1 LAPORAN METODE RISET PEMASARAN Analisis Perilaku Mahasiswa Dalam Memilih Multivitamin yang Dikonsumsi (Studi Kasus Mahasiswa di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya) Oleh 1. Mawaddah Novi Arini (1305030011) 2. Dwi Raharjo (1305030022) 3. Vita Oktaviyanti (1305030027) 4. Dessy Noor Hadiyah (1305030033) 5. Mega Khoirunnisak (1305030049) PROGRAM DIPLOMA III JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2008
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
LAPORAN
METODE RISET PEMASARAN
Analisis Perilaku Mahasiswa Dalam Memilih Multivitamin yang
Dikonsumsi (Studi Kasus Mahasiswa di Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya)
Oleh
1. Mawaddah Novi Arini (1305030011)
2. Dwi Raharjo (1305030022)
3. Vita Oktaviyanti (1305030027)
4. Dessy Noor Hadiyah (1305030033)
5. Mega Khoirunnisak (1305030049)
PROGRAM DIPLOMA III JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2008
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belakangan ini gencar dipromosikan bermacam-macam multivitamin yang
konon berkhasiat meningkatkan energi, memperkuat kekebalan tubuh dan banyak
lagi lainnya. Di zaman modern seperti sekarang, agaknya tidak mudah bagi kita
untuk bebas sama sekali dari efek-efek yang dapat menyebabkan tubuh
kekurangan gizi. Banyak faktor yang dapat menurunkan kualitas penyerapan gizi
misalnya polusi, stres berkepanjangan, sakit keras, baru sembuh dari sakit yang
lama, kecanduan rokok, minuman keras dan narkotika.
Multivitamin merupakan suatu formula yang terdiri dari vitamin tunggal,
multi atau kombinasi dengan mineral. Keberadaan multivitamin ini sudah banyak
dikenal oleh masyarakat dengan bentuk sediaan yang beraneka ragam misalnya :
tablet, tablet salut, tablet effervescent, kapsul, kaplet, serbuk serta sirup.
Riset ini dilakukan untuk mengetahui gambaran secara umum dan sumber
informasi yang mendasari penggunaan multivitamin oleh mahasiswa Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Banyak kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa, misalnya kegiatan
perkuliahan yang padat atau pun kegiatan organisasi didalam dan diluar kampus.
Pada masa itu, peran mahasiswa sangat dituntut untuk banyak berhubungan
dengan masyarakat (bersosialisasi), sehingga aktivitas tersebut bisa menyebabkan
kondisi fisik yang menurun. Hal itu dapat terjadi jika aktivitas tersebut tidak
diikuti oleh pola hidup yang sehat, sehingga untuk memenuhi asupan gizi bagi
tubuh maka diperlukan multivitamin tambahan.
Dalam penelitian terhadap perilaku mahasiswa dalam memilih
multivitamin ini digunakan analisis statistik deskriptif untuk mengetahui
karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin, serta analisis regresi
logistik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa ITS
dalam memilih multivitamin yang dikonsumsi.
3
1.2 Permasalahan
Adapun permasalahan yang akan dibahas pada penelitian terhadap
perilaku mahasiswa dalam mengkonsumsi multivitamin adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin ?
2. Faktor-faktor apa saja yang mendorong mahasiswa untuk mengkonsumsi serta
memilih multivitamin ?
1.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian terhadap perilaku mahasiswa dalam
mengkonsumsi multivitamin antara lain adalah :
1. Mengetahui karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin.
2. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam mengkonsumsi
serta memilih multivitamin.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain, dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan yang memproduksi
multivitamin dalam memasarkan produknya.
1.5 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, permasalahan dibatasi hanya pada produk
multivitamin untuk menjaga sistem daya tahan tubuh, yaitu dikhususkan untuk
bentuk tablet dan kapsul, contohnya : Redoxon, CDR, Supradyn, Hemaviton
Action, Vitalong C, Fatigon Spirit, dan Enervon C.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Multivitamin Natural dan Sintetis
Multivitamin natural adalah hasil ekstraksi langsung dari sumber makanan
yang mengandung unsur-unsur zat alami, seperti jaringan tubuh hewan atau
tumbuh-tumbuhan. Sedangkan yang sintetis umumnya merupakan rekayasa
kimiawi di dalam laboratorium. Namun keduanya dianggap sama efektifnya
karena masing-masing memiliki struktur kimiawi yang sama, kecuali vitamin E.
Multivitamin natural umumnya organik, tetapi tidak semua multivitamin
organik berasal dari zat natural (alami). Vitamin sintetis baru dapat disebut
organik jika memiliki karbon atom. Sebutan organik menandakan bahwa bahan
dasar yang dipakai berasal dari jaringan hewan dan tumbuhan yang belum
dicemari zat kimia. Multivitamin yang beredar di pasaran umumnya merupakan
kombinasi dari unsur natural dan sintetis. Kombinasi ini dibuat untuk lebih
meningkatkan potensi unsur alami dalam setiap kapsul atau takaran multivitamin
(Gunawan, 1999).
2.2 Dosis Multivitamin yang Tepat
Standar kecukupan multivitamin bagi setiap orang masih merupakan topik
kontroversial di kalangan para ahli kesehatan sendiri. Mengkonsumsi menu sehat
setiap hari sekali pun tidak menjamin perolehan zat gizi yang diperlukan. Kondisi
kesehatan pencernaan setiap orang juga sangat menentukan apakah proses
penyerapan zat gizinya efisien atau tidak. Tidak seorang pun dapat menentukan
dengan pasti berapa takaran setiap gizi yang dibutuhkan tubuh. Jika kondisi
pencernaan sehat, pola makan baik, dan lebih banyak makan-makanan sehat yang
bervariasi, tubuh akan mengatur sendiri kebutuhan gizinya.
Dosis yang tertera pada kemasan multivitamin dibuat berdasarkan kondisi
standar dari masyarakat Negara produsen masing-masing. RDA (Recommended
Dietary Allowance) adalah standar yang dipakai produk Amerika. Sedangkan RDI
(Recommended Dietary Intake) adalah standar yang dipakai oleh produk Australia.
5
Tidak ada perbedaan yang terlalu besar di antara kedua standar tersebut.
Keduanya bahkan masih menggunakan standar tahun 60-an yang sudah
kadaluwarsa. Standar ini sebenarnya hanya aman untuk orang dewasa yang sehat
dengan aktivitas normal, bukan untuk setiap orang, apalagi yang sedang sakit.
Dosis yang tepat bagi setiap orang sangat individual, tergantung pada faktor usia,
genetik, kondisi kesehatan, tingkat stress, pola makan, tingkat aktivitas, dan
sebagainya (Gunawan, 1999).
2.3 Konsep Multivitamin
1. Faktor biologis
Kelas sosial : Pemakaian obat modern lebih banyak dilakukan oleh mahasiswa
yang berasal dari perkotaan, di daerah tidak tertinggal sedangkan obat tradisional
lebih banyak digunakan oleh mahasiswa yang berasal dari pedesaan, di daerah
tertinggal (Zimmerman, 2002).
2. Faktor sosial
Keluarga : Keluarga yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan lebih
memilih dokter jika berobat atau jika mengobati sendiri anggota keluarganya akan
lebih memilih obat modern (multivitamin) dibandingkan keluarga dengan
pendidikan yang lebih rendah. Dalam hal ini keluarga tersebut lebih suka ke
puskesmas atau ke praktek petugas kesehatan serta menggunakan obat tradisional
(Maulana, 1999).
3. Faktor kepribadian
a. Gaya hidup : Multivitamin dan kalsium dapat direkomendasikan bagi
remaja (mahasiswa) yang mungkin kurang asupan makanan memiliki
kebiasaan merokok, obat-obatan, dan minum-minuman beralkohol.
Selama asupan makanan cukup baik dean menjauhi pola hidup tak sehat,
multivitamin sama sekali tidak dibutuhkan. Multivitamin dibutuhkan
hanya ketika seseorang menderita luka bakar serius, infeksi yang luas,
aktivitas fisik berat atau stress yang hebat (Maulana, 1999).
b. Keadaan ekonomi : Keadaan ekonomi mempengaruhi pola konsumsi
masyarakat. Konsumen menjadi lebih cermat dan rasional dalam
mempergunakan uangnya (Maulana, 1999).
6
4. Faktor kejiwaan
Motivasi : Mengenal hubungan antara makanan dan perasaan dan menangani
pengembangan emosi yang mendasar biasanya penting untuk mengubah
kebiasaan makanan yang buruk menjadi kebiasaan hidup sehat. Dimana dengan
adanya kebiasaan makanan yang buruk akan menyebabkan penurunan kekebalan
yang akhirnya akan mendorong mahasiswa mengkonsumsi multivitamin
(Zimmerman, 2002).
2.4 Persepsi Dan Preferensi Konsumen
Dalam proses keputusan pembelian, persepsi dan preferensi konsumen
terhadap suatu produk mempunyai pengaruh yang besar bagi konsumen dalam
menentukan pilihannya. Terkadang konsumen memandang situasi yang sama
dengan cara yang berbeda. Menurut John Berrigan dan Carl Finkenberner (1992),
persepsi didefinisikan sebagai ”Proses bagaimana seseorang menyeleksi,
mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk
menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti”. Sementara itu, meurut Ari
Sudarman (1992), preferensi konsumen dapat berarti bahwasanya setiap
konsumen harus dapat membedakan dari semua untaian komoditi yang ada,
untaian mana yang lebih dipilih, untaian mana yang lebih tidak dipilih dan untaian
mana yang relatif sama bila dibandingkan dengan untaian-untaian yang ada
(Rosyidi, 1998).
2.5 Uji Validitas
Suatu uji yang berguna untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur itu
mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan untuk masing-
masing faktor yang berhubungan dengan tujuan penelitian, sehingga konsep yang
tertulis di kuisioner (sebagai alat ukur) harus berdasarkan tujuan penelitian yang
akan dicapai. yang penting dari kuisioner tidak hanya kalimat dalam pertanyan
tetapi juga klasifikasi (alternatif) jawaban.
Kuisioner yang valid harus memuat pertanyaan yang dapat dipersepsikan
sama antara peneliti dengan responden serta persepsi antar responden harus
seragam, dan konsisten. Validitas Konstruk merupakan suatu uji yang mengukur
7
apakah alat ukur tersebut sudah benar kerangka konsepnya dan mengukur aspek
yang sama, caranya dengan mengukur korelasi setiap item jawaban dengan total
jawaban dengan korelasi produc moment :
Hipotesa :
H0: atribut tidak mengukur aspek yang sama
H1: atribut mengukur aspek yang sama
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛
=
∑∑∑∑
∑∑∑
====
===
2
11
22
11
2
111
n
i
n
i
n
i
n
i
n
j
n
i
n
i
YYNXXN
YXXYNr ……………….……(2.1)
dimana:
r = nilai korelasi yang akan dibandingkan dengan nilai r pada tabel kritis
dengan tingkat signifikansi α = 5%,dan derajat bebas n-2
X = nilai-nilai jawaban untuk setiap atribut pertanyaan, i = 1, 2,...,n
Y = total nilai jawaban pada seluruh atribut pertanyaan untuk setiap responden,
j = 1, 2, ..., n.
N = jumlah responden.
Bila nilai korelasi tersebut kurang dari nilai r tabel maka item pertanyaan
tersebut tidak valid, atau tidak mengukur aspek yang sama dengan item yang lain,
kalau nilai r hitungnya negatif berarti pernyataan tersebut bertolak belakang
dengan pernyataan lainnya. Nilai korelasi yang semakin tinggi menunjukkan
validitas semakin valid. Ukuran nilai korelasi biasanya diatas 0.5 atau meskipun
tidak sebesar 0,5 tetapi berdasarkan hasil penggujian korelasi memberikan
kesimpulan yang signifikan (Aswar, 1997).
2.6 Uji Reliabilitas
Nilai reliabilitas suatu alat ukur (kuisioner) adalah angka indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan/ menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur
gejala yang sama, hipotesanya adalah :
8
H0 : Hasil pengukuran tidak konsisten
H1 : Hasil pengukuran konsisten
Teknik belah dua, teknik ini dilakukan bila terdapat banyak item pertanyaan
dalam kuisioner sekitar 50-60 item, makin besar jumlah item makin reliabel.
Caranya:
1. Buang item pertanyaan yang tidak valid
2. Item yang valid bagi jadi dua bagian, bisa acak atau ganjil genap
3. Skor untuk setiap bagian dijumlahkan
Teknik tersebut dilakukan dengan membandingkannya dengan nilai α
Cronbach dimana setelah skor dibagi dua masing-masing dicari nilai standard
deviasi kuadratnya demikian juga dengan standard deviasi kuadrat dari total skor
Jaminan produk 17,964 3,841 Tolak H0 Dependen Kemampuan menarik konsumen
0,750 3,841 Terima H0
Independen
Manfaat 30,0000 3,841 Tolak H0 Dependen
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan antara
variabel frekuensi konsumsi, jaminan produk serta manfaat bagi tubuh dengan
variabel kepentingan multivitamin bagi konsumen sebagai variabel tak bebass.
Variabel bebas yang memiliki hubungan dengan variabel tak bebas tersebut akan
dimasukkan dalam regresi logistik.
4.2.4 Regresi Logistik Univariat
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing
variabel bebas terhadap variabel tak bebas secara tunggal. Analisis ini juga
digunakan untuk menguji apakah model regresi logistik univariat untuk masing-
masing variabel bebas yang signifikan.
31
a. Frekuensi Konsumsi
Untuk mengetahui apakah variabel frekuensi konsumsi (X16) memiliki
pengaruh terhadap variabel tak bebas, yaitu variabel kepentingan mengkonsumsi
multivitamin, maka dilakukan uji signifikansi parameter dengan hipotesis :
H0 : ß16 = 0
H1 : ß16 ≠ 0
α : 0,05
Statistik Uji : 2
22
)ˆ(
ˆ
J
ji SE
Wβ
β=
Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai Wi 2 > χ2
(α,v)
Hasil dari uji regresi logistik univariat antara variabel frekuensi konsumsi
terhadap variabel kepentingan mengkonsumsi multivitamin dapat dilihat pada
Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Regresi Logistik Univariat Untuk Frekuensi Konsumsi Variabel B Wald df Exp(B) X16 1,126 8,000 1 3,085 Konstanta -0,084 0,022 1 0,919
Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa nilai Wald sebesar 8 yang berarti
lebih besar dari nilai χ2 tabel yaitu 3,841. Hal ini dapat diputuskan bahwa tolak H0
dan bisa disimpulkan bahwa variabel frekuensi konsumsi berpengaruh terhadap
model dengan model logit :
16126,1084,0)( Xxg +−=
Dengan probabilitas sebagai berikut :
)(126,1084,0
)(126,1084,0
1)( x
x
eex +−
+−
+=π
Probabilitas untuk mahasiswa yang sering mengkonsumsi multivitamin
dan menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :
739,011
)1( 042,1
042,1
)1(126,1084,0
)1(126,1084,0
=+
=+
= +−
+−
ee
eeπ
32
Sedangkan untuk probabilitas mahasiswa yang jarang mengkonsumsi
multivitamin dan menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :
48,01
)0( )0(126,1084,0
)0(126,1084,0
=+
= +−
+−
eeπ
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dinyatakan bahwa dari
1.000 mahasiswa yang sering mengkonsumsi multivitamin terdapat 739 yang
menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh sedangkan hanya terdapat 480
mahasiswa yang menganggap multivitamin itu penting dari 1.000 mahasiswa
yang jarang mengkonsumsi multivitamin.
b. Jaminan Produk
Untuk mengetahui apakah variabel jaminan produk memiliki pengaruh
terhadap variabel tak bebas, yaitu variabel kepentingan mengkonsumsi
multivitamin, maka dilakukan uji signifikansi parameter dengan hipotesis :
H0 : ß19 = 0
H1 : ß19 ≠ 0
α : 0,05
Statistik Uji : 2
22
)ˆ(
ˆ
J
ji SE
Wβ
β=
Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai Wi 2 > χ2
(α,v)
Hasil dari uji regresi logistik univariat antara variabel jaminan pelayanan
terhadap variabel kepentingan mengkonsumsi multivitamin dapat dilihat melalui
Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Regresi Logistik Univariat Untuk Jaminan Produk Variabel B Wald df Exp(B) X19 1,862 15,407 1 6,440 Konstanta -3,400 7,394 1 0,033
Melalui hasil regresi logistik untuk variabel jaminan produk diketahui
bahwa nilai Wald sebesar 15,407 yang berarti lebih besar dari nilai χ2 tabel yaitu
3,841. Hal ini dapat diputuskan bahwa tolak H0 dan bisa disimpulkan bahwa
33
variabel jaminan pelayanan berpengaruh terhadap model dengan model logit
sebagai berikut :
g(x)= -3,4+1,862X19
Dengan probabilitas sebagai berikut :
)(862,14,3
)(862,14,3
1)( x
x
eex +−
+−
+=π
Probabilitas untuk mahasiswa yang menilai jaminan produk penting dan
menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :
176,011
)1( 538,1
538,1
)1(862,14,3
)1(862,14,3
=+
=+
= −
−
+−
+−
ee
eeπ
Sedangkan untuk probabilitas mahasiswa yang menilai jaminan produk tidak
penting namun menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :
032,01
)0( )0(862,14,3
)0(862,14,3
=+
= +−
+−
eeπ
Melalui hasil perhitungan dapat diketahui bahwa dari 1.000 mahasiswa
yang menilai jaminan produk dalam memilih multivitamin termasuk penting
hanya terdapat 176 mahasiswa yang menganggap multivitamin itu penting. Selain
itu dari 1.000 mahasiswa yang menilai jaminan produk dalam memilih
multivitamin termasuk tidak penting hanya terdapat 32 mahasiswa yang
menganggap multivitamin itu penting.
c. Manfaat Bagi Tubuh
Untuk mengetahui apakah variabel Manfaat multivitamin bagi tubuh
memiliki pengaruh terhadap variabel tak bebas, yaitu variabel kepentingan
mengkonsumsi multivitamin, maka dilakukan uji signifikansi parameter dengan
Hipotesis :
H0 : ß21 = 0
H1 : ß21 ≠ 0
α : 0,05
34
Statistik Uji : 2
22
)ˆ(
ˆ
J
ji SE
Wβ
β=
Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai Wi 2 > χ2
(α,v)
Berikut ini hasil dari uji regresi logistik univariat antara manfaat
mengkonsumsi multivitamin bagi tubuh terhadap variabel kepentingan
mengkonsumsi multivitamin.
Tabel 4.8 Hasil Regresi Logistik Univariat Untuk Manfaat Bagi Tubuh Variabel B Wald df Exp(B) X21 2,398 23,718 1 11,000 Konstanta -4,796 14,055 1 0,008
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa nilai Wald sebesar 23,718 yang
berarti lebih besar dari nilai χ2 tabel yaitu 3,841. Hal ini dapat diputuskan bahwa
tolak H0 dan bisa disimpulkan bahwa variabel manfaat mengkonsumsi
multivitamin bagi tubuh berpengaruh terhadap model dengan model logit sebagai
berikut :
g(x)= -4,796+2,398X21
Dengan probabilitas sebagai berikut :
)(398,2796,4
)(398,2796,4
1)( x
x
eex +−
+−
+=π
Probabilitas untuk mahasiswa yang menilai bahwa produk multivitamin
yang mempunyai manfaat bagi tubuh termasuk penting dan menganggap
multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :
083,011
)1( 398,2
398,2
)1(398,2796,4
)1(398,2796,4
=+
=+
= −
−
+−
+−
ee
eeπ
Sedangkan untuk probabilitas mahasiswa yang menilai bahwa produk
multivitamin yang mempunyai manfaat bagi tubuh tidak penting namun
menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :
0082,01
)0( )0(398,2796,4
)0(398,2796,4
=+
= +−
+−
eeπ
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa dari 1.000
mahasiswa yang menilai produk yang mempunyai manfaat bagi tubuh termasuk
35
penting hanya terdapat 83 mahasiswa yang menganggap multivitamin itu penting.
Selain itu dari 10.000 mahasiswa yang menilai produk yang mempunyai manfaat
bagi tubuh termasuk tidak penting hanya terdapat 82 mahasiswa yang
menganggap multivitamin itu penting.
4.2.5 Regresi Logistik Multivariat
Model regresi logistik biner multivariat digunakan untuk menunjukkan
seberapa besar pengaruh variabel prediktor terhadap variabel respon secara
bersama-sama dengan memasukkan semua variabel prediktor ke dalam
analisisnya. Metode yang digunakan adalah metode Backward Wald dengan
α = 0,05. Metode ini akan mengeluarkan satu persatu variabel bebas yang
dianggap tidak berpengaruh terhadap variabel tak bebas, sampai tidak ada lagi
variabel bebas yang bisa dikeluarkan. Hasil analisis regresi multivariat terlihat