Top Banner
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aceh merupakan salah satu dari sembilan provinsi di Indonesia yang masih berstatus kesehatan buruk. Delapan propinsi lainnya masing-masing Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Gorontalo, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur adalah provinsi berstatus kesehatan buruk disebutkan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dalam temu media, Jumat (1/10/2010). Kesembilan provinsi tersebut akan menjadi sasaran guna memperkuat komitmen pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium serta mensinergikan kebijakan kesehatan pemerintah pusat dan daerah (Tribunnews.com). Data tersebut yang dikeluarkan Menteri Kesehatan berasal dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 yang khusus menggunakan indikator MDGs kesehatan, seperti status gizi balita (memberantas kelaparan), status kesehatan ibu dan anak (menurunkan kematian anak dan meningkatkan kesehatan Ibu), prevalensi malaria, tuberculosis dan HIV/AIDS (menurunkan angka kesakitan penyakit menular) serta akses sumber air
188

Laporan PBL Suak Pandan Lengkap

Sep 30, 2015

Download

Documents

Nana Maulina

bjbjkbkknknnmnkmmm
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aceh merupakan salah satu dari sembilan provinsi di Indonesia yang masih berstatus kesehatan buruk. Delapan propinsi lainnya masing-masing Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Gorontalo, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur adalah provinsi berstatus kesehatan buruk disebutkan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dalam temu media, Jumat (1/10/2010). Kesembilan provinsi tersebut akan menjadi sasaran guna memperkuat komitmen pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium serta mensinergikan kebijakan kesehatan pemerintah pusat dan daerah (Tribunnews.com).Data tersebut yang dikeluarkan Menteri Kesehatan berasal dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 yang khusus menggunakan indikator MDGs kesehatan, seperti status gizi balita (memberantas kelaparan), status kesehatan ibu dan anak (menurunkan kematian anak dan meningkatkan kesehatan Ibu), prevalensi malaria, tuberculosis dan HIV/AIDS (menurunkan angka kesakitan penyakit menular) serta akses sumber air minum yang aman dan fasilitas sanitasi dasar. Secara umum Riskesdas bertujuan untuk memperoleh gambaran pencapaian target MDGs kesehatan Indonesia pada tahun 2010 di tingkat nasional dan provinsi, serta secara khusus bertujuan untuk : (a) Menilai status pencapaian target MDGs kesehatan Indonesia pada tahun 2010 di tingkat nasional dan provinsi, (b) Memperoleh gambaran faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status pencapaian target MDGs kesehatan Indonesia di tingkat nasional dan provinsi.Menurut data daripada World Hunger Organization, terdapat empat jenis masalah kekurangan gizi utama dan berpengaruh pada golongan berpendapatan rendah di negara berkembang. Masalah gizi utama tersebut adalah Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi (AGB), Kurang Vitamin A (KVA) dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) (World Hunger Organization, 2009). Masalah malnutrisi pada anak usia bawah lima tahun dapat mengganggu proses tumbuh kembang secara fisikal maupun mental dan ini dapat memberikan dampak yang negatif pada sumber daya manusia pada masa mendatang. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (riskesdas) Nasional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi gizi buruk nasional berdasarkan presentase berat badan per umur (BB/U) pada anak balita mencapai 5,4% dan gizi kurang sebesar 13% (Laporan Riset Kesehatan Dasar Nasional, 2007).Daerah-daerah berstatus kesehatan buruk nampaknya terkait dengan komitmen pemerintah daerah yang dinilai masih rendah mewujudkan target Millenium Development Goals (MDGs) di dalam sektor kesehatan. Sebagaimana diketahui, lima dari delapan tujuan MDGs berada dalam bidang kesehatan, sehingga bidang ini dapat disebut esensi dari pencapaian MDGs. Ketiadaaan komitmen dari pemerintah daerah bisa diukur dari alokasi anggaran daerah (APBD) untuk pembangunan kesehatan yang masih rendah. Anggaran justru lebih banyak tersedot ke birokrasi dan sebagian pada pembangunan infrastruktur.Secara nasional, 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Gizi Buruk dan GiziKurang pada Balita tertinggi berturut-turut adalah Aceh Tenggara (48,7%), Rote Ndao(40,8%), Kepulauan Aru (40,2%), Timor Tengah Selatan (40,2%), Simeulue (39,7%),Aceh Barat Daya (39,1%), Mamuju Utara (39,1%), Tapanuli Utara (38,3%), Kupang(38,0%), dan Buru (37,6%). Sedangkan 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Gizi Burukdan Gizi Kurang pada Balita terendah adalah Kota Tomohon (4,8%), Minahasa (6,0%),Kota Madiun (6,8%), Gianyar (6,8%), Tabanan (7,1%), Bantul(7,4%), Badung (7,5%),Kota Magelang (8,2%), Kota Jakarta Selatan (8,3%), dan Bondowoso (8,7%).Prevalensi nasional Gizi Lebih Pada Balita adalah 4,3%. Sebanyak 15 provinsimempunyai prevalensi Gizi Lebih Pada Balita diatas prevalensi nasional, yaitu SumateraUtara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKIJakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan,Maluku dan Papua.Riskesdas menghasilkan berbagai peta masalah kesehatan dan kecenderungannya, dari bayi lahir sampai dewasa. Misalnya, prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U 25 kali /menit dalam pemantauan setiap 4 jam berturutan, kurangi volume pemberian formula. Setelah normal kembali, ulangi menaikkan volume seperti di atas.3.Timbang anak setiap pagi sebelum diberi makanSetelah fase transisi dilampaui, anak diberi:3. Formula WHO 100/pengganti/Modisco 1 dengan jumlah tidak terbatas dan sering.

4. Energi : 150-220 Kkal/kg bb/hari

5. Protein 4-6 gram/kg bb/hari

6. Bila anak masih mendapat ASI, teruskan, tetapi juga beri formula WHO 100/Pengganti/Modisco 1, karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh-kejar.

Setelah fase rehabilitasi (minggu ke 3-7) anak diberi :7. Formula WHO-F 135/pengganti/Modisco 1 dengan jumlah tidak terbatas dan sering

8. Energi : 150-220 kkal/kgbb/hari

9. Protein 4-6 g/kgbb/hari

10. Bila anak masih mendapat ASI, teruskan ASI, ditambah dengan makanan Formula ( lampiran 2 ) karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh-kejar.

11. Secara perlahan diperkenalkan makanan keluarga

Pemantauan fase rehabilitasi :Kemajuan dinilai berdasarkan kecepatan pertambahan badan :12. Timbang anak setiap pagi sebelum diberi makan.

13. Setiap minggu kenaikan bb dihitung.

14. Baik bila kenaikan bb ( 50 g/Kg bb/minggu.

15. Kurang bila kenaikan bb < 50 g/Kg bb/minggu, perlu re-evaluasi menyeluruh.

TAHAPAN PEMBERIAN DIET

FASE STABILISASI :FORMULA WHO 75 ATAU PENGGANTI

FASE TRANSISI :FORMULA WHO 75 ( FORMULA WHO 100 ATAU PENGGANTI

FASE REHABILITASI :FORMULA WHO 135 (ATAU PENGGANTI)

(MAKANAN KELUARGA

5. Koreksi defisiensi nutrien mikroSemua pasien KEP berat/Gizi buruk, mengalami kurang vitamin dan mineral. Walaupun anemia biasa terjadi, jangan tergesa-gesa memberikan preparat besi (Fe). Tunggu sampai anak mau makan dan berat badannya mulai naik (biasanya pada minggu ke 2). Pemberian besi pada masa stabilisasi dapat memperburuk keadaan infeksinya.

Berikan setiap hari :a. Tambahan multivitamin lainb. Bila berat badan mulai naik berikan zat besi dalam bentuk tablet besi folat atau sirup besi dengan dosis sebagai berikut :

Dosis Pemberian Tablet Besi Folat dan Sirup Besi :

UMUR

DAN

BERAT BADAN1.1.1.1.1 TABLET BESI/FOLAT

Sulfas ferosus 200 mg + 0,25 mg Asam Folat

Berikan 3 kali sehari1.1.1.1.2 SIRUP BESI

Sulfas ferosus 150 ml

Berikan 3 kali sehari

6 sampai 12 bulan

(7 - < 10 Kg) tablet2,5 ml (1/2 sendok teh)

12 bulan sampai 5 tahun tablet5 ml (1 sendok teh)

Bila anak diduga menderita kecacingan berikan Pirantel Pamoat dengan dosis tunggal sebagai berikut :

UMUR ATAU BERAT BADANPIRANTEL PAMOAT (125mg/tablet)

(DOSIS TUNGGAL)

4 bulan sampai 9 bulan (6- -3 SD

Gizi buruk, bila Z-Score terletak - 3 SD Indeks BB/TB

Gizi lebih, bila Z-Score terletak > 2 SD

Gizi normal, bila Z-Score terletak 2 SD s/d > -2 SD

Gizi kurang, bila Z-Score terletak - 2 SD s/d > -3 SD

Gizi buruk, bila Z-Score terletak - 3 SDG. Analisa Data

1. Univariat

Analisa data deskritif masing masing variabel telah di tabulasi untuk melihat status gizi balita, asupan makanan balita, pengetahuan pengasuh/ibu, sikap pengasuh/ibu, pendidikam pengasuh/ibu, pendapatan keluaraga, ketersediaan pangan dalam keluaraga, penyakit infeksi, kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan dan pola asuh pada balita.

2. Bivariat

Analisa tabel untuk mengetahui hubungan dua variabel dan dilakukan uji statistik. Jenis uji statistik yang dilakukan sangat tergantung dari jenis data/variabel yang akan dihubungkan..Uji yang biasa digunakan dengan Uji Chi Square dan T Test dengan syarat kepercayaan 95 %.

3. Penyajian Data

Penyajian data disajikan dengan tekstular, tabular, grafikal,

1. Tekstular: Penyajian data dengan menggunakan teks atau narasi

2. Tabular : Penyajian data dengan menggunakan tabel

3. Grafikal: Penyajian data dengan menggunakan grafik

4. Gambar: penyajian ditambah gambar untuk memperkuat isi teks atau narasi

4. Penentuan Masalah

Masalah gizi kurang pada balita

Mengukur status gizi balita

Melihat gejala-gejala klinis

5. Prioritas Masalah

Masalah Gizi Kurang:

Kekurangan Energi Protein (KEP), Marasmus, Kwarsiokor, Marasmus-kwarsiokor

Anemia

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANA. Gambaran Umum DesaDesa Suak Pandan terletak di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat dengan luas wilayah 325 hektar. Desa Suak Pandan mempunyai hasil kebun berupa padi, karet, sawit, sayuran, dan buah. Mayoritas penduduk desa suak pandan bekerja di bidang agraris dimana penghasilannya di peroleh dari hasil perkebunan dan pertanian.

1. Batas Wilayah

a. Sebelah utara berbatasan dengan

b. Sebelah selatan berbatasan dengan

c. Sebelah barat berbatasan dengan

d. Sebelah timur berbatasan dengan

2. Jumlah Penduduk

Desa Suak Pandan memiliki jumlah penduduk lebih kurang 547 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 294 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 253 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga di desa ini adalah sebanyak 168 jiwa.

3. Sarana dan Prasarana UmumDesa Suak Pandan memiliki beberapa sarana dan prasarana umum diantaranya, balai desa, masjid, tempat wudhu, jalan desa, lapangan bola, SD Suak Pandan, TK dan PAUD Suak Pandan.

4. Sarana Pelayanan Kesehatan

Sarana pelayanan kesehatan satu-satunya yang ada di Desa Suak Pandan adalah Polindes. Kegiatan yang biasa dilakukan di Polindes tersebut adalah imunisasi balita, pengukuran berat badan dan tinggi badan balita, pemberian PMT, seperti pemberian bubur kacang hijau, biscuit, buah-buahan untuk balita yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali.5. Tenaga Pelayanan Kesehatan

Desa Suak Pandan memiliki 1 orang bidan desa yang dibantu oleh 6 orang kader posyandu.B. Hasil Survei1. Hasil Univariat a. Balita

Table I

Distribusi Karakteristik KK di desa Suak Pandan, Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat tahun 20142015No.Karakteristik KKN%

1.Umur KK1. < 25 tahun2. 25 34 tahun

3. 35 45 tahun

4. > 45 tahun1

1114

43.3

36.7

46.7

13.3

Jumlah30100

2.Pendidikan KK

1. Tidak Sekolah

2. SD/MI3. SLTP4. SLTA5. Diploma/PT0

7

8

14

1023.3

26.7

46.7

3.3

Jumlah 30 100

3.Total Pendapatan Keluarga (bulan)

1. Tinggi

2. Rendah7

2323.3

76.7

Jumlah30 100

4.Pengeluaran Keluarga dari Pendapatan1. Tinggi

2. Rendah8

2226.7

73.3

Jumlah30 100

6.

Pekerjaan Kepala Keluarga

1. 1. PNS/BUMN/TNI/POLRI

2. 2. Petani/Berkebun

3. 3. Pedagang/Wiraswasta4. 4. Buruh

5. 5. Nelayan6. 6. Lain-lain50

10

7

4

5

40

33.323.3

13.3

16.7

13.3

Jumlah30100

Dari table diatas, terlihat bahwa umur kepala keluarga yang paling banyak adalah berkisar antara 35-45 tahun yaitu sebanyak 14 orang KK (46.7%), umur KK dibawah 25 tahun 1 orang, hal ini dikarenakan kepala keluarganya adalah seorang ibu, sehingga ada kepala keluarga yang usianya dibawah 25 tahun. Umur 25-34 tahun ada 11 orang yaitu sekitar 36,7%. Sedangkan umur diatas 45 tahun ada 4 orang (13,3%). Pada umumnya mayoritas pekerjaan dari penduduk desa Suak Pandan adalah bertani/berkebun, dalam data ini kami mendapatkan penduduk yang bekerja sebagai petani 10 orang (33,3%). Untuk pendidikan KK yang tertinggi di tempuh adalah jenjang pendidikan SLTA yaitu sebanyak 14 orang (46,7%). Pendapatan dengan kategori tinggi yaitu diatas Rp 1.750.000 sebanyak 7 KK, atau 23,3%, pengeluaran terbanyak/tertinggi dengan kategori diatas Rp 1.200.000 adalah sebanyak 8 KK dengan presentasi 26.7%.Tabel 2

Distribusi karakteristik Ibu di desa Suak Pandan, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat tahun 2013 2014NoKarakteristik RespondenTotal

N%

1.Umur Responden< 25 tahun1. 25 34 tahun

2. 35 45 tahun

3. >45 tahun220

8

06.6866.66

26.66

0

Jumlah30100

2.Pekerjaan Ibu

1. 1. PNS/BUMN/TNI/POLRI

2. 2. Petani/Berkebun

3. 3. Pedagang/Wiraswasta4. 4. Buruh

5. 5. Nelayan6. 6. Lain-lain (Ibu Rumah Tangga)

01

1

0

0

2803.33

3.33

0

0

93.34

Jumlah30100

3. Pendidikan Ibu

1. Tidak Sekolah

2. SD/MI3. SLTP4. SLTA5. Diploma/PT06

8

11

5020

26.66

36.66

16.68

Jumlah30100

Dari table diatas, didapatkan bahwa umur ibu yang < 25 tahun ada 2 orang (6,68%), umur 25-34 tahun 20 orang (66,66%), umur 35-45 tahun 8 orang (26,66%), sedangkan umur > 45 tahun tidak ada. Mayoritas pekerjaan para ibu di desa Suak Pandan adalah sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 28 orang (93,34%). Tingkat pendidikan ibu yang paling banyak adalah lulusan SLTA 11 orang (36,66%), dan 5 orang (16.68%) mengenyam pendidikan perguruan tinggi/diploma.Tabel 3.Distribusi Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Responden di desa Suak Pandan, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014 - 2015No.VariabelTotal

N%

1.Pengetahuan tentang gizi1. Baik

2. Sedang

3. Kurang 10

293.330

96.7

Jumlah30100

2.Sikap terhadap Gizi1. Baik

2. Sedang 3. Kurang 1218

040

60

0

Jumlah 30100

3.Perilaku Gizi1. Baik

2. Sedang

3. Kurang 14

14

246.7

46.7

6.7

Jumlah30100

Dari data diatas, dapat dilihat bahwa ibu yang berpengetahuan baik hanya 1 orang (3.33%), 96,7% lainnya berpengetahuan kurang. Untuk sikap, ibu yang memiliki sikap baik sebanyak 12 orang (40%), dan sedang 18 orang (60%). Perilaku gizi yang baik dan sedang dimiliki oleh masing-masing 14 orang ibu (46,7%), perlaku gizi kurang hanya 2 orang (6,7%).Tabel 4Persentase Balita menurut Satus Gizi BB/U, TB/U, BB/TB di desa Suak Pandan, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat tahun 2014 - 2015No.Status GiziIndikatorTotal

N%

1. BB/U1. Lebih

2. Normal 3. Kurang

4. Buruk616

4

42053.33

13.34

13.34

Jumlah30100

2. TB/U1. Normal2. Stunting

141646.753.3

Jumlah30100

3. BB/TB1. Gemuk

2. Normal

3. Kurus

4. Kurus Sekali525

0

016.6783.33

0

0

Jumlah30100

Dari table diatas, dengan jumlah balita sebanyak 30 orang, didapatkan bahwa status gizi BB/U (4 kategori) dengan indicator gizi lebih sebanyak 20%, normal 53,33%, gizi kurang dan gizi buruk masing-masing 13,34%. Status gizi berdasarkan TB/U (2 kategori) dengan indicator normal sebanyak 46,7% dan stunting sebanyak 53,3%. Sedangkan status gizi berdasarkan BB/TB dengan indicator gemuk sebanyak 16,67%, normal 83,33%, kurus dan kurus sekali 0%.Tabel 5Frekuensi Penyakit Infeksi Pada Balita di desa Suak Pandan, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014 2015

No.Frekuensi Penyakit balita tiga bulan terakhirTotal

N%

1.1. Tidak Pernah

2. Pernah27

390

10

Jumlah30100

Dari table diatas, dapat dilihat bahwa balita yang pernah menderita penyakit infeksi dalam 3 bulan terakhir adalah 3 orang balita dengan presentase 10%, sedangkan balita yang tidak pernah mengalami penyakit infeksi dalam tiga bulan terakhir berjumlah 27 balita dengan presentase 90%.Tabel 6Asupan Zat Gizi Makro Balita di desa Suak Pandan, kecamatan Samatiga, Aceh Barat Tahun 2014 2015No.Asupan Zat Gizi MakroTotal

N%

1.Asupan Energi1. Sangat tinggi

2. Tinggi

3. Baik

4. Cukup

5. Rendah 4

0

0

0

2613.3

0

0

0

86.67

Jumlah30100

2.Asupan KH1. Sangat tinggi

2. Tinggi

3. Baik

4. Cukup

5. Rendah 24

1

1

1

380

3.33

3.33

3.33

10

Jumlah30100

3.Asupan Lemak1. Sangat tinggi

2. Tinggi

3. Baik

4. Cukup

5. Kurang0

0

0

0

300

0

0

0

100

Jumlah30100

4.Asupan Protein1. Sangat tinggi

2. Tinggi

3. Baik

4. Cukup

5. Rendah 9

1

4

1

1530

3.33

13.3

3.33

50

Jumlah30100

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa, asupan energy rata-rata rendah yaitu terdapat pada 26 balita (86,67%) sedangkan asupan yang sangat tinggi terdapat pada 4 balita (13.3%). Asupan KH dengan kategori sangat tinggi terdapat pada 24 balita (80%), sedangkan asupan lemak semua balita tergolong kategori kurang. Asupan protein juga lebih banyak tergolong kedalam kategori rendah yaitu sebanyak 15 balita (50%), setengah dari jumlah balita yang kami wawancarai.Tabel 7Asupan Zat Gizi Mikro Balita di desa Suak Pandan, kecamatan Samatiga, Aceh Barat Tahun 2013 2014 No Asupan zat gizi mikroTotal

N%

1Asupan Ca

1. Sangat tinggi

2. Tinggi

3. Baik

4. Cukup

5. Rendah 5

4

3

3

1516.67

13.33

10

10

50

Jumlah 30100

2.Asupan Fe

1. Sangat tinggi

2. Tinggi

3. Baik

4. Cukup

5. Rendah 6

2

1

0

2120

6.67

3.33

0

70

Jumlah 30100

3.asupan vitamin C

1. Sangat tinggi

2. Tinggi

3. Baik

4. Cukup

5. Rendah3

0

0

0

2710

0

0

0

90

Jumlah30100

Untuk distribusi zat gizi mikro, berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa asupan kalsium (Ca) kebanyakan tergolong rendah, yaitu setengah dari jumlah balita yang diwawancarai. Asupan Fe juga tergolong rendah yaitu sebanyak 21 balita (70%) asupan Fe nya masih rendah. Untuk vitamin C juga kebanyakan tergolong rendah yaitu terdapat pada 27 balita (90%).b. Ibu Hamil1) Karakteristik KKTabel 7

Distribusi Karakteristik KK di desa Suak Pandan, Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat 2014 2015No.Karakteristik KKN%

1.Umur KK

5. < 25 tahun

6. 25 34 tahun

7. 35 45 tahun

8. > 45 tahun0

3

1

00

75

25

0

Jumlah4100

2.Pekerjaan KK

1. PNS/BUMN/TNI/POLRI

2. Petani/Berkebun

3. Pedagang/Wiraswasta

4. Buruh

5. Nelayan

6. Lain-lain

0

0

3

0

1

00

0

75

0

25

0

Jumlah4100

3.Pendidikan KK

1. Tidak Sekolah

2. SD/MI3. SLTP4. SLTA5. Diploma/PT0

0

0

4

00

0

0

100

0

Jumlah4100

4.Total Pendapatan Kepala keluarga

1. Tinggi

2. Rendah2

250

50

Jumlah4 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa yang berumur 25-34 tahun berjumlah 3 orang dengan presentase 75%, yang berumur 35-45 tahun berjumlah 1 orang dengan presentase 25%. Pekerjaan kepala keluar\ga yang bekerja sebagai pedagang berjumlah 3 orang dengan presentase 75%, dan yang bekerja sebagai nelayan berjumlah 1 orang dengan presentase 25%. Pendidikan terakhir kepala keluarga SLTA berjumlah 4 dengan presentase 100%. Pendapatan keluarga yang tinggi berjumlah 2 orang dengan presentase 50% dan yang berpendapatan rendah berjumlah 2 orang dengan presentase 50%.2) Karakteristik Ibu HamilTabel 8

Distribusi Karakteristik Ibu Hamil di desa Suak Pandan, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 2014

No.Karakteristik IbuN%

1.Umur ibu

6. < 25 tahun7. 25 34 tahun8. 35 45 tahun9. > 45 tahun1

3

0

025

75

0

0

Jumlah4100

2.1. PNS/BUMN/TNI/POLRI

2. Petani/Berkebun

3. Pedagang/Wiraswasta

4. Buruh

5. Nelayan

6. Lain-lain

0

0

0

0

0

400

0

0

0

100

Jumlah4100

3.Pendidikan Ibu1. Tidak Sekolah

2. SD/MI3. SLTP4. SLTA5. Diploma/PT0

0

1

2

10

0

25

50

25

Jumlah4100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa yang berumur 25-34 tahun berjumlah 3 orang dengan presentase 75%, yang berumur >25 tahun berjumlah 1 orang dengan presentase 25%. Pekerjaan ibu hamil yang bekerja sebagai ibu rumah tangga berjumlah 4 orang dengan presentase 100%, Pendidikan terakhir ibu hamil SLTA berjumlah 2 dengan presentase 50%, yang berpendidikan SLTP 1 orang dengan presentase 25%, dan yang berpendidikan diploma/PT berjumlah 1 orang dengan presentase 25 %. Tabel 9Status Gizi Ibu Hamil berdasarkan LILA di desa Suak Pandan, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014 2015No.Status GiziIndikatorTotal

N%

1.LILA1. Normal

2. KEK0

40

100

Jumlah4100

Dari hasil data diatas, dapat kita lihat bahwa tidak ada ibu hamil di Desa suak pandan yang mengalami KEK, semua ukuran LLA nya normal. c. Ibu Menyusui1) Karakteristik Kepala Keluarga

Tabel 10Distribusi Karaktristik Kepala Keluarga di desa Suak Pandan, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014 2015

No.Karakteristik Kepala KeluargaTotal

N%

1.Umur

1. < 25 tahun

2. 25-34 tahun

3. 35-45 tahun

4. < 45 tahun0

3

1

0

0

75

25

0

Jumlah 4100

2.Pekerjaan Kepala Keluarga

1. PNS/BUMN/TNI/POLRI2. Petani/Berkebun

3. Pedagang/Wiraswasta

4. Buruh

5. Nelayan

6. Lain-lain

0

2

1

1

00

50

25

25

0

Jumlah4100

3.Pendidikan Kepala Keluarga

1. Tidak Sekolah 2. SD/MI3. SLTP4. SLTA5. Diploma/PT0

1

1

2

00

25

25

50

0

Jumlah4100

4.Total Pendapatan Kepala Keluarga

1. Tinggi

2. Rendah 0

40

100

Jumlah4100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa yang berumur 25-34 tahun berjumlah 3 orang dengan presentase 75%, yang berumur 35-45 tahun berjumlah 1 orang dengan presentase 25%. Pekerjaan kepala keluarga yang bekerja sebagai pedagang berjumlah 2 orang dengan presentase 50%, yang bekerja sebagai nelayan 1 orang dengan presentase 25%,dan yang bekerja sebagai buruh berjumlah 1 orang dengan presentase 25%. Pendidikan terakhir kepala keluarga SLTA berjumlah 2 dengan presentase 50% yang berpendidikan SLTP 1 orang dengan presentase 23% dan yang berpendidikan SD/MI berjumlah 1 orang dengan presentase 25%. Pendapatan rendah berjumlah 4 orang dengan presentase 100%.2) Karakteristik Ibu menyusui

Tabel 11Distribusi Karaktristik Ibu menyusui di desa Suak Pandan, kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014 2015No.Karakteristik Ibu HamilTotal

N%

1.Umur

1. < 25 tahun

2. 25-34 tahun

3. 35-45 tahun

4. < 45 tahun1

2

1

025

50

25

0

Jumlah 4100

2.Pekerjaan Ibu

1. PNS/BUMN/TNI/POLRI2. Petani/Berkebun

3. Pedagang/Wiraswasta

4. Buruh

5. Nelayan

6. Lain-lain

0

0

0

0

0

40

0

0

0

0

100

Jumlah4100

3.Pendidikan Ibu

1. Tidak Sekolah

2. SD/MI3. SLTP4. SLTA5. Diploma/PT01

1

2

0

0

25

25

50

0

Jumlah4100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa yang berumur >25 tahun berjumlah 1 orang dengan presentase 25%, yang berumur 25-34 tahun berjumlah 2 orang dengan presentase 50%, yang berumur 35-45 tahun berjumlah 1 orang dengan presentase 25%. Pendidikan terakhir ibu menyusui SLTA berjumlah 2 dengan presentase 50%, yang berpendidikan SLTP 1 orang dengan presentase 25%, yang berpendidikan SD/MI 1 orang dengan presentase 25%. Tabel 12Status Gizi Ibu Menyusui di desa Suak Pandan, kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014 2015No.Status GiziIndikatorTotal

N%

1.LILA1. KEK

2. Normal040100

Jumlah4100

2.IMT1. Kurus

2. Normal

3. Lebih03

1075

25

Jumlah4100

Dari paparan table diatas dapat dilihat bahwa, 4 orang ibu menyusui yang ada di Desa Suak Pandan sama sekali tidak ada yang mengalami KEK. Sedangkan untuk IMT Ibu menyusui, 75% normal, dan 25% gizi lebih.2.Hasil Bivariat

A. Balita1) Hubungan Pendidikan dengan Status Gizi

a) Hubungan pendidikan KK dengan Status Gizi TB/Upendidikan KK * status gizi TB/U Crosstabulation

status gizi TB/UTotal

stuntingnormal

pendidikan KKSD/MICount617

% within pendidikan KK85.7%14.3%100.0%

SLTPCount538

% within pendidikan KK62.5%37.5%100.0%

SLTACount8614

% within pendidikan KK57.1%42.9%100.0%

diploma/PTCount011

% within pendidikan KK.0%100.0%100.0%

TotalCount191130

% within pendidikan KK63.3%36.7%100.0%

Dapat dilihat dari table diatas, bahwa dari variable pendidikan KK, terdapat 7 KK berpendidikan SD/MI, 6 balita yang berstatus gizi stunting, dan 1 balita yang normal. Untuk 8 KK yang berpendidikan tingkat SLTP, ada 5 balita yang stunting dan 3 balita normal. 14 KK dengan pendidikan hingga SLTA, terdapat 8 balita yang stunting dan 6 balita berstatus gizi normal. 1 KK yang berpendidikan tingkat diploma/perguruan tinggi balita berstatus gizi normal.Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan kepala keluarga dengan status gizi balita berdasarkan TB/U dimana nilai P > 0,05 (0,325).

b) Hubungan Pendidikan KK dengan Status Gizi BB/TB

pendidikan KK * status gizi BB/TB Crosstabulation

status gizi BB/TBTotal

gemuknormal

pendidikan KKSD/MICount167

% within pendidikan KK14.3%85.7%100.0%

SLTPCount268

% within pendidikan KK25.0%75.0%100.0%

SLTACount21214

% within pendidikan KK14.3%85.7%100.0%

diploma/PTCount011

% within pendidikan KK.0%100.0%100.0%

TotalCount52530

% within pendidikan KK16.7%83.3%100.0%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 7 KK yang mengenyam pendidikan akhir SD/MI 1 balita berstatus gizi gemuk, 6 balita bersatatus gizi normal. 8 KK yang berpendidikan SLTP, 2 balitanya gemuk dan 6 balita lainnya normal. Untuk 14 KK yang mengenyam pendidikan hingga tingkat SLTA, 12 balitanya normal, dan 2 balita gemuk. 1 orang KK yang berpendidikan akhir hingga tingkat perguruan tinggi memiliki 1 balita normal.Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan kepala keluarga dengan status gizi balita berdasarkan BB/TB dimana nilai P > 0,05 (0,877).

c) Hubungan Pendidikan KK dengan Status Gizi BB/Upendidikan KK * status gizi BB/U Crosstabulation

status gizi BB/UTotal

Lebihnormalkuranggizi buruk

pendidikan KKSD/MICount04217

% within pendidikan KK.0%57.1%28.6%14.3%100.0%

SLTPCount06208

% within pendidikan KK.0%75.0%25.0%.0%100.0%

SLTACount1103014

% within pendidikan KK7.1%71.4%21.4%.0%100.0%

diploma/PTCount01001

% within pendidikan KK.0%100.0%.0%.0%100.0%

TotalCount1217130

% within pendidikan KK3.3%70.0%23.3%3.3%100.0%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pendidikan SD/MI yang menjadi pendidikan terakhir dari 7 KK 4 balitanya bersatatus gizi normal, 2 balita kurang, dan 1 yang berstatus gizi buruk. Untuk 8 KK yang berpendidikan akhir SLTP tidak ada balitanya yang berstatus gizi buruk dan gizi lebih, 6 balita normal, 2 balita kurang. Dari 14 KK yang berpendidikan SLTA 1 balita bergizi lebih, tidak ada balita yang berstatus gizi buruk, 3 balita lainnya bergizi kurang. 1 KK yang menempuh pendidikan akhir di perguruan tinggi, balitanya berstatus gizi normal.Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan kepala keluarga dengan status gizi balita berdasarkan BB/U dimana nilai P > 0,05 (0,825).

d) Hubungan Pendidikan Ibu dengan Status Gizi TB/Upendidikan ibu * status gizi TB/U Crosstabulation

status gizi TB/UTotal

stuntingnormal

pendidikan ibuSD/MICount426

% within pendidikan ibu66.7%33.3%100.0%

SLTPCount538

% within pendidikan ibu62.5%37.5%100.0%

SLTACount8311

% within pendidikan ibu72.7%27.3%100.0%

diploma/PTCount235

% within pendidikan ibu40.0%60.0%100.0%

TotalCount191130

% within pendidikan ibu63.3%36.7%100.0%

Dari data diatas dapat dilihat bahwa, ibu yang berpendidikan SD/MI ad 6 ibu, 4 balita berstatus gizi stunting, daan 2 balita normal. Untuk 8 ibu yang berpendidikan akhir SLTP 5 balita stunting dan 3 balita lainnya normal. 11 ibu yang berpendidikan akhir SLTA 8 balitanya stunting, 3 balita lainnya normal. Ibu yang mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi ada 5 ibu,2 balitanya stunting, dan 3 lainnya normal.Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan status gizi balita berdasarkan TB/U dimana nilai P > 0,05 (0,655).

e) Hubungan Pendidikan Ibu dengan Status Gizi BB/TBpendidikan ibu * status gizi BB/TB Crosstabulation

status gizi BB/TBTotal

gemuknormal

pendidikan ibuSD/MICount156

% within pendidikan ibu16.7%83.3%100.0%

SLTPCount178

% within pendidikan ibu12.5%87.5%100.0%

SLTACount2911

% within pendidikan ibu18.2%81.8%100.0%

diploma/PTCount145

% within pendidikan ibu20.0%80.0%100.0%

TotalCount52530

% within pendidikan ibu16.7%83.3%100.0%

Dari data diatas dapat dilihat bahwa pendidikan akhir SD/MI dari 6 ibu ada 1 balitanya yang berstatus gizi gemuk, 5 normal. 8 ibu yang berpendidikan akhir SLTP, 1 balitanya gemuk, 7 balita normal. Untuk 11 orang ibu yang berpendidikan akhir SLTA balitanya yang gemuk ada 2 balita, sedangkan yang normal 9 balita. Ibu yang mengenyam pendidikan perguruan tinggi ada 5 orang, dengan 1 balitanya berstatus gizi gemuk, dan 4 orang balita normal.Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan status gizi balita berdasarkan BB/TB dimana nilai P > 0,05 (0,984).

f) Hubungan Pendidikan Ibu dengan Status Gizi BB/U2)Hubungan pendapatan dengan Status Gizi

a) Hubungan pendapatan KK dengan status gizi TB/Upendapatan KK * status gizi TB/U Crosstabulation

status gizi TB/UTotal

stuntingnormal

pendapatan KKTinggiCount347

% within pendapatan KK42.9%57.1%100.0%

RendahCount16723

% within pendapatan KK69.6%30.4%100.0%

TotalCount191130

% within pendapatan KK63.3%36.7%100.0%

Dari hasil tabel diatas, 7 KK yang memiliki pendapatan tinggi, 3 balitanya mengalami stunting, 4 balita lainnya memiliki status gizi normal. Untuk 23 KK yang memiliki pendapatan rendah,16 balita mengalami stunting, sedangkan 7 balita lainnya memiliki status gizi normalHasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan kepala keluarga dengan status gizi balita berdasarkan TB/U dimana nilai P > 0,05 (0,403).

b) Hubungan Pendapatan KK dengan status gizi BB/TB

pendapatan KK * status gizi BB/TB Crosstabulation

status gizi BB/TBTotal

gemuknormal

pendapatan KKTinggiCount167

% within pendapatan KK14.3%85.7%100.0%

RendahCount41923

% within pendapatan KK17.4%82.6%100.0%

TotalCount52530

% within pendapatan KK16.7%83.3%100.0%

Berdasarkan tabel diatas, 7 KK dengan pendapatan tinggi memliki 1 balita yang gemuk, dan 6 balita lainnya normal. Untuk pendapatan KK kategori rendah sebanyak 23 KK dengan 4 balita gemuk dan 19 balita normal.Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan kepala keluarga dengan status gizi balita berdasarkan BB/TB dimana nilai P > 0,05 (1,000).

c) hubungan pendapatan KK dengan Status Gizi BB/U

pendapatan KK * status gizi BB/U Crosstabulation

status gizi BB/UTotal

lebihnormalkuranggizi buruk

pendapatan KKtinggiCount06107

% within pendapatan KK.0%85.7%14.3%.0%100.0%

rendahCount1156123

% within pendapatan KK4.3%65.2%26.1%4.3%100.0%

TotalCount1217130

% within pendapatan KK3.3%70.0%23.3%3.3%100.0%

Berdasarkan tabel diatas, dapat kita lihat bahwa dari 7 pendapatan KK yang tergolong kedalam kategori tinggi 6 status gizi balita normal, dan 1 balita kurang. Sedangkan untuk 23 KK yang memiliki pendapatan rendah, ada 1 balita yang memiliki status gizi lebih, 15 balita normal, 6 kurang, dan 1 orang gizi buruk.Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan kepala keluarga dengan status gizi balita berdasarkan BB/U dimana nilai P > 0,05 (0,741).

3) Hubungan Penyakit Infeksi dengan status Gizi

4) Hubungan Pengetahuan dengan Status Gizi

a) Hubungan Pengetahuan ibu dengan status gizi TB/U

pengetahuan ibu * status gizi TB/U Crosstabulation

status gizi TB/UTotal

stuntingnormal

pengetahuan ibukurangCount181129

% within pengetahuan ibu62.1%37.9%100.0%

baikCount101

% within pengetahuan ibu100.0%.0%100.0%

TotalCount191130

% within pengetahuan ibu63.3%36.7%100.0%

Dari data diatas, diketahui bahwa dari 29 ibu yang berpengetahuan kurang, 18 balitanya berstatus gizi stunting, dan 11 normal. Sedangkan pada seorang ibu dengan pengetahuan baik, balitanya berstatus gizi stunting.Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan status gizi balita berdasarkan TB/U dimana nilai P > 0,05 (1,000).

b) Hubungan Pengetahuaan ibu dengan status Gizi BB/TB

pengetahuan ibu * status gizi BB/TB Crosstabulation

status gizi BB/TBTotal

gemuknormal

pengetahuan ibukurangCount52429

% within pengetahuan ibu17.2%82.8%100.0%

baikCount011

% within pengetahuan ibu.0%100.0%100.0%

TotalCount52530

% within pengetahuan ibu16.7%83.3%100.0%

Dari data diatas, dapat lihat bahwa, dari 29 ibu yang berpengetahuan kurang, 24 baliata bersatatus gizi normal, dana 6 balita stunting. Sedangkan pada 1 ibu yang berpengetahuan baik, 1 balitanya normal.Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan status gizi balita berdasarkan BB/TB dimana nilai P > 0,05 (1,000).

c) Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi BB/U

pengetahuan ibu * status gizi BB/U Crosstabulation

status gizi BB/UTotal

lebihnormalkurangGizi buruk

pengetahuan ibukurangCount1216129

% within pengetahuan ibu3.4%72.4%20.7%3.4%100.0%

baikCount00101

% within pengetahuan ibu.0%.0%100.0%.0%100.0%

TotalCount1217130

% within pengetahuan ibu3.3%70.0%23.3%3.3%100.0%

Dari hasil tabel diatas, dapat diketahui bahwa, dari 29 ibu yang berpengetahuan kurang, 21 balita normal, 1 balita bergizi lebih, 6 kurang, dan 1 balita bergizi buruk. Sedangkan pada ibu yang berpengetaahuan baik, status gizi balitanya kurang.

Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan status gizi balita berdasarkan BB/U dimana nilai P > 0,05 (0,334).

5) Hubungan Sikap dengan status gizia) Hubungan sikap ibu dengan status gizi TB/U

sikap ibu * status gizi TB/U Crosstabulation

status gizi TB/UTotal

stuntingnormal

sikap ibusedangCount11718

% within sikap ibu61.1%38.9%100.0%

baikCount8412

% within sikap ibu66.7%33.3%100.0%

TotalCount191130

% within sikap ibu63.3%36.7%100.0%

Berdasarkan data diatas, bisa dilihat bahwa tidak ada ibu yang bernilai sikap kurang. Sikap ibu dengan kategori sedang ada 18 ibu dengan 11 balita stunting, dan 7 normal. Sikap ibu yang berkategori baik 12 ibu memiliki 8 balita dengan status gizi stunting, dan 4 balita lainnya bestatus gizi normal.

Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan status gizi balita berdasarkan TB/U dimana nilai P > 0,05 (1,000).

b) Hubungan Sikap ibu dengan status gizi BB/TB

sikap ibu * status gizi BB/TB Crosstabulation

status gizi BB/TBTotal

gemuknormal

sikap ibusedangCount31518

% within sikap ibu16.7%83.3%100.0%

baikCount21012

% within sikap ibu16.7%83.3%100.0%

TotalCount52530

% within sikap ibu16.7%83.3%100.0%

Dari data diatas dapat dilihat, bahwa 18 ibu dengan kategori sikap sedang, status gizi balita yang gemuk ada 3 balita dan 15 balita lainnya normal. Untuk ibu yang kategori sikapnya baik berjumlah 12 orang, dengan 5 balita gemuk, dan 25 balita normal.Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan status gizi balita berdasarkan BB/TB dimana nilai P > 0,05 (1,000).

c) Hubungan sikap ibu dengan status gizi BB/U

sikap ibu * status gizi BB/U Crosstabulation

status gizi BB/UTotal

lebihnormalkuranggizi buruk

sikap ibusedangCount0116118

% within sikap ibu.0%61.1%33.3%5.6%100.0%

baikCount1101012

% within sikap ibu8.3%83.3%8.3%.0%100.0%

TotalCount1217130

% within sikap ibu3.3%70.0%23.3%3.3%100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 18 ibu yang berkategori sikap sedang memiliki 11 balita berstatus gizi normal, 6 kurang, dan 1 orang berstatus gizi buruk. Untuk 12 ibu yang berkategori sikap baik 1 balitanya bergizi lebih, 10 normal, 1 bergizi kurang, dan tidak ada yang bergizi buruk.

Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan status gizi balita berdasarkan BB/U dimana nilai P > 0,05 (0,203).

6) Hubungan perilaku dengan Status gizi

a) Hubungan Perilaku ibu dengan status gizi TB/Uperilaku ibu * status gizi TB/U Crosstabulation

status gizi TB/UTotal

gemuknormal

perilaku ibukurangCount202

% within perilaku ibu100.0%.0%100.0%

sedangCount9514

% within perilaku ibu64.3%35.7%100.0%

baikCount8614

% within perilaku ibu57.1%42.9%100.0%

TotalCount191130

% within perilaku ibu63.3%36.7%100.0%

Dari hasil tabel diatas, dapat dilihat bahwa 2 ibu memiliki skor perilaku kategori kurang, terlihat 2 balita memiliki status gizi gemuk, dan tidak ada yang berstatus gizi normal. Ibu yang memiliki skor perilaku sedang ada 14 ibu , 9 balita berstatus gizi gemuk, dan 5 lainnya sedang. Untuk 14 ibu yang memiliki skor kategori baik, ada 8 balita yang berstatus gizi gemuk, dan 6 lainnya berstatus gizi normal.Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku ibu dengan status gizi balita berdasarkan TB/U dimana nilai P > 0,05 (0,498).

b)Hubungan Prilaku Ibu dengan status Gizi BB/TB

perilaku ibu * status gizi BB/TB Crosstabulation

status gizi BB/TBTotal

stuntingnormal

perilaku ibukurangCount022

% within perilaku ibu.0%100.0%100.0%

sedangCount41014

% within perilaku ibu28.6%71.4%100.0%

baikCount11314

% within perilaku ibu7.1%92.9%100.0%

TotalCount52530

% within perilaku ibu16.7%83.3%100.0%

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa terdapat 30 ibu, untuk variable kategori perilaku kurang ada 2 ibu, dengan status gizi balita stunting 0, dan 2 orang yang status gizi normal. Variable kategori baik balita yang memiliki status gizi stunting 1 orang, dan status gizi normal 13 balita, dari 14 ibu.

Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku ibu dengan status gizi balita berdasarkan BB/TB dimana nilai P > 0,05 (0,254).

c)hubungan perilaku ibu dengan status gizi BB/Uperilaku ibu * status gizi BB/U Crosstabulation

status gizi BB/UTotal

LebihnormalKuranggizi buruk

perilaku ibukurangCount11002

% within perilaku ibu50.0%50.0%.0%.0%100.0%

sedangCount094114

% within perilaku ibu.0%64.3%28.6%7.1%100.0%

baikCount0113014

% within perilaku ibu.0%78.6%21.4%.0%100.0%

TotalCount1217130

% within perilaku ibu3.3%70.0%23.3%3.3%100.0%

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat, dari 30 ibu yang diwawancarai terdapat 2 ibu yang memiliki skor kategori kurang dengan status gizi balita lebi 1 balita, dan status gizi normal 1 orang. Untuk skor kategori kurang dimiliki oleh 14 ibu dengan status gizi balita normal 9, kurang 4 balita. Skor kategori baik dimilki oleh 14 ibu dengan status gizi balita normal 11 orang, dan 3 balita berstatus gizi kurang.Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara perilaku ibu dengan status gizi balita berdasarkan BB/U dimana nilai P < 0,05 (0,013).

7) Hubungan Asupan Zat Gizi balita dengan Status Gizia) Hubungan Asupan energy dengan status gizi TB/Uasupan energi * status gizi TB/U Crosstabulation

status gizi TB/UTotal

stuntingnormal

asupan energyrendahCount18826

% within asupan energi69.2%30.8%100.0%

sangat tinggiCount134

% within asupan energi25.0%75.0%100.0%

TotalCount191130

% within asupan energi63.3%36.7%100.0%

Dari data diatas, dapat dilihat bahwa asupan energy rendah terdapat pada 26 balita, balita yang berstatus gizi normal ada 8 balita, dan balita yang berstatus gizi stunting sebanyak 18 balita. Untuk kategori asupan energy sangat tinggi, terdapat 1 balita yang berstatus gizi stunting, dan 3 balita lainnya berstatus gizi normal.Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan energy dengan status gizi balita berdasarkan TB/U dimana nilai P < 0,05 (0,249).

b) Hubungan Asupan energy dengan status gizi BB/TB

asupan energi * status gizi BB/TB Crosstabulation

status gizi BB/TBTotal

gemuknormal

asupan energiRendahCount52126

% within asupan energi19.2%80.8%100.0%

sangat tinggiCount044

% within asupan energi.0%100.0%100.0%

TotalCount52530

% within asupan energi16.7%83.3%100.0%

Dari data diatas dapat dilihat bahwa, dari 26 balita yang memiliki asupan energy rendah, 5 balita berstatus gizi gemuk, dan 21 balita lainnya normal. Untuk asupan energy sangat tinggi, tidak ada balita yang berstatus gizi gemuk, dan 4 balita berstatus gizi normal.

Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan energy dengan status gizi balita berdasarkan BB/TB dimana nilai P < 0,05 (0,810).

c) Hubungan asupan energy dengan status gizi BB/U

asupan energi * status gizi BB/U Crosstabulation

status gizi BB/UTotal

lebihNormalkuranggizi buruk

asupan energiRendahCount1204126

% within asupan energy3.8%76.9%15.4%3.8%100.0%

sangat tinggiCount01304

% within asupan energy.0%25.0%75.0%.0%100.0%

TotalCount1217130

% within asupan energy3.3%70.0%23.3%3.3%100.0%

Dari data diatas dapat dilihat bahwa, dari 26 balita yang memiliki asupan energy rendah 1 balita berstatus gizi lebih, 20 balita normal, 4 balita kurang, dan 1 balita gizi buruk. Dari 4 balita yang memiliki asupan energy sangat tinggi terdapat 1 balita gizi normal dan 3 kurang status gizinya.

Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan energy dengan status gizi balita berdasarkan BB/U dimana nilai P < 0,05 (0,074).

a) Hubungan asupan protein dengan status gizi TB/U

asupan protein * status gizi TB/U Crosstabulation

status gizi TB/UTotal

stuntingnormal

asupan proteinRendahCount8513

% within asupan protein61.5%38.5%100.0%

cukupCount101

% within asupan protein100.0%.0%100.0%

baikCount224

% within asupan protein50.0%50.0%100.0%

tinggiCount101

% within asupan protein100.0%.0%100.0%

sangat tinggiCount7411

% within asupan protein63.6%36.4%100.0%

TotalCount191130

% within asupan protein63.3%36.7%100.0%

Dari data diatas, dapat dilihat bahwa asupan protein rendah terdapat pada 13 balita, 5 balita yang berstatus gizi normal, dan 8 balita yang berstatus gizi stunting. Dari 1 balita yang asupan proteinnya cukup termasuk dalam stunting. Dari 4 balita yang asupan proteinnya baik terdapat 2 balita stunting dan 2 balita normal. Dari 1 balita yang asupan proteinnya tinggi termasuk dalam stunting. Dan untuk kategori asupan protein sangat tinggi, terdapat 7 balita yang berstatus gizi stunting, dan 4 balita lainnya berstatus gizi normal.

Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan status gizi balita berdasarkan TB/U dimana nilai P < 0,05 (0,830).b) Hubungan asupan protein dengan status gizi BB/TB

asupan protein * status gizi BB/TB Crosstabulation

status gizi BB/TBTotal

gemuknormal

asupan proteinRendahCount31013

% within asupan protein23.1%76.9%100.0%

CukupCount011

% within asupan protein.0%100.0%100.0%

BaikCount134

% within asupan protein25.0%75.0%100.0%

TinggiCount011

% within asupan protein.0%100.0%100.0%

sangat tinggiCount11011

% within asupan protein9.1%90.9%100.0%

TotalCount52530

% within asupan protein16.7%83.3%100.0%

Dari data diatas, dapat dilihat bahwa asupan protein rendah terdapat pada 13 balita, 3 balita gemuk, dan 10 balita normal. Dari 1 balita yang asupan proteinnya cukup termasuk dalam gizi normal. Dari 4 balita yang asupan proteinnya baik terdapat 1 balita gemuk dan 3 balita normal. Dari 1 balita yang asupan proteinnya tinggi termasuk dalam normal. Dan untuk kategori asupan protein sangat tinggi, terdapat 1 balita gemuk, dan 10 balita lainnya berstatus gizi normal.Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan status gizi balita berdasarkan BB/TB dimana nilai P < 0,05 (0,837).c) Hubungan asupan protein dengan status gizi BB/U

asupan protein * status gizi BB/U Crosstabulation

status gizi BB/UTotal

LebihNormalkuranggizi buruk

asupan proteinRendahCount192113

% within asupan protein7.7%69.2%15.4%7.7%100.0%

CukupCount01001

% within asupan protein.0%100.0%.0%.0%100.0%

BaikCount02204

% within asupan protein.0%50.0%50.0%.0%100.0%

TinggiCount01001

% within asupan protein.0%100.0%.0%.0%100.0%

sangat tinggiCount083011

% within asupan protein.0%72.7%27.3%.0%100.0%

TotalCount1217130

% within asupan protein3.3%70.0%23.3%3.3%100.0%

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa 13 dari 30 balita asupan proteinnya rendah, 1 balita normal, 9 balita normal, 2 kurang, dan 1 balita gizi buruk. Dari 30 balita hanya 1 balita yang asupan proteinnya cukup dan berstatus gizi normal. Untuk asupan energy dengan kategori baik terdapat pada 4 balita, 2 balita normal, dan 2 balita lainnya berstatus gizi kurang. Untuk asupan protein tinggi terdapat pada 1 balita dan berstatus gizi normal. Asupan protein dengan kategori sangat tinggi terdapat pada 11 balita, dengan 8 balita berstatus gizi normal, dan 3 lainnya berstatus gizi kurang.Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan status gizi balita berdasarkan BB/U dimana nilai P < 0,05 (0,950).

a) Hubungan asupan lemak dengan status gizi BB/U

asupan lemak * status gizi BB/U Crosstabulation

status gizi BB/UTotal

lebihnormalkuranggizi buruk

asupan lemakRendahCount1175124

% within asupan lemak4.2%70.8%20.8%4.2%100.0%

CukupCount01102

% within asupan lemak.0%50.0%50.0%.0%100.0%

BaikCount01001

% within asupan lemak.0%100.0%.0%.0%100.0%

TinggiCount01102

% within asupan lemak.0%50.0%50.0%.0%100.0%

sangat tinggiCount01001

% within asupan lemak.0%100.0%.0%.0%100.0%

TotalCount1217130

% within asupan lemak3.3%70.0%23.3%3.3%100.0%

Dari data diatas, dapat dilihat bahwa asupan lemak rendah terdapat pada 24 balita dan salah satunya mengalami gizi buruk. Dari 2 balita yang asupan lemaknya cukup terdapat 1 balita gizi normal dan 1 balita kurang. Satu balita yang asupan lemaknya baik termasuk gizi normal. Dari 2 balita yang asupan lemaknya tinggi terdapat 1 balita gizi normal dan 1 balita kurang. Satu balita yang asupan lemakya sangat tinggi termasuk gizi normal.

Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan lemak dengan status gizi balita berdasarkan BB/U dimana nilai P < 0,05 (0,997).b) Hubungan asupan lemak dengan status gizi BB/TB

asupan lemak * status gizi BB/TB Crosstabulation

status gizi BB/TBTotal

Gemuknormal

asupan lemakRendahCount42024

% within asupan lemak16.7%83.3%100.0%

CukupCount022

% within asupan lemak.0%100.0%100.0%

BaikCount011

% within asupan lemak.0%100.0%100.0%

TinggiCount112

% within asupan lemak50.0%50.0%100.0%

sangat tinggiCount011

% within asupan lemak.0%100.0%100.0%

TotalCount52530

% within asupan lemak16.7%83.3%100.0%

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari 30 balita yang diwawancarai 24 diantaranya berkategori asupan lemak rendah, 4 berstatus gizi gemuk, dan 20 balita lainnya berstatus gizi normal. Asupan lemak cukup terdapat pada 2 balita dan berstatus gizi normal. Asupan lemak cukup terdapat pada 1 balita dengan status gizi normal. Untuk asupan lemak tinggi terdapat pada 2 balita, masing-masing berstatus gizi gemuk dan normal. Sedangkan asupan lemak sangat tinggi terdapata pada 1 balita dengan status gizi normal.Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan lemak dengan status gizi balita berdasarkan BB/TB dimana nilai P < 0,05 (0,663).c) Hubungan asupan lemak dengan status gizi TB/U

asupan lemak * status gizi TB/U Crosstabulation

status gizi TB/UTotal

Stuntingnormal

asupan lemakRendahCount16824

% within asupan lemak66.7%33.3%100.0%

cukupCount112

% within asupan lemak50.0%50.0%100.0%

baikCount101

% within asupan lemak100.0%.0%100.0%

tinggiCount112

% within asupan lemak50.0%50.0%100.0%

sangat tinggiCount011

% within asupan lemak.0%100.0%100.0%

TotalCount191130

% within asupan lemak63.3%36.7%100.0%

Dari data diatas, dapat dilihat bahwa asupan lemak rendah terdapat pada 24 balita terdapat 16 balita stunting dan 8 balita normal. Dari 2 balita yang asupan lemaknya cukup terdapat 1 balita gizi normal dan 1 balita stunting. Satu balita yang asupan lemaknya baik termasuk balita stunting. Dari 2 balita yang asupan lemaknya tinggi terdapat 1 balita gizi normal dan 1 balita stunting. Satu balita yang asupan lemakya sangat tinggi termasuk gizi normal.

Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan lemak dengan status gizi balita berdasarkan TB/U dimana nilai P < 0,05 (0,64).a) Hubungan asupan KH dengan status gizi TB/U

asupan KH * status gizi TB/U Crosstabulation

status gizi TB/UTotal

stuntingnormal

asupan KHrendahCount213

% within asupan KH66.7%33.3%100.0%

cukupCount011

% within asupan KH.0%100.0%100.0%

baikCount011

% within asupan KH.0%100.0%100.0%

tinggiCount101

% within asupan KH100.0%.0%100.0%

sangat tinggiCount16824

% within asupan KH66.7%33.3%100.0%

TotalCount191130

% within asupan KH63.3%36.7%100.0%

Dari data diatas, dapat dilihat bahwa asupan karbohidrat rendah terdapat pada 3 balita terdapat 2 balita stunting dan 1 balita normal. Dari balita yang asupan karbohidratnya cukup termasuk gizi normal. Satu balita yang asupan karbohidratnya baik termasuk balita normal. Balita yang asupan karbohidratnya tinggi termasuk stunting. Balita yang asupan karbohidratnya sangat tinggi termasuk gizi normal ada 8 balita.

Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat dengan status gizi balita berdasarkan TB/U dimana nilai P < 0,05 (0,384).

b) Hubungan asupan KH dengan status gizi BB/TB

asupan KH * status gizi BB/TB Crosstabulation

status gizi BB/TBTotal

gemuknormal

asupan KHrendahCount123

% within asupan KH33.3%66.7%100.0%

cukupCount011

% within asupan KH.0%100.0%100.0%

baikCount011

% within asupan KH.0%100.0%100.0%

tinggiCount011

% within asupan KH.0%100.0%100.0%

sangat tinggiCount42024

% within asupan KH16.7%83.3%100.0%

TotalCount52530

% within asupan KH16.7%83.3%100.0%

Dari data diatas, dapat dilihat bahwa asupan karbohidrat rendah terdapat pada 3 balita terdapat 1 balita gemuk dan 2 balita normal. Balita yang asupan karbohidratnya cukup, baik dan tinggi termasuk gizi normal. 24 balita yang asupan karbohidratnya sangat tinggi 20 balita termasuk gizi normal dan 4 balita termasuk gemuk.

Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat dengan status gizi balita berdasarkan BB/TB dimana nilai P < 0,05 (0,878).

c) Hubungan asupan KH dengan status gizi BB/Uasupan KH * status gizi BB/U Crosstabulation

status gizi BB/UTotal

lebihnormalkuranggizi buruk

asupan KHrendahCount11103

% within asupan KH33.3%33.3%33.3%.0%100.0%

cukupCount01001

% within asupan KH.0%100.0%.0%.0%100.0%

baikCount01001

% within asupan KH.0%100.0%.0%.0%100.0%

tinggiCount01001

% within asupan KH.0%100.0%.0%.0%100.0%

sangat tinggiCount0176124

% within asupan KH.0%70.8%25.0%4.2%100.0%

TotalCount1217130

% within asupan KH3.3%70.0%23.3%3.3%100.0%

Dari data diatas, dapat dilihat bahwa asupan karbohidrat rendah terdapat pada 3 balita, masing-masing 1 balita termasuk dalam kategori lebih, normal, dan kurang. Balita yang asupan karbohidratnya cukup, baik dan tinggi termasuk gizi normal. Balita yang asupan karbohidratnya sangat tinggi terdapat 17 balita termasuk gizi normal.

Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat dengan status gizi balita berdasarkan BB/U dimana nilai P < 0,05 (0,523).

d) Hubungan asupan Ca dengan status gizi BB/U

e) Hubungan asupan Ca dengan status gizi BB/TB

f) Hubungan asupan Ca dengan status gizi TB/U

g) Hubungan asupan Fe dengan status gizi BB/U

h) Hubungan asupan Fe dengan status gizi BB/TB

i) Hubungan asupan Fe dengan status gizi TB/U

j) Hubungan asupan vitamin C dengan status gizi BB/U

k) Hubungan asupan Vitamin C dengan status gizi BB/TB

l) Hubungan asupan vitamin C dengan status gizi TB/UB.Ibu Hamil

1. Hubungan Pendidikan KK dengan Status Gizi Ibu hamil

a) Hubungan Pendidikan KK dengan status gizi ibu hamil berdasarkan LILA

Pendidikan KK * status gizi LILA Crosstabulation

status gizi LILATotal

Normal

Pendidikan KKSLTACount44

% within Pendidikan KK100.0%100.0%

TotalCount44

% within Pendidikan KK100.0%100.0%

Dapat dilihat bahwa, dari 4 ibu hamil yang diwawancarai didaptkan bahwa ke 4 KK memiliki pendidikan terakhir SLTA dan kesemua ibu hamil memiliki status gizi normal.b)Hubungan pendidikan ibu dengan status gizi ibu hamil berdasarkan LILA

Pendidikan KK * status gizi LILA Crosstabulation

status gizi LILATotal

Normal

Pendidikan KKSLTACount44

% within Pendidikan KK100.0%100.0%

TotalCount44

% within Pendidikan KK100.0%100.0%

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa, semua kategori status gizi ibu hamil normal, dari berbagai jenjang pendidikan akhir yang ditempuh 4 ibu hamil, 2 orang lulusan SLTA, 1 orang lulusan SLTP dan 1 orang lainnya lulusan diploma/PT.

2.Hubungan pekerjaan KK dengan status gizi ibu hamila) hubungan pekerjaan KK dengan status gizi ibu hamil berdasarkan LILA

Pekerjaan KK * status gizi LILA Crosstabulation

status gizi LILATotal

Normal

Pekerjaan KKpedagang/wiraswastaCount33

% within Pekerjaan KK100.0%100.0%

nelayanCount11

% within Pekerjaan KK100.0%100.0%

TotalCount44

% within Pekerjaan KK100.0%100.0%

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari 4 KK yang diwawancarai, ada 3 KK yang bekerja sebagai pedagang/wiraswasta dan 1 KK bekerja sebagai nelayan. Walaupun bidang pekerjaan yang ditekuni 4 KK ada yang berbeda, tetapi status gizi ibu hamil semuanya normal.b)hubungan pekerjaan ibu dengan status gizi ibu hamil berdasarkan LILA

Pekerjaan Ibu * status gizi LILA Crosstabulation

status gizi LILATotal

Normal

Pekerjaan Ibulain-lainCount44

% within Pekerjaan Ibu100.0%100.0%

TotalCount44

% within Pekerjaan Ibu100.0%100.0%

Dari data diatas, dapat dilihat bahwa ke 4 ibu bekerja di bidang lain-lain, lain-lain disini adalah ibu rumah tangga, dan ke 4 ibu hamil tersebut berstatus gizi normal.3.Hubungan pendapatan Keluarga terhadap status gizi ibu hamil berdasarkan LILA

pendapatan keluarga * status gizi LILA Crosstabulation

status gizi LILATotal

Normal

pendapatan keluargatinggiCount22

% within pendapatan keluarga100.0%100.0%

rendahCount22

% within pendapatan keluarga100.0%100.0%

TotalCount44

% within pendapatan keluarga100.0%100.0%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa, dari 4 keluarga yang diwawancarai, 2 keluarga berpendapatan rendah dan 2 keluarga lagi berpendapatan tinggi. Namun, semua status gizi ibu hamil adalah normal.C. Ibu Menyusui1. Hubungan pendidikan KK dengan status gizi ibu menyusuia) Hubungan pendidikan KK dengan status gizi ibu menyusui berdasarkan LILApendidikan KK * status gizi LILA Crosstabulation

status gizi LILATotal

Normal

pendidikan KKSD/MICount11

% within pendidikan KK100.0%100.0%

SLTPCount11

% within pendidikan KK100.0%100.0%

SLTACount22

% within pendidikan KK100.0%100.0%

TotalCount44

% within pendidikan KK100.0%100.0%

Dari data diatas dapat dilihat bahwa dari 4 KK yang diwawancarai ada 1 KK yang berpendidikan akhir SD/MI, 1 KK berpendidikan akhir SLTP, dan 2 KK berpendidikan akhir SMA. Dari kesemua jenjang pendidikan akhir tersebut semua status gizi ibu menyusui normal jika dilihat berdasarkan LILA.b) Hubungan pendidikan KK dengan status gizi ibu menyusui berdasarkan IMTpendidikan KK * status gizi IMT Crosstabulation

status gizi IMTTotal

normalLebih

pendidikan KKSD/MICount101

% within pendidikan KK100.0%.0%100.0%

SLTPCount101

% within pendidikan KK100.0%.0%100.0%

SLTACount112

% within pendidikan KK50.0%50.0%100.0%

TotalCount314

% within pendidikan KK75.0%25.0%100.0%

Berdasarkan data dari tabel diatas, 4 KK yang diwawancarai, 1 KK berpendidikan akhir SD/MI, 1 KK berpendidikan akhir SLTP dan 2 orang KK berpendidikan akhir SLTA. Dari 4 KK tersebut status gizi ibu menyusui dari 1 KK yang menempuh jenjang pendidikan akhir SLTA salah satunya berstatus gizi lebih.Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan KK dengan status gizi ibu menyusui berdasarkan IMT dimana nilai P < 0,05 (0,513).

c) Hubungan pendidikan ibu dengan status gizi ibu menyusui berdasarkan LILA

pendidikan ibu * status gizi LILA Crosstabulation

status gizi LILATotal

normal

pendidikan ibuSD/MICount11

% within pendidikan ibu100.0%100.0%

SLTPCount11

% within pendidikan ibu100.0%100.0%

SLTACount22

% within pendidikan ibu100.0%100.0%

TotalCount44

% within pendidikan ibu100.0%100.0%

Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwad) Hubungan pendidikan ibu dengan status gizi ibu menyusui berdasarkan IMTpendidikan ibu * status gizi IMT Crosstabulation

status gizi IMTTotal

normallebih

pendidikan ibuSD/MICount101

% within pendidikan ibu100.0%.0%100.0%

SLTPCount101

% within pendidikan ibu100.0%.0%100.0%

SLTACount112

% within pendidikan ibu50.0%50.0%100.0%

TotalCount314

% within pendidikan ibu75.0%25.0%100.0%

Chi-Square Tests

ValuedfAsymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square1.333a2.513

Likelihood Ratio1.7262.422

Linear-by-Linear Association.8181.366

N of Valid Cases4

a. 6 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .25.

Berdasarkan data dari tabel diatas, 4 ibu menyusui yang diwawancarai, 1 ibu berpendidikan akhir SD/MI adalah ibu berstatus gizi normal , 1 ibu berpendidikan akhir SLTP juga ibu yang berstatus gizi normal. Dan 2 orang ibu berpendidikan akhir SLTA 1 ibu berstatus gizi normal dan 1 ibu berstatus gizi lebih.

Hasil analisa statistik menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu menyusui dengan status gizi ibu menyusui berdasarkan IMT dimana nilai P < 0,05 (0,513).2. Hubungan Pekerjaan KK dengan Status gizi ibu menyusuia) Hubungan pekerjaan KK dengan status gizi ibu menyusui berdasarkan LILA

pekerjaan KK * status gizi LILA Crosstabulation

status gizi LILATotal

Normal

pekerjaan KKpetani/berkebunCount22

% within pekerjaan KK100.0%100.0%

pedagang/wiraswastaCount11

% within pekerjaan KK100.0%100.0%

buruhCount11

% within pekerjaan KK100.0%100.0%

TotalCount44

% within pekerjaan KK100.0%100.0%

Berdasarkan data dari tabel diatas, 4 KK yang diwawancarai, 2 KK yang bekerja sebagai petani/berkebun, 1 KK pedagang/wiraswasta, dan 1 KK buruh adalah KK ibu menyusui yang berstatus gizi normal berdasarkan LILA.b) Hubungan pekerjaan KK dengan status gizi ibu menyusui berdasarkan IMT

pekerjaan KK * status gizi IMT Crosstabulation

status gizi IMTTotal

normal

pekerjaan KKpetani/berkebunCount22

% within pekerjaan KK100.0%100.0%

pedagang/wiraswastaCount11

% within pekerjaan KK100.0%100.0%

buruhCount11

% within pekerjaan KK100.0%100.0%

TotalCount44

% within pekerjaan KK100.0%100.0%

Berdasarkan data dari tabel diatas, 4 KK yang diwawancarai, 2 KK yang bekerja sebagai petani/berkebun, 1 KK pedagang/wiraswasta, dan 1 KK buruh adalah KK ibu menyusui yang berstatus gizi normal berdasarkan IMT.c) Hubungan pekerjaan ibu dengan status gizi ibu menyusui berdasarkan LILApekerjaan ibu * status gizi LILA Crosstabulation

status gizi LILATotal

normal

pekerjaan ibulain-lainCount44

% within pekerjaan ibu100.0%100.0%

TotalCount44

% within pekerjaan ibu100.0%100.0%

Berdasarkan data dari tabel diatas, 4 ibu menyusui yang diwawancarai terdapat 4 ibu menyusui yang bekerja sebagai ibu rumah tangga yang berstatus gizi normal berdasarkan LILA.d. Hubungan Pekerjaan ibu dengan status gizi ibu menyusui berdasarkan IMTpekerjaan ibu * status gizi IMT Crosstabulation

status gizi IMTTotal

normal

pekerjaan ibulain-lainCount44

% within pekerjaan ibu100.0%100.0%

TotalCount44

% within pekerjaan ibu100.0%100.0%

Berdasarkan data dari tabel diatas, 4 ibu menyusui yang diwawancarai terdapat 4 ibu menyusui yang bekerja sebagai ibu rumah tangga yang berstatus gizi normal berdasarkan IMT.3.Hubungan pendapatan Keluarga dengan status gizi ibu menyusuia) hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi ibu menyusui berdasarkan LILA

pendapatan keluarga * status gizi LILA Crosstabulation

status gizi LILATotal

normal

pendapatan keluargaRendahCount44

% within pendapatan keluarga100.0%100.0%

TotalCount44

% within pendapatan keluarga100.0%100.0%

Berdasarkan data dari tabel diatas, 4 ibu menyusui yang diwawancarai terdapat 4 ibu menyusui yang pendapatan keluarganya tergolong rendah dan berstatus gizi normal berdasarkan LILA.b) Hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi ibu menyusui berdasarkan IMTpendapatan keluarga * status gizi IMT Crosstabulation

status gizi IMTTotal

Normallebih

pendapatan keluargarendahCount314

% within pendapatan keluarga75.0%25.0%100.0%

TotalCount314

% within pendapatan keluarga75.0%25.0%100.0%

Berdasarkan data dari tabel diatas, 4 ibu menyusui yang diwawancarai terdapat 4 ibu menyusui yang pendapatan keluarganya tergolong rendah, 3 ibu berstatus gizi normal dan 1 ibu berstatus gizi lebih berdasarkan IMT.Status Gizi

Penyakit Infeksi

Asupan Makan

Ketersediaan Pangan

Sosial Budaya

Pola Makan

Pelayanan Kesehatan

Lingkungan

Pola Asuh

Pendapatan Keluarga

Pendidikan

Pengetahuan Gizi

Status gizi anak pada balita

Faktor yang mempengaruhi status gizi