1 BAB I PENDAHULUAN Makhluk hidup dan lingkungannya adalah dua hal yang tak terpisahkan dan saling membutuhkan. Hamparan samudera, bukit, pegunungan, sungai, danau, semuanya merupakan bagian dari lingkungan alam. Lingkungan alam sendiri merupakan salah satu bagian dari lingkungan hidup. Lingkungan hidup mencakup seluruh lingkungan alam seperti lingkungan fisik, biologi, dan sosial. Menurut Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 23 Tahun 1997 Pasal 1 yang kemudian disempurnakan oleh Undang-Undang No. 32 Tahun 2009, keduanya mendefinisikan pengertian lingkungan hidup sebagai berikut: "Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain." Selanjutnya dalam UU No. 32 Tahun 2009, pengertian lingkungan hidup diperjelas lagi dengan pasal tentang pengendalian lingkungan hidup sebagai berikut: "Pengedalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup.” Kajian lingkungan hidup adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah Laporan Praktikum Kajian Lingkungan Hidup
laporan praktek kerja lapangan kajian lingkungan hidup
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
Makhluk hidup dan lingkungannya adalah dua hal yang tak
terpisahkan dan saling membutuhkan. Hamparan samudera, bukit, pegunungan,
sungai, danau, semuanya merupakan bagian dari lingkungan alam. Lingkungan
alam sendiri merupakan salah satu bagian dari lingkungan hidup. Lingkungan
hidup mencakup seluruh lingkungan alam seperti lingkungan fisik, biologi, dan
sosial.
Menurut Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 23 Tahun 1997
Pasal 1 yang kemudian disempurnakan oleh Undang-Undang No. 32 Tahun
2009, keduanya mendefinisikan pengertian lingkungan hidup sebagai berikut:
"Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain."
Selanjutnya dalam UU No. 32 Tahun 2009, pengertian lingkungan hidup
diperjelas lagi dengan pasal tentang pengendalian lingkungan hidup sebagai
berikut: "Pengedalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup.”
Kajian lingkungan hidup adalah rangkaian analisis yang sistematis,
menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah atau kebijakan, rencana dan program.
Berdasarkan teori diatas, maka dilakukanlah praktikum Kajian
Lingkungan Hidup yang bertujuan untuk mengetahui komponen fisik kimia,
komponen biologi, komponen sosial budaya dan ekonomi, komponen kesehatan
masyarakat, serta sarana dan prasarana, khususnya di Kelurahan Besusu Barat.
Laporan Praktikum Kajian Lingkungan Hidup
2
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Pada Bab ini akan memberikan penjelasan mengenai keadaan, luas,
letak dan beberapa keterangan tambahan yang diperlukan untuk mengenal lebih
jauh daerah, tempat yang menjadi objek penelitian.
Secara administratif, Kota Palu dengan wilayah seluas 395,06 km2
adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah yang dibagi dalam 4 kecamatan dan
43 kelurahan dan berada pada kawasan dataran Lembah Palu dan Teluk Palu
yang secara astronomis terletak antara 0°,35″-0°,56″ Lintang Selatan dan
119°,45″-120°,1″ Bujur Timur, tepat berada dibawah garis khatulistiwa dengan
ketinggian 0-700 meter dari permukaan laut. Batas administrasi wilayah Kota
Palu berbatasan dengan.
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tanantovea, Kabupaten
Donggala.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Parigi Kabupaten
Parigi-Moutong dan Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Marawola dan
Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Finembani, Kecamatan
kinovaro, dan kecamatan Marawola Barat Kabupaten Donggala.
Kota Palu terbagi dalam 4 wilayah kecamatan dan berdasarkan
urutannya yaitu Wilayah Kecamatan Palu Timur dengan luas wilayahnya
186,55 km2 atau 47,22 % dari seluruh luas Kota Palu dan merupakan wilayah
terluas dari masing-masing kecamatan yang ada.
Untuk tingkat kependudukannya, dari 4 Wilayah Kecamatan yang ada
yang paling banyak penduduknya adalah Wilayah Kecamatan Palu Selatan
jumlah penduduknya sebanyak 110.218 jiwa dengan jumlah kepala keluarga
sebanyak 24.444, sedangkan wilayah kecamatan palu timur mempunyai jumlah
Laporan Praktikum Kajian Lingkungan Hidup
3
penduduk sebanyak 69.651 jiwa serta jumlah kepala keluarga sebanyak
17.042 KK.
Berdasarkan pada lokasi penelitian ini didasarkan pada wilayah
Kecamatan Palu Timur atau tepatnya Kelurahan Besusu Barat mempunyai
luas wilayah seluas 0,87 km/2 atau hanya 0,47 % dari luas wilayah
kecamatan. Adapun jumlah RW di Kelurahan Besusu Barat adalah sebanyak 8
RW Dan jumlah RT sebanayak 23 RT.
Kepadatan penduduk pada wilayah Kecamatan Palu Timur atau
tepatnya Kelurahan Besusu Barat 17.832 dengan jumlah penduduk 15.514 dan
jumlah rumah tangga sebnayak 3.218.
Laporan Praktikum Kajian Lingkungan Hidup
4
BAB III
ANALISIS KUALITATIF LINGKUNGAN
A. Komponen Fisik Kimia
Komponen fisik kimia merupakan unsur abiotik dalam suatu
lingkungan yaitu materi tidak hidup yang ada di lingkungan yang
berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Komponen fisik kimia itu sendiri
terdiri dari tanah / lahan, air dan atmosfir.
1. Tanah / lahan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di lokasi Besusu Barat RT 04 RW
02, memiliki komponen fisik kimia yang pertama yaitu tanah / lahan.
Dapat dilihat bahwa bentuk lahan yang ada di lokasi besusu barat terjadi
perubahan yang sedang dan lahan di penuhi oleh tumbuh – tumbuhan
seperti pohon pelindung, pohon pelindung berkisar antara 51 – 75 %.
Tanah / lahan di kelurahan besusu barat tidak terdapat humus yang
merupakan pembusukan oleh ranting atau daun. Kelurahan besusu
barat memiliki drainase yang kurang baik, akibatnya saluran air got
kurang lancar dan selalu tergenang. Tetapi, kelurahan ini memiliki
2. Air sumur / ledeng
Penduduk di kelurahan Besusu Barat sebagian besar menggunakan
sumur bor atau DAP yaitu sebanyak 82 % dari jumlah penduduknya, dan
sisanya menggunakan air sumur. Penduduk lebih memilih menggunakan
sumur bor karena meskipun warna air sumur / ledeng itu terang, rasanya
asin dan agak berbau jika dicium langsung sehingga tidak efisien untuk
digunakan sebagai air minum. Pada musim kemarau, air sumur
mengalami perubahan tapi tak sampai kering.
3. Air sungai
Di lokasi penelitian ini jmemiliki sungai yang lebih tinggi dari rumah
masyarakat. Sungai ini berwarna agak coklat, keruh dan berlumpur serta
berbau payau yang artinya sedikit asin. Lalu, karena air sungai tersebut
meluap sehingga menimbulkan bau yang tidak enak tanpa dicium
langsung. Hal ini bisa disebabkan karena ketidaksadaran masyarakat
Laporan Praktikum Kajian Lingkungan Hidup
5
sekitar membuang sampah basah maupun sampah kering tidak pada
tempatnya, sehingga menyebabkan sampah berserakan dipinggiran
sungai. Jika di kelurahan ini terjadi musim kemarau, perairan sungai ini
ada perubahan, tetapi tidak menyebabkan air sungai menjadi kering.
4. Atmosfir
Komponen fisik kimia selanjutnya yaitu atmosfir yang terdiri dari suhu
udara, tembus pandang, penyinaran matahari, hujan, dan kelembaban.
Suhu udara di kelurahan ini berkisar antara 31 – 35 0C. Kelurahan
besusu barat memiliki lokasi yang tidak berkabut, jarak penglihatan yang
jauh dan jelas, serta memiliki penyinaran matahari terlihat lebih dari 10
jam sehari. Hal ini berarti kelurahan besusu barat termasuk lokasi yang
strategis.
B. Komponen Biologi
Komponen biologi pada umumnya adalah komponen lingkungan
yang terdiri atas makhluk hidup, dan digolongkan berdasarkan jenis-jenis
tertentu, misalnya golongan manusia, hewan dan tumbuhan.
Keanekaragaman Hayati adalah tingkat variasi bentuk kehidupan dalam
suatu ekosistem tertentu, bioma, atau seluruh planet. Keanekaragaman
Hayati adalah ukuran dari kesehatan ekosistem.
Pada daerah Besusu Barat bagian muara sungai dan pinggiran
sungai, penyusun ekosistem kawasan tersebut dari hasil pengamatan
tersusun atas komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik di kelurahan
Besusu Barat pada kawasan sungai dan pantai antara lain pohon kelapa
(cocos nucifera ), Pohon pisang (Musa sp), pohon kayu jawa (Lanea
Grandis), dan Mangrove (Avecenia Sp). Keanekaragaman floranya terdapat
6 -10 jenis tumbuhan. dan keanekaragaman faunanya terdapat lebih dari 15
jenis. Jenis flora ekonomis terdapat 6 -10 jenis dan fauna ekonomis terdapat
lebih dari 10 jenis, sedangkan jenis yang dilindungi undang-undang terdapat
1-2 jenis. Adapun komponen abiotiknya yaitu seperti air, tanah, batu, pasir,
kerikil, cahaya, suhu ,angin dan sebagainya.
Adapun potensi pemanfaatan lingkungan dari segi biologi seperti
pemanfaatan tumbuhan ekonomis cukup karena flora ekonomis di daerah ini
sangat kurang dan tidak mendapat perhatian yang baik dari masyarakat.
Penulis bernama lengkap Mulyani, dilahirkan di Ogoamas 2 Mei 1993 oleh pasangan Mohammad Bikri dan Nasirah. Penulis mulai mengenal Pendidikan pada tahun 1999 di SDN 2 Tatura Palu dan menyelesaikannya pada tahun 2005. Kemudian penulis melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama pada tahun 2005 di SMP Negeri 9 Palu. Namun karena tuntutan Orangtua, pada tahun 2006 penulis pindah ke SMP Negeri 2 Sojol dan menyelesaikannya pada tahun 2008. Setelah itu, penulis melanjutkan Pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi pada SMK Nusantara Palu, mengambil Jurusan Farmasi dan menyelesaikannya pada tahun 2011. Sekarang, penulis masih melanjutkan jenjang Pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi di salah satu Perguruan Tinggi ternama di Kota Palu , yakni Universitas Tadulako pada tahun 2011. Penulis mengambil pRogram Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.