KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah las
listrik dan las gas ini. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak
terima kasih kepada segenap pihak karena telah banyak membantu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Makalah las listrik dan las gas ini disusun berdasarkan apa yang
penulis dapatkan dari pembelajaran las listrik dan las gas serta
dari berbagai referensi yang penulis dapatkan. Dengan tersusunnya
makalah ini, penulis berharap agar kiranya ini dapat digunakan
sebagai salah satu sumber penambah ilmu, wawasan, dan pengetahuan.
Disamping itu penulis mengharapkan bahwa makalah ini tidak hanya
sebagai pelengkap tugas saja melainkan dapat disebut sebagai hasil
karya yang setidaknya, dipelihara dan digunakan sebagaimana
mestinya. Akhirnya penulis sadar bahwa makalah ini belumlah
sempurna, oleh karena itu demi kesempurnaan makalah yang akan
dibuat berikutnya, penulis sangat mengharapkan saran serta dukungan
maupun kritik yang sifatnya membangun dari para pembaca sehingga
dengan semua itu kesempurnaan makalah ini dapat tercapai.
Penulis
_______
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Dengan semakin berkembangnya teknologi
industry saat ini, tidak bisa mengesampingkan pentingnya penggunaan
logam sebagai komponen utama produksi suatu barang, mulai dari
kebutuhan yang paling sederhana seperti alat-alat rumah tangga
hingga konstruksi bangunan dan konstruksi permesinan. Hal ini
menyebabkan pemakaian bahan-bahan logam seperti besi cor, baja,
aluminium dan lainnya menjadi semakin meningkat. Sehingga dapat
dikatakan tanpa pemanfaatan logam, kemajuan peradaban manuasia
tidak mungkin terjadi. Dengan kemampuan akalnya, manusia mampu
memanfaatkan logam sebagai alat bantu kehidupannya yang sangat
vital. Berbagai macam konstruksi mesin, bangunan dan lainnya dapat
tercipta dengan adanya logam. Logam tersebut menimbulkan kebutuhan
akan teknologi perakitan atau penyambungan. Salah satu teknologi
penyambungan tersebut adalah dengan pengelasan. Teknik penyambungan
logam sebenarnya terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu : 1.
Penyambungan sementara (temporary joint), yaitu teknik
penyambunganlogam yang dapat dilepas kembali. 2. Penyambungan tetap
(permanen joint), yaitu teknik penyambungan logam dengan cara
mengubah struktur logam yang akan disambung dengan penambahan logam
pengisi. Termasuk dalam kelompok ini adalah solder, brazing dan
pengelasan. Dari teknik tersebut dijadikan sebagai dasar
dibentuknya benda-benda logam seperti yang dimaksud pada uraian
diatas. Dalam hal ini proses pengelasan terdiri dari las listrik
dan las gas.
B. SASARAN Sasaran dari pembuatan makalah ini adalah semua
sector dimana orang-orang yang terkait dalam praktik industry
khususnya dalam lingkup Akademi Teknik Soroako. Dengan sasaran
utama adalah mahasiswa dan mahasiswi yang berperan penting dalam
kegiatan praktik di bengkel khususnya Pengelasan yakni Las listrik
dan las gas.
C. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini
merupakan tugas utama dalam mengisi nilai akademik pelajaran
teknologi manufaktur yakni las listrik dan las gas. Selain itu,
sesuai sasaran yang dikemukakan diatas, sebagian besar tujuan
dibuatnya makalah ini ialah membagi pengetahuan serta membantu
rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi Akademi Teknik Soroako yang kurang
memahami mengenai las listrik dan las gas, dimana diharapkan dengan
itu mahasiswa dapat menguasai teori pengelasan sehingga nantinya
dapat diaplikasikan dalam proses praktik di bengkel.
BAB II ISI MAKALAH
A. LAS LISTRIK 1. Pengertian las listrik Pengelasan adalah suatu
proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu akibat panas
dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat
dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara
atom. Sebelum atomatom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang
akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang terserap atau
oksida-oksida. 2. Mesin las listrik Mesin las merupakan sumber
tenaga yang memberi jenis tenaga listrik yang diperlukan serta
tegangan yang cukup untuk terus melangsungkan suatulengkung listrik
las. Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari: Motor bensin
atau diesel Gardu induk Tegangan pada mesin las listrik biasanya :
110 volt 220 volt 380 volt Antara jaringandengan mesin las pada
bengkel terdapat saklar pemutus. Mesin las digerakkan dengan motor,
cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada bengkel yang tidak
mempunyai jaringan listrik. Busur nyala terjadi apabila dibuat
jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel massa
dijepitkan ke benda kerja. Jenis-jenis mesin las las listrik
terbagi atas : Mesin las listrik Transformator arus bolak-balik
(AC) Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik dengan tegangan
yang lebih rendah pada lengkung listrik.
Keuntungan keuntungan mesin las AC antara lain : Busur nyala
kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbunya keropos pada
rigi-rigi las Perlengkapan dan perawatan lebih murah Mesin las
listrik Rectifier arus searah (DC) Mesin ini mengubah arus listrik
bolak-balik (AC) yang masuk, menjadi arus listrik searah (DC)
keluar. Pada mesin AC, kabel masa dan kabel elektroda dapat
dipertukarkan tanpa
mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala.
Keuntungan-keuntungan mesin las DC antara lain : Busur nyala stabil
Dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut Dapat
menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut Dapat mengelas
pelat tipis dalam hubungan DCRP Dapat dipakai untuk mengelas pada
tempat-tempat yang lembab dan sempit 3. Pengkutuban elektroda
Pengkutuban Langsung Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda
dipasang Pada terminal negatif dan . kabel massa pada terminal
positif. Pengkutuban langsung sering disebut sebegai sirkuit las
listrik dengan elektroda negatif. (DC-).
Pengkutuban terbalik Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda
dipasang pada terminal positif dan kabel massa dipasang pada
terminal negative. Pengkutuban terbalik sering disebut sirkuit las
listrik dengan elektroda positif (DC+)
4. Pengaruh pengkutuban pada hasil las Pemilihan jenis arus
maupun pengkutuban pada pangelasan bergantung kepada : Jenis bahan
dasar yang akan dilas Jenis elektroda yang dipergunakan Pengaruh
pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya.
Pengkutuban langsung akan
menghasilkan penembusan yang dangkal sedangkan Pada
pengkutuban terbalik akan terjadi sebeliknya. Pada arus
bolak-balik penembusan yang dihasilkan antara keduanya. 5. Tegangan
dan arus listrik pada mesin las Volt adalah suatu satuan tegangan
listrik yang dapat diukur dengan suatu alat voltmeter. Tegangan
diantara elektroda dan bahan dasar menggerakkan electron-elektron
melintasi busur.
Ampere adalah jumlah arus listrik yang mengalir yang dapat
diukur dengan amperemeter. Lengkung listrik yang panjang akan
menurunkan arus dan menaikkan tegangan.
6. Perlengkapan Las listrik Kabel Las Kabel las biasanya dibuat
dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan karet isolasi Yang
disebut kabel las ada tiga macam yaitu :
kabel elektroda kabel massa kabel tenaga
Kabel elektroda adalah kabel yang pesawat menghubungkan las
dengan
elektroda. Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan benda
kerja. Kabel tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga
atau jaringan listrik dengan pesawat las. Kabel ini biasanya
terdapat pada pesawat las AC atau AC DC. Pemegang elektroda Ujung
yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang
elektroda.
Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang
dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai
mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel
digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu. Palu Las
Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada
jalur Ias dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah
las.
Berhati-hatilah membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena
kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya.
Sikat Kawat Dipergunakan untuk : Membersihkan benda kerja yang
akan dilas Membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las
oleh pukulan palu las.
Klem Massa Klem massa edalah suatu alat untuk menghubungkan
kabel massa ke benda kerja. Biasanya klem massa
dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang baik seperti
Tembaga
agar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem massa ini
dilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang dapat menjepit benda
kerja . Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit
dengan klem massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari
kotoran-kotoran seperti karat, cat, minyak.
Tang Penjepit Penjepit (tang) digunakan untuk
memegang atau memindahkan benda kerja yang masih panas.
7. Teknik dasar Pengelasan Pembentukan busur listrik pada proses
penyulutan Pada pembentukan busur listrik elektroda keluar dari
kutub negatif (katoda) dan mengalir dengan kecepatan tinggi ke
kutub positif (anoda).
Dari kutub positif mengalir partikel positif (ion positif) ke
kutub negatif. Melalui proses ini ruang udara diantara anoda dan
katoda (benda kerja dan elektroda) dibuat untuk menghantar arus
listrik (diionisasikan) dan dimungkinkan pembentukan busur listrik.
Sebagai arah arus berlaku arah gerakan ion-ion positif. Jika
elektroda misalnya dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus
searah, maka arah arusnya dari benda kerja ke elektroda. Setelah
arus elektroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan
dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah
elektroda). Kawat inti Selubung elektroda Busur listrik Pemindahan
logam Gas pelindung Terak Kampuh las
Dengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian benda
kerja yang akan dilas,berlangsung hubungan singkat didalam
rangkaian arus pengelasan, suatu arus listrik yang kekuatannya
tinggi mengalir, yang setelah pengangkatan elektroda itu dari benda
kerja menembus celah udara, membentuk busur cahaya diantara
elektroda dengan benda kerja, dan dengan demikian tetap
mengalir.Suhu busur cahaya yang demikian tinggi akan segera
melelehkan ujung elektroda dan lokasi pengelasan. Didalam rentetan
yang cepat partikel elektroda menetes, mengisi penuh celah
sambungan las dan membentuk kepompong las. Proses pengelasan itu
sendiri terdiri atas hubungan singkat yang terjadi sangat cepat
akibat pelelehan elektroda yang terus menerus menetes.
Proses Penyulutan Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan
pada lokasi jalur sambungan disentuhkan sebentar dan diangkat
kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda). Menyalakan
busur listrik Untuk memperoleh busur yang baik di perlukan
pangaturan arur (ampere) yang tepat sesuai dengan type dan ukuran
elektroda, Menyalahkan busurd apat dilakukan dengan 2 (dua) cara
yakni : Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias AC, menyalakan
busur dilakukan dengan menggoreskan elektroda pada benda kerja
lihat gambar. Untuk menyalakan busur pada pesawat Ias DC, elektroda
disentuhkan seperti pada gambar.
Bila elektroda harus diganti sebelum pangelasan selesai, maka
untuk melanjutkan pengelasan, busur perlu dinyalakan lagi.
Menyalakan busur kembali ini dilakukan pada tempat kurang lebih 26
mm dimuka las berhenti seperti pada gambar. Jika busur berhenti di
B, busur dinyalakan lagi di A dan kembali ke B untuk melanjutkan
pengelasan. Bilamana busur sudah terjadi, elektroda diangkat
sedikit dari pekerjaan hingga jaraknya sama dengan diameter
elektroda. Untuk elektroda diameter 3,25 mm, jarak ujung elektroda
dengan permukaan bahan dasar 3,25 mm. Adapun hal-hal yang perlu
diperhatikan : Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarak ujung
elektroda ke logam induk besarnya sama dengan diameter dari
penampang elektroda dan geser posisinya ke sisi logam induk.
Perbesar jarak tersebut(perpanjang nyala busur) menjadi dua kalinya
untuk memanaskan logam induk. Kalau logam induk telah sebagian
mencair, jarak elektroda dibuat sama dengan garis tengah penampang
tadi.
Memadamkan busur listrik Cara pemadaman busur listrik mempunyai
pengaruh terhadap mutu
penyambungan maniklas. Untuk mendapatkan sambungan maniklas yang
baik sebelum elektroda dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang
busur dikurangi lebih dahulu dan baru kemudian elektroda dijauhkan
dengan arah agak miring. Pengaruh panjang busur pada hasil las.
Panjang busur (L) Yang normal adalah kurang lebih sama dengan
diameter (D) kawat inti elektroda. Bila panjang busur tepat (L =
D), maka cairan elektroda akan mengalir dan mengendap dengan baik.
Hasilnya : rigi-rigi las yang halus dan baik. tembusan las yang
baik perpaduan dengan bahan dasar baik percikan teraknya halus.
Bila busur terlalu panjang (L > D), maka timbul bagian-bagian
yang berbentuk bola dari cairan
elektroda. Hasilnya : rigi-rigi kasar tembusan las dangkal
percikan teraknya kasar keluar jalur las. Bila busur terlalu
pendek, akan sukar memeliharanya, bisa terjadi pembekuan ujung
elektroda pada pengelasan (lihat gambar 158 c). hasilnya : rigi las
tidak merata tembusan las tidak baik percikan teraknya kasar dan
berbentuk bola. dan dari las
Pengaruh Besar Arus Besar arus pada pengelasan mempengaruhi
hasil las. Bila arus terlalu rendah sukarnya akan menyebabkan
busur
penyalaan
listrik dan busur listrik yang terjadi tidak stabil. Panas yang
terjadi tidak cukup
untuk melelehkan elektroda dan bahan dasar sehingga hasilnya
merupakan rigi-rigi las yang kecil dan tidak rata serta penembusan
yang
kurang dalam. Sebaliknya bila arus terlalu besar maka elektroda
akan mencair terlalu cepat dan menghasilkan permukaan las yang
lebih lebar dan penembusan yang dalam. Besar arus untuk pengelasan
tergantung pada jenis kawat las yang dipakai, posisi pengelasan
serta tebal bahan dasar. Pengaruh Kecepatan elektroda pada hasil
pengelasan Kecepatan pengelasan tergantung pada jenis elektroda,
diameter inti elektroda, bahan yang dilas, geometri sambungan,
ketelitian sambungan dan lainlainnya. Dalam hampir tidak ada
hubungannya dengan tegangan las tetapi berbanding lurus dengan arus
las. Karena itu pengelasan yang cepat memerlukan arus las yang
tinggi. Bila tegangan dan arus dibuat tetap, sedang kecepatan
pengelasan dinaikkan maka jumlah deposit per satuan panjang las
jadi menurun. Tetapi di samping itu sampai pada suatu kecepatan
tertentu, kenaikan kecepatan akan memperbesar penembusan. Bila
kecepatan pengelasan dinaikkan terus maka masukan panas per satuan
panjang juga akan menjadi kecil, sehingga pendinginan akan berjalan
terlalu cepat yang mungkin dapat memperkeras daerah HAZ Pada
umumnya dalam pelaksanaan kecepatan selalu diusahakan
setinggitingginya tetapi masih belum merusak kwalitas manik las.
Pengalaman juga menunjukkan bahwa makin tinggi kecepatan makin
kecil perubahan bentuk yang terjadi.
Kecepatan pengelasan yang rendah akan menyebabkan pencairan yang
banyak dan pembentukan manik datar yang dapat menimbulkan
terjadinya lipatan manik. Sedangkan kecepatan yang tinggi akan
menurunkan lebar manik dan menyebabkan terjadinya bentuk manik yang
cekung dan takik, terlihat seperti gambar dibawah ini.
PendinginanLamanya pendinginan dalam suatu daerah temperatur
tertentu dari suatu siklus termal las sangat mempengaruhi
kwalitas
sambungan. Karena itu banyak sekali usaha-usaha pendekatan
untuk menentukan lamanya waktu pendinginan tersebut. Pendekatan
ini biasanya dinyatakan dalam bentuk rumus empiris atau
nomograf atau tabel seperti yang terlihat dalam tabel dibawah
ini. Struktur mikro dan sifat mekaniko
dari
daerah
HAZ
sebagian besar tergantung pada lamanya pendinginan dari
temperatur 800 oC samapi 500 C. Sedangkan retak dingin, dimana
hidrogen memegang peranan penting, terjadinya sangat tergantung
oleh lamanya pendin ginan dari temperatur 800 oC sampai 300 oC atau
100 oC
Elektroda Klasifikasi Elektroda Elektroda baja lunak dan baja
paduan rendah untuk las busur listrik manurut klasifikasi AWS
(American Welding Society) dinyatakan dengan tanda E XXXX yang
artInya sebagai berikut : E menyatakan elaktroda busur listrik XX
(dua angka) sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam
ribuan Ib/in2 lihat table. X (angka ketiga) menyatakan posisi
pangelasan. angka 1 untuk pengelasan segala posisi. angka 2 untuk
pengelasan posisi datar di bawah tangan X (angka keempat)
menyataken jenis selaput dan jenis arus yang cocok dipakai untuk
pengelasan lihat table. Contoh : E 6013 Artinya: Kekuatan tarik
minimum den deposit las adalah 60.000 Ib/in2 atau 42 kg/mm2 Dapat
dipakai untuk pengelasan segala posisi Jenis selaput elektroda
Rutil-Kalium dan pengelasan dengan arus AC atau DC + atau DC
Elektroda Baja Lunak 1. E 6010 dan E 6011
Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat
dipakai untuk pengelesan dengan penembusan yang dalam. Pengelasan
dapat pada segala posisi dan terak yang tipis dapat dengan mudah
dibersihkan. Deposit las biasanya mempunyai sifat sifat mekanik
yang baik dan dapat dipakai untuk pekerjaan dengan pengujian
Radiografi. Selaput selulosa dengan kebasahan 5% pada waktu
pengelasan akan menghasilkan gas pelindung. E 6011 mengandung
Kalium untuk mambantu menstabilkan busur listrik bila dipakai arus
AC. . E 6012 dan E 6013 Kedua elektroda ini termasuk jenis selaput
rutil yang dapat manghasilkan penembusan sedang. Keduanya dapat
dipakai untuk pengelasan segala posisi, tetapi kebanyakan jenis E
6013 sangat baik untuk posisi
pengelesan tegak arah ke bawah. Jenis E 6012 umumnya dapat
dipakai pada ampere yang relatif lebih tinggi dari E 6013. E 6013
yang mengandung lebih benyak Kalium memudahkan pemakaian pada
voltage mesin yang rendah. Elektroda dengan diameter kecil
kebanyakan dipakai untuk pangelasan pelat tipis. 3. E 6020
Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan
teraknya mudah dilepas dari lapisan las. Selaput elektroda terutama
mengandung oksida besi dan mangan. Cairan terak yang terlalu cair
dan mudah mengalir menyulitkan pada pengelasan dengan posisi lain
dari pada bawah tangan atau datar pada las sudut. Elektroda
Berselaput Elektroda berselaput yang dipakai pada Ias busur listrik
mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat Inti. Pelapisan
fluksi pada kawat inti dapat dengah cara destrusi, semprot atau
celup. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 mm sampai 7 mm
dengan panjang antara 350 sampai 450 mm. Jenisjenis selaput fluksi
pada elektroda misalnya selulosa, kalsium karbonat (Ca C03),
titanium dioksida (rutil), kaolin, kalium oksida mangan, oksida
besi, serbuk besi, besi silikon, besi mangan dan sebagainya dengan
persentase yang berbeda-beda, untuk tiap jenis elektroda.
Tebal selaput elektroda berkisar antara 70% sampai 50% dari
diameter elektroda tergantung dari jenis selaput. Pada waktu
pengelasan, selaput elektroda ini akan turut mencair dan
menghasilkan gas CO2 yang melindungi cairan las, busur listrik dan
sebagian benda kerja terhadap udara luar. Udara luar yang
mengandung O2 dan N akan dapat mempengaruhi sifat mekanik dari
logam Ias. Cairan selaput yang disebut terak akan terapung dan
membeku melapisi permukaan las yang masih panas. Elektroda dengan
selaput serbuk besi Selaput elektroda jenis E 6027, E 7014. E 7018.
E 7024 dan E 7028 mengandung serbuk besi untuk meningkatkan
efisiensi pengelasan. Umumnya selaput elektroda akan lebih tebal
dengan bertambahnya persentase serbuk besi. Dengan adanya serbuk
besi dan bertambah tebalnya selaput akan memerlukan ampere yang
lebih tinggi.
Elektroda Hydrogen rendah Selaput elektroda jenis ini mengandung
hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5 %), sehingga deposit las juga
dapat bebas dari porositas. Elektroda ini dipakai untuk pengelasan
yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas, misalnye untuk
pengelasan bejana dan pipa yang akan mengalami tekanan Jenis-jenis
elektroda hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E 7018.
Elektroda untuk besi tuang Elektroda baja Elektroda jenis ini bila
dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan deposit las
yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan
demikian elektroda ini dipakai bila hasil las tidak dikerjakan
lagi. Untuk mengelas besi tuang dengan elektroda baja dapat dipakai
pesawat las AC atau DC kutub terbalik. Elektroda Nikel Elektroda
jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih
dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam
sagala posisi pengelasan. Rigi-rigi las yang dihasilkan elektroda
ini pada besi tuang adalah rata dan halus bila dipakai pada pesawat
las DC kutub terbalik. Karakteristik elektroda nikel dapat dilihat
pada tabel dibawah ini. Elektroda Perunggu Hasil las dengan memakai
elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga panjang las dapat
ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan
diberi selaput yang menghasilkan busur stabil. Elektroda untuk
aluminium Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang
dibuat dari logam yang sama. Pemilihan elektroda aluminium yang
sesuai dengan pekerjaan didasarkan pada tabel keterangan dari
pabrik yang membuatnya. Elektroda aluminium AWS-ASTM AI-43 untuk
las busur listrik adalah dengan pasawat las DC kutub terbalik
dimana pemakaian arus dinyatakan dalam tabel berikut.
Elektroda untuk pelapis keras Elektroda tahan kikisan Elektroda
jenis ini dibuat dari tabung chrom karbida yang diisi dengan
serbuk-serbuk karbida. Elektroda dengan diameter 3,25 mm - 6,5 mm
dipakai peda pesawat las AC atau DC kutub terbalik.
Elektroda ini dapat dipakai untuk pelapis keras permukaan pada
sisi potong yang tipis, peluas lubang dan beberapa type pisau.
Elektroda tahan pukulan Elektroda ini dapat dipakai pada pesawat
las AC atau DC kutub terbalik. Dipakai untuk pelapis keras bagian
pemecah dan palu. Elektroda tahan keausan Elektroda ini dibuat dari
paduan-paduan non ferro yang mengandung Cobalt, Wolfram dan Chrom.
Biasanya dipakai untuk pelapis keras permukaan katup buang dan
dudukan katup dimana temperatur dan keausan sangat tinggi.
Macam-macam gerakan elektroda Gerakan arah turun sepanjang sumbu
elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk mengatur jarak busur listrik
agar tetap. Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk
mengatur lebar jalur las yang dikehendaki. Ayunan keatas
menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan kebawah
menghasilkan jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan
keatas lebih dangkal daripada ayunan kehawah. Ayunan segitiga
dipakai pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk mendapatkan
penembusan las yang baik diantara dua celah pelat. Beberapa
bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Titiktitik pada ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti
sejenak pada tempat tersebutL untuk memberi kesempatan pada cairan
las untuk mengisi celah sambungan. Tembusan las yang dihasilkan
dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan gerakan lurus elektroda.
Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama, sehingga dapat
menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk dari
bahan dasar. Dengan alasan ini maka penggunaan gerakan ayun
harus memperhatikan tebal bahan dasar. Alur Spiral
Alur Zig-zag
Alur segitiga Posisi pengelasan Posisi di bawah tangan Posisi
bawah tangan merupakan posisi pengelasan yang paling mudah
dilakukan. Oleh sebab itu untuk menyelesaikan setiap pekerjaan
pengelasan sedapat meungkin di usahakan pada posisi dibawah tangan.
Kemiringan elektroda 10 derajat 20 derajat terhadap garis vertical
kea rah jalan elektroda dan 70 derajat-80 derajat terhadap benda
kerja. Posisi tegak (vertical) Mengelas posisi tegak adalah apabila
dilakukan arah pengelasannya keatas atau ke bawah. Pengelasan ini
termasuk pengelasan yang paling sulit karena bahan cair yang
mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat diperkecil
dengan kemiringan elektroda sekitar 10 derajat-15 derajat
terhadapvertikal dan 70 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.
Posisi datar (horizontal) Mengelas dengan horizontal biasa disebut
juga mengelas merata dimana kedudukan benda kerja dibuat tegak dan
arah elektroda mengikuti horizontal. Sewaktu mengelas elektroda
dibuat miring sekitar 5 derajat 10 derajat terhadap garis vertical
dan 70 derajat 80 derajat kearah benda kerja. Posisi di atas kepala
(Overhead) Posisi pengelasan ini sangat sulit dan berbahaya karena
bahan cair banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena
itu diperlukan perlengkapan yang serba lengkap. Mengelas dengan
posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan
kedudukan elektroda sekitar 5 derajat 20 derajat terhadap garis
vertical dan 75 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.
Posisi datar (1G) Pada posisi ini sebaiknya menggunakan metode
weaving yaitu zigzag dan setengah bulan Untuk jenis sambungan ini
dapat dilakukan penetrasi pada kedua sisi, tetapi dapat juga
dilakukan penetrasi pada satu sisi saja. Type posisi datar (1G)
didalam pelaksanaannya sangat mudah. Dapat diapplikasikan pada
material pipa dengan jalan pipa diputar. Posisi horizontal (2G)
Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan posisi horizontal, yaitu
pipa pada posisi tegak dan pengelasan dilakukan secara horizontal
mengelilingi pipa. Kesulitan pengelasan posisi horizontal adalah
adanya gaya gravitasi akibatnya cairan Adapun las akan posisi
selalu sudut kebawah. electrode
pengelasan pipa 2G yaitu 90 Panjang gerakan elektrode antara 1-2
kali diameter elektrode. Bila terlalu panjang dapat mengakibatkan
kurang baiknya mutu las. Panjang busur diusahakan sependek mungkin
yaitu kali diameter elektrode las. Untuk pengelasan pengisian
dilakukan dengan gerakan melingkar dan diusahakan dapat membakar
dengan baik pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadi cacat.
Gerakan seperti ini diulangi untuk pengisian berikutnya. Posisi
vertikal (3G) Pengelasan posisi 3G dilakukan pada material plate.
Posisi 3G ini dilaksanakan elektrode pada vertikal. plate dan
Kesulitan
pengelasan ini hampir sama dengan posisi 2G akibat gaya
gravitasi cairan elektrode las akan selalu kebawah.
Posisi horizontal pipa (5G) Pada pengelasan posisi 5G dibagi
menjadi 2, yaitu : 1. Pengelasan naik Biasanya dilakukan pada pipa
yang mempunyai dinding teal karena membutuhkan panas yang tinggi.
Pengelasan arah naik rendah
kecepatannya
lebih
dibandingkan pengelasan dengan arah turun, sehingga panas
masukan tiap
satuan luas lebih tinggi dibanding dengan pengelasan turun.
Posisi pengelasan 5G pipa diletakkan pada posisi horizontal tetap
dan pengelasan dilakukan mengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil
pengelasan baik, maka diperlukan las kancing (tack weld) pada
posisi jam 5-8-11 dan 2. Mulai pengelasan pada jam 5.30 ke jam
12.00 melalui jam 6 dan kemudian dilanjutkan dengan posisi jam 5.30
ke jam 12.00 melalui jam 3. Gerakan elektrode untuk posisi root
pass (las akar) adalah berbentuk segitiga teratur dengan jarak
busur kali diameter elektrode. 2. Pengelasan turun Biasanya
dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta gas
bumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan
lebih cepat dan lebih ekonomis. Pengelasan posisi Fillet Pengelasan
fillet juga disebut sambungan T.joint pada posisi cairan las-lasan
diberikan pada posisi menyudut. Pada
sambungan ini terdapat diantara material pada posisi mendatar
dan posisi tegak. Posisi
sambungan ini termasuk posisi sambungan yang relative
mudah, namun hal yang perlu diperhatikan pada sambungan ini
adalah kemiringan elektroda, gerakan ayunan tergantung pada kondisi
atau kebiasaan operator las.
8. Perlengkapan Keselamatan Kerja Helm Las Helm Ias maupun tabir
las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las
(sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit
maupun mata,Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat
mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut. Sinar Ias
yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata
langsung sampai jarak 16 meter. Oleh karena itu pada saat mengelas
harus mengunakan helm/kedok las yang dapat menahan sinsar las
dengan kaca las. Ukuran kaca Ias yang dipakai tergantung pada
pelaksanaan pengelasan. Umumnya penggunaan kaca las adalah sebagai
berikut: No. 6. dipakai untuk Ias titik No. 6 dan 7 untuk
pengelasan sampai 30 amper. No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai
75 amper. No. 10 untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper. No. 12.
untuk pengelasan dari 200 sampai 400 amper. No. 14 untuk pangelasan
diatas 400 amper. Untuk melindungi kaca penyaring ini biasanya pada
bagian luar maupun dalam dilapisi dengan kaca putih. Sarung Tangan
(Welding Gloves) Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak
untuk memudahkan memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas
harus selalu dipakai sepasang sarung tangan.
Apron Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api
yang dibuat dari kulit atau dari asbes. Ada beberapa jenis/bagian
apron : apron lengan apron lengkap apron dada Sepatu Las Sepatu las
berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak
ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga
dipakai
asker Las Ma Jik tidak mem ka mungkinkan adanya kam las dan v
mar ventilasi yan baik, ma gunakan ng aka nlah masker las, agar te
erhindar dar asap dan debu las yang beracun. ri d g
amar Las Ka Kamar Ias dib buat dari bahan tahan. .api. Kamar las
pentin agar ora r ng ang yang ad da disekitarn tidak terg nya
ganggu oleh cahaya las. h Untuk me engeluarkan gas, sebaikn kamar l
dilengkap las pi nya dangan si istim ventila Didalam kamar las
ditempatka asi: m s an meja Ias. Meja las h . harus bersih dari
bahan h n-bahan yan ng mudah terbakar agar terhind dar dari
kemungkina an
a n kan as ga terjadinya kebakaran oleh percik terak la dan bung
api.
Jak Las ket Jak pelindung badan+tan ket g ngan yang teb dari kul
buat lit/asbes
B. LAS GAS ( OKSI - ASETILIN ) 1. Pengertian Las Oksi-Asetilin
Las Oksi asetilin adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan
pencampuran 2 jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai
sumber panas. Dalam proses las gas ini, gas yang digunakan adalah
campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas lain sebagai gas bahan bakar
(fuel gas). Gas bahan bakar yang paling popular dan paling banyak
digunakan dibengkel-bengkel adalah gas Asetilen ( dari kata
acetylene, dan memiliki rumus kimia C2H2 ). Gas ini memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain. Kelebihan
yang dimiliki gas Asetilen antara lain, menghasilkan temperature
nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila
dicampur dengan udara ataupun Oksigen.
2. Bahan Bakar Gas Asetilin ( C2H2 ) Asetilena (Nama sistematis:
etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolong kepada alkuna,
dengan rumus C2H2. Asetilena merupakan alkuna yang paling
sederhana, karena hanya terdiri dari dua atom karbon dan dua atom
hidrogen. Pada asetilena, kedua karbon terikat melalui ikatan
rangkap tiga, dan masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi
orbital sp untuk ikatan sigma. Hal ini menyebabkan keempat atom
pada asetilena terletak pada satu garis lurus, dengan sudut C-C-H
sebesar 180. Propan Propana adalah senyawa alkana tiga karbon
(C3H8) yang berwujud gas dalam keadaan normal, tapi dapat
dikompresi menjadi cairan yang mudah dipindahkan dalam kontainer
yang tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari produk petroleum lain
pada pemrosesan minyak bumi atau gas alam. Propana umumnya
digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin, barbeque (pemanggang),
dan di rumah-rumah. 3. Peralatan Las Oksi Asetilin Tabung Gas
Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam
kondisi bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi
sekarang ini
sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan
Alumunium. Tabung gas tersedia dalam bentuk beragam mulai berukuran
kecil hingga besar. Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena
disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas
yang ditampung. Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya
berisi gas Oksigen, Asetilen atau gas lainya dapat dilihat dari
kode warna yang ada pada tabung itu. Katup Tabung Sedang pengatur
keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup. Katup ini
ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas
Oksigen, katup biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan
untuk tabung gas Asetilen, katup ini terbuat dari material
Baja.
Regulator Regulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutun
Tekan, dipasang pada katub tabung dengan tujuan untuk tekann
mengurangi atau
menurunkan
hingga mencapai tekana kerja torch. Regulator ini juga berperan
untuk
mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan
atau
pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun, tekana
kerja harus dipertahankan tetap oleh regulator. Pada regulator
terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan
tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat
pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas menuju
selang. Selang gas Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung
menuju torch digunakan selang gas. Untuk memenuhi
persyaratan keamanan, selang harus mampu menahan tekan kerja dan
tidak mudah bocor. Dalam
pemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gas yang
dialirkan. Untuk memudahkan bagimana
membedakan selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup
memperhatikan kode warna pada selang. Berikut ini diperlihatkan
table yang berisi informasi tentang perbedaan warna untuk
membedakan jenis gas yang mengalir dalam selang. Torch ( Pembakar )
Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh
torch, tercampur didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel
terbentuk nyala api. Dari keterangan diatas, toch memiliki dua
fungsi yaitu : Sebagai pencampur gas oksigen dan gas bahan bakar.
Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel. Torch dapat dapat dibagi
menjadi beberapa jenis menurut klasifikasi berikut ini : Menurut
cara/jalannya gas masuk keruang pencampur. Dibedakan atas :
Injector torch (tekanan rendah) Pada torch jenis ini, tekanan gas
bahan bakar selalu dibuat lebih rendah dari tekanan gas oksigen.
Equal pressure torch (torch bertekanan sama) Pada torch ini,
tekanan gas oksigen dan tekanan gas bahan bakar pada sisi saluran
masuk sama besar.proses pencampuran kedua gas dalam ruang pencampur
berlangsung dalam tekanan yang sama. Menurut ukuran dan berat.
Dibedakan atas : Toch normal Torch ringan/kecil Menurut jumlah
saluran nyala api. Dibedakan atas : Torch nyala api tunggal Torch
nyala api jamak Menurut gas yang digunakan. Dibedakan atas : Torch
untuk gas asetilen Torch untuk gas hydrogen, dan lain-lain. Menurut
aplikasi. Dibedakan atas :
Torch manual Torch otomatik/semi otomatik Pematik api Las Alat
yang berfungsi untuk menyalakan api las.
Tip Cleaner Alat ini berfungsi untuk membersihkan lubang mulut
pembakar.
4. Proses Pengelasan Oksi Acetilin Menentukan nyala api Nyala
api Karburasi Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang
digunakan maka di antara kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul
kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut yang menyala
dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna
keputih-putihan, yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan
asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya karburisasi pada
logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam
monel, nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan
pengerasan permukaan non-ferous.
Nyala api Netral Nyala ini terjadi bila perbandingan antara
oksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiri atas kerucut dalam
yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru
bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu
maksimum setinggi 3300 sampai 3500 oC tercapai pada ujung nyala
kerucut. Nyala api oksidasi Bila gas oksigen lebih daripada yang
dibutuhkan untuk menghasilkan nyala netral maka nyala api menjadi
pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan
menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada
logam cair. Nyala yang bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam
pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu namun tidak dianjurkan
untuk pengelasan lainnya. Teknik Pengelasan Posisi pengelasan di
bawah tangan Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan
yang dilakukan di bawah tangan dan benda kerja terletak di atas
bidang datar. Sudut ujung pembakar (brander) terletak diantara 60
dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan sudut antara 30 -
40 dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan
dengan jarak 2 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan.
Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan
gerakannya adalah lurus. Posisi pengelasan datar ( horizontal )
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan
dilakukan dengan arah mendatar sehingga cairan las cenderung
mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander sebaiknya sekecil
mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut 70 dan
miring kira-kira 10 di bawah garis mendatar, sedangkan kawat
pengisi dimiringkan pada sudut 10 di atas garis mendatar.
Posisi pengelasan tegak ( vertical ) Pada pengelasan dengan
posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atau ke bawah.
Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambungan
yang bersudut 45-60 dan sudut brander sebesar 80. Posisi pengelasan
di atas kepala ( Overhead ) Pengelasan dengan posisi ini adalah
yang paling sulit dibandingkan dengan posisi lainnya dimana benda
kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan dari bawahnya.
Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10 dari garis
vertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut
45-60. Pengelasan arah ke kiri ( maju ) Cara pengelasan ini paling
banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan
membentuk sudut 60 dan kawat las 30 terhadap benda kerja sedangkan
sudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini
banyak digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak
membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas. Pengelasan arah ke
kanan ( mundur ) Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan
daripada arah pengelasan ke kiri. Pengelasan dengan cara ini
diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas.
Operasi Branzing ( Flame Brazing ) Yang dimaksud dengan branzing
disini ada lah proses penyambunngan tanpa mencairkan logaminduk
yang disambung, hanya logam p eng isi saja. Misalnya saja proses
penyambungan pelat baja yang menggunakan kawat las dari kuningan.
Ingat bahwa titik cair Baja ( 1550 C) lebih tinggi dari kuningan (
sekitar 1080C). dengan perbedaan titik car itu, proses branzing,
akan lebih mudah dilaksanakan daripada proses pengelasan. Operasi
Pemotongan Logam ( Flame Cut ) Kasus pemotongan logam sebenarnya
dap at dilakukan dengan berbagai dan contoh cara. Proses
penggergajian (shearing)
(sewing)
menggunting dari proses
merupakan
pemotongan logam dan lembaran logam. Proses
menggunting hanya cocok diterapkan pada lembaran logam yang
ketebalannya tipis. Proses penggergajian dapat diterapkan pada
pelat yang lebih tebal tetapi memerlukan waktu pemotongan yang
lebih lama. Untuk dapat memotong pelat tebal denngan waktu lebih
singkat dari cara gergaji maka digunakan las gas ini dengan
peralatan khusus misalnya mengganti torchnya ( dibengkel-bengkel
menyebutnya brender ). Pemotongan pelat logam dengan nyala api ini
dilakukan dengan memberikan suplai gas Oksigen berlebih. Pemberian
gas Oksigen lebih, dapat diatur pada torch yang memang dibuat untuk
keperluan memotong. Operasi Perluasan ( Flame Gauging ) Operasi
perluasan dan pencukilan ini biasanya diterapkan pada
produk/komponen logam yang terdapat cacat/retak permukaannya.
Retak/cacat tadi sebelum ditambal kembali dengan pengelasan,
terlebih dahulu dicukil atau diperluas untuk tujuan menghilangkan
retak itu. Setelah retak dihilangkan barulah kemudian alur hasil
pencungkilan tadi diisi kembali dengan logam las.
Operasi Pelurusan ( Flame Straightening ) Operasi pelurusan
dilaksanakan dengan memberikan panas pada komponen
dengan bentuk pola pemanasan tertentu. Ilustrasi dibawah ini
menunjukkan
prinsip dasar pemuaian dan pengkerutan pada suatu logam batang.
Batang lurus dipanaskan dengan pola pemanasan segitiga. Logam
cenderung memuai pada saat dipanaskan. Daerah pemanasan tersebut
menghasilkan
pemuaian yang besar. Logam mengkerut pasa saat didinginkan.
Daerah pemanasan terbesar.
Keuntungan mengelas Oksi Asetilin peralatan relatif murah dan
memerlukan pemeliharaan minimal/sedikit. Cara penggunaannya sangat
mudah, tidak memerlukan teknik-teknik pengelasan yang tinggi
sehingga mudah untuk dipelajari. Mudah dibawa dan dapat digunakan
di lapangan maupun di pabrik atau di bengkel-bengkel karena
peralatannya kecil dan sederhana Dengan teknik pengelasan yang
tepat hampir semua jenis logam dapat dilas dan alat ini dapat
digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.
BAB III PENUTUPA. Kesimpulan Setelah penulis membaca dari semua
referensi yang di dapatkan dan dari penyusunan makalah ini maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa : Pada akhirnya penulis mengetahui
Pengertian las listrik, alat-alat yang digunakan pada proses
pengelasan las listrik, Posisi pengelasan laslstrik, tingkat
kesususahan dalam pengelasan las listrik serta keselamatan kerja
yang semestinya dilaksanakan dalam proses pengelasan las listrik.
Penulis akhirnya dapat mengetahui pengertian las gas, perlengkapan
yang digunakan pada praktik las gas, jenis-jenis nyala api, serta
posisi pengelasan pada proses las gas.
B. Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan kepada pembaca
makalah ini sebagai berikut : Dalam pembuatan makalah diperlukan
kerja keras dalam mencari berbagai referensi agar makalah yang
dibuat lebih baik. Pelajari makalah yang telah dibuat, agar dapat
menambah wawasan lagi
DAFTAR PUSTAKAwww.lab teknologi mekanik.com
http://kamissore.blogspot.com/2009/06/kerja-las-listrik-dan-gas.html
Cary Howard B, Modern Welding Technology Prentice Hall, Englewood
Cliffs, New Jersey Q7632, USA, 1994. Messler R.W, Jr., Principles
of Welding John Wiley & Sons, Inc. USA, 1999.
http://laslistrik.blogspot.com/2009/06/.html
http://materi-kuliah.blogspot.com/2009/06/.html
http://.arcwelding&gasweldingblogspot.com/2009/06/.html
KATA PENGANTAR
Puji syukur punulis panjat kan kahadirat Allah SWT , karna
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
bengkel seksi kerja las dengan baik ,lancer , tepat waktu , dan
sesuai sebagaimana mestinya . Penulis menyusun laporan ini sesuai
dengan pedoman penyusunan laporan dan disusun dengan sederhana agar
pembaca mudah dalam memahaminya. Adapun tujuan pembuatan laporan
ini adalah sebagai kewajiban praktikum dalam penyelesaian pada
praktek bengkel kerja bangku semester 2 di Politeknik Negeri
Sriwijaya khususnya jurusan tehnik mesi n. Penulis menyadari masih
banyak kekurangan ataupun kesalahan , baik yang materi maupun
sistematik penulisan nya . Untuk itu keritik dan saranya yang
mendukung sangat penulis harapkan demi perbaikan kesempurnaan
laporan ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada :1. Kepada
kedua orang tua saya yang selalu memberi doa dan dukunganya.2.
Kepada Bapak H. Indra Gunawan .S.T dan Bapak Ibnu Asrafi,S.T.
sebagai dosen pembimbing.3. Kepada semua pihak yang membantu dalam
penyelesaian laporan ini.Akhir kata penulus berharap laporan ini
dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan pembaca pada umumnya .
Palembang ,juni, 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN
SAMPUL..............................................................................................
IKATA
PENGANTAR...............................................................................................
1 DAFTAR
ISI..............................................................................................................
2BAB 1
PENDAHULUAN..........................................................................................
31.1 Latar belakang
......................................................................................
31.2 Tujuan dan
manfaat................................................................................
31.3
Permasalahan...........................................................................................
4 1.4 Batas
masalah...........................................................................................
41.5 Metode penulisan
....................................................................................
41.6 Sistem
penulisan.......................................................................................
5BAB 2 LANDASAN
TEORI.........................................................................................
6 2.1 Pengertian las
............................................................................................
62.2 Keuntungan penggunaan
las......................................................................
62.3 Macam macam
las....................................................................................
62.4 Peralatan dan
bahan..................................................................................
72.5 Jenis api
las..................................................................................................
112.6 Teknik pengelasan
.....................................................................................
122.7 Macam-macam kampuh
las.......................................................................
122.8 Macam macam posisi
pengelasan............................................................
13 2.9Gerak kawat
las............................................................................................
142.10Perlengkapan keselamatan
las...................................................................
152.11Nyala api balik dan nyala api
letup..........................................................
18BAB 3PROSES PRODUKSI /
JASA..............................................................................
193.1Alat dan bahan
..............................................................................................
19BAB 4 GAMBAR DAN LANGKAH
KERJA................................................................
21 BAB 5 PENUTUP
..........................................................................................................
335.1Kesimpulan
....................................................................................................
335.2Saran
...............................................................................................................
33DAFTAR
ISI......................................................................................................................
34
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar belakangPerkembangan dan penerapan ilmu dan teknologi
khususnya di dunia industri saat ini mengalami kemajuan yang
semakin pesat. Sejalan dengan hal tersebut, lembaga pendidikan
dituntut untuk menghasilkan tenaga tenaga ahli profesional baik
secara teori maupun prakteknya. Tentunya lembaga pendidikan seperti
ini harus memiliki fasilitas praktek yang mendukung tercapainya
tujuan tersebut.Untuk itu, semakin berkembangnya zaman menuju ke
arah yang lebih maju, semakin berkembang pula teknologi yang
diciptakan oleh manusia. Peralatan yang diciptakan pun semakin
memudahkan segala pekerjaan manusia. Teknolgi-teknologi besar dan
kecil bermunculan di mana mana. Perkembangan tersebut menyangkut
juga di bidang perkitan dengan menggunakan las. Telah banyak
diciptakan peralatan-peralatan industri dan rumah tangga yang cara
perakitanya menggunakan las.Las digunakan sebagai perakitan dan
pemotongan logam fero maupun non fero pada suatu industri. Pada
masa sekarang ini tehnik pengelasan selalu digunakan sebagai sarana
dalam esembling dan pemotongan logam fero maupun non fero , Untuk
menghimbau hal tersebut di butuhkan tenaga tenaga yang terampil dan
profesional serta berdisiplin yang tinggi. Khususnya untuk
mahasiswa Akademi ataupun Diploma di bidang mesin yang sangat
diutamakan keterampilan dalam pengelasan.Keselamatan kerja sangat
penting di perhatikan pada saat bekerja. Jika tidak, akan
membahayakan kita sendiri. Segalanya perlu di pertimbangkan, dengan
baik.
1.2 Tujuan dan Manfaat1.2.1 TujuanDalam penyusunan laporan
bengkel ini bertujuan agar Mahasiswa:a. Mengenal dan memahami semua
bahan dan peralatan yang digunakan dalam pengelasan.b. Mengetahui
bagaimana langkah langkah perawatan dan perbaikan dari suatu
kondisi mesin las . 1.2.2 ManfaatAdapun manfaat dalam penulisan
Laporan dan Praktek yang telah dilaksanakan yaitu agar Mahasiswa:a.
Dapat menjelaskan sebab terjadinya kesalahan atau kerusakan pada
suatu mesin las . b. Mengetahui cara pengelasan dan pemotongan dari
semua bahan serta alat yang digunakan dalam pangelasan .c.
Mengetahui cara perawatan pada peralatan las.
1.3 Per masalahanAdapun pembatasan masalah dalam laporan ini
adalah permasalahan pada :1. Rancang bentuk pengelasan.2. Kurangnya
pengetahuan dalam hal menguasai materi.3. Usia peralatan yang sudah
tua yang seharusnya tidak bisa dipakai lagi namun karena
keterbatasan dana, hal itupun diabaikan.4. Peralatan las yang
mengalami kerusakan sehingga perlu adanya perawatan dan
perbaikan.
1.4 Batasan MasalahUntuk menghindari terlampau luasnya ruang
lingkup dan tercapainya suatu hasil yang jelas dan bersikap praktis
maka penulis membatasi hanya pengataan umum tentang las dan tehnik
pengelasa asetilin.1.5 Metode PenulisanDalam penyusunan laporan
ini, metode metode yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data
adalah sebagai berikut :a. Praktek LangsungPelaksanaan praktek ini
dimulai dari tanggal 8 juni 2011, sesuai jadwal yang telah
ditentukan. Praktek tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok yang
mempunyai tugasnya masing-masing sesuai job yang diberikan. Satu
job yang telah dipraktekkan akan dilanjutkan pada job selanjutnya,
sehingga semua job yang ditargetkan dapat tercapai. Akhir praktek
yang dilakukan sampai dengan tanggal 6 juli 2011.b. Metode
Literatur / Studi Pustaka Pembahasan masalah praktek pengelsan dan
sambungan dan Maintenance Repair Peralatan las diambil dari
berbagai referensi antara lain, dari buku panduan pengelasan
pematrian pemotongan dengan pemanasan, modul teknologi mekanik 2
atau yang berhubungan dengan masalah pengelasan dan Maintenance
Repair Peralatan las, dapat pula dari internet maupun sumber ilmu
yang mendukung pelaksanaan praktek tersebut.
1.6 Sistematika Penulisan Metode dalam penulisan laporan bengkel
listrik semester 4 ini adalah sebagai berikut :Bab I
PendahuluanMemuat tentang latar belakang dan tujuan dari latihan
praktek bengkel mesin semester 2. Dalam bab ini dibagi menjadi
empat bagian yaitu : Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat,
Permasalahan, Batasan Masalah, Metode Penuliasan dan Sistematika
Penulisan.Bab 2 landasan teoriTerdiri dari teori dasar mengenai
pengalasan, berbagai macam peralatan las beserta penjelasannya dan
lain-lain.Bab 3 Proses produksi dan JasaBerisi tentang faselitas
,bahan ,peralatan yang di perlukan dalam proses pengelasan karbit
(asetelin).Bab 4 Langkah kerja dan gambar kerjaBerisi tantang
langkah kerja dan gambar kerja.Bab 5 PenutupBerisi tentang
kesimpulan dan saran pada praktek bengkel mesin semester 2.
BAB 2LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian las Munrut Duetch Industrie
Normen (DIN) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau
paduan logam yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.
Sedangkan Las Asetilin adalah suatu proses pengelasan dimana panas
untuk pengelasan di dperoleh dari nyala api hasil pambakaran bahan
bakar gas oksigen (O2) dengan gas asetelin.Dari keterengan di atas
mengelas adalah menyatukan dua buah logam atau lebih dengan
mengadakan ikatan metalurgi di bawah pengaruh panas . Untuk
mendapatkan ikatan metalurgi ada banyak cara dilakukan ,yakni :a)
Logam yang disambung dipanas sampai suhu terentu yang terletak
dibawah atau di atas titik lebur , kemudian logam yang disatukan
dengan cara ditakan atau dipukul (las tekan ).b) Logam yang
disambung bersama sama dengan bahan tambah ( apabila di perlukan)
dicairkan ( las busur cair).c) Bahan tambah di cairkan kemudian
diletakan pada logam yang di sambung.
2.2 Keuntungan Penggunaan Las
a) Konstruksi sambungan las mudah dilakukan. b) Waktu pangerjaan
sambungan las relatif lebih cepat .c) Bahan lebih ringan .d)
Diperoleh bentuk sambungan yang lebih estetis (indah).
2.3 Macam macam las :a) Las gas.b) Las resentansi listrik .c)
Las tempa.d) Las cair .e) Las tekan. f) Las cair busur listrik. g)
Las termit .h) Las terak .2.4 Peralatan dan BahanDalam pengelas
karbit kita memerlukan beberapa peralatan yang harus disiapkan agar
proses pengelasan dapat kita lakukan dengan lancar dan hasil yang
sempurna perlatan tersubut yakni :a) Brander las Brander
lasberfungsi sebagai tempat brcampurnya gas karbit dengan oksigen
(o2) untuk kemudian dinyalakan menjadi busur api yang nantinya
digunakan untuk mengelas.Gambar : Brande las (torch)b)
RegulatorSeprti isilah pada umumnya regulator edalah alat pengukur
atau pematas ukuran . Pada las karbit ini regulator berfungsi untuk
mengukur tekanan gas pada tabung dan membatasi tekanan gas yang
keluar dari tabung , baik oksigen (o2) maupun karbit .
Gambar : regulatorc) Generator asetilin Generator dapat membuat
gas asetilin dengan cara mencampur karbit ( calcium carbide ) den
gan air . Air dalam generator berfungsi sebagai pendingin .Syrat
keamana yang harus dipenuhi sebuah generator adalah :a. Selama
dalam pemakaian suhu air tidak boleh lebih dari 60 oC.b. Suhu gas
oksigen yang terjadi tidak boleh mencapai 100 oC .
Bagian -bagian utma generator asetelin :a. Rung Rung karbit dan
dapur gas atau retor.b. Rung air.c. gas asetelin .d. Kunci air atau
katub air. e. Alat pembersih atau penyaring gas . .f. Pangukur
tekan gas atau monometer (untukk generator tegangan tinggi ). g.
Alat pengaman bia terjadi tekanan gas melebihi tekana yang di
izinkan.Macam - macam generator asetelin: Menurut system pencapuran
air dengan gas :a. System lempar atau system clup karbit dilempar
atau di clup.b. System tetes dimana air menetes di atas karbit .
Munurut tekananya : a. Generator asetelin tekanan sedang (0,03 -
0,2 ).b. Generator asetelinn tekanan tinggi ( 0,2 1,1 bar ).
Prisip kerja generator :
Generator system lempar :a. Karbit dijatuhkan kedalam air ,
berlangsungah pembuatan asetelin .b. Gas asetelin yang teradi naik
dan berkumpul dalam gas .c. Dari ruang gas asetein masuk kekunci
air siap untuk di pergunakan .Generato system tetes :a. Air menetes
keats permukaan butir yang ditempatkan pada lanci didalam retor.b.
Gas yang terjadi naik dan masuk keruang gas .c. Dari ruang gas
dengan melalui pembersih masuk ke kunci air .
d) Gas karbit (Acatelin )Gas karbit banyak digunakan dalam
pengelasan busur cair gas daripada bahan dasar lainnya .Hal ini di
karnakan gas karbit memiliki banyak kelebihan diantaranya : Gas
karbit mudah dibuat dan tidak beracun Mempunyai sifat menyerap asam
sehingga dapat mengurangi oksidasi Gas karbit mempunyai nilai panas
yang tinggi ,karna suhu api yang dicapai pada gas karbit sangat
tinggi
Table suhu api las acetelyne
NAMA GAS SUHU APIOksi gas karbit 3.100 -3.200 oCOksi gas propane
2.500 oCOksi - gas hydrogen 2.370 oCOksi gas coal 2.200 ocUdara gas
karbit 2.450 ocUdara - gas coal 1.871 ocUdara gas propane
1.750oc
Kecepatan pembakaran sangat tinggi Cocok untuk segala teknik
pengelasan las gas.
Cara pembuatan gas karbit ada tiga cara yakni : system tetes ,
system cebur . Dari ketiga system diatas yang di anggp palig
efektif adalah system tetes .Reaksi kimia yang terjadi adalah:Ca.C2
+ 2. H2O Ca (OH) 2 + C2H2 + gKeterangan:Ca.C2 : Batu karbit Ca( OH
)2 : Kapur terguyurC2H2 : Gas karbit H2O : Air g : panasBatu karbit
1 kg dapat menghasilkan gas karbit sekitar 250- 300 kg gas . Pada
tabung gas karbit yang dipasarkan berisi 40 liter dengan tekanan 15
bar . Batu karbit dapat diperoleh dengan cara melebur batu kapur
(Ca ) dan arang ( C )dalam tungku listrik . reaksi kimianya : CaO
Ca C2 + CO2e) Gas Oksigen Banyak sedikit gas oksigen berpengaruh
pada suhu pembakaran . P emakaian gas oksigen = voleme tabung
penurunan tekanan , sedangkan pemakaian gas karbit = 0,9 pemakaian
oksigen .Tekanan kerja yang dipakai pada gas oksigen antara 3-4 bar
dan untuk gas karbit pada pembakaran sebesar 0,5 0,6 bar, sedangkan
pada pembakaran kecil berkisar 0,3 0,4 bar.f) Katup Pengaman
tekanan balik Utuk menghindari kecelakaan kerja ( kebakaran )maka
perlu dipasdang katup tekanan balik . Tekan balik akan terjadi
ketika tekanan udara luar lebuh kecil dari tekan dari dalam tabung
,atau bias terjadi ketika gas karbid dalam tabung sudah mulai
habis. g) Kacamata las Kacamata berfungsi untuk melindungi mata
dari kilauan busur api yang dihasilkan dari las karbid .
Gambar : Kacamata las
h) Tang penjepit Tang penjepit berfungsi untuk memegang dan
mengambil benda kerja .Gambar :Tang penjepiti) Sarung tangan Dengan
memakai sarung tangan kita akan lebih aman dari percikan percikan
api dan logam yang sedang di las.Gambar : sarung tanganj) Sumber
apiDalam menyalakan busur api kita memerluka sumber api.Gambar :
Sumber apik) Palu besi Dalam menyambung dua buah permukaan plat di
perlukan kerataan masing masing plat.
Gambar : Palu besi
l) Jarum pembersih branderSemakin lama kita melakukann
pengelasan maka akan terjadi penyumbatan oleh arang pada torekh (
ujung brender ) maka dari itu perlu kita bersihkan dengan
menggunakan jarum pembersih .Gambar : Jarum pembersih brenderm)
Kunci tabung Untuk membuka dan menutup tabung gas karbid dan tabung
gas oksigen (O2) kita memerlukan kuncj tabung .Bentuk kunci tabung
bermacam macam ada yang berbentuk palang dan ada yang brbentuk
lurus .n) Sikat bajaSelesai porses pengelasan biasanya permukaan
menjadi kotor oleh arang .Brsihkan dengan menggunakan sikat baja
kemudian lapisi bidang pengelasan dengan cat atau minyak untuk
menghindari terjadi korosi . Gambar : Sikat baja o) Selender gas
Perbedaan silendar zat asam dan selindar asetilin Bentuk :Zat asam
: Zat asam : tinggi langsing .Asetilin : pendek gemuk . Tekanan
maksimum :Zat asam : sampai 150 kg/cm 2.Asetilin :sampi 15 kg /cm
2. Katup atau pembuka katup :Zat asam : roda tangan .Asetilin :
kunci sok . Baut dan mur pengikat :Zat asam : ulir kanan .Asetilin
: ulir kiri .p) selang gasUntuk mengalirkan gas yang keluar dari
tabung menuju torch digunakan selang gas. Untuk memenuhi
persyaratan keamanan, selang harus mampu menahantekan kerja dan
tidak mudah bocor. Dalampemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan
jenis gasyang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana membedakan
selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikan kode
warna pada selang. Berikut ini diperlihatkan table yang berisi
informasi tentang perbedaan warna untuk membedakan jenis gas yang
mengalir dalam selang.Gambar : selang las 2.5 Jenis Nyala Api Las
Acetelyne Dalam pengelasan manggunakan las karbid perlu di ketahui
juga jenis jenis nyala api . Nyala api pada las karbid ada tiga
macam yaitu : Nyala api karburasi Adalah nyala api yang kelebihan
gas kerbid . Batas nyala ketiga kerucut yang terjadi tidak jelas .
Penerapannya untuk mengelasan baja dengan karbon (C) tinggi ,tuang
kelabu , tuang temper dan untuk paduan logam paduan ringan .Gambar
: Nyala api karburasi Nyala api oksidasi
Adalah nyala api yang kalebihan oksigen ( O2) .Pada nyala api
oksidasi terlihat dua kerucut Kurucut bagian dalam berwarna ungu
dan biasanya terdengar suara berdesis .Nyala api oksidasi biasanya
menimbulkan terak ,gelembung gas , kecuali pada logam kuningan .
Kegunaanya untuk mengelas kuningann dan memotong logam .Gambar :
Nyala api oksidasi Nyala api netral Adalah nyala api yang terbentuk
karna campuran gas karbid dan oksigen seimbang .Nyala api netral
terdapat dua kerucut dengan batas yang cukup jelas , kerucut dalam
brwarna putih bersinar dan kerucut luar berwarna biru kuning pada
nyala api netra tarjadi reaksi pembakaran dua tingka , yakni :a.
Kerucut dalam : C2H2 + O2 2CO + H2b. Kerucut luar :2CO + O2 2C2c.
H2 + O2 2H2ONyala api netral digunakan untuk mengelas baja ,
tembaga , zeng , dan nikel. Dalam pengelasan karbid kita perlu
memperhatikan tabel pangunaan nyala api yang sesuai agar
menapatkann hasil pengelasann yang baik .Gambar : Nyala api
netral
NAMA LOGAM JENIS NYALA API FLUKS LOGAM PENGISIBaja karbon
Sedikit karburasi Tidak perlu Baja karbon rendah Besi cor abu - abu
Netral Perlu Perunggu Oksidasi lemah Tidak perlu Nikel Nikel
Karburasi Tidak perlu Nikel Paduan Ni Cu Netral atau karburasi
lemah Tidak perlu Monel Tembaga Netral Tidak perlu Tembaga Perunggu
Netral atau oksidasi lamah Tidak perlu Perunggu
Tabel penggnaan nyala api 2.6 Teknik Pengelasan Las Karbid 1.
Teknik Pengelasan MajuPada tehnik pengelasan maju , bahan tambah
mendahului bernder las. Tehnik pengelasan maju banyak digunakan
untuk mengelas baja ( bukan baja paduan) dengan sama tebal atau
lebih kecil dari 3 mm ,pipa baja dengan tebal 3,5 mm , besi tuang
dan logam non fero . untuk logam dengan ukuran tebal , lebih besar
atau sama dengan 1,5 mm , gerakan brander di ayukan ,sedangkan
untuk tebal kurang dari 1,5 mm gerakan ayunan semakin berkurang .2.
Teknik pengelasan mundur Tehnik pengelasan mundur ( kebelakang )
brander las mendahlui bahan tambah . pada tehnik pengelasan arah
mundur dengan posisi diatas kepala , pinggiran garis sambungan
harus dileleh lebih awal dengan baik dan kawat disodorkan benar
benar tembus keatas 2.7Macam Macam Kampuh sambungan LasPada
rancangan rancangan bangunan suatu konstruksi ada berbagai macam
sambungan yaitu : Kampuh lurus . Kampuh sudut . Kampuh te. Kampuh
las berimpit. Kampuh las tumpul.(1) kampuh las berimpit(2) kampuh
las sudut(3) kampuh las tumpul (4) kampuh las Te
2.8 Macam macam posisi pengelasan 1. Posisi bawah tangan Benda
kerja terletak diatas bidang datar ,dan proses pengelasn
berlangsung dibawah tangan.Gambar : posisi bawah tangan 2. Posisi
horizontalBenda kerja berdiri tegak ,sedangkan pengelasan berjalan
arah mendatar sejajar dengan bahu tungku las .Gambar : posisi
horizontal
3. Posisi vertikal / tegak Benda kerja berdiri tegak pengelasan
juga berjalan tegak arah naik atau arah turun .
Gambar : posisi vertical / tegak
4. Posisi diatas kepala Benda kerja berada di atas tukang las
pengelasan dilakukan di bawah .Gambar : posisi diatas kerpala2.9
Gerakan kawat las Gerakan kawat las ada 3 yaitu : Alur zig zag .
Alur sepiral. Alur segi tiga .Gambar : Gerakan kawat las 2.10.
Perlengkapan Keselamatan Kerja
Helm Las
Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka
dan mata dari sinar las dengan kaca khusus yang dapat mengurangi
sinar ultra violet dan ultra merah tersebut. Sinar Ias yang sangat
terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai
jarak 16 meter. Oleh karena (sinar ultra violet dan ultra merah)
yang dapat merusak kulit maupun mata,Helm las ini dilengkapi itu
pada saat mengelas harus mengunakan helm/kedok las yang dapat
menahan sinsar las dengan kaca las. Ukuran kaca Ias yang dipakai
tergantung pada pelaksanaan pengelasan. Umumnya penggunaan kaca las
adalah sebagai berikut: No. 6. dipakai untuk Ias titik No. 6 dan 7
untuk pengelasan sampai 30 amper. No. 6 untuk pengelasan dari 30
sampai 75 amper. No. 10 untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper.
No. 12. untuk pengelasan dari 200 sampai 400 amper. No. 14 untuk
pangelasan diatas 400 amper. Untuk melindungi kacapenyaring ini
biasanya pada bagian luar maupun dalam dilapisi dengan kaca
putih.
Gambar : hlem las
Sarung Tangan (Welding Gloves)
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk
memudahkan memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus
selalu dipakai sepasang sarung tangan.
Gambar : sarung tangan
Apron
Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang
dibuat dari kulit atau dari asbes.Ada beberapa jenis/bagian apron :
Apron lengan Apron lengkap Apron dadaGambar : Apron
Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga
api, Bila tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup
seluruhnya dapat juga dipakai.
Gambar : Sepatu las
Masker Las
Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang
baik, maka gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu
las yang beracun.
Gambar : Masker las
Kamar Las
Kamar las di buat dari bahan tahan api, kamar las penting bagi
orang yang ada di sekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las. Untuk
mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las di lengkapi dengan system
ventilasi: Didalam kamar las di tempatkan meja las. Meja las harus
besih dari bahan-bahan yang mudah terbakar agar terhindar dari
kemungkinan terjadinya kebakaran oleh percikan terak las dan bunga
api.Gambar : kamar las
Jaket Las
Jaket pelindung badan + Tangan yang terbuat dari kulit /
Asbes.
. Gambar: jaket las
2.11 Nyala balik dan nyala letup Nyala balik adalah nyala api
kembali kedalam pembakaran atau pembakaran gas terjadi didalam
pembakaran .Sebab - sebab terjadinya nyala balik :a. Tekanan kerja
salah ,tidak sesuai dengan mulut pembakaran yang yang digunakan.b.
Mulut pembakaran ,injoktor atau pencampuran longgar atau lepas sama
sekali .c. Pembakaran las kotor .d. Selang las terkilir atau
terputar ,sehingga aliran las terganggu. Nyala api letup adalah
nyala api yang disebabkan oleh :a. Tekan kerja asetelin terlalu
kecil tidak sesuai dengan mulut pembakaran yang digunakan.b. Ujung
pembakaran terlalu panas karna terlalu panas lama dipakai . c.
Ujung pembakaran terlalu panas karna terlalu dekat pada kawah las
.BAB 3PROSES PRODUKSI / JASA3.1 Alat Dan Bahan Fasilitas dan
peralatan yang diperlukan untuk proses pengerjaan kerja las : No
Nama Alat Jumlah Satuan Pemilik1 Tang Penjepit 1 Buah Polsri2
Martil 1 Buah Polsri3 Korek Las 1 Buah Polsri4 Kaca Mata Las 1 Buah
Polsri5 Sarung Tangan 1 Unit Polsri6 Apron 1 Unit Polsri7 Sikat
Baja 1 Buah Polsri8 Perlengkapan Las 1 Unit PolsriTABEL ALAT3.1.2
BahanBahan yang digunakan untuk melakukan proses pengerjaan las.No
Nama Bahan Jumlah Satuan Pemilik1 Pelat Baja 10 Lembar Polsri2
Bahan Tambah 1 Rol Polsri3 Gas Asetilin 1 Liter Polsri4 Oksigen 1
Liter PolsriTABEL BAHAN
3.1.3 Fungsi Produk/JasaFungsi produk / Jasa dari kerja las
antara lain : Digunakan Untuk menyambung pelat yang patah Untuk
menyambungkan duah buah pelat, Dan mengelas benda-benda yang tipis
dalam bentuk baja atau besi.
BAB 4GAMBAR DAN LANGKAH KERJALATIHAN I
NO URAIAN GAMBAR ALAT1 - Sediakan flat st 37 dengan ukuran 120 x
100 x 1.2 mm- Tandai pelat tersebut seperti terlihat pada gambar
disamping dengan menggunakan kapur - Mistar - Kapur2 - Buka tutup
pengunci pada aliran gas dan asetilin kemudian atur tekanannya.
- Kunci pas - Tang jepit3 -Buka sedikit kerangan asetilin,
hidupkan korek api pematik - Atur tekanan api pada Nozle sampai
titik api Netral - Korek api- Kaca mata- Brander4 - Las benda kerja
tersebut tanpa mengunakan bahan tambah, Cairkan benda tersebut -
Seperti terlihat pada gambar.- Setelah selesai dinginkan benda
kerja dengan air kemudian beri No Coin dengan meggunakan kapur. -
Kaca mata- Brander- Tang- Air- Kapur tulis
LATIHAN II
NO URAIAN GAMBAR ALAT1 - Sediakan flat st 37 dengan ukuran 120 x
100 x 1.2 mm- Tandai pelat tersebut seperti terlihat pada gambar
disamping dengan menggunakan kapur - Mistar - Kapur2 - Buka tutup
pengunci pada aliran gas dan asetilin kemudian atur tekanannya,
- Kunci pas - Tang jepit3 -Buka sedikit kerangan asetilin,
hidupkan korek api pematik api- Atur tekanan api pada Nozle sampai
titik api Netral - Korek api- Kaca mata- Brander4 - Las benda kerja
tersebut dengan mengunakan bahan tambah/kawat, Cairkan benda dan
bahan tambah tersebut untuk membut kampuh Seperti terlihat pada
gambar.- Setelah selesai dinginkan benda kerja dengan air kemudian
beri No Coin dengan menggunakan kapur. - Kaca mata- Brander- Tang-
Air- Kapur tulis
LATIHAN III
NO URAIAN GAMBAR ALAT1 - Sediakan 2 flat st 37 dengan ukuran 120
x 30 x 1.2 mm- Letakkan kedua plat tersebut pada bagian yang rata
kemudian atur posisi untuk pengelasan. - Mistar - Kapur2 - Buka
tutup pengunci pada aliran gas dan asetilin kemudian atur
tekanannya.- Kunci pas- Tang 3 -Buka sedikit kerangan asetilin,
hidupkan korek api pematik api- Atur tekanan api pada Nozle sampai
titik api Netral - Korek api- Kaca mata- Brander4 - Las benda kerja
tersebut dengan mengunakan bahan tambah/kawat, Cairkan benda
tersebut seperti terlihat pada gambar.- Setelah selesai dinginkan
benda kerja dengan air kemudian beri No Coin dengan menggunakan
kapur. - Kaca mata- Brander- Tang- Air- Kapur tulis
LATIHAN IV
NO URAIAN GAMBAR ALAT1 - Sediakan 2 flat st 37 dengan ukuran 120
x 30 x 1.2 mm- Letakkan kedua plat tersebut pada bagian yang rata
kemudian atur posisi untuk pengelasan. - Mistar - Kapur2 - Buka
tutup pengunci pada aliran gas dan asetilin kemudian atur
tekanannya.- Kunci pas - Tang jepit3 -Buka sedikit kerangan
asetilin, hidupkan korek api pematik - Atur tekanan api pada Nozle
sampai titik api Netral - Korek api- Kaca mata- Brander4 - Las
benda kerja tersebut tanpa bahan tambah Cairkan benda tersebut
seperti terlihat pada gambar.- Setelah selesai dinginkan benda
kerja dengan air kemudian beri No Coin dengan menggunakan kapur. -
Kaca mata- Brander- Tang- Air- Kapurtulis