-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
LAPORAN KINERJA TAHUN 2017
BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA (BPIPI)
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL
DAN MENENGAH
BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA Kompleks Pasar
Wisata , Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo
031 8855149, Fax 031 8856150 Website.
http://bpipi.kemenperin.go.id
SIDOARJO – 2017
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Kata Pengantar
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi
Pemerintah (LAKIP) tahun 2017 Balai Pengembangan Industri
Persepatuan
Indonesia Tahun 2017 telah dapat diselesaikan.
Laporan Kinerja merupakan evaluasi dan pertanggung Balai
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia atas penggunaan
anggaran
untuk melaksanakaan tugas umum pemerintahan dan
peyelenggaraan
pembangunan di sektor industri khususnya industri alas kaki.
Dalam laporan
kinerja tahun 2017 BPIPI merupakan pengukuran kinerja dan
evaluasi serta
pengungkapan (disclosure) dari hasil analisis terhadap
pengukuran kinerja.
Laporan kinerja BPIPI di bertujuan untuk memberikan informasi
kinerja yang
terukur dari kegiatan yang sudah dilakukana oleh BPIPI atas
mandat dan kinerja
yang telah tercapai. Selain itu, juga sebagai upaya perbaikan
berkesinambungan
bagi Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI)
dalam
meningkatkan kinerjanya.
Laporan kinerja ini disusun berdasarkan instruksi Presiden nomor
7 tahun
1999, Peraturan Menteri Perindustrian
Nomor:150/M-IND/PER/12/2011 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah di
Lingkungan Kementrian Perindustrian serta peraturan Mentri
Perindustrian Nomor
151/M-IND/PER/12/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Evaluasi
Akuntabilitas
Kinerja di Lingkungan Kementrian Perindustrian. Laporan Kinerja
Balai
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia ini diharapkan dapat
memberika
masukan kepada Pimpinan Kementrian Perindustrian dan Khususnya
Direktorat
Jenderal Industri Kecil dan Menengah yang merupakan pembina
BPIPI dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya. Laporan ini sekaligus dapat
digunakan
dalam upaya optimalisasi percapaian program kerja dan kinerja
tahun yang akan
datang.
Laporan Kinerja ini disusun mengacu pada Renstra Balai
Pengembangan
Industri Persepatuan Indonesia tahun 2015 – 2019, Perjanjian
kinerja Balai
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Kata Pengantar
iii
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia tahun 2017, dan DIPA
tahun
anggaran 2017.
Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja BPIPI Tahun 2017, masukan
dan
saran membangun dari semua pihak sangat diharapkan sebagai
bahan
penyempurnaan penyusunan laporan pada waktu yang akan datang dan
dapat
memperbaiki kinerja organisasi serta mampu meningkatkan prestasi
kerja
Sidoarjo, 7 Januari 2018
Kepala Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
(BPIPI)
( Heru Budi Susanto, SE, MT)
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Ikhtiar Eksklusif
iv
IKHSTIAR EKSKLUSIF
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai
Pengembangan
Persepatuan Indonesia adalah pertanggungjawaban Perjanjian
Kinerja BPIPI
tahun anggaran 2017. Dalam laporan ini, dijelaskan tentang
capaian keberhasilan
sasaran yang telah ditetapkan yang kemudian akan dijadikan
rekomendasi untuk
sasaran kinerja selanjutnya.
Dalam laporan ini juga di jelaskan capaian Rencana Strategis
periode
2015 – 2019 yang menjadi dasar dibuatnya Perjanjian Kinerja
Balai
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia. Dalam LAKIP ini
dibahas
mengenai capaian Rencana Startegis periode 2015 – 2019 pada
tahun kedua.
Hampir semua Sasaran Strategis BPIPI dan Renstra termuat dalam
Perjanjian
Kinerja BPIPI. Adapun sasaran Strategis yang termuat Rencana
Strategis
2015 – 2019 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya Jumlah Wirausaha Baru/Wira Usaha Menengah
Baru
2. Meningkatnya kemampuan sentra, unit pelayanan teknis
(UPT),tenaga
penyuluh lapangan (TPL) serta konsultan industri kecil dan
menengah.
3. Meningkatnya kerjasama dengan lembaga pendidikan, lembaga
penelitian dan
pengembangan serta asosiasi industri dan asosiasi profesi
terkait
4. Meningkatnya kompetensi SDM dan Sertifikasi kompetensi
5. Terfasilitasinya bantuan bimbingan teknis
6. Peningkatan Pengembangan Produk
7. Peningkatan Segmen dan Perluasan Pasar
8. SDM yang kompeten
9. Sistem informasi yang andal
10. Sistem perencanaan dan penganggaran yang berkualitas
11. Sistem tatakelola keuangan dan BMN yang transparan dan
akuntabel
12. Siste pengendalian intenal yang efektif
13. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pembangunan
industri
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Ikhtiar Eksklusif
v
Sedangkan sasaran strategis dalam Perjanjian Kinerja tahun 2017
adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatnya jumlah Wirausaha Industri Baru
2. Meningkatnya Kemampuan sentra, Unit Pelayanan Teknis, Tenaga
Penyuluh
Lapangan serta Konsultan Industri Kecil dan Menengah
3. Meningkatnya kerjasama dengan Lembaga Pendidikan, Lembaga
Penelitian
dan Pengembangan serta asosiasi industri dan asosiasi profesi
terkait
4. Terfasilitasinya bantuan bimbingan teknis
5. Peningkatan pengembangan produk
6. Peningkatan segmen dan perluasan pasar
7. Menguatnya keterkaitan dan hubungan kemitraan antara IKM
dengan Industri
Besar dan sektor ekonomi lainnya
8. Sistem informasi yang andal
9. Sistem perencanaan dan penganggaran yang berkualitas
10. Sistem tatakelola keuangan dan BMN yang transparan dan
akuntabel
11. Sistem pengendalian internal yang efektif
12. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pembangunan
industry
Sasaran strategis dalam perjanjian kinerja BPIPI, ada 4 sasaran
yang belum
tercapai. Adapun ke 4 sasaran stretegis dengan indikator kinerja
adalah sebagai
berikut :
1. Penyerapan jumlah tenaga kerja industry
2. Jumlah tenaga kerja yang memperoleh sertifikat kompetensi
3. Jumlah peserta yang mengikuti lomba videografi nasional
4. Laporan hasil uji Laboratotorium BPIPI
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia mendapatkan
pagu
awal sebanyak Rp. 10.500.000.000,- yang terdiri dari angaran RM
dan PNBP.
Realisasi anggaran tahun 2017 adalah sebesar 97.22% persen atau
sebesar
Rp. 10.208.208.829,-. Dengan rincian sebagai berikut :
1. Pagu Rupiah Murni sebesar Rp. 10.380.000.000,- realisasi
sebesar Rp.
10.208.208.829,- atau sebesar 98.34%
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Ikhtiar Eksklusif
vi
2. Pagu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp
120.000.000,-
dan realisasi sebesar Rp. 156.122.091 sebesar 62,45 %
Realisasi penerimaan TA 2017
Realisasi Penerimaan PNBP dengan pagu awal adalah Rp.
250.000.000,- dan
hanya terealisasi sebesar Rp156.122.091, atau sebesar 62,45
persen dari target
penerimaan pada tahun 2017.
Kendala : Pada tahun anggaran 2017, sebagian sasaran strategis
yang tidak
melampaui target. Ada beberapa hal dimasing – masing sasaran
yang
menjadikan target tidak terpenuhi diantaranya :
1. Penyerapan jumlah tenaga kerja industry dimana target
penerimaan sebanyak
2000 orang hanya terealisasi 1498 orang. Sistem penyerapan
tenaga kerja
industry di Balai Pengembangan Industri Persepatuan adalah
melalui diklat 3
in 1 dimana paket diklat 3 in 1 tersebut adalah melalui
mekanisme bimbingan
teknis, uji kompetensi dan penyerapan tenaga kerja. Penyerapan
jumlah
tenaga kerja hanya tercapai 74,9% dikarenakan adanya perubahan
prioritas
pusdiklat pada sektor industri tekstil/garmen, sehingga target
di sektor alas
kaki berkurang dari perencanaan awal tahun. penyerapam jumlah
tenaga kerja
ini merupakan program kerjasama antara Balai Pengembangan
Industri
Persepatuan Indonesia dengan Pusdiklat industri Kementrian
Perindustrian
terkait dengan sektor alas kaki.
2. Jumlah tenaga kerja yang memperoleh sertifikat kompetensi
tidak memenuhi
target yang telah ditetapkan.Pencapaian indikator ini berbanding
lurus dengan
penyerapa jumlah tenaga kerja industry. Dimana target jumlah
tenaga kerja
yang memperoleh sertfikat kompetensi sebanyak 2000 dan
terealisasi
sebanyak 1498 dikarenakan adanya perubahan prioritas pusdiklat
pada sektor
industri tekstil, sehingga target di sektor alas kaki berkurang
dari perencanaan
awal tahun.
3. Jumlah karya yang ikut dalam kegiatan lomba videografi tidak
sesuai dengan
target kinerja, dimana BPIPI mentargetkan sebanyak 50 karya yang
mengikuti
kegiatan lomba fotografi dan terealisasi sebanyak 34 karya atau
sebesar 68
persen dari target. Lomba vidoegrafi merupakan event pertama
ditahun 2017
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Ikhtiar Eksklusif
vii
yang diselenggarakan oleh BPIPI, berdasarkan hasil penilaian
pakar
videografi dimana obyek alas kaki untuk vidoemaker memang masih
belum
familiar atau belum banyak apalagi dengan kategori proses dimana
harus
menampilkan video alas kaki terkait dengan kegiatan produksi IKM
alas kaki.
Tidak semua orang mempunyai akses untuk membuat video dengan
IKM.
4. Untuk kegiatan system pengendalian yang efektif dengan
indicator terbitnya
Laporan Hasil Uji berkaitan dengan jasa layanan laboratorium
yang dimiliki
oleh BPIPI. Dimana layanan ini, merupakan tahun kedua menarik
tarif
penerimaan PNBP. Masa transisi dari jasa layanan yang sebelumnya
gratis
menjadi berbayar sedikit banyak sangat berpengaruh pada
pendapatan
penerimaan PNBP yang sekaligus berbanding lurus dengan LHU
yang
diterbitkan laboratorium uji Balai Pengembangan Industri
Persepatuan
Indonesia (BPIPI). Selain itu banyak parameter pengujian lab uji
yang ada
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2011 tentang jenis dan
tariff
atas jenis penerimaan bukan pajak yang berlaku di Kementrian
Perindustrian
yang menyebabkan BPIPI tidak dapat menerima pengujian dan
beberapa
layanan yang dimiliki oleh BPIPI tidak ada di PP tersebut
sehingga BPIPI tidak
dapat memungut biaya. Kurangnya promosi juga mempengaruhi
penerimaan
PNBP, sebelum menjadi PNBP laboratorium BPIPI melayani untuk
keperluan
peningkatan kualitas SDM IKM alas kaki. Sedangkan industry besar
belum
menjadi target prioritas layanan lab uji ditahun sebelumnya,
mengingat
industry besar alas kaki pada umumnya mempunyai peralatan yang
cukup
lengkap. Dengan jasa laboratorium uji yang menjadi PNBP
menjadikan BPIPI
harus mempunyai target bukan hanya IKM alas kaki saja yang
menggunakan
jasa layanan laboratorium uji, tetapi juga industri besar.
Karena walaupun
industry besar mempunyai alat yang cukup tetapi juga
memerlukan
laboratorium terakreditasi untuk kepercayaan terhadap customer
mereka.
Tindak lanjut kendala:
Terget indikator penyerapan tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja
yang
mendapat sertifikat kompetensi, BPIPI melakukan kerjasama dengan
perusahaan
- perusahan alas kaki untuk mensertifikasi tenaga kerja sesuai
dengan standar
kompetensi yang telah ditetapkan.
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Ikhtiar Eksklusif
viii
Target karya videografi, BPIPI memberikan fasilitasi akses IKM
kepada kampus
yang memiliki jurusan desain produk maupun desain komunikasi
visual yang
sudah bekerja sama dengan BPIPI dan masyarakat umum dalam
pengambilan
karya videografi alas kaki.
Sedangkan terkait jasa layanan laboratorium uji, Balai
Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia (BPIPI) dalam pemilihan jenis pengujian
melakukan
pendekatan dalam melakukan tariff pengujian. Dimana pengujian
yang mirip
dengan pengujian yang di PP disamakan dengan harga yang ada di
tariff yang
sudah ada.
Kepala Balai Pengembangan
Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI)
( Heru Budi Susanto, SE.MT)
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Daftar Isi
ix
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
.............................................................................................
ii
IKSHTIAR EKSLUSIF
..........................................................................................
iv
DAFTAR ISI
.........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL
.................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR
..............................................................................................xi
BAB I. PENDAHULUAN
.................................................................................1
A. Tugas Pokok dan Organisasi
..................................................... 1
B. Peran Strategis Organisasi
........................................................ 2
C. Struktur Organisasi
.....................................................................
6
D. Potensi
........................................................................................
7
BAB II. PERENCANAAN DAN PERKIN
......................................................... 15
A. Rencana Strategis Organisasi
.................................................... 15
B. Rencana Kinerja
.........................................................................
22
C. Rencana Anggaran
.....................................................................
25
D. Dokumen Perjanjian Kinerja
....................................................... 27
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
...............................................................
33
A. Capaian Kinerja Organisasi
........................................................ 33
B. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun Anggaran 2016 dan
Tahun
Anggaran 2017
...........................................................................
71
BAB IV. PENUTUP
...........................................................................................
79
A. Kesimpulan
...........................................................................
79
B. Saran
..........................................................................................
79
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Daftar Gambar x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Profil SDM Berdasarkan Jabatan
....................................................... 13
Tabel 1.2 Profil SDM Berdasarkan Pendidikan
.................................................. 14
Tabel 2.1 Matriks Renstra BPIPI periode 2015 – 2019
....................................... 22
Tabel 2.2 Rencana Kinerja
.................................................................................
24
Tabel 2.3 Rincian Anggaran
2017.......................................................................
20
Tabel 2.4 Rincan Alokasi sumber dana dan jenis belanja
................................... 24
Tabel 2.5 Perjanjian Kinerja BPIPI tahun 2017
................................................... 28
Table 2.6 Rencana aksi perjanjian BPIPI
............................................................ 30
Tabel 3.1 Capaian Rencana
Aksi........................................................................
34
Tabel 3.3 Evaluasi perjanjan Kinerja
...................................................................
31
Tabel 3.2 Alur IKU BPIPI selama Periode Anggaran 2017
................................. 40
Table 3.3 Rencana aksi perjanjian kinerja
.......................................................... 42
Tabel 3.4 Perluasan Ruang Lngkup Lab Uji
....................................................... 56
Tabel 3.5 Realisasi anggaran BPIPI
...................................................................
59
Table 3.6 Pencapaian anggaran berdasarkan Perkin
......................................... 62
Table 3.7 Pencapaian anggaran BPIPI per triwulan
........................................... 65
Tanel 3.8 Alokasi anggaran BPIPI dari tahun ke tahun
....................................... 68
Table 3.9 Pencapaian pagu PNBP
.....................................................................
69
Table 3.10 Persentase penerimaan PNBP setiap jasa layanan
.......................... 70
Table 3.11 Perbandingan kinerja periode 3 tahun
.............................................. 73
Table 3.12 Jumlah IKM keseluruhan
...................................................................
77
Tabel 3.5 Capaian Pagu PNBP
..........................................................................
47
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Daftar Gambar xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi BPIPI
...............................................................
6
Gambar 1.2 Eksport alas kaki dunia
...................................................................
8
Gambar 1.3 Tujuan eksport alas kaki
.................................................................
9
Gambar 3.1 Grafik anggaran dari tahun ke tahun
............................................... 68
Gambar 3.2 Realisasi PNBP 2 tahun terakhir
..................................................... 70
Gambar 3.3 Sasaran kebijakan daya saing UKM RPJMN
.................................. 76
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab I. Pendahuluan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tugas Pokok dan Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 103/M-
IND/PER/12/2008 perihal Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pengembangan
Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) sebagai Unit Pelaksana
Teknis (UPT)
yang langsung dibawah tanggung jawab Kementerian Perindustrian
cq Direktorat
Jenderal Industri Kecil dan Menengah dengan level struktur
organisasi eselon III.
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia mempunyai
tugas
utama melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan,
pengembangan desain
dan pelayanan konsultasi di bidang persepatuan nasional. Dalam
menjalankan
tugas pokok yang dimaksud tersebut, BPIPI mempunyai beberapa
fungsi utama
antara lain:
a. Penyusunan rencana, program dan pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan di
bidang persepatuan
b. Pelaksanaan layanan bimbingan teknis produksi sepatu dan
manajemen
persepatuan
c. Pelaksanaan pengembangan desain di bidang persepatuan
d. Pelayanan informasi teknologi persepatuan
e. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, inventarisasi
barang milik
negera, tata persuratan, perlengkapan, kearsipan, tumah tangga,
kordinasi
penyusunan bahan rencana dan program, penyiapan bahan evaluasi
dan
pelaporan serta pengelolaan perpustakaan BPIPI.
Dengan gambaran struktur organisasi saat ini 2 (dua) seksi dan 1
(satu)
subbag tata usaha ditambah fungsional akan efektif menunjang
kinerja
organisasi yang berorientasi pada efisien struktur dan kaya
fungsi. Selain Itu
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia didukung oleh
tenaga
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab I. Pendahuluan
2
ahli bidang yang mendukung kegiatan BPIPI baik secara teknis
maupun
manajemen.
B. Peran Strategis Organisasi
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia mempunyai
posisi
penting dalam rantai nilai industri alas kaki nasional baik pada
skala industri kecil
hingga besar. Peranan BPIPI dalam industri hulu alas kaki
terletak pada
bagaimana proses dan kualitas produk bahan baku alas kaki
terjamin dan
menunjang produk jadi alas kaki. Di pusat rantai nilai industri
alas kaki, BPIPI
bertanggungjawab pada penyiapan SDM dan standardisasi proses
produksi.
Sedangkan di sektor hulu, BPIPI mampu memberikan jaminan bahwa
poduk
akhir alas kaki berkualitas, mampu diterima pasar dengan baik
dan menjadi
produk unggulan nasional.
Sesuai dengan amanah UU No. 3 Tentang Perindustrian tahun 2015
yang
dijabarkan dalam peraturan Pemerintah No. Peraturan Pemerintah
No. 14 tahun
2015 tentang RIPIN tahun 2015-2035 (Rencana Induk Pembangunan
Industri
Nasional). Dalam rangka Bangun industri nasional berisikan
industri andalan
masa depan, industri pendukung, dan industri hulu, dimana ketiga
kelompok
industri tersebut memerlukan modal dasar berupa sumber daya
alam, sumber
daya manusia, serta teknologi, inovasi, dan kreativitas.
Diantara 10 industri
andalan tersebut Balai Pengembangan Industri Perseptuan
Indonesia
mempunyai fokus dalam perannya untuk peninggkatan industry
persepatuan
terhadap 10 industi prioritas yang telah ditetapkan khususnya
Industri Tekstil,
Kulit, Alas Kaki dan Aneka. Sehingga dalam menudukung industry
tersebut BPIPI
focus pada:
BPIPI sebagai pusat pendidikan dan pelatihan dapat
memberikan
kontribusi terhadap pengembangan sumber daya manusia khususnya
di bidang
persepatuan sehingga diharapkan terciptanya tenaga kerja
kompeten dan trampil
berdasarkan standar yang berlaku internasional. Didukung dengan
seperangkat
mesin dan peralatan modern untuk memproduksi persepatuan sesuai
standar
internasional. Misi pelatihan ini merupakan salah satu fokus
penting BPIPI untuk
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab I. Pendahuluan
3
memberikan kontribusi pada pemberdayaan tenaga kerja sekaligus
bagian
strategi investasi SDM (sumber daya manusia) di industri
persepatuan. Mengapa
strategi ini penting karena salah satu unsur penting daya saing
industri adalah
SDM. Tujuan utama dari pemberdayaan ini ialah bagaimana
menanamkan
budaya kerja yang produktif dan efisien. Kedua, budaya tersebut
sangat
dibutuhkan pada level industri dimana unsur manusia merupakan
faktor
terpenting yang harus dibangun terlebih dahulu ialah membangun
sejak dini
budaya kerja konstruktif baik bagi SDM maupun industri. Karena
bagaimanapun
membangun budaya kerja membutuhkan variabel waktu cukup lama dan
faktor
keberlanjutan yang konsisten. Hal tersebut membutuhkan energi
yang besar
untuk paling tidak bertahan (survive) apalagi keberadaan BPIPI
mampu
memberikan nilai tambah bagi industri khususnya persepatuan di
Indonesia. Dan
yang terpenting lagi ialah hasil pelatihan SDM di BPIPI sudah
dapat
dimanfaatkan langsung oleh beberapa perusahaan alas kaki
nasional. Dalam
upaya semakin memperkuat fungsi pendidikan ini, BPIPI harus
melakukan
strategic partnership dengan akademi/perguruan tinggi yang lebih
intensif.
Dengan mengedepankan fungsi pendidikan, BPIPI berharap sebagai
academic
centre persepatuan nasional dan kontributor utamanya adalah
akademi/perguruan tinggi
BPIPI sebagai pusat pengujian dan sertifikasi produk dapat
memberikan
kontribusi terhadap pengembangan peningkatan kualitas hasil
produksi
persepatuan agar sesuai dengan standar internasional. Sebagai
bagian dari
paket layanan industri persepatuan di Indonesia, BPIPI juga akan
dilengkapi
peralatan uji produk kulit atau laboratorium. Pada periode 2006
BPIPI masih
dilengkapi alat uji kekuatan sepatu dan beberapa IKM dan
industri sepatu sudah
mengujikan kekuatan produk sepatu. Pada akhir tahun 2017
beberapa peralatan
standar pengujian laboratorium sudah dapat dilengkapi sehingga
diharapkan
sosialisasi mengenai standarisasi produk alas kaki dengan sadar
uji produk
dapat segera dilaksanakan. Mulai tahun bulan November 2017 BPIPI
mulai
memperluas pengujian kimia. Banyak perusahaan besar yang akan
mengekspor
alas kaki ke negara tujuan Eropa harus dilengkapi dengan
persyaratan ekolable.
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab I. Pendahuluan
4
Dan ini menjadi peluang BPIPI dalam memperluas layanan kepada
masyarakat
industri terutama industri alas kaki. Dengan adanya fasilitas
laboratorium ini
diharapkan semakin melengkapi pelayanan BPIPI sebagai salah satu
lembaga uji
dan sertifikasi produk alas kaki. Program kerjasama dengan
lembaga riset
industri seperti SATRA akan menjadi nilai tambah bagi BPIPI
dalam upaya
rebranding organisasi dimata industri besar, tentunya dengan
harapan segmen
industri besar dan menengah ini lebih banyak memanfaatkan
fasilitas testing di
BPIPI. Bagaimana dengan industri kecil, untuk IKM diharapkan
mendapatkan
fasilitas testing dengan pendekatan intervensi, dengan harapan
meningkatkan
kualitas produk alas kaki domestik.
BPIPI sebagai pusat penelitian dan pengembangan dapat
memberikan
kontribusi di bidang pengembangan desain produk persepatuan yang
up to date
serta dapat memberikan dukungan di dalam hal pembuatan pola dan
grading
hingga ke pembuatan Shoe Last dan Clicking Knifes yang effisien
dalam waktu
singkat. Didukung dengan seperangkat peralatan CAD / CAM dan
seperangkat
mesin pembuatan Shoe Last dan Clicking Knifes. Sebagai lembaga
jasa aktifitas
penting pada sisi internal ialah penelitian dan pengembangan
(R&D). Proses ini
membutuhkan kesiapan SDM internal BPIPI dan peralatan pendukung
yang
memadai. Sebagai fokus pengembangan, aktifitas R&D BPIPI
difokuskan pada
pengembangan–pengembangan peralatan/permesinan pada industri
alas kaki
yang tepat guna (TTG) dan pengembangan desain model sepatu
casual (kulit)
secara. Pada setiap aktifitas pelatihan sepatu khususnya desain
pada tiap-tiap
angkatan pelatihan akan diterapkan desain dan model yang
terbaru.
BPIPI sebagai pusat konsultasi teknis persepatuan dapat
memberikan
kontribusi dalam hal penyuluhan teknis atau bimbingan teknis
serta konsultasi
kepada produsen persepatuan agar dapat meningkatkan kualitas,
manajerial,
dan efisiensi. Bentuk pelayanan yang dijalankan oleh BPIPI ialah
memberikan
jasa konsultasi teknis persepatuan dan manajemen. Aktifitas ini
merupakan
wujud kepedulian terhadap keberlanjutan program-program yang
telah
dikembangkan. Fokus aktifitas ini lebih pada pendampingan dan
pembinaan
industri alas kaki baik kecil, menengah dan besar. Sebagai
bentuk korelasi
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab I. Pendahuluan
5
dengan layanan pertama BPIPI yaitu pelatihan dan pendidikan.
Konsultasi teknis
dan menejemen yang diberikan lebih dititikberatkan pada
bagaimana para alumni
sekaligus mitra atau partner yang tergabung pada rantai nilai
industri alas kaki
dapat menjalankan budaya kerja produktif dan efisien di
lapangan. Salah satu
alat atau metode penting yang BPIPI gunakan adalah bagaimana
setiap entitas
SDM atau perusahaan dapat menjalankan budaya 7S (Short, Set in
Order,
Shine, Sustain, Standart, Safety, Smile). Dengan pendampingan
industri baik
kecil, menengah, besar alas kaki, metode 7S cukup memberikan
nilai tambah
pada peningkatan produktifitas dan efisiensi. Tentunya penerapan
metode ini
tidak semuanya dapat disamakan untuk masing-masing entitas.
Banyak
tantangan yang dihadapi dalam menerapkan budaya tersebut,
disamping BPIPI
juga harus mempunyai budaya tersebut. Sehingga aplikasi
dilapangan akan
sangat berbeda untuk masing-masing perusahaan.
BPIPI sebagai pusat informasi dan perdagangan diharapkan
dapat
memberikan kontribusi dalam hal penyebaran informasi tentang
trend dan
perdagangan internasional yang berkenaan dengan persepatuan
dunia sehingga
diharapkan para produsen persepatuan dalam negeri dapat selalu
up to date
dengan perkembangan persepatuan di luar negeri. Di samping itu
BPIPI
berfungsi sebagai penghubung perdagangan antara pembeli dari
luar negeri
dengan produsen persepatuan dalam negeri. Terdapat dua aktifitas
penting yang
dilakukan yaitu mengikuti pameran dan misi dagang. Pada setiap
pameran yang
BPIPI ikuti selalu mengikutsertakan setidaknya industri kecil
dan menengah
untuk memamerkan produk unggulannya sekaligus memperkenalkan
profile
perusahaan, disamping misi BPIPI untuk sosialisasi kelembagaan
kepada calon-
calon mitra/partner BPIPI.
Dengan demikian maka melihat fungsi dari BPIPI maka sangat
bermanfaat
bagi produsen persepatuan di Indonesia untuk lebih mampu
bersaing dalam
percaturan perdagangan global.
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab I. Pendahuluan
6
C. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 103/M-
IND/PER/12/2008 perihal Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pengembangan
Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) sebagai Unit Pelaksana
Teknis (UPT)
yang langsung dibawah tanggung jawab Kementerian Perindustrian
cq Direktorat
Jenderal Industri Kecil dan Menengah dengan level struktur
organisasi eselon III.
Gambar 1.1. Struktur Organisasi BPIPI
Tugas Pokok masing-masing bagian/unit kerja adalah sebagai
berikut:
1. Kepala BPIPI
Mengemban tugas memimpin Balai Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia dalam hal perumusan pengembangan
organisasi, pembinaan dan dukungan adminitrasi di lingkungan
BPIPI.
2. Subbag Tata Usaha
Mengemban tugas pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan,
inventarisasi barang milik negera, tata persuratan,
perlengkapan,
kearsipan, tumah tangga, kordinasi penyusunan bahan rencana
dan
program, penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan serta
pengelolaan
perpustakaan BPIPI.
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab I. Pendahuluan
7
3. Pendidikan & Pelatihan
Mengemban tugas pelaksanaan penyusunan rencana, program dan
pendidikan dan pelatihan di bidang persepatuan dan
pelaksanaan
layanan bimbingan teknis produksi sepatu dan manajemen
persepatuan.
4. Desain & Pengembangan
Mengemban tugas Pelaksanaan pengembangan desain di bidang
persepatuan dan pelayanan informasi teknologi persepatuan.
Disamping itu terdapat kelompok fungsional yang mengemban
tugas
memberikan dukungan teknis untuk semua pelaksanaan
operasional
organisasi sesuai kompetensi yang dimiliki.
D. Potensi
Alas kaki merupupakan kebutuhan primer bagi masyarakat
sekarang,
bahkan alas kaki sekarang sudah menjadi trend fashion yang
perkembanganya
sangat pesat di dunia mode. Masyarakat sekarang bahkan memiliki
lebih dari
satu alas kaki dalam aktifitasnya. Mereka akan menyesuaikan
jenis alas kaki
yang mereka gunakan pada setiap aktifitas mereka. Selain itu,
pertambahan
jumlah penduduk berbanding lurus dengan peningkatan konsumsi
alas kaki,
mengingat pentingnya kegunaan alas kaki yang merupakan kebutuhan
primer
setiap manusia. Apabila dilihat dari proyeksi pertambahan
penduduk Indonesia
maka alas kaki merupakan peluang bisnis yang cukup bagus.
Hal ini mendorong produsen alas kaki untuk memenuhi
kebutuhan
masyarakat kini. Karena pentingnya peranan alas kaki yang
merupakan produk
konsumsi masyarakat, maka banyak industry alas kaki yang
berkembang di
Indonesia. Data yang masuk di BPIPI jumlah IKM alas kaki yang
ada di Indonesia
sebesar 32.562 IKM sedangkan perusahaan besar yang bergerak
dibidang
menurut data dari Aprisindo 2017 sebanyak 473 perusahaan.
Industry alas kaki
termasuk dalam klasifikasi industry padat karya sehingga dapat
dijadikan industry
unggulan dalam penyerapan tenaga kerja dan pemasukan devisa
Negara. Selain
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab I. Pendahuluan
8
itu, industri ini memberikan kontribusi yang cukup signifikan
terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan eksport.
Kebutuhan akan
produk alas kaki baik dalam negeri maupun luar negeri terus
meningkat.
Sehingga industri alas kaki di Indonesia baik IKM maupun
Industri besar selain
memenuhi pasar dalam negri juga memenuhi pasar luar negri. Pada
tahun 2016
data word footwear (APICCAPS) dimana Indonesia mendapatkan
peringkat ke 3
eksport alas kaki dunia dengan nilai eksport sebesar 259 juta
pasang atau
menyumbang pasar ekspor alas kaki sebesar 1.9% setelah China dan
Vietnam.
Gambar 1.2 ekspor alas kaki dunia
Negara tujuan ekport terbesar adalah Amerika Serikat, dimana
mencapai nilai
1.222.429,8 USD kemudian terbesar kedua adalah Belgia sebesar
380.343,9
USD dan Jerman sebesar 325.498,7 USD.
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab I. Pendahuluan
9
Gambar 1.3 tujuan ekspor alas kaki dunia
Dengan adanya peluang tersebut maka dalam rangka meningkatkan
daya
saing industry persepatuan pemerintah dalam hal ini Kementrian
Perindustrian
memasukan pengembangan industry persepatuan sebagai industry
prioritas dala
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (Peraturan Presiden No.7
Tahun
2005 – RPJM). Kementrian Perindustrian RI pun sudah menetapkan
Road Map
tersebut 3 milestone dalam upaya mencapai visi industri
persepatuan nasional
sebagai negara industri persepatuan berkualitas dunia. Dengan
sasaran-
sasaran strategis (kuantitatif & kualitatitif) dan action
plan yang sudah disepakati
bersama semua stakeholders diharapkan target jangka panjang
industri
persepatuan nasional dapat tercapai.
Fokus pembangunan industri persepatuan nasional mempunyai tujuan
utama:
• Penyerapan Tenaga Kerja
• Pertumbuhan Ekonomi & Investasi
• Peningkatan Devisa dengan mengurangi import dan meningkatkan
ekspor
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab I. Pendahuluan
10
Secara generik maka strategi industri nasional kedepan harus
diarahkan kepada
upaya memperkuat rantai nilai industri dalam negeri serta
menumbuh
kembangkan industri kecil dan menengah.
Dengan peluang tersebut maka Balai Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia yang merupakan satuan kerja dibawah
Direktorat
Jenderal IKM , Kementrian Perindustrian sesuai dengan tugas dan
fungsinya
memiliki berbagai layanan dibidang persepatuan dengan anggaran
dari Rupiah
murni maupun dari Pendapatan Negara Bukan Pajak diantaranya :
(1) Layanan
pengujian alas kaki, (2) Layanan konsultasi teknis, (3) Layanan
pendidikan dan
pelatihan, (4) pelayanan sewa mesin. Untuk itu Balai
Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia (BPIPI) telah memiliki saranan dan
prasarana yang
mendukung layanan tersebut.
a) Kelembagaan
BPIPI memiliki program utama yang merupakan pilar utama yaitu
Kowledge,
Training dan Design. Dimana pilar pertama yaitu Kowledge, BPIPI
akan
melakukan pengelolaan pengetahuan sampai dengan distribusinya
untuk
kepentingan stakeholder program antara lain industri,
Pemerintah, dan
lembaga pendidikan. Pilar kedua yaitu Training, BPIPI akan
berperan sebagai
center of human development for footwear Industry dengan
menyelengggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk
memenuhi
kebutuhan industri dan stakeholder alas kaki lainya. Sedangkan
pilar ke tiga
yaitu Design, BPIPI akan menjadi design center for footwear
industry. Ketiga
pilar tersebut dapat membantu industri yang mengelola bahan baku
(Industri
hulu) hingga industri yang menghasilkan produk akhir (industry
hilir). Industri
hulu alas kaki terletak pada bagaimana proses dan kualitas
produk bahan
baku alas kaki terjamin dan menunjang produk jadi alas kaki. Di
pusat rantai
nilai industri alas kaki, BPIPI bertanggungjawab pada penyiapan
SDM dan
standardisasi proses produksi. Sedangkan di sektor hilir, BPIPI
mampu
memberikan jaminan bahwa poduk akhir alas kaki berkualitas,
mampu
diterima pasar dengan baik dan menjadi produk unggulan
nasional.
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab I. Pendahuluan
11
Jika dilihat dari aspek kelembagaan Balai Pengembangan
Industri
Persepatuan Indonesia sudah cukup memadai dalam melaksanakan
tugas
dan fungsi serta visi dan misi yang sudah ditetapkan. BPIPI
secara tidak
langsung mempunyai peran yang sangat besar dalam mendukung
RIPIN
yang menempatakan industry alas kaki sebagai industry prioritas
dalam
meningkatkan perekonomian di Indonesia. Aspek kelembagaan
Balai
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia perlu ditingkatkan
dalam
memperkuat peran BPIPI dalam mendukung perekonomian Negara.
Dalam peranya Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
(BPIPI)
mempunyai 3 pilar yang menjadi Training, Knowledge dan Design.
Dalam
meningkatkan program 3 pilar Balai Pengembangan Industri
Persepatuan
didukung oleh kegiatan design dan pengembangan bidang alas
kaki,
pendidikan dan pelatihan alas kaki, laboratorium pengujian,
Lembaga
sertifikasi personel, Balai Pengembangan Industri Persepatuan
dalam
organisasinya sudah menerapkan ISO 9001 : 2015.
• Design dan Pengembangan
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI)
mempunyai program dinataranya: (1) Prototype design, dimana
BPIPI
mendesain alas kaki hingga menjadi prototype dimana prototype
karya
BPIPI dapat di produksi oleh Industri Kecil dan Menengah. Ini
menjadi
sasaran target BPIPI dalam pembinaan terhadap Industri kecil
dan
Menengah. (2) 3 in 1 Creative center : dimana dalam
meningkatan
kreatifitas dan inovasi dunia persepatuan, BPIPI
meyelengarakan
lomba tingkat Internasional diantaranya lomba design sepatu,
lomba
fotografi dan lomba videografi. (3) BPIPI didukung peralatan
design
yang cukup memadai diantaranya unit computer design dan shoe
maker yang dimiliki BPIPI sebagai pendukung dalam
melaksanakan
tugas dan fungsi design dan pengembangan.
• Laboratorium uji alas kaki
BPIPI memiliki laboratorium pengujian alas kaki yang sudah
terakreditasi ISO 17025:2005 dengan ruang lingkup untuk : (1)
sepatu
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab I. Pendahuluan
12
pengaman, (2) sepatu Pria ,(3) sepatu wanita, (4) sepatu olah
raga, (5)
sepatu dinas harian dan (6) sepatu dinas lapangan. Dengan
tes
methode SNI, ISO, SNI ISO, SATRA, Adidas dll. Laboratorium
BPIPI
dilengkapi dengan peralatan yang uptodate dan lengkap dalam
menunjang kegiatan pengujian. Dimulai tahun 2017
Laboratorium
BPIPI dilengkapi dengan pengujian kimia untuk mendukung
ekolable
alas kaki dan memenuhi kebutuhan industri besar dalam
mendukung
ekspor ke negara Eropa yang mempersyaratkan ecolable.
• Pusat Pendidikan dan Pelatihan sepatu
Balai Pengembangan Industri Persepatuan sebagai pusat
pendidikan
dan pelatihan. Hingga tahun 2017 alumni BPIPI mencapai 4000
orang
yang sudah dilatih oleh BPIPI. BPIPI memiliki 12 instruktur
dengan
berbagai bidang pelatihan. Jenis pelatihan yang sudah
diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Industri Persepatuan
diantaranya : pelatihan jahit upper alas kaki, desain alas kaki
grading
alas kaki, pembuatan produk kulit, manajemen alas kaki,
teknologi alas
kaki untuk TPL, Teknisi msin jahit, assembling dan teknologi
produksi
alas kaki.
Selain pelatihan reguler dalam rangka meningkatkan kegiatan
PNBP
BPIPI menyelenggarakan pelatihan short course bagi yang
berminat
pembelajaran mengenai sepatu untuk masyarakat umum.
• Lembaga Sertifikasi Sertifikasi Persnonel P1
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia mempunyai
Lembaga Sertifikasi Personel P1 untuk menjamin kompetensi
dari
IKM/personel yang sudah di latih. Ruang lingkup LSP P1 adalah
jahit
upper. LSP P1 BPIPI juga sudah dilengkapi dengan Tempat Uji
Kompetensi (TUK) yang memadai untuk lingkup yang ada.
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab I. Pendahuluan
13
b) Kemampuan layanan
Selain layanan kelembagaan Desain, diklat , lab. Uji, LSP P1
Balai
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia mempunyai jasa
layanan
yang lain diantaranya :
1. Konsultasi Teknis bidang persepatuan
2. Jasa layanan sewa mesin untuk IKM/masyarakat umum
3. Sebagai pusat informasi persepatuan
4. Diklat 3 in 1 yang bekerjasama dengan Pusat Pendidikan dan
Pelatihan,
Kementrian Perindustrian
c) Sumber Daya Manusia
Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya Balai Pengembangan
Industri
Persepatuan Indonesia (BPIPI) didukung oleh 40 ora ng. Sumber
daya yang
dimiliki oleh BPIPI merupakan potansi yang penting dalam
menyelenggarakan
tugasn dan fungsi BPIPI. SDM yang berjumlah 40 orang terdiri
dari karyawan
PNS sebanyak 24 orang, 11 Tenaga ahli non PNS, 5 orang adalah
tenaga
non PNS. Jabatan yang ada di BPIPI terdiri dari eselon III
sebanyak 1 orang,
eseon 4 sebanyak 3 orang. Di BPIPI belum ada jabatan fungsional
khusus,
masih fungsional umum. Rician profil SDM menurut jabatan dan
pendidikan
dapat dilihat pada tabel 1.2.
Tabel 1.1 Profil SDM berdasarkan jabatan
No Jabatan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
2017
1 Struktural eselon III 1 1 1 1 1 1 1 1
2 Struktural eselon IV 3 3 3 3 3 3 3 3
3 Bendahara penerimaan
1 1 1 1 1 1 1 1
4 Fungsional umum 34 34 34 34 33 36 37 37
Jumlah 39 39 39 39 38 40 41 41
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab I. Pendahuluan
14
Tabel 1.2 Profil SDM berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
2017
1 Magister 1 1 2 2 2 2 2 2
2 Sarjana 9 9 9 9 10 11 13 13
3 Diploma III 9 9 9 9 8 9 9 9
4 SMA/Sederajat 20 20 20 20 19 17 15 15
5 SD 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 39 39 39 39 38 40 41 41
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab III Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
15
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN
KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS ORGANISASI
Seperti yang diamanatkan dalam renstra Kementrian Perindustrian
dan
Perdagangan tujuan dari pembangunan industry adalah “
Terbangunnya Industri
yang Tangguh dan Berdaya Saing” pada kurun lima tahun (tahun
2014 -2019).
Tujuan tersebut akan dicapai dengan sasaran strategis yang
ditetapkan sebagai
langkah dalam pencapaian tujuan pembangunan industry. Dalam
mendukung
pencapaian visi, misi, sasaran dan target pembangunan nasional
yang
diamanatkan dalam RPJMN 2015 – 2019, maka Visi Kementrian
Perindustrian
adalah “ Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya saing
dengan Struktur
Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan
“. Dengan
visi yang diembannya menjadikan Indonesia sebagai negara
industry tangguh
didunia sekaligus mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang adil
dan makmur.
Misi pembangunan Industri :
1. Memperkuat dan memperdalm struktur industry nasional
untuk
mewujudkan industry nasional yang mandiri, berdaya saing, maju
dan
berwawasan lingkungan,
2. Meningatkan nilai tambah didalam negeri melalui pengelolaan
sumber
daya industry yang berkelanjutan dan meningkatkan penguasaan
teknologi dan inovasi,
3. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan
kerja,
4. Pemerataan pembangunan industry ke seluruh wilayah Indonesia
guna
memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional.
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab III Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
16
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia merupaka
satuan kerja
dibawah Direktorat Jendral Industri Kecil dan Menengah,
Kementrian
Perindustrian menjadikan Renstra Kementrian Perindustrian dan
Renstra
Direktorat Jendral IKM sebagai pedoman untuk mensinergikan arah
kebijakan
dan arah pembangunan yang akan dicapai. Dalam mensinergikan
dengan
Kementrian Perindustrian Direktorat Jendral IKM mewujudkannya
dalam visinya
“ mewujudkan Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang berdaya
saing global”,
dengan misi :
• Meningkatkan Pengetahuan dan Ketrampilan SDM berbasis
kompetensi
• Mendorong tumbuhnya wirausaha baru
• Mendorong peningkatan penguasaan dan penerapan teknologi
modern
• Mendorong peninggkatan perluasan pasar
• Mendorong peningkatan nilai tambah
• Mendorong perluasan akses sumber pembiayaan
• Mendorong penyebaran pembangunan IKM di Luar Jawa
Melalui visi, misi dan sasaran strategis Balai Pengembangan
Industri
Persepatuan menjabarkan arah pembangunan sinergi dengan Dirjen
IKM dan
Kementrian Perindustrian.
Mengacu pada arah kebijakan RPJMN 2015 – 2019 , arah kebijakan
dan strategi
pembangunan industry nasional menentukan 10 industri prioritas
yang akan
dikembangkan pada tahun 2014 – 2019. Kesepuluh industry
prioritas tersebut
dikelompokkan kedalam 6 (enam) industry andalan , 1 industri
pendukung dan 3
(tiga) industry hulu. Sektor alas kaki yang juga merupakan tugas
dan fungsi
Balai Pengembangan Indsutri Persepatuan Indonesia (BPIPI)
termasuk dalam
arah kebijakan dan strategi pembangunan industry dan termasuk
dalam industry
andalan. Penjabaran arah pembangunan yang diselaraskan dengan
tugas dan
fungsi BPIPI akan menjadi fokus sasaran strategi pada setiap
kegiatan tahunan
sesuai dengan kompetensi yang dimiliki BPIPI.
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab III Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
17
Sebagai implementasi visi dan misi Kementrian Perindustrian
dan
Direktorat Jendral Industri Kecil dan Menengah maka visi BPIPI
adalah sebagai
berikut:
Visi Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia adalah
:
”Mewujudkan Pusat Pelayanan yang Profesional Menuju Industri
Persepatuan Berdaya Saing Global”
Deskripsi Organisasi :
1. Mewujudkan : Merupakan bentuk lain dari komitmen semangat tim
baik
secara fisik maupun spirit terhadap sasaran dan tujuan
bersama
2. Pusat Pelayanan : Sebuah konsep sekaligus implementasi
bagaimana
secara total memberikan penghargaan kepada pelanggan dengan
layanan,
dimana masing-masing personil organisasi adalah pelayan dengan
sebaik-
baiknya melayani orang lain dan diri sendiri.
3. Profesional : Sebuah tahapan organisasi atau personil yang
sudah melalui
proses panjang pengabdian kepada ilmu pengetahuan dan
lingkungan
sehingga sangat layak baik secara organisasi atau personil
memberikan
layanan sesuai kapasitas dan wewenangnya
4. Industri Persepatuan : Sebuah potensi bangsa yang layak untuk
dijadikan
pengabdian bagi generasi bangsa. Sebuah potensi yang
menggerakkan
sumber daya dan ekonomi lokal, yang harus terus menerus
dikembangkan
guna kepeningan bangsa.
5. Berdaya : Tidak hanya tuntutan semata, menjadi organisasi
sekaligus yang
berdaya, mempunyai kekuatan, energi positif, kapasitas,
wewenang, fokus
dan kejujuran sudah menjadi kewajiban.
6. Saing : Merupakan konteks kompetitif bagaimana posisi
tawar
organisasi/personil di mata pihak lain, sekaligus merupakan
konten
komparatif bagaimana organisasi/personil mempunyai kinerja yang
mampu
di nilai oleh ukuran-ukuran normatif.
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab III Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
18
7. Global : Ruang lingkup organisasi yang semakin hari semakin
tiada batas
dan dinamis menuntut perubahan pola pikir/paradigma yang
inivatif dan tiada
batas.
M I S I :
- Memberikan pelayanan pendidikan dan pelatihan
- Memberikan bantuan konsultasi teknis dan manajemen
- Mengembangkan pusat desain persepatuan
- Memberikan informasi teknologi dan promosi persepatuan
- Memberikan pelayanan pengujian mutu / sertifikasi
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
1. Tujuan Strategis
Tujuan merupakan suatu hasil akhir yang ingin dicapai oleh
Balai
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI), dalam
menetapkan
tujuan memperhatikan penjabaran atau implementasi dari misi yang
akan
dicapai dalam kurun lima tahun.
Sesuai dengan tugas dan fungsi BPIPI sebagai pusat pendidikan
dan
pelatihan, desain dan pengembangan dibidang persepatuan maka
tujuan
utama BPIPI adalah:
"Meningkatkan industri persepatuan menjadi industri yang tangguh
dan
berdaya saing global"
Dengan indikator tujuan utama adalah sebagai berikut :
• Kontribusi IKM persepatuan terhadap IKM keseluruhan
2. Sasaran Strategis
Sasaran strategis disini merupakan penjabaran dari tujuan secara
terukur,
yaitu sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh
organisasi setiap
tahun dalam kurun waktu 5 tahun. Penetapan sasaran dirumuskan
lebih
spesifik, terukur, berorientasi pada hasil, dapat dicapai, dan
memiliki kurun
waktu satu tahun. Dalam sasaran dirancang pula indikator
pencapaian
sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran
yang telah
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab III Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
19
diidentifikasi untuk mewujudkan pada tahun bersangkutan dan
disertai dengan
targetnya msing – masing. Sasaran Balai Pengembangan
Industri
Persepatuan Indonesia (BPIPI) merupakan bagian integral dari
proses
perencanaan strategis dan ditetapkan untuk dapat menjamin
suksesnya
pelaksanaan jangka menengah yang bersifat menyeluruh, serta
untuk
memudahkan pengandalian dan pemantauan kinerja organisasi.
Sasaran
strategis balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
mengacu pada
sasaran strategis pembangunan industri Kementrian Perindustrian
yaitu :
➢ Meningkatnya peran IKM dalam Perekonomian Nasional
➢ Meningkatknya penyerapan tenaga kerja di sektor industri
Maka ditetapkan untuk kurun waktu 2015 – 2019 adalah sebagai
berikut :
I. PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN :
• Sasaran Strategis 1. Penumbuhan Jumlah Wirausaha Baru
Indikator kinerja:
a. Jumlah wirausaha industri kecil baru
II. PERSPEKTIF PROSES INTERNAL :
• Sasaran Strategis 1. Meningkatnya kemampuan sentra, unit
pelayanan teknis (UPT),tenaga penyuluh lapangan (TPL) serta
konsultan industri kecil dan menengah.
Indikator kinerja:
a. Jumlah Tenaga Penyuluh Lapangan
• Sasaran Strategis 2. Meningkatnya kerjasama dengan lembaga
pendidikan, lembaga penelitian dan pengembangan serta
asosiasi
industri dan asosiasi profesi terkait
Indikator Kinerja :
a. Jumlah kerjasama dengan lembaga pendidikan, lembaga
penelitian dan pengembangan serta asosiasi industri.
b. Penyerapan jumlah tenaga kerja industri
c. Perluasan ruang lingkup LSP P1 BPIPI
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab III Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
20
• Sasaran Strategis 3. Meningkatnya kompetensi SDM dan
Sertifikasi
kompetensi
Indikator Kinerja :
a. Jumlah IKM/Tenaga Kerja/Alumni yang mendapat sertifikat
kompetensi
• Sasaran Strategis 4. Terfasilitasnya Bantuan Bimbingan
Teknis
Indikator Kinerja:
a. Jumlah pelaku usaha dari IKM yang mendapat bimbingan
teknis
alas kaki
• Sasaran Strategis 5. Peningkatan Pengembangan Produk
Indikator kinerja:
a. Jumlah IKM/peserta yang mengikuti Lomba Desain Alas Kaki
Nasional
b. Jumlah IKM/peserta yang mengikuti Lomba Fotografi Alas
Kaki
Nasional
c. Jumlah IKM/peserta yang mengikuti Lomba videografi Alas
Kaki
Nasional
d. Jumlah Prototype hasil desain BPIPI
e. Jumlah prototype yang di produksi oleh IKM
• Sasaran Strategis 6. Peningkatan Segmen dan Perluasan
Pasar
Indikator kinerja :
a. Jumlah media promosi
III. PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI :
• Sasaran Strategis 1. SDM yang kompeten
Indikator kinerja
” Jumlah SDM yang kompeten”
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab III Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
21
• Sasaran Strategis 2. Sistem Informasi yang andal
Indikator kinerja:
”Jumlah aplikasi system informasi yang dikembangkan berjalan
90%”
• Sasaran Strategis 3. Sistem Perencanaan dan penganggaran
yang
berkualitas
Indikator kinerja:
”Tingkat kesesuaian rencana kegiatan dengan dokumen
perencanaan”
• Sasaran Strategis 4. Sistem tatakelola keuangan dan BMN
yang
transparan dan akunable
Indikator kinerja:
”Tingkat Penyerapan anggaran”
• Sasaran Strategis 5. Sistem Pengendalian internal yang
efektif
Indikator kinerja:
1. Temuan audit eksternal SNI ISO 17025 : 2008 dan ISO 9001
:2015
2. Perluasan ruang lingkup laboratorium uji (SNI ISO
17025:2008)
3. Laporan Hasil uji Laboratorium BPIPI
4. Level Keluhan Pelanggan
• Sasaran 5. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
pembangunan industry
Indikator kinerja:
”Nilai SAKIP BPIPI”
Tujuan dan sasaran strategis Balai Pengembangan Industri
Persepatuan
Indonesia tertuang dalam matrik rencana strategis 2014 -
2019.
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab III Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
22
Tabel 2.1 matrik rencana strategis BPIPI 2015 – 2019
1 2 3
Jumlah wirausaha industri kecil yang mendapatkan
program pengembangan usaha
Jumlah wirausaha industri kecil baru
Jumlah Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL)
Jumlah Konsultan IKM
Penyerapan Jumlah tenaga Kerja
Jumlah Kerjasama
Lembaga sertifikasi persnel
Perluasan ruang lingkup LSP
Meningkatnya kompetensi SDM dan sertifikasi Kompetensi Jumlah
IKM/Tenaga Kerja/Alumni yang
memperoleh sertifikat kompetensi
Terfasilitasinya bantuan bimbingan teknis Jumlah IKM yang
mendapat pelatihan
Jumlah IKM/ Peserta yang mengikuti Lomba Desain
Alas Kaki Nasional
Jumlah IKM/ Peserta yang mengikuti Lomba
Fotografi Alas Kaki Nasional
Jumlah IKM/ Peserta yang mengikuti Lomba
Videografi Alas Kaki Nasional
Jumlah Prototype
Jumlah prototype yang diproduksi IKM
Jumlah IKM yang difasilitasi ikut pameran
Jumlah Media Promosi
SDM yang kompeten Jumlah SDM yang Kompeten
Sistem informasi yang andal Jumlah aplikasi Sistem informasi
yang
dikembangkan
Sistem perencanaan dan penganggaran yang
berkualitas
Tingkat kesesuaian rencana kegiatan dengan
dokumen perencanaan
Sistem tatakelola keuangan dan BMN yang transparan
dan akuntabel
Tingkat penyerapan anggaran
Sistem Pengendalian internal yang efektif Temuan Audit
Eksternal
Jumlah LHU yang diterbitkan
Level kepuasan pelanggan
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
pembangunan industry
Nilai SAKIP BPIPI
Tujuan Sasaran Strategis (SS) Indikator kinerja
Kontribusi IKM Persepatuan
terhadap IKM keseluruhan
Peningkatan pengembangan produk
Peningkaan Segmen dan Peluasan Pasar
Meningkatnya Kemampuan sentra, Unit Pelayanan
Teknis, Tenaga Penyuluh Lapangan serta Konsultan
Industri Kecil dan Menengah
Meningkatnya kerjasama dengan Lembaga Pendidikan,
Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta asosiasi
industri dan asosiasi profesi terkait
Penumbuhkan wirausaha baru
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab III Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
23
B. RENCANA KINERJA
Rencana kinerja Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia tahun
2017 ini disusun berdasarkan matriks Rencana Strategis BPIPI
periode 2015 –
2019. Sasaran strategis adalah penjabaran dari tujuan secara
terukur, yaitu
sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh
organisasi dalam kurun
waktu satu tahun. Penetapan sasaran dirumuskan lebih spesifik,
terukur,
berorientasi pada hasil, dapat dicapai, dan memiliki kurun waktu
satu tahun.
Dalam sasaran dirancang pula indikator pencapaian sasaran, yaitu
ukuran tngkat
keberhasilan pencapaian sasaran yang telah diidentifikasi untuk
diwujudkan pada
tahun bersangkutan dan disertai dengan targetnya masing – masing
.
Sasaran diupayakan dapat dicapai dalam kurun waktu
perencanaan
strategi secara berkelanjutan (sustainable) dan memiliki
dukungan secara nyata
terhadap tujuan yang ditetapkan di dalam rencana stategis.Dalam
hal ini rencana
kinerja Balai Pengembangan Indsutri Persepatuan mengacu pada
sasaran
strategis Renstra Kementrian Perindustrian tahun 2015 – 2019
yaitu :
➢ Meningkatnya peran IKM dalam Perekonomian Nasional
➢ Meningkatknya penyerapan tenaga kerja di sektor industri
Dimana sasaran Direktorat Jenderal IKM sinergi dengan sasaran
dari Kementrian
Perindustrian yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Dirjen IKM,
dan dengan
mempertimbangkan sasaran dari eselon diatasnya dan
Kementrian
Perindustrian, sasaran yang ingin di capai Balai Pengembangan
Industri
Persepatuan Indonesia (BPIPI) adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya Jumlah Wirausaha Baru/Wira Usaha Menengah
Baru
2. Meningkatnya kemampuan sentra, unit pelayanan teknis
(UPT),tenaga
penyuluh lapangan (TPL) serta konsultan industri kecil dan
menengah.
3. Meningkatnya kerjasama dengan lembaga pendidikan, lembaga
penelitian
dan pengembangan serta asosiasi industri dan asosiasi profesi
terkait
4. Meningkatnya kompetensi SDM dan Sertifikasi kompetensi
5. Terfasilitasinya bantuan bimbingan teknis
6. Peningkatan Pengembangan Produk
7. Peningkatan Segmen dan Perluasan Pasar
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab III Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
24
8. Meningkatkan layanan dukungan manajemen
Sasaran diupayakan dapat dicapai dalam kurun waktu perencanaan
strategi
secara berkelanjutan (sustainable) dan memiliki dukungan secara
nyata terhadap
tujuan yang ditetapkan di dalam rencana strategis. Untuk
mewujudkan sasaran
strategis tersebut BPIPI menyusun rencana kinerja dengan
mempertimbangkan
dengan kompetensi, SDM dan anggaran yang dialokasikan untuk
BPIPI.
Rencana kinerja Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.2 Rencana Kinerja
Sasaran Strategis Indikator kinerja Satuan Target
1 2 3 4
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
Penumbuhkan wirausaha baru Jumlah wirausaha industri kecil
baru
IKM 50
PERSPEKTIF PROSES INTERNAL
Meningkatnya Kemampuan sentra, Unit Pelayanan Teknis, Tenaga
Penyuluh Lapangan serta Konsultan Industri Kecil dan Menengah
Jumlah Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL)
TPL 20
Meningkatnya kerjasama dengan Lembaga Pendidikan, Lembaga
Penelitian dan Pengembangan serta asosiasi industri dan asosiasi
profesi terkait
Penyerapan Jumlah tenaga Kerja TK 2000
Jumlah Kerjasama KS 1
Perluasan ruang lingkup LSP RL 1
Meningkatnya kompetensi SDM dan sertifikasi Kompetensi
Jumlah IKM/Tenaga Kerja/Alumni yang memperoleh sertifikat
kompetensi
TN 2000
Terfasilitasinya bantuan bimbingan teknis Jumlah IKM yang
mendapat pelatihan
IKM 260
Peningkatan pengembangan produk Jumlah IKM/ Peserta yang
mengikuti Lomba Desain Alas Kaki Nasional
Karya 400
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab III Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
25
Jumlah IKM/ Peserta yang mengikuti Lomba Fotografi Alas Kaki
Nasional
Karya 300
Jumlah IKM/ Peserta yang mengikuti Lomba Videografi Alas Kaki
Nasional
Karya 50
Jumlah Prototype Karya 20
Jumlah prototype yang diproduksi IKM
Prototype 2
Peningkaan Segmen dan Peluasan Pasar Jumlah Media Promosi Paket
3
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI
SDM yang kompeten Jumlah SDM yang Kompeten SDM 3
Sistem informasi yang andal Jumlah aplikasi Sistem informasi
yang dikembangkan Paket
2
Sistem perencanaan dan penganggaran yang berkualitas
Tingkat kesesuaian rencana kegiatan dengan dokumen
perencanaan
persen 95
Sistem tatakelola keuangan dan BMN yang transparan dan
akuntabel
Tingkat penyerapan anggaran persen 95
Sistem Pengendalian internal yang efektif Temuan Audit Eksternal
LK mayor 0
Jumlah LHU yang diterbitkan LHU 200
Level kepuasan pelanggan nilai B
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pembangunan
industry
Nilai SAKIP BPIPI Nilai 75
C. RENCANA ANGGARAN
Pada awal tahun 2017 , Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
mendapatkan pagu anggaran dari APBN melalui DIPA sebanyak
Rp.
10.500.000.000,-. Pagu anggaran tersebut terdiri dari Rupiah
Murni dan PNBP.
Dimana Rincian anggaran dapat dilihat pada tabel berikut :
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab III Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
26
Tabel 2.3 Rincian Anggaran 2017
OUTPUT URAIAN PAGU (Rp) (Ribuan)
Program Program Penumbuhan dan Pengembangan IKM 10.500.000
Kegiatan Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan dan
Pengembangan IKM
10.500.000
Output 023
UPT yang Mendapatkan Fasilitasi Peningkatan Kemampuan
7.666.351
A. Pembayaran Honorarium Kegiatan BPIPI (Tenaga Ahli
dan Operator) 574.800
B. Belanja Penunjang Perkantoran 384.440
C. Perjalanan Dinas dalam Rangka Koordinasi
Pusat/Daerah 494.730
D. Administrasi Kegiatan 160.920
E. Operasional Pendukung Kegiatan PNBP 120.000
F. Pemeliharaan Sertifikasi ISO 9001-2008 & Akreditasi
17025-2005 85.750
G. Temu Pelanggan BPIPI-Wilayah Tangerang 41.300
H. Penyelenggaraan Rapat Kerja Internal Implementasi
Program 58.050
I. Pembuatan Sistem Informasi Layanan Terpadu BPIPI 240.000
K. Survaillan LSP & TUK Alas Kaki 6.400
L. Uji Coba Pasar Dalam Negeri 89.200
M. Perjalanan Dinas dalam Rangka
Koordinasi/Undangan/Studi Banding/Uji Coba Pasar Luar Negeri
100.000
N. Media/Alat Promosi 100.000
O. Temu Pelanggan BPIPI-Wilayah Bogor 50.600
P. Pelatihan Peningkatan Kompetensi SDM BPIPI 94.951
Q. Rekruitmen Peserta Bimbingan Teknis Alas kaki 113.600
R. Lomba Desain Alas Kaki, Photography & Videography
Nasional 229.000
V. Bimbingan Teknis Grading Alas Kaki 187.640
X. Bimbingan Teknis Jahit Upper Alas Kaki 374.992
Y. Bimbingan Teknis Desain Alas Kaki 367.320
Z. Bimbingan Teknis Manajemen Alas Kaki 162.944
AA. Bimbingan Teknis Pembuatan Produk Kulit 185.360
AB. Bimbingan Teknis Teknisi Mesin Jahit 354.552
AC. Bimbingan Teknis Teknologi Produksi Alas Kaki untuk IKM dan
TPL
358.800
AE. Bimbingan Teknis Assembling Alas kaki 179.352
AH. Revitalisasi Sarana Workshop & Pendukung Perkantoran
1.176.000
AI. Implementasi Produksi Pemasaran dan Promosi 395.000
AJ. Operasional Creative Development Centre 306.000
AM. Operasional Pendukung 674.650
994 Layanan Perkantoran 2.833.649
A. Pembayaran Gaji dan Tunjangan 2.446.199
AK. Perawatan Sarana & Prasarana 138.250
AL. Perawatan Perkantoran 223.700
AM. Pakaian/seragam Dinas 25.500
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab III Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
27
Komposisi Angggaran DIPA BPIPI Tahun 2017
Pada Tahun Anggaran 2017, Balai Pengembangan Industri
Persepatuan indonesia memperoleh Pagu Anggaran dari APBN
sebesar
Rp.10.500.000.000,- yang terdiri dari sumber anggaran rupiah
murni (RM)
sebesar Rp.10.380.000.000,- dan sumber anggaran PNBP sebesar
Rp.120.000.000,-. Nilai pagu anggaran berdasarkan jenis belanja
dapat
dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.4
Rincian Alokasi Per Sumber Dana dan jenis Belanja
Sumber Dana
Jenis Belanja (Dalam Ribuan Rupiah)
Jumlah (Rp) Belanja Pegawai
Belanja Barang Belanja Modal
RM 2.446.199 6.757.801 1.176.000 10.380.000
PNBP - 102.000 - 120.000
Total 2.446.199 6.877.801 1.176.000 10.500.000
D. DO KUMEN PERJANJIAN KINERJA
Salah satu tahapan system akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah yang
termuat dalam Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang
system
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah penyusunan
perjanjian kinerja.
Dengan perjanjian kinerja maka terwujud komitmen antara
Organisasi Balai
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) dengan
Direktorat
Jendral IKM Kementrian Perindustrian. Tujuan dari perjanjian
kinerja yang
disepakati kedua belah pihak adalah : (1) sebagai wujud nyata
komitmrn antara
Direktorat Jendral IKM dengan BPIPI untuk meningkatkan
integritas, akunabilitas,
transparasi, dan kinerja aparatur, (2) menciptakan tolok ukur
kinerja sebagai
dasar evaluasi kinerja aparatur, (3) sebagai dasar penilaian
keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasarn organisasi
dan sebagai
dasar pemberian penghagaan dan sanksi, (4) sebagai dasar
Direktorat Jendral
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab III Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
28
IKM untuk melakukan monitoring, evaluaasi dan supervise atas
perkembangan/kemajuan kinerja pimpinan BPIPI, (5) sebagai dasar
dalam
penetapan sasaran kinerja pegawai.
Tahun 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
(BPIPI)
menetapkan rencana kinerja tahun 2017 sebagi dokumen perjanjian
kinerja
BPIPI tahun 2017. Dimana perjanjian kinerja BPIPI tahun 2017
adalah sebagai
berikut :
Table 2.5 Perjanjian Kinerja BPIPI tahun 2017
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Perspektif Pemangku Kepentingan / Stakeholder (S)
1 Meningkatnya jumlah Wirausaha Industri Baru
Jumlah Wirausaha industri Kecil Baru 50 IKM
Perspektif Proses Pelaksanaan Tugas Pokok (T)
1
Meningkatnya Kemampuan sentra, Unit Pelayanan Teknis, Tenaga
Penyuluh Lapangan serta Konsultan Industri Kecil dan Menengah
Jumlah Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) 20 TPL
2 Meningkatnya kerjasama dengan Lembaga Pendidikan, Lembaga
Penelitian dan Pengembangan serta asosiasi industri dan asosiasi
profesi terkait
Penyerapan jumlah tenaga kerja industri 2000 Orang
Perluasan ruang lingkup LSP P1 BPIPI 1 Ruang Lingkup
3 Meningkatnya kompetensi SDM dan sertifikasi Kompetensi
Jumlah tenaga kerja yang memperoleh sertifikat kompetensi
2000 orang
4 Terfasilitasinya bantuan bimbingan teknis
Jumlah pelaku usaha dari IKM yang mendapat bimbingan teknis
240 pelaku usaha
5 Peningkatan pengembangan produk
Jumlah peserta yang mengikuti lomba desain alas kaki
nasional
400 karya
Jumlah peserta yang mengikuti lomba fotografi nasional
400 karya
Jumlah peserta yang mengikuti lomba videografi nasional
50 karya
Jumlah prototype yang diproduksi IKM 2 prototype
6 Peningkatan Segmen dan Perluasan Pasar
Jumlah media promosi 3 media
Perspektif Peningkatan Kapasitas Kelembagaan (L)
1 Sistem informasi yang andal
Jumlah aplikasi sistem informasi yang
dikembangkan berjalan 90%
2 Modul
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab III Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
29
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
2 Sistem perencanaan dan penganggaran yang berkualitas
Tingkat kesesuaian rencana kegiatan dengan dokumen
perencaaan
95 persen
3 Sistem tatakelola keuangan dan BMN yang transparan dan
akuntabel
Tingkat penyerapan anggaran 95 persen
4 Sistem pengendalian internal yang efektif
Temuan audit eksternal SNI ISO 17025 :2008 dan ISO 9001:2008
0 mayor
Perluasan ruang lingkup laboratorium uji (SNI ISO 17025 : 2008
)
min 5 parameter
Laporan hasil uji laboratorium BPIPI 200 LHU
Level kepuasan pelanggan B = BAIK
5 Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pembangunan
industri
Nilai SAKIP BPIPI Min 70
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab III Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
30
Tabel 2.6 Rencana Aksi Perjanjian Kinerja BPIPI
% Target
AntaraRencana Kegiatan
% Target
AntaraRencana Kegiatan
% Target
AntaraRencana Kegiatan
% Target
AntaraRencana Kegiatan
1 Meningkatnya jumlah Wirausaha
Industri Baru
Jumlah Wirausaha Industri Kecil
Baru
20 IKM 0% - Survey sumber daya
berpotensi ( Lokasi, SDM)
- Melakukan peningkatan
kompetensi SDM alas kaki
berpotensi melalui bimtek untuk
25% - melakukan peningkatan
kompetensi sumber daya
manuasia melalui bimtek untuk
menjadi IKM
50% '- Melakukan peningkatan
kompetensi sumber daya
manuasia melalui bimtek untuk
menjadi IKM
100% - melakukan peningkatan
kompetensi sumber daya
manusia melalui bimtek untuk
menjadi IKM
1 Meningkatnya Kemampuan sentra,
Unit Pelayanan Teknis, Tenaga
Penyuluh Lapangan serta Konsultan
Industri Kecil dan Menengah
Jumlah Tenaga Penyuluh
Lapangan (TPL)
20 TPL 30% - Identifikasi Tenaga Penyuluh
Lapangan alas kaki
- Identifikasi peserta dari daerah
yang berpotensi untuk IKM alas
kaki
80% - bimbingan teknis alas kaki
untuk Tenaga Penyuluh
Lapangan
20% - Bimbingan teknis alas kaki
untuk Tenaga Penyuluh
Lapangan
100% Bimbingan teknis alas kaki
untuk Tenaga Penyuluh
Lapangan
Penyerapan jumlah tenaga kerja
industri
2000 orang/TK 25% - melakukan kerjasama dengan
perusahaan sektor alas kaki
- melakukan kerjasama
pelatihan dengan universitas
- membuat MoU
- pelaksanaan tindak lanjut
kerjasama
- Evaluasi
50% - melakukan kerjasama dengan
perusahaan sektor alas kaki
- melakukan kerjasama
pelatihan dengan universitas
- membuat MoU
- pelaksanaan tindak lanjut
kerjasama
- Evaluasi
75% - Penempatan tenaga kerja 45% Penempatan tenaga kerja
Perluasan Ruang Lingkup LSP P1
BPIPI
1RL 25% - identifikasi Kompetensi yang
di butuhkan industri
-persiapan perangkan asesmen
yang dibutuhkan -
Mepersiapkan TUK uji
kompetensi yang bisa
digunakan untuk uji
50% - mempersiapkan SDM yang
kompeten dalam asesmen -
membuat perangkat assesmen
dan membuat dokumen
pendukung asesmen -
verifikasi TUK
75% - Uji Coba Perangkat
Assesment
100% Uji Coba Perangkat Assesment
- sertifikasi oleh BNSP
4 Meningkatkatnya kompetensi SDM
dan sertifikasi kompetensi
jmulah tenaga kerja yang
memperoleh sertifikat kompetensi
2000 TK 25% - melakukan kerjasama dengan
perusahaan sektor alas kaki
- melakukan kerjasama
pelatihan dengan universitas
- membuat MoU
- pelaksanaan tindak lanjut
kerjasama -
Evaluasi
50% - melakukan kerjasama dengan
perusahaan sektor alas kaki
- melakukan kerjasama
pelatihan dengan universitas
- membuat MoU
- pelaksanaan tindak lanjut
kerjasama -
Evaluasi
75% - Pelaksanaan Training 3 in 1
- Uji kompetensi
100% - Pelaksanaan Training 3 in 1
- Uji kompetensi
Triwulan III Triwulan IVNo Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Target
Target Antara (Triwulan)
Triwulan I Triwulan II
Perspektif Pemangku Kepentingan
Perspektif Pelaksanaan Tugas Pokok
Meningkatnya kerjasama dengan
Lembaga Pendidikan, Lembaga
Penelitian dan Pengembangan serta
asosiasi industri dan asosiasi profesi
terkait
2
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab III Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
31
% Target
AntaraRencana Kegiatan
% Target
AntaraRencana Kegiatan
% Target
AntaraRencana Kegiatan
% Target
AntaraRencana Kegiatan
5 Terfasilitasinya bantuan bimbingan
teknis
usaha dari IKM yang mendapat
bimbingan teknis
240 IKM 30% - Survey IKM yang
berpotensi(peralatan, SDM,
kapasitas produksi) -
Identifikasi peserta yang layak
daerah berpotensi -
verifikasi dan validasi peserta
bimtek
80% - bimbingan teknis alas kaki
untuk IKM
90% Bimbingan teknis alas kaki
untuk IKM
100% - Bimbingan teknis alas kaki
untuk IKM
Jumlah IKM/peserta yang
mengikuti Lomba Desain Alas Kaki
Nasional
400 Karya 30% - pendaftaran lomba desain 80% - Penjurian tahap I
-
Pengumuman nominasi -
Pembuatan dan Penyerahan
Prototype ke sekretariat lomba
90% - Pembuatan dan penyerahan
prototype
- Penjurian Tahap II
- Pengumuman Pemenang
100% Penyerahan Uang Pembinaan,
Piala dan Sertifikat.
Jumlah IKM/peserta yang
mengikuti Lomba Fotografi Alas
Kaki Nasional
400 Karya 30% - pendaftaran lomba Fotografi 80% - Penjurian
tahap I -
Pengumuman nominasi -
Penyerahan karya ke
sekretariat lomba
90% Pelaksanaan people’s choice
- Penjurian Tahap II
- Pengumuman Pemenang
100% - Penyerahan Uang
Pembinaan, Piala dan Sertifikat.
Jumlah peserta yang mengikuti
lomba videografi nasional
50 Karya 30% - pendaftaran lomba Videograafi 80% - Penjurian
tahap I -
Pengumuman nominasi -
Penyerahan karya ke
sekretariat lomba
90% Pelaksanaan people’s choice
- Penjurian Tahap II
- Pengumuman Pemenang
90% - Pelaksanaan people’s choice
- Penjurian Tahap II
- Pengumuman Pemenang
Jumlah prototype yang diproduksi
IKM
2 Prototype 25% - Pembuatan protoype alas
kaki
- Modul pelatihan dari prototype
untuk alas kaki
50% '- Pembuatan protoype alas
kaki
- Modul dari prototype untuk
alas kaki
75% '- Pembuatan protoype alas
kaki
- Modul dari prototype untuk
alas kaki
- Sosialisasi hasil prototype
BPIPI ke IKM
100% '- Pembuatan protoype alas
kaki -
sosialisasi hasil prototype BPIPI
ke IKM
7 Peningkatan segmen dan perluasan
pasar
Jumlah Media Promosi 3 Media Promosi 20% - promosi BPIPI dan IKM
alas
kaki melalui website
berupa tayangan profil BPIPI &
IKM
40% '- promosi BPIPI dan IKM alas
kaki melalui website
berupa tayangan profil BPIPI &
IKM
80% - promosi BPIPI dan IKM alas
kaki melalui website
berupa tayangan profil BPIPI &
IKM -
Pameran sektor alas kaki untuk
100% '- Promosi BPIPI dan IKM alas
kaki melalui website BPIPI,
media sosial BPIPI, dan media
promosi offline.
1 Sistem informasi yang andal Jumlah aplikasi sistem
informasi
yang dikembangkan
2 modul 10% - Pengembngan aplikasi sistem
laboratorium berbasis android
- Pengembangan aplikasi
sistem diklat berbasis android
25% - Pengembngan aplikasi sistem
laboratorium berbasis android
- Pengembangan aplikasi
sistem diklat berbasis android
50% - Pengembngan aplikasi sistem
laboratorium berbasis android
- Pengembangan aplikasi
sistem diklat berbasis android
100% Penyelesaian program 2 modul
system informasi 2017
Triwulan III Triwulan IVNo Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Target
Target Antara (Triwulan)
Triwulan I Triwulan II
Perspektif Kelembagaan
6 Peningkatan pengembangan produk
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab III Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
32
% Target
AntaraRencana Kegiatan
% Target
AntaraRencana Kegiatan
% Target
AntaraRencana Kegiatan
% Target
AntaraRencana Kegiatan
2 Sistem perencanaan dan
penganggaran yang berkualitas
Tingkat kesesuaian rencana
kegiatan dengan dokumen
perencanaan
Min 95% 10% - Dokumen pengadaan 25% '- Dokumen pengadaan 50% '-
Dokumen pengadaan 75% '- - Dokumen pengadaan
3 Sistem tatakelola keuangan dan BMN
yang transparan dan akuntabel
Tingkat penyerapan anggaran min 95 persen 10% - Penyerapan
angaran 25% - Penyerapan angaran 50% - Penyerapan angaran 71% -
Penyerapan angaran
Temuan audit eksternal SNI ISO
17025 :2008 dan ISO 9001:2008
90% 10% - hasil audit sistem manajemen
mutu
25% - hasil audit sistem manajemen
mutu
100% - hasil audit sistem manajemen
mutu
90% - Audit Eksternal oleh KAN
Perluasan ruang lingkup
laboratorium uji (SNI ISO 17025 :
2008 )
Min 5 Parameter 10% - indentifikasi parameter yang
potensial
- perluasan ruang lingkup
pengujian -
verifikasi parameter Uji
- validasi parameter Uji
25% - indentifikasi parameter yang
potensial
- perluasan ruang lingkup
pengujian -
verifikasi parameter Uji
- validasi parameter Uji
75% - indentifikasi parameter yang
potensial
- perluasan ruang lingkup
pengujian -
verifikasi parameter Uji
- validasi parameter Uji
100% - indentifikasi parameter yang
potensial
- perluasan ruang lingkup
pengujian -
verifikasi parameter Uji
- validasi parameter Uji
LHU Laboratorium Uji 200 LHU 10% Target LHU lab Uji 35% Target
LHU lab Uji 70% Target LHU lab Uji 75% Target LHU lab Uji
Level Kepuasan Pelanggan B 10% - keluhan pelanggan layanan
lab
- keluhan pelanggan layanan
diklat
-keluhan pelanggan layanan
konsultasi teknis
35% - keluhan pelanggan layanan
lab
- keluhan pelanggan layanan
diklat
-keluhan pelanggan layanan
konsultasi teknis
70% - keluhan pelanggan layanan
lab
- keluhan pelanggan layanan
diklat
-keluhan pelanggan layanan
konsultasi teknis
100% Analis data keluhan pelanggan
triwulan III
5 Sistem pelaporan yang andal Nilai SAKIP BPIPI min 70 25%
-penilaian sakip 50% -penilaian sakip 75% -penilaian sakip 100%
-penilaian sakip
4 Sistem pengendalian internal yang
efektif
Triwulan III Triwulan IVNo Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Target
Target Antara (Triwulan)
Triwulan I Triwulan II
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab III Akuntabilitas Kinerja
33
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Dalam mencapai visi dan misinya, Balai Pengembangan Industri
Persepatuan
Indonesia dalam penjabaran kegiatan mengacu pada Renstra
Kementrian
Perindustrian dan Sekretaris Direktorat Jendral IKM yang
kemudian diwujudkan
dalam perjanjian kinerja BPIPI tahun 2017.
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab III Akuntabilitas Kinerja
34
Tabel 3.1 Capaian Rencana Strategis BPIPI
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17.0
Jumlah wirausaha industri kecil
yang mendapatkan program
pengembangan usaha
Jumlah wirausaha IKM
yang potensial yang
mendapat program
pengembangan usaha
IKM 20 20 - - - - 200 - - 1000.0
Jumlah wirausaha industri kecil
baru
Jumlah WUB yang
memperoleh ijin usaha
IKM 190 20 20 50 50 50 20 20 50 47,36
Jumlah Tenaga Penyuluh
Lapangan (TPL)
Jumlah TPL yang
mendapat bimtek dan
sertifikasi
TPL 100 20 20 20 20 20 20 20 20 60.0
Jumlah Konsultan IKM Jumlah Konsultan yang
mendapat bimtek dan
sertifikasi
Konsultan 10 5 5 - - - 5 5 - 100.0
Penyerapan Jumlah tenaga
Kerja
Jumlah tenaga kerja
yang terserap di industri
TK 6400 200 200 2000 2000 2000 2000 1500 1500 78,12
Jumlah Kerjasama Jumlah kerjasama
bidang alas kaki
KS 5 1 1 1 1 1 4 5 7 180.0
Lembaga sertifikasi persnel pendirian LSP untuk
fasilitasi uji kompetensi
alas kaki
LSP P1 1 1 - - - 1 1 - 100.0
Perluasan ruang lingkup LSP perluasan lingkup LSP
sesuai kebutuhan dunia
industri
RL 8 - - 1 2 2 - - 1 12,5
T.3 Meningkatnya kompetensi SDM dan sertifikasi
Kompetensi
peningkatan SDM alas
kaki yang bersertifikat
kompetensi
Jumlah IKM/Tenaga
Kerja/Alumni yang
memperoleh sertifikat
kompetensi
jumlah IKM/TK yang
tersertifikasi dan
dinyatakan kompeten
dibidangnya
Orang 6400 200 200 2000 2000 2000 2000 1500 1498 78,09
Realisasi
PERSPEKTIF PROSES INTERNAL
T1 Meningkatnya Kemampuan sentra, Unit
Pelayanan Teknis, Tenaga Penyuluh
Lapangan serta Konsultan Industri Kecil
dan Menengah
Peningkatan kemampuan
sentra, UPT,TPL
Konsultan untuk fasilitator
IKM alas kaki
T2 Meningkatnya kerjasama dengan Lembaga
Pendidikan, Lembaga Penelitian dan
Pengembangan serta asosiasi industri dan
asosiasi profesi terkait
Peningkatan kerjasama
dengan Lembaga
pendidikan, penelitian,
asosiasi dalam bidang
alas kaki
Capaian tahun
berjalan (%)
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
S1 Penumbuhkan wirausaha baru Menumbuhkan wirausaha
baru sektor alas kaki
Kode SS Sasaran Strategis (SS) Penjelasan SS Indikator kinerja
sasaran
Strategis (IKSS)
Penjelasan IKSS Satuan Target Total Target
-
Laporan Kinerja 2017 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia
Bab III Akuntabilitas Kinerja
35
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17.0
T.4 Terfasilitasinya bantuan bimbingan teknis Pemebe