-
Penyampaian Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank
Indonesia kepada DewanPerwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah pada
setiap triwulan merupakan pemenuhanamanat yang digariskan dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 6Tahun 2009. Penyampaian laporan tersebut pada hakikatnya
merupakan salah satuwujud dari akuntabilitas dan transparansi atas
pelaksanaan tugas dan wewenang
Bank Indonesia. Laporan triwulan ini melaporkan pelaksanaan
tugas danwewenang Bank Indonesia selama triwulan IV 2017 dan Tahun
2017.
Laporan PelaksanaanTugas dan Wewenang
Bank Indonesia
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
-
iiiLaporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
KEBIJAKAN BANK INDONESIA
-
ivLaporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
KEBIJAKAN BANK INDONESIA
-
vLaporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
berkah dan rahmat-Nya, sehingga Bank Indonesia masih dapat
menjalankan tugas dan wewenang sesuai amanat undang-undang dengan
baik sepanjang 2017. Pada periode ini, perekonomian Indonesia
menunjukkan perbaikan kinerja dengan struktur yang lebih kuat.
Perekonomian Indonesia di triwulan IV 2017 mampu tumbuh sebesar
5,19% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pencapaian tiga triwulan
sebelumnya. Pertumbuhan tersebut kemudian berkontribusi mendorong
kinerja ekonomi secara keseluruhan di 2017 menguat, tumbuh
tertinggi dalam empat tahun terakhir, yaitu sebesar 5,07% (yoy).
Perbaikan ini tidak terlepas dari peningkatan kinerja investasi
sejalan dengan berlanjutnya pembangunan berbagai proyek
infrastruktur yang digalakkan pemerintah, perbaikan ekspor sebagai
dampak pulihnya ekonomi dunia dan harga komoditas, serta terjaganya
konsumsi termasuk yang berasal dari belanja pemerintah.
Stabilitas perekonomian di sepanjang tahun 2017 berhasil
3,61% (yoy) atau berada dalam kisaran sasaran yang
harga impor dan masih terbatasnya permintaan. Selain itu,
komponen volatile foods berhasil mencatatkan
terjaganya pasokan dan distribusi bahan pangan, maupun
terkendalinya dampak kenaikan berbagai tarif dalam komponen
administered prices.
Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di tahun 2017
ke 1,7% PDB. Hal ini ditopang oleh peningkatan surplus
dalam bentuk investasi langsung dan portofolio sejalan dengan
membaiknya persepsi investor terhadap prospek perekonomian. Secara
khusus, peningkatan persepsi
investor ini tercermin dari pencapaian peringkat layak investasi
dari tiga lembaga rating utama. Ketahanan eksternal perekonomian
yang relatif kuat turut mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah,
dimana tingkat volatilitas relatif stabil dan lebih rendah
dibandingkan volatilitas negara peers, dengan pelemahan tipis
sebesar 0,6%. Posisi cadangan devisa juga berhasil mencatatkan
rekor tertinggi yang pernah dicapai, yaitu sebesar 130,2 miliar
dolar AS.
Kebijakan moneter pada 2017 diarahkan secara konsisten untuk
menjaga stabilitas makroekonomi dan memperkuat momentum pemulihan.
Pada triwulan terakhir 2017, Bank Indonesia tetap mempertahankan
suku bunga kebijakan BI 7-day Reverse Repo Rate pada posisi 4,25%,
setelah sebelumnya dua kali melakukan penurunan masing-masing
sebesar 25 bps pada Agustus 2017 dan September 2017. Siklus
pelonggaran kebijakan moneter yang telah ditempuh sejak 2016 ini
diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi. Kebijakan tersebut
juga konsisten dengan adanya ruang pelonggaran kebijakan
moneter
aman. Guna terus meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan
moneter yang ditempuh, Bank Indonesia juga melanjutkan reformulasi
kerangka operasional kebijakan moneter dengan memulai implementasi
GWM rata-rata dan terus mendorong pendalaman pasar keuangan.
Sistem keuangan pada triwulan IV 2017 dan sepanjang 2017
menunjukkan ketahanannya, tercermin dari Indeks Stabilitas Sistem
Keuangan (ISSK) yang masih berada di level normal. Hal ini didukung
kuatnya tingkat permodalan dan likuiditas industri perbankan, serta
terjaganya risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar. Di
tengah kondisi sistem keuangan yang terjaga, Bank Indonesia
melanjutkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif guna
membalikkan siklus keuangan yang sedang menurun, antara lain dengan
tetap mendorong upaya bank dalam meningkatkan fungsi intermediasi
dengan menetapkan
-
viLaporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
Jakarta, Maret 2018GUBERNUR BANK INDONESIA
Agus D.W. Martowardojo
Countercyclical Capital Buffer (CCB) tidak berubah yaitu sebesar
0%. Disamping itu, penguatan instrumen makroprudensial lainnya yang
bersifat countercyclical juga terus dilakukan melalui penyusunan
ketentuan Rasio Intermediasi Makroprudensial dan Penyangga
Likuiditas Makroprudensial.
Di bidang sistem pembayaran, Bank Indonesia terus berupaya untuk
meningkatkan kelancaran, keamanan,
Salah satu yang utama tercermin dari tingkat availability
layanan sistem pembayaran nontunai Bank Indonesia di 2017 yang
berhasil mencapai 100%. Tahun 2017 ini juga menjadi sebuah tonggak
bersejarah bagi masa depan sistem pembayaran nasional, karena
Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) telah berhasil diluncurkan.
Dengan tagline “Aman, Andal dan Terpercaya” GPN ditujukan untuk
menjaga keamanan dan integritas sistem pembayaran
mencegah adanya rente ekonomi. Dalam peluncurannya,
diperkenalkan juga logo GPN berbentuk burung garuda sebagai suatu
identitas nasional guna memperluas akseptasi masyarakat.
Perluasan akses atas layanan nontunai juga terus diupayakan Bank
Indonesia melalui berbagai sinergi dengan Pemerintah. Model bisnis
penyaluran bantuan sosial secara nontunai telah berhasil ditetapkan
dalam Peraturan Presiden yang kemudian mampu direalisasikan kepada
6 juta penerima Program Keluarga Harapan dan 1,2 juta penerima
Bantuan Pangan Non Tunai. Kemudian bersama Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat,
uang elektronik yang saling interoperabel di seluruh ruas di
Indonesia telah berhasil dicanangkan. Selain itu, Bank Indonesia
bersama Kementerian Perhubungan juga telah menyepakati pengembangan
integrasi sistem pembayaran elektronik bidang transportasi meliputi
transportasi antarmoda darat, laut, udara, kereta api, perparkiran,
dan jalan berbayar.
Dalam pengelolaan uang Rupiah, Bank Indonesia berkomitmen penuh
memperluas jangkauan distribusi uang Rupiah dalam jumlah nominal
yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam
kondisi layak edar. Di sepanjang tahun 2017, Bank Indonesia membuka
53 Kas Titipan baru sehingga jumlahnya mencapai 114 Kas Titipan
yang mampu menjangkau seluruh kota/kabupaten. Layanan kas titipan
juga diperkuat dengan layanan kas agar dapat mencapai daerah
terpencil, terluar dan terdepan (3T) melalui program layanan kas
reguler di tingkat kecamatan dan desa yang dinamakan “BI
Jangkau”.
Ditengah berbagai capaian positif di 2017 yang membangkitkan
optimisme, ekonomi Indonesia ke depan masih akan dihadapkan
berbagai tantangan agar dapat terjaga tetap solid dan tumbuh lebih
tinggi. Risiko eksternal seperti arah normalisasi kebijakan moneter
AS dan negara maju lainnya serta eskalasi tensi geopolitik di
beberapa belahan dunia perlu senantiasa diwaspadai perkembangannya.
Dari sisi domestik, belum kuatnya
juga harus menjadi perhatian. Di samping itu, tantangan
struktural seperti penguatan kapabilitas industri domestik serta
tren jangka panjang seperti penetrasi teknologi digital juga terus
perlu dicermati. Untuk itu, seluruh pemangku kebijakan perlu
melanjutkan upaya memperkuat momentum pemulihan dengan tetap
memelihara stabilitas makroekonomi yang telah terjaga.
Segenap pelaksanaan tugas serta capaian di atas adalah cuplikan
perjalanan institusi Bank Indonesia di tahun 2017 yang mewakili
dedikasi dan karya dari seluruh pegawai Bank Indonesia. Kami
mewakili Dewan Gubernur menyampaikan terimakasih dan rasa syukur
atas berbagai hal positif yang dapat diraih serta kelancaran dalam
mengemban amanah undang-undang. Akhir kata, izinkan kami
menyampaikan Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017 sebagai wujud semangat institusi
Bank Indonesia untuk terus bekerja dan berkarya dengan lebih baik
lagi, bagi masyarakat, bagi negara, bagi nusa dan bangsa.
-
viiLaporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
1.1. Kinerja Perekonomian 21.2. Kebijakan yang Ditempuh 4
2.1. Inflasi 122.2. Nilai Tukar Rupiah 142.3. Pertumbuhan
Ekonomi 162.4. Neraca Pembayaran Indonesia 202.5. Utang Luar Negeri
222.6. Perkembangan Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing 22 2.6.1.
Perkembangan Pasar Uang 23
2.6.1.1. Perkembangan Pasar Uang
Uncollateralized
Antar Bank (PUAB) 23
2.6.1.2. Perkembangan Pasar Uang
Collateralized 24
2.6.1.3. Perkembangan Transaksi
di Pasar Valuta Asing 252.7. Perkembangan Sistem Keuangan 25
2.7.1. Perkembangan Pasar Keuangan 26
2.7.2. Perkembangan Industri Perbankan 28
2.7.2.1. Ketahanan Permodalan
Industri Perbankan 28
2.7.2.2. Perkembangan Kredit dan
Risiko Kredit Industri
Perbankan 28
2.7.2.3. Perkembangan Likuiditas
dan Risiko Likuiditas
Industri Perbankan 29
2.7.2.4. Perkembangan Suku Bunga Industri
Perbankan dan Risiko Pasar 30
2.7.3. Perkembangan Institusi Keuangan
Non Bank 31
2.7.4. Perkembangan Sektor Riil (Sektor
Korporasi dan Rumah Tangga) 34
2.7.4.1. Kinerja Sektor Korporasi 34
2.7.4.2. Kinerja Sektor Rumah 35
Tangga
2.8. Perkembangan Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
362.9. Perkembangan Kredit Usaha Rakyat (KUR) 372.10. Perkembangan
Sistem Pembayaran 40 2.10.1. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran oleh
Bank Indonesia 40
2.10.2. Sistem Pembayaran yang Diselenggarakan
oleh Industri 432.11. Perkembangan Pengelolaan Uang Rupiah
45
Bab 1Ringkasan Eksekutif
Bab 2Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Sistem
Keuangan, dan Sistem Pembayaran
Bab 3Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan
III 2017
Daftar Isi
3.1. Stabilitas Moneter 54 3.1.1. Kebijakan Moneter 54
Boks InflasiVolatile Foods Terendah dalam 14 Tahun 56
3.1.2. Pengelolaan Moneter dan Nilai Tukar 59
3.1.2.1. Pengelolaan Moneter 59
3.1.2.2. Pengelolaan Nilai Tukar 63
3.1.3. Koordinasi dengan Pemerintah 64
3.1.4. Pengelolaan Utang Luar Negeri (ULN) 66
3.1.5. Perkembangan Pemantauan Devisa
Hasil Ekspor (DHE) 68
3.1.6. Pengelolaan Database Statistik dan
Survei untuk Mendukung Perumusan
Kebijakan 69
3.2. Stabilitas Sistem Keuangan 71 3.2.1. Kebijakan Pengaturan
dan
Pengawasan Makroprudensial 72
3.2.1.1. Pengaturan Makroprudensial 72
3.2.1.2. Pengawasan Makroprudensial 73
3.2.1.3. Kegiatan untuk Memperkuat Kebijakan
Makroprudensial 76
3.2.1.4. Koordinasi Pencegahan dan
Penanganan Krisis Sistem Keuangan 77
Boks Pengaturan Pelayanan Perizinan Terpadu
Terkait Hubungan Operasional Bank
Umum dengan Bank Indonesia 78
3.2.2. Pengembangan Ekonomi Syariah 79
3.2.3. Pendalaman Pasar Keuangan 81
3.2.4. Program Keuangan yang Inklusif 84
3.2.5. Penguatan Sektor Riil dan 85
Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM)
bank indonesia
-
viiiLaporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
Governance 132
135
137
4.4. Audit Internal 139
4.5. Keuangan Internal 140
141
143
4.7.1. Penyempurnaan Organisasi Bank
Indonesia 143
4.7.2. Manajemen Sumber Daya Manusia 145
4.7.3. Pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM) 146
146
148
153
156
157
159
Bab 4
Bab 5
3.2.5.1. Kebijakan untuk Mendukung
Stabilitas Nilai Rupiah
3.2.5.2. Kebijakan untuk Mewujudkan UMKM
Berkualitas dan Berkelanjutan
3.2.5.3. Penguatan Fasilitasi Transaksi
Elektronik UMKM
3.2.5.4. Penguatan Kerja Sama Kelembagaan
3.2.5.5. Pelaksanaan Program Pengembangan
UMKM oleh Kantor Perwakilan
Bank Indonesia
3.2.5.6. Penelitian, Pengembangan, dan
Pengaturan UMKM
3.2.6. Pengelolaan Informasi Perkreditan 90
3.2.7. Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang 91
92
3.3.1. Kebijakan Sistem Pembayaran 92
Boks: Dukungan Bank Indonesia terhadap
Teknologi Finansial 102
3.3.2. Kebijakan Pengelolaan Uang 104
yang Diragukan Keasliannya 111
112
3.4.1. Kerja Sama Bank for International
Settlements 112
3.4.2. Kerja Sama ASEAN 112
3.4.3. Kerja Sama South East Asian Central Banks 113
3.4.4. Kerja Sama ASEAN+3 113
3.4.5. Kerja Sama 114
3.4.6. Kerja Sama dalam Forum G20 114
3.4.7. Kerja Sama dalam Forum IMF 115
115
3.4.9. Kerja Sama terkait Comprehensice
Economic Partnership Agreement 115
3.4.10. Kerja Sama terkait Local Currency
Settlement 116
116
3.5.1. Komunikasi Kebijakan 116
3.5.1.1. Tahapan Komunikasi Kebijakan 117
3.5.1.2. Pelaksanaan Komunikasi melalui
Berbagai Channel Media
3.5.1.3. Hubungan dengan Pemangku
Kepentingan
3.5.1.4. Layanan Contact Center Bicara dan
Komunikasi Digital Bank Indonesia
3.5.1.5. Fokus Komunikasi Kebijakan pada
Triwulan IV 2017 121
3.5.2. Edukasi Kebanksentralan 122
3.5.3. Komunikasi dengan Investor dan
Lembaga Internasional 122
3.5.3.1. Kegiatan Investor Relations Unit Bank
Indonesia (IRU) di Kantor Pusat 122
3.5.3.2. Kegiatan Investor Relations Unit (IRU)
di Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Luar Negeri (KPwLN) 123
164
2. Peraturan Anggota Dewan Gubernur 165
166
Peraturan Anggota Dewan Gubernur Intern
167
173
3.5.3.3. Kegiatan Regional Investor Relations
Unit (RIRU) di Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Dalam Negeri (KPwDN) 123
124
-
ixLaporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
12
Traded vs Nontraded 12
Consensus Forecast vs
Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi) 13
Volatile food 13
Administered Prices 13
14
15
15
Peers – Triwulanan 15
Peers – Tahunan 16
Path Pemulihan Ekonomi 16
17
Capital Expenditure BUMN dan APBN 17
17
17
21
21
21
22
22
23
Overnight 23
24
24
25
Yield Obligasi Negara 26
Yield 26
Net Flow Asing di Indeks Harga
Saham Gabungan 27
Harian Indeks Harga Saham Gabungan 27
27
Non-Performing Loan 29
Non-Performing Loan Gross per
Jenis Penggunaan 29
gross per Sektor Ekonomi 29
30
30
Non-Core Deposit (NCD) 30
1 Bulan Rupiah 30
32
32
Jenis Usaha 32
33
Non Performing Financing 33
33
Pembiayaan 33
Pembiayaan 34
35
Triwulanan 35
Menurut Jenisnya 35
36
36
37
37
Non-Performing Loan Kredit UMKM 37
terhadap Target
45
Masyarakat 45
46
Menurut Jenis Pecahan selama Triwulan IV 2017 46
Menurut Jenis Pecahan selama Triwulan IV 2017 46
56
Spread Policy Rate dengan PUAB O/N 59
(Sisa Jatuh Waktu) 59
60
Timeline Respons Kebijakan Pengelolaan Moneter 61
Outstanding Operasi Moneter - Total 62
62
bulan data Januari-November 2017 91
Tahun 2017 91
Pembayaran ke Bank Indonesia Tahun 2017 101
Share Pengaduan ke Bank Indonesia Tahun 2017 101
-
xLaporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
Daftar Tabel
Volatile Food 13
Administered Prices 13
Tabel 2.3. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran 16
Tabel 2.4. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha 19
Tabel 2.5. Kepemilikan Surat Berharga Negara 27
Tabel 2.6. Perkembangan Indeks Saham Regional
Tabel 2.7. Perkembangan Nilai Rata-Rata Suku Bunga Dasar
Kredit Industri Perbankan 31
31
Tabel 2.9. Kinerja Korporasi Publik 34
39
39
Tabel 2.12. Nominal Transaksi Sistem Pembayaran
Bank Indonesia 42
Tabel 2.13. Volume Transaksi Sistem Pembayaran
Bank Indonesia 42
Tabel 2.14. Rata-rata Harian Nominal Transaksi Sistem
Pembayaran Bank Indoensia 43
Tabel 2.15. Rata-rata Harian Volume Transaksi Sistem
Pembayaran Bank Indonesia 43
Tabel 2.16. Nominal Transaksi Alat Pembayaran Menggunakan
Kartu dan Uang Elektronik 44
Tabel 2.17. Volume Transaksi Alat Pembayaran Menggunakan
Kartu dan Uang Elektronik 44
44
Tabel 2.19. Transaksi Uang Kertas Asing-Traveller’s Cheque
45
Tabel 2.20. Perkembangan Indikator Pengedaran Uang secara
Triwulanan 47
Tabel 2.21. Perkembangan Indikator Pengedaran Uang
secara Tahunan 47
Tabel 3.1. Posisi Outstanding Instrumen OM 60
Tabel 3.2. Realisasi Penarikan Utang Luar Negeri Pemerintah
67
Tabel 3.3. Realisasi Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah
67
Tabel 3.4. Jumlah Debitur dan Rekening Fasilitas 91
Tabel 3.5. Prestasi Nasional dalam The Best Contact Center
Indonesia Tahun 2017 119
Tabel 3.6. Prestasi dalam Contact Center World
120
Tabel 3.7. Prestasi dalam Contact Center World Level Dunia
120
Tabel 4.1. Program PSBI Strategis 2017
Tabel 5.1. Outlook Perkembangan Ekonomi Global 154
Tabel 5.2. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran 155
Tabel 5.3. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi
Lapangan Usaha 156
Tabel 5.4. Sasaran Strategis dan IKU Bank Indonesia
160
Daftar Gambar14
Gambar 2.2. Peta Pertumbuhan Ekonomi Daerah 2017 (%, yoy) 20
57
Gambar 3.2. Penguatan Kerangka Operasi Moneter 62
Gambar 3.3. Peta Wilayah Klaster UMKM Binaan Bank
Gambar 3.4. Proses Penanganan Pengaduan Konsumen 100
Gambar 3.5. Jalur Distribusi Uang Rupiah oleh Bank Indonesia
107
Gambar 3.6. Peta Lokasi Kas Titipan Bank Indonesia 109
Gambar 4.1. Governance Framework Bank Indonesia 132
Gambar 4.2. Framework Manajemen Strategis Bank Indonesia 136
-
xiLaporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan III 2017
-
xiiLaporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
-
1Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
Bab IRingkasan Eksekutif
-
2Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
1.1. Kinerja Perekonomian
Secara keseluruhan, perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja
yang membaik dengan struktur lebih kuat. Sepanjang 2017,
pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,07% dan merupakan yang
tertinggi dalam empat tahun terakhir. Selama triwulan IV 2017,
kinerja perekonomian juga menunjukkan perkembangan positif dengan
realisasi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 5,19%
(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian triwulan III
2017 sebesar 5,06% (yoy) maupun dua triwulan sebelumnya yang
masing-masing tercatat 5,01%.
Perbaikan kinerja ekonomi tersebut didukung struktur yang lebih
kuat seiring dengan meningkatnya kinerja investasi dan ekspor.
Kenaikan kinerja investasi itu sejalan dengan berlanjutnya
pembangunan infrastruktur dan tetap tingginya investasi nonbangunan
sebagai antisipasi peningkatan permintaan ke depan. Membaiknya
kinerja ekspor dipengaruhi dampak positif kenaikan pemulihan
ekonomi dunia dan peningkatan harga komoditas. Akselerasi belanja
pemerintah juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi, sedangkan
konsumsi rumah tangga tetap kuat didukung
Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh industri
makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian jadi, serta
industri logam dasar yang memiliki kontribusi besar terhadap PDB
dan penyerapan tenaga kerja.
Secara spasial, peningkatan pertumbuhan ekonomi terjadi di
Sumatera, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi,
terutama didorong oleh akselerasi sektor konstruksi dan industri
pengolahan. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi di Maluku dan Papua
melambat antara lain disebabkan oleh produksi pertambangan yang
masih terbatas.
tercatat sebesar 0,71% (mtm). Secara keseluruhan, angka
+1% (yoy). Realisasi tersebut menunjukkan bahwa sasaran
dengan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga
stabilitas nilai tukar dan mengarahkan ekspektasi
volatile foods sepanjang 2017 hanya
volatile foods seiring terjaganya pasokan dan distribusi bahan
pangan maupun terkendalinya dampak
administered prices.
dan penawaran, rendahnya tekanan dari eksternal, dan koordinasi
kebijakan yang kuat antara Bank Indonesia dan pemerintah.
Surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) berlanjut .
Pada triwulan IV 2017, surplus NPI tercatat 1,0 miliar dolar
mencatat surplus cukup besar, terutama bersumber dari investasi
langsung dan investasi portofolio. Sementara itu,
aman.
Secara keseluruhan, NPI 2017 mencatat surplus yang
membaik dan terkendali di bawah 2,0% dari PDB. Surplus NPI 2017
tercatat sebesar 11,6 miliar dolar AS, ditopang
dibandingkan tahun sebelumnya, terutama dalam bentuk investasi
langsung dan investasi portofolio, sejalan dengan membaiknya
persepsi investor terhadap prospek perekonomian dan menariknya
imbal hasil keuangan
tersebut bersumber dari peningkatan surplus neraca perdagangan
nonmigas di tengah meningkatnya impor
pendapatan primer terutama untuk pembayaran repatriasi hasil
investasi asing.
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa
miliar dolar AS, tertinggi dalam sejarah. Cadangan devisa
tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran
dan berada di atas standar kecukupan internasional.
Perkembangan utang luar negeri (ULN) Indonesia relatif
terkendali. Pada akhir triwulan IV 2017, posisi ULN
(yoy). Pertumbuhan ULN ini terjadi di sektor publik maupun
swasta, sejalan dengan kebutuhan pembiayaan untuk pembangunan
infrastruktur dan kegiatan produktif lainnya. Berdasarkan jangka
waktu, struktur ULN Indonesia relatif aman karena tetap didominasi
ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,1%. Pada triwulan IV
2017, ULN berjangka panjang tumbuh 8,5% (yoy), sedangkan ULN
berjangka pendek tumbuh 20,7% (yoy).
Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada
-
3Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) yang
Kedua rasio ULN tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan
beberapa negara peers. Bank Indonesia terus memantau perkembangan
ULN dari waktu ke waktu untuk meyakinkan bahwa ULN dapat berperan
secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa
menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas
makroekonomi.
Sepanjang 2017, nilai tukar rupiah secara rata-rata harian
relatif stabil dengan mencatat depresiasi tipis sebesar
2017, pelemahan rupiah secara rata-rata harian mencapai
pelemahan terhadap nilai tukar rupiah seiring melemahnya mata
uang kawasan karena penguatan mata uang dolar AS yang bersifat
broad based. Pelemahan nilai tukar rupiah masih pada level yang
terendah dibandingkan dengan negara-negara peers.
Meningkatnya kepercayaan global dan domestik terhadap kondisi
perekonomian Indonesia mampu menahan pelemahan nilai tukar rupiah
lebih dalam. Memasuki Januari
per dolar AS. Penguatan ini didorong oleh aliran modal asing
yang kembali masuk sejalan dengan persepsi positif investor
terhadap perekonomian domestik dan penguatan mata uang kawasan.
Kestabilan nilai tukar rupiah itu sejalan dengan berbagai upaya
Bank Indonesia dan pemerintah untuk menjaga kondisi fundamental
ekonomi domestik di tengah kondisi global yang cenderung tidak
stabil.
Selama periode laporan, perkembangan transaksi di pasar uang
rupiah menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Pada triwulan
IV 2017, rata-rata nominal
triliun per hari, sedangkan rata-rata nominal transaksi
sepanjang 2017 tercatat Rp29,07 triliun. Perkembangan tersebut
berada di atas target yang diperkirakan hanya sebesar Rp25 triliun
dan di atas realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp21,71 triliun per
hari.
Peningkatan transaksi juga terjadi di pasar valuta asing. Selama
2017, rata rata harian transaksi valas tercatat sebesar 5,50 miliar
dolar AS per hari meskipun terjadi penurunan pada triwulan IV 2017
sejalan dengan faktor musiman akhir tahun. Peningkatan transaksi
itu seiring dengan upaya Bank Indonesia untuk mengembangkan
transaksi dan instrumen pasar valas.
Dari sisi stabilitas sistem keuangan, kondisi sistem
dengan Indeks Stabilitas Sistem Keuangan (ISSK) yang masih
berada di level normal. Kondisi ini didukung oleh permodalan dan
likuiditas perbankan yang kuat, penurunan volatilitas nilai tukar,
dan perbaikan risiko kredit.
Secara umum, kinerja pasar keuangan global dan Indonesia menguat
sejalan dengan meningkatnya kepercayaan investor terhadap
perekonomian Indonesia, terutama setelah Standard & Poor’s
memberikan peringkat layak investasi kepada Indonesia menyusul
Fitch dan Moody’s yang telah menaikkan rating Indonesia menjadi
Investment Grade pada awal 2017. Pemulihan perekonomian global dan
fundamental ekonomi Indonesia yang didukung oleh peningkatan
kinerja ekspor dan stabilnya harga komoditas turut menciptakan
sentimen positif kepercayaan investor
asing yang terjadi di pasar surat berharga negara (SBN) dan
penurunan volatilitas di pasar saham. Pasar reksa dana juga
memperlihatkan kinerja yang positif yang dipengaruhi oleh masih
relatif tingginya pembelian reksa dana.
Sepanjang 2017, ketahanan industri perbankan juga tetap terjaga.
Ketahanan ini didukung dengan tingkat permodalan yang tinggi serta
terjaganya risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar.
Tingkat permodalan yang tinggi memberikan ruang bagi perbankan
apabila terjadi peningkatan risiko. Pada triwulan IV 2017,
pertumbuhan kredit industri perbankan tercatat sebesar 8,15% (yoy),
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,86% (yoy)
maupun tahun sebelumnya. Peningkatan itu seiring dengan membaiknya
sektor komoditas dan berjalannya proyek infrastruktur di berbagai
daerah.
Pertumbuhan kredit itu didukung oleh kredit modal kerja dan
kredit konsumsi (KK) yang masing-masing meningkat
sebelumnya 8,05% (yoy) dan 9,82% (yoy). Di sisi lain,
kredit investasi disebabkan perilaku korporasi yang masih
cenderung menahan ekspansinya.
Secara umum, risiko kredit industri perbankan mengalami
perbaikan dibanding triwulan sebelumnya dan periode yang sama tahun
sebelumnya. Rasio non performing loan (NPL) gross industri
perbankan turun menjadi 2,60% dari triwulan
dengan upaya konsolidasi perbankan dan pertumbuhan kredit yang
membaik. Untuk memitigasi peningkatan risiko kredit, Bank Indonesia
terus memantau perkembangan risiko kredit perbankan maupun
dampaknya terhadap stabilitas sistem keuangan.
-
4Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) industri perbankan
tercatat tumbuh sebesar 9,28% (yoy) atau melambat dibandingkan
triwulan sebelumnya yang sempat mencapai 11,69% (yoy). Pertumbuhan
tersebut juga lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun
sebelumnya sebesar 9,60% (yoy). Perlambatan pertumbuhan DPK terjadi
pada semua komponen, baik deposito, giro, maupun tabungan.
Selama priode laporan, likuiditas perbankan relatif stabil
dibandingkan tahun sebelumnya. Secara agregat, likuiditas perbankan
relatif memadai. Kecukupan likuiditas itu
triliun pada triwulan yang sama tahun sebelumnya menjadi
Di sisi lain, kinerja korporasi publik nonkeuangan juga
return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) maupun
membaiknya produktivitas korporasi yang tercermin dari rasio asset
turnover dan inventory turnover yang meningkat. Meski demikian,
pertumbuhan kinerja tersebut masih terbatas akibat kemampuan bayar
korporasi yang sedikit menurun akibat peningkatan pangsa utang.
Di sektor rumah tangga, konsumsi rumah tangga Indonesia juga
menunjukkan perbaikan yang terlihat dari peningkatan optimisme
konsumen dibandingkan triwulan sebelumnya
dikarenakan meningkatnya ekspektasi terhadap kondisi ekonomi
enam bulan mendatang.
Secara keseluruhan, stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan
Indonesia tetap terjaga dan senantiasa menunjukkan peningkatan yang
baik. Kondisi ini juga tidak terlepas dari dukungan penyelenggaraan
sistem
tersebut tercermin dari tingkat availability sistem pada seluruh
layanan sistem pembayaran nontunai Bank Indonesia yang tercapai
pada angka 100%. Gangguan transponder satelit Telkom-1 pada akhir
Agustus 2017 tidak berdampak kepada penyelenggaraan sistem
pembayaran Bank Indonesia, baik di internal Bank Indonesia maupun
koneksi antara Bank Indonesia kepada bank peserta sistem pembayaran
Bank Indonesia.
Pada triwulan IV 2017, nominal transaksi sistem
tersebut didorong oleh meningkatnya nominal transaksi pada
layanan SPBI yaitu (BI-RTGS dan SKNBI) yang
Terkait pengelolaan uang rupiah, posisi Uang Kartal yang
Diedarkan (UYD) pada akhir triwulan IV 2017 tercatat sebesar
Peningkatan posisi UYD tersebut merupakan pola musiman yang
umumnya terjadi pada akhir tahun yaitu terjadinya peningkatan
kebutuhan uang kartal dari perbankan dan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar
Rp612,5 triliun.
1.2. Kebijakan yang Ditempuh
Untuk mendukung kesinambungan perekonomian nasional, Bank
Indonesia senantiasa mencermati berbagai perkembangan domestik dan
eksternal untuk memastikan stabilitas makroekonomi dan sistem
keuangan tetap
koordinasi kebijakan dengan pemerintah, terutama melalui bauran
kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran.
Di bidang moneter, sepanjang triwulan IV 2017, Bank Indonesia
mempertahankan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI
7-day RR Rate) tetap sebesar
sebelumnya. Keputusan ini diikuti dengan stabilitas suku bunga
operasi pasar terbuka (OPT) lainnya. Pada Agustus 2017 dan
September 2017, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan
masing-masing sebesar 0,25% dari
adanya ruang pelonggaran kebijakan moneter dengan
dalam kisaran sasaran yang ditetapkan, serta terkendalinya
Kebijakan serupa juga diberlakukan pada suku bunga Deposit
Facility dan Lending Facility. Bank Indonesia telah menurunkan suku
bunga Deposit Facility dan Lending Facility pada triwulan III 2017
masing-masing sebesar 50
agar kebijakan suku bunga itu dapat memperkuat intermediasi
perbankan sehingga memperkokoh stabilitas sistem keuangan dan
mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, Bank Indonesia
melakukan serangkaian manajemen nilai tukar dan pengaturan pasar
valuta asing domestik maupun pemantauan pergerakan nilai tukar.
Salah satunya adalah mendorong penggunaan transaksi lindung nilai
di pasar
-
5Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
valuta asing dengan memperluas cakupan jenis mata uang. Untuk
itu, Bank Indonesia membuka fasilitas transaksi
lindung nilai dengan mata uang yen Jepang (JPY),
mendukung kegiatan ekonomi nasional, perbankan domestik sudah
mulai menggunakan fasilitas transaksi lindung nilai non-USD kepada
Bank Indonesia.
Sepanjang 2017, Bank Indonesia menyempurnakan beberapa strategi
operasi moneter. Penyempurnaan ini merupakan kelanjutan dari
reformulasi kerangka operasi moneter baru yang telah dijalankan
sejak 19 Agustus 2016. Penyempurnaan strategi itu mencakup
penyesuaian frekuensi lelang instrumen operasi pasar terbuka,
penerapan strategi penyesuaian metode lelang operasi moneter,
penguatan komunikasi operasi moneter, optimalisasi penggunaan surat
berharga negara (SBN), dan implementasi giro wajib minimum (GWM)
Rata-rata.
Untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga,
Bank Indonesia bersama Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terus
memperkuat koordinasi kebijakan. Pada triwulan IV 2017, koordinasi
kebijakan percepatan reformasi struktural dilakukan di Banten guna
memperkuat pengembangan ekonomi provinsi tersebut.
Setiap tahun, Bank Indonesia juga melaksanakan koordinasi dalam
forum High Level MeetingPusat (TPIP). Pertemuan ini merupakan forum
koordinasi tertinggi antara Bank Indonesia dan kementerian/lembaga
yang diselenggarakan setiap awal dan pertengahan tahun. Selain itu,
Bank Indonesia aktif dalam Rapat Koordinasi
Daerah (TPID). Pelaksanaan Rakorpusda TPID dibagi
Kawasan Timur Indonesia) dengan mempertimbangkan
terkait pengendalian harga yang cenderung berbeda
antarkawasan.
Di bidang makroprudensial, Bank Indonesia telah menyusun
peraturan mengenai pinjaman likuiditas jangka pendek bagi bank umum
konvensional (PLJP) dan pengaturan tentang pembiayaan likuditas
jangka pendek syariah bagi bank umum syariah (PLJP Syariah). Untuk
melengkapi aturan PLJP, pada 2017 Bank Indonesia tengah penyusunan
ketentuan mengenai PLJP bagi bank perkreditan rakyat (BPR). Secara
umum, peraturan terkait PLJP mengatur mengenai hal-hal yang
diamanatkan dalam Undang-Undang tentang Pencegahan dan Penanganan
Krisis Sistem Keuangan (UU PPKSK).
Selain itu, Bank Indonesia menerbitkan ketentuan tentang
pelayanan perizinan terpadu terkait hubungan operasional
bank umum dengan Bank Indonesia (PPTBU). Secara umum, tujuan
penerbitan ketentuan mengenai PPTBU adalah menyatukan layanan
perizinan terkait hubungan operasional bank umum dengan Bank
Indonesia melalui 1 (satu) satuan kerja, dalam hal terdapat
langkah-langkah strategis dan mendasar yang dilakukan bank umum.
Dengan demikian, pengaturan PPTBU diharapkan dapat mempercepat
proses perizinan yang dimohonkan bank umum kepada Bank
Indonesia.
Guna menyempurnakan instrumen makroprudensial, Bank Indonesia
juga sedang menyusun ketentuan mengenai rasio intermediasi
makroprudensial (RIM) dan penyangga likuiditas makroprudensial
(PLM). Instrumen tersebut bersifat countercyclical yang dapat
disesuaikan sejalan dengan siklus ekonomi dan keuangan.
Di bidang sistem pembayaran, Bank Indonesia secara konsisten
menjaga dan meningkatkan kelancaran,
Untuk itu, Bank Indonesia secara berkesinambungan memperkuat dan
mengembangkan infrastruktur sistem pembayaran dengan cara
memperluas akses penggunaan instrumen pembayaran nontunai dan turut
mendorong penyelenggara sistem pembayaran untuk senantiasa
memperhatikan aspek perlindungan konsumen jasa sistem
pembayaran.
Selama 2017, Bank Indonesia menempuh sejumlah kebijakan, antara
lain penertiban kegiatan usaha penukaran valuta asing bukan bank
(KUPVA BB) tidak berizin dan implementasi National Standard
Indonesia Chip Card
sebagai Standar Nasional bersamaan dengan penggunaan Personal
Identity Number 6 digit sesuai batas waktu tahap 1. Bank Indonesia
juga melaksanakan Mutual Evaluation Indonesia 2017 untuk mendukung
pencegahan terhadap penyalahgunaan sistem keuangan dari tindak
pidana pencucian uang (TPPU) dan tindak pidana pendanaan terorisme
(TPPT). Selain itu, Bank Indonesia kembali mengingatkan mengenai
larangan dilakukannya penggesekan ganda ( ) dalam transaksi
nontunai.
Bank Indonesia dan Kementerian Perhubungan RI juga telah
menyepakati pengembangan integrasi sistem pembayaran elektronik
bidang transportasi yang meliputi pembayaran transportasi antar
moda darat, laut, udara, kereta api, perparkiran, dan jalan
berbayar. Pengintegrasian sistem pembayaran diharapkan masyarakat
akan dapat menggunakan uang elektronik dari berbagai penerbit pada
berbagai moda transportasi.
Selain itu, Bank Indonesia mendorong pengembangan remitansi bagi
tenaga kerja Indonesia (TKI). Langkah
-
6Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
ini merupakan bentuk dukungan terhadap Program Desa Migran
Produktif (Desmigratif) yang dilaksanakan Kementerian
Ketenagakerjaan Republik Indonesia. Program Desmigratif diinisiasi
antara lain dengan mempertimbangkan besarnya kontribusi penghasilan
TKI terhadap devisa Indonesia.
dan memulai implementasi Gerbang Pembayaran Nasional
undang-undang kepada Bank Indonesia selaku otoritas sistem
pembayaran nasional untuk mencapai sistem
Pada triwulan IV 2017, Bank Indonesia menandatangani beberapa
perjanjian kerja sama, yaitu: perjanjian konsorsium untuk
meresmikan pendirian lembaga services, perjanjian
GPN, perjanjian kerja sama interoperabilitas kartu debit, dan
perjanjian kerja sama interoperabilitas uang Elektronik. Bank
Indonesia juga telah meluncurkan logo nasional GPN berbentuk
“burung garuda” dan tulisan GPN sebagai identitas sistem pembayaran
nasional yang akan menjadi bagian dari transaksi seluruh masyarakat
yang semakin aman, andal, dan terpercaya.
Merespons perkembangan inovasi di bidang layanan keuangan, Bank
Indonesia menerbitkan ketentuan tentang
Indonesia itu dilengkapi dengan ketentuan pelaksanaannya yang
mengatur secara lebih rinci terkait ruang uji coba terbatas
(Regulatory Sandbox) dan tata cara pendaftaran, penyampaian
informasi, dan pemantauan penyelenggara
khususnya yang bergerak di area sistem pembayaran, sekaligus
memberikan perlindungan bagi konsumen.
Bank Indonesia juga senantiasa mendorong perluasan penggunaan
Central Bank Money (CeBM) untuk setelmen dana transaksi surat
berharga di pasar modal. Untuk itu, Bank Indonesia bersama dengan
Self-Regulatory Organization (SRO) di Pasar Modal (PT Kustodian
Sentral Efek Indonesia/KSEI), telah mengadakan Coaching Clinic
bersama Perusahaan Efek (PE) dan Bank yang ditunjuk sebagai bank
pembayaran PE.
Kebijakan lain yang ditempuh oleh Bank Indonesia antara lain
juga mencakup penerapan penggunaan nomor tunggal identitas investor
untuk investor surat berharga yang ditatausahakan di BI-SSSS,
optimalisasi layanan bulk payment SKNBI, kajian pengembangan
infrastruktur dan layanan SKNBI, serta enhancement pada aplikasi
SKNBI.
Di bidang pengelolaan uang rupiah, kebijakan pengelolaan uang
rupiah senantiasa diarahkan untuk mencapai tiga pilar, yaitu: (i)
ketersediaan uang yang berkualitas dan terpercaya, (ii) distribusi
dan pengolahan uang yang aman dan optimal, serta (iii) layanan kas
yang prima.
Terkait pilar ketersediaan uang, secara berkala Bank Indonesia
menyusun Estimasi Kebutuhan Uang (EKU) sejalan dengan upaya
pemenuhan amanat Undang-Undang Mata Uang. Terkait pilar distribusi
Bank Indonesia antara lain meningkatkan kerja sama dengan berbagai
instansi penyedia moda transportasi untuk distribusi uang, serta
kerja sama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan TNI AL
dalam rangka penyediaan pengawalan dan pengamanan jalur distribusi
uang dan layanan kas di seluruh wilayah Indonesia. Terkait pilar
layanan kas prima, hingga akhir 2017, kas titipan Bank Indonesia
telah berjumlah
Untuk mencapai wilayah dengan akses transportasi terbatas, Bank
Indonesia juga menerapkan layanan kas untuk mencapai tingkat
kecamatan dan desa. Strategi layanan kas dimaksud dilakukan
mengingat layanan Kas Titipan diyakini baru mencapai tingkat
kota/kabupaten. Program layanan kas ini dinamakan “BI Jangkau”
dengan mekanisme distribusi yang bersifat struktural dan lebih
berkesinambungan.
Selain menjalin kerja sama dengan berbagai pihak di dalam
negeri, Bank Indonesia juga aktif dalam menjalin kerja sama
internasional terutama dengan menghadiri berbagai fora
internasional seperti forum G20, Bank for International Settlements
(BIS), ASEAN dan Organisation of Islamic Cooperation (OIC) termasuk
pelaksanaan engagement dengan IMF.
Untuk mengelola persepsi positif investor terhadap perekonomian
Indonesia, Bank Indonesia juga aktif menjalin komunikasi dengan
para investor dalam dan luar negeri maupun dengan lembaga rating
untuk memitigasi asymmetric information yang dilakukan antara lain
dalam bentuk dan investor conference call. Komunikasi dengan
pihak-pihak yang berkepentingan sangat diperlukan untuk
meningkatkan efektivitas kebijakan Bank Indonesia di bidang
moneter, makroprudensial,
pendukung lainnya.
Bank Indonesia telah menyusun perencanaan komunikasi yang
dijabarkan ke dalam suatu Rekomendasi Tema Strategis dan Strategi
Komunikasi Bank Indonesia. Untuk 2017, terdapat 8 (delapan)
Rekomendasi Tema Strategis yang akan didorong dalam strategi
komunikasi Bank Indonesia.
-
7Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
Dari sisi implementasi manajemen risiko, Bank Indonesia telah
menjalankan asesmen risiko terhadap seluruh materi Rapat Dewan
Gubernur serta kegiatan pemantauan, , dan penyampaian rekomendasi
atas implementasi mitigasi risiko di seluruh satuan kerja.
Penguatan manajemen risiko juga telah dilakukan melalui peningkatan
kapabilitas dan kompetensi (ICO).
Dalam menjalankan fungsi audit internal, Bank Indonesia
melaksanakan audit seluruh satuan kerja di Bank Indonesia. Selain
itu, dilakukan juga monitoring penyelesaian tindak lanjut hasil
audit baik yang dilakukan oleh audit intern
efektivitas pelaksanaan tugas audit intern dan proses governance
di Bank Indonesia.
Pelaksanaan manajemen keuangan diarahkan untuk mendukung arah
kebijakan Bank Indonesia dan memperkuat akuntabilitas Bank
Indonesia. Pada triwulan IV 2017 dan 2017, Bank Indonesia telah
menyusun Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) dan Rencana
Investasi (RI) Bank Indonesia tahun 2018. Rencana ATBI Operasional
2018 itu diserahkan kepada DPR RI pada 16 Agustus 2017.
Selanjutnya, DPR RI memberikan persetujuan pada 7 Desember
2017.
Bank Indonesia juga telah melaporkan Rencana ATBI Kebijakan 2018
kepada DPR RI pada akhir November 2017. Bank Indonesia juga telah
menyampaikan laporan pelaksanaan Rencana Investasi kepada Badan
Supervisi Bank Indonesia (BSBI) pada Desember 2017 sebagai bahan
telaahan.
Terkait dukungan sistem informasi (SI), upaya Bank Indonesia
pada 2017 masih difokuskan pada kelanjutan Program Transformasi
Bank Indonesia dengan penetapan Information System – Enterprise
Architecture (IS-EA) 2015
untuk mewujudkan Sistem Informasi yang andal dan berkualitas
serta menerapkan teknologi terkini sesuai dengan praktik terbaik
internasional.
Dalam aspek hukum, sepanjang 2017, Bank Indonesia telah
menerbitkan 15 (lima belas) Peraturan Bank Indonesia, 21 (dua puluh
satu) Peraturan Anggota Dewan Gubernur, dan 15 (lima belas)
Peraturan Dewan Gubernur. Selain itu, Bank
Gubernur Intern.
Tidak terlepas dari tugas dan fungsi utamanya sebagai otoritas
moneter dan keuangan, Bank Indonesia juga senantiasa menjalankan
program sosial. Adapun penyelenggaraan program sosial ditujukan
untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap
pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan Bank Indonesia.
Dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan strategis selalu
bergerak dinamis dan penuh tantangan, Bank Indonesia akan
memfokuskan kebijakan 2018 pada stabilitas ekonomi dan sistem
keuangan dengan meningkatkan efektivitas bauran kebijakan sekaligus
meneruskan proses transformasi menuju visi Bank
mempertimbangkan evaluasi pencapaian dan pentahapan transformasi
tahun sebelumnya.
Pada 2018, Bank Indonesia akan mengoptimalkan bauran kebijakan
untuk memperkuat stabilitas perekonomian. Secara konsisten, Bank
Indonesia melakukan penguatan bauran kebijakan di bidang moneter,
makroprudensial, sistem pembayaran, dan pengelolaan uang rupiah.
Kebijakan moneter diarahkan untuk memelihara stabilitas
makroekonomi dan sistem keuangan, sekaligus memperkuat
kesinambungan pertumbuhan ekonomi dan keuangan inklusif.
Di sisi lain, upaya pendalaman pasar keuangan akan terus
dilakukan guna memperbaiki struktur pasar uang. Selain itu, Bank
Indonesia akan memperkuat posisi kantor perwakilan wilayah dalam
negeri guna mendukung
Sebagai bagian dari bauran kebijakan, Bank Indonesia akan
mengarahkan kebijakan stabilitas sistem keuangan (SSK) dan
makroprudensial untuk mendorong stabilitas sistem keuangan. Untuk
itu, Bank Indonesia akan mempererat koordinasi dengan lembaga lain
melalui forum Komite SSK dan penguatan protokol manajemen
krisis.
Kebijakan sistem pembayaran diarahkan untuk
dan keandalan infrastruktur. Untuk itu, Bank Indonesia akan
mempercepat implementasi National Payment
. Di sisi lain, Bank Indonesia tetap melanjutkan
dapat diinternalisasi secara luas dan baik oleh masyarakat.
Sedangkan kebijakan pengelolaan uang akan difokuskan pada upaya
menjaga ketersediaan uang rupiah dalam jumlah nominal yang cukup,
jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi layak
edar.
Untuk mewujudkan semua itu, Bank Indonesia senantiasa akan
berkoordinasi dengan otoritas terkait di tingkat pusat daerah dalam
pelaksanaan bauran kebijakan untuk merespons berbagai tantangan
perekonomian.
keuangan, maupun percepatan pelaksanaan reformasi struktural
untuk menciptakan struktur ekonomi yang lebih sehat.
-
8Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
bank indonesia
-
9Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
Perekonomian nasional tetap menunjukkan kinerja yang membaik
dengan struktur lebih kuat, didorong oleh permintaan domestik yang
masih terjaga. Sepanjang 2017, pertumbuhan ekonomi
mencapai sebesar 5,07% (yoy), tertinggi dalam empat tahun
terakhir. Pertumbuhan ekonomi terutama didukung oleh meningkatnya
kinerja investasi dan kinerja ekspor. Kenaikan kinerja
investasi sejalan dengan berlanjutnya pembangunan infrastruktur
dan tetap tingginya investasi nonbangunan, sedangkan peningkatan
kinerja ekspor merupakan dampak dari pemulihan
ekonomi dunia dan peningkatan harga komoditas. Di sisi lain,
akselerasi belanja pemerintah juga
+1% selama tiga tahun berturut-turut. Neraca Pembayaran
Bab IIPerkembangan Kondisi Makroekonomi,
Moneter, Sistem Keuangan, dan Sistem Pembayaran
-
10Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
bank indonesia
1. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Desember 2017
tercatat sebesar 0,71% (mtm) sehingga
secara keseluruhan angka inflasi 2017 sebesar 3,61% (yoy) atau
berada dalam kisaran sasaran
inflasi yang ditetapkan yaitu sebesar 4+1% (yoy).
2. Nilai tukar rupiah selama 2017 relatif stabil dengan tingkat
pelemahan tipis sebesar 0,60%
menjadi Rp13.385 per dolar AS dipengaruhi penguatan mata uang
dolar AS yang bersifat broad
based. Depresiasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan
negara peers.
3. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2017 membaik dengan PDB
tercatat sebesar 5,07% (yoy),
tertinggi dalam empat tahun terakhir. Peningkatan ini didukung
struktur yang lebih berimbang
dengan investasi dan ekspor sebagai sumber utama pertumbuhan,
serta konsumsi yang tetap
terjaga.
4. Neraca Pembayaran Indonesia 2017 mencatat surplus sebesar
11,6 miliar dolar AS, ditopang
oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat,
terutama dalam bentuk investasi
langsung dan investasi portofolio. Surplus ini disertai
penurunan defisit transaksi berjalan yang
tercatat sebesar 1,7% dari PDB atau 17,3 miliar dolar AS.
5. Perkembangan utang luar negeri (ULN) Indonesia masih
terkendali dan relatif aman di kisaran
34% dari PDB dengan posisi akhir 2017 tercatat 352,2 miliar
dolar AS atau tumbuh 10,1% (yoy).
6. Rata-rata harian nominal transaksi pasar uang rupiah tercatat
meningkat sebesar Rp9,9 triliun
menjadi sebesar Rp29,07 triliun. Peningkatan nominal transaksi
pasar uang rupiah yang lebih
tinggi dibandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi
mengindikasikan perkembangan
pasar uang yang semakin dalam.
7. Kondisi sistem keuangan Indonesia 2017 semakin terjaga,
ditandai dengan Indeks Stabilitas
Sistem Keuangan (ISSK) yang menurun dan berada di level normal
(0,77). Kuatnya ketahanan
SSK didukung kinerja pasar keuangan yang membaik dan kondisi
institusi keuangan yang stabil.
8. Kinerja pasar keuangan Indonesia triwulan IV 2017 dan selama
2017 menguat sejalan dengan
meningkatnya kepercayaan investor terhadap perekonomian
Indonesia, terutama setelah
Standard & Poor’s memberikan peringkat layak investasi
kepada Indonesia sejalan dengan Fitch
dan Moody’s.
9. Ketahanan industri perbankan 2017 yang tetap terjaga
tercermin pada peningkatan rasio
kecukupan modal (CAR) sebesar 23,01%, jauh berada diatas
persyaratan minimum 8%.
10. Pertumbuhan kredit industri perbankan tercatat sebesar 8,15%
(yoy), meningkat dibandingkan
triwulan dan tahun sebelumnya 7,86% (yoy), seiring dengan
membaiknya sektor komoditas dan
berjalannya proyek infrastruktur di berbagai daerah. Sejalan
dengan pertumbuhan kredit yang
membaik dan upaya konsolidasi perbankan, risiko kredit (NPL
gross) menurun menjadi 2,60%.
RINGKASAN
-
11Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
11. Kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) 2017 tumbuh
sebesar 10% (yoy), meningkat
dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 8,3% (yoy)
maupun periode yang
sama tahun sebelumnya sebesar 8,4%.
12. Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) 2017 meningkat dari
tahun sebelumnya, dengan
pencapaian Rp96,7 triliun atau 90,7% dari target, dan jumlah
debitur sebanyak 4,09 juta.
13. Nominal transaksi sistem pembayaran Bank Indonesia pada
triwulan laporan mencapai
Rp46.593,15 triliun atau meningkat 3,38% dibanding periode
sebelumnya. Secara tahunan.
nominal transaksi meningkat sebesar 4,60% menjadi Rp176.230,83
triliun.
14. Nominal transaksi Alat Pembayaran Menggunakan Kartu pada
triwulan IV 2017 dan tahun
2017 meningkat masing-masing sebesar 2,03 (qtq) dan 10,47% (yoy)
menjadi Rp1.704,89 triliun
dan Rp6.523,25 triliun.
15. Nominal transaksi uang elektronik pada triwulan IV 2017 dan
tahun 2017 meningkat masing-
masing sebesar 85,06% (qtq) dan 73,56% (yoy) menjadi Rp4,87
triliun dan Rp12,26 triliun.
Peningkatan ini terutama didorong oleh implementasi
elektronifikasi jalan tol dan berlanjutnya
program bantuan sosial nontunai.
16. Posisi uang kartal yang diedarkan pada triwulan IV 2017 dan
tahun 2017 meningkat masing-
masing sebesar naik 13,1% (qtq) dan 13,4% (yoy) menjadi Rp694,8
triliun, sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh positif pada 2017.
-
12Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
volatile foods,administered prices
+
volatile foods,administered
prices
Inflasi terjaga pada level yang rendah sejalan
dengan terjangkarnya ekspektasi inflasi, disertai
masih rendahnya permintaan domestik, nilai tukar
yang stabil, dan harga global. Tekanan volatile
foods dan administered prices juga rendah,
didukung oleh faktor positif permintaan dan
penawaran, rendahnya tekanan dari eksternal,
serta koordinasi kebijakan yang kuat antara Bank
Indonesia dan Pemerintah.
traded nontraded
Consensus Forecast
Traded Nontraded
Sumber: BPS, diolah2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
%, yoy
-4
0
4
8
12
10
20IHK IntiVolatile Food Administered Prices
3,612,95
8,70
0,71
Des-17 mtm yoy ytdIHK 0,71 3,51 3,61Inti 0,19 2,95 2,95
Adm. Prices 0,91 8,70 8,70Volatile Prices 2,46 0,71 0,71
Sumber: BPS, diolah
%, yoy
2015 2016 20171 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0,07
0,06
0,05
0,04
0,03
0,02
0,01
0,00
Inti Inti Traded Inti Non-Traded
-
13Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
volatile foodsvolatile foods
volatile foods
volatile foods
administered prices
Volatile food
Administered Prices
Volatile Food
Administered Prices
administered pricesadministered
prices
administered prices
administered prices
Consensus Forecast
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
Sumber: Bank Indonesia, Consensus Forecast2016 2017 2018
I II III IV I II III IV I II III
%, yoy
SPIME Consesus Forecast
Sumber: BPS, diolah
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20%, yoy
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
2017
Sumber: BPS, diolah
Komoditas 2016 (%, yoy) 2017 (%, yoy)No.
12345
Minyak GorengCabai RawitBawang PutihCabai MerahBawang Merah
0,060,070,090,330,17
0,02-0,08-0,11-0,16-0,18
Volatile Food
Sumber: BPS, diolah
%, mtm
20171 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Administered Prices Rata-rata 3 tahun terakhir
-1,5
-1,0
-0,5
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
Sumber: BPS, diolah
Komoditas 2016 (%, yoy) 2017 (%, yoy)No.
Administered Prices
123456
Tarif ListrikBensinRokok Kretek FilterAngkutan UdaraRokok
KretekRokok Putih
0,06-0,420,180,130,080,06
0,760,170,150,090,080,05
-
14Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
+
+
administered pricesvolatile foods
Sumber: BPS, diolah
Inf > 5,0% 3,0% < Inf < 4,0% Inf < 3,0%4,0% < Inf
< 5,0%
ACEH4.2
SUMUT3.2
RIAU4.2
KEP, BABEL1.1
DKI JAKARTA3.7 JATENG
3.7
SULTENG4.3
KALBAR4.1
SULUT2.4
MALUT2
PAPBAR1.4
PAPUA2.1
BALI3.3 NTT2
KEP, RIAU4
LAMPUNG3
BENGKULU3.6
BANTEN4
SULSEL4.4
SULBAR3.8
JABAR3.6 JATIM
4NTB3.7
KALTENG3.2
KALSEL3.7
GORONTALO4.3
MALUKU0.78
SULTRA3
SUMSEL3
JAMBI2.8
DIY4.2
SUMBAR2
KALTIM3.1
KALTARA2.8
Nilai tukar rupiah relatif stabil sejalan dengan
berbagai upaya Bank Indonesia dan pemerintah
untuk menjaga kondisi fundamental ekonomi
domestik di tengah kondisi global yang cenderung
tidak stabil (volatile). Setelah sempat tertekan, nilai
tukar rupiah kembali menguat sejalan dengan
kepercayaan investor dan perbaikan pemulihan
ekonomi global maupun domestik.
Sumber: BPS, diolah
%, yoy
2015 2016 2017 20181 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1
20
16
12
8
4
0
-4
5,82
3,252,69
IHK IntiVolatile Food Administered Prices
Jan-18 mtm yoy ytdIHK 0,62 3,25 0,62Inti 0,31 2,69 0,31
Adm. Prices -0,15 5,82 -0,15Volatile Prices 2,58 2,62 2,58
2,62
-
15Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
broad based
balance sheet reduction), Fed Fund Rate
credit rating
.
peers
peers
peers .
peers
Peers
Rupiah per dolar AS
13.000
13.100
13.200
13.300
13.400
13.500
13.600
13.700
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 12017 2018
IDR/USDRata-rata bulananRata-rata Triwulanan
Data s.d 31 Jan 18
Sumber: Reuters, diolah
13.33813.321
13.343
13.561
13.378
13.44113.389
13.537
13.33313.30913.348
Jan 2018 vs Des 2017
Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah
Data s.d. 31 Jan-18 %ZARMYREURBRLCNYTHBSGDJPY
KRWTRYIDRINRPHP
-4,00 -2,00 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00
point-to-point Rata-rata
4,523,80
3,533,92
3,473,92
2,093,56
-0,031,08
1,340,45
-2,89
7,693,11
2,992,78
2,622,33
1,901,90
1,761,73
1,360,95
-0,42
Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah
30
25
20
15
10
5
-
%
ZAR BRL TRY KRW MYR PHP THB SGD INR IDR
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
-
16Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
Sejalan dengan pemulihan ekonomi global dan
kenaikan harga komoditas, pertumbuhan ekonomi
membaik, ditopang oleh peningkatan kinerja
ekspor dan investasi, serta tetap kuatnya konsumsi
rumah tangga.
Peers
Path
BRL ZAR TRY THB PHP IDR SGD KRW INR MYR
25
20
15
10
5
0
data s.d 31 Januari 2018
Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah
%
YTD 20182017 Rata-rata YTD-18
Sumber: BPS
I II III IV I II III IV2017
2017Komponen PDB Pengeluaran 2015
20162016
Konsumsi Rumah Tangga
EksporImpor
PDB
4,96-0,625,315,016,111,93
-2,12-6,25
4,88
4,956,413,434,676,78
-1,21-3,10-5,04
4,94
5,076,736,214,185,071,69
-1,50-3,47
5,21
5,016,67
-2,954,244,962,15
-5,75-4,13
5,03
4,996,75
-4,034,794,077,044,152,72
4,94
5,016,64
-0,144,475,182,43
-1,57-2,45
5,03
4,948,072,694,775,871,468,414,81
5,01
4,958,52
-1,925,346,073,232,800,20
5,01
4,936,023,487,086,289,47
17,0115,46
5,06
4,975,243,817,276,689,038,50
11,81
5,19
4,956,912,146,156,245,909,098,06
5,07
Sumber: BPS, diolah2014 2015
I II III IV I II III IV2016 2017
I II III IV2011 2012
I II III IV I II III IV2013
I II III IV I II III IV
7,00
6,50
6,00
5,50
5,00
4,50
PDB 6 per. Mov. Avg. (PDB)
%, yoy
6,56,3
6,05,9
6,16,2
5,9 5,9
5,55,55,6
5,6
5,1 4,94,9 4,9 4,94,7
4,8 4,8
5,0 5,0 5,05,0
5,15,25,2 5,2
-
17Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
Capital Expenditure
Sumber: BPS
% %, yoy
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2016 2017I II III IV
2015I II III IV I II III IV
Bangunan Investasi (skala kanan)Non Bangunan
Sumber: Renstra 2015 – 2019 Kemen BUMN, APBN 2018, BPS.
Keterangan: Capex: Capital Expenditure
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017F 2018F
Rp Triliun % Rasio
0
5
10
15
20
25
0
100
200
300
400
500
600
700
800Rasio Capex/Investasi dalam PDB (Skala kanan)Capex BUMNCapex
APBN
Sumber: Asosiasi Semen Indonesia
-10
-5
0
5
10
15
20
25
2015 2016 2017I II III IV
2014I II III IV I II III IV I II III IV
%, yoy
Sumber: Bank Indonesia
%, yoy
2015 2016 2017I II III IV
2014I II III IV
2013I II III IV
2012I II III IV I II III IV I II III IV
-75
-55
-35
-15
5
25
45
65
85 Barang Modal
Mobil PenumpangBarang Modal Kecuali Alat Angkutan
Alat Angkutan Untuk Industri
-
18Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
narrow based)
Sumber: Bank Indonesia2016 2017 2017
%, yoy
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
I II III IV I II III IV 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Total PertambanganManufaktur Pertanian
Sumber: Bank Indonesia2016 2017 2017
I II III IV I II III IV 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
%, yoy
-30
-40
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60Total Pertambangan ManufakturPertanian
2015 2016 2017I II III IV
2014I II III IV I II III IV I II III IV
103,5
103,0
102,5
102,0
101,5
101,0
100,5
100,0
99,5
98,5
99,0
%, yoy Indeks
-4
-3
-2
-1
0
1
2Nilai Tukar Petani (skala kanan) Upah Riil Buruh Tani
Sumber: BPS, diolah
Sumber: Bank Indonesia2015 2016 2017
I II III IV I II III IV I II III IV80
90
100
110
120
130
140Indeks Keyakinan KonsumenIndeks Keyakinan Saat IniIndeks
Ekspektasi Konsumen
Indeks
-
19Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
life style) leisure).
I II III IV I II III IV2017
2017Komponen PDB Lapangan Usaha 2015
20162016
****) Penggabungan 3 lap. usaha: (i) Jasa Keuangan, (ii) Real
Estate dan (iii) Jasa Perusahaan
*) Penggabungan 2 lap. usaha: (i) Pengadaan Listrik dan Gas dan
(ii) Pengadaan Air**) Penggabungan 2 lap. usaha: (i) Perdagangan
Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor serta (ii) Penyediaan
akomodasi dan mamin***) Penggabungan 2 lap. usaha: (i) Transportasi
dan Pergudangan serta (ii) Informasi dan Komunikasi
*****) Penggabungan 4 lap. usaha: (i) Adm. Pemerintahan,
Pertahanan, Jaminan Sosial Wajib, (ii) Jasa Pendidikan, (iii) Jasa
Kesehatan dan Kegiatan Lainnya dan (iv) Jasa LainnyaSumber: BPS
Persen, yoy
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan PerikananPertambangan dan
PenggalianIndustri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih, dan Pengadaan Air
*KonstruksiPerdagangan dan Penyediaan Akomodasi dan
Mamin**Transportasi, Pergudangan, Informasi dan Komunikasi***Jasa
Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan****Jasa-jasa
Lainnya*****
PDB
3,75-3,424,33
1,326,362,868,326,806,37
4,88
1,471,224,68
7,356,764,577,517,655,70
4,94
3,481,044,62
6,095,124,448,059,385,40
5,21
3,180,174,47
4,694,953,908,597,013,99
5,03
5,531,353,28
3,114,214,048,724,642,97
4,94
3,360,954,26
5,265,224,238,237,134,46
5,03
7,15-1,224,28
1,805,964,739,395,353,69
5,01
3,232,123,50
-2,096,943,88
10,055,632,56
5,01
2,771,844,85
4,886,985,298,855,924,04
5,06
2,240,084,46
2,507,234,668,644,876,84
5,19
3,810,694,27
1,766,794,649,225,444,34
5,07
-
20Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
Sumber : BPS (diolah)
Membaiknya persepsi investor terhadap prospek
perekonomian Indonesia telah mendorong kenaikan
surplus transaksi modal dan finansial, terutama
dalam bentuk investasi langsung dan investasi
portofolio, yang pada gilirannya meningkatkan
surplus neraca pembayaran secara signifikan.
-
21Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
2015 2016 2017I II III IV I II III IV I* II* III* IV**
-15
-10
-5
0
5
10
15Miliar Dolar AS
Transaksi Modal dan FinansialTransaksi Berjalan
Neraca Keseluruhan
* angka sementara ** angka sangat sementaraSumber: Bank
Indonesia
Miliar Dolar AS
2015 2016 2017I II III IV I II III IV I* II* III* IV**
-10
-5
0
5
10
15
Investasi PortofolioInvestasi LainnyaInvestasi LangsungTransaksi
Modal dan Finansial
* angka sementara ** angka sangat sementaraSumber: Bank
Indonesia
2015 2016 2017I II III IV I II III IV I* II* III* IV**
-15
-10
-5
0
5
10
-8
-6
-4
-2
0
2
4Miliar Dolar AS % PDB
Neraca Pendapatan SekunderNeraca Pendapatan PrimerNeraca
PerdaganganNeraca Jasa
* angka sementara ** angka sangat sementara
-
22Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
peers.
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1,00
0,50
0,00
-0,50
-1,00
-1,50
-2,00
-2,50
-3,00
-3,50
50454035302520151050
-5-10-15-20-25-30-35
Miliar Dolar AS % PDB
11,6
-1,70
Transaksi Modal dan FinansialTransaksi BerjalanNeraca
Keseluruhan
Sumber: Bank Indonesia
Sumber: Bank Indonesia
2016 2017 20181 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12 1
Miliar Dolar AS Bulan
130,2132,0
0
30
60
90
120
150
4
5
6
7
8
9
Cadangan DevisaBulan Impor dan Pembayaran Utang Pemerintah
(Skala kanan)
Perkembangan Utang Luar Negeri (ULN) tetap
terkendali, dengan rasio ULN terhadap PDB
yang terjaga pada level yang masih lebih baik
dibandingkan dengan rata-rata negara peers.
Kondisi likuiditas pasar uang rupiah dan
pasar valas tetap terjaga, sejalan dengan
kondisi perekonomian nasional. Seiring dengan
meningkatnya kepercayaan pelaku pasar terhadap
kestabilan nilai tukar rupiah, transaksi di pasar
valas kembali menurun pada tingkat yang normal.
-
23Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
Uncollateralized
uncollateralized
uncollateralized
overnight
(uncollateralized)
(stance)
Overnight
2015 2016 2017I II III IV I II III IV I II III IV
16.000
14.000
12.000
10.000
8.000
6.000
4.000
2.000
-
180
160
140
120
100
80
60
40
20
Miliar Rp
>1 M1 M2-4 HrO/N Freq.
2015 2016 2017I I I I I I I III II II II II II IIIIIII III III
III III III III III IIIIV IV IV IV IV IV IV IV IV
10,50%
9,50%
8,50%
7,50%
6,50%
5,50%
4,50%
3,50%
Policy Rate PUAB O/n
-
24Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
(uncollateralized)
uncollateralized
Collateralized
overnight
2015 2016 2017I II III IV I II III IV I II III IV
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Rp Miliar
o/n 2-4 1m 2m 3m 1b 2b 3b above 3b
Tw-I
2015
Tw-I
2015
Tw-I
2016
Tw-I
2016
Tw-I
2015
Tw-I
2017
Tw-I
2017
Tw-I
2017
Tw-II
I 201
7Tw
-III 2
017
Tw-II
I 201
7Tw
-IV 20
17Tw
-IV 20
17Tw
-IV 20
17
Tw-II
2017
Tw-II
2017
Tw-II
2015
Tw-II
2015
Tw-II
2015
Tw-II
2016
Tw-II
2016
Tw-II
2016
Tw-II
I 201
6Tw
-III 2
016
Tw-II
I 201
6Tw
-IV 20
16Tw
-IV 20
16Tw
-IV 20
16
Tw-II
I 201
5Tw
-III 2
015
Tw-II
I 201
5Tw
-IV 20
15Tw
-IV 20
15Tw
-IV 20
15
4,50%
5,50%
6,50%
7,50%
8,50%
9,50%
PUAB 1 Bulan Repo 1 Bulan
-
25Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
collateralized
Global Master Repurchase Agreement
capacity buildingannex
spot
swap
forward
option
structured productcall spread option
spot
Call Spread Option
underlyingthreshold
Stabilitas sistem keuangan Indonesia berada di
level normal, didukung oleh penguatan kinerja
pasar keuangan seiring dengan meningkatnya
kepercayaan investor, pemulihan ekonomi global,
dan membaiknya fundamental ekonomi Indonesia.
2015 2016 2017I II III IV I II III IV I II III IV
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
30%
32%
34%
36%
38%
40%
42%Derivatif
38%
37%
2,02,01,9
Rasio DerifatifSpot
-
26Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
(rating)
rating
yield
consumer
yield
yield
Yield
Yield
yield
yield yield
-0
-0
-0
-0
-0
-0
-0
-0
0
5,5
5
6
6,5
7
7,5
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Jangka Menengah
10
5
0
15
20
25
30
35
40%
Des DesSepJunMar Mar Jun Sep Des DesSepJunMar14 15151515 16 16
16 16 17171717
-
27Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
Net Flow
Institusi (RpT) Des-15 Jun-16 Sep-16 Des-16 Mar-17 Jun-17 Sep-17
Des-17 TW'IV yoy Pangsa
Bank:Bank Indonesia *)Non-Banks:Reksa danaAsuransiAsingDana
PensiunIndividuLain-lain
Sumber: Bloomberg, diolah
Total
350149963
62172559
504379
1.462
362150
1.13576
214644
654987
1.647
369159
1.22279
227685
8247
1031.749
399134
1.24086
238666
8758
1051.773
49671
1.32589
250723
8666
1101.891
399176
1.37792
254771
8960
1111.952
58231
1.43496
258819
8756
1172.047
492142
1.466104151836198
60117
2.100
-15%353%
2%8%
-42%2%
127%8%0%
2.58%
23%6%
18%21%
-37%26%
127%4%
12%18.41%
23%7%
70%5%7%
40%9%3%6%
100%
10
15
0
5
-10
-5
-20
-15
-25
Rp Triliun
4.000
4.500
5.000
5.500
6.000
6.500
Sep Oct Nov Dec Jan Mar Apr May Jun NovAug Sep OctFeb Jul Dec16
16 16 16 17 171717171717 17 17171717
IHSG (RHS)
Sumber: Bloomberg, diolah
Net Asing
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
Nilai rata-rata perdagangan saham harianIHSG (RHS)
Rp Miliar
2014 2015 2016 2017
0
1.000
2.000
3.000
5.000
4.000
7.000
6.000
8.000
10.000
9.000
5000
4000
3000
2000
1000
0
7000
6000
120
110
100
130
140
150
160
170
180
5
0
10
15
20
25
30
35
15Sep
15Des
16Mar
16Jun
16Sep
16Des
17Mar
17Jun
17Sep
17Des
IHSG (Rebased 1/1/11=100)Volatilitas IHSG (RSG)
Sumber: Bloomberg, diolah
-
28Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
Capital Adequacy Ratio
underlying assets
underlying assets
NoIndeks Saham
RegionalJun-16 Sep-16 Des-16 Mar-17 Jun-17 Sep-17 Des-17 (%)
Perubahanyoy (%)
123456789101112
Indonesia (IHSG)Jepang (Nikkei)Hong Kong (HSI)China
(Shanghai)Korea Selatan (Kospi)Singapore (STI)Malaysia
(KLCI)Thailand (SET)Australia (AS30)Philippine (PSEi)India
(Sensex)China (Shenzhen)
5.016,6515.575,9220.794,37
2.929,611.970,352.840,931.654,081.444,995.310,417.796,25
26.999,721.974,24
5.364,8016.449,8423.297,15
3.004,702.043,632.869,471.652,551.483,215.525,157.629,73
27.865,961.995,61
5.296,7119.114,3722.000,56
3.103,642.026,462.880,761.641,731.542,945.719,106.840,64
26.626,461.969,11
5.568,1118.909,2624.111,59
3.222,512.160,233.175,111.740,091.575,115.903,847.311,72
29.620,501.986,47
5.829,7120.033,4325.764,58
3.192,432.391,793.226,481.763,671.574,745.764,047.843,16
30.921,611.897,69
5.900,8520.356,2827.554,30
3.348,942.394,473.219,911.755,581.673,165.744,868.171,43
31.283,721.988,49
6.355,6522.764,9429.919,15
3.307,172.467,493.402,921.796,811.753,716.167,298.558,42
34.056,831.899,34
7,7111,83
8,58(1,25)3,055,682,354,817,354,748,86
(4,48)
19,9919,1035,99
6,5621,7618,13
9,4513,66
7,8425,1127,91(3,54)
Sources: Bloomberg
200
150
100
50
0
250
300
350
400
450
500
800
600
400
200
0
1000
1200
1400
1600
1800
2000Jumlah PortofolioNAB (Rp T)UP beredar (jt)
Sumber: Bloomberg, diolah
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 112015 2016 2017
-
29Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
non performing loan gross
Gross
Gross
stress test.
Non-Performing Loan
Non-Performing Loan Gross
gross
-
1,00
2,00
3,00
4,00
Des Jun Des Jun Des Jun Des Jun Des DesJun2013 2014 2015 2016
2017
NPL GrossNPL Net
%
-
1,00
0,50
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
2,63
3,18
1,58
KMK KI KK
%
Tr 4 2016Tr 1 2017Tr 2 2017Tr 3 2017Tr 4 2017
Tr 4 2016Tr 1 2017Tr 2 2017Tr 3 2017Tr 4 2017
-
3,00
2,00
1,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00(%)
4,10
2,71
1,59
3,743,67
1,41 1,631,86
1,08
6,18
Perdagangan
Lain-lain
Industri Pengankutan
Konstruksi
Pertanian Jasa Dunia Usaha
Jasa Sosial
Pertambangan
Listrik
-
30Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
.1
non-core deposit 2
1 AL = Kas + Penempatan pada BI + Excess Reserve - GWM2 Non Core
Deposit mencakup 30% Giro + 30% Tabungan + 10% Deposito
Non-Core Deposit
6%
4%
2%
8%
10%
12%
14%
16%
18%
6,5%
6,0%
5,5%
7,0%
7,5%
8,0%
8,5%
9,0%
9,5%
9,59%
9,28%
4,25%6,50%
Okt-1
3Jan
-14Apr
-14Juli
-14Ok
t-14
Jan-15
Apr-15
Jul-15
Okt-1
5Jan
-16Apr
-16Jul-
16Ok
t-16
Mar-1
7Jun
-17Sep
-17De
s-17
Pertumbuhan DPK (yoy)Pertumbuhan DPK Adj Va (yoy)BI7-Day RRBI
Rate
400
300
200
100
-
500
600
700
800
900
1.000
400
200
-
600
800
1.00
1.200
2012 2013 2014 2015 2016 20173 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12
3 6 9 12 3 6 9
R12
Alat Likuid (Skala Kanan)
Primary ReserveSecondary ReserveTertiery Reserve
Rp T Rp T
90
85
80
95
100
105
110
Tw I Tw II Tw III Tw IVTw I Tw II Tw III Tw IVTw II Tw III Tw
IV2015 2015 2015 2016 2016 2016 2016 2017 2017 2017 2017
(%) AL/NCD
BI RateSB Dep 1bln Rp
BI 7-Day RRSB KI (RHS)
SB KK (RHS)SB KMK (RHS)
Jun-
10Se
p-10
Des-1
0Ma
r-11
Jun-
11Se
p-11
Des-1
1Ma
r-12
Jun-
12Se
p-12
Des-1
2Ma
r-13
Jun-
13Se
p-13
Des-1
3Ma
r-14
Jun-
14Se
p-14
Des-1
4Ma
r-15
Jun-
15Se
p-15
Des-1
5Ma
r-16
Jun-
16Se
p-16
Des-1
6
Sep-
17De
s-17
Mar-1
7Ju
n-17
3,0
2,0
1,0
0,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
9,0
12,0
10,0
14,0
16,0
18,0
5,83
12,66
4,25
10,71
10,55
(%) (%)
-
31Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
Dec-15 Mar-16 Jun-16 Sep-16 Dec-16 Mar-17 Jun-17 Sep-17 Dec-17
qtq Des'16-Dec'17
Konsumsi KPRKonsumsi Non KPRKredit KorporasiKredit Ritel
11,0711,8310,7712,08
10,8311,6810,4911,72
10,7311,3810,4510,72
10,6011,2710,3310,67
10,5010,6210,2810,54
10,4211,6810,1710,51
10,3911,6610,2010,50
10,4111,2910,0210,48
10,2411,17
9,8810,36
(0,18)(0,12)(0,14)(0,12)
(0,26)0,55
(0,40)(0,18)
Source: Laporan Mingguan OJK*Berdasarkan Laporan Mingguan OJK
Desember minggu ke-4 2017
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IVA Kredit
Perbankan
Posisi (Rp T)Pertumbuhan (Rp T)
B Pasar Modal*IPO Saham
Jumlah EmitenJumlah Fundraise (Rp T)Rata-rata Fundraise (Rp
T)
Right IssueJumlah EmitenJumlah Fundraise (Rp T)Rata-rata
Fundraise (Rp T)
Obligasi & SukukJumlah EmisiJumlah Fundraise (Rp T)Rata-rata
Fundraise (Rp T)
Total Fundraise Pasar ModalC Perusahaan Pembiayaan **
Posisi (Rp T)Pertumbuhan (Rp T)
Total Pasar Modal dan IKNB
4.000,40(57,73)
20,110,06
21,600,80
716,392,34
18,10
365,391,13
19,23
4.168,30167,90
74,190,60
1235,382,95
3240,121,25
79,68
372,907,51
81,17
4.212,3844,08
36,372,12
77,771,11
1526,051,74
40,19
378,205,30
45,49
4.377,20164,82
21,400,70
1322,381,72
2633,621,29
57,40
387,519,31
66,71
4.370,00(7,19)
20,570,29
89,491,19
1423,091,65
33,15
395,197,68
40,84
4.491,37121,37
183,220,18
944,274,92
4058,681,47
106,17
406,2811,09
117,26
4.543,5952,21
61,740,29
410,572,64
1730,561,80
42,87
410,844,56
47,44
4.377,20251,68
124,060,34
1423,87
1,70
3044,78
1,4972,71
414,843,99
76,70
2016 2017
-
32Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
middle term note
Sep-16 Des-16 Mar-17 Juni-17 Sep-17 Des-17
AsetInvestasi
Sumber: OJK
Rasio Investasi/Aset (rhs)
Rp. T %
400
200
-
600
1.000
800
1.200
83
82
81
80
84
86
85
87
82,6282,5583,18
83,97
85,23 85,83
910
751
945
780
981
816 850
1.0121.079
920972
1.133
Sep-16 Des-16 Mar-17 Juni-17 Sep-17 Des-17
140
130
120
150
170
160
180
250
200
150
100
50
-
600
400
350
450Rp. T %
235
154
152,84157,99
145,26
146,56147,31
147,40
329
208
8356
117
173
283
193
271
393Klaim BrutoPremi Bruto
Rasio Premi/Klaim Bruto (rhs)
200
100
-
300
400
Sep-16 Des-16 Mar-17 Juni-17 Sep-17 Des-17
115
18
218
27
105
21
230
31
110
23
229
32
111
24
237
34
117
25
237
32
119
23
244
Rp. T
MultigunaInvestasi
Sumber: OJK
SyariahModel KerjaLainya Berdasarkan Persetujuan OJK
-
33Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
Non Performing Financing
.
outstanding
outstanding
hedgingcontagion risk
Non Performing Financing
3 Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK)
No.29/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan
Pembiayaan, diatur jenis kegiatan usaha PP menjadi pembiayaan
investasi, pembiayaan modal kerja, pembiayaan multiguna, pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah dan pembiayaan lain berdasarkan
persetujuan OJK (sebelumnya jenis pembiayaan meliputi sewa guna
usaha, anjak piutang, kartu kredit dan pembiayaan konsumtif). Dari
sisi pelaporan, jenis pembiayaan PP sesuai POJK dimaksud baru
tersedia mulai posisi September 2016.
4 Sejak September 2016, terdapat penyesuaian kolektibilitas
pembiayaan dengan diberlakukannya POJK No.29/POJK.05/2014 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan yang sebelumnya 3
kolektibilitas (Lancar, Diragukan dan Macet) menjadi 5
kolektibilitas (Lancar, Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar,
Diragukan dan Macet).
300
400
100
200
-
500
600Rp. T
PembiayaanAset
Sep-16 Des-16 Mar-17 Juni-17 Sep-17 Des-17
435
378
443388
450395 406
462 468
411 415
477
2
3
4
3,16
3,47
3,18
2,96
3,263,38
NPF
Sumber: OJK
%
Sep-16 Des-16 Mar-17 Juni-17 Sep-17 Des-17
Rp. T
100
50
-
150
200
Pinjaman DN Pinjaman LN SSB Modal
Des-16Mar-17Juni-17
Sep-17Des-17
Pinjaman DNPinjaman LNSSB Modal
Share Sumber Pendanaan perMar 2017
13%
19%
22%
46%
30
20
10
-
40
50%
Sep-16
28,5725,0046,43
Des-16
27,3827,3845,24
Mar-17
35,2925,4939,22
Jun-17
47,5218,8133,66
Sep-17
51-4918,8129,70
Des-16
53,0023,0024,00
0%-10%10,01%-12%>12%
Sumber: OJK
-
34Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
5 Korporasi yang dimaksud merupakan korporasi non keuangan.
return on asset
Return on Equity
asset turnover inventory turnover.
Total Assets/Total Liabilities debt to equity
% %
6
4
2
-
10
8
14
12
81
81
80
80
82
82
83
83
Sep-16
3,73
11,7982,79
Des-16
3,87
12,0182,77
Mar-17
4,14
11,8280,90
Jun-17
3,83
11,4982,24
Sep-17
3,99
12,2082,97
Des-16
4,03
12,2881,46
ROAROEbopo (RHS)
Sumber: OJK
Sumber: Laporan Keuangan Korporasi di Bursa Efek Indonesia,
Bloomberg, diolahPosisi data Tw III-2016 & Tw III-2017 (373
korporasi non keuangan)
2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016
2017
TA/TL Asset TO Inventory TONo. Sektor
ROA ROE DER Current Ratio
12345678
2,52%4,31%
13,57%5,22%4,23%0,13%5,04%3,46%4,78%
1,69%3,95%
12,63%4,16%4,72%6,32%4,78%4,23%5,24%
5,16%8,59%
24,86%13,30%9,41%0,25%
10,21%6,56%9,98%
3,36%7,63%
21,47%9,95%
10,35%12,51%9,92%7,74%
10,61%
0,960,950,711,391,171,011,020,831,02
1,020,920,691,391,210,951,120,831,03
1,101,432,001,001,241,751,581,481,43
1,031,531,921,041,111,791,521,561,42
2,042,062,401,721,851,991,982,201,98
1,982,092,461,721,832,051,892,211,97
0,540,661,310,510,730,390,340,970,66
0,620,721,300,530,760,490,350,940,69
7,044,994,97
62,887,52
11,192,257,766,47
8,285,415,05
62,227,96
14,892,577,756,83
PertanianIndustri Dasar & KimiaIndustri Barang
KonsumsiInfrastruktur, Utilitas & TransportasiAneka
IndustriPertambanganProperti & Real EstatePerdagangan, Jasa
& Investasi
Agregat
-
35Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
year-on-year,
gross
10,0
0,0
5,0
15,0
25,0
20,0
1,0
0,0
-1,0
-2,0
-3,0
3,0
2,0
5,0
4,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*2014 2015 2016
2017 2018
Pertumbuhan PDB (sb.kiri) Nilai SBT SKDU (sb. kanan)
(% qtq) (% SBT)
4,00
*) Angka PerkiraanSumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha, Bank
Indonesia, periode triwulan IV-2017
3,18
14,3213,96
7,40
110
100
90
80
130
120
150
140
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 122016
2017
116.0
112,5
123,0 123,1
115,1
109,5
122,1
126,4
133,8137,6
OPTI
MIS
PESI
SMIS
IKKIKE
IEKRata-rata IKK Triwulanan
(Indeks)
6,18%
5,93%
42,48%
RT Lainya
Perumahan
Multiguna
Sep2017
Des2017
KendaraanPeralatan RT
42,13%
0,47%11,59%
39,89%
39,51%
11,30%0,52%
Sumber: Laporan Bank Umum (LBU), Periode Desember 2017
-
36Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia -
Triwulan IV 2017 dan Tahun 2017
Penyaluran kredit UMKM meningkat sejalan
dengan membaiknya kinerja dunia usaha dan
optimisme konsumen terhadap perekonomian
Indonesia. Peningkatan itu juga dibarengi
perbaikan kualitas kredit pada seluruh klasifikasi
usaha.
real estate
yoy%
Growth Kredit Usaha MikroGrowth Kredit Usaha MenengahGrowth
Total KreditGrowth Kredit Usaha KecilGrowth Kredit UMKM
Jan-
15Fe
b-15
Mar-1
5Ap
r-15
Mei-1
5Ju
n-15
Jul-1
5Ag
u-15
Sep-
15Ok
t-15
Nov-
15De
s-15
Jan-
16Fe
b-16
Mar-1
6Ap
r-16
Mei-1
6Ju
n-16
Jul-1
6Ag
u-16
Sep-
16Ok
t-16
Nov-
16De
s-16
Jan-
17Fe
b-17
Mar-1
7Ap
r-17
Mei-1
7Ju
n-17
Jul-1
7Ag
u-17
Sep-
17Ok
t-17
Nov-
17De
s-17
10%
5%
-0%
-5%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
13,2%10,7%
8,3%8,0%
10,0%
yoy
PertanianPerdagangan
Industri PengolahanReal Estate Js Kemasyarakatan
Konstruksi
10%
0%
-10%
20%
-20%
30%
-30%
40%
17,8%18,7%
17,7%
10,5
6,8%
10,7%
Jan-
15Fe
b-15
Mar
-15
Apr-1
5M
ay-1
5Ju
n-15
Jul-1
5Ag
u-15
Sep-
15Ok
t-15
Nov-
15De
s-15
Jan-
16Fe
b-16
Mar
-16
Apr-1
6M
ay-1
6Ju
n-16
Jul-1
6Ag
u-16
Sep-
16Ok
t-16
Nov-
16De
s-16
Jan-
17Fe
b-17
Mar
-17
Apr-1
7M
ay-1
7Ju
n-17
Jul-1
7Ag
u-17
Sep-
17Ok
t-17
Nov-
17De
s-17
-
37Laporan Pelaksanaan Tugas da