PEMANTULAN DAN PEMBIASAN Herayanti, Muh. Shadiq. K, Rezky Amaliah Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar Pendidikan Fisika 2014 Abstrak Telah dilakukan percobaan tentang pemantulan dan pembiasan dengan tujuan untuk mengetahui perilaku cahaya pada peristiwa pemantulan dan pembiasan serta menentukan indeks bias bahan. Pada praktikum ini terdapat lima kegiatan. Kegiatan pertama mencari jarak fokus cermin cekung dan cermin cembung, kegitan kedua membuktikan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung dan cermin cembung, kegiatan ketiga menentukan sifat bayangan pada cermin datar, kegiatan empat mengenai pembiasan pada rhombus, dan yang terakhir mengenai pemantulan sempurna. Jarak fokus padacermin cembung terletak di belakang cermin sedangkan pada cermin cekung terletak di depan cermin. Dari hasil praktikum diperoleh besar jarak fokus cermin cembung dan cekung adalah |6,40±0,05|cm dan |5,85 ± 0,05|cm. Pembiasan oleh rhombus dengan menentukan sudut datang dan sudut biasnya diperoleh hasil indeks bias rata-rata yang berasal dari udara ke kaca |1,46 ± 0,07| dan indeks bias yang berasal dari kaca ke udara adalah |1,44 ± 0,10| dan sudut kritis kaca sebesar |40,0±0,5|˚ diperoleh pula besar % diff nya sebesar 8,6 % pada pemantulan sempurna. Kata kunci : cermin, , jarak fokus, pemantulan, pembiasan RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana perilaku cahaya pada peristiwa pemantulan dan pembiasan ? 2. Berapa besar nilai indeks bias bahan ? TUJUAN 1. Mengetahui perilaku cahaya pada peristiwa pemantulan dan pembiasan 2. Menentukan besar indeks bias bahan METODOLOGI EKSPERIMEN Teori Singkat Cahaya merupakan salah satu bentuk gelombang elektromagnetik yang memiliki sifat mendua. Disatu sisi cahaya merupakan gelombang namun disisi lain cahaya memiliki sifat seperti sebuah partikel. Salah satu sifat cahaya sebagai gelombang adalah dapat mengalami pemantulan (refleksi) sedangkan salah satu sifat cahaya sebagai partkel adalah cahaya dapat mengalami peristiwa tumbukan (Herman, 2015 : 39).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PEMANTULAN DAN PEMBIASAN
Herayanti, Muh. Shadiq. K, Rezky Amaliah
Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Makassar
Pendidikan Fisika 2014
Abstrak
Telah dilakukan percobaan tentang pemantulan dan pembiasan dengan tujuan untuk
mengetahui perilaku cahaya pada peristiwa pemantulan dan pembiasan serta menentukan indeks
bias bahan. Pada praktikum ini terdapat lima kegiatan. Kegiatan pertama mencari jarak fokus
cermin cekung dan cermin cembung, kegitan kedua membuktikan sinar-sinar istimewa pada
cermin cekung dan cermin cembung, kegiatan ketiga menentukan sifat bayangan pada cermin
datar, kegiatan empat mengenai pembiasan pada rhombus, dan yang terakhir mengenai pemantulan
sempurna. Jarak fokus padacermin cembung terletak di belakang cermin sedangkan pada cermin
cekung terletak di depan cermin. Dari hasil praktikum diperoleh besar jarak fokus cermin cembung
dan cekung adalah |6,40±0,05|cm dan |5,85 ± 0,05|cm. Pembiasan oleh rhombus dengan
menentukan sudut datang dan sudut biasnya diperoleh hasil indeks bias rata-rata yang berasal dari
udara ke kaca |1,46 ± 0,07| dan indeks bias yang berasal dari kaca ke udara adalah |1,44 ± 0,10| dan sudut kritis kaca sebesar |40,0±0,5|˚ diperoleh pula besar % diff nya sebesar
8,6 % pada pemantulan sempurna.
Kata kunci : cermin, , jarak fokus, pemantulan, pembiasan
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perilaku cahaya pada peristiwa pemantulan dan pembiasan ?
2. Berapa besar nilai indeks bias bahan ?
TUJUAN
1. Mengetahui perilaku cahaya pada peristiwa pemantulan dan pembiasan
2. Menentukan besar indeks bias bahan
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Cahaya merupakan salah satu bentuk gelombang elektromagnetik yang
memiliki sifat mendua. Disatu sisi cahaya merupakan gelombang namun disisi
lain cahaya memiliki sifat seperti sebuah partikel. Salah satu sifat cahaya sebagai
gelombang adalah dapat mengalami pemantulan (refleksi) sedangkan salah satu
sifat cahaya sebagai partkel adalah cahaya dapat mengalami peristiwa tumbukan
(Herman, 2015 : 39).
Ketika sebuah berkas cahaya mengenai sebuah permukaan bidang batas
yang memisahkan dua medium yang berbeda, seperti sebuah permukaan udara
kaca, energi cahaya dipantulkan dan memasuki medium kedua, perubahan arah
dari sinar yang ditransmisikan disebut pembiasan (Tipler,2001: 446).
Ketika gelombang dari tipe apapun mengenai sebuah penghalang datar
seperti misalnya sebuah cermin, gelombang-gelombang baru dibangkitkan dan
bergerak menjauhi penghalang tersebut.Fenomena ini disebut pemantulan.
Pemantulan terjadi pada bidang batas antara dua medium yang berbeda seperti
misalnya sebuah permukaan udara kaca, dalam kasus dimana sebagian energy
datang dipantulkan dan sebagian ditransmisikan. Sudut antara sinar datang dengan
garis normal (garis tegak lurus permukaan) sisebut sudut datang, bidang yang
dibatasi oleh dua garis ini disebut sudut datang. Sinar yang dipantulkan terletak di
dalam bidang datang tersebut dan membentuk sudut dengan garis normal yang
sama dengan sudut datang. Hasil ini dikenal dengan hukum pemantulan . Hukum
pemantulan berlaku untuk semua jenis gelombang (Tipler, 2001 : 442).
Berdasarkan eksperimen, diperoleh hukum-hukum mengenai refleksi dan
refraksi sebagai berikut:
1. Sinar yang direfleksikan dan dairefraksikan terletak pada satu bidang yang
dibentuk oleh sinar datang dan normal bidang batas di titik darang yaitu
bidang.
2. Untuk refleksi:
θ1'=θ1
3. Untuk refraksi:
sin θ1
sin θ2
=n21
Dengan n21 adalah konstanta yang disebut indeks refraksi (indeks bias) dari
medium 2 terhadap medium 1. Berikut tabel yang menunjukkan indeks refraksi
beberapa bahan terhadap vakum untuk panjang gelombang (cahaya natrium) (589
nm =5890 A) (Halliday, 1978: 608-609).
Hukum refleksi telah dikenal oleh Euclides.Hukum refraksi diperoleh
secara eksperimen oleh Willebrod Snell (1591-1626) dan diturunkan melalui teori
korpuskuler cahaya oleh Rene Descartes (1596-1650).Hukum refraksi ini dikenal
sebagai Hukum Snell, atau (di Perancis) dikenal sebagai Hukum Descartes
(Halliday, 1978: 609).
Kajian eksprimental mengenai arah sinar masuk, sinar yang direflesikan,
dan sinar yang direfraksikan pada antarmuka yang halus di antara dua material
optic memunculkan smpulan-simpulan sebagai berikut :
1. Sinar yang masuk, sinar yang direfleksikan, dan sinar yang direfraksikan dan
normal terhadap permukaan semuanya terletak pada bidang yang sama.
Bidang dari ketiga sinar itu tegak lurus terhadap bidang permukaan batas di
antara kedua material tersebut. Kita selalu menggambarkan diagram sinar
sehingga sinar masuk, sinar yang direfleksikan, dan sinar yang direfraksikan
berada dalam diagram.
2. Sudut refleksi 𝜃𝑟sama dengan sudut masuk 𝜃𝑎 untuk semua panjang
gelombang dan untuk setiap pasangan material.
𝜃𝑟 = 𝜃𝑎 (hukum refleksi)
Hubungan ini, bersama-sama dengan pengamatan bahwa sinar masuk dan
sinar yang direfleksikan dan normal. Semuanya terletak pada bidang yang
sama yang dinamakan hukum refleksi (law of reflection).
3. Untuk cahaya monokromotik dan untuk sepasang material yang diberikan a
dan b, pada sisi sisi yang berlawanan dari antarmuka itu, rasio dari sinus
sudut 𝜃𝑎 dan 𝜃𝑏 dimana kedua sudut tu diukur dar normal terhadap
permukaan , sama dengan kebalikan dari rasio kedua indeks refraksi :
sinθa
sinθb
=nb
na
nasinθa= nb sinθb
Hukum eksprimen ini bersama-sama dengan pengamatan bahwa sinar masuk dan
sinar yang direfraksikan dan normal semuanya terletak pada bidang yang sama
dinamakan hukum refraksi (law of refraction) atau Hukum Snellius (Snell’s law)
(Young, 2003 : 499).
Jika cahaya terpantul keluar sebuah permukaan batas dimana ni< nt,
proses tersebut disebut pantulan eksternal, jika ni > nt maka proses terbut
merupakan pantulan internal. Misalnya cahaya melintasi sebuah medium dengan
indeks bias yang lebih tinggi ke medium dengan indeks bias yang lebih rendah.
Sebagian dari cahaya yang datang dibiaskan dan sebagian dipantulkan pada batas.
Karena 𝜃𝑡harus lebih besar (Young, 2003 : 499).
Misalkan sinar cahaya dari medium yang rapat secara optis (katakanlah,
kaca) jatuh pada permukaan medium yang kurang rapat secara optis (katakanlah,
udara).Dengan memperbesar sudut datang θ, dapat dicapai suatu keadaan yang
sinar refraksinya mengarah sepanjang permukaan batas, sudut refraksinya
90˚.Untuk sudut datang yng lebih besar dari sudut kritis θc ini, tidak ada sinar
refraksi yang terjadi.Fenomena ini disebut sebagai refraksi internal total. Sudut
kritis dapat diperoleh dari hukum refraksi dengan mengambil θ2=90˚:
n1 sin θc= n2 sin 90°,
sin θc=n2
n1
Untuk kaca dan udara sin θc= (1,00/1,50) = 0,667, yang memberikan θc= 41,8˚.
Refleksi internal total tidak terjadi bila cahaya datang dari medium dengan indeks
refraksi yang lebih rendah (Halliday, 1978: 619-620).
Alat dan Bahan
1. Alat
a. Meja optik 1 buah
b. Kotak cahaya 1 buah
c. Cermin datar 1 buah
d. Cermin cembung 1 buah
e. Cermin cekung 1 buah
f. Busur derajat 1 buah
g. Rhombus 1 buah
h. Diafragma 1 buah
i. Celah tunggal 1 buah
j. Celah 5 1 buah
k. Mistar 1 buah
l. Alat tulis menulis seperlunya
2. Bahan
Tidak ada
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1. Jarak fokus cermin cekung dan cermin cembung
1. Jarak fokus cermin cembung (cm)
2. Jarak fokus cermin cekung (cm)
Kegiatan 2. Sinar-sinar istimewa pada lensa
Tidak ada variabel yang dihitung dan diukur
Kegiatan 3. Pembentukan bayangan pada cermin datar
Tidak ada variabel yang dihitung dan diukur
Kegiatan 4. Pembiasan pada rhmbus
1. Sudut datang (o)
2. Sudut bias (o)
Kegiatan 5. Pemantulan sempurna
1. Sudut kritis (o)
Definisi Operasional Variabel
Kegiatan 1. Jarak fokus cermin cekung dan cermin cembung
1. Jarak fokus cermin cembung adalah jarak yang diukur dari cermin cembung
ke titik perpotongan dari perpanjangan sinar pantul yang terletak di belakang
cermin dan diukur menggunakan mistar dengan satuan cm.
2. Jarak fokus cermin cekung adalah jarak yang diukur dari cermin cekung ke
titik perpotongan dari perpanjangan sinar pantul yang terletak di depan cermin
cekung itu sendiri dan kemudian diukur menggunakan mistar dengan satuan
cm.
Kegiatan 2. Sinar-sinar istimewa pada lensa
Tidak ada variabel yang dihitung dan diukur
Kegiatan 3. Pembentukan bayangan pada cermin datar
Tidak ada variabel yang dihitung dan diukur
Kegiatan 4. Pembiasan pada rhombus
1. Sudut datang adalah sudut yang dibentuk dari sinar datang yang mengenai
salah satu sisi rhombus di mana sudut datangnya ini diukur terhadap garis
normal menggunakan busur derajat dengan satuan (o) yang disimbolkan
dengan θi.
2. Sudut bias adalah sudut yang dibentuk dari sinar bias terhadap garis normal
yang diukur menggunakan busur derajat dengan satuan (o) yang disimbolkan
dengan θr.
Kegiatan 5. Pemantulan sempurna
1. Sudut kritis adalah besar sudut datang terhadap garis normal di mana sinar
biasnya berimpit dengan sisi miring dari rhombus sehingga sudut biasnya
sama dengan 90o. Sudut kritisnya diukur dengan busur derajat dengan satuan
derajat yang disimbolkan dengan θk.
Prosedur Kerja
Kegiatan 1: Jarak fokus cermin cekung dan cembung
1. Memasang secara berturut-turut sumber cahaya, lensa positif, dan diafragma
pada rel optik, kemudian menempatkan meja optik tepat di depan diafragma.
2. Memasang celah (5 celah) pada diafragma.
3. Menyalakan sumber cahaya, dan mengatur posisi lensa positif agar diperoleh
garis-garis cahaya yang sejajar.
4. Meletakkan kertas kerja dan cermin cekung di atas meja optik tepat tegak
lurus terhadap arah datangnya cahaya.
5. Membuat garis di sepanjang permukaan cermin, dan mengamati pola
pemantulan cahaya dari cermin.
6. Memberikan tanda titik pada cahaya yang datang pada cermin. Setiap garis
minimal dua titik kemudian menghubungkan titik-titik tersebut.
7. Memberikan tanda titik pada garis-garis pantul yang terbentuk. Setiap garis
minimal dua titik kemudian menghubungkan titik-titik tersebut.
8. Mengukur besar jarak fokus cermin cekung.
9. Dengan cara yang sama, mengulangi kegiatan dengan menggunakan cermin
cembung.
Kegiatan 2: Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung dan cembung
1. Mengganti celah pada diafragma dengan celah tunggal.
2. Membuat gamar cermin cekung, sumbu utama, dan titik fokus pada kertas
kosong.
3. Mengarahkan sinar dari celah ke cermin sesuai dengan sinar-sinar istimewa
pada cermin. Kemudian melukis gambar yang dibuat.
4. Dengan cara yang sama, mengulangi kegiatan dengan menggunakan cermin
cembung.
Kegiatan 3: Pembentukan bayangan pada cermin datar
1. Mengganti cermin cembung dengan cermin datar.
2. Menggambar permukaan cermin datar tepat tegak lurus dengan arah
datangnya cahaya. Menempatkan cermin tersebut sehingga tepat pada garis
yang telah dibuat.
3. Mebuat objek garis di depan cermin datar.
4. Mengarahkan sinar dari celah tunggal ke objek dan gambar bayangan yang
terbentuk.
5. Menentukan sifat bayangan yang terbentuk pada cermin datar.
Kegiatan 4: Pembiasan pada rhombus
1. Mengganti cermin yang digunakan pada kegiatan 3 dengan rhombus.
2. Menggambar rhombus dengan membuat garis pada setiap permukaannya.
3. Mengarahkan sinar pada salah satu sisi rhombus yang tegak lurus.
Memberikan tanda titik tepat pada sinar (minimal 2 titik).
4. Menghubungkan titik-titik yang telah dibuat.
5. Membuat garis normal pada setiap batas bidang medium, dan mengukur sudut
datang dan sudut bias pada masing-masing bidang batas medium.
6. Mengulangi kegiatan yang sama dengan arah sinar yang berbeda-beda (sudut
datang yang berbeda-beda).
Kegiatan 5: Pemantulan sempurna
1. Meletakkan rhombus di atas meja optik.
2. Memutar rhombus searah jarum jam sampai tidak ada lagi sinar bias keluar
dari sisi rhombus atau cahaya menghilang.
3. Menggambar rhombus dengan mengikuti sisi-sisinya.
4. Mengukur besar sudut datang pada bidang batas permukaan. Sudut datang
merupakan sudut kritis.
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
Kegiatan 1. Jarak fokus cermin cekung dan cermin cembung
Cermin cembung
NST mistar
NST = 1
10cm = 0,1 cm
∆x = 0,05 cm
Dari gambar di atas, maka jarak fokus cermin cembung tersebut adalah f =
|6,50 ± 0,05| cm.
Cermin cekung
Dari gambar di atas, maka jarak fokus cermin cekung tersebut adalah f =
|5,85 ± 0,05| cm
Kegiatan 2. Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung dan cembung
Gambar arah sinar-sinar istimewa untuk cermin cekung
Gambar arah sinar-sinar istimewa untuk cermin cembung
Kegiatan 3. Pembentukan bayangan pada cermin datar
Gambar pembentukan bayangan pada cermin datar
Kegiatan 4. Pembiasan pada rhombus
Tabel 1. Sudut datang dan sudut bias
No
Cahaya datang dari udara ke
kaca
Cahaya datang dari kaca ke
udara
Sudut Datang (°) Sudut Bias (°) Sudut Datang (°) Sudut Bias (°)