Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar
dan tumbuh sangat pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan oleh
pertumbuhan jenis jasa yang sudah ada sebelumnya, juga disebabkan oleh
munculnya jenis jasa baru, sebagai akibat dari tuntutan dan perkembangan
teknologi. Kondisi ini secara langsung menghadapkan para pelaku
bisnis kepada permasalahan persaingan usaha yang semakin tinggi. Mereka
dituntut untuk mampu mengidentifikasikan bentuk persaingan yang akan
dihadapi,
menetapkan berbagai standar kinerjanya serta mengenali secara baik para
pesaingnya.Dinamika yang terjadi pada sektor jasa terlihat dari perkembangan
berbagai industri seperti perbankan, asuransi, penerbangan, telekomunikasi, retail,
konsultan, pengacara dan perbengkelan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, bengkel memiliki arti
tempat memperbaiki mobil, sepeda, dan sebagainya. Pabrik kecil dan tempat
melakukan suatu kegiatan dengan arah dan tujuan yang pasti. Bengkel otomotif
adalah tempat dimana kendaraan diperbaiki oleh teknisi atau tenaga mekanik.
Pada dasarnya kegiatan perbengkelan adalah bagian dari kegiatan jaringan
layanan purna jual yang sekaligus berfungsi mendukung pemasaran produk yang
dijual (yang dalam hal ini adalah kendaraan bermotor). Dalam kenyataannya
layanan tidak hanya diberikan kepada kendaraan, tetapi diberikan pula kepada
manusianya yaitu pemilik kendaraan itu sendiri, sehingga mutu pelayanan bagi
keduanya harus menjadi perhatian yang serius.
Bagaimanapun sebuah bengkel adalah sebuah bentuk usaha sehingga secara
operasional harus menguntungkan (Profitable) dan layak (Feasible). Oleh
karenanya seluruh kegiatan harus berorientasi kepada perolehan laba. Namun
Page 2
demikian perlu diingatkan bahwa laba harus diperoleh dengan cara yang wajar
dan sehat sebab jika tidak demikian justru akan sangat merugikan bengkel itu
sendiri karena akan segera ditinggalkan oleh para pelanggannya.
Marketing atau pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu
yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barangatau jasa dalam
kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.Pemasaran
dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh
menjadi keinginan manusia. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan
manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk
(product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan
mempromosikan barang (promotion). Strategi pemasaran merupakan hal yang
sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara
mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Analisa pasar merupakan bagian penting
dalam manajemen pemasaran, karena dalam konsep pemasaranadalah
memberikan kepuasan pada konsumen sasaran (kebutuhan dan keinginan).
Analisa Pasar dianggap penting bagi pemasar yang berorientasi pada Marketing
Concept. Pemahaman terhadap pasar sangat penting agar dapat memilih dan
menetapkan keputusan-keputusan pemasaran yang efektif/tepat.
Marketing mix adalah suatu strategi marketing yang menekankan bagaimana
cara menjual produk seefektif mungkin. Berdasarkan data-data yang diperoleh dan
dikumpulkan, baik melalui proses komputerisasi maupun data yang dikoleksi
berdasarkan langganan, agar proses penjualan berjalan lancar. Dengan kata lain
marketing mix adalah merupakan variabel-variabel yang dipergunakan oleh setiap
perusahaan, sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para
konsumen. Jadi marketing mix itu sendiri terdiri atas himpunan variabel-variabel
yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mmempengaruhi
tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya.
Bengkel yang kami pilih ialah Bengkel Tembalang Motor yang sudah
berdiri selama 20 tahun. Bengkel ini milik keluarga Bapak Nuryanto. Beliau
berasal dari Semarang dan sudah menikah serta memiliki 1 anak. Luas bangunan
bengkel sekitar 7x9 m. Beliau memiliki 6 pekerja yang mendapatkan penghasilan
Page 3
yang berbeda-beda. Gaji yang diberikan Rp 200.000-Rp 280.000/minggu.
PegawaiBapak Nuryanto berasal dari lulusan SMP-STM. Terdapat shift kerja
yaitu pagi dan sore. Tidak adanya sanksi yang diberikan apabila pegawai tidak
tepat waktu. Bengkel Bapak Nuryanto juga menjual oli, ban, spare part, dan
minuman bersoda. Pengunjung yang datang setiap hari kira-kirasekitar 10 orang
dan 50% adalah mahasiswa. Beliau menerima service motor dan sepeda ontel.
Tarif yang dipakai untuk service biasa ialah Rp 17.000,-. Promosi bengkel hanya
melalui spanduk yang dipasang di depan bengkel serta melalui mulut ke mulut
dari pengunjung yang sudah datang.
B. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat melakukan pengamatan langsung ke lapangan
mengenai produk jasa.
2. Agar mahasiswa mengetahui konsep pemasaran salah satu produk jasa
yang ada di lingkungan sekitar.
3. Agar mahasiswa mengetahui aspek penting dalam suatu pemasaran.
4. Agar mahasiswa mengetahui konsep marketing mix dalam suatu
industri jasa.
5. Agar mahasiswa mengetahui aktivitas dalam kegiatan pemasaran.
C. Manfaat
1. Untuk mempelajari marketing mix yang ada dalam suatu industri jasa.
2. Untuk mengarahkan kombinasi yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan dalam membuat program pemasaran yang efektif.
3. Untuk membantu suatu industri jasa dalam mengevaluasi apa saja yang
masih diperlukan dalam usahanya.
4. Untuk memberikan inovasi-inovasi baru dalam pemsaran untuk suatu
industri jasa.
Page 4
BAB II
METODE
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yakni suatu penelitian yang
bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang diteliti
secara obyektif. Penelitian ini menekankan pada satu variabel yakni
pengembangan model pendidikan berbasis kompetensi.
B. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan :
Pengamatan (observasi), yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan
langsung kepada obyek penelitian. Menurut Soeratno & Lincolin Arsyad (1993),
pengamatan atau observasi merupakan “cara pengumpulan data dengan jalan
melakukan pencatatan secara cermat dan sistematik”. Teknik observasi biasanya
dilakukan bersamaan dengan teknik lain untuk mengamati keadaan fisik, lokasi
atau daerah penelitian secara sepintas lalu (on the spot) dan dengan melakukan
pencatatan seperlunya.
C. Pendekatan Metode
Salah satu pendekatan metode yang bisa digunakan dalam metode diskusi, adalah
dengan pendekatan ORID. Sesuai dengan namanya metode diskusi dengan
menggunakan pendekatan ORID (Objective-Reflective-Interpretative-Decisional)
akan menggulirkan diskusi dalam proses mengalir dari pembahasan pada tahap
objective hingga tahap decisional.
Metode diskusi ORID digunakan untuk mempermudah komunikasi dalam
suatu kelompok. Menurut Cendikia (2002:7), dengan metode diskusi
menggunakan pendekatan ORID memungkinkan:
a. Setiap anggota kelompok memberikan kontribusinya (ide, masalah, usulan
dan sebagainya), sehingga aktif dalam proses pembelajaran.
Page 5
b. Terjadinya proses diskusi yang terfokus dan berarti.
c. Diskusi ini dirancang melalui tahap-tahap yang terencana, sehingga diskusi
dapat terfokus dan tidak keluar dari materi yang dibicarakan.
d. Hadir berbagai perspektif mengenai suatu topik dalam dialog yang tidak
kontrontatif.
e. Terjadinya kedalaman pemahaman secara bersama-sama dalam kelompok,
karena materi yang dipermasalahkan dibicarakan bersama.
f. Dihasilkan solusi dan rencana aksi yang spesifik, realitis dan masuk akal.
Menurut Cendikia (2002:9), menyatakan bahwa metode diskusi menggunakan
pendekatan ORID berusaha menghindari:
a. Terjadinya dominasi satu (beberapa) anggota kelompok dalam forum
karena setiap anggota kelompok memberikan kontribusi yang berupa ide,
pertanyaan, usulan dan lainnya.
b. Terjadinya pembicaraan yang berlarut-larut tak terfokus dan
membosankan. Setiap anggota berpartisipasi aktif, sehingga diskusi tidak
monoton yang membuat kebosanan dan diskusi diarahkan ke tujuan yang
diharapkan.
c. Adanya anggota kelompok yang tidak dapat menyampaikan pendapat,
karena setiap anggota kelompok diminta kontribusinya, berupa apa pun
baik ide atau pernyataan-pernyataan.
d. Terjadinya kesulitan menemukan kata sepakat dalam forum dengan
banyaknya masukan pemikiran dari anggota kelompok akan semakin
memudahkan menemukan kesepakatan bersama.
Menurut Cendikian (2002:10-12), alur proses diskusi ORID yang dilaksanakan
melalui tahap-tahap:
a. Definisikan tujuan
Definisikan tujuan objektif diskusi agar jelas apa yang akan didiskusikan atau
jelas tujuan yang didiskusikan dan tujuan eksperimental ini melihatkan proses
dari diskusi yang dilakukan.
Page 6
1) Tujuan objektif, meliputi:
Apa saja yang hendak diketahui, dipahami atau diputuskan dalam diskusi,
sehingga jelas apa yang akan dibahas.
2) Tujuan eksperimental, meliputi:
a) Bagaimana situasi dan interaksi antar peserta yang ingin dialami oleh
peserta selama proses diskusi.
b) Isu apa atau pengalaman apa yang ingin dialami oleh kelompok.
b. Pembukaan dan penjelasan konteks masalah
Penjelasan kepada peserta masalah (topik) yang akan didiskusikan cukup
global saja, tidak terlalu detail. Penjelasan yang terlalu detai dapat mengakibatkan
kerangka berfikir peserta terbatasi, dan cepat bosan. Yang terpenting dari tahap ini
adalah keikutsertaan (inveloment) peserta, baik secara fisik, fikiran dan emosi.
c. Tahap Objective
Pertanyaan yang diajukan fasilitator dalam tahap objective, adalah:
1) Apa yang diketahui, dilihat, didengar, dibaca atau diingat oleh peserta
mengenai topik yang dibahas (berupa fakta dan data). Dengan pertanyaan ini
akan memancing narasumber untuk mengemukakan apa yang diketahuinya.
2) Pengalaman apa yang pernah dialami oleh peserta dan relevan dengan topik
yang dibahas (kapan, kejadian apa, dan dimana), karena berupa pengalaman
yang dialami siswa akan membuat siswa tertarik untuk mengikuti diskusi yang
dilakukan dan akan menyampaikan apa yang menjadi pengalaman yang
pernah dialami.
d. Tahap Reflective
Pada tahap reflective pertanyaan yang diajukan mengenai respon emosional
peserta atas fakta dan data yang telah didapat pada tahap objective. Pada tahap ini
akan semakin memperjelaskan apa sebenarnya permasalahan yang sedang dibahas
dalam diskusi.
Page 7
e. Tahap Interpretative
Tujuan dari tahap Interpretative adalah pengetahuan esensi dari topik yang
dibahas. Pernyataan-pernyataan dalam tahap ini, misalnya: apakah dampak dari
masalah itu, dan sebagainya. Dengan pernyataan ini siswa dapat mencari solusi
dari permasalahan, karena mengetahui inti dari topik yang dibicarakan.
f. Tahap Decisional
Review poin-poin penting dari diskusi dan mengingatkan peserta pada tujuan
objectif yang harus dicapai. Dalam tahap ini fasilitator mengajak atau memotivasi
kelompok untuk membuat keputusan berdasarkan hasil diskusi pada tahap-tahap
sebelumnya.
g. Konfirmasi dan penutupan
Melakukan review kembali setiap poin-poin penting yang disepakati atau diterima
dalam diskusi. Menuliskan kembali poin-poin tersebut di tempat yang bisa
diperhatikan oleh seluruh peserta. Menelusuri sejarah, mulai dari bagaimana poin
tersebut diusulkan, dibahas sampai disepakati. Menanyakan pada forum apakah
ada yang salah atau kurang memuaskan dalam proses diskusi.
D. Alasan Pemilihan Metode
Berdasarkan beberapa metode yang ada kelompok kita lebih menerapkan metode
ORID. Karena metode ini sangat sesuai dengan apa yang akan kita amati dari
bengkel sasaran.
Berdasarkan kegunaan metode dengan pendekatan ORID, maka diskusi akan
berjalan dengan lancar. Dimana kelompok kami harus memberikan kontribusinya,
sehingga aktif dalam pembelajaran. Proses diskusi ini dilakukan secara bertahap-
tahap agar topik atau objek yang dibahas tidak keluar dari jalurnya. Dengan
adanya tahapan tersebut, maka solusi yang dihasilkan akan lebih spesifik dan
masuk akal.
Melalui pendekatan ORID, maka kelompok kami berusaha untuk menghindari
tidak terjadinya dominasi satu (beberapa) kelompok dalam diskusi, sehingga
Page 8
diharapkan seluruh pihak dapat terlibat aktif dalam mengemukakan idenya.
Adapun topik yang dibicarakan menarik untuk dibahas secara kelompok
khususnya mengenai seputar bengkel tembalang motor, sehingga akan
memudahkan bagi kelompok kami untuk mengambil kesimpulan.
4 P PADA BENGKEL
A. Product (The Services)
Produk jasa merupakan produk yang dapat memberikan manfaat, memenuhi
kebutuhan konsumen, dan dapat memuaskan konsumen. Sesungguhnya pelanggan
tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dari sesuatu yang
ditawarkan. Pengertian yang ditawarkan menunjukkan sejumlah manfaat yang
didapat oleh konsumen, baik barang atau jasa maupun kombinasinya.
Produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh seseorang
atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan pasar, (Marius P. Angipora, 2002 : 26)
Produk adalah sifat yang kompleks, baik dapat diraba, termasuk bungkus, warna,
harga, prestise, perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer,
yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan, (Basu
Swastha, 2002 : 94).
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan,
diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan
kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan, (Fandy Tjiptono, 2008 : 95)
Produk tidak hanya diciptakan menurut definisi produk itu saja. Perusahaan di
dalam menghasilkan produk juga harus memperhatikan penggolongan produk itu
sendiri yang dapat digolongkan menjadi beberapa bagian menurut tujuan
pemakaiannya. Penggolongan produk menurut Kotler et.al dalam Ancellawati
(2000:215-218) dibagi menjadi:
Page 9
a) Klasifikasi Barang Konsumen (Consumer Goods)
Barang konsumen dapat dikelompokkan berdasarkan kebiasaan berbelanja
konsumen menjadi:
1) Barang konvenien (convenience goods)
Adalah barang yang biasanya sering dibeli oleh pelanggan tanpa
membutuhkan banyak pertimbangan dan hanya membutuhkan sedikit
usaha.
2) Barang shopping (shopping goods)
Adalah barang yang selama proses pemilihan dan pembelian, pelanggan
biasanya melakukan pembandingan berdasarkan beberapa kriteria
seperti kesesuaian, kualitas, harga dan gaya.
3) Barang spesial (Speciality Goods)
Adalah barang yang memiliki karekteristik unik atau pengenalan merk
sehingga untuk itu sekelompok pembeli terbiasa untuk melakukan
upaya pembelian khusus.
4) Barang yang tidak dicari (Unsought Goods)
Adalah barang yang tidak diketahui oleh konsumen atau kalau diketahui
biasanya tidak terpikirkan untuk dibeli.
b) Klasifikasi Barang Industri (Industrial Goods)
Barang industri dapat dikelompokkan berdasarkan bagaimana mereka
memasuki proses dan kemahalan relatifnya.
Menurut Payne dalam Tjiptono (2000 :135):
Produk jasa merupakan rangkaian pemuasan nilai yang kompleks. Orang membeli
jasa membeli jasa untuk memecahkan masalah dan mereka melekatkan nilai pada
jasa-jasa dalam kaitannya dengan kemampuan jasa yang dipersepsikan untuk
memecahkan masalah tersebut”
Untuk penawaran suatu produk menurut Payne dalam Tjiptono (2000 :134)
disarankan bahwa penawaran produk dapat dilihat dari beberapa level yaitu:
1. Produk inti atau generik.
Ini terdiri dari produk jasa dasar, misalnya tempat tidur di kamar hotel
untuk malam hari
Page 10
2. Produk yang diharapkan
Ini terdiri dari produk generik bersama dengan pembelian minimal yang
perlu dipenuhi.
3. Produk yang diperluas (augmented product)
Ini merupakan bidang yang memungkinkan suatu produk dibedakan dari
yang lain.
4. Produk potensial
Ini terdiri dari seluruh sifat dan manfaat tambahan potensial yang memang
atau mungkin merupakan utilitas bagi pembeli.
Produk di Bengkel Tembalang Motor
Produk jasa yang terdapat dalam bengkel Tembalang Motor yaitu service yang
memuaskan konsumen sebagai produk intinya. Hal ini dikarenakan pemiliknya
tidak asal pilih dalam menerima karyawannya. Para pekerjanya merupakan
pekerja yang ahli di bidangnya masing-masing. Sehingga kualitas dalam service
Pada bengkel tersebut terjamin.
Pada Bengkel Tembalang Motor juga melakukan shift pekerja. Para pekerjanya
bekerja bergantian dari pukul 07.30 – 16.30 bahkan hingga pukul 21.00. Ini
merupakan produk yang diharapkan konsumen sehingga kualitas service bengkel
tersebut tidak akan menurun karena para pekerja tidak terlalu lelah dengan
dilakukannya shift pekerja ini.
Selain itu pada bengkel Tembalang Motor menjual oli, ban, dan spare part lain
yang lengkap dan berkualitas. Hal ini disebut sebagai Augmented Product.
Dengan ini keterbutuhan konsumen pun terpenuhi. Barang barang ini tertata rapi
di tempatnya sehingga tidak mengganggu pemandangan konsumen.
Sebagai produk potensialnya, bengkel ini juga menjual minuman bersoda untuk
para pelanggan. Jadi, konsumen yang merasa haus karena menunggu service
motornya bisa membeli minuman bersoda yang ada di bengkel tersebut.
B. Price
Page 11
Harga merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pemasaran,
tanpa harga sesuatu barang yang dihasilkan tidak akan memiliki nilai. Harga
merupakan satu-satunya elemen campuran pemasaran yang mengeluarkan hasil,
sementara elemen lain seperti, tempat, produk, promosi pastinya merupakan
biaya. Harga juga adalah salah satu elemen yang paling fleksibel dalam campuran
pemasaran, karena harga mudah untuk diubah mengikuti kesesuaian pasar. Di
bengkel motor yang kelompok 1 telah teliti, nilai total yang pelanggan akan
keluarkan terhadap jasa yang telah diproduksi oleh bengkel tersebut adalah nilai
produk ditambah nilai layanan, nilai personel, dan juga nilai citra.
Nilai produk yang dikeluarkan oleh bengkel ini adalah nilai produk berupa
alat-alat yang mereka gunakan untuk membantu produksi jasa mereka, karena kita
pastinya mengetahui bahwa setiap jasa yang diproduksi pastinya mempunyai
produk pendukungnya. Contohnya pada bengkel ini ialah, ban akan disediakan
untuk mengganti ban pelanggan yang rusak dan juga oli yang akan disiapkan pada
saat service motor lalu alat pengganti ban serta alat lainnya yang membantu
perbaikan motor. Di bengkel ini nilai produk yang mereka berikan berbeda-beda
sesuai dengan harga pasar karena bengkel ini tidak menghasilkan produk maka ia
membeli produk di pasaran. Produk yang diberikan beserta harganya :
a. Ban Dalam
1. Asli Rp 50.000,- sampai Rp 80.000,- (tergantung
merek)
2. Tiruan Rp 30.000,-
b. Ban Luar
1. Asli Rp 200.000,- sampai Rp 250.000,-
(tergantung merek)
2. Tiruan Rp 160.000,-
c. Spare Part
1. Lampu Rp ?
2. Spion Rp ?
3. Stiker Rp ?
4. Jok Rp ?
Page 12
d. Oli Rp 30.000,-
e. Oli bekas Rp. 0 (diberikan gratis kepada pelanggan
yang minta)
Nilai layanan yang dimaksudkan disini berupa nilai yang diberikan untuk
memberikan pelayanan yang telah diberikan kepada pelanggan. Contoh nilai
layanan yang diberikan oleh bengkel ini adalah service, di bengkel ini service
yang diberikan bukan hanya penggantian bahan-bahan motor saja tetapi juga
ditambah pelayanan pemasangan bahan-bahan tersebut. Harga service yang
ditawarkan bengkel ini Rp 20.000 tergantung dengan bahan-bahan motor yang
akan diganti, jika service+ganti oli biasanya diberikan potongan harga, kira-kira
harga yang diberikan Rp ?. Di bengkel ini juga melayani tune-up dengan harga Rp
17.000,-.
Nilai personal yang disebutkan merupakan nilai yang harus dibayarkan
terhadap personal/ karyawan yang telah melakukan jasa tersebut, bukan hanya
karyawan saja yang diberikan harga tetapi pemilik juga memberikan harga untuk
dirinya sendiri. Di bengkel ini nilai yang diberikan pada karyawannya yang telah
bekerja adalah Rp ? dan karyawan juga mendapatkan upah makan diluar upah inti.
Nilai citra disini adalah nilai dari nama sebuah perusahaan yang
memproduksi jasa. Nilai Citra akan diberikan terhadap ketenaran dan kepopuleran
nama perusahan, jika semakin tinggi kepopuleran sebuah perusahaan tersebut
maka produk yang akan dihasilkanpun akan tinggi juga harganya. Pada
perusahaan bengkel ini, harga yang diberikan terhadap jasa yang telah dihasilkan
tidak memasukkan nilai citra, karena bengkel ini tidak terlalu mencetar akan
namanya, karena apabila perusahaan bengkel tersebut memberi nilai pada citra
pastinya akan ada kenaikan harga yang akan ditotalkan dari keseluruhan nilai
yang telah diperhitungkan. Perusahaan bengkel ini hanya memberikan harga pada
nilai produk, layanan dan personal serta disesuaikan dengan harga yang ada
dipasaran (fleksibel).
Harga yang diberikan oleh bengkel ini menjadikan pilihan bagi
pelanggannya untuk terus tetap datang, karena harga yang mereka tetapkan telah
Page 13
mereka perhitungkan dengan matang sesuai dengan harga pasar dan juga harga
pelanggan total (Nilai produk, layanan dan personal).
C. Place (Tempat atau distribusi)
Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : “The various
the company undertakes to make the product accessible and available to target
customer”. ( Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat
produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran ). Keputusan
penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada
pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau
menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan.
Ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat
ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan.
Saluran distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling
bergantungan satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah
produk atau pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam
perusahaan jasa harus dapat mencari agen dan lokasi untuk menjangkau populasi
yang tersebar luas.
Sebagai salah satu variabel marketing mix, place atau distribusi
mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan
memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang
dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat
yang tepat.
Manfaat place dalam pemasaran
Pertama : Konsumen mudah memperoleh produk Anda. Dengan
banyaknya produk yang ada dipasar, apalagi dengan banyaknya produk-produk
substitusi, maka distribusi yang direncanakan dengan baik dapat membantu
produk tersebut tersebar dengan cepat. Dengan demikian, maka konsumen akan
mudah memperoleh produk tersebut di pasar.
Page 14
Coba Anda renungkan, seandainya Anda mencari teh botol merek tertentu
di suatu toko, namun teh botol tersebut tidak ada, apakah Anda tidak jadi minum
teh botol tersebut ? Kemungkinan besar Anda akhirnya akan mengkonsumsi teh
botol merek lain.
Konsumen mungkin cenderung mencari produk yang mudah diperoleh
atau tidak mau repot-repot mencari suatu produk tertentu ke tempat lain yang
jaraknya agak jauh atau memerlukan waktu lebih lama.
Kedua : Availaibility atau ketersediaan produk. Ketersediaan produk juga
mengandung makna ketersebaran produk. Jika produk tersedia di suatu outlet, itu
berarti produk tersebut terdistribusi lebih baik. Produk ada ‘di mana-mana’
sehingga mudah dicari konsumen. Teh botol sosro tersedia tidak saja di outlet
modern, tetapi juga ada di warung-warung bahkan sampai ‘menembus’ gang/
perkampungan.
Ketiga : Impulse buying. Konsumen mungkin pada mulanya tidak
berencana membeli suatu produk, namun karena konsumen melihat produk
tersbeut di toko, timbul niat untuk membelinya. Misalnya, Anda makan di suatu
rumah makan. Karena melihat teh botol merek tertentu maka Anda menjadi ingin
mengkonsumsi produk tersebut.
Kelompok 1 mendapatkan tugas untuk menganalisa bengkel yang
berhubungan dengan jasa. Menurut kelompok kami keadaan bengkel Castrol di
depan Rumah Makan Padang Murah tidak nyaman. Walaupun letaknya strategis
di dekat jalan raya tetapi keadaan bengkel kurang tertata rapi. Banyak barang-
barang yang berserakan di lantai seperti mur, baut, dan alat-alat bengkel lainnya.
Hal ini dapat mengakibatkan kecelakaan kerja, karena bisa saja pegawai bengkel
atau konsumnen menginjal alat bengkel tersebut dan bisa mengakibatkan luka.
Bengkel tersebut tidak memiliki satpam karena itu hanya bengkel milik
perorangan. Beda lagi jika bengekel tersebut milik perusahaan besar. Dan bengkel
yang kelompok kami analisa hanya bengkel motor saja. Tidak bisa membenarkan
mobil, walaupun menjual alat mobil namun tidak banyak, seperti ada ban serep
dalam mobil.
Page 15
Gambar 1. Keadaan Bengkel Castrol
Bengkel Castrol tersebut memiliki luas 7 x 9 meter sehingga hanya
memiliki kapasitas yang sedikit untuk lahan parkir dan servis motor. Sedangkan
pencahayaan pada bengkel tersebut cukup baik karena menggunakan pintu rolling
door sehingga terbuka semua pintunya. Namun cahaya matahari tidak bisa terus
menembus sampai dalam karena pada bengkel tersebut terdapat banner nama
bengkel yang menutupi seperempat bagian pada bengkel. Kelebihan cahaya juga
tidak baik karena dapat mengakibatkan kesilauan sehingga mengakibatkan
kecelakaan pada pekerja. Pencahayaan yang baik adalah pencahayaan yang
memungkinkan pekerja dapat melihat obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat
dan tanpa upaya yang tidak perlu. Serta membantu menciptakan lingkungan kerja
yang nikmat dan menyenangkan.
Kualitas udara dalam ruangan merupakan faktor yang signifikan dalam
mempengaruhi derajat kesehatan tenaga kerja. Hal yang dapat mempengaruhi
udara pada ruang atau tempat kerja adalah konstruksi tempat kerja di bengkel
tersebut yang tidak dirancang adanya jendela atau atap yang dapat dibuka atau
bisa juga menggunakan fiber yang bisa tembus cahaya, terdapat sarana energi
konservasi yang dapat menurunkan jumlah udara dari luar yang disirkulasikan.
Kontaminan udara dalam ruangan, meliputi :
1. Kontaminan biologis
Bahan-bahan yang mudah menguap
Sisa hasil pernafasan
Page 16
Sisa hasil pembakaran
Partikel –partikel dalam ruangan
2. Faktor fisik , meliputi :
Suhu udara
Kelembaban
Kecepatan gerak udara untuk sirkulasi
Sistem ventilasi udara yang digunakan