39
I. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Keberhasilan suatu proses budidaya tanaman
dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, yaitu kondisi tanah, iklim,
cara budidaya dan penanganan pasca panen. Pada budidaya tebu lahan
kering, kondisi tanah yang cukup gembur atau remah sangat
diperlukan bagi pertumbuhan tebu. Hal ini diperlukan supaya air,
udara dan unsur hara yang terkandung di dalam tanah dapat diserap
dengan baik oleh akar tebu. Usaha yang dapat dilakukan untuk
menjadikan kondisi tanah menjadi gembur adalah dengan pengolahan
tanah dan pemberian pupuk. Berdasarkan bahan pembuatannya pupuk
dibedakan menjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik
(Dymaz, 2011).
Oleh karena ketersediaan pupuk anorganik semakin langka dan
harganya mahal, maka penggunaan pupuk organik menjadi pilihan yang
harus dilakukan. Selain itu penggunaan pupuk organik dapat
mereduksi bahan-bahan kimia berbahaya yang terkandung di dalam
hasil pertanian. Ada beberapa jenis pupuk organik yang telah banyak
digunakan petani, diantaranya pupuk kandang dan pupuk kompos.
Tetapi pada tahun belakangan ini para petani mulai menggunakan
pupuk organik granul (POG), yang merupakan hasil fermentasi
bahan-bahan organik seperti dedak, ampas kelapa, tepung ikan,
kotoran hewan ternak, jerami, dan sebagainya.
Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa
penambahan pupuk organik pada lahan pertanian memberikan pengaruh
positif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, serta terhadap
beberapa sifat fisik dan mekanik tanah lahan pertanian tersebut
(Dymaz, 2011). Namun demikian, peneltian mengenai kombinasi
penggunaan pupuk organik dan pupuk anorganik pada tanaman belum
banyak dilakukan. Oleh karena itu perlu dikaji mengenai berbagai
kombinasi dosis pupuk organik dan pupuk anorganik yang tepat agar
penggunaan pupuk lebih efisien.
1. 2 Tujuan Khusus PenelitianTujuan khusus peneltian adalah
untuk mengetahui :(a) Kombinasi dosis pupuk organik dan pupuk
anorganik berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif tebu varietas
GM-19. (b) Tingkat reduksi pemberian pupuk anorganik yang
tepat.
1.3 Keutamaan PeneltianKeutamaan penelitian adalah :a.Memberikan
kontribusi terhadap pengembangan IPTEKS berupa ditemukannya
kombinasi dosis pupuk organik dan pupuk anorganik untuk
meningkatkan performa pertumbuhan vegetatif tanaman tebu.b. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi petani dalam
untuk meningkatkan performa pertumbuhan vegetatif tanaman tebu.c.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi
pengembangan bahan ajar.1.4 Temuan/Inovasi yang
DitargetkanTemuan/inovasi yang ditargetkan dari penelitian adalah
ditemukannya kombinasi dosis pupuk organik dan pupuk anorganik
untuk meningkatkan performa pertumbuhan vegetatif tanaman
tebu.Penerapan dari temuan hasil penelitian ini dalam rangka
menunjang pembangunan dan pengembangan iptekssosbud adalah
menyiapkan lahan yang gembur untuk pertumbuhan tanaman tebu yang
sehat dan produksi tinggi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman TebuBerdasarkan klasifikasinya, tanaman tebu
(Saccharum officinarum L.) termasuk dalam kelompok divisi
Spermatophyta, subdivisio Angiospermae, kelas Monocotyledonae, ordo
Graminales, famili Gramineae, genus Saccharum. Terdapat tiga
spesies tebu, meliputi Saccharum officinarum, Saccharum robustum,
dan Saccharum spontaneum, serta dua sub spesies, yaitu Saccharum
sinense dan Saccharum barberi (Augstburger, et al, 2000).Secara
morfologi, tanaman tebu tersusun dari batang yang beruas-ruas.
Terdapat satu daun yang muncul ditiap ruas batang tanaman tebu.
Daun tanaman tebu berbentuk pita (terdiri dari pelepah dan helaian
daun, tidak memiliki tangkai daun). Akar tanaman tebu berupa
serabut yang tumbuh dangkal, akan tetapi akar tersebut mampu
melakukan penetrasi sampai kedalaman 5-7 meter dari permukaan tanah
untuk melakukan absorsi air saat kondisi stress kekurangan air
(Moore dan Nuss, 1987).Pertumbuhan bibit tanaman tebu dari setek
batang akan mengalami beberapa fase, yaitu fase pra kecambah, fase
perkecambahan, fase pertunasan dan pembentukan akar tunas. Ketiga
fase ini berlangsung pada kisaran 4-6 minggu sejak bibit ditanam.
Fase pembentukan anakan berlangsung dari umur 6-8 minggu sampai
2,5-3 bulan. Fase pemanjangan batang terjadi dari umur 3-9 bulan.
Fase pra pemasakan berlangsung dari umur 9-10 bulan dan fase
kemasakan terjadi pada umur di atas 11 bulan (Sutardjo, 1994).
2.2 PupukLaju Pertumbuhan tanaman tebu dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor
internal berasal dari karakteristik varietasnya. sedangkan faktor
eksternal disebabkan oleh faktor luar, salah satunya adalah
pemupukan. Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk
menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman
(Hadisuwito, 2008). Budidaya tanaman tebu tidak terlepas dari
penggunaaan pupuk. Di dalam 1 ton hasil panen tanaman tebu terdapat
1,95 kg N; 0,30 - 0,82 kg P2O5 dan 1,17 - 6,0 kg K2O yang berasal
dari dalam tanah (Sutardjo, 1994). Oleh karena itu, pada sistem
budidaya tanaman tebu diperlukan pemupukan N, P dan K yang cukup
tinggi agar hasil panen tanaman tebu tetap tinggi dan daya dukung
tanah dapat dipertahankan.Pupuk digolongkan menjadi dua, yaitu
pupuk anorganik dan pupuk organik (Novizan, 2007). Karakteristik
pupuk anorganik dan pupuk organik dapat dilihat pada Tabel 1.Tabel
1. Karakteristik pupuk anorganik dengan pupuk
organikAnorganikOrganik
Bahan sintetikBahan dari alam
Mengandung hara tertentuSelain N, P, K terdapat juga beberapa
unsur mikro
Tanah menjadi kerasStruktur tanah lebih baik
Daya simpan air rendahDaya simpan air tinggi
Pertumbuhan tanaman terlalu cepat, sehingga rentan serangan
organisme pengganggu tanamanPertumbuhan tanaman relatif lambat dan
lebih tahan serangan organisme pengganggu tanaman
Unsur hara yang larut mudah dicuci oleh airUnsur hara tidak
mudah tercuci
Bahan dasar mahal, sulit dibuat sehingga harganya mahalBahan
dasar murah dan mudah dibuat sehingga harganya murah
Dibuat oleh pabrik cenderung kurang aman bagi kesehatan dan
lingkunganDapat dibuat sendiri dan aman bagi kesehatan dan
lingkungan
Sumber : Novizan (2007)2.2.1 Pupuk anorganikPupuk anorganik
mengandung hara makro dan pupuk hara mikro, baik dalam bentuk padat
maupun cair. Kandungan hara dalam pupuk anorganik terdiri atas
unsur hara makro utama yaitu nitrogen, fosfor, kalium dan hara
makro sekunder yaitu sulfur, kalsium, magnesium, serta hara mikro
yaitu tembaga, seng, mangan, molibden, boron, dan kobal
(Suriadikarta, dkk., 2004). Berdasarkan jumlah kandungan haranya,
pupuk anorganik dapat dibedakan sebagai pupuk tunggal dan pupuk
majemuk. Beberapa ketentuan pupuk anorganik adalah sebagai berikut
:1. Pupuk majemuk mengandung minimal dua unsur hara makro dan dua
unsur hara mikro.2. Kadar P2O5 pada pupuk fosfat alam yang
dilarutkan dalam asam kuat (partially acidulated rock phosphohate
=PARP) harus lebih dari 10%.3. Unsur mikro yang terkandung dalam
pupuk hara makro dianggap sebagai unsur ikutan.4. Kadar unsur makro
dan unsur mikro yang terkandung dalam pupuk hara campuran, harus
mengikuti syarat mutu pupuk yang mengandung hara makro dan syarat
mutu pupuk hara mikro.
2.2.2 Pupuk organikPupuk organik adalah pupuk yang sebagian
besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari
sisa tanaman, kotoran hewan atau manusia antara lain pupuk kandang,
pupuk hijau dan kompos berbentuk padat atau cair yang telah
mengalami dekomposisi atau penguraian (Balai Besar Litbang
Sumberdaya Lahan Pertanian, 2010). Jika harus menggunakan pupuk
organik yang belum terurai sempurna (rasio C/N masih tinggi), maka
harus diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik dan
penanaman bibit yakni minimal satu minggu. Hal itu dilakukan untuk
menghindari dampak buruk yang mungkin terjadi pada tanaman ketika
proses penguraian pupuk organik berlangsung (Novizan, 2007). Untuk
menjamin standar mutu pupuk organik, Departemen Pertanian (2003)
menetapkan persyaratan teknis pupuk organik, yang tersaji pada
Tabel 3. Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai jenis bahan,
antara lain sisa tanaman, serbuk gergaji, kotoran hewan, limbah
media jamur, limbah pasar, rumah tangga, dan pabrik, serta pupuk
hijau. Kualitas bahan dasar pembuatan pupuk organik sangat
bervariasi, maka kualitas pupuk yang dihasilkan pun bervariasi.
Pupuk organik dapat diaplikasikan dalam bentuk bahan segar atau
yang sudah dikomposkan (Setyorini, dkk, 2004).Tabel 2. Persyaratan
teknis pupuk organik
C-organik (%)Min. 15 6
C/N rasio12 25
Bahan ikutan (%) 2
(kerikil, beling, plastik)Min. 20
Kadar air (%)Maks. 35
Kadar Logam Berat
As (ppm) 10 10
Hg (ppm) 1 1
Pb (ppm) 50 50
Cd (ppm) 10 10
pH 4 - 8 4 - 8
Kadar total N+P2O5+K2O (%)DicantumkanDicantumkan
ParameterKandungan
PadatCair
Kadar unsur mikro Zn, Cu, Mn, Co, Fe
(ppm)DicantumkanDicantumkan
Mikroba Patogen E. Coli, Salmonella
(sel/ml)DicantumkanDicantumkan
Sumber : Departemen Pertanian (2003)
Pupuk organik dapat mensuplai sebagian hara tanaman. Dengan
demikian pupuk organik harus digunakan secara terpadu dengan pupuk
anorganik untuk meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman secara
berkelanjutan dan ramah lingkungan. Penggunaan pupuk anorganik yang
tidak diimbangi dengan pemberian pupuk organik dapat merusak
struktur tanah dan mengurangi aktivitas biologi tanah. Penerapan
pemupukan berimbang berdasarkan hasil uji tanah dipadukan dengan
pupuk organik bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan
pupuk serta memperbaiki produktivitas tanah pertanian. Pemupukan
anorganik digunakan melampaui batas efisiensi teknis dan ekonomis
akan berdampak terhadap pelandaian produksi (Adiningsih dan
Soepartini, 1995).
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian dilaksanakan di kebun
Politeknik Negeri Lampung, mulai dari bulan Mei sampai dengan
Oktober 2013.3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan: traktor yang
dilengkapi dengan implement bajak piringan, cangkul, meteran,
golok, penggaris, ember, jangka sorong, selang air, tali rafia,
buku catatan dan alat tulis. Bahan yang digunakan: bibit tebu
vareitas GM-19, pupuk organik, pupuk anorganik (Urea, TSP, dan
KCl).
3.3 Rancangan PenelitianPenelitian disusun secara factorial
dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Faktor pertama
adalah empat aras dosis pupuk organik, yaitu Oo = 0 kg.ha-1; O1 =
500 kg.ha-1; O2 = 750 kg.ha-1; O3 = 1000 kg.ha-1, dan faktor ke dua
terdiri dari tiga aras dosis pupuk anorganik, A1 = 0% ; A2 = 25% ;
A3 = 50% dari dosis anjuran. Tiap perlakuan diulang tiga kali
sehingga didapat satuan percobaan sebanyak: 4 x 3 x 3 = 36 unit
percobaan. Adapun kombinasi perlakuan adalah: OoA1 = 0 kg ha-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 0% anjuranOoA2= 0
kg ha-1 pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 25%
anjuranOoA3= 0 kg ha-1 pupuk organik dikombinasi dengan pupuk
anorganik 50% anjuranO1A1= 500 kg ha-1 pupuk organik dikombinasi
dengan pupuk anorganik 0% anjuranO1A2 = 500 kg ha-1 pupuk organik
dikombinasi dengan pupuk anorganik 25% anjuranO1A3 = 500 kg ha-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuranO2A1 =
750 kg ha-1 pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 0%
anjuranO2A2 = 750 kg ha-1 pupuk organik dikombinasi dengan pupuk
anorganik 25% anjuranO2A3 = 750 kg ha-1 pupuk organik dikombinasi
dengan pupuk anorganik 50% anjuranO3A1 = 1000 kg ha-1 pupuk organik
dikombinasi dengan pupuk anorganik 0% anjuranO3A2 = 1000 kg ha-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 25% anjuranO3A3 =
1000 kg ha-1 pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50%
anjuran
3.4 Pelaksanaan PenelitianTanah yang akan digunakan dibajak
dahulu secara mekanis dengan bajak piringan yang ditarik traktor
sebanyak dua kali. Kemudian dibuat kairan (lubang tanam) secara
manual menggunakan cangkul dengan jarak antar kairan (pkp) 1,3 m,
panjang satu kairan adalah 5 m dan jarak antar ulangan 2 m.
Kedalaman kairan 30 cm. Penanaman tebu dilaksanakan tiga hari
setelah pembuatan kairan selesai. Bibit tebu varietas GM-19
dipotong-potong menjadi 2 ruas (2 mata), system tanam yang
digunakan overlapping 25% . Pemberian pupuk organik dilakukan
bersamaan pada saat tanam, sedangkan pemberian pupuk anorganik
dilakukan dua kali, yaitu 14 hari dan 60 hari setelah tanam.
Selanjutnya dilakukan pemeliharaan tanaman yang meliputi kegiatan
penyiraman, pengendalian gulma secara manual dan pembumbunan
tanaman.3.5 Parameter yang diamati: a. Persentase hidup tunas
diamati umur 3 minggu setelah tanam, jumlah tunas yang tumbuh
dihitung dengan Rumus : ---------------------------------------- x
100% total mata tunas yang ditanam
b. Tinggi tanaman diamati tiga kali, yaitu pada minggu 12, 16,
dan 20 setelah tanam. Cara pengukuran tinggi tanaman yaitu diukur
dari permukaan tanah hingga titik tumbuh menggunakan mistar..c.
Panjang daun diamati tiga kali, yaitu pada minggu 12, 16, dan 20
setelah tanam. Cara pengukuran panjang daun yaitu diukur dari
pangkal pelepah hingga ujung daun, dipilih daun terpanjang pada
sampel tanaman yang diamati. d. Diameter batang diamati tiga kali,
yaitu pada minggu 12, 16, dan 20 setelah tanam. Cara pengukuran
diameter batang yaitu diukur pada bagian tengah batang dengan
menggunakan jangka sorong.e. Jumlah anakan: Jumlah anakan dihitung
pada minggu kedelapan setelah tanam.
IV. HASIL DAN PEMBAHASANPengamatan dilakukan pada umur minggu
setelah tanam. Data hasil pengamatan panjang daun tertera pada
Tabel 3.Tabel 3. Data rerata pengaruh pemberian pupuk organik dan
anorganik terhadap tinggi tanaman (cm)
PerlakuanUlanganRerata
IIIIII
OO A 141,952,641,445,3
OO A 246,444,846,745,97
OO A 358,245,847,650,53
O1 A 153,23065,149,5
O1 A 246,937,859,147,93
O1 A 353,84361,852,87
O2 A 152,941,847,247,3
O2 A 235,944,669,249,9
O2 A 359,453,869,560,9
O3 A 138,740,254,544,47
O3 A 244,847,875,856,13
O3 A 347,35080,259,17
Berdasarkan hasil rerata tinggi tanaman tebu (Tabel 3)
menunjukkan bahwa perlakuan 750 kg ha-1 pupuk organik dikombinasi
dengan pupuk anorganik 50% anjuran berbeda dengan perlakuan
lainnya. Hal ini terlihat bahwa tinggi tanaman perlakuan 750 kg
ha-1 pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran
mencapai 60,9 cm. Data hasil pengamatan panjang daun tertera pada
Tabel 4.
Tabel 4. Data pengaruh pemberian pupuk organik dan anorganik
terhadap panjang daun tebu pada umur 12 minggu setelah tanam
(cm)
PerlakuanUlanganRerata
IIIIII
OO A 1130,4107,6123,6120,53
OO A 2132,4135114,2127,2
OO A 3160,4144,4151,5152,1
O1 A 153,43065,149,5
O1 A 246,937,859,147,93
O1 A 353,84361,852,87
O2 A 152,941,847,247,3
O2 A 235,944,669,249,9
O2 A 359,453,869,560,9
O3 A 138,740,254,544,47
O3 A 244,847,875,856,13
O3 A 347,35080,259,17
Pada Tabel 4. menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi 0 kg ha-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran
memberikan nilai rerata panjang daun yang tertinggi dibandingkan
dengan perlakuan lainnya. Hasil ini menunjukkan bahwa perlakuan
pupuk anorganik 50 % berpengaruh terhadap panjang daun. Data hasil
pengamatan jumlah anakan tertera pada Tabel 5
Tabel 5. Data rerata pengaruh pemberian pupuk organik dan
anorganik terhadap jumlah anakan tebu.
PerlakuanUlanganRerata
IIIIII
OO A 11,6010,87
OO A 21,4111,13
OO A 311,411,13
O1 A 11,40,61,81,27
O1 A 230,21,21,47
O1 A 321,621,87
O2 A 11,401,81,07
O2 A 20,201,80,67
O2 A 320,631,87
O3 A 11,422,41,93
O3 A 21,40,821,40
O3 A 30,41,42,21,33
Perlakuan 1000 kg ha-1 pupuk organik dikombinasi dengan pupuk
anorganik 0% anjuran memberi nilai rerata tertinggi (1,93)
dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan
kombinasi pupuk organik dan anorganik memberi pengaruh terhadap
jumlah anakan tebu. Data hasil pengamatan diameter batang tebu
tertera pada Tabel 6.
Tabel 6. Data rerata pengaruh pemberian pupuk organik dan
anorganik terhadap diameter batang tebu (cm)
PerlakuanUlanganRerata
IIIIII
OO A 11,021,481,281,26
OO A 21,521,11,161,26
OO A 31,821,581,781,73
O1 A 11,81,021,841,55
O1 A 21,521,321,781,54
O1 A 31,31,21,91,47
O2 A 11,881,31,61,59
O2 A 24,11,481,941,41
O2 A 31,921,342,081,78
O3 A 11,121,041,61,25
O3 A 21,621,461,741,61
O3 A 31,341,381,881,53
Pada Tabel 4. menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi 750 kg ha-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran
memberikan nilai rerata panjang daun yang tertinggi dibandingkan
dengan perlakuan lainnya. Hasil ini menunjukkan bahwa perlakuan 750
kg ha-1 pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50%
anjuran terhadap diameter batang.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa:Kombinasi pupuk organik dan anorganik memberi
pengaruh, dengan perlakuan a. Dosis 1000 kg ha-1 pupuk organik
dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran memberi pengaruh
terhadap tinggi tanaman tebub. dosis 0 kg ha-1 pupuk organik
dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran memberi pengaruh
terhadap panjang daun tebuc. dosis 1000 kg ha-1 pupuk organik
dikombinasi dengan pupuk anorganik 0% anjuran memberi pengaruh
terhadap jumlah anakan tebud. dosis 750 kg ha-1 pupuk organik
dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran memberi pengaruh
terhadap diameter batang tebu5.2. SaranPenelitian ini perlu
dilakukan uji kembali pada lokasi yang berbeda dengan perlakuan
yang sama.
DAFTAR PUSTAKAAdiningsih, J.S dan M. Soepartini. 1995.
Pengelolaan Tanah pada Sistem Usaha Tani Lahan Sawah. Metodologi
Pengkajian Sistem Usaha Tani dengan Wawasan Agribisnis. Pusat
Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.Augstburger, F., J. Berger, U.
Censkowsky, P. Heid, J. Milz, C. Streit. 2000. Organic Farming in
the Tropics and Subtropics : Sugarcane. File :
http://www.naturland.de/fileadmin/.../sugarcane. pdf. Diakses 2 Mei
2012.Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2010. Peranan
Unsur Hara N,P,K dalam Proses Metabolisme Tanaman Tebu. File :
http://www.lit-bang.deptan.go.id/special/padi/bbpadi_2009_itkp_05.
pdf. Diakses 3 Mei 2012.Departemen Pertanian. 2003. Syarat dan Tata
Cara Pendaftaran Pupuk Anorga-nik. Hlm. File :
http://www.promedia.co.id/ppvtpp/-files/93SK-239-03. pdf. Diakses
12 Mei 2012.Dymaz G.Y.A . 2011. Kekuatan Geser Tanah Pada Berbagai
Dosis Penambahan Pupuk Organik Granul. Departemen Teknik Mesin dan
Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Bogor (skripsi)Hadisuwito, S. 2008. Membuat Pupuk Kompos Cair. PT
Agromedia Pustaka. Jakarta.Moore, P.H. and K.J. Nuss, 1987.
Flowering and Flower Synchronization. In: D.J. Heinz, ed. Sugarcane
Improvement Through Breeding. Elsevier, Amsterdam. Pp.
273-311.Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. PT
Agromedia Pustaka. Jakarta.Setyorini, D., L.R. Widowati dan S.
Rochayati. 2004. Teknologi Pengelolaan Hara Lahan Sawah
Intensifikasi. Tanah Sawah dan Teknologi Pengelolaannya. Balai
Penelitian Tanah, Puslitbangtanak Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Bogor.Suriadikarta D. A., D. Setyorini dan W. Hartatik.
2004. Petunjuk Teknis Uji Mutu Dan Efektivitas Pupuk Alternatif
Anorganik Edisi 1. Balai Penelitian Tanah, Puslitbangtanak Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.Sutardjo, E. 1994.
Budidaya Tanaman Tebu. PT Bumi Aksara. Malang.
Lampiran 1. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian
TugasNoNama/NIDNJurusanBidang IlmuAlokasi Waktu (jam/minggu)Uraian
Tugas
Ir. Wiwik Indrawati, MP./0015016110Budidaya Tanaman
PerkebunanBudidaya Tanaman12Pengadaan dan seleksi bibit
tebuPengamatan pertumbuhan vegetatif tebu
Ir. Abdul Azis, MP./0031126169Budidaya Tanaman PerkebunanIlmu
Hama dan Penyakit Tanaman10Pemupukan tebuPengamatan pertumbuhan
vegetatif tebu
Menganalisis data
Ir. Albertus Sudirman, MP./00 0611 6215
Budidaya Tanaman PerkebunanIlmu Hama dan Penyakit
Tanaman10Pemeliharaan tebuPengamatan pertumbuhan vegetatif
tebuMembantu menganalisis data
Lampiran 2. Biodata Ketua/Anggota Tim Peneliti1. Ketua
PenelitiA. IDENTITAS DIRI1.Nama Lengkap (dengan gelar)Ir. Wiwik
Indrawati, M.P.
2. Jenis KelaminP
3.Jabatan FungsionalLektor Kepala
4.NIP/NIK196101151989032001/ 20060015016110
5.NIDN0015016110
6.Tempat dan Tanggal LahirMagetan 15 Januari 1961
7.Alamat [email protected]
8.No HP081279312209
9.Alamat KantorJl.Soekarno-Hatta Rajabasa Bandar Lampung
10.No Tlp/Fax0721-703995/787309
11.Lulusan yang Telah dihasilkanD3 = 84 orang D4 : 4 Orang ;
12.Mata Kuliah yang Diampuh1. Teknik Pembibitan dan Perbanyakan
Tanaman Perkebunan
2. Ilmu Tanaman
3. Pengelolaan Tanaman Tebu
4. Tanaman Perkebunan Rakyat
5. Bioteknologi Pertanian
B. RIWAYAT PENDIDKANS1S2S3
Nama Perguruan TinggiUNILAUNILA
Bidang IlmuAgronomiAgronomi
Tahun Masuk19802005
Tahun Lulus19872008
Judul Skripsi/TesisProduksi yang Hilang Pada Tanaman Kedelai
Varietas Galunggung Akibat Infestasi Kutu DaunHibridisasi Berbagai
Tetua Anggrek Dendrobium, Optimasi Media Pengecambahan Biji in
vitro Serta Aklimatisasi Planlet Untuk Menghasilkan Hibrida
Baru
Nama Pembimbing1. Ir. Muhni Kusnadi, M.S.2. Ir. Henry Buchori1.
Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.2. Dr. Ir. Kukuh Setiawan, MSc.
C. PENGALAMAN PENELITIANNoTahunJudul PenelitianPendanaan
SumberJumlah (x Rp 1000)
12009Respon Pertumbuhan Karakter Daun dan Bunga Betina Kelapa
Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Terhadap Pupuk N
Susulan.PHKA27.500
22009Respon Pembentukan Bunga Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq) Pada Pemberian Pupuk N Swadana1.300
32010Korelasi Pertumbuhan Daun dan Bunga Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq) Akibat Pemberian Pupuk Urea Dengan Dosis Yang
Berbeda di Kebun Rejosari PTPN VII Swadana1.100
42011Respon Pertumbuhan Kopi Pada Pembibitan Main Nursery
Terhadap Pemberian Pupuk N dan PSwadana3.000
D. PENGALAMAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATNoTahunJudul
Pengabdian Kepada MasyarakatPendanaan
SumberJumlah (x Rp 1000)
12012IbM Kelompok Tani Karya Mekar dan Permatajaya: Peningkatan
Produksi Tandan Buah Sawit (TBS) Melalui Pollinasi Buatan dan
Budidaya tanamanDIPA Ditlitabmas Dikti45.000.
2.2011Penyuluhan Budidaya Tanaman Kakao di Desa Kaliasin
Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten .Lampung Selatan (Anggota)
DIPA Politeknik Negeri Lampung.Rp. 5.000.
3.2011Penyuluhan Budidaya Tanaman Kakao di Desa Sendangmulyo
Kac. Sendangagung Kab. Lampung Tengah
(Anggota)SwakelolahRp.500.
4.2010Penyuluhan Tentang Cara, Waktu, dan Penanganan Pasca Panen
Tanaman Nilam di Desa Kaliasin Kec.Tanjungbintang Kab.Lampung
Selatan (Anggota)DIPA Politeknik Negeri LampungRp. 5.000.
5.2009Penyuluhan Budidaya dan Pascapanen Kopi di Pekon Dadapan
Kecamatan Sumberejo Kabupaten tanggamus (Anggota)UPPM Politeknik
Negeri LampungRp. 700.
E. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL
NoTahunJudul Artikel IlmiahVolume/NomorNama Jurnal
12011Pengaruh Jenis dan Kualitas Limbah Agro Industri Terhadap
Keragaan Bibit Sawit Main Nursery pada Ultisol (Anggota)Volume 11
Edisi Khusus Agustus 2011Jurnal Penelitian Pertanian Terapan
F. PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH (Oral Presentation) dalam 5 Tahun
Terakhir
NoNama Pertemuan Ilmiah /SeminarJudul Artikel IlmiahWaktu
danTempat
1.Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna Agroindustri dan
Diseminasi Hasil-hasil Penelitian Dosen Polinela 2009Respon
Pertumbuhan Karakter Daun dan Produksi Bunga Betina Kelapa Sawit
Terhadap Pupuk N1 2 April 2009 , Politeknik Negeri Lampung
(Polinela) Bandar Lampung
2.Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna Agroindustri Polinela
2010Variabilitas dan Korelasi Pertumbuhan Benih Kopi Lampung
(Coffea canephora,Fiere Ex Frocher) di Pembibitan Diaplikasi
Giberelin (GA3)5 6 April 2010, Polinela, Bandar Lampung
G. PENGALAMAN PENULISAN BUKU
NoTahunJudul BukuJumlah HalamanPenerbit
--
H. PENGALAMAN PEROLEHAN HKINoTahunJudul/Tema HKIJenisNomor
P/ID
--
I. PENGALAMAN MERUMUSKAN KEBIJAKAN PUBLIK/REKAYASA SOSIAL
LAINNYA.
NoTahunJudul Tema/Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah
DiterapkanTempat PenerapanRespons Masyarakat
--
J. PENGHARGAAN DALAM 10 TAHUN TERAKHIR (dari pemerintah,
asosiasi atau institusi lainnya)
No.Jenis PenghargaanInstitusi PemberiPenghargaanTahun
1.
2.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila
di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan
kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini
saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan kegiatan Penelitian .
Bandar Lampung, 22 November 2013 Pengusul,
Ir. Wiwik Indrawati, M.P. NIP 196101151989032001
2. Anggota PenelitiA. Identitas Diri1Nama LengkapIr. Abdul Azis,
M.P.
2Jenis KelaminL
3Jabatan FungsionalLektor Kepala
4NIP196112311988031019
5NIDN0031126169
6Tempat dan Tanggal LahirWatampone, 31 Desember 1961
[email protected]
8Nomor Telepon/HP08127275709
9Alamat KantorJl. Soekarno-Hatta No. 10 B. Lampung
10Nomor Telepon/Faks(0721) 703995/(0721) 787309
11Lulusan yang Telah DihasilkanD3 : 72 orangD4 : 6 orang
12Mata Kuliah yang Diampu1. Ilmu Penyakit Tanaman
2. Pestisida Pertanian
3. Pengelolaan OPT
4. Penyakit Tanaman dan Pengendaliannya.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit Pasca Panen
6. Budidaya Tanaman Tebu
B. Riwayat PendidikanS-1S-2
Nama Perguruan TinggiUniversitas HasanuddinUniversitas Gadjah
Mada
Bidang IlmuHama dan Penyakit TanamanHama dan Penyakit
Tanaman
Tahun Masuk-Lulus1980--1986 1995--1998
Judul Skripsi/Tesis/DisertasiPengaruh Waktu Inokulasi Bakteri
Xanthomonas campestris, pv. Translucens terhadap Penyakit
BLBDeteksi Dini Virus Tungro Terbawa Vektor
Nama PembimbingIr. Zainab Masykur, SU.Dr. YB. Sumardiyono
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun TerakhirNoTahunJudul
PenelitianPendanaan
SumberJml (Juta Rp)
2008Kajian Potensi Virus -Nudaurelia untuk Pengendalian Hama
Ulat Api (Thosea asigna) pada Tanaman Kelapa SawitPHK-A215
2011Evaluasi Desain dan Posisi Penempatan Perangkap Serangga
dalam Pengendalian Penggerek Buah KakaoDana Rutin Polinela5
2011Pengembangan Teknik dan Metode Aplikasi Beauveria bassiana
isolat Lampung sebagai Agen Pengendali HayatiHibanh Bersaing Tahun
I46
2012Pengembangan Teknik dan Metode Aplikasi Beauveria bassiana
isolat Lampung sebagai Agen Pengendali HayatiHibah Bersaing Tahun
II45
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun
TerakhirNoTahunJudul Pengabdian Kepada MasyarakatPendanaan
SumberJml (Juta Rp)
12009Aplikasi Pembuatan dan Penggunaan Insektisida Pada Gabungan
Kelompok Tani (Gapktan) Sayuran Desa batu Keramat, kec. Kota Agung
Timur, Kab. Tanggamus.Dana Rutin Polinela5
22010Penyuluhan Pemeliharaan serta Pengendalian Hama dan
Penyakit Tanaman Kakao di Desa Bernung Kecamatan Gedung Tataan,
Kabupaten Pesawaran.Dana Rutin Polinela5
32012Penyuluhan Pembuatan dan Penggunaan Insektisida Nabati
untuk Mengendalikan Hama Kakao pada Gapoktan Gema Ripah Pekon
Sumberejo-Kec. Sumberejo Kab. TanggamusDana Rutin Polinela
(APBNP)5
42012Penyuluhan Pembuatan dan Penggunaan Insektisida Nabati
untuk Mengendalikan Hama Kakao pada Gapoktan Berkah Tani Desa
Berenung-Kec. Gedung Tataan Kab. Pesawaran.Swadana-
2012Penyuluhan Budidaya Tanaman Karet di Desa Margo Agung Kec.
Jati Agung Kab. Lampung SelatanSwadana-
2012IbM Kelompo Tani Kakao di Desa BerenungDikti42
E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam 5 Tahun TerakhirNoJudul
Artikel IlmiahNama JurnalVolume/Nomor/Tahun
1Kajian Potensi Virus -Nudaurelia untuk Pengendalian Hama Ulat
Api (Thosea asigna) pada Tanaman Kelapa SawitPenelitian Pertanian
TerapanVol. 9/2/2009
2Penambahan Beberapa Jenis Bahan pada Media Perbanyakan untuk
Meningkatkan Virulensi Beauveria bassiana terhadap Hama Walang
SangitHama dan Penyakit Tumbuhan TropikaVol. 12/1/2012
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun
TerakhirNoNama Pertemuan Ilmiah/SeminarJudul Artikel IlmiahWaktu
dan Tempat
1Diseminasi Hasil Penelitian PolinelaKajian Potensi Virus
-Nudaurelia untuk Pengendalian Hama Ulat Api (Thosea asigna) pada
Tanaman Kelapa SawitTahun 2009 di Polinela
G. Karya Buku dalam 5 Tahun TerakhirNoJudul BukuTahunJumlah
HalamanPenerbit
1----
H. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun TerakhirNoJudul/Tema
HKITahunJenisNomor P/ID
1----
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial
Lainnya dalam 5 Tahun TerakhirNoJudul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
Lainnya yang Telah DiterapkanTahunTempat PenerapanRespon
Masyarakat
1----
J. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah,
asosiasi, atau institusi lainnya)
NoJenis PenghargaanInstitusi Pemberi PenghargaanTahun
1Satyalancana Karya Satya 20 TahunPemerintah RI2010
Semua data yang saya isikan dan cantumkan dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila
dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan,
saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodta ini saya buat dengan
sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
Hibah Penelitian Dipa Politeknik Negeri Lampung.
Bandar Lampung, 22 November 2013Pengusul
Ir. Abdul Azis, M.P.
3. Anggota PenelitiA. IDENTITAS DIRI1.Nama Lengkap (dengan
gelar)Ir.Albertus Sudirman M.P.
2. Jenis KelaminL
3.Jabatan FungsionalLektor Kepala
4.NIP/NIK196211041989031002/
5.NIDN00 0611 6215
6.Tempat dan Tanggal LahirTelukbetung, 4 November 1962
7.Alamat [email protected]
8.No HP08197937846
9.Alamat KantorJl.Soekarno-Hatta Rajabasa Bandar Lampung
10.No Tlp/Fax0721-703995/787309
11.Lulusan yang Telah dihasilkanD4 : 4 Orang ; S2 : - Orang; S3
: - Orang
12.Mata Kuliah yang Diampuh1. Dasar-dasar Agronomi (Budidaya
Tanaman)
2. Pegelolaan Tanaman Tebu
3. Ilmu Gulma
4. Pengelolaan Penyakit Tanaman
5. Rancangan Percobaan
6. Pengelolaan Penyakit Tanaman
7. Matematika
8. Pendidikan Anti Korupsi
B. RIWAYAT PENDIDKANS1S2S3
Nama Perguruan TinggiUniversitas LampungUniversitas Gadjah
Mada
Bidang IlmuAgronomiFitopatologi
Tahun Masuk19822000
Tahun Lulus19872003
Judul Skripsi/TesisPengaruh Pemberian Pupuk Kandang Terhadap
Pertumbuhan Bibit Empat Varietas Lada (Piper nigrum
Linn.)Pengendalian Hayati Penyakit Layu Fusarium Pisang (Fusarium
oxysporum f.sp cubense) Dengan Trichoderma sp..
Nama Pembimbing1. Ir. Hermanus Suprapto, MSc.2. Ir. Azlina
Heriyanti Bakrie
1.Prof. Dr.Ir. Christanti Sumardiyono, SU2. Dr. Ir. SM
Widyastuti M.Sc.,
C. PENGALAMAN PENELITIANNoTahunJudul PenelitianPendanaan
SumberJumlah (x Rp 1000)
1.2012
2.2011Pengaruh Lama Penyimpanan dan Konsentrasi Aplikasi Ekstrak
Biji Mahoni Hasil Fermentasi terhadap EfektivitasnyaDIPA
PolinelaRp. 5.000.
32010
4.2009
52008
D. PENGALAMAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATNoTahunJudul
Pengabdian Kepada MasyarakatPendanaan
SumberJumlah (x Rp 1000)
12012Penyuluhan Budidaya Tanaman Karet di Desa Margo Agung Kec.
Jati Agung kab. Lampung Selatan (Anggota)
SwadanaRp 500.
2.2012Penyuluhan Pembuatan dan Penggunaan Insektisida Nabati
Untuk Mengendalikan Hama Tanaman Kakao Pada Gapoktan Berkah Tani
Desa Bernung Kec. Gedung Tataan Kabupaten Pesawaaran (Aggota)DIPA
Politeknik Negeri Lampung.Rp. 5.000.
3.2012Penyuluhan Pengendalian Hama Penggerek dan Penghisap Buah
Kakao Secara Terpadu di Desa Sinar Harapan Kec. Kedondong Kab.
Pesawaran (Anggota)DIPA Politeknik Negeri Lampung.Rp. 5.000.
4.2011Penyuluhan Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit di Desa Margo
Agung Kec. Jati Agung Kab. Lampung Selatan (Anggota)SwadanaRp.
5.00.
5.2011Penyuluhan Side Grafting System Tanaman Kakao di Desa
Mandalasari Kec. Sragi Kab. Lampung Selatan (Anggota)SwadanaRp.
5.00.
62011Penyuluhan Budidaya Tanaman Kakao di Desa Sendangmulyo Kec.
Sendangagung Kab. Lampung Tengah (Anggota) SwadanaRp. 5.00.
7.2010Penyuluhan Pemeliharaan Serta Pengendalian Hama dan
Penyakit Tanaman kakao di Desa Bernung Kec. Gedong Tataan Kab.
Pesawaran (Anggota)SwadanaRp. 5.00.
8.2010Penyuluhan Pembuatan dan Penggunaan Insektisida Nabati
Untuk mengendalikan Hama Tanaman Kakao pada Gapoktan karunia Desa
Laburah Ratu VIII. Kec. Labuhan Ratu Kab. Lampung Timur
(Anggota)
UPPM Politeknik Negeri LampungRp. 700.
9.2009Penyuluhan Budidaya dan Pasca Panen Kopi di Pekon Dadapan
Kec. Sumberejo kab. Tanggamus (Anggota)UPPM Politeknik Negeri
LampungRp. 800.
10.2009Penyuluhan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kakao
di Desa Labuhan Ratu VIII Kec. Labuhan Ratu Kab. Lampung Timur
(Anggota)DIPA Politeknik Negeri Lampung.Rp. 5.000.
11.2008Penyuluhan budidaya Tanaman Kakao Pekon Margoyoso
Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus (Anggota)DIPA Politeknik
Negeri Lampung.Rp. 5.000.
E. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL
NoTahunJudul Artikel IlmiahVolume/NomorNama Jurnal
12011Pengaruh Lama Penyimpanan dan Konsentrasi Aplikasi ekstrak
Biji Mahoni Hasil Fermentasi terhadap efektivitasnya.
(Anggota)Volume 11 Edisi Khusus Agustus 2011Jurnal Penelitian
Pertanian Terapan
F. PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH (Oral Presentation) dalam 5 Tahun
Terakhir
NoNama Pertemuan Ilmiah /SeminarJudul Artikel IlmiahWaktu
danTempat
1.
G. PENGALAMAN PENULISAN BUKU
NoTahunJudul BukuJumlah HalamanPenerbit
--
H. PENGALAMAN PEROLEHAN HKI
NoTahunJudul/Tema HKIJenisNomor P/ID
--
I. PENGALAMAN MERUMUSKAN KEBIJAKAN PUBLIK/REKAYASA SOSIAL
LAINNYA.
NoTahunJudul Tema/Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah
DiterapkanTempat PenerapanRespons Masyarakat
--
J. PENGHARGAAN DALAM 10 TAHUN TERAKHIR (dari pemerintah,
asosiasi atau institusi lainnya)
No.Jenis PenghargaanInstitusi PemberiPenghargaanTahun
1.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila
di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan
kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini
saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan penelitian DIPA Polinela Bandar Lampung, 22
November 2013 Pengusul,
Ir. Albertus Sudirman, M.P. NIP 196211041989031002
Lampiran 2. Data PenelitianTabel 1. Data rerata pengaruh
pemberian pupuk organik dan anorganik terhadap tinggi tanaman tebu
(cm)
PerlakuanUlanganRerata
IIIIII
OO A 141,952,641,445,3
OO A 246,444,846,745,97
OO A 358,245,847,650,53
O1 A 153,23065,149,5
O1 A 246,937,859,147,93
O1 A 353,84361,852,87
O2 A 152,941,847,247,3
O2 A 235,944,669,249,9
O2 A 359,453,869,560,9
O3 A 138,740,254,544,47
O3 A 244,847,875,856,13
O3 A 347,35080,259,17
Tabel 2. Data pengaruh pemberian pupuk organik dan anorganik
terhadap panjang daun tebu (cm)
PerlakuanUlanganRerata
IIIIII
OO A 1130,4107,6123,6120,53
OO A 2132,4135114,2127,2
OO A 3160,4144,4151,5152,1
O1 A 153,43065,149,5
O1 A 246,937,859,147,93
O1 A 353,84361,852,87
O2 A 152,941,847,247,3
O2 A 235,944,669,249,9
O2 A 359,453,869,560,9
O3 A 138,740,254,544,47
O3 A 244,847,875,856,13
O3 A 347,35080,259,17
Tabel 3. Data rerata pengaruh pemberian pupuk organik dan
anorganik terhadap jumlah anakan tebu.
PerlakuanUlanganRerata
IIIIII
OO A 11,6010,87
OO A 21,4111,13
OO A 311,411,13
O1 A 11,40,61,81,27
O1 A 230,21,21,47
O1 A 321,621,87
O2 A 11,401,81,07
O2 A 20,201,80,67
O2 A 320,631,87
O3 A 11,422,41,93
O3 A 21,40,821,40
O3 A 30,41,42,21,33
Tabel 4. Data rerata pengaruh pemberian pupuk organik dan
anorganik terhadap diameter batang tebu (cm)
PerlakuanUlanganRerata
IIIIII
OO A 11,021,481,281,26
OO A 21,521,11,161,26
OO A 31,821,581,781,73
O1 A 11,81,021,841,55
O1 A 21,521,321,781,54
O1 A 31,31,21,91,47
O2 A 11,881,31,61,59
O2 A 24,11,481,941,41
O2 A 31,921,342,081,78
O3 A 11,121,041,61,25
O3 A 21,621,461,741,61
O3 A 31,341,381,881,53
Lampiran 3. Draf artikel ilmiah hasil
penelitianAbstrakKetersediaan pupuk anorganik semakin langka dan
harganya mahal, maka penggunaan pupuk organik menjadi pilihan yang
harus dilakukan. Selain itu penggunaan pupuk organik dapat
mereduksi bahan-bahan kimia berbahaya yang terkandung di dalam
hasil pertanian. Jenis pupuk organik yang telah banyak digunakan
petani, diantaranya pupuk kandang dan pupuk kompos. Tetapi para
petani mulai menggunakan pupuk organik granul (POG), yang merupakan
hasil fermentasi bahan-bahan organik seperti dedak, ampas kelapa,
tepung ikan, kotoran hewan ternak, jerami, dan sebagainya. Dari
beberapa penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa
penambahan pupuk organik pada lahan pertanian memberikan pengaruh
positif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, serta terhadap
beberapa sifat fisik dan mekanik tanah lahan pertanian tersebut
(Dymaz, 2011). Namun demikian, peneltian mengenai kombinasi
penggunaan pupuk organik dan pupuk anorganik pada tanaman belum
banyak dilakukan. Oleh karena itu perlu dikaji mengenai berbagai
kombinasi dosis pupuk organik dan pupuk anorganik yang tepat agar
penggunaan pupuk lebih efisien.Penelitian bertujuan peneltian
adalah untuk mengetahui :(a) Kombinasi dosis pupuk organik dan
pupuk anorganik terhadap pertumbuhan vegetatif tebu varietas GM-19.
(b) Tingkat reduksi pemberian pupuk anorganik yang tepat.
Penelitian akan dilaksanakan di kebun Politeknik Negeri Lampung,
mulai dari bulan Mei sampai dengan Oktober 2013.Penelitian disusun
secara factorial dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK).
Faktor pertama adalah empat aras dosis pupuk organik, yaitu Oo = 0
kg.ha-1; O1 = 500 kg.ha-1; O2 = 750 kg.ha-1; O3 = 1000 kg.ha-1, dan
faktor ke dua terdiri dari tiga aras dosis pupuk anorganik, A1 = 0%
; A2 = 25% ; A3 = 50% dari dosis anjuran. Tiap perlakuan diulang
tiga kali sehingga didapat satuan percobaan sebanyak: 4 x 3 x 3 =
36 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa O3A3 = 1000
kg ha-1 pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50%
anjuran memberi pengaruh terhadap tinggi tanaman tebu; OoA3= 0 kg
ha-1 pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran
memberi pengaruh terhadap panjang daun tebu;O3A1 = 1000 kg ha-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 0% anjuran memberi
pengaruh terhadap jumlah anakan tebu; O2A3 = 750 kg ha-1 pupuk
organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran memberi
pengaruh terhadap diameter batang tebu
PendahuluanKeberhasilan suatu proses budidaya tanaman
dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, yaitu kondisi tanah, iklim,
cara budidaya dan penanganan pasca panen. Pada budidaya tebu lahan
kering, kondisi tanah yang cukup gembur atau remah sangat
diperlukan bagi pertumbuhan tebu. Hal ini diperlukan supaya air,
udara dan unsur hara yang terkandung di dalam tanah dapat diserap
dengan baik oleh akar tebu. Usaha yang dapat dilakukan untuk
menjadikan kondisi tanah menjadi gembur adalah dengan pengolahan
tanah dan pemberian pupuk.Berdasarkan bahan pembuatannya pupuk
dibedakan menjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk (anorganik
(Dymaz, 2011). Ketersediaan pupuk anorganik semakin langka dan
harganya mahal, maka penggunaan pupuk organik menjadi pilihan yang
harus dilakukan. Selain itu penggunaan pupuk organik dapat
mereduksi bahan-bahan kimia berbahaya yang terkandung di dalam
hasil pertanian. Ada beberapa jenis pupuk organik yang telah banyak
digunakan petani, diantaranya pupuk kandang dan pupuk kompos. Pupuk
organik dapat dibuat dari berbagai jenis bahan, antara lain sisa
tanaman, serbuk gergaji, kotoran hewan, limbah media jamur, limbah
pasar, rumah tangga, dan pabrik, serta pupuk hijau. Kualitas bahan
dasar pembuatan pupuk organik sangat bervariasi, maka kualitas
pupuk yang dihasilkan pun bervariasi. Pupuk organik dapat
diaplikasikan dalam bentuk bahan segar atau yang sudah dikomposkan
(Setyorini, Widowati dan Rochayati, 2004).Pupuk organik dapat
mensuplai sebagian hara tanaman. Dengan demikian pupuk organik
harus digunakan secara terpadu dengan pupuk anorganik untuk
meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman secara berkelanjutan
dan ramah lingkungan. Penggunaan pupuk anorganik yang tidak
diimbangi dengan pemberian pupuk organik dapat merusak struktur
tanah dan mengurangi aktivitas biologi tanah. Penerapan pemupukan
berimbang berdasarkan hasil uji tanah dipadukan dengan pupuk
organik bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk
serta memperbaiki produktivitas tanah pertanian. Pemupukan
anorganik digunakan melampaui batas efisiensi teknis dan ekonomis
akan berdampak terhadap pelandaian produksi (Adiningsih dan
Soepartini, 1995).Metode PenelitianPenelitian akan dilaksanakan di
kebun Politeknik Negeri Lampung, mulai dari bulan Mei sampai dengan
Oktober 2013. Alat yang digunakan: traktor yang dilengkapi dengan
implement bajak piringan, cangkul, meteran, golok, penggaris,
ember, jangka sorong, selang air, tali rafia, buku catatan dan alat
tulis. Bahan yang digunakan: bibit tebu vareitas GM-19, pupuk
organik, pupuk anorganik (Urea, TSP, dan KCl).Penelitian disusun
secara faktorial dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK).
Faktor pertama adalah empat aras dosis pupuk organik, yaitu Oo = 0
kg.ha-1; O1 = 500 kg.ha-1; O2 = 750 kg.ha-1; O3 = 1000 kg.ha-1, dan
faktor ke dua terdiri dari tiga aras dosis pupuk anorganik, A1 = 0%
; A2 = 25% ; A3 = 50% dari dosis anjuran. Tiap perlakuan diulang
tiga kali sehingga didapat satuan percobaan sebanyak: 4 x 3 x 3 =
36 unit percobaan. Adapun kombinasi perlakuan adalah: OoA1 = 0 kg
ha-1 pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 0%
anjuranOoA2 = 0 kg ha-1 pupuk organik dikombinasi dengan pupuk
anorganik 25% anjuranOoA3 = 0 kg ha-1 pupuk organik dikombinasi
dengan pupuk anorganik 50% anjuranO1A1 = 500 kg ha-1 pupuk organik
dikombinasi dengan pupuk anorganik 0% anjuranO1A2 = 500 kg ha-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 25% anjuranO1A3 =
500 kg ha-1 pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50%
anjuranO2A1 = 750 kg ha-1 pupuk organik dikombinasi dengan pupuk
anorganik 0% anjuranO2A2 = 750 kg ha-1 pupuk organik dikombinasi
dengan pupuk anorganik 25% anjuranO2A3 = 750 kg ha-1 pupuk organik
dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuranO3A1 = 1000 kg ha-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 0% anjuranO3A2 =
1000 kg ha-1 pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 25%
anjuranO3A3 = 1000 kg ha-1 pupuk organik dikombinasi dengan pupuk
anorganik 50% anjuran
Pada pelaksanaan penelitian tanah yang akan digunakan dibajak
dahulu secara mekanis dengan bajak piringan yang ditarik traktor
sebanyak dua kali. Kemudian dibuat kairan (lubang tanam) secara
manual menggunakan cangkul dengan jarak antar kairan (pkp) 1,3 m,
panjang satu kairan adalah 5 m dan jarak antar ulangan 2 m.
Kedalaman kairan 30 cm. Penanaman tebu dilaksanakan tiga hari
setelah pembuatan kairan selesai. Bibit tebu varietas GM-19
dipotong-potong menjadi 2 ruas (2 mata), system tanam yang
digunakan overlapping 25% . Pemberian pupuk organik dilakukan
bersamaan pada saat tanam, sedangkan pemberian pupuk anorganik
dilakukan dua kali, yaitu 14 hari dan 60 hari setelah tanam.
Selanjutnya dilakukan pemeliharaan tanaman yang meliputi kegiatan
penyiraman, pengendalian gulma secara manual dan pembumbunan
tanaman. Parameter yang diamati meliputi : a. Persentase hidup
tunas diamati umur 3 minggu setelah tanam, jumlah tunas yang tumbuh
dihitung dengan Rumus : ---------------------------------------- x
100% total mata tunas yang ditanam
b. Tinggi tanaman diamati tiga kali, yaitu pada minggu 12, 16,
dan 20 setelah tanam. Cara pengukuran tinggi tanaman yaitu diukur
dari permukaan tanah hingga titik tumbuh menggunakan mistar..c.
Panjang daun diamati tiga kali, yaitu pada minggu 12, 16, dan 20
setelah tanam. Cara pengukuran panjang daun yaitu diukur dari
pangkal pelepah hingga ujung daun, dipilih daun terpanjang pada
sampel tanaman yang diamati. d. Diameter batang diamati tiga kali,
yaitu pada minggu 12, 16, dan 20 setelah tanam. Cara pengukuran
diameter batang yaitu diukur pada bagian tengah batang dengan
menggunakan jangka sorong.e. Jumlah anakan: Jumlah anakan dihitung
pada minggu kedelapan setelah tanam.Tanah yang akan digunakan
dibajak dahulu secara mekanis dengan bajak piringan yang ditarik
traktor sebanyak dua kali. Kemudian dibuat kairan (lubang tanam)
secara manual menggunakan cangkul dengan jarak antar kairan (pkp)
1,3 m, panjang satu kairan adalah 5 m dan jarak antar ulangan 2 m.
Kedalaman kairan 30 cm. Penanaman tebu dilaksanakan tiga hari
setelah pembuatan kairan selesai. Bibit tebu varietas GM-19
dipotong-potong menjadi 2 ruas (2 mata), system tanam yang
digunakan overlapping 25% . Pemberian pupuk organik dilakukan
bersamaan pada saat tanam, sedangkan pemberian pupuk anorganik
dilakukan dua kali, yaitu 14 hari dan 60 hari setelah tanam.
Selanjutnya dilakukan pemeliharaan tanaman yang meliputi kegiatan
penyiraman, pengendalian gulma secara manual dan pembumbunan
tanaman.Hasil dan PembahasanHasil rerata tinggi tanaman tebu
tanaman tebu menunjukkan bahwa perlakuan 750 kg ha-1 pupuk organik
dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran berbeda dengan
perlakuan lainnya. Hal ini terlihat bahwa tinggi tanaman perlakuan
750 kg ha-1 pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50%
anjuran mencapai 60,9 cm. Pada hasil perlakuan kombinasi 0 kg ha-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran
memberikan nilai rerata panjang daun yang tertinggi dibandingkan
dengan perlakuan lainnya. Hasil ini menunjukkan bahwa perlakuan
pupuk anorganik 50 % berpengaruh terhadap panjang daun. Rerata
jumlah anakan menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi 500 kg ha-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran
memberikan hasil yang tertinggi dengan jumlah anakan 1,87.
Sedangkan hasil rerata diameter batang tebu menunjukkan diameter
tertinggi pada perlakuan 750 kg ha-1 pupuk organik dikombinasi
dengan pupuk anorganik 50% anjuran sebesar 1,78 cm
Kesimpulan dan SaranBerdasarkan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa:Kombinasi pupuk organik dan anorganik memberi
pengaruh, dengan perlakuan a. 1000 kg ha-1 pupuk organik
dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran memberi pengaruh
terhadap tinggi tanaman tebub. 0 kg ha-1 pupuk organik dikombinasi
dengan pupuk anorganik 50% anjuran memberi pengaruh terhadap
panjang daun tebuc. 1000 kg ha-1 pupuk organik dikombinasi dengan
pupuk anorganik 0% anjuran memberi pengaruh terhadap jumlah anakan
tebud. 750 kg ha-1 pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik
50% anjuran memberi pengaruh terhadap diameter batang tebu
DAFTAR PUSTAKAAdiningsih, J.S dan M. Soepartini. 1995.
Pengelolaan Tanah pada Sistem Usaha Tani Lahan Sawah. Metodologi
Pengkajian Sistem Usaha Tani dengan Wawasan Agribisnis. Pusat
Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.Augstburger, F., J. Berger, U.
Censkowsky, P. Heid, J. Milz, C. Streit. 2000. Organic Farming in
the Tropics and Subtropics : Sugarcane. File :
http://www.naturland.de/fileadmin/.../sugarcane. pdf. Diakses 2 Mei
2012.Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2010. Peranan
Unsur Hara N,P,K dalam Proses Metabolisme Tanaman Tebu. File :
http://www.lit-bang.deptan.go.id/special/padi/bbpadi_2009_itkp_05.
pdf. Diakses 3 Mei 2012.Departemen Pertanian. 2003. Syarat dan Tata
Cara Pendaftaran Pupuk Anorga-nik. Hlm. File :
http://www.promedia.co.id/ppvtpp/-files/93SK-239-03. pdf. Diakses
12 Mei 2012.Dymaz G.Y.A . 2011. Kekuatan Geser Tanah Pada Berbagai
Dosis Penambahan Pupuk Organik Granul. Departemen Teknik Mesin dan
Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Bogor (skripsi)Hadisuwito, S. 2008. Membuat Pupuk Kompos Cair. PT
Agromedia Pustaka. Jakarta.Moore, P.H. and K.J. Nuss, 1987.
Flowering and Flower Synchronization. In: D.J. Heinz, ed. Sugarcane
Improvement Through Breeding. Elsevier, Amsterdam. Pp.
273-311.Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. PT
Agromedia Pustaka. Jakarta.Setyorini, D., L.R. Widowati dan S.
Rochayati. 2004. Teknologi Pengelolaan Hara Lahan Sawah
Intensifikasi. Tanah Sawah dan Teknologi Pengelolaannya. Balai
Penelitian Tanah, Puslitbangtanak Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Bogor.Suriadikarta D. A., D. Setyorini dan W. Hartatik.
2004. Petunjuk Teknis Uji Mutu Dan Efektivitas Pupuk Alternatif
Anorganik Edisi 1. Balai Penelitian Tanah, Puslitbangtanak Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.Sutardjo, E. 1994.
Budidaya Tanaman Tebu. PT Bumi Aksara. Malang.
Lampiran 4. Justifikasi AnggaranPeralatan Penunjang
MaterialJustifikasi PemakaianKuantitasHarga Satuan (Rp)Total
Harga (Rp)
GemborUntuk menyiram tanaman2 bh150.000300.000
SelangrUntuk mengalirkan air dari sumber air ke lokasi
penelitian20 bh 5.000100.000
Sewa traktor dan implemennyaUntuk membajak dan garu tanah2
kali400.000800.000
meteranUntuk menentukan tata letak percobaan1 bh 20.000
20.000
Alat Tulis menulisUntuk mencatat kegiatan penelitian1 paket
60.000 60.000
Sub Total (Rp)1.280.000
Bahan Habis Pakai
MaterialJustifikasi PemakaianKuantitasHarga Satuan (Rp)Total
Harga (Rp)
Bibit tebuUntuk tanaman uji200 btg5.0001.000.000
Pupuk organikUntuk kesuburan tanaman tebu2 krg 75.000
150.000
Pupuk ureaUntuk kesuburan tanaman tebu40 kg5.000 200.000
Pupuk SP36Untuk kesuburan tanaman tebu20 kg7.000 140.000
Pupuk KClUntuk kesuburan tanaman tebu20 kg7.000 140.000
Sewa lahanUntuk penanaman tebu400 m2240.000 240.000
Sub Total (Rp) 1.770.000
Perjalanan
MaterialJustifikasi PemakaianKuantitasHarga Satuan (Rp)Total
Harga (Rp)
Perjalanan dari B. Lampung ke Lampung Tengah PP.Untuk mengambil
bibit tebu di Gunung Madu1 x 2 orang600.0001.200.000
Sub Total (Rp)1.200.000
Lain-lain
MaterialJustifikasi PemakaianKuantitasHarga Satuan (Rp)Total
Harga (Rp)
SeminarBiaya snack peserta seminar25 orang10.000250.000
LaporanPenggandaan laporan5 exp50.000250.000
PublikasiBiaya publikasi1 kali penerbitan250.000250.000
Sub Total (Rp)750.000
Total Anggaran yang Diperlukan (Rp)5.000.000
Lampiran 5. Dukungan Sarana dan Prasarana PenelitianSarana dan
prasarana yang mendukung penelitian ini adalah tersedianya kebun
pembibitan tebu milik Polinela yang terletak di kebun praktik
Politeknik Negeri Lampung yang mudah dijangkau oleh tim Peneliti
untuk melakukan penelitian sesuai dengan jadwal pengamatan, seperti
pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, penyiraman, dan
pemeliharaan.