BAB IPENDAHULUAN
1. Latar BelakangIndustri mineral merupakan bidang industri yang
sangat vital bagi suatu Negara, keberadaan industri mineral di
suatu Negara sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi
Negara tersebut, termasuk Indonesia. Keanekaragaman sumber daya
alam yang dimiliki Indonesia merupakan suatu kekayaan yang sangat
berharga dan perlu dikelola dengan baik.Timah adalah salah satu
bahan galian vital yang banyak ditemukan di Indonesia.
Keberadaannya banyak mengundang perhatian masyarakat maupun
pemerintah, oleh karena itu, industri penambangan timah telah
banyak dikembangkan mulai dari pertambangan rakyat sampai
pertambangan skala besar.PT Timah (Persero) Tbk adalah salah satu
perusahaan yang melakukan penambangan timah di Propinsi Kepulauan
Bangka Belitung.Untuk memenuhi permintaan timah yang semakin
meningkat, perlu adanya suatu rencana teknis penambangan yang baik,
sehingga produksi yang dihasilkan dapat mencapai sasaran produksi
yang telah ditetapkan.
1. Tujuan dan Manfaat 2. Tujuan Adapun tujuan dari kerja praktek
ini adalah untuk mengetahui/mempelajari mengenai Aktivitas
penambangan bijih timah yang ada di Kapal Keruk 07 Merante
(KK).
1.2.2 Manfaat Kerja PraktekManfaat Kerja Praktek yang dilakukan
adalah :1. Sebagai bahan perbandingan mahasiswa antara teori yang
didapat di bangku kuliah terhadap proses langsung yang dilakukan di
lapangan mengenai masalah-rnasalah keilmuan dalam dunia
pertambangan khususnya pertambangan timah.1. Mengetahui lebih dalam
mengenai sistem penambangan Tambang Laut yang ada di PT Timah
(persero) Tbk khususnya sistem pencucian.
1.3. Batasan dan Rumusan Masalah1.3.1 Ruang Lingkup
MasalahDalarn kegiatan kerja praktek ini, ruang lingkup pembahasan
laporan ini terbatas pada pembahasan sistem penambangan yang
diangkat dari pengalaman yang didapatkan oleh penulis selama berada
di Kapal Keruk 07 Merante (KK).
1.3.2. Rumusan Masalah1. Hal-hal apa saja yang harus
dipersiapkan dalam kegiatan pencucian dengan alat jig yang
menggunakan metode jig primer ?1. Bagaimana cara
mengeksekusi/menjalankan sistem pencucian dengan alat jig yang
menggunakan metode jig primer ?1. Faktor apa saja yang mempengaruhi
kegiatan pencucian dengan alat jig yang menggunakan metode jig
primer ?
6. Metode PenulisanMetode penulisan yang digunakan dalam
penyusunan laporan ini antara lain :1. ObservasiMetode ini
dilakukan dengan cara meninjau secara langsung kondisi di lapangan
untuk gambaran global mengenai aktivitas pencucian konsentrat
dengan alat Jig di Kapal Keruk 07 Merante(KK).1. DiskusiMetode ini
melibatkan secara langsung mahasiswa untuk berdiskusi dengan Kepala
Tambang, Kabag harian, Kabag Keteknikan, Mandor Pencucian dan juga
rekan-rekan sesama Mahasiswa yang sedang melakukan Kerja Praktek
rnengenai kondisi di lapangan yang ada di Kapal Keruk 07 Merante
(KK).1. Pengumpulan Data Hasil PengamatanMencatat semua hal yang
diamati dilapangan pada saat observasi maupun inforrnasi-informasi
yang didapatkan dari diskusi terhadap pihak-pihak yang terkait.1.
Studi PustakaMempelajari literatur-literatur yang berkaitan dengan
segala aktivitas pertambangan yang ada di PT. Timah (persero) Tbk
khususnya di Kapal Keruk dan juga referensi-referensi yang rnenjadi
acuan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.
BAB IITINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah Perusahaan PT. Timah ( Persero )Tbk mewarisi sejarah
panjang usaha pertambangan timah di Indonesia yang sudah
berlangsung lebih dari 200 tahun. Sumber daya mineral timah di
Indonesia ditemukan tersebar di daratan dan perairan disekitar
Pulau Bangka Belitung, Singkep Karimun dan Kundur.Dimasa kolonial,
pertambangan timah dikelola oleh badan usaha milik pemerintah
kolonial Bangka Tin Winning Bedriif (BTW), di Belitung dan Singkep
oleh perusahaan swasta Belanda yaitu Gemeenschappelijke Mijnbouw
Maatschappij Biliton (GMB) dan NV Singkep Tin Explotatie
Maatschappij (NV SITEM).Setelah kemerdekaan Republik Indonesia,
ketiga perusahaan Belanda tersebut dinasionalisasikan antara tahun
19531958 menjadi tiga Perusahaan Negara yang terpisah. Pada tahun
1961 dibentuk Badan Pimpinan Umum Perusahaan Tambang-Tambang Timah
Negara (BPU PN Tambang Timah) untuk mengkoordinasikan ketiga
perusahaan Negara tersebut. Pada tahun 1968, ketiga perusahaan
negara dan BPU tersebut digabung pada satu perusahaan yaitu
Perusahaan Negara (PN) Tambang Timah.Dengan diberlakunya
Undang-undang No. 9 Tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 1969, pada tahun 1967, pada tahun 1976 status PN Tambang
Timah dan Proyek Peleburan Timah Mentok diubah menjadi bentuk
Perusahaan Perseroan (Persero) yang seluruh sahamnya dimiliki oleh
Negara Republik Indonesia dan namanya diubah menjadi PT. Tambang
Timah (Persero) Tbk.
Krisis industri timah dunia akibat hancurnya The International
Tin Council (ITC) sejak tahun 1985 memicu perusahaan untuk
melakukan perubahan mendasar untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Restrukturisasi perusahaan yang dilakukan dalam kurun
19911995, yang meliputi program-program reorganisasi, relokasi
Kantor Pusat ke Pangkalpinang, rekontruksi peralatan pokok dan
penunjang produksi, serta pelepasan asset dan fungsi yang tidak
berkaitan dengan usaha pokok perusahaan.Restukturisasi perusahaan
berhasil memulihkan kesehatan dan daya saing perusahaan, menjadikan
PT. Timah (Persero) Tbk layak untuk diprivatisasikan sebagian. PT.
Timah (Persero) Tbk melakukan penawaran umum perdana di pasar modal
Indonesia dan internasional, dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Jakarta, Bursa Efek Surabaya dan the London Stock Exchange pada
tanggal 19 oktober 1995. Sejak itu, 35% saham perusahaan dimiliki
oleh masyarakat dalam dan luar negeri, dan 65% sahamnya masih
dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.Untuk memfasilitasi
strategi pertumbuhan melalui versifikasi usaha, pada tahun 1998 PT.
Timah (Persero) Tbk melakukan reorganisasi kelompok usaha dengan
memisahkan operasi perusahaan ke dalam tiga anak perusahaan, yang
secara praktis menempatkan PT. Timah (Persero) Tbk menjadi induk
perusahaan (holding company) dan memperluas cakupan usahanya ke
bidang pertambangan, industri, keteknikan dan perdagangan.Saat ini
PT. Timah (Persero) Tbk dikenal sebagai perusahaan penghasil logam
timah terbesar di dunia dan sedang dalam proses mengembangkan
usahanya di luar penambangan timah dengan tetap berpijak pada
kompetensi yang dimiliki dan dikembangkan.2.2 Struktur Organisasi
Perusahaan PT. Timah ( Persero ) Tbk dalam melakukan kegiatan
penambangannya dibantu oleh staf-staf yang berfungsi menjalankan
tugasnya masing-masing, mulai dari direktur utama yang bertanggung
jawab atas semua kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan sampai
pada kepala teknik yang membawahi tiga unit penting dalam
perusahaan. Ketiga unit tersebut antara lain : Unit keuangan,
pemasaran dan pencucian. Berikut ini merupakan bagan dari struktur
organisasi di PT. Timah Tbk.
Struktur Organisasi Nundur Hilir
2.3 Lokasi dan Kesampaian DaerahTambang Besar ( TB ) Nudur Hilir
berlokasi di kota Toboali, Desa Bencah, Kecamatan Airgegas,
Kabupaten Bangka Selatan, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, dalam
pengawasan Produksi Tambang Darat Bidang Wasprod IV Bangka Selatan.
Lokasi tambang tersebut berjarak 90 km dari kota Pangkalpinang dan
45 km ke kota Toboali.Daerah cadangan timah yang terletak didaerah
Bencah merupakan daerah yang terletak tidak terlalu jauh dari
pantai ( 50 km ) serta terdapat banyak pemukiman sehingga dengan
kondisi tersebut terlihat bahwa lokasi tambang berada cukup dekat
dengan pemukiman penduduk.Jaringan jalan dan angkutan umum yang
berhubungan dengan kota dan kecamatan memudahkan penduduk untuk
melakukan perjalanan serta mengangkut hasil-hasil pertanian dan
perkebunan. Factor-faktor kemudahan yang ada mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan kegiatan perumahan, pertanian,
perdagangan, industri dan lain-lain. Gejala ini tampak pada tata
guna lahan di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dimana lading
(kebun), perkebunan rakyat dan pusat pemerintah tumbuh dan
berkembang di kota-kota serta kawasan yang dilalui oleh jalan-jalan
pedesaan.Ruas jalan tambang dimulai dari batas jalan propinsi atau
Kabupaten menuju ke objek produksi. Jalan menuju ke daerah tambang
tersebut sebagian besar beraspal, serta pola jalan tersebut
mengikuti perpindahan lokasi objek produksi. Jalan ke daerah
tambang pun ada yang melewati pemukiman penduduk dan ada yang
tidak, karena objek produksi terletak pada daerah terpencil.2.4
Iklim dan Curah HujanMenurut data meteorologi Pangkalpinang pada
Tahun 2010-2013, iklim di Kabupaten Bangka adalah iklim tropis tipe
A dengan curah hujan 49,6 hingga 430,7mm per bulan. Dengan musim
hujan rata-rata terjadi pada bulan oktober sampai april. Musim
penghujan dan kemarau di Kabupaten Bangka juga dipengaruhi oleh dua
musim angin, yaitu angin Muson Barat dan Muson Tenggara. Angin
Muson Barat yang basah pada bulan Nopember, Desember dan januari
banyak mempengaruhi bagian Utara Pulau Bangka. Sedangkan, Angin
Muson Tenggara yang dating dari Laut Jawa mempengaruhi cuaca di
bagian Selatan. Sedangkan rata-rata curah hujan per bulan pada
tahun 2013 berkisar antara 228,5 mm 356,2 mm.2.5 TopografiPulau
Bangka adalah salah satu pulau di paparan Sunda dan merupakan Pulau
terbesar dari kelompok tersebut. Pulau ini berbentuk suatub
peneplain yaitu merupakan dataran yang hampir rata atau
bergelombang rendah karena lapisan-lapisan batuan yang ada
terkikis. Sedangkan bukit-bukit yang ada terdiri dari batuan yang
tahan terhadap pelapukan dan terdapat secara terpisah-pisah atau
terpencil.Bangka mempunyai ketinggian rata-rata 50 m dari permukaan
laut dan bukit-bukit yang cukup menonjol seperti : Bukit maras (
+692 m ) terdapat di bagian Utara ditempati oleh batu pasir keras,
Bukit Menumbing ( +445 m ) terdapat dibagian Barat Laut dan Bukit
Bebuluh ( +654 m ) terdapat di bagian Selatan, yang masing-masing
ditempati oleh batuan beku granit.2.6 Morfologi , Daerah
PenelitianDaerah penelitian yaitu di Tambang Besar ( TB ) Nudur
Hilir ini berupa bukit-bukit kecil, sungai, rawa-rawa, perkebunan,
semak belukar, serta 6 km dari lokasi penambangan adalah laut
sadai.2.7Flora dan Fauna Daerah PenelitianDaerah sekitar
pertambangan terdapat flora dan fauna. Flora yang berada di daerah
pertambangan antara lain : pohon rengas, pohon gelam, pohon seruk,
pohon pelawan dan lain-lain, selain Flora, Fauna yang berada di
daerah tersebut adalah burung, serangga, ikan dan ular.
2.8Genesa Endapan Timah2.8.1Endapan timah primerMineralisasi
ditandai dengan urat-urat kaseterit-kuarsa-wolframit. Dijumpai juga
mineral-mineral sulfide seperti : arsenopirit, pirit, kalkopirit,
markasit dan kuarsa.Berdasarkan konsep tersebut diatas, kaseterit
primer yang ekonomis terdapat dalam 3 fase : fase pneumatolitik,
hipotermal dan fase hipootermal-mesotermal.Dalam endapan magmatis
yang dominan terbentuk adalah mineral pembentuk batuan, sedangkan
mineral yang mengandung logam sedikit variasinya. Kasiterit jarang
terjadi, jika terjadi terdapat dalam keadaan terhambur merata
dengan kadar rendah.2.8.2Endapan timah sekunderEndapan timah
sekunder termasuk salah satu jenis endapan placer. Endapan placer
mempunyai pengertian deposit endapan mineral yang berasal dari
hasil pelapukan atau hasil konsentrasi mekanis mineral berat yang
tahan terhadap proses pelapukan dan mempunyai nilai
ekonomis.Endapan timah sekunder di Pulau Bangka menurut Dwi
Worodjati ( 1990 ) dibagi dalam beberapa jenis :1. Endapan
eluviumTerjadi karena pelapukan yang intensif, diikuti dengan
disintegrasi batuan samping dan pemindahan mineral kasiterit secara
vertical sehingga terjadi konsentrasi residual.
1. Endapan KoloviumEndapan ini terjadi pada lereng lembah, butir
agak kasar, bentuk butir runcing, terjadi karena transportasi
sepanjang lereng dan diendapkan ditempat agak rata.1. Endapan
KaksaTerjadi karena proses erosi selektif terhadap endapan eluvium,
koluvium dimana mineral berat diendapkan dekat dengan sumber
sedangkan mineral berat jauh dari sumber.
1. Endapan MeincangTerjadi akibat proses rework atas endapan
sedimen sebelumnya.
1. Endapan Terhambur ( Dessiminated )Terjadi karena adanya
proses transportasi yang cukup jauh.
2.9Sistem Penambangan2.9.1Objek penambangan timahBerdasarkan SK
Direksi Utama PT. Tambang Timah Nomor 127/TT/SK-1000/2005-B1
tentang Tata Cara dan Penambangan Timah Darat di Lingkungan PT.
Tambang Timah, objek penambangan timah diklasifikasikan menjadi :1.
Tambang Besar ( TB )1. Tambang Semprot ( TS )1. Tambang Non
Konvensional ( TN )1. Tambang Skala Kecil ( TSK )2.9.2Tambang Besar
( TB ) Nudur HilirTambang Besar ( TB ) Nudur Hilir diklasifikasikan
ke dalam Tambang Besar ( TB ), dengan system jtimbun balik. Yang
dimaksud dengan Tambang Besar ( TB ) adalah sistem penambangan
timah yang dilakukan pada cadangan dalam atau dengan kedalaman
menurut data bor rata-rata ( 11,01 15,00) meter, menggunakan
peralatan mekanik berupa : alat berat ( backhoe, dump truck dan
bulldozer), mesin pompa, peralatan pencucian berupa sluice box (
sakan/palong ) serta jig. Sedangkan system timbun balik adalah
menimbun balik tanah pengupasan ke dalam front kerja tambang (
kolong ) yang telah ditambang.BAB IIILANDASAN TEORI
3.1Tambang AluvialTambang aluvial (alluvial mining) adalah suatu
cara penambangan untuk endapan-endapan aluvial. Endapan aluvial
yaitu endapan yang terbentuk karena adanya erosi dan konsentrasi
alam.Istilah lain untuk tambang aluvial adalah placer mining
(tambang placer) dan orang Australia menyebutnya dengan beach
mining, karena umumnya tambang aluvial terdapat di daerah pantai,
misalnya Cilacap (tambang Ilmenit / pasir besi), Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung (tambang timah) dan di sepanjang pantai Aceh
(tambang emas).Tambang semprot (hydraulicking) adalah metode
penambangan yang diterapkan pada endapan-endapan aluvial dengan
menggunakan tenaga hidraulik (semprotan air).Keadaan tempat kerja
dan endapan timah adalah faktor yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan metode penambangan.
3.2Alat Berat Yang Digunakan3.2.1Alat gali
(backhoe)3.2.1.1Fungsi backhoeBackhoe adalah alat serba guna yang
dapat dipergunakan untuk menggali, memuat dan mengangkat material.
Teristimewa dipergunakan untuk menggali parit-parit saluran air
atau jaringan pipa (pipe line). Dengan mengganti attachment
(kelengkapan tambahan) maka alat ini dapat juga dipakai untuk
memecah batu, mencabut tanggul, membongkar aspal dan lain-lain.
3.2.1.2Waktu Edar BackhoePengamatan terhadap gerakan dan waktu
edar (cycle time) backhoe meliputi beberapa bagian, yaitu :1. Waktu
menggali (diging time)1. Waktu putar/isi (swing time/loaded)1.
Waktu pengosongan/tumpah (dumping time)1. Waktu putar/kosong (swing
time/empty)Cara perhitungan waktu edar ( cycle time ) menggunakan
rumus :CT= A + B + C + D
Keterangan : CT = Waktu edar (Cycle Time) (detik)A = Waktu
menggali (dinging time) (detik)B = Waktu putar isi (swing
time/loaded) (detik)C = Waktu menumpahkan material (dumping time)
(detik)D = Waktu putar kosong (swing time/empty) (detik)
Excavator Backhoe Tipe JCB JS 200
3.2.2Alat gali gusur (bulldozer)3.2.2.1Fungsi BulldozerBulldozer
adalah salah satu jenis alat mekanis/berat yang berfungsi sebagai
alat gali yang biasa digunakan pada kegiatan pembersihan tempat
kerja, pengupasan tanah penutup dan penambangan. Jenis alat ini
dibedakan bedasarkan roda penggerak dan tipe blade yang
digunakan.
3.2.2.2 Waktu Edar Bulldozer Pengamatan terhadap gerakan dan
waktu edar (cycle time) bulldozer meliputi beberapa bagian, yaitu
:1. Waktu mendorong muatan/maju1. Waktu kembali ke
belakang/mundur1. Waktu memindah gigi dan berhenti (waktu
tetap)
Cara perhitungan waktu edar (cycle time) menggunakan rumus :
CT = FT + RT + Z
Keterangan :CT = Waktu edar (cycle time) (menit)FT = Waktu
mendorong muatan/maju (menit)RT = Waktu kembali ke belakang/mundur
(menit)Z = Waktu memindah gigi dan berhenti (waktu tetap)
(menit)
Bulldozer Tipe CAT D6G
3.2.3 Alat Angkut Muat (Dump Truck)3.2.3.1 Fungsi Dump Truck
Dump Truck adalah salah satu jenis alat mekanis/berat yang
berfungsi sebagai alat angkut yang biasa digunakan pada kegiatan
penambangan. 3.2.3.2 Waktu Edar Dump Truck Pengamatan terhadap
gerakan dan waktu edar (cycle time) Dump Truck meliputi beberapa
bagian, yaitu :1. Waktu memuat1. Waktu mengangkut muatan1. Waktu
Manuver ke Hopper1. Waktu menumpahkan material1. Waktu kembali
kosong1. Waktu Manuver untuk diisi Material
Cara perhitungan waktu edar (cycle time) menggunakan rumus :CT =
A + B + C + D + E + F
Keterangan : CT = Waktu Edar (Cycle Time) (Menit)A = Waktu
memuatB = Waktu mengangkut muatanC = Waktu Manuver ke HopperD =
Waktu Menumpahkan MaterialE = Waktu kembali kosongF = Waktu Manuver
untuk diisi Material
Dump Truck Nissan Diesel
3.3 Pengolahan Bahan Galian Pengolahan bahan galian (mineral
dressing) adalah istilah umum yang biasa dipergunakan untuk
mengolah semua jenis bahan galian hasil tambang yang berupa
mineral, batuan, bijih atau bahan galian lainnya yang ditambang/
diambil dari endapan-endapan alam pada kulit bumi, untuk dipisah
kan menjadi produk-produk berupa satu macam atau lebih bagian
mineral yangdikehendaki dan bagian yang lain yang tidak
dikehendaki, yang terdapatnya bersama-sama di alam. Mineral yang
dikehendaki biasanya disebut juga mineral berharga karena nilai
ekonominya, sedangkan mineral yang tidak dikehendaki disebut
mineral buangan (waste). Pada akhir proses pengolahan akan
diperoleh 2 macam hasil, yaitu consentrat (mineral berharga) yang
sebagian besar terdiri dari mineral berharga dan tailing (timah
buangan/ampas) yakni terdiri dari mineral tidak berharga.Adapun
mineral processing technology, dimana dapat dibagi dalam 3 macam
yaitu :1. Mineral Dressing, yaitu proses pengolahan bahan galian/
mineral untuk memisahkan mineral berharga dari mineral pengotornya
dengan memanfaatkan permaterial pemisahan sifat fisik dari
mineral-mineral tersebut, tanpa mengubah identitas kimia dan
fisiknya.1. Extractive Metallurgy, juga merupakan proses pengolahan
bahan galian/mineral dimana dalam prosesnya memanfaatkan reaksi
kimia untuk memisahkan mineral berharga berupa logam dari mineral
tak berharga, sehingga terjadi perubahan dalam sifat-sifat fisik
dan kimia dari mineral-mineral tersebut.1. Fuel Technologi, yaitu
proses pengolahan bahan galian/ mineral organik dengan memanfaatkan
reaksi kimia untuk memisahkan fraksi-fraksinya, sehingga terjadi
perubahan dalam sifat-sifat fisik dan kimia dari mineral-mineral
tersebut.
Pada umumnya mineral-mineral tersebut terbentuknya di alam
secara brsamaan dengan batuan induknya, sehingga mineral berharga
dan mineral tak berharga sebagai pengotor terdapat bersama-sama.
Keberadaan mineral yang terdapat di alam yang selau bersama
berasosiasi dengan mineral lain, membuat mineral-mineral tersebut
tidak dapat langsung dipakai dalam industri. Untuk itu diperlukan
suatu proses untuk memisahkan mineral yang diinginkan dari mineral
lainnya agar kualitas mineral tersebut dapat ditingkatkan dan
memenuhi persyaratan sebagai bahan baku untuk industri, sebagai
bahan baku untuk proses ekstraksi logam.3.3.1 Material Pemisah (
Bed Material ) Pada jigging yang umum dipakai sekarang, diusahakan
supaya diperoleh hanya dua macam produk, yaitu konsentrat yang
keluar dari spigot di bawah saringan dan ampas dari sebelah atas
melalui tempat pengeluaran ampas (discharge end). Hal ini dapat
dilakukan kalau ukuran lubang saringan jig dibuat lebih besar dari
ukuran butiran mineral berat yang terbesar, agar konsentrat
seluruhnya dapat turun dan lolos dari saringan jig. Tetapi agar
butiran mineral ringan (ampas) tidak ikut turun ke bawah saringan,
maka di atas saringan ditaruh material pemisah material, yaitu
butiran-butiran yang ukurannya lebih besar dari ukuran lubang
saringan dan berat jenisnya lebih besar dari butiran mineral ringan
(ampas), tetapi lebih kecil dari butiran mineral berat, sehingga
membentuk material pemisah. Apabila terjadi pulsion dan suction,
maka di atas saringan butiran-butiran tersebut akan berstratifikasi
dengan susunan lapisan sebagai berikut, butiran mineral berat
dilapisan paling bawah, di atasnya butiran material pemisah
material dan paling butiran mineral ringan. Karena ukuran butiran
mineral berat lebih kecil dari ukuran lubang saringan, maka butiran
mineral berat seluruhnya dapat lolos dan turun ke bawah saringan
sebagai hutch product dan keluar dari spigot sebagai konsentrat.
Ukuran butiran material pemisah lebih besar dari lubang saringan,
maka material pemisah tertahan pada saringan dan tetap tinggal di
atas saringan. Butiran material ringan yang berada di atas material
pemisah terdorong oleh umpan yang baru masuk dan keluar dari
discharge end sebagai ampas. Pada saat terjadi pulsion dan suction
dalam siklus jigging, material pemisah material bersama-sama
butiran mineral berat dan mineral ringan ikut terangkat dan
mengembang kemudian turun kembali di atas saringan sambil
mengadakan stratifikasi sesuai berat jenisnya. Selanjutnya mineral
berat turun ke bawah melewati material pemisah dan saringan,
sedangkan butiran mineral ringan terdorong oleh umpan yang baru
masuk lalu keluar sebagai ampas. Butiran-butiran material pemisah
material setelah terangkat lalu turun kembali di atas saringan.
Agar butiran material pemisah material tidak terbawa keluar bersama
ampas.Material pemisah material harus mempunyai syarat-syarat
tertentu, antara lain :1. Material pemisah material ukurannya harus
cukup besar/kasar sehingga tertahan di atas saringan membentuk semi
stationary material pemisah, yaitu terangkat pada saat pulsion dan
turun kembali pada saat suction. 1. Mempunyai berat jenis antar dua
mineral yang akan dipisahkan, yaitu lebih besar dari berat jenis
mineral ringan dan lebih kecil dari berat jenis mineral berat,
sehingga dapat dilalui konsentrat.1. Bentuknya sedapat mungkin
bulat.3.3.2 Kisi-kisi (riffles) Pada jig juga terdapat riffles yang
berfungsi untuk menjaga agar bed material tidak ikut terbuang
bersama ampas dan berfungsi juga untuk mengunci saringan agar tetap
diam. Pada jig, riffles biasanya berupa lempeng besi sedangkan pada
sluice box biasanya terbuat dari papan kayu.3.3.3Air tambahan
(Under water)Umpan yang masuk ke dalam suatu jig berupa slurry,
terdiri dari campuran zat padat berupa butiran-butiran mineral
bercampuran dengan air. Air bersama butiran-butiran mineral dan
material pemisah di atas saringan membentuk medium dimana proses
pemisahan terjadi. Selama operasi jigging, air terus menerus keluar
dari jig bersama konsentrat melalui spigot dan bersama ampas yang
dibuang keluar. Sedangkan air yang masuk hanya bersama umpan yang
baru (slurry). Untuk menjaga keseimbangan air di dalam jig, maka
air perlu ditambahkan dan dimasukkan ke dalam jig dari sebelah
bawah saringan (hutch), disebut air tambahan.Penambahan air dapat
dilakukan terus menerus atau secara berkala. Apabila air bertambah
pada saat pulsion, akan menambah tekanan pulsion, sehingga membantu
pengembangan (mengangkat)butiran-butiran di atas saringan,
sedangkan penambahan air pada waktu suction akan mengurangi
pengipasan, sehingga memperlambat turunnya kembali butiran-butiran
tersebut, sehingga membantu stratifikasi. Jadi fungsi air tambahan
adalah untuk mengontrol pemisahan konsentrat dan ampas, sehingga
ampas yang sudah masuk ke dalam material pemisah dapat didorong
kembali ke atas dan keluar sebagai ampas.
BAB IVPEMBAHASAN4.1. Pengertian Jig4.1.1. Jigging Jigging adalah
proses konsentrasi bijih atau mineral yang memanfaatkan berat
jenisnya dalam suatu cairan berdasarkan kemampuan butiran-butiran
mineral tertentu untuk menembus lapisan-lapisan campuran butiran
mineral, sehingga butiran-butiran mineral tersebut mengatur diri
dan mengambil kedudukan (berstratifikasi) dalam beberapa lapisan
sesuai dengan berat jenisnya dan dilanjutkan dengan pemisahan
antara mineral yang diinginkan dengan mineral pengotornya sehingga
didapatkan konsentrat kemudian pengeluaran konsentrat
tersebut.4.1.2. Prinsip Jigging Prinsip jigging dapat digambarkan
sebagai berikut; pada satu saringan atau kotak dengan dasar yang
berlubang, diisi dengan campuran butiran-butiran mineral yang akan
dipisah. Saringan dimasukkan ke dalam suatu bak yang berisi air. Di
dalam air saringan diturunkan dan kemudian diangkat, diturtunkan
lagi kemudian diangkat, demikian dilakukan berulang-ulang.
Akibatnya butiran-butiran mineral tersebut membentuk
lapisan-lapisan, dimana kelihatan butiran-butiran mineral berat
berada pada lapisan bawah dan butiran-butiran mineral ringan
dipisahkan dari butiran-butiran mineral berat. Pada waktu saringan
ditekan ke bawah, terdapat tekanan air dari bawah melalui saringan
ke atas (pulsion) yang membuat butiran-butiran mineral tersebut
terdorong dan terangkat ke atas, dimana butiran mineral ringan
terangkat ke atas lebih jauh dari butiran mineral berat. Sedangkan
pada waktu saringan diangkat ke atas, akan terjadi penyedotan air
ke bawah (suction), sehingga butiran-butiran turun kembali di atas
saringan. Karena proses ini (pulsion) dan (suction) dilakukan
berkali-kali, maka butiran-butiran mineral tersebut mengadakan
stratifikasi, yaitu menyusun dirinya sesuai dengan berat jenis dan
ukuran butiran. Dalam proses jigging ada 2 fungsi penting, dimana
fungsi pertama diikuti fungsi ke dua, yaitu mengadakan stratifikasi
dan dilanjutkan pengeluaran butiran-butiran yang telah
berstratifikasi tersebut menjadi dua produk terpisah. Fungsi
pertama stratifikasi, timbul sebagai akibat dari pulsion dan
suction, sehingga butiran-butiran mineral menyusun dirinya sesuai
berat jenisnya, membentuk lapisan butiran mineral berat sebelah
bawah dan butiran mineral ringan sebelah atas. Sehingga produk yang
dihasilkan ada 3 macam, yaitu konsentrat kasar, konsentrat halus
dan ampas.4.2. Pengolahan Bahan GalianPengolahan bahan galian
(mineral dressing) adalah istilah umum yang biasa dipergunakan
untuk mengolah semua jenis bahan galian hasil tambang yang berupa
mineral, bijih atau bahan galian lainnya yang ditambang/ diambil
dari endapan-endapan alam pada kulit bumi, untuk dipisahkan menjadi
produk-produk satu macam atau lebih bagian mineral yang dikehendaki
dan bagian yang lain yang tidak dikehendaki.4.2.1. Mekanisme
Pencucian4.2.1.1Bak Penadah (Store Bak)Store Bak berfungsi untuk
menadah slurry yang keluar dari pipa penyalur yang berasal dari
tambang. Bak penadah ini terbuat dari papan kayu yang disangga oleh
batang kayu yang disebut caukan.1. Saringan / grizzlyGrizzly
digunakan untuk menyaring slurry. Saringan ini terbuat dari batang
besi yang disusun sejajar dan di pasang di ujung luar bak
penampung, dengan jarak antar batang yaitu 2cm sehingga bongkah
batuan yang berukuran lebih dari 2cm tidak akan masuk ke dalam jig,
dan langsung dibuang ke Bandar ampas, sedangkan batuan yang
berukuran lebih kecil 2cm, akan lolos dan langsung masuk ke dalam
Shakan.
Saringan/ Grizzly
0. Sakan (Sluice Box)Sakan merupakan salah satu bagian dari
instalasi pencucian oleh suatu aliran air (Pulp), berbagai material
dari berat jenis dan ukuran butiran dibawa oleh aliran pulp ke
seluruh jalur shakan. Karena ada perbedaan dalam kecepatan
pengendapan serta kontinuitas umpan (feed) maka akan terjadi
susunan lapisan dari material menurut ukuran butiran dan berat
jenis disetiap kompartemennya, mineral berat dengan ukuran besar
mengendap lebih dulu dan dekat, dari pada butiran halus serta
diatasnya terdiri material. Panjang shakan bervariasi antara 32
meter, lebar 2,5 3 meter dan kemiringan ( slope 3 - 5).
0. Bak PembagiBerfungsi untuk menampung slurry dengan kondisi
terpisah dari kontruksi alat. Pada bak penampung ini terdapat tiga
pipa yang berukuran 10 inchi yang berbeda arah, sesuai dengan
posisi jig, yang berfungsi untuk menyalurkan slurry dari bak
penampung ke jig dan mempunyai kemiringan sekitar 10.
0. Header TankHeader Tank adalah tempat penampungan air yang
berfungsi untuk menampung air tambahan dari underwater, dengan air
yang masuk ke dalam jig primer 250 lt/ menit dan air yang masuk ke
dalam jig clean up yaitu 275/ menit, apabila air tambahan tersebut
tidak ditampung terlebih dahulu di dalam header tank berakibat
cukup besar kinerja jig. Apabila air dimasukan langsung dari pompa
underwater sedikit dan banyaknya air yang dipompa oleh underwater
akan mengeluarkan gelembung-gelembung kecil, serta mengakibatkan
jig tidak bekerja dengan sempurna.
Header Tank
0. AfsluiterPada Jig tipe PAN Amerika ini dilengkapi dengan
afsluiter. Afsluiter yaitu kran air yang berfungsi untuk mengatur
pemasukan air (underwater) ke dalam tangki Jig (hutch), yang
dihubungkan dengan sebuah pipa besi yang dipasang secara permanen.
Air (underwater) yang akan dimasukkan ke dalam tangki Jig berasal
dari bak penampungan yang berada di atas Jig dan disalurkan melalui
pipa besi.
Afsluiter
0. Membran JigPencucian bijih timah di Tambang Besar Nudur Hilir
menggunakan alat Jig dengan jenis Jig PAN Amerika, yaitu tipe
diafragma Jig dengan posisi membrane dan pulsator berada di
samping. Jig PAN Amerika merupakan salah satu jenis Jig dengan
saringan diam (fixed screen jig) dimana suatu tangki air terbuka
berisi air yang mempunyai saringan dibagian atas dan dilengkapi
spigot, sebagai lubang pengeluaran konsentrat.untuk menggerakan
membrane pada Jig digunakan pulsator yang berupa motor listrik yang
berkekuatan 3 PK dan 5 PK yang dihubungkan dengan roda eksentrik
secara mekanis.
Penggunaan jenis motor listrik tergantung dari banyaknya
membranyang akan digerakan oleh motor listrik ini, seperti motor
listrik yang berkekuatan 3 PK digunakan untuk menggerakkan satu
membrane saja, sedangkan motor listrik yang berkekuatan digunakan
untuk menggerakkan dua membran.
Membran Jig Tipe PAN Amerika
4.2.2Pencucian Pada Jig PrimerPada pencucian ini terdapat empat
unit jig yang beroperasi, tiap unitnya mempunyai 4 jalur aliran
slurry dengan ukuran jig 4,4 x 2,5 meter, yaitu jalur 2 di sebelah
kiri dan jalur 2 sebelah kanan, dan dibagi menjadi 3 kompartemen,
yaitu kompartemen A, B, dan C. pada satu unit Jig terdapat 6 cell
atau mempunyai 6 spigot, maka dalam pencucian ini terdapat 24
spigot.Seluruh konsentrat yang dihasilkan pada pencucian ini masih
berupa slurry kemudian dikumpulkan dalam dua aliran pada pipa
terbuka menuju tahapan berikutnya. Sedangkan ampas dari pencucian
ini langsung dibuang ke bandar ampas (saluran tailing).
Jig Primer
4.2.3Pencucian Pada Jig Clean UpKonsentarat dari hasil tahap
pencucian sebelumnya dialirkan melaui dua buah pipa terbuka yang
merupakan umpan bagi Jig clean up. Pada tahap pencucian ini
digunakan dua unit Jig yang mempunyai 2 jalur aliran dan mempunyai
3 kompartemen yaitu kompartemen A, komprtemen B dan komparetemen C
dengan ukuran jig 3.4 x 1.4 meter, maka jig ini mempunyai jumlah
cell sebanyak 12 cell atau mempunyai 12 spigot.
Jig Clean UpPada pencucian ini dilakukan penggabungan konsentrat
disesuaikan dengan kompartemennya. Bahwa konsentrat yang keluar
dari cell A1, A2, A3, A4 digabung dan dikumpulkan dalam satu karung
penampung yang disebut karung timah (Tin Ore Bag) yang berkapasitas
30 40 kg, serta kadar timah sendiri berkisar 60-70%.demikian juga
dengan konsentrat yang keluar dari cell B1, B2, B3, 4 dan C1, C2,
C3, C4 digabung dan dicuci kembali di alam bak pencucian (sakan)
secara manual meskipun konsentrat dari kompartemen A lebih baik
daripada konsentrat dari kompartemen B dan C, karena mineral
kasiterit banyak terambil pada kompartemen A, sedangkan yang masuk
ke kompartemen B dan C adalah sisa dari kompartemen A, termasuk
ampasnya.
4.2.4 Kebutuhan Air Pada JigAlat yang digunakan dalam pencucian
bijih timah adalah Jig PAN Amerika berkapasitas 60 m3/jam. Jig tipe
terdiri atas empat Jig Primer Tipe PAN Amerika dengan 3 buah
kompartemen dan Jig clean up Tipe PAN Amerika dengan 3 buah
kompartemen dan masing-masing Jig terdiri dari dua jalur. Satu sel
Jig mempunyai ukuran 1,16 m2 LSE, Sehingga kebutuhan air untuk Jig
dapat dihitung sebagai berikut :Dalam 1 Jig Primer PAN Amerika
terdapat 3 kompartemen dan 24 sel, maka umpan yang bisa tertampung
dalam Jig primer adalah := 24 sel x 1,16 m2 LSE x 2,89 m2/jam/(m2
LSE) x 3 kompartemen = 241, 37 m3/jam= 240 m3/jam (dibulatkan)Untuk
Jig sekunder terdapat 3 kompartemen, maka umpan yang bisa
tertampung dalam Jig sekunder adalah = 12 sel x 1,16 m2 LSE x
2m2/jam/(m2 LSE) x 3 kompartemen = 83,52 m2/jamJumlah air yang
dibutuhkan untuk proses jig adalah 323,52 m3/jam.4.2.5 Sampling
Konsentrat Bijih TimahKadar bahan galian sangat berperan penting
dalam penggolongannya, karena kadar dapat menentukan apakah bahan
galian tersebut ekonomis atau tidak. Apabila bahan galian tersebut
sangat ekonomis baik sekali untuk dilakukannya kegiatan
penambangan. Kadar bahan galian dapat kita ketahui dengan melakukan
analisa di labolatorium dengan menggunakan teori grain
counting.Penulis melakukan analisa sample bijih timah yang diambil
pada alat jig clean up, yang kemudian dibawa ke labolatorium, yang
mana hasil yang diperoleh adalah 69,59%. Oleh karena itu bijih yang
berada di Tambang Besar (TB) Nudur Hilir sangat ekonomis.
4.2.6 Saringan Pada Jig Primer dan Jig Clean Upsaringan yang
terdapat pada jig berfungsi untuk menyaring slurry pada
ukuran-ukuran tertentu, ukuran yang lebih kecil akan lolos
saringan, sedangkan slurry yang berukuran lebih besar dari lubang
saringan akan tertahan. Saringan yang terdapat pada jig primer dan
jig clean up antara lain : jig primer.
Saringan Pada Jig
39. Variabel Yang Berpengaruh Dalam Pencucian1. Kecepatan Aliran
AirKecepatan aliran yang mengalir di atas jig harus sesuai SOP
(Standart Operasional Prosedur), karena apabila terlalu kencang
alirannya maka bijih timah yang akan diambil akan langsung mengalir
menuju tailing. Basanya untuk menahan aliran tersebut maka
dipasanglah sisir penahan (crossflow). Kecepatan aliran jig, antara
lain :1. Jig primer : 0,7-1,01. Jig clean up: 0,3-0,5 m/s
0. PulsatorGuna melakukan sebuah pukulan, sebuah jig dibantu
dengan alat yang disebut dengan pulsator. Alat ini berguna merubah
gerakan berputar dari gigi-gigi pulsator menjadi gerakan maju
mundur melalui gearbox. Alat ini pula digerakan oleh motor listrik
sebagai penyuplai daya listriknya dengan kekuatan 3 PK dan 5 PK.
Alat inilah yang nantinya berfungsi sebagai penimbul gaya tekan dan
isap. Alat ini juga dapat diatur jumlah dan panjang pukulannya guna
disesuaikan dengan penempatannya nanti. Jumlah pukulan yang
terdapat pada jig primer dan jig clean up , antara lain : 1. Jig
Primer: a. kompartemen A: 130 kali/ menit : b. kompartemen B: 180
kali/ menit: c. kompartemen C: 180 kali/ menit1. Jig Clean Up: a.
kompartemen A: 140 kali/ menit: b. kompartemen B: 190 kali/ menit:
c. kompartemen C: 190 kali/ menitPanjang pukulan yang terdapat pada
jig primer dan jig clean up, antara lain :1. Jig Primer: a.
kompartemen A: 10 7 mm: b. kompartemen B: 8 10 mm: c. kompartemen
C: 6 8 mm1. Jig Sekunder: a. kompartemen A: 10 12 mm: b.
kompartemen B: 8 10 mm: c. kompartemen C: 6 8 mm
4.4.2Bed MaterialDalam proses jigging ini bed material sangat
berperan penting, karena bed material ini berfungsi sebagai
material pemisah antara mineral utama dan mineral pengotornya.Dalam
hal ini perlu adanya pemantauan terhadap ukuran butiran bed
material, karena dengan keadaan ukuran butir bed material yang ada
sekarang sebagian besar kurang dari 2cm sehingga menyebabkan proses
pemisahan berlangsung tidak sempurna karena mineral ringan yang
berukuran besar ikut mengendap dan lolos dari penyaringan, terutama
bed material pada jig clean up.Berdasarkan kondisi diatas, maka bed
material perlu ditambah atau diganti dengan butiran bed material
yang berukuran 2cm sesuai dengan prosedur yang ada. Ukuran bed jig
(batu hematite) yang digunakan pada tiap-tiap jig berbeda-beda,
disesuaikan dengan ukuran mineral yang akan disaring.Ukuran bed jig
:1. Jig Primer : bed jig type A (d: 12 18 mm): bed jig type B (d: 9
12 mm)1. Jig clean up: bed type jig A, B dan C (d: 6 9
mm)4.4.3SpigotSpigot adalah lubang tempat untuk mengeluarkan
butiran-butiran (bahan) yang mengendap melalui saringan jig, ukuran
diameter spigot adalah 12 14 mm dan panjang 60 cm. bila terdapat
lubang spigot yang sudah terlalu besar maka akan terlalu banyak air
yang keluar, lubang spigot ini harus terus dipantau karena
seringkali terjadi penyumbatan yang disebabkan oleh penumpukan
butiran mineral yang akan menyebabkan terhambatnya pengeluaran
konsentrat.Untuk mengatasi hal tersebut harus disediakan sebatang
kayu atau besi didaerah spigot karena jika terjadi penyumbatan
langsung, dapat diatasi dengan memasukkan kayu atau besi tersebut
ke dalam lubang spigot, sehingga proses pengeluaran konsentrat
menjadi lancar kembali.
Spigot
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
5.1SimpulanBerdasarkan simpulan hasil kegiatan lapangan pada
penambangan Tambang Besar (TB) Nudur Hilir serta uraian bab-bab
sebelumnya, maka dapat diambil simpulan diantaranya sebagai berikut
:1. Kegiatan pencucian di Tambang Besar (TB) Nudur Hilir terdapat 4
proses yaitu :1. Saringan putar1. Jig primer1. Jig clean up,
Ketiganya digerakkan oleh motor listrik atau pulsator.1. Pencucian
di sakan dengan cara manual.Serta komponen yang paling penting
dalam proses pencucian adalah pemisahan mineral berharga dengan
mineral pengotornya dengan menggunakan batu hematite.
5.2SaranDalam laporan ini penulis memberi masukan yang bersifat
membangun agar terciptanya kelancaran dalam aktivitas penambangan,
antara lain :1. Sebaiknya sebelum kegiatan penambangan dimulai
harus diadakannya safety talk, hal ini sangat berguna untuk
keselamatan dan kelancaran kerja para pegawai di lapangan.1.
Sebaiknya sistem jenjang (bench) saat penggalian bahan galian lebih
diperhatikan karena jika tidak, dapat menyebabkan tanah longsor
yang akan membahayakan serta mempersempit ruang front kerja,
mengingat daerah penambangan sangat rawan longsor. Sesuai dengan
ketentuan (kepmen 555), untuk lapisan tanah lempung lemah tinggi
trap/ bench < 4 m dengan sudut lereng < 43.1. Lebih
meningkatkan kebersihan, keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
Standard Operasional Procedure (SOP) yang dianjurkan.1.
Memperbanyak alat pemadam kebakaran pada titik-titik rawan
kebakaran.1. Saluran pembuangan limbah oli harus diorganisir untuk
meminimalkan pencemaran lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Supriadi, Yadi. 2009. Kinerja Pencucian Bijih Timah di Tambang
Besar Mapur II Pengawas Produksi Bangka Induk Sungailiat Unit
Produksi Tambang Darat, PT. Tambang Timah. Laporan Kuliah Praktek
(KP) Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Bangka Belitung.
LAMPIRAN ASPESIFIKASI BACKHOE TIPE JCB JS 200
1. Engine: Cummins 6BTS.9. Turbocharged1. Horse power: 110 Kw
148 HP (net)1. Rated RPM: 2000 rpm1. Hydraulic pump system:
Kawasaki1. Max oil flow: 439 Lt/ bulan1. Steering control: dua
level ( tuas ) yang dilengkapi pedal1. Max travel speed: 5.5 Km/
jam1. Kapasitas Bucket: 0,8 M31. Hand control: Kawasaki1.
Undercarriage: Berco Italy
Pelumasan dan bahan bakar (contoh)1. Tanki solar: 400 lt ( full
tanki )1. Oli mesin: 23 lt1. Final drive: 3.3 lt tiap sisi1. Swing
drive: 6.6 lt1. Oli hidrolik: 135 lt1. Greasing: Under carriage,
swing, arm, bucket
LAMPIRAN BSPESIFIKASI BULLDOZER TIPE CAT D6G
1. Model enggin: CAT SAA6D114E-31. Jumlah Silinder: 6 Cyl1.
Tenaga : Net 153 KW 205 HP1. Rated RPM : 1950 RPM1. Undercarriage1.
Jumlah Track Roller: 8 Un tiap sisi1. Jumlah Shoe: 45 Un tiap
sisi1. Lebar Shoe: 915 mm1. Ground contact area: 60115 cm 21.
Ground pressure area: 29.8 Kpa atau 4.32 Psi
Pelumasan dan bahan bakar :1. Bahan bakar: 514 lt ( full tanki
)1. Oil mesin: 28 lt1. Oil final: 27 lt1. Oil tranmisi: 48 lt1. Oil
hidrolik: 55 lt1. Grease : untuk under carriage dan nipple
LAMPIRAN CSPESIFIKASI DUMP TRUCK TIPE NISSAN DIESEL
1. Merk: Nissan Diesel1. Tahun Rakitan: 19851. Lebar Bucket: 230
cm1. Tinggi Bucket: 120 cm1. Panjang Bucket : 500 cm1. Kapasitas
Bucket: 13,8 cm1. Kapasitas Tanki BBM: 220 L
LAMPIRAN DJIG PRIMER
Jig Primer :1. Type : PAN Amerika1. Kapasitas : 20 m3/ jam bank/
unit1. Kecepatan Aliran: 0,7 m/s1. Panjang pukulan pulsator: -
Kompartemen A : 18 mm: - Kompartemen B : 15 mm: - Kompartemen C :
12 mm
LAMPIRAN EJIG CLEAN UP
Jig Clean Up :1. Type : PAN Amerika1. Kapasitas: 20 m3/ jam1.
Banyak pukulan: - Kompartemen A : 140 kali/menit: - Kompartemen B :
190 kali/menit: - Kompartemen C : 190 kali/menit1. Panjang pukulan:
- Kompartemen A : 10 12 mm: - Kompartemen B : 8 10 mm: -
Kompartemen C : 6 8 mm
1 | Page