BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Besarnya kebutuhan energi listrik di pulau sulawesi yakni di provinsi Sulawessi Tengah dan Sulawesi Selatan maupun provinsi lainnya yang ada di pulau sulawesi, baik untuk kebutuhan pasokan listrik industri maupun untuk kebutuhan penerangan rumah tinggal, menyebabkan krisis energi di Indonesia khususnya di pulau sulawesi semakin meningkat. Berdasarkan data PLN wilayah VII Sulutenggo tahun 2011 daftar tunggu calon pelanggan baru baik untuk kebutuhan industri maupun penerangan rumah tinggal sudah melebihi ambang batas wajar nasional, oleh karena itu potensi alam yang ada di Kabupaten Poso Kecamatan Sulewana Sulawesi Tengah yakni sungai poso yang bermuara dari danau poso merupakan sumber energi potensial yang dapat digunakan untuk menangani krisis Energi Nasional khususnya di Pulau Sulawesi dengan membangun beberapa 1
Sistem Pembangkitan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Poso 6 Sulewana Poso Kapasitas 1000KW
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Besarnya kebutuhan energi listrik di pulau sulawesi yakni di provinsi
Sulawessi Tengah dan Sulawesi Selatan maupun provinsi lainnya yang ada di
pulau sulawesi, baik untuk kebutuhan pasokan listrik industri maupun untuk
kebutuhan penerangan rumah tinggal, menyebabkan krisis energi di Indonesia
khususnya di pulau sulawesi semakin meningkat. Berdasarkan data PLN wilayah
VII Sulutenggo tahun 2011 daftar tunggu calon pelanggan baru baik untuk
kebutuhan industri maupun penerangan rumah tinggal sudah melebihi ambang
batas wajar nasional, oleh karena itu potensi alam yang ada di Kabupaten Poso
Kecamatan Sulewana Sulawesi Tengah yakni sungai poso yang bermuara dari
danau poso merupakan sumber energi potensial yang dapat digunakan untuk
menangani krisis Energi Nasional khususnya di Pulau Sulawesi dengan
membangun beberapa unit Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang
berkapasitas besar yakni dengan potensi daya terpasang 755 MW.
Adapun unit-unit Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang akan di
bangun yaitu PLTA Poso-1 dengan kapasitas 160 MW, PLTA Poso-2 dengan
kapasitas 195 MW dan PLTA Poso-3 dengan kapasitas 400 MW. Untuk saat ini
PLTA Poso-2 merupakan proyek awal dalam mega project ini, dimana
prensentase progressnya sudah mencapai 95% dan diperkirakan akhir tahun 2012
1
sudah bisa mensuplay kebutuhan energi listrik untuk sebagian provinsi di pulau
sulawesi yakni provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.
Selain unit-unit Pembangkit Listrik Tenaga Air dengan kapasitas besar,
PT.Bukaka Teknik Utama dengan perusahaan pelaksana proyek yakni PT.Poso
Energy juga membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air dengan kapasitas kecil
atau yang lebih di kenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH) dengan kapasitas masing-masing PLTMH Poso-5 2×500 Kw dan
PLTMH Poso-6 1×1000Kw. Dimana output dari kedua PLTMH tersebut
digunakan untuk mensuplay kebutuhan tenaga listrik di Kecamatan Sulewana dan
untuk kebutuhan tenaga listrik di internal proyek.
Untuk mengetahui bagaimana proses konversi energi potensial dari air
sungai poso menjadi energi listrik, maka penulis mengambil study tentang
Pembangkitan Tenaga Listrik yang dihasilkan oleh PLTMH Poso-6 dengan
kapasitas 1000Kw.
1.2. Tujuan dan Manfaat
1.2.1.Tujuan
1) Mengetahui bagaimana proses konversi energi potensial air sungai poso
menjadi energi listrik pada PLTMH Poso-6 1000Kw.
2) Mengetahui masalah-masalah apa saja yang terjadi saat mengonversi
energi potensial air sungai poso menjadi energi listrik pada PLTMH
Poso-6 1000Kw, serta bagaimana cara menanggulanginya.
2
1.2.2.Manfaat
Di harapkan bagi para pembaca, setelah membaca dan mempelajari laporan
ini dapat lebih memahami tentang Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH) serta pemecahan masalah yang terjadi pada proses pengkonversian
energi potensial air menjadi energi listrik.
1.3. Sistematika Penulisan
Penulis mencantumkan sistematika penulisan dalam laporan ini untuk
lebih memudahkan dan lebih memahami laporan ini secara keseluruhan, maka
sistematika pembahasan disusun atas beberapa sub-sub pembahasan. Adapun
sistematika pembahasan dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan dan manfaat, dan
sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN UMUM
Bab ini menjelaskan profil perusahaan atau instansi tempat Penulis
melakukan kerja praktek, struktur organisasinya, dan landasan teori
yang mendukung dalam penyusunan kerja praktek ini.
BAB III METODOLOGI
Bab ini menjelaskan tentang waktu dan tempat kerja praktek,
bahan dan alat kerja yang di gunakan, tahap – tahap yang di
lakukan selama kerja praktek berlangsung.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
3
Bab ini menjelaskan tentang hasil dan pembahasan dari apa yang
Penulis dapatkan selama pelaksanaan kerja praktek yang
berlangsung lebih dua bulan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran berdasarkan materi-
materi yang terdapat pada bab-bab sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka yang memuat panduan – panduan yang di gunakan selama
penyusunan laporan ini serta lampiran yang berisi keterangan, tabel, dan
gambar yang mendukung isi laporan ini.
4
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1. Gambaran Umum Instansi
2.1.1. Sejarah Singkat PT.Poso Energy
Cikal bakal didirikannya PT.Poso Energy ini berawal dari melihat
kebutuhan akan tambahan kapasitas pembangkit listrik masa depan di Pulau
Sulawesi dan melihat potensi alam yang ada diwilayah pulau tersebut, Poso
Energy memprakarsai pembangunan PLTA Poso-2 dengan memanfaatkan aliran
air sungai Poso yang bersumber dari danau Poso. Proses pembangunan PLTA
Poso-2 dirintis sejak tahun 2003 dengan persiapan proyek dibawah koordinator
PT.Hadji Kalla dan persiapan studi kelayakan internal dibantu oleh konsultan
PT.Bukaka Hydropower Engineering and Consulting, anak Perusahaan dari
PT.Bukaka Teknik Utama.
Kemudian pada tanggal 31 mei 2005 PT.Poso Energy sebagai Perusahaan
pelaksana proyek PLTA Poso-2 dibentuk berdasarkan Akte No.5, Notaris Andy
Aziz, SH. yang berkedudukan di Tanggerang dan telah disahkan oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia denga Surat Keputusan No.
W29-00018-HT01.01-HT2006 tanggal 1 September 2006. Anggaran Dasar
Perusahaan telah mengalami perubahan ,yang terahir mengenai susunan Direksi
Perseroan dengan akta No.2 tanggal 16 Oktober 2006 oleh Notaris Andy Aziz,
SH.
5
Adapun maksud dan tujuan pendirian perusahaan adalah:
1. Berusaha dalam bidang industri dan jasa pembangkit listrik
tenaga air (PLTA)
2. Berusaha dalam bidang jasa operator (pelaksana) dan
distributor energi listrik tenaga air
3. Berusaha dalam bidang konsultasi energy.
2.1.2. Susunan Pengurus
Bertindak sebagai Chief Executive Officer PT.Poso Energy adalah Bapak
Ir.Achmad Kalla yang memiliki pengalaman panjang dalam bidang Industrial
Engineering and Construction, terutama dalam posisinya sebagai Direktur Utama
PT. Bukaka Teknik Utama yang saat ini juga merupakan Group Company dari
Hadji Kalla.
Berdasarkan Pernyataan Keputusan/Persetujuan Pemegang Saham di luar
Rapat No. 7 tanggal 24 April 2007 dan kemudian Akte Notaris No. 7 tanggal 24
April 2007 oleh Notaris Andy Azis, susunan Dewan Komisaris dan Direksi
Perusahaan adalah sebagai berikut:
Susunan Komisaris
Komisaris Utama : Solihin Yusuf Kalla
Komisaris : Ir. H. Halim Kalla
Komisaris : Ny. Dra. Hj. Fatimah Kalla
Susunan Direksi
6
Direktur Utama : Ir. Achmad Kalla
Direktur : Drs. H. Suhaeli Kalla
Direktur : Ir Heru Priyadi Husaini, MsE. MBA
Direktur : Ir. Mohammad Imron Zubaidy
2.1.3. Legalitas Perusahaan
PT.Poso Energy yang melaksanakan pembangunan proyek PLTA Poso-2
di Desa Sulewana,Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi
Tangah ini memiliki kantor pusat dan berkedudukan di alamat:
Kantor Pusat : Jl. Amil No.07,Pejaten Barat,Pasar Minggu
Jakarta Selatan
Telepon : (021) 799 0218
Fax : (021) 798 5164
Kegiatan Design and Engneering dilakukan di:
Kantor : Bukaka Engineering Center, Jl.Raya
Bekasi Nagorong Km19,5 Cileungsi Bogor
Adapun surat-surat perijinan yang telah dimiliki PT.Poso Energy
diantaranya adalah sebagai berikut:
a). Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No.09.03.1.40.48192, tanggal
29 Desember 2005 dikeluarkan oleh Kepala Dinas Perindustrian
dan Perdagangan, selaku Kepala Kantor Pendaftaran Perusahaan
Provinsi DKI Jakarta berlaku sampai dengan 29 Desember 2010.
b). Surat Keterangan Domisili Perusahaan No.
2036/1.824/VII/2005, tanggal 18 Juli 2005, yang dikelurakan oleh
Kepala Kelurahan Pejaten Barat.
7
c). Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) No. 02.291.068.9-017.000
dikeluarkan oleh Dirjen Pajak Kantor Pelayanan Pajak Jakarta
Selatan.
d). Surat Persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
No.142/I/PMDN/2005, tanggal 26 September 2005, yang
dikeluarkan oleh Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) Republik Indonesia.
e). Surat Persetujuan dari BKPM atas Pemberian Fasilitas
keringanan Bea Masuk dan Pembebasan PPN atas pemasukan
Barang Modal seharga USD 108.408.800 untuk PT.Poso Energy
dengan No.79/Pabean/2006 tanggal 3 Maret 2006
f). Surat Ijin Prinsip dari Bupati No.466.2/1996, tanggal 23
Oktober 2004 atas nama PT.Hadji Kalla.
g). Surat Keputusan Ijin Lokasi dan Pembebasan Tanah dari
Bupati Poso No.188.45/3355/205, tanggal 29 Agustus 2005 untuk
pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso
1,2 dan 3 atas nama PT.Hadji Kalla.
h). Surat Ijin Prinsip dari Gubernur Sulawessi Tengah No.671-
21/297/DISTAMBEN-G-ST/2004, tanggal 23 November 2004
dalam rangka Izin Usaha Pembangkit Listrik Tanaga Air (PLTA)
Poso atas nama PT.Hadji Kalla.
i). Surat Ijin Prinsip dari Gubernur Sulawessi Tengah
No.671.21/300/DISTAM-G-ST, tanggal 25 Oktober 2004 tentang
Pembangunan Jaringan Transmisi 150 KV atas nama PT.Hadji
Kalla.
j). Surat Persetujuan dari Bupati Poso atas AMDAL, RKL, dan
RPL PLTA Poso-2 didesa Sulewana Kecamatan Pamona Utara
tanggal 3 Agustus 2005 termasuk lembar pengesahan oleh komisi
AMDAL Daerah Kabupaten Poso atas nama PT.Hadji Kalla.
k). Surat Persetujuan dari Bupati Luwu, Bupati Kolaka, Bupati
Kolaka Utara dan Bupati Luwu Timur untuk izin Pembangunan
8
Jaringan Transmisi 275 KV untuk penyaluran daya yang
dibangkitkan oleh PLTA Poso-2 dan melewati Sulteng,Sulsel,dan
Sulawesi Tenggara atas nama PT.Hadji Kalla.
l). Surat Ijin Usaha Kelistrikan untuk Umum (IUKU) yang
dikeluarkan oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) No.724-12/43/600.3/2005, tanggal 12 Agustus 2005 atas
nama PT.Hadji Kalla.
m). Heads of Agreement (HoA) antara PT.Poso Energy dengan
PT.PLN (Persero) tanggal 16 Januari 2007 tentang pembelian
energi listrik dari PLTA Poso.
2.1.4. Pemegang Saham
Grup Usaha PT.Hadji Kalla dan PT.Bukaka Teknik Utama memiliki peran
yang dominan di dalam proyek PLTA Poso-2 ini. Grup Usaha tersebut
memberikan sinergi yang kuat terhadap keberlangsungan proyek, dimana
PT.Hadji Kalla sebagai pemegang saham mayoritas yaitu sebesar 80% ,
memberikan dukungan permodalan dan keuangan yang kuat, dan PT.Bukaka
Teknik Utama memberikan kontribusi personil dan tenaga ahli yang
berpengalaman di bidang Engineering,Procurement and Construction pada
Proyek-proyek Pembangkit dan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik di Indonesia.
Sementara kepemilikan saham 20% oleh Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan
Islam Hadji Kalla lebih dimaksudkan agar untuk menjalankan fungsi sosial
Proyek kepada masyarakat di masa depan melalui pembagian deviden kepada
Yayasan.
9
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) merupakan suatu
pembangkit skala kecil yang mengubah energi potensial air menjadi kerja
mekanis, memutar turbin dan generator untuk menghasilkan daya listrik skala
kecil. Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik
yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber
daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketinggian
tertentu dan instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari
istalasi maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan
energi listrik.
Air yang mengalir dengan kapasitas dan ketinggian tertentu di salurkan
menuju Rumah Pembangkit (Power House). Di Rumah Pembangkit, instalasi air
tersebut akan menumbuk turbin, dalam hal ini turbin dipastikan akan menerima
energi air tersebut dan mengubahnya menjadi energi mekanik berupa berputamya
poros turbin. Poros yang berputar tersebut kemudian ditransmisikan /
dihubungkan ke generator dengan mengunakan kopling. Dari generator akan
dihasilkan energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum
dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban). Begitulah secara
ringkas proses Mikrohidro, merubah energi aliran dan ketinggian air menjadi
energi listrik.
Terdapat sebuah peningkatan kebutuhan suplai daya ke daerah-daerah
pedesaan di sejumlah negara, sebagian untuk mendukung industri-industri, dan
10
sebagian untuk menyediakan penerangan di malam hari. Kemampuan pemerintah
yang terhalang oleh biaya yang tinggi dari perluasan jaringan listrik, sering
membuat Mikro Hidro memberikan sebuah alternatif ekonomi ke dalam jaringan.
Ini karena Skema Mikro Hidro yang mandiri, menghemat biaya dari jaringan
transmisi dan karena skema perluasan jaringan sering memerlukan biaya peralatan
yang mahal.
Sebuah skema mikrohidro memerlukan dua hal, yaitu debit air dan
ketinggian jatuh air atau yang biasa disebut dengan head untuk menghasilkan
tenaga yang bermanfaat. Ini merupakan suatu konversi tenaga, menyerap tenaga
dari bentuk ketinggian dan aliran dan menyalurkan tenaga dalam bentuk daya
listrik atau gagang mekanik. Tidak ada sistem konversi yang daya yang dapat
mengirim sebanyak yang diserap, akan tetapi sebagain daya hilang oleh sistem itu
sendiri dalam bentuk gesekan, panas dan sebagainya.
Pada pengukuran debit air, sering dihadapkan dengan keterbatasan data dan
waktu yang tersedia sehingga pengukuran air sepanjang tahun tidak
memungkinkan. Sebagai jalan keluar, pengukuran debit dilakukan pada musim
kemarau, dengan asumsi debit air yang terukur mendekati kondisi ketersediaan air
minimum sepanjang tahun. Pada tahap perencanaan, perhitungan potensi daya
suatu lokasi dilakukan pada 70%-80% debit air terukur tersebut,untuk menjamin
ketersediaan air sepanjang tahunnya itu. Dengan demikian, konsep PLTMH
direncanakan dengan memanfaatkan kondisi debit air minimum sepanjang tahun,
untuk menjamin PLTMH beroperasi pada output optimum sepanjang tahun.
11
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) merupakan suatu
bentuk perubahan tenaga dari tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu
menjadi tenaga listrik, dengan menggunakan turbin air dan generator. Daya
(power) yang dihasilkan dapat dihitung dengan rumus :
PG = 9,8 . Q . Hg . η
Dimana :
PG = Potensi daya (kW)
9,8 = Konstanta gravitasi m/det2
Q = Debit aliran air (m3/s)
Hg = Head kotor (m)
η = Efisiensi dari sistem
Daya yang keluar dari generator dapat diperoleh dari perkalian efisiensi
turbin dan generator dengan daya yang keluar secara teoritis. Bentuk pembangkit
tenaga mikro-hidro adalah bervariasi, tetapi prinsip kerjanya adalah sama, yaitu
Perubahan tenaga potensial air menjadi tenaga listrik. Perubahan memang tidak
langsung, tetapi berturut-turut melalui perubahan sebagai berikut :
- Tenaga potensial Tenaga kinetik
- Tenaga kinetik Tenaga mekanik
- Tenaga mekanik Tenaga listrik
Tenaga potensial adalah tenaga air karena berada pada ketinggian. Tenaga
kinetik adalah tenaga air karena mempunyai kecepatan. Tenaga mekanik adalah
tenaga kecepatan air yang terus memutar turbin. Tenaga elektrik adalah hasil dari
generator yang berputar akibat berputarnya turbin.
12
2.2.2. Prinsip kerja PLTMH
Prinsip kerja PLTMH yang paling utama adalah memanfaatkan
semaksimal mungkin energi air yang dapat ditangkap oleh peralatan utamanya
yang disebut turbin/kincir air. Efisiensi kincir air yang dipilih untuk menangkap
energi air tersebut menentukan besarnya energi mekanik atau energi poros guna
memutar generator listrik.
2.2.3. Komponen PLTMH
Situasi umum PLTMH yang biasa ditemui di Indonesia dapat di lihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar 1. Miniatur PLTMH
PLTMH mempunyai beberapa bagian penting yang mendukung
kemampuan kerjanya. Komponen penting yang ada antara lain:
1. Bendungan (Weir) dan Bangunan Penyadap (Intake)