GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA DELEGASI GRUP KERJA SAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI - PARLEMEN YUNANI KE YUNANI TANGGAL 29 MEI – 4 JUNI 2016 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) adalah Alat Kelengkapan DPR RI (AKD) yang memiliki tugas dalam lingkup diplomasi parlemen. Dalam pelaksanaan tugasnya, BKSAP membagi wilayah kerjanya menjadi tiga: pelaksanaan tugas secara multilateral melalui organisasi internasional dan organisasi regional, serta dalam hal pelaksanaan tugas secara bilateral melalui peningkatan hubungan persahabatan dan kerja sama antarparlemen. Dalam konteks pelaksanaan tugas secara bilateral, BKSAP dapat membentuk Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) sebagaimana diatur dalam Pasal 76 ayat 1 (e) Peraturan DPR Nomor 1/2014 tentang Tata Tertib. Untuk periode Keanggotaan Dewan tahun 2014 - 2019, pada tanggal 15 September 2015 DPR RI telah membentuk 49 GKSB dengan Parlemen negara sahabat salah satunya adalah GKSB DPR RI dengan Parlemen Republik Hellenic atau Yunani. Untuk mendukung peningkatan hubungan bilateral, GKSB melakukan berbagai kegiatan dalam kerangka bilateral termasuk dengan mengunjungi negara terkait. Pada tanggal 29 Mei hingga 4 Juni 2016, Delegasi GKSB DPR RI - Parlemen Yunani telah melaksanakan kunjungan bilateral ke Athena. Selama di Yunani, Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen Yunani mengadakan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemangku kepentingan, di antaranya: Duta Besar RI untuk Yunani, Bapak Benny Bahanadewa, Grup Kerja Sama Bilateral Parlemen Yunani, Kementerian Luar Negeri bidang Ekonomi Internasional, serta Kementerian Ekonomi, Pembangunan, dan Pariwisata. B. Dasar Pengiriman Delegasi Pengiriman Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen Yunani didasarkan atas Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 22/PIMPV/2015-2016 tanggal 23 Mei 2016 tentang Penugasan Delegai Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dalam Kunjungan Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia – Parlemen Yunani ke Yunani.
34
Embed
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA DELEGASI GRUP KERJA … · Negara ini terletak di Eropa bagian selatan dengan ibukota di Athena, ... garis pantai terpanjang di dunia. ... Yunani juga dikenal
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 1
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA DELEGASI GRUP KERJA SAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI - PARLEMEN YUNANI
KE YUNANI TANGGAL 29 MEI – 4 JUNI 2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) adalah Alat Kelengkapan DPR RI (AKD)
yang memiliki tugas dalam lingkup diplomasi parlemen. Dalam pelaksanaan tugasnya, BKSAP
membagi wilayah kerjanya menjadi tiga: pelaksanaan tugas secara multilateral melalui
organisasi internasional dan organisasi regional, serta dalam hal pelaksanaan tugas secara
bilateral melalui peningkatan hubungan persahabatan dan kerja sama antarparlemen.
Dalam konteks pelaksanaan tugas secara bilateral, BKSAP dapat membentuk Grup
Kerja Sama Bilateral (GKSB) sebagaimana diatur dalam Pasal 76 ayat 1 (e) Peraturan DPR
Nomor 1/2014 tentang Tata Tertib. Untuk periode Keanggotaan Dewan tahun 2014 - 2019,
pada tanggal 15 September 2015 DPR RI telah membentuk 49 GKSB dengan Parlemen
negara sahabat salah satunya adalah GKSB DPR RI dengan Parlemen Republik Hellenic atau
Yunani.
Untuk mendukung peningkatan hubungan bilateral, GKSB melakukan berbagai kegiatan
dalam kerangka bilateral termasuk dengan mengunjungi negara terkait. Pada tanggal 29 Mei
hingga 4 Juni 2016, Delegasi GKSB DPR RI - Parlemen Yunani telah melaksanakan kunjungan
bilateral ke Athena.
Selama di Yunani, Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen Yunani mengadakan pertemuan
bilateral dengan sejumlah pemangku kepentingan, di antaranya: Duta Besar RI untuk Yunani,
Bapak Benny Bahanadewa, Grup Kerja Sama Bilateral Parlemen Yunani, Kementerian Luar
Negeri bidang Ekonomi Internasional, serta Kementerian Ekonomi, Pembangunan, dan
Pariwisata.
B. Dasar Pengiriman Delegasi
Pengiriman Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen Yunani didasarkan atas Keputusan
Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 22/PIMPV/2015-2016 tanggal
23 Mei 2016 tentang Penugasan Delegai Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dalam
Kunjungan Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia –
Parlemen Yunani ke Yunani.
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 2
C. Susunan Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen Yunani
Susunan Delegasi GKSB DPR RI - Parlemen Yunani adalah sebagai berikut:
1. Dodi Reza Alex Noerdin, Lic Econ, M.B.A. A-244/FPG/Kom.VI Ketua
2. Dr. Ir. Bahrum Daido, M.Si. A-452/FPD/Kom.V Wakil Ketua
3. Diah Pitaloka, S.Sos, M.Si. A-154/FPDIP/Kom.II Anggota
4. Dwie Aroem Hadiatie, S.I.Kom A-247/FPG/Kom.VI Anggota
5. Luther Kombong A-386/FPGerindra/Kom.IV Anggota
6. H. Iskan Qolba Lubis, M.A. A-86/FPKS/Kom.VIII Anggota
7. Dra. Hj. Ermalena MHS. A-536/FPPP/Kom.IX Anggota
8. Fauzih H. Amro, M.Si. A-548/FPHanura/Kom.V Anggota
D. Maksud dan Tujuan Pengiriman Delegasi
Maksud dan tujuan kunjungan Delegasi GKSB BKSAP DPR RI ke Yunani antara lain:
1) Untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama antarparlemen dengan Parlemen Yunani.
Peningkatan kerja sama ini selanjutnya dapat diwujudkan salah satunya dengan upaya
penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) sebagai landasan terbentuknya
hubungan kerja sama yang lebih formal antara DPR RI dengan Parlemen Yunani.
2) Untuk memperbarui komitmen Indonesia terhadap penguatan dan peningkatan kerja sama
di berbagai bidang serta untuk mempererat hubungan diplomatik kedua negara melalui jalur
diplomasi parliament-to-parliament.
3) Untuk memfasilitasi beragam pending matters yang muncul dalam kerangka kerja sama
bilateral Indonesia - Yunani.
4) Untuk mempererat tali persahabatan serta saling mendorong upaya peningkatan hubungan
kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua negara (antarparlemen,
antarpemerintah, antarbisnis, dan antarmasyarakat) di bidang politik, ekonomi,
perdagangan, dan kebudayaan.
E. Persiapan Pelaksanaan Tugas
Sebelum melakukan kunjungan, Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen Yunani telah
GKSB DPR RI – Parlemen Yunani dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 19 Mei 2016. Selain
itu, Ketua Delegasi DPR RI – Parlemen Yunani juga telah bertemu dengan Wakil Duta Besar
Yunani untuk Republik Indonesia pada hari Senin tanggal 23 Mei 2016 di kantor Kedutaan
Besar Yunani di Jakarta.
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 3
II. ISI LAPORAN
A. Informasi Singkat tentang Yunani
Yunani memiliki nama resmi Hellenic Republic. Negara ini terletak di Eropa bagian selatan
dengan ibukota di Athena, serta berbatasan dengan Laut Aegea, Laut Ionia, dan Laut
Mediterania. Yunani juga berbatasan langsung dengan Albania, Macedonia, dan Bugaria di utara
serta Turki di Timur. Yunani memiliki jumlah penduduk sebanyak 11 juta jiwa dengan luas
131.940 kilometer persegi dengan bahasa resmi Greek. Yunani merupakan negara Uni Eropa
serta mengganti mata uangnya dari Drachma ke Euro pada Januari 2001.
Yunani merupakan salah satu negara yang memiliki sejarah terpanjang dan dikenal
sebagai cikal bakal budaya Barat. Yunani merupakan tempat lahirnya demokrasi, filosofi Barat,
olimpiade, dan sangat kaya akan budaya. Yunani merupakan negara demokratis serta memiliki
kualitas hidup yang tinggi. Yunani juga menjadi anggota beragam organisasi internasional seperti
UN, Council of Europe, IPU, NATO, OECD, OSCE (Organization for Security and Cooperation in
Europe) dan WTO.
Yunani merupakan salah satu negara yang terkena dampak paling parah dari krisis
finansial Eropa. Krisis utang pemerintah, kebijakan penghematan dan bantuan dari Uni Eropa
(bailout dan austerity) masih menjadi isu paling hangat di Yunani. Pulau-pulau di Yunani dalam
beberapa waktu belakangan ini menjadi pintu masuk para pengungsi korban konflik yang kerap
menghiasi berita global.
Hubungan diplomatik antara RI–Yunani secara resmi telah dimulai sejak 23 Februari 1958.
KBRI Athena dibuka tahun 1994. Hubungan kerja sama kedua negara selama ini berlangsung
dengan baik dan dinamis. Dalam berbagai isu di forum internasional dan regional terdapat saling
pengertian dan persamaan pandangan.
B. Program Kegiatan
1. Pertemuan dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk Yunani, H.E. Benny Bahanadewa di Wisma Duta RI, Senin 30 Mei 2016
Duta Besar Indonesia utuk Yunani, H.E. Benny Bahanadewa menyambut
kedatangan delegasi GKSB DPR RI - Parlemen Yunani di Wisma Duta KBRI, Senin malam
waktu setempat. Dalam sambutannya, Duta Besar Benny Bahanadewa atas nama seluruh
staf KBRI, menyampaikan ucapan selamat datang kepada rombongan delegasi GKSB
DPR RI yang dipimpin oleh Dodi Reza Alex Noerdin ke Athena. Dubes kemudian
memperkenalkan para staf KBRI yang ada di Yunani.
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 4
Dubes Benny Bahanadewa dalam sambutannya memberi apresiasi kepada delegasi
GKSB DPR RI – Parlemen Yunani yang datang berkunjung ke Yunani yang bertujuan
untuk mempererat hubungan bilateral RI-Yunani. Dubes menyampaikan bahwa beliau
sebelumnya adalah Konsul Jenderal di Chicago, Amerika Serikat dan langsung pindah ke
Athena, Yunani untuk mengemban amanat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Yunani.
Beliau menggantikan Dubes Ahmad Rusdi yang telah selesai masa jabatannya pada bulan
April 2012. Menurutnya, saat ini masih banyak hal yang harus dikerjakan untuk
meningkatkan hubungan bilateral RI-Yunani di berbagai bidang.
Dubes kemudian memberikan gambaran dan kondisi terkini Yunani, terutama dalam
bidang politik dan ekonomi, sebagai bekal informasi bagi delegasi GKSB Yunani bertemu
dengan para pemangku kepentingan di Yunani. Dalam bidang ekonomi, beliau
menjelaskan bahwa Yunani saat ini masih dilanda krisis ekonomi yang berat.
Beberapa hari sebelum kedatangan delegasi, Parlemen Yunani menyetujui sebuah
paket pensiun dan reformasi pajak kontroversial yang dituntut oleh para kreditur Eropa
dengan imbalan dana talangan sebesar hampir US$100 miliar. Parlemen menyetujui
keputusan yang tidak populer ini dengan perbandingan suara 153:145. Keputusan ini
memicu demonstrasi dari rakyat Yunani yang tidak puas dengan kebijakan tersebut.
Meskipun dalam keadaan krisis, Dubes menambahkan bahwa Yunani memiliki
banyak potensi yang dapat dimanfaatkan Indonesia. Melihat lokasi geografis yang
strategis, Yunani dapat menjadi pintu gerbang bagi produk-produk Indonesia, tidak hanya
untuk dipasarkan di pasar tradisional negara Eropa namun juga untuk dapat memasuki
pasar yang berpotensi untuk digarap lebih jauh yaitu di kawasan Balkan dan Mediterrania.
Potensi kerja sama lain yang masih dapat dikembangkan antara lain adalah sektor
perdagangan, perkapalan dan pariwisata. Dubes juga memaparkan beberapa fakta
menarik, diantaranya bahwa Indonesia mengimpor katun dan tembakau dalam jumlah
besar dari Yunani sementara Yunani mengimpor banyak sepeda motor dari Indonesia.
Dubes menyampaikan WNI yang berdomisili di Yunani lumayan banyak, hampir
1.000 orang yang sebagian besar merupakan pekerja. Beliau menjelaskan, banyak dari
WNI tersebut yang selain bekerja juga turut serta mengikuti program pendidikan
Universitas Terbuka (UT). Saat ini tercatat 8 WNI Indonesia yang sedang menempuh
pendidikan UT dan satu orang telah lulus.
Pertemuan dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Delegasi Dodi Reza. Dalam
sambutannya Dodi Reza mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya
kepada Duta Besar Benny Bahanadewa dan jajaran KBRI yang telah memfasilitasi dan
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 5
membantu terselenggaranya pertemuan delegasi GKSB DPR RI dengan beberapa pihak
di Yunani. Dodi Reza kemudian memperkenalkan anggota GKSB beserta staf yang hadir
beserta maksud dan tujuan kedatangan.
Dodi Reza menjelaskan bahwa kunjungan ini dilaksanakan untuk menjajaki lebih
lanjut secara konkret peluang penguatan dan peningkatan kerja sama di berbagai bidang
dengan Yunani, terutama dalam bidang ekonomi, perdagangan, investasi, pariwisata,
hingga pendidikan dan kebudayaan.
Dodi Reza menambahkan bahwa Yunani dan Indonesia memiliki banyak
persamaan, diantaranya kedua negara memiliki banyak pulau. Yunani juga telah maju
dalam bidang perkapalan serta pariwisata yang mana Indonesia dapat belajar lebih banyak
untuk memajukan kedua sektor tersebut. Ia melanjutkan kunjungan GKSB DPR RI ke
Yunani adalah juga untuk memperbarui komitmen Indonesia terhadap penguatan dan
peningkatan kerja sama di berbagai bidang, salah satunya terkait Memorandum of
Understanding (MoU).
Pada tahun 2007, Indonesia dan Yunani telah menyepakati MoU dalam bidang
pariwisata yang telah disepakati kedua negara, dan kunjungan kali ini bertujuan untuk
menindaklanjuti MoU tersebut. Kunjungan GKSB ini juga dapat mempererat hubungan
diplomatik kedua negara melalui jalur diplomasi parliament-to-parliament.
Dalam penutup kata sambutannya, Dodi Reza kembali mengucapkan apresiasi dan
terima kasih kepada Duta Besar Benny Bahanadewa dan seluruh jajaran KBRI yang
banyak membantu GKSB DPR RI selama di Yunani. Acara kemudian dilanjutan dengan
tukar menukar cinderamata, makan malam dan ramah tamah.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Yunani, Bapak Benny Bahanadewa, M.B.A., M.Si. memberikan sambutan di Wisma Duta Athena
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 6
Ketua Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen Yunani, Bapak Dodi Reza Alex Noerdin, Lic Econ, M.B.A., memberikan sambutan di Wisma Duta Athena
Suasana pertemuan dan ramah tamah dengan jajaran KBRI Athena di Wisma Duta
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 7
Tukar menukar cinderamata antara Duta Besar Republik Indonesia untuk Yunani dengan Ketua Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen Yunani di Wisma Duta Athena
Foto bersama Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen Yunani dengan Jajaran KBRI Athena di Wisma Duta
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 8
2. Pertemuan dengan Grup Kerja Sama Bilateral Parlemen Yunani (Greece – Indonesia Friendship Group), Selasa 31 Mei 2016
Rombongan Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen Yunani disambut dengan hangat
oleh para pejabat GKSB di gedung parlemen Yunani tidak jauh dari Syntagma Square.
Sebagai informasi, Syntagma Square atau Alun-alun Konstitusi, merupakan alun-alun
utama di kota Athena. Area ini sering digunakan penduduk Yunani untuk menyuarakan
pendapatnya.
Menurut staf KBRI Athena, dalam beberapa hari terakhir sebelum kunjungan
delegasi, area ini ramai dipenuhi para demonstran yang menolak kebijakan parlemen
Yunani terkait kebijakan pensiun dan pajak. Gedung Parlemen Yunani sendiri merupakan
bekas Istana Kerajaan yang didirikan pada abad 19 yang kemudian dialihfungsikan
menjadi gedung parlemen Yunani sejak tahun 1934.
Pertemuan dilaksanakan di salah satu ruangan rapat parlemen yang dihadiri oleh
beberapa anggota parlemen GKSB Yunani, diantaranya Ketua GKSB Yunani,
Mrs. Kozompoli Panagiota dan Ms. Vaki Foteini yang keduanya berasal dari partai
berkuasa SYRIZA. Dalam prakatanya, Ketua GKSB Parlemen Yunani Kozompoli
Panagiota mengucapkan penghormatan atas kedatangan Delegasi GKSB DPR RI –
Parlemen Yunani serta mengapresiasi pertemuan ini yang merupakan langkah maju untuk
kian meningkatkan hubungan bilatereal kedua negara yang sudah terjalin dengan baik
sejak tahun 1958.
Mrs. Kozompoli Panagiota (kiri), Ketua Greece – Indonesia Friendship Group, dan Ms. Vaki Foteini (kanan), Anggota Greece Indonesia Friendship Group
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 9
Kozompoli Panagiota mengatakan bahwa walaupun Yunani dan Indonesia
merupakan negara yang terpisah jauh secara geografis namun memiliki banyak
persamaan seperti memiliki banyak pulau. Yunani memiliki lebih dari 300 pulau besar dan
8.700 pulau kecil sementara Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau. Yunani juga
memiliki garis pantai sepanjang 15.600 km yang merupakan salah satu negara dengan
garis pantai terpanjang di dunia.
Kozompoli Panagiota juga menekankan bahwa Yunani memiliki kekuatan di bidang
kelautan dan perikanan. Yunani juga dikenal sebagai negara yang telah maju dalam
industri perkapalan. Sekain perkapalan dan pariwisata, industri perikanan dan kelautan
juga menjadi tulang punggung perekonomian negara. Di akhir sambutannya, Kozompoli
Panagiota menyampaikan ucapan selamat datang di Athena, kota bersejarah yang telah
berdiri sejak lebih dari 2.000 tahun yang lalu.
Ketua delegasi GKSB DPR RI-Yunani, Dodi Reza mengawali sambutan dengan
mengucapkan terima kasih atas sambutan dan atensi oleh GKSB Yunani. Beliau kemudian
memperkenalkan anggota delegasi satu-persatu yang datang dari lintas komisi dan fraksi
yang ada di DPR RI.
Ketua Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen Yunani, Bapak Dodi Reza Alex Noerdin memberikan pidato dalam pertemuan dengan Greece – Indonesia Friendship Group
Ia memaparkan bahwa Yunani merupakan tempat lahirnya pusat kebudayaan Barat
juga tempat lahirnya demokrasi. Dodi Reza berharap, kedatangan delegasi GKSB hari ini
dapat meningkatan kerja sama dengan Yunani yang akan difokuskan untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki kedua negara diantaranya hubungan ekonomi,
perdagangan, dan bidang lain yang akan dibahas bersama dan dilandaskan kepada kerja
sama bilateral yang saling menguntungkan.
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 10
Dodi Reza kemudian menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia saat ini
menekankan pembangunan di dua sektor, yang pertama di sektor maritim. Delegasi DPR
RI meyakini bahwa Yunani memiliki sektor kemaritiman yang sangat kuat dan menjadi
penopang perekonomian Yunani. Menurutnya, Indonesia yang berkeinginan menjadi
kekuatan maritim dunia, dapat banyak belajar dan bekerjasama dengan Yunani dalam
sektor ini.
Dodi Reza menambahkan, sektor yang juga ingin dikembangkan oleh Indonesia
adalah sektor pariwisata. Delegasi meyakini bahwa banyak hal yang dapat dipelajari dari
Yunani sebagai salah satu negara tujuan wisata utama di dunia melalui sharing best
practice atau pengalaman yang kemudian akan diaplikasikan untuk meningkatkan sektor
pariwisata indonesia.
Sebagai informasi, Jumlah wisatawan yang mengunjungi Yunani pada tahun 2015
mencapai 22 juta orang, dan diperkirakan akan meningkat hingga 26 juta pada tahun ini.
Hal ini menunjukkan, sektor pariwisata tidak terlalu terpengaruh krisis ekonomi yang
melanda Yunani. Sektor pariwisata berkontribusi terhadap 20% dari PDB Yunani (sebesar
14,5 miliar Euro), serta mempekerjakan 1 dari 5 orang. Yunani juga menjadi tempat tujuan
favorit turis terutama dari Eropa karena Yunani menikmati sinar matahari lebih dari 250
hari tiap tahunnya.
Di sektor pendidikan dan kebudayaan, delegasi juga yakin bahwa banyak hal yang
dapat ditingkatkan. Misalnya peningkatan kerjasama antar kementerian dan universitas
yang ditandai dengan telah ditandatanganinya Memorandum of Understanding di bidang
pariwisata pada 2007. MoU tersebut telah disepakati oleh pemerintah Yunani pada tahun
2009 namun belum disepakati oleh pihak Indonesia dan akan segera ditindaklanjuti oleh
parlemen Indonesia.
Dalam MoU tersebut, kedua negara sepakat untuk saling mendorong
pengembangan warisan budaya kedua negara melalui beragam kegiatan seperti
kerjasama dalam bidang arkeologi, pertukaran ahli budaya, serta saling mempromosikan
pariwisata kedua negara.
Anggota GKSB Parlemen Yunani, Ms. Vaki Foteini kemudian memberikan
sambutannya. Vaki Foteini kembali menekankan bahwa selain kedua negara memiliki
kesamaan geografis, Indonesia dan Yunani juga sama-sama memiliki tujuan dan visi untuk
meningkatkan sektor maritim. Selain itu, kedua negara juga sama-sama memiliki
pengalaman baik maupun buruk terkait kondisi perekonomian.
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 11
Vaki Foteini memaparkan bahwa hampir 20 tahun yang lalu ketika era presiden
Soeharto, Indonesia mengalami posisi yang sama dengan Yunani saat ini yaitu terkena
krisis ekonomi yang juga diikuti oleh tekanan dari IMF untuk mengambil bantuan.
Menurutnya, hal tersebut merupakan pengalaman yang sangat tidak menyenangkan bagi
negara dan penduduk Yunani.
Yunani mengapresiasi Indonesia yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami
pertumbuhan ekonomi yang menggembirakan yang ditunjang oleh stabilitas ekonomi yang
kuat. Yunani juga mengakui kemajuan di bidang budaya Indonesia yang mulai dikenal di
luar negeri, serta baiknya penanganan pemerintah Indonesia terhadap organisasi ekstrimis
yang dalam beberapa waktu terakhir banyak menyerang Eropa dan menimbulkan korban.
Vaki Foteini berharap pertemuan kali ini dapat meningkatkan kerjasama khususnya
di bidang ekonomi, budaya, pariwisata, dan pendidikan. Untuk bidang pendidikan, pelajar
dari Indonesia dapat memanfaatkan program beasiswa seperti Erasmus yang dapat
dijangkau oleh siapa saja, termasuk pelajar dari negara non-Eropa. Vaki Foteini juga
berharap, kerjasama antara universitas di Yunani dan Indonesia dapat ditingkatkan.
Acara kemudian dilanjutkan ke sesi tanya jawab. Anggota delegasi Bahrum Daido,
yang juga merupakan wakil ketua GKSB DPRI RI-Yunani, menanyakan apa saja kegiatan
industri maritim di Yunani. Apakah hanya melayani transportasi atau juga untuk pariwisata
dan penangkapan ikan. Beliau juga menanyakan kondisi dan penanganan terkait
pengungsi, terutama dari Suriah, Irak, dan Afghanistan yang masuk ke wilayah Yunani.
Indonesia juga memiliki persoalan yang sama dimana Indonesia menerima pengungsi dari
Rohingya.
Bapak Bahrum Daido, Wakil Ketua Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen Yunani dalam diskusi
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 12
Ketua GKSB Parlemen Yunani-Indonesia, Kozompoli Panagiota menjawab bahwa
Yunani memiliki industri maritim yang cukup besar dengan sekitar 2.000 kapal dengan
beragam aktivitas yang digunakan untuk perdagangan, kargo, kapal penumpang dan juga
kapal pesiar.
Sebagai informasi, sektor maritim Yunani merupakan salah satu yang paling maju di
dunia dan industri perkapalan merupakan industri nomor satu di Yunani. Data dari badan
statistik Yunani mencatat nilai dari industri perkapalan dan bisnis terkait pada 2015
mencapai US$17 miliar (7,5% GDP) serta mempekerjakan 192.000 pekerja.
Terkait pengungsi, Kozompoli Panagiota menegaskan bahwa Yunani mau tidak mau
harus menerima mereka karena mereka merupakan korban perang dan pemerintah Yunan
telah mengantisipasi dengan membangun kamp pengungsian yang layak dan terus
melakukan pembicaraan dengan Uni Eropa karena dibutuhkan koordinasi dengan negara
lain untuk menuntaskan masalah pengungsi ini.
Saat ini terdapat perjanjian antara Turki dengan Uni Eropa bahwa Yunani telah
meminta kepada Turki untuk berhenti mengirimkan pengungsi ke Yunani karena sudah
tidak mampu lagi menampung. Menurut Kozompoli Panagiota, langkah yang paling tepat
terkait masalah ini adalah dengan menghentikan perang. Mereka mengungsi karena
terpaksa, untuk menyelamatkan hidupnya dari perang. Karena itu, penghentian perang
merupakan solusi utama untuk menyelesaikan masalah ini.
Anggota GKSB DPR RI – Parlemen Yunani, Luther Kombong kemudian
menyampaikan banyak pandangannya. Yang pertama terkait kelapa sawit (CPO). Ia
menekankan bahwa perkebunan sawit di Indonesia tidak merusak lingkungan
sebagaimana diklaim negara Eropa lain. Perkebunan sawit di Indonesia, baik yang
ditanam oleh BUMN atau swasta, semua ditanam di lahan bukan hutan dan ditanam
sesuai prosedur yang sah dan tidak ilegal. Sawit ditanam di lahan kritis yang tidak merusak
hutan. Luther Kombong berharap kepada parlemen, pemerintah, dan pebisnis di Yunani
untuk mempromosikan produksi CPO beserta turunannya agar bisa diperdagangkan
melalui Yunani.
Luther Kombong kemudian menyinggung masalah kebakaran hutan yang terjadi di
Indonesia tahun lalu. Ia menyampaikan bahwa kebakaran yang terjadi merupakan
kebakaran lokal, yang sama sekali tidak mengganggu hutan yang ada. Hutan di Indonesia
merupakan hutan tropis basah yang tidak mudah terbakar, berbeda dengan kebakaran
yang terjadi di Amerika Serikat beberapa waktu lalu karena hutan disana kebanyakan
berupa hutan berdaun jarum atau pinus yang mudah terbakar.
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 13
Bapak Luther Kombong, Anggota Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen Yunani dalam diskusi
Luther Kombong juga menyampaikan bahwa Indonesia telah menandatangani
banyak perjanjian terkait panas bumi melalui Bali Road Map, Kyoto Protocol dan perjanjian
terkait lingkungan lainnya karena isu lingkungan merupakan isu yang sangat diperhatikan
oleh Indonesia. Indonesia memiliki hutan yang sangat luas sehingga Indonesia dijuluki
sebagai paru-paru dunia. Ia menegaskan bahwa pemerintah serta penduduk Indonesia
sangat berkepentingan dan bertanggung jawab terhadap kondisi hutannya.
Pada pernyataan terakhirnya, Luther Kombong juga berharap kerjasama di bidang
pariwisata dapat ditingkatkan. Menurutnya, Indonesia dapat belajar banyak dari Yunani
terkait bagaimana mengelola industri pariwisata. Luther Kombong juga mempromosikan
beberapa objek wisata di Indonesia, seperti keindahan di pulau Bali, yang berpotensi untuk
menarik lebih banyak lagi turis di masa depan.
Pada kesempatan tanya jawab berikutnya, Fauzih H. Amro berpendapat bahwa
pariwisata di Yunani sangat luar biasa. Dengan penduduk sebesar 11 juta, Yunani dapat
menarik 22 juta wisatawan asing atau dua kali lipat jumlah penduduknya. Fauzih H. Amro
mengatakan bahwa potensi wisata di Indonesia sebenarnya tidak kalah dari Yunani,
karena itu Fauzih H. Amro meminta saran kepada parlemen Yunani, apa saja
program-program yang telah dilakukan Yunani untuk mendukung pariwisatanya. Apakah
melalui publikasi yang masif, atau melalui pembangunan infrastruktur yang memadai.
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 14
Bapak Fauzih H. Amro, Anggota Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen Yunani dalam diskusi
Fauzih H. Amro juga menyampaikan bahwa delegasi DPR RI dan Indonesia turut
prihatin terhadap krisis ekonomi yang sedang melanda Yunani. Indonesia pernah
mengalami krisis ekonomi yang sama pada tahun 1998 yang berdampak luar biasa. Ia
menyinggung bahwa banyak aktivis-aktivis pada 1998 yang kini duduk di parlemen yang
kini turut membantu pembangunan ekonomi Indonesia sehingga dapat pulih dan
berkembang seperti saat ini.
Vaki Foteini kemudian menjawab pertanyaan yang diajukan. Ia mengatakan Yunani
pada tahun ini sedang berusaha untuk memecahkan rekor kunjungan wisatawan dan
diperkirakan dapat dicapai. Jika pada 2015 Yunani dapat menarik 22 juta wisatawan asing,
pada 2016 Yunani menargetkan total kunjungan wisatawan asing sebesar 26 juta orang. Ia
menambahkan, Yunani sangat aktif mengikuti pameran pariwisata internasional di seluruh
dunia dan mereka mempromosikan seluruh tempat wisata di Yunani, tidak hanya tempat
wisata yang sudah popular.
Yunani juga aktif mempromosikan wisatanya melalui internet, website resmi, serta
media lain. Yunani baru saja meluncurkan program wisata baru berupa Agriculture
Tourism, atau pariwisata pertanian. Jika selama ini Yunani terkenal dengan wisata
pantainya, kini mereka berusaha untuk beralih ke daerah di pedesaan untuk
memperkenalkan produk-produk lokal di setiap daerah. Selain promosi yang gencar,
pemerintah Yunani turut mendukung melalui pembangunan infrastruktur untuk membuat
wisatawan nyaman selama berwisata disana. Yunani memiliki tema berbeda untuk
promosi wisatanya, dengan yang paling sukses adalah tema "Live your myth in Greece".
Saat ini, Yunani memiliki slogan “Greece, All Time Classic”.
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 15
Pulau-pulau di Yunani terhubung rapi satu sama lain berkat konsep pembangunan
infrastruktur yang memadai dan terintegrasi. Pulau-pulau yang memiliki peninggalan
sejarah dan arkeologi dikelola sebagai tempat wisata yang komprehensif dan didukung
oleh fasilitas dan infrastruktur yang sudah maju.
Yunani juga berusaha menampilan image atau citra yang unik di setiap tempat
wisata mereka. Vaki Foteini mencontohkan, Athena tidak hanya merupakan sebuah ibu
kota namun juga merupakan suatu museum hidup dimana turis dapat merasakan
atmosfer, serta budaya Yunani pada masa lalu.
Perlu diketahui bahwa Athena adalah kota tertua di Eropa. Kota tersebut merupakan
tempat lahirnya demokrasi, filsafat Barat, Olimpiade, ilmu politik, literatur Barat,
historiografi, prinsip matematika dan sastra. Yunani mempunyai banyak museum arkeologi
dibandingkan negara manapun di dunia. Terkait usulan terkait kelapa sawit dari Luther
Kombong, pihak Yunani sangat mengapreasasi dan akan melanjutkan usulan tersebut ke
pihak terkait di Yunani.
Pada kesempatan terakhir sesi tanya jawab, Diah Pitaloka turut menyampaikan
pandangannya. Diah menyampaikan Yunani merupakan negara yang sangat diperhatikan
perkembangannya oleh Indonesia, terutama terkait kondisi perekonomiannya. Dia
menekankan, Indonesia pernah mengalami hal yang sama terkait krisis ekonomi. Pada
kesempatan ini, Diah bertanya bagaimana peran parlemen di Yunani dalam usaha
mengawal program-program pemerintah seperti pariwisata atau target-target ekonomi
yang ingin dicapai.
Ibu Diah Pitaloka, Anggota Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen Yunani dalam diskusi
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 16
Ketua GKSB Parlemen Yunani-Indonesia, Kozompoli Panagiota menjawab bahwa
parlemen Yunani berperan dalam merancang dan mengesahkan Undang-undang yang
sudah disampaikan oleh pemerintah. Parlemen beserta pemerintah, melakukan rapat dan
diskusi bersama terkait satu isu untuk kemudian dibentuk Undang-undang. Saat ini
parlemen Yunani kesulitan dalam penanggulangan krisis ekonomi. Ia menambahkan,
Yunani memiliki presiden namun wewenangnya sangat terbatas, berbeda dengan Perdana
Menteri yang memiliki peran lebih penting.
Dalam penutupannya, ketua delegasi Dodi Reza berkeyakinan bahwa krisis
ekonomi Yunani pasti akan menemukan jalan keluarnya. Indonesia berharap agar
perekonomian di Yunani cepat sembuh sebagaimana yang Indonesia alami pasca krisis
tahun 1998. Indonesia berhasil keluar dari krisis dan kini telah tumbuh menjadi salah satu
negara dengan perekonomian tertinggi di dunia, termasuk menjadi anggota G-20 serta
menjadi negara yang diperhitungkan di kawasan di ASEAN dan Asia.
Delegasi DPR mewakili rakyat Indonesia menyampaikan simpati yang sedalam-
dalamnya kepada pemerintah dan masyarakat Yunani dan Delegasi Indonesia yakin
segala upaya yang telah dilakukan parlemen Yunani dapat menghasilkan keadaan
ekonomi yang lebih baik.
Dodi Reza juga menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara berpenduduk
Muslim terbesar di dunia, serta negara demokrasi terbesar ketiga. Hal ini menggambarkan
bahwa demokrasi dan Islam dapat berjalan beriringan dan tidak bertentangan. Islam di
Indonesia adalah Islam yang toleran, yang menjunjung tinggi proses demokrasi dan Islam
yang jauh dari kekerasan.
Dodi Reza kembali meminta kepada parlemen Yunani untuk memperjuangkan
masuknya barang komoditas, seperti kelapa sawit, agar dapat masuk ke pasar Eropa
melalui Yunani dan sebaliknya, Indonesia akan mempromosikan produk Yunani untuk
masuk ke kawasan Asia Tenggara seperti minyak zaitun serta investasi dan perdagangan
yang potensial. Sebagai penutup, Dodi Reza mengundang anggota GKSB Yunani untuk
datang ke Indonesia.
Ketua GKSB Parlemen Yunani-Indonesia, Kozompoli Panagiota menutup
pertemuan dengan harapan GKSB DPR RI sukses mengadakan pertemuan dengan pihak-
pihak terkait di Yunani. Ia mengapresiasi undangan GKSB DPR RI kepada dirinya dan
anggota parlemen lain untuk berkunjung ke Indonesia. Ia berharap dapat melakukan
kunjungan ke Bali dan daerah lain mengingat Indonesia terdiri dari banyak pulau dengan
pemandangan yang indah dan kaya akan budaya.
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 17
Suasana diskusi dengan Greece – Indonesia Friendship Group
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 18
Foto bersama dan penyerahan cinderamata Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen Yunani kepada Greece – Indonesia Friendship Group
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 19
3. Pertemuan dengan Greece Ministry of Foreign Affairs, Selasa 31 Mei 2016
Delegasi GKSB DPR RI kemudian melanjutkan pertemuan dengan Kementerian
Luar Negeri Parlemen Yunani bidang Ekonomi Internasional tak jauh dari gedung
parlemen. Dalam pertemuan tersebut, delegasi dari kementerian Yunani yang hadir
adalah:
1. HE. Mr. Dimitris Mardas selaku Deputi menteri,
2. Mr. Nikolaos Garilidi, Direktur hubungan luar negeri untuk Asia Selatan, Asia
Tenggara, Oseania dan Jepang.
3. Ms. Niki Stefanidou, Sekretaris hubungan ekonomi bilateral untuk kawasan Amerika
Tengah, Amerika Selatan, sub-sahara Afrika serta Asia.
Deputi Menteri Kementerian Luar negeri bidang ekonomi Internasional,
Mr. Dimitris Mardas menyambut kedatangan delegasi GKSB DPR RI di Kantor
kementerian luar negeri dan ia merasa sangat senang dapat mengadakan pertemuan dan
bertukar pikiran. Dalam kata sambutannya, ia mengungkapkan bahwa Yunani memiliki
keinginan untuk memperluas kerja sama RI-Yunani dan mendekatkan hubungan kedua
negara.
Menurutnya, saat ini perdagangan kedua negara masih rendah sehingga perlu
ditingkatkan. Sebagai informasi, dalam lima tahun terakhir, neraca perdagangan Indonesia
Yunani terus mengalami penurunan. Pada tahun 2015, total perdagangan kedua negara
mencapai US$220 juta dengan surplus bagi Indonesia sebesar US$76 juta, turun dari
US$262 juta pada 2012.
Untuk meningkatkan volume perdagangan antar kedua negara, ia berpendapat
salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan mendorong kerja sama antara Athens
Chamber of Commerce and Industri (ACCI) dan Kadin, misalnya dengan mendorong MoU
antara ACCI dan Kadin. Saat ini, produk ekspor unggulan Indonesia ke Yunani adalah
kelapa sawit, kertas, elektronik, alas kaki, tekstil, kopi, teh dan coklat serta peralatan
komunikasi. Sementara komoditas impor utama Indonesia dari Yunani ialah tembakau,
peralatan iptek, serat sintetis, minyak zaitun, marmer dan bahan kimia.
Dengan melihat situasi ekonomi terkini Yunani, Dimitris Mardas berpendapat bahwa
saat ini waktu merupakan waktu yang tepat untuk peningkatan kerja sama RI-Yunani.
Menurutnya, masih banyak produk lain yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih
lanjut antara lain: produk makanan, sektor pariwisata, serta produk teknologi mengingat
saat ini Yunani sedang memerlukan investasi pada bidang teknologi.
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 20
Ketua Delegasi DPR RI-Yunani, Dodi Reza kemudian menyampaikan sambutannya.
Ia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kementerian Luar Negeri
Yunani telah menerima delegasi Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) DPR RI karena dapat
mengadakan pembicaraan serta bertukar pandangan. Selanjutnya ia memperkenalkan
ketua dan anggota delegasi GKSB DPR RI-Yunani yang datang dari lintas komisi dan
fraksi yang ada di DPR RI.
Dodi Reza memulai sambutan dengan menjelaskan maksud dan kedatangan
delegasi DPR RI ke Yunani. Ia mengungkapkan pembentukan GKSB Indonesia Yunani
bertujuan untuk memperat hubungan bilateral antara kedua parlemen, dan secara umum
diharapkan berkontribusi dalam mempromosikan hubungan bilateral Indonesia-Yunani baik
itu secara Government to Government, Business to Business, ataupun Parliament to
Parliament, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, atau bidang-bidang
strategis lainnya.
Menanggapi sambutan deputi menteri Dimitris Mardas, Dodi Reza menyepakati
perlunya mendorong kerja sama antara Kadin dan Kadin Yunani (ACCI).
Ia menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki pertumbuhan
ekonomi yang sangat baik serta merupakan negara anggota G-20. Indonesia dengan
jumlah penduduk mencapai 250 juta orang, merupakan pasar yang sangat potensial bagi
Yunani untuk memasarkan produknya.
Dodi Reza menambahkan, Yunani adalah salah satu international distribution hub di
bidang industri perkapalan dan pelayaran dunia. Hal ini dapat dimanfaatkan Indonesia
dengan mengundang investasi Yunani di bidang galangan kapal. Juga dengan melihat
lokasi strategis Yunani, terdapat potensi untuk menjadikan Yunani sebagai hub atau pintu
masuk bagi distribusi produk Indonesia ke wilayah Balkan dan Mediterania.
Acara kemudian dilanjutkan kepada pemaparan oleh Luther Kombong.
Ia membahas sekilas mengenai perkebunan sawit di Indonesa serta mengundang
pengusaha Yunani untuk melakukan investasi refinery minyak kelapa sawit di Indonesia
karena Indonesia memiliki lahan yang luas. Dengan melakukan investasi refinery minyak
kelapa sawit di Indonesia, pengusaha Yunani dapat menghasilkan produk yang sesuai
dengan kebutuhan Eropa.
Luther Kombong juga membahas isu terkait dengan black campaign minyak kelapa
sawit Indonesia. Di Eropa saat ini berkembang kampanye hitam terhadap minyak kelapa
sawit terkait masalah lingkungan hidup dan kesehatan. Isu tersebut mengatakan bahwa
proses penanaman sawit di Indonesia dilakukan dengan merusak lingkungan serta adanya
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 21
isu bahwa penggunaan minyak kelapa sawit dapat menimbulkan kolesterol yang
berbahaya bagi kesehatan. Kampanye hitam tersebut turut mempengaruhi jumlah ekspor
minyak kelapa sawit ke pasar Eropa.
Pada kesempatan ini Luther Kombong berusaha meluruskan isu tersebut.
Ia menyampaikan bahwa perkebunan kelapa sawit di Indonesia tidak merusak hutan dan
ditanam di lahan bukan hutan dan gambut. Indonesia saat ini juga sedang melakukan
moratorium atau pemberhentian sementara penanaman sawit di daerah tertentu.
Luther Kombong menyampaikan banyak isu mengenai lingkungan. Selain
membahas kelapa sawit, ia juga menyampaikan pula upaya Indonesia dalam
memberantas illegal logging dan illegal fishing. Melihat fakta bahwa Indonesia dan Yunani
memiliki sebuah kesamaan yaitu sama-sama memiliki banyak pulau serta memiliki
kekayaan laut yang luarbiasa, ia mengajak Pemerintah Yunani dapat mendukung upaya
Indonesia untuk memberantas illegal fishing.
Mr. Nikolaos Garilidi, Direktur hubungan luar negeri untuk Asia Selatan, Asia
Tenggara, Oseania dan Jepang kemudian menyampaikan sambutan. Ia mengucapkan
selamat datang kepada delegasi DPR RI serta mengapresiasi peran aktif Dubes RI di
Athena, Benny Bahanadewa dalam mempromosikan Indonesia.
Nikolaos Garilidi menyampaikan, salah satu bidang kerja sama yang dapat dijajaki
kedua negara adalah sektor energi terbarukan. Indonesia sebagai negara berkembang,
membutuhkan sumber energi yang besar serta ramah lingkungan. Di sisi lain, Yunani
memiliki banyak perusahaan yang kompeten dalam bidang energi terbarukan seperti
pemanfaatan energi matahari dan angin. Melihat kesamaan geografis dimana Indonesia
juga disinari matahari sepanjang tahun, kerjasama dalam bidang ini sangat potensial untuk
dikembangkan.
Selain itu dapat pula dijajaki kerja sama dalam bidang solid waste management
system mengingat Indonesia merupakan negara yang besar dalam hal wilayah dan jumlah
penduduk. Masalah sampah merupakan masalah yang krusial untuk diselesaikan oleh
pemerintah Indonesia, mengingat dengan semakin naiknya jumlah pertumbuhan
penduduk, jumlah sampah yang dihasilkan juga akan meningkat. Karena itu dibutuhkan
sistem manajemen pengelolaan sampah yang baik.
Nikolaos Garilidi mengutarakan saat ini telah terdapat proyek Yunani di Indonesia
namun jumlahnya masih relatif minim sebagai akibat krisis ekonomi yang melanda Yunani.
Ia berharap, seiring perbaikan ekonomi Yunani yang diperkirakan akan berangsur pulih
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 22
pada tahun 2017, diharapkan makin banyak proyek baru antara Indonesia dan Yunani di
masa mendatang.
Pertemuan dengan Greece Ministry of Foreign Affairs
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 23
4. Pertemuan dengan Secretary General of Ministry of Economics, Development, and Tourism, Rabu 1 Juni 2016
Pada hari ketiga, delegasi GKSB DPR RI mengadakan pertemuan dengan
Kementerian Ekonomi, Pembangunan dan Pariwisata Yunani. Delegasi disambut langsung
oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Ekonomi, Pembangunan dan Pariwisata, Mr. Ilyas
Xanthakos. Selain Sekjen, pertemuan ini juga dihadiri banyak pihak terkait, yakni:
1. Lampros Raptis, Sekretaris Sekjen.
2. Foteini Karatzaferi, Penasihat Sekjen urusan Ekonomi Luar Negeri
3. Velissarios Dotsis, CEO Enterprise Yunani
4. Helene Psarros, Direktur Jenderal untuk Ekonomi Internasional dan Kebijakan
Perdagangan.
5. Ioannis Kotsanis. Direktur urusan Kerjasama Ekonomi dan Hubungan Bilateral.
6. Antonis Glaros. Kepala Unit Pembangunan dan Kerjasama Ekonomi Internasional
wilayah Amerika, Asia dan Oseania.
7. Panagiotis Papadopoulos. Staf Unit Pembangunan dan Kerjasama Ekonomi
Internasional wilayah Amerika, Asia dan Oseania.
8. Spyros Pasvalidis. Penasihat Kementerian Ekonomi, Pembangunan dan Pariwisata.
9. Froso Kavvadia. Penasihat Sekjen untuk Kebijakan dan Pembangunan Pariwisata.
10. Spyros Parthenis. Direktur Perencanaan Strategis untuk Kebijakan dan Pembangunan
Pariwisata.
Dalam sambutan pembukaannya, Sekjen Ilyas Xanthakos mengucapkan rasa
terima kasih dan penghargaan atas kedatangan delegasi DPR RI dan berharap pertemuan
ini dapat bermanfaat bagi kedua negara. Sekjen menjelaskan bahwa Yunani saat ini
sedang mengalami krisis ekonomi yang sangat berat, yang ditandai dengan terjadinya
banyak pengangguran serta turunnya pertumbuhan ekonomi dan dia yakin Yunani dapat
segera melewati masa sulit ini. Sekjen juga berharap pertemuan ini dapat dijadikan sarana
bertukar pikiran dengan delegasi DPR RI terutama mengenai hubungan bilateral kedua
negara.
Dodi Reza kemudian memberikan kata sambutannya dan mengucapkan rasa terima
kasih kepada Kementerian Luar Negeri Yunani atas sambutan dan atensi telah
menyambut GKSB Yunani di kota Athena, yang merupakan pusat demokrasi dan awal
pusat peradaban dunia Barat. Ia juga berharap pertemuan ini dapat mempererat hubungan
bilateral antarnegara.
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 24
Dodi Reza memulai pemaparannya dengan menyatakan bahwa Yunani merupakan
negara yang pertumbuhan ekonominya banyak ditopang oleh pariwisata. Walau Yunani
masih dalam keadaan krisis, ia yakin perekonomian Yunani akan segera berangsur pulih,
tak hanya ditunjang dari sektor pariwisata yang menyumbang 20% dari PDB serta 1 dari 5
lapangan kerja, namun juga oleh sektor lain yang akan dibahas lebih lanjut dalam
pertemuan.
Pertemuan dengan Secretary General of Ministry of Economics, Development, and Tourism, Mr. Ilyas Xanthakos
Dodi Reza memaparkan data terakhir yang menunjukkan bahwa Yunani menerima
22 juta turis pada 2015 dan diharapkan akan naik menjadi 26 juta pada 2016. Sementara
Indonesia pada tahun 2015 menerima 12 juta kunjungan wisatawan asing dan
menargetkan dapat mencapai 20 juta pada 2019. Pariwisata di Indonesia menyumbang
9.08% terhadap PDB Indonesia dan menciptakan lapangan kerja untuk 11 hingga 12 juta
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 25
orang. Indonesia menyadari pentingnya sektor pariwisata dan telah mengalokasikan
anggaran yang cukup besar yang mencapai Rp 5,4 trilliun.
Indonesia dan Yunani telah memiliki beberapa perjanjian kerjasama di bidang
perekonomian, budaya dan pariwisata diantaranya MoU tahun 2007 dalam bidang
pariwisata. Parlemen Yunani telah meratifikasi MoU tersebut pada 2009 sementara
Indonesia belum meratifikasinya hingga saat ini. Dodi Reza berkomitmen segera
meratifikasi MoU tersebut serta akan mendorong pemerintah untuk segera
mengimplementasikan perjanjian yang telah disepakati sehingga dapat menciptakan
hubungan yang lebih produktif bagi kedua negara.
Dodi Reza juga memandang penting untuk diadakannya pertemuan antara
pengusaha dan Kadin dari kedua negara sebagaimana telah dibahas pada pertemuan
dengan Kementerian Luar Negeri pada hari sebelumnya. Dodi mengatakan Indonesia
berkeinginan untuk menjadikan Yunani sebagi hub atau pintu masuk barang komoditas
Indonesia seperti minyak kelapa sawit atau CPO untuk masuk ke pasar Eropa, khususnya
di pasar non tradisional seperti di daerah Balkan dan Mediterania.
Indonesia juga siap jika Yunani menginginkan Indonesia sebagai pintu masuk untuk
produk Yunani dipasarkan di kawasan Asia. Dodi Reza mengungkapkan harapannya agar
Indonesia dan Yunani dapat menjadi mitra yang saling menguntungkan dan hubungan
antara kedua negara akan kian kuat di masa depan.
Di kesempatan berikutnya, Helene Psarros selaku Direktur Jenderal untuk Ekonomi
Internasional dan Kebijakan Perdagangan menyampaikan sambutannya. Pertama-tama ia
menyampaikan aspirasinya atas kondisi perekonomian Indonesia yang telah berkembang
secara pesat dan dinamis. Dia mengharapkan ke depannya, Indonesia dan Yunani dapat
lebih mengembangkan potensi kerja sama ekonomi, baik dalam bentuk peningkatan
volume perdagangan maupun dalam bentuk perjanjian ekonomi.
Helene Psarros menyampaikan dalam pertemuan ini, pihak Yunani akan membahas
tiga isu utama yaitu (i). perkembangan terkini perekonomian Yunani (ii). komoditas yang
potensial untuk diperdagangkan antar kedua negara serta (iii). kesempatan dan tantangan
yang dihadapi kedua negara untuk meningkatkan perdagangan. Untuk membahas kondisi
terkini perekonomian Yunani, kesempatan diberikan kepada Ioannis Kotsanis selaku
Direktur urusan Kerjasama Ekonomi dan Hubungan Bilateral.
Ioannis Kotsanis mengungkapkan penghargaannya atas keinginan Indonesia untuk
lebih meningkatkan kerjasama terutama dalam bidang perdagangan antara kedua negara.
Terkait penanganan krisis, pemerintah Yunani telah melakukan beragam usaha untuk
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 26
memulihkan kembali perekonomiannya. Yunani telah mengalami depresi ekonomi selama
enam tahun berturut-turut sejak 2009 yang telah menurunkan ekonomi Yunani hampir
sebesar 25%.
Tahun 2015, ekonomi Yunani turun sebesar 2% dan pada 2016, ekonomi Yunani
diperkirakan akan sulit tumbuh pada semester pertama seiring dengan masih dinamisnya
pembicaraan penanganan krisis dengan pihak Uni Eropa. Sementara pada semester
kedua diharapkan akan meningkat seiring dimulainya masa liburan musim panas yang
akan mendorong pemasukan negara melalui sektor pariwisata.
Namun secara akumulatif, pertumbuhan pada 2016 diperkirakan tidak akan lebih
baik dibanding tahun sebelumnya. Menurut prediksi oleh pemerintah Yunani dan
organisasi ekonomi internasional, diperkirakan pada 2017, perekonomian Yunani akan
berangsur pulih dan akan tumbuh positif setelah mengalami depresi selama tujuh tahun
berturut-turut.
Ioannis Kotsanis juga menjelaskan banyaknya persamaan yang dimiliki kedua
negara, seperti sama-sama memiliki banyak pulau dan pentingnya sektor pariwisata bagi
perekonomian kedua negara. Ia menambahkan, selain sektor pariwisata, sektor
perkapalan Yunani juga berkontribusi besar dengan menyumbang 3% terhadap PDB.
Yunani merupakan salah satu international distribution hub di bidang industri perkapalan
dan pelayaran dunia.
Sebagai penutup presentasinya, Ioannis Kotsanis menunjukkan data neraca
perdagangan antara Indonesia dan Yunani yang masih sangat kecil. Penetrasi pasar
produk Yunani ke Indonesia dan sebaliknya baru berada di kisaran 0,3%. Pada 2015, dari
200 negara mitra dagang Yunani, Indonesia berada di peringkat 57. Pasar utama ekspor
Yunani berada di negara Uni Eropa yang mencakup 75-80% dari total ekspor. Ia berharap,
seiring pulihnya perekonomian, perdagangan antara kedua negara dapat meningkat di
masa depan.
Velissarios Dotsis, CEO Enterprise Yunani kemudian memaparkan presentasinya.
Enterprise Greece merupakan agensi di bidang perdagangan yang berada di bawah
kementerian ekonomi. Ia melihat masih banyaknya potensi kerjasama yang dapat
dikembangkan. Namun ia menyayangkan saat ini produk yang diperdagangkan hanya
memiliki nilai tambah yang rendah. Selama ini, produk yang diperdagangkan antar kedua
negara masih berupa barang mentah. Dia berharap, selain meningkatkan secara volume,
kedua negara juga perlu meningkatkan nilai tambah dari produk yang diperdagangkan.
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 27
Ia menggarisbawahi bahwa Indonesia saat ini sedang berupaya untuk
meningkatkan serta memodernisasi infrastruktur di beragam bidang salah satunya di
bidang teknologi dan informasi. Di sisi lain, Yunani telah melewati periode dimana
pemerintah Yunani telah memodernisasi infrastruktur di bidang teknologi. Yunani memiliki
banyak perusahaan yang maju di bidang teknologi dengan sumber daya manusia yang
handal dan berkualitas seperti di bidang telekomunikasi, keamanan, perminyakan dan
lainnya. Namun seiring terjadinya krisis ekonomi, banyak proyek-proyek yang diinisasi
pemerintah berhenti berjalan, sehingga banyak sumber daya manusia Yunani yang
menganggur. Melihat situasi ini, hal ini dapat dieksplorasi oeh kedua negara.
Indonesia dapat bekerjasama dengan Yunani dalam bentuk kemitraan atau joint
venture untuk proyek-proyek yang potensial yang akan menghasilkan produk yang
memiliki nilai tambah. Dia menyarankan, KBRI di Yunani maupun agensi terkait
perdagangan seperti KADIN untuk bekerjasama dalam dua area yakni melalui
pengintensifan kerjasama di bidang yang selama ini telah berjalan serta dengan
mengidentifikasi proyek baru untuk kemudian dijadikan sebagai pilot project yang sumber
daya material maupun manusia akan dipenuhi oleh perusahaan Indonesia dan Yunani.
Di kesempatan selanjutnya, Duta Besar Indonesia untuk Yunani, Benny
Bahanadewa menyampaikan beberapa informasi terkait hubungan kedua negara.
Ia menyampaikan bahwa Indonesia, dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta orang,
merupakan negara berkembang yang memiliki pasar ketiga terbesar setelah Yunani dan
India. Indonesia juga dapat menjadi hub atau penghubung bagi Yunani untuk memasarkan
produknya di kawasan Asia dan khususnya Asia Tenggara yang total memiliki jumlah
penduduk mencapai 400 juta orang. Ini merupakan pasar yang sangat potensial untuk
digarap oleh Yunani.
Dubes juga menekankan pentingnya rencana kunjungan Kamar Dagang dan
Industri (KADIN) Yunani ke Indonesia pada akhir tahun 2016. Pertemuan itu diharapkan
dapat mempercepat implementasi perjanjian-perjanjian yang telah disepakati seperti dalam
bidang perdagangan dan pariwisata. Dubes juga menggarisbawahi pentingnya realisasi
perjanjian terkait Air Traffic Flights. Dengan disepakatinya perjanjian tersebut, diharapkan
kunjungan wisatawan Indonesia ke Yunani dapat meningkat sebesar 10% pada tahun
depan yang saat ini berjumlah sekitar 1.000 orang per tahun.
Dubes kemudian menyampaikan beberapa informasi terkait kerjasama ekonomi
yang potensial, seperti bagaimana mengembangkan pasar minyak kelapa sawit atau CPO
ke pasar Yunani. Dubes menjelaskan bahwa dalam pertemuan sehari sebelumnya dengan
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 28
kementerian Luar Negeri, kedua pihak telah mengundang perusahaan Yunani untuk
bekerjasama dalam pembangunan kilang (refinery) di Indonesia.
Ia menambahkan bahwa kedua negara telah lama menjalin kerjasama
perdagangan. Yunani merupakan salah satu pengekspor katun terbesar bagi Indonesia,
yang merupakan bahan material utama untuk industri garmen. Hal ini perlu terus
dikembangkan mengingat saat ini Indonesia memiliki industri garmen terbesar kedua di
dunia di bawah Tiongkok. Selain katun, Indonesia juga mengimpor banyak tembakau dari
Yunani.
Dari sisi ekspor, Dubes menjelaskan bahwa Indonesia mengekspor sepeda motor
dalam jumlah besar ke Yunani. Sepeda motor yang terdapat di Yunani, walaupun
merupakan merek dari perusahaan Jepang, namun motor-motor tersebut diproduksi dan
didistribusikan dari Indonesia.
Suasana diskusi dengan Kementerian Ekonomi, Pembangunan dan Pariwisata Yunani
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 29
Dalam menutup sambutannya, Dubes sepakat bahwa kedua negara perlu
meningkatkan kerja sama lebih lanjut yang berfokus pada dua pokok pembahasan, yakni
perdagangan dan pariwisata. Menurutnya, sudah saatnya Yunani tidak hanya berfokus ke
pasar Eropa, namun mulai melirik pasar Asia. Saat ini telah terjadi pergeseran kekuatan
ekonomi dari Barat ke Timur dan ekonomi negara-negara Asia, terutama Indonesia,
sedang mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini sudah selayaknya dimanfaatkan
oleh pihak Yunani. Indonesia siap menerima produk-produk unggulan dari Yunani seperti
zaitun maupun buah-buahan.
Ketua Delegasi DPR RI – Parlemen Yunani, Dodi Reza menambahkan bahwa
Indonesia merupakan negara anggota G-20 dan saat ini sudah memulai Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA), sehingga Indonesia memegang peranan yang sangat penting di
kawasan. Dodi Reza menyepakati saran dari CEO Greece Enterprise bahwa kedua negara
perlu menciptakan nilai tambah pada produk yang diperdagangkan. Ia juga menambahkan,
Indonesia sedang memperbaiki infrastruktur serta memodernisasi teknologinya termasuk
di bidang energi terbarukan.
Dodi Reza berkomitmen akan menindaklanjuti pertemuan ini dengan membahas
hasil pertemuan kepada kementerian terkait, para ahli, serta para pelaku bisnis di
Indonesia. DPR RI akan bertindak sebagai pengawas sekaligus mendorong pemerintah
untuk memprioritaskan perdagangan dengan Yunani di masa depan. Dodi Reza
menyatakan bahwa hal inilah tujuan utama kedatangan delegasi. Delegasi DPR RI yang
hadir pada pertemuan tersebut memiliki koneksi, kekuatan politilk, serta komitmen yang
kuat untuk meningkatkan hubungan kedua negara.
Dalam sesi tanya jawab, Bahrum Daido menyampaikan data bahwa nilai dari
industri perkapalan Yunani pada tahun 2015 mencapai US$17 miliar atau menyumbang
7,5% dari PDB Yunani, serta mempekerjakan 192.000 pekerja sehingga sektor maritim
merupakan sektor yang memegang peranan penting kepada perekonomian Yunani.
Melihat kondisi geografis kedua negara yang memiliki kemiripan yakni memiliki banyak
pulau, Bahrum Daido menanyakan bagaimana konsep Yunani dalam mengembangkan
industri maritimnya sehingga dapat menjadi sektor yang berkembang.
Pertanyaan tersebut dijawab oleh Spyros Parthenis selaku Direktur Perencanaan
Strategis untuk Kebijakan dan Pembangunan Pariwisata. Spyros mengingatkan kembali
bahwa kedua negara telah memiliki Memorandum of Understanding yang disepakati pada
tahun 2007 yang mengindikasikan niat baik kedua negara untuk bekerjasama lebih dalam
di bidang pariwisata.
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 30
Ia menekankan pentngnya sektor pariwisata Yunani dalam usaha penanggulangan
krisis ekonomi yang saat ini terjadi. Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah Yunani
berfokus kepada tiga hal: memperbaiki citra Yunani di mata komunitas internasional,
memaksimalkan potensi pariwisata yang ada di dalam negeri, serta berusaha menarik
minat investor baik lokal maupun internasional untuk berinvestasi dalam bidang pariwisata
di Yunani.
Sektor pariwisata Yunani telah terbukti mampu bertahan di tengah krisis yang
terjadi, yang mampu menyumbang hingga 18% PDB serta mempekerjakan lebih dari
700.000 pekerja atau 1 dari 5 total kerja. Tahun lalu, Yunani mencetak rekor kedatangan
wisatawan dimana Yunani menerima 22 juta wisatawan dengan pendapatan bagi negara
mencapai 14 miliar euro.
Spyros Parthenis yakin bahwa terdapat potensi untuk meningkatkan kunjungan
wisatawan Indonesia ke Yunani walaupun belum ada penerbangan langsung antar negara.
Turis Indonesia tertarik datang untuk melihat kecantikan alam Yunani, kekayaan sejarah
dan budaya yang dimiliki serta keramahtamahan penduduknya. Ditambah cuaca yang
hangat serta ditunjang oleh infrastruktur pariwisata yang memadai.
Di sisi lain, jumlah kunjungan wisatawan Yunani ke Indonesia mulai mengalami
peningkatan. Menurutnya, turis Yunani sangat menyukai keragaman budaya yang dimiliki
Indonesia yang memiliki delapan peninggalan bersejarah yang diakui UNESCO (UNESCO
World Heritage) seperti Candi Borobudur dan Taman Nasional Komodo.
Yunani juga mengapresiasi budaya Indonesia lain seperti Batik, Keris, Wayang, dan
Angklung. Turis Yunani menyukai wisata ke hutan tropis di Kalimantan, diving di banyak
tempat yang diakui sebagai tempat diving terbaik di dunia dimana Indonesia memiliki 20%
keanekaragaman hayati laut di planet bumi. Tahun 2015, Indonesia menerima 12 juta
kunjungan wisatawan asing serta sektor pariwisata menyumbang porsi besar terhadap
perekonomian Indonesia.
Spyros Parthenis menambahkan, untuk meningkatkan kualitas sektor pariwisata,
pemerintah Yunani senantiasa mendukung sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang
bergerak di sektor pariwisata, serta senantiasa mensinergikan para pemangku
kepentingan yang bergerak di bidang ini seperti perusahaan, masyarakat lokal, serta
pemerintah daerah.
Yunani juga tak berhenti berinovasi menelurkan produk-produk wisata yang baru
setiap tahun, seperti wisata religi, wisata kecantikan dan kesehatan, serta wisata pertanian
selain wisata bahari yang sudah dikenal selama ini. Bekerjasama dengan kementerian
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 31
transportasi dan kementerian luar negeri, pemerintah Yunani gencar melakukan
pembicaraan sdengan negara lain untuk membuka penerbangan langsung menuju Yunani
untuk meningkatkan wisatawan serta memudahkan proses perizinan bagi investor yang
ingin berinvestasi di Yunani.
Kementerian Pariwisata Yunani mengajak untuk memperat hubungan bilateral
antara kedua negara melihat Indonesia dan Yunani merupakan salah satu negara tujuan
utama wisata di dunia. Spyros Parthenis berharap dapat saling bertukar pengalaman dan
best practice dalam bagaimana mengembangkan potensi wisata yang masing-masing
dimiliki kedua negara.
Pada sesi berikutnya, Luther Kombong menekankan pentingnya dilakukan
kerjasama di bidang perkapalan dimana Indonesia sangat memerlukan transportasi laut
sehingga Indonesia harus meningkatkan sumber daya manusia serta industri kapal dalam
negeri agar dapat menghubungkan pulau-pulau yang tersebar di Indonesia.
Serta dalam bidang pariwisata, Indonesia berkeinginan untuk belajar dari Yunani
dalam hal bagaimana meningkatkan jumlah wisatawan ke Indonesia, karena Indonesia
juga memiliki banyak pulau yang tak kalah cantik dengan pulau-pulau di Yunani. Indonesia
juga akan turut mempromosikan Yunani ke masyarakat Indonesia yang jumlahnya
mencapai 250 juta. Menurutnya, 10% saja penduduk Indonesia yang mengunjungi Yunani,
sudah melebihi total kunjungan wisatawan asing dari seluruh dunia yang datang ke Yunani
pada 2015. Luther juga meminta pemerintah Yunani untuk turut mempromosikan
Indonesia.
Sebagaimana dalam dua pertemuan sebelumnya, Luther Kombong kembali
menyinggung soal CPO. Ia mengatakan bahwa Indonesia merupakan pengekspor CPO
terbesar di dunia diatas Malaysia. Ia menyampaikan bahwa saat ini CPO Indonesia
mengalami kampanye hitam, terutama di Eropa dimana beredar isu bahwa penanaman
CPO di Indonesia merusak hutan dan tidak sesuai dengan prosedur standar. Hal yang
sebenarnya tidak tepat, karena perkebunan CPO telah diatur oleh pemerintah Indonesia
melalui undang-undang.
Ia memaparkan bahwa CPO di Indonesia ditanam bukan di daerah hutan yang
berpotensi merusak lingkungan melaainkan sudah ditentukan oleh pemerintah di area-area
yang khusus untuk ditanam kelapa sawit. Luther Kombong mengharapkan, pemerintah
Yunani dapat menyampaikan fakta yang sebenarnya kepada Uni Eropa bahwasanya
kelapa sawit di Indonesia tidak merusak lingkungan serta ia mendorong pengusaha Yunani
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 32
untuk bekerjasama terkait industri sawit misalnya melalui pembangunan kilang atau
refinery di Indonesia.
Dodi Reza kemudian menutup pertemuan dengan mengucapkan terima kasih
disertai harapan bahwa kerjasama Indonesia-Yunani dapat meningkat di tahun-tahun
mendatang. Ia juga menyampaikan bahwa hasil-hasil pembicaraan kedua belah pihak
akan diimplementasikan sekembalinya rombongan delegasi ke tanah air. Tidak lupa, Dodi
Reza mengundang para anggota kementerian ekonomi, pembangunan, dan pariwisata
Yunani untuk datang berkunjung ke Indonesia yang disambut hangat oleh pihak Yunani.
Penyerahan cinderamata dari Ketua Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen Yunani kepada Secretary General of Ministry of Economics, Development, and Tourism, Mr. Ilyas Xanthakos
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 33
III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Yunani masih dilanda krisis ekonomi yang telah berjalan selama tujuh tahun berturut-
turut. Diperkirakan, perekonomian Yunani baru akan tumbuh pada 2017.
2. Lokasi Yunani yang strategis dapat dimanfaatkan Indonesia untuk dijadikan pintu
masuk produk Indonesia untuk masuk ke pasar Eropa.
3. Industri perkapalan Yunani merupakan salah satu yang paling maju di dunia yang
bergerak di banyak bidang seperti transportasi, penangkapan ikan, kargo, hingga kapal
pesiar.
4. Yunani mampu memaksimalkan potensi pariwisatanya melalui promosi yang efektif
serta ditunjang oleh infrastruktur yang memadai. Pemerintah Yunani juga gencar
bekerjasama dengan banyak pihak seperti masyarakat, pengusaha, pemerintah
daerah, serta investor untuk mengembangkan potensi wisata di satu daerah.
B. Saran/Rekomendasi
1. Hubungan bilateral Indonesia-Yunani melalui Grup Kerja sama Bilateral (GKSB) DPR RI
perlu diteruskan secara berkelanjutan. Hasil-hasil pertemuan yang telah disepakatinya
diharapkan akan diinformasikan untuk kemudian diimplementasikan oleh pihak terkait.
2. Dalam pertemuan dengan ketiga pihak Yunani, kedua negara sepakat untuk
bekerjasama lebih erat di tiga bidang utama yakni, pariwisata, perkapalan, dan
perdagangan. Dibutuhkan kerjasama dengan banyak pihak untuk memastikan agar
dapat tercapai kerja sama yang bermanfaat dan saling menguntungkan melalui perantara
pihak terkait, seperti kementerian pariwisata, kementerian ekonomi, pengusaha serta
stakeholder yang lain. Perlu ditekankan, peran serta KADIN Indonesia untuk
bekerjasama dengan Athens Chamber of Commerce and Industri (ACCI) untuk
meningkatkan perdagangan yang selama ini belum maksimal.
3. DPR RI perlu segera meratifikasi Memorandum of Understanding dalam bidang
pariwisata yang telah disepakati pada tahun 2007 serta telah diratifikasi oleh Parlemen
Yunani pada tahun 2009. DPR RI perlu segera menindaklanjuti MoU tersebut agar dapat
segera diimplementasikan.
4. Indonesia dapat belajar dari Yunani terkait strategi mereka dalam memajukan industri
pariwisatanya. Yunani gencar mempromosikan pariwisatanya di berbagai ajang pameran
yang diadakan di seluruh dunia. Yunani juga tidak hanya mempromosikan daerah wisata
andalannya yang sudah dikenal luas seperti Santorini, namun juga mempromosikan
banyak potensi wilayah lain.
GKSB DPR RI – PARLEMEN YUNANI 34
5. Kementerian pariwisata Yunani juga senantiasa berinovasi dalam menjual pariwisatanya.
Mereka mengeluarkan program wisata menarik seperti wisata pertanian, wisata sejarah,
wisata bahari dan lain-lain. Pemerintah Yunani juga bekerjasama dengan UMKM,
masyarakat lokal, pengusaha serta pemerintah daerah untuk memajukan potensi wisata
di suatu tempat.
6. Sebagai negara yang memiliki banyak pulau, Yunani telah jauh lebih maju dalam
menghubungkan konektivitas antar pulau. Yunani memiliki banyak kapal yang bergerak
di bidang transportasi, kargo, maupun kapal pesiar. Indonesia, yang memiliki pulau lebih
banyak serta laut yang lebih luas, dapat belajar dari Yunani.
7. Yunani berada pada lokasi yang strategis, sehingga Indonesia dapat menjadikan Yunani
sebagai hub atau pintu masuk bagi produk Indonesia masuk ke wilayah Eropa, terutama
ke pasar non tradisional seperti kawasan Balkan dan Mediterrania.
8. Sektor maritim Yunani merupakan salah satu yang paling maju di dunia. Yunani memiliki
keunggulan komparatif di sektor perkapalan yang merupakan industri nomor satu di
Yunani. Sebagai negara yang ingin menjadi kekuatan maritim di masa depan, Indonesia
perlu belajar dan bekerjasama lebih erat terkait industri ini.