Top Banner
BAB I 1.1 Gambaran Komunitas Pendidikan anak usia dini memiliki fungsi utama mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial dan emosional. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara perkembangan yang dialami anak pada usia dini dengan keberhasilan mereka dalam kehidupan selanjutnya. Misalnya, anak-anak yang hidup dalam lingkungan (baik di rumah maupun di KB atau TK) yang kaya interaksi dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar akan terbiasa mendengarkan dan mengucapkan kata-kata dengan benar, sehingga ketika mereka masuk sekolah, mereka sudah mempunyai modal untuk membaca. Sehubungan dengan fungsi-fungsi yang telah dipaparkan tersebut, maka tujuan pendidikan anak usia dini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan potensinya. 2. Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga jika terjadi penyimpangan, dapat dilakukan intervensi dini. 3. Menyediakan pengalaman yang beranekaragam dan mengasyikkan bagi anak usia dini, yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD). 1
44

Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

Feb 02, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

BAB I

1.1 Gambaran Komunitas

Pendidikan anak usia dini memiliki fungsi utama

mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi

perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus),

sosial dan emosional.

Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan

yang sangat kuat antara perkembangan yang dialami anak pada usia

dini dengan keberhasilan mereka dalam kehidupan selanjutnya.

Misalnya, anak-anak yang hidup dalam lingkungan (baik di rumah

maupun di KB atau TK) yang kaya interaksi dengan menggunakan

bahasa yang baik dan benar akan terbiasa mendengarkan dan

mengucapkan kata-kata dengan benar, sehingga ketika mereka masuk

sekolah, mereka sudah mempunyai modal untuk membaca.

Sehubungan dengan fungsi-fungsi yang telah dipaparkan tersebut,

maka tujuan pendidikan anak usia dini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan

anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan

potensinya.

2. Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga

jika terjadi penyimpangan, dapat dilakukan intervensi dini.

3. Menyediakan pengalaman yang beranekaragam dan mengasyikkan

bagi anak usia dini, yang memungkinkan mereka mengembangkan

potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti

pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD).

1

Page 2: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

VISI

Terwujudnya anak usia dini yang cerdas, sehat, ceria dan

berakhlak mulia serta memiliki kesiapan baik fisik maupun mental

dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

MISI

1. Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses layanan PAUD

melalui pnyelenggaraan PAUD yang mudah dan murah, tetapi

bermutu.

2. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan partisipasi aktif

masyarakat dalam memberikan layanan PAUD.

3. Memberikan layanan yang prima (efektif, efisien, akuntabel,

transparan) kepada masyarakat di bidang PAUD.

TIGA PILAR KEBIJAKAN PAUD

1. Perluasan dan pemerataan akses layanan PAUD kepada semua anak

antara lain melalui :

a. Pemberdayaan semua potensi yg ada di masyarakat.

b. Keberpihakan kpd anak-anak yg kurang beruntung.

2. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing antara lain dengan

cara :

a. Mengupayakan PAUD yg murah dan mudah, tetapi bermutu.

3. Penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan

pendidikan (PAUD) antara lain dengan cara meningkatkan :

a. Keterbukaan, kemudahan dan fleksibilitas di bidang layanan

PAUD kepada masyarakat.

SASARAN PAUD

2

Page 3: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

1. Sasaran Utama :

a. Anak lahir s/d usia 6 tahun (utamanya yang belum mendapat

layanan PAUD Jalur Pendidikan Formal),prioritas 2-4 th.

Th 2009 ditargetkan 35% anak 2-4 th terlayani di PAUD

Nonformal, dan 53,90 % Anak usia 0-6 tahun terlayani di

PAUD Formal dan Nonformal.

2. Sasaran antara :

a. Orang tua/keluarga, calon orangtua.

b. Pendidik dan Pengelola PAUD.

c. Semua Lembaga Layanan Anak Usia Dini.

d. Para tokoh masyarakat dan stakeholders PAUD.

3. Jalur Formal :

a. Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau

bentuk lain sederajat.

4. Jalur Nonformal :

a. Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau

bentuk lain sederajat.

5. Jalur Informal :

a. Pendidikan Keluarga atau Pendidikan yang Diselenggarakan

oleh Lingkungan.

Catatan : Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum

jenjang pendidikan dasar.

[(UU No. 20 Th 2003, Pasal 28, ayat (1)] .

3

Page 4: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

PAUD TUNAS DAHLIA

Paud Tunas Dahlia berdiri pada tahun 2009 yg diinisiasi oleh

para penggerak PKK RW 09 dan sampai sekarang tetap digerakkan

oleh anggota PKK Kecamatan Duren Sawit tepatnya di bawah naungan

Rukun Warga kelurahan Malakasari. Beralamat di jalan Taman Malaka

Selatan blok B3 Kelurahan Malakasari Kecamatan Duren Sawit

Jakarta Timur 13460, dengan jumlah murid sebanyak 41 orang dan

tenaga pengajar sebanyak 10 orang yang merupakan anggota PKK.

Dalam pelakasanaannya Paud Tunas Dahlia mengacu pada kurikulum

pendidikan anak usia dini yang telah ditetapkan oleh kementerian

pendidikan dan kebudayaan.

Kegiatan belajar mengajar berlangsung selama 3 hari dalam

seminggu yaitu pada hari senin,rabu dan kamis. Dengan fasilitas

yang seadanya dan tenaga sukarelawan dari anggota PKK para siswa

di PAUD hanya dikenakan iuran RP 30.000 per bulannya. Ruangan

yang digunakan untuk proses belajar menggajar merupakan ruangan

serba guna yang digunakan secara bergantian oleh warga untuk

kegiatan yang lainnya. Fasilitas lain yang tersedia berupa

lapangan, taman bermain anak, kamar mandi, dansumber air PAM

yang memadai.

Dalam kegiatan PAUD ruangan tersebut digunakan untuk proses

belajar mengajar dimana siswa dikelompokkan berdasarkan usia.

Proses belajar mengajar dimulai pukul 8.00- 10.00 WIB, waktu

istirahat 30 menit pada pukul 9.00 WIB. Dalam proses belajar

mengajar para siwa telihat sangat antusias. Saat jam istirahat

para siswa ada yang membawa makan dari rumah ada pula yang

4

Page 5: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

membeli makanan yang dijajah kan disekitar paud seperti yakult,

pecel, ada pula penjajah mainan.

2.2 Area Masalah

Kunjungan Lapangan

Kunjungan Pertama

Tempat : PAUD Tunas Dahlia

Tanggal : Kamis , 29 Mei 2013

Waktu : 09.00-10.00 WIB

Kunjungan Kedua

Tempat : PAUD Tunas Dahlia

Tanggal : Senin, 3 Juni 2013

Waktu : 09.00-10.00 WIB

Kami melakukan observasi dan wawancara kepada Ketua RW 09,

kepala PAUD, guru PAUD, orang tua murid dan siswa PAUD Tunas

Dahlia. Kami tidak menemukan siswa yang sakit saat kami

berkunjung, namun kami menemukan beberapa masalah yang

berhubungan dengan perilaku siswa dan lingkungan sekitar PAUD.

Dari hasil observasi kami melihat beberapa masalah seperti :

1. Lokasi PAUD yang berdekatan dengan depot pembuangan sampah,

sehingga menimbulkan bau yang sangat menyengat namun hanya

pada waktu tertentu saja.

2. Ketidakpatuhan siwa dalam mencuci tangan sebelum makan

5

Page 6: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

3. Ketidakpatuhan siswa dalam mengkonsumsi makanan, dalam hal

ini siswa masih tetap membeli makanan diluar.

4. Guru PAUD yang kurang tegas dalam mengawasi dalam mencuci

tangan sebelum dan sesudah makan dan siswa masih jajan diluar

5. Kami melihat banyaknya anak yang memiliki caries dentis

6. Sumber keran air yang terbatas untuk melakukan kegiatan

mencuci tangan

Kemudian kami melakukan wawancara kepada Ketua RW 09 Bapak

Bambang Hadi, beliau menyatakan bahwa untuk sarana dan prasarana

yang tersedia di PAUD masih terbatas dikarenakan bangunan

tersebut merupakan ruangan serbaguna dan kurang nya perhatian

dari pemerintah sehingga dana yang digunakan merupakan swadaya

dari masyarakat sekitar. Untuk masalah lokasi PAUD yang

berdekatan dengan depot pembuangan sampah, keluhan tidak hanya

berasal dari guru dan siswa PAUD saja melainkan dari warga

sekitar dan untuk memindahkan lokasi depot sampah masih menemukan

banyak kendala.

Wawancara kepada Kepala PAUD Ibu Ade Irma, beliau menyatakan

bahwa kendala utama adalah kurang nya tenaga pengajar yang

professional,sarana prasarana yang belum memadai dan peran orang

tua yang masih minim dikarenakan factor pendidikan orang tua dan

penghasilan orang tua yang termasuk golongan menengah kebawah.

Wawancara kepada Guru PAUD ibu Fatmah, beliau menyatakan

banyak nya anak yang mengeluh bau sampah yang tercium,dan ada

pula yang mengeluh sakit gigi. Untuk penyakit yang lain tidak

ditemukan, hanya beberapa anak terlihat kurus, dan satu orang

6

Page 7: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

anak pernah terjangkit hand food mouth disease namun tidak

menularkan ke teman nya. Untuk kebersihan dasar seperi

kuku,rambut dan telinga guru PAUD rutin memeriksa setiap hari

senin, namun tidak semua anak memotong kuku,membersihkan telinga

dan rambut.

Kebanyakan anak PAUD Tunas Dahlia rutin mengunjungi Posyandu

Dahlia yang diadakan setiap bulan pada hari selasa minggu ke-4.

Namun untuk program pemeriksaan gigi belum terlaksana karena

kurang nya tenaga kesehatan dari puskesmas.

Kami juga melakukan wawancara kepada 5 orang tua murid

tentang kebersihan dasar seperti pengetahuan tentang menjaga

kebersihan anak, pemeriksaan rutin kesehatan anak, kebersihan

gigi,telinga,kuku serta penyakit yang diderita oleh anak.

7

Page 8: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

8

Pertanyaan Annisa Tiara Niena Safira AuroraUsia 4 tahun 4 tahun 4 tahun 3 tahun 3 tahun

Nama Orang Tua Umi Diah Aci Nini SariUsia Orang Tua 37 Tahun 32 tahun 29 tahun 36 tahun 39 Tahun

Saudara 3 dari 4 2 dari 2 1 dari 1 3 dari 3 1 dari 1Lama di PAUD? 1 tahun 1 tahun 6 bulan 1 tahun 2 tahunKontrol Kesehatan Posyandu/Bulan Posyandu/bulan Posyandu/bulan Posyandu/bulan Dokter AnakKebersihan Telinga Jarang Jarang Jarang Jarang RutinKebersihan Kuku Jarang Jarang Rutin Rutin Setiap mingguM encukur Rambut Jarang Jarang Jarang Poni Saja RutinM enggigit Kuku Ya Ya Tidak Tidak TidakM engemut Jempol Tidak Tidak Tidak Tidak TidakRiwayat Cacingan Tidak tidak Tidak Tidak TidakM inum Obat Cacing Pernah pernah pernah Pernah TidakRiwayat Diare Ya ya Tidak Tidak TidakM emakai Popok Tidak masih Tidak Tidak M asihM enggompol Kadang-kadang kadang-kadang M asih M asih Kadang-kadangGigi Bolong Ya ya ya ya TidakSakit Gigi Tidak tidak ya ya Tidak

Riwayat Alergi Tidak tidak Tidak Tidak TidakRiwayat Penyakit Tidak tidak Tidak Tidak Tidak

Kebiasaan Cuci Tangan Jarang jarang Jarang Jarang SelaluPengetahuan Kesehatan Sedikit sedikit Sedikit sedikit Baik

M engajarkan Anak Kebersihan ya ya ya Ya YaAnak Rutin M enyikat Gigi Tidak tidak Tidak Ya Ya

M enggunakan Pasta Gigi Anak Tidak tidak Tidak Ya YaM enggunakan Sikat Gigi Anak Tidak tidak Tidak YA Ya

M akanan M anis ya ya ya ya YaSusu Formula Tidak Ya Ya Ya Ya

Pengetahuan Orang tua ttg Gigi Rendah rendah Cukup Cukup BaikKontrol Dokter Gigi Tidak Pernah tidak pernah Pernah 1x Tidak Pernah Setiap 6 bulan

Penyuluhan Kesehatan Gigi Belum Pernah belum pernah Belum Pernah Belum Pernah Iklan

Page 9: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

Dari hasil wawancara kami menyimpulkan bahwa masih rendahnya

pengetahuan pada orang tua tentang kesehatan anak,namun anak

rutin dibawaa ke posyandu setiap bulan, untuk penyakit yang

diderita tidak ada yang parah atau berulang. Dalam kebersihan

gigi banyak anak yang mengalami caries gigi dan orang tua juga

tidak membawa ke dokter gigi. Pengetahuan tentang cara menggosok

gigi untuk anak juga rendah, pemilihan sikat gigi dan pasata gigi

belum tepat. Kebersihan kuku anak juga tidak di control secara

rutin, kuku dipotong jika sudah panjang. Kebersihan telingan dan

rambut relative baik karena tidak ada keluhan yang berarti. Kami

juga melakuan observasi terhadap 33 siswa paud, yaitu kebesihan

telinga,gigi,kuku dan rambut. Dari hasil observasi terhadap 33

siswa,kami menemukan :

Dari beberapa area masalah yang kami termukan, kami memilih

Caries dentis sebagai akibat dari perilaku kurang menjaga

kebersihan dan kesehatan gigi sebagai area masalah. Kami memilih

teori Laurence Green untuk area masalah yang kami pilih.

Teori Lawrence Green (1980)

9

Masalah Jumlah SiswaCaries Gigi 21 SiswaSakit Gigi 13 Siswa

Sakit Gigi Berulang 5 SiswaTelinga Kotor 3 SiswaKuku Kotor 18 Siswa

Page 10: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

Green mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari

tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2

faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor

diluar perilaku (non behavior causes). Faktor perilaku ditentukan

atau dibentuk oleh :

1. Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan

sebagainya.

2. Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan

fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas

atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan,

alat-alat steril dan sebagainya.

3. Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan

perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

BAB II

2.1 TINJAUAN PUSTAKA

Menjaga Kebersihan Gigi Anak

Gigi merupakan salah satu organ pengunyah yang terdiri dari

gigi pada rahang atas dan rahang bawah. (Rasinta Taringan, 1995).

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), gigi

merupakan tulang keras dan kecil-kecil berwarna putih yang tumbuh

tersusun berakar di dalam gusi dan gunanya untuk mengunyah dan

menggigit.

10

Page 11: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

Menurut Pratnya Paramita (2000), fungis gigi adalah sebagai

berikut :

1. Membantu fungsi bicara

2. Bahasa yang diucapkan seseorang akan terdengar dengan jelas,

karena banyak huruf alfabet yang tidak dapat disuarakan

dengan baik tanpa bantuan gigi.

3. Membentuk wajah

4. Gigi yang besih dan sehat akan membentuk wajah, sehingga

berpenampilan baik.

5. Membantu proses penyaringan makanan yang masuk ke dalam

rongga pencernaan

6. Alat untuk mengunyah.

Semua gigi mempunyai struktur atau bangunan yang sama. Beberapa

bangunan gigi antara lain :

1. Korona (mahkota) adalah gigi yang menonjol di atas gusi

2. Akar gigi radiks adalah bagian gigi yang terbenam di dalam

tulang rahang

3. Leher gigi adalah bagian gigi yang berada di antara mahkota

dan akar gigi.

4. Email (ename) merupakan bahan yang paling keras yang melapisi

korona detis. Bagian ini mengandung kalsium, fosfat dan

florida. Lapisan ename melindungi permukaan gigi yang

digunakan untuk menggigit dan mengunyah.

5. Dentil dan semen. Bangun lapisan ini serupa, keduanya

menyerupai tulang padat yang tidak mengandung pembuluh darah.

Lapisan dentil lebih keras daripada lapiran semen.

11

Page 12: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

6. Pulpa merupakan inti gigi yang mengandung pembuluh darah dan

saraf (Marry E. Beck, 1995).

Berdasarkan Pertumbuhannya

Menurut Pratnya Paramita (2000) berdasarkan pertumbuhannya gigi

manusia terdiri dari gigi susu (sulung), gigi tetap dan gigi

bungsu.

1. Gigi Susu

Merupakan gigi yang tumbuh pertama kali di dalam rongga mulut dan

suatu saat akan tanggal. Gigi susu berjumlah 20 buah terdiri dari

8 gigi seri, 4 gigi taring dan 8 gigi geraham. Mulai tumbuh usia

6 bulan dan tumbuh sempurna usia 2 tahun. Pertumbuhan dan

perkembangan gigi menurut Pratnya Paramita (2000)

a. Untuk melunakkan makanan waktu pengunyahan

b. Menyediakan tempat untuk tetap yang akan tumbuh

menggantikannya.

c. Untuk menghasilkan suara yang jelas (Rasinta Tarigan, 1995).

2. Gigi Tetap

Merupakan gigi yang tumbuh menggantikan gigi susu dan apabila

tanggal tidak diganti oleh gigi yang lain (Pratnya Paramita,

2000). Gigi tetap berjumlah 32 buah terdiri dari 8 gigi seri, 4

gigi taring, 8 gigi geraham 1 dan 12 gigi geraham 2 yang mulai

pertumbuhannya pada 6 – 7 tahun 3. Gigi bungsu

12

Page 13: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

Merupakan gigi yang tumbuh terakhir kali, yaitu gigi geraham

ketiga. Biasanya gigi geraham ini tumbuh pada usia 15 tahun ke

atas. Tumbuhnya gigi geraham tergantung pada faktor usia dan

proses perkembangan gigi anak yang bersangkutan

Menurut Pratnya Paramita (2000) pembagian gigi berdasarkan

bentuknya terdiri dari gigi seri, taring 1, taring 2 dan gigi

geraham. Masing-masing bentuk gigi mempunyai fungsi yang berbeda-

beda.

1. Gigi seri berfungsi untuk menggigit makananyang terletak di

bagian depan menghadap mulut. Berjumlah 8 buah, yaitu 4 buah

di rahang atas dan 4 buah di rahang bawah.

2. Gigi taring untuk merobek makanan. Jumlah 4 buah yaitu, 2

buah terletak di rahang atas dan 2 buah terletak di rahang

bawah.

3. Gigi taring 2 berfungsi untuk merobek makanan. Jumlahnya 8

buah, yaitu 4 buah di rahang atas dan 4 buah di rahang bawah.

4. Gigi geraham berfungsi untuk mengunyah makanan yang terletak

di belakang mulut.

Menurut Pratnya Paramita (2000) struktur gigi manusia dibagi

menjadi dua bagian :

1. Struktur jaringan keras

Bagian ini terletak di bagian mulut yang dikenal dengan

mahkota gigi. Pada mahkota terdapat jaringan yang menonjol yang

disebut puncak gigi. Mahkota gigi dan puncak gigi dilapisi oleh

13

Page 14: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

suatu lapisan yang disebut email gigi. Di bawah email gigi

lapisan berwarna putih yang disebut dentil gigi.

2. Struktur jaringan lunak

Jaringan lunak yang menyokong tulang gigi dikenal dengan

gusi. Bagian gigi yang melekat pada tulang gusi disebut akar

gigi. Di bagian dalam gigi terdapat rongga yang disebut pulpa

gigi dan di dalam pulpa gigi terdapat serabut saraf dan pembuluh

darah.

Gigi tetap memerlukan waktu yang cukup lama berkembang sempurna.

Tahap-tahap perkembangan gigi yaitu :

a. 32 minggu – 2 tahun Pada saat bayi dilahirkan, tulang rahang

telah terisi oleh gigi yang dalam proses perkembangan. Kerangka

organik untuk lapisan enamel serta dentil diendapkan dan

pengapuran (kalsifikasi) gigi mulai terjadi.

b. 3 tahun Korona dentil masih di dalam tulang rahang. Ukurannya

sudah mencapai ukuran korona orang dewasa, tetapi belum mengalami

klasifiksi sempurna.

c. 9 – 11 tahun Perkembangan akar gigi sudah lengkap.

Masalah Kesehatan Gigi Yang Sering Muncul

Masalah kesehatan gigi dan mulut, menjadi perhatian yang

sangat penting dalam pembangunan kesehatan yang salah satunya

disebabkan oleh rentannya kelompok anak usia sekolah terhadap

gangguan kesehatan gigi. Kesehatan mulut dan gigi telah mengalami

peningkatan pada abad terakhir, tetapi prevalensi terjadinya

karies gigi pada anak tetap merupakan masalah klinik yang

14

Page 15: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

signifikan. Hasil laporan Studi Morbiditas tahun 2001,

menunjukkan bahwa kesehatan gigi dan mulut di Indonesia merupakan

hal yang perlu diperhatikan, karena penyakit gigi dan mulut

merupakan penyakit tertinggi yang dikeluhkan oleh masyarakat

yaitu sebesar 60%. Kesehatan gigi dan mulut dipengaruhi oleh

sikap dan perilaku hidup sehat.

15

Page 16: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

Kemampuan untuk memelihara diri agar dapat mencapai tingkat

higiene mulut yang memadai adalah, kondisi yang memacu tinggi

atau rendahnya status kesehatan gigi dan mulut. Kemampuan ini

sangat dipengaruhi oleh perkembagan sosial budaya dan tingkat

ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Menurut Bahar salah satu

faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut penduduk di

Negara Berkembang adalah perilaku. Perilaku merupakan hal penting

yang dapat mempengaruhi status kesehatan gigi individu atau

masyarakat. Perilaku yang dapat mempengaruhi perkembangan karies

adalah kebiasaan makan dan pemeliharaan kebersihan mulut, dengan

menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor. Usia sekolah

merupakan masa untuk meletakkan landasan kokoh bagi terwujudnya

manusia yang berkualitas dan kesehatan merupakan faktor penting

yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Peran sekolah

sangat diperlukan dalam upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut anak, karena faktor lingkungan yang salah satunya adalah

sekolah, memiliki kekuatan besar dalam menentukan perilaku.

Penentuan perilaku dalam hal ini adalah dihasilkannya kebiasaan

menyikat gigi pada anak, yang dilakukan dalam kehidupan sehari-

hari tanpa ada perasaan terpaksa.1 Salah satu kegiatan untuk

mengatasi masalah kesehatan gigi pada anak adalah melalui program

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).

UKGS yaitu salah satu program pelayanan kesehatan gigi dan

mulut di Puskesmas. UKGS memberikan pelayanan dalam bentuk

peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan

(kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang ditujukan bagi anak

16

Page 17: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

usia sekolah binaan dengan maksud agar mendapatkan generasi yang

sehat.

Menurut WHO, kelompok usia 12 adalah usia yang penting,

karena pada usia tersebut anak akan meninggalkan sekolah dasar

dan merupakan kelompok yang mudah dijangkau melalui sistem UKGS,

dan pada usia tersebut anak dapat lebih mudah diajak komunikasi.

Menurut SKRT tahun 1995 anak usia 5-14 tahun, jumlah anak yang

sama sekali tidak menyikat gigi sebanyak 23,4% dan jumlah anak

yang menyikat gigi pada waktu yang tepat sebanyak 5,6%. Dari data

diatas dapat diketahui bahwa pada anak usia sekolah ternyata

pengetahuan mengenai waktu penyikatan yang benar masih rendah,

sehingga Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) masih perlu

ditingkatkan lagi.8

Banyak orang tua tidak pernah membayangkan bahwa masalah gigi

dan mulut anak dapat berpengaruh pada perkembangan anak. Maka,

orang tua harus memberikan perhatian terhadap kesehatan gigi dan

mulut anak. Orang tua harus mengajari anaknya cara merawat gigi

dengan baik, yaitu dengan memberi contoh cara menyikat gigi

yang benar. Proses penyikatan gigi pada anak dengan frekuensi

yang tidak optimal dapat disebabkan karena anak tidak dibiasakan

melakukan penyikatan gigi secara dini oleh orang tua, sehingga

anak tidak mempunyai kesadaran dan motivasi untuk memelihara

kebersihan dan kesehatan gigi dan mulutnya.10 Kemampuan menyikat

gigi secara baik dan benar, penggunaan alat, metode penyikatan

gigi, lamanya menyikat gigi, serta frekuensi dan waktu

17

Page 18: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

penyikatan yang tepat merupakan faktor yang cukup penting untuk

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

1. Karies Gigi

Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu

enamel, dentin, dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad

renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Jaringan

gigi mengalami kalsifikasi yang ditandai oleh demineralisasi dari

bagian inorganik dan destruksi dari substansi organik gigi.

Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu

enamel, dentin, dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad

renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Jaringan

gigi mengalami kalsifikasi yang ditandai oleh demineralisasi dari

bagian inorganik dan destruksi dari substansi organik gigi.

a. Etiologi Karies

Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja

seperti penyakit menular lainnya tetapi disebabkan serangkaian

proses yang terjadi selama beberapa kurun waktu. Karies

dinyatakan sebagai penyakit multifaktorial yaitu adanya

beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya karies. Ada

empat faktor utama yang memegang peranan yaitu, faktor host

(tuan rumah), agen (mikroorganisme), substrat (diet), dan

faktor waktu.

Faktor Host atau Tuan Rumah

Untuk terjadinya karies gigi antara lain dibutuhkan tuan rumah

yang rentan. Lapisan keras gigi terdiri dari enamel dan

dentin, dimana enamel adalah lapisan yang paling luar, dan

18

Page 19: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

seperti diketahui karies selalu dimulai dari lapisan luar.

Oleh karena itu, enamel sangat menentukan proses terjadinya

karies. Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi

sebagai tuan rumah terhadap karies yaitu faktor morfologi gigi

(ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, faktor kimia, dan

kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior sangat

rentan terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk

disini, terutam pada pit dan fisur yang dalam. Disamping itu

bentuk lengkung gigi yang tidak teratur dengan adanya gigi

berjejal dan permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan

plak mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi.

Faktor agen atau mikroorganisme

Plak gigi memegang peranan penting dalam proses karies gigi

dan dalam proses inflamasi jaringan lunak sekitar gigi. Efek

merusak ini terutama disebabkan karena kegiatan metabolisme

mikroorganisme di dalam plak gigi tersebut. Streptococcus mutans

diakui sebagai penyebab utama karies karena mempunyai sifat

asidogenik dan asidurik (resisten terhadap asam). Plak adalah

suatu lapisan lunak yang terdiri dari kumpulan mikroorganisme

yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan

melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Plak

ini mula-mula berbentuk agak cair yang lama kelamaan menjadi

kelat, tempat bertumbuhnya bakteri. Tidak dapat disangkal

bahwa setelah makan kita harus meniadakan plak sebanyak

mungkin, karena plak merupakan awal terjadinya kerusakan gigi.

19

Page 20: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

Seperti dikatakan oleh Kantorowicf: gigi yang bersih akan

sulit rusak.

Faktor Substrat atau Diet

Diet dalam kesehatan gigi dapat dilihat dalam beberapa segi.

Pertama efek makanan di dalam rongga mulut yaitu efek lokal

pada waktu makanan dikunyah sebagai tahap awal pencernaan, dan

yang kedua diet mempunyai efek sistemik setelah nutrien di

dalam makanan dicerna dan diabsorpsi. Faktor substrat atau

diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu

perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada

permukaan enamel.

Faktor Waktu

Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang

kariogenik dapat mempengaruhi perkembangan karies. Setelah

seseorang mengkonsumsi makanan mengandung gula, maka bakteri

pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan pH akan

turun dari normal sampai mencapai pH 5 dalam waktu 3-5 menit.

pH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur

setelah satu jam. Oleh sebab itu menyikat gigi segera sesudah

makan dapat mempercepat proses kenaikan pH menjadi normal (6-

7) sehingga dapat mencegah proses pembentukan karies. Secara

umum karies dianggap merupakan penyakit kronis pada manusia,

yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya

waktu yang dibutuhkan suatu karies berkembang menjadi suatu

kavitas cukup bervariasi dan diperkirakan antara lain 6-48

bulan.

20

Page 21: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

Indeks Karies

Indeks karies digunakan untuk mengukur pengalaman seseorang

terhadap karies. Semua gigi diperiksa kecuali gigi molar tiga

karena biasanya gigi tersebut tidak tumbuh.

Karies dapat dideteksi dengan visual atau menggunakan sonde

dan dihitung dengan menggunakan indeks karies Klein yaitu DMF-

T.

Indeks Gigi Permanen (DMF-T)

D = Decayed : Gigi yang mengalami karies atau yang belum

ditambal.

M= Missing : Gigi yang sudah dicabut karena karies atau gigi

yang rusak karena karies yang tidak bisa dirawat indikasi

pencabutan.

F = Filling : Gigi dengan lesi karies dan sudah ditambal.

T = Tooth : Satuan gigi.

Sejak tahun 1969 hingga tahun 2003, World Health Organization (WHO)

telah melaporkan prevalensi karies pada anak-anak usia 12

tahun di seluruh dunia. Terdapat 5 tingkat prevalensi karies

mulai dari 0,0 hingga 6,5 19 Pada peta dunia (Gambar 2), dapat

dilihat bahwa Indonesia merupakan negara dengan prevalensi

karies (DMFT) masih di tahap yang rendah dibanding negara-

negara lain seperti Filipina dan Amerika Latin.

Oral Higiene

Kecenderungan terjadinya karies merupakan ciri-ciri nyata anak

dengan kondisi oral higiene buruk, sering dijumpai penumpukan

plak dan deposit-deposit lainnya pada permukaan gigi karena

21

Page 22: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

pada anak lebih sulit menjaga kebersihan mulut. Kondisi oral

hygiene akan semakin buruk pada keadaan gigi yang berjejal dan

adanya kelainan lengkung rahang, sehingga risiko karies

menjadi meningkat.5

Indeks Oral Hygiene

Indeks Oral Higiene (OHI) mengukur debris dan kalkulus yang

menutupi permukaan gigi, dan terdiri atas dua komponen :

indeks debris dan indeks kalkulus yang masing-masingnya

mempunyai rentangan skor 0-3. Jika yang diukur hanya ke-enam

gigi indeks, indeksnya dinamakan Indeks Oral Higiene

Simplified (Green dan Vermilllion) dilakukan melalui

pemeriksaan pada 6 gigi yaitu gigi 16, 11, 26, 36, 31, dan 46.

Pada gigi 16, 11, 26, 31 yang dilihat permukaan bukalnya

sedangkan gigi 36 dan 46 permukaan lingualnya. Apabila gigi 11

tidak ada diganti dengan gigi 21 dan sebaliknya.

2. Gingivitis

Suatu inflamasi pada jaringan gusi, merupakan penyakit

penyangga gigi yang paling ringan.

Faktor-faktor penyebab :

a. faktor lokal adalah plag, impaksi makanan, karies dan

tambalan yang berlebihan.

b. Faktor Sistemik adalah penurunan daya tahan tubuh seseorang

Konsep Kesehatan Gigi

Kesehatan gigi adalah kesehatan gigi dan mulut yang bersifat

peningkatan pencegahan umum (Mass Prerevention); pneyuluhan

gigi dan mulut, pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut

22

Page 23: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

perlindungan (tooth burshing compaign, kumur-kumur flour,

flouridasi air minum).

Dalam hal ini banyak sekali yang mempengaruhi kesehatan gigi,

antara lain :

Gizi makanan, perlu kita ketahui bahwa benih gigi seudah

terbentuk waktu janin (embrio) berusia ½ bulan dalam

kandungan. Makananmakanan ini sudah tercakup dalam empat sehat

lima sempurna. Dalam hal ini makanan mempunyai 3 pengaruh:

1 Pengaruh selama pembentukan gigi Zat kapur merupakan bahan

utama dalam pembentukan enamel, di samping vitamin C, D dan

lain-lain.

2. Bila gigi sudah tumbuh Makanan yang empuk dan lunak tidak

memerlukan pengunyahan yang sulit. Sering tidaknya ktia makan

juga mempengaruhi. Pengaruh asam dari zat hidrat arang dalam

mulut terjadi selama 40 menit pertama sesudah makan. Kalau

kita makan 3 kali sehari maka pengaruh asam hanya terjadi

selama 3 x 30 menit = 1 ½ jam/hari.

a. Jenis makanan, makanan yang mudah lengket dan menempel

digigit seperti permen dan coklat, makanan ini sangat

disukai oleh anak anak.

Hal ini yang mengakibatkan gangguan. Makanan tadi mudah

tertinggal dan melekat pada gigi dan bila terlalu sering dan

lama akan berakibat tidak baik. Makanan yang manis dan

lengket tersebut akan bereaksi di mulut dan asam yang

merusak email gigi.

23

Page 24: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

b. Kebersihan gigi, biasakanlah anak-anak agar selalu menyikat

giginya atau berkumur-kumur setiap selesai makan atau

sebelum tidur.

c. Kepekatan air ludah, pada orang-orang yang mempunyai air

ludah yang sangat pekat dan sedikit akan lebih mudah giginya

menjadi berlubang dibandingkan dengan air ludah yang encer

dan banyak,sebab pada anak yang beair ludah pekat dan

sedikit maka sisa makanan akan mudah menempel pada permukaan

gigi.

Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi

Perilaku memegang peranan yang penting dalam mempengaruhi

status kesehatan gigi dan mulut secara langsung, perilaku

dapat mempengaruhi faktor lingkungan maupun pelayanan

kesehatan.Perilaku kesehatan gigi meliputi pengetahuan, sikap

dan tindakan yang berkaitan dengan konsep sehat dan sakit gigi

serta upaya pencegahannya. Dalam konsep ini yang dimaksudkan

dengan kesehatan gigi adalah gigi dan semua jaringan yang ada

di dalam mulut termasuk gusi.

Sikap dapat dianggap sebagai suatu predisposisi umum

untuk merespons atau bertindak secara positif atau negatif

terhadap suatu objek atau orang disertai emosi positif atau

negatif. Sikap tentang kesehatan gigi atau gusi merupakan

hasil dari proses sosialisasi. Seseorang bereaksi sesuai

dengan rangsangan yang berupa objek kesehatan gigi yaitu

24

Page 25: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

konsep gigi atau gusi sehat dan sakit serta upaya

pemeliharaannya melalui proses sosialisasi.

Notoatmodjo cited Fankari menjelaskan bahwa penyebab timbulnya

masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya

adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi

dan mulut. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan

akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut. Anak masih sangat

tergantung pada orang dewasa dalam hal menjaga kebersihan dan

kesehatan gigi karena kurangnya pengetahuan anak mengenai

kesehatan gigi dibanding orang dewasa

1. Perilaku Menyikat Gigi

Kesehatan gigi individu atau masyarakat merupakan salah satu

faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan individu atau

masyarakat tersebut. Perilaku kesehatan gigi positif misalnya,

kebiasaan menyikat gigi sebaliknya perilaku kesehatan gigi

negatif misalnya, tidak menyikat gigi secara teratur maka

kondisi kesehatan gigi dan mulut akan menurun dengan dampak

antara lain mudah berlubang.

Menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi adalah bentuk

penyingkiran plak secara mekanis. Saat ini telah banyak

tersedia sikat gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur,

dan desain dengan berbagai derajat kekerasan dari bulu sikat.

Salah satu penyebab banyaknya bentuk sikat gigi yang tersedia

adalah adanya variasi waktu menyikat gigi, gerakan menyikat

gigi, tekanannya, bentuk dan jumlah gigi yang ada pada setiap

orang

25

Page 26: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

Waktu Menyikat Gigi

Telah terbukti bahwa asam plak gigi akan turun dari pH normal

sampai mencapai pH 5 dalam waktu 3-5 menit sesudah makan

makanan yang mengandung karbohidrat. pH saliva sudah menjadi

normal (pH 6-7) 25 menit setelah makan atau minum. Menyikat

gigi dapat mempercepat proses kenaikan pH 5 menjadi normal (pH

6-7) sehingga dapat mencegah proses pembentukan karies.Untuk

mendapatkan hasil yang optimal dari prosedur penyikatan gigi,

salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah frekuensi

penyikatan gigi. Menurut hasil penelitian Stecksen-Blicks dan

Holm, anak yang melakukan penyikatan gigi secara teratur dalam

sehari dengan frekuensi dua kali sehari atau lebih dan dibantu

oleh orang tua, lebih rendah terkena resiko karies

Frekuensi Menyikat Gigi

Umumnya, dokter gigi selalu menganjurkan pasien untuk menyikat

giginya segera setelah makan. American Dental Association (ADA)

memodifikasi pernyataan ini dengan menyatakan bahwa pasien

harus menyikat gigi secara teratur, minimal 2 dua kali sehari

yaitu pagi hari setelah sarapan dan sebelum tidur malam. Waktu

menyikat gigi pada setiap orang tidak sama, bergantung pada

beberapa faktor seperti kecenderungan seseorang terhadap plak

dan debris, keterampilan menyikat gigi, dan kemampuan

salivanya membersihkan sisa-sisa makanan dan debris. Menyikat

gigi dua kali sehari cukup baik pada jaringan periodonsium

26

Page 27: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

yang sehat, tetapi pada jaringan periodonsium yang tidak sehat

dianjurkan menyikat gigi tiga kali sehari.

Lamanya Menyikat Gigi

Biasanya rata-rata lama menyikat gigi adalah kira-kira 1

menit. Lamanya seseorang menyikat gigi dianjurkan minimal 5

menit, tetapi umumnya orang menyikat gigi maksimum selama 2-3

menit. Penentuan waktu ini tidak sama pada setiap orang

terutama pada orang yang sangat memerlukan program kontrol

plak. Bila menyikat gigi dilakukan dalam waktu yang singkat,

maka hasilnya tidak begitu baik daripada bila menyikat gigi

dilakukan dalam waktu yang lebih lama, mengingat banyaknya

permukaan gigi yang harus dibersihkan.

Bentuk Sikat Gigi

Terdapat berbagai variasi mengenai sikat gigi. Ada bentuk

sikat gigi yang permukaan bulu sikatnya berbentuk lurus,

cembung, dan cekung sehingga dapat mencapai daerah tertentu

dalam lengkung rahang. Oleh sebab itu, dianjurkan pemakaian

sikat gigi yang serabutnya lurus dan sama panjang.Sikat gigi

manual yang baik harus memenuhi persyaratan, antara lain

ukuran permukaan bulu sikatnya adalah (panjang: 1-11/4 inci

(2,5-3,0 cm) dan lebar: 5/16-3/8 inci (8,0-9,5 mm) ); bulu

sikatnya tersusun (baris: 2-4 baris rumpun dan rumpun: 5-12

rumpun perbaris); serta permukaan bulu sikatnya terpotong

rata.22 Setiap kali sesudah dipakai, sikat gigi harus

dibersihkan dibawah air mengalir supaya tidak ada sisa-sisa

makanan atau pasta gigi yang tertinggal. Setelah bersih, sikat

27

Page 28: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

gigi diletakkan dalam posisi berdiri supaya lekas kering

dengan tujuan agar sikat gigi tidak lembab dan basah. Sikat

gigi perlu diganti 2-3 bulan setelah pemakaian, oleh karena

bulu sikat gigi sudah tidak dapat bekerja dengan baik dan

dapat melukai gusi

Pemakaian Pasta Gigi

Fungsi utama pasta gigi adalah membantu sikat gigi dalam

membersihkan permukaan gigi dari pewarnaan gigi dan sisa-sisa

makanan dan fungsi sekundernya untuk memperkilat gigi,

mempertinggi kesehatan gingival, serta untuk mengurangi bau

mulut. Umumnya pasta gigi mengandung bahan abrasive 20-40%,

pelembab (humectant) 20-40%, air 20-40%, bahan penyegar ±2%,

bahan pemanis ± 2%, bahan pengikat (binding agent) 2%, detergen

1-2%, bahan terapeutik ± 5%, dan pewarna <1%.

Metode Menyikat Gigi

Dalam hal menyikat gigi, teknik apapun yang dipergunakan,

harus diperhatikan cara menyikat gigi tersebut jangan sampai

merusak struktur gigi.23 Ada bermacam-macam metode penyikatan

gigi, yaitu metode vertikal, metode horizontal, metode Roll,

metode Bass, metode Charter, metode Fones atau teknik sirkuler

dan metode Stillman. Kombinasi pemakaian beberapa metode

menyikat gigi ini tergantung pada beberapa hal, yaitu besar

dan bentuk rahang, susunan dan inklinasi gigi geligi, derajat

retraksi gusi, hilangnya gigi geligi dan keterampilan tangan

dalam menggunakan sikat gigi.5

Beberapa metode menyikat gigi:

28

Page 29: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

1. Metode Vertikal: dilakukan untuk menyikat bagian depan gigi,

kedua rahang tertutup lalu gigi disikat dengan gerakan ke atas

dan ke bawah. Untuk permukaan gigi belakang, gerakan yang

dilakukan sama tetapi mulut dalam keadaan terbuka. Sedangkan

pada metode horizontal semua permukaan gigi disikat dengan

gerakan ke kiri dan ke kanan. Kedua metode tersebut cukup

sederhana, tetapi tidak begitu baik untuk dipergunakan karena

dapat mengakibatkan resesi gingiva dan abrasi gigi.

2. Metode Roll: ujung bulu sikat diletakkan dengan posisi

mengarah ke akar gigi dan arah bulu sikat pada margin gingiva,

sehingga sebagian bulu sikat menekan gusi. Ujung bulu sikat

digerakkan perlahan-lahan sehingga kepala sikat gigi bergerak

membentuk lengkungan melalui permukaan gigi. Permukaan atas

mahkota juga disikat. Gerakan ini diulangi 8-12 kali pada

setiap daerah dengan sistematis. Cara pemijatan ini terutama

bertujuan untuk pemijatan gusi dan untuk pembersihan daerah

interdental.

3. Metode Charter: ujung bulu sikat diletakkan pada permukaan

gigi (oklusal), membentuk sudut 45 derajat terhadap sumbu

panjang gigi dan ke atas. Sikat gigi digetarkan membentuk

lingkaran kecil, tetapi ujung bulu sikat harus berkontak denga

tepi gusi. Setiap bagian dapat dibersihkan 2-3 gigi. Metode

ini merupakan cara yang baik untuk pemeliharaan jaringan

pendukung gigi, walaupun agak sukar untuk dilakukan.

4. Metode Bass: bulu sikat pada permukaan gigi membentuk sudut

45 derajat dengan panjang gigi dan diarahkan ke akar gigi

29

Page 30: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

sehingga menyentuh tepi gusi. Dengan cara demikian saku gusi

dapat dibersihkan dan tepi gusinya dapat dipijat. Sikat gigi

digerakkan dengan getaran kecil-kecil ke depan dan ke belakang

selama kurang lebih 15 detik. Teknik ini hampir sama dengan

teknik Roll, hanya berbeda pada cara pergerakan sikat giginya

dan cara penyikatan permukaan belakang gigi depan. Untuk

permukaan belakang gigi depan, sikat gigi dipegang secara

vertikal. 5. Metode Fones atau teknik sirkuler: bulu sikat

ditempelkan tegak lurus pada permukaan gigi. Kedua rahang

dalam keadaan mengatup. Sikat gigi digerakkan membentuk

lingkaran-lingkaran besar, sehingga gigi dan gusi rahang atas

dan bawah dapat disikat sekaligus. Daerah diantara 2 gigi

tidak mendapat perhatian khusus. Untuk permukaan belakang

gigi, gerakan yang dilakukan sama tetapi lingkarannya lebih

kecil.

6. Metode Stillman dimodifikasi: dianjurkan untuk pembersihan

pada daerah dengan resesi gingiva yang parah disertai

tersingkapnya akar gigi, guna menghindari dekstruksi yang

lebih parah pada jaringan akibat abrasi sikat gigi. Jenis

sikat gigi yang dianjurkan adalah sikat gigi dengan kekerasan

bulu sikat sedang sampai keras, yang terdiri dari dua atau

tiga baris rumpun bulu sikat.

Teknik penyikatan gigi yang dilakukan pada usia sekolah adalah

teknik roll. Metode penyikatan gigi pada anak lebih ditekankan

agar mampu membersihkan keseluruhan giginya bagaimanapun

30

Page 31: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

caranya, namun dengan bertambahnya usia diharapkan metode Bass

dapat dilakukan

Diet Makanan

Tindakan pencegahan karies lebih tinggi menekankan pada

pengurangan konsumsi dan pengendalian frekuensi asupan gula

yang tinggi. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara nasihat

diet dan bahan pengganti gula.Nasehat diet yang dianjurkan

adalah memakan makanan yang cukup protein dan fosfat yang

dapat menambah sifat basa dari saliva, memperbanyak makan

sayuran dan buah-buahan yang berserat dan berair karena

bersifat membersihkan dan merangsang sekresi saliva.

Menghindari makanan yang manis dan lengket serta membatasi

jumlah makan menjadi tiga kali sehari serta menekan keinginan

untuk makan di antara jam makan.

Frekuensi Dan Jumlah Konsumsi Gula

Frekuensi mengkonsumsi gula dan jumlah gula yang dikonsumsi

mempengaruhi timbulnya karies pada gigi seseorang. Penelitian

Vipeholm tentang hubungan prevalensi karies gigi dengan

frekuensi konsumsi gula menunjukan perkembangan karies gigi

rendah ketika konsumsi gula empat kali perhari pada jam makan.

Demikian juga penelitian Holbrook,dkk. Pada anak usia 5 tahun

di Iceland menemukan dampak frekuensi konsumsi gula terhadap

perkembangan karies pada anak-anak. Anak yang mengkonsumsi

gula empat kali atau lebih perhari atau anak yang jajan tiga

kali atau lebih perhari menyebabkan skor karies meningkat.

Anak-anak usia 5 tahun dengan asupan gula rata-rata 5,1 kali

31

Page 32: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

perhari memiliki tiga atau lebih lesi karies, sedangkan anak-

anak yang asupan gulanya 2,1 kali perhari memiliki lesi karies

kurang dari tiga

Kunjugan Ke Dokter Gigi

Kunjungan ke dokter gigi sangat diperlukan untuk menciptakan

kontak dan ikatan kepercayaan pertama antara orang tua dengan

dokter gigi, sehingga diharapkan kesadaran, perilaku, dan

sikap yang positif dan bertanggungjawab mengenai prinsip-

prinsip perawatan kesehatan gigi anak.

Penambalan Gigi

Penambalan gigi terhadap gigi yang berlubang sebaiknya

dilakukan sedini mungkin sebelum kelainannya menjadi lebih

berat lagi. Apabila penambalan dilakukan sedini mungkin,

kunjungan ke dokter gigi menjadi lebih sedikit, dalam artian

sekali datang bisa langsung dilakukan penambalan langsung.

Apabila kelainannya sudah lebih besar, maka gigi tersebut

harus dilakukan perawatan terlebih dahulu sehingga memerlukan

kunjungan yang lebih banyak.

Pencabutan Gigi

Pencabutan gigi dilakukan apabila gigi tersebut sudah tidak

dapat lagi dipertahankan dan apabila gigi tersebut menjadi

penyebab dari infeksi di dalam rongga mulut dan dapat

menyebabkan kelainan ke organ yang lainnya.

Kontrol Enam Bulan Sekali

Kunjungan diperlukan untuk menciptakan kontak dan ikatan

kepercayaan pertama antara orang tua dengan dokter gigi,

32

Page 33: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

sehingga diharapkan terbentuk kesadaran, perilaku, dan sikap

yang positif dan bertanggung jawab mengenai prinsip-prinsip

perawatan kesehatan gigi.Kontrol tiap enam bulan dilakukan

meskipun tidak ada keluhan. Hal ini dilakukan untuk memeriksa

apakah terdapat gigi lain yang berlubang selain yang telah

ditambal, sehingga dapat dilakukan perawatan sedini mungkin.

Selain itu juga untuk melihat, apakah telah terdapat kembali

karang gigi dan kelainan-kelainan lainnya yang mungkin ada.

Peran Perawat Dalam Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

Untuk mencapai tujuandalam usaha kesehatan gigi maka peran

perawat adalah meningkatkan, mencegah dan membina usaha kesehatan

gigi anak. Peran perawat di sini seperti halnya peran tenaga

kesehatan lainnya yang diadakan oleh program puskesmas. Peran-

peran lainnya adalah :

a. Pembinaan atau pengembangan

i. penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

ii. pemeriksaan sepintas

iii. pengobatan sederhana

iv. rujukan

Pelayanan medik dasar

Pelayanan ini meliputi : pengobatan, pemulihan, pencegahan

khusus, dan berbagai kegiatan dasar.

a. Memberikan medik dasar pada penderita yang berobat maupun

yang rujuk

b. Merujuk kasus-kasus ysng tidak dapat ditanggulangi ke

sarana pelayanan yang lebih mampu

33

Page 34: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

c. Memberikan penyuluhan

d. Hygienik klinik

e. Memelihara merawat peralatan/obat-obatan

(Direktorat Kesehatan Gigi Depkes RI 2000. Pedoman Puskesmas,

Jakarta)

2.2 Kerangka Teori

Dari hasil observasi dan wawancara guru paud,orang tua murid dan

siswa paud, masalah yang kami pilih merupakan masalah non disease

yaitu perilaku menjaga kebersihan gigi anak. Teori yang kami

anggap mendekati dengan area masalah kami adalah teori Laurence

green

Teori Lawrence Green

1. Predisposing Factors

a. Pola makan anak yang bergizi agar tidak merusak gigi anak

b. Faktor pengetahuan orang tua terhadap pentingnya menjaga

kesehatan gigi anak sejak dini

c. Orang tua mengajarkan dan mencontohkan cara menggosok gigi

yang baik dan benar

d. Orang tua membiasakan anak sikat gigi teratur dan berkumur

setelah makan makanan manis

e. Pengetahuan tentang jenis sikat gigi dan pasta gigi yang

sesuai untuk anak

f. Mengganti sikat gigi anak setiap 2 bulan

g. Orang tua membawa anak kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan

2. Enabling Factors

34

Page 35: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

a. Orang tua menyediakan sikat gigi dan pasta gigi yang sesuai

untuk anak

b. Tersedianya unit kesehatan gigi sekolah

c. Kerjasama pihak sekolah dengan pihak puskesmas dalam usaha

pemeliharan kesehatan gigi anak

d. Program sekolah untuk perawatan gigi anak setiap 6 bulan

e. Adanya materi pembelajaran tentang kesehatan gigi dan mulut

di sekolah

f. Pemeriksaan sederhana kesehatan gigi oleh guru

3. Reinforcing Factors

a. Adanya petugas kesehatan gigi dari puskesmas yang secara

rutin memeriksa gigi anak

b. Pengawasan orang tua terhadap proses menjaga kesehatan gigi

anak

c. Pemberian pelatihan dasar kebersihan gigi anak kepada guru

35

Page 36: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

2.3 Kerangka Konsep

36

Page 37: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

Teori Laurence Green

1. Predisposing Factors

a. Pola makan anak yang kurang bergizi dan cenderung

mangkonsumsi makanan yang manis

b. Tingkat pengetahuan orang tua terhadap kesehatan gigi dan

mulut masih rendah

c. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang jenis sikat gigi

dan pasta gigi yang sesuai untuk anak

d. Orang tua tidak mebiasakan anak sikat gigi secara teratur

e. Orang tua tidak mengganti sikat gigi secara rutin

f. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang jadwal kontrol

rutin gigi anak

2. Enabling Factors

a. Orang tua tidak mengunakan sikat gigi dan pasta gigi yang

sesuai untuk anak

b. Tidak adanya fasilitas kesehatan gigi di sekolah

c. Tidak adanya kontrol rutin dari petugas kesehatan tentang

masalah kesehatan gigi anak

d. Tidak adanya dokter gigi di puskesmas terderkat

3. Reinforcing Factors

a. Kurang nya pengawasan orang tua tentang kebiasaan dan cara

menggosok gigi anak

b. Peraturan yang kurang tegas terhadap jenis makanan yang

dikonsumsi anak di rumah dan sekolah

37

Page 38: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

38

Page 39: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

39

Page 40: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

Lampiran 1

Kegiatan Belajar di PAUD

40

Page 41: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

Foto bersama guru dan murid PAUD

41

Page 42: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

Lokasi PAUD

Pemeriksaan Kebersihan

Gigi,kuku,raambut,telinga Siswa Paud

42

Page 43: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

Lampiran 2

Pertanyaan Kunjungan Lapangan

1. Nama Ibu 2. Usia Ibu3. Nama Anak4. Usia Anak5. Anak ke berapa?6. Sudah berapa lama sekolah di PAUD?7. Apakah anak ibu pernah melakukan pemeriksaan kesehatan?

Seberapa sering? Pemeriksaan apa yang dilakukan (posyandu?TB,BB,gigi,tht)

8. Apakah anak ibu rutin mengorek kuping, mengunting kuku,mencukur rambut?

9. Apakah anak ibu mempunyai kebiasaan menggigit kuku?10. Apakah anak ibu memiliki kebiasaan mengemut jari jempol?11. Apakah anak ibu pernah cacingan?12. APakah anak ibu pernah mengakami diare? Apakah berulang?13. Apakah anak ibu masih mengompol? Memakai popok?14. Apakah anak ibu gigi nya bolong?15. Apakah anak ibu memiliki alergi?16. Apakah anak ibu memiliki riwayat penyakit yang berulang?

Penyakit serius?17. Apakah anak ibu memiliki kebiasaan mencuci tangan sebelum

makan?18. Apakah ibu mengetahui tentang kesehatan gigi dan mulut?19. Berapa lama ibu mengganti sikat gigi?20. Apakah ibu mengetahui berapa kali dilakukan pemeriksaan

rutin gigi anak?21. Apakah ibu mengetahui berapa kali dlm satu hari frekuensi

menggosok gigi?22. Apakah ibu pernah mengajarkan cara menggosok gigi kpd anak

ibu?23. Apakah ada yang membantu ibu dalam mengajarkan anak

menggosok gigi?

43

Page 44: Laporan Kun Lap PAUD A 15 fix

24. Apakah ibu membiasakan anak ibu untuk menggosok gigi setiaphari?

25. Apakah anak ibu suka makanan yang manis? Apa saja?26. Apakah sehabis makan anak ibu mencuci tangan dan menggosok

gigi?27. Apakah anak ibu masih mengkonsumsi susu fornula? Kapan saja

minum susu? Sebelum tidur?28. Apakah anak ibu menggosok gigi sebelum tidur?29. Apakah gigi anak ibu berlubang?30. Apakah anak ibu pernah mengeluh sakit gigi? Kapan? Berapa

lama? Obat apa? Dokter/?tidak?31. Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan ttg kesehatan gigi

dan mulut? Kapan? Dimana?

44