LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI MODUL : Lumpur Aktif PEMBIMBING : Ir. Endang Kusumawati, MT. Praktikum : 02 Oktober 2013 Laporan Praktikum : 08 Oktober 2013 Oleh : Kelompok : VIII Nama : Tito AldilaPutra (111411057) Yayan Maulana (111411058) Yudha Fitriansyah (111411059) Kelas : 3B PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2013
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI
MODUL : Lumpur Aktif
PEMBIMBING : Ir. Endang Kusumawati, MT.
Praktikum : 02 Oktober 2013
Laporan Praktikum : 08 Oktober 2013
Oleh :
Kelompok : VIII
Nama : Tito AldilaPutra (111411057)
Yayan Maulana (111411058)
Yudha Fitriansyah (111411059)
Kelas : 3B
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2013
LUMPUR AKTIF
I. Tujuan Percobaan
1. Menentukan konsentrasi awal kandungan organik dalam lumpur aktif dan konsentrasi
kandungan organik setelah percobaan berlangsung selama seminggu.
2. Menentukan kandungan Mixed Liquor Volatile Suspended Solid (MLVSS) yang
mewakili kandungan mikroorganisme dalam lumpur aktif.
3. Menentukan konsentrasi nutrisi bagai mikroorganisme pendegradsi air limbah dalam
lumpur aktif.
4. Menghitung efidiensi pengolahan dengan cara menentukan persen (%) kandungan
bahan organik yang dikdekomposisi selama seminggu oleh mikroorganisme dalam
lumpur aktif terhadap kandungan bahan organaik mula-mula.
II. Dasar Teori
Pengolahan air limbah pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode
Biologi. Metode ini merupakan metode yang paling efektif dibandingkan dengan metode
Kimia dan Fisika. Proses pengolahan limbah dengan metode Biologi adalah metode yang
memanfaatkan mikroorganisme sebagai katalis untuk menguraikan material yang terkandung
di dalam air limbah. Mikroorganisme sendiri selain menguraikan dan menghilangkan
kandungan material, juga menjadikan material yang terurai tadi sebagai tempat berkembang
biaknya. Metode pengolahan lumpur aktif (activated sludge) adalah merupakan proses
pengolahan air limbah yang memanfaatkan proses mikroorganisme tersebut.Metode lumpur
aktif banyak dikembangkan da lam pengolahan limbah cair dengan kandungan bahan organik
yang tinggi. Telah diteliti bahwa penggunaan metode lumpur aktif dalam pengolahan limbah
dapat menurunkan BOD dan COD.
Lumpur aktif (activated sludge) adalah proses pertumbuhan mikroba tersuspensi.
Proses ini pada dasarnya merupakan pengolahan aerobik yang mengoksidasi material organik
menjadi CO2 dan H2O, NH4 dan sel biomassa baru. Proses ini menggunakan udara yang
disalurkan melalui pompa blower (diffused) atau melalui aerasi mekanik. Sel mikroba
membentuk flok yang akan mengendap di tangki penjernihan. Kemampuan bakteri dalam
membentuk flok menentukan keberhasilan pengolahan limbah secara biologi, karena akan
memudahkan pemisahan partikel dan air limbah. Metode lumpur aktif memanfaatkan
mikroorganisme (terdiri ± 95% bakteri, sisanya protozoa, rotifer, dan jamur) sebagai katalis
untuk menguraikan material yang terkandung di dalam air limbah. Proses lumpur aktif
merupakan proses aerasi (membutuhkan oksigen). Pada proses ini mikroba tumbuh dalam
flok (lumpur) yang terdispersi sehingga terjadi proses degradasi. Proses ini berlangsung
dalam reactor yang dilengkapi recycle/umpan balik lumpur dan cairannya. Oksigen yang
dibutuhkan untuk reaksi mikroorganisme tersebut diberikan dengan cara memasukkan udara
ke dalam tangki aerasi dengan blower.Aerasi ini juga berfungsi untuk mencampur limbah cair
dengan lumpur aktif, hingga terjadi kontak yang intensif.Sesudah tangki aerasi, campuran
limbah cair yang sudah diolah dan lumpur aktif dimasukkan ke tangki sedimentasi di mana
lumpur aktif diendapkan, sedangkan supernatant dikeluarkan sebagai effluen dari proses.
Bakteri merupakan unsur utama dalam flok lumpur aktif. Lebih dari 300 jenis bakteri
yang dapat ditemukan dalam lumpur aktif. Bakteri tersebut bertanggung jawab terhadap
oksidasi material organik dan tranformasi nutrien, dan bakteri menghasilkan polisakarida dan
material polimer yang membantu flokulasi biomassa mikrobiologi. Genus yang umum
dijumpai adalah : Zooglea, Pseudomonas, Flavobacterium, Alcaligenes, Bacillus,
Achromobacter, Corynebacterium, Comomonas, Brevibacterium, dan Acinetobacter,
disamping itu ada pula mikroorganisme berfilamen, yaitu Sphaerotilus dan Beggiatoa,
Vitreoscilla yang dapat menyebabkan sludge bulking. Dikarenakan tingkat oksigen dalam
difusi terbatas, jumlah bakteri aktif aerobik menurun karena ukuran flok meningkat (Hanel,
1988). Bagian dalam flok yang relatif besar membuat kondisi berkembangnya bakteri
anaerobik seperti metanogen. Kehadiran metanogen dapat dijelaskan dengan pembentukan
beberapa kantong anaerobik didalam flok atau dengan metanogen tertentu terhdap oksigen
(Wu et al., 1987). Oleh karena itu lumpur aktif cukup baik dan cocok untuk material bibit
bagi pengoperasian awal reaktor anaerobik.
III. Pelaksanaan
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat yang digunakan
1. Peralatan Lumpur Aktif Konvensional
2. Labu Erlenmeyer 250 ml 2 buah
3. Corong Gelas 2 buah
4. Cawan Porselin 2 buah
5. Desikator 1 buah
6. Neraca Analitis 1 buah
7. Oven 1 buah
8. Furnace 1 buah
9. Hach COD Digester 1 buah
10. Tabung Hach 3 buah
11. Buret Lengkap dengan Klep dan Statip 1 buah
3.1.2. Bahan yang digunakan
1. Glukosa
2. KNO3
3. KH2PO4
4. HgSO4
5. H2SO4
6. K2Cr2O7
7. FAS
8. Indikator ferroin
9. Kertas Saring
3.2. Cara Kerja
3.2.1. Penentuan Kandungan Organik (Chemical Oxygen Demand/COD)