Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
BAB 11.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Dalam beberapa tahun sebelumnya pembuatan produk
Atlas di Bakosurtanal lebih
banyak difokuskan dalam bentuk Atlas cetak. Produk ini bersifat
ready-user bagi pengguna tanpa harus menggunakan bantuan teknologi
misalnya komputer, laptop, atau perangkat keras lainnya, produk
cetak seperti itulah yang sering dijual di toko-toko buku.
Kelebihan produk cetak adalah pengguna dapat membawa dan
menggunakan sewaktu-waktu tanpa harus terikat dengan peralatan
untuk membantu menggunakannya. Pengguna dapat membuka Atlas untuk
mencari informasi yang dibutuhkan dan memanfaatkan informasi untuk
keperluannya. Misalnya pada Atlas Jalan pengguna dapat segera
membuka dan mencari informasi arah dan jalur perjalanan menuju
suatu lokasi yang akan dituju. Sejalan dengan makin luasnya
kebutuhan pengguna dan didukung dengan perkembangan teknologi dalam
bidang perangkat lunak maupun keras, bentuk produk Atlas perlu
disesuaikan dan dikembangkan sesuai dengan keperluan pengguna.
Atlas dalam bentuk digital merupakan bentuk lain yang dapat
memenuhi kebutuhan yang lebih beragam bagi pengguna yang memiliki
kebutuhan lebih sekedar mencari informasi (viewing). Atlas digital
memiliki kelebihan dalam hal kebutuhan untuk pembaruan datanya
(updating), penyajian dan penggunannya yang tidak sekedar untuk
melihat atau mencari informasi. Berdasarkan fakta tersebut, Pusat
Atlas dan Tata Ruang Bakosurtanal menyusun kegiatan Konversi Data
Digital Atlas Cetak pada tahun 2012. Kegiatan ini merupakan
kegiatan untuk melakukan alih format data digital yang semula dalam
format Free Hand ke dalam format shp. Atlas digital dengan
kemampuan penyediaan informasi dapat diperbarui dengan cepat,
bersifat interaktif dan dapat digunakan untuk analisis. Kegiatan
konversi data akan dilaksanakan untuk produk yang sudah ada dengan
prioritas yang mendesak untuk dikonversi. Konversi tersebut akan
menghasilkan data digital dalam format shp yang memiliki basis data
sehingga tahapan proses lain yang dibutuhkan untuk pengguna dapat
dilakukan. Basis data geospasial adalah multiuser geodatabase yang
dikembangkan oleh Bakosurtanal untuk mendukung pembangunan
nasional, sebagai penyimpanan, penggunaan, dan pengolahan data
untuk skala nasional. Basis data geospasial diupayakan mampu
memberi kontribusi kepada seluruh instansi pemerintah, baik
pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah untuk menunjang
pengembangan di setiap sektor.
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
1
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital Basis
data geospasial Pusat Atlas dan Tata Ruang diupayakan mampu
menyediakan kebutuhan data spasial yang digunakan untuk kepentingan
Pusat Atlas dan tata Ruang. Hal ini juga untuk mendukung
Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN) dan Jaringan Data
Spasial Nasional (JDSN) agar pemanfaatannya lebih maksimal, untuk
mendukung pemanfaatan informasi geospasial yang dikembangkan oleh
BAKOSURTANAL.
1.2.
Maksud dan Tujuan Maksud kegiatan ini adalah melakukan konversi
(alih format) data digital format
Free Hand ke dalam format shp agar diperoleh format data yang
dapat digunakan untuk kepentingan lebih luas dan menyusun basis
datanya sehingga pengelolaan dan manajemen data yang tersedia
sistematis yang memudahkan pengguna untuk memanfaatkan data. Tujuan
kegiatan adalah menyiapkan infrastruktur berupa data dalam format
shp untuk kepentingan pembuatan atlas yang dapat disajikan dalam
berbagai tampilan, diperbarui relatif cepat, interaktif, dan dapat
digunakan untuk keperluan analisis dan menyusun basis data produk
Atlas tersebut.
1.3.
Sasaran Kegiatan Tersedianya spesifikasi teknis untuk konversi
data digital, data digital hasil konversi
Atlas Nasional Indonesia dibuat oleh Pusat Atlas dan Tata Ruang
Bakosurtanal dan tersedianya basis data spasial hasil konversi
Produk Atlas Nasional Indonesia. Produk Atlas Nasional Indonesia
terdiri atas 3 edisi yaitu : 1. Atlas Nasional Indonesia I tema
Fisik Lingkungan Alam; 2. Atlas Nasional Indonesia II tema Potensi
dan Sumberdaya; 3. Atlas Nasional Indonesia III tema Sejarah,
Penduduk, Wilayah, dan Budaya.
1.4.
Ruang Lingkup Pekerjaan Ruang lingkup kegiatan Konversi Data
Digital Atlas Cetak Meliputi: 1. Inventarisasi Data dan Produk
Atlas Nasional Indonesia 2. Input data (Pendijitasian data dan
pengumpulan data sektoral) 3. Editing peta hasil input data 4. Uji
kualitas data hasil konversi 5. Editing hasil uji kualitas data
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
2
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital 6.
Pembuatan basis data 1.5. Volume dan Lokasi Pekerjaan Wilayah
Konversi data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital tahun
2012 adalah di wilayah Indonesia Adapun volume pekerjaan ini adalah
Produk Atlas Nasional Indonesia terdiri atas 3 edisi yaitu : 1.
Atlas Nasional Indonesia I tema Fisik Lingkungan Alam; 2. Atlas
Nasional Indonesia II tema Potensi dan Sumberdaya; 3. Atlas
Nasional Indonesia III tema Sejarah, Penduduk, Wilayah, dan
Budaya.
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
3
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
BAB 22.1.
METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
Bahan dan Peralatan Dalam pelaksanaan pekerjaan, bahan-bahan
sebagai penunjang pelaksanaan pekerjaan yang harus disediakan oleh
pelaksana pekerjaan antara lain: a. Peta dasar digital b. Peta
Atlas format Freehand c. Alat tulis kantor d. Bahan pra-cetak
(sebagai bahan chek plot) e. Bahan pencetakan (untuk peta final)
Adapun peralatan yang diperlukan untuk menunjang pemrosesan data
adalah sebagai berikut:
2.2.
Komputer beserta softwarenya (AutoCAD, ArcGIS 9.3, Global
Mapper, Adobe Illustrator, Freehand dll), Plotter, Printer,
Scanner
Tahapan Pekerjaan Secara garis besar tahapan pekerjaan yang
dilakukan mencakup kegiatan sebagai berikut:
2.2.1. Persiapan dan Perencanaan Beberapa komponen yang perlu
dipersiapkan dalam tahapan ini antara lain: Peralatan Perangkat
keras antara lain berupa komputer, printer, scanner, plotter,
sedangkan perangkat lunak berupa aplikasi yang dapat memroses data
grafis (AutoCAD, ArcGIS 9.3, Global Mapper, Adobe Illustrator,
Freehand dll). Tim pelaksana Untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan
diperlukan suatu tim pelaksana yang saling mengetahui kewajiban dan
wewenangnya. Tim pelaksana dipersiapkan agar terjalin kerjasama tim
yang baik. 2.2.2. Inventarisasi dan Pengumpulan Data Inventarisasi
data dimaksudkan untuk membuat daftar data dan sumbernya terkait
dengan data produk Atlas Nasional dan Atlas Tematik Pusat Atlas dan
Tata Ruang.
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
4
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
Pengecekan produk meliputi kelengkapan, tahun dan riwayat data.
Tahapan ini diperlukan agar diperoleh kepastian keberadaan data,
sumber dan tahun data yang digunakan dan proses pengolahan dan
penyajian data ke dalam atlas meliputi kelengkapan, tahun dan
riwayat data 2.2.3. Pemasukan Data / Input Data Diagram Alir dari
Pekerjaan ini adalah sebagai berikut :Mulai Klasifikasi Data dan
Inventarisasi Data
Peta Analog Format Freehand
PENENTUAN TITIK KOORDINAT
PROSES DIGITASI (INPUT DATA) T QUALITY CONTROL Y BASIS DATA
SPASIAL (SHP) BASIS DATA SPASIAL (GDB)
EDITING
GEOMETRY
ATRIBUT
EDGE MATCHING
TOPOLOGY
QUALITY CONTROL
BASIS DATA
LAPORAN
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
BASIS DATA DALAM EXTERNAL HARDISK/CD
5
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
PraDigitasi Ketelitian hasil digitasi ditentukan oleh sumber
data yang ada. Sedapat mungkin, gunakan peta yang paling baik dan
paling mutakhir. Peta harus selalu dalam keadaan bersih, dapat
terbaca dan dalam kondisi baik, pastikan bahwa lokasi yang ada
dapat didigitasi seteliti mungkin. Kondisi peta mudah berubah oleh
keadaan cuaca, sehingga dapat terjadi distorsi. guna meminimalkan
distorsi, sebaiknya peta digandakan kedalam suatu material yang
stabil, tetapkan suatu urut-urutan prosedur standar untuk
memastikan tata cara pemasukan data yang konsisten. Misalnya, anda
akan melakukan digitasi fitur jalan. Pastikan sebelumnya apakah
digitasi akan dilakukan pada tengah-tengah garis atau pada salah
satu tepi garis tersebut. Apapun pilihan anda, selama digitasi
pilihan ini harus dilakukan secara konsisten dan sebaiknya buatlah
catatan mengenai hal ini. Peta analog yang akan di digitasi
kemudian di scan dengan variasi ukuran A4 sampai A0. Bila kita
menggunakan scanner ukuran A0 maka peta yang ukurannya besar cukup
satu kali scan. Tetapi bila scanner yang digunakan ukurannya kecil
seperti ukuran A4 atau A3, maka peta harus di scan beberapa kali.
Pada saat men scan/mindai peta tersebut dibuat over
lapping agar peta nantinya dapat disambung kembali. Format yang
dipakai untukgambar/image adalah jpg atau bmp. Digitalisasi peta
Proses digitalisasi peta secara keseluruhan merupakan proses
perubahan format hardcopy atau media kertas menjadi softcopy format
vector. Termasuk didalamnya tahapan mulai dari proses scanning,
registrasi dan transformasi koordinat/proyeksi peta, digitasi,
mosaiking, serta kontrol kualitas. Proses digitasi dapat dilakukan
dengan 2 metode, yaitu: a. Digitasi di atas meja Digitasi di atas
monitor (on screen)
b.
Metode ini paling umum digunakan pada era sekarang karena
relatif mudah untuk para pemula. Digitasi on screen dilakukan
dengan cara memindai (scan) peta manuskrip yang sudah jadi untuk
mengubah data analog menjadi bentuk gambar digital (image digital).
Gambar tersebut kemudian dikoreksi dari koordinat scan ke sistem
koordinat semula. Gambar yang telah dikoreksi siap didigit dengan
perangkat lunak tertentu.Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL 6
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
Scanning peta hardcopy Scanning peta yaitu proses untuk merekam
peta kertas (hardcopy) menjadi file image (raster digital).
Tujuannya untuk memakai image peta sebagai latar pada proses
digitasi on-screen. Ketika proses scanning dilakukan, perlu
menentukan tingkat kedalaman image, diukur dengan nilai dpi (dot
per inch). Semakin besar nilai dpi maka semakin jelas image yang
dihasilkan. Hal ini berguna untuk menjaga image agar tidak pecah
saat perbesaran, objek yang kecil nampak jelas dan digitasi tidak
keluar dari batas objek (lebih teliti)
Contoh file raster format JPEG dengan perbesaran peta masih
terlihat tajamRegistrasi peta Georeferencing (registrasi peta)
adalah proses pengikatan image hasil scanning ke dalam system
koordinat tertentu dengan mengikatkan titik-titik control sesuai
nilai x,y dari bacaan peta hardcopy-nya. Karena sifat dari
koordinat software adalah planar (tidak melengkung) maka diusahakan
registrasi memakai koordinat sisten proyeksinya/tidak menggunakan
koordinat geografis (Latitude-Longitude). Metode registrasi
diantaranya dengan metoda orthogonal,affine atau proyektif.
Perbedaannya terletak dari jumlah titik control yang digunakan
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
7
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
Registrasi Peta menggunakan titik kontrolDigitasi On Screen
Digitasi on screen merupakan suatu tehnik digitasi atau proses
konversi dari data format raster ke dalam format vektor. Pada
tehnik ini, peta yang akan digitasi terlebih dahulu harus dibawa ke
dalam format raster baik itu melalui proses scanning dengan alat
scanner atau dengan pemotretan. Jika peta tersebut merupakan citra
hasil foto udara ataupun satelit maka, maka dimasukkan ke dalam
ArcMap (program di ArcGis). Membuat tema / peta baru kita terlebih
dahulu harus mengaktifkan tool untuk Editing . Klik kiri pada icon
di samping, maka akan muncul menu bar tambahan untuk editing.
Digitasi Point Caranya membuat, terlebih dahulu shapefile point
kemudian aktifkan Editor>Start Editing . Gunakan untuk membuat
titik, pastikan target berada pada layer yang benar. Isikan data
yang berkaitan, misal field titik ketinggian, nama kota dan lain
sebagainya. Simpan melalui Editor> save edits
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
8
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
Digitasi Line Untuk mendigit misalnya jalan, tukar target
editing menjadi layer garis. Ikuti gambar pada peta dan gunakan
crete new feature modify. untuk menggambar dan gunakan edit
untuk
Digitasi Polygon Langkahnya sama dengan digitasi point dan line,
ganti target menjadi polygon misalnya pemukiman dan mulai digit
kembali.
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
9
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
Memasukkan data atribut Pada perangkat lunak/software ArcGis
carannya adalah : a. Klik Kanan pada layer Lokasi, pilih Open
Attribute Table
b. Menambahkan Field baru dengan klik tombol Options, akan
muncul tombol AddField, pada kotak Name isikan bangunan, pada Type
pilih Text, lalu klik OK.
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
10
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
c. Mulai Start Editing, lalu kemudian pilih feature yang akan
diberi attributmenggunakan tombol edit tools, Klik pada tiap titik
di map display, sehingga tersorot warna biru pada display dan
tabel. d. Ketik nama bangunan yang tertera pada gambar di field
Bangunan
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
11
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
e. Lakukan hal yang sama pada tiap feature titik di map display
f. Data Attribut telah di isi
2.2.4. Editing Hasil Input dataEditing bertujuan untuk
memperbaiki tampilan grafis peta. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam proses editing antara lain: Editing data vektor
dilakukan untuk masing-masing obyek spasial (titik, garis, dan
poligon/area). Obyek grafis harus berisi komponen node/vertex. Pada
suatu tema unsur yang sama, obyek grafis garis dan atau poligon
yang saling bersilangan, harus saling berpotongan pada satu
vertex.
Tidak ada dangling lines (undershoot/overshoot): tidak ada cacat
dalam pertemuan atau perpotongan pada masing-masing obyek grafis.
Harus ada features connectivity: pertemuan masing-masing obyek
grafis pada satu posisi vertex (tidak terjadi offset). Harus ada
features matching consistency (smoothness & conciseness):
posisi obyek grafis baik terhadap tema yang sama atau pun berbeda
harus kontinu, kesempurnaan bentuk lengkung atau lurus.
Ketepatan segmentation: suatu garis pada identifikas tema yang
sama tidak boleh terpisah.
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
12
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
Kelengkapan text labeling & annotation: setiap poligon harus
memiliki satu label teks (tidak boleh ganda). Untuk unsur-unsur
tertentu harus ada artificial polygon
United polygon: poligon yang ada dalam suatu kesatuan dan
memilikiatribut/label yang sama, namun terbelah oleh suatu garis
(sleever) dari poligon lain, harus disatukan menjadi poligon
utuh.
2.2.5. Edgematching Proses edgematching dilakukan antar lembar
peta yang bersinambungan dan dilakukan dalam setiap zone yang
selanjutnya dilakukan penggabungan antar zone dengan menggunakan
koordinat geografi.
Edgematching dilakukan dengan memperhatikan geometri dan atribut
obyekgeo-spasial.
Edgematching antar sheet pada obyek yang sama harus
memperhatikan jarakgeometri antar node yang akan disambung.
Gambar 4.28. Sistimatika dalam proses Edgematching
Terjaganya horizontal concistency, suatu kondisi dimana meskipun
obyek didigitasi dari sumber data atau lembar peta yang berbeda,
namun pada tema dan obyek grafis yang sama harus terjadi
kesinambungan.
Setelah
edgematching pada zone yang sama, kemudian seluruh data
dikonversikan ke koordinat geografi (,,h). Dilakukan
edgematching kembali untuk beda zone.
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
13
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial DigitalGambar
4.29. Edgematching untuk NLP beda Zone
2.2.6. Kontrol Kualitas (QC) Pengawasan/kendali mutu (QC) perlu
dilaksanakan untuk memenuhi kriteria pembuatan basis data yang
baik. Proses pengawasan dilakukan oleh supervisor yang mempunyai
kualifikasi dan menguasai secara baik standar mutu dari setiap
proses terutama pada saat : Proses kompilasi data Proses digitasi
data, Proses editing, Proses data entry, Pembangunan basis data
menuntut tingkat kehandalan yang tinggi dari segi ketelitian,
kelengkapan, dan kemutakhiran data yang dimasukkan kedalam basis
data. Aspek-aspek kontrol kualitas antara lain sebagai berikut :
Kesesuaian antara hasil dengan sumber data. Proses QC akan
memastikan bahwa produk kompilasi maupun otomasi data fit dengan
sumber data baik dari segi bentuk feature, posisi featur, ukuran
feature dll. Kelengkapan data baik peta/grafis maupun atribut.
Kebenaran / logika data. Konsistensi dengan spesifikasi basis data.
Tahapan ini dapat dikatakan tahapan akhir dari keseluruhan
rangkaian otomasi, yang bertujuan untuk mengantisipasi berbagai
kesalahan dalam seluruh rangkaian kegiatan otomasi sehingga produk
akhir basisdata digital sesuai dengan desain yang telah ditentukan
sebelumnya. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam QC ini : Membuat
dan menentukan prosedur kendali mutu Membuat Forms pemeriksaaan
data Membuat dokumentasi dan deskripsi dari tiap-tiap kesalahan
yang
ditemukan selama proses QC berlangsung Penentuan kualitas
basisdata digital secara garis besar dapat dikelompokan menjadi 4
bagian utama penting :
Kelengkapan Features, ditentukan dari kesesuaian data digital
dengan
data source yang dilakukan melalui proses check plotDeputi
Bidang IDS BAKOSURTANAL 14
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
Akurasi Features, ditentukan dari kesesuaian data digital dengan
data Akurasi Entri database, ditentukan dari kesesuaian antar data
digital
source yang dilakukan melalui proses check plot
dengan list database data source
Akurasi atribut, ditentukan kesesuaian atribut tiap-tiap layer
dengan desaindatabase (PAT, AAT atau point attribute table)
Proses kendali mutu dikelompokkan menjadi dua tahapan : Sebelum
Otomasi (Pra-Automation), pemeriksaan yang sifatnya mendasar
seperti kondisi peralatan (hardware, software) dan manuskrip
Sesudah Otomasi (Post-Automation), pemeriksaaan yang sifatnya
menyeluruh mulai dari tahap awal sampai akhir.
2.2.7. Pembuatan Basis DataSistem Basis data merupakan sistem
yang terdiri dari kumpulan file (tabel) yang saling berhubungan dan
sekumpulan program (DBMS) yang memungkinkan beberapa pemakai atau
program lain untuk mengakses dan memanipulasi file (tabel)
tersebut. Desain Database Model basisdata GIS secara tipikal
terdiri dari 2 tipe, yaitu :
Tipe file base , untk pengunaan bersifat stand alone (PC
Desktop).
Contoh format data file base yaitu *.shp, coverge, *.dwg,*.dxf,
*Tab dan lainlain.
Tipe RDBMS (Relational Database Management Sistem), untuk
penggunaan
yang bersifat multiuser dengan flatform jaringan (client server)
maupun berbasis Dekstop (enterprise geodatabase). RDBMS terdiri
dari 2 tipe, yaitu personal geodatabase dan enterprise geodatabase.
Contoh personal geodatabase, yaitu MsAccess sedangkan enterprise
geodatabase adalah SQLServer, Oracle, MySQL, dll. Mengingat kondisi
data yang semakin besar dan kompleks, serta terkait dengan
integritas data dan menghindari berikut : duplikasi, maka modelbase
RDBMS paling direkomendasikan dalam pekerjaan ini, dengan beberapa
pertimbangan sebagai
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
15
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
Teknologi bersifat powerfull yang dapat mensupport obyek data yang
kompleks, query yang besar dan transaksional data yang dinamis.
Memudahkan dilakukan manajemen pengelolaan data secara bersama-sama
(concurrency management) dalam lingkungan multiuser (LAN).
Mempunyai standar backup, recovery dan replika data, Mempunyai
unjuk kerja yang tinggi untuk user dalam jumlah banyak,
Pemeliharaan data dapat dilakukan dalam jangka waktu yang panjang,
tidak dipengaruhi perubahan personal dan hardware.
Arsitektur sistem merupakan arsitektur client server. Gambar
Metoda Konversi dan Integrasi serta Migrasi Data/ DekstopGI S
Pradesain dan Konsultasi PradesainDesain basis data (physical
database deSign) merupakan penjabaran terstruktur bagaimana
coverage/ layer disimpan. Desain ini akan digunakan sebagai
referensi pada proses otomasi data khususnya pada tagging data
atribut. Spesifikasi desain detail layer disusun berdasarkan
kondisi existing sumber data, perangkat lunak yang digunakan serta
sasaran dari aplikasi yang akan dikembangkan. Penyusunan
spesifikasi desain akan mempertimbangkan desain basis data yang
sudah dikembangkan. Beberapa hal berikut ini merupakan faktor yang
akan diidentifikasi selama penyusunan desain detail basis data
:
1. Definisi file tabel atribut dan layer, yang menyangkut
definisi layer dan spesifikasiitem pada atribut (nama item, tipe
item, input width, output width, decimal). Definisi item pada tabel
atribut merupakan format file data atribut (record) yang akan
disimpan dalam perangkat lunak database. Setiap item
didefinisikan
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
16
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
berdasarkan nama, tipe data, jumlah karakter (byte) yang digunakan
untuk menyimpan record, angka dan jumlah desimal yang ingin
ditampilkan.
2. Kode feature dan klasifikasi atribut. Deskripsi suatu atribut
dapat berupanomor/angka, karakter alfanumerik, atau text/
keterangan, waktu/ tanggal dll. Untuk menghubungkan antara data
atribut dan data spasial pada digunakan identifier (ID).
coverage
3. Pengorganisasian layer. Pengorganisasian layer dilakukan
berdasarkan kelompoktema feature (sungai, jaringan jalan, land use,
batas administrasi dan sebagainya) mengingat hal ini lebih
memudahkan dalam proses editing dan updating layer. Kumpulan
layer-layer ini juga dengan mudah dapat digabungkan untuk
menghasilkan kombinasi informasi yang diinginkan Tujuan perancangan
basis data GIS, yaitu : Memenuhi semua requirements yang berkaitan
dengan isi atau content Memberikan representasi struktur data yang
efektif, efisien dan mudah Menghindari duplikasi data (redundancy)
dan ketidakkonsistenan data dan informasi yang diperlukan oleh
pengguna. dimengerti oleh pengguna. (inkonsistensi) data.
Mendukung setiap requirements yang erat kaitannya dengan
pemrosesan
data dan kecepatan kinerja sistem. Kecepatan kinerja sistem
terkait dengan kecepatan waktu respons, waktu pemrosesan, ruang
penyimpanan dan lainlain. 2.2.8. Basis Data Spasial Peta Atlas Data
yang telah melalui proses digitasi dan editing dimasukkan (upload)
ke dalam geodatabase menggunakan ArcCatalog (bagian dari software
ArcGIS). Kelebihan dari geodatabase adalah kemampuannya untuk
menyimpan beragam data (vector, raster, survey data, table) dan
menyimpan hubungan spasial (topologi, network) serta pengelolaan
atribut (domain, joining ID, null value)
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
17
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
Topologi Di dunia teknologi SIG, topologi merupakan model yang
digunakan untuk menjelaskan bagaimana perilaku geometri setiap
objek. Contohnya dalam basis data administrasi dan garis pantai,
disebutkan rule / aturan bahwa polygon batas administrasi tidak
boleh saling overlap dan garis pantai harus tepat berbatasan dengan
batas administrasi. Geodatabase topology merupakan topologi yang
disimpan dalam bentuk feature class di dalam database. Hal tersebut
membedakan dengan topologi yang dibuat diluar database, dimana
topologi yang dibangun tidak dapat disimpan dan panggil kembali
(dalam pekerjaan ini digunakan software ArcGIS). Topologi di dalam
geodatabase memiliki ciri-ciri berikut : a. Property topologi
Sebagai feature class Dapat ditentukan sejauh mana nilai toleransi
validasi (cluster Pengukuran prioritas dalam validasi topologi
(Ranks) Memiliki aturan topologi yang merepresentasikan hubungan
objek di tolerance)
dunia nyata (topology rules) b. Menyimpan data error, eksepsi,
dan dirty area sebagai geometri titik, garis atau polygon c.
Otomatisasi pembuatan topologi (snap feature) ketika
di-validasi
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
18
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
Cluster tolerance dimaksudkan untuk : a. Menjadi pembatas jarak
minimum antara satu objek dengan objek lainnya, dimana vertex akan
dianggap menempel atau identik b. Nilainya berdasarkan batasan
ketelitian peta (1/10 ketelitian peta atau lebih kecil lagi) c.
Tidak dimaksudkan untuk editing data (bukan penghilang undershoot
atau lainnya)
d. Berguna untuk memastikan integritas data, di mana : Garis
saling memotong di vertek Garis bersebelahan menggunakan segmen
yang sama Tidak ada vertek yang lebih dekat dari toleransi
Topologi rules merupakan sebuah set aturan yang menentukan jenis
hubungan antar objek dan diimplementasikan di dalam geodatabase.
Editing topologi Proses editing topologi akan melalui tahapan
berikut : 1. Pembuatan feature class topology di ArcCatalog 2.
Setting cluster tolerance, ranks, rules 3. Validasi topologi 4.
Setelah proses validasi, geodatabase akan memberikan dirty area
yang merupakan wilayah yang didalamnya terjadi kesalahan/error 5.
Perbaiki error menggunakan ArcMap dan topologi edit tool 6. Untuk
kasus tertentu, kesalahan/error dapat diterima/diloloskan sebagai
exception
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
19
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
Create Topology
Dirty Areas
Validate Topology
Edit Features
Ckuster Tolerance
Rules
Errors
Make exception
Ranks
Fix Errors
Exceptions
Gambar : Proses editing topology
Adapun aturan topologi / rule yang digunakan antara lain adalah:
Topological RulesMust Must Must Must Must Must not overlap not have
dangles not self intersect not self overlap not have gaps be single
part
Point
Line
Polygon
Must be large than cluster tolerance Must not intersect (Kontur
dan sungai)
Berikut aturan proses topologi untuk fitur garis (line)
menggunakan software ArcGis antara lain : a) Must not overlap
Gambar Contoh proses topologi fitur line (must not
overlap)Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL 20
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital b)
Must Not Intersect
Gambar Contoh proses topologi fitur line (must not
intersect)
c) Must Not Have Dangles
Gambar Contoh proses topologi fitur line (must not have
dangles)
d) Must Not self Overlap
Gambar Contoh proses topologi fitur line (must not self
overlap)
e) Must Not self Intersect
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
21
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
Gambar Contoh proses topologi fitur line (must not self
Intersect)
f) Must be single part
Gambar Contoh proses topologi fitur line (must be singgle
part)
Berikut aturan proses topologi untuk fitur Area (Polygon)
menggunakan software ArcGis antara lain : a) Must not Overlap
Gambar Contoh proses topologi fitur area (must not overlap)
b) Must not have gaps
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
22
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
Gambar Contoh proses topologi fitur area (must not have
gaps)
2.3.
Hasil Pekerjaan Hasil yang harus diserahkan dari pekerjaan ini
adalah sebagai berikut : 1. Laporan; Laporan Kemajuan Pekerjaan,
yang terdiri dari : Laporan Pendahuluan (Inception Report); Laporan
Tengah (Mid Term Report); Draft laporan akhir; Laporan Akhir.
2. Data digital Produk Atlas Nasional Indonesia I, II, dan III;
3. Basis Data Geospasial (Geodatabase).
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
23
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
BAB 33.1.
RENCANA PENGELOLAAN PEKERJAANSusunan Tim
Pekerjaan Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial
Digital melibatkan beberapa tenaga ahli dari berbagai ilmu terutama
yang terkait dengan ilmu kebumian dan wilayah, serta didukung oleh
beberapa tenaga penunjang yang menguasai proses pengolahan data
grafis (peta). Susunan tim yang dilibatkan dalam pekerjaan ini
tertera seperti pada tabel di bawah.Tabel 3.1 : Susunan Personil
Tenaga Ahli Tenaga Ahli / Profesi Ketua Tim Pelaksana Ahli Database
Persyaratan Pendd. S1 S1 Pengalaman (tahun) 5 5 Jumlah (Orang) 1 1
Waktu Penugasan (Bulan) 5 5
No. 1. 2.
Tenaga Pendukung
No.
Tenaga Pendukung
Jumlah (Orang)
Waktu Penugasan (Bulan) 4 2
1. 2.
Operator Pelaksana GIS Tenaga Administrasi
4 1
3.2.
Organisasi Pelaksana
Organisasi pelaksanaan pekerjaan disusun dengan tujuan: a.
Terciptanya sistem koordinasi yang baik antara pelaksana pekerjaan
dengan pemberi pekerjaan serta unit-unit terkait, b. Terciptanya
koordinasi internal perusahaan sehingga terjadi sinergi yang
optimal untuk setiap anggota tim, Dengan tercapainya faktor-faktor
tersebut berarti kelancaran jalannya pekerjaan secara keseluruhan
diharapkan dapat lebih optimal dan memenuhi jadual yang ditetapkan.
Adapun struktur organisasi pekerjaan dapat dilihat pada gambar di
bawah.Gambar 3.1 Struktur organisasi pelaksanaDeputi Bidang IDS
BAKOSURTANAL 24
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
Pusat Atlas BAKOSURTANAL
Tim Supervisi
Ketua Tim
Ahli Database
Operator GIS
Operator GIS
Operator GIS
Operator GIS
Keterangan:
Garis komando Garis koordinasi
3.3.
Deskripsi Tugas dan Tanggungjawab Personil setiap
Dalam pelaksanaan Pekerjaan Pemutakhiran Peta Kawasan
Kecamatan
personil mempunyai tugas dan tanggungjawab sehingga
masing-masing anggota tim bekerja sesuai dengan porsinya. Adapun
deskripsi tugas dan kewenangan setiap personel diuraikan seperti
pada tabel di bawah.Tabel 3.2 : Deskripsi Tugas dan Tanggungjawab
Personil No. 1 Jabatan dalam Tim Ketua Tim Deskripsi Tugas
Mengawasi dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan konsultan
Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli yang terlibat. Bertanggung
jawab atas masalah teknis selama pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja. Menyiapkan semua laporan untuk setiap
tahapan kegiatan. Melakukan koordinasi teknis. Melakukan
pengelolaan data. Membantu ketua tim pelaksana dalam pembuatan
laporan teknis. Membangun database spasial. Bertanggungjawab dalam
produksi peta digital Bertanggangjawab dalam pencetakan peta
Operator digitasi dibawah koordinasi tenaga database dan Team
Leader Mengarsip seluruh dokumen yang terkait dengan kegiatan
proyek Menyiapkan seluruh dokumen (surat, laporan) yang diperlukan
untuk kebutuhan administrasi25
2 Ahli Database
3
Operator GIS
4 Tenaga Administrasi
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
BAB 4
JADWAL PEKERJAAN
4.1.
Rencana Jadwal Pekerjaan Jadwal pelaksanaan pekerjaan disusun
berdasarkan waktu pelaksanaan pekerjaan yaitu selama 150 (seratus
lima puluh) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat
Perintah Kerja (SPK). Waktu kerja ini ekivalen dengan tiga bulan
hari kalender. Untuk optimalisasi pemanfaatan waktu yang tersedia
maka perlu disusun jadwal pelaksanaan pekerjaan. Jadwal pelaksanaan
pekerjaan disajikan pada tabel di bawah.
4.2.
Rencana Penugasan Personil Untuk merealisasikan jadwal kerja
seperti yang digambarkan pada tabel di atas, maka harus didukung
penugasan personil yang tepat. Penugasan personil disusun
berdasarkan pertimbangan volume pekerjaan, personil yang dibutuhkan
dan waktu yang dialokasikan. Jadual penugasan personil dapat
dilihat pada tabel di bawah.
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
26
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
Tabel: Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
BULAN KE No. 1 2 3 4 POSISI Team Leader / Ahli GIS Ahli Database
Operator GIS Tenaga Administrasi I II III IV V
4.3.
Tahapan Laporan informasi dalam bentuk laporan sangat diperlukan
sebagai
Penyampaian
pertanggungjawaban kepada pemberi pekerjaan, serta untuk
pemantauan, pengendalian, manajemen dan teknis pelaksanaan
kegiatan, mulai dari tahap persiapan, perencanaan hingga
pelaksanaan kegiatan, serta langkah-langkah yang telah diambil.
Pelaporan terdiri dari :1. Laporan
Pendahuluan, Laporan ini memuat Persiapan, Metodologi
Pekerjaan,
Rencana Pengelolaan Pekerjaan, jadwal dan organisasi
pelaksanaan, sebanyak 5 (lima) buku.2. Laporan Tengah, memuat
laporan kemajuan pekerjaan dan permasalahan yang
mungkin timbul serta solusi pemecahannya, dilampiri dengan
progres kemajuan kegiatan, diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.3.
Draft Laporan Akhir, merupakan laporan yang memuat draft akhir
proses pekerjaan
lengkap seluruh pelaksanaan pekerjaan termasuk hasil pemrosesan
dan penyajian data, diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.4. Laporan
Akhir, Laporan akhir merupakan laporan seluruh pelaksanaan
pekerjaan
termasuk hasil pemrosesan dan penyajian data, direkam dalam
format digital dalam media DVD-ROM sebanyak 2 (dua) set dan buku
laporan akhir sebanyak 5 (lima)
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
27
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
4.4.
Kurva S
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
28
Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data Spasial Digital
BAB 5
PENUTUP
Laporan Pendahuluan ini merupakan laporan awal yang berisi
rencana kerja serta metodologi yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan yang diharapkan, sehingga laporan ini menjadi acuan dalam
pelaksanaan kegiatan Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data
Spasial Digital oleh pelaksana kegiatan dari PT. Citra Rupabumi
Konsultan maupun pihakpenyedia jasa konsultansi yaitu tim teknis
dari Pusat Atlas BAKOSURTANAL. Kelancaran dan kesuksesan
pelaksanaan kegiatan ini, akan tergantung dari dukungan secara
penuh penyedia jasa konsultansi terhadap pelaksanaan kegiatan,
karena dukungan tersebut tidak hanya untuk menghindari terganggunya
kegiatan tim konsultan, tetapi juga dalam rangka memberikan jaminan
standar kualitas kerja yang tinggi terhadap pemberi kerja secara
teknis maupun non teknis. Terima kasih kami sampaikan atas
kepercayaan yang diberikan pihak BAKOSURTANAL kepada kami selaku
pelaksana kegiatan Konversi Data Atlas Hardcopy menjadi Data
Spasial
Digital, kami masih memerlukan masukan-masukan agar peleaksanaan
pekerjaan ini dapatberjalan dengan baik dan lancar.
Deputi Bidang IDS BAKOSURTANAL
29