Page 1
LAPORAN MAGANG
MEKANISME PEMBIAYAAN KONSUMTIF BAGI PNS DI BANK 9
JAMBI SYARIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md)
OLEH :
YOGA MUBARAQ
NIM. EPS 150557
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018
Page 16
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai lembaga keuangan, bank menyediakan berbagai jasa keuangan.
Dinegara-negara maju bahkan sudah merupakan kebutuhan utama bagi
masyarakat setiap kali bertransaksi. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana
merupakan kegiatan pokok perbankan, sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa
bank lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan di atas. Secara
prinsip bank syariah mengedepankan asas keadilan, keterbukaan, kemitraan,
dan universalitas. Secara operasional prinsip tersebut diwujudkan melalui
mekanisme bagi hasil dengan meniadakan transaksi berbasis bunga seperti
yang dipraktikkan oleh perbankan konvensional.
Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan
prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling
menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan
dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai
kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan
spekulatif dalam bertransaksi keuangan.1 Sebagai lembaga keuangan yang
berorientasi bisnis, kegiatan bank sehari-hari tidak pernah lepas dari bidang
keuangan. Kehadiran bank syariah di tengah-tengah perbankan konvensional
adalah untuk menawarkan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam yang
membutuhkan atau ingin memproleh layanan jasa perbankan tanpa harus
1 Sutan remy sjahdeini, “perbankan syariah”, Kencana, Jakarta, 2015.hal 31
1
Page 17
2
melanggar hukum syara’.2 Meningkatnya kesadaran masyarakat muslim di
Indonesia akan pentingnya kehadiran perbankan syariah merupakan cerminan
dari kesadaran umat terhadap hukum Islam. Sesuai dengan firman Allah swt
dalam surah an-nissa ayat 29 yang berbunyi :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu ( An-Nissa : 29).
Dalam firman Allah SWT tersebut jelas bahwa dalam perniagaan
diperbolehkan yang berlaku suka sama suka, dan dilarang memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil. Kegiatan bank yang paling pokok adalah
menyalurkan uang yang berhasil dihimpun dengan cara menyalurkan kembali
kepada masyarakat melalui pemberian pinjaman atau pembiayaan. Menurut
undang-undang perbankan nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank
menghimpun dana masyarakat kemudian menyalurkan dananya kepada
2 M. Alif Iswanto, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Peningkatan
Pendapatan Nasabah di BMT Al-Falah Sumber Kabupaten Cirebon”, IAIN Syekh Nurjati
Cirebon 2012 hal.2
Page 18
3
masyarakat dengan tujuan untuk mendorong peningkatan taraf hidup rakyat
banyak.3 Sejalan dengan pesatnya pembangunan di Indonesia khususnya
pembangunan ekonomi, maka salah satu lembaga keuangan bank 9 Jambi
syariah yang merupakan salah satu alat untuk membantu kelancaran dibidang
ekonomi baik dari segi penyedia modal maupun berupa pemberian pembiayaan.
Adanya Bank 9 Jambi Syariah atau yang dikenal masyarakat luas ialah Bank
Jambi Syariah yang diharapkan dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan
masyarakat dalam menitipkan harta atau barangnya kepada bank dan mengelola
dananya dari masyarakat dengan cara disalurkan melalui pembiayaan konsumtif
yang sesuai dengan prinsip syariah dan menghasilkan bagi hasil yang
berdasarkan pendapatan bank (revenue sharing).
Salah satu pembiayaan yang diberikan bank 9 Jambi syariah adalah
pembiayaan konsumtif, dimana pembiayaan konsumtif adalah jenis pembiayaan
yang diberikan untuk tujuan diluar usaha dan umumnya bersifat perorangan.
Pembiayaan konsumtif ini dikhususkan bagi pegawai dilingkungan pemerintah,
BUMN, pengusaha, maupun wiraswasta. Dan biasanya bersifat perorangan.
Tidak hanya pegawai pemerintah saja, tetapi pegawai swasta juga diberikan
pembiayaan konsumtif apabila mereka dianggap mampu untuk membayar dan
melunasi pembiayaan tersebut sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
Metode pembayaran angsuran pada pembiayaan konsumtif ini ada dua cara yaitu
melalui pemotongan gaji pegawai oleh bendahara dan pembayaran setor sendiri
oleh nasabah. Secara umum, untuk mendapatkan pembiayaan, nasabah diminta
untuk menyerahkan agunan (jaminan) sebagai pengaman resiko jika nasabah
3 Ismail, perbankan syariah, kencana, Jakarta, 2011 hal 30
Page 19
4
tidak dapat melunasi tagihan pembiayaan. Agunan ini dapat berupa SK PNS,
kendaraan, tanah dan bangunan, dan surat-surat berharga lainnya.
Tabel 1.1 Perkembangan pembiayaan di Bank 9 Jambi Syariah periode 2015
sampai 2017.
Tahun Jumlah Plafond
Pembiayaan
Jumlah Nasabah
2015 142.403.000.000,00 1349
2016 207.804.000.000,00 1745
2017 243.181.500.000,00 1913
Sumber : Data Pembiayaan Bank 9Jambi Syariah
Dari tabel diatas bahwasanya pembiayaan konsumtif dibank 9 Jambi
syariah terus meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun dari segi plafond
atau pembiayaan yang diberikan ataupun dari jumlah nasabah , Berdasarkan latar
belakang di atas, maka penulis ingin mengkaji dan mempelajari tentang “
Mekanisme Pembiayaan Konsumtif Bagi Pegawai Negeri Sipil Di Bank 9
Jambi Syariah ”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut , maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana mekanisme pembiayaan konsumtif bagi PNS di bank 9 Jambi
syariah ?
2. Apa saja kelebihan dan keunggulan pembiayaan konsumtif ?
3. Apa saja faktor penghambat dalam memberikan pembiayaan konsumtif ?
Page 20
5
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini dapat dipaparkan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui mekanisme pembiayaan konsumtif bagi PNS di bank 9
Jambi syariah.
2. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan pembiayaan
konsumtif di bank 9 Jambi syariah.
3. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam memberikan pembiayaan
konsumtif di bank 9 Jambi syariah.
D. Manfaat Penelitian
Beberapa kegunaan yang dapat diambil yaitu :
1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada
program Diploma III Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Jambi.
2. Hasil Penulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan
masukan kepada bank 9 Jambi Syariah dalam meningkatkan pembiayaan
konsumtif bagi masyarakat.
3. Hasil laporan ini dapat menjadi tambahan pengetahuan dan
keterampilan dalam menulis bagi penulis sendiri, dan dapat digunakan
sebagai bahan masukan bagi mahasiswa dalam pembuatan laporan
selanjutnya.
Page 21
6
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah salah satu prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan
atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati dan belum diukur dari sisi
kuantitas, jumlah, intensitas atau frekuensinya. Pendekatan kualitatif
diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan,
tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok,
masyarakat dan organisasi tertentu dalam suatu keadaan konteks tertentu yang
dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik.4
2. Jenis Data
Dalam usaha melakukan pengumpulan data yang diperoleh dalam
penulisan ini jenis data yang diambil dengan cara sebagai berikut.
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data
pertama di lokasi penelitiaan. Data primer dalam penulisan ini di
peroleh melalui observasi dan wawancara langsung kepada pihak
bank 9 Jambi syariah Kantor Cabang Jambi, yakni Pegawai analisis
pembiayaan di unit pembiayaan consumer yang memahami langsung
tentang pembiayaan konsumtif.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh oleh penulis secara tidak
langsung melalui perantara atau bukan diusahakan sendiri
4 Wiratna Sujarweni, Metode Penelitian, Pustaka Baru Press, (Yogyakarta, 2014) hlm.19
Page 22
7
pengumpulnya. Data sekunder pada penulisan ini meliputi : sejarah,
lokasi, dan juga data-data lain yang diperlukan untuk penulisan laporan
ini. Data sekunder dalam penulisan laporan ini diperoleh dengan
cara melakukan dengan pendekatan atau dokumentasi terhadap
arsip, dokumen, catatan atau segala sesuatu yang dibutuhkan dalam
penulisan laporan.
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan laporan magang ini digunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia
dengan menggunkan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya
selain pancaindra lainnya seperti telinga, mulut dan kulit. Oleh
karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk
menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata
serta dibantu dengan pancaindra lainnya5. Jadi, metode observasi
adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian, data penelitian tersebut dapat diamati
oleh peneliti melalui penggunaan pancaindra. Dalam hal ini
penulis mengamati secara langsung dengan terlibat aktivitas atau
kegiatan kerja di Kantor Bank 9 Jambi Syariahi melalui kegiatan
Magang.
5Burhan,Bungin.”Metodologi Penelitian sosial dan ekonomi”Kencana. Jakarta.2013
hal.143
Page 23
8
b. Wawancara
Wawancara disebut juga interview atau disebut sebagai metode
wawancara. Metode wawancara adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang
yang diwawancara, dengan atau tanpa menggunanakan pedoman
(guide) wawancara6. Dalam hal ini, penulis mengajukan
pertanyaan dan Tanya jawab kepada pihak bank 9 Jambi Syariah ,
yakni pegawai analisis pembiayaan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sejumlah data tersimpan dalam bahan
berbentuk dokumen yang menggunakan bukti yang akurat.
Sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk suatu laporan.
Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga
memberi peluang pada waktu silam.7
4. Metode Analisis data
Metode analisis yang di gunakan dalam penelitian ini berupa metode
analisis deskriptif, yaitu dengan menjelaskan mekanisme pembiayaan
konsumtif di Bank 9 Jambi Syariah.
6Burhan,Bungin.”Metodologi Penelitian sosial dan ekonomi”Kencana. Jakarta.2013
hal.133 7 Juliansyah Noor, metode penelitian, (Jakarta: Pranadamedia Group, 2011), hlm.138
Page 24
9
F. Waktu dan Lokasi Magang
1. Waktu
Adapun kegiatan magang dilaksanakan selama 2 (dua) bulan, yaitu
terhitung dimulai pada tanggal 22 Januari sampai dengan 22 Maret 2018.
Dengan ketentuan jam kerja sebagai berikut:
Senin s/d Jum’at : Pukul 07.30 s/d 17.00 WIB
Jam Istirahat : Pukul 12.00 s/d 13.00 WIB
Sabtu s/d Minggu : Libur
2. Lokasi Magang
Lokasi kegiatan magang dan penyusunan laporan magang ini
dilaksanakan di Bank 9 Jambi Syariah Jl. Kapten Pattimura No. 70-71
Simpang IV Sipin Telanaipura, Jambi.
G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan, diperlukan sekali adanya susunan atau hal-hal
yang akan dibahas didalamnya. Sistematika tersebut dimaksudkan untuk
memberikan gambaran secara luas mengenai isi pada laporan magang ini sehingga
pembaca dapat melihat secara jelas hubungan antara BAB yang satu dengan BAB
yang lain. Dalam penulisan laporan ini, penulis membagi ke dalam 4 (empat)
BAB yang selanjutnya setiap bab terbagi dalam sub bab seperti diuraikan di
bawah ini:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini yang akan diuraikan adalah latar belakang, identifikasi masalah,
masalah pokok laporan, Tujuan dan Manfaat penulisan laporan, Metode
pengumpulan data, waktu dan lokasi magang serta sistematika penulisan laporan.
Page 25
10
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan tentang uraian landasan teori atau konsep yang digunakan untuk
penulisan laporan mengenai data yang ditemui selama magang yang berhubungan
erat dengan permasalahan yang berkaitan dengan penulisan laporan.
BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI MAGANG DAN HASIL
KEGIATAN MAGANG
Pada bab ini penulis mengemukakan gambaran umum instansi magang, deskripsi
kegiatan magang dan hasil dari kegiatan magang dan membahas mengenai
Mekanisme pemberiaan pembiayaan konsumtif bagi PNS di Bank 9 Jambi
Syariah.
BAB IV PENUTUP
Dalam bab ini berisikan bab penutup yang berisi kesimpulan dari hasil
pembahasan dan saran yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan pemikiran
dan masukan dalam usaha menuju perbaikan.
Page 26
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah, bank
yang dalam operasionalnya berlandaskan kepada AL-Qur’an dan AL-Hadits
Dalam undang-undang no 21 tahun 2008 : Perbankan Syariah adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Bank syariah memiliki fungsi menghimpun
dana dari masyrakat dalam bentuk titipan dan investasi dana dari pemilik dana,
fungsi lainnya ialah menyalurkan dana kepada pihak lain yang membutuhkan
dana dalam bentuk jual beli maupun kerja sama.8
Bank syariah sebagai lembaga intermediasi antara pihak investor yang
menginvestasikan dananya dibank kemudian selanjutnya bank syariah
menyalurkan dananya kepada pihak lain yang membutuhkan dana. Investor yang
menempatkan dananya akan mendapatkan imbalan dari bank dalam bentuk bagi
hasil atau bentuk lainnya yang disahkan dalam syariah islam. Bank syariah
menyalurkan dananya kepada pihak yang membutuhkan pada umumnya dalam
akad jual beli dan kerja sama usaha, imbalan yang diperoleh dalam margin
keuntungan, bentuk bagi hasil dan atau bentuk lainnya sesuai dengan syariah
islam. Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum
islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga kepada nasabah,
8 Ismail, perbankan syariah, kencana, Jakarta, 2011, hal 30
11
Page 27
12
imbalan yang diterima oleh bank syariah maupun yang dibayarkan kepada
nasabah tergantung dari akad dan perjanjian antara nasabah dan bank. Perjanjian
akad yang terdapat diperbankan syariah harus tunduk pada syarat dan rukun akad
sebagaimana diatur dalam syariah islam.
B. Definisi pembiayaan.
Defenisi pembiayaan menurut Ahmad Ifham Sholihin adalah penyediaan
dana yang dipersamakan dengan itu berupa: (a) transaksi bagi hasil dalam
bentuk mudharabah dan musyarakah; (b) transaksi sewa-menyewa dalam bentuk
ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bit tamlik; (c) transaksi
jual beli dalam bentuk piutang murabahah,salam, dan istisna; (d) transaksi
pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan (e) transaksi sewa menyewa
jasa dalam bentuk ijarah untuk proses multijasa9; berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank syariah atau pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai dan/atau diberi fasilitas pembiayaan untuk mengembalikan dana yang
dipinjam dengan cara mengangsur. Menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang
perbankan sebagaimana telah diubah menjadi UU No. 10 tahun 1998 tentang
perbankan dalam pasal 1 nomor (12) :” pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil” dan nomor 13:” prinsip
syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak
9 Asiyah, binti nur, manajemen pembiayaan bank syariah, kalimedia,Yogyakarta, 2015
hal 1
Page 28
13
lain untuk penyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan
lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan
berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip
penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan(murabahah), atau pembiyaan barang modal berdasarkan prinsip sewa
murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan
atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain(ijara wa iqtina)”.10
Berdasarkan defenisi yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan mekanisme pembiayaan
adalah suatu proses yang harus ditempuh dalam rangka untuk mendapatkan
peminjaman dana baik meminjam atara di bank atau lembaga keuangan lain,
guna untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit atau
untuk mendukung investasi yang telah direncanakan yang akan dilakukan sendiri
maupun dijalankan oleh orang lain. Suatu mekanisme yang harus dijalankan
maka pelaksanaan tugas-tugas menjadi teratur, terarah dan berguna juga untuk
menunjang kelancaran aktivitas dalam melakukan pembiayaan agar efektif dan
efisien.
C. Jenis-Jenis Pembiayaan
Menurut tujuannnya, jenis – jenis pembiayaan dapat dibagi menjadi dua,
yaitu, :
a. Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang dimanfaatkan untuk
kegiatan produksi yang menghasilkan barang atau jasa.
10
Ibid., hal 3
Page 29
14
b. Pembiayaan Konsumtif , secara definitif konsumsi adalah kebutuhan
individual meliputi kebutuhan baik barang maupun jasa yang tidak
dipergunakan untuk tujuan usaha11
. Dengan demikian yang dimaksud
pembiayaan konsumtif adalah yaitu pembiayaan yang diberikan
kepada perorangan yang dapat diajukan secara perorangan,kelompok
atau melalui perusahaan untuk keperluan serbaguna. Secara umum,
produk inti pembiayaan konsuntif dapat dikelompokkan menjadi
pembiayaan berbasis Agunan dan pembiayaan Tanpa Agunan.
1) Pembiayaan Berbasis Agunan
a) Pembiayaan kepemilikan rumah, yaitu pembiayaan yang
dibeikan kepada perorangan untuk membiayai pembelian rumah
tinggal / rumah susun apartemen / rumah kantor / rumah took /
kios dalam kondisi baru ataupun bekas.
b) Pembiayaan kepemilikan tanah, yaitu pembiayaan yang
diberikan kepada perorangan untuk membiayaai pembelian
tanah kaveling siap bangun
c) Pembiayaan kendaraan bermotor atau mobil dengan kondisi baru
atau bekas.
d) Pembiayaan dengan Agunan Deposito, yaitu pembiayaan
yang diberikan kepada perorangan dengan agunan deposito atas
nama yang bersangkutan di bank pemberi pembiayaan.
e) Pembiayaan kepemilikan emas
11
Adimarwan, bank islam analisis fiqih dan keuangan, raja grafindo, Jakarta, 2004 hal
244
Page 30
15
2) Pembiayaan Tanpa Agunan
Pembiayaan tanpa agunan yaitu pembiayaan yang
diberikan kepada perorangan tanpa agunan kebendaan.12
Menurut jenis akadnya dalam produk pembiayaan syariah,
pembiayaan konsumtif dapat dibagi menjadi lima yaitu :
a) Pembiayaan konsumen akad murabahah.
b) Pembiayaan konsumen akad IMBT.
c) Pembiayaan konsumen akad ijarah.
d) Pembiayaan konsumen akad istishna’.
e) Pembiayaan konsumen akad Qard + ijarah.13
Dalam teori ekonomi islam, perilaku konsumsi muslim tidak hanya untuk
mencapai kepuasan dari konsumsi barang dan penguasaan barang tahan lama
(sebagaimana teori konvensional, yaitu pendekatan utilitas dan indeferensi), tetapi
dalam rangka mendapat ridha Allah SWT. Allah Azz Wa Jalla memerintahkan
kepada manusia agar dalam melakukan aktivitas konsumsi mengambil yang halal
dan toyyib, sebagaimana disebutkan pada surah Al-Baqarah (2) : 168 :
12
Ikatan Bankir Indonesia,Mengelola bank Syariah(PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta:2014), hlm.63 13
Adimarwan, bank islam analisis fiqih dan keuangan, raja grafindo, Jakarta, 2004 hal
244
Page 31
16
Artinya :” Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu.”
As-Sa’di dalam tafsirnya menjelaskan bahwa makna “halalan” atau halal
untuk dikonsumsi pada ayat diatas, adalah yang halal sumber mendapatkannya,
bukan dari rampasan maupun curian, bukan pula diperoleh dari transaksi bisnis
yang diharamkan, atau bentuk-bentuk lainnya yang diharamkan secara syariat
islam.
Pada bank 9 Jambi syariah, pembiayaan konsumtif diperuntukan untuk
PNS pemda provinsi Jambi kota/kabupaten, guru dan sebagiannya. Tidak hanya
pegawai pemerintah saja, tetapi pegawai swasta juga diberikan pembiayaan
konsumtif apabila mereka dianggap mampu untuk membayar dan melunasi
pembiayaan tersebut sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
Pemberian pembiayaan dapat dilakukan dengan cara perorangan secara langsung
atau bekerja sama dengan kantor dinas/jawatan tempat pemohon bekerja yang
bersedia menjamin dengan menerbitkan surat jaminan bagi karyawan yang ingin
memenuhi kebutuhan pribadi seperti membiayai perbaikan rumah tinggal,
pembelian alat-alat rumah tangga dan konsumsi lainnya. Presentase maksimal
besarnya angsuran per bulan dibandingkan dengan pendapatan/gaji yang diterima
tiap bulan yang dibuktikan dengan slip penghasilan dari tempat pemohon, bagi
pegawai negeri sipil tidak melebihi 70% dari penghasilan bersih yang diterima,
bagi dewan komisaris, DPS, direksi atau pegawai bank Jambi tidak melebihi 50%
dari penghasilan bersih yang diterima dan atau ditetapkan dengan surat keputusan
Page 32
17
direksi. Jaminan bagi PNS dengan pembiayaan sampai jumlah tertentu atau sesuai
dengan ditetapkan surat keputusan direksi, wajib menyerahkan SK PNS, SK
pengangkatan pegawai, SK asli pangkat terakhir, kartu pegawai dan kartu taspen.
Demikian juga bagi pegawai tetap pada BUMN/BUMD, perusahaan swasta dan
yayasan lainnya disesuaikan dengan kebijakan intansi/perusahaan yang
bersangkutan. Dengan mudahnya syarat untuk mengajukan pembiayaan ke bank 9
Jambi syariah, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa perkembangan pembiayaan
konsumtif di bank 9 Jambi syariah terus meningkat dari tahun ke tahun.
Tabel 1.2 Jumlah Nasabah, Umur Nasabah dan Golongan PNS
Periode 2015 sampai 2017.
Tahun Jumlah Nasabah Umur Nasabah Golongan PNS
2015 1349
2016 1745 30 tahun sampai
45 tahun
I sampai IV
2017 1913
Sumber : data Pembiayaan Bank 9 Jambi Syariah
Berdasarkan Tabel diatas nasabah yang mengajukan pembiayaan di Bank
9 Jambi Syariah rata-rata berumur 30 tahun sampai 45 tahun, dan berasal dari
semua golongan PNS.
D. Ukuran Dan Prinsip Pembiayaan
Jaminan pembiayaan yang diberikan nasabah kepada Bank hanyalah
merupakan tambahan, terutama dalam melindungi pembiayaan macet akibat
suatu masalah. Akan tetapi bila suatu pembiayaan diberikan telah dilakukan
penelitian secara mendalam, sehingga nasabah sudah dikatakan layak untuk
memperoleh pembiayaan , maka fungsi jaminan pembiayaan hanyalah untuk
Page 33
18
berjaga-jaga.14
Oleh karena itu dalam pemberian pembiayaannya bank harus
memperhatikan prinsip-prinsip pemberian pembiayaan yang benar15
. Prinsip
pemberian pembiayaan dengan analisis 5C pembiayaan dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Character( Karakter)
Pengertian character adalah sifat atau watak seseorang ( dalam hal ini
calon debitur). Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan
kepada Bank bahwa, sifat atau watak dari orang yang akan diberikan
pembiayaan benar-benar dapat dipercaya. Character merupakan ukuran
untuk menilai “kemauan” nasabah membayar pembiayaan nya. Orang
yang memiliki karakter yang baik, ia akan berusaha dengan berbagai cara.
Untuk memperoleh gambaran tentang karakter calon nasabah dapat
ditempuh dengan langkah sebagai berikut :
a. Meneliti riwayat hidup calon nasabah
b. Meneliti reputasi calon nasabah
c. Meminta bank to bank information
d. Meminta informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha dimana calon
mudharib berada.
2. Capacity(Kemampuan)
Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar
pembiayaan yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis
serta kemampuannya mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan
14
Khuzaimah, “strategi mengelolah risiko pada pembiayaan konsumtif di PT bank syariah mandiri cabang dumai Riau”, UIN Sultan syarif kasim, Riau, 2010.
15 Asiyah, binti nur, manajemen pembiayaan bank syariah, kalimedia,Yogyakarta, 2015
hal 80
Page 34
19
terlihat kemampuannya dalam mengembalikan pembiayaan yang
disalurkan. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang maka akan
semakin besar kemampuannya membayar pembiayaan.
3. Capital (Modal)
Biasanya Bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha
100%, artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan
pembiayaan harus pula menyediakan dana dari sumber lainnya atau,
modal sendiri dengan kata lain Capital adalah untuk mengetahui
sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang
akan dibiayai oleh nasabah.
4. Collateral (Jaminan)
Merupakan jaminan yang diberikan oleh nasabah baik yang bersifat fisik
atau non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah pembiayaan yang
diberikan. Jaminan yang harus diteliti ke absahannya, sehingga jika
terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat
dipergunakan secepat mungkin. Fungsi pelindung Bank dari risiko
kerugian.
5. Condition (Kondisi)
Dalam menilai pembiayaan hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi
sekarang dan untuk di masa akan datang sesuai sektor masing-
masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil sebaiknya
pemberian pembiayaan untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih
Page 35
20
dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga dengan melihat
prospek usaha tersebut di masa yang akan datang.16
E. Tujuan analisis pembiayaan
Analisis pembiayaan bank syariah bertujuan untuk menilai kelayakan
usaha calon peminjam, menekan resiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan,
menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak. Dalam pendanaan kepada
nasabah dalam bentuk pemberiaan pembiayaan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan berkaitan dengan penilain pembiayaan, oleh karena layak tidaknya
pembiayaan yang diberikan akan sangat mempengaruhi stabilitas keuangan bank.
Penilaian pembiayaan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Keamanan pembiayaan (safety). Harus benar-benar diyakini bahwa
pembiayaan tersebut dapat dilunasi kembali.
2. Terarahnya tujuan penggunaan pembiayaan (sustinability). Pembiayaan
akan digunakan untuk tujuan yang sejalan dengan kepentingan
masyarakat atau setidaknya tidak bertentangan dengan peraturan yang
berlaku.
3. Menguntungkan (profitable). Pembiayaan yang diberikan
menguntungkan bagi bank maupun nasabah.17
16
Ibid., hal 80-84. 17
Ibid., hal 80.
Page 36
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Instansi Magang
1. Latar Belakang Bank 9 Jambi
Bank Jambi merupakan Bank milik pemerintah Provinsi Jambi
pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Jambi yang didirikan berdasarkan
Akte Notaris Adiputra Perlindungan No. 6 tanggal 12 Februari 1959 dengan
nama PT. Bank Pembangunan Daerah Jambi yang kemudian disempurnakan
melalui Akte Notaris Habro Poerwanto No. 70 tanggal 12 Oktober 1959 dan
mendapat pengesahan dari menteri kehakiman Republik Indonesia No.
J.A/5/115/8 tanggal 6 November 1959 dimuat pada tambahan berita Negara
Republik Indonesia No. 110/104 tanggal 29 Desember 1959.
Selanjutnya terbitnya UU No. 13 tahun 1969 bahwa Bank
Pembangunan Daerah disetiap Provinsi wajib menyesuaikan pendiriannya.
Kemudian berdasarkan Peraturan Daerah tingkat I Provinsi Jambi No. 3
tahun 1963 dengan pengesahan Menteri Dalam Negeri No. 9/32/127-164
tanggal 24 September 1964, PT Bank Pembangunan Daerah Jambi menjadi
Bank Pembangunan Daerah Jambi dengan spesifikasi kegiatan sesuai BPD
sesuai dengan aturan UU No. 13 tahun 1962.
Kemudian berdasarkan UU Republik Indonesia No. 7 tahun 1992
tentang perbankan, bahwa seluruh Bank Komersial untuk menyesuaikan
kembali ketentuannya, dan Bank BPD Jambi juga diatur kembali untuk
menyesuaikan kegiatannya sesuai UU tentang perbankan sebagai Bank
21
Page 37
22
Umum. tanggal 22 November 2007, Bank BPD berubah status menjadi
Perseroan Terbatas (PT) dan Bank BPD disebut juga dengan sebutan Bank
Jambi berdasarkan No. 2 tahun 2006 Akta Notaris Robert Faizal, SH. No. 1
tanggal 1 Februari 2007 dengan disahkan oleh Menteri Dalam Negeri
kehakiman dan hak asasi manusia.
Kegiatan Bank Jambi meliputi seluruh kegiatan Bank Umum,
termasuk sebagai pemegang kas daerah yang berfungsi melaksanakan dan
mengelola penyimpanan, penerimaan dan pengeluaran kas daerah serta
mengutamakan pembiayaan bidang proyek pembangunan daerah. Sebagai
tindak lanjut guna untuk mengembangkan dan mensejahterakan rakyat serta
pembangunan Jambi, tim perbankan mengembangkan layanan perbankan
yang berbasis syariah sebagai respon atas berlakukannya UU No. 10 tahun
1998, yang memberi peluang Bank Umum untuk melayani transaksi syariah
(dual banking system).
Bersamaan dengan meningkatnya pengembangan perbankan syariah
di Indonesia, pada tanggal 03 Januari 2012 diresmikanlah Kantor Cabang
Bank Jambi Syariah oleh Drs. H. Hasan Basri Agus, MM. Perkembangan
usaha Bank Jambi yang semakin meningkat merupakan momentum yang
tepat dalam permukaan Unit Usaha Syariah. Dalam 3 (tiga) tahun terakhir
yaitu tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 Aset perseroan meningkat rata-
rata 19% Pertahun, peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada tahun
2010 mencapai 25%. adanya komitmen dari manajemen Bank Jambi dalam
pendanaan sehingga persyaratan modal kerja minimal yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia bisa dipenuhi. Sumber daya yang cukup serta jaringan outlet
Page 38
23
kantor yang tersebar di semua Kabupaten atau Kota Jambi (25 kantor, 16
unit ATM) merupakan faktor utama yang mendukung dalam pengembangan
Unit Usaha Syariah Bank Jambi.
Kemajuan pelaksanaan pembukaan UUS (Unit Usaha Syariah) Bank
Jambi menetapkan calon dewan pengawas syariah, RUPS-LB tanggal 28
Mei 2011 dan mendapat rekomendasi dari MUI Provinsi Jambi surat No.
AA.53/DP.MUI-JBI/V/2011 pada tanggal 23 Juni 2011. Persiapan SDM
(Sumber Daya Manusia) telah dipersiapkan dan dilaksanakan pelatihan
perbankan syariah dari tanggal 23-26 Juni 2011. Bank Jambi Syariah
menyampaikan kelengkapan dokumen dan persyaratan lainnya ke Bank
Indonesia pada tanggal 12 Juli 2011 (pencapaian pekerjaan 85%) dan
persiapan operasional dan IT dimulai pada bulan Juli 2011. Persetujuan izin
Usaha Unit Syariah Bank Jambi dari Bank Indonesia diharapkan dapat
diterima pada awal bulan Agustus 2011 dan operasional Unit Usaha Syariah
baru dilaunching pada tanggal 3 Januari 2011.
Dana modal awal yang disediakan untuk penbembangan UUS (Unit
Usaha Syariah) Bank Jambi sesuai ketentuan Bank Indonesia adalah Rp 100
Miliar yang dibukukan sebagai rekening kantor pusat atau rekening antar
kantor dan tidak dikenakan beban bagi hasil (bunga non persen).
Keuntungan yang diperoleh Unit Usaha Syariah setiap tahun dialihkan di
kantor pusat untuk menambah Bank Jambi sehingga CAR Bank Jambi dapat
dipertahankan di atas 12%.
Bank Jambi sebagai sebuah wilayah dipercaya masyarakat yang
berasal dari kata “jambe” yang berarti pinang. Dan merupakan sebuah
Page 39
24
persatuan dari beberapa etnis, dengan aegium adat : “sepucuk jambi
sembilan lurah, dengan batangnyo alam rajo” yang artinya :
a. Pucuk yaitu ulu (dataran tinggi)
b. Sembilan lurah adalah representasi dari sembilan negeri/wilayah
c. Batangnyo alam rajo adalah daerah teras kerajaan yang terdiri dari dua
belas daerah/suku.
2. Visi Dan Misi Bank Jambi
a. Visi
1) Menjadi bank yang ideal dan sehat
2) Mewujudkan terpenuhnya kebutuhan masyarakat di bidang jasa bank
3) Memiliki nilai tambah ekonomi daerah khususnya UKM (Usaha
Kecil Menengah)
4) Dikelola secara professional, hati-hati dan berkembang secara wajar.
b. Misi
1) Sebagai bank umum konvensional dan syariah
2) Penggerak ekonomi dan pembangunan daerah
3) Pemegang dan penyimpanan kas daerah
4) Salah satu sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah).
3. Profil Perusahaan – Mei 2018
Nama Perusahaan : Bank 9 Jambi Syariah
Alamat : Jl. Kapten Pattimura No. 70-71 Simpang IV Sipin
Jambi
Telepon : (0741) 60199
Faxmile : (0741) 61609
Page 40
25
Website : www.bankjambi.co.id
Tahun Berdiri : 2012
Jumlah Karyawan : 20
Pimpinan Cabang Ke : 3
Nama Pimpinan Cabang : H. Achmad Jais, SE., M.EI
4. Nilai-Nilai Bank Jambi Syariah
a. Jujur, hati-hati, bertanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaan,
b. Taat pada norma agama dan peraturan yang berlaku,
c. Sanggup bekerja keras, professional dan pantang menyerah,
d. Orientasi melayani pelanggan dengan sepenuh hati,
e. Berpikir positif dan selalu meningkatkan keterampilan, pengetahuan
serta wawasan, dan
f. Peduli dan harmonisasi hubungan kerja dan kenyamanan lingkungan.
5. Motto Perusahaan
Adapun motto bank jambi cabang syariah adalah “bersama meraih
keberkahan”
6. Struktur Organisasi
Struktur organisasi bank jambi cabang syariah terdapat pada lampiran
laporan ini.
B. Deskripsi Tugas Dan Tanggung Jawab Bank Jambi
Deskripsi tugas dari masing-masing instruktur organisasi Bank 9 Jambi
Syariah adalah sebagai berikut:
Page 41
26
1. Kepala Pimpinan Cabang Syariah
a. Pemimpin Cabang Syariah adalah Pejabat Struktural yang ditetapkan
Direksi untuk memimpin Kantor Cabang Syariah termasuk
membawahi Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas Office Channeling
dalam melaksanakan bisnis dan operasional Bank serta tugas-tugas
lainnya yang bersifat mewakili Direksi di wilayah kerja Kantor
Cabang Syariah.
b. Memimpin Kantor Cabang Syariah dalam melaksanakan bisnis dan
operasional Kantor Cabang Syariah. Serta menyusun rencana bisnis
Kantor Cabang bersama dengan Kepala Pemasaran dan Kepala
Operasional dan Pelayanan.
c. Melaksanakan semua tanggung jawab atas kewajiban dan semua
kinerja karyawan Bank Jambi Syariah.
2. Marketing Manager (Kepala Pemasaran)
a. Kepala Pemasaran Cabang Syariah adalah Pejabat Struktural yang
ditetapkan Direksi untuk membantu Pemimpin Cabang Syariah dalam
pelaksanaan bisnis dan operasional Kantor Cabang Syariah.
b. Melaksanakan tugas-tugas yang didelegasikan Pimpinan kepada
Kepala Pemasaran Cabang Syariah.
3. Operation Manager (Kepala Operasional)
a. Kepala Operasional dan Pelayanan adalah Pejabat Struktural yang
ditetapkan Direksi untuk membantu Pemimpin Cabang Syariah dalam
pelaksanaan bisnis dan operasional Kantor Cabang Syariah.
Page 42
27
b. Merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaan tugas-tugas pokok unit kerja yang berada di bawah
Supervisi Kepala Operasional dan Pelayanan.
c. Mengontrol pelaksanaan administrasi dan dokumentasi seluruh file
dan dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan,
dana pihak ketiga dan jasa lainnya serta kegiatan umum dan SDM
Kantor Cabang Syariah.
4. Account Officer (Analisis Pembiayaan)
a. Pelaksana Account Officer adalah pelaksana yang bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Pemasaran Cabang Syariah dalam
melaksanakan tugas-tugas pokok, tugas-tugas tambahan, kewajiban,
wewenang dan tanggung jawabnya di Kantor Cabang Syariah.
b. Mencari nasabah baru/calon nasabah untuk menawarkan produk
seperti : Giro Wadiah, Giro Mudharabah, Tabungan Wadiah,
Tabungan Mudharabah, Deposito Mudharabah Mutlaqah, Deposito
Mudharabah dan lain sebagainya.
c. Melayani nasabah.
d. Menerima berkas surat permohonan pembiayaan dari nasabah.
e. Cek kelengkapan dokumen/berkas permohonan nasabah.
f. Permintaan BI checking.
g. Melakukan OTS terhadap usaha nasabah.
h. Analisa pembiayaan
i. Pemantauan fasilitas pembiayaan yang telah diberikan kepada
nasabah.
Page 43
28
5. Customer Service Officer (CSO)
a. Pelaksanan Customer Service adalah pelaksana yang bertanggung
jawab langsung kepada Kepala Operasional dan Pelayanan Cabang
Syariah dalam melaksanakan tugas-tugas pokok, tugas-tugas
tambahan, kewajiban, wewenang dan tanggung jawabnya di Kantor
Cabang Syariah.
b. Melayani nasabah yang akan membuka rekening simpanan, membuat
ATM, mengganti buku tabungan/cheque/bilyet giro/ATM yang
hilang/rusak, memberikan informasi saldo, mencetak rekening/buku
tabungan, membuat referensi bank, melakukan transfer, inkaso serta
memberikan informasi lainnya yang berkaitan dengan produk dan jasa
bank.
c. Mencatat jumlah buku tabungan, buku cheque dan bilyet giro yang
diminta dari bagian umum.
d. Mencetak rekening koran.
e. Melakukan pemblokiran rekening.
f. Mengotrol dan menutup rekening pasif.
g. Membuat laporan pemakaian buku cheque dan bilyet deposito.
h. Membuat laporan list saldo tabungan, giro dan deposito setiap akhir
bulan.
6. Customer Service Representatif (CSR)
Melaksanakan kegiatan operasional dan pelayanan nasabah sesuai dengan
ketentuan dan standar pelayanan.
Page 44
29
7. Head Teller
a. Head Teller adalah Pejabat Struktural yang ditetapkan Direksi yang
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Operasional dan
Pelayanan Cabang Syariah dalam melaksanakan tugas-tugas pokok,
tugas-tugas tambahan, kewajiban, wewenang dan tanggung jawabnya
di Kantor Cabang Syariah.
b. Mengatur persediaan uang tunai dalam ruangan khasanah utama
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Memberikan rekomendasi kepada Kepala Operasional dan Pelayanan
penunjukan teller ATM dalam transaksi pengisian uang tunai dan atau
cash opname ATM pada mesin ATM yang berada dalam wilayah kerja
kantor cabangnya.
d. Mengajukan permohonan penambahan uang tunai kepada kepala
operasional dan pelayanan jika diperlukan.
e. Memberikan laporan rencana pengambilan uang tunai ke bank lain,
KCU atau ke bank indonesia.
f. Mengajukan penyetoran uang tunai ke KCU atau BI kepada kepala
operasional.
g. Memberikan laporan tentang penarikan uang tunai.
h. Menyerahkan uang kepada teller berdasarkan falidasi dan denominasi
modal kerja awal kepada teller.
i. Membukukan transaksi melalui menu head teller untuk memberikan
modal kerja yang dibuat oleh pelaksana teller.
Page 45
30
j. Mengotorisasi transaksi pelaksana teller, kalau melebihi diatas limit
pelaksana teller.
k. Akhir hari terima setoran dari teller dan melakukan perhitungan secara
terperinci, dan mencocokan jumlah uang yang diterima dengan yang
tertulis pada form denominasi kas teller pertanggal hari ini.
l. Mengajukan penutupan cash in safe kepada kepala operasional dan
pelayanan apabila dalam brangkas melebihi limit.
m. Memeriksa semua kebenaran transaksi teller setiap akhir hari.
n. Menyerahkan rekapitulasi pemasukan dan pengerluaran kas harian
kantor cabang syariah yang telah ditanda tangani oleh head teller,
kepala opersional dan oleh pimpinan cabang kepada petugas bagiam
IT dan Akuntansi.
8. Pelaksana Teller
a. Pelaksanan teller adalah pelaksana yang bertanggung jawab langsung
kepada Head Teller Cabang Syariah dalam melaksanakan tugas-tugas
pokok, tugas-tugas tambahan, kewajiban, wewenang, dan tanggung
jawabnnya di Kantor Cabang Syariah.
b. Melayani nasabah yang melakukan transaksi penarikan, pembuatan
rekening, buku tabungan, penyetoran tunai serta transaksi setoran
kliring (wakalah) dan pemindahbukuan untuk semua jenis rekening
pada Bank.
c. Awal hari membuat denominasi modal kerja teller.
d. Meminta tanda tangan persetujuan modal kerja dari head teller dan
kepala opersional dan pelayanan.
Page 46
31
e. Melakukan transaksi pengisian kas teller dari HT di sistem IBA untuk
modsl kerja teller.
f. Setelah mendapat modal kas teller, uang tunai disimpan dalam laci
teller.
g. Uang yang disimpan harus tersususn berdasarkan nilai uang.
h. Melakukan transaksi teller sesuai dengan transaksi yang terjadi.
i. Teller tidak dibenarkan untuk menuliskan pada slip setoran atau slip
penarikan, teller juga tidak diperbolehkan merubah atau mencoret
tulisan di slip setoran atau penarikan nasabah, dan bila ada koreksi
harus ada tanda tangan nasabah didekat coretan yang dibuat.
j. Bila uang kas teller habis, teller membuat denominasi untuk tambahan
kas teller dengan meminta tanda tangan persetujuan dari head teller
dan kepala operasional dan pelayanan.
k. Pada akhir hari, teller menghitung saldo kas dan membuat rekap kas
dan laporan transaksi teller ( jurnal transaksi sukses dan laporan
transaksi pembatalan bila ada pembatalan transaksi ) dan menyetorkan
uang tunai yang ada pada teller ke head teller, berikut rekap kas dan
laporan jurnal transaksi untuk diperiksa.
9. Back Office Officer (BOO)
a. Pelaksana PPT, Kliring dan RTGS adalah pelaksana yang
bertanggung jawab langsung kepada Head Operasional Cabang
Syariah dalam melaksanakan tugas-tugas pokok, tugas-tugas
tambahan, kewajiban, wewenang dan tanggung jawabnya di Kantor
Cabang Syariah.
Page 47
32
b. Menerima permintaan penyelesaian transaksi dari bagian umum dan
operasional yang ada di Kantor Cabang.
c. Menyelesaikan permintaan-permintaan yang masuk tersebut sesuai
dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
d. Membuat PPAP penempatan antar bank setiap akhir bulan.
e. Membukukan PPAP.
f. Merekonsiliasi rekening UUS yang ada dibank lain.
g. Merekonsiliasi rekening konvensional syariah (RAK syariah) setiap
akhir bulan.
h. Membukukan gaji pegawai yang masuk ke rekening masing-masing
pegawai.
i. Memindahbukukan dana berdasarkan nota yang diberikan oleh
bagian lain.
j. Melakukan proses penyusutan pada bagian umum berdasarkan nota
setiap bulan.
k. Memastikan saldo rekening non costumer (rek perantara) bersaldo 0
setiap hari.
10. Pelaksana Akuntasni
a. Melakukan pengendalian mutu terhadap laporan keuangan, pelaporan
kepada BI dan pelaporan keuangan kepada pihak lainnya, serta
ketentuan perpajakan.
b. Menatausahakan buku besar dan sub buku besar.
c. Memastikan sebelum neraca dicetak melihat terlebih dahulu neraca
percobaan dimana neraca tersebut telah klop tidak terjadi selisih.
Page 48
33
d. Mencetak neraca harian.
e. Menatausahakan neraca dan menjilidnya tiap bulan.
f. Memberikan informasi yang diminta oleh management mengenai
laporan keuangan misalnya laporan LPS, estimasi, dan realisasi bagi
hasil, perkembangan jumlah DPK/bulan dan lainnya.
g. Membayar dan melaporkan kekantor pelayanan pajak pratama, pajak
bagi hasil/bonus tabungan dan bagi hasil deposito tiap bulannya
h. Memverifikasi voucher-voucher tanda tangan pejabat.
i. Menatausahakan voucher.
j. Membundel voucher setiap harinya.
11. IT Coordinator
a. Pelaksana IT adalah pelaksana yang bertanggung jawab langsung
kepada Head Operasional Cabang Syariah dalam melaksanakan
tugas-tugas pokok, tugas-tugas tambahan, kewajiban, wewenang dan
tanggung jawabnya di Kantor Cabang Syariah.
b. Memastikan tiap pc telah terhubung dengan core banking system.
c. Memastikan bahwa core banking telah online.
d. Mengaktifkan server teller dan head teller .
e. Melakukan proses end off day dan end off month.
f. Melakukan back up data tiap harinya.
g. Menutup kantor pada core banking system.
h. Menindaklanjuti permasalahan core banking ke vendor.
Page 49
34
12. Pelapor
a. Mengisi LBUS berdasrkan neraca bulanan pada form-form yang
tersedia.
b. Memastikan bahwa sudah tidak terjadi kesalahan pengisian pada tiap
form.
c. Mengirimkan dan memvalidasi laporan untuk bank Indonesia.
13. Pelaksana Umum
a. Pelaksana Umum adalah pelaksana yang bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Operasional dan Pelayanann Cabang Syariah dalam
melaksanakan tugas-tugas pokok, tugas-tugas tambahan, kewajiban,
wewenang dan tanggung jawabnya di Kantor Cabang Syariah.
b. Mempersiapkan rekomendasi-rekomendasi, dokumen-dokumen dan
pembukuan yang berkaitan dengan pengelolaan Aktiva Tetap dan
Inventaris, Alat Tulis Kantor, Administrasi Kepegawaian,
Pengamanan Kantor, Eksploitasi Kendaraan Dinas, Arsip dan
Ekspedisi, biaya umum dan SDM, pembukuan dan pelaporan
keuangan Kantor Syariah.
c. Membuat daftar penggajian karyawan/ti, honor, cleaning service, sopir
dan satpam sesuai dengan ketentuan yang berlaku disetujui oleh
kepala operasional dan pimpinan cabang kemudian diserahkan kepada
bagian PPT untuk dibukukan.
d. Membuat dan membayar setoran pajak penghasilan karyawan setiap
bulannya.
e. Membuat slip gaji dan menyerahkan kepada yang bersangkutan.
Page 50
35
f. Membuat laporan penggajian setiap bulannya dan diteruskan ke
direksi divisi SDM kantor pusat.
g. Melakukan rekap absensi karyawan/ti setiap harinya dan dilaporkan
kepada kepala operasional dan pimpinan cabang.
h. Membuat nota tagihan sewa kendaraan, pembelian barang dan nota-
nota lainnya yang berkaitan dengan umum dan diserahkan ke bagian
PPT untuk dibukukan.
i. Membuat nota tagihan asuransi dari PT asuransi bangun askrida
syariah.
Page 51
36
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
Bank 9 Jambi Syariah
DIREKSI
Pemimpin Cabang Syariah
H. ACHMAD JAIS
Kepala Pemasaran M Achsien Anthony
Kepala Operasional dan Pelayanan Nasabah
R O S N I
Head Pembiayaan Firsan Sadli
Pelaksana Pembiayaan
1. Kiki Febriantama
2. Wilza Utami
Marketing 1. Dian shelyna 2.Mira Nathasa
Pelaksana Penyelamata
n Pembiayaan
----------
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Kas
Head Teller Indah Syairani
Head Operasional -------
Teller Nining Roihani
Customer Service
1. Tengku Weyla
2. Astari
Pel. Akuntansi, Pelaporan, TI &
Penyelesaian Transaksi
1. Devi Muthia Rizqi (Akuntansi
/Pelaporan) 2. Iswanto (PPT) 3. Khairon Ansori
(Pelaporan)
Page 52
37
C. Produk-Produk Bank 9 Jambi Syariah
1. Produk Dana (funding)
a. Tabungan
1) Tabungan Siginjai Ib
2) Tabunganku iB
3) Tabungan Niat Haji
b. Giro Wadi’ah
c. Deposito Mudharabah
2. Produk Pembiayaan (financing)
a. Akad Murabahah
1) Modal Kerja
2) Investasi
3) Konsumtif, terdiri dari Kendaraan dan Perumahan
b. Akad Musyarakah
1) Modal Kerja
2) Investasi
3. Jasa Produk
1) ATM Card
2) Pembayaran melalui menu pemindahbukuan di ATM
3) Transfer sesama Bank Jambi
4. Jasa Operasional
1) RTGS (Real Time Gross Settlement)
2) Referensi bank
Page 53
38
D. Hasil Kegiatan Magang.
1. Karakteristik Pembiayaan Konsumtif untuk PNS di Bank 9 Jambi
Syariah
a. Jenis-jenis pembiayaan konsumtif dibank 9 Jambi syariah
Dalam usaha meningkatkan daya saing bank 9 Jambi syariah,
direksi telah mengeluarkan kebijakan pembiayaan konsumtif yang terdiri
dari :
1) iB pembiayaan pemilikan rumah ( iB PPR )
2) iB pembiayaan pada pegawai negeri ( iB PPP )
3) iB pembiayaan pensiunan pegawai ( iB PPPN )
4) iB pembiayaan profesi ( iB PP )
5) iB pembiayaan pembelian kendaraan bermotor ( iB PPKB )
6) iB pembiayaan multi guna ( iB PMG )
b. Ketentuan Umun/kebijakan pembiayaan pada Pegawai Negeri
1) Calon nasabah
Pembiayaan konsumtif diberikan langsung kepada perorangan (end
user) dengan tujuan untuk penggunaan pribadi dan bukan digunakan
untuk tujuan niaga (usaha). Pembiayaan yang digunakan untuk tujuan
usaha tidak dapat digolongkan dalam pembiayaan konsumtif. Yang
dapat diberikan pembiayaan konsumtif adalah :
a) Pegawai Negeri Sipil
b) Pensiunan Pegawai Negeri
c) Anggota DPRD
d) Pegawai Bank Jambi
Page 54
39
e) Pegawai swasta
Dalam bank 9 Jambi syariah jenis pembiayaan yang diperuntukan
untuk pegawai negeri sipil adalah pembiayaan pada pegawai (iB PP).
Pembiayaan pada pegawai ( iB PP ) adalah pembiayaan yang
menggunakan prinsip jual beli dengan akad murabahah. Dalam hal
ini, nasabah bertindak sebagai pembeli dan bank sebagai penjual.
Di mana harga jual bank adalah harga beli pada supplier ditambah
keuntungan yang disepakati bersama sebagaimana tercantum
dalam akad. Pemberian pembiayaan dapat dilakukan dengan cara
perorangan secara langsung atau bekerja sama dengan kantor
dinas/jawatan tempat pemohon bekerja yang bersedia menjamin
dengan menerbitkan surat jaminan bagi karyawan yang ingin
memenuhi kebutuhan pribadi seperti membiayai perbaikan rumah
tinggal, pembelian alat-alat rumah tangga dan konsumsi lainnya.
2) Jumlah pembiayaan
Jumlah pembiayaan sesuai kebutuhan dan didasarkan pada analisa
kelayakan dari besar angsuran yang dimungkinkan, jangka waktu dan
jaminan yang diserahkan sebagai agunan kecuali untuk PNS, CPNS
jumlah maksimal pembiayaan yang dapat diberikan sebesar Rp.
100.000.000 (seratus juta rupiah) tanpa agunan/jaminan dan atau
ditetapkan dengan surat keputusan direksi tentang batas maksimum
plafond pembiayaan konsumtif. Bagi dewan komisaris, direksi
pegawai bank Jambi dan dewan pengawas syariah bank Jambi jumlah
maksimum pembiayaan yang dapat diberikan mengacu pada surat
Page 55
40
keputusan direksi bank Jambi tentang pembiayaan intern dan
maksimal jumlah pembiayaan dapat berubah setiap saat sesuai surat
keputusan direksi.
3) Jangka waktu pembiayaan.
Jangka waktu pembiayaan maksimal yang dapat diberikan pegawai
tetap/ pegawai negeri sipil disesuaikan dengan masa kerja dengan
batas maksimal 10 tahun, bagi calon pegawai negeri sipil maksimal
jangka waktu pembiayaan 2 tahun dan atau ditetapkan dengan surat
keputusan direksi. Bagi dewan komisaris, direksi, pegawai bank
Jambi, atau dewan pengawas syariah jangka waktu ditetapkan dengan
surat keputusan direksi.
4) Besar angsuran
Persentase maksimal besarnya angsuran per bulan dibandingkan
dengan pendapatan/gaji yang diterima setiap bulan yang dibuktikan
dengan slip penghasilan dari tempat pemohon, bagi calon pegawai
negeri sipil, pegawai negeri sipil tidak melebihi 70% dari penghasilan
bersih yang diterima, bagi dewan komisaris, dewan pengawas syariah,
direksi atau bank Jambi tidak melebihi 50% dari penghasilan bersih
yang diterima dan atau ditetapkan dengan surat keputusan direksi.
Marjin yang harus dibayar adalah sesuai dengan jangka waktu
nasabah tersebut misalnya nasabah tersebut meminjam dana
Rp.10.000.000,00. dengan jangka waktu 5 tahun dengan marjin 7,00%
maka nasabah tersebut harus membayar ansuran setiap bulan sebesar
Rp.225.000,00.
Page 56
41
5) Jaminan.
Bagi CPNS, PNS dengan pembiayaan sampai jumlah tertentu atau
sesuai yang ditetapkan dalam surat keputusan direksi, wajib
menyerahkan surat keputusan calon pegawai, surat keputusan
pengangkatan pegaawai, surat keputusan asli pangkat terakhir, asli
kartu pegawai, asli kartu taspen demikian juga bagi pegawai
BUMN/BUMD dan yayasan lainnya disesuaikan dengan kebijakan
instansi/perusahaan yang bersangkutan.
Bagi PNS dengan pembiayaan diatas Rp. 100.000.000 ditetapkan
dengan surat keputusan direksi dan bagi pegawai tetap
BUMN/BUMD, perusahaan swasta atau yayasan lainnya serta bagi
dewan komisaris, direksi, pegawai bank jambi dan dewan pengawas
syariah dengan pembiayaan diatas tertentu sesuai yang ditetapkan
dalam surat keputusan direksi, calon nasabah wajib menyerahkan
jaminan berupa : tanah atau tanah dan bangunan yang telah
bersertifikat hak milik dan hak guna bangunan, surat-surat kendaraan
roda empat dengan umur kendaraan maksimal 5 tahun pada saat akad
pembiayaan.
6) Asuransi
Nasabah harus menutup asuransi jiwa pembiayaan sebesar nilai pokok
pembiayaan dengan jangka waktu asuransi selama jangka waktu
pembiayaan kepada asuransi yang ditunjuk bank jambi syariah dengan
banker`s clause bank Jambi syariah.
Page 57
42
7) Pengikatan pembiayaan
Pengikatan pembiayaan dilakukan secara dibawah tangan.
8) Pengikatan jaminan
Harus dilakukan secara notariil oleh notaris yang ditunjuk bank Jambi
syariah, kecuali untuk jaminan berupa deposito dapat dilakukan secara
dibawah tangan.
9) Denda keterlambatan.
Atas setiap keterlambatan angsuran dikenakan dana keterlambatan.
Jumlah denda keterlambatan pembayaran angsuran mengacu pada
surat keputusan direksi yang berlaku, atas denda tersebut dimasukan
dalam rekening dana kebajikan.
10) Pelunasan dipercepat.
Pelunasan dipercepat/ sebelum jatuh tempo pembiayaan dapat
dilakukan setiap saat.
E. Mekanisme pembiayaan konsumtif pada pegawai
1. Mengajukan Permohonan
Dalam hal ini nasabah datang ke bank untuk meminta agar diberikan
permohonan pembiayaan dengan membawa dokumen-dokumen yang
diperlukan, dalam hal ini kriteria pemohon adalah CPNS atau PNS yang
gaji atau penghasilannya melalu bank 9 Jambi syariah, dewan komisaris,
dewan pengawas syariah, dewan direksi dan pegawai bank 9 Jambi.
Dokumen-dokumen yang diperlukan adalah yaitu :
a. Foto copy ktp nasabah suami / istri nasabah ( jika telah menikah )
termasuk kartu keluarga dan surat nikah/cerai (jika cerai).
Page 58
43
b. Khusus untuk PNS dengan pembiayaan diatas Rp. 100.000.000 wajib
menyerahkan jaminan sebagai agunan dan bagi pegawai lainnya yang
pembayaran gaji/penghasilannya tidak melalui bank 9 Jambi syariah
wajib menyerahkan jaminan sebagai agunan.
c. NPWP untuk pembiayaan diatas Rp. 100.000.000.
d. Tidak termasuk daftar hitam dan daftar macet bank indonesia.
e. Slip gaji terakhir yang ditandatangani bendaharawan kantor
dinas/jawatan.
f. Surat jaminan dari kantor dinas/jawatan.
g. Surat pernyataan bendaharawan gaji.
h. Surat kuasa memotong gaji dari pemohon.
i. Pas photo ukuran 3x4 (satu buah).
2. Wawancara awal
Merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung
berhadapan dengan calon peminjam. Tujuannya adalah untuk meyakinkan
bank apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan
yang bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan
kebutuhan nasabah yang sebenarnya.
3. On the spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan kelapangan dengan meninjau berbagai
objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil on the spot
dicocokkan dengan hasil wawancara awal.
Page 59
44
4. Analisis pembiayaan
Analisis pembiayaan merupakan hal penting untuk realisasi pembiayaan
dalam perbankan syariah. Analisi bertujuan mencegah secara dini
kemungkinan terjadinya default oleh nasabah, analisis pembiayaan
merupak faktor yang sangat penting bagi bank syariah dalam mengambil
keputusan untuk menyetujui atau menolak permohonan pembiayaan,
analisis yang baik akan menghasilkan keputusan yang tepat. Analisis
dikerjakan oleh aparat pelaksana khusus atau pejabat pembiayaan. Pada
dasarnya untuk meneliti apakah usaha tersebut telah memenuhi prinsip
perbankan syariah atau tidak, serta dimaksudkan untuk :
a. Menilai kelayakan usaha calon peminjam
b. Meminimalisir atau menekan resiko akibat tidak terbayarnya
pembiayaan
c. Menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak.
5. Persetujuan Pembiayaan
Setelah tahap-tahap diatas dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah
memberikan persetujuan. Apakah bank setuju atau tidak dalam
memberikan pembiayaan kepada nasabah tersebut. Dalam bank 9 Jambi
syariah persetujuan pembiayaan harus disetuji oleh pimpinan cabang. Jika
pimpinan cabang setuju maka pembiayaan akan diberikan, namun apabila
pimpinan cabang tidak setuju maka pembiayaan tersebut dibatalkan
atau tidak akan dikeluarkan.
Page 60
45
6. Keputusan Pembiayaan
Apabila telah di setujui, maka langkah selanjutnya adalah keputusan
pembiayaan. Keputusan pembiayaan ini dilakukan untuk menilai
apakah pembiayaan tersebut diterima ataupun ditolak. Dan seluruh berkas
dapat diterima oleh bank.
7. Kontrak perjanjian
Dalam kontrak perjanjian antara bank dengan nasabah terdapat akad-akad
yang harus dibaca, dipahami, dan ditandatangani oleh nasabah tersebut.
Dalam akad kontrak perjanjian tersebut berisi harga beli, harga jual,
keuntungan yang diperoleh oleh bank (margin), jangka waktu pelunasan
dan pembayaran yang harus di bayar setiap bulan oleh nasabah serta
biaya-biaya lainnya seperti biaya administrasi pembiayaan dan biaya
notaris.
8. Pencairan
Jika nasabah sudah memahami dan menandatangani isi dari akad
kontrak perjanjian maka pembiayaan akan dicairkan oleh bank, dan
nasabah tidak harus ke bank karena akan di kabarkan melalui telepon
oleh pihak bank bahwa pembiayaan tersebut sudah dikirim ke rekening
nasabah.
F. Kelebihan dan kelemahan Pembiayaan Konsumtif
Beberapa kelebihan yang membuat meningkatnya pembiayaan konsumtif
di bank 9 Jambi syariah meningkat, antara lain :
Page 61
46
1. Pelayanan cepat
Apabila nasabah yang meminjam pembiayaan adalah pegawai negeri sipil
maka dalam satu hari pembiayaan tersebut dapat dicairkan apabila berkas-
berkas yang dibutuhkan dapat terpenuhi.
2. Promosi
Dalam mengenalkan produk pembiayaan di bank 9 Jambi syariah, peran
marketing sangatlah penting, karena strategi marketing bank 9 Jambi
syariah sangatlah baik, mereka memperkenalkan produk ke kantor atau
dinas pemerintah provinsi Jambi, hal ini banyak dari PNS dari kabupaten
ataupun kota banyak mengajukan pembiayaan ke bank 9 Jambi syariah.
3. Minat nasabah
Dengan mudahnya syarat pengajuan pembiayaan di bank 9 Jambi syariah,
membuat minat nasabah ke bank 9 Jambi syariah untuk melakukan
pengajuan pembiaayan lebih terbuka, sebab mereka tidak perlu repot-repot
ke bank lain yang dengan persyaratan yang lebih sulit.
4. Pelayanan yang prima.
Dalam perbankan syariah pelayanan merupakan poin penting untuk
memajukan suatu lembaga keuangan, karna dengan pelayan prima dan
ramah nasabah menjadi terbuka untuk melakukan transaksi di bank
tersebut.
5. Ditangani oleh orang yang profesional
Dengan demikian, dapat dilakukan bahwa profesional merupakan kunci
utama dalam pengelolaan lembaga keuangan syariah. Apabila semua
Page 62
47
kriteria tersebut dipenuhi, maka setiap permasalahan yang terjadi
ditengah-tengah masyarakat akan dapat dilaksanakan dengan mudah, cepat
dan tepat.
Beberapa kelemahan yang terdapat di pembiayaan konsumtif di bank 9
Jambi syariah, antara lain :
a. Apabila pegawai swasta, pengusaha atau lainnya mengajukan pembiayaan,
pencairan pembiayaan sedikit lama, karena pihak bank harus melakukan
on the spot ke lokasi agunan yang ditangguhkan.
b. Apabila nasabah yang mengajukan pembiayaan dari kalangan pengusaha,
usaha tersebut minimal 3 tahun berjalan atau beroperasi, hal ini untuk
mengurangi resiko yang terjadi akibat dari pembiayaan macet.
G. Faktor Penghambat Pembiayaan Konsumtif
Selama dalam memberikan pembiayaan kepada pegawai negeri sipil, bank
9 Jambi syariah hanya sedikit menemukan hambatan dalam memberikan
pembiayaan tersebut, karena setiap bulan pegawai negeri sipil setiap bulan
menerima gaji dan langsung dipotong dengan angsuran sesuai dengan perjanjian
antara nasabah dengan pihak bank. Kecuali dalam memberikan pembiayaan
kepada swasta, karena dalam memberikan pembiayaan harus dilihat dari
kemampuan nasabah tersebut dari segi jaminan ataupun usaha yang dikerjakannya
tersebut.18
Kasus yang pernah terjadi dalam memberikan pembiayaan konsumtif
kepada PNS adalah seorang dokter mengajukan pembiayaan di bank 9 Jambi
syariah, dengan cara mengangsur pembiayaan dengan cara setor sendiri, awal
18
Wawancara dengan Bapak H. Achmad Jais, SE.,M.EI (Branch Manager) Bank 9 Jambi
Syariah pada tanggal 13 Juli 2018 pukul 16.28 WIB
Page 63
48
mula nasabah tersebut lancar membayar pokok dan marjin pembiayaan tersebut,
lama-kelamaan nasabah tersebut tidak mau membayar marjin dari bank tersebut
dan hanya mau membayar pokoknya saja, dia menyebut jika marjin dari bank
tersebut adalah riba dan kasus itu sekarang diselesaikan dengan cara musyawarah.
H. Resiko Dalam Memberikan Pembiayaan.
Dalam kehidupan pasti ada yang namanya resiko, begitu pula dalam
memberikan pembiayaan konsumtif kepada nasabah, tetapi dalam memberikan
pembiayaan kepada pegawai negeri sipil resiko yang terjadi kemungkinan sangat
kecil, dikarenakan pegawai negeri sipil sulit untuk diberhentikan kecuali ada suatu
masalah yang diharuskan pegawai tersebut diberhentikan. Jika pun pegawai negeri
sipil tersebut berhenti dan menyebabkan pembiayaan macet maka pembiayaan
tersebut di cover oleh asuransi. Sedangkan resiko yang terjadi dalam memberikan
pembiayaan kepada swasta adalah sangat tinggi, sebab bank menilai kemampuan
nasabah dari kelayakan usaha dan jaminan yang diberikan, apabila pembiayaan
tersebut macet maka pembiayaan tersebut dicover oleh asuransi. Walaupun
diasuransikan bank tetap berhati-hati dalam memberikan pembiayaan kepada
pegawai negeri sipil ataupun swasta.
I. Penyelamatan Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah
Secara umum strategi yang dijalankan sebagai upaya penyelesaian
pembiayaan bermasalah dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Stay Strategy
Strategi saat Bank masih ingin mempertahankan hubungan bisnis dengan
nasabah dalam konteks waktu jangka panjang.
Page 64
49
a. Penagihan intensif
b. Rescheduling ( penjadwalan kembali )
Memperpanjang jangka waktu pembiayaan. Dalam hal ini si debitur
diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu pemiayaan
misalnya perpanjangan jangka waktu pembiayaan dari 6 bulan
menjadi satu tahun sehingga si debitur mempunyai waktu yang lebih
lama untuk mengembalikannya. Memperpanjang jangka waktu
angsuran Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka
waktu pembiayaan. Dalam hal ini jangka waktu angsuran
pembiayaannya diperpanjang pembayarannya pun misalnya dari 36
kali menjadi 48 kali dan hal ini tentu saja jumlah angsuran pun
menjadi mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran.19
c. Reconditioning ( persyaratan kembali ).
Dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti;
1) Penundaan pembayaran marjin sampai waktu tertentu.
Dalam hal penundaan pembayaran marjin sampai waktu tertentu,
maksudnya hanya marjin yang dapat ditunda apembayarannya,
sedangkan pokok pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa.
2) Penurunan marjin
Penurunan marjin dimaksudkan agar lebih meringankan beban
nasabah. Sebagai contoh jika marjin per tahun sebelumnya
dibebankan 20 % diturunkan menjadi 18 %. Hal ini tergantung
dari pertimbangan yang bersangkutan.
19 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syari’ah, Kencana, Jakarta:2014 hal. 434
Page 65
50
a) Penurunan marjin akan mempengaruhi jumlah angsuran yang
semakin mengecil, sehingga diharapkan dapat membantu
meringankan nasabah.
b) Pembebasan marjin
Dalam pembebasan marjin diberikan kepada nasabah dengan
pertimbangan nasabah sudah akan mampu lagi membayar
pembiayaan tersebut. Akan tetapi nasabah tetap mempunyai
kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai
lunas.
d. Restructuring ( penataan kembali ), yaitu perubahan persyaratan
pembiayaan tidak terbatas pada rescheduling dan reconditioning
antara lain meliputi : penambahan dana fasilitas pembiayaan bank,
konversi akad pembiayaan dan konversi pembiayaan menjadi surat
berharga syariah berjangka waktu menengah.20
2. Phase out Strategy
Strategi saat pada prinsipnya Bank tidak ingin melanjutkan hubungan
bisnis lagi dengan nasabah yang bersangkutan dalam konteks waktu yang
panjang,kecuali bila ada faktor-faktor lain yang sangat mendukung
kemungkinan adanya perbaikan kondisi nasabah. Strategi yang umumnya
dijalankan, selanjutnya akan ditempuh dengan melibatkan jalur hukum,
yaitu dapat berupa:
20
Ibid, hal 434
Page 66
51
a. BASYARNAS (Badan Arbitrase Syariah Nasional), penyelesaian
tersebut dilakukan melalui keadaan setelah tidak tercapai
kesepakatan melalui musyawarah.
b. Pengadilan, Melakukan gugatan terhadap aset-aset lainnya milik
nasabah; baik yang berlokasi di dalam maupun di luar negeri
Pelaporan pidana terhadap nasabah dan sebagainya.
c. Melibatkan pihak kepolisian
Alternatif terakhir ini dilakukan apabila:
1) Nasabah tidak dapat dihubungi.
2) Nasabah melarikan diri.
3) Nasabah tidak mempunyai itikad baik untuk menyelesaikan
kewajibannya sementara sesungguhnya nasabah memiliki
kemampuan untuk itu.
4) Nasabah tidak bersedia menyerahkan agunannya
J. Manfaat Dalam Memberikan Pembiayaan.
1. Bagi perusahaan dan karyawan
a) Dapat meningkatkan aset, modal dan keuntungan perusahaan. Hal ini
dapat tercermin pada perolehan laba, dengan adanya peningkatan
laba usaha bank akan menyebabkan kenaikan tingkat profitabilitas
bank.
b) Pemberian pembiayaan kepada nasabah secara sinergi akan
memasarkan produk dana dan jasa bank.
c) Dapat meningkatkan kesehjateraan dan loyalitas karyawan.
Page 67
52
d) Dalam mudahnya mencari nasabah pegawai negeri sipil, karyawan
tidak perlu repot-repot turun ke lapangan, langsung saja pergi ke
instansi-instansi pemerintah.
e) Memperbaiki produktifitas karyawan.
2. Bagi masyarakat
a) Terpenuhinya kebutuhan nasabah yang bersifat konsumtif.
Pembiayaan yang diberikan oleh bank keapda nasabah memberikan
manfaat untuk memenuhi kebutuhannya misalnya pembelian bahan
bangunan, pembelian kendaraan dan lainnya yang bersifat
konsumtif.
b) Dalam cepatnya penanganan dalam meberikan pembiayaan kepada
nasabah, nasabah tidak perlu repot-repot untuk datang dan kembali
ke bank karena apabila berkas-berkas untuk pengajuan permohonan
terpenuhi, pencairan dapat dilakukan satu hari setelah pengajuan
pembiayaan.
c) Jangka waktu pembiayaan disesuaikan dengan jenis pembiayaan dan
kemampuan nasabah dalam membayar kembali pembiayaannya,
sehingga nasabah dapat mengestimasikan keuangnnya dengan
tepat.21
21
Ismail, perbankan syariah, kencana, Jakarta, 2011, hal 111
Page 68
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah jelaskan di atas mengenai “
Mekanisme Pembiayaan Konsumtif bagi PNS di Bank 9 Jambi Syariah” maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada bank 9 Jambi Syariah pembiayaan konsumtif adalah pembiayaan
yang paling meningkat dari tahun ke tahun, dilihat dari segi plafond
pembiayaan ataupun dari jumlah nasabah yang menggunakan pembiayaan
konsumtif. Pembiayaan konsumtif ini dikhususkan bagi pegawai
dilingkungan pemerintah, BUMN, pengusaha, maupun wiraswasta. Dan
biasanya bersifat perorangan. Tidak hanya pegawai pemerintah saja, tetapi
pegawai swasta juga diberikan pembiayaan konsumtif apabila mereka
dianggap mampu untuk membayar dan melunasi pembiayaan tersebut
sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan
2. Pada bank 9 Jambi Syariah pasar dari bank adalah nasabah dari Pegawai
Negeri Sipil karena perbandingan jumlah nasabah yang mengajukan
pembiayaan pegawai negeri sipil dan swasta adalah 80 : 20 .
3. Dalam memberikan pembiayaan konsumtif di bank 9 Jambi Syariah resiko
yang terjadi karena kemungkinan tidak terbayarnya sangatlah kecil,
dikarenakan angsuran langsung dipotong melalui bendaharawan instansi
atau dinas tempat nasabah bekerja.
53
Page 69
54
B. Saran
Berdasarkan pengamatan yang diamati pada Bank 9 Jambi Syariah
selama melakukan kegiatan kerja praktik maka ada beberapa saran yang diberikan
yaitu sebagai berikut:
1. Pembiayaan yang diberikan oleh Bank 9 Jambi Syariah harus sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh instansi tersebut. Dalam hal
ini analisis pembiayaan harus benar-benar mensurvei nasabah yang
mengambil pembiayaan seperti terlalu percaya kepada nasabah dalam
kelengkapan data, kurang memahami dan mengetahui karakter nasabah,
sehingga nasabah melalaikan kewajibannya untuk melunasi
pembiayaan murabahah yang telah diberikan.
2. Seorang analisis pembiayaan harus benar-benar teliti dalam
memberikan pembiayaan kepada nasabah supaya tidak terjadi pembiayaan
bermasalah dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
3. Bank 9 Jambi Syariah seharusnya menggunakan semua jenis akad yang
sudah ditentukan supaya memudahkan nasabah dalam melakukan
transaksi keuangan berbasis syariah.
Page 70
DAFTAR PUSTAKA
Adimarwan, Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan, Raja Grafindo, 2004.
Asiyah, Binti Nur, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Kalimedia,
Yogyakarta, 2015.
Burhan,Bungin.”Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi”,Kencana.
Jakarta.2013
Ikatan Bankir Indonesia,Mengelola Bank Syariah(PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta:2014
Juliansyah Noor, Metode Penelitian, Jakarta: Pranadamedia Group, 2011
Soeratno.Lincolin Arsyad, Metodelogi Penelitian, Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, Yogyakarta:2008
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syari’ah, Kencana, Jakarta:2014
Wiratna Sujarweni, Metode Penelitian, Pustaka Baru Press, Yogyakarta, 2014
Page 72
SimPel di SDN 149/IV Kota Jambi dengan memberikan Hadiah kepada
Siswa/Siswi sebagai wujud apresiasi mereka yang telah menyisihkan uang
Page 73
jajannya untuk ditabung di Bank Jambi Syariah melalui tabungan SimPel iB
Page 74
Melakukan kegiatan tabungan simpel
Disela Waktu Istirahat Kami Membiasakan Untuk Beribadah Terlebih
Dahulu
Page 75
Mengentri Askum Bundel Nasabah Baru Dan Top UP
Page 76
Mengentri Dana pembiayaan nasabah
Page 77
Mengocek Bundel Voucher Pembelian
Page 78
Foto Bersama Dengan Karyawan PT BPD Jambi Unit Usaha Syariah
Foto Bersama Siswi Dari SMKN 1 Betara Tanjung Jabung Barat