-
1
LAPORAN MAGANG
PROSES PENCAIRAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT. BANK BPD JAMBI
KANTOR CABANG SYARIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Ahli madya (A.Md)
Oleh :
BERRY PRATAMA
SPE 141183
PROGRAM DIPLOMA III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI (UIN) SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
2018 M
-
PENGESAIIAN PANITIA UJIAN
LaporM magang berjudul"Proses Pencairan Pembial'aau Murabahatr
Pada pT. B&nk BpI)Jambi Cabang Syariah" telah diuji pada sidang
munaqasah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UtN Sultan ThahaSaifuddin Jambi padatanggal 14 November
2ols.laporan magang ioi telah
diterima sebagai salah satu syarat mempercleh gelar Ahli Madya
(A.Md) dalam flmu Perbankan
Syariah.
Jambi, November 2018Mengesahkan:Dekan trakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam
]\IIP | 1964092711993021001
Panitiaujiatr
l. KetuaSidang
2. Sekretaris Sidang
3. Pembimbing I
4. Penguji I
: Dr. Novi Mubvarto. SE..ME (NIPr196212291993021 l00l
:Drs. Naimi.M.HINIP: 196811101991031003
:Bambans Kurniawan.SP.. MENIP: 198104262015031002
: Drs Arsa.M.HINIP:19621229193021001
Dr, Subhao.M.As
-
IIALAMAN PERSETUJUAN
Dengan ini, Dosen pembimbing Tugas Akhir,Instruktur Lapangan dan
Ketua Progpm
Studi, menyatakan bahwa laporan magang yang disusun oleh :
Nama
NlM
Program Studi
JudulLaporan
Berry Pratama
sPE 141183
D- lll Perbankan
Proses Pencai€n
Syariah
Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BPD Jambi
Cabang Syaxiah
Telah disetujui dan disahkan sesuai dengan prosedur, ketentuan
dan kelaziman yang
berlaku dalam ujian Munaqasah dan Laporan Magang pada tanggal
yang tertera dibawah ini :
DisetujuiOleh:
Jambi, November 2018
DoseD Pembimbing Laporao
NlP.t 95912t01987031003 NIK. 6906250110
Menget.hui
Ketua Program Studi
D-tlI Perbankan Syariah
Ahsan Putra Haflu,SlHl..M.EINIP-19810722200501 I 002
-
6
MOTTO
Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman, janagnlah kalian
memakanharta-harta kalian di
antara kalian dengancara yang batil, kecualidenganperdagangan
yang kalian
salingridha. Dan janganlah kalian membunuhdiri-diri kalian,
sesungguhnya Allah
ituMahaKasihSayangkepada kalian. (QS An-Nisa: 29) P0F1
1 (QS. An-Nisa :29)
vi
-
7
LEMBAR PERSEMBAHAN
Sebagai ungkapan terima kasih cinta dan kasih sayang yang tulus
saya
persembahkan hasil karya tulisan ini untuk :
Orang tua saya ibunda ida elvira dan ayahanda M. Amin yang telah
mengasuh,
membesarkan dan mendidikku dengan penuh cinta dan kasih sayang
sehingga aku
benar-benar dapat memahami arti kehidupan ini.
Kedua adik saya REVINA PRIMANDA dan INTAN DESKYA PUTRI keluarga
besar
saya dan teman-teman serta orang-orang yang menyanyangiku,
berkat jasa dan doa
serta dukungan kalian jua saya dapat menempuh perkuliahan ini
sampai dengan
menyelesaikannya.
Semoga allah selalu memberikan rahmat dan hidayahnya buat kita
semua
Amin ya rabbal’alamin
vii
-
8
ABSTRAK
Laporan magang ini berjudul “ Proses Pencairan Pembiayaan
Murabahah pada PT
Bank BPD Jambi Kantor Cabang Syariah “, tujuan penulisan ini
adalah untuk
mengetahui bagaimana cara proses pencairan pembiayaan murabahah
di bank jambi
cabang syariah. Serta langkah-langkah dalam mengajukan
pembiayaan murabahah.
Jenis data yang digunakan dalam pembuatan laporan magang ini
adalah data primer
dan data sekunder.
Kata kunci : pembiayaan,murabahah
viii
-
9
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr.Wb
Pujisyukurpenulispanjatkankehadirat Allah S.W.T yang
telahmelimpahkanrahmatdanhidayah-nya sehingga penulis diberikan
kemudahan,
kelancaran berfikir, kesabaran dan kesehatan dalam menyusun dan
menyelesaikan
laporan ini. Shalawat dan salam semoga allah limpahkan kepada
nabi muhammad
SAW. Sebagai pembawa syariat islam untuk di imani, dipelajari
dan dihayati serta
diamalkan oleh setiap manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam
menyelesaikanlaporanmaganginitentunyapenulisbanyakmendapatkandukungandaribe
rbagaipihak.
Dalamkesempataninipenulismengucapkanterimakasihkepadapihak-pihak
yang telahmemberikanbantuan,bimbingan,sarandanmotivasi.
Olehsebabitu,padakesempataninipenulismenyampaikanucapanterimakasih
yang
sebesar-besarnyakepada:
1. Ibunda Ida Elvira dan Yahanda M. Amin yang insyallah
senatiasa setiap saat
selalu mendoakan, memotivasi dan mendukung baik moril maupun
materil
dan kedua adik saya Revina Primanda dan Intan Deskya Putri
tercinta yang
telah ymemberi dukungan, perhatian dan semangat dalam kegiatan
apapun
dan menyelesaikan laporan magang ini.
2. Bapak Dr.subhan,M.Ag selaku dekan fakultas ekonomi dan bisnis
islam UIN
sulthan thaha Syaifuddin jambi, beserta staf pengajar yang telah
memberikan
bimbingan dan ilmunya kepada kami.
viiii
-
10
3. Bapak Ahsan Putra Hafiz, S.Hi ., M.EI selaku Ketua Jurusan
DIII Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi atas
kebijakan
yang telah memudahkan penulis dalam penyelesaian laporan tugas
akhir ini.
4. Bapak bambang kurniawan, Sp., ME selaku dosen pembimbing
laporan
magang yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan laporan
akhir.
5. Bapak H. Eja armaz hardi, Lc., MA. Selaku sekretaris jurusan
diploma III
perbankan syariah.
6. Bapak H. Achmad Jais, SE selaku pimpinan cabang Bank BPD
Jambi Kantor
Cabang Syariah yang telah banyak memberikan kami pengalaman
baru.
7. Untuk rekan-rekan seperjuangan Jurusan DIII Perbankan Syariah
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam angkatan 2014 terimakasih untuk
kebersamaan,dukungan,kekompakan dan sarannya selama ini sukses
buat kita
semua
Sepenuhnyapenulismenyadaribahwalaporantugasakhirinimasihbanyakkekuran
gandanjauhdarikesempurnaan,untukitupenulismengharapkan saran
danmasukan
yang bersifatmembangun demi
kesempurnaanlaporantugasakhirini.
Akhir kata penulisberharap agar
laporantugasakhirinidapatbergunabagikitasemua
Wassalamu’alaikumWr.Wb
Jambi, November 2018
Penulis
Berry Pratama
x
-
11
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR
PERNYATAAN............................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN
.......................................................................
iii
HALAMAN
PERSETUJUAN.....................................................................
iiii
NOTA DINAS
..................................................................................................v
DAFTAR TANDA PENYERAHAN
............................................................ vi
MOTO
...........................................................................................................
vii
LEMBAR PERSEMBAHAN
.....................................................................
viii
ABSTRAK
..................................................................................................
viiii
KATA PENGANTAR
.....................................................................................x
DAFTAR ISI
..................................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN
................................................................................1
A. Latar Belakang
......................................................................................1
B. Masalah Pokok Laporan
........................................................................2
C. Tujuan Penelitian
..................................................................................4
D. Manfaat Penulisan
.................................................................................4
E. Metode
Penulisan...................................................................................6
F. Sistematika
Penulisan............................................................................9
BAB II LANDASAN TEORI
.......................................................................11
xi
-
12
A. Bank Umum
........................................................................................11
B. Perbankan Syariah
...............................................................................12
1. Definisi Perbankan Syariah
...........................................................13
2. Tujuan Perbankan Syariah
............................................................13
3. Karakteristik Bank Syariah
...........................................................13
4. Perbedaan Bank Syariah Dan Bank Konvensional
.......................15
5. Landasan Umum Operasional Bank Syariah
................................15
C. Pembiayaan Dalam Bank Syariah
.......................................................16
1. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan
....................................................16
2. Manfaat Pembiayaan
.....................................................................17
3. Pembiayaan Dilihat Dari Tujuan Penggunaannya
........................17
4. Pembiayaan Dilihat Dari Jangka Waktu
.......................................18
5. Penanganan Pembiayaan Bermasalah
...........................................19
6. Menggali Potensi Peminjaman
......................................................20
D.
Murabahah...........................................................................................21
BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI MAGANG
............................30
A. Sejarah Singkat Perusahaan
..........................................................30
1. Latar Belakang Bank Jambi
....................................................32
2. Visi dan Misi Bank Jambi
.......................................................33
3. Profil Perusahaan
....................................................................33
4. Nilai-Nilai Bank Jambi Syariah
..............................................34
5. Moto Perusahaan
.....................................................................34
6. Struktur
Organisasi..................................................................34
B. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab Bank Jambi
......................34
C. Produk-Produk Bank Jambi Syariah
.............................................39
xii
-
13
BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG
...................................................41
A. Proses Pencairan Pembiayaan Murabahah pada PT. Bank BPD Jambi
Kantor
Cabang Syariah
...................................................................................41
B. Cara Bank BPD Jambi Syariah Mensosialisasikan Pembiayaan
........47
BAB V PENUTUP
.........................................................................................49
A. Kesimpulan
.........................................................................................49
B. Saran
....................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................51
LAMPIRAN
-
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana
dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank menjadi
tempat yang dapat
dipercaya untuk menyimpan uang bagi orang pribadi, perusahaan
swasta, BUMN,
Instansi-instansi pemerintah2, yayasan dan organisasi-organisasi
lain yang
menginginkan keamanan serta manfaat lebih atas uang yang
disimpannya. Bagi
masyarakat lain yang membutuhkan dana untuk konsumsi, pembiayaan
modal kerja
maupun untuk investasi, bank merupakan Iembaga keuangan yang
dipercaya
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut melalui
penyaluran kredit.
Peranan perbankan dalam sistem perekonomian dapat meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi dan taraf hidup masyarakat. Sektor rumah tangga produksi
akan meningkat
dengan ketersediaan modal dan penciptaan uang oleh bank, sistem
pembayaran
menjadi lebih efisien melalui mekanisme transfer dan sistem
perbankan elektronik,
serta tenaga kerja akan banyak terserap dengan pertumbuhan
sektor produksi.
Bank dapat juga berfungsi sebagai alat pengatur pertumbuhan
sektor tertentu
seperti sektor usaha kecil, sektor pertanian, ekspor impor dan
lain sebagainya.
Dengan berlakunya otonomi daerah meskipun tidak mencakup
kebijakan tentang
perbankan, dalam implementasinya akan berpengaruh terhadap
kebijakan dan strategi
2 Budi Untung, Kredit Perbankan di Indonesia, (yogyakarta, andi
: 2000), hlm 13
-
15
perbankan. Perimbangan keuangan pusat dan daerah yang baru
menyebabkan
peningkatan aliran dana ke daerah dimana sektor perba3nkan akan
menjadi
fasilitatornya. Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai bank yang
beroperasi di
daerah propinsi dan merupakan bank milik pemerintah daerah yang
bersangkutan
diharapkan dapat lebih berperan dalam pembangunan daerah.
Sebagai konsekuensi adanya alokasi dana ke daerah yang dikelola
oleh bank
akan meningkatkan sisi pasiva dalam neraca Bank Pembangunan
Daerah (BPD). Hal
ini berarti terdapat tambahan sumber dana yang harus dikelola
secara optimal oleh
Bank Pembangunan Daerah (BPD). Tambahan dana itu harus dapat
diimbangi dengan
perkembangan sisi aktiva minimal sebesar dana yang dapat
dipergunakan (loan able
fund). Jika bank tidak dapat memanfaatkan sumber dana tersebut
maka akan
meningkatkan biaya dana, sebab bagaimanapun juga pemerintah
daerah
menempatkan dananya pada BPD tidak secara cuma-cuma.
Sebagai Agent of Development bank-bank memiliki fungsi dan
peranan untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Bank-bank yang
ada di
daerah juga harus dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan
daerah, apalagi dalam era otonomi daerah sekarang ini. Dengan
adanya perimbangan
keuangan yang baru antara pusat dan daerah serta sistem otonomi
daerah, setiap
daerah mulai berlomba-lomba untuk menggali dan meningkatkan
potensi daerah
masing-masing.
3 Sultan Remy Sjahdeni, Perbankan Syariah Produk-Produk dan
Aspek-Aspek Hukumnya,
(Prenadamedigroup,jakarta: 2014)hlm 32-33
-
16
Bank Pembangunan Daerah merupakan salah satu potensi yang
dimiliki
daerah yang seharusnya memiliki peranan yang besar dalam
meningkatkan
perekonomian daerah. Sebagai bank yang didirikan oleh pemerintah
daerah propinsi
yang didasari pada peraturan daerah (Perda) yang besangkutan
maka kinerja Bank
Pembangunan Daerah tidak lepas dari kebijaksanaan yang
dikeluarkan oleh
pemerintah daerah yang bersangkutan. Sehubungan dengan hal
tersebut di atas maka
perlu adanya evaluasi yang lebih mendalam tentang kinerja Bank
Pembangunan
Daerah (BPD) untuk menilai kesiapannya dalam era otonomi daerah.
Oleh karena itu
penulis tertarik untuk mengangkat suatu judul yaitu "proses
Pencairan Pembiayaan
Murabahah” Pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jambi
Syariah".
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Pencairan Pembiayaan Murabahah Di PT. Bank
BPD
Jambi Kantor Cabang Syariah?
2. Bagaimana cara Bank BPD jambi syariah mensosialisasikan
pembiayaan
murabahah?
C. Tujuan Penelitian
1) Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Mencairkan Pembiayaan Nasabah
Dengan
akad Murabahah Di Bank BPD Jambi syariah
2) Untuk Bagaimana cara Bank BPD jambi syariah mensosialisasikan
pembiayaan
murabahah.
-
17
D. Manfaat Penulisan
1) Manfaat Untuk Penulis
Mahasiswa dapat menerapkan keterampilan dan ilmu pengetahuan
yang diperoleh
dari bangku kuliah, membekali mahasiswa dengan pengalaman kerja
yang
sebenarnya dalam dunia kerja sebagai persiapan dalam memasuki
dunia kerja nanti,
memperluas pengetahuan mengenai lingkup kerja, mampu menghadapi
tantangan
kerja, memiliki kemampuan untuk memberikan inspirasi dan
motivasi terhadap rekan
kerja satu tim untuk mencapai target dan tujuan
Bersama.
2). Manfaat Bagi Pt. Bank BPD Jambi Syariah jambi
Dengan kegiatan magang ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai
bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan dalam rangka
peningkatan pelayanan
perusahaan untuk masa yang akan datang.
3). Manfaat Bagi Pembaca
Laporan ini dapat menambah informasi dan pengatahuan tentang
bank baik
dalam pembiayaan, pelayanan penanganan serta mengetahui
transaksi yang
dilakukan pada suatu bank itu.
-
18
E. Metode Penulisan
1) Jenis Data
Data yang didunakan dalam penulisan ini adalah data primer dan
sekunder
a) Data primer
Data primer adalah data yang lansung diproleh dari sumber data
pertama di
lokasi penilitian atau objek penilitian. 4Data primer dalam
penulisan ini
diperoleh melalui observasi dan wawancara kepada pihak kantor
perwakilan
bank amb syariah yakni pegawai diunit layanan nasabah, analisis,
admin,
customer servis, dan memahami langsung tentang proses
pencairan
pembiayaan pada bank jambi syariah.
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sumber
skunder dari data yang kita butuhkan.5 Data sekunder dalam
penulisan ini di
peroleh engan cara melakukan pendekatan atau dokumentasi
terhadap arsip,
dokumen, dan catatan. Data sekunder pada penulisan ini
melipiuti: sejarah,
lokasi, dan struktur organisasi bank jambi syariah serta
data-data yang
diperlukan untuk penulisan laporan ini.
2) Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini
adalah:
4 Burhan Bungin, Metedologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi,
Ekonomi, dan Kebijakan
Publik Serta Ilmu-Ilmu sosial Lainnya, (Kencana, Jakarta: 2006)
hlm 122 5 Ibid.
-
19
a. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan aktivas pencatatan
fenomena
yang dilakukan secara sistematis, pengamatan dapat dilakukan
secara
mterlibat (partisipatif) ataupun (nonpartisipatif).6 Dalam hal
ini
penulis melakukan pengamatan secara langsung dengan terlibat
dalam
berbagai kegiatan kerja dikantor bank jambi cabang syariah
provinsi
jambi selama penulis melaksanakan kegiatan magang.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan guna bertujuan
untuk penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara
pewawancara dengan responden.7 Dalam hal ini, penulis
mengajukan
pertanyaan dan tanya jawab kepada pihak kantor bank jambi
cabang
syariah yakni pegawai diunit layanan nasabah, analisis, admin,
kepala
operasional, customer servis dan memahami langssung tentang
prosedur pelaksanaan pencairan pembiayaan pada bank jambi
syariah.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode yang diguunakan uuntuk
menulusuri data historis. Dalam hal ini data yang penulis
gunakan
berasal dari buku-buku, arsip, catatan dan dokumen-dokumen
berkaitan dengan peroses pencairan pembiayaan murabahah serta
data
6 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Erlangga,
Jakarta: 2009), hlm 101 7 Burhan Bungin, Metedologi Penelitian
Sosial dan Ekonomi, (Kencana, Jakarta: 2013) hlm
132
-
20
lain yang bersumber dari referensi studi kepustakaan melalui
jurnal,
artikel, media cetak dan bahan lain dari berbagai situs website
yang
mendukung.
d. Penelitian pustaka
Penilitian pustaka pengamatan data yang dilakukan dengan
cara
membaca, mempelajari dan mengutip dari buku-buku serta
sumber-
sumber lain yang berhbungan dengan penulisan.
3. Metode analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis
Deskriptif
tujuan penulisan yaitu untuk mengetahui tentang proses
pencairan
pembiayaan murabahah pada Bank BPD Jambi Syariah dan untuk
menggambarkan atau mendeskripsikan dan menganalisis suatu
kejadian
dengan cara menggambarkan fokus masalah yang berkaitan
dengan
masalah yang diangkat pada laporan ini.
4. Waktu dan Tempat Lokasi Magang
1. Waktu
Penulis melaksanakan kegiatan magang ini pada saat memasuki
semester
ke-6 Program Studi DIII Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, selama 2 bulan yang
telah
ditetapkan, dimulai dari tanggal ( 06-02-2017) hingga berakhir
pada
tanggal (06-04-2017).
-
21
2. Tempat Lokasi Magang
Kegiatan magang yang dilaksanakan penulis, dilaksanakan pada
instansi
perbankan di PT. Bank BPD Syariah Kantor Cabang Jambi yang
beralamat di Jl. Kapten Patimura No. 70-71 Simpang IV Sipin
Jambi.
F . Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini, berisi gambaran umum dari masalah yang terdiri
dari latar
belakang masalah, tujuan, dan manfaat penulisan, metode
pengumpulan data,
dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Berisikan tentang tinjauan landasan teori atau konsep yang
digunakan untuk
penulisan laporan mengenai data yang ditemui selama magang, yang
relevan
yang berhubungan erat pembahasan permasalahan yang berkaitan
dengan
penulisan laporan.
BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini membahas gambaran umum instansi dan tentang tujuan
sejarah
umum perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi
perusahaan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini berisikan penjelasan tentang “Proses Pencairan
Pembiayaan
Murabahah” Di PT. BANK BPD Syariah kantor cabang Jambi.
-
22
BAB V : PENUTUP
Berisikan tentang kesimpulan yang dapat diambil dari uraian yang
telah
dibahas dan berisi tentang saran yang mungkin dapat bermanfaat
bagi
perusahaan.
-
23
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bank umum
Bank umum bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas
8pembayaran, dimana dalam pelaksanaan kegiatan usahanya dapat
secara
kovensional atau berdasarkan prinsip syariah. Sebagaimana halnya
fungsi
dari tugas perbankan indonesia, bank umum juga merupakan agen
of
development yang bertujuan meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan
ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesejahteraan rakyat
banyak.
Dalam rangka fungsi dan tugasnya bank umum dapat melakukan
kegiatan usaha pokok berikut.
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa
giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan
bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu,
2. Memberikan kredit
3. Menerbitkan surat pengakuan hutang
4. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri
maupoun
kepentingan dan atas perintyah nasabahnya.
8 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (unit penerbitan dan
percetakan (UPP) AMPYKPN,
yogyakarta: 2002) hlm 311-312
-
24
5. Memindahkan uang, baik untuk kepentimgan sendiri maupun
untuk
kepentingan nasabah.
6. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat beharga dan
melakukan
perhitungan antar pihak ketiga.
7. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat
beharga
(save de pasit box).
8. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah
lainnya
dalam bentuk surat beharga yang tidak tercatat di bursa
efek.
9. Membeli melalui pelelangan agunan, baik semua maupun
sebagian
dalam hal debitor tidak memenuhi kewajibanya kepada bank,
dengan
ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan
secepatnya.
10. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan
kegiatan
wali amanat9.
B. Perbankan syariah
1. Defenisi Perbankan Syariah
Bank berdasrkan prinsip syariah adalah bank umum syariah atau
bank
perkreditan rakyat syariah yang beroperasi sesuai dengan
prinsip-prinsip
syariah islam, atau dengan kata lain yaitu bank yang tata
cara
beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan islam (Al-Quran
dan
9 Malayu S.P. Hasibuan, dasar-dasar perbankan, (jakarta: PT bumi
aksara, 2002) hlm 36
-
25
Hadist). Unsur-unsur riba untuk diisi dengan keiatan-kegiatan
investasi
atas dasar bagi hasil dari pembiayaan perdagangan.
Bank berdasarkan prinsip syariah diatur dalam UU no. 72 1992
sebagaimana telah diubah dengan UU no. 10 tahun 1998, dengan
latar
belakang adanya suatu keyakinan dalam agama islam yang
nerupakan
suatu alternatif atas perbankan dengan kekhususanya pada
prinsip
syariah10.
2. Tujuan Perbankan Syariah
Menurut pendapat kazarian didalam bukunya yang berjudul
tujuan
dasar dari perbankan syariah ialah menyediakan fasilitas
keuangan
dengan cara mengupayakan instrument instrument keuangan
(financial
instruments) yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan
norma-
norma syariah. Dalam pasal 3n undang-undang no. 21 tahun
2008,
perbankan syariah bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan,
dan
pemerataan kesejahteraan rakyat11.
3. Karakteristik Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang berasaskan, antara lain pada
asas
kemitraan, keadilan, transparansi dan universal serta
melakukan
kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan
bank
10 Malayu S.P. Hasibuan, dasar-dasar perbankan, (jakarta: PT
bumi aksara, 2002) hlm 39 11 Sultan Remy sjahdeini, Perbankan
Syariah Produk-Produk dan Aspek-Aspek Hukumny,
(Prenamedia, Jakarta 2014), hlm 32-33
-
26
syariah merupakan implementasi dari prinsip ekonomi islam
dengan
karakteristik, antara lain:
a. Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya
b. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time-value
of
money)
c. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditi
d. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersipat
spekulatif
e. Tidak memperkenankan menggunakan dua harga untuk satu
barang; dan
f. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad
Bank Syariah beroperasi atas dasar konsep bagi hasil dan
tidak
menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan
maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman
karena bunga merupakan riba yang diharamkan. Bank syariah
juga
dapat menjalankan kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan
atas
jasa perbankan lain yanng tidak bertentangan dengan prinsip
syariah. Suatu transaksi sesuai dengan prinsip syariah apabila
telah
memenuhi seluruh syarat berikut ini :
1. Transaksi tidak mengandung unsur kezaliman
2. Bukan riba
3. Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain
4. Tidak ada penipuan (gharar)
-
27
5. Tidak mengandung materi yang diharamkan dan
6. Tidak mengandung unsur judi (maisir)12
4. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Kovensional
Bank Syariah Bank Kovensional
a. Menjual barang pada nasabah a. Memberikan kredit
b. Hutang nasabah harga jual (tetap) (uang) pada nasabah
Selama jangka watu murabahah b. Hutang nasabah
c. Pada analisa suplier sebesar kredit+bunga
(berubah-ubah)
d. Margin berdasarkan value aded c. Tidak ada analisa
suplier
Bisnis tersebut d. Bunga berdasarkan rate
pasar yang beraku13
5. Landasan Umum Operasional Bank Syariah
Adapun landasan operasional perbankan syariah diatur dalam :
a. Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan syariah
sebagaimana diubah dengan UU No. 10 tahun 1998
b. UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan
12 Muhammad, manajemen Dana Bank Syariah, (Rajawali Persada,
Jakarta: 2014). Hlm 4-6 13 Malayu S.P. Hasibuan, dasar-dasar
perbankan, (jakarta: PT bumi aksara, 2002) 43
-
28
c. Ketentuan perundang-undangan khususnya KUH Perdata
tentang
perikatan dan UU No. 8 Tahun 1998 tentang perlindungan
konsumen
d. Pelraturan BI tentang perbankan syariah
e. fatwa berbagai mazhab tentang transaksi keuangan ( fatwa
DSN/MUI) yang berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah/Al-Hadist
f. putusan pengadilan agama indonesia (BASYARRNAS)
g. pandangan / dokrin dari ilmuan
C. Pembiayaan Dalam Bank Syariah
Pembiayaan secara luas berarti finacing atau pembelanjaan yaitu
pendanaan
yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yan g telah
direncanakan, baik
dilakukan sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain. Sedangkan
menurut UU
no. 10 tahun 1998 tentang perbankan menyatakan pembiayaan
adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan
itu,
berdasaran persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak
lain yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil14.
1. Tujuan dan fungsi pembiayaan
Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk
meningkat
kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan
nilai-nilai 14 Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998
-
29
islam. Sedangkan fungsi pembiayaan bukan hanya untuk mencari
keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan diindonesia saja,
melainkan
menerapkan systim syariah didalam ekonomi masyarakat luas yang
tidak
terpacu oleh bunga dunia.
Pembiayaan yang diberikan oleh bank berfungsi membantu
masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan usahanya.
Masyarakat
individu, pengusaha, lembaga, badan usaha, dan lainya yang
membutuhkan dana.
Fungsi pembiayaan antara lain :
a. Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar-menukar barang dan
jasa
b. Sebagai alat yang dipakai untuk memamfaatkan idle fund,
mempertemukan pihak kelebihan dana dengan kekurangan dana
c. Pembiayaan sebagai alat pengendali harga dan meningkatkan
jumlah uang
yang beredar.
2. Mamfaat pembiayaan
a. Bagi bank
Pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada nasabah akan
mendapat
balas jasa berupa bagi hasil dan berpengaruh pada
peningkatan
fitabilitas bank, serta mendorong peningkatan pegawai untuk
lebih
memahami dan terlatih untuk dapat memahami berbagai sektor
usaha.
-
30
b. Bagi debitur
Meningkatka usaha nasabah serta memperluas volume usaha
untuk
mebeli bahan baku, dan kebutuhan lainya.
c. Bagi pemerintah
Pembiayaan dapat digunakan sebagai alat untuk endorong
pertumbuhan sektor riil, dan menciptakan lapangan kerja baru
serta
meningkatkan pendapatan masyarakat/Negara
d. Masyarakat luas
Menguranhgi pengangguran, meningkatkan volume produksi,
memudahkan masyarakat menyimpan dana dan mendapat imbalan
berupa bagi hasil serta memberikan rasa aman terhadap
masyarakat.15
3. Pembiayaan dilihat dari tujuan penggunaanya
Pembiayaan dilihat dari tujuan penggunaanya yaitu;
a. Pembiayaan investasi
diberikan oleh bank syariah kepada nasabah untuk pengadaan
barang
modal (asset tetap) yang mempunyai nilai ekonomis lebih dari
satu
tahun.
b. Pembiayaan modal kerja
Digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang biasanya
habis dalam satu siklus usaha
15 Ismail, Perbankan Syariah, (Prenadamedia group, Jakarta:
2011) hlm 108-113
-
31
c. Pembiayaan kosumsi di berikan kepada nasabah untuk membeli
barang-
barang untuk keperluan usaha.
4. Pembiayaan dilihat dari jangka waktu
a. Pembiayaan jangka pendek
Pembiayaan yang diberikan dengan waktu maksimal satu tahun
b. Pembiayaan jangka waktu menengah
Diberikan dengan jangka waktu antara satu tahun hingga tiga
tahun
c. Pembiayaan jangka panjang
Pembiayaan yang dalam jangka waktu nya lebih dari 3 tahun.16
5. Penanganan pembiayaan bermasalah
Resiko yang terjadi dari peminjaman adalah peminjaman yang
tertunda
atau ketidak mampuan peminjaman untuk membayar kewajiban yang
telah
dibebankan, untuk mengantisipasi hal tersebut maka bank syariah
harus
mampu menganalis penyebab permasalahanya.17
1. Analisa penyebab kemacetan
A. Aspek Intern
- Peminjaman kurang cakap dalam usaha terseebut
- Manajemen tidak baik atau kurang rapi
- Laporan keuangan tidak lengkap
16 Ismail, Perbankan Syariah, (Prenadamedia group, Jakarta:
2011) hlm 113-124 17 Muhammad, manajemen bank syaraiah, (unit
penerbitan dan percetakan (UPP)
AMPYKPN, yogyakarta: 2002) hl, 311-312
-
32
- Penggunaan dana yang tidak sesuai dengan perencanaan
- Perencanaan yang kurang matang
- Dana yang dibrikan tidak cukup untuk menjalankan usaha
tersebut
B. Aspek eksternal
- Aspek pasar kurang mendukung
- Kemampuan daya beli masyarakat kurang
- Kebijakan pemerintah
- Pengaruh lain diluar usaha
- Kenakalan peminjaman
6. Menggali potensi peminjam
Nasabah yang mengalami kemacetan dalam memenuhi kewajiban
harus
dimotivasi untuk memulai kembali atau membenahi dan
mengantisipasi
penyebab kemacetan usaha atau angsuran. Untuk itu perlu digali
potensi
yang ada pada penunjang agar dana yang telah digunakan lebih
efektif
digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Adanya peminjam memiliki kecakapan lain dalam pemasukan
dana
yang berupa tambahan.
b. Adanya peminjam memiliki usaha lainya yang membuahkan
keuntungan
c. Adanya penghasilan tambahan
d. Melakukan perbaikan akad (remedial)
-
33
e. Memberikan pinajaman ulang, mungkin dalam bentuk: pembiayaan
Al-
Qardul hasan;murabahah dan mudharabah
f. Penundaan pembayaran
g. Memperkecil angsuran dengan memperpanjang waktu atau akad
dan
margin baru (rescheduling)
h. Memperkecil margin keuntungan atau bagi hasil.
D. Murabahah
Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan
harga
perolehan dan keuntungan (margin yang disepakati oleh penjual
dan pembeli.
Karakteristiknya adalah penjual harus meberitahu harga produk
yang ia beli dan
menentukan suatu tingkatn keuntungan sebagai tambahanya. Suatu
jual beli
dalam islam sedikitnya harus memenuhi syarat bahwa ada penjual
(ba’i),
pembeli (musytari), barabg yang diperjualbelikan, harga (saman)
dan ijab kabul
atau biasa juga disebut dengan akad jual beli.18
Tujuan nasabah melakukan jual beli dengan bank adalah karena
suatu alasan
bahwa nasabah tidak memiliki uang tunai (modal) untuk
bertransaksi lansung
dengan suplier. Dengan melakukan transaksi dengan bank (sebagai
lembaga
keuangan, maka nasabah dapat melakukan jual beli dengan
pembayaran
tanggguh atau diangsur. Jika murabahah dilakukan dengan cara
pembayaran
18 Undang-undang perbankan No. 10 tahun 1998
-
34
amgsuran, maka yang timbul dari transaksi ini adalah piutang
uang. Artinya,
penjual (ba’i) akan memiliki piutang uang sebesar nilai
transaksi kepada
penjual (ba’i). Ba’i Al-Murabahah atau beli angsur (al-ba’i bi
tsman ajil) atau
diartikan pula dengan keuntungan (deferred payment sale).
Dilihat dari asal kata ribhu (keuntungan) merupakan transaksi
jual beli dimana
bank menyebutkan jumlah keuntungan tertentu. Disini bank
bertindak sebagai
penjual, dilain pihak custumer bertindak sebagai pembeli,
sehingga harga beli
dari suplier atau produsen atau pemasok ditambah dengan dengan
keuntungan
bank dibelum dijual kepada customer.
1.Dasar Hukum Murabahah
a) Ayat al-quran
Firman Allah dalam QS. An Nisaa’ [4]:29
-
35
antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287];
Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.19
[287] Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan
membunuh orang lain, sebab
membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, karena umat
merupakan suatu kesatuan.20
.
Firman Allah Q.S Al-Baqarah ayat 275
-
36
riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya
dahulu[176] (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang
kembali (mengambil riba), Maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.21
[174] Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah
ialah pembayaran lebih yang
disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah
penukaran suatu barang dengan
barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang
yang menukarkan
mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi
dengan padi, dan
sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini Riba nasiah yang
berlipat ganda yang umum
terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah.
[175] Maksudnya: orang yang mengambil Riba tidak tenteram
jiwanya seperti orang
kemasukan syaitan.
[176] Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini,
boleh tidak dikembalikan.22
b) hadist
Hadist Rasulullah Riwayat Tirmidzi: Dari Abu Sa’id Al-Khudri
bahwa
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya jual beli itu harus
dilakukan suka
sama suka”. (HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih
oleh Ibnu
Hibban).
21 Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahan Bahasa Indonesia.hlm 47 22
Nurul Huda dan Muhammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam.hlm 42
-
37
c) Ijma’
Umat manusia telah berkosensus tentang keabsahan jual beli,
karena manusia
sebagai anggota masyarakat selalu membutuhkan apa yang
dihasilkan dan
dimiliki orang lain. Oleh karena jual beli ini adalah salah satu
jalan untuk
mendapatkan secara sah, dengan demikian mudahlah bagi setiap
individu
untuk memenuhi kebutuhannya. Dari dasar hukum di atas, dapat
disimpulkan
bahwa transaksi Murabahah itu dibolehkan dan tidak bertentangan
dengan
ajaran syari’at Islam serta memberikan keringanan kepada pembeli
untuk
memeperoleh barang yang diinginkan walaupun dengan pembayaran
yang
tidak tunai.
d) Kaidah Fiqh
Kaidah Usul Al-fiqh: Hal ini sejalan dengan kaidah Ushul fiqh
(Djazuli, 2007):
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali
ada dalil yang
mengharamkannya”.P22F23
e) Qiyas
Salah satu pembiayaan yang paling berkembang pada perbankan
syariah
adalah pembiayaan murabahah dalam pengikatan jaminannya
sering
menggunakan fidusia, karena pembebananya dianggap sederhana,
mudah
dan relatif cepat. Fidusia memiliki peranan penting dalam
pengikatan
jaminan akad pembiayaan murabahah yang difasilitasi oleh bank
syariah.
Dengan demikian, bila dalam pelaksanaan akad murabahah yang
telah
23 Djazuli, A. 2007. Kaidah-Kaidah Fikih. Jakarta: Kencana.
-
38
disepakati, debitur melakukan wanprestasi makakreditur penerima
fidusia
dapat melakukan eksekusi sebagaimana diatur dalam pasal 29
Undang-
Undang jaminan fidusia.
Terkait hukumnya,transaksi murabahah di bank syariah dengan
menggunakan jaminan fidusia ini dapat di qiyaskan dalam hukum
bai’ al-
wafa.24 Bai’ al-wafa pada dasarnya adalah penjualan komoditas
dengan
syarat bahwa penjual dibolehkan untuk mendapatkan komoditas
kembali
saat membayar harganya.
A. Syarat dan Rukun Murabahah
Al-Kasani menyatakan bahwa akad bai‟ murabahah akan dikatakan
sah, jika
memenuhi beberapa syarat berikut ini:25
a. Mengetahui harga pokok (harga beli), disyaratkan bahwa harga
beli harus
diketahui oleh pembeli kedua, karena hal itu merupakan syarat
mutlak bagi
keabsahan bai‟ murabahah.
b. Adanya kejelasan margin (keuntungan) yang diinginkan penjual
kedua,
keuntungan harus dijelaskan nominalnya kepada pembeli kedua
atau
dengan menyebutkan persentasi dari harga beli.
c. Modal yang digunakan untuk membeli objek transaksi harus
merupakan
barang mitsli, dalam arti terdapat padanya di pasaran, dan lebih
baik jika
menggunakan uang.
24 Dr.Moh. Lc.,M.H.I,2016 Ushul Fiqh Ekonomi dan Keuangan
kontemporer.hlm 71 25 Dimyauddin Djuwaini, loc. Cit., hlm.
108-109
-
39
d. Objek transaksi dan alat pembayaran yang digunakan tidak
boleh berupa
barang ribawi.
e. Akad jual beli pertama harus sah adanya.
f. Informasi yang wajib dan tidak diberitahukan dalam bai‟
murabahah.
Sedangkan menurut jumhur ulama‟ rukun dan syarat yang terdapat
dalam bai‟
murabahah sama dengan rukun dan syarat yang terdapat dalam jual
beli, dan
hal itu identik dengan rukun dan syarat yang harus ada dalam
akad. Menurut
Hanafiyah, rukun yang terdapat dalam jual beli hanya satu, yaitu
sighat (ijab
qobul), adapun rukun-rukun lainnya merupakan derivasi dari
sighat. Dalam
artian, sighat tidak akan ada jika tidak terdapat dua pihak yang
bertransaksi,
misalnya penjual dan pembeli, dalam melakukan akad tentunya ada
sesuatu
yang harus ditransaksikan, yakni objek transaksi.26
Rukun murabahah antara lain:27
a. Penjual (Bai‟)
Penjual merupakan seseorang yang menyediakan alat komoditas
atau
barang yang akan dijual belikan, kepada konsumen atau
nasabah.
b. Pembeli (Musytari)
26 Ibid., hlm. 111
27 Muhammad, Model-model Akad Pembiayaan di Bank Syari‟ah
(Panduan Teknis
Pembuatan Akad/Perjanjian Pembiayaan Pada Bank Syari‟ah), Sistem
dan Prosedur Operasional Bank
Syariah, loc. cit., hlm. 58
-
40
Pembeli merupakan, seseorang yang membutuhkan barang untuk
digunakan, dan bisa didapat ketika melakukan transaksi dengan
penjual.
c. Objek jual beli (Mabi‟)
Adanya barang yang akan diperjual belikan merupakan salah satu
unsur
terpenting demi suksesnya transaksi. Contoh : alat komoditas
transportasi,
alat kebutuhan rumah tangga dan lain lain.
d. Harga (Tsaman)
Harga merupakan unsur terpenting dalam jual beli karena
merupakan suatu
nilai tukar dari barang yang akan atau sudah dijual.
e. Ijab qobul
Para ulama fiqih sepakat menyatakan bahwa unsur utama dari jual
beli
adalah kerelaan kedua belah pihak, kedua belah pihak dapat
dilihat dari
ijab qobul yang dilangsungkan. Menurut mereka ijab dan qabul
perlu
diungkapkan secara jelas dan transaksi yang bersifat mengikat
kedua belah
pihak, seperti akad jual beli, akad sewa, dan akad nikah.
-
41
BAB III
GAMBARAN UMUM INSTANSI MAGANG
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Bank jambi merupakan bank milik pemerintah Provinsi Jambi
pemerintah
kabupaten/kota se provinsi jambi yang didirikan berdasarkan akte
notaris
adiputra perlindungan no. 6 tanggal 12 februari 1959 dengan nama
PT. Bank
pembanguna daerah jambi yang kemudian disempurnakan melalui akte
notaris
habro poerwanto No. 70 tanggal 12 oktober 1959 dan
mendapatkan
pengesahan dari manter kehakiman republic indonesia No.
J.A/5/11/8 tanggal
6 februari 1959 dimuat pada tambahan berita negara republic
indonesia
No.110/104 tanggal 29 desember 1959.28
Selanjutnya terbitnya UU No. 13 tahun 1969 bahwa bank
pembangunan daerah disetiap provinsi wajib menyesuaikan
pendiriannya.
Kemudian berdasarkan peraturan daerah tingkat 1 provinsi jambi
No. 3 tahun
1963 dengan pengesahan manteri dalam negeri No. 9/32/1227-164
tanggal 24
september 1964, PT. Bank Pembangunan Daerah Jambi menjadi
Bank
Pembangunan Daerah Jambi dengan spefikasi kegiatan sesuai BPD
ssesuai
dengan aturan UU No. 13 tahun 1962.
28
Berita21.wordpress.com/2011/07/28/saatnya-mencintai-bank-jambi
-
42
Kemudian berdasarkan UU Republic Indonesia No.7 tahun 1992
tentang perbankan, bahwa seluruh bank komersial untuk
menyesuaikan
kembali ketentuannya, dan bank BPD jambi juga diatur
kembalinuntuk
menyesuaikan kegiatannya sesuai UU tentang perbankan sebagai
bank umum.
Tanggal 22 November 2007, Bank BPD berubah status menjadi
perseroan
terbatas (PT). Dan Bank BPD disebut juga dengan sebutan Bank
jambi
berdasarkan No. 2 tahun 2006 akts notaris robert faizal, SH. No.
1 tanggal 1
februari 2007 dengan disahkan oleh manteri dalam negeri
kehakiman dan hak
hasasi manusia.
Kegiatan Bank jambi meliputi seluruh kegiatan bank umum,
termasuk
sebagai pemegang kas daerah yang berfungsi melaksanakan dan
mengelola
penyimpanan, penerimaaan dan pengeluaran kas daerah serta
mengutamakan
pembiayaan bidang proyek pembangunan daerah. Sebagai tindak
lanjut guna
untuk mengembangkan dan mensejahterakan rakyat serta
pembangunan
jambi, tim perbankan mengembangkan layanan perbankan yang
berbasis
yariah sebagai respon atas berlakunya UU No. 10 tahu 1998, yang
memberi
peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (duak
banking
system).29
Dengan berkelanjutan maka di bangunlah Bank Pembangunan
Daerah
Kantor Cabang Syariah diresmikan oleh Gubernur jambi Hasan Basri
Agus
tanggal 03 Januari 2012. PT. Bank Pembangunan Daerah Cabang
Syariah,
29 Ibid
-
43
tampil dan tumbuh sebagai Bank yang mampu memadukan idealis
usaha
dengan nilai-nilai rohani, yang melandasikegiatan
operasionalnya. Harmoni
antara idealis usaha dan nilai-nilaininilah yang menjadi salah
satu keunggulan
Bank Pembangunan Daerah Cabang Syariah dalam kiprahnya di
perbankan
Indonesia. Bank BPD Syariah hadir untuk bersama membangun
indonesia
menuju indonesia yang lebih baik.
1. Latar Belakang Bank Jambi
Bank jambi sebagai sebuah wilayah dipercaya masyarakat yang
berasal
dari kata “jambe” yang berarti pinang. Dan merupakan sebuah
persatuan
dari beberapa etnis, dengan egium adat : “sepucuk jambi
ssembilan lurah,
dengan batangnyo alam rajo” yang artinya :
a. Pucuk yaitu ulu (dataran tinggi)
b. Sembilan lirah adalah reprentasi dari sembilan
negeri/wilayah
c. Batangnyo alam rajo adalah daerah teras kerajaan yang terdiri
dari dua
belas daerah/suku
2. Visi dan Misi bank Jambi
A. Visi
- Menjadi Bank yang ideal dan sehat
- Mewujudkan terpenuhnya kebutuhan masyarakat dibidang jasa
bank
-
44
- Memiliki nilai tambah ekonomi daerah khususnya UKM (usaha
kecil
menengah)
- Dikelolah secara propesional, hati-hati dan berkembang secara
wajar
B. Misi
- Sebagai umum kovensional dan syariah
- Penggerak ekoknomi dan pembangunan daerah pemegang dan
penyimpan khas daerah
- Salah satu sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah).
3. Profil perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Bank Pembangunan Daerah Kantor Cabang
Jambi
Alamat : Jl. Kapten Patimura No. 70-71 Simpang IV
Sivin Jambi
Telepon : (0741) 60199
Faxmile : (0741) 61609
Website : www. Bank Jambi.com
Tahun berdiri : 2012
Jumlah karyawan : 20
Pimpinan canbang ke : 2
Nama pimpinan cabang : Hj.Achad Jais, SE.,M.EI
-
45
4. Nilai-Nilai Bank Jambi Syariah
a) Jujur,hati-hati, bertanggung jawab terhadap tugas dan
pekerjaan
b) Taat pada norma agama dan peraturan yang berlaku
c) Sanggup bekerja keras, profesional dan panntang menyerah
d) Orientasi melayani pelanggan dengan sepenuh hati
e) Berfikir positif dan selalu meningkatkan keterampilan,
pengetahuan
serta wawasan
f) Peduli pada harmonisasi hubungan kerja dan kenyamanan
lingkungan
5. Moto perusahaan
Adapun moto Bank jambi cabang syariah adalah “semangat
membangun
negeri”
6. Sturktur organisasi
Struktur organisasi Bank jambi syariah terdapat pada lampiran
Laporan ini
.30
B. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab Bank Jambi
Deskripsi tugas dari masing-masing instruktur organisasi Bank
jambi cabang
syariah adalah sebagai berikut:
1. Kepala pemimpin cabang syariah
a. Pemimpin cabang syariah adalah pejabat struktual yang
ditetapkan direksi
untuk memimpin Kantor Cabang Syariah termasuk membawahi
Kantor
Cabang Pembantu, Kantor Kas Office Channeling dalam
melaksanakan
30 Http//www.bank.jambi.com. akses,28 maret 2018
-
46
bisnis dan operasional Bank serta tugas-tugas lainnya yang
bersifat
mewakili Direksi diwilayah kerja Kantor Cabang Syariah.
b. Memimpin Kantor Cabang Syariah dalam melaksanakan bisnis
dan
Operasional Kantor Cabang Syariah. Serta menyusun rencana
bisnis
Kantor Cabang bersama dengan Kepala Pemasaran dan Kepala
Operasional dan Pelayanan.
c. Melaksanakan semua tanggung jawab atas kewajiban dan semua
kinerja
karyawan bank jambi syariah.
2. Marketing maneger (Kepala Pemasaran)
a. Kepala pemasaran Cabang Syariah adalah pejabat struktual
yang
ditetapkan Direksi untuk membantu Pemimpin Cabang Syariah
dalam
pelaksanaan bisnis dan operasional kantor cabang syariah.
b. Melaksanakan tugas-tugas yang didelegasikan pimpinan kepada
Kepala
Pemasaran Cabang Syariah.
3. Operation Manager (Kepala Operasional)
a. Kepala Operasional dan pelayan adalah pejabat struktual yang
ditetapkan
direksi untuk membantu Pemimpin Cabang Syariah dalam
pelaksanaan
bisnis dan operasional kantor cabang syariah.
b. Merencanakan, mengkordinasikan, mengawasi dan
mengevaluasi
pelaksanaan tugas-tugas pokok unit kerja yang berada dibawah
supervisi
kepala operasional dan pelayanan.
-
47
c. Mengontrol pelaksanaan administrasi dan dokumentasi seluruh
file dan
dokumen yanng berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pelayannan,
dana
pihak ketiga dan jasa lainnya serta kegiatan umum dan SDM
kantor
cabang syariah.
4. Account Officer (Analisis Pembiayaan)
a. Pelaksa Account Officer adalah pelaksan yang bertanggung
jawab
langsung kepada Kepala Pemasaran Cabang Syariah Dalam
melaksanakan
tgas-tugas pokok, tugas-tugas tambahan, kewajiban,wewenang
dan
tanggng jawabnya dikantor Cabang Syariah.
b. Mencari nasabah baru/calon nasabah untuk menawarkan produk
seperti :
Giro Wadiah, Giro Mudharabah, Tabungan Wadiah, Tabngan
Mudharabah, Deposito Mudharabah Mutlagah, Deposito Mudharabah
dan
lain sebagainya.
5. Customer Service Officer (CSO)
a. Pelaksana Customer Service adalah pelaksana yang bertanggung
jawab
langsung kepada Kepala Operasional dan Pelayanan Cabang
Syariah
dalam melaksanakan tugas-tugas pokok, tugas-tugas
tambahan,kewajjiban, wewenang dan tanggung jawabnya dikantor
Cabang
Syariah.
b. Melayani Nasabah yang akan membuka rekening simpanan,
membuat
ATM, mengganti buku tabungan/chequee/bilyet Giro/ATM yang
hilang
atau rusak,memberikan informasi saldo, mencetak rekening /
buku
-
48
tabungan, membuat referensi bank, melakukan transfer, inkaso
serta
memberikan informasi lainnya yang berkaitan dengan produk dan
jasa
bank.
6. Customer Service Refresentatif (CSR)
Melaksanakan kegiatan operasional dan pelayanan nasabah sesuai
dengan
ketentuan dan standar pelayanan.
7. Head Teller
a. Head Teller adalah pejabat struktual yang ditetapkan Direksi
yang
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Opeasional dan
Pelayanan
Cabang Syariah dalam melaksanakan tugas-tugas pokok,
tugas-tugas
tambahan, kewajiban, wewenang dan tanggung jawabnya dikantor
Cabang
Syariah.
b. Mengatur persediaan uang tunai dalam ruangan Khasanah utama
sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
c. Memberikan rekomendasi kepada Kepala Operasional dan
pelayanan
penunjukkan Teller ATM dalam transaksi pengisian uang tunai dan
atau
cash opname ATM pada mesin ATM yang berada dalam wilayah
kerja
kantor cabangnya.
8. Pelaksana Teller
a. Pelaksan Teller adalah pelaksana yang bertanggung jawab
langsung
kepada Head Teller Cabang Syariahh dalam melaksanakan
tugas-tugas
-
49
pokok, tugas-tugas tambahan, kewajiban, wewenang dan
tanggung
jawabnya diKantor Cabang Syariah.
b. Melayani nasabah yanng melakukan transaksi penarikan,
pembuatan
rekening, buku tabungan, penyetoran tunai serta transaksi
setoran kliring
(wakalah) dan pemindahbukuan untuk semua jenis rekening pada
bank.
9. Back Office Officer (BOO)
a. Pelaksana PPT, Kliring dan RTGS adalah pelaksana yang
bertanggung
jawab langsung kepada head Operasionak Cabang Syariah dalam
melaksanakan tugas-tugas pokok, tugas-tugas tambahan,
kewajiban,
wewenang dan tanggung jawabnya dikantor Cabang Syariah.
b. Menerima permintaan penyelasaian transaksi dari bagian umum
dan
operasional yang ada di Kantor Cabang Syariah.
c. Menyelesaikan permintaan-permintaan yang masuk tersebut
sesuai dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku.
10. Pelaksana Accounting
Melakukan pengendalian mutu terhadap laporan keuangan ,
pelaporan
kepada BI dan pelaporan keuangan kepada pihak lainnya, serta
ketentuan perpajakan.
11. IT Coordinator
Pelaksanaan akuntasi, IT dan Pelaporan adalah pelaksana yang
bertanggung jawab langsung
-
50
kepada Head Operasional Cabang Syariah dalam melaksanakan
tugas-
tugas- pokok, tugas-tugas tambahan, kewajiban, wewenang dan
tanggung
jawabnya di Kantor Cabang Syariah.
12. Pelaksana Umum
a. Pelaksana umum adalah pelaksana yang bertanggung jawab
langsung
kepada Kepala Operasional dan Pelayanan Cabang Syariah dalam
melaksanakan tugas-tugas pokok, tugas-tugas tambahan,
kewajiban,
wewenang dan tanggung jawabnya dikantor cabang syariah.
b. Mempersiapkan rekomendasi-rekomendasi, dokumen-dokumen
dan
pembukuan yang berkaitan dengan pengolahan aktiva tetap dan
inventaris,
alat tulis kantor, administrasi kepegawaian, pengamanan
kantor,
eksploitasi kendaraan dinas, arsip dan ekspedisi, biaya umum
atau SDM,
pembukuan dan laporan keuangan Kantor Syariah.
C. Produk-Produk Bank Jambi Cabang Syariah
1. Produk dana
A. Tabungan
- Tabungan Siginjai IB
- Tabunganku IB
- Tabungan Niat Haji
B. Giro
-
51
- Giro wadi’ah
C. Deposito
- Deposito Mudharabah
2. Produk Pembiayaan
A. Akad Muabahah
- Modal Kerja
- Investasi
- Komsumtif
a) Kendaraan
b) Perumahan
B. Akad Musyarakah
- Modal Kerja
- Investasi
3. Jasa Produk
- Pembayaran melalui menu pemindah bukuan di ATM
- Transfer sesama Bank Jambi
4. Jasa Operasional
- RTGS (Real Time Gross Settlement)31
- Referensi Bank
31 ibid
-
52
BAB IV
HASIL KEGIATAN MAGANG
A. Proses Pencairan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BPD
Jambi
Kantor Cabang Syariah.
Pembiayaan secara luas berart financing atau pembelanjaan
yaitu
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang
telah
direncanakan.
Pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan
oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabahnya.
Disebut pembiayaan karena bank syariah menyediakan dana guna
membiayai kebutuhan nasabah yang memerlukan dan layak
memprolehnya.32
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan nasabah pada saat
ingin mengikuti pencairan pembiayaan adalah sebagai berikut:
1. Permohonan
a. Account Officer
Account Officer bertugas menerima surat permohonan
pembiayaan
(SPP) dari nasabah dan meneliti kelengkapan lampiran sesuai
ketentuan, dan kemudian menyerahkan ke pemimpin direksi.
b. Pimpinan Direksi
32 Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998
-
53
Pimpinan Direksi bertugas menerima SPP kemudian memeriksa
dan
meneliti dokumen permohonan dan memberi keputusan tertulis,
kemudian menyerahkan SPP kepada bagian Kepala Pemasaran.
c. Marketing Manager
Marketing Manager bertugas menerima SPP dari pimpinan cabang
kmudian menindak lanjuti sesuai keputusann Pimpinan Direksi.
2. Investigasi
a. Account Officer
Account Officer melakukan investigasi untuk meneliti kelayakan
calon
nasabah berdasarkan prosedur pembiayaan.
b. Manajer Operasional dan Administrasi Pembiayaan
Menerima rangkuman pelaksanaan investigasi dari Account
Officer.
3. Analisa
a. Account Officer membuat nota analisis pembiayaan (NAP),
dan
kemudian diserahkan NAP beserta hasil investigasi kepada
Analisis
Officer.
b. Analis Oficer
Analisis Officer menerima dokumen permohonan pembiayaan dan
hasil investigasi dan nota analis pembiayaan (NAP) dari
Account
Officer untuk diproses marketing manajer dan melakukan
analisa
secara detail terhadap kalayakan usaha nasabah.
c. Marketing Manajer
-
54
Marketing Manajer menerima nota analisis Pembiayaan (NAP)
beserta
lampirannya dan melakukan review menyeluruh.
d. Pimpinan Direksi
Menerima NAP dari Marketing Manajer dan memutuskan apakah
pembiayaan layak diberikan atau tidak. Setelah diputuskan
Pimpinan
cabang mnenyerahkan ke analisis Officer untuk diproses.
4. Pemutusan Pembiayaan
a. Analis Officer
Analis Officer menerima NAP beserta lampiran yang disetujui
oleh
pemimpin cabang dan membuat :
- Surat pengesahan persetujuan pembiayaan (SP3)
- Surat sanggup (promes)
- Surat kuasa debet rekening
- Surat persetujuan istri
- Tanda terima uang
- Akad pembiayaan
- Buki pengikat jaminan
- Bukti penutupan asuransi
- Bukti kelengkapan dokumen pembiayaan lainnya
-
55
Kemudian analis Officer melakukan akad pembiayaan dengan
nasabah, dan semua dokumen ditandatangani diatas materai
oleh
nasabah.
b. Marketing Manejer
Menerima data-data pembiayaan nasabah dari Analis Officer
dan
melakukan pengecekan kesesuaian atau kecukupan persyaratan
berdasarkan nota analisa pembiayaan. Apabila telah sesuai atau
cukup
maka Marketing Manajer akan membubuhkan paraf dan
menyerahkan
kepada pimpinan cabang.
c. Pimpinan Cabang
Pimpinan Cabang akan menerima data-data pembiayaan dari
Analis
Officer, meelakukan pengecekan atas kecukupan/kesesuaian
syarat-
syarat yang tertuang dalam SP3 dan menyerahkan kepada
Account
Officer untuk disiapkan proses pencairannya.33
5. Pencairan Pembiayaan
a. Pengajuan tertulis dari nasabah disertai kelengkapan
persyaratan
diterima oleh Marketing Officer
33 Wawancara dengan Khairon Anshor, SEI, tanggal 3 april 2018 di
Kantor Bank BPD Jambi
Cabang Syariah
-
56
b. Unit Administrasi Pembiayaan melakukan pengecekan dokumen
dituangkan dalam DPRP (Daftar Pengecekan Realisasi
Pembiayaan) memberikan rekomendasi
c. Marketing Officer menerima rekomendasi tersebut untuk
ditindak
lanjuti nasabah
d. Setelah lengkap sesuai DPRP dan rekomendasi dibuatkan
customer Facility (CF) dan surat pencairan (SP)
e. Unit Admin Pembiayaan menyerahkan CF dan SP kepada unit
pelaksana data entry dan pencairan untuk dilakukan proses
pembukaan fasilitas dan pencairannya.
f. Pelaksana data Entry mencetak print out Entry data dan
diserahkan
kepada unit Admin Pembiayaan untuk dicek kesesuainnya.
Kemudian Manager Operasi melakukan otorisasi
g. Unit Admin Pembiayaan mengisi Formulir SIPD (sistim
informasi
penyediaan dana) dan melakukan pencairan. Kemudian Admin
Pembiayaan mewakalahkan kepada nasabah sesuai dengan
permohonan awal setelah itu barulah bisa terjadi jual beli
Murabahah, nasabah wajib memberikan bukti pembelian ke Bank.
-
57
d. Analisis Pembiayaan menganalisa permohonan pembiayaan atas
dasar
akad Murabahah dari nasabah yang antara lain meliputi aspek
personal
berupa analisa atas karakter dan aspek usaha antara lain
meliputi
analisa kapasitas usaha,keuangan, dan prospek usaha.
e. Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan dalam
bentuk
perjanjian tertulis berupa akad pembiayaan atas dasar
murabahah.
Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik
produk pembiayaan murabahah dan barang yang dijual belikan
harus
jelas. serta memberi tahu kepada nasabah harga prolehan atau
keuntungan yang di dapatkan dan jangka waktu pembayaran
harga
barang oleh nasabah kepada bank ditentukan berdasarkan
kesepakatan
Bank dan nasabah.
- Jika setuju, analisis membuat surat permomohonan pembukaan
fasilitas kemudian di serahkan kepada Kepala Operasional
- Kalau tidak setuju bisa di batalkan dan berkas dikembalikan
ke
nasabah.34
34 Wawancara dengan Wilza Utami SE, tanggal 2 April 2018 di
Kantor Bank BPD Jambi
Cabang Syariah
-
58
B. Cara Bank BPD Jambi Syariah Mensosialisasikan Pembiayaan
Murabahah
Dalam perbankan syariah,murabahah mendominasi pendapatan bank
dari produk-produk yang ada di semua bank syariah. Dan di negara
indonesia sendiri dikenal dengan jual beli murabahah atau murabahah
kepada pemesanan pembelian, murabahah memberi banayak banyak
mamfaat kepada bank syariah. Salah satunya adalah adanya keuntungan
yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual
kepada nasabah.
Adapun cara-cara bank BPD jambi syariah mensosialisasikan
pembiayaan murabahah adalah sebagai berikut:
1. Kunjungan langsung ke nasabah
Kunjumgan langsung ke nasabah maksudnya marketing lending bank
BPD jambi Syariah datang langsung kerumah ataupun ketoko calon
nasabah dan menawarkan langsung produk lending atau pembiayaan
murabahah kepada calon nasabah yang membutuhkan barang tidak
mempunyai dana. Jadi dengan ditawarkanya pembiayaan murabahah
nasabah tidak susah lagi untuk membeli barang yang dibutuhkannya,
karena bank BPD Jambi Syariah dapat membelikan barang tersebut
dengan akad murabahah dan dibayar dengan angsuran.
2. Iklan
Bank BPD Jambi Syariah dalam memasarkan produknya juga
menggunakan iklan yaitu seperti melalui brosur, spanduk, media
elektronik, yang akan dijabarkan sebagai berikut :
a. Brosur Brosur disini dicetak Bank BPD Jambi Syariah dengan
sedetail mungkin terkait produk Bank BPD Jambi Syariah pembiayaan
murabahah. Didalam browsur tertulis apa itu pembiayaan murabahah
syarat pengajuan pembiayaan murabahah, jadi calon nasabah bisa
mengatahui pembiayaan murabahah melalui brosur tersebut.
b. Spanduk Bank BPD Jambi Syariah juga memasang spanduk
dijalan-jalan, supaya masyarakat luas dapat mengenal bank BPD Jambi
Syariah.
-
59
c. Media elektronik Bank BPD Jambi Syariah juga memberikan
beberapa kemudahan kepada nasabah dengan membuat media
elektonik.
3. Jemput Bola
Bank BPD Jambi Syariah juga memberikan kemudahan kepada nasabah
jika menggunakan produk murabahah, yaitu dengan memberikan
pelayanan yang maksimal, contohnya pihak Bank BPD Jambi Syariah
bersedia mendatangi tempat tinggal nasabah untuk menarik angsuran
jika sedang sibuk atau biasa disebut dengan jemput bola. Caranya
nasabah tinggal SMS atau telpon kekantor ataupun marketing bank
Jambi Syariah. Tentunya hal ini sangat memberikan kemudahan bagi
para nasabah, khususnya nasabah yang kesehariannya disibukkan
dengan pekerjaan maupun kegiatan lainya.35
35 Wawancara dengan Kiki Febriantama, SE tanggal 2 Maret 2018 di
Kantor Bank BPD Jambi
Cabang Syariah
-
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan sertta pedoman landasan teori yang
telah diuraikan
pada laporan ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dalam perbankan syariah untuk mengajukan pembiayaan
murabahah,
beberapa persyaratan dan kelengkapan lainnya seperti dokumen
agunan
(jaminan) yang harus dipenuhi oleh nasabah dalam pengajuan
pembiayaan
murabahah.
2. Pembiayaan murabahah merupakan salah satu pembiayaan yang
digunakan
untuk membantu masyarakat yang kekurangan dana. Pembiayaan
murabahah
yaitu perjanjian jual beli antara bank dengan nasabah, dimana
bank membeli
barang yang diperlukan nasabahdan kemudian menjualnya kepada
nasabah
sebesar harga bei ditambah dengan margin keuntungan yang
disepakati.
3. Pembiayaan murabahah syariah memilikii berbagai kelebihan
dibanding
dengan pembiayaan murabahah konvensional. Perbedaan terletak
pada
akadnya, sistim yang digunakan oleh syariah islam jauh lebih
unggul dan
lenih aman, bebas riba serta tidak ada pihak yang dirugikan.
4. Dalam melakukan pembiayaan, nasabah harus benar-benar teliti
dan yakin
memilih pmbiayaan ini sebab setelah akad ditandatangani
perjanjian tidak bisa
dibatalkan, kecuali ketentuan bank
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah PT. Bank BPD
jambikantor cabang syariah haru dapat mempertahankan semua usaha
yang telah dicapai saat in dan lebih meningkatkan lagi
kedepannya.
1. Untuk meningkatkan kualitas perbankan dan mewujudkan visi dan
misi bank, bank syariah harus benar-benar teliti atas pengajuan
pembiayaan oleh
-
61
nasabah, dan lebih memperhatikan kelengkapan persyaratan serta
dokumen untuk pembiayaan yang harusnya dipenuhi oleh calon debitur
sehingga tidak muncul kekeliruan sebelum akad dilakukan.
2. Sebagai bank yang baru berkembang, bank jambi syariah
diharapkan lebih meningkatkan promosi atau pemasaran agar bank
jambi syariah lebih dikenal oleh masyarakat banyak.
3. Sebagai bank syariah dalam melakukan pembiayaan sariah harus
tetap konsisten dengan ketentuan-ketentuan syariah dan
perundang-undangan yang berlaku sehngga pembiayaan dapat berjalan
dengan baik dan aman.
4. Selalu menjaga kenyamanan karyawan terhadap satu sama lain,
sehingga kerja sama terjalin dengan baik.
-
62
DAFTAR PUSTAKA
Ascarya, Akad Produk Bank Syaria, (PT, Rajagrafindo, Jakarta:
2007) hlm 81
Burhan Bungin, Metedologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi,
Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu sosial Lainnya,
(Kencana, Jakarta: 2006) hlm 122
Ismail, Perbankan Syariah, (Prenadamedia group, Jakarta: 2011)
hlm 108-113
Malayu S.P. Hasibuan, dasar-dasar perbankan, (jakarta: PT bumi
aksara, 2002) hlm 39
Muhammad, manajemen bank syaraiah, (unit penerbitan dan
percetakan (UPP) AMPYKPN, yogyakarta: 2002) hl, 311-312
Muhammad, manajemen Dana Bank Syariah, (Rajawali Persada,
Jakarta: 2014). Hlm 4-6
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Erlangga,
Jakarta: 2009), hlm 101
M. Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonom Islam, 1995, hlm
168
Sultan Remy sjahdeini, Perbankan Syariah Produk-Produk dan
Aspek-Aspek Hukumny, (Prenamedia, Jakarta 2014), hlm 32-33
Sultan Remy sjahdeini, Perbankan Syariah Produk-Produk dan
Aspek-Aspek Hukumnya. (Prenamedia group, Jakarta: 2014) hlm 193
Taqiyyudin An-Nabhani, Membangun Sistim Ekonomi Alternatif (Ahli
Bahasa Maghfur Wacid), Risalah Gusti, tahun 1986) hlm 149
LAPORAN MAGANGPROSES PENCAIRAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT.
BANK BPD JAMBI KANTOR CABANG SYARIAHLEMBAR PERNYATAANPENGESAHAN
PANITIA UJIANHALAMAN PERSETUJUANNOTA DINASMOTTOLEMBAR
PERSEMBAHANABSTRAKKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB IPENDAHULUANA. Latar
Belakang MasalahB. Rumusan MasalahC. Tujuan PenelitianD. Manfaat
PenulisanE. Metode PenulisanF . Sistematika PenulisanBAB IILANDASAN
TEORIA. Bank umumB. Perbankan syariahC. Pembiayaan Dalam Bank
SyariahD. MurabahahBAB IIIGAMBARAN UMUM INSTANSI MAGANGA. Sejarah
Singkat PerusahaanB. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab Bank
JambiC. Produk-Produk Bank Jambi Cabang SyariahBAB IVHASIL KEGIATAN
MAGANGA. Proses Pencairan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BPD
Jambi Kantor Cabang Syariah.B. Cara Bank BPD Jambi Syariah
Mensosialisasikan Pembiayaan MurabahahBAB VPENUTUPA. KesimpulanB.
SaranDAFTAR PUSTAKA