LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS / DEMAM
A. Pengertian DemamDemam berarti suhu tubuh diatas batas normal
biasa, dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh
zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu,
penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. (Guyton,
1990).Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380
C atau lebih. Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari
37,80C. Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 400C disebut demam
tinggi (hiperpireksia) . (Julia, 2000)B. Etiologi DemamDemam
terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit
metabolik maupun penyakit lain. (Julia, 2000). Menurut Guyton
(1990) demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri
atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu,
penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.C. Manifestasi
klinisTanda dan gejala demam antara lain :1. Anak rewel (suhu lebih
tinggi dari 37,8 C 40 C)2. Kulit kemerahan3. Hangat pada sentuhan4.
Peningkatan frekuensi pernapasan5. Menggigil6. Dehidrasi7.
Kehilangan nafsu makanD. Patofisiologi DemamDemam terjadi sebagai
respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada peningkatan
suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak
disertai peningkatan set point. (Julia, 2000)Demam adalah sebagai
mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau
zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat
asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan
dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang
berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen
eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau
merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non
infeksi).Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima
(reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat
pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan
dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan
peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan
reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah
tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas
menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran
panas.Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini
akan merangsang aktivitas tentara tubuh (sel makrofag dan sel
limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan
proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam
pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. (Sinarty,
2003)Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau
krisis/flush.Menggigil. Bila pengaturan termostat dengan mendadak
diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal
sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi.
Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu
baru.Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan
mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada
pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal.
(Guyton, 1999)E. PatwaysTerlampir.
F. Penatalaksanaan Demam1. Secara Fisika. Mengawasi kondisi
klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam.
Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau
mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke
atas atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai
kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak,
karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai
oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan
demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi
intelektual tertentu.b. Bukalah pakaian dan selimut yang
berlebihanc. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangand. Jalan
nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke
otak yang akan berakibat rusaknya sel sel otak.e. Berikan cairan
melalui mulut, minum sebanyak banyaknyaMinuman yang diberikan dapat
berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah atau air
teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat
naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya.f. Tidur yang cukup agar
metabolisme berkurangg. Kompres dengan air biasa pada dahi,
ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk menurunkan suhu tubuh
dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh dipermukaan tubuh ini
dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air
pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena justru akan
membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar.
Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi
(keracunan).h. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres
hangat suam-suam kuku. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka
suhu di luar terasa hangat dan tubuh akan menginterpretasikan bahwa
suhu diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan menurunkan
kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan pengatur
suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkungan luar yang hangat akan
membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau mengalami
vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga
akan mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.2. Obat-obatan
AntipiretikAntipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di
pusat pengatur suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk
mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim
cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali
menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal
dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi.Petunjuk pemberian
antipiretik:a. Bayi 6 12 bulan : 1 sendok the sirup parasetamolb.
Anak 1 6 tahun : parasetamol 500 mg atau 1 1 sendokteh sirup
parasetamolc. Anak 6 12 tahun : 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2
sendok the sirup parasetamol.Tablet parasetamol dapat diberikan
dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau teh manis. Obat
penurun panas in diberikan 3 kali sehari. Gunakan sendok takaran
obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya.G. Teori Asuhan
KeperawatanPenyakit demam sangat berisiko maka pasien perlu dirawat
di rumah sakit, sedangkan keperawatan pasien yang perlu
diperhatikan ialah resiko peningkatan suhu tubuh, gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit, kurangnya pengetahuan orang tua
mengenai penyakit.a. Resiko peningkatan suhu tubuhSering terjadi
bila metabolisme dalam tubuh meningkat maka perlu diberikan obat
anti piretik dengan dilakukan kompres hangat bila suhu tubuh kurang
dari 37 C akan tetapi bila panasnya lebih dari 38oC diberikan
ekstra pamol dengan diberikan kompres dingin.b. Gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolitSering terjadi pada anak
disamping demam juga mengalami anoreksia, lemas, pusing sehingga
keadaan ini menyebabkan kurangnya masukan nutrisi yang kemudian
memudahkan timbulnya komplikasi sehingga perlu dilakukan pemasangan
infus dengan cairan glukosa dan NaCL dan pemberian makanan tambahan
dan makanan lunak yang mudah dicerna seperti bubur halus.c.
Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakitDapat diberikan
penyuluhan terhadap keluarga tentang bagaiman cara mengatasi bila
anak sedang kejang dan demam sehingga anak terhindar dari cidera
dan mengurangi kepanikan orang tua. Disamping itu juga menjelaskan
tentang penyakit dan bahayanya.H. Pemeriksaan
PenunjangTerlampir.DAFTAR PUSTAKA1. Betz, Sowden. (2002). Buku Saku
Keperawatan Pediatrik, Edisi 2. Jakarta, EGC.2. Engel, Joyce.
(1998). Pengkajian Pediatrik. Ed. 2. Jakarta, EGC3. Guyton, Arthur
C. (1990). Fisiologi manusia danmekanisme penyakit. Ed. 3. Jakarta,
EGC.4. Guyton, Arthur C. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Ed. 9. Jakarta, EGC.5. Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit,
Edisi 2. Jakarta, EGC.6. Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode
Tepat Mengatasi Demam. www. Google. Com7. Sinarty hartanto. (2003).
Anak Demam Perlu Kompres. www. Pediatrik. Com/knal.php8. Sophia
Theophilus. (2003). Apa Yang Perlu Diperhatikan Bila Anak Demam.
www. Kompas. Com.
LAPORAN PENDAHULUAN KEJANG DEMAM
A. PENGERTIANKejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan
sementara sebagai akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan
pelepasan listrik serebral yang berlebihan (Betz &
Sowden,2002).Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 380 C) yang disebabkan oleh
proses ekstrakranium.Jadi kejang demam adalah kenaikan suhu tubuh
yang menyebabkan perubahan fungsi otak akibat perubahan potensial
listrik serebral yang berlebihan sehingga mengakibatkan renjatan
berupa kejang.
B. ETIOLOGIInfeksi ekstrakranial , misalnya OMA dan infeksi
respiratorius bagian atas
C. PATOFISIOLOGIPeningkatan suhu tubuh dapat mengubah
keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu singkat
terjadi difusi ion kalium dan natrium melalui membran tersebut
dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik
ini demikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun
membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut
neurotransmiter dan terjadi kejang. Kejang demam yang terjadi
singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala
sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama (lebih dari 15 menit)
biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi
untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia,
hiperkapnia, asidosis laktat yang disebabkan oleh metabolisme
anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak
teratur dan suhu tubuh makin meningkat yang disebabkan oleh makin
meningkatnya aktivitas otot, dan selanjutnya menyebabkan
metabolisme otak meningkat. Faktor terpenting adalah gangguan
peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meningkatkan
permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang mngakibatkan
kerusakan sel neuron otak. Kerusakan pada daerah medial lobus
temporalis setelah mendapat serangan kejang yang berlangsung lama
dapat menjadi matang di kemudian hari sehingga terjadi serangan
epilepsi spontan, karena itu kejang demam yang berlangsung lama
dapat menyebabkan kelainan anatomis di otak hingga terjadi
epilepsi.
D. MANIFESTASI KLINIK1. Kejang parsial (fokal, lokal)a. Kejang
parsial sederhana :Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu
atau lebih hal berikut ini : Tanda-tanda motoris, kedutan pada
wajah, atau salah satu sisi tubuh; umumnya gerakan setiap kejang
sama. Tanda atau gejala otonomik: muntah, berkeringat, muka merah,
dilatasi pupil. Gejala somatosensoris atau sensoris khusus :
mendengar musik, merasa seakan jatuh dari udara, parestesia. Gejala
psikis : dejavu, rasa takut, visi panoramik.b. Kejang parsial
kompleks Terdapat gangguan kesadaran, walaupun pada awalnya sebagai
kejang parsial simpleks Dapat mencakup otomatisme atau gerakan
otomatik : mengecapngecapkan bibir, mngunyah, gerakan menongkel
yang berulangulang pada tangan dan gerakan tangan lainnya. Dapat
tanpa otomatisme : tatapan terpaku2. Kejang umum (konvulsi atau non
konvulsi)a. Kejang absens Gangguan kewaspadaan dan responsivitas
Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang
dari 15 detik Awitan dan akhiran cepat, setelah itu kempali waspada
dan konsentrasi penuhb. Kejang mioklonik Kedutankedutan involunter
pada otot atau sekelompok otot yang terjadi secara mendadak. Sering
terlihat pada orang sehat selama tidur tetapi bila patologik berupa
kedutan kedutan sinkron dari bahu, leher, lengan atas dan kaki.
Umumnya berlangsung kurang dari 5 detik dan terjadi dalam kelompok
Kehilangan kesadaran hanya sesaat.c. Kejang tonik klonik Diawali
dengan kehilangan kesadaran dan saat tonik, kaku umum pada otot
ekstremitas, batang tubuh dan wajah yang berlangsung kurang dari 1
menit Dapat disertai hilangnya kontrol usus dan kandung kemih Saat
tonik diikuti klonik pada ekstremitas atas dan bawah. Letargi,
konvulsi, dan tidur dalam fase postictald. Kejang atonik Hilangnya
tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan kelopak mata
turun, kepala menunduk, atau jatuh ke tanah. Singkat dan terjadi
tanpa peringatan.
E. KOMPLIKASI1. Aspirasi2. Asfiksia3. Retardasi mental
F. UJI LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK1. Elektroensefalogram (EEG) :
dipakai unutk membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang.2.
Pemindaian CT : menggunakan kajian sinar X yang lebih sensitif dari
biasanya untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan.3. Magnetic
Resonance Imaging (MRI) : menghasilkan bayangan dengan menggunakan
lapangan magnetik dan gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan
daerahdaerah otak yang tidak jelas terlihat bila menggunakan
pemindaian CT4. Pemindaian Positron Emission Tomography (PET) :
untuk mengevaluasi kejang yang membandel dan membantu menetapkan
lokasi lesi, perubahan metabolik atau aliran darah dalam otak5. Uji
laboratorium Pungsi lumbal : menganalisis cairan serebrovaskuler
Hitung darah lengkap : mengevaluasi trombosit dan hematokrit Panel
elektrolit Skrining toksik dari serum dan urin AGD Kadar kalsium
darah Kadar natrium darah Kadar magnesium darah
G. PENATALAKSANAAN MEDIS1. Memberantas kejang secepat
mungkinDiberikan antikonvulsan secara intravena jika klien masih
dalam keadaan kejang, ditunggu selama 15 menit, bila masih terdapat
kejang diulangi suntikan kedua dengan dosis yang sama juga secara
intravena. Setelah 15 menit suntikan ke 2 masih kejang diberikan
suntikan ke 3 dengan dosis yang sama tetapi melalui intramuskuler,
diharapkan kejang akan berhenti. Bila belum juga berhenti dapat
diberikan fenobarbital atau paraldehid 4 % secara intravena.2.
Pengobatan penunjangSebelum memberantas kejang tidak boleh
dilupakan perlunya pengobatan penunjang Semua pakaian ketat dibuka
Posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi isi lambung
Usahakan agar jalan nafas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen,
bila perlu dilakukan intubasi atau trakeostomi. Penhisapan lendir
harus dilakukan secara teratur dan diberikan oksigen.3. Pengobatan
rumat Profilaksis intermitenUntuk mencegah kejang berulang,
diberikan obat campuran anti konvulsan dan antipietika. Profilaksis
ini diberikan sampai kemungkinan sangat kecil anak mendapat kejang
demam sederhana yaitu kira-kira sampai anak umur 4 tahun.
Profilaksis jangka panjangDiberikan pada keadaan Epilepsi yang
diprovokasi oleh demam Kejang demam yang mempunyai ciri :- Terdapat
gangguan perkembangan saraf seperti serebral palsi, retardasi
perkembangan dan mikrosefali- Bila kejang berlangsung lebih dari 15
menit, bersifat fokal atau diikuti kelainan saraf yang sementara
atau menetap- Riwayat kejang tanpa demam yang bersifat genetik-
Kejang demam pada bayi berumur dibawah usia 1 bulan4. Mencari dan
mengobati penyebab
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAMA.
PengkajianPengkajian neurologik :1. Tanda tanda vital Suhu
Pernapasan Denyut jantung Tekanan darah Tekanan nadi2. Hasil
pemeriksaan kepala Fontanel : menonjol, rata, cekung Lingkar kepala
: di bawah 2 tahun Bentuk Umum3. Reaksi pupil Ukuran Reaksi
terhadap cahaya Kesamaan respon4. Tingkat kesadaran Kewaspadaan :
respon terhadap panggilan Iritabilitas Letargi dan rasa mengantuk
Orientasi terhadap diri sendiri dan orang lain5. Afek Alam perasaan
Labilitas6. Aktivitas kejang Jenis Lamanya7. Fungsi sensoris Reaksi
terhadap nyeri Reaksi terhadap suhu8. Refleks Refleks tendo
superfisial Reflek patologi9. Kemampuan intelektual Kemampuan
menulis dan menggambar Kemampuan membaca
B. Diagnosa keperawatan1. Resiko tinggi cidera2. Gangguan citra
tubuh3. Resiko tinggi koping keluarga dan koping individu tidak
efektif
C. Intervensi keperawatan1. Kejang Lindungi anak dari cidera
Jangan mencoba untuk merestrain anak Jika anak berdiri atau duduk
sehingga terdapat kemungkinan jatuh, turunkan anak tersebut agar
tidak jatuh Jangan memasukan benda apapun ke dalam mulut anak
Longgarkan pakaiannya jika ketat Cegah anak agar tidak terpukul
benda tajam, lapisi setiap benda yang mungkin terbentur dengan anak
dan singkirkan semua benda tajam dari daerah tersebut Miringkan
badan anak untuk memfasilitasi bersihan jalan nafas dari sekret2.
Lakukan observasi secara teliti dan catat aktiitas kejang untuk
membantu diagnosis atau pengkajian respon pengobatan Waktu awitan
dan kejadian pemicu Aura Jenis kejang Lamanya kejang Intervensi
selama kejang Tanda tanda vital
DAFTAR PUSTAKA
1. Betz, Cecily L & Sowden Linda A. (2002). Buku Saku
Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC.2. Sacharin Rosa M. (1996).
Prinsip Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa : Maulanny R.F. Jakarta
: EGC.3. Ngastiyah.( 1997 ). Perawatan Anak Sakit Jakarta : EGC4.
Arjatmo T.(2001). Keadaan Gawat Yang Mengancam Jiwa. Jakarta : Gaya
Baru5. , ( 2003 ). Kejang Pada Anak. www.
Pediatrik.com/knal.php
LAPORANPENDAHULUANFEBRIS / DEMAMOleh: Niken Jayanthi,
S.KepA.Pengertian DemamDemam berarti suhu tubuh diatas batas normal
biasa, dapat disebabkan olehkelainan dalam otak sendiri atau oleh
zat toksik yang mempengaruhi pusatpengaturan suhu,
penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.
(Guyton,1990).Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu
hingga 380 C atau lebih. Adajuga yang yang mengambil batasan lebih
dari 37,80C. Sedangkan bila suhu tubuhlebih dari 400C disebut demam
tinggi (hiperpireksia) . (Julia, 2000)B.Etiologi DemamDemam terjadi
bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapatberhubungan
dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit
metabolikmaupun penyakit lain. (Julia, 2000). Menurut Guyton (1990)
demam dapatdisebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat
toksik yang mempengaruhipusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit
bakteri, tumor otak atau dehidrasi.C.Manifestasi klinisTanda dan
gejala demam antara lain :1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari
37,8 C 40 C)2. Kulit kemerahan3. Hangat pada sentuhan4. Peningkatan
frekuensi pernapasan5. Menggigil6. Dehidrasi7. Kehilangan nafsu
makanD.Patofisiologi DemamDemam terjadi sebagai respon tubuh
terhadap peningkatan set point, tetapi adapeningkatan suhu tubuh
karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidakdisertai
peningkatan set point. (Julia, 2000)Demam adalah sebagai mekanisme
pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadapinfeksi atau zatasing
yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zatasing masuk
ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh
dengandilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada
yang berasal daridalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh
(pirogen eksogen) yang bisaberasal dari infeksi oleh mikroorganisme
atau merupakan reaksi imunologikterhadap benda asing (non
infeksi).Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima
(reseptor) yangterdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat
pengatur panas di hipotalamus.Dalam hipotalamus pirogen ini akan
dirangsang pelepasan asam arakidonat sertamengakibatkan peningkatan
produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkanreaksi menaikkan
suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi
danmenghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun,
terjadilahketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran
panas.Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini
akan merangsangaktivitas tentara tubuh (sel makrofag dan sel
limfosit T) untuk memerangi zatasing tersebut dengan meningkatkan
proteolisis yang menghasilkan asam aminoyang berperan dalam
pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh.
(Sinarty,2003)Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil
atau krisis/flush.Menggigil. Bila pengaturan termostat dengan
mendadak diubah dari tingkat normalke nilai yang lebih tinggi dari
normal sebagai akibat dari kerusakanjaringan,zat pirogen atau
dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapajam untuk
mencapai suhu baru.Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu
tinggi dengan mendadakdisingkirkan, termostat hipotalamus dengan
mendadak berada pada nilai rendah,mungkin malahan kembali ke
tingkat normal. (Guyton, 1999)E.PatwaysTerlampir.F.Penatalaksanaan
Demam1. Secara Fisika. Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran
suhu secara berkala setiap 4-6jam. Perhatikan apakah anak tidur
gelisah, sering terkejut, atau mengigau.Perhatikan pula apakah mata
anak cenderung melirik ke atas atau apakah anakmengalami
kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama
akanberbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu
mencapai otak.Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat
rusaknya sel-sel otak. Dalamkeadaan demikian, cacat seumur hidup
dapat terjadi berupa rusaknya fungsiintelektual tertentu.b. Bukalah
pakaian dan selimut yang berlebihanc. Memperhatikan aliran udara di
dalam ruangand. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah
terputusnya suplai oksigen ke otakyang akan berakibat rusaknya sel
sel otak.e. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak
banyaknyaMinuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak
diare menyesuaikan),air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar
cairan tubuh yang menguap akibatnaiknya suhu tubuh memperoleh
gantinya.f. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurangg. Kompres
dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya
untukmenurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu
tubuh dipermukaantubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh
digunakan untuk menguapkan air padakain kompres. Jangan menggunakan
air es karena justru akan membuat pembuluhdarah menyempit dan panas
tidak dapat keluar. Menggunakan alkohol dapatmenyebabkan iritasi
dan intoksikasi (keracunan).h. Saat ini yang lazim digunakan adalah
dengan kompres hangat suam-suam kuku.Kompres air hangat atau
suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dantubuh akan
menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan
demikiantubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya
tidak meningkatkanpengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu
lingkungan luar yang hangat akanmembuat pembuluh darah tepi di
kulit melebar atau mengalami vasodilatasi, jugaakan membuat
pori-pori kulit terbuka sehingga akan mempermudah pengeluaranpanas
dari tubuh.2. Obat-obatan AntipiretikAntipiretik bekerja secara
sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu dihipotalamus.
Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandindengan
jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point
hipotalamusdirendahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah
memproduksi panasdiatas normal dan mengurangi pengeluaran panas
tidak ada lagi.Petunjuk pemberian antipiretik:a. Bayi 6 12 bulan :
1 sendok the sirup parasetamolb. Anak 1 6 tahun : parasetamol 500
mg atau 1 1 sendokteh sirupparasetamolc. Anak 6 12 tahun : 1 tablet
parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirupparasetamol.Tablet
parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan
airatau teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari.
Gunakan sendoktakaran obat dengan ukuran 5 ml setiap
sendoknya.G.Teori Asuhan KeperawatanPenyakit demam sangat berisiko
maka pasien perlu dirawat di rumah sakit,sedangkan keperawatan
pasien yang perlu diperhatikan ialah resiko peningkatansuhu tubuh,
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, kurangnya
pengetahuanorang tua mengenai penyakit.a. Resiko peningkatan suhu
tubuhSering terjadi bila metabolisme dalam tubuh meningkat maka
perlu diberikan obatanti piretik dengan dilakukan kompres hangat
bila suhu tubuh kurang dari 37 Cakan tetapi bila panasnya lebih
dari 38oC diberikan ekstra pamol dengandiberikan kompres dingin.b.
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolitSering terjadi pada anak
disamping demam juga mengalami anoreksia, lemas,pusing sehingga
keadaan ini menyebabkan kurangnya masukan nutrisi yang
kemudianmemudahkan timbulnya komplikasi sehingga perlu dilakukan
pemasangan infusdengan cairan glukosa dan NaCL dan pemberian
makanan tambahan dan makanan lunakyang mudah dicerna seperti bubur
halus.c. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakitDapat
diberikan penyuluhan terhadap keluarga tentang bagaiman cara
mengatasibila anak sedang kejang dan demam sehingga anak terhindar
dari cidera danmengurangi kepanikan orang tua. Disamping itu juga
menjelaskan tentang penyakitdan bahayanya.H.Pemeriksaan
PenunjangTerlampir.DAFTARPUSTAKA1. Betz, Sowden. (2002). Buku Saku
Keperawatan Pediatrik, Edisi 2. Jakarta,EGC.2. Engel, Joyce.
(1998). Pengkajian Pediatrik. Ed. 2. Jakarta, EGC3. Guyton, Arthur
C. (1990). Fisiologi manusia danmekanisme penyakit. Ed. 3.Jakarta,
EGC.4. Guyton, Arthur C. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Ed. 9. Jakarta,EGC.5. Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit,
Edisi 2. Jakarta, EGC.6. Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode
Tepat Mengatasi Demam. www.Google. Com7. Sinarty hartanto. (2003).
Anak Demam Perlu Kompres. www. Pediatrik.Com/knal.php8. Sophia
Theophilus. (2003). Apa Yang Perlu Diperhatikan Bila Anak Demam.
www.Kompas. Com.
Dengan mengetahui, jenis dan bahanya dari demam maka di harapkan
kita sebai orang tua dapat memberikan penanggulangan yang terbaik
bagi bayi kita. smoga tulisan ini bisa membantu anda.Ulasan yang
berkaitan dengan:-demam pada bayi/anak-panas tinggi pada
bayi/anak-kejang pada bayi/anakdan cara mengatasinya. Diambil dari
milis ayah bundaDemam Pada Anak (Pls Read)Merupakan Notulen Seminar
Fever In Children dengan pembicara dr. PurnamawatiDefinisi
Demam:Demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas setting
normal yaitu diatas 38C. Namun demikian, panas yang sesungguhnya
adalah bila suhu > 38.5C.Akibat tuntutan peningkatan setting tsb
maka tubuh akan memproduksi panas.Tiga Fase Demam1. menggigil
sampai suhu tubuh mencapai puncaknya,2. lalu menetap3. dan baru
akhirnya turunBagaimana dan Mengapa Demam TimbulPeningkatan suhu
tubuh ini disebabkan oleh beredarnya suatu molekul kecildi dalam
tubuh kita yang disebut dg PIROGEN ZAT PENCETUS PANAS.Apa yg
menyebabkan terjadinya peningkatan pembentukan pirogen?
Banyak,seperti infeksi, radang, keganasan, alergi, teething,
dll.Inflammation FeverPertama, RADANG. Apa sih radang itu?
Infeksi?Dalam bahasa inggris, radang adalah INFLAMMATION, bukan
infection. Dengandemikian, radang bisa disebabkan oleh infeksi
tetapi bisa juga bukan karena infeksi.Kalau karena infeksi, bisa
infeksi kuman (bakteria) atau karena infeksi virus, jamur, parasit;
tetapi kebanyakan infeksi pada bayi dan anak disebabkan oleh
virus.Apa penyebab radang yang bukan infeksi? Bisa alergi (yang
tersering), bisa juga trauma, tumbuh gigi (teething), atau karena
penyakit autoimun (ada kesalahan program di dalam tubuh dimana
organ tubuh dikira sebagai musuh dan diserang oleh sistem
imun.Kedua, apa itu INFEKSI?Infeksi adalah masuknya jasad renik
(micro organisms atau mahluk hidup ygsangat kecil yang umumnya
tidak dapat dilihat dengan mata) ke tubuh kita.Masuknya
micro-organisms tersebut belum tentu menyebabkan kita jatuh sakit,
tergantung banyak hal antara lain tergantung seberapa kuat daya
tahan tubuh kita.Bila sistem imun kita kuat, mungkin kita tidak
jatuh sakit atau kalaupun sakit, ringan saja sakitnya, bahkan tubuh
kita selanjutnya membentuk zat kekebalan (antibodi). Mikro
organisme atau jasad renik tsb bisa kuman bakteri,bisa virus,
jamur, dllKetiga, DEMAM. Apakah demam itu? Penyakit atau
gejala?Demam bukan penyakit, demam adalah gejala bahwa ada sesuatu
yang sedang terjadi di dalam tubuh kita. Batuk, muntah, diare juga
bukan penyakit, melainkan gejala. Berhadapan dengan gejala-gejala
tersebut, yang terpenting adalah mencari tahu APA
PENYEBABnya.Apakah DEMAM ITU PASTI INFEKSI? Belum tentu, meski yang
terbanyak adalahakibat infeksi. Pada bayi dan anak kebanyakan
adalah infeksi virus.Mengapa kalau infeksi harus demam?Sudah
terbukti bahwa demam sengaja dibuat oleh tubuh kita sebagai upaya
membantu tubuh menyingkirkan infeksi.Pd saat terserang infeksi,
maka tentunya tubuh harus membasmi infeksi tsb.Caranya? Dengan
mengerahkan sistem imun. Pasukan komando untuk melawan infeksi
adalah sel darah putih dan dalam melaksanakan tugasnya agar efektif
dan tepat sasaran, sel darah putih tidak bisa sendirian, diperlukan
dukungan banyak pihak termasuk pirogen. Pirogen itu membawa 2
misi:1.Mengerahkan sel darah putih atau leukosit ke lokasi
infeksi2.Menimbulkan demam yang akan membunuh virus karena virus
tidak tahan suhutinggi, virus tumbuh subur di suhu rendah.Dimana
peran obat penurun panas?Obat penurun panas, bekerja menghambat
ensim Cox sehingga pembentukanprostaglandin terganggu-yang
selanjutnya menyebabkan terganggunya peningkatansuhu tubuh. Obat
penurun panas samasekali tidak mengobati si penyebab demam itu
sendiri.Obat-obatan yang justru dapat meningkatkan suhu tubuh
Anti-cancer,Antibiotics (ampicillin, clox, tetra, lincomycin,
Bactrim, Septrim, INH, Flagyl), Cimetidine, PrimperanCara mengatasi
demam1.Minum banyak, karena demam dapat menimbulkan dehidrasi (baca
kerugian ygdapat terjadi karena demam).2.Kompres anak dengan air
hangat.Kok bukan dengan air dingin? karena apabila diberi air
dingin, otak kita akanmenyangka bahwa suhu diluar tubuh dingin
sehingga otak akan memerintahkan tubuhuntuk menaikkan suhunya
dengan cara menggigil sehingga memproduksi panas.Akibatnya suhu
tubuh anak bukannya turun, melainkan tambah panas.Sebaiknya kompres
dilakukan ketika: anak merasa uncomfortable, suhu mencapai 40C,
pernah kejang demam/keluarga dekat pernah menderita kejang demam
atau anak muntah2 sehingga obat tidak bisa masuk. Cara melakukan
kompres: taruh anak di bath tub mandi dengan air hangat (30-32C)
atau usapkan air hangat disekujur tubuh anak. Kalau anak menolak,
duduk di bath tub beri mainan & ajak bermain.3.Beri obat
penurun panas, acetaminophen atau paracetamol seperti tempra,
panadol, atau paracetol, tylenol, sesuai dosis. Kapan obat penurun
panas diberikan? Bila suhu di atas 38.5C, atau bila anak
uncomfortable. Sebaiknya jangan berikan obat demam apabila panasnya
tidak terlalu tinggi (dibawah 38.5C).ComplicationDemam itu umumnya
justru dibutuhkan sebagai salah satu bentuk perlawanan tubuh
terhadap infeksi. Tetapi apakah ada sisi negatifnya? Kerugian yang
bisa terjadi akibat demam:1.Dehidrasi karena pada saat demam,
terjadi peningkatan pengeluaran cairan tubuh sehingga dapat
menyebabkan dehidrasi.2.Kejang demam, tetapi kemungkinannya sangat
kecil. Selain itu, kejang demam hanya mengenai bayi usia 6 bulan
sampai anak usia 3 tahun. Terjadi padahari pertama demam, serangan
pertama jarang sekali terjadi pada usia 3 tahun. Gejala: anak tidak
sadar, kejang tampak sebagai gerakan2 seluruh tangan dan kaki yang
terjadi dalam waktu sangat singkat. Umumnya TIDAK BERBAHAYA, tidak
menyebabkan KERUSAKAN OTAK.Principles in fever managementApa yang
terpenting dalam menghadapi anak demam?-Mencari tahu apa penyebab
panasnya.-Dengan mengetahui permasalahan, maka kita dapat bertindak
secara rasional.Prinsip utama tata laksana demam (sesuai panduan
Mayo Clinic USA) :-Orang tua tidak perlu panik, umumnya demam tidak
membahayakan jiwa. Hal utama yang perlu dilakukan adalah mengamati
perilaku anak. Bila saat suhu agak rendah anak masih tetap aktif,
masih riang, masih mau main, maka kita tidak perlu cemas.-Jangan
memberikan obat panas bila demam tidak tinggi-Cegah kemungkinan
terjadinya dehidrasi-Mengetahui kapan harus cemas dan harus
menghubungi dokterDi lain pihak, setiap penyakit itu ada nature nya
masing2, misalnya common cold 3 10 hari ya jangan minta 1-2 hari
sembuh. Kita tidak bisa melawan alam.American Academy of Pediatrics
membuat rekomendasi penanganan demam denganmencantumkan
kondisi-kondisi dimana orang tua harus menghubungi dokternya:-Bila
bayi berusia 6 bulan, dengan suhu tubuh 40CBeberapa kondisi lainnya
dimana anda perlu berkomunikasi dg dokter-Tidak mau minum atau
sudah mengalami dehidrasi-Iritabel atau menangis terus menerus,
tidak dapat ditenangkan-Tidur terus menerus, lemas dan sulit
dibangunkan (lethargic)-Kejang-Kaku kuduk leher,-Sesak
napas-Gelisah, muntah, diare-Sakit kepala hebatDengan demikian,
pemeriksaan laboratorium pada hari pertama demam, umumnya tidak
diperlukan kecuali pada kondisi seperti yang dikemukakan di
atas.Panduan praktis menangani anak demam:-Ruangan dijaga agar
tidak panas, pasang kipas angin. Anak memakai baju yang tidak
tebal-Ekstra cairan, Minum sering: Air, air sup, jus buah segar
yang sudah dicampur air, es batu, es krim. Bila sering muntah atau
diare, beri minuman yg mengandung elektrolit:pedialyte,
oralit-Biarkan anak memakan apa yang dia inginkan, jangan dipaksa.
Hindarkan makanan yang berlemak, makanan yang sulit dicerna.-Tepid
sponging (kompres air hangat)Anak tidak masuk sekolah, tetapi bukan
berarti harus di tempat tidur seharian.Sponging to ease
feverKompres untuk meredakan demamTidak jarang orang tua
terperangah bila saya tidak memberikan obat danmenyatakan cukup
kompres saja.Kompres hangat akan menurunkan suhu anak dalam waktu
30 45 menit.Kapan kita mengompres anak demam?1. Uncomfortable2.
Suhu (40C)3. Pernah kejang demam atau keluarga dekat pernah
menderita kejang demam4. Muntah-muntah sehingga obat tidak bisa
masukBagaimana cara mengompres anak demam?1. Taruh anak di bath
tub/ember mandi yang diisi air hangat bersuhu 30 32C; atau2.
Usapkan air hangat di sekujur tubuh bayi/anakBila anak menolak,
suruh duduk di ember/bath tub, beri mainan, ajak
bermainMenggigil,KejangManagement of febrile convulsionOrang tua
sering sulit membedakan antara menggigil dengan kejang.Pada saat
anak menggigil, anak tidak kehilangan kesadaran, tidak berhenti
napasnya. Anak menggigil karena suhu demamnya akan meningkat. Orang
tua juga sulit membedakan antara kejang demam/steup dg kejang
akibat infeksi otak.Kejang akibat demam bersifat generalized
(melibatkan seluruh tubuh), berlangsung sekejap, setelah kejang
anak sadar.Kejang akibat infeksi otak berlangsung lama,
berulang-ulang, lehernyakaku, dan sesudah kejang, anak tidak
sadar.Sebaiknya org tua menghitung lamanya kejang dengan watch stop
tidak jarang, akibat penampilannya yang menakutkan, maka orang tua
merasa kejangnya lama meski sebenarnya hanya berlangsung dalam
detik atau menit.Beberapa panduan praktis menangani anak kejang
demam:-Tetap tenang, jangan panik, amati kondisi anak dengan
seksama-Baringkan anak/bayi di tempat yang aman (lantai)-Saat anak
kejang, jangan di rejeng (untuk mencegah terjadinya fraktur)-Cegah
agar saat kejang anak tidak tersedak (posisi anak tengkurap atau
miring)-Jangan taruh benda apapun di dalam mulut anak (misalnya
sendok)Fever Medication (obat demam) -Konsultasikan dengan
dokterIbuprophen AcetaminophenAcetosal MetamizoleEffect NYERI,
demam, fever, inflamasi DEMAM, nyeri Nyeri, demam,inflamasi Nyeri,
demam, inflamasiDosis 5-10 mg/kg 10-15 XX XXEfek samping Iritasi
lambung/saluran cerna (perdarahan), GangguanginjalJangan berikan
bila anak muntah2 dan atau diare Paling aman asalkandosisnya tidak
berlebihanBila overdosis, dapat menyebabkan kerusakan hati Sindrom
Reye (gangguan otak dan hati), iritasi lambungTidak dianjurkan:
Anak < 12 tahun, infeksi virus Bone marrow suppressionBeberapa
prinsip yang perlu dicatat:-Jangan berikan 2 obat demam misalnya
acertaminophen dengan ibuprofen atau acetaminophen dengan aspirin.-
Sebaiknya jangan campur acetaminophen dengan phenobarbital
(luminal).Luminal menekan ensim hati yang kerjanya menetralisir
acetaminophen sehingga kadar acetaminophen di darah akan
meningkatkan dan meningkat pula risiko intoksikasi acetaminophen.-
Jangan campur obat demam dengan steroid (prednison, oradexon,
kenacort, dll) karena steroid akan meningkatkan risiko perdarahan
saluran cerna.- Acetaminophen merupakan obat yang paling aman
selama dosisnya diberikan dengan tepat (tidak berlebih).- Jangan
obati demam yang tidak tinggi.- Jangan berikan aspirin
(ASETOSAL/ASPILET) pada anak < 12 tahun. Pada infeksi virus,
aspirin akan meningkatkan risiko SINDROM REYE, suatu kondisi berat
yang mmenyebabkan gagal hati dan penurunan kesadaran.Umumnya, demam
bukan merupakan kondisi yang membahayakan jiwa. Demamjustru
merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang membantu kita membasmi
infeksi, yang paling penting adalah mencari tahu penyebab demam dan
memahami saat orang tua harus mengontak dokter anaknya. Oleh karena
itu, bila demam tidak tinggi, jangan berikan obat demam, tidak
perlu dikompres, minum banyak saja.Obat demam dan kompres hangat
hanya diberikan bila demam tinggi atau anakmerasa uncomfortable.
Upaya yang penting lainnya adalah mencegah komplikasi dehidrasi
dengan memberikan anak minum lebih dari biasanya.
Askep Demam Berdarah DHF.Demam berdarah adalah penyakit
disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti.
Penyakit demam berdarah DHF ini yang disebabkan oleh nyamuk Aedes
Aegypti yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan
pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan
perdarahan-perdarahan. Ini terlihat pada banyak penderita demam
berdarah yang kulitnya timbul bercak-bercak merah sebagai ciri khas
penyakit demam berdarah ini. Itu adalah pengertian demam berdarah
yang ditinjau dari segi medisnya.
Nah seperti biasanya pada Blog Keperawatan kali ini akan sedikit
share mengenai demam berdarah ini ditinjau dari segi keperawatannya
yaitu tentang askep demam berdarah dan semoga pula askep demam
berdarah ini akan bisa memberikan manfaat bagi kita semua.
Langsung saja sahabat menuju kepada topik utama dalam pembahasan
askep demam berdarah ini. Dalam melaksanakan sebuah asuhan
keperawatan tentunya dimulai dari sebuah pengkajian. Demikian pula
dengan askep demam berdarah kita kali ini. Data yang kita ambil
dalam sebuah pengkajian terdiri dari dua yaitu data subyektif yaitu
data yang didapatkan dari keluhan pasien ataupun dari keluarga
pasien. Dan satu lagi yaitu data obyektif yaitu data yang kita
peroleh dari hasil pengamatan seorang perawat yang sedang melakukan
pengkajian.Data Subyektif yang biasanya kita dapatkan pada saat
melakukan pengkajian pada askep DHF ini adalah : Demam / panas.
Lemah / kelemahan. Mual, anorexia, sakit pada saat menelan.
Pegal-pegal pada seluruh tubuh. Nyeri pada otot dan sendi. Sakit
kepala. Konstipasi (sembelit).Data Obyektif yang biasanya kita
dapatkan pada saat melakukan pengkajian askep demam berdarah ini
adalah : Suhu tubuh tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan.
Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor. Tampak bintik
merah pada kulit (petekia), uji torniquet (+), epistaksis,
ekimosis, hematoma, hematemesis, melena. Hiperemia pada
tenggorokan. Nyeri tekan pada epigastrik. Pada palpasi teraba
adanya pembesaran hati dan limpa.Sedangkan pada pemeriksaan
penunjang seperti pemeriksaan laboratorium darah biasanya akan
didapatkan hasil pemeriksaan seperti halnya :1. Trombositopenia.2.
Hemoglobin meningkat > 20 %.3. Ig G dengue didapatkan dengan
hasil positif.4. Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat).5. Pada
pemeriksaan kimia darah akan didapatkan hipoproteinemia,
hiponatremia, hipokloremia.6. Waktu perdarahan memanjang.7.
SGOT/SGPT mungkin meningkat.8. Asidosis metabolik.9. Ureum dan pH
darah mungkin meningkat.10. Pada pemeriksaan urine dijumpai
albuminuria ringan.Setelah kita melakukan pengkajian dan didapatkan
data-data seperti diatas, maka langkah selanjutnya dalam pembuatan
asuhan keperawatan adalah membuat diagnosa keperawatan.Diagnosa
keperawatan yang timbul dalam askep DHF ini diantaranya yaitu : 1.
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit
(viremia).Tujuan Yang diharapkan : Suhu tubuh normal (36 370C).
Pasien bebas dari demam.Intervensi Keperawatan :1. Observasi
tanda-tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan) setiap 3 jam.2.
Kaji saat timbulnya demam.3. Berikan kompres hangat.4. Anjurkan
pasien untuk banyak minum sekitar 2,5 liter/24 jam.5. Kolaborasi
medis dalam memberikan terapi cairan intravena dan obat-obatan
sesuai program dokter.
2. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit.Tujuan
yang diharapkan : Nyeri berkurang atau hilang. Rasa nyaman pasien
terpenuhi.Intervensi Keperawatan :1. Kaji tingkat dan skala nyeri
yang dialami pasien.2. Alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri.3.
Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang tenang
dan theraupetik.4. Kolaborasi medis pemberian obat-obatan
analgetik.
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.Tujuan yang diharapkan :
Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi. Porsi makan pasien bisa
dihabiskan.Intervensi Keperawatan :1. Kaji keluhan mual, sakit
menelan, dan muntah yang dialami pasien.2. Berikan makanan dalam
porsi kecil dan dalam frekuensi yang sering.3. Berikan makanan yang
mudah ditelan seperti halnya bubur.4. Catat jumlah / porsi makanan
yang dihabiskan oleh pasien setiap hari.5. Kolaborasi medis dalam
pemberian obat-obatan antiemetik.
4. Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas dinding plasma.Tujuan yang diharapkan : Volume cairan
terpenuhi.Intervensi Keperawatan :1. Kaji tanda-tanda vital dan
juga keadaan umum pasien.2. Anjurkan pasien untuk banyak minum.3.
Catat intake dan output.4. Observasi tanda-tanda syock.5.
Kolaborasi medis dalam pemberian cairan melalui Intra Vena
(infus).
5. Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi
tubuh yang lemah.Tujuan yang diharapkan : Kebutuhan aktifitas
sehari-hari pasien terpenuhi. Pasien mampu mandiri setelah bebas
demam.Intervensi Keperawatan : 1. Kaji keluhan pasien.2. Kaji
hal-hal yang mampu atau yang tidak mampu dilakukan oleh pasien.3.
Letakkan barang-barang di tempat yang mudah terjangkau oleh
pasien.4. Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya
sehari-hari sesuai tingkat keterbatasan pasien.Demikian tadi
sahabat sedikit mengenai askep demam berdarah dan semoga bisa
memberikan manfaatnya. Dan tentunya hal pencegahan demam berdarah
akan lebih baik daripada mengobatinya.
SISTEM TERMOREGULASI TERMOREGULASI Termoregulasi adalah suatu
mekanisme makhluk hidup untuk mempertahankan suhu internal agar
berada di dalam kisaran yang dapat ditolelir (Campbell, 2004).
Berdasarkan Tobin (2005), suhu berpengaruh kepada tingkat
metabolisme. Suhu yang tinggi akan menyebabkan aktivitas
molekul-molekul semakin tinggi karena energi kinetiknya makin besar
dan kemungkinan terjadinya tumbukan antara molekul satu dengan
molekul lain semakin besar pula (Chang, 1996). Akan tetapi,
kenaikan aktivitas metabolisme hanya akan bertambah seiring dengan
kenaikan suhu hingga batas tertentu saja. Hal ini disebabkan
metabolisme di dalam tubuh diatur oleh enzim (salah satunya) yang
memiliki suhu optimum dalam bekerja. Jika suhu lingkungan atau
tubuh meningkat atau menurun drastis, enzim-enzim tersebut dapat
terdenaturasi dan kehilangan fungsinya.Termoregulasi pada Hewan
Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan
ekskresi adalah elemen-elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi
dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-blood animals) dan hewan
berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi lebih
suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan
dengan sumber panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang
panas tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan).
Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung pada
suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah anggota
invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan endoterm
adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme.
Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada
kelompok burung (Aves), dan mamalia. Pengaruh suhu pada lingkungan,
hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu poikiloterm dan homoiterm.
Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh
bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar.
Hewan seperti ini juga disebut hewan berdarah dingin. Dan hewan
homoiterm sering disebut hewan berdarah panas. Pada hewan homoiterm
suhunya lebih stabil, hal ini dikarenakan adanya reseptor dalam
otaknya sehingga dapat mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm dapat
melakukan aktifitas pada suhu lingkungan yang berbeda akibat dari
kemampuan mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm mempunyai variasi
temperatur normal yang dipengaruhi oleh faktor umur, faktor
kelamin, faktor lingkungan, faktor panjang waktu siang dan malam,
faktor makanan yang dikonsumsi dan faktor jenuh pencernaan airHewan
berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu tubuhnya, pada
suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan
lingkungan sekitarnya. Sebagian panas hilang melalui proses
radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi
berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. Contoh hewan
berdarah panas adalah bangsa burung dan mamalia, hewan yang
berdarah dingin adalah hewan yang suhu tubuhnya kira-kira sama
dengan suhu lingkungan sekitarnyaSuhu tubuh tergantung pada neraca
keseimbangan antara panas yang diproduksi atau diabsorbsi dengan
panas yang hilang. Panas yang hilang dapat berlangsung secara
radiasi, konveksi, konduksi dan evaporasi. Radiasi adalah transfer
energi secara elektromagnetik, tidak memerlukan medium untuk
merambat dengan kecepatan cahaya. Konduksi merupakan transfer panas
secara langsung antara dua materi padat yang berhubungan lansung
tanpa ada transfer panas molekul. Panas menjalar dari yang suhunya
tinggi kebagian yang memiliki suhu yang lebih rendah. Konveksi
adalah suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau gas.
Besarnya konveksi tergantung pada luas kontak dan perbedaan suhu.
Evaporasi merupakan konveksi dari zat cair menjadi uap air,
besarnya laju konveksi kehilangan panas karena evaporasi . Hewan
mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan.
Sebagai contoh, pada suhu dingin, mamalia dan burung akan
meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan hormon-hormon yang
terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas. Pada
ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin
dengan cara berkelompok dalam sarangnya. Hasil metabolisme lebah
secara kelompok mampu menghasilkan panas di dalam sarangnya.
Beberapa adaptasi hewan untuk mengurangi kehilangan panas, misalnya
adanya bulu dan rambut pada burung dan mamalia, otot, dan
modifikasi sistim sirkulasi di bagian kulit. Kontriksi pembuluh
darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah salah
satu cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Perilaku adalah
hal yang penting dalam hubungannya dengan termoregulasi. Migrasi,
relokasi, dan sembunyi ditemukan pada beberapa hewan untuk
menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah di daerah tropis untuk
menurunkan suhu tubuh dengan cara mandi atau mengipaskan daun
telinga ke tubuh. Manusia menggunakan pakaian adalah salah satu
perilaku unik dalam termoregulasi. Jenis-Jenis Dan Macam-Macam
Adaptasi1.Adaptasi MorfologiAdaptasi morfologi adalah penyesuaian
pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup.
Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, dan sebagainya
yang runcing dan tajam untuk makan daging. Sedangkan pada gigi
sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba dan lain sebagainya tidak
runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk
memotong rumput atau daun dan mengunyah makanan.2. Adaptasi
FisiologiAdaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi
oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada
alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik. Contoh
adapatasi fisiologis adalah seperti pada binatang / hewan onta yang
punya kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak
minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama serta pada
anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal untuk bertahan
di daerah dingin.3. Adaptasi Tingkah LakuAdaptasi tingkah laku
adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku / perilaku
terhadap lingkungannya seperti pada binatang bunglon yang dapat
berubah warna kulit sesuai dengan warna yang ada di lingkungan
sekitarnya dengan tujuan untuk menyembunyikan diri.Termoregulasi
pada Manusia Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus
anterior terdapat tiga komponen pengatur atau penyusun sistem
pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan saraf
eferen serta termoregulasi dapat menjaga suhu tubuhnya, pada
suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan
lingkungan sekitarnyaMekanisme pengaturan suhu tubuh merupakan
penggabungan fungsi dari organ-organ tubuh yang saling berhubungan.
didalam pengaturan suhu tubuh mamalia terdapat dua jenis sensor
pengatur suhu, yautu sensor panas dan sensor dingin yang berbeda
tempat pada jaringan sekeliling (penerima di luar) dan jaringan
inti (penerima di dalam) dari tubuh.Dari kedua jenis sensor ini,
isyarat yang diterima langsung dikirimkan ke sistem saraf pusat dan
kemudian dikirim ke syaraf motorik yang mengatur pengeluaran panas
dan produksi panas untuk dilanjutkan ke jantung, paru-paru dan
seluruh tubuh. Setelah itu terjadi umpan balik, dimana isyarat,
diterima kembali oleh sensor panas dan sensor dingin melalui
peredaran darah .Sebagian panas hilang melalui proses radiasi,
berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi berfungsi
menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. dan modifikasi sistim
sirkulasi di bagian kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit
dan countercurrent heat exchange adalah salah satu cara untuk
mengurangi kehilangan panas tubuh. Mausia menggunakan baju
merupakan salah satu perilaku unik dalam termoregulasi(Sistem
Pengaturan Panas) Berdasarkan kemampuannya untuk mempertahankan
suhu tubuh, hewan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : 1.
Poikiloterm 2. Homeoterm Keterangan: Hewan Poikiloterm Yaitu hewan
yang suhu tubuhnya selalu berubah seiring dengan berubahnya suhu
lingkungan. Hewan HomeotermYaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu
konstan/tidak berubah sekalipun suhu lingkungannyasangat
berubah.RINGKASAN Upaya Perbaikan Iklim Mikro Kandang dan Respons
Termoregulasi Kambing Jantan Peranakan Ettawa Melalui Penggunaan
Berbagai Bahan Atap Masalah utama dari ternak yang dipelihara di
daerah tropis basah, seperti di Indonesia, adalah tingginya radiasi
matahari secara langsung sepanjang tahun, khususnya bagi ternak
berproduksi tinggi, sehingga ternak dalam kondisi uncomfort karena
beban panas yang berlebih. Respons dari masalah ini adalah ternak
terpaksa meningkatkan aktivitas termoregulasi guna mengatasi beban
panas yang dideritanya. Mekanisme fisiologis mengharuskan alokasi
energi untuk kinerja produksi maupun reproduksi dipakai untuk
mempertahankan keseimbangan panas tubuh. Dengan demikian, akan
berdampak buruk yaitu penurunan produktivitas ternak. Salah satu
care untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengendalikan panas
yang diterima dan peningkatan panas yang terbuang oleh ternak,
yaitu pemberian naungan atau atap dan pemilihan bahan atap yang
lebih efektif dalam menciptakan kondisi iklim mikro kandang yang
kondusif bagi ternak untuk berproduksi.Penelitian ini bertujuan
mempelajari pengaruh jenis bahan atap kandang terhadap kondisi
iklim mikro kandang dan respons termoregulasi (frekuensi
nafas,frekuensi denyut jantung, dan suhu rektal) kambing jantan
peranakan ettawa (PE) di lingkungan panas alami. Sebanyak sembilan
ekor kambing jantan PE gunakan dalam penelitian. Penelitian
menggunakan ncangan acak lengkap (RAL) dengan tiga pelakuan jenis
atap kandang, yaitu atap rumbia (PI), seng (P2), dan Genteng (P3),
serta tiga ulangan pads masing-masing perlakuan. Data yang
diperoleh dianalisis sidik ragam yang dilanjutkan uji berganda
Duncans pada taraf 5%. Selain itu uji beda dua rata-rata juga
digunakan untuk mengetahui perbedaan respons peubah pada siang dan
malam.Hasil penilitian menunjukkan:(a) jenis atap tidak
mempengaruhi suhu udara, kelembaban udara, dan radiasi matahari
dalam kandang;(b) kandang beratap rumbia menyebabkan respons suhu
rektal lebih rendah (P0,05) pada ternak kambing
percobaanTermoregulasi adalah Kemampuan yang dimiliki oleh hewan
untuk mempertahankan panas tubuhnyaHewan dibagi menjadi dua:1.
Hewan PoikilotermYaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu berubah
seiring dengan berubahnya suhu lingkungan. 2. Hewan HomeotermYaitu
hewan yang suhu tubuhnya selalu konstan/tidak berubah sekalipunsuhu
lingkungannya sangat berubah.TUBUH Suhu optimal sesuai keadaan
tubuhSuhu tubuh :1. Suhu inti konstan2.Suhu permukaan
berubah-ubahKehilangan Panas Suhu kulit lebih tinggi dari suhu
lingkungan panas dibuang dengan cara Radiasi dan Konduksi Suhu
kulit lebih rendah dari suhu lingkungan panas masuk tubuh dengan
cara Radiasi dan konveksiPengaturan suhu tubuh (termoregulasi),
pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-elemen dari
homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah
dingin (cold-blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood
animals). Namun, ahli-ahli Biologi lebih suka menggunakan istilah
ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas utama
tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari
lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm
cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan
dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan
reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya
berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan.
Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia
Mekanisme perubahan panas tubuh1. Terjadi dengan 4 proses 2.
Konduksi adalah perubahan panas tubuh hewan karena kontak dengan
suatu benda. 3. Konveksi adalah transfer panas akibat adanya
gerakan udara atau cairan melalui permukaan tubuh. 4. Radiasi
adalah emisi dari energi elektromagnet. Radiasi dapat mentransfer
panas antar obyek yang tidak kontak langsung. Sebagai contoh,
radiasi sinar matahari. 5. Evaporasi proses kehilangan panas dari
permukaan cairan yang ditranformasikan dalam bentuk gas Hewan
mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan.
Sebagai contoh, pada suhu dingin, mamalia dan burung akan
meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan hormon-hormon yang
terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas. Pada
ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin
dengan cara berkelompok dalam sarangnya. Hasil metabolisme lebah
secara kelompok mampu menghasilkan panas di dalam sarangnya
Perilaku adalah hal yang penting dalam hubungannya dengan
termoregulasi. Migrasi, relokasi, dan sembunyi ditemukan pada
beberapa hewan untuk menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah di
daerah tropis untuk menurunkan suhu tubuh dengan cara mandi atau
mengipaskan daun telinga ke tubuh. Manusia menggunakan pakaian
adalah salah satu perilaku unik dalam termoregulasi.
ILMU PENYAKIT DALAM1. PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH (DBD) PADA
BERBAGAI DERAJATPada dasarnya pengobatan DBD bersifat suportif,
yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan
permeabilitas kapiler dan perdarahan yang terjadi. Pasien DD dapat
berobat jalan sedangkan pasien DBD dirawat di ruang perawatan
biasa. Tetapi pada kasus DBD dengan komplikasi diperlukan perawatan
intensif. Untuk dapat merawat pasien DBD dengan baik, diperlukan
dokter dan perawat yang terampil, sarana laboratorium yang memadai,
cairan kristaloid dan koloid, serta bank darah yang senantiasa siap
bila diperlukan. Diagnosis dini dan memberikan nasehat untuk segera
dirawat bila terdapat tanda syok, merupakan hal yang penting untuk
mengurangi angka kematian. Di pihak lain, perjalanan penyakit DBD
sulit diramalkan. Pasien yang pada waktu masuk keadaan umumnya
tampak baik, dalam waktu singkat dapat memburuk dan tidak
tertolong. Kunci keberhasilan tatalaksana DBD/SSD terletak pada
ketrampilan para dokter untuk dapat mengatasi masa peralihan dari
fase demam ke fase penurunan suhu (fase kritis, fase syok) dengan
baik.
A. Demam Dengue (DD)
Pasien DD dapat berobat jalan dan tidak perlu dirawat. Pada fase
demam pasien dianjurkan : 1. Tirah baring, selama masih demam. 2.
Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan.
Untuk menurunkan suhu menjadi < 39C, dianjurkan pemberian
parasetamol. Asetosal/salisilat tidak dianjurkan (kontraindikasi)
karena dapat meyebabkan gastritis, perdarahan, atau asidosis.3.
Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per oral, jus buah,
sirup, susu, disamping air putih, dianjurkan paling sedikit
diberikan selama 2 hari.4. Monitor suhu, jumlah trombosit dan
hematokrit sampai fase konvalesen. Pada pasien DD, saat suhu turun
pada umumnya merupakan tanda penyembuhan. Meskipun demikian semua
pasien harus diobservasi terhadap komplikasi yang dapat terjadi
selama 2 hari setelah suhu turun. Hal ini disebabkan oleh karena
kemungkinan kita sulit membedakan antara DD dan DBD pada fase
demam. Perbedaan akan tampak jelas saat suhu turun, yaitu pada DD
akan terjadi penyembuhan sedangkan pada DBD terdapat tanda awal
kegagalan sirkulasi (syok).Komplikasi perdarahan dapat terjadi pada
DD tanpa disertai gejala syok. Oleh karena itu, orang tua atau
pasien dinasehati bila terasa nyeri perut hebat, buang air besar
hitam, atau terdapat perdarahan kulit serta mukosa seperti mimisan,
perdarahan gusi, apalagi bila disertai berkeringat dingin, hal
tersebut merupakan tanda kegawatan, sehingga harus segera dibawa
segera ke rumah sakit. Pada pasien yang tidak mengalami komplikasi
setelah suhu turun 2-3 hari, tidak perlu lagi diobservasi.
B. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Fase Demam Tatalaksana DBD fase demam tidak berbeda dengan
tatalaksana DD, bersifat simtomatik dan suportif yaitu pemberian
cairan oral untuk mencegah dehidrasi. Apabila cairan oral tidak
dapat diberikan oleh karena tidak mau minum, muntah atau nyeri
perut yang berlebihan, maka cairan intravena rumatan perlu
diberikan. Antipiretik kadang-kadang diperlukan, tetapi perlu
diperhatikan bahwa antipiretik tidak dapat mengurangi lama demam
pada DBD, Parasetamoi direkomendasikan untuk mengatasi hal
tersebut. Rasa haus dan keadaan dehidrasi dapat timbul sebagai
akibat demam tinggi, anoreksia dan muntah. Jenis minuman yang
dianjurkan adalah jus buah, air teh manis, sirup, susu, serta
larutan oralit. Pasien perlu diberikan minum 50 ml/kg BB dalam 4-6
jam pertama. Setelah keadaan dehidrasi dapat diatasi anak diberikan
cairan rumatan 80-100 ml/kg BB dalam 24 jam berikutnya.
a. DBD Derajat I dan DBD Derajat II tanpa Peningkatan Hematokrit
:1. Apabila pasien masih dapat minum, berikan minum banyak yaitu
1-2 liter/hari atau 1 sendok makan tiap 5 menit.2. Obat Antipiretik
diberikan bila suhu > 38,5oC. 3. Apabila pasien tidak dapat
minum atau muntah terus-manarus, sebaiknya berikan infus NaCl 0,9 %
: Dekstrosa 5 % (1:3). Pasang tetesan rumatan sesuai dengan berat
badan. 4. Periksa Hb, Ht dan trombosit tiap 6-12 jam. Apabila telah
terjadi perbaikan klinis dan laboratoris, pasien dapat dipulangkan,
namun bila kadar Ht meningkat dan trombosit cendrung menurun maka
infus cairan ditukar dengan Ringer Laktat (RL) dan lanjutkan dengan
penetalaksanaan DBD Derajat II dengan peningkatan hemokonsentrasi
> 20%.b. DBD Derajat II dengan Peningkatan Hemokonsentrasi >
20% :1. Pada saat pasien datang, berikan cairan kristaloid Ringer
Laktat/Ringer Asetat/NaCl 0,9% atau Dekstrosa 5% dalam RL/NaCl 0,9%
6-7ml/KgBB/jam. Monitor tanda vital, kadar Ht dan trombosit tiap 6
jam. 2. Apabila selama observasi keadaan umum membaik, tekanan
darah dan nadi stabil, diuresis cukup, Ht cendrung menurun minimal
dalam 2X pemeriksaan berturut-turut maka tetesan dukurangi mejadi
5ml/KgBB/jam. Bila dalam observasi selanjutnya tetap stabil kurangi
tetesan menjadi 3ml/KgBB/jam, kemudian evaluasi 12-24 jam bila
stabil dalam 24-48 jam cairan dihentikan. 3. Sepertiga kasus jatuh
dalam keadaan syok, bila keadaan klinis tidak ada perbaikan,
gelisah, nafas dan nadi cepat, diuresis kurang dan Ht meningkat
maka naikkan tetes menjadi 10ml/kgBB/jam. Bila dalam 12 jam belum
ada perbaikan klinis naikkan menjadi 15ml/KgBB/jam dan evaluasi
12jam lagi. Apabila nafas lebih cepat, Ht naik dan tekanan nadi
< 20 mmHg maka berikan cairan koloin 20-30 ml/KgBB/jam, namu
bila Ht menurun, berikan transfusi darah segar 10ml/KgBB/jam, Bla
keadaan membaik berikan cairan sesuai butir 2.c. DBD Derajat III
dan IV atau kasus Sindrom Syok Dengue (SSD) :1. Segera infus
kristaloid (Ringer Laktat,Ringer Asetat, atau NaCl 0,5%) 20ml/KgBB
dalam waktu 30 menit (Bolus) dan Oksige 2 liter/menit. Untuk SSD
berat (Derajat IV) berikan RL dan 20 ml/KgBB/jam dan kolod.
Observasi tensidan nadi tiap 15 menit, Ht dan trombosit tiap 4-6
jam. Periksa elektrolit dan gula darah.2. Setelah 30 menit syok
belum teratasi, lanjutkan Rl 20ml/KgBB dan tambah plasma (fresh
Frozen plasma) atau koloid (Dekstran 40) sebanyak 10-20ml/KgBB,
maksimal 30ml/KgBB. Observasi keadaan umum dan tanda vital tiap 15
menit dan periksa Ht, trombosit tiap 4-6 jam. Koreksi asidosis,
elektrolit dan gula darah. Bila syok teratasi serta Hb/Ht turun,
tek nadi >20mmHg, nadi kuat, kurangi tetesan jadi 10ml/KgBB/jam.
Pertahankan sampai 24 jam atau klinis membaik dan Ht turun
1ml/KgBB/jam dan pemeriksaan Ht dan trombosit 4-6 jam sampai
keadaan membaik. Bila syok belum teratasi dan Ht belum turun
(Ht>40%), berikan darah dalam volume kecil 10ml/KgBB. Apabila
tampak perdarahan masif, berikan darah segar 20ml/KgBB dan
lanjutkan cairan kristaloid 10ml/KgBB/jam.Kreteria Memulangkan
Pasien Pasien, dapat dipulang apabila memenuhi semua keadaan
dibawah ini : Tampak perbaikan secara klinis Tidak demam selaina 24
jam tanpa antipiretik Tidak dijumpai distres pernafasan (disebabkan
oleh efusi pleura atau asidosis) Hematokrit stabil Jumlah trombosit
cenderung naik > 50.000/pl Tiga hari setelah syok teratasi Nafsu
makan membaik
2. PROGNOSIS DBD Prognosis DBD berdasarkan kesuksesan dalam
tetapi dan penetalaksanaan yang dilakukan. Terapi yang tepat dan
cepat akan memberikan hasil yang optimal. Penatalaksanaan yang
terlambat akan menyebabkan komplikasi dan penatalaksanaan yang
tidak tapat dan adekuat akan memperburuk keadaan.
Kematian karena demam dengue hampir tidak ada. Pada DBD/SSD
mortalitasnya cukup tinggi. Penelitian pada orang dewasa di
Surabaya, Semarang, dan Jakarta menunjukkan bahwa prognosis dan
perjalanan penyakit umumnya lebih ringan pada orang dewasa
dibandingkan pada anak-anak.
DBD Derajat I dan II akan memberikan prognosis yang baik,
penatalaksanaan yang cepat, tepat akan menentukan prognosis.
Umumnya DBD Derajat I dan II tidak menyebabkan komplikasi sehingga
dapat sembuh sempurna.
DBD derajat III dan IV merupakan derajat sindrom syok dengue
dimana pasien jatuh kedalam keadaan syok dengan atau tanpa
penurunan kesadaran. Prognosis sesuai penetalaksanaan yang
diberikan Dubia at bonam.
3. RUJUKAN PENYAKIT DI BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAMPeraturan dan
Perundangan yang tercantum dalam buku Good Medical Practice yang
diterbitkan oleh Medical Practisioner Board of Victoria
Perawatan Klinik yang BaikPenatalaksanaan dalam kegawatdaruratan
Dalam keadaan gawat darurat, dimanapun terjadi, seorang dokter
harus mencari orang yang dapat membantunya dalam memberikan
pertolongan sesuai dengan prosedur.
Delegasi dan RujukanDelegasi meliputi permintaan kepada perawat,
dokter, dokter muda atau praktisi kesehatan lainnya untuk
memberikan penatalaksanaan atas perkenan dokter. Saat
mendelegasikan penanganan/ penatalaksanaan, dokter harus memastikan
bahwa orang yang menerima delegasi tersebut memiliki kompetensi
untuk menjalankan prosedur/ memberikan terapi. Dokter harus selalu
memantau informasi terbaru mengenai pasien dan penatalaksanaan yang
diberikan. Apapun yang terjadi, dokter tersebut harus bertanggung
jawab akan keseluruhan penatalaksanaan yang diberikan.
Rujukan meliputi transfer sebagian atau seluruh tanggung jawab
penanganan pasien, biasanya bersifat sementara atau untuk tujuan
tertentu misalnya pemeriksaan tambahan, penanganan atau
penatalaksanaan yang berada diluar kompetensinya. Biasanya seorang
dokter akan merujuk pada dokter lainnya yang lebih
berkompetensi.
Kerjasama Dokter dengan SejawatMerujuk pasien. Pada pasien rawat
jalan, karena alasan kompetensi dokter dan keterbatasan fasilitas
pelayanan, dokter yang merawat harus merujuk pasien pada sejawat
lain untuk mendapatkan saran, pemeriksaan atau tindakan lanjutan.
Bagi dokter yang menerima rujukan, sesuai dengan etika profesi,
wajib menjawab/memberikan advis tindakan akan terapi dan
mengembalikannya kepada dokter yang merujuk. Dalam keadaan tertentu
dokter penerima rujukan dapat melakukan tindakan atau perawatan
lanjutan dengan persetujuan dokter yang merujuk dan pasien. Setelah
selesai perawatan dokter rujukan mengirim kembali kepada dokter
yang merujuk.
Pada pasien rawat inap, sejak awal pengambilan kesimpulan
sementara, dokter dapat menyampaikan kepada pasien kemungkinan
untuk dirujuk kepada sejawat lain karena alasan kompetensi. Rujukan
dimaksud dapat bersifat advis, rawat bersama atau alih rawat. Pada
saat meminta persetujuan pasien untuk dirujuk, dokter harus memberi
penjelasan tentang alasan, tujuan dan konsekuensi rujukan termasuk
biaya, seluruh usaha ditujukan untuk kepentingan pasien. Pasien
berhak memilih dokter rujukan, dan dalam rawat bersama harus
ditetapkan dokter penanggung jawab utama. Dokter yang merujuk dan
dokter penerima rujukan, harus mengungkapkan segala informasi
tentang kondisi pasien yang relevan dan disampaikan secara tertulis
serta bersifat rahasia.
Jika dokter memberi pengobatan dan nasihat kepada seorang pasien
yang diketahui sedang dalam perawatan dokter lain, maka dokter yang
memeriksa harus menginformasikan kepada dokter pasien tersebut
tentang hasil pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan penting lainnya
demi kepentingan pasien.
Pengamanan pasien dengan kegawatdaruratan apapun penyebabnya
prinsipnya tetap sama bahwa pasien harus emdapat pertolongan dengan
tepat dan segera. Bicara soal penanganan yang tepat dan segera hal
ini sangat berhubungan dengan tim medis yang terampil dan terlatih
dan sarana-prasarana yang mendukung. Oleh karena itu upaya-upaya
untuk meningkatkan tim medis yang terampil serta saran dan prasarna
yang memadai harus didukung penuh.
4. KEGAWATDARURATAN DI BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM Gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit Gangguan keseimbangan asam basa
Koma Syok Renjatan anafilaktik Sindroma termal dan sengatan listrik
Sengatan binatang berbisa. Intiksikasi obat-obatan, bahan kimia dan
makanan Perdarahan varises esofagus Sindrom syok dengue Kegawatan
pada gagal ginjal Krisis hipertensi Krisis hipertiroid. 5. 10
PENYAKIT TERBANYAK DI BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM Bagian Rawat Inap:
Dispepsia Febris Gastroenteritis Diabetes mellitus Anemia
Hipertensi Hipoglikemia Intoksikasi DM tipe II Cardiac hear
failure
ASKEP KEJANG DEMAM PADA ANAK PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangKesehatan anak mempunyai arti penting dalam
kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya tergantung
pada orang tua atau orang dewasa lain, jika kurangnya perhatian
orang tua terhadap kesehatan anak maka itu akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak.(hendarson 1997:264)Demam Kejang
merupakan kelainan neurologist yang paling sering dijumpai pada
anak terutama pada golongan anak berumur 6 bulan sampai 4 tahun.
Hampir 3 % dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah mengalami
kejang demam. (Ngastiyah. 2005)Terjadinya jangkitan demam kejang
tergantung kepada umur, tinggi serta cepatnya suhu tubuh meningkat.
Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda, tergantung tinggi
rendahnya ambang kejang seseorang anak akan menderita demam kejang
pada kenaikan suhu tertentu. (Ngastiyah. 1997).Bangkitan demam
kejang merupakan satu manifestasi daripada lepasnya muatan listrik
yang berlebihan disel neuron saraf pusat. Keadaan ini merupakan
gejala terganggunya fungsi otak dan keadaan ini harus segera
mendapatkan penanganan medis secara tepat dan adekuat untuk
mencegah terjadinya komplikasi antara lain : Depresi pusat
pernafasan, Pneumonia aspirasi, cedera fisik dan retardasi
mental.Selain dampak biologis, klien juga mengalami pengaruh
psikososial. Dalam keadaan ini klien akan merasa rendah tinggi
karena perubahan pada tubuhnya. Klien juga aktivitasnya yang dapat
menimbulkan bahaya bagi anak. .(hendarson 1997:268)Setelah penulis
melihat pasien diruangan Rawat Inap anak RS. Dr. R. Soeprapto cepu
lebih banyak kasus demam kejang dari pada penyakit yang lain. Dan
umumnya orang tua kurang mengetahui dengan keadaan penyakit ini,
sehingga banyak anak yang dibawa kerumah sakit dalam keadaan yang
berat. Bedasar kan data yang didapat kan di RS. Dr. R Soeprapto
Cepu tahun 2011. Tepat nya diruangan anak tanggal 1 31 Agustus
Sekitar 10 orang yang menderita demam kejang dari 65 orang klien
yang dirawat di RS. Dr. R. Soeprapto cepu. Dan termasuk 10 besar
Penyakit yang terbanyak di RS. Dr. R Soeprapto Cepu.
TINJAUAN TEORI2.1. KONSEP DASAR2.1.1. DefenisiDemam Kejang atau
febril convulsion adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rectal diatas 38 o C) yang disebabkan
oleh proses ekstrakranium. (Ngatsiyah : 1997 )Demam Kejang
merupakan kelainan neurologist yang paling sering dijumpai pada
anak tertama pada golongan anak yang berumur 6 bulan sampai 4
tahun.. Pada demam kejang terjadi pembahasan sekelompok neuron
secara tiba-tiba yang menyebabkan suatu gangguan kesadaran, gerak,
sensori atau memori yang bersifat sementara. ( Aesceulaplus : 2000
)Jenis-jenis demam Kejang :1. Kejang Parsial Kejang Persial
Sederhana Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau lebih
hal berikut ini : Tanda-tanda motorik kedutaan pada wajah, tangan
atau salah satu sisi tubuh umumnya gerakan setiap kejang sama Tanda
atau gejala otomik, muntah, berkeringat, muka merah, dilatasi
pupil. Somotosenoris atau sensori khusus, mendengar musik, merasa
seakan jatuh dari udara Gejala psikis, rasa takut
Kejang Parsial Kompleks Terapat gangguan kesadaran, walaupun
pada awalnya sebagai kejang parsial simpleks Dapat mencakup
otomatisme atau gerakan otomatik, mengecap-ngecap bibir, mengunyah,
gerakan mencongkel yang berulang-ulang pada tangan dan gerakan
tangan lainnya Tatapan terpakau. ( Natsiyah : 2004 )2. Kejang
Umum.1. Kejang TonikKejang ini biasanya terdapat pada bayi baru
lahir dengan berat badan rendah dengan masa kehamilan kurang dari
34 minggu dan bayi dengan komplikasi prenatal berat. Bentuk klinis
kejang ini yaitu berupa pergerakan tonik satu ekstrimitas atau
pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang
menyerupai deserebrasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan
bawah dengan bentuk dekortikasi. Bentuk kejang tonik yang
menyerupai deserebrasi harus di bedakan dengan sikap epistotonus
yang disebabkan oleh rangsang meningkat karena infeksi selaput otak
atau kernikterus
2. Kejang KlonikKejang Klonik dapat berbentuk fokal, unilateral,
bilateral dengan pemulaan fokal dan multifokal yang
berpindah-pindah. Bentuk klinis kejang klonik fokal berlangsung 1 3
detik, terlokalisasi dengan baik, tidak disertai gangguan kesadaran
dan biasanya tidak diikuti oleh fase tonik. Bentuk kejang ini dapat
disebabkan oleh kontusio cerebri akibat trauma fokal pada bayi
besar dan cukup bulan atau oleh ensepalopati metabolik.
2. Kejang MioklonikGambaran klinis yang terlihat adalah gerakan
ekstensi dan fleksi lengan atau keempat anggota gerak yang berulang
dan terjadinya cepat. Gerakan tersebut menyerupai reflek moro.
Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan saraf pusat yang
luas dan hebat. Gambaran EEG pada kejang mioklonik pada bayi tidak
spesifik.
2.1.2 Manifestasi klinik
Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan
bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat, yang
disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf pusat : misalnya
tonsilitis, otitis media akut, bronkhitis, serangan kejang biasanya
terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam berlangsung singkat
dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik.Kejang berhenti
sendiri, menghadapi pasien dengan kejang demam, mungkin timbul
pertanyaan sifat kejang/gejala yang manakah yang mengakibatkan anak
menderita epilepsy.untuk itu livingston membuat kriteria dan
membagi kejang demam menjadi 2 golongan yaitu :1. Kejang demam
sederhana (simple fibrile convulsion)2. Epilepsi yang di provokasi
oleh demam epilepsi trigered off fever
Disub bagian anak FKUI, RSCM Jakarta, Kriteria Livingstone
tersebut setelah dimanifestasikan di pakai sebagai pedoman untuk
membuat diagnosis kejang demam sederhana, yaitu :1. Umur anak
ketika kejang antara 6 bulan & 4 tahun2. Kejang berlangsung
hanya sebentar saja, tak lebih dari 15 menit.3. Kejang bersifat
umum,Frekuensi kejang bangkitan dalam 1th tidak > 4 kali4.
Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam5.
Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal6. Pemeriksaan
EEG yang dibuat sedikitnya seminggu sesudah suhu normal tidak
menunjukkan kelainan.
2.1.3. EtiologiPenyebab Febrile Convulsion hingga kini belum
diketahui dengan Pasti, demam sering disebabkan oleh infeksi
saluran pernafasan atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis
dan infeksi saluran kemih. Kejang tidak selalu tinbul pada suhu
yang tinggi. Kadang-kadang demam yang tidak begitu tinggi dapat
menyebabkan kejang (Mansjoer, 2000).Kejang dapat terjadi pada
setiap orang yang mengalami hipoksemia (penurunan oksigen dalam
darah) berat, hipoglikemia, asodemia, alkalemia, dehidrasi,
intoksikasi air, atau demam tinggi. Kejang yang disebabkan oleh
gangguan metabolik bersifat reversibel apabila stimulus pencetusnya
dihilangkan (Corwin, 2001).2.1.4. Tanda dan GejalaUmumnya demam
kejang berlangsung singkat, berupa serangan kejang klonik atau
tonik-tonik bilateral. Bentuk kejang yang lain dapat juga terjadi
seperti mata terbalik ke atas dengan disertai kelaukan atau hanya
sentakan atau kelaukan fokal.Sebagian besar kejang berlangusng
kurang dari 6 menit dan kurang 80 % berlangsung lebih dari 15
menit. Sering kali kejang berhenti sendiri. Setelah kejang berhenti
anak tidak memberikan reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah
beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa
deficit neurology. Kejang dapat diikuti hemiparesis sementara yang
berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Kejang unilateral
yang lama dapat diikuti oleh hemiparesis yang menetap. Bangkitan
kejang yang berlangsung lama lebih sering terjadi pada kejang yang
pertama.Dan orang tua akan mneggambarkan manifestasi kejang
tonik-klonik (yaitu, tonik-kontraksi otot, ekstensi eksremitas,
kehlangan control defekasi dan kandung kemih, sianosis dan
hilangnya kesadaran. (Mary E Muscari)2.1.5. Antonomi
FisiologiSeperti yang dikemukakan Syaifuddin (1997), bahwa system
saraf terdiri dari system saraf pusat (sentral nervous system) yang
terdiri dari cerebellum, medulla oblongata dan pons (batang otak)
serta medulla spinalis (sumsum tulang belakang), system saraf tepi
(peripheral nervous system) yang terdiri dari nervus cranialis
(saraf-saraf kepala) dan semua cabang dari medulla spinalis, system
saraf gaib (autonomic nervous system) yang terdiri dari sympatis
(sistem saraf simpatis) dan parasymphatis (sistem saraf
parasimpatis).Otak berada di dalam rongga tengkorak (cavum cranium)
dan dibungkus oleh selaput otak yang disebut meningen yang
berfungsi untuk melindungi struktur saraf terutama terhadap resiko
benturan atau guncangan. Meningen terdiri dari 3 lapisan yaitu
duramater, arachnoid dan piamater.Sistem saraf pusat (Central
Nervous System) terdiri dari :a. Cerebrum (otak besar)Merupakan
bagian terbesar yang mengisi daerah anterior dan superior rongga
tengkorak di mana cerebrum ini mengisi cavum cranialis anterior dan
cavum cranialis media.Cerebrum terdiri dari dua lapisan yaitu :
Corteks cerebri dan medulla cerebri. Fungsi dari cerebrum ialah
pusat motorik, pusat bicara, pusat sensorik, pusat pendengaran /
auditorik, pusat penglihatan / visual, pusat pengecap dan pembau
serta pusat pemikiran.Sebagian kecil substansia gressia masuk ke
dalam daerah substansia alba sehingga tidak berada di corteks
cerebri lagi tepi sudah berada di dalam daerah medulla cerebri.
Pada setiap hemisfer cerebri inilah yang disebut sebagai ganglia
basalis.Yang termasuk pada ganglia basalis ini adalah :1)
ThalamusMenerima semua impuls sensorik dari seluruh tubuh, kecuali
impuls pembau yang langsung sampai ke kortex cerebri. Fungsi
thalamus terutama penting untuk integrasi semua impuls sensorik.
Thalamus juga merupakan pusat panas dan rasa nyeri.2)
HypothalamusTerletak di inferior thalamus, di dasar ventrikel III
hypothalamus terdiri dari beberapa nukleus yang masing-masing
mempunyai kegiatan fisiologi yang berbeda. Hypothalamus merupakan
daerah penting untuk mengatur fungsi alat demam seperti mengatur
metabolisme, alat genital, tidur dan bangun, suhu tubuh, rasa lapar
dan haus, saraf otonom dan sebagainya. Bila terjadi gangguan pada
tubuh, maka akan terjadi perubahan-perubahan. Seperti pada kasus
kejang demam, hypothalamus berperan penting dalam proses tersebut
karena fungsinya yang mengatur keseimbangan suhu tubuh terganggu
akibat adanya proses-proses patologik ekstrakranium.3) Formation
ReticularisTerletak di inferior dari hypothalamus sampai daerah
batang otak (superior dan pons varoli) ia berperan untuk
mempengaruhi aktifitas cortex cerebri di mana pada daerah formatio
reticularis ini terjadi stimulasi / rangsangan dan penekanan impuls
yang akan dikirim ke cortex cerebri.b. SerebellumMerupakan bagian
terbesar dari otak belakang yang menempati fossa cranial posterior.
Terletak di superior dan inferior dari cerebrum yang berfungsi
sebagai pusat koordinasi kontraksi otot rangka.System saraf tepi
(nervus cranialis) adalah saraf yang langsung keluar dari otak atau
batang otak dan mensarafi organ tertentu. Nervus cranialis ada 12
pasang :1) N. I : Nervus Olfaktorius2) N. II : Nervus Optikus3) N.
III : Nervus Okulamotorius4) N. IV : Nervus Troklearis5) N. V :
Nervus Trigeminus6) N. VI : Nervus Abducen7) N. VII : Nervus
Fasialis8) N. VIII : Nervus Akustikus9) N. IX : Nervus
Glossofaringeus10) N. X : Nervus Vagus11) N. XI : Nervus
Accesorius12) N. XII : Nervus Hipoglosus.System saraf otonom ini
tergantung dari system sistema saraf pusat dan system saraf otonom
dihubungkan dengan urat-urat saraf aferent dan efferent. Menurut
fungsinya system saraf otonom ada 2 di mana keduanya mempunyai
serat pre dan post ganglionik yaitu system simpatis dan
parasimpatis.Yang termasuk dalam system saraf simpatis adalah :1)
Pusat saraf di medulla servikalis, torakalis, lumbal dan
seterusnya2) Ganglion simpatis dan serabut-serabutnya yang disebut
trunkus symphatis3) Pleksus pre vertebral : Post ganglionik yg
dicabangkan dari ganglion kolateral.System saraf parasimpatis ada 2
bagian yaitu :Serabut saraf yang dicabagkan dari medulla
spinalis:1. Serabut saraf yang dicabangkan dari otak atau batang
otak2. Serabut saraf yang dicabangkan dari medulla spinalis.2.1.6.
PatosiologiUntuk mempertahankan kelangsungan hidup sel / organ otak
diperlukan energi yang didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk
metabolisme otak yang terpenting adalah glucose,sifat proses itu
adalah oxidasi dengan perantara pungsi paru-paru dan diteruskan
keotak melalui system kardiovaskuler.Berdasarkan hal diatas bahwa
energi otak adalah glukosa yang melalui proses oxidasi, dan dipecah
menjadi karbon dioksidasi dan air. Sel dikelilingi oleh membran
sel. Yang terdiri dari permukaan dalam yaitu limford dan permukaan
luar yaitu tonik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat
dilalui oleh ion NA + dan elektrolit lainnya, kecuali ion
clorida.Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan
konsentrasi NA+ rendah. Sedangkan didalam sel neuron terdapat
keadaan sebaliknya,karena itu perbedaan jenis dan konsentrasi ion
didalam dan diluar sel. Maka terdapat perbedaan membran yang
disebut potensial nmembran dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan
potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan enzim NA, K,
ATP yang terdapat pada permukaan sel.
Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah dengan perubahan
konsentrasi ion diruang extra selular, rangsangan yang datangnya
mendadak misalnya mekanis, kimiawi atau aliran listrik dari
sekitarnya. Perubahan dari patofisiologisnya membran sendiri karena
penyakit/keturunan. Pada seorang anak sirkulasi otak mencapai 65 %
dari seluruh tubuh dibanding dengan orang dewasa 15 %. Dan karena
itu pada anak tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel
neuron dalam singkat terjadi dipusi di ion K+ maupun ion NA+
melalui membran tersebut dengan akibat terjadinya lepasnya muatan
listrik.
Lepasnya muatan listrik ini sedemikian besarnya sehingga dapat
meluas keseluruh sel maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan
bahan yang disebut neurotransmitter sehingga mengakibatkan
terjadinya kejang. Kejang yang yang berlangsung singkat pada
umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa.Tetapi
kejang yang berlangsung lama lebih 15 menit biasanya disertai
apnea, NA meningkat, kebutuhan O2 dan energi untuk kontraksi otot
skeletal yang akhirnya terjadi hipoxia dan menimbulkan terjadinya
asidosis
2.1.7. Komplikasi1. Aspirasi 2. Asfiksi3. Retardasi mental
Komplikasi tergantung pada :1. Riwayat penyakit kejang tanpa demam
dalam keluarga2. Kelainan dalam perkembangan atau kelainan saraf
sebelum anak menderita demam kejang3. Kejang berlangsung lama atau
kejang tikal2.1.8. Penatalaksanaan Medis1. Pemberian cairan IV
dengan cairan yang mengandung glukosa2. Pila kejang sangat lama,
sehingga terdapat kemungkinan terjadinya edema otak. Diberikan
kortikosteroid sepeti kortison 20-30 mg/Kg BB atau glukokortikoid
seperti deksametason ampul setiap 6 jam sampai keadaan membaik.3.
Berikan diazepam secara IV / Rectal untuk menghentikan kejang4.
Pemberian Fenobarbital secara IV5. Untuk menghentikan status
kovulsivus diberikan difenilhidantion secara IV6. Pembedahan,
terutama untuk pasien yang resisten terhadap pengobatan yang
tujuannya : Memetakan aktivitas listrik di otak Menentukan letak /
focus epileprogenik Mengangkat tumor, kelainan otak lainnya Namun
pembedahan dapat meninbulkan berbagai komplikasi lain : edema
serebral, hemoragi, hidrocepalus, infark serebral atau peningkatan
kejang. (Ngastiyah, 1997).2.1.9. Penatalaksanaan Keperawatan1.
Pertahanan suhu tubuh stabil2. Menjelaskan cara perawatan anak
demam3. Melakukan dan mengajarkan pada keluarga cara kompres panas
serta menjelaskan tujuan4. Beri terapi anti konvulsan jika
diindikasikan. Terapi konvulsan dapat diindikasikan pada anak-anak
yang memenuhi kriteria tertentu antara lain : kejang fokal atau
kejang lama, abnormalitas neurology, kejang tanpa demam, derajat
pertama, usia dibawah 1 tahun dan kejang multiple kurang dari 24
jam.2.1.10. Pemeriksaan Diagnostik 1. Untuk mengetahui adanya
keadaan patologis di otak : tumor, edema, infark, lesi congenital
dan hemoragik2. MRI (Magnetic Resenance Imaging ) Menentukan adanya
perubahan / patologis SSP3. Rontgen Tengkorak, Tidak banyak mebantu
untuk mendiagnosa aktivitas kejang kecuali untuk mengetahui adanya
fraktur4. Pemeriksaan Metabolk (Pemeriksaan Laboratorium ) Meliputi
: Glukosa darah Kalsium fungsi ginjal dan hepar Pemeriksaan adanya
infeksi : test widal, lumbal fungsi Kecepatan sedimentasi, hitung
platelet Pemeriksaan serologi imunologi5. EEG Sangat bermanfaat
untuk menentukan diagnosa kejang dan menentukan lesi serta fungsi
neurology (Ngastiyah, 1995).2.1. ASUHAN KEPERAWATAN2.2.1.
Pengkajian1. Identitas KlienNama, umur, jenis kelamin, nama orang
tua, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, alamat dan diagnosa
medis serta tanggal masuk2.Riwayat Kesehatana. Riwayat Kesehatan
SekarangKlien mengalami peningkatan suhu tubuh >380C,
peningkatan nadi, apnea, keletihan dan kelemahan umum, inkontinesia
baik urine ataupun fekal, sensitivitas terhadap makanan, mual /
muntah yang berhubungan dengan aktivitas kejang. Klien akan merasa
nyeri otot dan sakit kepala.b. Riwayat Kesehatan DahuluAdanya klien
riwayat terjatuh / trauma, faktur, adanya riwayat alergi dan adanya
infeksi.c. Riwayat Kesehatan KeluargaFaktor resiko demam kejang
pertama yang penting adalah deman, selain itu terdpat factor
herediter.3. Pemeriksaan Fisika. Kepala : kulit kepala bersih san
beruban, tidak ada luka lesi, rambut klien tipis, mukosa mulut
kering, skelera tidak iketrik, konjungtiva anemisb. Leher : tidak
terdapat pembengkakan kelenjar tiroid ( tidak adakelainan).c. Dada
: simetris kiri- kanan, tidak tertaba massa d. abdomen : distansi
abdomen, terdenngar bising ususe. Ekstremitas : terpasang cairan
infuse di tangan kanan dengan cairan RL, turgor kulit jelek 3
detik, kekuatan ototf. Genitalia : tidak ada keluhang. Tanda-tanda
vital Suhu tubuh klien meningkat lebih dari 375 C Pernapasan : Gigi
mengatup, siasonosis, apnea, pernapasan menurun / cepat; peingkatan
mucus. Sirkulasi : Hipertensi, peningkatan nadi.4. Tingkat
pertumbuhan dan perkembangan pada anak balita (0-5 tahun)
(Smeltzer,2000)a. PertumbuhanPertambahan BB 2 kg / tahun pada usia
21 bulan, kelihatan kurus, tapi aktifitas motorik tinggi, system
tubuh matang (berjalan dan lompat), TB 6-7 cm / tahun, kesulitan
makan, eliminasi mandiri, kognitif berkembang, mmebutuhkan
pengalaman belajar, inisiatif dan mampu identifikasi identitas
diri.b. Perkembangan (Motorik, bahasa, kognitif)Berdiri satu kaki,
menggoyangkan jari kaki, mengambar acak, menjepit benda,
melambaikan tangan, makan sendiri, menggunakan sendok, menyebutkan
empat gambar dan warna, menyebutkan warna benda, mengerti kata
sifat, menirukan berbagai bunyi kata, paham dengan arti larangan
berespon terhadap panggilan, menagis bial dimarahi, permintaan
sederhana, kecemasan perpisahan orang terdekat, mengenali semua
anggota keluarga.5. Pemeriksaan Penunjanga. CT-ScanUntuk mengetahui
adanya keadaan patologis di otak : tumor, edema, infark, lesi
congenital dan hemogragik.b. .MRI (Magnetic Resenance Imaging
)Menentukan adanya perubahan / patologis SSPc. Rontgen
TengkorakTidak banyak mebantu untuk mendiagnosa aktivitas kejang
kecuali untuk mengetahui adanya fraktur6. Pemeriksaan Metabolk
(Pemeriksaan Laboratorium )Meliputi : Glukosa darah Kalsium fungsi
ginjal dan hepar Pemeriksaan adanya infeksi : test widal, lumbal
fungsi Kecepatan sedimentasi, hitung platelet Pemeriksaan serologi
imunologi2.2.1. Diagnosa KeperawatanBerdasarkan data pengkajan,
diagnosa keperwatan utama pasien dapat meliputi yang berikut :
(Doenges E. Marilynn,2002)1. Resiko tinggi injury berhubungan
dengan aktivitas motorik dan hilangnya kesadaran selama kejang2.
Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan penumpukan mucus,
obstruksi lidah dan benda asin3. Gangguan perfusi serebral b / d
peningkatan tekanan intracranial4. Peningkatan suhu tubuh b/d
status metabolic5. Konsep diri : Body image, harga diri berhubungan
dengan kehilangan control tubuh, reaksi negative dari lingkungan
terhadap penyakit6. Kurang pengetahuan behubungan dengan kurangnya
informasi7. Resiko kejang demam berulang berhubungan dengan
peningkatan suhu tubuh2.2.2. ImplementasiImplimentasi adalah
pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan. Implementasi keparawatan
disesuaikan dengan rencana keperawatan yang telah
disusun.Implementasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan klien dan
dapat diterima oleh klien itu sendiri dan keluarga klienJenis
tindakan pada implimentasi ini terdiri dari tindakan : Independent
Dependent Interdependent2.2.3. EvaluasiKeefektifan intervensi
keparawatan pada anak dengan kejang dapat dilakukan dengan
pengkajian secara terus menerus dan evaluasi terhadap asuhan yang
dapat di observasi :1. Anak dan keluarga memahami tanda dan tingkah
laku yang menyebakan kejang2. Mengkaji lingkungan / situasi yang
dapat membahayakan anak saat kejang3. Keluarga mampu melakukan
manajemen perawatan anak-anak selama kejang4. Anak dan keluarga
memahami tentang tearpi pengobatan dan bisa mengidentifikasi
faktor-faktor akibat pengobatan5. Keluarga merasa tenang dan
mengerti tentang kondisi anaknya6. Anak merasakan bahagia, memahami
tentang kesehatannya dan tetap berinteraksi dengan teman-teman