PROSES PENYIARAN PROGRAM ASAL USUL DI TRANS7 JAKARTA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kerja Lapangan (KL) merupakan kegiatan bekerja
sambil belajar di luar kampus untuk pengembangan wawasan,
pengalaman, dan pengetahuan praktis mahasiswa. Kegiatan ini
dilakukan sesuai dengan bidang studinya masing-masing. Program
studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP), mengkaji pertanian
dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraannya. Caranya dengan memberikan pendidikan yang
mengubah Pengetahuan, Sikap, dan Prilaku (PSK) dimana komunikasi
adalah point terpenting dalam kegiatan penyampaian pendidikan itu
sendiri. Menurut Dedy Iskandar Muda (2003), televisi merupakan
media penyebar informasi yang memiliki karakter spesifik pada audio
visual. Peletak dasar utama teknologi pertelevisian adalah Paul
Nipkow dari Jerman yang dilakukannya pada tahun 1884. Ia menemukan
sebuah alat yang kemudian disebut Jantra Nipkow atau Nipkow Sheibe.
Penemuannya tersebut melahirkan electrische teleskop atau televisi
elektris. Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang
mulai menjadi kebutuhan primer pada masyarakat, selain menjadi
media yang mampu menyediakan hiburan dan media promosi, dengan
merancang dan menyediakan mata acara atau program yang menarik dan
informatif televisi bisa menjadi media pendidikan yang baik. Dalam
setiap mata acara atau program ada serangkaian proses yang harus
dilewati. Proses itu antara lain riset praliputan, kemudian
liputan, lalu editing, selanjutnya penyiaran program tersebut.
Peliputan berita adalah proses pengumpulan data dan informasi di
lapangan yang dilakukan wartawan atau jurnalis. Proses ini bisa
berupa pemantauan langsung dan pencatatan suatu peristiwa yang
terjadi atau juga wawancara dengan sejumlah narasumber. Dalam
peliputan umumnya jurnalis melakukan perekaman baik suara maupun
gambar dengan alat bantu seperti perekam suara (tape recorder) atau
kamera untuk memotret. Untuk berita penyiaran televisi, peliputan
umumnya dilakukan dengan kamera video yang merekam jalannya
peristiwa (Anonim, 2009). 1
Reporter dalam tim liputan berita juga berperan sebagai producer
atau pimpinan produksi, karena itu Ia adalah orang yang bertanggung
jawab terhadap keberhasilan liputan. Keberhasilan liputan, bukan
saja bergantung pada bobot materi berita, tetapi juga adanya
kesiapan peralatan dan juru kameranya (Muda, 2003). Menurut Wahyudi
(1996) sejak diciptakannya kamera elektronik atau kamera video
khusus untuk liputan berita yaitu electronik news gathering
(ENG-Camera), penggunaan kamera film untuk liputan berita mulai
diganti dengan kamera ENG. Untuk meliput sebuah peristiwa yang akan
disiarkan dalam berita, maka paling sedikit akan melibatkan dua
orang kerabat kerja yaitu seorang reporter dan seorang juru kamera
(cameraman). Dibeberapa stasiun televisi ada yang membentuk tim
yang terdiri dari tiga orang kerabat kerja yaitu seorang reporter,
seorang juru kamera (cameraman), dan juru suara (soundman). Bahkan
ada juga yang menurunkan empat orang sekaligus yaitu dengan
menambah juru lampun (Lightingman). Namun pada stasiun TV yang lain
ada juga yang menerapkan One man news team yang semua tugas kerja
liputan beritanya hanya dilakukan oleh satu orang. Ia berfungsi
sebagai reporter yang merangkap juru kamera, suara, dan lampu.
Setelah meliput suatu peristiwa dan / atau pendapat di lapangan,
reporter dengan dibantu juru kamera akan memperoleh (Wahyudi,
1996): 1. 2. 3. 4. Catatan fakta atau data, Catatan pendapat yang
terekam atau tidak direkam, Video kaset yang berisi: Rekaman fakta
atau data dari lokasi kejadian, Rekaman pendapat narasumber yang
relevan dan yang berhasil diwawancarai, Rekaman gambar lain yang
relevan. Video kaset lain dari kepustakaan video yang berisi visual
yang mendukung
topik bahasan. Sedangkan Penyiaran adalah kegiatan
pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan / atau sarana
transmisi di darat, di laut, atau di antariksa dengan menggunakan
gelombang elektromagnetik, kabel, serat optik, dan / atau media
lainnya untuk dapat diterima oleh masyarakat dengan pesawat
penerima siaran televisi, atau perangkat elektronik lainnya dengan
atau tanpa alat bantu (Anonim, 2010). 2
Untuk kegiatan pra-peliputan sendiri adalah riset. Riset dalam
kaitannya dengan peliputan adalah sebuah proses mencari bahan atau
materi liputan, sumbernya bisa saja dari internet, bertanya pada
narasumber atau orang yang ada kaitannya dengan berita yang akan
diliput, atau dari koran atau majalah yang memuat informasi yang
dibutuhkan. Waktunya sendiri bisa satu hari atau bahkan lebih,
tergantung pada seberapa dalam liputan itu akan dilaksanakan atau
seberapa cepat informasi itu dapat terkumpul. Sedangkan kegiatan
pasca-peliputan sebelum berita atau informasi disiarkan ada tahap
editing. Menurut A. Ikhwanudin S. Sos (2007), Editing yaitu proses
penyuntingan naskah yang bertujuan untuk menyempurnakan penulisan
naskah. Penyempurnaan ini dapat menyangkut ejaan, gaya bahasa,
kelengkapan data, efektivitas kalimat, dan sebagainya. Namun dalam
media elektronik seperti televisi, yang lebih ditekankan untuk
di-edit adalah hasil rekaman. Editing dalam berita yang tergolong
softnews atau investigasi atau gabungan dari keduanya seperti yang
ada pada mata acara atau program TRANS7 dalam proses editing-nya
bisa ditambahkan gambar atau animasi guna menarik audiens. Asal
Usul sebagai salah satu mata acara yang ada di TRANS7 sering
menampilkan produk pertanian. Hal ini sesuai dengan apa yang
diharapkan dan menjadi tujuan kerja lapangan mahasiswa fakultas
pertanian pada umumnya dan PKP pada khususnya.
B. Tujuan Kerja Lapangan 1. Tujuan Umum
a. Melatih mahasiswa untuk mendapatkan keterampilan dan
pengalaman praktek, dalam suatu kegiatan pertanian sesuai dengan
bidangnya. b. Melibatkan mahasiswa secara langsung dalam kegiatan
pertanian sehari-hari, untuk mengembangkan kepekaan yang bernalar
terhadap berbagai persoalan yang timbul dalam praktek. c.
Menberikan gambaran kepada mahasiswa tentang hubungan antara teori
dan penerapannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. d.
Memberikan bekal dan pengalaman praktek kepada mahasiswa untuk
bekerja dalam masyarakat, instansi, atau perusahaan. 2. Tujuan
Khusus
3
a. Mahasiswa mendapatkan pengalaman praktek mengenai aktivitas
penyiaran program Asal Usul di TRANS7 Jakarta. b. Membina suatu
hubungan yang baik dengan media massa secara langsung. c.
Mengetahuai dan melihat proses kegiatan interaksi atau wawancara
reporter dengan sumber dalam meliput berita dan ikut serta dalam
praktek secara langsung.
C. Manfaat Kerja Lapangan a. Memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan program sarjana strata satu (S1) Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada. b. Untuk memperluas pengetahuan dan
pengalaman dalam bidang penyuluhan dan komunikasi pertanian
khususnya tentang aktivitas peliputan berita pertanian. c. Bagi
pihak-pihak yang berkepentingan dapat digunakan sebagai bahan
tambahan informasi.
D. TEKNIK PELAKSANAAN Dalam melaksanakan kerja lapangan ini,
untuk mendapatkan informasi yang diperlukan maka menggunakan
teknik: a. Teknik Langsung atau Teknik Partisipatif
Teknik ini dilakukan dengan cara terlibat langsung dalam
pelaksanaan kegiatan Peliputan sampai dengan Penyiaran pada Program
Asal Usul di TRANS7 Jakarta. b. Teknik Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara secara
langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan yang
dilakukan. c. Studi Pustaka
Teknik ini dilakukan dengan membaca pustaka atau literatur yang
terkait dengan kegiatan yang dilakukan.
E. LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN 4
Kegiatan kerja lapangan ini dilaksanakan di Gedung Trans TV Jl.
Kapten Tendean no. 12-14A Jakarta. Semula, waktu kegiatan kerja
lapangan yang direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 24
Januari, namun pada kenyataannya baru bisa terlaksana tanggal 1
sampai 28 Februari 2011, sesuai kesepakatan dengan pihak Manajemen
TRANS7 Jakarta.
F. RANGKAIAN KEGIATAN KERJA LAPANGAN Kegiatan kerja lapangan
mengenai Proses Penyiaran Program Asal Usul di TRANS7 Jakarta yang
telah dilaksanakan selama satu bulan adalah sebagai berikut: No. 1.
Hari dan Tanggal Selasa, 1 Februari 2011 Kegiatan 1. Bertemu bagian
HRD untuk mengurus ID Card. 2. Sosialisasi dengan crew Asal Usul
TRANS7 Jakarta. 3. Mengikuti proses Editing, Riset, hingga
Pitching. 2. Rabu, 2 Februari 2011 1. Melakukan riset dan
mengkonsultasikan hasilnya. Yang diriset adalah Stevia (sebagai
gula alternatif). 2.Mempelajari proses pitching. 3. Kamis, 3
Februari 2011 1. Melanjutkan riset Stevia dan menunggu kelengkapan
data dari narasumber. 2. Mengantarkan hasil editing ke library
(praktek jadi PA = Production Assistant). 4. Jumat, 4 Februari 2011
1. Riset dan mempelajari beberapa proses editing. 2. Membantu
reporter booking mobil. 5. Sabtu, 5 Februari 2011 1. Riset tentang
Landak dan melengkapi data Stevia. 2. Konfirmasi hasil riset ke
kontributor di Solo. 6. Minggu, 6 Februari 2011 1. Riset tentang
ikan Red Devil dan kunyit putih. 2. Konfirmasi ke kontributor
Yogyakarta tentang hasil riset. 7. Senin, 7 Februari 2011 1.
Membuat naskah. 2. Membantu Mba Anissa (PA) untuk memesan animasi
peta ke ruang animasi dan ke library untuk pinjam dan 5
menyerahkan kaset. 8. Selasa, 8 Februari 2011 1. Mengambil MOA
(Master On Air) di library dan Animasi di ruang animasi. 2.
Berangkat ke Jogja untuk liputan. 9. Rabu, 9 Februari 2011 Sampai
di Jogja dan menemui narasumber dari akademisi (Prof. Dr. Ir. Sri
Raharjo) di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM. 10. Kamis, 10
Februari 2011 1. Mencetak surat pembritahuan sekaligus izin untuk
keperluan shooting dan menyerahkan ke FTP UGM. 2. Casting anak-anak
untuk liputan ikan Grass Crap. 11. Jumat, 11 Februari 2011 1.
Shooting episode ikan Grass Crap. 2. Konfirmasi ke FTP tentang
perijinan shooting adegan uji laboratorium dan narasumber. 12. 13.
14. Sabtu, 12 Februari 2011 Minggu, 13 Februari 2011 Senin, 14
Februari 2011 Menyelesaikan shooting episode ikan Grass Crap.
Shooting episode Mie Letek. Shooting episode Mie Letek, pengambilan
adegan di FTP (Uji laboratorium Mie Lethek dan Grass Crap dan juga
adegan uraian dari akademisi (Ibu Maya untuk Mie Letek dan Ibu
Naruki untuk Ikan Grass Crap). 15. 16. Selasa, 15 Februari 2011
Rabu, 16 Februari 2011 Menyelesaikan pengambilan adegan Mie Letek.
Mengambil stock shoot Jogja (Tugu dan beberapa petunjuk arah khas
Jogja). 17. Kamis, 17 Februari 2011 Survei lokasi riset selama di
kantor TRANS7 Jakarta untuk materi riset kunyit putih dan ikan Red
Devil. 18. Jumat, 18 Februari 2011 Menemui narasumber (dosen-dosen
FTP UGM) untuk melengkapi data riset gula semut. 19. Sabtu, 19
Februari 2011 Survei lokasi budidaya dan menemui narasumber Stevia
di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. 20. Senin, 21 Februari 2011
1. Tiba di Jakarta untuk melaporkan hasil riset. 6
2. Menyatukan data-data riset selama di Jakarta. 21. 22. Selasa,
22 Februari 2011 Rabu, 23 Februari 2011 Ikut rapat untuk segment
khusus (Asal Usul Pasar). Membantu master shoot bersama cameraman
(Mas Rudi) Asal Usul. 23. 24. Kamis, 24 Februari 2011 Jumat, 25
Februari 2011 Riset ikan Wader. Ikut rapat Asal Usul Pasar untuk
menentukan kepastian lokasi, perlengkapan, dan siapa saja crew yang
akan ikut. 25. Sabtu, 26 Februari 2011 Membantu editor dan
memasukan hasil editing ke library episode Lorjuk dalam bentuk DVD.
26. 27. Minggu, 27 Februari 2011 Senin, 28 Februari 2011 Membantu
tugas PA. 1. Menyipakan perlengkapan yang belum diambil dari bagian
perlengkapan (meja, kabel, dan lainnya) serta shooting Asal Usul
Pasar. 2. Pamit dengan crew Asal Usul dan Staf HRD TRANS7
Jakarta.
Tabel. Rangkaian Kegiatan Kerja Lapangan
BAB II. KEADAAN UMUM STASIUN TV TRANS7 JAKARTA
A. Sejarah Singkat Berawal dari kerjasama strategis antara Para
Group dan Kelompok Kompas Gramedia (KKG) pada tanggal 4 Agustus
2006, TRANS7 lahir sebagai sebuah stasiun swasta yang menyajikan
tayangan yang mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh
hiburan serta kepribadian yang aktif. TRANS7 yang semula bernama
TV7 berdiri dengan izin dari Departemen Perdagangan dan
Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor 809/BH.09.05/III/2000.
Pada 22 Maret 2000, keberadaan TV7 telah diumumkan dalam Berita
Negara Nomor 8687 sebagai PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh.
Dengan kerjasama strategis antara Para Group dan KKG, TV7 7
melakukan re-launching pada 15 Desember 2006 sebagai TRANS7 dan
menetapkan tanggal tersebut sebagai hari lahirnya TRANS7. Di bawah
naungan PT Trans Corpora yang merupakan bagian dari manajemen Para
Group, TRANS7 diharapkan dapat menjadi televisi yang maju, dengan
program-program in-house productions yang bersifat informatif,
kreatif, dan inovatif.
Gambar 1. Logo TRANS7 Jakarta Logo TRANS7 membentuk empat sisi
persegi panjang yang merefleksikan ketegasan, karakter yang kuat,
serta kepribadian bersahaja yang akrab dan mudah beradaptasi.
Birunya yang hangat tetapi bersinar kuat melambangkan keindahan
batu safir yang tak lekang oleh waktu, serta menempatkannya pada
posisi terhormat di antara batu-batu berlian lainnya. Perpaduan
nama yang apik dan mudah diingat, diharapkan membawa TRANS7 ke
tengah masyarakat Indonesia dan pemirsa setianya. Sedangkan Program
Asal Usul adalah program edutainment (pendidikan-hiburan) produksi
Divisi News TRANS7, yang mulai mengudara sejak tahun 2007. Program
Asal Usul memperkenalkan keragaman flora dan fauna, serta membahas
manfaatnya bagi kehidupan manusia lewat pendekatan ilmu
pengetahuan. Dikemas dengan berbagai kegiatan menarik, mulai dari
wisata, kuliner, hingga kehidupan sosial budaya masyarakat setempat
sehingga membuat Asal Usul mejadi tayangan yang banyak disukai oleh
penonton. Asal Usul memiliki jargon, Kalau asal jangan usul, kalau
usul nggak boleh asal! dan terbagi dalam dua banner, yaitu Asal
Usul Fauna tayang hari Senin sampai Rabu pukul 15.30 wib dan Asal
Usul Flora tayang hari Kamis dan Jumat pukul 15.30 wib. Setiap
episode Asal Usul dipandu oleh seorang Host perempuan, yang
merangkap sebagai reporter. Host tersebut menjadi jembatan
informasi antara materi Asal Usul dengan penonton, karena itu host
wajib secara aktif terlibat dalam setiap kegiatan. Dalam setiap
episode Asal Usul dilengkapi dengan hasil penelitian dan wawancara
narasumber ahli.
8
B. Struktur Organisasi Program Asal Usul dan Stasiun TV TRANS7
JakartaKEPALA DIVISI NEWS TITIN RAHMASARI
KEPALA DEPARTEMEN MAGAZINE DAN DOCUMENTARY PRACOYO WIRYO
UTOMO
EKSEKUTIF PRODUSER M.GATUT MUKTI
PRODUCER
Selo Ruwandanu Marlia Yossie
9
ASS. PRODUCER
Kurnia Firdaus Kiki Larasati
REPORTER
CAMERAMAN
Gita Purnama Dewi Berliana Kessie Ayu Andriani Lidya Wijaya
Meuthia Ayu N.
Y. Pramudito M. Ivan Affandy Rizki Abadi Sandy Ginandjar Rudi
Nurmadita
UPM EDITOR
Irma Yana Agus Doni
AnggiPA SCEDULING
Annisa Dian
Ichsan Hifani/ani
Bagan 1. Struktur Organisasi Program Asal Usul di TRANS7 Jakarta
Komisaris Utama
10
Chairul Tanjung Direktur Wishnutama Direktur Utama Atiek Nur
Wahyuni Direktur FRM CH Suswati Handayani
Kepala DivisiKadiv News Kadiv Programmi ng Kadiv Produksi Kadiv
Technical and Production Services
Titin Rosmasari
Herty Purba
Achmad Ferizqo I Azuan Syahril
Kadep Magazine and Documentary
Pracoyo Wiryoutomo Sumber : www.trans7.co.id Bagan 2. Stuktur
Organisasi TRANS7 Jakarta
BAB III. HASIL KEGIATAN PELIPUTAN SAMPAI DENGAN PENYIARAN PADA
PROGRAM ASAL USUL DI TRANS7 JAKARTA
A. Riset Pada saat kerja lapangan, diminta untuk meriset
beberapa bahan liputan yang ditinjau dari segi lolasi tidak terlalu
jauh satu sama lain. Beberapa diantaranya adalah, (1) Stevia
Rebaudiana Bertoni sebagai gula alternatif pengganti tebu yang
berlokasi di Kecamatan Tawangwangu, (2) Landak Jawa hewan lezat
yang dilindungi yang berlokasi tidak jauh dari
11
lokasi Budidaya Stevia. Keduanya bertempat di kabupaten
Karanganyar Jawa Tengah. Berikut adalah salah satu hasil riset
mengenai Stevia Rebaudiana Bertoni;
Sekilas tanaman Stevia R.bertoni di Tawangmangu Stevia merupakan
bahan pemanis selain tebu dengan kelebihan tingkat kemanisan 200
300 kali dari gula tebu dan diperoleh dari estrak daun stevia.
Pembuatan gula Stevia dilakukan dengan metode ekstraksi untuk
mengambil stevioside kemudian dipekatkan dengan cara evaporasi lalu
dikristalisasi sehingga diperoleh kristal stevioside. Bahan pemanis
alami dan bahan penggunaannya lebih aman, non karsinogenik dan non
kalori. Keunggulan lainnya adalah gula stevia tidak menyebabkan
carries gigi, cocok bagi penderita diabetes Daun stevia berisi
glycoside yang mempunyai rasa manis tapi tidak menghasilkan
kalori.
Gamabar 2. Tanaman Stevia R. Bertoni
Gambar 3. Peta pertanian Stevia di Tawangmangu
Gambar 4. Cara budidaya tanaman Stevia adalah dengan cara stek
batang.
Gambar 5. Bentuk kering tanaman Stevia (biasanya untuk kualitas
ini sebagai pemenuhan kebutuhan ke pabrik-pabrik jamu harga
Rp.15.000,00/kg harga gudang)
Gambar 6. Stevia dalam kondisi kering hijau (biasanya untuk
memenuhi permintaan perorangan dan perusahaan tertentu harga
Rp.25.000,00/Kg harga gudang).
12
Gambar 7. Packing Stevia kering untuk industri jamu 1
Gambar 8. Packing Stevia kering untuk industri jamu 2
Gambar 9. Perkebunan Stevia di musim kemarau
Gambar 10. Perkebunan Stevia (gambaran dimusim hujan)
Gambar 11. Serumpun tanaman Stevia
Gambar 12. Stevia dalam pot
Gambar 13. Stevia daun tanpa batang (yang dijual Rp.40.000,00/kg
harga gudang).
Gambar 14. Serbuk yang diproses untuk teh celup.
Gambar 15. Produk Stevi-Tea Sugar free Stevia adalah tanaman
penghasil gula selain tebu dan aren. Berasal dari Amerika Selatan
(Paraguay). Populer di Amerika Selatan, Asia Timur ( Jepang, China,
dan Korea Selatan). 13
Untuk penggunaannya sendiri sudah dilakukan oleh Suku Indian
Guarani (di Paraguay) sebagai pemanis sejak ratusan tahun lalu.
Pada tahun 70an telah digunakan secara luas dan 5,6 % gula di
Jepang menggunakan stevia sebagai gula dan di Jepang sendiri
disebut sebagai sutebia. Di Indonesia (1984) sudah dilakukan
pengembangan oleh BPP (sekarang Balai Penelitian Bioteknologi
Perkebunan Indonesia) dan menghasilkan antara lain bibit unggul
klon BPP 72 (deptan.go.id). Stevia termasuk tanaman perdu yang
tumbuh di 500-1000 m dpl. Jika di dataran rendah akan cepat
berbunga dan mudah mati apabila sering dipanen. Suhu optimum 14-27
dan cukup mendapat sinar matahari. Cara memperbanyak stevia bisa
melalui biji, stek batang, pisah rumpun, kultur jaringan. Tinggi
tanamannya sendiri maksimal 80 cm (www.fromjogja.com). Stevia aman
bagi penderita kangker karena bersifat non-karsionogenik. Dalam
situs www.tanyadokteranda.com, karsiogenik adalah substansi yang
menyebabkan kanker atau meningkatkan resiko timbulnya kangker.
Selain itu ia aman bagi penderita diabetes dan obesitas karena
tubuh manusia tidak memproses glikosida dari daun stevia tetapi
tetap mendapat kalorinya (etalasemuslim.com). Untuk melihat lokasi
budidaya bisa datang ke dukuh Kranggan, desa Ngelurah, Kecamatan
Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Nomor telephone
yang bisa dihubungi Maryanto (081329499702). Namun, tidak semua
hasil riset langsung digunakan atau ditindak lanjuti hingga ketahap
liputan. Dari sekitar lima bahan riset yang dicari, baru dua yang
digunakan atau ditindak lanjuti sampai ke tahap liputan. Yang
pertama ikan Red Devil yang kaya kalsium dan Gula Semut sebagai
pengganti gula tebu. Keduanya berlokasi di Kabupaten Kulonprogo,
D.I. Yogyakarta. Berikut adalah gambar liputan ikan Red Devil dan
Gula Semut;
14
Gambar 16. Liputan Ikan Red Devil (adegan membersihkan ikan)
Gambar 17. Ikan Red Devil
Gambar 18. Liputan Gula Semut (adegan mengambil nira kelapa)
Gambar 19. Gula Semut
B. Pitching Hari kerja pertama di kantor setelah pengkondisian
lingkungan kerja langsung ikut pitching. Teryata pitching adalah
tahap kedua setelah riset. Berikut adalah gambar pitching yang
dilakukan seorang reporter, cameraman, dan assistant produser;
Gambar 20. Pitching untuk Liputan Rusa
Gambar 21. Pitching untuk Liputan Lorjuk
C. Liputan Selama delapan hari mengikuti liputan di daerah
sekitar D.I. Yogyakarta. Untuk program Asal Usul dan beberapa
program lainya di TRANS7 Jakarta, satu tim liputan terdiri dari
seorang reporter dan saorang cameraman. Namun, khusus liputan kali
ini, assistant produser yang juga pengawas dan pembimbing peserta
KL ikut mendampingi selama liputan, sehingga peserta KL di ijinkan
untuk ikut bekerja langsung di lapangan dan mengetahui seperti apa
proses liputan yang sebenarnya. Berikut adalah gambar liputan
episode Ikan Grass Crap di daerah Kalasan, Kabupaten Sleman,
D.I.Y;
15
Gambar 22. Shooting episode Ikan Grass Crap
Gambar 23. Shooting episode Ikan Grass Crap adegan underwater
(cek camera underwater)
D. Editing Pada program Asal Usul di TRANS7 Jakarta, untuk
editing sendiri dipekerjakan lima orang crew dengan rincian empat
crew yang tetap dan seorang lainnya bertugas sebagai back up atau
cadangan bila diantara empat crew yang utama tidak bisa hadir atau
memang ada target yang harus diselesaikan segera. Untuk Software
yang digunakan oleh para editor ini adalah final cut pro. Gambar
24. Proses editing.
16
Untuk animasi yang berbentuk kartun yang bernama monty dengan
tampilan tiga dimensi dan memberi penjelasan dengan menggunakan
suara sampai gambaran adegan-adegan, pihak Asal Usul TRANS7 Jakarta
bekerja sama dengan PH (Production House) diluar manajemen TRANS7.
Hal ini dilakukan guna mengatasi kekurangan tenaga ahli desain
grafis dan animasi yang ada.
E. Evaluasi Proses evaluasi dalam program Asal Usul terbagi
menjadi tiga yaitu; 1. Preview: evaluasi yang dilakukan oleh
producer atau assistant producer. 2. LSF: evaluasi yang dilakukan
oleh Lembaga Sensor Film. 3. Masterroom: evaluasi di ruangan yang
mengatur kapan suatu tayangan harus muncul, dan iklan apa saja yang
akan disiarkan.
F. Penyiaran Proses penyiaran siap dilakukan apabila proses
evaluasi telah selesai dilakukan. Untuk program Asal Usul di TRANS7
Jakarta, penyiaran dilangsungkan pada pukul 15.30 wib hingga pukul
16.00 wib dari hari Senin sampai Jumat.
BAB IV. PEMBAHASAN
Jika pada proposal yang saya ajukan, untuk proses penyiaran
program Asal Usul di TRANS7 Jakarta adalah sebagai berikut: RISET
LIPUTAN EDITING PENYIARAN EVALUASI
Bagan 3. Proses Penyiaran dalam proposal
Namun setelah melakukan Kerja Lapangan dan melihat fakta yang
ada, ternyata proses penyiaran dari pra-liputan hingga
pasca-liputan adalah seperti dibawah ini: 17
EVALUASI PREVIEW RISET PITCHING LIPUTAN EDITING PENYIARAN Bagan
4. Proses Penyiaran setelah Kerja Lapangan LSF MASTERROOM
Jadi, ada satu tahap yang belum tercantum dan satu tahap yang
terbalik prosesnya. Hal ini dikarenakan narasumber yang dimintai
keterangan ketika membuat proposal berasal dari program yang lain
dan mungkin saja disetiap program memiliki kebijakannya masing
masing dalam mengatur proses pra sampai dengan pasca liputannya.
Riset secara bahasa artinya meneliti atau menyelidiki, kata ini
merupakan serapan dari bahasa Inggris yaitu research. sedangkan
dalam kegiatan pra-liputan, riset adalah suatu aktifitas yang harus
dilakukan oleh pencari berita, seperti reporter sebelum melakukan
liputan. Pada program Asal Usul, yang melakukan riset adalah
reporter dan cameraman. Seperti yang dituliskan pada proposal
sebelumnya untuk bahan riset bisa dicari dari berbagai sumber. Bisa
dari internet, koran, majalah, atau narasumbernya langsung. Karena
untuk sekali jalan atau sekali trip akan dibuat untuk dua sampai
tiga episode, maka untuk sekali riset, dicari dua sampai tiga bahan
liputan. Dan ini tidak jarang memakan waktu hingga beberapa hari.
Karena untuk program Asal Usul, memiliki beberapa kriteria
tersendiri sebelum bahan itu naik atau berlanjut ke proses
berikutnya. Beberapa kriteria itu diantaranya adalah; 1. Baik flora
maupun fauna ada lokasi budidaya yang bisa ikut diliput
nantinya.
Atau secara ketersedian dilapangan mudah didapat. Sehingga,
pemirsa yang meyaksikan bisa lebih mudah untuk mendapatkannya. 2.
Usahakan yang berwarna cerah. Karena ini berkaitan dengan tampilan
yang
akan disajikan pada pemirsa nantinya. Semakin cerah dan
berwarna, tentunya akan semakin menarik untuk disaksikan.
18
3.
Bisa diamati proses budidayanya. Kalau liputannya mengenai
flora, maka
diharapkan ada proses pra-tanam sampai panen. Hal ini
dimaksudkan untuk memberi informasi yang lengkap dan gambaran yang
utuh pada pemirsa. 4. Bisa dikonsumsi dan memiliki khasiat. Jika
ada pemirsa yang sebelumnya
enggan mengkonsumsi karena khasiatnya tidak jelas, bisa jadi
lebih tertarik dan yakin. 5. Antara tempat liputan yang satu dengan
tempat yang lain tidak terlalu jauh. Hal ini dimaksudkan agar lebih
hemat dari segi waktu dan biaya. Setelah bahan liputan sudah
lengkap, maka dibuatlah rundown kegiatan yang berisi kegiatan apa
saja yang akan dilakukan selama peliputan. Bila diartikan ke bahasa
Indonesia, pitching artinya melemparkan. Namun, dalam Program Asal
Usul, pitching adalah satu tahan yang perlu dilalui dengan
melemparkan topik atau hasil riset yang ada pada Producer atau
Assistant Producer sebelum liputa dimulai. Di proses ini, suatu
bahan liputan dikaji kelengkapan datanya dan muatan lain seperti
rundown kegiatan yang akan dilakukan ketika liputan berlangsung.
Liputan dilakukan oleh seorang reporter dan cameraman yang bertugas
me-lobby tempat atau lokasi liputan, men-casting tiga sampai empat
talent anak-anak yang akan menemani reporter dan ikut mengisi
proses liputan (shooting). Proses casting sendiri dilakukan secara
singkat. Biasanya mendatangi SD di sekitar lokasi liputan.
Mengajukan permohonan izin pada Kepala Sekolah. Anak-anak yang di
casting antara kelas lima dan enam SD atau bisa saja lebih atau
kurang dari usia kelas itu, yang terpenting adalah mereka berani
dan mau melakukan adegan yang diinginkan oleh reporter dan
cameraman. Gambar 25. Proses casting yang dilakukan oleh seorang
Assistant Producer, Cameraman. Reporter, dan
Pengarahan selama proses peliputan dilakukan oleh cameraman dan
reporter. Dalam proses produksi atau peliputan tim reporter dan
cameramen harus selalu berkomunikasi dan saling
19
bertukar ide agar proses peliputan tepat dan gambar yang diambil
sesuai sequence (berurutan) sehingga memudahkan dalam proses pasca
peliputan (editing). Pada dasarnya kegiatan peliputan pada program
Asal Usul hanya melibatkan reporter dan cameraman. Namun pada
aplikasinya dilapangan, reporter dan cameraman tidak jarang meminta
bantuan driver (supir yang menemani selama kegiatan peliputan
berlangsung) untuk menjadi juru lampu (lightingman). Karena
reporter Asal Usul bertugas menjadi host yang sering berada di
depan kamera dan apabila cameraman harus merangkap menjadi
lightingman hasil pencahayaan yang diinginkan agar memenuhi
standart pencahayaan yang baik akan sulit dilakukan. Adapun kendala
yang mungkin terjadi dan menggagalkan liputan adalah kekurang data
atau data yang didapat kurang falid lalu, kondisi cuaca yang
terkadang menyebabkan objek yang akan diambil tidak muncul / tampak
,atau ada hal lain dimana objek sudah tidak ada lagi / punah. Semua
itu diluar perencanaan. Jika satu liputan untuk satu episode
selesai, dan ada jeda waktu yang cukup atau ada waktu luang yang
cukup sebelum masuk liputan untuk episode berikutnya, biasanya
reporter mulai membuat naskah sementara cameraman memberi tanda
(Time code) tentang bagian gambar mana saja yang bagus dan sesuai
dengan tema yang diangkat. Dalam proses pembuatan naskah reporter
terkadang dibantu oleh kameramen. Hal ini dikarenakan untuk
menentukan shoot gambar yang tepat untuk disisipi naskah. Saat
pembuatan naskah, reporter harus jeli melihat gambar yang telah
dipilih agar naskah yang dibuat sesuai dan tidak menimbulkan efek
jumping pada gambar. Kemudian time code yang telah dipilih
dimasukkan kedalam naskah dan dilaporkan kepada assistant producer
atau producer untuk untuk diteliti lagi. Menambahkan pemaran pada
bab pertama, editing pada umumnya adalah proses penyuntingan naskah
yang pada program Asal Usul di TRANS7 Jakarta tidak hanya naskah
tapi juga gambar, animasi, dan adegan-adegan yang diambil sewaktu
liputan maupun pasca liputan guna melengkapi informasi yang akan
disampaikan pada audiens atau pemirsa. Sebelum adegan demi adegan
di-edit, hal yang pertama dilakukan adalah editor harus memasukan
atau meng-Capture adegan dari kaset kaset hasil liputan. Setelah
itu, diambil adegan-adegan yang paling baik kualitas gambarnya,
sesuai dengan time code dan naskah yang dibuat. Kemudian,
menyisipkan beberapa animasi, gambar, dan suara suara musik (
instrument hingga vocal) sampai manusia guna membantu menyampaikan
informasi yang termuat dalam adegan yang diambil. 20
Ditahap editing juga, proses pemberian jeda atau lebih popular
disebut break dilakukan. Jeda waktu disini berfungsi sebagai
pemberi tanda bahwa satu segment pembahasan telah berakhir dan akan
masuk ke segment selanjutnya. Lamanya jeda sendiri memakan waktu
sepuluh detik. Namun, pada proses penayangan nanti bisa menjadi
lima menit karena selama rentang waktu itu di sisipkan iklan iklan
komersil maupun non-komersil. Nama lain dari pembian jeda atau
break ini sendiri disebut black. Dinamakan demikian karena pada
proses ini tidak ada adegan atau animasi atau apapun yang tampil
kecuali warna hitam. Untuk melengkapi adegan yang sedang di-edit,
tidak jarang editor meminta bantuan PA atau crew lain untuk
meminjam kaset MOA (Master On Air) dari episode sebelumnya atau
pada episode dari program lain. Ada beberapa evaluasi yang
dilakukan setelah proses editing dirasa selesai. Pertama, evaluasi
konten atau isi pesan yang akan disampaikan. Yang mengevaluasi
adalah LSF (Lembaga Sensor Film). Di LSF, akan di nilai apakah isi
atau informasi yang akan disampaikan sesuai dengan norma atau
tidak, menampilkan adegan kekerasan atau tidak. Jika terdapat
pelanggaran dan tidak segera diperbaiki atau di-edit ulang konten
yang disampaikan, maka LSF berhak melarang atau tidak memberi ijin
tayang. Untuk tayangan tayangan seperti program Asal Usul yang
bersifat documenter, ada ketentuan batas minimum penyerahan LSF itu
sendiri, yaitu satu hari sebelum tayang. Kedua, evaluasi yang
dilakukan oleh producer atau assistant producer. Evaluasi ini bisa
dilakukan sebelum masuk LSF atau setelah masuk LSF. Prosesnya
sendiri disebut preview. Pada evaluasi ini tidak hanya konten atau
isi pesan atau informasi saja yang dinilai tapi dari segi tampilan
seperti efek-efek animasi maupun suara juga masuk kategori
penilaian. Ketiga, evaluasi yang dilakukan di master room. Di sini,
evaluasi lebih di titik beratkan pada tampilan visual. Dan batas
minimum penyerahannya adalah satu jam sebelum tayang. Sebenarnya,
proses pitching juga termasuk evaluasi. Evaluasi hasil riset dan
rundown kegiatan yang akan dilakukan selama proses peliputan
berlangsung. Dan pada saat dilakukan liputan, evaluasi harian pasca
kegiatan selama dilapangan pun ada, biasanya dilakukan ketika makan
malam.
Gambar 26. Evaluasi aktifitas Shooting (sebelum makan malam dan
dalam 21
suasana
yang
santai
merencanakan
teknis pelaksanaan shooting esok hari).
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Mahasiswa pelaksana Kerja Lapangan memperoleh
pengalaman sekaligus keterampilan praktek dalam proses penyiaran
program Asal Usul di TRANS7 Jakarta meliputi riset, pitching,
liputan, hingga evaluasi. 2. Dalam proses penyiaran, selain
reporter dan cameraman, production assistant memegan peranan yang
cukup penting untuk kelancaran proses ini.
B. Saran 1. Untuk para calon peserta Kerja Lapangan rasa ingin
tahu, berani untuk melakukan sesuatu yang baru serta tidak sungkan
untuk melakukan pekerjaan apapun selama itu berkaitan dengan tujuan
yang ingin dicapai dari proposalnya masing-masing perlu
ditingkatkan bila merasa kurang 2. Bagi perusahaan sebisa mungkin
ada anggaran khusus bagi peserta Kerja Lapangan sehingga para
peserta Kerja Lapangan makin termotivasi dan terbantu dalam
menjalankan kewajibannya.
22