LAPORAN R-LAB Karakteristik VI Resistor Nama : Fransisca Berliani Dewi Thanjoyo NPM : 0806337604 Fakultas : Teknik Departemen : Teknik Industri Kode Praktikum : LR 04 Tanggal Praktikum : 3 November 2009 Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar (UPP-IPD) Universitas Indonesia Depok Karakteristik VI Resistor 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN R-LAB
Karakteristik VI Resistor
Nama : Fransisca Berliani Dewi Thanjoyo
NPM : 0806337604
Fakultas : Teknik
Departemen : Teknik Industri
Kode Praktikum : LR 04
Tanggal Praktikum : 3 November 2009
Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar
(UPP-IPD)
Universitas IndonesiaDepok
Karakteristik VI Resistor
I. Tujuan Praktikum
Mempelajari hubungan antara beda potensial (V) dan arus listrik (I) pada suatu
resistor.
1
II. Peralatan
1. Resistor
2. Amperemeter
3. Voltmeter
4. Variable power supply
5. Camcorder
6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
III. Landasan Teori
Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan
seperti tembaga, perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang
sangat kecil. Bahan-bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga
dinamakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, yaitu bahan
material seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan
aliran elektron sehingga disebut sebagai isolator.
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi
jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor bersifat resistif dan
umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut
Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega). Di dalam rangkaian
elektronika, resistor dilambangkan dengan huruf “R“. Dilihat dari bahannya, ada
beberapa jenis resistor yang ada dipasaran antara lain : Resistor Carbon,
Wirewound, dan Metalfilm. Ada juga Resistor yang dapat diubah-ubah nilai
resistansinya antara lain : Potensiometer, Rheostat dan Trimmer (Trimpot). Selain
itu ada juga Resistor yang nilai resistansinya berubah bila terkena cahaya namanya
LDR (Light Dependent Resistor) dan resistor yang nilai resistansinya akan
bertambah besar bila terkena suhu panas yang namanya PTC (Positive Thermal
Coefficient) serta resistor yang nilai resistansinya akan bertambah kecil bila
terkena suhu panas yang namanya NTC (Negative Thermal Coefficient). Untuk
resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya digunakan kode-kode warna
sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi (tahanan) dari resistor. Resistor ini
mempunyai bentuk seperti tabung dengan dua kaki di kiri dan kanan. Pada
badannya terdapat lingkaran membentuk cincin kode warna, kode ini untuk
mengetahui besar resistansi tanpa harus mengukur besarnya dengan ohmmeter.
2
Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA
(Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel 1.1.
Gambar 3.1 Urutan cincin warna pada resistor
Tabel 3.1 Nilai warna pada cincin resistor
Besaran resistansi suatu resistor dibaca dari posisi cincin yang paling depan ke
arah cincin toleransi. Biasanya posisi cincin toleransi ini berada pada badan resistor
yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan posisi
cincin yang pertama agak sedikit ke dalam. Dengan demikian pemakai sudah
langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut. Kalau kita telah bisa
3
menentukan mana cincin yang pertama selanjutnya adalah membaca nilai
resistansinya.
Jumlah cincin yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar
toleransinya. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 3
cincin (tidak termasuk cincin toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2%
(toleransi kecil) memiliki 4 cincin (tidak termasuk cincin toleransi). Cincin pertama
dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan cincin terakhir
adalah faktor pengalinya.
Misalnya resistor dengan cincin kuning, violet, merah dan emas. Cincin
berwarna emas adalah cincin toleransi. Dengan demikian urutan warna cincin
resistor ini adalah, cincin pertama berwarna kuning, cincin kedua berwarna violet
dan cincin ke tiga berwarna merah. Cincin ke empat yang berwarna emas adalah
cincin toleransi. Dari tabel 1.1 diketahui jika cincin toleransi berwarna emas, berarti
resistor ini memiliki toleransi 5%. Nilai resistansinya dihitung sesuai dengan urutan
warnanya. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari resistor ini.
Karena resistor ini resistor 5% (yang biasanya memiliki tiga cincin selain cincin
toleransi), maka nilai satuannya ditentukan oleh cincin pertama dan cincin kedua.
Masih dari tabel 1.1, diketahui cincin kuning nilainya = 4 dan cincin violet nilainya
= 7. Jadi cincin pertama dan ke dua atau kuning dan violet berurutan, nilai satuannya
adalah 47. Cincin ketiga adalah faktor pengali, dan jika warna cincinnya merah
berarti faktor pengalinya adalah 100. Sehingga dengan ini diketahui nilai resistansi
resistor tersebut adalah nilai satuan x faktor pengali atau 47 x 100 = 4700 Ohm =
4,7K Ohm (pada rangkaian elektronika biasanya di tulis 4K7 Ohm) dan toleransinya
adalah + 5%. Arti dari toleransi itu sendiri adalah batasan nilai resistansi minimum
dan maksimum yang di miliki oleh resistor tersebut. Jadi nilai sebenarnya dari
resistor 4,7k Ohm + 5% adalah :
4700 x 5% = 235
Jadi,
Rmaksimum = 4700 + 235 = 4935 Ohm
4
Rminimum = 4700 – 235 = 4465 Ohm
Apabila resistor di atas di ukur dengan menggunakan ohmmeter dan nilainya
berada pada rentang nilai maksimum dan minimum (4465 s/d 4935) maka resistor
tadi masih memenuhi standar. Nilai toleransi ini diberikan oleh pabrik pembuat
resistor untuk mengantisipasi karakteristik bahan yang tidak sama antara satu
resistor dengan resistor yang lainnya sehingga para desainer elektronika dapat
memperkirakan faktor toleransi tersebut dalam rancangannya. Semakin kecil nilai
toleransinya, semakin baik kualitas resistornya. Sehingga dipasaran resistor yang
mempunyai nilai toleransi 1% (contohnya resistor metalfilm) jauh lebih mahal
dibandingkan resistor yang mempunyai toleransi 5% (resistor carbon).
Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resistor pada suatu
rancangan selain besar resistansi adalah besar watt-nya atau daya maksimum yang
mampu ditahan oleh resistor. Karena resistor bekerja dengan di aliri arus listrik,
maka akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar :
Semakin besar ukuran fisik suatu resistor, bisa menunjukkan semakin besar
kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8,
1/4, 1/2, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki disipasi daya maksimum 5,
10 dan 20 watt umumnya berbentuk balok memanjang persegi empat berwarna
putih, namun ada juga yang berbentuk silinder dan biasanya untuk resistor ukuran
besar ini nilai resistansi di cetak langsung dibadannya tidak berbentuk cincin-cincin
warna, misalnya 100Ω5W atau 1KΩ10W.
Berdasarkan kelasnya, resistor dibagi menjadi dua, yaitu : Fixed Resistor dan
Variable Resistor. Dan umumnya terbuat dari carbon film atau metal film,
tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dibuat dari material yang lain.
5
Resistor Tetap (Fixed Resistor)
Merupakan resistor yang mempunyai nilai tetap. Ciri fisik dari resistor ini
adalah bahan pembuat resistor terdapat di tengah – tengah dan pada pinggirnya
terdapat 2 Conducting Metal, biasanya kemasan seperti ini disebut dengan Axial.
Ukuran fisik fixed resistor bermacam – macam, tergantung pada daya resistor yang
dimilikinya. Misalnya fixed resistor dengan daya 5 watt pasti mempunyai bentuk
fisik yang jauh lebih besar dibandingkan dengan fixed resistor yang mempunyai
daya ¼ watt. Pada gambar 3.2 dibawah ditunjukkan beberapa contoh bentuk fisik
dari fixed resistor. Dari yang paling atas dapat dilihat bentuk fisik dari resistor
dengan daya 1/8, ¼, 1, 2, dan 5 watt. Seiring dengan perkembangan teknologi saat
ini, diciptakanlah sebuah teknologi baru yang disebut dengan SMT (Surface Mount
Technology). Dengan menggunakan teknologi ini bentuk dari fixed resistor menjadi
lebih kecil lagi, sehingga kita dapat membuat suatu sistem yang mempunyai ukuran
sekecil mungkin. Contoh bentuk fixed resistor dengan teknologi SMT dapat dilihat
pada gambar 3.3. Ada beberapa macam kemasan standard yang sudah ditentukan
oleh Industri elektronik, antara lain :
- 1206 ukuran = 3.0 mm x 1.5 mm, 2 terminal
- 0805 ukuran = 2.0 mm x 1.3 mm, 2 terminal
- 0603 ukuran = 1.5 mm x 0.8 mm, 2 terminal
Gambar 3.2 Bentuk fisik dari fixed resistor
6
Grafik 3.3 Bentuk fixed resistor dengan teknologi SMT
Selain kemasan axial terdapat pula kemasan lain yang disebut SIP (Single-In-
Line). Didalam kemasan ini terdapat lebih dari 1 resistor yang biasanya disusun
paralel dan mempunyai 1 pusat yang dinamakan common. Untuk contoh dapat dilihat
pada gambar 3.4
Gambar 3.4 SIP (Single – In – Line)
Tipe atau jenis resistor saat ini sangat beragam, tergantung dari pemakain untuk suatu
sistem lektronika yang akan kita rancang. Berikut ini akan dijelaskan sedikit tentang
penggunaan resistor berdasarkan tipe atau jenisnya.
Precision Wirewound resistor
Merupakan tipe resistor yang mempunyai tingkat keakuratan sangat tinggi
sampai 0,005% dan TCR ( Temperature coefficient of resistance) sangat rendah.
Sehingga sangat cocok digunakan untuk aplikasi DC yang membutuhkan keakuratan
yang sangat tinggi. Tetapi jangan menggunakan jenis ini untuk aplikasi rf (radio
frequency) sebab mempunyai Q resonant frequency yang rendah. Contoh aplikasi
7
penggunaan resistor ini adalah DC Measuring equipment dan reference resistor
untuk voltage regulators dan decoding network.
NIST Standard Resistor
NIST (National Institute of Standard and Technology) merupakan tipe resistor
dengan tingkat keakuratan paling tinggi yaitu 0,001% , TCR yang rendah dan sangat
stabil dibandingkan dengan Precision Wirewound Resistor. Komponen ini biasanya
digunakan sebagai standard di dalam verifikasi keakuratan dari suatu alat ukur
resistive.
Power Wirewound Resistor
Biasanya resistor ini digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan daya yang
sangat besar. Komponen ini dapat mengatasi daya yang besar dibandingkan dengan
resistor yang lain. Karena panas yang ditimbulkan cukup besar biasanya resistor ini
dilapisi oleh bahan seperti Ceramic Tube, Ceramic rods, anodized aluminium,
fiberglass mandels, dll.
Fuse Resistor
Komponen ini selain berfungsi sebagai resistor, juga berfungsi sebagai
sekering. Resistor ini didesain sedemikian rupa sehingga bila ada arus yang sangat
8
besar melaluinya maka hambatannya menjadi tak terhingga. Pada kondisi normah
suhu dari resistor ini akan panas ketika ada arus yang melaluinya.
Carbon Composition
Ini merupakan salah satu tipe resistor yang banyak sekali dijual di pasaran.
Biasanya untuk nilai hambatan yang besar, misalnya 1K2, 2K2, 4K7, dll mudah
mencarinya. Tetapi untuk nilai hambatan yang kecil, misalnya 2 ohm, 3 ohm, dll
susah dicari. Resistor ini memiliki koefisien temperature dengan batas 1000 ppm/oC
terhadap nilai hambatannya, dimana nilai hambatannya akan turun ketika suhunya
naik. Selain itu, resistor juga memiliki koefisien tegangan, dimana nilai hambatan
akan berubah ketika diberi tegangan. Semakin besar tegangan maka semakin besar
perubahannya. Voltage Rating dari resistor Carbon Composition ditentukan
berdasarkan ukuran fisik, nilai, dan dayanya. Pada saat menggunakan resistor jenis
ini diharapkan agar berhati-hati di dalam perancangan, karena dapat menghasilkan
noise dimana noise ini tergantung pada nilai dari resistor dan ukurannya.
Carbon Film Resistor
Resistor jenis Carbon Film mempunyai karakteristik yang sama dengan
resistor carbon composition tetapi noise, voltage coefficient, temperature coefficient
nilainya lebih rendah. Carbon Film Resistor dibuat dengan memotong batangan
keramik yang panjang dan kemudian dicampur dengan material karbon. Frekuensi
respon dari resistor ini jauh lebih bagus dibandingkan dengan wirewound dan lebih
bagus lagi dibandingkan dengan carbon composition dimana wirewound akan
menjadi suatu induktansi ketika frekuensinya rendah dan akan menjadi kapasitansi
apabila frekuensinya tinggi. Dan untuk carbon composition hanya menjadi
kapasitansi apabila dilalui oleh frekuensi tinggi dan frekuensi rendah.
9
Metal Film Resistor
Metal Film Resistor merupakan pilihan terbaik dari jenis resistor Carbon
composition dan carbon film. Karena resistor ini lebih akurat, tidak mempunyai
voltage coefficient, noise, dan temperature coefficient yang lebih rendah. Tetapi
resistor ini tidak sebagus jenis resistor Precision Wirewound. Bahan dasar pembuat
resistor ini adalah metal dan keramik. Bahan ini mirip seperti yang digunakan untuk
membentuk carbon film resistor.
Foil Resistor
Resistor ini mempunyai karakteristik yang sama dengan jenis metal film.
Kelebihan utama dibandingkan dengan metal film adalah tingkat kestabilannya yang
lebih tinggi, TCR paling kecil, dan frekuensi respon tinggi. Selain kelebihan terdapat
pula kelemahan, yaitu nilai maksimum dari resistor ini lebih kecil dari nilai resistor
metal film. Resistor ini biasanya dipakai di dalam starin gauge, nilai strain dapat
diukur berdasarkan perubahan nilai resistansinya. Ketika digunakan sebagai strain
gauge, foil-nya dipasangkan di suatu substrate fleksibel sehingga dapat dipasang di
daerah tempat pengukuran starin dilakukan.
Power Film Resistor
Material yang digunakan untuk membuat resistor ini sama dengan jenis metal
film dan carbon film. Tetapi karakteristik dayanya lebih tinggi. Power film resistor
mempunyai nilai yang lebih tinggi dan respon frekuensi yang lebih baik
dibandingkan power wirewound resistor. Resistor ini banyak digunakan untuk
aplikasi power karena membutuhkan frekuensi respon yang baik, daya yang tinggi,
dan nilai yang lebih besra daripada power wirewound resistor. Biasanya komponen
ini memiliki toleransi yang cukup lebar.
Resistor Tidak Tetap (variable resistor)
Yaitu resistor yang nilainya dapat berubah-ubah dengan jalan menggeser atau
memutar toggle pada alat tersebut, sehingga nilai resistor dapat kita tetapkan sesuai
10
dengan kebutuhan. Berfungsi sebagai pengatur volume (mengatur besar kecilnya
arus), tone control pada sound system, pengatur tinggi rendahnya nada (bass/treble)
serta berfungsi sebagai pembagi tegangan arus dan tegangan.
Resistor NTC dan PTC.
NTC (Negative Temperature Coefficient), yaitu resistor yang nilainya akan
bertambah kecil bila terkena suhu panas. Sedangkan PTC (Positive Temperature
Coefficient), yaitu resistor yang nilainya akan bertambah besar bila temperaturnya
menjadi dingin.
Resistor LDR
LDR (Light Dependent Resistor) yaitu jenis resistor yang berubah
hambatannya karena pengaruh cahaya. Bila terkena cahaya gelap nilai tahanannya
semakin besar, sedangkan bila terkena cahaya terang nilainya menjadi semakin
kecil.
RANGKAIAN RESISTOR
Dalam praktek para desainer kadang-kadang membutuhkan resistor dengan nilai
tertentu. Akan tetapi nilai resistor tersebut tidak ada di toko penjual, bahkan pabrik
sendiri tidak memproduksinya. Solusi untuk mendapatkan suatu nilai resistor dengan
resistansi yang unik tersebut dapat dilakukan dengan cara merangkaikan beberapa
resistor sehingga didapatkan nilai resistansi yang dibutuhkan. Ada dua cara untuk
merangkaikan resistor, yaitu
1. Cara seri
2. Cara paralel
Rangkaian Seri
Rangkaian resistor secara seri akan mengakibatkan nilai resistansi total semakin
besar.
Di bawah ini contoh resistor yang dirangkai secara seri.
11
Dan pada rangkaian resistor seri berlaku rumus :
Rangkaian Paralel
Pada rangkaian resistor secara paralel akan mengakibatkan nilai resistansi pengganti
semakin kecil. Di bawah ini contoh resistor yang dirangkai secara paralel :
Dan pada rangkaian resistor paralel berlaki rumus :
Nilai-nilai standar resistor
Tidak semua nilai resistansi tersedia di pasaran. Tabel 1.2 adalah contoh tabel nilai
resistansi resistor standard yang beredar dipasaran. Data mengenai resistor yang ada
di pasaran bisa didapat dari Data Sheet yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat
resistor.
12
Tabel 3.2 Nilai standard resistor
13
Di bawah ini beberapa rumus (Hukum Ohm) yang sering dipakai dalam perhitungan
elektronika :
Di mana :
V = tegangan dengan satuan Volt
I = arus dengan satuan Ampere
R = resistansi dengan satuan Ohm
P = daya dengan satuan Watt
Untuk menghasilkan arus listrik pada suatu rangkaian tertutup maka
dibutuhkan beda potensial. Salah satu cara menghasilkan beda potensial pada sebuah
rangkaian tertutup ialah digunakannnya baterai. Pada eksperimen ini, kita akan
melihat bahwa arus yang mengalir sebanding dengan beda potensial yang diberikan
pada ujung-ujung kawat. Bila dipandang arus listrik merupakan aliran electron ,
akan didapati bahwa aliran arus listrik tidak semata-mata bergantung pada beda
potensial tetapi juga karena adanya hambatan di penghantar tersebut.
14
Gambar 3.5 Rangkaian Tertutup Resistor
IV. Prosedur Eksperimen
3. Mengaktifkan Web cam dengan cara mengklik icon video pada halaman web r-
Lab.
4. Memperhatikan tampilan video dari peralatan yang digunakan.
5. Memberikan beda potensial dengan memberi tegangan V1.
6. Mengaktifkan power supply/baterai dengan mengklik radio button di sebelahnya.
7. Mengukur beda potensial dan arus yang terukur pada hambatan.
15
8. Mengulangi langkah 3 hingga 5 untuk beda potensial V2 hingga V8.
V. Pengolahan Data dan Evaluasi
a. Pengolahan Data
No V (Volt) I (mA)
1.0,25 9,05
2.0,25 9,05
3.0,25 9,05
4.0,25 9,05
5.0,25 9,05
6.0,53 18,28
7.0,53 18,28
8.0,53 18,28
9.0,53 18,28
10.0,53 18,28
11.0,77 26,61
12.0,78 26,43
13.0,77 26,61
14.0,77 26,79
15.0,77 26,61
16.1,06 36,02
17.1,06 36,39
18.1,06 36,02
19.1,06 36,2
20.1,06 36,02
21.1,31 45,44
22.1,32 45,26
23.1,32 44,89
24.1,32 45,07
25.1,32 45,44
26.1,67 57,93
27.1,67 57,02
28.1,67 57,2
16
29.1,67 57,56
30.1,67 57,38
31.1,84 63,54
32.1,84 63,9
33.1,86 62,81
34.1,84 63,36
35.1,84 63,9
36.2,12 72,59
37.2,12 72,59
38.2,12 72,59
39.2,12 72,59
40.2,12 72,59
Tabel 5.1 Tabel Data Pengamatan
1. Dapatkan nilai rata-rata beda potensial yang terukur dan arus yang terukur untuk V1 ,
V2 , V3 hingga V8.
Tegangan V rata-rata
(volt)
I rata-rata (mA)
V1 0,25 9,05
V2 0,53 18,28
V3 0,772 26,61
V4 1,06 36,13
V5 1,318 45,22
V6 1,67 57,418
V7 1,844 63,502
V8 2,12 72,59
Tabel 5.2 Tabel Data Rata-rata Pengamatan
17
2. Buatlah grafik yang memperlihatkan hubungan V vs I!