejalan
dengan perkembangan kehidupan, pada masa usia petengahan maka
seseorang mulai mencoba menjawab hakikat kehidupan dengan
mengeksplorasi nilai-nilai, kepercayaan dan meninggalkan khayalan.
Pada masa ini dapat terjadi krisis usia pertengahan yang dapat
mempengaruhi/menghambat proses ketuaan itu sendiri secara
psikologis. Adanya sikap ekstrovert maupun introvert sangat
berpengaruh sekali terhadap peran dan penyelesaian masalah
kehidupam saat usia pertengahan. Pencapaian keselarasan hidup
merupakan salah satu indikator telah tereksplorasinya nilai-nilai
kehidupan oleh individu dan pencapaian ini sangat dipengaruhi oleh
kepribadian (introvert maupun ekstrovert). Berdasar pada pemahaman
diatas, maka Jung menilai bahwa seseorang mampu dianggap sukses
dalam proses menua manakala individu mampu untuk menjadi orang yang
berfokus pada orang lain dan memiliki kepedulian yang penuh
terhadap kehidupan sosial.Implikasi keperawatan :1.Perlunya
penyadaran / pendidikan kesehatan kepada manula dalam upaya
menjalani proses kehidupan2.Kegiatan penyelenggaraan suport
psikologis sangat diperlukan untuk mencapai hasil optimal bagi
kesejahteraan psikis3.Perawat harus mampu
mengakomodasi/memfasilitasi proses kegiatan penyelanggaraan
penyuluhan dan bimbingan rohani sera support psikologis4.Masalah
yang dihadapi oleh manula saat ini dapat merupakan akibat
terjadinya gangguan pada tahap kehidupan sebelumnya, sehingga
perawat perlu mempelajari konsep psikologis secara mapan dan mampu
menjadi fasilitator dalam bimbingan rohani.C. Teori Sosial Menua
Dan Implikasi Keperawatan
1.Teori Stratifikasi UsiaPada awal tahun 1970, teori ini muncul
dan menjadi suatu wacana publik yang besar. Teori ini menyatakan
bahwa orang yang mengalami proses menua dipandang sebagai individu
elemen sosietas dan juga sebagai anggota kelompok/group dalam
masyarakat. Rilley (1985) mengungkapkan ada lima konsep utama yang
mendasarinya yaitu :setiap individu merupakan bagian sosietasadanya
keunikan peran tugas dan fungsitidak hanya pada tataran tertentu
saja terjadi perubahanPengalaman yang dimiliki oleh orang yang tua
dapat dibentuk melalui parameter umur dan tugashubungan antara
manusia usial lanjut dengan lingkungan tidak stagnasi
b.Teori AktivitasTeori ini menyatakan bahwa seorang individu
harus mampu eksis dan aktif dalam kehidupan sosial untuk mencapai
kesuksesan dalam kehidupan di hari tua. (Havigurst dan Albrech.
1963). Aktivitas dalam teori ini dipandang sebagai sesuatu yang
vital untk mempertahankan rasa kepuasan pribadi dan kosie diri yang
positif. Teori ini berdasar pada asumsi bahwa : (1) aktif lebih
baik daripada pasif (2) Gembira lebih baik daripada tidak gembira
(3) orang tua merupakan adalah orang yang baik untuk mencapai
sukses dan akan memilih alternatif pilihan aktif dan
bergembira.
2.Teori KontinyuitasTeori ini memandag bahwa kondisi tua
merupakan kondisi yang selalu terjadi dan secara berkesinambungan
yang harus dihadapi oleh orang lanjut usila.
Implikasi Keperawatan1.Perlu bagi perawat untuk tetap
mengaktifkan peran sosial manula sesuai dengan
kemampuannya2.Perawat harus mampu menciptakan lingkungan sosial
yang berfariatif.
DAFTAR PUSTAKA
Ader, Felten DL, Cohen N (1991) Psychoneuroimmunology, Academic
Press Inc. 2ndedition. New York
Depkes R.I (1999) Kesehatan keluarga, Bahagia dim Usia Senja,
Medi Media, Jakarta
Kozier, Barbara (1991) Fundamentals of Nursing, Concepts, Pocess
and Practice, 2thedition, Addison Wesley Co. California
Lueckenote A.G (1996) Gerontologic Nursing, Mosby Year Book Co.
Inc, Missourri
Nugroho Wahyudi (1995) Perawatan Usia Lanjut, Penerbit EGC,
Jakarta
Setyabudhi T, Hadiwinoyo (1999) Panduan Gerontologi, Tinjauan
dari Berbagai Aspek, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
LAPORAN PENDAHULUAN TEORI TENTANG PROSES PENUAANASUHAN
KEPERAWATAN PADA LANSIALAPORAN PENDAHULUANTEORI TENTANG PROSES
PENUAAN
1. Pengertian lanjut Usia
Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami
oleh setiap orang. Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan
UU No 13 tahun 1998 adalah 60 tahun.
2.Teori tentang Proses menua
Teori BiologikTeori Genetik dan Mutasi
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang
diprogram oleh molekul /DNA dan setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasiPemakaian dan RusakKelebihan usaha dan stres
menyebabkan sel-sel tubuh lelahAutoimune
Pada proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi suatu zat
khusus. Sad jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan mati.teori
stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
dipakai.Teori radikal bebas
Tidak stabilnya redikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi
bahan bahan organik seperti karbohidrat dan protein . radikal ini
menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
2.2. Teori Sosial
a. Teori ktifitas
Lanjut usuia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut
banyak dalam kegiatan sosial
b. Teori Pembebasan
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur angsur
mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara
kwalitas maupun kwantitas. Sehingga terjadi kehilangan ganda yakni
:
a) Kehilangan peran
b) Hambatan kontrol sosial
c) Berkurangnya komitmen
c. Teori Kesinambungan
Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus
kehidupan lansia. Dengan demikian pengalaman hidup seseorang pada
usatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat ini menjadi
lansia.
Pokok-pokok dari teori kesinambungan adalah :
a) lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif
dalam proses penuaan, akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di
masa lalu, dipilih peran apa yang harus dipertahankan atau
dihilangkan
b) Peran lansia yang hilang tak perlu diganti
c) Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara adaptasi
2.3 Teori Psikologi
a. Teori Kebutuhan manusia mneurut Hirarki Maslow
Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam
diri, kebutuhan yang memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow
11111954). Kebutuhan ini memiliki urutan prioritas yang berbeda.
Ketika kebutuhan dasar manusia sidah terpenuhi, mereka berusaha
menemukannya pada tingkat selanjutnya sampai urutan yang paling
tinggi dari kebutuhan tersebut tercapai.
b. Teori individual jung
Carl Jung (1960) Menyusun sebuah terori perkembangan kepribadian
dari seluruh fase kehidupan yaitu mulai dari masa kanak-kanak ,
masa muda dan masa dewasa muda, usia pertengahan sampai lansia.
Kepribadian individu terdiri dari Ego, ketidaksadaran sesorang dan
ketidaksadaran bersama. Menurut teori ini kepribadian digambarkan
terhadap dunia luar atau ke arah subyektif. Pengalaman-pengalaman
dari dalam diri (introvert). Keseimbangan antara kekuatan ini dapat
dilihat pada setiap individu, dan merupakan hal yang paling penting
bagi kesehatan mental
3. Perubahan Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
3.1. Perubahan fisika. Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi
ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan intra dan extra
seluler
b. Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat
dalam respon waktu untuk meraksi, mengecilnya saraf panca indra
sistem pendengaran, presbiakusis, atrofi membran timpani,
terjadinya pengumpulan serum karena meningkatnya keratin
c. Sistem penglihatan : spnkter pupil timbul sklerosis dan
hlangnya respon terhadap sinaps, kornea lebih berbentuk speris,
lensa keruh, meningkatny ambang pengamatan sinar, hilangnya daya
akomodasi, menurunnya lapang pandang.
d. Sistem Kardivaskuler. : katup jantung menebal dan menjadi
kaku , kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun
setelah berumur 20 tahun sehingga menyebabkanmenurunnya kontraksi
dan volume, kehilangan elastisitas pembuluh darah, tekanan darah
meningg.
e. Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga
menyebabkan menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan
elastisitasnya sehingga kapasitas residu meingkat, nafas berat.
Kedalaman pernafasan menurun.
f. Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi,sehingga menyebkan
gizi buruk , indera pengecap menurun krena adanya iritasi selaput
lendir dan atropi indera pengecap sampai 80 %, kemudian hilangnya
sensitifitas saraf pengecap untuk rasa manis dan asin
g. Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi
atrofi sehingga aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR
menurun sampai 50 %. Nilai ambang ginjal terhadap glukosa menjadi
meningkat. Vesika urinaria, otot-ototnya menjadi melemah,
kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika urinaria sulit
diturunkan pada pria lansia yang akan berakibat retensia urine.
Pembesaran prostat, 75 % doalami oleh pria diatas 55 tahun. Pada
vulva terjadi atropi sedang vagina terjadi selaput lendir kering,
elastisitas jaringan menurun, sekresi berkurang dan menjadi
alkali.
h. Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi
hormon menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak
berubah, aktifitas tiroid menurun sehingga menurunkan basal
metabolisme rate (BMR). Porduksi sel kelamin menurun seperti :
progesteron, estrogen dan testosteron.
i. Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat
kehilangan jaringan lemak, kulit kepala dan rambut menuipis menjadi
kelabu, sedangkan rambut dalam telinga dan hidung menebal. Kuku
menjadi keras dan rapuh.
j. Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan
makin rapuh menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang
disebut discusine vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi
serabut erabit otot , sehingga lansia menjadi lamban bergerak. otot
kam dan tremor.
3.2 Perubahan Mental
faktor-faktyor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
b. Kehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan
e. Lingkungan
Kenangan (memori) ada 2 :
a. kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang
lalu
b. kenangan jang pendek : 0-10 menit, kenangan buruk
Intelegentia Question :
a. Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan
verbal
b. Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor
terjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan
dari faktor waktu.
3.3 Perubahan Perubahan Psikososial
a. Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits
dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan
b. Merasakan atau sadar akan kematian
c. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan
bergerak lebih sempit.MASALAH NUTRISI
1. Pengertian
Gizi kurangs adalah kekurangan zat gizi baik mikro maupun
makro
2. Penyebab
a. Penurunan ataau kehilangan sensitifitas indra pengecap
&penciuman
b. Penyakit periodental ( terjadi pada 80% lansia) atau
kehilangan gigi
c. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencernaan
d. Penurunan mobilitas saluran pencernaan makanan
e. Penggunaan obat-obatan jangka panjang
f. Gangguan kemampuan motorik
g. Kurang bersosialisasi, kesepian
h. Pendapatan yang menurun (pensiun)
i. Penyakit infeksi kronis
j. Penyakit keganasan
3. Patofisiologi
Pengkajian
A. Fisiologis/fisik
1. Stratus gizi
IMT = Kg BB normal laki laki = 18 -25
(TB)2 wanita = 17 23
2. Intake cairan dalam 24 jam
3. Kondisi kulit
4. Kondisi bibir , mukosamulut, gigi
5. Riwayat pengobatan, alkhohol, zat adiktif lainnya
6. Evaluasi kemampuan penglihatan , pendengaran dan
mobilitas
7. Keluhan yang berhubungan dengan nutrisi : gangguan sistem
digestif, nafsu makan, makanan yang disukai dan tidak disukai, rasa
dan aroma
8. Kebiasaan waktu makan ( 2 3 X sehari, snak dlll)
B. Psikososial/afektif
1. Kebiasaan saat makan ( makan sendiri, sambil nonton
TV,dll)
2. situasi lingkungan(kapasitas penyediaan makanan, pengolahan
dan penyimpanan makanan)
3. sosiokultural yang berlaku yang mempengaruhi pola nutrisi dan
eleminasi
4. Kondisi depresi yang dapat mengganggu pemenuhan nutrisi
C. Pemeriksaan tambahan/laborat
Analisa darah :
Kreatinin : indekz massa otot
Serum protein khususnya untuk sintesa antibodi dan limfosit,
dalam kekebalan seluler, enzym, hormon, struktur sel yang luas,
struktur jaringan
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d asupan nutrisi
yang tidak adekuat akibat anoreksia
2. Resiko tinggi infeksi b.d penurunan asupan kalori dan
protein
3. Kerusakan mobilitas fisik b/d deformitas skleletal,, nyeri,
intoleransi aktifitas
4 Nyeri b. d proses inflamasi, destruksi sendi
5. Resiko cedera (dislokasi sendi) b.d otot hilang kekuatannya,
rasa nyeri sendiRencana Asuhan Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d asupan nutris
kurang adekuat akibat anoreksia
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat
Kriteria : - Meningkatkan masukan oral
- Menunjukkan peningkatan BB
Intervensi :
a. Buat tujuan BB ideal dan kebutuhan nutrisi harian yang
adekuat
R/ Nutrisi yang adekuat menghindari adanya malnutrisi
c. Timbang setiap hari , pantau hasil pemeriksaan laborat
R/ Deteksi dini perubahan BB dan masukan nutrisi
d. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
R/ Dengan pemahaman yang benar akan memotivasi klien untuk
masukan nutrinya
e. Ajarkan individu menggunakan penyedap rasa (seperti
bumbu)
R/ aroma yang enak akan membangkitkan selera makan
f. Beri dorongan individu untuk makan bersama orang lain
R/ Dengan makan bersama sama secara psikologis meningkatakan
selera makan
g. Pertahankan kebersihan mulut yang baik (sikat gigi) sebelum
dan sesudah mengunyah makanan
R/ dengan situasi mulut yang bersih meningkatkan kenyamanan
.
i. Anjurkan makan dengan porsi yang kecil tapi sering
R/ Mengurangi perasaan tegang pada lambung
j. Instruksikan individu yang mengalami penurunan nafsu makan
untuk :
1 ) Makan-makan kering saat bangun tidur
2) Hindari makanan yang terlalu manis, berminyak
3) Minum sedikit-sdikit melalui sedotan
4) Makan kapan saja bila dapat toleransi
5) Makan dalam porsi kecil rendah lemak dan makan sering
R/ Meningkatkan asupan makanan
2. Resiko tinggi infeksi b/d penurunan asupan kalori dan
protein
Tujuan : Klien akan memperlihatkan kemampuan terhindar dari
tanda-tanda infeksi
Kriteria : tanda-tanda peradangan tidak ditemukan : panas,
bengkak, nyeri, merah,gangguan fungsi
Intervensi :
a. Kaji tanda-tanda radang umum secara teratur
R/ Mendeteksi dini untuk mencegah terjadinya radang
b. Ajarkan tentang perlunya menjaga kebersihan diri dan
lingkungan
R/ Mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dan kebersihan
diri yang kurang sehat
c. Tingkatkan kemampuan asupan nutris TKTP
R/ meningkatkan kadar protein dalam dalam tubuh sehingga
meningkatkan kemampuan kekbalan dalam tubuh
d. Perhatikan penggunaan obat-obat jangka panjang yang dapat
menyebabkan imunosupresi
R/ Menurunkan resiko terjadinya infeksi
3.Kerusakan mobilitas fisik b.d deformitas skeletal, nyeri
Tujuan : klien dapat mobilisasi dengan adekuat
Kriteria : Mendemontrasikan tehnik/perilaku yang memungkinkan
melakukan aktifitas
Intervensi :
a. Evaluasi pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit
R/ tingkat aktifitas tergantung dari perkembangan /resolusi dari
proses inflamasi
b. bantu dengan rentang gerak aktif/pasif
R/ mempertahankan fungsi sendi, kekuatan otot
c. ubah posisi dengan sering dengan personal cukup
R/ Menhilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan
sirkulasi
d. Berikan lingkungan yang nyaman misaal alat bantu
R/ menghindari cedera
4. Nyeri ( akut/kronis) b.d proses inflamasi, destruksi
sendi
Tujuan : Menunjukkan nyeri berkurang/hilang
Kriteria : terlihat rileks , dapat tidur dan berpartisipasi dala
aktifitas
Intervensi :
kaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas. Catat
faktor yang mempercepat tanda tanda neri
R/ membantu dalam menentukan managemen nyeri
Biarkan klien mengambil posisi yang nyaman pada waktu istirahat
ataupun tidur
R/ Pada penyakit berat tirah baring sangat diperlukan untuk
membatasi nyeri
Anjurkan klien mandi air hangat , sediakan waslap untuk kompres
sendi
R/ panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan
rasa sakit dan kekakuan sendi.
berikan masase lembut
R/ meningkatkan relaksasi/mengurangi ketegangan otot
kolaborasi pemberian obat-obatan seperti : aspirin, ibuprofen,
naproksin, piroksikam, fenoprofen
R/ sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam
mengurangi kekakuan.
5. Resiko cedera b.d hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri
Tujuan : klien terhindar dari cedera
Kriteria : klien berada pada perilaku yang aman dan lingkungan
yang nyaman
Intervensi :
a. kaji tingkat kekuatan otot
R / mengatur tindakan selanjutnyab
b.. Kaji tingkat pergerakan pasif
c Beri alat bantu sesui kebutuhan
d. Ciptakan lingkungan yang aman (lantai tidak licin)
e.Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bisa dilakukan
secara mandiri
DAFTAR PUSTAKACapernito Lynda juall ( 1998), Buku Saku Diagnosa
Keperawatan Edisi 6 , Alih Bahasa Yasmin Asih EGC jakartaC. Long
barbara ( 1996) Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses)
Unit IV, V, VI Alih bahasa Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Pajajaran Bandung, IAPK BandungDonges Marilyn E (2000),
Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3, Alih bahasa I Made Kariasa, EGC
JakartaWahyudi Nugroho ( 2000), Keperawatan Gerontik Edisi 2 , EGC
JakartaDescription:LAPORAN PENDAHULUAN TEORI TENTANG PROSES
PENUAANRating:4.5Reviewer:Ningsih iyya- ItemReviewed:LAPORAN
PENDAHULUAN TEORI TENTANG PROSES PENUAAN