1 LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMANTAUAN PERUBAHAN PENUTUP LAHAN WILAYAH PESISIR PANTAI BANTEN 11 Februari – 11 Maret 2014 Diserahkan Kepada Program Studi Teknik Geodesi dan Geoinformatika Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor Disusun Oleh : Agung Pamungkas ( 0511.10.009 ) PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2014
19
Embed
LAPORAN Kerja Praktek KLASIFIKASI SUPERVISED UNTUK PENUTUP LAHAN MENGGUNAKAN CITRA SPOT-4
Ini merupakan, laporan singkat dalam kerja praktek di BIG (Badan Informasi Geospasial)
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMANTAUAN PERUBAHAN PENUTUP LAHAN WILAYAH
PESISIR PANTAI BANTEN
11 Februari – 11 Maret 2014
Diserahkan Kepada Program Studi Teknik Geodesi dan Geoinformatika
Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor
Disusun Oleh :
Agung Pamungkas ( 0511.10.009 )
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR
2014
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin pesatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan yang telah dilaksanakan akan
berpengaruh cukup besar terhadap perubahan tatanan lingkungan berupa menurunnya kualitas
lingkungan, degradasi lingkungan/kerusakan lingkungan serta berkurangnya sumberdaya alam
maupun perubahan tata guna lahan.
Kerja Praktek ini berjudul “Pemantauan Perubahan Tutupan Lahan Wilayah Pantai Menggunakan
Citra SPOT 4 (Studi Kasus : Banten). Pelaksanaan analisis perubahan penutup lahan telah dilakukan
menggunakan metode penginderaan jauh (inderaja). Identifikasi peta perubahan penutup lahan
dilakukan dengan menggunakan citra SPOT 4 tahun 2007 dan SPOT 4 2012. Metode Maximum
Likelihood Classification (Supervised Classification) merupakan metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu dengan melakukan proses klasifikasi menggunakan software Envi 4.7 dan arcGIS.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari kerja praktek ini adalah
1. Memahami konsep Land Cover
2. Mengerti dan memahami langkah-langkah dalam proses menganalisis perubahan Land Use/
Land Cover menggunakan citra satelit
3. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana program studi Teknik Geodesi
Manfaat kerja praktek ini adalah
1. Mengetahui perubahan tutupan lahan daerah pesisir banten dari tahun 2007 sampai dengan
tahun 2012
2. Mengerti dan memahami langkah dalam melakukan proses klasifikasi terbimbing pada suatu
citra
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tutupan Lahan
Penutup/tutupan lahan adalah vegetasi dan konstruksi artifisial yang mentup permukaan lahan
(Lindgren,1985). Penutup/tutupan lahan berkaitan dengan jenis kenampakan di permukaan bumi
seperti bangunan, danau, vegetasi (Lillesand/Kiefer, 1994).
Klasifikasi tutupan lahan dan klasifikasi penggunaan lahan adalah upaya pengelompokkan
berbagai jenis tutupan lahan atau penggunaan lahan kedalam suatu kesamaan sesuai dengan sistem
tertentu. Klasifikasi tutupan lahan dan klasifikasi penggunaan lahan digunakan sebagai pedoman atau
acuan dalam proses interpretasi citra penginderaan jauh untuk tujuan pembuatan peta tutupan lahan
maupun peta penggunaan lahan. Menurut USGS (United States Geological Survey) sistem klasifikasi
tutupan lahan dan penggunaan lahan adalah seperti berikut:
Level I Level II
1 Urban or built-up land 1
1
Residential
1
2
Commercial and Service
1
3
Transportation, Communications
and utilities
1
4
Industrials and Commercial complexs
1
5
Mixed and commercial complexs
1
6
Mixed urban or built-up land
1
7
Other urban or built-up land
2 Agricultural Land 2
1
Cropsland and pasture
2
2
Orchads, groves, vineyards,
nurseries and ornamental
horticultural areas
2
3
Confined feedings operations
4
Level I Level II
2
4
Other agricultural land
3 Rangeland 3
1
Herbaceous rangeland
3
2
Shrub-brushland rangeland
3
3
Mixed rangeland
4 Forest land 4
1
Deciduous forest land
4
2
Evergreen forest land
4
3
Mixed forest land
5 Water 5
1
Streams and canal
5
2
Lakes
5
3
Reservoirs
5
4
Bays and estuaries
6 Wetland 6
1
Forested wetland
6
2
Nonforested wetland
7 Barren Land 7
1
Dry salt flats
7
2
Beaches
7
2
Sandy areas other than beaches
7
3
Bare exposed rock
5
Level I Level II
7
4
Strip mines, quarries and gravel pits
7
5
Transitional areas
7
6
Mixed barren land
8 Tundra 8
1
Shrub and brush tundra
8
2
Herbaceous tundra
8
3
Bare ground tundra
8
4
Wet tundra
8
5
Mixed tundra
9 Perennial snow or ice 9
1
Perennial snowfields
9
2
Glaciers
Tabel klasifikasi tutupan lahan dan penggunaan lahan diatas mencakup seluruh wilayah yang
ada di bumi ini. Namun untuk penggunaan disuatu wilayah tertentu hanya menggunakan sebagian saja
dari tabel diatas. Misalnya untuk wilayah Indonesia, tutupan dan penggunaan lahan yang umumnya
digunakan adalah sebagai berikut:
No Tutupan/Penggunaan Lahan
1 Semak / Belukar
2 Danau / Waduk / Sungai
3 Hutan
4 Kebun
5 Permukiman
6 Rawa
7 Sawah
8 Tegalan / Ladang
6
2.2 Pengertian Penginderaan Jauh
Penginderaan Jauh (Remote Sensing) di singkat inderaja adalah ilmu seni untuk memperoleh
informasi tentang suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan
suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji (Lillesand dan
Kiefer,1994).
Inderaja berkembang pesat setelah diluncurkannya ERTS (Earth Resources Technology Satelite)
pada tahun 1972. Awal tahun 1960 sudah mulai pengembangan inderaja walaupun terbatas pada
penelitian dan analis foto udara multispectral scanner dan digitalisasi foto udara.
Alat yang digunakan untuk penginderaan jauh merupakan upaya memperoleh informasi tentang
objek tanpa terjadi kontak langsung dengan objek disebut sensor. Data yang diperoleh dari
penginderaan jauh dapat berbentuk hasil dari variasi daya, gelombang bunyi atau gelombang