Keramik Hijau Goryeo (Celadon ) Korea Selatan Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Seni Budaya Semester Genap Tahun Ajaran 2012 / 2013 Disusun oleh : Kelas: 1. Eka Annisa Desiyana XI IPA 1 2. Fitria Anggraini 3. Oktavia Rianti 4. Putri Larasati SMA Negeri 1 Cibinong, Jln. Mayor Oking Jayaatmaja No. 73 Telp. (021) 8752614 Cibinong-Bogor, Website : www.sman1-cbi.sch.id
31
Embed
Laporan Observasi Seni Kriya Mancanegara - Keramik Hijau Goryeo Korea
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Keramik Hijau Goryeo (Celadon )
Korea Selatan
Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Seni Budaya
Semester Genap
Tahun Ajaran 2012 / 2013
Disusun oleh : Kelas:
1. Eka Annisa Desiyana XI IPA 1
2. Fitria Anggraini
3. Oktavia Rianti
4. Putri Larasati
SMA Negeri 1 Cibinong, Jln. Mayor Oking Jayaatmaja No. 73
telah siap pakai. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam.
Pencampuran dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang homogen/seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun masinal dengan blunger maupun mixer.
Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran bahan yang berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan alat filterpress.
Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk menghomogenkan massa badan tanah liat dan membebaskan gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa badan keramik yang telah diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan keplastisan yang maksimal.
2. Pembentukan
Tahap pembentukan benda keramik dengan teknik putar:
1. Tempatkan bola tanah liat plastis tepat di tengah alas pembentukan yang telah terpasang pada kepala putaran, basahi kedua tangan dan bola tanah liat dengan air.
11
2. Putar kepala putaran, tempatkan tangan kanan pada bagian atas bola tanah liat dan tangan kiri sedikit dibawah, tekan kearah tengah hingga tanah liat memusat dengan tepat.
3. Tekan dengan kedua telapak tangan pada sekeliling bagian bawah tanah liat kemudian naikkan hingga membentuk kerucut (cone) yang tinggi.
12
4. Tekan kembali tanah liat dengan tangan kanan dari atas ke bawah dan tangan kiri menekan ke dalam, lakukan 2-3 kali dan jagalah agar tanah liat tetap memusat, padat dan bebas gelembung udara.
5. Setelah tanah liat benar-benar memusat pada kepala putaran, tempatkan kedua tangan pada bagian atas bentuk cone pendek, masukkan ibu jari tepat di tengah untuk mulai membuka tanah liat.
13
6. Gunakan kedua ibu jari untuk membuat dinding tanah liat dan ibu jari kiri menjaga agar tanah liat tetap memusat. Tempatkan tangan kanan pada bagian luar untuk menarik tanah liat ke atas. Lakukan menipiskan dan menaikkan dinding tanah liat sampai ketebalan pada alas silinder antara 1,5 – 2 cm.
7. Tekan dan tarik ke atas dinding silinder dengan telunjuk tangan kanan yang melipat pada bagian luar dinding, sedangkan tangan kiri menahan bagian dalam sehingga menjadi tipis, rata, dan tinggi.
8. Kontrol bentuk tanah liat dengan menjepit dinding menggunakan jari telunjuk dan jari tengah, sementara kedua ibu jari saling menekan dan jari
14
kiri menjaga bagian luar dinding tanah liat sehingga memperoleh bentuk yang diinginkan.
9. Haluskan permukaan luar dengan rib secara vertikal dan jagalah agar dinding tetap lurus, sementara tangan kiri menekan tanah liat keluar, kemudian haluskan bagian dalam menggunakan sponge stick.
15
10. Tekan bagian dalam dinding tanah liat dari bagian bawah ke atas menggunakan sponge secara perlahan hingga membentuk gelembung. Kemudian haluskan bagian dalam dinding.
11. Potong bagian atas tanah liat menggunakan ujung kayu yang tajam sehingga tepi bagian atas sejajar.
16
12. Setelah selesai pisahkan dasar silinder dengan alas pembentukan menggunakan tali pemotong, angkat benda kerja dengan alas pembentukannya dan keringkan.
3. Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting:
1. Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan,
menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti;
2. Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan 3. Air yang terserap pada permukaan partikel hilang.
Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal
benda keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan, pengeringan dengan sinar matahari langsung atau mesin pengering dapat dilakukan.
17
4. Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan
pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara
dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang
pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-
benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi
glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya
lebih kedap air dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
Warna dari keramik hijau ini ditentukan dari bahan pembuatan,
antara lain kandungan besi dalam tanah liat, bahan glasir yang terbuat
dari besi-oksida, mangan-oksida dan kwarsa tingkat pembakaran dalam
tungku.
Prosesnya dimulai dari pengukiran dengan pisau bambu, lalu
membentuk pola-pola di permukaan yang setengah kering dan
mengisinya dengan tanah liat putih dan merah sebelum dibakar. Pada
saat proses pembakaran, tanah liat merah berubah jadi hitam dan tanah
liat putih tetap berwarna putih. Setelah pembakaran pertama, keramik
diberi glasir lagi dan dibakar untuk kedua kalinya.
b. Menggiling dalam keadaan basah menggunakan jarmill
c. Penyaringan glasir
19
d. Melapiskan glasir tersebut ke benda keramik dengan teknik semprot, teknik
celup, atau kuas
5. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat (Magetti, 1982). Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss). Secara umum tahap-tahap pembakaran maupun kondisi api furnace dapat dirinci dalam tabel.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/7d/Seoul-National.Museum.of.Korea-06.jpg/600px-Seoul-National.Museum.of.Korea-06.jpg Diakses tanggal 21 Maret 2013