LEMBAR PENGESAHAN Judul Praktikum : Kecepatan Reaksi Hidrolisis Amilum Oleh Enzim Amilase Hari , tanggal : Senin , 5 November 2007 Waktu : 14.00 – 16.00 WITA Tempat : Laboratorium Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru Praktikan M Fathoni A NIM. I1A007064 Banjarbaru, 5 November 2007 Mengetahui,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Praktikum : Kecepatan Reaksi Hidrolisis Amilum Oleh Enzim Amilase
KECEPATAN REAKSI HIDROLISIS AMILUM OLEH ENZIM AMILASE
M Fathoni A1, Masda Kamarullah2
1 Anggota Kelompok VI Praktikum Kimia Kedokteran, Fakultas Kedokteran UNLAM2 Asisten Kelompok VI Praktikum Kimia Kedokteran, Fakultas Kedokteran UNLAM
Abstrak
Latar Belakang : Enzim merupakan biokatalisator pemercepat reaksi. Di bidang kedokteran,enzim memegang peranan penting dalam kesehatan dan penyakit dengan mengatur semua proses fisiologis. Enzim secara garis besar terbagi menjadi 6 golongan utama, yaitu : oksidoreduktase, transferase, hidrolase, liase, isomerase, dan ligase. Pada percobaan “Kecepatan Hidrolisis Amilum oleh Enzim Amilase”, digunakan enzim amilase dan akan dibahas tentang pengaruh penambahan substrat terhadap kecepatan reaksi hidrolisis amilum oleh amilase saliva. Percobaan ini bertujuan untuk menetapkan konstanta Michaelis-Menten dan mengetahui pengaruh penambahan substrat terhadap kecepatan reaksi. Metode : Percobaan dilakukan dengan menggunakan amilum dan saliva dengan menggunakan indikator iodium.Hasil : Hasil dari percobaan antara lain penambahan substrat menyebabkan perubahan pada laju reaksi.Kesimpulan : konstanta Michaelis-Menten dapat ditentukan dengan membandingkan dan mengkalkulasi data hasil percobaan dan kecepatan reaksi tidak selalu bertambah sebanding dengan penambahan konsentrasi substrat secara mutlak karena adanya faktor lain yang mempengaruhi.
Kata kunci : hidolisis, amilum, enzim amilase, kecepatan reaksi
Abstract
Background : Enzyme represent biokatalisator of accelerator react. In medical area, enzim plays an important part in health and disease arrangedly all physiological process.Enzim marginally consist of 6 especial faction, that is : oksidoreduktase, transferase, hidrolase, liase, isomerase, and ligase. At the attempt of " Speed of Hydrolysis of Amilum by Enzyme Amilase", we use enzyme of amilase and in this report, we will study about influence of substrat’s addition to speed react hydrolysis of amilum by amilase saliva. This attempt aimed to determine the Michaelis-Menten’s constanta and to know the influence of substrat’s addition to speed react.Method : The attempt had done by using the amilum, saliva, and iodium indicator.Result : The result is the addition of substrat make the changes of speed react.Conclusion : The Michaelis-Menten’s constanta determine by comparing and calculate the attempt’s data and the speed react is not always increase in proportional with the addition of substrat by absolute because the appearance of another factor.
Cepat lambatnya proses pemecahan molekul amilum menjadi maltosa dipengaruhi
oleh kecepatan reaksi hidrolisisnya. Kecepatan reaksi didefinisikan sebagai perubahan
konsentrasi per satuan waktu.1 Kecepatan reaksi enzimatik sebagian diatur oleh konsentrasi
enzim dan konsentrasi substratnya. Pada makalah ini dibahas pengaruh penambahan substrat
terhadap kecepatan reaksi.
Metode
1. Alat Dan Bahan
Alat
Alat-alat yang dipergunakan pada praktikum kali ini antara lain gelas ukur, gelas
beker, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, dan stopwatch.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain amilum, saliva, dan iodium.
2. Cara Kerja
Siapkan 6 buah tabung reaksi kemudian isi dan campurkan masing-masing tabung
dengan amilum dan saliva seperti tabel berikut :
Tabung ke- Amilum (ml) Saliva (ml)
1 5 1
2 6 1
3 7 1
4 8 1
5 9 1
6 10 1
Sisipkan Iodium 2 tetes pada masing-masing tabung. Catat waktunya saat
penambahan Iodium, hingga terjadi perubahan warna biru menjadi tak berwarna. Jika perlu
lakukan pengadukan.
Hasil
Data hasil praktikum ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabung Amilum (ml) Saliva (ml)Waktu (detik)
KeteranganLaki-Laki Perempuan
1 5 1 56,1 37
Perubahan warna
biru → tak
berwarna
2 6 1 39,6 14
3 7 1 11,8 13,3
4 8 1 9,3 12,3
5 9 1 7,8 9,3
6 10 1 6 8
Dalam percobaan ini mula-mula dicampurkan amilum, saliva, dan iodium. Pada
awalnya enzim yang terdapat pada saliva belum bekerja. Sehingga terjadilah reaksi antara
amilum dan iodium. Reaksi ini secara mikroskopis dapat dijelaskan bahwa molekul iodium
bentuknya berupa jaringan berongga-rongga, jika ada amilum maka molekul-molekul ini akan
masuk ke dalam rongga molekul iodium tersebut. Sehingga terbentuklah kompleks iodium
amilum yang memberikan warna biru. Warna biru disebabkan terjadinya absorpsi molekul
iodium yang masuk ke dalam uliran spiral amilosa.
Setelah terjadi perubahan warna menjadi biru, dilakukan pengocokan. Setelah itu
warna biru berubah menjadi tidak berwarna. Hal ini membuktikan bahwa dalam tabung reaksi
sudah tidak ada lagi amilum dan terbentuk glukosa.
½ Vmaks
[S]
Pembahasan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, didapat adanya hubungan yang sebanding
dalam kecepatan menghidrolisis amilum terutama pada hasil percobaan saliva laki-laki, secara
normal kecepatan hidrolisis amilum oleh enzim amilase akan meningkat seiring dengan
pertambahan volume substrat dan akan mencapai nilai konstan jika telah melewati nilai
maksimum yang pada akhirnya akan jenuh.
Enzim merupakan suatu protein yang mempunyai struktur tiga dimensi tertentu yang
dapat mengkatalisis reaksi biologi.2 Aktivitas suatu enzim dinyatakan sebagai kemampuan
enzim tersebut dalam mengubah substrat menjadi produk. Aktivitas katalitik dapat
dikategorikan menjadi enam golongan yaitu : oksidareduktase, tranverase, hidrolase, liase,
isomerase, dan ligase. Pada praktikum ini, aktivitas katalitik yang terjadi adalah hidrolase.5
Reaksi kimia yang dikatalisis oleh enzim pada umumnya dipengaruhi oleh
konsentrasi substrat. Di mana semakin tinggi konsentrsi substrat maka reaksi enzim akan
semakin cepat. Pada keadaan tertentu kecepatannya akan konstan. Hal tersebut dapat
digambarkan dengan grafik sebagai berikut:
Vmaks
Faktor yang mempengaruhi reaksi enzimatik antara lain suhu dan pH, inhibitor, faktor
perusak enzim, keadaan enzim dan substrat.1
Persamaan Michaelis-Menten mengemukakan bahwa pada reaksi yang dikatalisis
enzim, konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi karena enzim berikatan
Laju Reaksi
dengan substratnya membentuk kompleks enzim-substrat yang kemudian pecah menjadi
enzim dan produk.1
E + S ES P + E
Konstanta Michaelis-Menten (Km) adalah besarnya konsentrasi substrat yang
diperlukan untuk memperoleh kecepatan reaksi setengah kecepatan maksimal. Fungsi
konstanta Michaelis-Menten ialah untuk menunjukkan besar efisien peningkatan enzim
amilase terhadap substrat yaitu amilum.1 Perubahan konsentrasi substrat akan mempengaruhi
kecepatan reaksi hanya kalau terdapat cukup enzim bebas disekitarnya untuk menimbulkan
reaksi. Persamaan Michaelis-Menten menjelaskan berbagai pengaruh konsentrasi substrat atas
aktivitas enzim.
Perubahan suhu akan mempengaruhi kenaikan aktivitas enzim. Dengan adanya
pengaruh suhu maka akan mengubah struktur protein yang akan mengubah kegiatan enzim.
Dari percobaan dapat diamati bahwa antara penambahan jumlah amilum dengan waktu yang
diperlukan untuk berubahnya warna pada percobaan yang telah dilakukan tidak menunjukkan
perubahan pola yang bermakna, walaupun terdapat kecenderungan laju reaksi meningkat
(waktu yang diperlukan semakin sedikit seiring bertambahnya amilum).
Hasil tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain dalam hal cara
pengocokan. Perbedaan dalam cara pengocokan dapat menyebabkan perbedaan kecepatan
reaksi. Hal ini terjadi karena perbedaan cara pengocokan dapat menyebabkan perbedaan
dalam hal molekularitas reaksi.
Molekularitas reaksi adalah banyaknya atom atau molekul yang terlibat dalam
tumbukan untuk terjadinya reaksi. Semakin cepat pengocokan maka gerak molekul yang
bereaksi juga semakin cepat, hal ini menyebabkan kemungkinan terjadinya tumbukan yang
efektif terjadi lebih besar dan berarti semakin cepat reaksi berlangung. Pada percobaan,
frekuensi pengocokan tidak ditetapkan sehingga ini merupakan salah satu penyebab
diperolehnya hasil sebagaimana disebutkan.
Pada percobaan digunakan indikator iodium yang memberikan warna biru ketika
dicampurkan dengan amilum. Hal ini terjadi karena iodium diserap kedalam uliram spiral
amilase sehingga terjadi perubahan warna biru pada larutan tersebut. Setelah ditambahkan
saliva dan dilakukan pengocokan, terjadi perubahan warna dari biru menjadi bening kembali.
Hal ini terjadi karena pada waktu dilakukan pengocokan terjadi hidrolisis amilum oleh enzim
amilase sehingga spiral amilum merenggang dan mengakibatkan daya absorbsi amilum
menghilang. Iodium yang terlepas dari spiral amilase mengakibatkan warna larutan kembali
menjadi tak berwarna.
Struktur molekul amilosa, berupa polimer berantai panjang berbentuk spiral.3
Adapun proses hidrolisis ini berlangsung melalui tahap-tahap penguraian amilum
menjadi karbohidrat yang berat molekulnya semakin kecil. Tahap hidrolisis tersebut dapat
dituliskan pada skema berikul.
Amilum (dengan I2 berwarna biru)
Maltosa Amilodektrin (dengan I2 berwarna biru)
Maltosa Eritrodekstrin (dengan I2 berwarna merah)
Maltosa Akrodekstrin (dengan I2 tak berwarna)
Maltosa Dekstrin-dekstrin sederhana
Maltosa
Glukosa
Fungsi penambahan substrat yaitu untuk mempercepat laju reaksi karena semakin
banyak substrat maka semakin banyak tumbukan yang terjadi dalam proses hidrolisis. Tetapi
pada saat tertentu, penambahan substrat tidak akan mempercepat laju reaksi bahkan
menyebabkan laju reaksi menjadi konstan karena terjadi kejenuhan pada proses hidrolisis
amilum
Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Semakin banyak penambahan substrat (amilum), maka semakin cepat pula laju reaksi
yang terjadi.
2. Terjadi perubahan warna ketika amilum ditambahkan iodium dari biru menjadi tak
bewarna.
3. Kecepatan reaksi amilum dengan menggunakan saliva laki-laki relatif memiliki
peningkatan kecepatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan menggunakan saliva
perempuan, hal ini mungkin karena pada saliva laki-laki terdapat lebih banyak hormon
daripada di saliva perempuan.
4. Reaksi enzimatik hidrolisis amilum oleh anzym amylase digunakan pendekatan dengan
model reaksi :
E + S ES P + E
DAFTAR PUSTAKA
1. Suhartono, Eko , Mashuri, Buku Penuntun Praktikum Kimia Kedokteran I. Banjarbaru : Bagian Kimia Kedokteran FK UNLAM, 2007. hal 7-8.
2. Kahramanmarafl Sütçü Imam University, Çukurova University, Effects of Carbon Sources and Various Chemicals on the Production of a Novel Amylase from a Thermophilic Bacillus sp. K-12. Turk J Biol 2005; 29: 99-4.
3. Jufri M, Anwar E, Djajadisastra J. Pembuatan Niosom Berbasis Maltodekstrin DE 5-10 Dari PAti Singkong (Manihot Utilissima). Majalah Ilmu Kefarmasia 2004; 1(1) : 10-10.
4. Slominska L, Klisowska M, Grzeskowiak A. Degrasation of StarchGranules by Amylases. Electronic Journal of Polish Agricultural Universities 2003; 6(2); 1-5.
5. Shih, Ming-Kuang , Wang, Chang, Chen, Cheng-Chi, Chen, Jui-Chin, Et al. Crosslinking of Cotton Cellulose in the Presence of Alpha-Amino Acids: Part II: Reaction Kinetics of the Mixed Reagents. Textile Research Journal