BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi dan sejarahnya, serta proses-proses yang terjadi di dalamnya. Geologi juga mempelajari fenomena yang terjadi saat ini dan bagaimana proses yang mengakibatkan hal tersebut, melalui intepretasi bukti-bukti yang ada dan terekam di permukaan bumi ini. Dalam memahami ilmu-ilmu yang tercakup dalam geologi, seperti geomorfologi, mengikuti perkuliahan saja tidaklah cukup. Teori yang didapat di perkuliahan biasanya bersifat ideal, sedangkan pada pengaplikasiannya apa yang kita lihat tidak demikian. Pemahaman ilmu geologi, menuntut secara langsung untuk dapat meneliti kenampakan objek-objek geologi yang terdapat di lingkungan. Karena itu, perlu dilakukan kuliah lapangan, khususnya dalam mendalami geomorfologi dengan kegiatan kuliah lapangan geomorfologi di Bantarujeg dan sekitarnya. 1.2. Maksud dan Tujuan LAPORAN KULIAH LAPANGAN GEOMORFOLOGI 2012 KELOMPOK 2 GEOLOGI C 1
laporan kulap geomorfo ke bantarujeg pada tahun 2012 oleh Geologi Unpad kelas C angkatan 2011
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi dan sejarahnya, serta
proses-proses yang terjadi di dalamnya. Geologi juga mempelajari fenomena yang
terjadi saat ini dan bagaimana proses yang mengakibatkan hal tersebut, melalui
intepretasi bukti-bukti yang ada dan terekam di permukaan bumi ini.
Dalam memahami ilmu-ilmu yang tercakup dalam geologi, seperti
geomorfologi, mengikuti perkuliahan saja tidaklah cukup. Teori yang didapat di
perkuliahan biasanya bersifat ideal, sedangkan pada pengaplikasiannya apa yang kita
lihat tidak demikian. Pemahaman ilmu geologi, menuntut secara langsung untuk dapat
meneliti kenampakan objek-objek geologi yang terdapat di lingkungan. Karena itu,
perlu dilakukan kuliah lapangan, khususnya dalam mendalami geomorfologi dengan
kegiatan kuliah lapangan geomorfologi di Bantarujeg dan sekitarnya.
1.2. Maksud dan Tujuan
Kuliah lapangan geomorofologi ini diadakan dengan maksud dan tujuan,
diantaranya:
1. Membuktikan dan mengaplikasikan berbagai teori yang telah dipelajari dalam
perkuliahan,
2. Mengamati secara langsung berbagai macam roman permukaan bumi,
3. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengidentifikasi dan
mengintepretasi morfologi suatu daerah.
LAPORAN KULIAH LAPANGAN GEOMORFOLOGI 2012KELOMPOK 2 GEOLOGI C 1
1.3. Waktu
Kuliah lapangan ini dilaksanakan selama satu hari, yakni pada hari Minggu,
27 Mei 2012. Kegiatan ini dilaksanakan di daerah Bantarujeg dan sekitarnya,
Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Kelompok kami
berangkat pada pukul 06.00 dan tiba kembali di Jatinangor pada pukul 17.30.
1.4. Lokasi
Lokasi penelitian berada di daerah Bantarujeg dan sekitarnya, Kecamatan
Bantarujeg, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Koordinat daerah yaitu 108o
13’ 46” BT sampai 108o 17’ 02” BT , 06o 56’ 36” LS sampai 07o 00’ 00” LS. Secara
administratif, Bantarujeg termasuk dalam kabupaten Majalengka, dimana sebelah
utara berbatasan dengan kecamatan Maja, sebelah barat berbatasan dengan kecamatan
Lemahsugih, sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Talaga, dan sebelah selatan
berbatasan dengan kabupaten Ciamis.
LAPORAN KULIAH LAPANGAN GEOMORFOLOGI 2012KELOMPOK 2 GEOLOGI C 2
BAB II
GEOLOGI UMUM
II.1. Geomorfologi
Geomorfologi lokasi kuliah lapangan yang terletak di Bantarujeg dan sekitarnya ini,
terbentuk dengan adanya pengaruh dari kondisi geografis daerahnya. Kondisi geografis
kecamatan Bantarujeg secara umum diantaranya memliki iklim agak basah (menurut Schmidt
Ferguson) atau iklim sedang (Junghuhn); kondisi tanahnya berjenis latosol, litosol dan
podsolik merah kuning; keadaan hidrologinya secara umum sungainya memiliki pola aliran
dendritik; dengan penggunaan lahan yang didominasi oleh pertanian, perkebunan, dan
peternakan sedangkan sisanya untuk lahan bangunan.
Bentukan geomorfologi ysng terdapat di kecamatan Bantarujeg yaitu berupa bentukan
denudasional. Adapun denudasi berasal dari kata dasar nude yang berarti telanjang, sehingga
denudasi berarti proses penelanjangan permukaan bumi. Denudasi cendurung akan
menurunkan bagian permukaan bumi yang positif hingga mencapai bentuk permukaan bumi
yang hamper datar membentuk dataran nyaris (pineplain). Denudasi meliputi dua proses
utama yaitu Pelapukan dan perpindahan material dari bagian lereng atas ke lereng bawah oleh
proses erosi dan gerak massa batuan (masswashting). Bentukan denudasional di Bantarujeg
terbentuk karena proses gradasi yang meliputi proses degradasi dan aggradasi – dimana
proses yang dominan terjadi adalah degradasi berupa pelapukan, erosi dan longsor. Adapun
pelapukan adalah proses berubahnya sifat fisik dan kimia batuan di permukaan dan atau dekat
permukaan bumi tanpa di sertai perpindahan material; erosi adalah proses terlepsnya agrerat
material (tanah atau batuan lapuk) dan terpindahkannya material tersebut ke tempat lain; dan
longsor adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah
dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.
II.2. Geologi Struktur
Seperti yang kita ketahui dalam konsep dasar Geomorfologi, struktur geologi
merupakan faktor dominan dalam pembentukan bentang alam. Keberadaan struktur geologi
LAPORAN KULIAH LAPANGAN GEOMORFOLOGI 2012KELOMPOK 2 GEOLOGI C 3
di suatu daerah tentu memiliki pengaruh terhadap kenampakan roman permukaan bumi di
daerah tersebut. Struktur Geologi terbagi mencakup berbagai skala dan dimensi, dari mulai
struktur mikro sampai struktur makro. Struktur geologi yang dikenal secara umum adalah:
1. Sesar / patahan (fault).
2. Lipatan (fold).
3. Kekar (joint).
Van Bemmelen (1949) telah membagi Jawa Barat menjadi beberapa jalur fisiografi
dan struktural dimana daerah pemetaan termasuk pada jalur struktur geologi Zona Bogor
bagian timur yang telah terlipat kuat sehingga menghasilkan antiklinorium dengan sumbu
berarah barat timur. Di bagian utara zona ini, keadaan struktur geologinya berarah utara
karena adanya tekanan dari arah selatan. Gaya tersebut mengakibatkan perlipatan dan sesar
naik. Inti dari perlipatan ini terdiri atas batuan sedimen berumur Miosen sedangkan sayapnya
terdiri dari batuan sedimen Pliosen.
Menurut Van Bemmelen (1949) Zona Bogor telah mengalami dua kali masa periode
tektonik yaitu :
a) Periode intra Miosen atau Miosen Pliosen.
b) Periode Pliosen – Plistosen.
Pada periode tektonik intra tektonik Miosen, berlangsung pembentukan geantiklin
jawa, akibat gaya tekanan dari arah selatan terbentuk struktur lipatan dan sesar pada sedimen
di utara. Peristiwa ini terjadi setelah Formasi Cidadap diendapkan pada Miosen Tengah. Pada
Miosen Atas atau Miosen - Pliosen antklinorium ini mengalami intrusi dasit dan andesit
hornblenda, disamping itu terjadi pula ekstrusi Breksi Kumbang di ujung timur Zona Bogor.
Ketidakselarasan antara Formasi Subang dan Formasi Kaliwangu yang berumur Pliosen
Bawah (Silitonga, 1973) yang terjadi pada Zona Bogor bagian utara, menandakan bahwa
pada periode Miosen – Pliosen tersebut terjadi proses perlipatan pada keseluruhan Zona
Bogor bagian utara.
Pada periode tektonik Pliosen – Pleistosen, terjadi proses perlipatan dan sesar yang
diakibatkan oleh terjadinya amblesan dibagian utara Zona Bogor yang kemudian
menimbulkan gangguan tekanan yang kuat pada Zona Bogor. Pada kala Pliosen – Pleistosen
bagian barat Zona Bogor mengalami pengangkatan dan membentuk Kaliglagah Beds yang
terdiri dari endapan klastik dan lignit dan selanjutnya Cigintung Beds terendapakan. Semua
formasi tersebut menutupi batuan terdahulu secara selaras semu (pseudo conformable).
LAPORAN KULIAH LAPANGAN GEOMORFOLOGI 2012KELOMPOK 2 GEOLOGI C 4
Kegiatan tektonik Pliosen – Pleistosen didaerah ini mengakibatkan terjadinya sesar
terobosan komplek kromong yang andesitis dasitis. Setelah berakhir kegiatan tersebut
terbentuklah Tambakan Beds yang berumur Pleistosen Bawah dan menutupi satuan lainya
secara tidak selaras. Tidak adanya batuan yang berumur Pliosen Atas di daerah ini
menunjukan adanya kekosongan pengendapan batuan. Pada kala Pleistosen Tengah sampai
Atas di Zona Bogor bagian tengah dan timur terbentuk endapan Vulkanik tua (Gunung
Slamet tua) dan Vulkanik muda dari Gunung Ciremai, selanjutnya disusul oleh aktifitas pada
Pleistosen Atas yang menghasilkan Linggopodo Beds dan diikuti lagi oleh kegiatan Vulkanik
Resen dari Gunung Ciremai sehingga terbentuk endapan Vulkanik muda ke bagian utara
zona tersebut. Tekanan tersebut menimbulkan struktur perlipatan dan sesar naik dibagian
Zona Bogor yang dikenal sebagai “Baribis thrust”.
Struktur geologi yang berkembang di daerah Bantarujeg dan sekitarnya terdiri dari
Gena, Yunita Theresia. 2008. Geologi dan Analisis Struktur Geologi daerah Bantarujeg dan Sekitarnya, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Bandung : Central Library Institute Technology Bandung. (digilib. itb. ac. id )
Haryanto, Iyan. 2003. Geologi Struktur. Jatinangor :Geologi Universitas Padjajaran
LAPORAN KULIAH LAPANGAN GEOMORFOLOGI 2012KELOMPOK 2 GEOLOGI C 28
Herdiana, Cendy. 2009. Laporan Geologi Lanjut dan Kajian Khusus :Geologi dananalisis struktur Geologi Daerah Bantarujeg dan sekitarnya, KecamatanBantarujeg, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Jatinangor
Musadrifai. 2007. Profil Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk – Cisanggung. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Sumber Daya Air. (www. pu. go. id )
Putra, Rio, et. al. 2006. Laporan Kuliah Lapangan Geologi Fisik 2006 Kec.Bantarujeg, Kab. Majalengka, Prop. Jawa Barat. FMIPA :JurusanTeknik Geologi
Sulaksana, Nana dan Emi Sukiyah. 2001. Diktat Geomorfologi Jilid I. FMIPA Unpad : Lab GeomorfologidanPengindraanJauh
Whitten, D.G.A dan J.R.V. Brooks. The Penguin Dictionary of Geology. Great Britain :Hazell Watson &Viney Ltd.
Wijaya, Jajang Sukma. 2011. Kondisi Sosial Ekonomi Petani Tembakau di Kec. Bantarujeg, Kab. Majalengka. UPI : Jurusan Geografi-FPIPS
LAPORAN KULIAH LAPANGAN GEOMORFOLOGI 2012KELOMPOK 2 GEOLOGI C 29