LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATANGLAUCOMA1. A.Pengertian
GlaucomaGlaucoma merupakan kelainan mata yang dicirikan dengan
rusaknya saraf optikyang berfungsi untuk membawa pesan-pesan cahaya
dari mata ke otak. Kerusakan saraf optik ini disebabkan oleh
kelebihan cairan humor yang mengisi bagian dalam bola mata. Cairan
mata yang diproduksi oleh jaringan-jaringan di depan bola mata ini
sebenarnya berfungsi untuk membawa makanan untuk kornea dan lensa
mata. Cairan mata juga akan mempertahankan tekanan di dalam bola
mata agar bentuknya tetap terjaga dengan baik. Tekanan yang
dihasilkan oleh cairan mata disebut tekanan intraokuler.Glaucoma
adalah penyakit mata akibat dari tekanan intra okular (TIO) yang
tinggi, dimana didapatkan tekanan TIO tinggi, kelainan syaraf optik
dan kelainan lapangan pandangPatokan pengukuran :1. Tekanan Intra
Okular normal 15-20 mmHg.2. Tekanan > 21 mmHg sudah harus
diikuti teliti3. Tekanan Intra Okular dipertahankan karena adanya
dinamika akuos humor dalam mata. Gangguan dari dinamika ini akan
mengakibatkan TIO naik/ tinggi, terjadi glaukoma1. B.Beberapa
Definisi GlaucomaGlaucoma adalah sekelompok kelainan mata yang
ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler.( Long Barbara,
1996)Glaucoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik
berupa peninggian tekanan bola mata, penggaungan papil saraf optik
dengan defek lapang pandangan mata.(Sidarta Ilyas,2000).Glaucoma
adalah suatu keadaan tekanan intraokuler / tekanan dalam bola mata
relatif cukup besar untuk menyebabkan kerusakan pupil saraf optik
dan menyebabkan kelainan lapang pandang ( ekantini, 2003 ).1.
C.Patofisiologi Glaucoma( Windra, 2012 )1. D.Klasifikasi Glaucoma1.
Glaucoma primerPenyebab tidak diketahuiDidapatkan pada orang yang
memiliki bakat glaucoma (struktur) yang berhubungan dengan
sirkulasi / reabsorbsi / outflow aquoshumor mengalami perubahan
patologis / degeneratif.Gangguan pengeluaran aquos humor (BMD
sempit).Kelainan pertumbuhan sudut BMD (ganiosdisgenesis =
Trabekulogenesis, iridogenesis, korniodigenesis)Glaukoma primer
dibagi menjadi :1. Glaucoma sudut terbukaMerupakan sebagian besar
dari glaucoma ( 90-95% ) , yang meliputi kedua mata. Timbulnya
kejadian dan kelainan berkembang secara lambat. Disebut sudut
terbuka karena humor aqueousmempunyai pintu terbuka ke jaringan
trabekular. Pengaliran dihambat oleh perubahan degeneratif jaringan
rabekular, saluran schleem, dan saluran yg berdekatan. Perubahan
saraf optik juga dapat terjadi. Gejala awal biasanya tidak ada,
kelainan diagnose dengan peningkatan TIO dan sudut ruang anterior
normal. Peningkatan tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri mata
yang timbul.1. Glaucoma sudut tertutup (sudut sempit).Disebut sudut
tertutup karena ruang anterior secara anatomis menyempit sehingga
iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan
menghambat humor aqueous mengalir ke saluran schlemm. Pergerakan
iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan
cairan di ruang posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua.
Gejala yang timbul dari penutupan yang tiba- tiba dan meningkatnya
TIO, dapat berupa nyeri mata yang berat, penglihatan yang kabur dan
terlihat hal. Penempelan iris menyebabkan dilatasi pupil, bila
tidak segera ditangani akan terjadi kebutaan dan nyeri yang
hebat.1. Glaucoma sekunderDapat terjadi dari peradangan mata ,
perubahan pembuluh darah dan trauma . Dapat mirip dengan sudut
terbuka atau tertutup tergantung pada penyebab yaitu Perubahan
lensa, Kelainan uvea, Trauma bedah1. Glaucoma kongenital1. Primer
atau infantil2. Menyertai kelainan kongenital lainnya2. Glaucoma
absolutMerupakan stadium akhir glaucoma ( sempit/ terbuka) dimana
sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan
gangguan fungsi lanjut.Pada glaucoma absolut kornea terlihat keruh,
bilik mata dangkal, papil atrofi dengan eksvasi glaucomatosa, mata
keras seperti batu dan dengan rasa sakit.sering mata dengan buta
ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan
penyulit berupa neovaskulisasi pada iris, keadaan ini memberikan
rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma hemoragik.Pengobatan
glaucoma absolut dapat dengan memberikan sinar beta pada badan
siliar, alkohol retrobulber atau melakukan pengangkatan bola mata
karena mata telah tidak berfungsi dan memberikan rasa sakit.1.
E.Manifestasi Klinis1. Glaucoma AkutRasa sakit hebat menjalar ke
kepala disertai mual, muntah, mata merah dan bengka, tajam
penglihatan menurun, dan melihat lingkaran seperti pelangi. Pada
pemeriksaan dengan lampu senter telihat injeksi konjungtiva,
injeksi siliar, komea ruram karena sembab, reaksi pupil hilang atau
melambat, kadang pupil midriosis, kedua bilik mata depan dangkal.1.
Glaucoma KronikDari riwayat keluarga ditemukan beberapa anggota
keluarga dalam garis vertikal atau horisontal yang memiliki
penyakit serupa. Gejala-gejala yang terjadi akibat peningkatan
tekanan bola mata, penyakit ini berkembang secara lambat tapi
pasti. Penampilan bola mata seperti normal dan sebagian besar tidak
mempunyai keluhan pada stadium dini. Pada stadium lanjut keluhannya
berupa pasien sering menabrak karena pandangan lebih gelap, lebih
kabur, palang pandang menjadi sempit, hingga kebutaan permanen.1.
F.PenatalaksanaanTujuan Farmakologi adalahuntuk mempertahankan
kontraksi pupil agar pengaliran humor aqueus lebih baik dan
produksi humor aqueus dapat dikurangi dan pemberian obat diharapkan
haruslah sesuai dengan anjuran.1. Glaucoma sudut terbuka /
simplek1. Obat-obat miotikGolongan kolinergik ( pilokarpin 1-4 % 5
kali sehari) Karbakol 0,75 3%Golongan antikolineoterase (demekarium
bromid, humorsol 0,25 %) pilokarpin 0,25.1. Obat-obat penghambat
sekresi aqioshumor (adrenergik)Timolol (tetes 0,25 dan 0,5 % 2 x
sehari)Epineprin 0,5 2 % 1-2 x sehari1. Carbonican hidrase
inhibitorAsetazolamid (diamok 125-250 mg 4 x sehariDiklorfenamid
(metazolamid)1. Trabekuloplatilaser dan iridektomi2. Tindakan bedah
trabekulektomi3. Glaucoma sudut tertutup / akut1. Bahan
hiperosmotikGliserin (gliserol) p.o 1cc / kg BB. Dalam larutan 50 %
air jerukManitol 20 % IV. 1-2 gram / Kg BB diberikan 60 tetes /
menit.1. Miotikum pilokarpin 2-4 % 1 tts 3 x 5 menit kemudian 1
tts. 30 menit /2 jam. Selanjutnya 1 tts / jam sampai operasi.2.
Karbonikan hidrase inhibitorAsetasolamit langsung 500 mg / oral (2
tablet) lalu tiap 4 jam 250 mg.1. Operasi filtrasi1. G.Pemeriksaan
Fisik Mata yang Normal1. Palpebra : Penderita melihat lurus ke
depan maka pinggir palpebra atas akan menutupi limbus atas (pinggir
kornea) selebar 1 2 mm.2. Konjungtiva : Hiperemi pada glaukoma,
Normalnya tidak berwarna.3. Kornea : normalnya bening4. BMD ( Bilik
Mata Depan ) normalnya cukup dalam dan jernih5. Pupil : Normalnya
mata kiri dan kanan sama lebarnya dan simetris6. Lensa mata :
Normalnya Jernih1. H.Pengkajian Fisik Mata yang Bisa Dilakukan1.
a.TanometerTanometer Schiotz alat ini paling sering dipakai dan
mudah penggunaanya.Tanometer aplanasi dengan alat ini didapatkan
hasil yang lebih cermat, tetapi memelurkan slitlamp biomikroskop
(mahal).1. b.Periksa papil syaraf optikAlat oftalmoskopDilihat
papil syaraf optik apakah ada cekungan akibat tekanan yang tinggi
(excavatio = cupping).Luas cekungan dibanding dengan keseluruhan
disk=cup / disc ratio (c/d ratio).Normal : c/d ratio 0- 0,3> 0,3
curiga adanya kelainan (kemungkinan juga kongenital).1.
c.PengkajianKetajaman PenglihatanDilakukan di kamar yang tidak
terlalu terang dengan kartu Snellen. Pasien duduk dengan dengan
jarak 6 meter dari kartu Snellen dengan satu mata ditutup. Pasien
diminta membaca huruf yang tertulis pada kartu, mulai dari baris
paling atas kebawah, dan tentukan baris terakhir yang masih dapat
dibaca seluruhnya dengan benarV = D/dV = VisusD = Jarak yang dapat
dilihat oleh mata normald = jarak yang dapat dilihat oleh
penderita1. d.PengkajianGerakan MataUji Menutup, salah satu mata
pasien di tutup dengan karton atau tangan pemeriksa, dan pasien di
minta memfokuskan mata yang tidak tertutup pada satu benda diam
sementara mata yang di tutup karton atau tangan tetap terbuka.
Kemudian karton atau tangan tiba-tiba di singkirkan, dan akan
nampak gerakan abnormal mata1. e.PengkajianLapang PandangPemeriksa
dan pasien duduk dengan jarak 1 sampai 2 kaki, saling berhadapan.
Pasien di minta menutup salah satu mata dengan karton, tanpa
menekan, sementara ia harus memandang hidung pemeriksa.Pemeriksaan
lapang pandang teknik konfrontasi dengan pemeriksa dalam jarak
60cm, pasien meminta pandangan fokus ke depan lalu tangan pemeriksa
kesamping dan klien diminta untuk memberi tanda jika bisa
melihat.ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. SPASIEN GLAUCOMADI RSU
PURBOWANGIDi Susun oleh :Windra Bangun SA01001394PROGRAM STUDI DIII
KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES )
MUHAMMADIYAHGOMBONG
2012LAPORAN KASUSTanggal masuk : 1 januari 2012Tanggal
pengkajian : 1 januari 2012Pengkaji : Windra Bangun S1. A.Biodata1.
Identitas PasienNama : Tn. SUmur : 45 tahunJenis Kelamin : Laki
lakiAgama : IslamStatus : KawinAlamat : Ds. Sidoharum, SemporSuku :
JawaKebangsaan : Indonesia1. Identitas Penanggung JawabNama : Ny.
WUmur : 36 tahunJenis Kelamin : PerempuanAgama : IslamAlamat : Ds
Sidoharum, semporHubungan : Isteri1. B.Riwayat Kesehatan1.
1.Keluhan UtamaKlien mengeluh nyeri pada mata dan pandangannya
kabur saat melihat cahaya tidak kuat1. 2.Riwayat Kesehatan
SekarangKlien masuk ke Rumah Sakit Purbowangi tanggal 1 januuari
2012 dengan keluhan utama nyeri pada mata, pandangannya kabur dan
ada lingkaran terang jika melihat bola lampu atau sumber cahaya.1.
3.Riwayat Kesehatan DahuluKlien mengatakatan nyeri sejak 2 minggu
lalu dan penglihatannya kurang jelas bahkan muncul lingkaran terang
saat melihat sumber sumber cahaya. Klien mengatakan punya riwayat
sakit magh1. 4.Riwayat Kesehatan KeluargaPasien mengatakan ibunya
menderita myopia atau minus 8, juga anak ke tiganya perempuan juga
menderita miyopi ( minus 1 kiri dan kanan silinder 1/2
)Genogram
KeteranganPerempuan Laki laki
Pasien Sakit lainSerumah Pisah1. C.Pola Fungsional1. 1.Pola
NafasSebelum sakit : Klien mengatakan sehat biasa tidak pernah
mengalami sesakSaat dikaji : Klien mengatakan tidak sesak nafas dan
tidak adanya tanda sesak nafas1. 2.Pola Nutrisi dan
MetabolikSebelum sakit : Klien mengatakan makan 3x sehari dengan
menu nasi, lauk dan sayur seadanya, serta minum kira kira 7gelas
tiap hari. Klien nampak sehat, segar.Saat dikaji : Klien mengatakan
makan 2x sehari dibuatkan isteri klien dengan menu nasi, tahu,
telur,sayur dan minum teh. Klien juga sehat.1. 3.Pola
EliminasiSebelum sakit : Klien buang air besar 1x sehari warna
kuning, padat dan lancar serta Buang air kecil 7x kira kira sehari
dengan warna bening kekuningan.Saat dikaji : Klien mengatakan buang
air besar rata rata 1x dalam sehari, warna kuning , padat, namun
terkendala sulit saat pergi ke wc jika gelap.1. 4.Pola Tidur dan
IstirahatSebelum sakit : Klien mengatakan tidur 6 7 jam karena
kadang berkumpul dengan rekan sebaya di kampungnya.Saat dikaji :
Klien mengatakan tidur 5 6 jam saat sakit karena nyeri dan
terbangun kadang kadang.1. 5.Pola AktivitasSebelum sakit : Klien
tidak pernah mengalami gangguan gerak tubuh, klien biasa jalan pagi
dan membaca koran serta menonton Tv jika waktu senggang dan sore
kesawah.Saat dikaji : Klien mengatakan pusing jika membaca koran
lama bahkan tidak pernah menonton TV lagi dan jarang berpergian
memakai motor karena takut kurang jelas penglihatannya dan
pusing.1. 6.Kebutuhan BerpakaianSebelum sakit : Klien mengatakan
senang pakai kaos saat di rumah dan saat berpergian memakai
batikSaat dikaji : klien mengatakan senang memakai batik saat pergi
namun sekarang jarang berpergian1. 7.Mempertahankan suhu
tubuhSebelum sakit : klien mengatakan nyaman menggunakan kaos
berbahan katun dengan lengan panjang saat dirumahSaat dikaji :
klien mengatakan tidak sedang merasa sakit atau demam, bahkan biasa
saja hanya terasa lelah dan pusing.1. 8.Kebutuhan Personal
hygineSebelum sakit : klien mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi
2x sehari, dan saat mandi pun keramas 3x seminggu.Saat dikaji :
Klien mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, dan saat
mandi keramas 1x seminggu1. 9.Kebutuhan rasa aman dan nyamanSebelum
sakit : Klien mengatakan merasa nyaman dirumah karena bisa
berkumpul dengan keluarga, isteri dan anaknya.Saat dikaji : Klien
mengatakan bingung saat ditinggal dirumah sendirian, takut ada apa
apa dan tidak bisa keluar rumah.1. 10.Kebutuhan Interaksi dan
mengekspresikan rasa takutSebelum sakit : Klien mengatakan
berkomunikasi dengan anak anaknya menggunakan telepone seluler jika
sedang kangen anak pertamanya di jakarta, dan klien senang
bercerita masalah kepada isteri juga teman sebayanya.Saat dikaji :
Klien mengatakan mengungkapkan ketakutannya akan kebutaan jika
sakit ini berlanjut kepada Isterinya.1. 11.Kebutuhan
spiritualSebelum sakit : klien mengatakan shalat rutin 5 waktu,
taat ibadah.Saat dikaji : klien mengatakan Shalat rutin 5 waktu,
dan taat ibadah1. 12.Kebutuhan bekerjaSebelum sakit : klien adalah
petani yang rajin, dikenal aktif dan enerjik serta aktif di
kampungnyaSaat dikaji : Klien mengatakan aktifitas bekerja sedikit
berkurang karena dihabiskan untuk istirahat dan tidak pernah
berpergian lagi jika sendiri.1. 13.Kebutuhan bermain dan
rekreasiSebelum sakit : klien menyukai pemandangan dan suasana
alam, klien hanya jalan jalan sambil olahraga.Saat dikaji : klien
tidak mungkin melakukan aktifitas ini, dan sementara melakukan
apapun di kamar.1. 14.Kebutuhan belajar akan Rasa ingin tahuSebelum
sakit : Klien mengatakan senang membaca koran, buku buku pertanian
ataupun nuntun TVSaat dikaji : Klien mengatakan kurang membaca
koran, bahkan tidak pernah menonton televisi seperti dulu.1.
D.Pemeriksaan Fisik1. a.InspeksiKepala :simetris rambut lebat dan
mulai berubanAlis : Bulu alis tebal, hitamBulu Mata : Bulu mata
lebat, panjang, hitamKelopak Mata : Sayu, ada kantung
mataKonjungtiva : hiperemiKornea : BeningSclera : KekuninganPupil :
Melebar1. b.PalpasiAdanya nyeri tekan di temporalis, dan lakrimalis
dan nyeri seperti menjalar kepala1. c.Pemeriksaan
PenunjangPemeriksaan kwalitas retina ( E.R.G = electro retino gram
)Pemeriksaan Tonografi : TIO meningkat 31 mmHgPemeriksaan Ketajaman
mata ( Visus )V = D/dV = 6/20 pada snellen jarak 6 meterPemeriksaan
gerak mataAkomodasi mata baik namun kadang juling saat melihat
fokusPemeriksaan lapang pandangMenggunakan konfrontasi Pada sudut
90 pasien tidak dapat melihat gerak jari namun di sudut 75 80 baru
pasien berespon.1. E.Program TerapiNoTerapiBentukIndikasiDosis
1TimolTetesMenurunkan TIO2 x 1
2CarphineTetesMengecilkan pupil2 x 1
3VitanormOral ( tablet )Vitamin mata2 x 1
1. F.Analisa DataNoDataEtiologiProblem
1Ds.Klien mengatakan penglihatannya kaburKlien mengatakan saat
membaca sering salah baris, dan mudah lelahDo.Kelopak mata sayu dan
ada kantung mataKonjungtiva hiperemiSclera kekuninganUji visus
6/18Juling saat melihat vokusEfek peningkatan aquos humorGangguan
persepsi sensori
2Ds.Klien mengatakan pusingKlien mengatakan matanya terasa
perihKlien mengatakan lelah untuk melihatKlien mengatakan nyeri
saat di tekan temporalisnya dan lakrimalisnya yang menjalar ke
kepalaKlien mengatakan pegal matanyaDo.Klien nampak sering memegang
kepalanyaKlien nampak menekan nekan pinggir matanyaPemeriksaan
tonografi TIO meningkat 31 mmhgKelopak mata berkantungAgen cidera
biologis peningkatan Tekanan intra okulerNyeri
3Ds.Klien mengatakan takut kondisi ini akan menjadi parah hingga
butaKlien mengatakan takut dikucilkan saat bergaul dengan teman
teman karena keadaannyaDo.Klien nampak sering melamun dan kaget
saat ditanyaKlien berkeringat jika sedang ditanyaAncaman perubahan
status kesehatan takut akan kebutaan jika berlanjutAnxietas
1. G.Prioritas Diagnosa Keperawatan1. Gangguan rasa nyaman Nyeri
berhubungan dengan agen cidera biologis Peningkatan tekanan Intra
Okuler2. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan efek
peningkatan aqous homor3. Kecemasan berhubungan dengan ancaman
perubahan status kesehatan takut akan kebutaan jika berlanjut.1.
H.Intervensi KeperawatanTanggalNo DxTujuan dan Kriteria
HasilIntervensiRasional
1 januari 20121Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 x 24 jam nyeri berkurang hingga hilangKriteria Hasil :TIO
menurunNyeri berkurang hingga hilangKeadaan umum tenangDapat
beristirahat dengan baikKaji tingkat nyeri klienBeri posisi yang
nyaman untuk pasienAjarkan teknik relaksasi distraksi atau
mendengarkan musikKolaborasikan pemberian analgetik dan obat
penurunan aqous humor Untuk menentukan tindakan dan tingkat
keberhasilanDiharapkan dapat istirahat dengan baikUntuk mengalihkan
rasa nyeri agar sedikit lebih amanproduksi aqoeous humor menurun
dan hambatan berkurang serta IOP
1 januari 20122Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan
segera, diharapkan tidak terjadi kehilangan penglihatan yang
berlanjutKriteria Hasil :Klien kooperatif dalam tindakanTidak
terjadi penurunan visusPastikan derajat kehilangan ketajaman
mataAnjurkan pasien menengok ke samping setiap sisiJaga kebersihan
mataTurunkan bahaya keamanan yang dapat menjadi resiko
cideraKolaborasikan pemberian obat untuk mencegah trauma
berlanjutUntuk menentukan kemampuan penglihatan dan tindakanUntuk
menambah lapang pandangUntuk menjaga kondisi agar tidak menjadi
lebih burukUntuk mengurangi resiko cidera yang timbul karena
penglihatan tergangguDiharapkan obat efektif untuk pencegahan agr
tidak berlanjut
3Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan 124 jam
diharapkan kecemasan berkurang dan termotivasi untuk
sembuh.Kriteria Hasil :Klien mampu mengungkapkan kecemasannyaKlien
mampu mengungkapkan usaha untuk keluar dari cemasKlien memahami
tujuan pengobatanKaji tingkat kecemasanBerikan kesempatan klien
mengekspresikan dirinya baik mengenai emosi atau harapanPertahankan
kondisi yang senyaman mungkinBerikan penjelasan mengenai prosedur
perawatan, pengobatan, perjalanan penyakitBerikan pengertian pada
keluarga untuk memotivasi untuk sembuhUntuk mengetahui sejauh mana
cemasMengekspresikan perasaan bisa menjadikan alat untuk tau sumber
kecemasan klienDengan suasana nyaman dan tenang dapat menurunkan
kecemasanAgar klien mengetahui secara pasti mengenai gambaran
penyakitnyaAgar kecemasan hilang dan pasien semangat untuk
menjalani pengobatan
1. I.ImplementasiWaktuNo DxImplementasiResponTtd
1 januari 201210.001 Mengkaji tingkat nyeri klienMemberikan dan
mengupayakan posisi nyaman untuk klienMengajarkan teknik distraksi
relaksasiBerkolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik dan
obat penurun aquos humor Nyeri pada skala 8Klien nampak nyaman dan
mengungkapkanyaKlien kooperatif dan nampak patuhKlien nampak lebih
berkurang nyerinya ditandai dengan tidak mengeluh seperti
awalnya
10.152 Memastikan derajat kehilangan ketajaman mataMengkaji
keadaan fisik mataMenjaga kebersihan mata pasienMenurunkan bahaya
lingkungan yang dapat membahayakan pasienBerkolaborasi dengan
dokter pemberian vitamin mata dan tetes mata untuk mengatasi Klien
mengungkapkan ketakutannyaPupil melebart, sclera kekuningan, adanya
nyeri tekan,, lapang pandang menurun, visus menurunMata pasien
tidak ter iritasi dari benda asing dari luarLingkungan aman dan
pasien lebih leluasa tanpa ada takut jatuhPasien mulai tenang tidak
pegal seperti awal
11.003 Mengkaji tingkat kecemasan pasienMemberi kesempatan pada
pasien mengekspresikan harapan dan emosinyaMempertahankan kondisi
senyaman mungkinMenjelaskan prosedur perawatan dan
pengobatanMemberi pengertian pada keluarga pasien untuk mendukung
dan memotivasi agar klien segera bersemangat Pasien mengatakan
takut butaKlien terlihat sedih dan ingin sekali segera sembuhKlien
nampak setengah tiduranPasien nampak lebih tenang dan mengatakan
akan berusaha mengikutiKeluarga mendukung penuh proses pengobatan
pasien dan selalu menunggu
1. J.EvaluasiTanggalDiagnosa keperawatanimplementasiEvaluasi
1/januari 2012Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
Mengkaji tingkat nyeri klienMemberikan dan mengupayakan posisi
nyaman untuk klienMengajarkan teknik distraksi
relaksasiBerkolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik dan
obat penurun aquos humorS.Klien mengatakan setelah dilakukan
tindakan dan juga ditetes obat nyeri berkurangO.Klien nampak tidak
lagi menahan sakitKlien nampak tidak memegang matanya lagiKlien
nampak tenang dan tidak merintih sakit lagiA.Nyeri sementara
berkurang dan mulai hilang setelah dilakukan tindakan serta
meneteskan obatP.Lanjutkan intervensi terus selama klien dalam
proses pengobatanBerikan posisi nyamanAjarkan distraksi
relaksasiBeri obat sesuai anjuran dokter
1/januari 2012Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan efek
peningkatan aqous homor Memastikan derajat kehilangan ketajaman
mataMengkaji keadaan fisik mataMenjaga kebersihan mata
pasienMenurunkan bahaya keamanan dari lingkungan yang dapat
membahayakan pasienBerkolaborasi dengan dokter pemberian vitamin
mata dan tetes mata untuk mengatasiS.Pasien mengatakan setelah
dilakukan beberapa tindakan, pasien merasa lebih baikO.Keadaan mata
lebih bersihKekurangan ketajaman dipertahankanLingkungan bebas dari
bahaya yang dapat menjadi resiko cidera pasienA.Masalah klien
sedikit teratasiP.Lanjutkan IntervensiKaji ketajaman mataKaji
keadaan fisik mataJaga kebersihan mataCiptakan lingkungan aman dari
resiko cideraKolaborasi dengan dokter untuk pemberianobat dan
vitamin yang tepat
1/januari 2012Kecemasan berhubungan dengan ancaman perubahan
status kesehatan takut akan kebutaan jika berlanjut. Mengkaji
tingkat kecemasan pasienMemberi kesempatan pada pasien
mengekspresikan harapan dan emosinyaMempertahankan kondisi senyaman
mungkinMenjelaskan prosedur perawatan dan pengobatanMemberi
pengertian pada keluarga pasien untuk mendukung dan memotivasi agar
klien segera bersemangatS.Klien mengatakan lebih semangat dan
termotivasi untuk sembuhO.Pasein nampak berkurang cemasnyaPasien
nampak berbaring nyamanPasein tau rencana keperawatan dan
pengobatanPasien berharap bisa dan segera sembuhKeluarga klien
nampak memberi dukungan penuh terhadap proses pengobatan dan kepada
klienA.Masalah kecemasan teratasiP.Lanjutkan intervensiAnjurkan
keluarga untuk selalu memberi dukungan kepada klien
Daftar PustakaLong C Barbara. Medical surgical Nursing.
1992Sidarta Ilyas, Ilmu Penyakit Mata, FKUI, 2000.Wilkinson,
M.Judith. Diagnosa Keperawatan, Buku Saku, EGC, Jakarta, 2002,
edisi 7