LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GLAUKOMAA.
PengertianIstilah Glaukoma merujuk pada kelompok penyakit yang
berbeda dalam hal patofisiologi, presentasi klinis, dan
penanganannya. Biasanya ditandai dengan berkurangnya lapang pandang
akibat kerusakan saraf optikus. Kerusakan ini berkaitan dengan
derajat TIO, yang terlalu tinggi untuk berfungsinya saraf optikus
secara normal. Semakin tinggi tekanannya semakin cepat kerusakan
saraf optikus tersebutberlangsung. Peningkatan TIO terjadi akibatr
perubahan patologis yang menghambat peredaran normal humor aqueus
(Smeltzer,Suzanne C.2001).Glaukoma adalah sekelompok gangguan yang
melibatkan beberapa perubahan atau gejala patologis yang ditandai
dengan peningkatan tekanan intraokuler (TIO) dengan segala
akibatnya. Saat peningkatan TIO lebih besar daripada toleransi
jaringan, kerusakan terjadi pada sel ganglion retina, merusak
diskus optikus, menyebabkan atrofi saraf opyik dan hilangnya
pandangan perifer (Istiqomah. I, 2004).Glaukoma ditandai dengan
meningkatnya tekanan intraokular yang disertai oleh pencekungan
diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang. Mekanisme
peningkatan tekanan intraokular pada glaukoma adalah gangguan
aliran keluar humor aqueos akibat kelainan system drainase sudut
kamera anterior (glaukoma sudut terbuka) atau gangguan akses humor
aqueos ke system drainase (glaukoma sudut tertutup). Penurunan
pembentukan humor aqueos adalah suatu metode untuk menurunkan
tekanan intraokular pada semua bentuk glaucoma (Vaughan,Daniel G,
2000).B. EpidemiologiGlaukoma merupakan penyebab utama kebutaan di
masyarakat barat. Diperkirakan di Amerika Serikat ada 2 juta orang
menderita glaukoma. Di antara mereka, hamper setengahnya mengalami
gangguan penglihatan, dan hampir 70.000 benar-benar buta;
bertambahnya sebanyak 5500 orang tiap tahun.C. EtiologiPenyakit
yang ditandai dengan peninggian tekanan intra okular ini disebabkan
oleh:1. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar2.
Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata
atau di celah pupil (glaukoma hambatan pupil)D. KlasifikasiGlaukoma
diklasifikasikan dalam dua kelompok : sudut terbuka dan penutupan
sudut (dahulu disebut sudut tertutup). Pada glaukoma sudut terbuka,
humor aqueos mempunyai akses bebas ke jaring-jaring trabekula, dan
ukuran sudut normal. Pada glaukoma penutupan sudut, iris menutup
jarring-jaring trabekula dan membatasi aliran humor aqueos ke luar
kamera anterior.Kategori ini dibagi lebih lanjut menjadi glaukoma
primer (penyebab tak diketahui biasanya bilateral dan mungkin
diturunkan) dan glaukoma sekunder (penyebab diketahui)Klasifikasi
glaukoma meliputi:1. Glaukoma Sudut Terbuka1.1. Primer1.2. Tegangan
Normal1.3. Sekunder2. Glaukoma penutupan sudut2.1. Primer2.1.1.
Dengan sumbatan pupila. Akutb. Subakutc. Kronik2.1.2. Tanpa
sumbatan pupil2.2. Sekunder2.2.1. Dengan sumbatan pupil2.2.2. Tanpa
sumbatan pupil3. Glaukoma dengan mekanisme kombinasi4. Glaukoma
pertumbuhan/ Kongenital (Smeltzer,Suzanne C.2001).Glaukoma
PrimerGlaukoma sudut terbuka primer (dahulu disebut glaucoma simple
atau sudut luas) ditandai dengan atrofi saraf optikus dan kavitasi
mangkuk fisiologis dan defek lapang pandang yang khas. Glaukoma
sudut terbuka, tekanan noramal ditandai dengan adanya perubahan
meskipun TIO nmasih dalam batas parameter yang normal.Glaukoma
penutupan sudut primer adalah akibat defek anatomis yang
menyebabkan pendangkalan kamera anterior.Menyebabkan sudut
pengaliran yang sempit pada perifer iris dan trabekulum. Aktivitas,
seperti membaca, yang memerlukan gerak lensa ke depan dan terapi
miosis juga dapat merupakan factor presipitasi.Glaukoma penutupan
sudut akut merupakan keganasan medis yang cukup jarang dapat
mengakibatkan kehilangan penglihatan yang bermakna.Pasien biasanya
mengeluh nyeri mata yang umum dan berat. Peningkatantekanan
mengganggu fungsi dehidrasi permukaan endotel kornea, mengakibatkan
edema kornea.iris sentral biasanya melekat di atas permukaan
anterior lensa, yang dapat mengakibatkan sedikit tahanan terhadap
aliran humor aqueos dari kamera posterior melalui pupil ke kamera
anterior. ketika aliran melauli pupil terhambat(sumbatan pupiler)
oleh lensa, peningkatan tekanan di kamera posterior yang
diakibatkannya kan menggembungkan iris perifer ke depan dan
mengadakan kontak dengan jarring-jaring trabekula. temuan ini
dinamakan iris bombe. Keadaan ini akan mempersempit atau bahkan
menutup sama sekali sudut kamera anterior dan menyebabkan
peningkatan TIO.Cahaya yang dilihat dari sisi lateral mata dapat
memperlihatkan kamera interior yang dangkal ( 23 mmHg memerlukan
evaluasi yang seksama. Peningkatan TIO mengurangi aliran darah ke
saraf optik dan retina. Iskemia menyebabkan struktur ini kehilangan
fungsinya secara bertahap. Kerusakan jaringan biasanya dimulai dari
periferdan bergerak menuju fovea sentralis. Kerusakan visus dan
kerusakan saraf optic dan retina adalah ireversibel dan hal ini
bersifat permanen. Tanpa penanganan, glaucoma dapat menyebabkan
kebutaan. Hilangnya penglihatan ditandai dengan adanya titik buta
pada lapang pandang.F. Gejala Klinis1. Glaukoma akut primer1.1.
Awitan gejala akut/mendadak1.2. Nyeri hebat di sekitar mata yang
menjalar pada daerah yang dilewati saraf oatk V1.3. Nyeri
kepala/dahi1.4. Mual, muntah, dan ketidaknyamanan abdomen1.5.
Melihat lingkaran berwarna di sekitar sinar dan pandangan kabur
mendadak dengan1.6. Penurunan persepsi cahaya.2. Glaukoma kronik
primer2.1. Bilateral2.2. Herediter2.3. TIO tinggi2.4. Sudut COA
terbuka2.5. Bola mata yang tenang2.6. Lapang pandang mengecil
dengan macam-macam skotoma yang khas2.7. Perjalanan penyakit
progresif lambat3. Glaukoma sekunderPeningkatan nyeri dan symptom
spesifik tergantung pada penyebab penyakit okuler4. Glaukoma
congenitalFotofobia, blefarospasme, epifora, mata besar, kornea
keruhG. Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik dilakukan dengan
menggunakan oftalmoskop untuk mengetahui adanya cupping dan atrofi
diskus optikus. Diskus optikus menjadi lebih luas dan lebih dalam.
Pada glaukoma akut priner, kamera anterior dangkal, aqueos humor
keruh dan pembuluh darah menjalar keluar dari iris.Pemeriksaan
lapang pandang perifer, pada keadaan akut lapang pandang cepat
menurun secara signifikan dan keadaan kronik akan menurun secara
bertahap.Pemeriksaan fisik melalui inspeksi untuk mengetahui
adanyainflamasi mata, skelra kemerahan, kornea keruh, dilatasi
pupil sedang yang gagal bereaksi terhadap cahaya. Sedangkan dengan
palpasi untuk memeriksa mata yang mengalami peningkatan TIO, terasa
lebih keras dibandingkan mata yang lain.Uji diagnostik menggunakan
tonometri, pada keadaan kronik atau open angle didapat nilai 22-23
mmHg, sedangkan keadaan akut atau angle closure 30 mmHg. Uji dengan
menggunakan gonioskopi akan didapat sudut normal pada glaucoma
kronik. Pada glaucoma akut ketika TIO meningkat, sudut COA akan
tertutup, sedang pada waktu TIO normal sudutnya sempit.H.
TherapyTerapi obat merupakan penanganan awal dan utama untuk
penanganan glaukoma sudut terbuka-primer. Meskipun program ini
dapat diganti namun diteruskan seumur hidup. Bikla terapi in I
gagal menurunkan TIO dengan adekuat, pilihan berikutnya pada
kebanyakan pasien adalah trabekuloplasti laser dengan pemberian
obat tetap dilanjutkan. beberapa pasien memerlukan trabekulotomi.
namun pembedahan laser atau insisional biasanya merupakan anjuran
bagi terapi obat dan bukannya menggantikannya.Glaukoma
penutupan-sudut akut dengan sumbatan pupil biasanya jarang
merupakan kegawatan bedah. Obat digunakan untuk mengurangi TIO
sebanyak mungkin sebelum iridektomi laser atau
insisional.Penanganan glaukoma sekunder dujukan untuk kondisi yang
mendasarinya begitu pula untuk menurunkan tingginya TIO. Uveitis
dengan glaucoma diterapi dengan bahan antiinflamasi. bahan
antivirus, sikloplegik, dan kortokosteroid topical diresepkan bagi
pasien glaukoma yang berhubungan dengan herpes simpleks dan herpes
zoster.Penggunaan obat dilatators pupil merupakan kontraindikasi
pada pasien dengan glaukoma.Efek samping yang biasaterdapat pada
pemakaian obat topikal adalah pandangan kabur, pandangan meremang
khususnya menjelang malam dan kesulitan memfokuskan pandangan.
kadang-kadang frekuensi denyut jantung dan respirasi juga
terpengaruh. Obat sistemik dapay menyebabkan rasa kesemutan pada
jari dan jari kaki, pusing, kehilangan nafsu makan, defekasi tidak
teratur, dan kadang batu ginjal.1. Antagonis Beta-adrenergik
Mengurangi TIO dengan mengurangi pembentukan humor aqueos.
2. Bahan KilonergikDigunakan dalam penanganan glaukoma jangka
pendek dengan penyumbatan pupil akibat efek langsungnya pada
reseptor parasimpatis iris dan badan silinder.3. Agonis
AdrenergikDigunakan bersama dengan bahn penghambat beta-adrenergik,
berfungsi saling sinergi dan bukan berlawanan.4. Inhibitor
Anhidrase KarbonatDiberikan secara sistemik untuk menurunkan IOP
dengan menurunkan pembuatan humor aqueos.5. Diuretika OsmotikDapat
menurun TIO dengan meningkatkan osmolalitas plasma dan menarik air
dari mata ke dalam peredaran darah.I. PenatalaksanaanTujuan
penatalaksaanglaukoma adalah menurunkan TIO ke tingkat yang
konsisten dengan mempertahankan penglihatan. Penatalaksaan bisa
berbedabergantung pada klasifikasi penyakit dan responsnya terhadap
terapi. Terapi obat, pembedahan laser, pembedahan konvensional
dapat dipergunakan untuyk mengontrol kerusakan progresif yang
diakibatkan oleh glaukoma.1. Bedah laser untuk GlaukomaPembedahan
laser untuk memperbaiki aliran humor aqueos dan menurun TIO dapat
diindikasikan sebagai penangana primer untuk glaukoma, atau bisa
juga dipergunakan bila terapi obat tidak bisa ditoleransi, atau
tidak dapat menurunkan TIO dengan adekuat. Laser dapat digunakan
pada berbagai prosedur yang berhubunag dengan penanganan
glaukoma.2. Bedah KonvensionalProsedur bedah konvensional dilakukan
bila tehnik laser tidak berhasil, atau peralatan laser tidak
tersedia, atau pasien tidak cocok untuk dilakukan bedah laser (mis.
pasien yang tidak dapat duduk diam atau mengikuti perintah).
Prosedur filtrasi rutin berhubungan dengan keberhasilan penurunan
TIO pada 80 sampai 90% pasien.Iridektomi perifer atau
sektoraldilakukan untuk mengangkat sebagian iris untuk memungkinkan
aliran humor aqueos dari kamera posterior ke kamera anterior.
Diindikasikan pada penanganan glaukoma dengan penyumbatan pupil
bila pembedahan laser tidak berhasil atau tidak
tersedia.Trabekulektomi (prosedur filtrasi)dilakukan untuk
menciptakan saluran pengaliran baru melalui sklera. Dilakukan
dengan melakukan diseksi flap ketebalan setengah (half-tickness)
sklera dengan engsel di limbus. satu segmen jaringan trabekula
diangkat, flap sclera ditutup kembali, dan konjungtiva dijahit
rapat untuk mencegah kebocoran cairan aqueus. Trabekulektomi
meningkatkan alirankeluar humor aqueus dengan memintas strukturr
pengaliran yang alamiah. Ketika cairan mengalir melalui saluran
baru ini, akan terbentuk bleb (gelembung). Dapat diobservasi pada
pemeriksan konjungtiva. Komplikasi setelah prosedur filtrasi
meliputi hipotoni (TIO rendah yang tidak normal), hifema (darh di
kamera anterior mata), infeksi, dan kegagalan filtrasi.Prosedur
setonmeliputi penggunaan berbagai alat pintasan aqueus sintetis
untuk menjaga kepatenan fistula pengaliran. tabung terbuka
diimplantasikan ke kamera anterior dan menghubungkan
denganmedanpengaliran episklera. alat ini paling sering digunakan
pada pasien dengan TIO tinggi, pada mereka yang beresiko tinggi
terhadap pembedahan, atau mereka yang prosedur filtrasi awalnya
gagal. Kemungkinan komplikasi implant pengaliran meliputi
pembentukan katarak, hipotoni, dekompensasi kornea, dan erosi
apparatus (Istiqomah. I, 2004J. KOMPLIKASI1. Peningkatan
TIODitandai dengan nyeri okular, nyeri di atas alis dan mual.Cegah
klien membungkuk, mengangkat benda berat, mengejan pada saat buang
air besar, batuk dan muntah.2. Hipotoni (penurunan TIO)Dapat
menyebabkan perdarahan koroid, atau lepasnya koroid, ditandai
dengan nyeri yang dalam di dalam mata dengan awitan pasti,
diaphoresis atau perubahan tanda vital.3. InfeksiPantau tanda
vital. Infeksi harus dicegah karena klien dapat mengalami
kehilangan pandangan atau kehilangan mata itu sendiri.
4. Jaringan parutDapat mengurangi keefektifan jalur baru.
Steroid topikal dapat digunakan karena efek samping penggunaan
steroid adalah memperpanjang pemulihan luka.
DAFTAR PUSTAKADoenges, Marilynn E, dkk. 1999.Rencana Asuhan
Keperawatan edisi 3. Jakarta : EGCVaughan,Daniel G.2000.Oftalmologi
Umum.Jakarta : Widya MedikaSmeltzer, Suzanne C,dkk.2001.Buku Ajar
Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth edisi 8 vol.2.
Jakarta : EGCIstiqomah,Indriana N.2004.Asuhan Keperawatan Klien
Gangguan Mata.jakarta : EGC
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GLAUKOMA1.PengkajianAnamnesisAnamnesis
mencakup data demografi yang meliputi :Umur, glaukoma primer
terjadi pada individu berumur > 40 tahunRas, kulit hitam
mengalami kebutaan akibat glaukoma paling sedikti 5 kali dari kulit
putih. (deWit,1998)Pekerjaan, terutama yang berisiko besar
mengalami trauma mata.Selain itu harus diketahui adanya masalah
mata sebelumnya atau yang ada saat ini, riwayat penggunaan
antihistamin (menyebabkan dilatasi pupil yang akhirnya dapat
menyebabkan angle-closure glaucoma), riwayat keluarga dengan
glaucoma, riwayat trauma (terutama yang mengenai mata), riwayat
penyakit lain yang sedang diderita (DM, arteriosklerosis, myopia
tinggi)Riwayat psikososial mencakup adanya ansietas yang ditandai
dengan bicara cepat, mudah berganti topik, sulit berkonsentrasi dan
sensitive; dan berduka karena kehilangan
penglihatan.PengkajianAktivitas/latihanGejala : perubahan aktivitas
biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan
penglihatanMakanan/cairanGejala : mual/muntah (glaukoma
akut)NeurosensoriGejala : penglihatan berawan/kabur, tampak
lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan
perifer, fotofobia (glaukoma akut)Nyeri/kenyamananGejala :
ketidaknyamanan ringan/mata berair (glaukoma kronis)Nyeri
tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit
kepala (glaukoma akut)Penyuluhan/pembelajaranGejala : riwayat
keluarga glaukoma, diabetes, gangguan system vaskulerRiwayat
stress, alergi, gangguan vasomotor (contoh peningkatan tekanan
vena), ketidakseimbangan endokrin, diabetes (glaukoma)
2.Diagnosa Keperawatan1.Risiko tinggi cedera berhubungan dengan
penurunan pandangan perifer2.Perubahan sensori-perseptual :
penglihatan berhubungan dengan kerusakan saraf akibat peningkatan
tekanan intraokuler3.Ansietas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan4.Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan
pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan informasi5.Nyeri
berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokuler6.Risiko gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi behubungan dengan mual, muntah sekunder
akibat peningkatan tekanan intraokuler
3.Rencana Tindakan KeperawatanNyeri berhubungan dengan
peningkatan tekanan intraokulerTujuan : - klien akan melaporkan
nyeri berkurang/terkontrol/hilangKriteria hasil :-Mengungkapkan
metode yang memberikan penghilangan-Mendemonstrasikan penggunaan
keterampilan relaksasi dan aktivitas
hiburan.Intervensia.Pertahankan tirah baring ketat pada posisi semi
fowler dan cegah tindakan yang dapat meningkatkan TIO
(batuk,bersin,mengejan)R: tekanan pada mata meningkat jika tubuh
datar dan manuver Valsalva diaktifkan seperti aktivitas
tersebut
b.Berikan lingkungan gelap dan tenangR: stress dan sinar akan
meningkatkan TIO yang dapat mencetuskan nyeri.
c.Observasi tekanan darah, nadi dan pernapasan tiap 24 jam jika
klien tidak menerima agens osmotic secara intravena dan tiap 2 jam
jika klien menerima agens osmotic intravena.R: mengidentifikasi
kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
d.Observasi derajat nyeri mata tuap 30 menit selama fase akutR:
mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang
diharapkan.
e.Observasi asupan-haluaran tiap 8 jam saat klien mendapatkan
agens osmotic intravena.R: mengidentifikasi kemajuan atau
penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
f.Observasi ketajaman penglihatan setiap waktu sebelum penetesan
obat mata yang diresepkan.R: mengidentifikasi kemajuan atau
penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
g.Berikan obat mata yang diresepkan untuk glaucoma dan beritahu
dokter jika terjadi hipotensi, haluaran urine < 24 ml/jam, nyeri
pada mata tidak hilang dalam waktu 30 menit setelah terapi obat,
tajam penglihatan turun terus menerusR: agens osmotic intravena
akan menurunkan TIO dengan cepat. Agens osmotic bersifat
hiperosmolar dan dapat menyebabkan dehidrasi, manitol dapat
mencetuskan hiperglikemis pada kliean DM, tetes mata miotik
memperlancar drainase aqueos humor dan menurunkan
produksinya.Pengontrolan TIO adalah esensial untuk memperbaiki
penglihatan.
h.Berikan analgesic narkotik yang diresepkan jika klien
mengalami nyeri hebat dan evaluasi keefektifannya.R: mengontrol
nyeri. Nyeri berat akan mencetuskan maneuver Valsalva dan
meningkatkan TIOPerubahan sensori-perseptual : penglihatan
berhubungan dengan kerusakan saraf akibat peningkatan tekanan
intraokulerTujuan :Klien akan :Mengidentifikasikan tipe perubahan
visual yang dapat terjadi saat TIO meningkat di atas level
amanMencari bantuan saat terjadi perubahan visualMendapatkan
kembali dan mempertahankan visus normal dengan pengobatan.Kriteria
hasil :-Mempertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa
kehilangan lebih lanjut
Intervensia.Pastikan tipe/derajat kehilangan
penglihatanR:memperngaruhi harapan masa depan pasien dan pilihan
intervensi
b.Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan/kemungkinan
kehilangan penglihatanR :sementara intervensi dini mencegah
kebutaan, pasien menghadapi kemungkinan atau mengalami pengalaman
kehilangan penglihatan sebagian atau total. Meskipun kehilangan
penglihatan telah terjadi tak dapat diperbaiki 9meskipun dg
pengobatan), kehilangan lanjut dapat dicegah.
c.Tunjukan pemberian tetes mata, contoh mebghitung tetesan,
mengikuti jadwal, tidak salah dosis.R: mengontrol TIO, mencegah
kehilangan penglihatan lanjut
d.Bantu pasien dalam menangani keterbatasa penglihatanR:
menurunkan bahaya keamanan sehubungan dengan perubahan lapang
pandang
e.Kolaborasi :berikan obat sesuai indikasi : pilokarpin
hidroklorida (IsotoCarpine, OcusertPilo, Pilopine HS Gel)R: obat
miotik topical ini menyebabkan konstriksi pupil, memudahkan
keluarnya aqueos humor
f.Berikan sedasi : analgesic sesuai kebutuhanR: serangan akut
glaukomasehubungan dengan nyeri tiba-tiba, yang dapat mencetuskan
ansietas, selanjutnya meningkatkan TIO.Catatan: manajemen medic
memerlukan 4-6 jam sebelum TIO menurun atau nyeri berkurang.
Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatanTujuan :
klien tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun sampai tingkat
dapat diatasiKriteria hasil :-Menunjukkan keterampilan pemecahan
masalah-Menggunakan sumber secara efektif
Intervensia.Kaji tingkat ansietas,derajat pengalaman nyeri atau
timbulnya gejala tiba tiba dan pengetahuan kondisi saat
ini.R:Faktor ini mempengaruhi persepsi klien terhadap ancaman
diri,potensial siklus,dan dapat mempengaruhi upaya medik untuk
mengontrol TIO.b.Berikan infirmasi yang akurat dan jujur.Diskusikan
kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan dapat mencegah
kehilangan pengelihatan tambahan.R:Menurunkan ansietas sehubungan
dengan ketidaktahuan atau harapan yang akan datang dan memberikan
dasar fakta untuk melihat pilihan informasi tentang
pengobatan.c.Dorong pasien untuk mengakuai masalah dan
mengekspresikan perasaan.R:Memberikan kesempatan untuk pasien
menerima situasi nyata,mengklarifikasi salah konsepsi dan pemecahan
masalah.d.Identifikasi sumber atau orang yang menolong.R:Memberikan
keyakinan bahwa pasien tidak sendiri dalam menghadapi masalah.
Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan
berhubungan dengan kurang terpajan informasiTujuan : menyatakan
pemahaman kondisi, prognosis dan pengobatanKriteria hasil
:-Mengidetifikasi hubungan tanda/gejala dengan proses
penyakit-Melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan alasan
tindakan
Intervensia.Tunjukan tekhnik yang benar untuk pemberian tetes
mata.Izinkan pasien mengulang tindakan.R:Meningkatkan keefektifan
pengobatan.Memberikan kesempatan untuk pasien menunjukan kompetensi
dan menanyakan pertanyaan.b.kaji pentingnya memepertahankan jadwal
obat,contoh tetes mata.Diskusikan obat yang harus
dihindari.R:Penyakit ini dapat dikontrol,bukan diobati,dan
mempertahankan konsistensi program obat adalah kontrol
vital.Beberapa obat menyebabkan dilatasi pupil,dan potensial
kehilangan pengelihatan tambahan,c.Identifikasi efek samping atau
reaksi merugikan dari pengobatan,contoh penurunan selera makan,mual
muntah.R:Efek samping obat merugikan,mempengaruhi rentang dari tak
nyaman sampai ancaman kesehatan berat.d.Dorong pasien membuat
perubahan yang perlu untuk pola hidup.R:Pola hidup tenang
menurunkan respons emosi terhadap stres,mencegah perubahan okuler
yang dapat yang mendorong iris kedepan yang dapat mencegah serangan
akut.e.Dorong menghindari aktivitas,seperti mengangkat
berat,mendorong.R:Dapat meningkatkan TIO mencetuskan serangan
akut.f.Tekankan pentingnya pemeriksaan rutin.R:Penting untuk
mengawasi kemajuan atau pemeliharaan penyakit untuk memungkinkan
intervensi dini dan mencegah kehilangan pengelihatan
lanjut.g.Nasehatkan pasien untuk melaporkan dengan cepat nyeri mata
hebat,inflamasi,peningkatan fotopobia.perubahan lapang
pandang,pengelihatan kabur.R:Upaya tindakan perlu untuk mencegah
kehilangan pengelihatan lanjut atau komplikasi lain seperti robek
retina.h.Anjurkan anggota keluarga memeriksa secara teratur tanda
glaukoma.R:Kecendrungan herediter dangkalnya bilik
anterior.menempatkan anggota keluarga berisiko pada kondisi
ini.
Risiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi behubungan dengan
mual, muntah sekunder akibat peningkatan tekanan intraokulerTujuan
: melaporkan mual dan muntah hilangKriteria hasil :-Menunjukkan
kemajuan mencapai berat badan atau peningkatan berat badan individu
yang tepat
Intervensi :a.Perkirakan/hitung pemasukan kalori. Jaga komentar
tentang nafsu makan sampai minimal.R: mengidentifikasi
kekurangan/kebutuhan nutrisi. Berfokus pada masalah membuat
suasanan negate dan mempengaruhi masukan.b.Konsul tentang
kesukaan/ketidaksukaan pasien, makanan yang menyebabkan distress,
dan jadwal makan yang disukaiR: melibatkan pasien dalam
perencanaan, memampukan pasien memiliki rasa control dan mendorong
untuk makan.
c.Berikan suasana menyenangkan pada saat makan, hilangkan
rangsangan berbau.R: untuk meningkatkan nafsu makan/menurunkan
mual
d.Berikan kebersihan oral sebelum makanR: mulut yang bersih
meningkatkan nafsu makan
e.Tawarkan minuman seduhan saat makan, bila toleranR: dapat
mengurangi mual dan menghilangkan gas.Catatan: mungkin
dikontraindikasikan bila menyebabkan pembentukan
gas/ketidaknyamanan gaster
f.Kolaborasi : konsul dengan ahli diet/tim pendukung nutrisi
sesuai indikasiR: berguna dalam membuat kebutuhan nutrisi
individual melalui rute yang paling tepat.
Risiko tinggi cedera berhubungan dengan penurunan pandangan
periferTujuan : menyatakan pemahaman faktor yang terlibat dalam
kemungkinan cederaKriteria hasil :-Menunjukkan perubahan prilaku,
pola hidup untuk menurunkan factor risiko dan untuk melindungi diri
dari cedera-Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan
keamanan
Intervensi :a.Batasi aktivitas seperti menggerakkan kepala
tiba-tiba, menggaruk mata, membungkukR: menurunkan stres pada area
operasi/menurunkan TIO
b.Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasiR: digunakan
untuk melindungi diri dari cedera kecelakaan dan menurunkan gerakan
mata
c.Observasi pembengkakan luka, bilik anterior kemps, pupil
berbentuk buah pir.R:menunjukkan prolaps iris atau rupture luka
disebabkan oleh kerusakan jahitan atau tekanan mata.
4.EvaluasiEvaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau
terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan
melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.Evaluasi
pada pasien dengan glaukoma adalah :1) nyeri berhubungan dengan
peningkatan tekanan intraokulerdengan KE :-Mengungkapkan metode
yang memberikan penghilangan-Mendemonstrasikan penggunaan
keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan.2) Perubahan
sensori-perseptual : penglihatan berhubungan dengan kerusakan saraf
akibat peningkatan tekanan intraokuler
dengan KE :-Mengidentifikasikan tipe perubahan visual yang dapat
terjadi saat TIO meningkat di atas level aman-Mencari bantuan saat
terjadi perubahan visual-Mendapatkan kembali dan mempertahankan
visus normal dengan pengobatan.3)Ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatandengan KE:-Menunjukkan keterampilan
pemecahan masalah-Menggunakan sumber secara efektif
4).Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan
berhubungan dengan kurang terpajan informasidengan
KE:-Mengidetifikasi hubungan tanda/gejala dengan proses
penyakit-Melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan alasan
tindakan
5). Risiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi behubungan
dengan mual, muntah sekunder akibat peningkatan tekanan
intraokulerdengan KE:-Menunjukkan kemajuan mencapai berat badan
atau peningkatan berat badan individu yang tepat
6). Risiko tinggi cedera berhubungan dengan penurunan pandangan
periferdengan KE:-Menunjukkan perubahan prilaku, pola hidup untuk
menurunkan factor risiko dan untuk melindungi diri dari
cedera-Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan
keamanan
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E, dkk. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan edisi
3. Jakarta : EGCVaughan,Daniel G.2000.Oftalmologi Umum.Jakarta :
Widya MedikaSmeltzer, Suzanne C,dkk.2001.Buku Ajar Keperawatan
Medikal-Bedah Brunner & Suddarth edisi 8 vol.2. Jakarta :
EGCIstiqomah,Indriana N.2004.Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Mata.jakarta : EGC