IDENTIFIKASI KATION& ANION NAMA : RIZAL MIFTAH FARIZ NIM : 1014108
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
AKADEMI FARMASI MUHAMMADIYAH CIREBON
2014-2015PERCOBAAN IV
IDENTIFIKASI KATION
1.1 TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat memiliki kompetensi dengan
indikator. Identifikasi kation dapat dilakukan
dengan benar.
1.2 DASAR TEORI
Kation adalah ion yang bermuatan positif. Ada jugapengertian lain yaitu atom yang bermutan positifjika kekurangan elektron.Untuk tujuan analisiskualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikandalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kationitu terhadap beberapa reagensia. Dengan memakai apayang disebut reagensia golongan secara spesifik,dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongankation, dan dapat juga memisahkan golongan-golonganini dengan pemeriksaan lebih lanjut. Selainmerupakan cara yang tradisional untuk menyajikanbahan, urut-urutan ini juga memudahkan dalammempelajari reaksi-reaksi. Reagensia golongan yangdipakai untuk klasifikasi kation yang paling umumadalah asam klorida, hidrogen sulfida, dan amoniumkarbonat.Klasifikasi ini didasarkan atas apakahsuatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia inidengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh kitakatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum,didasarkan atas perbedaan kelarutan klorida,
sulfida, dan karbonat dari kationtersebut(Vogel,1985:203).
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logamtertentu harus mengikuti prosedur kerja yang khas.Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubahdalam bentuk suatu larutan.Untuk zat padat kitaharus memilih pelarut yang cocok. Ion-ion padagolongan-golongan diendapkan satu per satu, endapandipisahkan dari larutan dengan cara disaring ataudiputar dengan centrifuga. Endapan dicuci untukmembebaskan dari larutan pokok atau filtrat dantiap-tiap logam yang mungkin akan dipisahkan(Cokrosarjiwanto,1977:14).
Kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan :
1. Kation-kation golongan I adalah kation-kationyang akan mengendap bila ditambahkan dengan asamklorida(HCl). Yaitu Ag⁺, Pb²⁺, dan Hg²⁺ yangakan mengendap sebagai campuran AgCl, Hg2Cl2,danPbCl2. Pengendapan ion-ion golongan I haruspada temperatur kamar atau lebih rendah karenaPbCl2 terlalu mudah larut dalam air panas. Jugaharus dijaga agar asam klorida tidak terlalubanyak ditambahkan. Dalam larutan HCl pekat,AgCl dan PbCl2 melarut, karena Ag⁺ dan Pb²⁺membentuk kompleksi dapat larut(Keenan,1984:20).
2. Kation golongan II tidak bereaksi dengan asamklorida, tetapi membentuk endapan denganhidrogen sulfide dalam suasana asam mineralencer. Ion-ion golongan ini adalah Merkurium(II), Tembaga, Bismut, Kadnium, Arsenik (II),Arsenik (V), Stibium (III), Stibium (V), Timah(II), Timah (III), dan Timah (IV). Keempat ionyang pertama merupakan sub golongan 2A dankeenam yang terakhir sub golongan 2B. Sementarasulfida dari kation dalam golongan 2A tak dapat
larut dalam amonium polisulfida. Sulfida da(II).
3. Kation golongan III tidak bereaksi dengan asamklorida encer ataupun dengan hidrogen sulfidadalam suasana asam mineral encer. Namun, kationini membentuk endapan dengan amonium sulfidadalam suasana netral atau amoniak. Kation-kationgolongan ini adalah Cobalt (II), Nikel (II),Besi (II), Besi (III), Aluminium, Zink, danMangan (II).
4. Kation golongan IV tidak bereaksi denganreagensia golongan I, II, dan III. Kation-kationini membentuk endapan dengan amonium karbonatdengan adanya amonium klorida, dalam suasananetral atau sedikit asam. Kationkation golonganini adalah Kalsium, Strontium, dan Barium.
5. Kation-kation golongan V merupakan kation-kationyang umum tidak bereaksi dengan reagensiagolongan sebulumnya. Yang termasuk anggotagolongan ini adalah ion-ion Magnesium, Natrium,Kalium, Amonium, Litium, danHidrogen(Vogel,1985:203-204).
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapanberperan penting dalam analisa kualitatif.Endapantersebut dapat berbentuk Kristal atau koloid dan denganwarna yang berbeda-beda.Pemisahan endapan dapatdilakukan dengan penyaringan ataupunsentrifugasi.Endapan tersebut terbentuk jika larutanmenjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan.Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasimolar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung padaberbagai kondisi seperti tekanan, suhu, konsentrasibahan lain dan jenis pelarut. Perubahan larutan denganperubahan tekanan tidak mempunyai arti penting dalamanalisa kualitatif, karena semua pekarjaan dilakukandalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer.kenaikan suhuumumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecualipada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlakusebaliknya.Perbedaan kelarutan karena suhu ini dapatdigunakan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya,
pemisahan kation Ag, Hg(l), dan Pb dapat dilakukandengan mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida,kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(l) denganmemberikan air panas. Kenaikan suhu akan memperbesarkelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedangkankedua kation lainnya tidak (Masterton, 1991). ri kationdalam golongan 2B justru dapat larut.
Analisis kation dapat dikategorikan dalam tiga
tahapan berikut :
a) Pemisahan kation-kation ke dalam golongan
Kation dalam tiap kelompok diendapkan sebagai senyawa
dengan menggunakan pereaksi pengendap golongan
tertentu.Endapan yang dihasilkian mengandung kation-
kation dalam satu golongan.Pemisahan endapan biasanya
cukup dilakukan dengan teknik sentifugasi yang
diteruskan dengan dekantasi.Kemudian pereaksi pengendap
golongan berikutnya ditambahkan pada larutan hasil
dekantasi.
b) Pemisahan kation-kation dari tiap golongan
Serangkaian reaksi dilakukan untuk dapat memisahkan
satu kation dalam satu golongan ( kelompok ) dari
kation lainnya. Reaksi yang dipilih harus dilkukan
secara hati-hati untuk mendapatkan keuntungan tentang
kemiripan dan perbedaan sifat-sifat kimia suatu
golongan.
c) Identifikasi tiap kationKeberadaan suatu kation dikonfirmasikan atau
diidentifikasi dengan menggunakan satu atau lebih
reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik untuk
suatu kation. Untuk memisahkan kation-kation ke dalam
golongannya digunakan diagram alir. Diagram alir
tersendiri digambarkan juga pada setiap pembicaraan
tentang golongan. Dalam diagram alir tiap golongan,
dicantumkan tiap langkah identifikasi dan prosedur
singkat. Paragraf pembahasan dimaksudkan untuk
memberikan informasi lebih lanjut tentang aspek kimia
dan langkah dasar pelaksanaan kerja laboratorium.
1.3 ALAT DAN BAHAN
1. Uji nyala
Alat : 1. Kawat Ni-krom 3. Penjepit
tabung reaksi
2. Tabung reaksi 4.Lampu spiritus
atau bunsen
2. Identifikasi kation
Alat :
a. Tabung reaksi c. Pipet tetes
b. Rak tabung
Bahan :
Ditentukan oleh pengawas praktikum
1.4 PROSEDUR PERCOBAAN
A. UJI NYALA
1. Kawat Ni-krom dicelupkan kedalam HCL pekat dan
dibakar pada nyala api oksidasi sampai tidak
timbul warna nyala sebagai tanda bahwa kawat telah
terbebas dari zat yang mempengaruhi reaksi nyala.
2. Kawat Ni-krom tersebut ditusukkan ke dalam padatan
atau dicelupkan ke dalam larutan zat yang
diperiksa dan kemudian dibakar kembali pada nyala
api oksidasi.
3. Warna nyala yang timbul diamati dan dicatat
B. IDENTIFIKASI KATION
1. Identifikasi kation Golongan I Ion Ion Ag+(Perak),Pb2+ (timbal), dan Hg+ (Merkuro)
a. ke dalam masing-masing 3 (tiga) tabung reaksi yang
berbeda dimasukkan sejumlah larutan Ag+
/AgNO3 ,larutan Pb2+/(CH3COO)2Pb atau Pb (NO3)2 dan
tabung ke-3 diisi dengan larutan Hg+ /Hg2(NO3)2
b. ke dalam tiap tabung ditambahkan HCl encer
secukupnya, perubahan yang terjadi diamati dan
dicatat.
c. Kemudian masing-masing tabung, perubahan yang
terjadi diamati dan dicatat.
d. dilanjutkan dengan penambahan larutan NH4OH
berlebih pada tiap tabung, perubahan yang terjadi
diamati dan dicatat
e. dilanjutkan dengan penambahan larutan HNO3 encer
berlebih pada tiap tabung, perubahan yang terjadi
diamati dan dicatat.
f. Disiapkan 3 (tiga) tabung reaksi baru dan masing-
masing diisi larutan seperti pada prosedur ‘a’ di
atas.
g. Ke dalam tiap tabung ditambahkan larutan KI
(Kalium Iodida), perubahan yang terjadi diamati
dan dicatat.
h. Dilanjutkan dengan penambahkan lagi KI berlebih,
perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
i. Disiapkan 3 (tiga) tabung reaksi baru dan masing-
masing diisi larutan seperti pada prosedur ‘a’ di
atas.
j. ke dalam tiap tabung ditambahkan larutan K2CrO4
(Kalium kromat), perubahan yang terjadi diamati
dan dicatat.
k. Disiapkan 3 (tiga) tabung reaksi baru dan masing-
masing diisi larutan seperti pada prosedur ‘a’ di
atas.
l. ke dalam tiap tabung ditambahkan larutan NaOH,
perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
2.Identifikasi kation Golongan II Ion Hg2+ (merkuri), Ion Cu2+ (Cupri), Hg+ (Merkuro), dan ion As3+ (As2O3)/Arsen
1. Ion Hg2+ (merkuri)
a.Ke dalam tabung reaksi dimasukkan sejumlah larutan
Hg2+ (HgCl2)
b.kemudian ditambahkan larutan NaOH encer. Perubahan
yang terjadi diamati dan dicatat.
c.Disiapkan dua tabung reaksi baru dan diisi masing-
masing larutan seperti pada prosedur ‘a’ di atas.
kemudian dilakukan percobaan seperti prosedur ‘b’
untuk larutan HCl encer dan larutan KI. Masing-
masing perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
2. Ion Cu2+ (Cupri)
a.Ke dalam 4 (empat) buah tabung reaksi dimasukkan
sejumlah larutan ion Cu2+ (CuSO4)
b.tabung ke-1 ditambahkan larutan NaOH lalu
panaskan. perubahan yang terjadi diamati dan
dicatat.
c.Tabung ke-2 ditambahkan larutan NH4OH berlebih.
perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
d.Tabung ke-3 ditambahkan larutan K4Fe(CN)6.
perubahan yang terjadi diamati dan dicatat
3. Identifikasi kation Golongan III Fe, Al, Zn2+,
Cr, Co, Ni, Mn
1) Reaksi ion Al3+ dan Zn2+ (Alumunium dan Seng/Zink)
a.Disediakan dua buah tabung reaksi, tabung pertama
diisi larutan Al3+/Al2(SO4)3,tabung kedua diisi
larutan Zn2+/ZnSO4
b.masing-masing ditambahkan larutan NaOH encer,
perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
Kemudian ditambahkan lagi larutan NaOH encer sampai
berlebih, perubahan yang terjadi diamati dan
dicatat.
c.kemudian ditambahkan larutan Alizarin-S, perubahan
yang terjadi diamati dan dicatat.
d.Kemudian diasamkan dengan CH3COOH, perubahan yang
terjadi diamati dan dicatat.
e.Disiapkan dua tabung reaksi baru dan diisi masing-
masing larutan seperti pada prosedur ‘a’ di atas.
Kemudian ke dalam tiap tabung ditambahkan larutan
K4Fe(CN)6, perubahan yang terjadi diamati dan
dicatat.
2) Reaksi Ion Fe2+ dan Fe3+ (Fero dan Feri) atau Besi (II) dan Besi (III)
a.disediakan 2 (dua) tabung reaksi, tabung pertama
diisi larutan ion Fe2+(FeSO4),tabung kedua diisi
larutan ion Fe3+(FeCl3)
b.ke dalam tiap tabung ditambahkan larutan K4Fe(CN)6,
perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
c.Disiapkan dua tabung reaksi baru dan diisi masing-
masing larutan seperti pada prosedur ‘a’ di atas.
d.kemudian tambahkan larutan K3Fe(CN)6 , perubahan
yang terjadi diamati dan dicatat.
e.Disiapkan dua tabung reaksi baru dan diisi masing-
masing larutan seperti pada prosedur ‘a’ di atas.
f.Tambahkan ke dalamnya larutan NH4OH encer.
Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
3) Reaksi Ion Fe2+ [Fero/ besi (II)]
a.Ke dalam tabung reaksi berisi larutan ion Fe2+
ditambahkan larutan H2SO4 encer.
b.Kemudian ditambahkan larutan 1,10-fenantrolin,
perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
4) Reaksi Ion Fe3+ [Feri/ besi (III)]
a.Ke dalam tabung reaksi berisi larutan ion Fe3+
ditambahkan larutan NH4SCN atau KSCN encer,
perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
b.Kemudian ditambahkan ke dalamnya 1-2 ml eter amil
alkohol dan dikocok, perubahan yang terjadi pada
lapisan eter atau amil alcohol diamati dan dicatat.
c.Ke dalam tabung reaksi berisi larutan ion Fe3+ yang
baru ditambahkan larutan 1,10-fenantrolin, perubahan
yang terjadi diamati dan dicatat.
5) Ion Ni2+ (Nikel)
Ke dalam tabung reaksi berisi larutan ion Ni2+ (Ni
SO4), ditambahkan larutan NH4OH kemudian ditambah
beberapa tetes larutan Dimetilglioksim (DMG)
perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
4. Identifikasi Kation Golongan IV: Ba, Ca, Sr
Reaksi ion Ba2+, Ca2+ dan Sr2+ (Barium, Calsium,
Stronsium)
Prosedur : Sediakan 3 (tiga) tabung reaksi,
Tabung no. 1 diisi larutan Ba2+ (BaCl2)
Tabung no. 2 diisi larutan Ca2+ (CaCl2)
Tabung no. 3 diisi larutan Sr2+ (SrCl2)
Ke dalam tiap tabung tambahkan H2SO4 encer,
amati perubahan yang terjadi.Tambahkan ke dalamnya 1
ml HCl encer, panaskan, amati perubahan yang
terjadi.
5. GOLONGAN V : Mg, K, NH4
1) Reaksi ion Mg2+ (Magnesium)
a.Sediakan 3 (tiga) tabung reaksi, masing-masing
diisi dengan larutan yang mengandung ion Mg2+
(misalnya MgSO4). Kemudian ke dalam:
b.Tabung no.1 tambahkan larutan NH4OH, amati
c.Tabung no.2 ditambah Na2HPO4 dan NH4OH, amati
d.Tabung no.3 ditambah Titan Kuning dan NaOH,
amati perubahan yang terjadi.
2) Reaksi Ion NH4+ (Amonium) Prosedur :
a.Kedalam tiga tabung reaksi isilah larutan zat yang
mengandung ion NH4+ (misalnya NH4Cl) kemudian ke
dalam :
b.tabung pertama : tambahkan NaOH encer, letakkan
kertas lakmus merah basah pada mulut tabung
reaksi, lalu panaskan dan amati perubahan warna
kertas lakmus.
c.Tabung kedua : tambahkan beberapa tetes reagen
Nessler. Amati perubahan (warna endapan ) yang
terjadi.
d.Tabung ketiga : tambahkan NaOH encer, lalu
celupkan sebatang pengaduk yang sebelumnya
dibasahi dahulu dengan HCl pekat. Amati adanya
asap putih yang terbentuk.
1.5 HASIL PENGAMATAN
Dilampirkan
1.6 PEMBAHASAN
Pada percobaan ini kita akan melakukan uji reaksi
kimia ion kation/ion positif yang dengan cara reaksi
uji nyala api, melarutkan ion kation dengan campuran
zat lain, memanaskan ion kation dengan lampu
spiritus.Namun sebelum melakukan praktikum kita
dituntut harus dapat mencari data literature dari
setiap zat-zat yang akan dicari dari buku-buku yang
sudah ditentukan dan yang akan diujikan pada saat
praktikum seperti data literatur yang harus dicari
data uji nyala api pada ion kaion Na+, K+, Ca2+, Ba2+,
Sr2+, Pb2+. Dan sebelum melakukan praktikum kita harus
membaca dasar teori dan prosedur kerja dipraktikum
ion kation ini agar saat laboratorium kita langsung
dapat melakukan praktikum tanpa kebingungan.
Diawal praktikum kita harus menyiapkan alat-alat
praktik yang akan digunakan seperti, tabung reaksi,
lmpu spiritus, kawat nikrom, dan plt tetes. Diawal
praktikum kita melakukan uji nyala api yang dimana
menggunakan plat tetes. Pertama kita tetesi HCl
pekat di dua lubang yang berbeda di plat tetes, lalu
nyalakan api pada lampu spiritus, bersihkan kawat
dan celupkan pada HCl pekat, lalu bakar kawat nikrom
pada api di lampu spiritus hingga kawat terbakar
panas/menimbulkan warna merah, lalu celupkan kembali
pada HCl pekat di plat tetes pada lubang yang
berbeda. Lalu masukkan pada ion kation serbuk, dan
kemudian bakar pada lampu spiritus amati nyala api
yang terjadi lalu catat.
Kemudian setelah melakukan uji nyala, lakukan
reaksi identifikasi pada ion kation golongan 1 yaitu
Ag+(perak), Pb2+(timbal), dan Hg+(merkuri). Pertama,
lakukan untuk pengamatan pada penambahan HCl,
pemanasan, penambahan NH4OH dan HNO3. Siapkan 3
tabung reaksi masukkan beberapa tetes ion kation ke
dalam tabung reaksi, lalu masing-masing tambahkan
HCl encer, amati perubahan yang terjadi, lalu jepit
tabung reaksinya dengan penjepit, kemudian panaskan
diatas api spiritus hingga reaksi yang diinginkan.
Setelah dipanaskan kemudian tambahkan NH4OH(ammonium)
sampai hasil yang diinginkan. Setelah itu tambahkan
HNO3 hingga hasil yang diinginkan.Lalu pada
pengamatan penambahan KI ion kation ditambahkan KI,
hingga hasil yang diinginkan setelah itu buang
sedikit zat yang ada ditabung hingga 1/3 bagian
sebelumnya, setelah itu tambahkan KI kembali secara
berlebih sampai hasil yang diinginkan.Dan pada
pengamatan berikutnya ion kation ditambahkan NaOH
sampai hasil yang diinginkan.
Dan setelah itu lakukan reaksi identifikasi pada
ion kation golongan 2 yaitu Hg2+(merkuri), Cu2+
(Cupri), Hg+(merkuro). Pertama pengamatan penambahan
ion kation Hg2+ ditambah NaOH sampai hasil yang
diinginkan, dan selanjutnya ambil kembali ion kation
Hg2+ ditambah dengan HCl sampai hasil yang
diinginkan, lalu diamkan beberapa saat dan amati
perubahan yang terjadi, lalu buang sampai 1/3
bagian, dan tambahkan kembali KI berlebih sampai
hasil yang diinginkan. Berikutnya amati secara
organoleptis ion kation Cu2+ setelah itu tambahkan
NaOH dan dipanaskan amati perubahan yang terjadi.
Ambil kembali ion kation Cu2+ lalu tambahkan NH4OH
lalu buang hingga 1/3 bagian dan tambahkan kembali
NH4OH berlebih amati perubahan yang terjadi.
1.7 KESIMPULAN
Dalam praktikum kimia ini kita harus benar-benar
teliti dalam menentukan warna api dalam reaksi uji
nyala karena warna api yang diinginkan terkadang
cepat hilang, dan pada penggunaan zat kimia kita
harus berhati-hati karena berbahaya bagi tubuh
seperti HCl pekat. Maka dari itu kita harus dapat
menggunakan zat kimia dan peralatan praktek dengan
baik dan benar. Apalagi saat menggunakan zat kimia
itukita harus dapat membedakan zat yang masih murni
dan jangan menggunakan zat yang sudah terkontaminasi
karena nantinya hasil reaksi yang diinginkan akan
berbeda dari yang diinginkan. Dan juga saat
menggunakan peralatan kimia kita harus hati-hati
menggunakannya terutama yang dari kaca karena dapat
pecah bila kita tidak hati-hati saat menggunakannya.
1.8 DAFTAR PUSTAKA
http://devhyvhy.blogspot.com/2013/06/laporan-kimia-analitik-identifikasi.htmlhttp://rifnotes.blogspot.com/2013/06/laporan-dasar-kimia-analitik.htmlmeta-data-modul-praktikum-kimia-farmasi-analisis-smkn7-bandung-2011
PERCOBAAN V
IDENTIFIKASI ANION
1.1 TUJUAN
Mahasiswa dapat memiliki kompetensi dengan indikator
: Identifikasi anion dapat dilakukan dengan benar.
1.2 DASAR TEORI
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksikeberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yangtidak diketahui. Analisa kulaitatif merupakan salahsatu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimidan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakanbeberapa pereaksi golongan dan pereaksi spesifik,kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenisanion suatu larutan (Vogel, A. I., 1957).
Metode yang tersedia untuk mendeteksi aniontidaklah sesistematik seperti metode untukkation.Sampai kini, belum pernah dikemukakan suatuskema yang benar-benar memuaskan, yang memungkinkanpemisahan anion-anion yang umum kedalam glongan-
golongan utama, dan pemisahan berikutnya yang tandadapat diragu-ragukan lagi dari masing-masinggolongan menjadi anggota-anggota golongan tersebutyang berdiri sendiri. Namun, harus kita sebutkan disini, bahwa kita memang bisa memisahkan anion-anionkedalam golongan-golongan utama, bergantung padakelarutan garam peraknya, garam kalsium ataubariumnya, dan garam zinknya; Namun, ini hanya bolehdianggap berguna untuk memberi indikasi dariketerbatasan-keterbatasan metode ini, dan untukmemastikan hasil-hasil yang diperoleh denganprosedur-prosedur yang lebih sederhana (Vogel, A.I., 1957).
Skema klarifikasi yang berikut ternyata telahberjalan dengan baik dalam praktek.Skema inibukanlah skema yang kaku, karena beberapa aniontermasuk dalam lebih dari satu sub golongan, lagipula, tak mempunyai dasar teoritis. Pada hakekatnya,proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam (A)proses yang melibatkan identifikasi produk-produkyang mudah menguap, yang diperoleh pada pengolahandengan asam-asam, dan (B) proses yang tergantungpada reaksi-reaksi dalam larutan. Kelas (A) dibagilagi kedalam sub-kelas (i) gas-gas yang dilepaskandengan asam klorida encer atau asam sulfat encer,dan (ii) gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfatpekat.Kelas (B) dibagi lagi kedalam sub-kelas (i)reaksi pengendapan, dan (ii) oksidasi dan reduksidalam larutan (Vogel, A. I., 1957).
1. Kelas A, (i) Gas dilepaskan dengan asamklorida encer atau asam sulfat encer:Karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat),sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit,hipoklorit, sianida, dan sianat. (ii) Gasatau uap asam dilepaskan dengan asam sulfatpekat. Ini meliputi zat-zat dari (i) plus zatyang berikut: fluorida, heksafluorsilikat,klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat(Bahaya), perklorat, permanganat (Bahaya),bromat, borat, heksasianoferat(II),
heksasianoferat(III), tiosianat, format,asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat (Vogel,A. I., 1957).
2. Kelas B, (i) Reaksi pengendapan: Sulfat,peroksodisulaft, fosfat, fosfit, hipofosfit,arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat,heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, dansuksinat. (ii) Oksidasi dan reduksi dalamlarutan: Manganat, permanganat, kromat, dandikromat (Vogel, A. I., 1957).
3. Untuk memudahkan, reaksi dari asam-asamorganik tertentu, dikelompokan bersama-sama;ini meliputi asetat, format, oksalat,tartrat, sitrat, salisilat, benzoat, dansuksinat. Perlu ditunjukan disini, bahwaasetat, format, salisila, benzoat dansuksinat sendiri, membentuk suatu golonganyang lain lagi; semuanya memberi pewarnaanatau endapan yang khas setelah ditambahkanlarutan besi(III) klorida kepada suatularutan yang praktis netral (Vogel, A. I.,1957).
4. Karbonat, CO32-. Kelarutan: semua karbonatnormal, dengan kekecualian karbonat darilogam-logam alkali serta amonium, tak larutdalam air. Hidrogen karbonat atau bikarbonatdari kalsium, strontium, barium, magnesium,dan mungkin dari besi ada dalam larutan air;mereka terbentuk karena aksi oleh asamkarbonat yang berlebihan terhadap karbonat-karbonat normal, entah dalam larutan air ataususpensi dan akan terurai pada pendidihanlarutan.
5. CaCO3 + H2O + CO2 Ca2+ + 2HCO3- 6. Hidrogen karbonat dari logam-logam alkali
larut dalam air, tetapi kurang larutdibanding karbonat normal padanannya. Untukmempelajari reaksi ini dapat dipakai larutannatrium karbonat, Na2CO3.10H2O, 0,5M (Vogel,A. I., 1957).
7. Hidrogen Karbonat, HCO3-. Kebanyakan reaksihidrogen karbonat adalah serupa dengan reaksikarbonat. Uji yang diuraikan disini cocokuntuk membedakan hidrogen karbonat darikarbonat. Larutan 0,5M natrium hidrogenkarbonat. NaHCO3, atau kalium hidrogenkarbonat, KHCO3, yang baru saja dibuat, dapatdipakai untuk mempelajari reaksi-reaksi ini(Vogel, A. I., 1957).
8. Klorida, Cl-. Kebanyakan klorida larut dalamair. Merkurium(I) klorida, Hg2Cl2, perakklorida, AgCl, timbel klorida, PbCl2 (yangini larut sangat sedikit dalam air dingin,tetapi mudah larut dalam air mendidih),tembaga(I) klorida, CuCl, bismut oksiklorida,BiOCl, stibium oksiklorida, SbOCl, danmerkurium(II) oksiklorida, Hg2OCl2, tak larutdalam air. Untuk mempelajari reaksi-reaksiini, dipakai larutan natrium klorida, NaCl,0,1M (Vogel, A. I., 1957).
9. Bromida, Br-. Perak, merkurium(I), dantembaga(I) tak larut dalam air. Timbelbromida sangat sedikit larut dalam airdingin, tetapi mudah larut dalam airmendidih. Semua bromida lainya larut. Untukmempelajari reaksi-reaksi ini, dipakailarutan kalium bromida, Kbr, 0,1M (Vogel, A.I., 1957).
10. Iodida, I-. Kelarutan iodida adalahserupa dengan klorida dan bromida. Perak,merkurium(I), merkurium(II), tembaga(I), dantimbel iodida adalah garam-garamnya yangpaling sedikit larut. Reaksi-reaksi ini dapatdipelajari dengan larutan kalium iodida, KI,0,1M. (Vogel, A. I., 1957)
2.3 ALAT DAN BAHAN
Alat :
a. Tabung reaksi
b. Rak tabungc. Pipet tetes
Bahan :
Ditentukan oleh pengawas praktikum
2.4 PROSEDUR KERJA
Dilampirkan
2.5 HASIL PENGAMATANDilampirkan
2.6 PEMBAHASANDalam reaksi ion anion kita pertamamenggunakan
CH3COOH- dimana ion anion tersebut digerus denganpenambahan KHSO4 padat lalu gerus di dalam mortarmenggunakan stamper lalu cium bau yang terjadiakibat penggerusan.Dan pada ion anion BO3
- masukkan ion tersebutkedalam cawan lalu tambahkan methanol danH2SO4pekatlalu bakar dengan api lihat nyala api yangterjadi.Selanjutnya ion anion CO3
- , HCO3- , C2O4
- dengan caramemasukkan ion anion kedalam tabung reaksi lalutambahkan Ca(OH)2 amati perubahan yang terjadi. Lalumasukkan ion anion baru ke salah satu tabung reaksilalu tabung reaksi kedua diberi zat H2SO4 encer danBa(OH)2 lalu aliri dengan pipa U lihat pada tabungkedua apakah ada endapan atau tidak.Reaksi selanjutnya ion anion SO4
= , SO3= , S2O3
= , S=.Masukkan ion tersebut dalam tabung reaksi beri AgNO3
amati setiap reksi yang terjadi pada setiap aniondan selanjutnya anion baru diberi Pb(NO3)2amatisetiap reksi yang terjadi pada setiap anion.Pada Cl- , Br- , I-. Pada reaksi ini ion anion
diberi AgNO3amati perubahan pada zat dan pada ion
anion baru tambahkan NH4OH amati perubahan yangterjadi. Selanjutnya ion anion ditambahkanH2SO4+KMnO4+Amylum amati perubahan yang terjadi. Danberikutnya H2SO4+KMnO4+CHCl3amati perubahan yangterjadi secara sekasama karena pada reaksi initerdapat dua warna yang berbeda.Pada ion anion SCN- , CrO4
=. Pada reaksi ini ionanion ditambahkan AgNO3amati perubahan yang terjadi.Dan pada reaksi selanjutnya tambahkan ion anion yangbaru dengan FeCl3amati perubahan yang terjadi.Dan reaksi ion anion terakhir adalah NO3
- , NO2- .
Masukkan ion anion kedalam tabung reaksi lalutambahkan FeSO4+H2SO4encer amati perubahan yangterjadi. Dan pada reaksi selanjutnya tambahkan ionanion baru dengan FeSO4+H2SO4 pekat amati perubahanyang terjadi.
2.7 KESIMPULANPada reaksi ini kita harus dapat lebih teliti
karena banyak zat yang sudah terkontaminasi danmenyebabkan hasil reaksi yang diinginkan tidaksesuai dengan data literature yang ada.Dan yangpaling di perhatikan adalah dimana ada zat yangterdapat dua warna yang berbeda sehingga kita harusbenar-benar menelitinya secara organoleptis.
2.8 DAFTAR PUSTAKAhttp://satriyasaputra.blogspot.com/2013/03/praktikum-pengenalan-anion_30.html
http://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrwNF1_cjNUZ94AKrHLQwx.;_ylu=X3oDMTE1bHIxcmpoBHNlYwNzcgRwb3MDMTUEY29sbwNzZzMEdnRpZANWSVBJRDAyXzE-/RV=2/RE=1412686591/RO=10/RU=http%3a%2f%2fseptember.ucoz.com%2fANION_Br-Cl-I-CO32-DAN_HCO3-.pdf/RK=0/RS=tHJbDGOdYeFcRRl2e1QkP_pXpsI-