Top Banner
PERCOBAAN I KROMATOGRAFI KERTAS I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan ini adalah untuk memisahkan komponen dalam tinta dengan kromatografi kertas dan memisahkan ion-ion logam Ag(I), Hg(II) dan Pb(II) dalam larutan cuplikan menggunakan metode kromotografi kertas. II. TINJAUAN PUSTAKA Kromatografi adalah suatu metode analitik untuk pemurnian dan pemisahan senyawa-senyawa organik dan anorganik. Metode ini berguna untuk fraksionasi campuran kompleks dan pemisahan untuk senyawa-senyawa yang sejenis. Pada tahun 1941 Martin dan Synge mengembangkan kromatografi partisi sedangkan Gordon menemukan kromatografi kertas. Kromatografi partisi terutama dilakukan pada kromatografi kertas (Khopkar, 1990). Kromotografi telah didefinisikan terutama sebagai suatu proses pemisahan yang digunakan untuk pemisahan campuran yang pada hakekatnya molekular. Kromotografi bergantung pada pembagian-ulang molekul-molekul campuran antara dua fase atau lebih. Tipe-tipe kromotografi mencakup kromotografi adsorpsi, kromotografi partisi cairan, dan pertukaran ion. Sistem utama yang digunakan dalam kromotografi pertisi
24

laporan kromatografi 1

Oct 02, 2015

Download

Documents

Ferdy Fahdila

ghfgdgrfsrtnstrgs
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PERCOBAAN I

KROMATOGRAFI KERTAS

I. TUJUAN PERCOBAANTujuan percobaan ini adalah untuk memisahkan komponen dalam tinta dengan kromatografi kertas dan memisahkan ion-ion logam Ag(I), Hg(II) dan Pb(II) dalam larutan cuplikan menggunakan metode kromotografi kertas.

II. TINJAUAN PUSTAKAKromatografi adalah suatu metode analitik untuk pemurnian dan pemisahan senyawa-senyawa organik dan anorganik. Metode ini berguna untuk fraksionasi campuran kompleks dan pemisahan untuk senyawa-senyawa yang sejenis. Pada tahun 1941 Martin dan Synge mengembangkan kromatografi partisi sedangkan Gordon menemukan kromatografi kertas. Kromatografi partisi terutama dilakukan pada kromatografi kertas (Khopkar, 1990).Kromotografi telah didefinisikan terutama sebagai suatu proses pemisahan yang digunakan untuk pemisahan campuran yang pada hakekatnya molekular. Kromotografi bergantung pada pembagian-ulang molekul-molekul campuran antara dua fase atau lebih. Tipe-tipe kromotografi mencakup kromotografi adsorpsi, kromotografi partisi cairan, dan pertukaran ion. Sistem utama yang digunakan dalam kromotografi pertisi adalah : partisi gas, partisi cairan yang menggunakan alas tak bergerak (misalnya kromotografi kolom), kromotografi kertas dan lapisan tipis (Basset, 1994).Kromatografi pertukaran ion biasa digunakan untuk pemurnian materi biologis seperti asam amino, peptida, protein. Metode ini dapat dilakukan dalam dua tipe, yaitu dalam kolom maupun ruang datar (planar). Terdapat dua tipe pertukaran ion, yaitu pertukaran kation dan pertukaran anion. Pada pertukaran kation, fase stasioner bermuatan negatif sedangkan pada pertukaran anion, fase stasioner bermuatan positif. Molekul bermuatan yang berada pada fase cair akan melewati kolom. Jika muatan pada molekul sama dengan kolom, maka molekul tersebut akan terelusi. Namun jika muatan pada molekul tidak sama dengan kolom, maka molekul tersebut akan membentuk ikatan ionik dengan kolom. Untuk mengelusi molekul yang menempel pada kolom diperlukan penambahan larutan dengan pH dan kekuatan ionik tertentu. Pemisahan dengan metode ini sangat selektif karena biaya untuk menjalankan metode ini murah serta kapasitasnya tinggi, maka metode ini biasa digunakan pada awal proses keseluruhan (Khopkar, 1990).Metode identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf. Kadang-kadang, terutama pada gugus-gugus yang besar dari senyawa-senyawa yang susunan kimianya mirip, seperti asam-asam amino, harga-harga Rf sangat berdekatan satu sama lain (Sastrohamidjojo, 2002).

Kromatografi kolom merupakan salah satu dari kromatografi partisi yang digunakan luas karena merupakan sangat efisien untuk pemisahan senyawa organic. Kromatografi kolom sering kali digunakan untuk memurnikan senyawa di laboratorium. Kromatografi kolom bekerja berdasarkan skala yang lebih besar menggunakan material terpadatkan pada sebuah kolom gelas vertikal. Kromatografi kolom merupakan teknik pemisahan berdasarkan pada perbedaan daya adsorpsi suatu adsorben tertentu terhadap suatu senyawa baik pengotor maupun senyawa hasil isolasi. Prinsip dari kromatografi kolom ini adalah adsorpsi (Adnan,1997).

Kromatografi kolom merupakan teknik kromatografi yang paling awal ditemukan. Ditinjau dari mekanismenya kromatografi kolom merupakan kromatografi terapan atau adsorpsi berdasarkan jenis fasa yang digunakan. Fasa diam berupa adsorben yang tidak boleh larut dalam fasa gerak, ukuran partikel fasa diam harus seragam. Zat pengotor yang terdapat pada fasa diam dapat menyebabkan adsorpsi tidak reversible. Sebagai fasa diam dapat digunakan alumina, silica gel, arang, bauksit, magnesium kerbonat, talk, pati, sekilator, gula, dan tanah diatome. Pengisian fasa diam ke dalam kolom dapat dlakukan dengan cara kering dan cara basah. Fasa gerak pada kromatografi kolom dapat berupa pelarut tunggal atau campuran beberapa pelarut dengan komposisi tertentu. Pelarut dapat berupa pelarut polar dan pelarut non polar. Umumnya senyawa non polar dengan berat molekul kecil lebih cepat meninggalkan fasa diam (Basset, 1994).

Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Alat tersebut berupa pipa gelas yang dilengkapi suatu kran dibagian bawah kolom untuk mengendalikan aliran zat cair, ukuran kolom tergantung dari banyaknya zat yang akan dipindahkan. Secara umum perbandingan panjang dan diameter kolom sekitar 8:1 sedangkan daya penyerapnya adlah 25-30 kali berat bahan yang akan dipisahkan. Teknik banyak digunakan dalam pemisahan senyawa-senyawa organic dan konstituen-konstituen yang sukar menguap sedangkan untuk pemisahan jenis logan-logam atau senyawa anorganik jarang dipakai (Yazid, 2005, hal: 98).

Ada beberapa faktor yang menentukan harga Rf yaitu :

1. Pelarut. Disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-perubahan yang sangat kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan perubahan-perubahan harga Rf.2. Suhu. Perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan aliran.3. Ukuran dari bejana. Volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari atmosfer jadi mempengaruhi kecepatan penguapan dari komponen-komponen pelarut dari kertas. Dua faktor yaitu penguapan dan komposisi mempengaruhi harga Rf.4. Kertas. Kertas-kertas mempengaruhi kecepatan aliran, ia akan juga mempengaruhi pada kesetimbangan partisi.5. Sifat dari campuran. Partisi dari senyawa selalu mempengaruhi karakteristik dari kelarutan satu terhadap lainnya hingga terhadap harga-harga Rf.

(Sastrohamidjojo, 2002).III. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah botol semprot, gelas ukur, kertas saring Whatman No.1, penggaris, pensil, pipa kapiler, dan ruang pengembang.

B. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah asam asetat, akuades, larutan baku Ag(I), larutan baku Pb(II), larutan baku Hg(II), larutan dikromat, KI, dan pulpen tinta.

IV. PROSEDUR KERJAA. Pemisahan komponen dalam tinta

1. Menyiapkan kertas dengan ukuran 7x25 cm kemudian kertas dibagi menjadi 4 kolom dan tiap kolom diberi nomor.2. Menotolkan pada masing-masing kolom dengan pulpen tinta yang berbeda-beda.3. Menyiapkan ruang pengembang yang diisi dengan 5 mL aquadest dan biarkan jenuh.4. Memasukkan kertas ke dalam ruang pengembang, jaga agar larutan pengambang tidak meyentuh cuplikan.5. Menutup ruang pengembang, ketika larutan pengembang mencapai bagian kertas tarik kertas dari ruang pengembang.6. Meamati warna setiap komponen pada masing-masing tinta dan bandingkan nilai Rf-nya.B. Pemisahan ion logam Ag(I), Hg(II), dan Pb(II) dalam campuran

1. Menyiapkan kertas dengan ukuran 7x25 cm kemudian kertas dibagi menjadi 6 kolom dan tiap kolom diberi nomor.2. Menotolkan larutan cuplikan di atas kolom 1 Ag:Hg (1:1), kolom 2 Ag, kolom 3 Ag:Pb (1:1), kolom 4 Hg, kolom 5 Hg:Pb (1:1), kolom 6 Pb.3. Mengisi 25 mL larutan asam asetat : air (12,5:12,5) dalam ruang pengembang, biarkan hingga jenuh.4. Memasukkan dalam ruang pengembang dan dijaga agar larutan pengembang tidak menyentuh cuplikan.5. Menutup dan kertas diambil dari larutan ketika larutan pengembang mencapai bagian kertas tarik kertas dari ruang pengembang.6. Menyemprot dengan larutan pereaksi pengenal, yaitu larutan dikromat dan larutan KI.7. Menyemprotkan pada kolom Ag(I) dan akan menghasilkan warna merah, disemprotkan pada kolom Pb(II), akan menghasilkan warna kuning dan menghasilkan warna merah pada kolom Hg(II).8. Menghitung nilai Rf-nya masing-masing komponen dalam campuran, dibandingkan dengan standar.V. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil dan Perhitungan

1. HasilTabel 1. Hasil Pemisahan Komponen dalam Tinta No.Prosedur KerjaHasil PengamatanKeterangan Gambar

1.Pulpen tinta warna hitam (merek kenko) ditotolkan pada kertas lalu dimasukkan dalam ruang pengembang dengan pelarut air sampai batas pelarut lalu dikeluarkanNoda berwarna hitam sepanjang 5,7 cm

2.Pulpen tinta warna merah(Merek millipen) ditotolkan pada kertas lalu dimasukkan dalam ruang pengembang dengan pelarut air sampai batas pelarut lalu dikeluarkanNoda berwarna merah sepanjang 6,2 cm

3.Pulpen tinta warna biru

(Merek snowman V3) ditotolkan pada kertas lalu dimasukkan dalam ruang pengembang dengan pelarut air sampai batas pelarut lalu dikeluarkanNoda berwarna biru sepanjang 5,3 cm

4.Pulpen tinta warna merah (Merek top penaltic) ditotolkan pada kertas lalu dimasukkan dalam ruang pengembang dengan pelarut air sampai batas pelarut lalu dikeluarkanNoda berwarna merah muda sepanjang 5,9 cm

Tabel 2.Hasil Pemisahan Ion Logam Ag(I), Hg(II), dan Pb(II) dalam CampuranNo.Prosedur KerjaHasil PengamatanKeterangan Gambar

1.Larutan Ag(I) standar larutan Ag(I) sampel dengan memberikan tanda ditotolkan pada kertas lalu dimasukkan dalam ruang pengembang dengan pelarut asam asetat : air (1:1) sampai batas pelarut lalu dikeluarkan, disemprot dengan dikromat kemudian bandingkan keduanya panjang noda.Larutan Standar Ag(I) : Tidak ada noda yang terlihatLarutan Sampel Ag(I) : Terdapat noda merah

2.Larutan Pb(II) larutan standard Pb(II) sampel ditotolkan pada kertas lalu dimasukkan dalam ruang pengembang dengan pelarut asam asetat : air (1:1) sampai batas pelarut lalu dikeluarkan, disemprot dengan KI kemudian bandingkan panjang noda keduanya.Larutan Standar Pb(II) : Terdapat noda kuning

Larutan Sampel Pb(II) : Terdapat noda kuning

3.Larutan Hg(II) standar Hg(II) sampel ditotolkan pada kertas lalu dimasukkan dalam ruang pengembang dengan pelarut asam asetat : air (1:1) sampai batas pelarut lalu dikeluarkan, disemprot dengan KI kemudian bandingkan panjang kedua nodanya.Larutan Standar Hg(II) : Tidak terdapat noda

Larutan Sampel Hg(II) : Tidak terdapat noda

0,5 cm

5,5 cm1 cm

2. PerhitunganPerhitungan Rf pemisahan komponen dalam tinta dengan pelarut air

a. Pulpen tinta warna hitam (Merek kenko)

Diketahui: Jarak komponen noda hitam = 5,7 cm

Jarak gerak pelarut = 6,6 cm

Ditanya: nilai Rf

5,7 cm

Rf = = 0,86

6,6 cmb. Pulpen tinta warna merah (Merek millipen)

Diketahui: Jarak komponen noda merah = 6,2 cm

Jarak gerak pelarut = 7,1 cm

Ditanya: nilai Rf

6,2 cm

Rf = = 0,87

7,1 cmc. Pulpen tinta warna biru (Merek snowman V3)

Diketahui: Jarak komponen noda biru = 5,3 cm

Jarak gerak pelarut = 6,3 cm

Ditanya: nilai Rf

5,3 cm

Rf = = 0,84

6,3 cmd. Pulpen tinta warna merah muda (Merek top penaltic)

Diketahui: Jarak komponen noda pink = 5,9 cm

Jarak gerak pelarut = 6,8 cm

Ditanya: nilai Rf

5,9 cm

Rf hijau = = 0,85

6,8 cmPerhitungan Rf pemisahan ion logam Ag(I), Hg(II), dan Pb(II) dalam campuran

a. Larutan cuplikan AgDiketahui: Jarak komponen noda = 0 cm

Jarak gerak pelarut = 7 cm

Ditanya: nilai Rf

0 cmRf= = 0 cm

7 cm

b. Larutan sampel AgDiketahui: Jarak komponen noda = 4,4 cm

Jarak gerak pelarut = 5,4 cm

Ditanya: nilai Rf

4,4 cm

Rf= = 0,81 cm

5,4 cm

c. Larutan cuplikan PbDiketahui: Jarak komponen noda = 4,6 cm

Jarak gerak pelarut = 5,6 cm

Ditanya: nilai Rf

4,6 cm

Rf= = 0,82 cm

5,6 cm

d. Larutan Sampel PbDiketahui: Jarak komponen noda = 4,6 cm

Jarak gerak pelarut = 5,6 cm

Ditanya: nilai Rf

4,6 cm

Rf= = 0,82 cm

5,6 cm

e. Larutan cuplikan HgDiketahui: Jarak komponen noda = 0 cm

Jarak gerak pelarut = 7 cm

Ditanya: nilai Rf

0 cm

Rf= = 0 cm7 cm

f. Larutan sampel HgDiketahui: Jarak komponen noda = 4,6 cm

Jarak gerak pelarut = 5,6 cm

Ditanya: nilai Rf

4,6 cm

Rf= = 0,82 cm5,6 cm

VI. PEMBAHASAN

Percobaan yang diuji kali ini berjudul Kromatografi Kertas yang bertujuan untuk memisahkan komponen dalam tinta dengan kromatografi kertas dan untuk memisahkan ion logam Ag(I), Hg(II), dan Pb(II) dalam campuran dengan kromatografi kertas. Teknik kromatografi kertas merupakan pemisahan pada lapisan tipis selulosa atau kertas, tergolong kromatografi cair-cair. Selulosa dapat menyerap air, sehingga air berfungsi sebagai fase diam, pengembangan dari kromatografi partisi dengan menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fase diam. Fase diam disini berupa air yang teradsorpsi pada kertas, dan sebagai larutan pengembangnya adalah pelarut organik yang telah dijenuhkan dengan air. Dalam percobaan ini dilakukan pemisahan komponen dalam tinta berwarna hitam, biru, merah, dan puink dan pemisahan komponen yang terkandung dalam larutan cuplikan menggunakan larutan standar Ag(I), Hg(II) dan Pb(II) sebagai pembanding.Pada percobaan ini pemisahan komponen dalam tinta, kertas Whatman dengan ukuran 7x25 cm dibagi menjadi 4 kolom yang masing-masing kolom ditotoli dengan pulpen tinta yang berbeda-beda warna. Pada kolom yang pertama ditotoli dengan pulpen tinta bewarna biru, kolom kedua ditotoli dengan warna hitam, kolom ketiga bewarna merah dan kolom keempat bewarna merah muda. Hasil yang didapatkan pada kolom 1 warna biru dengan noda sepanjang 5,3 cm sehingga nilai Rf didapatkan 0,84. Kolom 2 warna hitam dengan noda sepanjang 5,7 cm sehingga nilai Rf didapatkan 0,86. Kolom 3 warna merah dengan jarak noda 6,2 cm sehingga nilai Rf didapatkan 0,87. Kolom 4 warna merah muda dengan noda sepanjang 5,9 dan didapatkan hasil Rf sebesar 0,86.Ion-ion logam Ag(I), Hg(II) dan Pb(II) dapat larut dalam pelarut polar seperti air, namun ketiga ion ini memiliki polaritas yang berbeda satu sama lain, sehingga untuk memisahkannya, menggunakan kromatografi kertas, digunakan larutan pengembang yang memiliki kepolaran lebih kecil dari air. Dalam percobaan ini digunakan larutan asam asetat : air dengan perbandingan 1:1 sebagai larutan pengambang. Pada percobaan ini, larutan cuplikan yang akan diidentifikasi ditotolkan pada kertas saring berukuran 7x25 cm dibagi menjadi 6 kolom. Kolom pertama ditotolkan Ag:Hg. Kolom kedua ditotolkan Ag. Kolom ketiga ditotolkan Ag:Pb. Kolom keempat ditotolkan Pb. Kolom kelima ditotolkan Hg:Pb. Kolom keenam ditotolkan Hg. Kemudian bagian bawah kertas dimasukkan dalam ruang pengembang berisi larutan pengambang. Ruang pengembang dalam keadaan tertutup dengan ruangan di dalamnya telah dijenuhkan dengan uap sistem pelarutnya.Setelah itu, ketika larutan pengembang telah merambat naik diatas kertas, kertas dikeluarkan dari larutan pengembang dan dikeringkan. Setelah kering, kertas kemudian disemprot dengan larutan pengenal berupa dikromat dan KI. Berdasarkan teori, Ag(I) dengan dikromat akan menghasilkan warna merah, Pb(II) dengan KI menghasilkan warna kuning dan Hg(II) dengan KI menghasilkan warna merah. Sehingga apabila larutan cuplikan disemprot, misalkan dengan dikromat, memberikan warna merah, ini dapat diartikan dalam larutan cuplikan terkandung ion Ag(I), begitu pula untuk larutan yang lainnya.Hasil yang didapat untuk kolom 1 campuran Ag dan Hg (1:1) setelah dilakukan penyemprotan larutan pengenal dikoromat tidak berwarna sehingga tidak dapat menghasilkan nilai Rf. Kolom 2 larutan Ag setelah dilakukan penyemprotan larutan pengenal dikoromat dan KI noda yang didapat berwarna merah dengan jarak 4,4 cm, nilai Rf yang didapat adalah 0,81. Kolom 3 campuran Hg dan Pb (1:1) setelah dilakukan penyemprotan larutan pengenal KI noda yang didapat berwarna kuning dengan jarak 4,6 cm, nilai Rf yang didapat adalah 0,82. Kolom 4 larutan Hg setelah dilakukan penyemprotan larutan pengenal KI noda yang didapat berwarna kuning dengan jarak 4,6 cm, nilai Rf yang didapat adalah 0,82. Kolom 5 campuran Ag dan Pb (1:1) setelah dilakukan penyemprotan larutan pengenal KI noda tidak dihasilkan warna. Kolom 6 larutan Pb setelah dilakukan penyemprotan larutan pengenal KI noda yang didapatkan berwarna kuning dengn jarak 4,6 cm, nilai Rf yang didapatkan 0,82.Reaksi yang terjadi antara ion logam dengan pereaksi pengenalnya sebagai berikut :

2 Ag+ + CrO42-

Ag2CrO4Pb2+ + 2 I-

PbI2Hg2+ + 2 I-

HgI2Terjadinya kekeliruan-kekeliruan seperti halnya noda menghilang ketika disemprot dengan pereaksi pengenal mungkin disebabkan karena sampel yang digunakan sudah tidak murni lagi, mungkin saja terkontaminasi udara dan teroksidasi, atau tercampur dengan sampel lain karena kesalahan praktikan sendiri.VII. KESIMPULAN

Dari percobaan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Teknik kromatografi kertas merupakan pengembangan dari kromatografi partisi dengan menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fase diam.2. Teknik ini berdasarkan perambatan larutan pengembang dan larutan cuplikan pada kertas sebagai akibat dari adanya gaya kapiler dan perbedaan polaritas.3. Pada pemisahan tinta biru, tinta hitam, tinta merah dan tinta pink nilai Rf 0,84, 0,86, 0,87 dan 0,86.4. Pada pemisahan ion logam Ag (I), Hg (II), dan Pb (II) yaitu cuplikan Ag dengan nilai Rf 0 cm, sampel Ag dengan nilai Rf 0,81 cm, cuplikan Pb & sampel Pb dengan nilai Rf 0.82 cm, cuplikan Hg dengan nilai Rf 0 cm dan sampel Hg dengan nilai Rf 0,82 cm.5. Hasil identifikasi cuplikan larutan pada Ag (I) terdapat noda merah, pada Pb (II) terdapat noda berwarna kuning dan pada Hg (II) tidak terdapat noda. DAFTAR PUSTAKAAdnan, M. 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan. Andi. Yogyakarta.

Bassett, J. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Sastrohamidjojo, H. 2002. Kromotografi. Liberty. Yogyakarta.Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika Paramedis. Yogyakarta.

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KROMATOGRAFI

PERCOBAAN I

KROMATOGRAFI KERTAS

Nama:Muhammad Ferdi Fahdila

NIM:J0B113204

Kelompok : I (Satu)

Asisten:Tuti SriwinartiPROGRAM STUDI DIII ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2014_1476819073.unknown

_1476819074.unknown

_1476819075.unknown

_1476819071.unknown