Askep Anak Gastritis GASTRITIS A. PENGERTIAN 1. Gastritis adalah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa gaster. (Hadi, 1995) 2. Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal. (Price & Wilson, 1992) 3. Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. (Charlene J, Reeves, 2001) B. ETIOLOGI Beberapa hal yang dapat menyebabkan kerusakan lapisan pelindung lambung. 1) Gastritis Bakterialis a. Infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang hidup didalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Diperkirakan ditularkan melalui jalur oral atau akibat memakan atau minuman ynag terkontaminasi oleh bakteri ini.
45
Embed
LAPORAN PENDAHULUANkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2017/03/Askep... · Web viewBisa menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran cerna namun, kadang – kadang dapat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Askep Anak Gastritis
GASTRITIS
A. PENGERTIAN
1. Gastritis adalah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa
gaster. (Hadi, 1995)
2. Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat
akut, kronik, difus atau lokal. (Price & Wilson, 1992)
3. Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa
lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi
dengan bakteri atau bahan iritan lain. (Charlene J, Reeves, 2001)
B. ETIOLOGI
Beberapa hal yang dapat menyebabkan kerusakan lapisan pelindung
lambung.
1) Gastritis Bakterialis
a. Infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang hidup didalam lapisan
mukosa yang melapisi dinding lambung. Diperkirakan ditularkan
melalui jalur oral atau akibat memakan atau minuman ynag
terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi ini sering terjadi pada masa
kanak-kanan dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan
perawatan.
b. Infeksi bakteri Campylobacter Pyloroides.
2) Gastritis Karena Stres Akut
a. Penyakit berat atau trauma ( cedera ) yang terjadi tiba – tiba.
b. Pembedahan
c. Infeksi berat
d. Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung seperti terjadi
pada luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan
perdarahan hebat.
3) Gastritis Erosif Kronis
a. Pemakaian obat penghilang rasa nyeri secara terus – menerus. Obat
analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti Aspirin, Ibu
Profen dan Naproxen dapat menyebabkan perdarahan pada
lambung dengan cara menurunkan Prostaglandin yang bertugas
melindungi dinding lambung.
b. Penyakit Crohn, gejalanya sakit perut dan diare dalam bentuk
cairan. Bisa menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran
cerna namun, kadang – kadang dapat juga menyebabkan
peradangan pada dinding lambung.
c. Penggunaan Alkohol secara berlebihan , alkohol dapat mengiritasi
dan mengikis mucosa pada dinding lambung dan membuat dinding
lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun dalam
kondisi normal.
4) Gastritis Eosinofilik
Terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infeksi cacing gelang
Eosinofil (sel darah putih) terkumpul pada dinding lambung.
5) Gastritis Hipotropi dan Atropi
Terjadi karena kelainan Autoimmune, Autoimmune Atropic Gastritis
terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel – sel yang sehat
yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan
peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung,
menghancurkan kelenjar –kelenjar penghasil asam lambung dan
mengganggu produksi faktor intrinsik (yaitu sebuah zat yang
membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B12) kekurangan vitamin B12
akhirnya, dapat mengakibatkan Pernicious Anemia, sebuah kondisi
yang serius bila tidak segera dirawat dapat mempengaruhi seluruh
sistem dalam tubuh. Autoimmune Atropic Gastritis terutama terjadi
pada orang tua.
6) Penyakit Meiner
Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya melebar, kelenjarnya
membesar dan memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10 %
penderita ini menderita kanker lambung.
7) Gastritis Sel Plasma
Sel plasma ( salah satu jenis sel darah putih ) terkumpul dalam dinding
lambung dan organ lainnya.
8) Penyakit Bile Refluk
Bile ( empedu ) adalah cairan yang membantu mencerna lemak –
lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan,
empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju keusus
kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot Sphincter yang berbentuk
seperti cincin (Pyloric Valve) akan mencegah empedu mengalir balik
kedalam lambung. Tetapi jika katub ini tidak bekerja dengan benar,
maka empedu akan masuk kedalam lambung dan mengakibatkan
peradangan dan Gastritis.
9) Radiasi dan Kemoterapi
Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat
mengakibatkan peradangan pada dinding lambung dan selanjutnya
dapat berkembang menjadi Gastritis dan Peptic Ulcer. Ketika tubuh
terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya
sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan
tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta
merusak kelenjar – kelenjar penghasil asam lambung.
10) Faktor-faktor lain
Gastritis sering juga dikaitkan dengan kondisi kesehatan lainnya
seperti HIV / AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.
C. PATOFISIOLOGI
Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak
dibagian kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa
memiliki panjang berkisar antara 10 inci dan dapat mengembang untuk
menampung makanan atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila lambung
dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti sebuah
akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan – lipatan
tersebut secara bertahap membuka.
Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara
bertahap melepaskannya kedalam usus kecil. Ketika makanan masuk
kedalam esofagus, sebuah cincin otot yang berada pada sambungan antara
esofagus dan lambung ( Esophangeal Sphincer ) akan membuka dan
membiarkan makanan masuk lewat lambung. Setelah masuk kelambung
cincin ini menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan otot yang kuat.
Ketika makanan berada dilambung, dinding lambung akan mulai
menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar –
kelenjar yang berada dimucosa pada dinding lambung mulai
mengeluarkan cairan lambung ( termasuk enzim – enzim dan asam
lambung ) untuk lebih menghancurkan makanan tersebut.
Suatu komponen cairan lambung adalah Asam Hidroklorida.
Asam ini sangat korosif sehingga paku besipun dapat larut dalam cairan
ini. Dinding lambung dilindungi oleh mucosa – mucosa bicarbonate
(sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate secara
reguler sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung ) sehingga
terhindar dari sifat korosif hidroklorida. Fungsi dari lapisan pelindung
lambung ini adalah agar cairan asam dalam lambung tidak merusak
dinding lambung. Kerusakan pada lapisan pelindung menyebabkan cairan
lambung yang sangat asam bersentuhan langsung dengan dinding lambung
dan menyebabkan peradangan atau inflamasi.Gastritis biasanya terjadi
ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan
meradangnya dinding lambung.
D. MANIFESTASI KLINIS
Gejalanya bermacam – macam, tergantung kepada penyebab Gastritisnya.
Biasanya penderita Gastritis mengalami gangguan pencernaan ( Indigesti )
dan rasa tidak nyaman diperut sebelah atas
1) Gastritis Bakterialis
Dapat ditandai dengan adanya demam, sakit kepala dan kejang otot.
2) Gastritis Karena Stres Akut
Penyebabnya (misalnya penyakit berat, luka bakar atau cedera)
biasanya menutupi gejala – gejala lambung : tetapi perut sebelah atas
terasa tidak enak. Segera setelah cedera, timbul memar kecil dalam
lapisan lambung, dalam beberapa jam memar ini bisa berubah menjadi
ulkus. Ulkus dan Gastritis bisa menghilang bila penderita sembuh
dengan cepat dari cederanya. Bila penderita tetap sakit, ulkus bisa
membesar dan mulai mengalami pendarahan, biasanya dalam waktu 2 –
5 hari setelah terjadinya cedera. Perdarahan menyebabkan tinja
berwarna kehitaman seperti aspal, cairan lambung menjadi kemerahan
dan jika sangat berat, tekanan darah bisa turun. Perdarahan bisa meluas
dan berakibat fatal.
3) Gastritis Erosif Kronis
Gejalanya berupa mual ringan dan nyeri diperut sebelah atas. Tetapi
banyak penderita ( misalnya pemakai Aspirin jangka panjang ) tidak
merasakan nyeri. Penderita lainnya merasakan gejala yang mirip ulkus,
yaitu nyeri ketika perut kosong. Jika gastritis menyebabkan perdarahan
dari ulkus lambung, gejalanya berupa tinja berwarna kehitaman seperti
aspal ( Melena ), muntah darah ( Hematemesis ) atau makanan yang
sudah dicerna yang menyerupai endapan kopi.
4) Gastritis Eosinofilik
Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bisa disebabkan penyempitan
atau penyumbatan ujung saluran lambung yang menuju keusus dua
belas jari.
5) Penyakit Meniere
Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri lambung. Hilangnya
nafsu makan, mual, muntah dan penurunan berat badan, lebih jarang
terjadi. Tidak pernah terjadi perdarahan lambung. Penimbunan cairan
dan pembengkakan jaringan (edema) bisa disebabkan karena hilangnya
protein dari lapisan lambung yang meradang. Protein yang hilang ini
bercampur dengan isi lambung dan dibuang dari tubuh.
6) Gastitis Sel Plasma
Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bisa terjadi bersamaan
dengan timbulnya ruam dikulit dan diare.
7) Gastritis Akibat Terapi Penyinaran
Menyebabkan nyeri, mual dan Heartburn (rasa hangat atau rasa
terbakar dibelakang tulang dada), yang terjadi karena adanya
peradangan dan kadang karena adanya tukak dilambung. Tukak bisa
menembus dinding lambung sehingga isi lambung tumpah kedalam
rongga perut, menyebabkan peritonitis (peradangan lapisan perut) dan
nyeri yang luar biasa. Perut kaku dan keadaan ini memerlukan tindakan
pembedahan darurat. Kadang setelah terapi penyinaran, terbentuk
jaringan parut yang menyebabkan menyempitnya saluran lambung
yang menuju keusus duabelas jari, sehingga terjadi nyeri perut dan
muntah. Penyinaran bisa merusak lapisan pelindung lambung, sehingga
bakteri dapat masuk kedalam dinding lambung dan menyebabkan nyeri
hebat yang muncul secara tiba – tiba.
Gejala Gastritis secara umum
a. Hilangnya nafsu makan.
b. Sering disertai rasa pedih atau kembung di ulu hati, mual dan
muntah.
c. Perih atau sakit seperti rasa terbakar pada perut bagian atas yang
dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan.
d. Perut terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan.
e. Kehilangan berat badan.
E. KLASIFIKASI
Gastritis dibagi menjadi 2 jenis (Charlene.J.Reeves, 2001) yaitu:
1) Gastritis Akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan
konsumsi agen kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak
mucosa gastrik. Agen semacam itu mencakup bumbu, rempah-rempah,
alkohol, obat-obatan, radiasi, chemoterapi dan mikroorganisme
infektif.
2) Gastritis Kronis
Gastritis kronis dibagi dalam tipe A dan B. Gastritis tipe A mampu
menghasilkan imun sendiri, tipe ini dikaitkan dengan atropi dari
kelenjar lambung dan penurunan mucosa. Penurunan pada sekresi
gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia Pernisiosa
berkembang dengan proses ini. Sedangkan Gastritis tipe B lebih lazim,
tipe ini dikaitkan dengan infeksi bakteri Helicobacter Pylori, yang
menimbulkan ulkus pada dinding lambung.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Bila pasien didiagnosis terkena Gastritis, biasanya dilanjutkan dengan
pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya.
Pemeriksaan ini meliputi :
1) Pemeriksaan Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. Pylori dalam
darah. Hasil test yang positif menunjukan bahwa pasien pernah kontak
dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak
menunjukan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat
juga dilakukan untuk memeriksa Anemia, yang terjadi akibat
pendarahan lambung akibat Gastritis.
2) Pemeriksaan Pernafasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H.
Pylori atau tidak.
3) Pemeriksaan Feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam feses atau tidak.
Hasil yang positif mengindikasikan terjadi infeksi. Pemeriksaan juga
dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukan
adanya perdarahan pada lambung.
4) Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas
Dengan test ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran
cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dengan sinar-X. Test ini
dilakukan dengan cara memesukan sebuah selang kecil yang fleksibel
(endoskop) melalui mulut dan masuk kedalam Esopagus, lambung dan
bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-
rasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukan untuk memastikan
pasien merasa nyaman menjalani test ini. Jika ada jaringan dalam
saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil
sedikit sampel (biopsi) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian
akan dibawa kelaboratorium untuk diperiksa. Test ini memakan waktu
kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung
disuruh pulang ketika selesai test ini, tetapi harus menunggu sampai
efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir
tidak ada resiko akibat test ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah
rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
5) Ronsen Saluran Cerna Bagian Atas
Test ini akan melihat adanya tanda-tanda Gastritis atau penyakit
pencernaan lainnya. Biasanya pasien akan diminta menelan cairan
Barium terlebih dahulu sebelum dilakukan Ronsen. Cairan ini akan
melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika dironsen.
G. PENCEGAHAN
Walaupun infeksi H.Pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa
saran untuk dapat mengurangi resiko terkena Gastritis.
1) Makan secara benar
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang
pedas, asam, gorengan, atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan
pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana
cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada
waktunya dan lakukan dengan santai.
2) Hindari Alkohol
Penggunaan Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapaisan mucosa
lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.
3) Jangan merokok
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung, membuat lambung
lebih rentan terhadap Gastritis dan borok. Merokok juga
meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan
lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung.
4) Lakukan olah raga secara teratur
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung, juga
dapat menstimulasi aktivitas otot usus sehingga membantu
mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.
5) Kendalikan stres
Stres meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan
sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan
kulit. Stres juga dapat meningkatkan produksi asam lambung dan
memperlambat kecepatan pencernaan. Karena stres bagi sebagian
orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah dengan
mengendalikannya secara efektif dengan cara diet yang bernutrisi,
istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.
6) Ganti obat penghilang nyeri
Jika memungkinkan ahindari penggunaan AINS, obat-obat golongan
ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat
peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan
penghilang nyeri yang mengandung Acetaminophen.
7) Ikuti rekomendasi dokter
H. PENATALAKSANAAN
Terapi Gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan
mungkin memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau
dalam kasus yang jarang pembedahan untuk mengobatinya.
1) Jika penyebabnya adalah infeksi oleh Helicobacter Pylori, maka
diberikan Bismuth, Antibiotik (misalnya Amoxicillin &Claritromycin)
dan obat anti-tukak (misalnya Omeprazole).
2) Penderita Gastritis karena stres akut banyak mengalami penyembuhan
(penyakit berat, cedera atau perdarahan) berhasil diatasi. Tetapi sekitar
2 % penderita Gastritis karena stres akut mengalami perdarahan yang
sering berakibat fatal. Karena itu dilakukan pencegahan dengan
memberikan Antasid (untuk menetralkan asam lambung) dan obat
anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi atau menghentikan
pembentukan asam lambung). Perdarahan hebat karena Gastritis
akibat stres akut bisa diatasi dengan menutup sumber perdarahan
dengan tindakan Endoskopi. Jika perdarahan masih berlanjut mungkin
seluruh lambung harus diangkat.
3) Penderita Gastritis Erosif Kronis bisa diobati dengan Antasid.
Penderita sebaikanya menghindari obat tertentu (misalnya Aspirin
atau obat anti peradangan non-steroid lainnya) dan makanan yang
menyebabkan iritasi lambung. Misoprostol mungkin bisa mengurangi
resiko terbentuknya Ulkus karena obat anti peradangan non-steroid.
4) Untuk meringankan penyumbatan disaluran keluar lambung pada
Gastritis Eosinofilik, bisa diberikan Kortikosteroid atau dilakukan
pembedahan.
5) Gastritis Atrofik tidak dapat disembuhkan, sebagian besar penderita
harus mendapatkan suntikan tambahan vitamin B12.
6) Penyakit Meiner bisa disembuhkan dengan mengangkat sebagian atau
seluruh lambung.
7) Gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat anti Ulkus yang
menghalangi pelepasan asam lambung.
8) Pengaturan diet yaitu pemberian makanan lunak dengan jumlah
sedikit tapi sering.
9) Makanan yang perlu dihindari adalah yang merangsang dan berlemak
seperti sambal, bumbu dapur dan gorengan.
10) Kedisiplinan dalam pemenuhan jam-jam makan juga sangat
membantu pasien dengan gastritis.
I. KOMPLIKASI
Jika dibiarkan tidak terawat, Gastritis akan dapat mengakibatkan
Peptic Ulcers dan perdarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis
kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi
penipisan secara terus – menerus pada dinding lambung dan perubahan
pada sel – sel dinding lambung.
Kebanyakan kanker lambung adalah Adenocarcinomas, yang
bermula pada sel – sel kelenjar dalam mucosa. Adenocarsinomas tipe 1
biasanya terjadi akibat infeksi H. Pylori. Kanker jenis lain yang terkait
dengan infeksi akibat H. Pylori adalah MALT (Mucosa associated
Lymphoid Tissue) Lymphomas, kanker ini berkembang secara perlahan
pada jaringan sistem kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini
dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAKDENGAN GASTRITIS
A. PENGKAJIAN
Metode yang dapat digunakan dalam pengkajian berupa
wawancara, pemeriksaan fisik, observasi umum, catatan tertulis dari
pelayanan kesehatan profesional lain, hasil pemeriksaan diagnostik, catat
pada waktu masuk RS dan interaksi dengan perawat, dokter, atau ahli
yang lain (Long, 1996).
Pengkajian kesehatan meliputi waktu terjadinya masalah, durasi,
faktor pencetus dan manifestasi – manifestasi yang dirasakannya. Mulai
dengan menanyakan mengapa ia mencari bantuan kesehatan, kapan
merasakan gejala, tanyakan pasien mengenai keluhan utama dan penyakit
saat ini berdasarkan: kapan masalah pertama kali dirasakan? Apakah
bertahap atau tiba – tiba? Apa yang dilakukan pasien bila masalah pertama
kali dihadapi? Apakah ini berhubungan dengan masukan makanan?
1. Durasi
a. Apakah masalah terjadi kadang – kadang atau menetap?
b. Bila masalah nyeri, perhatikan apakah masalah nyeri kontinyu atau
intermitten?
2. Kualitas dan Karakteristik
Minta pasien untuk menggambarkan masalah
3. Tingkat Keparahan
Apakah ini mempengaruhi kemampuannya melakukan aktivitas
kehidupan sehari – hari seperti biasanya.
4. Lokasi
a. Dimana pasien merasakan terjadinya masalah?
b. Apakah nyeri menyebar pada bagian tubuh yang lain?
c. Apa yang terjadi pada pasien bila terjadi manifestasi?
5. Faktor Pencertus
a. Adakah sesuatu yang tampaknya menimbulkan masalah?
b. Apakah hal itu membuat makin buruk / makin baik?
c. Kapan ini terjadi?
d. Apakah berhubungan dengan makanan, minuman atau aktivitas?
e. Apakah makanan mencetuskan / meningkatkan nyeri?
6. Faktor Penghilang
a. Adakah sesuatu yang dilakukan pasien untuk mengurangi masalah?
b. Sudahkah ia mencoba obat – obatan ?
c. Mengubah posisi atau hal lain yang dapat menghilangkan nyerinya?
7. Manifestasi yang berhubungan dengan gastritis
a. Adakah manifestasi lain yang menggganggu pasien bila masalahnya
ada?
b. Apakah pasien kehilangan nafsu makan, mual, muntah atau diare?
Dibawah ini adalah sumber data yang berupa biodata pasien, keluhan