Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 iPemerintah Provinsi DKI Jakarta Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta Secretariat) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 LAPORAN LENGKAP SEKRETARIAT JAKARTA BERKETAHANAN CROSS LEARNING VISIT – YOUTH IN ACTION FOR URBAN RESILIENCE Seoul, Korea Selatan 19 – 23 Maret 2018 NO: 066/LAP/04/CO/2018
76
Embed
LAPORAN LENGKAP SEKRETARIAT JAKARTA …tarulh.com/wp-content/uploads/2018/04/20180409_066LAP04CO2018_Full... · Jakarta terpilih menjadi anggota jejaring 100 Kota Berketahanan ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
i
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta Secretariat) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
LAPORAN LENGKAP
SEKRETARIAT JAKARTA BERKETAHANAN
CROSS LEARNING VISIT – YOUTH IN ACTION FOR URBAN RESILIENCE Seoul, Korea Selatan 19 – 23 Maret 2018
NO: 066/LAP/04/CO/2018
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
ii
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
DAFTAR ISI
Daftar Isi ...................................................................................................................................... ii
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 5
B. Tujuan Kegiatan Cross Learning Visit ..................................................................... 7
C. Rangkaian Kegiatan Cross Learning Visit ................................................................ 8
D. Peserta Cross Learning Visit ...................................................................................... 11
E. Fokus Pembelajaran ......................................................................................................... 13
F. Rekam Proses ..................................................................................................................... 16
i. Hari Pertama ................................................................................................................ 16
ii. Hari Kedua .................................................................................................................... 22
iii. Hari Ketiga .................................................................................................................... 28
iv. Hari Keempat .............................................................................................................. 36
v. Hari Kelima ................................................................................................................... 43
G. Kesimpulan .......................................................................................................................... 47
H. Rencana Tindak Lanjut .................................................................................................... 49
I. Lampiran ............................................................................................................................... 56
i. Tautan/Link Materi Paparan Cross Learning Visit ......................................... 56
ii. Dokumentasi Kegiatan Cross Learning Visit ................................................... 61
iii. Narahubung dan Narasumber dalam kegiatan Cross Learning Visit ..... 66
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
1
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
RINGKASAN EKSEKUTIF
Jakarta terpilih menjadi anggota jejaring 100 Kota Berketahanan (RC/Resilient City)
pada bulan Mei 2016 dengan mengungguli 325 aplikasi dari seluruh dunia. 100 RC
digagas oleh The Rockefeller Foundation untuk membantu kota-kota membangun
ketahanan menghadapi guncangan dan tekanan abad 21. Visi ini selaras dengan
keinginan Jakarta untuk menjadi kota yang lebih berketahanan.
Saat ini, Jakarta memasuki akhir Tahap I dan menuju kepada Tahap II. Tahap I berfokus
pada memotret kondisi ketahanan eksisting atau disebut Penilaian Awal Ketahanan,
sedangkan tahap berikutnya berkenaan dengan Perumusan Strategi Ketahanan.
Berkaitan dengan hal tersebut, Plan International Indonesia merupakan organisasi non-
pemerintah yang fokus pada pemberdayaan dan perlindungan hak anak. Mengingat
Provinsi DKI Jakarta telah bergabung dalam jejaring 100RC, Plan international
Indonesia melihat bahwa perlu untuk meningkatkan ketahanan (resilience) berbagai
pemangku kepentingan yang ada di dalam kota, termasuk anak-anak dan pemuda
sebagai kelompok rentan. Oleh karena itu, Plan International Indonesia menginisiasi
program “ketangguhan yang berpusat pada anak dan orang muda” (Youth in Action
for Urban Resilience).
Salah satu kegiatan program “ketangguhan yang berpusat pada anak dan orang muda”
adalah peningkatan kapasitas bagi mitra pemerintah dan pemangku kepentingan yang
memiliki peran serta tugas pokok dan fungsi (tupoksi) untuk mewujudkan Jakarta
sebagai Kota Berketahanan. Peningkatan kapasitas ini dilaksanakan melalui kunjungan
belajar (Cross Learning Visit) antarnegara yang dibiayai oleh Plan International
Indonesia. Dalam hal ini, Kota Seoul, Korea Selatan dipandang sebagai kota tujuan
yang tepat dalam kunjungan belajar mengingat kemiripan kota Seoul dengan Jakarta
(terkait demografi, luas wilayah, dan kompleksitas permasalahan). Selain itu, status
Seoul yang menjadi “Sister City” bagi Jakarta, bergabungnya Seoul dengan jejaring
100RC, serta berbagai kerja sama yang telah dilakukan bersama antara DKI Jakarta
dengan Seoul juga membuat Seoul menjadi kota tujuan yang tepat untuk belajar
tentang upaya membangun ketahanan kota.
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
2
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Secara umum, delegasi Jakarta mempelajari dan saling bertukar pengalaman dengan
berbagai institusi baik pemerintah, semi-pemerintah, maupun non-pemerintah Kota
Seoul dalam kegiatan ini. Beberapa pembelajaran yang mengemuka pada sesi diskusi,
kunjungan lapangan, dan peer learning yang dipandang relevan bagi Jakarta, yaitu:
a. Leadership (kepemimpinan), komitmen pemerintah, dan konsistensi
Kepemimpinan yang kuat menjadi kunci keberhasilan Kota Seoul sehingga
tumbuh menjadi kota modern dan kepentingan warga dikedepankan baik
dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam menentukan arah
pembangunan yang diinginkan. Contohnya adalah proses restorasi sungai
Cheonggye berupa perubahan fungsi sungai Cheonggye dari sungai alami
menjadi highway/jalan layang hingga direstorasi kembali menjadi sungai
yang menjadi pusat kegiatan masyarakat.
b. Integrated planning (perencanaan terpadu)
Perencanaan pembangunan yang baik, terintegrasi, dan iterative (selalu
terbuka untuk perubahan demi peningkatan kualitas perencanaan) membuat
Kota Seoul dapat dibangun dengan baik dan secara konsisten mengalami
peningkatan kualitas. Kota Seoul melakukan beberapa kali perubahan
paradigma perencanaan kotanya menyesuaikan dengan perkembangan dan
permasalahan yang dihadapi kotanya, guna mencapai optimalisasi outcomes
dan kemanfaatan untuk warga kota. Kota Seoul membuat perencanaan kota
yang terpadu untuk jangka waktu 100 tahun ke depan, dengan
memperhatikan keterhubungan, keberlanjutan, dan keseimbangan antara
aspek sosial, aspek lingkungan, dan aspek fisik kota sehingga terwujud kota
yang lebih berketahanan.
c. Public and stakeholders engagement (pelibatan partisipasi masyarakat
dan berbagai pemangku kepentingan)
Partisipasi warga Kota Seoul dalam berbagai pengambilan keputusan
strategis, menunjukkan bahwa tidak semua keputusan strategis bersifat top-
down, tetapi dapat pula bersifat bottom-up dengan tetap mendengar aspirasi
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl.
Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
3
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
warga kotanya untuk menghasilkan keputusan atau jalan keluar terbaik atas
persoalan yang dihadapi. Proses konsultasi dengan warga bukan hanya
dilakukan satu atau dua kali, melainkan hingga ratusan kali pertemuan. Hal ini
tercermin dari pelaksanaan restorasi sungai Cheonggye atau perubahan
fungsi jalan layang Seoullo 7017 menjadi kawasan pedestrian/tujuan wisata.
d. Inclusiveness (inklusif)
Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) menunjukkan
kesungguhannya dalam memasilitasi hak warga yang berkebutuhan
khusus/penyandang disabilitas dalam memperoleh lapangan pekerjaan
melalui Happiness Café. Program ini melibatkan warga berkebutuhan khusus
untuk menjadi pegawai Happiness Café dan melengkapi komitmen SMG
dalam menyediakan fasilitas publik yang ramah terhadap para penyandang
disabilitas. Kegiatan ini merupakan kerja sama SMG dengan pihak swasta
memanfaatkan dana CSR.
e. Kota Seoul berhasil menjadi fasilitator
Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) menjadi
fasilitator dan kolaborator bagi pihak non-pemerintah yang dapat
berkontribusi untuk pembangunan kotanya di bidang-bidang tertentu, yaitu
SMG memberikan bantuan pembiayaan dengan berbagai porsi dan sisanya
ditanggung oleh pihak non-pemerintah. Dalam hal ini, pihak non-pemerintah
diberikan kewenangan untuk menjalankan dan mengembangkan programnya
secara optimal dengan menggunakan sumber daya yang dipunyai. Pihaknya
juga diberi kebebasan untuk berinovasi dan memiliki pusat penelitian terkait
bidang kerjanya.
Ringkasnya, kegiatan Cross Learning Visit ini memberikan kesempatan bagi delegasi
Jakarta yang terdiri dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang diwakili oleh Deputi
Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selaku Koordinator
Ketahanan Kota/Chief Resilience (CRO) Jakarta Berketahanan dan didampingi Asisten
Deputi Bidang Lingkungan Hidup; Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta; Kepala Seksi
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl.
Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
4
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Tumbuh Kembang Anak Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian
Penduduk (DPPAPP) Provinsi DKI Jakarta; Lurah Kelurahan Duri Utara; Sekretariat
Jakarta Berketahanan; Plan International Indonesia; dengan fasilitasi oleh CityNet
dapat belajar dan bertukar pengalaman mengenai upaya membangun dan
mengembangkan kota secara inklusif dan kolaboratif untuk membangun ketahanan
kota.
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl.
Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
5
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
A. LATAR BELAKANG
Berbagai kota di seluruh dunia, termasuk Jakarta, sedang menghadapi berbagai jenis
tantangan yang terus bertambah dan berkembang di abad ke-21 ini. Mulai dari dampak
dari perubahan iklim (climate change), pertumbuhan jumlah pendatang, infrastruktur
yang kurang memadai, wabah penyakit, hingga serangan cyber.
Dalam hal ini, konsep ‘ketahanan’ akan membantu kota untuk beradaptasi, berubah ke
arah yang lebih baik, dan mempersiapkan diri dalam menghadapi segala tantangan
(baik yang sudah diperkirakan maupun terjadi secara tiba-tiba) tersebut.
Dalam proses membangun ketahanan kota, perlu untuk melihat, menelaah, dan
mempelajari kota secara menyeluruh (holistik) dengan cara memahami sistem yang
bekerja dan membentuk kota tersebut, hubungan keterkaitan yang dimiliki sistem
tersebut, serta risiko yang mungkin dihadapinya baik saat ini maupun di masa
mendatang. Dengan memperkuat sistem-sistem tersebut serta memahami potensi
tekanan (stress) dan guncangan (shock) yang akan dihadapi, sebuah kota akan mampu
menyusun rencana pengembangan ke arah yang lebih baik.
Upaya dalam membangun ketahanan kota (city resilience) Jakarta sudah dilakukan
oleh berbagai pemangku kepentingan yang tinggal di dalamnya. Mulai dari pemerintah
dengan berbagai program dan kebijakannya, pihak swasta dan organisasi sosial
dengan aneka kegiatannya, hingga para akademisi dengan ragam riset yang dilakukan.
Upaya ini mendapatkan momentum baru ketika Jakarta telah terpilih sebagai salah
satu dari 37 kota dunia untuk bergabung dalam jejaring internasional 100 Resilient
Cities (100RC) pada Mei 2016. Program 100RC memasilitasi 100 kota-kota yang
menjadi anggotanya untuk (i) menemukenali dan menganalisa permasalahan sosial,
ekonomi, dan fisik kota; (ii) memasilitasi kota untuk mendapatkan bantuan jasa dari
mitra 100RC dalam membangun ketahanan kota; (iii) meningkatkan pemahaman
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
6
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
mengenai konsep ketahanan dan meningkatkan implementasi dari konsep tersebut
secara global.
Di lain pihak, Plan International Indonesia merupakan organisasi non-pemerintah yang
fokus pada pemberdayaan dan perlindungan hak anak. Mengingat Provinsi DKI Jakarta
telah bergabung dalam jejaring 100RC, Plan international Indonesia melihat bahwa
perlu untuk meningkatkan ketahanan (resilience) berbagai pemangku kepentingan
yang ada di dalam kota, termasuk anak-anak dan pemuda sebagai kelompok rentan.
Oleh karena itu, Plan International Indonesia menginisiasi program “ketangguhan yang
berpusat pada anak dan orang muda” (Youth in Action for Urban Resilience).
Salah satu kegiatan program “ketangguhan yang berpusat pada anak dan orang muda”
adalah peningkatan kapasitas bagi mitra pemerintah dan pemangku kepentingan yang
memiliki peran serta tugas pokok dan fungsi (tupoksi) untuk mewujudkan Jakarta
sebagai Kota Berketahanan. Peningkatan kapasitas ini dilaksanakan melalui kunjungan
belajar (Cross Learning Visit) antarnegara yang dibiayai oleh Plan International
Indonesia. Dalam hal ini, Kota Seoul, Korea Selatan dipandang sebagai kota tujuan
yang tepat dalam kunjungan belajar mengingat kemiripan kota Seoul dengan Jakarta
(terkait demografi, luas wilayah, dan kompleksitas permasalahan). Selain itu, status
Seoul yang menjadi “Sister City” bagi Jakarta, bergabungnya Seoul dengan jejaring
100RC, serta berbagai kerja sama yang telah dilakukan bersama antara DKI Jakarta
dengan Seoul juga membuat Seoul menjadi kota tujuan yang tepat untuk belajar
tentang upaya membangun ketahanan kota.
Bertujuan untuk belajar dan berbagi pengalaman dalam membangun ketahanan kota
dengan melibatkan pemudi/pemuda (urban youth resilience), delegasi Jakarta dapat
belajar dari best practices yang ada di kota Seoul. Dengan dukungan CityNet yang
memfasilitasi dan menjembatani komunikasi antara Delegasi Jakarta dengan
Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG), kegiatan “Cross
Learning Visit terkait Youth in Action for Urban Resilience” ke Seoul, Korea Selatan
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
7
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
selama 5 (lima) hari dari 19 Maret 2018 sampai 23 Maret 2018 berhasil dilaksanakan
dengan baik.
Kegiatan “Cross Learning Visit terkait Youth in Action for Urban Resilience” ke Seoul,
Korea Selatan ini memberikan kesempatan kepada delegasi Jakarta untuk belajar,
bertukar pikiran, dan pengalaman untuk mendapatkan pengetahuan taktis, baik teknis
maupun politis, dalam rangka membangun ketahanan kota.
B. TUJUAN KEGIATAN CROSS LEARNING VISIT
Kegiatan “Cross Learning Visit terkait Youth in Action for Urban Resilience” ke Seoul,
Korea Selatan ini bertujuan untuk memfasilitasi dan meningkatkan kapasitas
Organisasi Perangkat Daerah (OPD/SKPD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk
membangun ketahanan kota Jakarta melalui pendekatan partisipatif yang melibatkan
masyarakat, pemuda, anak-anak, perempuan, dan kelompok rentan (vulnerable group).
Diharapkan dengan belajar langsung dari pengalaman kota Seoul melalui diskusi
langsung dan peer-to-peer learning dalam melibatkan berbagai pemangku
kepentingan dan living lab, delegasi Jakarta dapat membangun ketahanan kota
Jakarta secara lebih komprehensif.
Tujuan spesifik dari kegiatan “Cross Learning Visit terkait Youth in Action for Urban
Resilience” ke Seoul, Korea Selatan ini berupa:
1) Untuk bertukar pengetahuan, pengalaman, dan pembelajaran terkait
membangun ketahanan kota yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan
termasuk anak-anak, remaja, wanita, dan kelompok rentan dalam mewujudkan
kota yang lebih tangguh, inklusif, dan ramah anak.
2) Untuk mempelajajari proses konsolidasi kebijakan publik kota Seoul terkait kota
ramah anak dan kota berketahanan yang inklusif dan melibatkan berbagai
pemangku kepentingan sebagai referensi dan patokan untuk diadopsi dan
diadaptasi dalam merumuskan kebijakan di Jakarta.
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
8
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
3) Untuk mempelajari kebijakan publik tentang perencanaan kota berketahanan
yang mencakup isu-isu gender dan inklusi.
C. RANGKAIAN KEGIATAN CROSS LEARNING VISIT
Agenda kegiatan “Cross Learning Visit terkait Youth in Action for Urban Resilience” ke
Seoul, Korea Selatan dapat dilihat pada table berikut:
Tanggal Waktu Program Keterangan
2018.3.17 22:00 Berangkat dari Jakarta
2018.3.18 07:00 Tiba di Seoul
2018.3.19 10:00-11:00 Tinjauan Umum Kebijakan
Perencanaan Perkotaan Kota Seoul;
menemukenali pembelajaran mengenai
praktik terbaik terkait ketahanan kota di
Seoul
Oleh: Kepala Divisi Perencanaan
Perkotaan Kota Seoul
Tempat: Ruang 402 Seoul Global
Center
Fasilitator: Hyunjoo Chang,
Stephani Widorini, Jaeyoo Hyeon
Catatan: dibutuhkan
penerjemah
11:00-12:00 Promise of Seoul: Taking Actions
against Climate Change
dan pengenalan ICLEI East Asia
sebagai pelaksanan implementasi
Oleh:
1. Divisi Kebijakan Lingkungan
Kota Seoul
2. Strategy Manager ICLEI East
Asia: Bonghee Son (Ms.)
Tempat: Ruang 402 Seoul Global
Center
Fasilitator: Hyunjoo Chang,
Stephani Widorini, Jaeyoo
Hyeon
12:00-12:45 Kunjungan ke Sungai Cheonggye
(Cheonggye-cheon)
Fasilitator: Stephani Widorini,
Jaeyoo Hyeon
12:45-14:15 Makan Siang
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl.
Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
9
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Tanggal Waktu Program Keterangan
15:00-17:00 Seoul Emergency Operations Center
(Badan Pemadam Kebakaran dan
Kebencanaan Kota Seoul)
Lokasi: 6 Toegye-ro 26ga-gil,
Yejang-dong, Jung-gu
Fasilitator: Stephani Widorini,
Jaeyoo Hyeon
Catatan: dibutuhkan
penerjemah
19.00-21.00 Makan malam yang diselenggarakan
oleh Direktur Jenderal Biro Kerjasama
Internasional Kota Seoul / Asisten
Sekretaris Jenderal CityNet, Kang Pil
Young
2018.3.20 10:00-11:00 Museum Sungai Cheonggye
(Cheonggye-cheon): Strategi dan
Kebijakan Proyek Restorasi Sungai
Cheonggye (Cheonggye-cheon)
Lokasi: 530 Cheonggyecheon-ro,
Seongdong-gu
Catatan: dibutuhkan
penerjemah
11:30-13:00 Makan Siang
13:30-14:30 Seoul Upcycling Plaza: Pusat
pengenalan konsep dan gaya hidup
“upcycling”
Lokasi: 49 (250-1, Yongdap-
dong), Jadongchasijang-gil,
Seongdong-gu, Seoul 04807
Fasilitator: Stephani Widorini,
Seunghyeon Han
Catatan: dibutuhkan
penerjemah
15:30-17:00 SH: Seoul Housing & Communities
Corporation terkait Konsep
Pengembangan Perkotaan (Urban
Development):
Paparan dan Kunjungan Lapangan
terkait kebijakan penyediaan
perumahan untuk pemuda dan
pengembangan di wilayah kumuh
Lokasi: 621, Gaepo-ro, Gangnam-
gu, Seoul
Catatan: dibutuhkan
penerjemah
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl.
Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
10
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Tanggal Waktu Program Keterangan
2018.3.21 10:00-12:00 Seoul Energy Dream Center: Konservasi
Energi dan Pemanfaatan Energi
Terbarukan
Lokasi: Mapo-gu, Sangam-dong,
Jeungsan-ro, 14
Catatan: dibutuhkan
penerjemah
13:00-14:00 Makan Siang
14:30-16:00 1. Seoul Innovation Park (pemaparan
untuk program anak dan pemuda
serta pelibatan komunitas)
2. Paparan oleh Global Social
Economy Forum (GSEF) terkait
Ekonomi Kemasyrakatan
Lokasi: 684 Tongil-ro,
Eunpyeong-gu
Fasilitator: Stephani Widorini,
Jaeyoo Hyeon
17.00-18.00 Pertemuan dengan pihak 100 Resilient
Cities Seoul
Lokasi: Gedung Utama Balai
Kota Seoul Lantai 10
Fasilitator: Tri Mulyani
Sunarharum, Hye-Yeon Kim
2018.3.22 09:30-12:00 Sistem Kerja sama antar Sektor (Publik
dan Swasta):
1. Kunjungan ke Seoullo 7017:
09.30~11:00 (Gedung Sky 1004)
2. Kunjungan ke Perpustakaan Seoul:
11.00~12:00 (Balai Kota Seoul Lantai 5)
Lokasi: Ruang Konferensi, Balai
Kota Seoul Lantai 5
Fasilitator: Hyunjoo Chang,
Stephani Widorini, Seunghyeon
Han
Catatan: dibutuhkan
penerjemah
13:00-14:00 Makan Siang
14:30-16:00 Paparan oleh Seoul Foundation of
Women and Family terkait
Permasalahan mengenai Perempuan
dan Kelompok Rentan di Seoul
Lokasi: #18, Yeouidaebang-ro
54-Gil (Daebang-dong), Dongjak-
gu, Seoul, 156-808
Fasilitator: Stephani Widorini,
Seunghyeon Han
Catatan: dibutuhkan
penerjemah
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
11
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Tanggal Waktu Program Keterangan
17:00-17:30 Pertemuan Singkat dengan Wakil
Walikota Seoul (2nd Vice Mayor Kim,
Joon Kee Ph.D., P.E.)
(catatan: membicarakan kemungkinan
untuk meningkatkan kerja sama antara
Pemprov DKI Jakarta dengan Seoul)
Lokasi: Gedung Utama Balai
Kota Seoul Lantai 6
2018.3.23 09:30-10:30 Refleksi kegiatan Cross Learning Visit
dengan CityNet
Lokasi: Sekretariat CITYNET,
Seoul Global Center 10F,38
Jongno, Jongno-gu, Seoul, 03188
11:30-12:00 Kunjungan ke Seoul App. Business
Center (ssit.sba.kr) terkait Sarana
Pengembangan Usaha Start-up
berbasis Teknologi Informasi
Lokasi: Seoul App. Business
Center
Sangam-dong, Mapo-gu
Fasilitator: Stephani Widorini,
Seunghyeon Han
Catatan: dibutuhkan
penerjemah
13:00-14:00 Makan Siang
14.30-15.30 Kunjungan ke Plan International Korea
terkait Kerja Sama antara Plan
International dan Pemprov DKI Jakarta
Location: 231 H Square S
Building, Gedung 912, Bundang-
gu, Bundang-gu, Seongnam-si,
Gyeonggi-do
Fasilitator: Aminuddin Magatani
15.30-17.00 Istirahat dan Waktu Bebas
2018.3.24 11:00 Kembali ke Jakarta
20:00 Tiba di Jakarta
D. PESERTA CROSS LEARNING VISIT
Peserta kegiatan “Cross Learning Visit terkait Youth in Action for Urban Resilience” ke
Seoul, Korea Selatan dapat dilihat pada table berikut:
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
12
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Nama Posisi Instansi Keterangan
Dr. Ir. Oswar
M.
Mungkasa,
MURP
Deputi Gubernur
DKI Jakarta
Bidang Tata
Ruang dan
Lingkungan
Hidup
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Ketua Delegasi Jakarta dalam
Kegiatan Cross Learning Visit
Blessmiyanda Asisten Deputi
Bidang
Lingkungan
Hidup
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Peserta
Tri Indrawan Kepala Bidang
Pencegahan dan
Kesiapsiagaan
Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta
Peserta
Fatmawati
Wachju
Wahana
Kepala Seksi
Tumbuh
Kembang Anak
Dinas Pemberdayaan Perlindungan
Anak dan Pengendalian Penduduk
(DPPAPP) Provinsi DKI Jakarta
Peserta
Denny Aputra Lurah Kelurahan
Duri Utara
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Peserta
James
Baltimore
THRIVE Program
Manager
Plan International Indonesia Perwakilan Donor Kegiatan Cross
Learning Visit
Aminuddin Advisor Plan International Indonesia Perwakilan Donor Kegiatan Cross
Learning Visit
Tri Mulyani
Sunarharum
Manajer Program Sekretariat Jakarta Berketahanan Peserta
Rendy
Primrizqi
Staf Komunikasi Sekretariat Jakarta Berketahanan Peserta
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
13
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Dalam kegiatan “Cross Learning Visit terkait Youth in Action for Urban Resilience” ke
Seoul, Korea Selatan ini, delegasi Jakarta mendapatkan beberapa fokus pembelajaran
berupa:
1) Konsep pengembangan Kota Seoul yang melibatkan berbagai pemangku
kepentingan dan proses peninjauan ulang (review) kebijakan pemerintah yang
transparan dan terbuka untuk menerima pendapat dan saran dari penduduk
Seoul.
2) Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Berbasis Masyarakat di Kota
Seoul.
3) Sistem Pengelolaan Kebencanaan dan Penyelamatan dengan Melibatkan
berbagai pemangku kepentingan dan optimalisasi teknologi.
4) Proses peninjauan ulang (review) kebijakan pemerintah dalam mengembalikan
fungsi Sungai Cheonggye (Cheonggye-cheon).
5) Inovasi Penanganan Sampah kota Seoul dengan konsep “Upcycling”.
6) Konsep regenerasi wilayah di Magok-dong, Seoul dengan menekankan
penyediaan rumah sekaligus membudayakan energi terbarukan (sustainable
energy).
7) Upaya konservasi energi dan mengurangi konsumsi energi Kota Seoul dengan
mengembangkan teknologi energi terbarukan (renewable energy).
8) Upaya menghasilkan ide inovatif dengan pelibatan masyarakat melalui Seoul
Innovation Park.
9) Berbagi pengalaman dengan Tim Ketahanan Kota Seoul terkait kemajuan
program 100 Resilient Cities (100RC) Jakarta dan Seoul. Dalam hal ini, Seoul
telah berhasil menyelesaikan tahap I (Penyusuanan Penilaian Awal Ketahanan
Kota/Pr eliminary Resilience Assessment [PRA]).
10) Konsep Pengembangan Kota Seoul dengan mengalihfungsikan infrastruktur
kota yang telah tua dan tidak aman menjadi ruang publik dan sarana pelibatan
masyarakat di Seoullo 7017.
E. FOKUS PEMBELAJARAN
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
14
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
11) Mekanisme kerjasama antara publik-swasta-pemerintah (Public Private
Partnership/PPP) di Seoul.
12) Upaya pelibatan perempuan dan masyarakat dalam mendukung terjadinya
kesetaraan gender dan pemberdayaan anak di Seoul.
13) Pertemuan singkat dengan 2nd Vice Mayor Pemerintah Kota Seoul untuk
menindaklanjuti kerja sama antara Pemerintah Kota Jakarta dengan Seoul
dalam berbagai bidang.
14) Pemberdayaan dan peningkatan kapasitas pengembang aplikasi start-up oleh
Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG).
Dari beberapa fokus pembelajaran tersebut, delegasi Jakarta mendapatkan beberapa
poin pembelajaran pada sesi diskusi, kunjungan lapangan, dan peer learning dalam
kegiatan ini, yaitu:
a. Leadership (kepemimpinan), komitmen pemerintah, dan konsistensi
Kepemimpinan yang kuat menjadi kunci keberhasilan Kota Seoul sehingga
tumbuh menjadi kota modern dan kepentingan warga dikedepankan baik
dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam menentukan arah
pembangunan yang diinginkan. Contohnya adalah proses restorasi sungai
Cheonggye berupa perubahan fungsi sungai Cheonggye dari sungai alami
menjadi highway/jalan layang hingga direstorasi kembali menjadi sungai yang
menjadi pusat kegiatan masyarakat.
b. Integrated planning (perencanaan terpadu)
Perencanaan pembangunan yang baik, terintegrasi, dan iterative (selalu
terbuka untuk perubahan demi peningkatan kualitas perencanaan) membuat
Kota Seoul dapat dibangun dengan baik dan secara konsisten mengalami
peningkatan kualitas. Kota Seoul melakukan beberapa kali perubahan
paradigma perencanaan kotanya menyesuaikan dengan perkembangan dan
permasalahan yang dihadapi kotanya, guna mencapai optimalisasi outcomes
dan kemanfaatan untuk warga kota. Kota Seoul membuat perencanaan kota
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
15
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
yang terpadu untuk jangka waktu 100 tahun ke depan, dengan
memperhatikan keterhubungan, keberlanjutan, dan keseimbangan antara
aspek sosial, aspek lingkungan, dan aspek fisik kota sehingga terwujud kota
yang lebih berketahanan.
c. Public and stakeholders engagement (pelibatan partisipasi masyarakat dan
berbagai pemangku kepentingan)
Partisipasi warga Kota Seoul dalam berbagai pengambilan keputusan
strategis, menunjukkan bahwa tidak semua keputusan strategis bersifat top-
down, tetapi dapat pula bersifat bottom-up dengan tetap mendengar aspirasi
warga kotanya untuk menghasilkan keputusan atau jalan keluar terbaik atas
persoalan yang dihadapi. Proses konsultasi dengan warga bukan hanya
dilakukan satu atau dua kali, melainkan hingga ratusan kali pertemuan. Hal ini
tercermin dari pelaksanaan restorasi sungai Cheonggye atau perubahan
fungsi jalan layang Seoullo 7017 menjadi kawasan pedestrian/tujuan wisata.
d. Inclusiveness (inklusif)
Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) menunjukkan
kesungguhannya dalam memasilitasi hak warga yang berkebutuhan
khusus/penyandang disabilitas dalam memperoleh lapangan pekerjaan
melalui Happiness Café. Program ini melibatkan warga berkebutuhan khusus
untuk menjadi pegawai Happiness Café dan melengkapi komitmen SMG dalam
menyediakan fasilitas publik yang ramah terhadap para penyandang
disabilitas. Kegiatan ini merupakan kerja sama SMG dengan pihak swasta
memanfaatkan dana CSR.
e. Kota Seoul berhasil menjadi fasilitator
Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) menjadi
fasilitator dan kolaborator bagi pihak non-pemerintah yang dapat
berkontribusi untuk pembangunan kotanya di bidang-bidang tertentu, yaitu
SMG memberikan bantuan pembiayaan dengan berbagai porsi dan sisanya
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
16
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
ditanggung oleh pihak non-pemerintah. Dalam hal ini, pihak non-pemerintah
diberikan kewenangan untuk menjalankan dan mengembangkan programnya
secara optimal dengan menggunakan sumber daya yang dipunyai. Pihaknya
juga diberi kebebasan untuk berinovasi dan memiliki pusat penelitian terkait
bidang kerjanya.
F. REKAM PROSES
"Cross Learning Visit terkait Youth in Action for Urban Resilience” ke Seoul, Korea
Selatan ini melibatkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang terdiri Deputi Gubernur
DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selaku Koordinator Ketahanan
Kota/Chief Resilience (CRO) Jakarta Berketahanan yang didampingi Asisten Deputi
Bidang Lingkungan Hidup; Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta; Kepala Seksi Tumbuh
Kembang Anak Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk
(DPPAPP) Provinsi DKI Jakarta; dan Lurah Kelurahan Duri Utara; Sekretariat Jakarta
Berketahanan; Plan International Indonesia selaku penggagas dan donor kegiatan;
serta CityNet yang memfasilitasi dan menjembatani komunikasi antara Delegasi
Jakarta dengan Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG).
Kegiatan terbagi dalam 5 (lima) hari dengan agenda berupa:
i. HARI PERTAMA (19 MARET 2018)
Pada Hari Pertama ini, Delegsasi Jakarta belajar dan berbagi pengalaman
dengan beberapa instansi Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan
Government (SMG) yang terbagi dalam 3 (tiga) sesi, yaitu: (i) Gambaran Umum
mengenai Kota Seoul dan Konsep Pengembangan Kota; (ii) Mitigasi dan
Adaptasi Perubahan Iklim Berbasis Masyarakat di Seoul, dan (iii) Sistem
Pengelolaan Kebencanaan dan Penyelamatan dengan Melibatkan Multi-pihak
dan Optimalisasi Teknologi.
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
17
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
(i) Gambaran Umum mengenai Kota Seoul dan Konsep Pengembangan
Kota
Sesi I (Gambaran Umum mengenai Kota Seoul dan Konsep
Pengembangan Kota) merupakan diskusi yang dimulai oleh Paparan dari
Divisi Perencanaan Perkotaan (Urban Planning Division) dari Pemerintah
Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG). Adapun beberapa
hal penting yang mengemuka dari sesi I ini berupa:
Seoul merupakan Ibu Kota dari Korea Selatan dengan kondisi yang
mirip dengan Jakarta. Memiliki populasi sebesar 10,58 Juta
Penduduk dengan luas daerah 605 km2, Seoul telah mengalami
peningkatan populasi sebesar 3 (tiga) kali lipat dan pertumbuhan
Produk Domestik Bruto (PDB)/Gross Domestic Product (GDP)
mencapai 330 kali lipat dari tahun 1961.
Dalam mengembangkan kotanya, Seoul menjadikan sungai Han
(Han-gang) dan kontur tanahnya yang berada di pegunungan
sebagai dasar dalam perencanaannya.
Pada saat perang korea (1950-1953) 30% kota Seoul turut hancur
sehingga tujuan awal pembangunan kota Seoul adalah untuk
merestorasi kehidupan kota Seoul setelah perang sehingga terjadi
pembangunan besar-besaran. Hal ini turut menimbulkan paradigma
baru bagi penduduk Korea Selatan bahwa Seoul merupakan tempat
yang penuh dengan lapangan pekerjaan sehingga mempercepat
pertumbuhan penduduk kota Seoul.
Oleh karena itu, Seoul melihat bahwa perlu untuk turut menyebar
fungsi-fungsi perkotaan kota Seoul ke pinggiran kota untuk
pemerataan pertumbuhan penduduk di kota Seoul.
Pengembangan kota Seoul juga semakin mendapatkan momentum
baru dengan berlangsungnya berbagai kegiatan internasional di
Seoul (Asian Games 1986, Olimpiade 1988, Piala Dunia 2002, dan
G20 Seoul Summit 2010).
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
18
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Meskipun begitu, pembangunan besar-besaran kota Seoul di masa
lalu juga memicu beberapa permasalahan berupa: (i)
hancurnya/tergusurnya komunitas penduduk; (ii) rusak dan kurang
diperhatikannya aset kota dengan nilai sejarah tinggi; dan (iii)
rusaknya lansekap kota Seoul akibat pembangunan yang seragam
di beragai kota Seoul. Kondisi kota Seoul yang sudah mulai
mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi, populasi penduduk
yang menua, dan tingginya angka pengangguran di tingkat
pemuda juga turut memperburuk keadaan kota Seoul.
Hal ini memicu kota Seoul untuk lebih melibatkan penduduk kota-
nya dalam proses pembangunan kota sehingga muncul gagasan
untuk melakukan berbagai program renewal yang berorientasi
kepada lingkungan dan pejalan kaki. Program renewal ini juga
dilakukan dengan pendekatan bottom-up yang mengacu pada
karakteristik berbagai wilayah kota Seoul.
Pada tahun 2013, Pemerintah Kota Seoul berhasil melakukan
pendekatan partisipatif dan kolaboratif untuk menyusun dokumen
perencanaan kotanya. Dengan melibatkan 5000 orang melalui
survey (online dan offline), penjaringan pendapat, forum diskusi
(FGD), serta public hearing. Pendekatan ini juga digunakan untuk
menyusun dokumen perencanaan kota Seoul untuk 100 tahun ke
depan.
(ii) Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Berbasis Masyarakat di Seoul.
Sesi II (Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Berbasis Masyarakat di
Seoul) diawali dengan Paparan dari Divisi Perubahan Iklim (Climate
Change Division) SMG dan ICLEI. Adapun beberapa hal penting yang
mengemuka dari sesi II ini berupa:
ICLEI merupakan organisasi non-pemerintah yang fokus dalam
mendukung agenda perubahan iklim secara global dan nasional.
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
19
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Program Ambitious City Promises (ACP) merupakan kegiatan yang
mewujudkan komitmen kota dalam pengurangan emisi gas rumah
kaca (GRK) disertai dengan aksi kongkrit dan keterlibatan aktif
berbagai pemangku kepentingan.
Dalam program ACP, ICLEI juga akan mengadakan berbagai
pelatihan pengembangan kapasitas bekerja sama dengan Seoul
Metropolitan Government (SMG), sebagai salah satu kota dengan
predikat paling berkelanjutan (The Most Sustainable City) di Asia,
yang akan memberikan transfer knowledge kepada staf
pemerintah daerah terkait penyusunan agenda pengurangan emisi
GRK dan mitigasi perubahan iklim lokal yang komprehensif.
Pemerintah kota Seoul (SMG) melakukan upaya mitigasi dan
adaptasi perubahan iklim mengingat semakin seringya terjadi
perubahan cuaca yang abnormal dan pemberitaan media yang
makin masif terhadap perubahan iklim.
Asia Environmental Doomsday Clock yang menunjukkan skala 9,09
(extremely concerned) juga menjadi dasar Seoul untuk melakukan
upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Fokus utama kota Seoul dalam upaya tersebut berasal dari sektor:
(i) urban governance, (ii) energi, (iii) kualitas udara dan
transportasi, (iv) air dan sumber daya alam, (v) ekologi dan
kesehatan.
Dalam upaya ini Seoul berhasil untuk mengurangi 1 (satu)
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pada tahun 2012 dan
melibatkan ±3,5 juta jiwa penduduk (1/3 penduduk kota Seoul)
dengan melakukan pendekatan partisipatif dan kolaboratif.
Sampai saat ini, terdapat 80 desa yang independen secara energi
(mampu menghasilkan energi sendiri) di kota Seoul.
Pendekatan eco-driving mileage (insentif untuk warga yang
berhasil melakukan penghematan energi) dianggap sebagai
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
20
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
pendekatan yang sukses dalam upaya mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim di Kota Seoul.
Aspek energi terbarukan (renewable energy) juga menjadi aspek
utama dalam upaya tersebut. Melalui solar photo-voltaic (Solar PV),
Seoul berhasil mengurangi konsumsi energi sebesar 144,6
Megawatt. Penggunaan lampu LED juga menjadi salah satu upaya
kota Seoul dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Pemerintah Kota Seoul juga menjelaskan bahwa pendekatan
partisipatif juga dilakukan dengan melakukan crowd-funding dalam
mewujudkan pembangunan berkelanjutan sehingga dapat
membantu anggaran dinas pemerintah kota Seoul dalam upaya
tersebut.
Pihak SMG juga menjelaskan bahwa kualitas udara di Seoul masih
buruk sehingga masih menjadi aspek yang dianggap buruk oleh
kota Seoul dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
terutama terkait pengurangan emisi GRK.
Pada pertemuan ini, pihak SMG menjelaskan bahwa komitmen
pimpinan dan pengambil keputusan menjadi kunci untuk
melakukan pelibatan pemangku kepentingan dalam berbagai
upaya pembangunan kota.
(iii) Sistem Pengelolaan Kebencanaan dan Penyelamatan dengan
Melibatkan Multi-pihak dan Optimalisasi Teknologi
Sesi III (Sistem Pengelolaan Kebencanaan dan Penyelamatan dengan
Melibatkan Multi-pihak dan Optimalisasi Teknologi) diawali dengan
Paparan dari Seoul Emergency Operation Center (SEOC). Adapun
beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi III ini berupa:
Seoul Emergency Operation Center (SEOC) terbentuk pada 22
Maret 2002 dengan tujuan untuk memberikan penanganan yang
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
21
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
cepat, tepat, dan efektif terhadap segala jenis kondisi darurat di
kota Seoul.
Pemerintah kota Seoul melakukan optimalisasi teknologi dalam
proses penyelamatan dalam keadaan darurat. Hal ini dilakukan
untuk menghadirkan pelayanan yang real-time, penanganan yang
tepat berdasarkan kondisi darurat yang terjadi, dan CCTV milik
pemerintah (berjumlah >14.000 CCTV di Seoul) untuk monitoring
dan mempermudah analisis keadaan darurat di kota Seoul.
Hal ini turut mempercepat waktu respons kedaruratan/emergency
response time hanya 5 (lima) menit dari waktu diterimanya laporan
kejadian darurat.
Selain, respon kedaruratan, Seoul Emergency Operation Center
(SEOC) juga memberikan panduan penanganan dalam setiap
laporan kedaruratan yang diterima dalam hotline 119. Hal ini
mungkin untuk dilakukan karena telah terintegrasinya tenaga
medis dan petugas kedaruratan dengan Seoul Emergency
Operation Center (SEOC) sehingga bisa memberikan penanganan
yang cepat, tepat, dan efektif.
Kota Seoul sendiri telah memiliki 7000 petugas kedaruratan yang
bisa bertindak secara efektif dalam kondisi darurat. Hal ini
berbanding terbalik dengan Jakarta yang baru memiliki 2755
petugas kedaruratan pada tahun 2017.
Pada saat terjadinya kondisi kedaruratan, komando penanganan
kondisi darurat berada di Kepala Seoul Emergency Operation
Center (SEOC) untuk kondisi kedaruratan ringan yang kemudian
berpindah kepada Walikota Seoul jika kondisi darurat semakin
berpotensi mengganggu kegiatan perkotaan.
Hari pertama Cross Learning Visit terkait Youth in Action for Urban
Resilience di Seoul, Korea Selatan ini diakhiri dengan Jamuan Makan
Malam oleh Director General of International Cooperation Bureau SMG.
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
22
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
ii. HARI KEDUA (20 MARET 2018)
Pada Hari Kedua, Delegsasi Jakarta belajar dan berbagi pengalaman dengan
beberapa instansi Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan
Government (SMG) yang terbagi dalam 3 (tiga) sesi, yaitu: (i) Konsep
Pengembangan Kota Seoul dengan Mengembalikan Fungsi Sungai Cheonggye
(Cheonggye-cheon) di Cheonggye-cheon Museum; (ii) Inovasi Penanganan
Sampah kota Seoul dengan konsep “Upcycling” di Seoul Upcycling Plaza, dan
(iii) Konsep regenerasi wilayah di Magok-dong, Seoul dengan menekankan
penyediaan rumah sekaligus membudayakan energi terbarukan (sustainable
energy) yang dilakukan oleh Seoul Housing and Communities Corporation
(Badan Usaha Milik Negara/BUMN Korea Selatan).
(i) Konsep Pengembangan Kota Seoul dengan Mengembalikan Fungsi
Sungai Cheonggye (Cheonggye-cheon) di Cheonggye-cheon
Museum
Sesi I (Konsep Pengembangan Kota Seoul dengan Mengembalikan
Fungsi Sungai Cheonggye [Cheonggye-cheon] di Cheonggye-cheon
Museum) menjelaskan tentang komitmen Pemerintah Kota
Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) dalam merestorasi
infrastruktur utama kota ketika dibutuhkan. Adapun beberapa hal
penting yang mengemuka dari sesi I ini berupa:
Cheonggye-cheon merupakan sungai sepanjang 5,8 km yang juga
menjadi sumber kehidupan utama bagi penduduk kota Seoul
semenjak dahulu. Meskipun, telah menjadi sumber air, tempat
bermain, tempat mencuci, dan berkegiatan penduduk Seoul,
banyaknya aktivitas yang terjadi di Cheonggye-cheon mulai
memperlihatkan dampak buruk bagi lingkungan.
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
23
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Pada tahun 1760, Raja Yeongjo menerapkan regulasi pertama
untuk pengendalian banjir Cheonggye-cheon dengan
mengerahkan 50.000 orang untuk menjaga aliran sungai.
Setelah perang dunia ke-2 (1939-1945) dan perang Korea (1950-
1953), kondisi kota Seoul masih memprihatinkan dengan kondisi
perekonomian yang masih belum bangkit. Cheonggye-cheon
menjadi tempat utama bagi para penduduk kota untuk tinggal dan
menjadi semakin padat.
Selain memang dekat dengan lokasi berbagai pabrik di kota Seoul,
kondisi yang semakin padat (hingga dihuni ± 100.000 orang atau
20% populasi kota Seoul saat itu) di Cheonggye-cheon membuat
wilayah ini menjadi daerah kumuh dan juga menimbulkan polusi air
yang semakin buruk. Hal ini direspon oleh pemerintah kota Seoul
dengan mengalihfungsikan Cheonggye-cheon menjadi jalan tol
layang untuk menyelesaikan permasalahan permukiman kumuh
dan limbah/polusi yang terjadi di Cheonggye-cheon.
Pengalihfungsian Cheonggye-cheon menjadi jalan tol layang ini
juga memicu beberapa reaksi negatif dari berbagai pemangku
kepentingan yang berada di sekitar sungai. Terutama penduduk
dan pabrik yang berada di sana. Untuk menanggapi hal tersebut,
Pemerintah Kota Seoul memberikan kompensasi kepada
masyarakat terdampak dengan menyediakan perumahan (hak
milik) serta slot untuk kegiatan komersial di wilayah lain. Meskipun
begitu, dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan sosial
dari pengalihfungsian Cheonggye-cheon menjadi jalan tol layang
ini.
Adanya jalan tol layang ini memicu peningkatan volume kendaraan
serta kepadatan di wlayah tersebut sehingga wilayah tersebut
berkembang menjadi wilayah perniagaan. Hal ini turut memicu
tumbuhnya masalah kemacetan di wilayah tersebut. Pada
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
24
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
akhirnya, isu penuaan infrastruktur jalan layang tol juga turut
menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota Seoul memutuskan untuk
merestorasi Cheonggye-cheon dengan merubuhkan jalan tol
layang. Hal ini tentunya memicu reaksi negatif dari para pedagang
di daerah tersebut. Untuk menanggapi hal ini, Pemerintah Kota
Seoul membentuk tim khusus untuk diskusi dengan penduduk
yang terdampak dari program restorasi Cheonggye-cheon. Diskusi
dilaksanakan setiap hari Sabtu selama 2 (dua) tahun 3 (tiga) bulan
mulai dari awal pengerjaan program sampai akhir.
Proses diskusi ini merupakan pendekatan kolaboratif yang
dilakukan oleh Pemerintah Kota Seoul untuk menyamakan visi dari
berbagai pemagku kepentingan yang ada di sekitar Cheonggye-
cheon. Penyediaan slot berjualan di wilayah lain bagi Pedagang
Kaki Lima (PKL) dan sosialisasi serta jaminan pembelian material
program restorasi di toko-toko terdampak menjadi salah satu
solusi yang berhasil mengajak penduduk Seoul untuk turut
mendukung program restorasi Cheonggye-cheon.
Program restorasi Cheonggye-cheon ini dibagi ke dalam 3 (tiga)
bagian, yaitu: (i) Bagian Sejarah dan Masa Lalu Cheonggye-cheon
di Masa Kerajaan, (ii) Perwujudan Visi Kota Seoul yang Dinamis,
dan (iii) Perwujudan Budaya Kota Seoul dengan Mengedepankan
Pendekatan Lingkungan.
Program restorasi Cheonggye-cheon ini juga dilakukan
menggunakan 80% material jalan tol layang yang dihancurkan
sehingga meminimalisasi material yang terbuang.
Program restorasi Cheonggye-cheon ini juga menjadi contoh
bahwa dengan adanya komitmen pemerintah untuk
menyelesaikan permasalahan perkotaan dengan pendekatan
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
25
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
kolaboratif, maka penduduk akan ikut mendukung sekaligus
mengawasi pelaksanaan program tersebut.
(ii) Inovasi Penanganan Sampah kota Seoul dengan konsep
“Upcycling” di Seoul Upcycling Plaza
Sesi II (Inovasi Penanganan Sampah kota Seoul dengan konsep
“Upcycling” di Seoul Upcycling Plaza) diawali dengan Paparan dari
Seoul Upcycling Plaza. Adapun beberapa hal penting yang
mengemuka dari sesi II ini berupa:
Seoul Upcycling Plaza mulai berdiri pada bulan September 2017
untuk menanamkan konsep “upcycling” kepada 10,58 Juta
penduduk Seoul serta mengedukasi penduduk kota Seoul terkait
dengan pengeloalaan sampah. Konsep “upcycling” ini sendiri
merupakan konsep untuk melakukan pertambahan nilai dari
sampah yang di-recycle untuk mengurangi produksi sampah
sekaligus mengembangkan produk yang ramah lingkungan.
Jumlah penduduk Seoul yang besar ini turut berdampak pada
besarnya jumlah konsumsi produk Seoul. Hal ini turut berdampak
pada besarnya produksi sampah kota Seoul yang mencapai
42.000 ton per hari (Sampah pakaian: 200 ton per hari; sampah
makanan: 3.800 ton per hari; sampah material konstruksi: 30.000
ton per hari).
Untuk mengatasi hal ini, Pemerintah Kota Seoul telah menyusun
regulasi untuk memberikan denda bagi penduduk Seoul yang
berlebihan dalam memproduksi sampah makanan dan sampah
rumah tangga serta melarang pembuangansampah makanan
secara langsung (sampah makanan perlu diproses untuk
mengurangi polusi).
Meskipun regulasi tersebut berhasil mengurangi produksi sampah
penduduk kota Seoul dan menjadikan Seoul sebagai kota tertinggi
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
26
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
kedua di dunia dalam melakukan recycle sampah dengan tingkat
recycle sebesar 59% (OECD, 2013), upaya tersebut belum dirasa
cukup untuk mewujudkan Seoul sebagai kota yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota Seoul mendirikan Seoul
Upcycling Plaza untuk mewujudkan visi Seoul 2030 untuk memiliki
tingkat recycle sebesar 75% dan 1000 upcycling industry.
Saat ini, Seoul Upcycling Plaza telah berhasil melakukan upcycling
kepada 6.000 ton sampah pakaian dan rumah tangga kota Seoul
di tahun 2017. Dengan 50 staf yang ada di Seoul Upcycling Plaza,
Seoul mampu melakukan edukasi kepada masyarakat untuk
mengurangi produksi sampah mereka. Hal ini terlihat dengan telah
berhasilnya upcycling academy untuk melakukan penyuluhan
kepada 120.000 penduduk kota Seoul.
Seoul Upcycling Plaza juga menyediakan penyewaan dengan
harga yang sangat murah bagi para pekerja kreatif yang
mengimplementasikan konsep upcycling dalam mengolah produk
mereka. Hal ini dilakukan untuk memberikan insentif sekaligus
memicu berkembangnya industri upcycling ke arah yang lebih baik
di kota Seoul.
Seoul Upcycling Plaza juga mengadakan kegiatan/event untuk
melakukan pelibatan masyarakat yang lebih luas dengan
mengadakan Seoul Upcycle Design Week yang bertujuan untuk
melakukan penyuluhan kepada penduduk kota Seoul terkait
pengelolaan sampah yang baik.
(iii) Konsep regenerasi wilayah di Magok-dong, Seoul dengan
menekankan penyediaan rumah sekaligus membudayakan energi
terbarukan (sustainable energy)
Sesi III merupakan penjelasan Konsep regenerasi wilayah di Magok-
dong, Seoul dengan menekankan penyediaan rumah sekaligus
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
27
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
membudayakan energi terbarukan/sustainable energy yang dilakukan
oleh Seoul Housing and Communities Corporation. Adapun beberapa
hal penting yang mengemuka dari sesi III ini berupa:
Seoul Housing and Communities Corporation merupakan sebuah
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Korea Selatan yang didanai oleh
dana Pemerintah Pusat Korea Selatan dan bertugas untuk
menyelesaikan semua permasalahan perumahan yang ada di Seoul
sekaligus melakukan Peremajaan Kota (urban regeneration) di
berbagai wilayah kota Seoul untuk menjamin pengembangan kota
Seoul ke arah yang lebih baik.
Selama ini, proses pengerjaan proyek urban regeneration kota Seoul
dilakukan dengan beberapa pendekatan, yaitu: pendekatan
pengambilalihan lahan dan pengalihfungsian lahan. Dalam
pengambilalihan lahan, Seoul Housing and Communities Corporation
dapat menggunakan lahan yang telah dimiliki oleh pihak Swasta
untuk kemudian dikembangkan dengan konsep urban regeneration
yang telah disusun. Sedangkan, konsep pengalihfungsian lahan
merupakan pendekatan untuk melakukan konsolidasi lahan (milik
pemerintah dan swasta) untuk proyek urban regeneration di kota
Seoul. Berbagai proses pengerjaan proyek ini juga dilakukan melalui
proses tender dengan harapan untuk mendapatkan hasil yang
optimal di setiap proyeknya.
Proyek urban regeneration terbaru dari Seoul Housing and
Communities Corporation adalah “Magok (Magok-dong) Urban
Regeneration Project” yang berdiri di lahan seluas 18,4 km2 dan
berusaha menciptakan keterhubungan antara perumahan (174.000
unit rumah akan dibangun), kawasan industri, dan usaha logistik di
wilayah Magok-dong, Seoul.
Seoul Housing and Communities Corporation berusaha menyediakan
perumahan yang lebih terjangkau oleh penduduk Seoul. Harga unit
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
28
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
rumah yang dibangun oleh Seoul Housing and Communities
Corporation bisa sampai 80% (20-70% lebih murah apabila sewa)
lebih murah dari harga rumah lainnya di Seoul.
Seoul Housing and Communities Corporation juga turut berusaha
untuk memberikan kualitas perumahan yang lebih baik dengan
berupaya membudayakan energi berkelanjutan (renewable energy)
di setiap kawasan urban regeneration.
iii. HARI KETIGA (21 MARET 2018)
Pada hari ketiga ini, Delegsasi Jakarta belajar dan berbagi pengalaman dengan
beberapa institusi yang berada di bawah naungan Pemerintah Kota Seoul/Seoul
Metropolitan Government (SMG) yang terbagi dalam 3 (tiga) sesi, yaitu: (i)
upaya konservasi energi dan mengurangi konsumsi energi kota Seoul dengan
mengembangkan teknologi energi terbarukan (renewable energy) di Seoul
Energy Dream Center; (ii) upaya menghasilkan ide inovatif dengan pelibatan
masyarakat di Seoul Innovation Park; dan (iii) berbagi pengalaman dengan Tim
Ketahanan Kota Seoul terkait kemajuan program 100 Resilient Cities (100RC)
Jakarta dan Seoul.
(i) Upaya konservasi energi dan mengurangi konsumsi energi kota
Seoul dengan mengembangkan teknologi energi terbarukan
(renewable energy) di Seoul Energy Dream Center
Sesi I merupakan sesi yang membahas tentang upaya konservasi energi
dan mengurangi konsumsi energi kota Seoul dengan mengembangkan
teknologi energi terbarukan (renewable energy) di Seoul Energy Dream
Center. Pihak Seoul Energy Dream Center menjelaskan tentang
komitmen Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government
(SMG) dalam mewujudkan Seoul sebagai kota yang independen energi.
Adapun beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi I ini berupa:
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
29
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Seoul Energy Dream Center merupakan landmark bagi kota Seoul
dalam upaya konservasi energi dan mengurangi konsumsi energi
kota. Seoul Energy Dream Center juga merupakan represantasi
simbolik untuk mewujudkan Seoul sebagai kota yang independen
energi pada tahun 2025.
Konsep kota independen energi sendiri merupakan kondisi saat
suatu kota telah mampu memproduksi energi yang jumlahnya sama
dengan jumlah konsumsi energi kota tersebut.
Upaya perwujudan Seoul sebagai kota independen energi
dilakukan karena kota Seoul tidak memiliki Sumber Daya Alam
(SDA) yang cukup untuk memproduksi energi dengan cara
konvensional (minyak bumi, geo-thermal, batu bara, dsb.). Fakta
bahwa hanya terdapat 1 (satu) pembangkit listrik di kota Seoul
sehingga tidak akan mampu melayani seluruh kebutuhan seluruh
penduduk Seoul.
Seoul Energy Dream Center dibangun dengan tujuan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melakukan
upaya konservasi mengurangi konsumsi energi sekaligus
mengembangkan inovasi energi terbarukan sehingga dapat
memicu terbangunnya pembangkit listrik skala kecil yang dikelola
oleh komunitas dan penduduk Seoul.
Upaya ini juga diperkuat dengan regulasi kota Seoul yang
mewajibkan seluruh bangunan (termasuk rumah pribadi) di kota
Seoul untuk menjadi bangunan independen energi.
Dalam pengembangan energi terbarukan, Seoul Energy Dream
Center menggunakan 2 (dua) sumber daya utama yang berupa: (i)
panel surya (Photo-voltaic/PV Panel) yang mampu menghasilkan
272 KiloWatt dan panas bumi (geo-thermal) yang mampu
menghasilkan 112 KiloWatt.
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl.
Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
30
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Karena rendahnya SDA kota Seoul dalam menghasilkan panas
bumi, kota Seoul harus menggali sedalam 150m-200m untuk
mendapatkan panas bumi yang optimal untuk membangkitkan
listrik. Meskipun begitu, wilayah Mapo-dong, Seoul merupakan
wilayah bekas Tempat Pembuangan Akhir (landfill) yang sudah
berlangsung dari 1978-1998 sehingga pihak Seoul Energy Dream
Center hanya perlu menggali sedalam 50m untuk mendapatkan
panas bumi yang baik akibat banyaknya material sampah yang
tertimbun dan menghasilkan gas methane (CH4).
Terdapat beberapa energi terbarukan yang coba dikembangkan
oleh Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG)
melalui Seoul Energy Dream Center, berupa:
o Hydro-energy yang mencoba membangkitkan energi melalui
energi kinetik yang dihasilkan oleh SDA air di kota Seoul
(ombak, air terjun, aliran sungai, dsb.). Hydro-energy hanya
dikembangkan dalam skala kecil mengingat tidak
mumpuninya SDA kota Seoul dalam membangkitak hydro-
energy.
o Cahaya Matahari (Solar Ray-Energy). Menggunakan pantulan
cahaya matahari untuk menghasilkan energi termasuk
penggunaan PV panel.
o Energi angin yang memanfaatkan seringnya Seoul
mendapatkan angin yang kencang terutama saat musim
dingin dan musim gugur.
o Hydrogen Fuel Cells yang merupakan inovasi untuk
mengelektrifikasi air untuk memisahkan kandungan Hidrogen
(H2) dan Oksigen (O2) dalam air (H2O) untuk menjadikan
Hidrogen sebagai bahan bakar pembangkit listrik.
Hydrogen Fuel Cells ini telah berhasil dikembangkan oleh kota
Seoul untuk dijadikan mesin bus listrik bertenaga hidrogen. Bus
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
31
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
listrik ini bisa mencapai jarak 100km dalam satu kali pengisian
bahan bakar (bahan bakar diisi selama 7-8 jam namun bisa hanya
mencapai 20-30 menit dengan teknologi pengisian kilat). Bus listrik
berukuran besar untuk keperluan transportasi perkotaan Seoul
dapat mencapai 500km dalam sekali pengisian listrik selama 50
menit. Terdapat pula mobil listrik yang bisa mencapai 500km dalam
sekali pengisian listrik selama 3-5 menit.
Hydrogen Fuel Cells juga dikembangkan dengan skala yang lebih
besar untuk memenuhi kebutuhan listrik kota Seoul. Saat ini telah
terbangun 8 (delapan) unit Hydrogen Fuel Cells dengan setiap 1
(satu) unitnya mampu menghasilkan 2,4 MegaWatt.
Seoul Energy Dream Center juga memiliki tempat penanganan
sampah (waste treatment facility) yang dilengkapi dengan unit
pembakar sampah (incinerator). Incinerator ini mampu membakar
sampah sebanyak 6.000 ton per hari dan residu yang dihasilkannya
dapat diolah kembali menjadi batu bata yang bisa digunakan
sebagai bahan material konstruksi (implementasi konsep
upcycling). Panas yang dihasilkan oleh incinerator dijadikan bahan
bakar energi terbarukan serta dikirim ke rumah-rumah penduduk
sekitar Seoul Energy Dream Center untuk dijadikan pemanas.
Seoul Energy Dream Center juga merupakan museum dengan alat
peraga interaktif yang mampu untuk menarik minat penduduk kota
Seoul dalam berpartisipasi dalam upaya konservasi energi dan
mengurangi konsumsi energi.
(ii) Upaya menghasilkan ide inovatif dengan pelibatan masyarakat di
Seoul Innovation Park
Sesi II (upaya menghasilkan ide inovatif dengan pelbiatan masyarakat
di Seoul Innovation Park) diawali dengan Paparan dari Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta (Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
32
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Pengendalian Penduduk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta) tentang
Program Pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA)
yang kemudian dilanjutkan dengan paparan oleh Seoul Innovation Park
terkait upaya menghasilken ide inovatif dan paparan oleh Global Social
Economy Forum (GSEF) tentang pentingnya mengimplementasikan
konsep ekonomi sosial (social economy). Adapun beberapa hal penting
yang mengemuka dari sesi II ini berupa:
Jakarta merupakan ibukota dari Indonesia dengan jumlah penduduk
± 10 juta orang dan luas wilayah sebesar 622,3 km2 menjadikan
Jakarta memiliki kepadatan sebesar ± 15.000 penduduk per km2.
Dengan kepadatan penduduk sebesar itu, Jakarta kekurangan lahan
untuk tempat bermain anak yang juga ramah terhadap anak. Hal ini
tentunya akan berdampak terhadap tumbuh kembang anak Jakarta
sehingga secara tidak langsung juga mempengaruhi masa depan
Jakarta.
RPTRA merupakan fasilitas terpadu untuk menjamin tumbuh
kembang anak serta menjadi sarana berkreasi bagi kelompok rentan
lain (penyandang disabilitas, perempuan, dan lansia) yang ada di
kota Jakarta. RPTRA dilengkapi dengan fasilitas pengaduan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), penyuluhan Keluarga
aktivitas Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan
Pendidikan Anak Usai Dini (PAUD).
RPTRA ditargetkan ada di seluruh kelurahan (267 kelurahan).
Namun, sampai saat ini pengadaan RPTRA diutamakan pada lokasi
yang padat, kumuh, rawan konflik, dan rumah susun. Dalam 3 (tiga)
tahun terakhir, telah terbangun 290 RPTRA di seluruh wilayah
Jakarta. Beberapa pembangunan RPTRA ini juga dibiayai oleh dana
Corporate Social Responsibility (CSR) beberapa perusahaan swasta
di Jakarta.
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
33
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Di Seoul, Seoul Innovation Park menjadi sarana terpadu untuk
menghasilkan ide inovatif terkait permasalahan sosial di Seoul. Seoul
Innovation Park sebelumnya merupakan pusat pengendalian
penyakit kota Seoul. Pada tahun 2015, Pemerintah kota Seoul
menyadari pentingnya untuk mengendalikan permasalahan dan
penyakit sosial sehingga mendirikan Seoul Innovation Park.
Seoul Innovation Park ini didanai sepenuhnya oleh Pemerintah Kota
Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) untuk
mengembangkan sarana inovasi yang dikelola sendiri oleh
masyarakat di wilayah tersebut sehingga meningkatkan partisipasi
penduduk Seoul dalam pembangunan kota.
Seoul Innovation Park dibangun dengan harapan menjadi sarana
penghasil pemikiran-pemikiran inovatif dalam menghadapi segala
isu dan permasalahan kota Seoul. Seoul Innovation Park ini
diharapkan juga menjadi salah satu eksperimen sosial (social
experiment) yang hasilnya bisa dipelajari dan diimplementasikan di
berbagai wilayah kota Seoul lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk
menjadi platform bagi para inovator dalam berinovasi dan taman
kreatif bagi penduduk kota Seoul.
Saat ini, Seoul Innovation Park telah memiliki 1120 inovator yang
terdiri dari 225 organisasi, 120 kelompok inovasi (600 orang), dan
inovator lainnya.
Para inovator ini juga diberikan ruang yang mengedepankan konsep
berbagi, kerja sama, pembaruan, dan menyenangkan untuk
berkreasi. Ruang-ruang ini terbagi ke dalam 3 (tiga) kategori berupa:
(i) co-working spaces, (ii) specialized (upcycling, kerajinan kayu,
perkakas, seni, pameran, makanan, teater, dan komunitas), dan (iii)
outdoor.
Seoul Innovation Park juga tengah mengembangkan bangunan baru
yang akan mengintegrasikan wilayah perumahan, inovasi, dan
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
34
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
edukasi untuk memicu berkembangnya inovasi-inovasi kreatif dari
para penduduk Seoul.
Seoul Innovation Park juga memiliki program untuk pemberdayaan
dan perawatan lansia (pendudk Seoul dengan usia di atas 50 tahun).
Seoul Innovation Park ini sangat mengedepankan partisipasi
masyarakat untuk menghasilkan ide-ide inovatif baru terkait
berbagai permasalahan Seoul, salah satunya adalah permasalahan
kesenjangan sosial yang bisa diselesaikan dengan implementasi
konsep ekonomi sosial (social ekonomi).
Terkait hal ini, Global Social Economy Forum (GSEF) merupakan
salah satu organisasi internasional yang fokus dalam implementasi
ekonomi kemasyarakatan untuk mewujudkan lingkungan yang
setara serta menghasilkan perlindungan sosial. Terbentuk pada
tahun 2013, GSEF mengedepankan pendekatan kolaboratif
antarpemangku kepentingan untuk implementasi ekonomi sosial.
Isu utama yang mengemuka terkait ekonomi kemasyarakatan
berupa (i) lapangan pekerjaan (bagi istri, pemuda, dan penyandang
disabilitas), (ii) penyediaan perumahan, (iii) pelayanan sosial, dan
(iv) kepedulian sosial.
Sampai saat ini, GSEF telah berhasil menghubungkan 43 institusi
(termasuk pemerintah daerah) untuk menyelesaikan permasalahan
ekonomi kemasyarakatan. Sebanyak 3000 orang di kota Seoul telah
terlibat dalam upaya penyelesaian masalah ekonomi
kemasyarakatan. Hal ini merupakan peningkatan yang sangat
signifikan mengingat kota Seoul masih belum mengenal konsep
cooperatives dalam penyelesaian suatu masalah.
Di Indonesia, GSEF telah berkolaborasi dengan Bandung City
Creative Forum untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi
kemasyarakatan kota Bandung.
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
35
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Saat ini, GSEF sedang berusaha untuk mengimplementasikan
konsep Sustainable Development Goals (SDGs) terkait ekonomi
sosial.
Dari sesi ini, Jakarta dapat belajar untuk mengembangkan RPTRA
untuk menjadi pusat inovasi seperti Seoul Innovation Park sekaligus
menyelesaikan isu sosial dan kesetaraan dari GSEF.
(iii) Berbagi pengalaman dengan Tim Ketahanan Kota Seoul terkait
kemajuan program 100 Resilient Cities (100RC) Jakarta dan Seoul
Sesi III merupakan sesi untuk saling berbagi pengalaman dengan Tim
Ketahanan Kota Seoul terkait kemajuan program 100RC Jakarta dan
Seoul. Adapun beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi III ini
berupa:
Jakarta dan Seoul sebagai sister cities telah memiliki hubungan
baik serta kekerabatan yang dekat mengingat kedua kota tersebut
sama-sama tergabung dalam beberapa program organisasi
internasional yang sama, salah satunya dalam program 100RC
yang bertujuan untuk membangun ketahanan kota.
Jakarta dan Seoul bergabung dalam 100RC pada tahun 2016 di
batch yang sama sehingga kesempatan berbagi pengalaman ini
dapat saling mendukung penyelesaian program 100RC di kota
masing-masing.
Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer (CRO) Seoul
yang sebelumnya telah diangkat menjadi 2nd Vice Mayor kota Seoul
sehingga digantikan oleh Kepala Safety Management
Headquarters (HQ) dari SMG.
Tim Ketahanan Kota Seoul telah menyelesaiakn tahap I program
100RC Seoul dan sudah meluncurkan Penilaian Awal Ketahanan
Kota/Preliminary Resilience Assessment (PRA) pada Februari 2018
lalu. Saat ini, Tim Ketahanan Kota Seoul sedang menyusun Scope
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
36
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
of Work untuk pengerjaan tahap 2 (dua) program 100RC Seoul
(penyusunan Strategi Ketahanan Kota.
Seoul sendiri memiliki beberapa fokus isu berupa: (i) melindungi
penduduk Seoul dari berbagai marabahaya; (ii) mulai
memperhatikan permasalahan kelompok rentan (vulnerable
groups) Seoul; dan (iii) meningkatkan sisi kompetitif kota Seoul.
Terkait hal ini, Jakarta masih dalam tahap penyelesaian PRA yang
direncanakan selesai pada akhir Maret 2018.
iv. HARI KEEMPAT (22 MARET 2018)
Pada hari keempat ini, Delegsasi Jakarta belajar dan berbagi pengalaman
dengan beberapa institusi yang berada di bawah naungan Pemerintah Kota
Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) yang terbagi dalam 4 (empat)
sesi, yaitu: (i) Konsep Pengembangan Kota Seoul dengan mengalihfungsikan
infrastruktur kota yang telah tua dan tidak aman menjadi ruang publik dan
sarana pelibatan masyarakat di Seoullo 7017; (ii) mekanisme kerjasama antara
publik-swasta-pemerintah (Public Private Partnership/PPP) di Seoul; (iii) upaya
pelibatan perempuan dan masyarakat dalam mendukung terjadinya kesetaraan
gender dan pemberdayaan anak di Seoul dari pengalaman Seoul Foundation of
Women and Family (SFWF); dan (iv) Pertemuan singkat dengan 2nd Vice Mayor
Pemerintah Kota Seoul untuk menindaklanjuti kerja sama antara Pemerintah
Kota Jakarta dengan Seoul dalam berbagai bidang.
(i) Konsep Pengembangan Kota Seoul dengan mengalihfungsikan
infrastruktur kota yang telah tua dan tidak aman menjadi ruang
publik dan sarana pelibatan masyarakat di Seoullo 7017
Sesi I merupakan sesi yang membahas tentang Konsep
Pengembangan Kota Seoul dengan mengalihfungsikan infrastruktur
kota yang telah tua dan tidak aman menjadi ruang publik dan sarana
pelibatan masyarakat di Seoullo 7017. Penjelasan terkait upaya kota
Seoul dalam meninjau kembali suatu kebijakan dengan melibatkan
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
37
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
masyarakat dalam proses pengambilan keputusannya ini diberikan
oleh Urban Regeneration Assistant Office – Seoul Station Area. Adapun
beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi I ini berupa:
Seoullo 7017 merupakan sebuah bukti berhasilnya proses
pengambilan keputusan yang melibatkan berbagai pemangku
kepentingan dalam prosesnya.
Seoullo 7017 ini awalnya merupakan sebuah jalan layang yang
melintas di atas Seoul Station untuk mendukung kegiatan
perniagaan dan usaha logistik penduduk kota Seoul pada tahun
1970.
Seiring dengan berjalannya waktu, struktur utama yang menopang
jalan layang ini sudah mulai mengalami penuaan dan penurunan
kondisi sampai mendapatkan grade “D” dalam penilaian kualitas
pada tahun 2006. Hal ini menunjukkan bahwa perlu diperlukan
intervensi pada jalan layang ini.
Ide awal yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota Seoul/Seoul
Metropolitan Government (SMG) adalah untuk merestorasi jalan
layang tersebut agar bisa kembali digunakan sebagai jalan layang.
Meskipun begitu, proyek restorasi ini ditunda untuk melihat
potensi intervensi lain terhadap jalan layang tersebut. Oleh karena
itu, Pemerintah Kota Seoul melakukan studi kelayakan (feasibility
studies) dengan melibatkan penduduk yang bermukim di sekitar
jalan layang pada tahun 2014.
Turut terinspirasi dari skywalk yang ada di kota New York, Amerika
Serikat, Pemerintah Kota Seoul kemudian memutuskan untuk
merestorasi jalan layang ini menjadi jalan layang bagi pejalan kaki.
Hal ini memicu adanya pertentangan dari warga yang khawatir
akan bertambahnya kemacetan dan menurunnya aktivitas bisnis di
wilayah tersebut.
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
38
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Dalam menanggapi hal ini, Pemerintah Kota Seoul melakukan
upaya pelibatan masyarakat dalam proses pengambilan
keputusannya dengan mengadakan 615 diskusi (berupa kunjungan
lapangan, debat publik, dan konsultasi para ahli) dengan penduduk
di sekitar jalan layang tersebut. Pada akhirnya, Pemerintah Kota
Seoul dan penduduk bersepakat untuk merestorasi jalan layang
tersebut menjadi jalan layang untuk pejalan kaki. Kesepakatan in
dituangkan ke dalam bentuk Nota Kesepahaman/Memorandum of
Understanding (MoU) yang diresmikan pada tahun 2015 dan
menghasilkan strategi kerjasama yang menguntungkan kedua
belah pihak berupa restorasi jalan layang menjadi jalan layang
untuk pejalan kaki bagi Pemerintah Kota Seoul dan pemberian
akses langsung ke pasar Dongdaemun bagi penduduk sekitar.
Pada akhirnya, Seoullo 7017 berhasil didirikan dan dibuka pada
tahun 2017. Penamaan Seoullo 7017 sendiri dilakukan untuk
mengenang sejarah Seoullo 7017 yang pernah menjadi jalan layang
bagi kendaraan pada tahun 1970 namun beralih fungsi menjadi
jalan layang untuk pejalan kaki pada tahun 2017.
Desain dari Seoullo 7017 ini merupakan hasil sayembara yang
dilakukan oleh Pemerintah Kota Seoul. Sedangkan, proses
pembangunan Seoullo 7017 dilakukan melalui proses tender.
Seoullo 7017 telah membentang sepanjang 869 m di atas wilayah
Seoul Station. Seoullo 7017 ini mampu menampung 50.000 orang
serta dilengkapi dengan sarana keamanan berupa 41 CCTV dan 33
alarm untuk keadaan darurat.
Seoullo 7017 ini juga menyediakan naungan (shelter) bagi
pengunjung, sarana pameran karya seni umum, serta teater.
Sejak diresmikan pada tahun 2017 lalu, Seoullo 7017 telah menjadi
ruang partisipasi masyarakat dengan telah dikunjungi oleh 8,07
juta pengunjung pada 21 Maret 2018 (305 hari semenjak
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl.
Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
39
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
diresmikan), menjadi sarana bagi pelaksanaan 1.027 program
partisipasi masyarakat, serta pembentukan dewan pengarah
(steering committee) yang terdiri dari para penduduk lokal.
Seoullo 7017 ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah pejalan kaki
di kota Seoul untuk memicu tumbuhnya sarana komersial lainnya
sekaligus penambhan jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kota
Seoul.
Seoullo 7017 ini menjadi bukti bahwa proses pelibatan masyarakat
yang baik dan komprehensif akan mampu menghasilkan suatu
keputusan yang baik dan menguntungkan berbagai pemangku
kepentingan yang ada di dalam kota.
(ii) Mekanisme kerjasama antara publik-swasta-pemerintah (Public
Private Partnership/PPP) di Seoul
Sesi II merupakan sesi yang membahas tentang mekanisme kerjasama
antara publik-swasta-pemerintah (Public Private Partnership/PPP) di
Seoul. Penjelasan terkait hal ini diberikan oleh pihak Pemeritah Kota
Seoul, Perpustakaan Seoul, dan SPC Happiness Foundation (pihak
swasta yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Seoul). Adapun
beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi II ini berupa:
Pemerintah Kota Seoul menyadari bahwa pelibatan seluruh
pemangku kepentingan di dalam kota (termasuk pihak swasta)
untuk mewujudkan tujuan pembangunan kota Seoul. Salah satu
upaya peibatan pemangku kepentingan yang dilaukan oleh
Pemerintah Kota Seoul adalah melalui proses PPP. Salah satu
proses PPP yang berhasil berjalan dengan baik di kota Seoul
adalah antara Perpustakaan Seoul dengan pihak SPC Happiness
Foundation.
Perpustakaan Seoul sendiri berfungsi sebagai “hub” yang
menghubungkan antara pihak swasta, publik, dan pemerintah
dalam berbagai upaya pembangunan kota Seoul. Sampai saat ini,
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
40
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Perpustakaan Seoul telah melibatkan partisipasi 24 pemangku
kepentingan yang berasal dari berbagai latar belakang.
Perpustakaan Seoul juga menyediakan ruang untuk seniman
sebagai salah satu upaya untuk memicu pelibatan masyarakat.
Sedangkan, SPC Happines Foundation yang terbentuk pada tahun
2011 bertujuan untuk melestarikan budaya dan sejarah kota Seoul
serta memperhatikan kesejahteraan orang yang berkebutuhan
melalui berbgai program pekerjaan sosial.
SPC sendiri telah memiliki happiness cafe yang memperkejakan
pegawai dengan kebutuhan khusus (difabel) sejak tahun 2012 dan
telah memiliki 7 (tujuh) cabang dengan 19 pegawai. Seluruh
keuntungan yang didapat oleh happiness cafe digunakan untuk
operasional kafe dan penghidupan para pegawainya.
Happiness cafe ini melakukan skema PPP dan MoU dengan
Pemerintah Kota Seoul melalui Perpustakaan Seoul terkait
penyediaan ruang bagi happiness cafe untuk berada di
Perpustakaan Seoul.
Dengan program ini, SPC melalui Happiness Cafe juga turut
melakukan inklusi bagi para pemuda berkebutuhan khusus.
Terkait dengan inklusi penduduk Seoul berkebutuhan khusus,
Pemerintah Kota Seoul juga telah memiliki pendanaan untuk
sarana pemberdayaan dan pelatihan (pelatihan customer service,
pembuatan kopi, serta penelitian dan pengembangan) bagi
penduduk berkebutuhan khusus.
Meskipun tren pengalokasian dana tersebut terus bertambah di
setiap tahunnya, pendanaan ini belum cukup untuk memenuhi
kebutuhan seluruh penduduk berkebutuhan khusus yang ada di
kota Seoul. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber pendanaan lain
yang berasal dari pemangku kepentingan lain di kota Seoul.
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
41
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Mekanisme PPP dengan pelibatan masyarakat dan inklusi terhadap
penduduk berkebutuhan khusus yang dilakukan oleh Pemerintah
Kota Seoul bisamenjadi contoh yang baik bagi Pemerintah Provinsi
Jakarta untuk mulai melibatkan dan memperhatikan berbagai
pemangku kepentinhgan yang ada di Jakarta.
(iii) Upaya pelibatan perempuan dan masyarakat dalam mendukung
terjadinya kesetaraan gender dan pemberdayaan anak di Seoul dari
pengalaman Seoul Foundation of Women and Family (SFWF)
Sesi III merupakan sesi yang membahas tentang upaya pelibatan
perempuan dan masyarakat dalam mendukung terjadinya kesetaraan
gender dan pemberdayaan anak di Seoul. Penjelasan terkait hal ini
diberikan oleh Seoul Foundation of Women and Family (SFWF).
Adapun beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi II ini berupa:
Delegasi Kunjungan Belajar kemudian mengunjungi kantor Seoul
Foundation of Women and Family, yaitu sebuah yayasan yang
bertujuan untuk menwujudkan Seoul sebagai kota dimana semua
perempuan dan keluarga dapat bahagia. Yayasan ini didirikan
oleh Pemerintah Metropolitan Kota Seoul dengan tujuan
membuat Seoul menjadi kota yang mencapai kesetaraan jender.
Beberapa nilai yang menjadi fokus dari yayasan ini adalah: (1)
inovasi/innovation; dan (4) kesetaraan jender/gender equality.
Adapun tiga kegiatan utama yayasan ini terfokus pada isu terkait
kepentingan perempuan, yaitu: (1) menyusun dan
mengembangkan kebijakan untuk perempuan dan keluarga; (2)
membangun jaringan metropolitan untuk kesetaraan jender; dan
(3) menyediakan ruang untuk perempuan dan keluarga. Ketiga
kegiatan utama tersebut merupakan bentuk pengejawantahan
enam program yang mengarah pada perwujudan Seoul sebagai
kota yang memiliki kesetaraan jender, yaitu: (1) sistem pendukung
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
42
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
kebijakan terkait dengan kesetaraan jender; (2) keseimbangan
antara kehidupan pekerjaan dan kehidupan sehari; (3)
meningkatkan partisipasi sosial perempuan; (4) pencegahan
tindak kekerasan dan peningkatan keamanan kota bagi para
perempuan; (5) peningkatan kesetaraan dalam kesempatan kerja
dan lingkungan kerja; serta (6) peningkatan kesadaran
masyarakat terkait kesetaraan gender.
(iv) Pertemuan singkat dengan 2nd Vice Mayor Pemerintah Kota Seoul
untuk menindaklanjuti kerja sama antara Pemerintah Kota Jakarta
dengan Seoul dalam berbagai bidang
Sesi IV merupakan Pertemuan singkat dengan 2nd Vice Mayor
Pemerintah Kota Seoul untuk menindaklanjuti kerja sama antara
Pemerintah Kota Jakarta dengan Seoul dalam berbagai bidang.
Adapun beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi II ini berupa:
Jakarta dan Seoul sebagai sister cities telah memiliki hubungan
baik serta kekerabatan yang dekat mengingat kedua kota
tersebut sama-sama tergabung dalam beberapa program
organisasi internasional yang sama, beberapa di antaranya adalah
dalam program 100 Resilient Cities (100RC) yang bertujuan untuk
membangun ketahanan kota; UCLG ASPAC; CityNet; ICLEI; C40;
dsb.
Terkait dengan hal tersebut, Jakarta juga telah berkunjung ke
Seoul pada akhir Oktober 2017 untuk kegiatan terkait perubahan
iklim dalam “Promises of Seoul” terkait program Ambititous City
Promises (ACP) yang diinisiasi oleh ICLEI.
Seoul juga telah berkunjung ke Jakarta pada 5-6 Maret 2018
dalam kelanjutan program ACP tersebut.
Seoul sendiri tertarik dengan konsep dan implementasi program
OK-OTRIP terkait transportasi yang ramah lingkungan yang
sedang dikembangkan di Jakarta.
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
43
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Kegiatan Cross Learning Visit yang tengah dilakukan Jakarta saat
ini sangat bermanfaat dan menginspirasi para delegasi Jakarta
untuk mengembangkan beberapa ide inovatif yang didapatkan
dari Seoul ke dalam konteks kota Jakarta.
Selama ini kerja sama antara Seoul dan Jakarta hanya bersifat
sporadis dan tidak berkelanjutan. Dengan adanya kegiatan Cross
Learning Visit ini, Jakarta juga perlu bantuan untuk
mengimplementasikan ide inovatif yang didapat tersebut, Jakarta
dan Seoul perlu melakukan pertemuan antarpimpinan untuk
memastikan kerja sama yang baik dalam berbagai program.
Terkait hal ini, Jakarta tertarik untuk mempelajari bagaimana
Seoul dapat memanfaatkan big data sebagai sarana pengambilan
keputusan; pemanfaatan infrastruktur terkait air bersih, air limbah,
dan persampahan; dan tata kelola pemerintahan metropolitan.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melihat bahwa
Pemerintah Kota Seoul juga perlu berkunjung ke Jakarta untuk
menindaklanjuti kerja sama antarpemerintah Jakarta dan Seoul.
v. HARI KELIMA (23 MARET 2018)
Pada hari kelima dan terakhir ini, Delegsasi Jakarta belajar dan berbagi
pengalaman dengan beberapa institusi yang berada di bawah naungan
Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) yang terbagi
dalam 3 (tiga) sesi, yaitu: (i) wrap-up meeting dengan CityNet terkait kegiatan
Cross Learning Visit Program Youth in Action for Urban Resilience di Seoul,
Korea Selatan; (ii) pemberdayaan dan peningkatan kapasitas
pengembang/developer aplikasi start-up oleh Pemerintah Kota Seoul/Seoul
Metropolitan Government (SMG) di Seoul App Development Center; (iii) berbagi
pengalaman dengan Plan International Korea National Office terkait
mewujudkan pemberdayaan anak dan perempuan di Indonesia dan Korea.
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
44
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
(i) Wrap-up meeting dengan CityNet terkait kegiatan Cross Learning
Visit Program Youth in Action for Urban Resilience di Seoul, Korea
Selatan
Sesi I ini bertujuan untuk memastikan kegiatan Cross Learning
Visit Program Youth in Action for Urban Resilience di Seoul, Korea
Selatan berjalan dengan baik dan bermanfaat untuk pembangunan
kota Jakarta dan Seoul ke arah yang lebih baik di masa depan. Adapun
beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi I ini berupa:
Kegiatan Cross Learning Visit Program Youth in Action for Urban
Resilience di Seoul, Korea Selatan yang telah berlangsung selama
5 (lima) hari ini telah membahas berbagai aspek dalam
pembangunan kota yang diantaranya berupa: (i) pelibatan
masyarakat dalam perencanaan pembangunan kota; (ii)
peninjauan kembali kebijakan pemerintah dengan melibatkan
masyarakat Seoul; (iii) internalisasi ide-ide inovatif terkait
pembangunan kota ke dalam regulasi pemerintah Seoul; (iv) upaya
Pemerintah Kota Seoul dalam melakukan upscale-ing berbagai
program yang dijalankan oleh berbagai pemangku kepentingan;
dan (v) upaya konservasi energi, mengurangi konsumsi energi, dan
pemanfaatan energi terbarukan (renewable energy) untuk
mewujudkan Seoul sebagai kota yang energy independent.
Selama ini kerja sama antara Seoul dan Jakarta hanya bersifat
sporadis dan tidak berkelanjutan. Dengan adanya kegiatan Cross
Learning Visit ini, Jakarta juga perlu bantuan untuk
mengimplementasikan ide inovatif yang didapat tersebut, Jakarta
dan Seoul perlu melakukan pertemuan antarpimpinan untuk
memastikan kerja sama yang baik dalam berbagai program.
Terkait hal ini, Jakarta tertarik untuk mempelajari bagaimana Seoul
dapat memanfaatkan big data sebagai sarana pengambilan
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
45
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
keputusan; pemanfaatan infrastruktur terkait air bersih, air limbah,
dan persampahan; dan tata kelola pemerintahan metropolitan.
Sebagai pembelajaran, para delegasi yang berpartisipasi dalam
kegiatan Cross Learning Visit ini langsung dibagi ke dalam
kelompok kecil sesuai dengan keahlian; tugas, dan fungsi; subjek
terkait para delegasi untuk memungkinkan terjadinya diskusi
mendalam terkait aspek-aspek tersebut.
Mengingat Jakarta akan segera memiliki Mass Rapid Transit (MRT)
pada tahun 2019 yang akan beroperasi di bawah tanah dan
infrastruktur layang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melihat
bahwa diperlukan pembelajaran mengenai keselamatan di area
bawah tanah dan subway yang telah dimiliki oleh Seoul.
Para pemangku kepentingan yang terhubung dengan Jakarta dan
Seoul, termasuk organisasi non-pemerintah seperti CityNet dan
Plan International, diharapkan mampu untuk membantu Jakarta
dan Seoul saling berbagi pengalaman, melakukan kerja sama, serta
kolaborasi untuk kemajuan pembangunan kota.
(ii) Pemberdayaan dan peningkatan kapasitas pengembang/developer
aplikasi start-up oleh Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan
Government (SMG)
Sesi II merupakan sesi yang membahas tentang pemberdayaan dan
peningkatan kapasitas developer aplikasi start-up oleh Pemerintah
Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG). Penjelasan terkait
hal ini diberikan oleh Seoul App Development Center. Adapun
beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi II ini berupa:
Seoul App Development Center merupakan bentuk komitmen
Pemerintah Kota Seoul dalam mendukung pengembangan bisnis
berbasis information, communication, and technology (ICT) di kota
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
46
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Seoul. Berdiri pada tahun 2011, Seoul App Development Center
berkegiatan di Gedung milik Pemerintah Kota Seoul.
Seoul App Development Center fokus dalam memberdayakan
bisnis start-up berbasis ICT untuk memastikan tidak tertinggalnya
kota Seoul dalam perkembangan ICT.
Seoul App Development Center menyediakan sarana bagi para
pebisnis start-up untuk berkreasi. Penyediaan ruang
pengembangan untuk ujicoba aplikasi yang sedang dikembangkan
serta peminjaman alat untuk ujicoba tersebut.
Seoul App Development Center memiliki beberapa program untuk
mendukung bisnis start-up berbasis ICT berupa: (i) program
edukasi dan mentoring; (ii) menghubungkan pebisnis dengan
investor dan penyandang dana; (iii) melaksanakan event untuk
meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengembangan ICT
dalam pembangunan kota; dan (iv) mendukung pemasaran
produk ICT.
Semenjak 2011, Seoul App Development Center telah memberikan
edukasi terkait ICT kepada ±1000 orang; memperkejakan 120
orang; memberikan 100 kali konsultasi; dan melakukan 10 kali
networking events.
Seoul App Development Center juga menyediakan penyewaan alat
untuk pengembangan ICT. Sampai saat ini, telah terjadi ±34.000
peminjaman alat.
(iii) Berbagi pengalaman dengan Plan International Korea National
Office terkait mewujudkan pemberdayaan anak dan perempuan di
Indonesia dan Korea
Sesi III merupakan sesi berbagi pengalaman dengan Plan International
Korea National Office terkait mewujudkan pemberdayaan anak dan
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
47
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
perempuan di Indonesia dan Korea. Adapun beberapa hal penting
yang mengemuka dari sesi II ini berupa:
Plan International Korea berdiri pada tahun 1953 setelah perang
Korea dengan bertujuan untuk membantu restorasi kehidupan
masyarakat Korea setelah perang. Plan International Korea
terletak di kota Seongnam, Korea Selatan yang dikenal sebagai
kota pengembangan ICT di Korea.
Plan International Korea merupakan lembaga pengelola donor
untuk kemudian disalurkan ke berbagai Plan International Country
Office yang tersebar di seluruh dunia dan sesuai dengan agenda
Plan International Korea.
Plan International Korea mengelola hibah donor yang 48% berasal
dari pihak Pemerintah (Pemerintah Kota seluruh Dunia) dan 52%
berasal dari pihak swasta.
Plan International Korea juga telah banyak mendukung
pelaksanaan berbagai proyek Plan International Indonesia.
G. KESIMPULAN
Dalam kegiatan "Cross Learning Visit terkait Youth in Action for Urban Resilience” ke
Seoul, Korea Selatan ini, Delegasi Jakatta dapat mengambil kesimpulan berupa:
Kepemimpinan yang kuat menjadi kunci keberhasilan Kota Seoul sehingga
tumbuh menjadi kota modern dimana kepentingan warga dikedepankan baik
dalam proses-proses pengambilan keputusan maupun dalam menentukan arah
pembangunan yang diinginkan.
Perencanaan pembangunan yang baik dan iterative (selalu terbuka untuk
perubahan demi peningkatan kualitas perencanaan) membuat Kota Seoul dapat
dibangun dengan baik dan secara konsisten mengalami peningkatan kualitas.
Contohnya adalah perubahan fungsi Cheonggye-cheon dari sungai menjadi
jalan layang tol yang kemudian direstorasi kembali menjadi sungai.
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
48
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Pemerintah Kota Seoul menyadari bahwa pelibatan seluruh pemangku
kepentingan di dalam kota (termasuk pihak swasta) untuk mewujudkan tujuan
pembangunan kota Seoul. Salah satu upaya peibatan pemangku kepentingan
yang dilaukan oleh Pemerintah Kota Seoul adalah melalui proses PPP. Salah satu
proses PPP yang berhasil berjalan dengan baik di kota Seoul adalah antara
Perpustakaan Seoul dengan pihak SPC Happiness Foundation.
Partisipasi warga Kota Seoul dalam berbagai pengambilan keputusan strategis,
menunjukkan bahwa kepemimpinan yang kuat bukan berarti semua keputusan-
keputusan strategis bersifat top-down tetapi tetap mendengar aspirasi warga
kotanya untuk menghasilkan keputusan atau jalan keluar terbaik atas persoalan-
persoalan yang dihadapi. Proses konsultasi dengan warga bukan hanya
dilakukan satu atau dua kali, melainkan ratusan bahkan lebih dari seribu kali
pertemuan. Ini tercermin misalnya dari pelaksanaan restorasi proyek sungai
Cheonggye-cheon atau proyek perubahan fungsi jalan layang Seoullo 7017
menjadi kawasan pedestrian/tujuan wisata.
Komitmen SMG dalam melakukan perencanaan dan pengembangan inklusif
cukup tinggi. Kesungguhan SMG dalam memfasilitasi para disabilitas dalam
memperoleh lapangan pekerjaan dalam program Happiness Café menunjukkan
betapa kesungguhan SMG dalam memenuhi hak para disabilitas melalui
program ini. Program ini melengkapi komitmen SMG dalam menyediakan
fasilitas-fasilitas publik yang ramah terhadap para disabilitas. Pelibatan para
pelaku bisnis/dunia usaha melalui program Corporate Social Responsibility
(CSR) juga merupakan nilai lebih program ini yang sangat memungkinkan untuk
direplikasi oleh Pemprov DKI Jakarta.
Selama ini kerja sama antara Seoul dan Jakarta hanya bersifat sporadis dan tidak
berkelanjutan. Dengan adanya kegiatan Cross Learning Visit ini, Jakarta juga
perlu bantuan untuk mengimplementasikan ide inovatif yang didapat tersebut,
Jakarta dan Seoul perlu melakukan pertemuan antar pimpinan untuk
memastikan kerja sama yang baik dalam berbagai program.
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
49
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Aspek yang masih tertinggal dan belum banyak dilakukan oleh SMG saat ini
adalah terkait partisipasi anak dan kaum muda, khususnya perempuan. Tuntutan
kompetisi yang sangat ketat yang dihadapi oleh anak-anak/pelajar memaksa
mereka harus banyak mengalokasikan waktu untuk belajar di sekolah dan
mengambil kursus-kursus tambahan. Akibatnya anak-anak dan kaum muda
kurang bahkan tidak banyak dilibatkan dalam proses-proses konsultasi untuk
pengambilan keputusan strategis.
Belum ada model parenting yang dikembangkan di masyarakat Kota Seoul.
Model pengasuhan yang dikembangkan adalah melalui layanan ChildCare
(sejenis tempat penitipan/pengasuhan anak – tempat anak dititip saat orang
tuanya bekerja).
H. RENCANA TINDAK LANJUT
Untuk mengoptimalkan dan mengimplementasikan hasil dari kegiatan "Cross Learning
Visit terkait Youth in Action for Urban Resilience” ke Seoul, Korea Selatan ini, maka
diperlukan sebuah Rencana Tindak Lanjut dari delegasi Jakarta yang terdiri dari
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang diwakili oleh Deputi Gubernur DKI Jakarta
Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selaku Koordinator Ketahanan Kota/Chief
Resilience (CRO) Jakarta Berketahanan dan didampingi Asisten Deputi Bidang
Lingkungan Hidup; Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta; Kepala Seksi Tumbuh
Kembang Anak Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk
(DPPAPP) Provinsi DKI Jakarta; dan Lurah Kelurahan Duri Utara; Sekretariat Jakarta
Berketahanan; Plan International Indonesia; serta CityNet.
Secara umum terdapat beberapa usulan yang dipandang relevan bagi Jakarta dan
perlu untuk ditindaklanjuti selanjutnya, diklasifikasikan ke dalam beberapa tema, yaitu:
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
50
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Dalam rangka mewujudkan kota yang berketahanan/resilient city, Jakarta
perlu saling belajar dan bekerjasama dengan Seoul terkait inisiatif dan upaya
mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan berfokus pada urban
governance (tata kelola kepemerintahan); kualitas udara dan transportasi; air
dan sumber daya alam; ekologi; serta kesehatan dan kesejahteraan.
Jakarta juga dipandang perlu belajar dari Seoul mengenai konsep kota yang
berketahanan dari segi kemandirian energi, yang telah dikembangkan oleh
Seoul Energy Dream Center. Konsep kota independen energi sendiri
merupakan kondisi saat suatu kota telah mampu memroduksi energi yang
jumlahnya sama dengan jumlah konsumsi energi kota tersebut. Konsep
tersebut dituangkan ke dalam upaya konservasi mengurangi konsumsi energi
sekaligus mengembangkan inovasi energi terbarukan sehingga dapat memicu
terbangunnya pembangkit listrik skala kecil yang dikelola oleh komunitas dan
penduduk Seoul. Beberapa contohnya adalah pemanfaatan geo-
thermal/panas bumi dari lahan bekas landfill/tempat pembuangan akhir, serta
pemanfaatan panel surya (Photo-voltaic/PV Panel) untuk pembangkit listrik;
dan pemanfaatan hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan umum.
Disamping itu, Jakarta dapat belajar dan bekerjasama mengenai
pengembangan dan manajemen Big Data karena Kota Seoul dapat
mengelola dan memanfaatkan Big Data yang sudah terkumpul dengan baik.
Data-data tersebut terbuka dan dapat diakses oleh berbagai instansi
pemerintah kota, serta diintegrasikan dengan perkembangan perencanaan
perkotaan. Proses pengumpulan data juga melibatkan partisipasi dari
masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan secara online.
Pengembangan Big Data tersebut dapat mendukung optimalisasi fungsi dan
peranan Jakarta Smart City dalam meningkatkan ketahanan Kota Jakarta.
b. Collaborative Approach (Pendekatan Kolaboratif)
Dalam rangka menuju Jakarta sebagai 4.0 City yaitu Kota yang
pemerintahnya menjadi kolaborator dan warganya menjadi ko-kreator, maka
a. Urban Resilience (Ketahanan Kota)
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
51
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Jakarta perlu belajar dari pengalaman Seoul yang berhasil memberdayakan
sebesar kurang lebih 1/3 (satu per tiga) dari seluruh warga kotanya untuk
berpartisipasi dalam perencanaan dan pengembangan kota. Kota Seoul
menggunakan pendekatan kolaboratif dan memberikan kesempatan kepada
warganya untuk memberikan input atau saran kepada pemerintah semaksimal
mungkin melalui pemanfaatan teknologi informasi secara online atau melalui
hotline yang disediakan. Pemerintah Kota Seoul juga menjalankan skema
insentif untuk dapat meningkatkan motivasi masyarakat dalam berkontribusi
terhadap penyuksesan program yang merupakan solusi dari permasalahan
kotanya.
Disamping itu, Jakarta juga dipandang perlu untuk belajar dari Seoul terkait
dengan skema Public-Private-People Partnership/Kerjasama Pemerintah-
Swasta-Masyarakat yang diterapkan Seoul di beberapa bidang, dalam rangka
mencapai optimalisasi hasil dan kemanfaatan untuk Kota Seoul dan
masyarakatnya. Contohnya, seperti skema PPPP yang telah diterapkan pada
program Happines Café, Seoul Innovation Park, Seoul Upcycling Plaza, serta
Foundation of Woman and Family.
c. Innovation (Inovasi)
Sejalan dengan Strategi Kedua pada Kerangka Strategis Gubernur 2018-2022
mengenai orientasi pada warga dan ruang interaksi, khususnya terkait upaya
membangun ekosistem sosial dan ekonomi, Jakarta dapat belajar dari
pengalaman Kota Seoul yang berinovasi dalam pengembangan konsep
innovation park (ruang publik untuk berinovasi), upcycling plaza (pusat
pengolahan dan peningkatan nilai sampah menjadi produk industri yang
bermanfaat), dan app development center (pusat pengembangan aplikasi
untuk start-up company/perusahaan rintisan). Jakarta dapat mengadopsi dan
mengadaptasikan ketiga konsep inovasi tersebut ke dalam satu bentuk ruang
publik yang terintegrasi. Ruang publik tersebut dapat menyediakan co-
working space/ruang kerja bersama yang dapat diakses masyarakat untuk
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
52
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
pengembangan industri kreatif berbahan baku sampah anorganik; serta untuk
pengembangan teknologi aplikasi yang dapat mendukung pengembangan
perusahaan rintisan. Kedua konsep inovasi ini dapat mendukung optimalisasi
program OK-OCE.
d. Inclusiveness (Inklusif)
Sebagai salah satu bentuk upaya mendukung pencapaian Strategi Pertama
pada Kerangka Strategis Gubernur 2018-2022, yaitu memastikan hadirnya
kesempatan yang setara bagi semua warga dengan mengajak seluruh elemen
kota untuk ikut bergerak memberdayakan warga yang lemah dan
terpinggirkan; maka Jakarta dapat belajar dan mengadaptasikan konsep kota
yang inklusif seperti yang sudah diterapkan Kota Seoul dalam program
Happines Café dan seperti program-program pemberdayaan perempuan yang
sudah dilakukan oleh Seoul Foundation of Women and Family (SFWF). Dalam
hal ini, Pemerintah Kota Jakarta dapat bekerjasama dan memberdayakan
organisasi-organisasi non-pemerintah di Jakarta yang bergerak di bidang
sosial dan memiliki perhatian khusus kepada kaum rentan, seperti penyandang
disabilitas, kaum perempuan, dan anak-anak.
e. Connectivity (Konektivitas)
Untuk mendukung pencapaian Strategi Pertama pada Kerangka Strategis
Gubernur 2018-2022, yaitu memastikan kelestarian lingkungan (sustainability),
tradisi, karakter kota ikut terjaga dan berkembang; maka Jakarta dapat
bekerjasama dengan Kota Seoul dalam pengembangan konektivitas di Jakarta
melalui perbaikan akses non-motor, perbaikan fasilitas pejalan kaki, dan
peningkatan kualitas transportasi umum. Jakarta dapat mengadopsi konsep
yang sudah diterapkan Seoul dalam menyediakan ruang dan fasilitas yang
nyaman bagi warga untuk berjalan kaki dan bersepeda. Jakarta juga dapat
bekerjasama dengan Seoul dalam peningkatan manajemen transportasi yang
terintegrasi, yang dapat menjadi masukan bagi optimalisasi program OK
OTrip.
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
53
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Selain itu, terdapat 2 (dua) jenis Rencana Tindak Lanjut berupa: (i) Rencana Tindak
Lanjut untuk Implementasi Hasil Pembelajaran bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
dan (ii) Rencana Tindak Lanjut untuk membangun ketahanan Kota Jakarta.
i. RENCANA TINDAK LANJUT UNTUK IMPLEMENTASI HASIL
PEMBELAJARAN BAGI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
Delegasi Jakarta dapat bertanya kembali melalui surat elektronik/email
kepada pihak SMG terkait pembelajaran lain yang diperlukan oleh Jakarta
dalam membangun ketahanan kota Jakarta.
Diperlukan kerja sama mendalam antara Jakarta dan Seoul dalam
pengelolaan risiko bencana di masa mendatang mengingat masih
diperlukannya perbaikan di beberapa aspek penanganan kebencanaan
Jakarta terutama terkait pengelolaan risiko bencana dalam ruang bawah
tanah mengingat Jakarta akan memiliki moda transportasi Mass Rapid
Transit (MRT) yang jalurnya juga akan melewati ruang bawah tanah.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui DPPAPP perlu untuk melakukan
penguatan para pemangku kepentingan untuk Gugus Tugas Kota Layak
Anak.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui DPPAPP perlu untuk melakukan
penguatan Kelompok Kerja (Pokja) Pengarusutamaan Gender (PUG).
Perlu adanya penyediaan dana untuk program anak, perempuan dan
disabilitas di Jakarta.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui DPPAPP perlu untuk melakukan
pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan dengan sasaran
komunitas, lembaga, sekolah dan lain–lainnya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui DPPAPP perlu untuk melakukan
pendidikan dan pelatihan (diklat) untuk pencegahan kekerasan terhadap
perempuan/anak.
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl.
Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
54
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan dan mulai mengembangkan
sarana berbasis IT untuk sistem penanganan kekerasan terhadap
perempuan dan anak.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui DPPAPP perlu untuk memperkuat
kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu untuk menekankan berbagai
pemangku kepentingan di Jakarta terkait Penyediaan Ruang Laktasi di
Bangunan milik Pemerintah maupun Bangunan milik swasta terutama untuk
Bangunan Kantor untuk pelayanan publik.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu mulai membangun kemitraan
terhadap sektor swasta dan/atau organisasi non-pemerintah (NGO) untuk
berkolaborasi dalam membangun karakter anak/penyediaan sarana
prasarana dan peningkatan kompetensi anak/perempuan dan disabilitas.
Pada pertemuan singkat dengan Wakil Walikota Kota Seoul, telah
disepakati bahwa Jakarta dan Seoul perlu merumuskan MoU kerjasama
teknis yang terpadu, yang dilengkapi dengan road map/peta jalan dan
rencana aksi untuk 5 (lima) tahun ke depan. MoU kerjasama ini dapat
menjadi acuan bagi Jakarta dan Seoul dalam melakukan kerjasama teknis
secara lebih terstruktur dan terintegrasi.
Kerjasama antara Jakarta dan Seoul dapat merujuk pada beberapa tema
yang telah kami sampaikan, yaitu: urban resilience (ketahanan kota),
Dipandang perlu untuk menyelenggarakan high level meeting/pertemuan
tingkat tinggi antara Gubernur/Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan
Walikota/ Pemerintah Kota Seoul (Seoul Metropolitan Government/SMG)
untuk mendiskusikan kerjasama Jakarta-Seoul dalam jangka panjang.
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
55
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
ii. RENCANA TINDAK LANJUT UNTUK MEMBANGUN KETAHANAN KOTA
JAKARTA
Proses penyusunan Strategi Ketahanan Kota DKI Jakarta perlu dilakukan
dengan pelibatan pemangku kepentingan yang optimal seperti yang
dilakukan oleh Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitasn Government
(SMG). Dengan pelibatan pemangku kepentingan yang optimal, solusi
dan/atau intervensi yang ada pada strategi ketahanan kota Jakarta akan
lebih inklusif dan tepat sasaran.
Dalam membangun ketahanan kota, Jakarta perlu untuk mengoptimalkan
pemanfaatan teknologi informasi/Information Communication
Technology (ICT). Sampai saat ini, penggunaan big data yang terdapat
pada Jakarta Smart City (JSC) dalam proses pengambilan keputusan
pimpinan daerah masih belum optimal. Perlu kolaborasi yang baik antara
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, JSC, Sekretariat Jakarta Berketahanan,
dan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk mengoptimalkan
penggunaan big data dalam proses membangun ketahanan kota Jakarta.
Dengan 5 (lima) fokus utama ketahanan kota berupa: (i) Meningkatkan Tata
Kelola Pemerintahan, (ii) Menciptakan Budaya Kesiapsiagaan terhadap
Bencana, (iii) Meningkatkan Kondisi Kesehatan dan Kesejahteraan melalui
Pengelolaan Air, Air Limbah, dan Sampah, (iv) Meningkatkan Mobilitas dan
Konektivitas, dan (v) Mengurangi Dampak Keresahan Sosial (Social Unrest);
Jakarta dapat belajar dari Seoul yang sudah menerapkan Good and Open
Governance; melakukan inovasi dalam proses pengolahan limbah;
memicu pertumbuhan ekonomi dan jiwa kewirausahaan dengan
memberikan fasilitas dan kemudahan bagi para pemangku kepentingan;
melakukan perbaikan akses non-motor, perbaikan fasilitas pejalan kaki,
dan peningkatan kualitas transportasi umum serta skema Public-Private-
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
56
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
People Partnership/Kerjasama Pemerintah-Swasta-Masyarakat di
beberapa bidang.
Sekretariat Jakarta Berketahanan juga perlu untuk lebih berkolaborasi
dengan berbagai institusi, baik tingkat regional, nasional, maupun
internasional, untuk mengoptimalkan proses membangun ketahanan kota
Jakarta.
Sekretariat Jakarta Berketahanan juga perlu untuk menindaklanjuti ide
kerja sama antara Jakarta Berketahanan dengan Program 100RC
Seoul/Resilient Seoul terutama terkait tata kelola air, air limbah, dan
sampah.
I. LAMPIRAN
i. TAUTAN/LINK MATERI PAPARAN CROSS LEARNING VISIT
Tautan/link Materi KM untuk beberapa Paparan pada Kegiatan Cross Learning
Visit di Seoul, Korea Selatan.
1)
Seoul App. Business Center Introduction
Paparan Seoul App. Business Center pada Kegiatan i ke Seoul, Korea Selatan
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
57
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
2)
Seoul Housing and Communities Corporation
Paparan Seoul Housing and Communities Corporation pada Kegiatan Cross
Paparan Seoul Housing Corporation pada Kegiatan Cross Learning Visit ke
Seoul, Korea Selatan
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
59
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Paparan Seoul Climate Change Division pada Kegiatan Cross Learning Visit ke
Paparan Seoul Urban Regeneration Assistance Office - Area Seoul Station pada
Kegiatan Cross Learning Visit ke Seoul, Korea Selatan
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
61
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
10)
Seoul Foundation of Women and Family
Paparan Seoul Foundation of Women and Family pada Kegiatan Cross Learning
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
62
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Hari Kedua
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
63
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Hari Ketiga
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
64
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Hari Keempat
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
65
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Hari Kelima
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
66
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
iii. NARAHUBUNG DAN NARASUMBER DALAM KEGIATAN CROSS
LEARNING VISIT
1) Divisi Perencanaan Perkotaan (Urban Planning Division) dari Pemerintah KotaSeoul/Seoul Metropolitan Government (SMG)
2) ICLEI East Asia
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
67
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
4) Biro Kerjasama Internasional (International Cooperation Bureau) dari PemerintahKota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG)
3) Seoul Emergency Operations Center
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
68
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
5) Soon-Young Hwang, Direktur Share Light - Penggagas penggunaan energi berbasililin di Seoul Upcycling Plaza
6) SH: Seoul Housing & Communities Corporation
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
69
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
7) Seoul Energy Dream Center
8) Seoul Innovation Park
9) Global Social Economy Forum (GSEF)
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
70
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
10) Program 100 Resilient Cities kota Seoul yang dilaksanakan oleh Divisi ManajemenKeselamatan (Safety Management Division) dari Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG)
Regeneration Assistant Office) dari Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan
Government (SMG), Seoul Station Area
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
71
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
12) SPC Co. Ltd, penggagas SPC Happiness Foundation yang memulai Program
Happiness Café (Kafe yang memperkerjakan pegawai berkubutuhan khusus)
13) Divisi Pemerintahan Sipil (Civil Governance Division) dari Pemerintah Kota
Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) yang mengelola mekanisme kerjasama
antara pemerintah-swasta-masyarakat (Public Private People Partnership/PPPP)
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
72
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
14) Seoul Foundation of Women and Family (SFWF)
15) Wakil Walikota Seoul (2nd Vice Mayor - Kim, Joon Kee, Ph.D., P.E.)
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802
73
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
16) CityNet - Pihak yang memfasilitasi kegiatan Cross Learning Visit dengan
Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG)
Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802